materi pokok konstitusi

Post on 29-Dec-2015

106 views 1 download

description

matri pokok konstitusi

Transcript of materi pokok konstitusi

Ruang lingkup perundang - undangan

1. Yanuar Dwi Anggara (E0010356)2. Adinda Ariandayu (E0011006)3. Alfian Anhan4. Alfian Kusuma5. Amalia Chasanah6. Ardli Nuur Ihsani7. Amaliaa Lalita

Sistematika penyusunan peraturan perundang - undangan

• Judul• Pembukaan • Batang tubuh• Penutup• Penjelasan• Lampiran

judul

• Judul peraturan perundang undangan memuat kerangka mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan, dan nama peraturan perundangan

Pembukaan

• Frasa dngan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa• Jabatan pembentukan peraturan perundang-

undangan• Konsideran• Dasar hukum• diktum

Batang tubuh

• Ketentuan umum• Materi pokok yang diatur• Ketentuan pidana jika diperlukan• Ketentuan peralihan jika diperlukan• Ketentuan penutup

penutup

• Ketentuan penutup ditempatkan dalam bab terakhir, jika tidak diadakan pengelompokan bab ketentuan penutup ditempatkan dalam pasal atau beberapa pasal terakhir, ketentun penutup memuat ketentuan mengenai :

1. Penunjukan organ/ alat kelengkapan yg melaksanakan peraturan peruuan

2. Nama singkat peraturan peruuan3. Status peraturan peruuan yg sudah ada4. Saat mulai berlakunya peraturan peruuan

penjelasan

• Berfungsi sebagai tafsiir resmi pembentukan peraturan peruuan atas norma tertentu dalam batang tubuh. Oleh karena itu penjelasan hanya memuat uraian terhadap kata, frasa, kalimat atau padanan kata/istilah asing dalam norma yang dapat disertai dengan contoh. Penjelasan sebagai sarana untuk memperjelas norma dalam batang tubuh

lampiran

• Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan perundang undangan

• Lampiran dapat memuat antara lain uraian, daftar, tabel, gambar, peta, dan sketsa.

MATERI MUATAN KONSTITUSI (Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi)

• J.G. Steenbeek:1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi

manusia dan warga negara2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yg

bersifat fundamental3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas

kenegaraan yg juga bersifat fundamental

• Konstitusi di Indonesia dapat kita telaah menjadi 2 bagian yaitu:

1.konstitusi sebelum mengalami amandemen serta

2.konstitusi setelah mengalami amandemen.

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Sebelum Amandemen

• Hak Asasi ManusiaAda dua macam hak asasi manusia yaitu hak asasi manusia klasik (de klassieke grondrechten)dan juga hak asasi manusia social (de sociale grondrechten). Hal ini terdapat dalam pasal 27 ayat satu (1) dan (2), pasal 28, pasal 29 ayat (2), pasal 30 ayat (1), pasal 31, dan pasal 34.

(Bijlage Handelingen II. 13871, Nr.1. hal.2, yang antara lain menyatakan adanya klassieke grondrechten en sociale grondrechten)

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Sebelum Amandemen

• Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamentalSidang BPUPK sepakat untuk menetapkan adanya 6 lembaga Negara dalam UUD. Keenam lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, DPA, MA, dan BPK. Ketentuan tersebut diatur dalam pasal 1, pasal 2, pasal 4 - 8, pasal 16 - 19, pasal 23 dan pasal 24.(Prof. Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Alumni, Bandung, 1987, hlm.53)

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Sebelum Amandemen

• Pembagian dan pembatasan tugas yang bersifat fundamentalDalam UUD telah ditetapkan susunan ketatanegaraannya. Sudah tentu kepada masing-masing lebaga Negara harus diberi tugas dan wewenang. Tugas dan lembaga Negara tersebut diatur dalam pasal 3, pasal 5, pasal 10 - 15, pasal 20 - 23, pasal 32, pasal 34, pasal 37. (Prof. Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Alumni, Bandung, 1987, hlm. 56)

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Setelah Amandemen

• Saat ini, Negara Indonesia telah melakukan amandemen UUD sebanyak empat kali. Hal ini mengakibatkan konstitusi yang merupakan dasar hukum fundamental suatu Negara turut mengalami perubahan pula.

1. Amandemen pertama dilakukan pada 19 Oktober 1999 yang mengatur tentang kewenangan lembaga negara,

2. Amandemen kedua pada 18 Agustus 2000 yang menitikberatkan pada hak asasi manusia,

3. Amandemen ketiga pada 9 November 2001, dan4. Amandemen keempat pada 10 Agustus 2002.

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Setelah Amandemen

• Jaminan hak-hak asasi manusia dan warga negaraUUD 1945 hasil amandemen secara eksplisit mengatur hak-hak apa saja yang dilindungi oleh Negara, juga penjaminan HAM yang lebih baik. Selain itu, pembentukan Mahkamah Konstitusi juga merupakan upaya perlindungan yang lebih baik lagi terhadap HAM, hal ini terlihat jelas pada pasal 28 huruf A-J.

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Setelah Amandemen

• Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental

• Didalam UUD 1945 setelah amandemen, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) tidak diatur lagi dalam UUD dan kewenangannya dihapuskan. Lalu kedudukan MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi Negara, tetapi menjadi lembaga tinggi yang sejajar kedudukannya dengan lembaga eksekutif dan yudikatif.

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Setelah Amandemen

• Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamentalDihapusnya ketetapan MPR yang awalnya ada sebagai penyempurna UUD 1945, dalam UUD 1945 hasil amandemen yang menjaga tegaknya UUD 1945 adalah hakim, sehingga dibentuklah Mahkamah Konstitusi untuk menjadi lembaga pengawal konstitusi. Kekuasaan yudikatif tidak menjadi mutlak milik Mahkamah Agung, namun berbagi kekuasaan dengan Mahkamah Konstitusi.

Materi muatan• Pengertian pasal 1 ayat ( 13 ) uu no 12 tahun

2011 materi yang dimuat dalam Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No 12 Tahun 2011

Pasal 10 (1): Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undang berisi:

a. Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;

c. Pengesahan perjanjian internasional tertentu;d. Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi;

dan/ataue. Pemenuhan kebutuhan hukum dalam

masyarakat.

Materi muatan peraturan perundang undangan hrs mencerminkan asas

a. Pengayomanb. kemanuasiaanc. Kebangsaand. Kekeluargaane. Kenusantaraanf. Bhineka tunggal ikag. Keadilanh. Kesamaan kedudukan di depan hukumi. Ketertiban dan kepastian hukumj. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

Materi Muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)• Dalam penjelasan Pasal 22 UUD 1945

dinayatakan bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) merupakan peraturan yang setingkat dengan Undang-Undang, sehingga menurut Undang-Undang No 12 Tahun 2011 Pasal 11 :“Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sama dengan materi muatan Undang-Undang.”

Materi Muatan Peraturan Pemerintah

• Undang-Undang No 12 Tahun 2011 Pasal 12 menetapkan bahwa“Materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.”

Materi Muatan Peraturan Presiden

• Dalam Pasal 13 Undang-Undang No 12 Tahun 2011 ditetapkan bahwa“Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang, materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.”

Materi Muatan Peraturan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

• Pasal 13 Undang-Undang No 12 Tahun 2011 menetapkan bahwa“Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.”

pengundangan

• Agar setiap orang mengetahuinya peraturan perundang undangan harus diundangkan dengan menempatkan dalam pasal 82

1. Lembaran negara RI2. Tambahan lembaran negara RI3. Berita negara republik indonesia4. Tambahan berita negara republik ndonesia5. Lembaran daerah6. Tambahan lembaran daerah7. Berita daerah

Peraturan perundangan yang diundangkan dalam lembaran negara RI

• Undang – undang / perpu• Peraturan pemerintah• Peraturan presiden• Peraturan perundang undangan lain menurut

peraturan perundang undangan yang berlaku

• Peraturan perundang undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan kecuali ketentuan lain didlam peraturan perundang undangan yang bersangkutan