Post on 16-Mar-2019
Indonesia Economic Outlook 2017:
MEMBANGUN FONDASI UNTUK PERTUMBUHAN YANG LEBIH
BERKELANJUTAN
Seminar Nasional Asosiasi Resin Sintentik Indonesia (ARSI)Jakarta, 15 Desember 2016
Parjiono, Ph.D.Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2KEMENTERIAN KEUANGAN RI
10 years average• Pemulihan ekonomi di negara maju yang cenderung lambat• Kenaikkan suku bunga the Fed dan pembalikan arus modal dari EMEs• Melambatnya ekonomi negara berkembang, terutama akibat rebalancing ekonomi Tiongkok• Ketidakpastian permasalahan geopolitik serta kebijakan ekonomi AS di bawah pemerintahan baru• Meningkatnya volatilitas pasar keuangan dan masih lemahnya harga komoditas
Risiko Perekonomian Global 2016 - 2017
2,2 1,52,0 1,6
0,8 1,1
6,9 6,7
4,7 5,0
7,6 7,6
-4,5 1,6
-3,7 -0,4
1,9 0,9
6,2 7,1
Pertumbuhan Triwulan III - 2015 Pertumbuhan Triwulan III - 2016
Kondisi perekonomian global masih dipengaruhi oleh berbagai risikoPerekonomian negara berkembang seakan menghadapi “The Perfect Storm”
* Consensus forecast, Sumber: IMF, Bloomberg
*
*
*2,7 2,0
3KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Pertumbuhan Total Perdagangan (%, yoy)Source: Bloomberg
-25,0%
-20,0%
-15,0%
-10,0%
-5,0%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
Jan
-14
Feb
-14
Mar
-14
Ap
r-1
4M
ay-1
4Ju
n-1
4Ju
l-1
4A
ug-
14
Sep
-14
Oct
-14
No
v-1
4D
ec-1
4Ja
n-1
5Fe
b-1
5M
ar-1
5A
pr-
15
May
-15
Jun
-15
Jul-
15
Au
g-1
5Se
p-1
5O
ct-1
5N
ov-
15
Dec
-15
Jan
-16
Feb
-16
Mar
-16
Ap
r-1
6M
ay-1
6Ju
n-1
6Ju
l-1
6A
ug-
16
Tiongkok US EU Jepang
Risiko Tahun 2016-2017
• Meningkatnya volatilitas pasar keuangan• Pemulihan ekonomi di negara maju yang kehilangan
momentum• Negara maju melakukan proteksionisme yang
berpotensi menghambat pertumbuhan perdaganganglobal dan menekan harga komoditas
• Melambatnya ekonomi negara berkembang terutamayang bersumber dari moderasi pertumbuhan ekonomiTiongkok
• Ketidakpastian permasalahan geopolitik
1,8
2,3
1,5
6,7
2,7
0,6
5,0
2
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
EU UK US China South Korea Singapore Indonesia
2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3 2015 Q4 2016 Q1 2016 Q2 2016 Q3
Perkembangan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan globalSecara keseluruhan pemulihan ekonomi global tahun ini masih dipenuhi tantangan
Pertumbuhan Ekonomi s.d Q3 2016
4KEMENTERIAN KEUANGAN RI
proyeksi
95,91
50,51
42,74
0
20
40
60
80
100
120
140
1 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 7 9
2014 2015 2016
proyeksi
5360 60
6355
62 6265
2017 2018 2019 2020
Brent
WTI
Yearly AveragePer 23 Nov 2016
Harga komoditas diperkirakan akan sedikit meningkatNamun demikian kenaikannya tidak akan signfikan hingga kembali ke posisi tertingginya
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
1 2 3 4 5 6 7
Coal
Metal
Agricultural Raw Materials
Commodity Price Index2005=1000, sumber : IMF
Pergerakan harga minyak duniasumber : Bloomberg, IMF WEO
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
5KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Namun perekonomian Indonesia masih tetap stabil dan kuatTingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia seringkali di atas rata-rata pertumbuhan emerging market
Pertumbuhan Tahunan Indonesia vs World vs EMEs dalam 10 tahun terakhirsumber : IMF WEO Oktober 2016
5,50 6,35 7,44 4,70 6,38 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 5,00 5,10
5,5 5,7
3,0
(0,1)
5,4
4,2
3,5 3,3 3,4 3,2 3,1
3,4
8,1 8,6
5,8
2,9
7,5
6,3
5,3 5,0
4,6
4,0 4,2 4,6
(1,0)
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016P 2017P
Indonesia World Emerging market and developing economies
Proyeksi APBN
6KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Pertumbuhan PDB Indonesia pada Q3 2016 sebesar 5,02% (yoy) Konsumsi RT dan PMTB menjadi pendorong pertumbuhan
5,1
5,0 5,05,0
4,74,7
4,7
5,0
4,9
5,2
5,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2014 2015 2016
2015: 4,8
2014: 5,0
9,5
7,5
5.7 5,4 5,44,9
3,83,3
2,8 2,6 2,5
1,4 1,30,8 0,5
Rata-rata pertumbuhan PDB 2006-2015 (%,YoY)sumber : IMF & BPS
Pertumbuhan PDB Indonesia (%,YoY)Kuartalan, sumber : BPS
Pertumbuhan PDB berdasarkan pengeluaranKuartalan, sumber: BPS
2015 2016
Q1 Q2 Q3 Q4 Ytd Q3 Tahun Q1 Q2 Q3 Ytd Q3
Kons RT dan LNPRT 4,7 4,7 5,0 5,0 4,8 4,8 5,0 5,1 5,0 5,0
Kons Pemerintah 2,9 2,6 7,1 7,3 4,4 5,4 3,5 6,2 -3,0 2,0
PMTB 4,6 3,9 4,8 6,9 4,4 5,1 5,6 5,1 4,1 4,9
Ekspor -0,6 0,0 -0,6 -6,4 -0,4 -2,0 -3,5 -2,4 -6,0 -4,0
Impor -2,2 -7,0 -5,9 -8,1 -5,1 -5,8 -5,0 -2,9 -3,9 -3,9
PDB 4,73 4,66 4,74 5,04 4,71 4,79 4,91 5,19 5,02 5,04
7KEMENTERIAN KEUANGAN RI
• Sektor industri pengolahan menunjukkan kinerja yang stabil, didukung oleh peningkatan investasi dan insentif dari paketkebijakan.
• Sektor jasa yang terkait dengan sistem logistik seperti sektor transportasi dan pergudangan serta sektor informasi dankomunikasi tumbuh dengan baik sejalan dengan realisasi pembangunan infrastruktur dan peningkatan efisiensi logistik nasional.
• Sektor pertambangan tumbuh positif didukung dengan peningkatan produksi migas.
* Termasuk Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Sumber: BPS, Diolah
Seluruh sektor tumbuh positif pada Triwulan III-2016Sektor industri pengolahan mampu tumbuh stabil, sementara sektor pertambangan mampu kembali tumbuh positifsetelah 6 triwulan mengalami kontraksi pertumbuhan
Pertumbuhan PDB per Sektor (%, YoY)
2015 2016
Q1 Q2 Q3s.d. Q3
(ytd)Q4 Y Q1 Q2 Q3
s.d. Q3 (ytd)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.0 6.9 3.3 4.7 1.6 4.0 1.8 3.4 2.8 2.7
Pertambangan dan Penggalian -1.3 -5.2 -5.7 -4.1 -7.9 -5.1 -0.8 -0.1 0.1 -0.2
Industri Pengolahan 4.0 4.1 4.5 4.2 4.4 4.2 4.6 4.6 4.6 4.6
Konstruksi 6.0 5.4 6.8 6.1 8.2 6.6 7.9 6.2 5.7 6.6
Perdagangan Besar dan Eceran 4.1 1.7 1.4 2.4 2.8 2.5 4.1 4.1 3.7 3.9
Transportasi & Pergudangan 5.8 5.9 7.3 6.3 7.7 6.7 7.9 6.9 8.2 7.7
Informasi dan Komunikasi 10.1 9.7 10.7 10.2 9.7 10.1 8.1 9.8 9.2 9.0
Jasa Keuangan dan Asuransi 8.6 2.6 10.4 7.2 12.5 8.5 9.3 13.6 8.8 10.5
Jasa-jasa lainnya 5.1 6.5 5.0 5.6 5.9 5.6 6.0 5.4 4.3 5.2
PDB 4.7 4.7 4.7 4.7 5.0 4.8 4.9 5.2 5.0 5.0
8KEMENTERIAN KEUANGAN RI
• Kawasan yang berbasis komoditas tambang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari Q3 2015: Maluku-Papua, Kalimantan dan Sumatera. (Pertumbuhan Q2 2016 YoY: Kalimantan 1.1%, Papua & Maluku -1.6%)
• Jawa sebagai kontributor terbesar dan bertumpu pada sektor industri tumbuh stabil sebesar 5,6 persen
• Kawasan Sulawesi dan Bali Nusa Tenggara tumbuh sedikit lebih rendah dari periode sebelumnya
Kawasan Maluku-Papua tumbuh paling tinggi pada triwulan ke-III 2016Jawa tumbuh stabil, sejalan dengan pertumbuhan sektor industri
10
Source: BPS
Source: BPS
Sumatera
KalimantanSulawesi
Maluku & Papua
Bali & Nusa Tenggara
Jawa
3,9%
5.6%
2.1%6.7%
5.0%
13.7%
% Regional GDP growth (yoy)
58.4%
22.0%
7.7%6,2%
3.2%
2.5%
National GDP growth Q3 20165.02%
Share to national GDP
Perkebunan, Manufaktur,
Pertambangan
Manufaktur, Perdagangan,
Konstruksi Perkebunan, AkomodasiMakan danMinuman, Perdagangan
Pertambangan, Manufaktur, Perkebunan
Perkebunan, Konstruksi, Perdagangan
Pertambangan, Perkebunan, Sektor Pemerintah
9KEMENTERIAN KEUANGAN RI
(1.500)
(1.000)
(500)
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2015 2016
O&G Non O&G Overall Balance
9,42
-4,49
5,7
111.5
5
25
45
65
85
105
125
-15,0
-10,0
-5,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2013 2014 2015 2016
USD bnUSD bn
Capital & Financial Account Current Account
Overall Balance Foreign Exchange Reserves (RHS)
55,6
99,7
155,3
0
40
80
120
160
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2013 2014 2015 2016
PMA
PMDN
TOTAL
3,31
3,08
0,17
7,54
-5
0
5
10
15
20
Fundamental ekonomi terjaga dengan baikDorongan positif bagi stabilitas perekonomian Indonesia
Neraca perdagangan kembali membukukan surplus
Trend pertumbuhan positif realisasi penanaman modalSumber : BKPM
Tingkat inflasi yang terjagaSumber: BPS
Sumber : BI
Harga diatur pemerintah
Harga bergejolak
Inti
Inflasi
Perbaikan neraca pembayaran terus berlanjutSumber : BI
US$ Mn
Trade Balance FY 2015Surplus USD 7,6 Milyar
Trade Balance YTD Jan – Oct 2016Surplus USD 6,9 Miliar
10,7% Rp. 295 T
18,8% Rp. 158 T
13,4% Rp. 453 T
YTD – TW III 2016
10KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Realisasi investasi langsung (IDR Triliun)Source: BKPM
55,6
99,7
155,3
0
40
80
120
160
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2013 2014 2015 2016
PMA PMDN TOTAL
Q3 2016 YTD Q3 2016
PMDN 16,3% 18,8%
PMA 7,8% 10,6%
Total 10,7% 13,4%
453,4
295,2
158,2
Q3 16YTD
Q3 16 Chemical and Pharmaceutical Industry; 46,7; 10%
Food Industry; 46,3; 10%
Metal, Machinery, andElectronic Industry; 44,7; 10%
Paper and Printing Industry; 38,7; 9%
Transportation, Warehouse,and Telecommunication; 33; 7%
Others; 244; 54%
China; 1,6; 8%
HongKong; 1,6; 7%
Netherlands; 1,1; 5%
Singapore; 7,1; 33%
Japan; 4,5; 21%
Others; 5,6; 26%
PMA berdasarkan sektor (Jan – Sept 16, IDR Trillion)Source: BKPM
PMA bedasarkan asal negara (Jan – Sept 16, USD Billion)Source: BKPM
Tren positif pertumbuhan realisasi investasi langsung di IndonesiaUpaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan investasi berdampak positif
11BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
80
90
100
110
120
130
140
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10
2011 2012 2013 2014 2015 2016
BI Consumer Confidence Index Expectation Present Situation
Tingkat keyakinan masyarakat terhadap perekonomian Indonesia cukup baikTerlihat dari indikator consumer confidence index Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
12KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Kebijakan Pertumbuhan Ke Depan Fokus Pada InvestasiInvestasi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan
Strategi dan kebijakan untuk mendorong investasi
• Menjaga stabilitasi perekonomian untuk menciptakan iklim investasi dan bisnis yang kuat
• Menyederhanakan prosedur perizinan investasi
• Mengharmonisasikan regulasi-regulasi investasi antara pemerintah pusat dan daerah
• Meningkatkan peran serta BUMN dalam pembangunan infrastruktur secara konsisten
• Meningkatkan peran institusi perbankan dalam pemberian kredit khususnya kredit modal kerja dan investasi
• Memperluas peran institusi keuangan non perbankan dalam pengembangan alternatif pembiayaan infrastruktur
Porsi pertumbuhan diarahkan kepada investasi
32,1
56,2
2013
Investasi Kons RT Lainnya
32,6
56,1
2014
32,8
56,3
2015
39.0
54,9
2019 (target)Mempercepat pembangunaninfrastruktur
Insentif bagi sektor bisnisuntuk menciptakan sektor perdagangan yg stabil
Menjaga daya beliIN
VESTA
SIKO
NS. R
T
Distribusi PDB (%) Sumber: BPS, diolah
13KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Investasi baik dari public maupun privat sangat dibutuhkan untuk mendorong percepatan reformasi struktur ekonomi Indonesia dari
consumption-led growth to investment-led growth
Indonesia memiliki daya tarik yang tinggi sebagai salah satu destinasi investasiPotensi untuk berinvestasi di Indonesia masih sangat terbuka lebar
Indonesia ranked 3rd position after India and China as best investment destination in Asia
The Economist’s Asia Business Outlook Survey 2016
For 2 consecutive years, Indonesia becomes one of The Most Prospecting Countries among the world economies.
JBIC Survey on Overseas Business Prospect FY 2015
Fundamental ekonomi makro
yang sehat dan kuat Komitmen Pemerintah dalam
Mereformasi APBN yang
Produktif dan Memberikan
kemudahan bagi dunia usaha
Salah satu basis konsumen
terbesar di dunia, dengan
pertumbuhan masyarakat
berpenghasilan kelas
menengah yang cepat
Pembangunan Infrastruktur
yang Progresif baik di Kota
maupun di pedesaan
14KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Jalan Raya
1 Not funded from national budget
Source: Kemenkeu, KPPIP, Kemenpupera, PLN
Trans Sumatra Jembatan Merah Putih, Merauke Raknamo, NTT Rumah Nelayan, Kec. Polman
Jakarta MRT Project1 Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta1 New Tanjung Priok Port Project1
Komodo Airport, NTT Juwata Airport, Tarakan
Bendungan Perumahan
Transportasi
Proyek infrastruktur utama masih on trackMeningkatkan konektivitas nasional, efisiensi dunia usaha, dan kualitas hidup masyarakat luas
Mobile Power Plant, Kalbar SPAM Umbulan, Jatim
Logistik, Pembangkit Listrik, Sistem Air Bersih
15KEMENTERIAN KEUANGAN RI
• Manajemen inflasi
• Kebijakan moneter yang pruden dan mendukungstabilitas sertapertumbuhan
• Kebijakan Macro-prudential yang akomodatif
• Mengurangi volatilitas
Strategi di dalam mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutanKerangka kebijakan yang terintegrasi antara fiskal, sektor riil dan moneter
Growth Friendly Policy untuk mencapaipertumbuhan inklusif
dan berkelanjutan
ReformasiFiskal
Kebijakanmoneter yang kondusif danindependen
ReformasiSektor Riil
Melalui:- Anggaran produktif dan
realistis- Pelaksanaan anggaran
yang kredibel- Insentif bagi sektor
strategis- Kebijakan untuk
menjaga stabilitaskonsumsi/daya beli
MenciptakanLapangan Pekerjaan
PeningkatanDaya Saing
PenguranganKetimpangan
dan Kemiskinan
16KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PERTUMBUHAN EKONOMI yang lebihberkelanjutan melaluipeningkatan investasi
PERLUASAN BASIS DATA perpajakan yang lebih valid, komprehensif dan terintegrasi
MeningkatkanPenerimaan Pajakbaik JANGKA PENDEK MAUPUN PANJANG
MEMPERBAIKI INTERAKSI antarawajib pajak danotoritas pajak yang lebih baik
Amnesti Pajak Merupakan sebuah terobosan kebijakanDitujukan untuk memperbaiki struktur ekonomi Indonesia
Reformasi Regulasi
Reformasi Administrasi
• Peningkatan efektivitaspenegakan hokum
• Peningkatan kualitassistem IT perpajakan
• Manajemen database pajak yang lebih baik
• Perbaikan kapasitas dan kapabilitas SDM
• Revisi UU KetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan
• Revisi UU PPN• Revisi UU PPH• Revisi UU Bea Materai
Reformasi SelanjutnyaManfaat Amnesti PajakWebsite Data
Per 13 Des 2016 (IDR Tn)
Repatriasi 143.6
Deklarasi LN 987.5
Deklarasi DN 2,868.1
Total 3,999.3
Uang Tebusan 100
Jumlah WP:490,710
Repatriation Offshore Declaration
Singapore 77,41T 57,18%
Cayman Islands 16,50T 12,19%
Hong Kong 13,98T 10,33%
China 3,56T 2,63%
Virgin Islands 2,25T 1,66%
Singapore 631,29T 67,36%
Virgin Islands 71,74T 7,66%
Cayman Islands 52,53T 5,61%
Hong Kong 37,89T 4,04%
Australia 32,10T 3,43%
Source: DG Tax
Repatriation/ Offshore Declaration by Country Origins (1st period)
17KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Institusi 2016* 2017
IMF 5,0 5,3
World Bank (Oct 16) new 5,1 5,3
ADB (Sept 16) new 5,0 5,1
Bloomberg Concensus Forecast(Nov 16) new
5,0 5,3
S&P (May 16) 5,0 5,2
Fitch (May 16) 5,1 5,5
Moody’s (May 16) 5,0 5,2
YTD Q32016
Outlook2016
APBN2017
Kons. RT. dan LNPRT 5.0 5,1 5,0
Kons. Pemerintah 2.0 3,0 4,8
Investasi (PMTB) 4.9 5,5 6,0
Ekspor -4.0 -1,9 0,2
Impor -3.9 -2,7 0,7
PDB 5.04 5,0 5,1
• Stabilitas konsumsi rumah tangga didukung oleh tingkat inflasi yang masih cukup rendah dan terjaga
• Investasi dari sektor privat diharapkan tumbuh kuat, seiring dengan perbaikan dari infrastruktur, stabilitasmakroekonomi, dan peningkatan efektivitas pemerintah.
• Ekspor dan impor diharapkan mulai tumbuh dalam area positif karena kontraksi selama beberapa periodeterakhir dinilai sudah cukup dalam.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 diperkirakan akan mencapai 5,1%Investasi diharapkan tumbuh lebih tinggi dengan tingkat pertumbuhan konsumsi yang stabil
18KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Postur outlook APBNP 2016 & APBN 2017APBN yang lebih realistis, kredibel, dan berkelanjutan
Deksripsi (Triliun Rupiah)
2016 2017 Growth (%)
APBN-P Outlook APBNTerhadapAPBN-P
TerhadapOutlook
A. Pendapatan Negara 1.786,2 1.567,3 1.750,3 -2,0% 11,7%
I. Penerimaan Dalam Negeri 1.784,2 1.565,3 1.748,9 -2,0% 11,7%
1. Penerimaan Pajak 1.539,2 1.320,2 1.498,9 -2,6% 13,5%
2. PNBP 245,1 245,1 250,0 2,0% 2,0%
II. Hibah 2,0 2,0 1,4 -30,0% -30,0%
B. Belanja Pemerintah 2.082,9 1.906,1 2.080,5 -0,1% 9,1%
I. Pemerintah Pusat 1.306,7 1.202,7 1.315,5 0,7% 9,4%
1. Kementerian/Lembaga 767,8 683.0 763,6 -0,5% 11,8%
2. Belanja Non K/L 538,9 519,7 552,0 2,4% 6,2%
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 776,3 703,3 764,9 -1,5% 8,8%
1. Transfer Ke Daerah 729,3 659,1 704,9 -3,3% 6,9%
2. Dana Desa 47,0 44,2 60,0 27,7% 35,7%
C. Keseimbangan Primer (105,5) (149,6) (109,0) 3,3% -27,1%
D. Surplus/Defisit (296,7) (338,8) (330,2) 11,3% -2,5%
% terhadap PDB (2,35) (2,70) (2,41) 2,6% -10,7%
E. Pembiayaan 296,7 338,8 330,2 11,3% -2,5%
I. Pembiayaan Utang 371,6 411.0 384,7 3,5% -6,4%
II. Pembiayaan Investasi (94,0) (91,5) (47,5) -49,5% -48,1%
III. Pembiayaan Lainnya 19,1 19,3 (7,0) -136,6% -136,3%
19KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perhitungan target penerimaan yang lebih realistisUntuk meningkatkan kredibilitas dan kepastian
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
2014 2015 2016 2017
IDR
Tri
llio
n
Realisasi Target
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
2014 2015 2016 2017
IDR
Tri
lion
Realisasi Target
sumber: Ministry of Finance sumber: Ministry of Finance
19,5%
8,2%
29,9%
3,4%
6,4%
24,1%
-2,6%
13,5%25,9%
38,7%
8,2%
6%
30,4%
9,4%
-3,6%
15%
Realization/ Outlook for 2016
Target Realization TargetRealization/ Outlook for 2016
Target to target growthRealization to target growthRealization to Realization growth
Kebijakan Perpajakan 2017
Target Penerimaan Perpajakan Target Penerimaan Pajak Non Migas
Peningkatan tax base dan tax compliance
Pemberian Insentif Perpajakan Perbaikan Regulasi Perpajakan
Pengenaan Cukai untuk PengendalianBarang Konsumsi Tertentu
Perpajakan Internasional untuk MendukungTransparansi
20KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Pendidikan 27.4%
Infrastruktur 123.4%
Subsidi Energi 66.2%
Kesehatan 83.2%
Perbaikan kualitas belanja APBN menjadi prioritasPeningkatan belanja produktif secara signifikan
Rata-rata peningkatan alokasi 2011 s.d 2014 vs 2015 s.d 2017
Rp. Triliun
Sumber: Kementerian Keuangan, diolah
416,1
104,0
77,3
387,3
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
450,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
22%
9%
63%
- 61%
- 31%
- 18%
21KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Anggaran Pendidikan 2017 tetap dijaga 20% dari APBN Fokus pada peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan
2016
b c d
1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 145,0 142,1 145,4
A. Anggaran Pendidikan pada K/L 141,7 140,9 141,8
B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3,3 1,2 3,6
2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266,6 269,5 268,2
a.l. Dana Transfer Khusus 119,9 117,0 115,5
a. DAK Fisik 2,7 8,1 8,1
b. DAK Non Fisik 117,3 109,0 107,4
3. 5,0 2,5 2,5
4. Anggaran Pendidikan (1 + 2 + 3) 416,6 414,1 416,1
5. Total Belanja Negara 2.082,9 2.070,5 2.080,5
RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN (4 : 5) x 100% 20,0 20,0 20,0
a
Melalui Pengeluaran Pembiayaan
RAPBN APBN
Komponen Anggaran Pendidikan
(triliun rupiah)
2017
APBNP
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017APBN
Triliun Rp
Rehabilitasi ruang kelas
41.128 ruang
Bantuan Bidikmisi360,5 ribu mahasiswa
SekolahBantuan Bidikmisi
Bantuan Operasional Perguruan Tinggi
Negeri107 PTN
BO PTN
Kartu Indonesia Pintar 19,5 juta siswa
KIP
Sertifikasi 101,1 ribu guru10,2 ribu dosen
Sertifikasi
Bantuan Operasional Sekolah
8,5 juta siswa
BOS
Sasaran Pembangunan
Catatan : sasaran pembangunan RAPBN 2017
22KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Anggaran Kesehatan 2017 tetap dijaga 5% dari APBNFokus untuk memperkuat upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
2016
b c d
1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 76,1 74,7 75,2
A. Anggaran Kesehatan pada K/L 70,1 65,1 65,4
B. Anggaran Kesehatan pada BA BUN 6,0 9,6 9,8
2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21,2 25,2 25,2
3. Melalui Pembiayaan 6,8 3,6 3,6
4. Anggaran Kesehatan (1 + 2 + 3) 104,1 103,5 104,0
5. Total Belanja Negara 2.082,9 2.070,5 2.080,5
RASIO ANGGARAN KESEHATAN (4 : 5) x 100% 5,0 5,0 5,0
APBN
a
RAPBN
Komponen Anggaran Kesehatan
(triliun rupiah)
2017
APBNP
2,7 2,83,0
2,7 2,8
3,3
3,8
5,0 5,0
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0
50
100
150
200
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017APBN
APBNP % of APBNP
Triliun Rp %
Sasaran Pembangunan
Kecamatan dengan puskesmas
terakreditasi700 kecamatan
Puskesmas
Peserta Keluarga Berencana (KB) baru
6,97 juta jiwa
Keluarga Berencana
PBI melalui JKN/KIS 94,4 juta jiwa
PBI
Imunisasi dasar lengkap untuk anak
usia 0-11 bulan92 persen
Imunisasi
Prevalensi Stunting (pendek dan sangat pendek) pada
anak umur bawah dua tahun (Baduta)
29,6 persen
Stunting
Catatan: sasaran pembangunan RAPBN 2017
23KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Anggaran Infrastruktur dalam APBN 2017 meningkat Rp40,8 T dari RAPBN 2017Terutama karena peningkatan earmark Dana Transfer Umum
23
8,1 8,3 8,8 9,8 10,28,7
14,2 15,2
18,6
0
5
10
15
20
0
100
200
300
400
500
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
%Rp Triliun
Anggaran Infrastruktur % thd Belanja Negara (RHS)
* Angka sementara (menunggu Prepres tentang Rincian APBN 2017)
Pembangunan 815 km
Jalan
Pembangunan 9.399 m
Jembatan
Pembangunan tahap I dan
lanjutan550 km’sp
Jalur Kereta Api
Pembangunan baru/lanjutan
13 bandara
Bandara
Sasaran 2017
Pembangunan/ pengembangan
fasilitas55 lokasi
Pelabuhan Laut Terminal Penumpang
Pembangunan terminal penumpanglanjutan di 3 lokasi
2016
APBNP RAPBN APBN*
I. Infrastruktur Ekonomi 307,1 336,9 377,8
1. Melalui Belanja K/L 151,2 161,0 153,7
a.l. 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 94,7 102,9 98,8
022 Kementerian Perhubungan 39,9 44,9 42,1
018 Kementerian Pertanian 4,1 2,9 2,7
020 Kementerian ESDM 3,7 3,8 3,6
2. Melalui Belanja Non K/L 5,9 2,7 2,6
a.l. 1 VGF (termasuk Cadangan VGF) 1,1 0,5 0,3
2 Belanja Hibah 4,6 2,2 2,2
3. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 88,0 133,7 183,7
a.l. 1. Dana Alokasi Khusus 66,3 33,8 32,3
2. Perkiraan Dana Desa Untuk Infrastruktur 18,8 24,0 24,0
3. Perkiraan Dana Transfer Umum untuk Infrastruktur 72,5 124,0
4. Melalui Pembiayaan 62,1 39,5 37,8
a.l. 1. FLPP 9,2 9,7 9,7
2. Penyertaan Modal Negara 36,2 7,2 7,2
3. BLU LMAN 16,0 21,7 20,0
II. Infrastruktur Sosial 5,7 5,5 5,5
a.l. 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4,6 4,2 4,2
025 Kementerian Agama 1,2 1,2 1,2
III. Dukungan Infrastruktur 4,2 4,2 4,1
a.l. 056 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 0,3 0,2 0,1
019 Kementerian Perindustrian 0,4 0,6 0,6
317,1 346,6 387,3 Jumlah
Uraian
2017
DIREKDIREKTUR,
1. Tahun 2017: sesuai PMK 48/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa minimal 15% DBH non-earmark dan DAU untukpembangunan infrastruktur. (di UU APBN menjadi 25%)
2. Untuk mendukung pembangunan infrastruktur agar dipastikan daerah dapatmematuhi aturan pemanfaatan DTU (DBH & DAU) minimal 25% untukinfrastruktur meningkatkan kualitas belanja APBD
Catatan: sasaran pembangunan RAPBN 2017
24KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Subsidi energi diarahkan agar lebih tepat sasaranTerutama untuk subsidi LPG tabung 3 kg dan subsidi listrik
112,7 105,0
97,0
48,0 40,0
45,0
-
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 APBN
Subsidi BBM Subsidi Listrik ICP (USD/barrel)
PERKEMBANGAN SUBSIDI ENERGI, 2012-2017
Rp Triliun (USD/barrel)
Sumber : Kementerian Keuangan
Belanja Subsidi Energi dalamAPBN 2017 sebesar Rp77,3 T
MenggunakanPemutakhiranBasis DataTerpadu(PBDT) 2015yang dikelolaoleh TNP2Kdan Kemensos
Subsidi Listrik Rp45,0 T:
diberikan kepada 19,1 jutadengan daya R-1/450 VA dan4,05 juta dengan R-1/900 VA
Untuk pelanggan rumah tanggamampu dengan daya 900VA, tarifakan disesuaikan secarabertahap 3 kali per 2 bulan
Subsidi BBM dan LPG Tabung
3 Kg Rp32,3 T: dilakukan dengan pola distribusi
tertutup/targeted (by name andby address)
dilakukan secara bertahap
26 juta Rumah Tangga Miskin(RTM)
2,3 juta usaha mikro
25KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Subsidi pangan diberikan kpd 14,3 jutaRTS
Pengalihan Rastra menjadi ProgramBantuan Pangan:• Konversi secara bertahap Subsidi
Pangan (Rastra) menjadi ProgramBantuan Pangan (non-tunai/voucher)
• Ujicoba di 44 kota di Indonesia
Kebijakan subsidi pangan diarahkan untuk meningkatkan akurasi sasaran RTS Dengan didukung akuntabilitas pengelolaan dan alokasi anggaran
• Kebijakan subsidi pupukdiarahkan untuk mendukungpeningkatan produktivitaspertanian
• Volume pupuk bersubsidisebesar 9,55 juta ton.
• Kebijakan subsidi benihdiarahkan untuk mendukungpeningkatan produksipertanian
• Benih bersubsidi padi & kedelai
26KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Memperbaiki pengalokasian Dana Transfer Khusus melalui:
• Pengalokasian DAK Fisik berdasarkan usulan daerahdan prioritas nasional, dengan memberikan afirmasikepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dantransmigrasi.
• Pelaksanaan sinkronisasi rencana kegiatan DAK Fisikantarbidang, antardaerah, dan antara DAK &nonDAK.
• Pengalokasian DAK Nonfisik sesuai kebutuhan riiluntuk mendukung peningkatan pelayanan publik.
• Pengalokasian Tunjangan Khusus Guru PNSD didaerah sangat tertinggal dan Dana Pelayananadministrasi kependudukan (adminduk).
Memperbaiki pengalokasian dan optimalisasipenggunaan Dana Transfer Umum, melalui:
• Perbaikan pengalokasian, penyaluran, & penggunaanDBH.
• Pengalokasian DAU: memperhitungkan pengalihan kewenangan pendidikan
SMA/SMK dan urusan lainnya dari kab/kota keprovinsi.
DAU semua Provinsi naik.
DAU Kab./Kota tidak mengalami penurunan.
• Pagu DAU nasional dalam APBN dapat berubah sesuaiperubahan PDN Neto, dengan memperhatikan daerah-daerah yang kapasitas & ruang fiskalnya sangat terbatas.
• DTU dipergunakan sekurangnya 25% untuk percepatanpembangunan fasilitas pelayanan publik.
ALOKASI TKDD TA 2017
Kebijakan Umum Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2017 diarahkan untuk memperkuat implementasi Desentralisasi Fiskal dan Nawa CitaDitujukan untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa
Anggaran TKDD Rp764,9 triliun, lebih besar Rp1,3 triliun dari anggaran K/L sebesar Rp763,6 triliunMemperbaiki mekanisme penyaluran anggaran TKDD berdasarkan pada kinerja pelaksanaan di daerah
Kebijakan Dana Desa
• Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desadgn tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara.
• Rata-rata alokasi per Desa Rp800,5 juta.
• Dana Desa per Desa paling kecil Rp726,7 juta.
• Dana Desa per Desa paling besar Rp2,8 miiar.
Kebijakan Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY
• Meningkatkan efisiensi & efektivitas pemanfaatanDana Otsus & Dana Keistimewaan Daerah Yogyakarta.
• Dana Otsus Papua Rp5,6 triliun.
• Dana Otsus Papua Barat Rp2,4 triliun.
• Dana Otsus Aceh Rp8,0 triliun.
• DTI Papua & Papua Barat Rp3,5 triliun.
• Dana Keistimewaan DIY Rp800 miliar.
Kebijakan Dana Insentif Daerah
• Alokasi anggaran DID ditingkatkan untuk memberipenghargaan kepada daerah yang berkinerja baik dalamkesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah,pelayanan dasar publik, serta ekonomi & kesejahteraan.
• Terdapat 317 daerah penerima DID.
• Alokasi DID minimum Rp7,5 miliar.
• Alokasi DID tertinggi Rp65,3 miliar.
Kebijakan Dana Transfer Khusus (DTK)Kebijakan Dana Transfer Umum (DTU)
Rp503,6 T(DTU)
Rp173,4 T(DTK)
Rp7,5 T(DID)
Rp20,3 T(Otsus &
DIY)
Rp60,0 T(Dana Desa)
27KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Manajemen defisit fiskal yang disiplin dan patuh terhadap perundang-undanganDemi menjaga ketahanan dan keberlangsungan fiskal
Defisit APBN tidak pernah melampai batas UU (3% dari PDB)Sumber: MoF
-2,35 -2,5 -2,41
-3
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Brazil India Malaysia Indonesia
Batas Undang-Undang3,0%
0
50
100
150
200
250
300
Ch
ile
Ind
on
esia
Turk
ey
Ph
ilip
pin
es
Au
stra
lia
Thai
lan
d
Co
lom
bia
Sou
th A
fric
a
Po
lan
d
Mal
aysi
a
Ind
ia
Ger
man
y
Bra
zil
Un
ited
Kin
gdo
m
Un
ited
Sta
tes
Ital
y
Jap
an
2006 2016
Rasio utang Indonesia relatif jauh di bawah ketentuan (%)Sumber : IMF
Batas Undang-Undang 60% dari PDB
• Pemerintah berkomitmen untuk terus mematuhi batas defisit APBN yang diatur oleh Undang-Undang
• Rasio utang Indonesia yang rendah menunjukan bahwa Indonesia masih memiliki ruang untuk ekspansi
28KEMENTERIAN KEUANGAN RI
• Deregulasi• Akselerasi proyek
strategis• Mendorong
pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
• Peluncuran program perizinan 3 jam
• Pembebasan PPN untuk industri transportasi
• Fasilitas logistik terintegrasi
• Penurunan harga BBM dan TDL
• Penyederhanaan izin investasi
• Perluasan basis penerima kredit UMKM
• Sistem upah yang simpel dan adil
• Kredit UMKM yang mudah dan terjangkau
• Penurunan pajak revaluasi aset
• Penghapusan pajak berganda REITs
• Pembangunan KEK• Perbaikan suplai air
bersih• Penyederhanaan izin
impor untuk farmasi
• Percepatan proses sertifikasi tanah
• Insentif pajak untuk industri padat karya
• One Map Policy • Pembangunan
pengolahan sumber daya alam (refinery)
• Insentif untuk industri penerbangan
• Percepatan konstruksi infrastruktur ketenagalistrikan
• Stabilisasi harga daging• Deregulasi sektor logistik
• Perbaikan kemudahan berinvestasi (ease of doing business)
• Insentif kredit usaha REIT berbasis ekspor
• Indonesia Single Risk Mgmt (ISRM) • Pembangunan industri farmasi
• Penyederhanaan izin, prosedur, durasi dan biaya memulai bisnis
• Percepatan pembangunan rumah murah bagi MBR melalui kemudahan dan penyederhanaan proses perizinan
Strategi untuk mendorong daya beli dan meningkatkan iklim investasiMelalui penerbitan 14 Paket Kebijakan Ekonomi
1 2 3 4 59 Sept 15 29 Sept 15 7 Oct 15 15 Oct 15 23 Oct 15
6 7 8 95 Nov 15 4 Dec 15 21 Dec 15 27 Jan 16 11 Feb 1610
29 Mar 16 28 Apr 16 24 Aug 16131211 10 Nov 1614
• Pembiayaan E-commerce • Insentif pajak bagi pelaku
usaha digital• Perlindungan konsumen• Perbaikan logistik
29KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Cold Storage Restaurants; BarsPharmaceutical Raw Materials
ManufacturingSports Center;
Film Processing Lab; Crumb Rubber
Kenaikan batas yang diperbolehkan (Sebelum and Sesudah)
Toll Road Operator;Telecommunication Testing Company
Distribution; Warehousing
Private Museum; Catering; Apparel Manufacturing; Exhibitions &
Conventions
Professional Training; Golf Course Management; Air Transport Support
Services; Travel Bureau
Telecommunication Provider with Integrated Services
Consultancy for Construction1
1. For total project value of IDR10bn and aboveAllowed foreign stake (%)
Relaksasi daftar negatif investasiUntuk mendorong persaingan pasar yang sehat dan pertumbuhan daya saing produk dalam negeri
100%49% 100%49% 100%51%100%85%
33% 67% 51% 67%100%95%
67%51% 67%55% 65% 67%
30KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Sektor e-commerce Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besarDukungan pemerintah diwujudkan melalui paket kebijakan ke-14
% Total pembeli on-line aktif vs. Total populasi
2,2 2,6
7,5 8,6
12,1
19,6
-
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
Indonesia India Japan World SouthKorea
China
27% 29%38%
44%50%
58%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Indonesia Philippines Vietnam Thailand Malaysia Singapore
E-commerce/ total ritel(%)Sumber: Kementerian Perdagangan, diolah Sumber: E-marketer 2015, diolah
Pemerintah mendorong pertumbuhan sektor ini melalui paket kebijakan ke-14
DukunganPembiayaan
RelaksasiPerpajakan
PerlindunganPelanggan
PeningkatanKapasitas SDM
DukunganLogistik
InfrasturkturTelekomunikasi
Cyber Security
DukunganManajemen
1000Technopreneurs
Valuasi bisnis
US$ 10 MiliarE-commerce value
US$ 130 MiliarINDONESIAN E-
COMMERCE PADA 2020
31KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perbaikan signifikan posisi EODBSource: World Bank Ease of Doing Business Report 2017
- Peringkat Indonesia melampaui Philippines, Brazil dan India- Namun beberapa ruang untuk perbaikan lebih lanjut masih terbuka lebar
Perbaikan peringkat EODB, Indonesia melampaui beberapa peersKenaikan sebanyak 15 peringkat menjadikan Indonesia sebagai salah satu top performers
78
82
130
99
123
91
70
80
90
100
110
120
130
140
150
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
- China
- Vietnam
- INDONESIA
- Philippines
- Brazil
- India2016: #106
2015: #120
#91Dari 190 negara
Melonjak
15 peringkat
Skor: 61.52 (↑3.4)
Indonesia is amongst the top 10 improvers in Doing Business 2017: Equal Opportunity for All
- World Bank Group, Press Release EODB 2017
32KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perbaikan peringkat Ease of Doing Business di Tahun 2017Upaya reformasi struktural telah menunjukkan hasil positif
Posisi Indonesia di antara “The Top 10 improvers in Doing Business 2017: Equal Opportunity for All”- World Bank Group, Press Release EODB 2017
EODB 2017 Rank
EODB 2016 Rank
Change in Rank
EODB 2017 Poin
EODB 2016 Poin
Perubahandalam Poin
Peringkat Keseluruhan 91 106 15 61,52 58,51 3,01
Memulai Usaha 151 167 16 76,43 67,51 8,92
Perizinan Konstruksi 116 113 3 65,73 65,26 0,47
Mendapatkan layanan listrik 49 61 12 80,92 77,60 3,32
Pendaftaran Properti 118 123 5 55,72 53,24 2,48
Kemudahan Kredit 62 70 8 60,00 55,00 5,00
Perlindungan Investor Kecil 70 69 1 56,67 56,67 0
Pembayaran Pajak 104 115 11 69,25 64,47 4,78
Perdagangan Antar Wilayah 108 113 5 65,87 63,53 2,34
Kontrak 166 171 5 38,15 35,37 2,78
Penyelesaian Pailit 76 74 2 46,46 46,48 0,02
- Usaha Pemerintah untuk meningkatkan kemudahan berusaha dilakukan dengan cara deregulasi dandebirokratisasi melalui paket-paket kebijakan ekonomi yang berdampak positif