Model Transportasi Makroskopik Analisis Jaringan

Post on 15-Jul-2016

28 views 1 download

description

model transportasi

Transcript of Model Transportasi Makroskopik Analisis Jaringan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PEMODELAN GEOSPASIAL

JUDUL

MODEL TRANSPORTASI MAKROSKOPIK: ANALISIS JARINGAN

(STUDI KASUS: KOTA SURABAYA)

Disusun oleh:

YESI HENDRIANI SUPARTOYO

H162120101

PRODI ILMU PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Transportasi merupakan sarana penting sebagai salah satu faktor pendukung

berkembangnya suatu kota. Oleh karena itu kebutuhan akan jalur transportasi semakin

bertambah. Namun perlu disadari bahwa keadaan ini menimbulkan permasalahan baru.

Permasalahan lalu lintas tersebut menjadi menarik untuk dibahas. Saat ini penelitian arus

lalu lintas yang dilihat dari sisi makroskopik sedang banyak dibahas. Pada dasarnya,

tinjauan secara makroskopik melihat lalu lintas secara global. Hal tersebut digunakan untuk

mempelajari keterkaitan sifat permasalahan yang sedang diselidiki dengan data yang

diperoleh untuk menganalisis dan memprediksi keadaan lalu lintas. Analisis dan prediksi dari

pemodelan tersebut diperlukan untuk menganalisis situasi dan melihat kecenderungan

dalam suatu situasi dan juga memungkinkan untuk membandingkan hasil dari beberapa

kondisi dan situasi. Salah satu kategori model arus lalu lintas untuk mendeskripsikan model

arus lalu lintas yaitu model makroskopik yang memodelkan arus lalu lintas yang terjadi pada

sejumlah besar kendaraan pada suatu ruas jalan.

Sektor transportasi merupakan konsumen yang paling banyak menggunakan BBM,

sehingga kaitan BBM dengan kegiatan transportasi selayaknya mendapat perhatian. Satu

hal penting, yang mendapat banyak perhatian ahli transportasi ialah pemenuhan kebutuhan

BBM. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam hal jarak dan waktu tempuh menuju

lokasi. Penggunaan BBM dipengaruhi oleh pola perjalanan perkotaan. Pola perjalanan

dipengaruhi oleh tata letak pusat kegiatan.

Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

transportasi mempunyai pengaruh besar. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana

penunjang, tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha

pembangunan berbagai aspek dari suatu Negara. Dengan latar belakang yang telah

diuraikan diatas, maka perlu untuk membahas lalu lintas transportasi secara makroskopik.

Rumusan Masalah

Pada lingkup makroskopik, transportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berkaitan. Maka, perumusan masalahnya ialah bagaimana hasil analisis jaringan model

transportasi makroskopik di Kota Surabaya?

Tujuan Laporan

Menganalisis jaringan model transportasi makroskopik di Kota Surabaya

Manfaat Laporan

Memberikan informasi terkait model transportasi makroskopik melalui analisis jaringan di

Kota Surabaya

3

TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi

Menurut Morlok (1981), transportasi adalah memindahkan atau mengangkut barang

atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi dikatakan baik, apabila

perjalanan cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman,

bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai

kondisi yang ideal, sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen

transportasi, yaitu kondisi prasarana (jalan), sistem jaringan jalan, kondisi sarana

(kendaraan) dan sikap mental pemakai fasilitas transportasi tersebut.

Konsep dasar transportasi, yakni saling terkait terlaksananya transportasi dan pola

perjalanan di perkotaan yang dipengaruhi oleh tata letak pusat kegiatan. Dapat disarikan

bahwa sistem transportasi kota di pengaruhi oleh beberapa faktor, manusia sebagai

pengguna jalan, barang yang dibutuhkan manusia, kendaraan yang dipakai sebagai sarana,

jalan sebagai prasarana, dan pengelolaan transportasi kota.

Karakteristik Arus Lalu Lintas

Merupakan hasil interaksi yang kompleks dari 4 elemen utama sistem lalu lintas

(traffic system), yaitu pengemudi, kendaraan, jalan dan lingkungan. Karakteristik diperlukan

sebagai acuan dalam perencanaan lalu lintas. Parameter arus lalu lintas terbagi 2 kategori :

1. Parameter makroskopik, yang mencirikan arus lalu lintas sebagai suatu kesatuan

(sistem), sehingga diperoleh gambaran operasional sistem keseluruhan. Contoh :

tingkat arus (flow rates), kecepatan rata-rata (average speeds), tingkat kepadatan

(density rates). Arus, kecepatan dan kepadatan adalah ukuran makroskopik yang

mana lalu lintas dalam suatu interval waktu tertentu digambarkan dengan nilai

tunggal dari masing-masing yang membentuk aliran lalu lintas secara keseluruhan.

2. Parameter mikroskopik, yang mencirikan perilaku setiap kendaraan dalam arus lalu

lintas yang saling mempengaruhi. Contoh: waktu antara (time headway), kecepatan

masing-masing (individual speed), jarak antara (space headway)

Tabel 1. Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas

Karakteristik Arus

Lalu Lintas

Mikroskopik

(Individu)

Makroskopik

(Kelompok)

Arus Waktu tempuh Tingkat arus

Kecepatan Kecepatan individual Kecepatan rata-rata

Kepadatan Jarak tempuh Tingkat kepadatan

Sumber: Wahyuni. R (2008)

Pada analisis mikroskopik dilakukan secara individu sedangkan analisis makroskopik

dilakukan dengan cara kelompok. Dalam penelitian ini membahas mengenai analisis

makroskopik, dimana karakteristik ini dapat dinyatakan dengan tingkat arus. Karakteristik

arus secara makroskopik dapat dinyatakan sebagai kecepatan dari kelompok kendaraan

yang melintasi suatu titik pengamatan selama periode waktu tertentu. Secara ideal, model

makroskopik adalah kumpulan dari perilaku yang terlihat pada model mikroskopik. Teori

makroskopik lebih cenderung pada struktur model arus lalu lintas yang mencakup pada

sejumlah besar kendaraan. Pada model ini dapat dilihat sifat-sifat seperti kepadatan lalu

lintas (kendaraan/satuan jarak), arus (kendaraan/satuan waktu) dan kecepatan (satuan

4

jarak/satuan waktu). Faktor–faktor yang terkait dengan pengoperasian moda-moda

transportasi bersifat sangat dinamis karena tingkat gangguannya tergantung dari volume

penggunaan, jenis moda, dan teknologi yang digunakan.

Karakteristik arus lalu lintas secara makroskopik pada umumnya terdiri atas :

a. Volume lalu lintas

Adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pengamatan tertentu pada suatu

ruas jalan tertentu pada suatu satuan waktu. Pergerakan kendaraan yang terjadi

terdiri dari berbagai jenis dan berdasarkan faktor koreksi kendaraan PCU

(Passengger Car Unit) atau SMP (Satuan Mobil Penumpang). Volume (flow rate)

merupakan karakteristik arus lalu lintas terpenting secara makroskopik.

b. Kecepatan lalu lintas

Adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan waktu yang diperlukan

untuk menempuh jarak tersebut.

c. Kerapatan lalu lintas

Adalah banyaknya kendaraan yang terdapat pada suatu ruas jalan dengan panjang

tertentu selama periode waktu tertentu.

Analisis Jaringan

Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu

menyelesaikan masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Analisis ini terdiri dari

empat analisis yaitu:

1. Analisis Rute (Route Analysis)

Analisis ini dapat menentukan rute optimal dimana terdapat dua atau lebih titik yang

harus dilewati. Penentuan rute optimal tersebut dapat berdasarkan jarak, waktu

ataupun indikator lainnya. Hasil analisis rute yaitu memberikan informasi semua rute

yang mungkin dari jalan (start) menuju jalan lain (finish) dengan batasan jarak

tertentu dan jumlah frekuensi jalan yang dilalui.

2. Analisis Area Layanan (Service Area Analysis)

Analisis ini memperlihatkan area pelayanan fasilitas. Analisis ini memasukkan

jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu

fasilitas.

3. Analisis Fasilitas Terdekat (Closest Facility Analysis)

Analisis ini merupakan analisis ketiga yang terdapat pada ekstensi Network Analysis

dimana kita bisa menentukan fasilitas terdekat dari suatu titik. Untuk menjalankan

analisa ini kita memerlukan dua jenis data yaitu asal dan tujuan (asal dan tujuan

dapat memiliki data yang sama jika kita ingin mencari fasilitas lain yang terdekat).

Fasilitas terdekat yang dicari bisa lebih dari fasilitas, tergantung kebutuhan analisa.

4. Analisis Asal – Tujuan (Origin – Destination Analysis)

Analisa keempat yang dapat dilakukan pada Network Analysis ialah O – D Matrix

Analysis, jika kita ingin melihat jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan dan lainnya

antara tiap pasangan titik asal dan tujuan.

Infrastruktur

Keberhasilan dan kemajuan kelompok masyarakat tergantung pada infrastruktur fisik

untuk pendistribusian sumber daya dan pelayanan publik. Kualitas dan efisiensi infrastruktur

mempengaruhi kualitas hidup kesehatan sistem sosial dan keberlanjutan kegiatan

perekonomian dan bisnis.

5

Infrastruktur menurut Grigg (1988) adalah "semua fasilitas fisik yang sering disebut

dengan pekerjaan umum". AGCA (Associated General Contractor of America)

mendefinisikan infrastruktur adalah semua aset berumur panjang yang dimiliki oleh

Pemerintah setempat, Pemerintah Daerah maupun Pusat dan utilitas yang dimiliki oleh para

pengusaha.

Seluruh struktur umum ini disebut infrastruktur, fasilitas umum atau terkadang

disebut sebagai fasilitas pelayanan umum, secara umum istilah infrastruktur biasanya

berhubungan dengan air bersih, fasilitas air limbah, jalan raya, dan transportasi umum,

sementara fasilitas umum berhubungan dengan sekolah, taman, dan fasilitas lain yang

sering dikunjungi masyarakat. Terkadang fasilitas umum dapat digunakan secara bergantian

dengan infrastruktur untuk menunjukan segala sesuatu yang terkandung dalam bangunan

umum baik secara fisik maupun sistem pelayanannya. Kita sering menggunakan istilah

fasilitas umum (community facility) guna mempersatukan keduanya, infrastruktur adalah

struktur dan tempat dimana pelayanan masyarakat dilakukan.

Sementara merujuk pada pendapat Kodoatie (2003) dalam Manajemen dan

Rekayasa Infrastruktur, infrastruktur dikatakan merupakan pendukung utama fungsi-fungsi

sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, maka

infrastruktur secara lebih jelas merupakan fasilitas-fasilitas dan struktur-struktur fisik yang

dibangun guna berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi menunjuk pada suatu

keberlangsungan dan keberlanjutan aktivitas masyarakat dimana infrastruktur fisik

mewadahi interaksi antara aktivitas manusia dengan lingkungannya.

Sistem Jaringan Jalan

Jalan adalah suatu prasarana darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian

jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas (Undang-Undang No. 13 tahun 1980). Fungsi jalan adalah untuk pergerakan manusia,

barang dan sumber daya lain secara aman dan efisien dalam kehidupan sosial ekonomi.

Dapat dikatakan bahwa suatu ruang yang disediakan untuk lintasan pergerakan massa lalu

lintas dari suatu tempat (asal) ke tempat lainnya (tujuan) sedemikian rupa sehingga

terwujudlah transportasi jalan yang aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman, dan

efisien. Sementara itu jalan dikategorikan pula dalam klasifikasi berdasarkan hirarki terdiri

dari;

1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi

dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah

jalan masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

Jalan Primer adalah sistem jalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi

yang meliputi hubungan kota jenjang satu, kota jenjang dua, kota jenjang tiga dan kota di

bawahnya, dan Jalan Sekunder adalah sistem jalan yang menghubungkan kawasan-

kawasan yang mempunyai fungsi primer, sekunder ke satu, sekunder ke dua, sekunder ke

tiga dan seterusnya (UndangUndang No. 13 tahun 1980). Jalan merupakan prasarana yang

paling penting, dimana data menunjukan bahwa pada jalan raya dapat mencapai 80%

sampai dengan 90% perjalanan masyarakat perkotaan. Jaringan jalan memiliki dan saling

mempengaruhi terhadap fungsi guna lahan dan aktivitas, perkotaan dimana setiap lahan

6

maupun fungsi lahan dan bangunan memiliki akses pada jalan dan setiap aktivitas akan

selalu terhubung oleh jaringan jalan. Pada jaringan jalan pula terdapat berbagai jaringan

utilitas umum, seperti; jaringan pipa distribusi air bersih, air limbah dan drainase, jaringan

listrik dan gas, jaringan telepon dan telekomunikasi lain. Jalan juga merupakan kerangka

dalam perancangan kota serta memiliki hubungan kesejarahan dan simbolisme perkotaan.

Tingkat Pelayanan

Menurut AASHO, A Policy On Design Urban Highway And Arterial Street (1973:108)

dikatakan bahwa tingkat pelayanan adalah seberapa jauh jalan tersebut melayani lalu lintas

yang terjadi pada suatu ruas jalan tertentu, dimana karakteristik tingkat pelayanan jalan

seperti pada Tabel, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain;

a. Derajat kejenuhan (degree of saturation)

b. Jenis permukaan jalan yang ada

c. Hambatan

d. Kenyamanan

e. Mobilitas dan aksesibilitas

Tabel 2. Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan

Guna mengoptimalkan pelayanan jalan dalam suatu jaringan harus dibuat suatu

standar pelayanan, seperti pada tabel berikut ini:

7

Tabel 3. Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan Perkotaan

8

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kota Surabaya. Batas lokasi sebagai berikut:

1. Sebelah Utara dan Timur: Selat Madura

2. Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo

3. Sebelah Barat: Kabupaten Gresik

Metode Pengumpulan Data

Jenis data yaitu data sekunder yang dikumpulkan dari instansi-instansi terkait

dengan hasil data sebagai berikut :

1. Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah Daerah, Bupati dan Wali Kota yang

berkaitan dengan infrastruktur.

2. Data Jaringan Jalan dan wilayah kota Surabaya;

3. Peta Tata Ruang Kota Surabaya;

a. Peta jaringan jalan

4. Data infrastruktur Kota Surabaya

5. Standar Infrastruktur berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota dan

Rencana Dasar Tata Ruang Kota Surabaya.

6. Bentuk Dokumen, peraturan-peraturan, surat keputusan dan informasi lain yang

relevan dengan penelitian.

Tabel 4.Kebutuhan Data Sekunder

No. Jenis Data Kebutuhan Data Sumber Bentuk Data

1 Karakteristik Wilayah

Kondisi fisik alam geografi dan peta

Bappeda Kota Surabaya, BPS Kota Surabaya

Deskriptif

Data Monografi - Peta - Jumlah

unit bangunan

BPS Kota Surabaya

- Deskriptif - Peta

3 Jalan - Data jaringan jalan

Dinas Pekerjaan Umum

- Deskriptif - Peta

Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode teknik kualitatif yang

digunakan untuk menjelaskan dan mengetahui hal-hal terkait penelitian. Analisis kualitatif

berupa;

a. Deskriptif yaitu keadaan objek studi melalui uraian, pengertian ataupun penjelasan

baik terhadap analisis terukur maupun tidak terukur.

b. Normatif yaitu analisis terhadap keadaan yang seharusnya mengikuti suatu aturan

atau pedoman ideal, untuk memberikan gambaran dan penjelasan verbal terhadap

informasi, tentang sistem jaringan, kebijakan serta arahan pengembangan kota

Surabaya.

9

Bagan Alir Penelitian

Penjelasan bagan alir penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian dimulai

2. Identifikasi masalah merupakan asumsi awal terhadap isu-isu pelayanan jalan

3. Perumusan masalah ketersediaan setiap infrastruktur yang ada di lokasi penelitian.

4. Menggunakan tinjauan pustaka, fakta dan fenomena sebagai dasar teori dalam

analisis berikutnya.

5. Inventarisasi kebutuhan data sekunder, menyusun daftar pertanyaan dan pilihan

jawaban pengguna.

6. Tinjauan pustaka yang bersumber dari publikasi statistik atau kebijaksanaan yang

dikeluarkan oleh pemerintah maupun studi literatur dan studi yang terkait serta dari

penelitian-penelitian sebelumnya.

7. Menganalisa data hasil terhadap ketersediaan dan kebutuhan infrastruktur.

8. Kompilasi dan pengolahan data-data hasil analisis terhadap kondisi eksisting,

kebutuhan dan pemenuhan infrastruktur untuk memperoleh output penelitian sebagai

jawaban atas sasaran penelitian.

Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Sekunder

Pengolahan dan Analisis Data

Usulan Penanganan dan

Rekomendasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Fakta dan Fenomena

10

Kerangka Pikir Penelitian

Penjelasan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

1. Berdasarkan Teori Infrastruktur, yang mendukung isu-isu yang ada.

2. Adanya isu-isu peningkatan jumlah user atau pengguna dalam hal ini adalah

pengguna infrastruktur, meningkatnya perkembangan ekonomi dan lainnya tersebut

diatas, sehingga berdampak pada terindikasinya problematika pemenuhan

infrastruktur.

3. Perumusan masalah ketersediaan dan kapasitas pemenuhan infrastruktur.

4. Research Question.

5. Menentukan Tujuan, Sasaran dan Manfaat penelitian.

6. Analisis ketersediaan dan kapasitas pemenuhan infrastruktur, sesuai dengan

sasaran penelitian

Teori

Issue

Rumusan Masalah

Research Question

Tujuan, Sasaran dan Manfaat

Analisis Pemenuhan

Infrastruktur Jalan

Pembahasan Hasil Analisis

Kesimpulan Hasil

11

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari Laptop dan

Printer. Perangkat lunak (software) terdiri dari Arc GIS versi 9.3 dan MS – Office.

Pengolahan Data Spasial

Berikut adalah bagan alir pengolahan data dalam laporan ini:

Building Network Data

(Menggunakan ArcCatalog)

Network Analysis menggunakan ArcMap Route

Analysis

Network Analysis menggunakan Service Area

Analysis

Network Analysis (Menggunakan

ArcMap) Closest Facility Analysis.

Network Analysis (Menggunakan

ArcMap) OD Matrix Analysis.

12

ANALISIS DATA

MACROSCOPIC TRANSPORT MODELING: NETWORK ANALYSIS

Building Network Data (Menggunakan ArcCatalog)

Klik ikon ArcCatalog seperti tampak pad gambar di bawah ini:

Pilih folder yang dibutuhkan yaitu folder Network Analysis SBY

Buat Geo-Database baru dengan tipe File Geodatabase (format Shapefile harus diubah ke

format yang baru yaitu Geo Database) yaitu dengan cara klik kanan pada ruang yang

kosong dan pilih New – File Geodatabase

Membuat Geo-Database Baru

Data pada

C:\Network

Analysis SBY

13

Lalu Rename file tersebut dengan nama “Jalan Surabaya”

Maka hasilnya akan tampak seperti di bawah ini:

Lalu, klik kanan pada file Geo-Database baru tersebut, pilih New – Feature Dataset

14

Tuliskan “Jalan” pada kolom isian nama New Feature Dataset, lalu klik Next.

Pilih Projected Coordinate Systems – UTM – WGS 1984

15

Lalu pada WGS 1984, pilih Zone 49S.

Lalu, klik Next.

16

Klik Next lagi.

Lalu, Finish. Kemudian akan muncul tampilan file Jalan dengan type File Geodatabase

Feature Dataset seperti di bawah ini.

17

Langkah selanjutnya yaitu klik kanan pada Jalan dengan type File Geodatabase Feature

Dataset lalu pilih Import – Feature Class (single)

Add Input Features dengan cara buka folder sebelumnya lalu pilih Jalan.shp, setelah diklik

maka Field Map (optional) dengan otomatis akan terisi.

Import Shapefile dari

C:\Network Analysis SBY

18

Untuk Output Feature Class, isikan “jalan” didalamnya

Setelah itu OK. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini bila proses telah berhasil.

Bila proses telah dinyatakan Completed, maka klik Close. Langkah selanjutnya ialah klik file

Jalan lalu klik Tools – Extensions.

Aktivasi Ekstensi

Network Analysis

19

Centang Network Analyst lalu pilih Close.

Lalu, klik kanan di ruang kosong, pilih New – Network Dataset

Membuat

Network

Dataset Baru

20

Ketik “Jalan” lalu klik Next.

Maka, akan muncul tampilan seperti berikut ini. Lalu, klik Next lagi.

Selanjutnya, akan muncul tampilan New Network Dataset seperti di bawah ini.

21

Klik Next.

Klik Next.

Klik Next. Lalu muncul tampilan New Network Dataset yang mengharuskan kita mengisi

Specify the attributes for the network dataset, dengan cara klik Add lalu lengkapi Add New

Attribute yang ada diantaranya isikan Travel Time pada kolom Name, Cost untuk Usage

Type, Minutes untuk Units dan Double untuk Data Type, lalu klik OK.

22

Maka tampilannya menjadi seperti ini. Lalu klik Evaluators yang berada di sudut kanan

bawah.

23

Tampilan Evaluators menjadi seperti di bawah ini. Lalu, pilih “Field” untuk masing-masing

Type. Begitupun untuk Value.

Untuk Value jalan dengan Direction From – To, pilih FT dan pilih TF untuk Direction To –

From. Lalu, OK.

Data Atribut pada File

jalan.shp

24

Tampilan akan muncul seperti ini lalu klik Next.

Klik Next.

25

Setelah muncul tampilan Summary seperti ini, kemudian klik Finish.

Pilih, Yes.

Maka, tahapan Building the Network Dataset (dengan menggunakan ArcCatalog) telah

berhasil.

26

Tahap pertama Network Analysis ialah mempersiapkan data yang akan digunakan karena

data GIS standar dalam bentuk shapefile tidak dapat langsung digunakan sebagai input,

akan tetapi harus diubah ke dalam format khusus. Pada ArcGis, format data yang dapat

digunakan untuk proses Network Analysis ialah format Geodatabase. Setelah data dalam

bentuk Shapefile diubah menjadi geodatabase, langkah berikutnya ialah membuat Network

Dataset dimana kita bisa mensetting data dan parameter yang digunakan untuk Network

Analysis.

Network Analysis menggunakan ArcMap Route and Service Area Analysis

Pada ArcMap, pilih Add Data.

Pilih shapefile Batas Surabaya, SPBU dan Locations. Lalu klik Add.

Maka, tampilannya akan tampak seperti gambar di bawah ini.

27

Selanjutnya, klik Add Data. Pilih Jalan Surabaya.gdb (double click) – Jalan – Jalan (dengan

model gambar seperti di bawah ini). Lalu, pilih Add.

Pilih, Yes.

Maka, tampilannya tampak seperti gambar di bawah.

28

Langkah selanjutnya ialah, uncheck Jalan_Junctions lalu klik kanan – Remove.

Ubah simbol SPBU dengan cara mengubahnya melalui Symbol Selector. Color: Merah dan

Size: 12.

Pilih OK. Maka, tampilannya menjadi seperti di bawah ini.

29

Lakukan hal yang sama pula untuk locations. Color: Biru dan Size: 12.

Langkah berikutnya ialah uncheck SPBU dan Locations.

Aktifkan Ekstensi Network Analyst

30

Aktifkan Ekstensi Network Analyst dengan cara mencentang Network Analyst. Lalu Close.

Pilih View – Toolbars – Network Analyst.

31

Route Analysis

Klik Network Analyst – pilih New Route.

Maka, tampilan layer akan menjadi seperti di bawah ini:

Pilih simbol Create Network Location Tool. Tujuannya ialah untuk menambah titik secara

manual.

32

Tambahkah lima titik secara manual sepanjang garis lurus (jalan).

Setelah selesai memilih lima titik secara manual, klik Route Properties.

Tampilan Layer Properties untuk General.

33

Tampilan untul Layers.

Tampilan untuk Source.

34

Tampilan untuk Analysis Settings.

Tampilan untuk Accumulation. Centang/Check Travel Time. Lalu, Apply.

35

Centang/Check Middle dan End pada Name: Jalan. Lalu, OK.

Langkah selanjutnya ialah klik Solve.

Maka, diperoleh rute optimal seperti tampak pada gambar di bawah ini.

36

Tambahkan 3 titik lagi secara manual dengan menggunakan Create Network Location To

lalu klik Solve.

Langkah selanjutnya ialah klik kanan di Stops (8) – Selection – Select All.

37

Maka, tampilan akan menjadi seperti di bawah ini:

Lalu, klik kanan kembali di Stops – pilih Export Data.

38

Ubah output shapefile or feature class dengan nama Lokasi_Manual. Lalu klik OK.

Pilih Yes.

Hal yang sama juga dilakukan untuk Routes (1). Dengan cara klik kanan – Export Data.

39

Ubah namanya menjadi Rute. Lalu pilih OK.

Langkah selanjutnya ialah klik kanan di Route – pilih Remove.

40

Maka tampilannya menjadi sepert di bawah ini:

Ubah simbol Rute dan Lokasi_Manual dengan cara double click untuk memunculkan

Symbol Selector. Lalu pilih Color dan Size masing-masing untuk layer.

Tampilan rutenya akan menjadi seperti di bawah ini

41

Maka, berikut ialah peta rute dengan menggunakan Route Analysis.

Analisis rute dapat menentukan rute optimal dimana terdapat dua atau lebih titik yang harus

dilewati. Penentuan rute optimal tersebut dapat berdasarkan jarak, waktu ataupun indikator

lainnya. Hasil analisis rute yaitu memberikan informasi semua rute yang mungkin dari jalan

(start) menuju jalan lain (finish) dengan batasan jarak tertentu dan jumlah frekuensi jalan

yang dilalui.

Service Area Analysis

Klik Network Analyst – pilih New Service Area. Maka tampilan layers nya akan tampak

seperti di bawah ini.

Lalu klik Show/Hide Network Analyst Window untuk memunculkan Service Area.

42

Klik kanan di Facilities – Load Locations.

Pada Load From pilih SPBU. Lalu centang Only show point layers. Untuk Field Name, pilih

Id. Lalu, OK.

Klik OK

43

Tampilan akan tampak seperti di bawah ini dengan Facilities (86).

Lalu pilih Service Area Properties.

Tampilan General akan tampak seperti di bawah ini

44

Berikut ialah tampilan Layers.

Tampilan Source.

45

Tampilan Analysis Settings.

Untuk Polygon Generation, pilih Merge by break value untuk Multiple Facilities Options dan

Rings untuk Overlay Type. Centang Generate Polygons dan pilih Generalized untuk Polygon

Type. Uncheck Trim Polygons. Lalu pilih Apply kemudian OK.

Kemudian klik Network Analyst dan pilih Options.

Interval Waktu

46

Tampilan General.

Tampilan Location Snap Options, centang Snap to Position Along Network. Maka dengan

sendirinya akan tercentang pula Offset dan Snap location when.

47

Tampilan Location Names. Lalu Apply dan OK.

Lalu klik Solve.

Maka, tampilannya menjadi seperti tampak di bawah ini. Disertai pengaktifan label features

untuk per interval waktu di tiap polygon.

48

Analisis Service Area memperlihatkan area pelayanan fasilitas. Analisis ini memasukkan

jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu fasilitas.

Network Analysis (Menggunakan ArcMap) Closest Facility and OD Matrix Analysis.

Closest Facility Analysis

Klik Network Analyst, pilih New Closest Facility.

49

Klik kanan pada Facilities – pilih Load Locations.

Pilih Load From SPBU dan Field Id untuk Name. Kemudian klik OK.

Klik OK

50

Klik kanan pada Incidents lalu pilih Load Locations.

Klik OK

51

Klik Routes lalu klik Closest Facility Propersties.

Tampilan General.

52

Tampilan Layers.

Tampilan Source.

53

Tampilan Analysis Settings. Facilities To Find bernilai 1 untuk mencari satu fasilitas terdekat.

Tampilan Accumulation dengan mencentang Travel Time.

Mencari satu

fasilitas

terdekat

54

Tampilan Network Locations dengan mencentang Middle dan End pada Name jalan. Lalu

klik Appply – OK.

Lalu klik Solve, dan hasilnya ialah.

55

Klik kanan di Routes (6) lalu pilih Open Attribute Table.

Klik Closest Facility Properties.

Langkah-langkahnya sama saja seperti analisis sebelumnya untuk menghasilkan tampilan

General, Layers, Source, Accumulation dan Network Locations. Hanya saja ada perbedaan

pada Analysis Settings untuk isian Facilities To Find, pilih angka 2 karena akan mencari dua

fasilitas terdekat. Klik Apply – OK.

Waktu

Tempuh ke

SPBU

Terdekat

No/ID

SPBU

Terdekat

Nama

Lokasi

56

Lalu klik Solve. Maka hasil dan tampilannya seperti di bawah ini.

Mencari Dua

Fasilitas Terdekat

57

Klik kanan di Routes (11) – Export Data.

Maka, Rute SPBU yaitu:

58

Closest Facility Analysis merupakan analisis ketiga yang terdapat pada ekstensi Network

Analysis dimana kita bisa menentukan fasilitas terdekat dari suatu titik. Untuk menjalankan

analisa ini kita memerlukan dua jenis data yaitu asal dan tujuan (asal dan tujuan dapat

memiliki data yang sama jika kita ingin mencari fasilitas lain yang terdekat). Fasilitas

terdekat yang dicari bisa lebih dari fasilitas, tergantung kebutuhan analisa.

Origin – Destination Analysis

Klik Network Analyst – pilih New OD Cost Matrix.

Klik kanan Origins – pilih Load Locations.

59

Pilih locations untuk Load From dan location untuk Field Name. Lalu klik OK.

Klik kanan Destinations – pilih Load Locations.

60

Klik OD Cost Matrix properties.

61

Centang Travel Time.

Centang Middle dan End. Lalu OK.

62

Klik Solve. Maka hasilnya akan tampak seperti di bawah ini:

Lalu klik kanan di Lines – Open Attiribute Table.

63

Klik kanan di Lines – pilih Export Data.

Waktu

Tempuh

antar O – D

Origin - Destination

64

Analisa keempat yang dapat dilakukan pada Network Analysis ialah O – D Matrix Analysis,

jika kita ingin melihat jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan dan lainnya antara tiap

pasangan titik asal dan tujuan.

PEMBAHASAN

1. Analisis Rute (Route Analysis)

Analisis ini dapat menentukan rute optimal dimana terdapat dua atau lebih titik yang

harus dilewati. Penentuan rute optimal tersebut dapat berdasarkan jarak, waktu

ataupun indikator lainnya. Hasil analisis rute yaitu memberikan informasi semua rute

yang mungkin dari jalan (start) menuju jalan lain (finish) dengan batasan jarak

tertentu dan jumlah frekuensi jalan yang dilalui. Jadi, rute optimal mulai dari titik 16

(start) hingga titik 48 (finish) dan ada 8 titik yang harus dilewati/dilalui. Total

perjalanan sekitar 74,05 menit.

65

2. Analisis Area Layanan (Service Area Analysis)

Analisis ini memperlihatkan area pelayanan fasilitas. Analisis ini memasukkan

jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu

fasilitas. Jadi, area pelayanan fasilitas terdiri dari 5 lokasi yaitu 0 – 5, 5 – 10, 10 – 15,

15 – 30 dan 30 – 60 dengan jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk

menentukan batas pelayanan suatu fasilitas.

3. Analisis Fasilitas Terdekat (Closest Facility Analysis)

Analisis ini merupakan analisis ketiga yang terdapat pada ekstensi Network Analysis

dimana kita bisa menentukan fasilitas terdekat dari suatu titik. Untuk menjalankan

analisa ini kita memerlukan dua jenis data yaitu asal dan tujuan (asal dan tujuan

dapat memiliki data yang sama jika kita ingin mencari fasilitas lain yang terdekat).

Fasilitas terdekat yang dicari bisa lebih dari fasilitas, tergantung kebutuhan analisa.

Jadi, analisis ini menghasilkan informasi Nomor/ID SPBU terdekat, nama lokasi dan

waktu tempuh ke SPBU terdekat. Terlihat bahwa terminal joyoboyo memiliki waktu

tempuh tercepat ke SPBU Nomor/ID 46 yaitu 4,3 menit.

66

4. Analisis Asal – Tujuan (Origin – Destination Analysis)

Analisa keempat yang dapat dilakukan pada Network Analysis ialah O – D Matrix

Analysis, bertujuan untuk melihat jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan dan lainnya

antara tiap pasangan titik asal dan tujuan. Jadi, analisis ini menghasilkan titik lokasi

asal dan tujuan serta waktu tempuh antara titik asal dan tujuan. Terlihat bahwa jarak

tempuh tercepat dari Rektorat ITS ke Graha ITS, begitupun sebaliknya dengan waktu

tempuh sekitar 1,1 menit.

67

68

Output akhir:

69

PENUTUP

Kesimpulan

1. Analisis rute menyimpulkan bahwa rute optimal mulai dari titik 16 (start) hingga titik

48 (finish) dan ada 8 titik yang harus dilewati/dilalui. Total perjalanan sekitar 74,05

menit.

2. Analisis area layanan menyimpulkan bahwa area pelayanan fasilitas terdiri dari 5

lokasi yaitu 0 – 5, 5 – 10, 10 – 15, 15 – 30 dan 30 – 60 dengan jaringan jalan sebagai

dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu fasilitas.

3. Analisis fasilitas terdekat menyimpulkan dan menghasilkan informasi mengenai

Nomor/ID SPBU terdekat, nama lokasi dan waktu tempuh ke SPBU terdekat. Terlihat

bahwa terminal joyoboyo memiliki waktu tempuh tercepat ke SPBU Nomor/ID 46

yaitu 4,3 menit.

4. Analisis asal – tujuan menyimpulkan dan menghasilkan titik lokasi asal dan tujuan

serta waktu tempuh antara titik asal dan tujuan. Terlihat bahwa jarak tempuh tercepat

dari Rektorat ITS ke Graha ITS, begitupun sebaliknya dengan waktu tempuh sekitar

1,1 menit.

Saran

1. Diperlukan pembenahan dan juga kerjasama yang perlu terus dibina dan

ditingkatkan dari berbagai pihak demi mencapai tingkat efisiensi.

2. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan parameter yang lebih

lengkap, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat kebijakan

70

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Sumarni Hamid. 2012. Model Hubungan Karakteristik Makro Lalu Lintas yang Bersifat

Heterogen di Kota Makassar. Prosiding Hasil penelitian Fakultas Teknik

Anonim. 2009. Rekayasa Lalu Lintas. Diktat Kuliah Teknik Sipil Universitas Widyagama

Malang

Awaludin, Nur. 2010. Geographical Information Systems with ArcGIS 9.x. Penerbit ANDI

Barus, Baba dan Wiradisastra. 2009. Sistem Informasi Geografi: Sarana Manajemen

Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Handajani, Mudjiastuti. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Kota – Sistem Transportasi –

Konsumsi BBM Kota-Kota di Jawa. Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang

Indriany, Slyvia. 2009. Rekayasa Transportasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

Nalarsih, Retno Tri. 2007. Analisis Ketersediaan dan Kapasitas Pemenuhan Infrastruktur di

Kawasan Bisnis Beteng Surakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas

Diponegoro Semarang

Sjafruddin, Ade. 2011. Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Menunjang

Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Ilmu Pengetahuan. Kelompok Keahlian

Rekayasan Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB