Post on 12-Apr-2017
SISTEM GERAKBiologi SMA/MA Kelas XI
KOMPETENSI DASARMenganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagai bentuk media presentasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIFSiswa dapat mengubah sikap untuk
menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati bioproses pada sistem gerak.
Siswa dapat menunjukkan perilaku peduli tergadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan tentang sistem gerak di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIFSiswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk
tulang penyusun rangka manusia dengan menggunakan torso.
Siswa dapat menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
Siswa dapat menjelaskan macam-macam tulang penyusun rangka tubuh.
Siswa dapat menghitung jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh.
Siswa dapat membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
Siswa dapat menganalisis struktur penyusun tulang berdasarkan hasil percobaan.
Siswa dapat menjelaskan anatomi tulang dengan menggunakan gambar.
Siswa dapat mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).
Siswa dapat mengaitkan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta-fakta dalam kehidupan.
Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja otot.
Siswa dapat menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF (lanj.)
Siswa dapat membuat awetan rangka hewan vertebrata.
Siswa dapat menggambar ilustrasi struktur tulang dan otot rangka.
Siswa dapat mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian.
Siswa dapat mendemonstrasikan gerakan antagonis dan sinergis.
Siswa dapat menggunakan media presentasi untuk menyajikan data hasil analisis ganggguan sistem gerak.
TUJUAN PEMBELAJARAN PSIKOMOTORIK
Menurut pendapat Anda, mengapa tulang manusia bisa patah seperti gambar di bawah ini?
I. RANGKA TUBUHRangka manusia merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh otot.Fungsi rangka:o Memberi bentuk dan
postur tubuh.o Melindungi organ-
organ yang lunak.o Penyangga berat
badan.o Tempat melekatnya
otot rangka.
o Mendukung terjadinya gerakan.
o Hematopoesis.o Tempat penyimpanan
mineral.o Tempat penyimpanan
energi.o Fungsi imunologis.Dibedakan menjadi 2 jenis:
rangka aksial dan rangka apendikular.
Rangka tubuh pada manusia
A. Rangka Aksial (Rangka Sumbu Tubuh)
1) Tulang Tengkorak• Befungsi melindungi
otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan.
• Terdiri atas tulang kranial (tulang tempurung kepala) dan tulang fasial (tulang wajah).
2) Tulang Telinga Dalam dan Tulang Hioid
Tulang telinga dalam dan tulang hioid terletak di dalam tengkorak.
Tulang telinga dalam berfungsi menerima dan mentransmisikan impuls suara.
Tulang hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mulut dan lidah sehingga dapat membantu proses menelan.
3) Tulang Belakang (Kolumna Vertebra)
Tersusun dari 26 ruas yang yang dihubungkan oleh cakram tulang rawan fibrosa.Fungsi:Menopang kepala dan bagian tubuh
lainnya.Melindungi organ dalam tubuh.Tempat melekatnya tulang rusuk.Menentukan sikap tubuh.
Tulang belakang (vertebrae)
4) Tulang dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Kosta)
Berfungsi melindungi paru-paru dan jantung Tulang dada terdiri atas 3 bagian: manusbrium
sterni, korpus sterni, dan prosesus xifoid. Tulang rusuk dibedakan menjadi 3 macam:
Tulang rusuk sejati: ujung depan melekat pada tulang dada (7 pasang).
Tulang rusuk palsu: ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya (3 pasang).
Tulang rusuk melayang: ujung depan tidak melekat pada tulang manapun (2 pasang).
Tulang dada dan tulang rusuk
1. Gelang Bahu (Pektoral)
Merupakan persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.
Terdiri atas tulang skapula (belikat) dan tulang klavikula (selangka)
A. Rangka Apendikuler (Rangka Pekengkap atau Anggota Gerak Tubuh)
2. Anggota Gerak AtasTerdiri atas humerus(tulang pangkal
lengan), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), karpal (tulang pergelangan tangan), metakarpal (tulang telapak tangan), dan falangus (tulang jari tangan).
3. Gelang Panggul (Pelvis)Berfungsi menyangga berat tubuh dan
melindungi bagian dalam rongga pelvis
Terdiri atas ilium (tulang usus), pubis (tulang kemaluan), dan iskium (tulang duduk)
Tulang anggota gerak atas Tulang gelang panggul (pelvis)
4. Anggota Gerak Bawah
Terdiri atas femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), patela (tulang tempurung lutut), tarsal (tulang pergelangan kaki), metatarsal (tulang telapak kaki), dan falangus (tulang jari kaki)
Lapisan tulang dari arah luar ke dalam tersusun atas lapisan-lapisan berikut.Perosteum. Terdiri atas jaringan ikat
fibrosa dan selapis osteoblas. Fungsi: tempat melekat otot rangka, memberi nutrisi untuk pertumbuhan tulang, dan perbaikan jaringan tulang yang rusak.
Tulang kompak. Lapisan yang teksturnya halus, padat, sedikit berongga, dan sangat kuat. Mengandung zat kapur kalsium fosfat dan kalsium karbonat
II. TULANGA. Struktur Tulang
Tulang spons. Lapisan yang teksturnya berongga dan berisi sumsum merah.
Endosteum. Jaringan ikat areolar vaskuler yang melapisi rongga sumsum.
Sumsum tulang. Lapisan paling dalam dan berbentuk jeli. Fungsi: produksi sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
Tulang pipa. Bentuknya silindris panjang. Contoh: tulang pangkal lengan (humerus), tulang hasta (ulna), tulang paha (femur), dll.
Tulang pendek. Berukuran pendek dan berbentuk kubus. Contoh: tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki (tarsal).
Tupang pipih. Berbentuk lempengan. Contoh: tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada.
B. Bentuk Tulang
Tulang tidak beraturan. Bentuknya tidak beraturan. Contoh: tulang-tulang penyusun tulang belakang (vertebrae).
Tulang sesamoid. Berukuran kecil dan bulat yang terdapat pada formasi persendian. Bersambungan dengan kartilago, ligamen, atau tulang lainnya. Contoh: tulang tempurung lutut (patela).
Bentuk-bentuk tulang pada manusia
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi.Cara pembentukan tulang:Osifikasi intramembranYaitu proses pembentukan tulang secara langsung, dengan cara mengganti jaringan penyambung padat dengan simpanan garam-garam kalsium untuk membentuk tulang. Prosesnya terjadi hanya sekali.Proses: sel mesenkim osteoblas sekresi matriks organik (osteoid) pengapuran osteoid pembentukan lapisan matriks baru tulang semakin tebal
C. Proses Pembentukan dan Perkembangan Tulang
Osifikasi endokondium (intrakartilago)Yaitu proses ketika tulang rawan digantikan oleh tulang keras. Prosesnya dimulai sejak perkembangan embrio. Seluruh tulang rawan pada anak-anak akan digantikan oleh tulang keras hingga usia 18 – 25 tahun. Proses:Perikondium meningkatkan jumlah
pembuluh darah.Sel-sel kartilago (kondrosit) melakukan
proliferasi menjadi osteoblas.Matriks kartilago mengalami pengapuran
(kalsifikasi).
Osifikasi dan pertumbuhan tulang pipa
1. Faktor herediter (genetik)2. Faktor nutrisi3. Faktor endokrin. Pertumbuhan
tulang dipengaruhi oleh hormon-hormon, seperti hormon paratiroid (PTH), hormon tirokalsitonin, hormon somatotrofin, hormon tiroksin, dan hormon kelamin.
4. Faktor sistem saraf
D. Faktor Pertumbuhan Tulang
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih, baik yang dapat digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan.
III. PERSENDIAN (ARTIKULASI)
A. Struktur Persendian•Ligamen, berfungsi mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang ke posisi asalnya.•Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat untuk menahan ligamen.
Cairan sinovial, yaitu cairan pelumas agar gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
Tulang rawan hialin, terdapat di ujung tulang sebagai bantalan sendi agar nyeri saat bergerak.
Bursa, berupa kantung tertutup yang dilapisi membran sinovial.
Diagram persendian sinartrosis pada tulang belakang
Diagram persendian amfiartrosis pada tulang belakang
Sendi berdasarkan struktur:Persendian fibrosa, tidak memiliki
rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.
Persendian kartilago, tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago.
Persendian sinovial, memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligamen dan kapsul sendi
B. Tipe Persendian
Sendi berdasarkan gerakan:Sendi sinartrosis (sendi mati), tidak
dapat digerakkan. Jenis sendi sinartrosis: sinartrosis sinfibrosis (dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa) dan sinartrosis sinkondrosis (dihubungkan dengan jaringan tulang rawan hialin).
Sendi amfiartrosis, pergerakannya terbatas akibat tekanan. Jenis sendi amfiartrosis: simfisis (dihubungkan oleh kartilago), sindemosis (dihubungkan oleh serabut dan ligamen), dan gomposis (sendu pada tulang bentuk kerucut)
Sendi diartrosis (sendi sinovial), sendi yang dapt bergerak bebas. Jenis sendi diartrosis:o Sendi engsel, bergerak ke satu arah.o Sendi peluru, bergerak bebas ke
segala arah.o Sendi pelana (sendi timbal balik),
bergerak ke dua arah.o Sendu putar, bergerak dengan pola
rotasi.o Sendi luncur (sendi geser), gerakan
menggeser.o Sendi kondiloid (sendi ellipsoid),
gerakan kiri-kanan atau depan-belakang, dua arah.
Diagram beberapa jenis persendian diartrosis
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan tulang sehingga disebut alat gerak aktif.Fungsi:PergerakanMenopang dan mempertahankan
postur tubuhProduksi panas
IV. OTOT RANGKA
Sifat otot rangka:Kontraktilitas (kemampuan
berkontraksi dan meregang)Eksitabilitas (mampu merespon
dika distimulasi oleh saraf)Ekstensibilitas (kemampuan
meregang melebihi panjang otot saat relaksasi)
Elastisitas (kembali ke ukuran semula)
Otot rangka pada tubuh
Area otot rangka:Kepala dan ekor otot (tendon),
merupakan jaringan ikat padat kuat.Empal otot, merupakan area bagian
tengah otot yang menggembung dan aktif dalam kontraksi.
Pengorganisasian jaringan otot rangka:Epimisium = fasikulus dibungkus perimisiumFasikulus = susunan sel serat otot (miofibril) + sarkolema, dibungkus endomisiumMiofibril = miofilamen tebal (protein miosin) + miofilamen tipis (protein aktin)
A. Struktur Otot Rangka
Struktur otot rangka
Mioibril penyusun otot rangka
Diagram struktur filamen penyusun miofibril
1. Komponen struktur otot yang berperan dalam kerja otot: miofibril, sarkomer, aktin, miosin, tropomiosin, dan troponin.
2. Sumber energi untuk gerak otot: ATP (Adenosin Tri Fosfat), kreatin fosfat, dan glikogen (gula otot).
B. Mekanisme Kerja otot
3. Tahapan mekanisme kerja otot:Penerimaan impuls: ion kalsium (ca2+0
keluar dari retikulum sarkoplasma.Ion Ca2+ terikat pada troponin
daerah aktif tropomiosin terbuka.Pembebasan energi dari ATP miosin
menarik aktin melalui daerah aktif tropomiosin otot memendek.
Tidak ada impuls Ca2+ kembali ke retikulum sarkoplasma, troponin menutupi tropomiosin, otot relaksasi
1. Otot antagonis, adalah otot yang bekerja saling berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang berlawanan (berbeda arah).
2. Otot sinergis, adalah otot yang saling mendukung kerja satu sama lain, sehingga menghasilkan gerakan satu arah. Contohnya yaitu kerjasama kerja sama otot-otot antartulang rusuk saat menarik napas.
C. Sifat Kerja otot
Gerak antagonis pada tubuh
Gerak antagonis pada tubuh
1.Fraktur, adalah patah tulang, terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besat daripada kekuatan tulang.
2.Gangguan tulang belakang, jenisnya:o Kifosis, tulang belakang melengkung ke arah
belakango Lordosis, tulang belakang melengkung ke arah
depano Skoliosis, tulang belakang melengkung ke
samping kiri atau kanano Sublubrikasi, kelainan bagian leher yang
menyebabkan kepala bergeser ke kiri atau kanan
V. GANGGUAN SISTEM GERAKA. Gangguan pada Tulang
Kelainan tulang belakang
3. Gangguan fisiologis tulang, jenisnya:
o Osteoporosis, tulang rapuh, keropos, dan mudah patah, dapat terjadi karena kekurangan hormon dan kalsium.
o Rakitis, pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor, dan kalsium.
o Mikrosefalus, kelainan pertumbuhan tengkorak sehingga ukuran kepala lebih kecil.
o Hidrosefalus, gangguan aliran cairan dalam otak menyebabkan pelebaran rongga tempurung otak sehingga otak membesar.
o Layu (semu), tulang tidak bertenaga akibat infeksi.
1.Terkilir, gangguan sendi akibat gerakan yang tidak biasa, dipaksakan, atau tiba-tiba.
2.Dislokasi, pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi normal.
3.Osteoartritis, kerusakan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan pada sendi.
4.Ankilosis, sendi tidak dapat digerakkan.
5.Urai sendi, selaput sendi robek, menyebabkan tulang sendi terlepas.
6.Artritis, peradangan pada sendi.
B. Gangguan pada Sendi
1. Hipertrofi, gangguan akibat otot yang berkembang menjadi lebih besar.
2. Atrofi, gangguan akibat otot yang mengecil.3. Distrofi otot, penurunan kemampuan otot
karena kelainan genetik.4. Tetanus, penyakit kejang otot karena
berkontraksi terus-menerus sehingga tidak mampu lagi berkontraksi.
5. Kram, keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang, sulit digerakkan, disertai rasa nyeri.
C. Gangguan pada Otot
6. Miastenia gravis, keetidakmampuan otot berkontraksi sehingga penderita mengalami kelimpuhan.
7. Otot robek, robeknya serabut otot yang mengakibatkan bengkak, nyeri, dan pendarahan.
8. Otot terkilir, tendon otot robek karena teregang melebihi batas normal.
Penyembuhan patah tulang: pemasangan gips, pembidaian, pembedahan internal, dan penarikan (traksi).
Penyembuhan kanker/tumor tulang: kemoterapi, radioterapi, dan operasi.
Penggantian sendi, yaitu pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan campuran logam.
Transplantasi sumsum, yaitu sumsum merah dari seseorang ditransplantasikan ke orang lain.
VI.TEKNOLOGI SISTEM GERAK
Penanggulangan skoliosis kongenitalis, yaitu pemasangan penyangga pada kelainan lengkung tulang belakang bayi yang baru lahir.
Implan, yaitu pemasangan materi dari benda kaku pada tulang.
Tangan dan kaki bionik, tangan dan kaki buatan.
Kursi rodaPenanggulangan kaki OViskosuplementasi, penyuntikan
asam hialuronat ke sendi.Pencangkokan tulang rawan