Menjadi orang tua efektif - Parenting

Post on 22-Jan-2018

161 views 18 download

Transcript of Menjadi orang tua efektif - Parenting

Menjadi Orang Tua Efektif bagiAnak

TM 4

Orang Tua Efektif

• Orang tua efektif yaitu orang tua yangmengetahui dan memahami tanggung jawab,peran, dan fungsinya dalam pemeliharaan,pengasuhan, dan pendidikan anak untukmengoptimalkan perkembangan seluruhpotensi anak secara utuh (fisik, motorik,mental ruhaniah, dan sosial emosional)menjadi anak yang saleh.

Strategi Sebagai Orang Tua Efektif

Mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas dalampengasuhan dan pendidikan anak sesuai harapan orangtua.

Memahami tahapan perkembangan anak , serta ciri dankarakteristik perkembangan pada setiap fase.

Memahami kebutuhan perkembangan anak pada setiapfase perkembangan.

Memahami permasalahan spesifik anak pada setiap faseperkembangan.

Memiliki pemahaman dan kemampuan dalam menjalankanlangkah, metode dan pendekatan pendidikan danpengasuhan anak pada setiap tahapan perkembangan.

Posisi Orang tua Bagi Anak

• Orang tua mempunyai pengaruh yang sangat pentingdan berarti serta sumber daya utama bagi kehidupananak.

• Orang tua sebagai stimulator dalam memberikanlingkungan yang sehat dan kondusif bagi anak untukmencapai potensi optimal dalam perkembangannya.

• Pendamping bagi anak yang membantu anak untukmelakukan penyesuaian diri terhadap perubahan yangdialaminya dalam perkembangannya serta terhadaplingkungannya.

Karakteristik Orang Tua

• Kepribadian

• Pengalaman

• Keyakinan agama, nilai-nilai budaya dantradisi.

• Pengetahuan

• Gender perspective

Posisi anak

Anak sebagai amanah dari Allah Pencipta. Memberikan kebahagiaan pada orang tua, kasih sayang dan

keterikatan dengan anak. Anak merupakan wujud dari cinta dan kasih sayang; serta

sumber motivasi bagi orang tua. Wujud dari nilai-nilai kehidupan dalam pencapaian

keberhasilan Anak juga memberikan permasalahan spesifik pada orang tua

dalam pengasuhan dan pendidikannya, seperti karakteristikdan keunikan anak sebagai individu, kepribadian dantempramen anak yang sulit; kesulitan untuk membagi waktubersama anak dalam rutinitas sehari-hari; konflik antara anakdengan saudaranya; dihantui perasaan bersalah sebagaiorang tua dsb.

Karakteristik Anak sbg SubjekPendidikan

Kepribdaian anak terbentuk dari 4 hal berikut:

• Nature (potensi bawaan). • Nurture (bentukan lingkungan). • Peluang (opportunity). • Upaya (effort).

Anak memiliki beberapa potensi:

• Sifat-sifat yang diwarisi dari orang tua• Tempramen• Kapasitas bawaan seperti bakat dan talenta; kemampuan;

keterbatasan; kebajikan.

Peran Orang Tua dlm PembentukanKepribadian Anak

Orang tua mempunyai kedudukan dan peransebagai:

Pendidik

Pemegang Otoritas

Penuntun/pembimbing.

Konselor

Tipe Pengasuhan dan Pendidikan diKeluarga

Tipe pengasuhan dan pendidikan di keluarga terbentukdari faktor tarik menarik antara tuntutan dan kendaliorang tua terhadap anak dengan kehangatan dansikap responsif terhadap kebutuhan dan harapananak. Dari situ terbentuk 4 tipe pola asuh, yaitu ;

Otoriter

Demokratis

Permissive

Tidak peduli

Strategi Pendidikan Anak di Keluarga

Selalu bicara bahasa nilaidan kebajikan

Memahami momenpembelajaran (teachable

moment) pendidik

Memberikanpendampingan spiritual -

- konselor

Hargai semangat anak -

penuntun/pembimbing

Tetapkan batas-batasaturan yang jelas--pemegang otoritas

Strategi 1: Sebagai pendidik

1. Memahami saat yang tepat dalam mengajar anak(teachable moment).

• Mengubah cara-cara yang membuat anak malukepada pendekatan memberikan nama panggilandengan nilai perilaku baik; contoh; “ ayo, anak ibuyang baik hati, coba dibantu adiknya ya”.

• Gunakan nilai kebajikan, bukan label buruk pada anak. Katakan; “ anak ibu yang pintar, bila hasilpekerjaanmu diperbaiki akan lebih bagus ya”, ketimbang mengatakan “dasar anak bodoh, mengerjakan itu saja gak bisa “.

Lanjutan….

• Mengubah pendekatan yang mengarahkanagar anak bisa melakukan (enabling) kepadapendekatan memberdayakan (empowering) anak; melalui cara berikut:

a. Jauhi melakukan sesuatu untuk anak untukhal yang dapat mereka lakukan sendiri danlakukan sesuatu pada anak hanya untuk halyang tidak dapat dilakukannya sendiri.

Lanjutan …

b. Jauhi perbuatan penyalahgunaan rasa bersalah pada anak. Rasa bersalah yang muncul dalam diri anak adalah refleksi darikesadaran nurani.

• Orang tua perlu memperhatikanpembentukan konsep diri positif (self concept) dan mengedepankan harga diri anak.

Lanjutan ….

• Jadilan pendidik, bukan pengkhotbah padaanak. Pengkhotbah akan berkata misalnya; “kamu harus jadi anak baik, Edo. Kalau tidak, kamu harus bermain sendiri” . Guru danpendidik akan dengan tegas berkata; “Edo, berbaiklah dengan temanmu, mainan manayang ingin kamu pinjamkan pada dia”.

Tindakan saat anak berbuat kesalahanfatal.

• Hentikan perbuatan anak.

• Sebutkan nilai kebajikan tertentu saatmenghentikan perbuatan anak.

• Jelaskan secara singkat mengapa perbuatantsb salah.

• Langsung berikan hukuman kepada anak.

• Dorong anak untuk memperbaiki perilakunya, dan bicara dengan anak hati ke hati.

Strategy 2 : Berbicara menggunakanBahasa Agama

• Jadikan kekuatan bahasa agama untuk membentuk budayareligius dalam keluarga.

• Jadikan kekuatan bahasa agama untuk membuatperubahan perilaku.

• Menggunakan nilai agama untuk memberikan pengakuandan penghargaan atas usaha anak berperilaku baik.

• Gunakan nilai ajaran agama untuk memperbaiki perilakuanak.

• Nyatakanlah tindakan anak yang benar, bukan orangnya, mis. “ruly anak yang bertanggung jawab ya, telahmengerjakan shalat ”.

• Jelaskan secara spesifik dan akurat saat memberikanpengakuan terhadap perilaku positif anak.

Strategi 3: Sebagai Pemegang Otoritas.

Orang tua menetapkan batas-batas dan aturan yang jelas,mana yan g boleh dan tidak boleh; dan mana perilaku baikdan mana yang buruk.

Orang tua sebagai model authoritative ---- tujuanpenerapan otoritas orang tua secara efektif yaitu untukmembuat anak mampu mengembangkan otoritas internalyang ada dalam diri anak, berupa tanggung jawab pribadiserta kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan moralkeagamaan secara sadar. Disiplin yang jelas dan masuk akalakan memberikan landasan pada anak utk mengembangkandisiplin diri.

Langkah Penerapan Aturan dlmKeluarga

Aturan bersifat moderat, jelas dan spesifik

Buatlah aturan yang tegas dan tidak bisadinegosiasikan.

Positif, tidak menggunakan kata ‘jangan’ atau‘tidak’.

Tetapkan akibat yang spesifik dan relevan terhadappelanggaran.

Gunakan hukuman yang bersifat edukatif, danmerupakan perbaikan untuk perilaku anak.

Lanjutan …..

Konsisten dengan aturan yang ditetapkan.

Komunikasikan aturan secara jelas padaanak.

Saat anak mendapatkan hukuman, yakinkanbahwa mereka memahami alasannya.

Fleksibel dan berikan ruang untuk mereviewaturan.

Lanjutan ….

Sediakan pilihan2 untuk anak dalam batas-batas yang ditetapkan. Tegaskan aturan saat nilai kebaikan dilanggar. Tetapkan batas dan aturan untuk mempersiapkan anak mem asuki

situasi yang baru.

4 prinsip disiplin;

Kaitkan kebebasan dengan tanggung jawab. Bila berkaitan dengan keselamatan, tuntutlah kepatuhan anak. Hindarkan pertentangan kekuatan. Selalu mengakui dan menghargai usaha dan kemajuan yang

dicapai anak.

Strategi 4: Sebagai Pembimbing

Hargai semangat anak Berbagi keterampilan dengan anak. Berbagi cerita keluarga dengan anak. Buatlah rujukan utama secara rutin, seperti pedoman kitab suci

atau tradisi keluarga. Tandailah waktu-waktu penting dengan ritual tertentu, seperti

merayakan ulang tahun anggota keluarga dengan mengunjungi anakterlantar.

Gambarkan Allah swt pada anak sebagai penuh cinta dan kasihsayang; yang mengharapkan kebaikan untuk kita dan dari kita; yang bisa kita percaya; yang menolong dan melindungi kita.

Biasakan beribadah dan berdoa bersama dalam keluarga untukmenjadi tradisi keluarga.

Strategi 5: Sebagai Konselor

Berikan perhatian yang bersifat spiritual pada anak. Tunjukkan perhatian terhadap apa yang dirasakan anak. Bantu anak untuk melakukan pilihan moral. Bukalah ruang bagi anak Berikan respon diam untuk memberikan kesempatan pada anak

menyampaikan masalahnya. Berikan respon berbentuk pertanyaan kosong dg menggunakan kata

‘apa’, ‘bagaimana’, ‘kapan’; bukan ‘siapa’, ‘kenapa’. Fokus pada tanda2 yang bersifat sensorik. Berikan pertanyaan yang bersifat refleksi nilai kebajikan. Berikan pertanyaan penutup yang menyimpulkan pembicaraan

panjang. Berikan pengakuan dan penghargaan berupa nilai kebajikan.

Prinsip pendidikan pada orang tua(Perspektif Islam).

• Menjadi teladan yang baik bagi anak. • Waktu yang tepat dalam memberikan bimbingan

pada anak. • Bersikap adil thdp setiap anak. • Memenuhi hak-hak anak. • Mendoakan anak. • Memfasilitasi anak dlm bermain bagi

perkembangan anak (akal, dan sosio emosional). • Tidak mencela anak. • Membantu anak untuk berbuat baik dan disiplin.

Metode pengembangan mental dansosio emosional anak

• Mencontohkan sifat Rasul dan kepribadiannyapada anak.

• Berkomunikasi dan berbicara dengan anakdengan cara yang sesuai tingkatperkembangannya.

• Melibatkan anak dengan pengalaman praktis.

• Membacakan kisah-kisah Rasul sebagaiteladan bagi anak.

Metode pengembangan …….

• Menemani dan mendampingi anak. • Menanamkan jiwa kompetitif konstruktif pada anak

(fastabiqul khairat).• Bermain dengan anak dan bertingkah sesuai

perkembangan anak. • Pujian untuk memotivasi anak. • Targhib dan tarhib. • Membentuk habit dengan pengulangan perilaku positif. • Memperhatikan tahap perkembangan anak dalam

mendidik. • Memberikan panggilan yang baik pada anak.

Faktor Penyebab PermasalahanPerilaku pada Anak

• Faktor hereditas dengan ciri fisik dan mental emosional anak.

• Lingkungan keluarga

• Peran pembelajaran dan pengalaman anak.

• Problem Perkawinan Orang Tua

• Pengaruh peer group di sekolah

• Problem emosional orang tua

• Stres dalam menjalankan peran keorang tuaan.

• Sikap, kepercayaan, dan harapan dari orang tua.

Strategi Pengembangan Perilaku yang diharapkan pada Anak

• Menyediakan waktu berkualitas dengan anak. • Memberikan perhatian pada perilaku yang diharapkan

pada anak. • Sediakan waktu dan peluang keterlibatan fisik

emosional dengan anak. • Berbincang dengan anak. • Berikan contoh dan teladan perilaku yang baik pada

anak. • Dorong kemandirian anak dengan “bertanya,

mengatakan, dan melakukan”.• Berikan kegiatan yang melibatkan anak.

TERIMA KASIH