Post on 31-Jan-2018
Metode Mauizhah al-Hasanah 355
METODE DAKWAH “MAUIZHAH AL-HASANAH “
DAN TURUNANNYA DALAM PERSPEKTIF
AL-QUR`AN DAN HADIS
Oleh : Nazirman
A. Pengertian
Metode ; Kata Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu
methodos yang berarti cara atau jalan.1 Metode berasal dari dua kata
yaitu “meta” (melalui) dan “hodos”(jalan,cara).2 Dalam bahasa Ingris
ditulis dengan method yang berarti (1) a way of doing anything;
mode; procedure, proses, especially, a regular, orderly devinite
procedure or way of teathing, investigating, ect. (2) Regularity and
orderliness in action, thought, or expression; system in doing thing or
handling; (and) (3) regular, onderly arrangement.3 Dalam bahasa
Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode.4 Dalam bahasa
Arab disebut dengan thariq,5manhaj. Sedangakan dalam bahasa
Indonesia kata “metode” mengadung pengertian cara yang teratur dan
berpikir baik-baik untu kmencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan
1 Fuad Hasan dan Koentjaranigrat,beberapa Asaz Metodologi
Ilmiyah,di dalam Koentjaranigrat (Ed),Metodologi Penelitian Masyarakat
,(Jakarta : Gramedia, 1997, h.16. 2 M. Arifin,Ilmu Pendidkan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,1991),h.61
3 Wiliam Collins, Webster`s New Twentieth Century Dictionary,(
Amerika Serikat: Noah Webster,1980),ed ke-2, h.1134 dan temukan juga
dalam Salmadanis,Filsafat Dakwah,(Jakarta : Surau,2003),h.117 4 Munzier Saputra dan Harjani Hefni (Ed),Metode Dakwah,(Jakarta :
Rahmad Semesta,2006) Cet. Ke-2,h.6 5 Hasanudin,Hukum Dakwah,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996),
Cet.ke- 1,h.35
356 Nazirman
dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.6
Berberapa istilah yang terkait dengan metode seperti
pendekatan (approach), strategi, metode, teknik dan taktik. Dalam
bahasa Arab dikenal pula Istilah Nahiyah( Pendekatan), Manhaj
(Strategi), Ushlub ( Metode), Thariqah( Teknik), dan Syahilah
(Taktik).7
Adapun yang dimaksud dengan metode dakwah adalah cara
atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh para dai dalam
menyampaikan atau mendakwahkan ajaran Islam kepada umat
(almaduin) melalui proses-proses atau strategi tertentu. Muizhah al-
hasanah dalam bab al-Dakwah ilallah bil mauizhah al-hasanah pada
tafsir al-Qayyim halaman 334 menjelaskan bahwa ulama`
mengartikannya sebagai perkataan yang bersahabat. Ada juga yang
menyebutnya dengan nasihat, dan peringatan dengan sangsi.
Dikatakan pula sebagai amar dan nahi dalam bentuk thargib dan
tarhib.8
Al- Maragi, Muhammad Nawawi dengan tafsirnya At-Tafsir
Al-Munir dan lain-lain sebagainya, sebagaimana yang dikutip oleh
Asep Muhidin, mendeskripsikan pengertian Al-Mauizhah al-hasanah
sebagai berikut :
6 Poerwadarminta,kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka,
1986), Cet.ke-9,h.649 7 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah,(edisi Revisi),(Jakarta: Kencana
Pernanda Media Group, 2009),h.345-346 8 الصح التذكز تالعاقة ، : تأا كالم هصحب تزجز ، قل : (1)عزف العلواء الوعظح
( 344) التفسز القن ص : اظز ( األهز ال الوقزى تالتزغة التزة: قل
Metode Mauizhah al-Hasanah 357
1. Pelajaran dan nasehat yang baik, berpaling dari hal
perbuatan jelek melalui tarhib dan targhib (dorongan dan
motivasi); penjelasan, keterangan, gaya bahasa, peringatan,
petutur, teladan, pengarahan dan pencegahan dengan cara
halus;
2. Bi al-Mauizhah al-hasanah adalah melalui pelajaran,
keterangan, petutur, peringatan, pengarahan dengan gaya
bahasa yang mengesankan atau menyentuh dan terpatri
dalam nurani.
3. Dengan bahasa dan makna symbol, alamat, tanda, janji,
penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil yang memuaskan
melalui al-qaul al-rafoq (ucapan lembut dengan penuh
kasih sayang);
4. Dengan kelembutan hati menyentuh jiwa dan memperbaiki
peningkatan amal;
5. Melalui suatu nasihat, bimbingan dan arahan untuk
kemaslahatan. Dilakukan dengan baik dan penuh tanggung
jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di
hati sanubari mad`u;
6. Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat
terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan
dalam jiwa, tidak melalui cara pelanggaran dan
pencegahan, mengejek, melecehkan, menyudutkan atau
menyelahkan, dapat meluluhkan hati yang keras,
menjinakkan kalbu yang liar;
7. Dengan tutur kata yang lemah lembut, pelan-pelan,
bertahap, dan sikap kasih sayang—dalam konteks dakwah,
358 Nazirman
dapat membuat seseorang merasa dihargai rasa
kemanusiaannya sehingga akan dapat merespon positif dari
mad`u.9
Siti Muriah sebagaimana dikutip oleh Samsul Munir Amin,
mengartikan Mauizah al-hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya
adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik,
yaitu petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik,
dapat diterima, berkenan di hati, menyentuh perasaan, lurus
dipikirkan, menghindari sikap kasar, dan tidak mencaci atau menyebut
kesalahan audiens, sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan
atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh
pihak subjek dakwah. Jadi dakwah bukan propaganda.10
Ali Musthafa Ya`cup mengartikan mauizah al-Hasanah
dengan ucapan yang berisi nasihat-nasihat baik dan bermanfaat bagi
orang-orang yang mendengarkannya, atau argument-argumen yang
memuaskan sehingga pihak audiens dapat membenarkan apa yang
disampaikan oleh subjek dakwah.11
Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi sebagaimana yang
dikutip oleh Hasanudin dalam buku Metode Dakwah mengemukan
bahwa al-Mauizah al hasanah adalah perkataan-perkataan yang tidak
9 Asep Muhidin,Dakwah dalam Persfektif al-Qur`an,( Bandung:
Pustaka Setia,2002),h.165-166 10
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah,2009),h. 100 11
Ibid
Metode Mauizhah al-Hasanah 359
tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan
menghendaki manfaat kepada mereka dengan al-Qur`an.12
Abd. Hamid al-Bilali mengartikannya dengan suatu manhaj
(metode) dalam berdakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan
memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar
mereka mau berbuat baik.13
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Mauizah al-
hasanah adalah dakwah berupa ungkapan, perbuatan atau tindakan
yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-
kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan penting (wasiat) yang
dapat dijadikan sebagai aacuan dan panduan dalam berdakwah menuju
tercapainya tujuan-tujuan dakwah. Dapat pula dikatakan dengan
ungkapan yang sarat dengan nilai-nilai edukatif yang menggugah hati
dan membangkitan kesadaran akan Tuhan(merasa bertuhan). Oleh
karena itu sifat dari metode ini lebih persuasive, dinamis yang jauh
dari sikap egois, agitasi emosional dan apologi. Mauizhah al-hasanah
metode yang bervariatif praktis dan dinamis yang sangat cocok
dengan tututan dan perkembangan zaman.
Mauizhah al-hasanah diartikan juga dengan bahasa-bahasa
tabligh yang menenakan pendengaran, diterima oleh hati dan
menyentuh sanubari dan membangkitkan kesadaran dan disampaikan
12
Munzier Saputra dan Harjani Hefni (ed) ,Metode
Dakkwah,(Jakarta: Rahmat semesta,2006) ,edisi Revisi,h.15 13
Baca selengkapnya Abd. Hamid al-Bilali, Fiqh al-da`wah fi
ingkar al-munkar,(Kuwait: Dar al-Dakwah,1989),h.260 atau baca Munzier
Saputra dan Harjani Hefni (ed) ,Metode Dakkwah,(Jakarta: Rahmat
Semesta,2006),edisi Revisi,h.16
360 Nazirman
sesuai dengan bahasa qaum dengan lemah lembut dan penuh
kesungguhan.
B. Bentuk-bentuk Turunannya
Metode pembelajaran atau mauizhah al-hasanah memiliki
berbagai variasi seperti dijelaskan dalam berberapa ayat dalam al-
Qur`an yang dijadikan sebagai bentuk turunan dari mauizhah itu
sendiri. Muhammad Fuad al-Baqiq14
memaparkan kata-kata mauizhah
ditemukan sebanyak 9 x dalam berbagai surat antara lain : Qs. Al-
Baqarah ayat 66 dan 275, Ali Imran:138, al-Maidah: 46, al-A`raf :
145, Yunus : 57, Hud: 120, al-Nahl : 125, dan Al-Nur: 34 .
1. Qs. Al-Baqarah ayat 66
Artinya:Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan
bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang
datang Kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa.(Qs. Al-Baqarah : 66)
2. Qs.Al-Baqarah ayat 87
14
Muhammad Fu`ad `Abdul Baqi` al-Mu`jam al- Mufahras li al-
Fazh al-Qur`an al-Karim,(Qahirah : Dar al-Hadis,1998),h. 153-154
Metode Mauizhah al-Hasanah 361
Artinya: dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al
kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah
menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan
rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti
kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan
Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus15
.
Apakah Setiap datang kepadamu seorang Rasul
membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai
dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka
beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan
dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?(Qs.2:
87)
3. Qs. Al- Baqarah ayat 275
15
Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa,
tanpa bapak, Yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri
Maryam. ini Termasuk mukjizat Isa a.s. menurut jumhur musafirin, bahwa
Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril.
362 Nazirman
Artinya :Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.(Qs. 2:275)
4. Firman Allah dalam surat Ali Imran: 138
Artinya:(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh
manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa.
5. Firman Allah Swt dalam surat al-Maidah: 46,
Metode Mauizhah al-Hasanah 363
Artinya: Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani
Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan
kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami
telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang
didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa.(Qs.5: 49)
6. al-A`raf : 145,
Artinya: Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh
(Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan
penjelasan bagi segala sesuatu; Maka (kami
berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh
dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-
364 Nazirman
perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti aku akan
memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang
fasik.(Qs:7:145)
Yunus : 57
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.
8. Hud: 120
Artijya:Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.
9. anl-Nahl :125.
Metode Mauizhah al-Hasanah 365
Aetinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
10. Al-Nur: 34
Artinya: dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada
kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan
contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu
sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.
Kemudian dalam bentuk asal waaza ditemukan sebanyak 10
x terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 232, Ali Imran 138, Anisa` 63
dan 66, as-Shura 136, Shaf 16, 53, al-Waqiah 47,al-Mujadalah 3, at-
Thalaq 2. Dalam bentuk fi`il mudhari` “ yaizhu” ditemukan sebanyak
9 x seperti dalam surat al-Baqarah ayat 231, an-Nisa` 58, an-Nahl 90,
366 Nazirman
al-Hajji 30 dan 32, an-Nur 17, Luqman 13dan at-Talaq ayat 5. Kata-
kata yaizhuhu diaratikan sebagai kegiatan memberikan pembelajaran.
Kegiantan yang bernuansa edukatif dalam al-Qur`an ditemukan
berbagai variasi atay bentuk yang akan dinaha pada bahasan berikut
ini.
C. Penerapan Metode Mauizah al-Hasanah
Prinsip penerapan metode dakwah dengan Mauizhah al-
Hasanah teraplikasi dalam bentuk ahsan qaul dan ahsan amal. Ahsan
Qaul diartikan sebagai bentuk komunikasi verbal dengan mengunakan
kata-kata atau pembicaraan yang bernilai edukasi dan bersifat
penyadaran dan memberikan pelajaran yang membekas dijiwa orang
yang mendengar dan menerima isi pembicaraan tersebut. Sedangkan
ahsan amal diartikan sebagai tindakan nyata yang dikenal dengan
dakwah bilhal.
Di dalam surat al-Fushilat Allah Swt menjelaskan:
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(Qs.
41:33)
Perkataan (Qaulan) sebagai symbol komunikasi penyejuk hati
dan penumbuhan kesadaran jiwa dalam al-Qur`an ditemukan
sebanyak 11 variasi dalam berbagai ayat antara lain:
Metode Mauizhah al-Hasanah 367
1. Qulan ma`rufan terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 235,
An-Nisa` ayat 5 dan 8 serta surat al-Ahzab ayat 32.
2. Qaulan Sadidan, terdapat dalam surat An-Nisa` ayat 9 dan Al-
Ahzab ayat 70.
3. Qaulan Balighan, terdapat dalam surat An-Nisa` ayat 63
4. Qaulan Kariman, terdapat dalam surat al-Isra` ayat 23
5. Qaulan Maysuran, terdapat dalam surat al- Isra` ayat 28
6. Qaulan Azhiman, terdapat dalam surat al-Isra` ayat 40
7. Qaulan Layyinan, terdapat dalam surat Thaha ayat 44
8. Qaulan min abbin rahim terdapat dalam surat Yasin ayat 58
9. Qaulan Tsaqilan, terdapat dalam surat al-Munzammil ayat 5
10. Qaulan Ahsan( Ahsan Qaula), terdapat dalam surat Luqman
ayat 33
11. Qaulan Salaman, terdapat dalam surat al-Furqan ayat 63. 16
Semua bentuk perkataan tersebut terpakai dan digunakan
dalam kegiatan dakwah termasuk dakwah dengan menerapkan
prinsip metode mauizhah al-hasanah. Adapun penerapan metode
dapat dilihat dari turunan metode sebagai berikut:
a. Tabligh
Secara harfiyah kata-kata tabligh berasal dari kata-kata
balagha yang berati sampai. Kemudian dalam bentuk fiil
muta`addi(transitif) menjadi ballaga yang berarti menyampaikan.
Bentuk mashdar dari fi`il madhi ini menjadi tabligh. Dalam
konteks Dakwah, tabligh diartikan menyampaikan atau
16
Op.cit, Asep Muhyidin, h. 158
368 Nazirman
menginformasikan ajaran Ilahi (al-Islam) kepada manusia agar
diimani dan dapat dipahami serta dijadikan pedoman hidupnya.17
Secara definitif, tabligh dirumuskan para ahli antara lain
sebagai i`lam,sebagaimana yang dikemukakn oleh Ibrahim Imam
dan Abdul Latif Hamzah. I`lam didefinisikan sebagai berikut:
1. Membekali manusia dengan informasi dan berita yang benar,
dengan pengetahuan ilmiah, kenyataan factual dan akurat
untuk membantu terbentuknya pemikiran dan pandangan
dalam menghadapi kenyataan dan kesulitan yang dihadapi.
2. Menyampaikan ajaran dasar-dasar akidah dan ketauhidan,
ajaran dalam ubudiyah sesuai dengan petunjuk kitab Allah dan
sunnah Rasul, serta akhlak dalam politik, sosial
kemasyarakatan,dan perekonomian dengan tujuan agar Islam
dijadikan padangan hidupnya.
3. Suatu ilmu yang membahas cara menyampaikan ajaran Islam
dengan berbagai cara dan metode Ilmiah, melalui jalan
Istinbath(dedukdi), Iqtibas( induksi) atau Istiqra`I (penelitian
dan eksperimen. 18
Dengan demikian, Tabligh merupakan suatu kegiatan dakwah
yang dilakukan oleh seorang mubaligh, dewasa ini dikenal dengan
proses komunikasi yang melibatkan berbagai unsur dengan satu
maksud dan tujuan.
17
Ibid,h. 60 18
Ibid, h. 61 atau baca Abdul lathif Hamzah¸al-I`lam fi Shadr al-Islam,
Kairo: Dar –al-Fikr, 1997, h. 105 dan Ibrahim Imam, Ushul al-I`lam al-
Islam, Kairo: Dar- al-Fikr, 1985, h. 14
Metode Mauizhah al-Hasanah 369
Dalam al-Qur`an. Kata-kata tabligh yang berarti sampai
ditemukan sebanyak 4 kali masing-masing terdapat dalam surat al-
Isra` ayat 37, al-Haji ayat 4, dan Gafir ayat 67 dan 80. Sedangkan
Mubaligh—orang yang menyampaikan tabligh ditemukan dalam surat
Yasin ayat 17. Dalam redaksi yang memiliki kemiripan dengan itu
dapat ditemukan dalam surat Ali Imran ayat 20, al-Maidah ayat 92 dan
99, surat al-Ra`d ayat 40, an-Nahl ayat 35 dan 82, surat an-Nur ayat
54, al-Ankabut :89, Asy-Syura ayat 48
b. Ta`lim
Ta`lim dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pendidikan
atau pengajaran. Istilah yang berpadanan dengan ini dikenal dengan
tarbiah. Dalam bahasa Indonesia, kedua istilah tersebut bisa diartikan
secara berpadanan , yaitu bermakna “ pendidikan dan pengajaran”.
Dalam proses empiriknya, kedua kegiatan itu tampaknya lebih
mendahulukan proses pengajaran, karena yang dimaksud dengan
pengajaran (Ta`lim) di sini adalah mengajar atau member pelajaran
berdasarkan pengetahuan dan pendidikan. Adapun pendidikan adalah
mendidik manusia agar dengan pengetahuan dan penyelidikan itu, ia
benar-benar menjadi sadar akan hakikat keberadaan dirinya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang pada akhirnya mampu memahami
akidah dan syari`ah sebagai jalan kehidupannya. 19
Dalam al-Qur`an banyak sekali ayat yang semakna dengan
pendidikan itu sendiri. Kata-kata yang sering ditemukan yang
diartikan sebagai proses pendidikan atau pengajaran di antaranya kata-
19
Ibid,h. 64
370 Nazirman
kata `allama—yuallimu, ya`lamu, ilman dan ta`lim. Hal ini ditegaskan
oleh Allah misalnya dalam surat al-Baqarah 151, al-Rahman ayai 1-4,
Ali Imran 48, an-Nisa` ayat 113 dan sebagainya.
Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat
Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah,
serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum
kamu ketahui. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku.(Qs. 2: 151-152)
Dari ayat-ayat al-Qur`an yang mengakomudir tentang
pendidikan dan pengajaran maka tujuan pendidikan adalah mengajar
dan mendidk manusia agar menjadi manusia yang menyadari
kehadiran Tuhan dan mengenal nilai-nilai pesan ajaran Ilahi
berdasarkan ilmu pengetahuan dan penyelidikan yang mendalam
melalui tadabbur dan tafakkur.20
Inilah yang penulis sebut dengan ulul
albab.
20
Ibid,h 69
Metode Mauizhah al-Hasanah 371
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,. (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(Qs. 3:
190-191)
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tarbiyah dan taklim
salah satu metode atau strategi dakwah yakni turunan mauizhah al
hasanah dalam upaya mendidik dan menambah wawasan (transfer of
knowlage) dan internalisasi nilai menuju insan yang bertaqwa dapat
pula dikatakan sebagai menuju insan ahsan taqwim. Oleh karena itu
Syaikh Ali Mahfuzh mengatakan sebaik-baik dakwah adalah
tarbiyah. Sekaligus menjawab keragu-raguan tentang posisi tarbiyah
dan dakwah. Dapat ditegaskan bahwa tarbiyah dan taklim turunan dari
metode dakwah serta induk dari tarbiyah adalah dakwah.
372 Nazirman
c. Tadzkir dan Tanbih
Istilah Tadzkir dan Tanbih, dapat diartikan sebagai peringatan.
Namun, ketika kedua istilah ini digunakan dalam konteks dakwah,
maka pengertiannyapun mepunyai makna yang berbeda. Makna yang
dikandungnya antara lain member nasihat, memberitahukan,
membangkitkan dan perhatian kewaspadaan.21
Istilah Tadzkirah dalam
terjemahan Depag diartikan “peringatan”22
yang diungkapkan dalam
al-Qur`an sebanyak sembilan kali yaitu dalam surat Thaha ayat 3, al-
Waqiyah ayat 73, al-Haqqah ayat 12 dan 48, al-Munzammil ayat 19,
al-Muddatsir ayat 29, 49,50 serta `Abasa ayat 11.
Sebagai contoh Allah berfirman :
Artinya :Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar
kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi
orang yang takut (kepada Allah), (Qs. 20:2-3)
Sedangkan Tanbih secara khusus tidak terdapat dalam al-
Qur`an, namun tetap dipergunakan dalam terma dakwah dengan
tujuan untuk memperkuat dan mempertegas makna Tadzkirah.
Tadzkirah dan Tanbih merupakan kalimat mutaradif (padanan yang
hampir mirip) yang diartikan sebagai “peringatan” dan Penyadaran”.23
21
Ibid, h. 72 22
Ahmad Warson, h.438 dan 1477 23
Op.cit, h. 72-73
Metode Mauizhah al-Hasanah 373
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tadzkirah dan
tanbih merupakan tindak lanjut dari tarbiyah dan ta`lim. Setelah
mengajar dan mendidik yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan
penyelidikan, agar peserta didik mampu dan mau serta sanggup
menghayati dan mengamalkan ajaran dakwah, maka perlu dilakukan
kegiatan dalam rangka mengigatkan dan menyadarkan agar mereka
komitmen di jalan hadayah yang telah diberikan.
Kemudian metode dakwah turunan dari al-mauizhah al
hasanah dikenal juga dengan targhib wa tarhib. At Targhib yaitu
anjuran,dorongan,motivasi untuk segera melakukan amal kebaikan &
janji, pahala dan surga yang akan diperoleh jika mengamalkan
kebaikan tersebut.
At Tarhib yaitu ancaman, peringatan, larangan, akibat buruk
dari melakukan hal-hal yang dilarang Alloh Swt dan disertai dengan
balasan dosa dan neraka sebagai balasan-nya dalam berbagai masalah
Aqidah, Ibadah, Akhlaq, Muamalah.
Dalam mengaplikasikan metode ini dilakukan dengan
berkesinambungan (kontiniutas) dalam bahasa dakwahnya dikenal
dengan istilah tikrar (pengulangan). Pengulangan kegiatan dakwah
terutama dalam mengingatkan terdapat 18 kali dalam al-Qur`an yang
ditemukan dalam surat Ali Imran ayat 20, al-Maidah: 92,99, al-Ra`d
:40, an-Nahl : 35 dan 82, an-Nur : 54, al-Ankabut : 18, Yasin : 17, As-
Syuara : 48, al-A`raf 188, Hud: 2, Al-Baqarah :119, Fathir: 24, al-
Isra`: 105, Furqan: 56, as-Sajadah: 45 dan al-Fath : 8.
Adapun hikmah pengulangan dalam al-Qur`an terutama
menginggatkan atau menyadarkan sabagai salah satu bentuk startegi
dakwah yang mengandung berberapa rahasia:
374 Nazirman
Peratama, meringankan beban psikologis bagi para juru
dakwah, agar setelah berupaya melaksanakan tugas dakwah secara
optimal tidak terlalu memikirkan tentang hasil dan penerimaan
dakwahnya oleh almaduinya.
Kedua, Agar para dai terhindar dari kepentingan dan
kehendak serta ambisi pribadi atau fanatisme kelompok sehingga ia
menjalankan tugas dengan tenang, lurus dan apa adanya dan penuh
keihklasan.
Ketiga, terhindar dari unsur pemaksaan kehendak, dan
simad`u terhindar pula dari keterpaksaan serta kemunafikan.
Keempat, menunjukkan batasan yang tegas antara hak dan
kewajiban serta wewenang manusia sebagai hamba dengan hak dan
kewajiban serta wewenang Ilalhi sebagai khalik, pemilik hakiki dan
pengatur alam jagat raya ini.24
d. Taujih wal Irsyad (Bimbingan dan Konseling)
Dalam al-Qur`an tidak ditemukan kata-kata konseling. Namun
kata yang semakna disebutkan oleh mufassir ketika menjelaskan
makna mauizahah al-hasanah dalam surat an-nahl ayat 125 dengan
ungkapan al-tujih wa al Irsyad. Dalam al-Qur`an lebih kurang
sembilan belas kali ayat yang menyebutkan istilah irsyad dalam
beragam susunan kata dalam berbagai surat. Berikut table ayat yang
dimaksud:
LAFAZH NAMA
SURAT
NO.SURAT NOMOR
AYAT
JUMLAH
24
Ibid, 76
Metode Mauizhah al-Hasanah 375
-Al زشذى
Baqarah
2 186 1
-Al الزشذ
Baqarah
2 256 1
Al-A`raf 7 146 1
Al-Jin 72 2 1
An-Nisa` 4 6 1 رشذا
Al-Kahfi 18 22 1
-Al رشذ
Anbiya`
21 51 1
Al-Kahfi 18 10,24 2 رشذا
Al-Jin 72 10,14,21 3
Al-Fathir 40 29,38 2 الزشاد
-Al الزاشذى
Hujurat
49 7 1
Huud 11 78,87,97 3 رشذ
Al-Kahfi 10 17 1 هزشذا
JUMLAH 9 Surat 9 19 19
RUJUKAN : Muhammad Fuad Abdul Baqy,Al-Mu`jam al- Mufahras
lil alfazh al-Qur`an,h.320-231
Dari ayat-ayat di atas yang dimaksud dengan istilah tersebut
adalah Bimbingan dan konseling. Istilah Bimbingan sebagaimana
yang dikemukakan oleh Thohari Musnamar dalam Komaruddin,
mengartikan sebagai “proses pemberian bantuan terhadap individu
agar mampu hidup selaras dengan ketentuan Allah sehingga dapat
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan konseling
diartikan sebagai”Proses pemberian bantuan terhadap invidu agar
dirinya menyadari kembali kepada eksistensinya sebagai makhluk
Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
376 Nazirman
Allah, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.”25
Dengan demikian Konseling lebih memfokuskan kajiannya
pada penyelesaian kasus dan pemecahannya agara setiap pribadi atau
individu bisa menyelesaikan masalahnya melalui suatu proses atau
tahapan-tahapan dan mengikuti aturan dan prinsip-prinsip tertentu.
e. Nasehah/tanshih
Nasihat ditemukan dalam al-Qur`an sebanyak 3 kali dalam
bentuk الاصح yaitu dalam surat al-`Araf ayat 21, 79, dan al-Qashas
20.
Artinya : dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya.
"Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang
memberi nasehat kepada kamu berdua",(Qs:7: 21)
Artinya :Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata:
"Hai kaumku Sesungguhnya aku telah menyam-
paikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah
memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak
menyukai orang-orang yang memberi nasehat".(Qs.
7: 79)
25
Komaruddin, Jauharotul Farida, Abu Rokmad, Dakwah dan
Konseling,(Semarang: 2008)h.73
Metode Mauizhah al-Hasanah 377
Artinya : Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota
bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa,
Sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding
tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu
keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya aku
Termasuk orang-orang yang memberi nasehat
kepadamu".(Qs: 28: 20).
Dari segi pengertian Nasihat diartikan dengan khalasha yang
punya makna murni dan bersih, Juga berarti “Khata” yaitu menjahit.
Dalam kamus bahasa Indonesia nasihat diartikan dengan memberikan
petunjuk kepada jalan yang benar. Nasihat sifatnya anjuran yang
bernilai motivasi yang di dalamnya memuat muatan misi
mengingatkan akan adanya konsekwensi logis dan saksi atas segala
bentuk perbuatan. Pelaksanaan nasihat lebih santun dan manusiawi
karena dalam penerapannya lebih menekankan kepada aspek bahasa
kalbu yang jauh dari intimidasi dan pemaksaan kehendak.
Dalam perpektif al-Qur`an nasihat juga diartikan sebagai
washiyah. Dalam al-Qur`an kata-kana nasihat ditemukan sebanyak 13
kali dalam delapan bentuk di dua belas ayat. Seperti dinukilkan dalam
surat al-Araf ayat 21, 66, 68,79, 93 surat at-Taubah ayat : 91, Hud
378 Nazirman
ayat 34, Yusuf ayat 11 dan al-Qasas ayat 12 dan 20 serta surat
at.tahrim ayat 8.26
Contoh: Firman Allah dalam surat al-A`raf ayat 93
Artinya :Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata:
"Hai kaumku, Sesungguhnya aku telah menyam-
paikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku
telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana
aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang
kafir?"(Qs. 7:93)
Dengan demikian nasihat salah satu cara dakwahnya para nabi
sebelum nabi Muhammad Saw dan mengingatkan dan menyadarkan
umat atau kaumnya. Nabi Muhammad Saw juga menjadikannya
sebagai salah satu bentuk strategi penyampaian yang memiliki
banyak pelajaran di dalamnya.
Dalam Konteks hadis, Nasihat itu juga terpakai dalam
dakwahnya Nabi seperti yang dikemukakan dalam hadis Rasulullah
Saw dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari:
: اصى قال : عي اتى ززج رضى هللا ع أى رجال قال للث ملسو هيلع هللا ىلص
( را الثخاري)ال تغضة :قال ملسو هيلع هللا ىلص , فزدد هزار, ال تغضة
Artinya: Dari Abu Hurairah ra,: Bahwa seorang laki-laki telah
berkata kepada Nabi Saw.: “Berilah aku nasihat”,
Nabi menjawab: “jangan engkau jadi pemarah,”
laki-laki itu kembali berberapa kali bertanya dan
26
Lihat Yunan Yusuf, (pengantar), Metode Dakwah, (Jakarta :
Rahmad Semesta,2003),h. 249
Metode Mauizhah al-Hasanah 379
nabi menjawab, “ Jangan kamu menjadi pemerah
(HR. Bukhari)
Dari hadis tersebut dapat dikemukakan bahwa salah satu
nasihat Nabi kepada umantnya adalah agar mampu mengendalikan
gejolak emosional, “Nabi memesankan jangan marah”. Ini sebuah
siyalemen bahwa begitu pentingnya arti dari sebuah pengendalian
emosional.
f. Tabsyir, Tanzir(Inzar)
Tabsyir dan Tanzir merupakan pendekatan dakwah yang
dikenalkan oleh Allah dalam al-Qur`an. Tabsyir diartikan dengan
mengembirakan sedangkan Tanzir berarti memberi kabar pertakut
atau peringatan. Para mufassir mengarikan dan memberikan
pemahaman tentang model penerapan tabsyir dan tanzir dalam
berdakwah. Tabsyir dilakukan dengan ilustrasi pahala, penghargaan
(apresiasi) atau dengan janji mendapatkan kehidupan syurga bagi
seoseorang yang menerima positif atau beriman dan menjadikan amal
saleh.27
Adapun pendekatan tanzir dilakukan melalui ilustrasi sanksi,
akibat buruk atau mendapatancaman suuatu kehidupan pahit, gersang,
dan sangat menyedihkan, yaitu suatu kehidupan an-nar.28
Dalam al-Qur`an cukup banyak muatan ayat yang berisikan
motivasi, anjuran, janji-janji berupa pahala sekaligus mengingatkan
akan sanksi yang dibuat oleh seseorang yang akan diterimanya kelak
atau menjadi konsekwensi logis dari aktifitas yang dilakukannya.
27
Op.cit, h. 78 28
Ibid,h.80
380 Nazirman
Contoh : Firman Allah yang mengandung lafadz dan makna Tabsyir
dan tanzir sebagai berikut :
.
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun"Mereka Itulah yang mendapat keberkatan
yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan
mereka Itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.( Qs. 2: 155-157)
Metode Mauizhah al-Hasanah 381
. Artinya :Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin,
lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka
di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang
bagus di surga 'Adn. dan keridhaan Allah adalah
lebih besar; itu adalah keberuntungan yang
besar.(Qs. 9:72)
382 Nazirman
Artinya: Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka
Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah
neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka,
dan bagi mereka azab yang kekal.(Qs.9:68)
Dengan demikian tabsyir dipergunakan untuk memotivasi dan
membangkitkan semangat dan janji-janji atas perbuatan baik yang
dilakukan sedangan tanzir dipergunakan untuk mengingatkan dengan
ancaman Allah kepada orang-orang yang melanggar ketentuan Allah
dan Rasul-Nya berupa kehidupan yang sempit atau siksaan yang akan
menanti di balik kejahatan yang mereka lakukan.
g. Isyfa` /Ilaj/ Tadawwa`
Isyfa` atau Istisyfa` diartikan sebagai usaha minta
kesembuhan atau memohon untuk sebuah kesembuhan dengan cara
menjadikan al-Qur`an sebagai doa. Salah satu fungsi dari al-Qur`an
adalah syifa`. Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam surat al-Isra` ayat
82
Artinya :dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Qs,
17:82)
Metode Mauizhah al-Hasanah 383
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.( Qs: 10: 57)
Artinya: Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.(Qs.16: 69)
384 Nazirman
Artinya: Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan
dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa
asing sedang (Rasul adalah orang) Arab?
Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang
yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi
mereka. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil
dari tempat yang jauh".(Qs. 41:44)
Kegiatan dakwah melalui upaya pengobatan dan perawatan
ternyata cukup ampuh dalam dakwah penyadaran dan penyabaran.
Kenyataan orang yang sakit jika diamati tingkah lakunnya ternyata
mereka sedang mengalami kehilangan daya rasioanlitasnya. Buktinya
adalah orang yang sedang sakit akan melakukan apa saja asalkan
mereka sembuh. Biasanya orang yang sakit sangat membutuhkan
dakwah motivatif dakwah terapeutik.
Metode Mauizhah al-Hasanah 385
h. Tazkiyah, Tilawah, Ta`limah,
Tazkiyah diartikan dengan kegiatan dalam mensucikan jiwa.
Kata pensucian dalam al-Qur`an dikenal dengan kata-kata zakah.
Dalam al-Qur`an ditemukan sekurang-kurangnya 35x zakah
dicantumkan dalam berberapa surat dan ayat. Tazkiyah sendiri
ditemukan dalam surat al-Baqarah ayat 151
Artinya: Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat
Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah,
serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum
kamu ketahui.. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku.(Qs. 2:151-152)
Dengan demikian Tazkiyah, Tilawah dan Taklimah merupakn
turunan dari mauizha al-Hasanah. Teknik merupakan teknik khusus
yang dipergunakan oleh kalangan sufi dalam upaya mensucikan
386 Nazirman
batinya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Begitu juga dengan
mewiridkan dan membiasakan tilawah al-Qur`an dan mentalaahnya
sesuai dengan ilmu yang dibutuhkannya.
i. Uswah wa Tadbiq
Uswah adalah keteladan. Ketaladanan yang dimaksud adalah
menjadikan Rasulullah Saw sebagai public figure dan mengikuti pola
hidupnya dan melakukan pergerakan dengan mengikuti jejak
kehidupan nabi. Usawah juga dimaksudkan dalam kajian ini adalah
bagaimana seorang dai atau mubaligh mampu menjadi panutan dan
ikutan yang baik dan terbaik bagi kaumnya. Menjadikan diri sebagi
sosok idola dan panutan stia umat tentu tidak mudah. Agar mampu
menjadi panutan dalam berdakwah salah satu startegi jitu adalah
meneladani perikehidupan Rasulullah Saw. Apa bila hal ini terujud
maka dapat dikatakan dai bertakhta dihati umat—dai harapan dan
idaman. Dengan menjadi contoh dan mencontohkan kehidupan yang
diharapkan oleh umat akan meperkuat dan mempermudah keyakinan
dan kemauan umat untuk tetap di jalan dakwah.
Tadbiq diartikan sebagai upaya penerapan dan pengamalan
ajaran atau nalai-nialai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
menciptakan rasa aman hidup dalam suasan ukhuwwah atau
bersaudara seperti Rasul Saw mampu menyatukan umat yang bertikai
di Madinah, antara kaum muslimin, Aus dan Khazraj. Penerapan
tadbiq dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pembinaan
Metode Mauizhah al-Hasanah 387
secara intensif kepada jamaah berupa pengajian rutin, meluruskan cara
pandangan jamaah agar selalu berada dalam kenenaran dan mampu
berinteraktif dengan masyarakat. Kemudian menerapkan hokum-
hukum Islam secara professional dan porposional sesuai dengan
kaedah hukumIslam. Tadbiq bisa pula dengan aktivitas fublikasi
ajaran Islam keseluruh dunia dan lai-lain sebagainya. Dengan
demikian bentuk konkritasi dari tadbiq adalah amal jamai.
j. Ubrah/ Ibarah
Ibarah atau perumpamaan atau mengambil pelajaran dari apa
yang ditamsilkan atau dikisahkan oleh Allah dalam al-Qur`an
merupakan sebuah strategi penerapan atau turunan dari mauizhah al-
Hasanah. Dengan cara mengambil perumpaam atau memahami
contoh-contoh atau mengambil pelajaran daari sebuah kejadian dalam
kehidupan merupakan bentuk penerapan dari ibarah.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari apa yang terjadi dari
pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.. Karena
pengalaman itu merupakan guru yang paling berharga dalam
kehidupan.
KESIMPULAN
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa Mauizah al-
hasanah adalah dakwah berupa ungkapan, perbuatan atau tindakan
yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-
kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan penting (wasiat) yang
dapat dijadikan sebagai aacuan dan panduan dalam berdakwah menuju
tercapainya tujuan-tujuan dakwah.
388 Nazirman
Dapat pula dikatakan dengan ungkapan yang sarat dengan
nilai-nilai edukatif yang menggugah hati dan membangkitan
kesadaran akan Tuhan(merasa bertuhan). Oleh karena itu sifat dari
metode ini lebih persuasive, dinamis yang jauh dari sikap egois,
agitasi emosional dan apologi. Mauizhah al-hasanah metode yang
bervariatif praktis dan dinamis yang sangat cocok dengan tututan dan
perkembangan zaman.
Mauizhah al-hasanah diartikan juga dengan bahasa-bahasa
tabligh yang menenakan pendengaran, diterima oleh hati dan
menyentuh sanubari dan membangkitkan kesadaran dan disampaikan
sesuai dengan bahasa qaum dengan lemah lembut dan penuh
kesungguhan.
Adapun turuannya antara lain tabligh, ta`lim, Tadzkirah dan
Tanbih, Taujih wa al-Irsyad, Nasihah, Tabsyir wa Tanzir, Isyfa`,
Tazkiyah, tilawah dan ta`limah, targib wa tarhib , uswah wa tadbiq
serta ibarah.
Metode Mauizhah al-Hasanah 389
DAFTAR PUSTAKA
`Abdul Baqi` , Muhammad Fu`ad al-Mu`jam al- Mufahras li al-Fazh
al-Qur`an al-Karim, Qahirah : Dar al-Hadis,1998
Arifin , M., Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1991
Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah,(edisi Revisi) Jakarta: Kencana
Pernanda Media Group, 2009
Hasan, Fuad dan Koentjaranigrat,Berberapa Asaz Metodologi
Ilmiyah,di dalam Koentjaranigrat (Ed), Metodologi
Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1997
Collins, Wiliam, Webster`s New Twentieth Century Dictionary,
Amerika Serikat: Noah Webster,1980,ed ke-2,
Hasanudin, Hukum Dakwah,Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1996,Cet.ke- 1
Hamid al-Bilali, Abd. Fiqh al-da`wah fi ingkar al-munkar, Kuwait:
Dar al-Dakwah,1989
Jalal H.A, Abdul, Ulumul Qur`an ,Surabaya: Dunia Ilmu, 2000
Muhidin, Asep Dakwah dalam Persfektif al-Qur`an, Bandung:
Pustaka Setia,2002
390 Nazirman
Munir Amin,Samsul, Ilmu Dakwah ,Jakarta: Amzah,2009
Muhammad Sulaiman, Mustafa al-Qishah fi al-Qur`an al-
Karim,Mesir: Mathbah al-Amanah, 1994
Poerwadarminta, kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,
1986 Cet.ke-9
Salmadanis, Filsafat Dakwah,Jakarta : Surau,2003
Saputra, Munzier dan Harjani Hefni (Ed),Metode Dakwah,Jakarta :
Rahmad Semesta,2006
Komaruddin, Jauharotul Farida, Abu Rokmad, Dakwah dan
Konseling,Semarang: 2008
Yusuf, Yunan (pengantar), Metode Dakwah, Jakarta : Rahmad
Semesta, 2003