Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak

Post on 27-Jun-2015

264 views 5 download

description

Banyak orangtua yang bingung menghadapi anak-anaknya yang akan menempuh Unas dan setelah lulusnya. Presentasi ini memberi sikap yg bagaimana yg harus dilakukan para orangtua.

Transcript of Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak

MEMPERSIAPKAN KARIR ANAK DENGAN CERDAS

& BIJAK

Persiapan psikologis Orang tua

Sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan atau dilakukan orangtua terhadap anak-anaknya yang akan menghadapi ujian nasional

Bagaimanakah seharusnya orangtua melakukannya?

1. PARADIGMA KESUKSESAN

Seseorang yang sukses adalah seseorang yang cerdas

Kecerdasan, tidak dapat dinilai dari hasil tes apapun, namun dapat dinilai dari kebiasaan seseorang dalam memecahkan masalahnya (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk baru yang punya nilai budaya (kreativitas)

3. PARADIGMA UJIAN

Soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa merupakan salah satu alat uji keberhasilan siswa dalam akademik

Penilaian tidak hanya dalam ranah kognitif saja, seharusnya ranah psikomotorik dan afektif juga dinilai.

Tanggung Jawab Bersama

Keberhasilan unas merupakan tanggung jawab tiga pihak, yaitu siswa, sekolah dan orangtua.

Orang tua bijak

1. Responsibility / Tanggung JawabOrangtua ikut bertanggung jawab (kondisi

psikologis) dalam perjuangan anak dalam menempuh unas, tidak hanya merupakan tanggung jawab sekolah dan siswa.

Bagaimana ?

• Membuka komunikasi dengan sekolah tentang permasalahan akademik dan psikologis anaknya dalam rangka mencari solusi terbaik.

• Membuka komunikasi dengan anak untuk mengetahui kebutuhan akademis dan psikologis anak dalam persiapan menghadapi unas dan membantu anak memenuhi kebutuhannya.

• Melakukan peran aktif dalam menyelesaikan permasalahan akademis dan psikologis anak.

2. Memahami kondisi emosinal anak

• Orangtua memahami kondisi emosional anak dalam menghadapi unas, terkait dengan kondisi neurologis dan kondisi psikis.

• Kondisi neurologis adalah kondisi otak yang mengalami “down shifting” (kondisi otak yang tidak bisa bekerja) pada saat dalam waktu yang lama menerima beban kognitif.

• Kondisi psikis adalah kondisi kejiwaan anak yang harus bebas dari tekanan psikis pada saat anak dalam waktu yang lama menerima beban kognitif.

Bagaimana ?

• Menghindari memberi perintah kepada anak yang merupakan beban si anak, sebab anak sudah mempunyai beban neurologis dan psikis yang berat.

• Menghindari memberi hukuman fisik dan hukuman psikis anak.

• Membuat kegiatan refreshing secara periodik dengan kuantitas yang seimbang.

• Memahami gaya belajar anak di rumah.

Model Gaya Belajar :

1. Gaya Belajar VisualCenderung lebih dominan dalam penglihatannya

dibanding dengan pendengaran dan gerakan-gerakan

2. Gaya Belajar Auditorial

Cara belajar yang lebih cenderung melalui suara dalam proses pembelajaran. Mereka akan mudah mencerna makna penyampaian melalui suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan bicara dan hal-hal auditorial lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna minim bagi siswa auditorial.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar dengan melakukan segala sesuatu secara langsung melalui gerak dan sentuhan, siswa seperti ini sulit untuk duduk berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan bereksplorasi sangat kuat.

3. Sikap terhadap hasil ujian

• Orangtua harus menerima hasil ujian anaknya dengan lapang dada, baik hasil yang tidak sesuai dengan harapan.

• Orangtua harus mempunyai pandangan bahwa hasil unas anaknya yang tidak sesuai harapan, bukan berarti kegagalan total dalam perjalanan hidup seorang anak.

Yakinlah bahwa anak kita cerdas,Beri kepercayaan kepada mereka !