Post on 25-Oct-2015
description
EKSTRAKSI GIGI PADA ANAK
EKSTRAKSI GIGI PADA ANAK
EKA CHEMIAWAN, drg .,M Kes.
Pedodonsia
BEDAH MULUT MINOR PADA ANAK
EXTRAKSI GIGI PADA ANAK
PEDO
I. INDIKASI EXTRAKSI GIGI SULUNG Gigi Sulung yang sudah waktunya tanggal
Ulkus Dekubitus Trauma pada Jaringan Lunak
Persistensi Gigi Sulung
Karies sampai biferkasi
Infeksi radikular tidak dapat dirawat
Gigi supernumerer
Untuk keperluan Orthodonti
Gigi yang menyebabkan Fokus Infeksi
Kontra Indikasi : K.I. Langsung
Pasien dengan penyakit sistemik D.M. Penyakit Darah CHD Infeksi Akut
II. PERSIAPAN SEBELUM EXTRAKSI
A. Anestesi : Sakit + Sadar Hilang Anestesi Umum N2O – Inhalasi : Pada
anak-anak HC
Fisik MentalKombinasi
Anestesi Lokal : Sakit hilang, tetap sadar
Perbedaan dengan orang dewasa Ukuran rahang lebih kecil foramen
mandibula lebih ke bawah daripada dataran oklusal.
Persarafan pada rahang bawah :
N. Buksinatorius, mempersarafi mukosa pipi, jaringan lunak bagian bukal dari gigi molar sampai dengan kaninus.
N. Alveolaris Interior, mempersarafi gigi rahang bawah sampai garis median.
N. Lingualis, mempersarafi 2/3 bagian anterior lidah dan bagian lingual gigi sampai garis median
Persarafan pada rahang atas
N. Nasopalatinus, mempersarafi palatum, daerah gigi kaninus dan gigi insisif.
N. Palatinus anterior, mempersarafi palatum durum, daerah gigi molar.
N. Alveolaris superior anterior mempersarafi gigi kaninus dan gigi insisif dan bagian bukal gigi tersebut.
N. Alveolaris superior, mempersarafi akar mesiobukal gigi molar sulung.
B. Persiapan Anestesi Premedikasi : ½ - 1 jam sebelum ke dokter gigi
obat-obatan premedikasi = phenobarbital dosis.
Sterilisasi :~ Tangan operator.~ Mukosa sekitar daerah jarum suntik.
Alat Anestesi :~ Jarum harus yang tajam~ Disposable~ Ukuran untuk anak-anak < Uk dewasa
Obat Anestesi :~ Topikal : chlor ethyl : - Pasta
- Spray (Chlour Etyl –
kapas.~ Anestesi lokal : Ester : Prokain
Non Ester : Lidokain
Prilokain Ditambah
vasokonstriktor
C. Cara Anestesi :
1. Anestesi Topikal : Yaitu suatu cara di mana hilangnya rasa sakit hanya pada daerah permukaan dengan cara aplikasi langsung.
Indikasi : Insisi dan punksi abses Pencabutan Gigi goyang. Pencabutan Gigi Sulung Mengurangi sakit waktu pemasukan jarum, untuk
pasien yang sensitif.
Teknik : Jaringan yang akan dianastesi dikeringkan Bila ada hipersalifasi, isolasi dengan “cotton roll ”. Pada jarak lebih kurang 15 cm, kita semprotkan
sampai tampak permukaan mukosanya membeku. Dapat juga langsung disemprotkan pada kapas, lalu tempelkan di gusi kurang lebih 2’ – 4’.
Pencabutan dilakukan. Selama ini pasien, diusahakan bernafas melalui hidung.
Efek Samping Chlour Etyl : Pusing Mual Pingsan
2. Anestesi Infiltrasi : Hilangnya rasa sakit pada daerah yang terbatas dengan cara disuntik.
Indikasi : Pencabutan molar sulung yang sudah
mengalami resorbsi sehingga goyang. Pencabutan gigi sulung yang persintensi.
Teknik : Muccobuccal fold diulas dengan jodium. Jarum masukkan dengan sudut 450 pada
Muccobuccal fold atau 1’ – 1 ½ dari leher gigi, bevel jarum menghadap tulang, sampai menyentuh tulang.
Tarik 1-2 mm, kemudian jarum sejajarkan, sampai menyentuh tulang dekat regio periapikal gigi yang bersangkutan.
Keluarkan anastetikum 1 cc dengan pelan-pelan, penyuntikan yang terlalu cepat menyebabkan obat anastesi menyebar ke daerah yang lebih luas sehingga hanya terjadi anastesi ringan.
Untuk anastesi daerah palatinal, tusukan pada mukosa palatinal + 1/3 dari jarak pinggiran gusi gigi yang akan dicabut.
Tekan sedikit waktu jarum ditusukkan, kemudian keluarkan obat anastesi 0,5 cc.
3. Anastesi Blok. Hilangnya rasa sakit pada suatu daerah tertentu karena pemberian anastesi pada pusat saraf.
Ada dua teknik anastesi blok. Secara langsung, Single path technic atau
Straight line technic . Secara tidak langsung : Fisher technic
atau metoda 1,2,3.
Indikasi : Pencabutan gigi molar sulung yang akarnya
belum teresorpsi Pencabutan molar tetap.
Teknik : Bidang oklusi rahang bawah disejajarkan
dengan lantai. Telunjuk letakan pada permukaan oklusal
gigi molar supaya menyentuh sudut oklusal. Kuku menghadap ke lidah, temukan
trigonum retromolar, kemudian kuku sandarkan pada Linea Obliqua Interna
Jarum tusukan didekat ujung jari, tabung suntik terletak antara m1 & m2 pada sisi yang berlawanan.
Bila sudah menyentuh tulang, tarik sedikit, tabung disejajarkan bidang oklusal sisi yang akan dianastesi. Obat anastesi keluarkan + 0,5 cc untuk menganastesi N. Lingualis. Kemudian tabung suntik kembalikan pada posisi semula, terletak antara gigi C dan m1. Arahkan ke bawah bidang oklusi, mencapai formanen mandibula. Bila sudah menyentuh tulang, aspirasi lalu dikeluarkan 1 cc untuk menganastesi N. Alveolaris Interior.Untuk anastesi bagian bukal, dilakukan anastesi infiltrasi, yaitu 0,5 cc untuk menganastesi N. buksinatorius. Efek anastesi terlihat setelah lima menit, dengan teranastesinya (baal) daerah mukosa pipi, anterior lidah dan bibir pada sisi yang dianastesi.Kadang-kadang dapat terjadi luka pada bibir, lidah dan gusi karena anak-anak menggigit daerah yang teranastesi.
III. POSISI OPERATOR DAN PASIEN
1. Untuk gigi rahang atas :~ Posisi operator didepan pasien sebelah kanan~ Posisi pasien sedemikian rupa sehingga
tinggi mulut sebatas bahu operator.~ Tangan kiri memfiksasi prosesus alveolar.~ Tangan kanan memegang tang yang sesuai
2. Untuk geligi rahang bawah :~ Posisi operator didepan pasien sebelah kanan pasien.~ Posisi pasien sedemikian rupa sehingga
dataran oklusal sejajar lantai dan mulut sebatas siku operator.~ Tangan kiri memfiksasi prosesus alveolar.~ Tangan kanan memegang tang yang sesuai. Kekecualian untuk gigi rahang bawah kanan, posisi operator disebelah kanan belakang pasien dan tangan kiri melingkari kepala pasien untuk memfiksasi rahang bawah dan prosesus alveolaris.
Tindakan Pencabutan :
Dalam melakukan pencabutan gigi, sebelum melakukan penarikan gigi keluar, dilakukan dahulu gerakan-gerakan untuk melepaskan gigi tersebut dari membran periodontal.
Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam pencabutan gigi adalah :
Gerakan rotasi, yaitu : gerakan memutar kemesial distal + 100 dan dilakukan pada gigi anterior.
Gerakan luksasi, yaitu : gerakan menggoyangkan ke bukal palatinal.
Gerakan Ekstraksi, yaitu : Gerakan menarik gigi dari alveolus ke arah oklusal, setelah gigi menjadi longgar karena gerakan rotasi maupun luksasi.
Untuk gigi Anterior gerakan yang dilakukan adalah rotasi dapat kombinasi dengan luksasi, diikuti dengan ekstraksi. Untuk gigi posterior, gerakan yang dilakukan sama, diikuti ekstraksi. Gerakan-gerakan ini dapat dilakukan untuk gigi rahang atas maupun rahang bawah.
IV. KEADAAN SETELAH PERAWATAN
Pada anak-anak juga dapat terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut : Gigi atau akar masuk tenggorokan,
terutama pada penggunaan anastesi umum. Fraktur akar. Bibir atau mukosa mengalami luka,
terjepit oleh tang. Dry Socket.
Jarang terjadi, bila ada kemungkinan karena adanya gangguan sistemis.
Infeksi.Cepatnya penyebaran infeksi, dan juga
akibatnya, berbeda pada anak-anak dan orang dewasa.
Menurut Sicher, penyebaran infeksi pada anak-anak dapat mengakibatkan :
Kerusakan benih gigi tetap dibawahnya.
Gangguan pertumbuhan gigi dibawahnya.
Penjalaran pada pusat pertumbuhan rahang yaitu pada kondilus.
Selulitis, abses sehingga perlu insisi.
V. KASUS-KASUS RUJUKAN BEDAH MULUT MINOR.
Gigi berlebihGigi terpendam.Kista pada jaringan lunak mulutFrenulum lingual dan labial yang tidak normalTumor-tumorKista karena trauma pada daerah apikal gigi.