Post on 15-Oct-2021
MANAJEMEN PELAYANAN PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI
DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS)
KABUPATEN SERANG (Studi Kasus di Kecamatan Pontang
Kabupaten Serang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
MARYATI MS
NIM 6661102182
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : MARYATI MS
NIM : 6661102182
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 27 Maret 1991
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MANAJEMEN PELAYANAN
PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR
NEGERI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
(DISNAKERTRANS) KABUPATEN SERANG (STUDI KASUS DI
KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG)” adalah hasil karya saya
sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung
unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)
“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu,
selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu
terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit”. (Imam Ali Ibn Abi Thalib AS)
Aku persembahkan hasil SKRIPSI ini…. kepada kedua Orang tua ku,
adik-adik ku dan orang-orang yang aku sayangi, yang telah menjadi motivasi, inspirasi dan tiada henti memberikan
dukungan dan do'anya serta kasih sayangnya.
ABSTRAK
Maryati Ms. NIM 6661102182. 2015. Skripsi. Manajemen PelayananPemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di DinasTenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang(Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang). Program StudiIlmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing 1: Leo Agustino, Ph.D danPembimbing II: Listyaningsih, S.Sos., M.Si.
Kata Kunci : DISNAKERTRANS, Manajemen Pelayanan, Tenaga KerjaIndonesia.
Penelitian dilatar belakangi oleh adanya Manajemen Pelayanan PemberangkatanTenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang (Studi Kasus diKecamatan Pontang Kabupaten Serang) yang belum berjalan dengan baik.Penelitian ini menggunakan teori manajemen pelayanan dari Ratminto dan Atik(2005). Menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang menunjukkan bahwaDISNAKERTRANS Kabupaten Serang masih minimnya sumber informasi dankegiatan sosialisasi mengenai prosedur dan mekanisme informasi untuk tenagakerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri serta masih kurangnyapengawasan atau monitoring ke PPTKIS yang ada di daerah Kecamatan Pontangsecara berkesinambungan. Kesimpulan yaitu manajemen pelayananpemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Kabupaten Serang belum optimal, yang berdampak pada rendahnyapelayanan yang didapatkan oleh tenaga kerja Indonesia. Saran yaitu perlunyaperan aktif dari instansi terkait dalam pemberian informasi kepada calon tenagakerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri atau mengadakan penyuluhan,melakukan pengawasan secara menyeluruh ke pelaksana penempatan tenaga kerjaIndonesia swasta.
ABSTRACT
Maryati Ms. NIM 6661102182. 2015. Research Paper. The Management of
Departure Service for Indonesian Workers (TKI) to abroad at the Manpower
and Transmigration Service (DISNAKERTRANS) Serang Regency. Program
Study of Public Administration. Faculty of Social and Political Sciences.
University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Advisor : Leo Agustino, Ph.D and 2
nd
Advisor : Listyaningsih, S. Sos., M.Si.
Keywords: DISNAKERTRANS, The Management of Service, Indonesian
Manpower
Background Research by the Management of the departure service of Indonesian Workers (TKI) to the Foreign Affairs Office of Manpower and Transmigration (DISNAKERTRANS) Serang (Case Study in District Pontang Serang District) that have not been going well. This research uses the theory of service management by Ratminto and Atik (2005). Using a qualitative descriptive method, which shows DISNAKERTRANS Serang district still less resources and dissemination of information regarding the procedures and mechanisms for Indonesian workers who will work abroad as well as the less of supervision or monitoring to PPTKIS in subdistrict Pontang ongoing basis. The results of service management departure of Indonesian workers abroad in the Department of Manpower and Transmigration Serang District is not optimal, which adversely affects the service obtained by the Indonesian workers. The recommendation are need for an active role of agencies involved in providing information to prospective Indonesian workers who will work abroad or hold counseling, oversight supervision to implementing private placement of Indonesian workers.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillah segala puji kahadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia, rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman, yang telah menjadi suri
tauladan bagi umat manusia dan menjadi penerang dalam menggapai ridha Allah
SWT. Terima kasih yang terdalam Penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang
selalu memberikan do`a, motivasi dan kasih sayang yang tidak terhingga.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan program Strata Satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada
Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul
“Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke
Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS)
Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten
Serang)”.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam teknik penyusunan penelitian maupun
ii
isi dari materi yang disajikan. Hal tersebut disebabkan tiada lain oleh keterbatasan
kemampuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan
dan kritik yang membangun untuk dapat memberikan input atau masukan,
sehingga dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi.
Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik apabila tidak
mendapat bantuan dari pihak-pihak yang telah banyak membantu, baik secara
moril maupun materiil untuk kelancaran skripsi ini. Sehubungan dengan itu maka
Peneliti patut menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Soleh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak DR. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Pembantu Dekan 1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dan sekaligus penguji, terima kasih atas arahan dan bimbingannya.
4. Ibu Mia Dwianna W, S.Sos., M.I.kom., selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa dan sekaligus penguji, terima kasih atas arahan
dan bimbingannya.
iii
7. Ibu Ipah Ema J, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
8. Ibu Ima Maesaroh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan bimbingan akademik dan saran selama perkuliahan.
9. Bapak Leo Agustino, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing 1 Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
10. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
11. Seluruh Dosen pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah
memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
12. Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
13. Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans,
Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, Kepala Seksi
Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, Kepala Seksi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Disnakertrans, serta para staff pegawai Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang yang sudah membantu. Terima
atas ketersediaannya membantu dan memberikan informasi kepada
Peneliti selama proses penelitian.
iv
14. Pegawai Kecamatan Pontang Kabupaten Serang yang telah banyak
membantu didalam pelaksanaan penelitian.
15. Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS) yang ada di kecamatan Pontang kabupaten Serang, terima kasih
atas bantuannya kepada peneliti selama proses penelitian.
16. Masyarakat desa kecamatan Pontang kabupaten Serang, yang telah
memberikan informasi dan membantu pelaksanaan penelitian ini dan yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
17. Mamah dan Bapak serta adik-adikku dan juga untuk nenek tercinta, selaku
kedua orangtuaku dan saudara serta keluarga yang terdekat yang selalu
memberikan do`a, motivasi dan juga kasih sayangnya kepada peneliti
untuk mendapatkan gelar sarjana.
18. Imam Fauzy, Amd.Kep., selaku orang yang terdekat dengan peneliti.
Terima kasih atas do`a, motivasi dan bantuannya yang diberikan kepada
Peneliti.
19. Sahabat-sahabatku tercinta, Dedeh Kurniasih, S.Sos., Utami Puji Lestari,
Eva Faizatul Arofah, Mia Amelia, Nita Qonita, S.E dan Neng Asih, S.E.
Terima kasih atas dukungan dan bantuannya yang senantiasa selalu
memberikan motivasi dan menghibur peneliti disaat sedih dan berbagi
kebahagiaan disaat senang, dan atas kesediaannya menghiasi hari-hari
peneliti menjadi semakin bermakna.
20. Kawan-kawanku seperjuangan, Kharisma Maulidya, S.Sos., Rifki Apriadi
Firdaus, S.Sos., Dede, Ria, Tuti, Mamay, dan Teh Vera. Terima kasih atas
v
bantuan dan ketersediaannya berbagi pengetahuan serta menjadi tempat
bertanya bagi peneliti mengenai penelitian.
21. Teman-teman seperjuangan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2010.
Terima kasih atas kebersamaan, motivasi, perjuangan dan kenangan
selama proses perkuliahan.
22. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada Peneliti akan dibalas
dengan balasan yang setimpal oleh Allah SWT., Amin. Tidak lupa juga peneliti
memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan skripsi ini. Serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi yang membacanya. Terima Kasih.
Alhamdulillahirabil`alamin
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, Januari 2015
Maryati MS
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
vi
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 18
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 18
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................... 19
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 19
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 19
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................ 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori .......................................................................... 23
2.1.1 Konsep Manajemen ......................................................... 23
2.1.2 Konsep Tenaga Kerja Indonesia ...................................... 26
2.1.3 Konsep Manajemen Tenaga Kerja Indonesia .................. 34
2.1.4 Pelayanan ......................................................................... 35
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 44
2.3 Kerangka Pemikiran Peneliti ..................................................... 48
2.4 Asumsi dasar .............................................................................. 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................ 52
3.2 Lokasi Penelitian........................................................................ 54
vii
3.3 Fenomena yang diamati ............................................................. 54
3.3.1 Definisi Konsep ................................................................. 54
3.3.2 Definisi Operasional .......................................................... 55
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................. 56
3.5 Informan Penelitian.................................................................... 58
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 60
3.6.1 Observasi ......................................................................... 60
3.6.2 Wawancara ...................................................................... 61
3.6.3 Studi Dokumentasi dan Studi Literatur ........................... 63
3.7 Sumber Data .............................................................................. 64
3.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................. 64
3.9 Pengujian Keabsahan Data ........................................................ 68
3.9.1 Triangulasi ....................................................................... 68
3.9.2 Membercheck .................................................................. 69
3.10 Jadwal Penelitian ..................................................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 71
viii
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang .............................. 71
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang ........................................................... 72
4.1.3 Gambaran Umum Kecamatan Pontang ........................... 78
4.2 Informan Penelitian ................................................................... 79
4.3 Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 81
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 127
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 141
5.2 Saran .......................................................................................... 142
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PENELITIAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Registrasi Kabupaten Propinsi Banten 01 Januari 2008 s.d 28 Januari 2015
Tabel 1.2 Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan
Kabupaten Serang Tahun 2011 s.d 2013
Tabel 1.3 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal Kecamatan Pontang
Tabel 1.4 Daftar Kantor Cabang PPTKIS di Daerah Kabupaten Serang Propinsi Banten
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Saat Ini
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Data Kepegawaian Menurut Pendidikan
Tabel 4.2 Data Kepegawaian Menurut Umur
Tabel 4.3 Data Kepegawaian Menurut Masa Kerja
Tabel 4.4 Data Kepegawaian Menurut Pendidikan
Tabel 4.5 Data Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang Tahun 2011 s.d 2013
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Menurut Miles dan Huberman, 2007
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Alur Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri
Bagan 4.1 Alur Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Observasi
Lampiran 2 Catatan Lapangan Penelitian
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Matriks Hasil Wawancara Sesudah Reduksi Data
Lampiran 5 Member Check
Lampiran 6 Surat Keterangan Observasi
Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Penelitian
Lampiran 8 Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak dulu Indonesia sudah terkenal sebagai negara yang mempunyai
penduduk yang kuantitasnya banyak, terutama di Pulau Jawa dan Madura. Tidak
semua disadari bahwa penduduk yang sebanyak itu merupakan sumber tenaga
kerja yang mempunyai potensi kerja yang sangat besar. Indonesia selalu
dibanggakan karena kekayaan alamnya kurang mendapat perhatian bahwa
Indonesia juga kaya akan potensi kerja dari penduduknya.
Tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata kehidupan ekonomi dan
merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup melimpah. Dalam pembangunan
ketenagakerjaan, pemerintah diharapkan dapat menyusun dan menetapkan
perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja dimaksudkan supaya dapat
dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
implementasi program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat
institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Sebagian besar manusia di negara Indonesia menyadari bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat
penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan.
1
2
Sejalan dengan itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas dan kontribusi dalam pembangunan serta melindungi hak
dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dan
kemitraan. Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik
secara individu maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang
sangat signifikan dalam aktivitas perekonomian nasional, yaitu meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Apabila dilihat dari dimensi ekonomi, kesejahteraan penduduk ditentukan
oleh kondisi distribusi sumber daya seperti modal dan lahan, kesempatan berusaha
dan kesempatan kerja serta yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas sumber
daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam
reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global yang selama ini diabaikan. Kaitannya dengan hal tersebut, ada
dua hal yang menyangkut kondisi sumber daya manusia di Indonesia.
Keterkaitan yang menyangkut dengan kondisi sumber daya manusia di
Indonesia yaitu pertama, adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan
angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun
pertama (1998) sekitar 93, 73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang
ada hanya sekitar 87, 67 juta orang dan ada sekitar 5, 06 juta orang pengangguran
terbuka. Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah
sekitar 11 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif
3
rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih mendominasi
pendidikan dasar yaitu sekitar 63, 2% (Damanhuri, 2006:76).
Ketenagakerjaan memerlukan perencanaan yang disusun atas dasar
informasi ketenagakerjaan yang benar, yang harus disusun minimal meliputi:
penduduk dan tenaga kerja, kesempatan kerja, pelatihan kerja, produktivitas
tenaga kerja, hubungan industrial, kondisi lingkungan kerja, pengupahan dan
kesejahteraan tenaga kerja. Informasi ketenagakerjaan diperoleh dari seluruh
pihak yang terkait, baik dari instansi pemerintah maupun instansi swasta. Tata
cara memperoleh informasi ketenagakerjaan dan penyusunan serta pelaksanaan
perencanaan tenaga kerja disusun secara ilmiah dan objektif.
Masalah tersebut menunjukan bahwa adanya kelangkaan kesempatan kerja
rendahnya kualitas secara nasional di berbagai sektor ekonomi sehingga para
tenaga kerja mencari peruntungan ke luar negeri. Sempitnya lapangan pekerjaan
di Indonesia mendorong jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengadu
nasib ke berbagai negara dari tahun ke tahun yang mengalami terus peningkatan.
Adanya keinginan memperbaiki taraf hidup dengan bekerja ke luar negeri
mengalahkan pandangan tentang kekerasan, eksploitasi, dan kebijakan deportasi
terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Kondisi perekonomian yang kurang menarik di negara sendiri dan
penghasilan yang cukup besar dan yang tampak lebih menarik di negara lain telah
menjadi pemicu terjadinya mobilitas tenaga kerja secara Internasional. Perluasan
penyerapan tenaga kerja diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan
4
penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan
antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan
menyebabkan meningkatnya angka pengangguran. Kemudian, meningkatnya
angka pengangguran akan mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya dan
potensi angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban masyarakat, merupakan
sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan
sosial, serta menghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
Penghambatan pembangunan ekonomi membuat tidak nyaman untuk
masyarakat, sehingga masyarakat berkeinginan mencari pekerjaan di luar negeri.
Walaupun sudah banyak pemberitaan tentang kasus-kasus yang menimpa tenaga
kerja Indonesia di luar negeri, seperti adanya kasus penganiayaan, pelecehan
seksual, sampai terjerat hukum dan dipidana mati, tetapi sepertinya menjadi
tenaga kerja wanita itu semakin menjadi keinginan yang banyak menarik minat
perempuan, mulai dari para gadis sampai wanita yang sudah berkeluarga. Adanya
kabar tentang kasus-kasus yang banyak menimpa tenaga kerja wanita yang lebih
dulu pergi ke luar negeri masih bisa dikalahkan oleh cerita para tenaga kerja
wanita yang sukses dan membawa pulang uang banyak ke tempat tinggalnya dan
telah merubah tingkat ekonomi keluarganya. (Wawancara dengan Ibu Juntiah
selaku pemimpin Kantor cabang PT. Zaya Abadi Ekasogi, pada: 13 februari 2014,
jam 10.00 wib di Kecamatan Pontang).
Berdasarkan data rekapitulasi registrasi para calon TKI di Kabupaten
Serang menunjukkan bahwa minat masyarakat khususnya di daerah Kabupaten
Serang menunjukkan jumlah angkatan kerja TKI yang cukup tinggi, minat
5
masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Serang, dilihat dari jumlah tenaga
kerja Indonesia yang menurut jumlah peminat tenaga kerja Indonesia berdasarkan
rekapitulasi registrasi kabupaten Propinsi Banten, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Rekapitulasi Registrasi Kabupaten Propinsi Banten
01 Januari 2008 s.d 28 Januari 2015
No Nama Kabupaten Informal Formal Total
P L Jumlah P L Jumlah 1 Cilegon 7 1 8 79 37 116 124 2 Lebak 1132 10 1142 52 183 235 1377 3 Pandeglang 1482 7 1489 101 81 182 1671 4 Serang 8314 10 8324 178 188 366 8690 5 Serang (Kota) 199 0 199 52 61 113 312 6 Tangerang (Kab) 1396 1 1397 39 72 111 1508 7 Tangerang (Kota) 65 0 65 6 2 8 73 8 Tangerang Selatan 30 2 32 3 0 3 35
Jumlah 12625 31 12656 510 624 1134 13790 Sumber : Disnakertrans Propinsi Banten, 2015.
Seperti pada tabel 1.1 tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Serang
merupakan daerah yang banyak tenaga kerja Indonesia bekerja ke luar negeri.
Kabupaten Serang diketahui memiliki tenaga kerja Indonesia dengan sektor
informal yang perempuan berjumlah 8314 orang dan laki-laki berjumlah 10 orang,
sedangkan apabila sektor formal yang perempuan berjumlah 178 orang dan laki-
laki berjumlah 188 orang, sehingga tenaga kerja Indonesia di Kabupaten Serang di
sektor informal dan formal berjumlah 8690 orang.
6
Apabila dilihat dari minat negara tujuan berdasarkan negara penempatan di
Kabupaten Serang, sebagai berikut :
Tabel 1.2 Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang
Tahun 2011 s.d 2013
No. Negara Penempatan
Jumlah 2011 2012 2013
Sektor Informal
Sektor Formal
Sektor Informal
Sektor Formal
Sektor Informal
Sektor Formal
1 Bahrain 13 0 185 0 357 1 2 Brunai Darussalam 0 0 0 0 1 0 3 Hongkong 3 0 10 0 12 0 4 Malaysia 0 0 2 57 0 110 5 Oman 39 1 273 0 487 0 6 Qatar 142 0 702 0 674 0 7 Saudi Arabia 0 0 1 18 0 4 8 Singapura 5 0 11 0 13 0 9 Syria 2 0 0 0 0 0 10 Taiwan 9 1 49 4 67 6 11 United Arab Emirates 177 0 1162 2 1944 1
JUMLAH 390 2 2395 81 3555 122 Sumber: Disnakertrans Kabupaten Serang, 2013.
Berdasarkan data tersebut dapat dianalisis bahwa data rekapitulasi
registrasi berdasarkan negara penempatan Kabupaten Serang pada tahun 2011 s.d
2013 didapatkan bahwa pada tahun tersebut negara yang paling banyak diminati
Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) adalah negara United Arab Emirates pada
sektor informal dengan jumlah peminat TKI pada tahun 2011 sebanyak 177 orang,
tahun 2012 sebanyak 1162 orang, dan tahun 2013 sebanyak 1944 orang.
Sedangkan, negara yang paling sedikit diminati oleh Calon Tenaga Kerja
Indonesia (CTKI) yaitu negara Brunai Darussalam dengan jumlah peminat hanya
1 orang di sektor informal di tahun 2013.
7
Di Provinsi Banten khususnya Kabupaten Serang, banyaknya minat
masyarakat atau tenaga kerja Indonesia yang pergi bekerja ke luar negeri masih
terjadi terutama di Kecamatan Pontang. Pada tahun 2013 untuk daerah asal
Kabupaten Serang di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
tercatat ada 3.555 jumlah peminat tenaga kerja Indonesia yang informal dan ada
122 peminat tenaga kerja Indonesia yang formal. (Disnakertrans, rekapitulasi
registrasi berdasarkan negara penempatan Kabupaten Serang, 2013). Keadaan
ekonomi yang masih relatif rendah mendorong masyarakat yang ada di daerah
Kabupaten Serang khususnya di Kecamatan Pontang tertarik untuk pergi menjadi
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Terutama di Kecamatan Pontang masih
banyak peminat menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dilihat
dari jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri di Kecamatan
Pontang, sebagai berikut :
Tabel 1.3 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal Kecamatan Pontang
No Desa Jumlah 1 Kelapian 55 Orang 2 Suka Jaya 6 Orang 3 Kubang Puji 5 Orang 4 Singarajan 7 Orang 5 Kaserangan 31 Orang 6 Domas 107 Orang 7 Pulo Kencana 44 Orang 8 Wanayasa 25 Orang 9 Pontang 13 Orang 10 Pegandikan 101 Orang
Jumlah 394 Orang Sumber : Kecamatan Pontang, 2014.
8
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tenaga kerja Indonesia
asal Kecamatan Pontang memiliki jumlah 394 orang, yang didominasi oleh desa
Domas yang berjumlah 107 orang tenaga kerja Indonesia asal Kecamatan Pontang
yang bekerja ke luar negeri.
Pencari kerja yang berminat bekerja ke luar negeri harus terdaftar pada
instansi pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan. Ketentuan ini perlu diasosiasikan lebih lanjut karena selama ini
calon tenaga kerja Indonesia dapat mendaftarkan diri pada petugas lapangan dari
pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia atau dengan kata lain tidak harus
mendaftarkan diri pada kantor tenaga kerja setempat.
Pendaftaran untuk calon tenaga kerja Indonesia dilakukan di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS). Sehubungan dengan hal itu, Disnakertrans
melakukan kerja sama dengan PPTKIS untuk melakukan pengiriman tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri. Di daerah Kabupaten Serang terdapat 40 Kantor Cabang
PPTKIS yang bekerjasama dengan Disnaketrans.
9
Tabel 1.4 Daftar Kantor Cabang PPTKIS Di Daerah Kabupaten Serang
Provinsi Banten No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
1 PT. Farhan Al Syifa 21 PT. Alam Permai Indonesia 2 PT. Sabrina Paramitha 22 PT. Abul Pratamajaya 3 PT. Sarco 23 PT. Bhakti Persada Jaya 4 PT. Arafa Duta Jasa 24 PT. Rahana Karindo Utama 5 PT. Bintang Lima Brata 25 PT. Jasmindo Olah Bakat 6 PT. Dumas Lintas Benua 26 PT. Usahatama Bunda Sejati 7 PT. Ramah Indah Indo Hasta 27 PT. Baham Putra Abadi 8 PT. Della Fadhil Anugra 28 PT. Momandsons Sejahtera 9 PT. Elsafah Adi Wiguna Mandiri 29 PT. Jafa Indo Corpora 10 PT. Hasrat Insan Nurani 30 PT. Satria Parangtaritis 11 PT. Nurbakti Langgeng Mandiri 31 PT. Alfindo Mas Buana 12 PT. Falah Rima Hudaity Bersaudara 32 PT. Barokah Saudara Abadi 13 PT. Fim Anugerah Perkasa 33 PT. Insani Bhakti Gemilang 14 PT. Buana Rizqia Duta Selaras 34 PT. Ifan Margatama 15 PT. Duta Sapta Perkasa 35 PT. Agesa Asa Jaya 16 PT. Alzubara Manpower Indonesia 36 PT. Bahana Timur Megah 17 PT. Trias Duta 37 PT. Jatim Duta Pembangunan 18 PT. Zaya Abadi Ekasogi 38 PT. Sapta Rezeki 19 PT. Sinar Berlian Mandiri 39 PT. Hijrah Amal Pratama 20 PT. Berkah Guna Selaras 40 PT. Harco Selaras Sentosa
Sumber : Disnakertrans, 2014.
Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang
ada di Kabupaten Serang terdapat 40 Kantor cabang yang diresmikan oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Adanya sejumlah Kantor
cabang yang dibuka di daerah masing-masing supaya mempermudah untuk para
Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) mendaftarkan dirinya untuk pergi menjadi
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Dibuka sejumlahnya Kantor cabang yang
ada di Kabupaten Serang juga mempermudahkan jarak para calon tenaga kerja
Indonesia supaya tidak jauh-jauh daftar ke Kantor Pusat yang kebanyakan ada di
10
daerah Jakarta serta supaya mendapatkan informasi yang lebih banyak dan
mengerti terkait menjadi tenaga kerja Indonesia.
Dalam tata cara penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri hanya
dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahannya telah membuat perjanjian
tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke negara tujuan yang
mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.
Ketentuan ini sangat penting untuk menghindari perlakuan yang tidak manusiawi
terhadap tenaga kerja Indonesia, seperti objek perdagangan manusia, kekerasan,
perbudakan, kerja paksa, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan
martabat manusia, serta perlakuan lain yang tidak manusiawi. (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri).
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan
tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para
penyandang cacat.
Untuk dapat ditempatkan di luar negeri, calon tenaga kerja Indonesia harus
melengkapi syarat dokumen yang meliputi: kartu tanda penduduk, ijasah
pendidikan terakhir, akte kelahiran/surat keterangan lahir, surat keterangan status
perkawinan, surat keterangan izin suami/istri, izin orang tua atau wali, sertifikasi
kompetensi kerja, surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaaan
11
kesehatan dan psikologi, paspor, visa kerja, perjanjian penempatan tenaga kerja
Indonesia, perjanjian kerja, dan kartu tanda kerja luar negeri (KTKLN)
(Disnakertrans Kabupaten Serang, 2013:3).
Menjadi tenaga kerja Indonesia, Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI)
harus memenuhi syarat yang berlaku yaitu tenaga kerja Indonesia harus berusia
minimal 18 tahun kecuali calon tenaga kerja Indonesia pada rumah tangga
minimal 21 tahun, sehat jasmani dan rohani, tidak dalam keadaan hamil bagi
calon tenaga kerja wanita, berpendidikan sekurang-kurangnya lulus sekolah dasar
atau sederajat dan juga bisa baca dan tulis. (Disnakertrans Kabupaten Serang,
2013:3).
Disnakertrans Kabupaten Serang dan juga Pelaksanaan Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dalam melakukan perekrutan calon
tenaga kerja Indonesia tidak jarang menemukan permasalahan. Permasalahan
yang ada yaitu pada saat calon tenaga kerja Indonesia melakukan pendaftaran dan
juga pada saat pengirimannya. Masih diketemukannya sebagian calon tenaga kerja
Indonesia yang melakukan pendaftaran tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku, selain itu juga masih diketemukannya calon tenaga kerja Indonesia yang
berani memalsukan dokumen-dokumen, misalnya dokumen kesehatan, KTP, dan
akta kelahiran. (Wawancara dengan Ibu Ami yang merupakan salah satu Pegawai
Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, pada: 14 maret 2014, jam
14.00 wib, di Disnakertrans Kabupaten Serang).
12
Masih adanya sebagian calon tenaga kerja Indonesia yang ingin pergi ke
luar negeri menyalahi ketentuan yang berlaku karena disebabkan permasalahan
yang ada. Pertama, masih lemahnya akses informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang dalam pelayanan yang didapatkan oleh
masyarakat yang berminat pergi ke luar negeri untuk menjadi tenaga kerja
Indonesia.
Masyarakat yang ingin berangkat ke luar negeri masih kurang
mendapatkan informasi yang bener-benar jelas, hal tersebut mengakibatkan calon
tenaga kerja Indonesia mempercayai orang yang kira-kira mereka kenal.
Kebanyakan calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan informasi dari orang-
orang yang sudah pernah pergi ke luar negeri saja ataupun dari perusahaan yang
ada di daerahnya masing-masing. Hal tersebut terjadi karena masih lemahnya
akses informasi yang akurat dari pihak terkait khususnya Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kepada masyarakat.
Sebagai contoh Mega Fatonah (22) warga Suka Negara, Kecamatan
Pontang yang merupakan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Suria selama 4,5
tahun yang diberangkatkan melalui salah satu PPTKIS yang ada diluar daerahnya
sebagai pembantu rumah tangga. Mega diketahui berangkat melalui salah satu
PPTKIS diluar daerahnya tanpa adanya dokumen-dokumen yang dilengkapi dan
tanpa surat rekomendasi dari Disnakertrans supaya cepat berangkat ke negara
tujuan. Mega bisa diberangkatkan ke Suria sebagai Pembantu Rumah Tangga
(PRT) akan tetapi sebenarnya tujuan awalnya yaitu Malaysia. Mega mengalami
kesulitan ketika pemulangannya ke tanah air dikarenakan ketika saat berangkat
13
tanpa adanya dokumen-dokumen resmi dan tanpa ada tanggungjawab lagi dari
PPTKIS yang memberangkatkannya. (Wawancara dengan Mega Fatonah salah
satu TKI asal daerah Suka Negara, pada: 22 maret 2014, jam 10.00 wib, di
Kecamatan Pontang).
Hal seperti itu akan membuat nasib para calon tenaga kerja Indonesia di
luar prosedur tidak akan menjadi jelas, mereka menjadi tidak akan mendapat
perlindungan dari Disnakertrans asal daerahnya maupun dari PPTKIS. Apabila
terjadi seperti itu TKI tersebut apabila terjerat masalah seperti kematian atau
kecelakaan kerja, maka yang akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepulangannya yaitu Disnakertrans asal daerahnya, akan tetapi Disnakertrans
terkait tidak merasa mendaftarkan TKI tersebut. Masalah yang seperti itu masih
saja sering terjadi pada TKI asal Kecamatan Pontang. (Wawancara dengan Bpk.
Didi yang merupakan salah satu Pegawai di Disnakertrans Kabupaten Serang,
pada: 04 februari 2014, jam 13.30 wib, di Disnakertrans Kabupaten Serang).
Adapun salah satu contoh kasus TKI lainnya yang pernah pergi ke negara
Arab Saudi yang tidak memenuhi syarat bahwa apabila calon tenaga kerja wanita
Indonesia dalam keadaan hamil tidak boleh diberangkatkan ke luar negeri. Kasus
seperti itu pernah terjadi di daerah Kecamatan Pontang. Sehingga TKI tersebut
dipulangkan kembali ke daerah asal akan tetapi mengalami kesulitan. Apabila
terjadi permasalahan seperti itu yang diluar prosedur dia menjadi tidak mendapat
perlindungan juga dari Disnakertrans maupun PPTKIS yang terkait. (Wawancara
dengan Ibu Ami yang merupakan salah satu Pegawai Bidang Pembinaan dan
14
Penempatan Tenaga Kerja, pada: 14 februari 2014, jam 11.00 wib, di
Disnakertrans Kabupaten Serang).
Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) apabila ingin pergi ke luar negeri
asal daerah Kabupaten Serang khususnya Kecamatan Pontang, seharusnya
mendaftar dan berangkat dari PPTKIS yang ada di daerahnya, namun
kenyataannya calon tenaga kerja Indonesia ingin mengejar cepatnya waktu dan
juga proses pengiriman sehingga banyaknya dijumpai calon tenaga kerja
Indonesia yang mendaftarkan diri ke luar daerahnya. Sehingga apabila terjadi
permasalahan kepada tenaga kerja Indonesia tersebut akan menimbulkan
perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia tidak akan maksimal
ataupun menjadi sulit, karena daerah asalnya sendiri merasa tidak akan
bertanggung jawab pada tenaga kerja Indonesia tersebut. (Wawancara dengan Ibu
Ami yang merupakan salah satu Pegawai Bidang Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja, pada: 14 maret 2014, jam 14.00 wib, di Disnakertrans Kabupaten
Serang).
Menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri harus mematuhi alur
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri berdasarkan alur yang
benar, dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dimulai dari seharusnya calon
tenaga kerja Indonesia yang pergi mencari informasi ke Dinas Tenaga Kerja
terlebih dahulu atau ke Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS), kemudian calon tenaga kerja Indonesia mengikuti alur-alur mekanisme
penempatan tenaga kerja Indonesia yang benar dan terarah sehingga apabila
memenuhi syarat yang benar akan berangkat ke luar negeri, dan diharapkan
15
tenaga kerja Indonesia nanti akan tiba di kampung halaman dengan selamat tanpa
ada kendala apapun. Adapun alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI)
ke luar negeri yang benar sebagai berikut :
Bagan 1.1 Alur Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri
Sumber: (Diolah Peneliti, 2015)
Alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri tesebut
menjelaskan tentang alur yang seharusnya dilalui oleh calon tenaga kerja
Indonesia yang ingin berangkat ke luar negeri, supaya dari awal berangkat sampai
tiba ke kampung halaman selamat dan tidak ada kendala apapun. Akan tetapi
adanya alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yang ada tidak
diimbangi dengan penyebarluasan informasi yang baik, hal tersebut terjadi karena
masih lemahnya akses informasi yang diberikan kepada masyarakat sehingga
masyarakat kurang mematuhi peraturan yang benar.
CTKI mengikuti uji kompetensi, PAP dan menandatangani perjanjian kerja
CTKI mendapatkan paspor dan KTKLN, kemudian berangkat ke luar negeri dengan dokumen lengkap
CTKI melakukan rekomendasi dengan Disnaker dan menandatangani perjanjian penempatan
CTKI mencari informasi ke Dinas Tenaga Kerja dan PPTKIS
CTKI mengurus pendaftaran dan pengurusan dokumen dengan PPTKIS dan Pihak Kecamatan
CTKI melakukan seleksi administrasi kesehatan/medical cek-up
16
Lemahnya akses informasi yang didapatkan oleh masyarakat yang ingin
pergi ke luar negeri, mengakibatkan calon tenaga kerja mengandalkan segala
urusan pemberangkatan kepada perusahaan yang mereka percayai. Permasalahan
yang kedua, yaitu masih adanya Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) dan masyarakat di Kecamatan Pontang yang tidak melapor ke
kelurahan atau kecamatan apabila ada warganya yang ingin menjadi Tenaga Kerja
Indonesia.
Calon tenaga kerja Indonesia yang mendaftarkan diri ke perusahaan
ataupun pihak Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
yang ada di daerahnya masing-masing kebanyakan tidak melaporkan
keberangkatannya ke pihak kelurahan atau kecamatan setempat. Seharusnya
masyarakat ataupun calon tenaga kerja Indonesia yang ingin berangkat ke luar
negeri dan juga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
yang ada di daerahnya melaporkan informasi bahwa ada warganya yang ingin
berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan pihak
kecamatan atau kelurahan tidak mengetahui warga yang berangkat. (Wawancara
dengan Bpk. Sadirin yang merupakan salah satu Pegawai Bidang Kesos di
Kecamatan Pontang, pada: 02 Juli 2014, jam 11.00 wib, di Kecamatan Pontang).
Terkait dengan adanya permasalahan dengan tenaga kerja Indonesia yang
pergi ke luar negeri, permasalahan yang ketiga yaitu, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang (Disnakertrans) masih kurang optimal melakukan
pengawasan setiap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS) yang ada di Kecamatan Pontang. Hal tersebut bisa terjadi karena
17
Disnakertrans kurang adanya koordinasi dengan pihak terkait seperti dengan
kecamatan atau kelurahan. Hal tersebut mengakibatkan calon tenaga kerja yang
pergi ke luar negeri merasa kurang dipedulikan. Kurangnya pengawasan
Disnakertrans membuat PPTKIS menjadi dengan mudah untuk membohongi
calon tenaga kerja Indonesia yang ingin berangkat ke luar negeri.
Menjadi kewajiban dari Disnakertrans melakukan pengawasan
ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan yang
mempunyai kompetensi untuk menjamin pelaksanaan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan, dengan dukungan manajemen melalui optimalisasi
fungsi pengawasan ketenagakerjaan dan penataan prosedur mekanisme
pengawasan dan memaksimalkan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Peneliti tertarik untuk
melakukan kajian penelitian mengenai “Manajemen Pelayanan
Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri Di Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
(Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).”
18
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, maka peneliti
mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Lemahnya akses informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang dalam pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat
yang berminat pergi ke luar negeri untuk menjadi tenaga kerja
Indonesia.
2. Masih adanya Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS) dan masyarakat di Kecamatan Pontang yang tidak melapor
ke kelurahan atau kecamatan apabila ada warganya yang ingin menjadi
Tenaga Kerja Indonesia.
3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
(Disnakertrans) masih kurang optimal melakukan pengawasan setiap
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang
ada di Kecamatan Pontang.
1.3 Batasan Masalah
Dengan mengidentifikasi masalah, maka Peneliti perlu membatasi masalah
yang akan diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah pada “Manajemen Pelayanan
Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang
Kabupaten Serang)”.
19
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Bagaimana
Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar
Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (Studi Kasus
di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)?.
1.5 Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah yang hendak diteliti, maka tujuan
peneliti adalah untuk mengetahui manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara
praktis. Dengan kata lain manfaat teoritis berarti hasil penelitian memberikan
kontribusi secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan secara praktis
berarti hasil penelitian memberikan kontribusi dalam pengambilan kebijakan guna
kebaikan kedepannya.
1. Manfaat Teoritis
a.) Dalam rangka pengembangan teori Manajemen dan Pelayanan
Publik yang telah diperoleh selama dalam perkuliahan.
b.) Dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
20
c.) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat
umumnya dan bagi peneliti khususnya.
2. Manfaat Praktis
a.) Bagi Lembaga Disnakertrans dan Lembaga terkait hasil
penelitian ini bisa digunakan sebagai masukan berupa saran
yang konstruktif untuk meningkatkan pelayanan dalam
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri melalui
serangkaian aktivitas manajemen pelayanan.
b.) Bagi pembaca, bahan penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian sejenis
atau penelitian selanjutnya.
c.) Diharapkan bagi peneliti dapat memberikan masukan dan
menambah Ilmu pengetahuan dan wawasan.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang. Dimana menjelaskan tentang berbagai
masalah yang berhubungan dengan variabel penelitian dan alasan mengapa
tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut, identifikasi masalah berisikan tentang
masalah-masalah yang terjadi pada lokus penelitian, batasan dan rumusan masalah
yang berisi tentang batasan-batasan penelitian sehingga penelitian tidak keluar
dari fokus penelitian, tujuan penelitian yang berisikan tujuan penelitian dilakukan,
manfaat penelitian yang berisikan kegunaan dari penelitian ini dan sistematika
penulisan.
21
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
Menjelaskan tentang tinjauan pustaka. Dimana berisikan tentang berbagai
teori yang mendukung dan yang digunakan pada variabel penelitian, penelitian
terdahulu berisikan tentang kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, kerangka berfikir berisikan tentang alur pemikiran dari peneliti dan
asumsi dasar penelitian yang merupakan dugaan sementara dari penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang metode penelitian dimana penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, instrumen penelitian yang berisikan tentang jenis
alur data yang digunakan dan teknik penentuan kualitas instrument, objek dan
subjek penelitian yang diambil, teknik pengolahan dan analisis data sesuai dengan
penelitian ini, serta tempat dan waktu yang menjelaskan lokus dan waktu
dilakukannya penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian dimana berisikan tentang
penjelasan dari lokus penelitian, deskripsi data merupakan penjabaran dari data-
data yang sudah didapat, interpretasi hasil penelitan dan pembahasan merupakan
penjabaran lebih lanjut dari hasil penelitian yang sudah didapat.
22
BAB V : PENUTUP
Menjelaskan tentang simpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, dimana
berisikan intisari dari penelitian ini dan saran yang berisikan masukan-masukan
bagi pihak yang berkaitan terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar refisi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.
LAMPIRAN
Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian merupakan rangkaian atau uraian teori
beberapa teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pada bab ini akan
menjelaskan atau membahas beberapa teori dan bahan pustaka yang terkait
“manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar
negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten
Serang” yaitu beberapa definisi dari para ahli mengenai manajemen, tenaga kerja
Indonesia, menajemen tenaga kerja Indonesia, dan pelayanan.
2.1.1 Konsep Manajemen
Berbagai macam definisi mengenai manajemen menurut Manullang dalam
Ratminto & Atik (2005:1) mendefinisikan bahwa :
“Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan juga pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”.
Sedangkan menurut Gibson, Donelly & Ivancevich dalam Ratminto &
Atik (2005:1) :
“Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu itu bertindak sendiri. Manajemen juga bisa didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya orang tersebut dapat
23
24
termotivasi mengunakan keahliannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Juga suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Dapat diartikan juga sebagai suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi”.
Menurut Stoner & Wankel dalam Siswanto (2003:22) menyatakan secara
harfiah bahwa :
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Sedangan menurut Hersey & Blanchard dalam Siswanto (2003:22) bahwa
“Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan melalui individu-
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi”.
Menurut Hasibuan (2001:2), menyatakan bahwa :
“Manajemen itu merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dana sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan, karena manajemen itu diartikan untuk mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita (apa yang diatur, kenapa harus diatur, siapa yang mengatur, bagaimana mengaturnya, dimana harus diatur)”.
Manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu adalah pelayanan dan
atau laba (profit). Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat
dan wadah” saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika
manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan,
pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.
25
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu
dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong
manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab. Dengan adanya
pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan
keterkaitan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan
yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik apabila serta tujuan yang
diinginkan tercapai.
Menurut Hasibuan (2001:3), pada dasarnya manajemen itu penting karena disebabkan :
i. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
ii. Perusahaan/organisasi akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
iii. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
iv. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan. v. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan
memanfaatkan 6M (Men, Money, Methods, Materials, Machines, and Market) dalam proses manajemen tersebut.
vi. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan. vii. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
viii. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan. ix. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua
kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan
dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama
akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan
optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan
26
manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkanya demi
hari esok yang lebih baik lagi.
2.1.2 Konsep Tenaga Kerja Indonesia
Menurut Siswanto (2003:27), ”Tenaga kerja merupakan istilah yang
identik dengan istilah personalia, didalamnya meliputi buruh, karyawan dan
pegawai”. Menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003, tentang
ketenagakerjaan disebutkan bahwa ”tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat”.
Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003
tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.14
Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan yang memberikan
pengertian tenaga kerja adalah ”setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.
Sedangkan menurut Siswanto (2003:33), tenaga kerja adalah salah satu
unsur dari Perusahaan dan memiliki peran yang sangat penting dalam operasional
Perusahaan. Oleh karena itu, unsur tenaga kerja tidak bisa dipisahkan dengan
unsur lainnya. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dalam suatu proses
kerja, diperlukan tenaga kerja. Selanjutnya, untuk mendistribusikan hasil proses
kerja tersebut, diperlukan tenaga kerja yang akan melaksanakannya.
27
Menurut J. Simanjuntak dalam Husni (2008:17) bahwa pengertian tenaga
kerja atau manpower adalah ”mencakup penduduk yang sudah atau sedang
bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakuan pekerjaan lain seperti
sekolah dan mengurus rumah tangga.”
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1
angka 4 memberikan pengertian pekerja/buruh adalah ”setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apa pun”. Pengertian ini agak
umum namun maknanya lebih luas karena dapat mencakup semua orang yang
bekerja pada siapa saja baik perorangan, perekrutan, badan hukum atau badan
lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apa pun. Penegasan
imbalan dalam bentuk apapun ini perlu karena upah selama ini diidentikkan
dengan uang, padahal ada pula buruh/pekerja yang menerima imbalan dalam
bentuk barang.
Menurut Iman (2003:63). ”tenaga kerja pada umumnya ialah semua
penduduk yang mampu melakukan pekerjaan, kecuali misalnya:
i. Anak-anak berumur 14 tahun ke bawah. ii. Mereka yang berumur diatas 14 tahun tetapi masih mengunjungi sekolah
untuk waktu penuh. iii. Mereka yang karena usia tinggi, cacat baik jasmaniah maupun rohaniah,
tidak mampu melakukan pekerjaan. iv. Mereka yang karena sesuatu tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan.
Menurut Mulyadi (2006:59), ”tenaga kerja (man power) adalah penduduk
dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu
negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.”
Sedangkan menurut Rusli (2004,12), menyatakan bahwa ”tenaga kerja adalah
28
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.”
Pengertian tenaga kerja ini lebih luas dari pengertian pekerja/buruh karena
pengertian tenaga kerja mencakup pekerja/buruh yaitu tenaga kerja yang sedang
terikat dalam suatu hubungan kerja dan tenaga kerja yang belum bekerja.
A. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Pelayanan penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga
kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan keterampilan, keahlian
dan kemampuan. Pelayanan penempatan tenaga kerja dilaksanakan dengan
memperhatikan kodrat, harkat, martabat, perlindungan, dan kesejahteraan tenaga
kerja tanpa diskriminasi.
Siswanto (2003:17-18), penyelenggaraan pelayanan penempatan tenaga
kerja oleh masyarakat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
i. Adanya tenaga kerja yang akan ditempatkan
ii. Tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan pelayanan
penempatan tenaga kerja
iii. Jaminan perlindungan bagi tenaga kerja yang ditempatkan meliputi :
1. Perjanjian penempatan secara tertulis antara penyelenggara dan
penggunan tenaga kerja.
2. Perjanjian penempatan secara tertulis antara penyelenggara dan
tenaga kerja
3. Perjanjian kerja secara tertulis antara pengguna dan tenaga kerja
29
4. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta kesejahteraan
tenaga kerja mulai keberangkatan dari daerah asal selama bekerja,
sampai dengan kembali ke daerah asal.
iv. Informasi pasar bagi tenaga kerja yang akan ditempatkan.
v. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan kerja bagi
tenaga kerja yang akan ditempatkan.
Menurut Husni (2008:90), pihak-pihak yang terkait dengan pelaksana
penempatan tenaga kerja ke luar negeri terdiri dari calon tenaga kerja yang hendak
bekerja ke luar negeri, pelaksana penempatan TKI swasta yang berbentuk
Perusahaan Terbatas (PT) dan memiliki izin dari Menteri Tenaga Kerja, mitra
usaha, dan pengguna jasa TKI.
Pengertian dari para pihak tersebut adalah:
i. Calon tenaga kerja Indonesia atau disebut calon TKI adalah setiap warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan
bekerja ke luar negeri dan terdaftar di Instansi Pemerintah
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
ii. Pelaksana penempatan TKI swasta adalah badan hukum yang
memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan
pelayanan penempatan TKI diluar negeri.
iii. Mitra usaha adalah Instansi atau badan usaha berbentuk badan hukum di
negara tujuan yang bertanggungjawab menempatkan TKI pada pengguna.
30
iv. Pengguna jasa TKI adalah Instansi Pemerintah, Badan Hukum
Pemerintah, Badan Hukum Swasta, dan/atau Perseorangan di negara
tujuan yang mempekerjakan TKI.
Pelaksana penempatan TKI swasta akan menempatkan TKI ke luar negeri
harus terlebih dahulu membuat perjanjian kerja sama penempatan yang dibuat
secara tertulis dengan Mitra Usaha atau Pengguna yang memuat hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Hal ini penting bagi calon TKI tentang adanya
jaminan kepastian penempatan yang akan dilakukan oleh pelaksana penempatan
TKI dengan Mitra Usaha atau pengguna jasa TKI di luar negeri.
B. Pembinaan Tenaga Kerja
Pemerintah dengan mengikutsertakan unsur dunia usaha dan masyarakat
melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi.
Menurut Siswanto (2003:19-20), Pembinaan yang berhubungan dengan segala
sesuatu mengenai ketenagakerjaan diarahkan untuk:
i. Mewujudkan perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan.
ii. Mendayagunakan tenaga kerja secara optimum serta menyedikan tenaga
kerja yang sesuai dengan pembangunan nasional.
iii. Mewujudkan terselenggaranya pelatihan kerja yang berkesinambungan
guna meningkatkan kemampuan, keahlian, dan produktiktivitas tenaga
kerja.
31
iv. Menyediakan informasi pasar kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan tenaga kerja pada
pekerja yang tepat.
v. Menyelenggarakan sertifikasi keterampilan dan keahlian tenaga kerja
sesuai dengan standar.
vi. Mewujudkan tenaga kerja mandiri.
vii. Menciptakan hubungan yang harmonis dan terpadu antara pelaku proses
produksi barang dan jasa dalam mewujudkan hubungan industrial
pancasila.
viii. Mewujudkan kondisi yang harmonis dan dinamis dalam hubungan kerja
yang meliputi terjaminnya hak pengusaha dan pekerja.
ix. Memberikan perlindungan tenaga kerja yang meliputi keselamatan dan
kesehatan kerja, norma kerja, pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja,
serta syarat kerja.
C. Tujuan Pembinaan Tenaga Kerja
Menurut Siswanto (2003:31), dampak perkembangan teknologi dan
komputerisasi yang digunakan dalam proses produksi menuntut kemampuan,
keahlian, dan keterampilan tenaga kerja untuk menggunakannya. Agar tenaga
kerja tersebut dapat menggunakannya, perlu diadakan pembinaan yang
berjenjang, berlanjut, dan berkait. Adapun tujuan pembinaan tenaga kerja adalah
meningkatkan kesetiaan dan ketaatan; menghasilkan tenaga kerja yang berdaya
guna dan berhasil guna; meningkatkan kualitas, keterampilan, serta memupuk
32
semangat dan moral pekerja; mewujudkan iklim kerja yang kondusif; memberikan
pembekalan dalam rangka distribusi tenaga kerja.
D. Sistem Pembinaan Tenaga Kerja
Untuk mencapai tujuan maksimum Perusahaan, diperlukan pembinaan
tenaga kerja dengan suatu sistem yang efektif dan sesuai dengan pola yang
terarah. Pembinaan tenaga kerja sebenarnya menjadi tanggung jawab manajemen
puncak (top management). Keberhasilan dalam pembinaan tenaga kerja
bergantung pada keahlian dan kebijakan yang ditetapkannya. Namun, saat ini
telah banyak manajemen puncak yang sadar betapa pentingnya kebijakan
pembinaan tenaga kerja dengan suatu pola yang dipandang efektif. Pembinaan
tenaga kerja biasanya menganut sistem kepantasan (sistem pembinaan tenaga
kerja yang didasarkan atas kecakapan yang dimiliki tenaga kerja yang
bersangkutan), nepotisme (sistem pembinaan tenaga kerja, yang pembinaannya
didasarkan atas keanggotaan keluarga, kerabat, golongan, suku, maupun agama),
karier (sistem pembinaan tenaga kerja, pengangkatan pertama didasarkan atas
kecakapan tenaga kerja yang bersangkutan, sedangkan pembinaan lebih lanjut
didasarkan pada masa kerja, pengalaman kerja, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-
syarat objektif lainnya), kinerja (sistem pembinaan tenaga kerja untuk
pengangkatan tenaga kerja dalam suatu jabatan didasarkan atas kecakapan dan
prestasi yang telah dicapai tenaga kerja yang akan diangkat), dan kombinasi atau
situasional (sistem yang menggunakan kombinasi keempat sistem tersebut dengan
cara mengambil masing-masing keunggulannya dengan mempertimbangan situasi
dan kebutuhan tenaga kerja yang akan memangku jabatan/pekerjaan tertentu).
33
E. Perlindungan Tenaga Kerja yang Bekerja di Luar Negeri
Menurut Husni (2008:98), berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
RI No. Kep/92/MEN/1998 perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri
dilaksanakan melalui asuransi dimana lembaga pelaksana penempatan tenaga
kerja Indonesia di luar negeri bertanggung jawab atas keselamatan dan
kesejahteraan tenaga kerja, penyelesaian permasalahan dan hak-hak tenaga kerja
Indonesia di luar negeri. Untuk merealisasikan tanggung jawab pelaksana
penempatan tenaga kerja Indonesia, maka setiap tenaga kerja Indonesia yang
ditempatkan di luar negeri wajib diikutsertakan dalam program asuransi
perlindungan tenaga kerja, dimana penyelenggaraannya dilaksanakan oleh
asuransi yang diakui dan terdaftar pada Depertemen Keuangan RI. Adapun bentuk
asuransi perlindungan dimaksud berupa: santunan bagi tenaga kerja Indonesia
yang meninggal dunia sejak keberangkatan dari daerah asal sampai kembali ke
daerah asal, santunan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan sejak
diberangkatkan dari daerah asal sampai kembali ke daerah asal, santunan bagi
tenaga kerja Indonesia yang terkena pemutusan hubungan kerja setelah
melampaui waktu tiga bulan setelah perjanjian kerja ditandatangani, santunan bagi
tenaga kerja Indonesia yang tidak dibayar gajinya dan atau yang tidak
memperoleh hak-haknya serta bantuan hukum kepada tenaga kerja Indonesia
dalam hal yang bersangkutan harus menghadapi peradilan di negara yang
bersangkutan.
34
2.1.3 Konsep Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Menurut Siswanto (2003:27):
”Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan, pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun Instansi.” Manajemen tenaga kerja adalah salah satu bidang manajemen seperti
manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan
manajemen perkantoran. Manajemen tenaga kerja mengkhususkan diri tentang hal
ikhwal yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala
aktivitasnya, baik dalam usaha perseorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga
maupun instansi, sehingga tenaga kerja tersebut dapat berdaya guna dan berhasil
guna.
Menurut Flippo dalam Siswanto (2003:28) :
”Manajemen tenaga kerja adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, integrasi, dan pemeliharaan tenaga kerja untuk tujuan membantu/menunjang tujuan organisasi, individu dan sosial”. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan Flippo terkandung fungsi
manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Sedangkan fungsi operasional manajemen tenaga kerja, yakni pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, integrasi, dan pemeliharaan tenaga kerja.
Flippo berpendapat bahwa seorang manajer seluruh hierarki perusahaan
adalah seseorang yang melaksanakan otoritas dan kepemimpinan atas orang lain.
Seorang pelaksana adalah seseorang yang tidak memiliki otoritas atas orang lain
35
akan tetapi diberi tugas atau kewajiban untuk melaksanakan dibawah
pengendalian seorang manajer. Oleh karena itu seorang manajer tenaga kerja
adalah seorang manajer dan sebagai manajer ia harus melaksanakan fungsi pokok
manajemen.
Menurut Siswanto (2003:29), menyatakan bahwa : Fungsi administratif
manajemen tenaga kerja, meliputi: (a) Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja; (b) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan; (c) Pendaftaran
organisasi pekerja; (d) Pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan; (e) Jaminan sosial
tenaga kerja; dan (f) Perlindungan tenaga kerja. Fungsi operasional manajemen
tenaga kerja, meliputi: (a) Analisis pekerjaan; (b) Perekrutan; (c) Seleksi; (d)
Penempatan; (e) Induksi dan orientasi; (f) Pemberian kompensasi; (g) Pendidikan
dan pelatihan; (h) Penilaian kinerja; (i) Mutasi; (j) Promosi; (k) Motivasi; (l)
Pembimbingan moral kerja; (m) Pembinaan disiplin kerja; (n) Penyeliaan; dan (o)
Pemutusan hubungan kerja.
2.1.4 Pelayanan
Suatu pelayanan sangat erat dengan kehidupan manusia dan juga tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Didalam kehidupan manusia dari
lahir sampai ke liang lahat/kubur seorang manusia tidak akan dapat lepas dari
yang namanya pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha, baik melalui
aktivitas sendiri, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain.
Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota
badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk
36
mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa.
Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah
yang dinamakan pelayanan.
Moenir (2006 : 27), menyatakan bahwa:
“Pelayanan pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam hal waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya standar manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelayanan, agar supaya hasil akhir memuaskan pada pihak-pihak yang mendapatkan layanan.”
Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner & Crosby dalam Ratminto & Atik
(2005:2) mengemukakan bahwa “produk-produk yang tidak kasat mata (tidak
dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”.
Sedangkan menurut Gronroos (1990), mengemukakan bahwa pelayanan itu adalah
suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen/pelanggan.
Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi baik
langsung maupun tidak langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan
media perantara fisik dalam rangka menyediakan kebutuhan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia pelayanan merupakan “usaha untuk melayani kebutuhan
37
orang lain. Pelayanan pada umumnya untuk membantu dalam menyiapkan atau
untuk mengurus apa yang akan diperlukan seseorang.”
Konsumen memiliki kenangan, pengalaman atau memori tersebut tidak
bisa dijual atau diberikan kepada orang lain. Tujuan penyelenggaraan pelayanan
adalah keunikan, setiap konsumen dan setiap kontak adalah spesial. Suatu
pelayanan terjadi saat tertentu, ini tidak dapat disimpan di gudang atau kirimkan
contohnya. Konsumen adalah rekanan yang terlibat dalam proses produksi,
konsumen melakukan kontrol kualitas dengan cara membandingkan harapannya
dengan pengalamannya, jika terjadi kesalahan satu-satunya cara yang bisa
dilakukan untuk memperbaiki adalah meminta maaf. Moral karyawan berperan
sangat menentukan.
Pendefinisian yang menurut Ama dalam Ratminto & Atik (2005)
mengemukan bahwa :
“Pelayanan yang kegiatannya memberikan keuntungan atau kepuasan atas barang atau jasa yang dijual. Didalam pelayanan setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan juga menawarkan suatu kepuasan yang meskipun hasilnya akan tidak terikat dengan suatu produk secara fisik.”
Rokhman dalam Ratminto & Atik (2005) mengemukakan bahwa :
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain atau pengguna/pelanggan. Segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/BUMD dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, dan atau perundang-undangan yang berlaku.”
Terdapat berbagai jenis pengertian mengenai pelayanan publik, salah
satunya pelayanan publik menurut Undang-Undang 25 tahun 2009,
mengemukakan bahwa
38
“Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam penyelenggaraannya yang selanjutnya disebut penyelenggaraan adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang dalam kegiatan pelayanan publik dan juga Badan Hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik”.
Ciri-ciri dari pelayanan itu sendiri adalah dia tidak dapat diraba atau tidak
kasat mata, melibatkan upaya manusia (karyawan) atau peralatan yang telah
disediakan oleh penyelenggara pelayanan.
Banyak kemungkinan tidak adanya layanan yang memadai, menurut
Moenir (2006 : 40), menyebutkan bahwa kemungkinan dari adanya layanan yang
kurang memadai disebabkan karena :
i. Tidak/kurang adanya kesadaran terhadap tugas/kewajiban yang menjadi
tanggung jawabnya. Akibatnya mereka bekerja dan melayani seenaknya
(santai), padahal orang yang menunggu hasil kerjanya sudah gelisah.
Akibat wajar dari ini ialah tidak adanya disiplin kerja.
ii. Sistem, prosedur dan metode kerja yang ada tidak memadai, sehingga
mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
iii. Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi, sehingga terjadi
simpang siur penanganan tugas, tumpang tindih (over-lapping) atau
tercecernya suatu tugas tidak ada yang menangani.
iv. Pendapatan pegawai yang tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup
meskipun secara minimal. Akibatnya pegawai tidak tenang dalam bekerja,
39
berusaha mencari tambahan pendapatan dalam jam kerja dengan cara
antara lain “menjual” jasa pelayanan.
v. Kemampuan pegawai yang tidak memadai untuk tugas yang dibebankan
kepadanya. Akibatnya hasil pekerjaan tidak memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
vi. Tidak tersedianya sarana pelayanan yang memadai. Akibatnya pekerjaan
menjadi lamban, waktu banyak hilang dan penyelesaian masalah
terlambat.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun
1993 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003 mendefinisikan bahwa :
“Pelayanan umum sebagai segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,
penyelanggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut
(Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2004) :
i. Transparansi. Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
ii. Akuntabilitas. Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
iii. Kondisional. Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
40
iv. Partisipatif. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
v. Kesamaan hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.
vi. Keseimbangan Hak dan Kewajiban. Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2004 menyatakan bahwa hakikat
pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan
prinsip, standar pola penyelenggaraan, biaya, pelayanan bagi penyandang cacat,
lanjut usia, wanita hamil dan balita, pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, tingkat
kepuasan masyarakat, pengawasan penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan
sengketa, serta evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik.
Didalam keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003 disebutkan bahwa
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu :
i. Kesederhanaan. Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
ii. Kejelasan. Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal. a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik. b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan /sengketa dalam pelaksanaan pelayanan umum.
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. iii. Kepastian Waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan. iv. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.
v. Keamanan. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
41
vi. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
vii. Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
viii. Kelengkapan sarana dan prasarana. Terjadinya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
ix. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan. Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
x. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau
penerima pelayanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2004,
standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi:
i. Prosedur pelayanan. Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.
ii. Waktu penyelesaian. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
iii. Biaya pelayanan. Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
iv. Produk pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
v. Sarana dan prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
vi. Kompetensi petugas pemberi pelayanan. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
42
Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat
kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila
penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan
diharapkan. Oleh karena itu dalam kaitanya dengan keputusan masyarakat,
keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2004 mengamanatkan agar setiap
penyelenggara pelayanan secara berkala melakukan survei indeks kepuasan
masyarakat.
Dalam kaitanya dengan evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan
publik, Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2004 menyatakan bahwa pimpinan
penyelenggara pelayanan publik wajib secara berkala mengadakan evaluasi
terhadap kinerja penyelenggaraan pelayanan di lingkungan secara berkelanjutan
dan hasilnya secara berkala dilaporkan kepada pimpinan tertinggi penyelenggara
pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik yang kinerjanya dinilai baik
perlu diberikan penghargaan untuk memberikan motivasi agar lebih meningkatkan
pelayanan. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik yang kinerjanya dinilai
belum sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat, perlu terus melakukan
upaya peningkatan. Dalam melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik harus
menggunakan indikator yang jelas dan terukur sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila menurut Ratminto dan Atik (2005:54), menyatakan bahwa:
Manajemen pelayanan yang baik akan diciptakan apabila terdapat
beberapa faktor yang mendukung, yaitu:
43
1. Sumber Daya Manusia Pelayanan
Manajemen Pelayanan yang baik akan dihasilkan dari para petugas
pelaksana yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam menjalankan
tugas, maka dibutuhkan pemberdayaan dalam manajemen sumber daya
manusia karena manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan
organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya organisasi terutama dalam pemberian pelayanan.
2. Kultur Organisasi
Kultur organisasi dalam pelayanan merupakan hal yang paling penting
dalam manajemen pelayanan karena organisasi adalah pelaksana dalam
berbagai proses dan kegiatan dalam sebuah program dan berhasil tidaknya
sebuah manajemen dalam pelayanan tergantung bagaimana budaya
organisasi didalamnya, penciptaan budaya organisasi ini sangat penting
untuk mengetahui dukungannya terhadap budaya pelayanan, yang
memungkinkan para petugas melaksanakan semua pekerjaan dengan baik
sesuai nilai yang dianut yang akan memberikan kontribusi yang besar
dalam peningkatan kinerja pelayanan.
3. Sistem Pelayanan
Salah satu faktor yang harus terdapat dalam manajemen pelayanan yang
berkualitas adalah adanya sistem pelayanan yang diarahkan kepada
kepentingan pelanggan (masyarakat) yang terkait dengan sistem
pengembangan pelayanan berdasarkan tujuan yang dihasilkan, dengan
sistem pelayanan yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan.
44
Faktor utama dalam manajemen pelayanan perizinan dan pelayanan umum
atau pelayanan publik adalah sumber daya manusia atau birokrat yang bertugas
memberi pelayanan. Hal lain yang juga sangat krusial dalam peningkatan kualitas
pelayanan perizinan dan pelayanan umum atau pelayanan publik adalah
berkembangnya kultur pelayanan dalam birokrat, sehebat apapun kualitas sumber
daya manusia yang ada tetapi kalau mereka tidak memiliki kultur pelayanan maka
kehebatan itu justru akan dipakai untuk membodohi masyarakat pengguna jasa.
Faktor terakhir yang juga sangat penting dalam manajemen pelayanan perizinan
dan pelayanan umum atau pelayanan publik adalah beroperasinya sistem
pelayanan yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Pelayanan dapat menjadi
sangat tidak berkualitas apabila sistem yang diterapkan memang tidak memihak
pada kepentingan pengguna jasa.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi,
Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Wahyu Dwi Kusumandani (2012, Universitas Indonesia).
Penelitian ini dilihat dari salah satu Skripsi mahasiswa Universitas
Indonesia tahun 2012, dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Reputasi Lembaga (Studi Pada Tenaga Kerja Indonesia di Perusahaan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta Depok Terhadap Badan Nasional
45
Penempatan dan Perlindungan TKI)”. Skripsi ini menggunakan paradigma
positivist, yaitu kegiatan penelitian yang orientasi pada hasilnya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan suatu penelitian yang
analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Penelitian ini menjelaskan
bahwa kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat bernilai bagi setiap
perusahaan termasuk lembaga pemerintah, Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan TKI adalah lembaga pemerintah yang memberikan prodak berupa
jasa pelayanan, untuk itu perlu diperhatikan serta ditingkatkan demi terciptanya
reputasi lembaga yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh terhadap reputasi lembaga. Sehingga disarankan supaya
terus meningkatan kualitas pelayanan. (Sumber: melalui Http//
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303342-S...pdf, diakses pada 16 Juni 2014 pada
jam 20:37 wib).
b. Agus Widodo (2008, Institut Pertanian Bogor).
Penelitian ini dilihat dari salah satu Skripsi mahasiswa Institut Pertanian
Bogor tahun 2008, yang berjudul “Proses Pemberangkatan Tenaga Kerja
Indonesia Wanita ke Saudi Arabia (Study Kasus di PT. SS Jakarta). Data
penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Tujuan penelitian ini mengenai
proses pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke Saudi Arabia adalah untuk
mengetahui latar belakang TKI yang akan berangkat ke Saudi Arabia dan proses
pemberangkatannya. Penelitian dilakukan di PT. SS di Jakarta terhadap 20 orang
responden calon TKW yang pertama kali dan berulang ke Saudi Arabia.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuisioner, wawancara dan data-data
46
administratif perusahaan. (Sumber: melalui
Http//repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/.../A2008_Agus%20Widodo.pdf,
diakses pada tanggal 16 Juni 2014 pada jam 22:27 wib).
Adapun tabel penelitian terdahulu yang dipakai oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Saat ini
NO. ITEM PENELITI (Wahyu Dwi
Kusumandani)
PENELITI (Agus Widodo)
PENELITIAN INI
1 Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada Reputasi Lembaga (Study Pada Tenaga Kerja Indonesia di Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta Depok Terhadap Badan Nasional Penampatan dan Perlindungan TKI)
Proses Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia Wanita Ke Saudi Arabia.
Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Disnakertrans Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).
2 Tahun 2012 2008 2014
3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap reputasi lembaga.
Untuk mengetahui latar belakang TKI yang akan berangkat ke Saudi Arabia dan proses pemberangkatannya.
Untuk mengetahui manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dinas tenaga kerja dan transmigrasi (DISNAKERTRA
47
NS) Kabupaten Serang.
4 Teori Kualitas Pelayanan.
Migrasi dan Tenaga Kerja Indonesia.
Manajemen Pelayanan Keberangkatan
5 Metode / Paradigma
Paradigma Positivist (Orientasinya pada hasil)
Metode Kualitatif Metode Kualitatif
6 Hipotesis (Kuantitatif)
- -
7 Hasil Penelitian / Kesimpulan
Hasil nilai pengaruh kualitas pelayanan terhadap reputasi lembaga dalam hal ini dampak pendapat TKI di PPTKIS Depok cukup kuat dan signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap reputasi lembaga.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa motivasi ekonomi menjadi pendorong utama untuk bekerja di luar negeri, baik pada TKI pertama kali maupun TKI berulang.
-
8 Persamaan Membahas tentang pelayanan terhadap TKI.
Membahas tentang proses pemberangkatan TKI.
Membahas tentang pelayanan pemberangkatan TKI.
9 Perbedaan Membahas tentang pengaruh kualitas pelayanan pada reputasi lembaga pada TKI di PPTKIS Depok terhadap BNP2TKI.
Membahas tentang proses pemberangkatan tenaga kerja Indonesia wanita ke Saudi Arabia.
Membahas tentang manajemen pelayanan pemberangkatan TKI di Disnakertrans.
10 Sumber Skripsi Wahyu Dwi Kusumandhani,
Skripsi Agus Widodo, 2008. Institut Pertanian
Peneliti.
48
2012. Universitas Indonesia.
Bogor.
Sumber : Peneliti 2014.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam proses penelitian perlu dibuat suatu pola/kerangka pemikiran yang
benar dengan memperhatikan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli
serta acuan-acuan lain yang dianggap relevan dengan judul penelitian ini.
Menurut Sugiono (2010:65), kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah didefinisikan sebagai masalah yang penting, Adapun alur berfikir peneliti
dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dalam penelitian ini mencoba meneliti tentang manajemen pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang. Adapun
kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga peneliti
mendeskripsikan mengenai bagaimana pelayanan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri.
Pelayanan pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia
merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.
Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik
49
dalam hal waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya standar
manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pelayanan, supaya hasil akhir memuaskan pada pihak-pihak yang
mendapatkan layanan.
Selanjutnya untuk mengetahui manajemen pelayanannya apakah
pelaksanaan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia berjalan dengan
baik, maka dapat ditinjau dengan melihat kepada proses-proses berikut.
Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih, (2005: 54), ada tiga point
penting dari model manajemen pelayanan yaitu: Sumber Daya Manusia
pelayanan, kultur organisasi dan sistem pelayanan.
Dari realitas permasalahan yang terjadi terkait dengan pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia maka peneliti melakukan analisis
mengenai manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri. Adapun kerangka berfikir Peneliti berdasarkan hasil observasi awal
penelitian dalam tabel 2.1 yaitu adalah sebagai berikut :
50
Gambar 2.1
Alur Kerangka Berfikir
Sumber: Peneliti, 2014
Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri Di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).
Identifikasi Masalah :
1. Lemahnya akses informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dalam pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat yang berminat pergi ke luar negeri untuk menjadi tenaga kerja Indonesia.
2. Masih adanya Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dan masyarakat di Kecamatan Pontang yang tidak melapor ke kelurahan atau kecamatan apabila ada warganya yang ingin menjadi Tenaga Kerja Indonesia.
3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (Disnakertrans) masih kurang optimal melakukan pengawasan setiap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada di Kecamatan Pontang.
Ratminto dan Atik, (2005:54):
1. Sumber Daya Manusia Pelayanan.
2. Kultur Organisasi.
3. Sistem Pelayanan.
Output :
Terselenggaranya Manajemen Pelayanan Dalam Pemberangatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri Di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang.
Outcome :
Terkelolanya Manajemen Pelayanan yang Dapat Memberikan Kontribusi Terhadap Peningkatan Dalam Pemberangkatan TKI Ke Luar Negeri Di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang.
51
2.3 Asumsi Dasar
Setelah peneliti melakukan observasi awal terkait dengan objek penelitian
yang ditetapkan, berdasarkan pada kerangka berfikir yang telah dipaparkan dan
berdasarkan hasil identifikasi masalah, Peneliti berasumsi bahwa dalam
manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri pada
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (studi kasus di
Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) belum berjalan dengan baik, hal tersebut
berdasarkan hasil identifikasi awal yang dilakukan oleh Peneliti dengan kata lain
harus adanya manajemen pelayanan yang terarah untuk dapat meminimalisir
permasalahan yang terkait dengan pelayanan tenaga kerja Indonesia. Sehingga
dapat meningkatkan pelayanan melalui manajemen pelayanan yang terkelola
dengan baik.
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Usman dan Purnomo (1996:42) menyatakan bahwa metode adalah suatu
prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah
sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam
penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan
epistemology penelitian, yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengadakan
penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dimana peneliti
mencoba menjelaskan bagaimana manajemen prosedur dan mekanisme
Disnakertrans dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang dengan apa yang dipelajari
secara langsung dilapangan. Serta menjelaskan kondisi yang ada dengan lebih
banyak dituangkan kedalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dan data
dokumentasi. Penelitian kualitatif sendiri sangat berbeda dengan kuantitatif,
karena penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada angka.
Dengan digunakannya metode penelitian dengan pendekatan kualitatif,
maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan
bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Seperti yang dikemukakan
52
53
oleh Alwasiah (2006:154), yaitu metode kualitatif lebih mudah diadaptasikan
dengan realitas yang beragam dan saling berinteraksi. Penelitian kualitatif juga
dinilai lebih sensitif terhadap segala aspek dan perubahan yang saling
mempengaruhi yang bakal dihadapi peneliti.
Bogdan dan Taylor dalam Moeleong (2005:4), menyatakan bahwa
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Metodologi penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar
(natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Oleh
karena itu penelitian ini disebut metode kualitatif.
Metode kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang
mengutamakan penghayatan (verstehen). Metode kualitatif berusaha memahami
dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam
situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Responden dalam metode
kualitatif berkembang terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data
yang dikumpulkan dianggap memuaskan.
David Williams dalam Moleong (2005:5), menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah. Penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode
alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.
54
Dengan fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit diungkapkan.
Maka metode kualitatif, akan dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti
sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bermanfaat untuk membatasi daerah dan waktu dari
variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini peneliti melakukan observasi di Jl.
K.H. A. Fatah Hasan No.25 Ciceri Serang – Banten 42111 yaitu Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, Kantor Cabang Pelaksanaan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di daerah Kecamatan
Pontang Kabupaten Serang dan masyarakat Kecamatan Pontang. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian dimulai bulan Oktober tahun 2013.
3.3 Fenomena yang diamati
3.3.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang
konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan
kerangka teori yang akan digunakan. Adapun definisi konseptual penelitian ini
adalah:
Apabila menurut Ratminto dan Atik (2005:54), menyatakan bahwa
manajemen pelayanan yang baik akan diciptakan apabila terdapat beberapa faktor
yang mendukung, yaitu:
55
1. Sumber Daya Manusia Pelayanan
2. Kultur Organisasi
3. Sistem Pelayanan
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah manajemen pelayanan
pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang karena peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan
ditemukan fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang
digunakan yaitu teori yang digunakan, yaitu:
1. Sumber Daya Manusia Pelayanan
Manajemen Pelayanan yang baik akan dihasilkan dari para petugas
pelaksana yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam menjalankan
tugas, maka dibutuhkan pemberdayaan dalam manajemen sumber daya
manusia karena manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan
organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya organisasi terutama dalam pemberian pelayanan yang terkait
dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke
luar negeri.
2. Kultur Organisasi
Kultur organisasi dalam pelayanan merupakan hal yang paling penting
dalam manajemen pelayanan karena organisasi adalah pelaksana dalam
berbagai proses dan kegiatan dalam sebuah program dan berhasil tidaknya
56
sebuah manajemen dalam pelayanan tergantung bagaimana budaya
organisasi didalamnya, penciptaan budaya organisasi ini sangat penting
untuk mengetahui dukungannya terhadap budaya pelayanan, yang
memungkinkan para petugas melaksanakan semua pekerjaan dengan baik
sesuai nilai yang dianut yang akan memberikan kontribusi yang besar
dalam peningkatan kinerja pelayanan.
3. Sistem Pelayanan
Salah satu faktor yang harus terdapat dalam manajemen pelayanan yang
berkualitas adalah adanya sistem pelayanan yang diarahkan kepada
kepentingan pelanggan (masyarakat) yang terkait dengan sistem
pengembangan pelayanan berdasarkan tujuan yang dihasilkan, dengan
sistem pelayanan yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan.
Definisi operasional ini disusun dengan fokus penelitian berdasarkan apa
yang akan dikaji dan ditemukan di lapangan, kemudian akan diolah dan
dikembangkan sesuai dengan data yang diperoleh menjadi satu rangkaian
informasi yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif sehingga menjadi suatu hasil
penelitian yang paten dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahan datanya.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus
divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun di lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument
57
meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya yang melakukan validasi
adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap
metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Nasution dalam Sugiono (2005:60), menyatakan bahwa dalam penelitian
kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen
penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai
bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang
digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan
secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan
sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,
tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang
dapat mencapainya.
Menurut Irawan, satu-satunya instrument terpenting dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Jenis data yang dikumpulkan adalah data
primer dan sekunder. Lofland dan Loflang dalam Moleong (2005:157), sumber
data utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan atau data sekunder seperti dokumen, gambar dan
lain-lain. Adapun alat tambahan yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan
data berupa panduan wawancara, buku catatan, kamera digital dan alat perekam
(handphone).
58
Penelitian ini difokuskan pada analisa prosedur dan mekanisme
Disnakertrans dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri yang ada di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, dimana instrumen
penelitian ini yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri dan dibantu
instrumen penelitian yang lain yaitu alat perekam, catatan lapangan dan kamera
sederhana. Sehingga data yang akan dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan
validitas dan keabsahannya.
3.5 Informan Penelitian
Sugiono (2008:49-50), menyatakan informan penelitian merupakan
sumber data yang digunakan pada penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spadley dinamakan “social situacion”
atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi tersebut
terdapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang disudut
jalan yang sedang ngobrol, atau ditempat kerja, di kota, desa atau suatu wilayah
negara. Sampel yang digunakan dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan informan.
Informan sebagai sumber data kualitatif yang utama disamping data-data
lain yang diperoleh dari hasil studi pustaka, sehingga informan merupakan salah
satu sumber terpenting. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive (bertujuan), teknik purposive ini dengan pertimbangan bahwa
peneliti mengambil sumber di beberapa orang yang dianggap mempunyai
59
informasi yang tepat dan relevan mengenai masalah penelitian yaitu Manajemen
Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang.
Adapun dalam penelitian ini, yang menjadi informan dalam pengumpulan data
ditunjukan oleh Tabel 3.5.1 yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Informan Penelitian
NO KATEGORI INFORMAN
KODE INFORMAN
SPESIFIKASI INFORMAN KETERANGAN
1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS)
(I1-1)
Kepala Bidang Penyediaan & Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans.
Key Informan
(I1-2) Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans.
(I1-3) Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans.
(11-4)
Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Disnakertrans.
2. Kecamatan (I2) Pihak Kecamatan Pontang Key Informan
3. PPTKIS (13)
Kepala cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada di Kabupaten Serang.
Key Informan
4. Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) (14) Calon Tenaga Kerja
Indonesia (CTKI). Secondary Informan
5. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) (I5)
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pernah pergi bekerja keluar negeri
Secondary Informan
6. Keluarga Tenaga Kerja Indonesia
(I6) Keluarga Tenaga Kerja Indonesia
Secondary Informan
Sumber: Peneliti, 2014
60
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data
yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Adapun dalam teknik atau
segi cara pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa
teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data ini berupa:
3.6.1 Observasi
Usman dan Purnomo (1996:54), menyatakan bahwa observasi ialah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: (i) sesuai dengan
tujuan penelitian, (ii) direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan (iii) dapat
dikontrol keandalanya (reliabilitasnya) dan kesahihannya (validitasnya).
Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses
biologis dan psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting
ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.
Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah
dilakukan sebelumnya. Namun manusia mempunyai sifat pelupa. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka diperlukan : (i) catatan-catatan (check-list), (ii) alat-
alat elektronik seperti tustel, video, tape recorder dan sebagainya, (iii) lebih
banyak melibatkan pengamat, (iv) memusatkan perhatian pada data-data yang
61
relevan, (v) mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat, dan (vi)
menambah bahan persepsi tentang objek yang diamati.
3.6.2 Wawancara
Usman dan Purnomo (1996:57), wawancara ialah tanya jawab lisan antara
dua atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut intervieuwer, sedangkan
orang yang diwawancarai disebut interviewee.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau (self-report), atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi.
Kegunaan dari wawancara adalah untuk mendapatkan data ditangan
pertama (primer), pelengkap teknik pengumpulan lainnya, dan menguji hasil
pengumpulan data lainnya.
Lincoln dan Guba dalam Moleong (2005:186), menyatakan bahwa tujuan
dari mengadakan wawancara antara lain: mengkonstruksi mengenai orang,
kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain
kebulatan; mengkonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami
masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk
dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas
62
informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
(Triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti
juga melakukan interview kepada orang-orang ada didalamnya.
Adapun kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Dimensi Sub Dimensi Informan
Model Manajemen Pelayanan (Ratminto dan Atik, 2005:54)
1. Sumber Daya Manusia Pelayanan. Meliputi : Kualifikasi Pendidikan, Keahlian, Kompetensi, Kredibilitas.
I1, I2, I3, I4,
I5, I6
2. Kultur Organisasi. Meliputi : Profesionalisme, Kerjasama.
I1, I2, I3
3. Sistem Pelayanan. Meliputi : Cara Pelayanan, Mekanisme, Kesesuaian dengan Peraturan Kebijakan Pelayanan.
I1, I2, I3, I4,
I5, I6
Sumber : Peneliti, 2014
63
3.6.3 Studi Dokumentasi dan Studi Literatur
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan
dokumentasi ialah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien.
Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen cenderung sudah
lama, dan kalau ada yang salah cetak, maka peneliti ikut salah pula mengambil
datanya.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi
dokumentasi merupakan pengumpulan data penelitian diperoleh dari peraturan
perundang-undangan, laporan-laporan, catatan-catatan serta menghimpun
dokumen-dokumen dan menganalisisnya yang relevan dengan masalah yang
diteliti. Studi literatur dan kepustakaan dimana pengumpulan data penelitian yang
diperoleh dari berbagai referensi baik buku ataupun jurnal ilmiah yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan.
Tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh
banyak foto yang tidak mencerminkan keadaaan aslinya, karena foto dibuat untuk
kepentingan tertentu. Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk dirinya
sendiri, sering subyektif.
64
3.7 Sumber Data
Pengumpulan data dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya penelitian ini dilakukan pada setting
alamiah. Adapun dalam pengumpulan data peneliti menggunakan jenis sumber
data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa tindakan dan
kata-kata orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan observasi peneliti
atau dengan kata lain sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data atau peneliti.
Sedangkan sumber data skunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data atau peneliti, dalam sumber sekunder
yaitu berupa data-data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis,
gambar, dan photo-photo. Adapun alat tambahan yang digunakan dalam
pengumpulan datanya terdiri dari panduan wawancara, alat perekam (tape
recorder), buku catatan dan kamera digital.
3.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Bogdan dan Biklen dalam Irawan (2005:73), mengemukakan analisis data
kualitatif adalah:
“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
Dalam sebuah penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak
melakukan kegiatan pra-lapangan penelitian sampai dengan selesainya penelitian.
65
Analisis data dilakukan secara terus-menerus sampai data tersebut bersifat jenuh.
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman (2007:15), yaitu selama proses
pengumpulan data dilakukan empat kegiatan penting, diantaranya pengumpulan
data (data collecting), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
dan verifikasi (verification).
Penelitian ini mengenai “Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang
Kabupaten Serang)” ini, menggunakan teknik analisis data yang mengacu pada
model analisis dari Miles dan Huberman (2007:15) dengan empat komponen
berurutan. Adapun gambar dari proses analisis data dari Miles dan Huberman
(2007:15) yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Menurut Miles dan Huberman, 2007
Sumber: Miles dan Huberman, 2007.
Data Collecting
Data Reduction
Verification
Data Display
66
Gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam prosesnya, kegiatan analisis
data dilakukan secara berurutan melalui empat hal utama yang saling menjalin
pada saat sebelum dan sesudah pengumpulan data. Keempat kegiatan utama
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data (Data Collecting)
Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan informasi atau data
yang diperlukan dalam penelitian. Menurut Satori dan Komariah (2010:103),
pengumpulan data dalam penelitian alamiah adalah prosedur yang sistematis
untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitan kualitatif teknik
pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan
berbagai cara. Dilihat settingnya, data dapat dikumpulkan dengan menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada peneliti, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti.
b. Reduksi Data (Data Reduction)
Selama dalam proses pengumpulan data dari berbagai sumber, tentu akan
banyak sekali data yang didapatkan peneliti, karena semakin lamanya peneliti
berada di lapangan maka data yang didapat akan semakin kompleks dan rumit.
Maka dari itu jika tidak segera diolah akan menyulitkan peneliti, oleh sebab itu
proses analisis data pada tahap ini harus dilakukan.
Menurut Miles dan Huberman dalam Denzin, dkk (2009:592), reduksi data
dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemutusan perhatian pada
67
penyederhanaan, pengabstrakan dan transportasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan yang muncul di lapangan. Reduksi data berlangsung selama proses
pengumpulan data berlangsung. Pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan
pengkodean, meringkas dan membuat partisi atau bagian-bagian. Proses
transformasi ini berlanjut terus sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap.
c. Penyajian Data (Data Display)
Langkah selanjutnya dalam kegiatan analisis data kualitatif adalah
penyajian data. Miles dan Huberman dalam Denzin, dkk (2009:592),
mengemukakan secara sederhana penyajian data dapat diartikan sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan, menurut sebuah penelitian kualitatif
penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
d. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Langkah terakhir dalam tahapan analisis interaktif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan
pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-hubungan, mencatat
keteraturan, pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar dan kesimpulan
awal yang dikemukakan dimuka masih bersifat sementara, dan akan terus berubah
selama proses pengumpulan data masih terus berlangsung. Akan tetapi, apabila
kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang valid dan konsisten
68
yang peneliti temukan di lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.9 Pengujian Keabsahan Data
3.9.1 Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas data ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber yaitu melalui triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber sehingga dikategorisasikan dan dideskripsikan mana
pandangan yang sama dan pandangan yang spesifik. Triangulasi teknik, dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda, maka peneliti melanjutkan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lainnya untuk memastikan data yang dianggap benar.
Sedangkan triangulasi waktu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, dan observasi,
atau teknik lain dalam waktu yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan hasil yang
berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.
Menurut Irawan (2005:5.34) :
“Triangulasi adalah proses check and recheck antara satu sumber data dengan sumber data lainnya. Dalam proses ini beberapa kemungkinan bisa terjadi : Pertama, satu sumber cocok (senada, koheren) dengan sumber lain. Kedua, satu sumber data beberapa dari sumber lain, tetapi tidak harus berarti bertentangan. Ketiga, satu sumber 180° bertolak belakang dengan sumber lain”.
69
3.9.2 Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya
data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang
ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi
data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila
perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
70
3.10 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN Waktu Pelaksanaan
September 2013 - Januari 2015 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb
1 Pengajuan/Acc Judul 2 Pengumpulan Data/Observasi Awal 3 Penyusunan Proposal 4 Konsultasi dan Perbaikan Proposal 5 Seminar Proposal 6 Revisi Proposal 7 Observasi Penelitian 8 Analisa Data Penelitian
9 Penyusunan Hasil Penelitian
10 Sidang Skripsi 11 Revisi Skripsi
Sumber : Peneliti, 2014
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang
Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten,
dengan Ciruas sebagai ibu kota namun saat ini pemerintahannya masih berada di
Kota Serang. Kabupaten ini berada diujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan
dengan laut jawa, dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan
pulau Sumatera dan Pulau Jawa berjarak 70 km dari Ibu Kota Jakarta. Kabupaten
Serang merupakan salah satu dari 4 kabupaten dan 4 kota wilayah Provinsi Banten
yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota
Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
- Luas Wilayah dan Letak Topografis Daerah
Kabupaten Serang terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan
merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan
Pulau Jawa dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.
Luas wilayah secara administratif tercatat 1.467,35 Km2 yang terbagi atas
29 (dua puluh delapan) wilayah kecamatan dan 320 desa. Secara Geografis
wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50’ sampai dengan 6°21’
Lintang Selatan dan 105°0’ sampai dengan 106º22’ Bujur Timur. Jarak
terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak
71
72
terpanjang dari barat ke timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara
administratif berbatasan dengan :
- Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa.
- Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang.
- Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda.
- Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang
(Sumber: www.kabserang.com, diakses pada tanggal 10 september 2014,
jam 14:38 wib).
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang
Kabupaten Serang secara geografis dilihat dari fungsi-fungsi ekonomi
sangat strategis, karena merupakan wilayah lintasan antara Pulau Sumatera dan
Pulau Jawa dengan didukung sarana dan prasarana yang cukup memadai., seperti
transportasi dan komunikasi. Terlebih lagi karena letak Kabupaten Serang
berdekatan dengan ibu kota negara DKI Jakarta. Sementara luas wilayah
Kabupaten Serang 1.234.000 Ha, terdiri dari 29 kecamatan dan 314 desa, dengan
jumlah penduduk 1.403.228 jiwa tahun 2010, memiliki potensi sumber daya alam
manusia dan sumber daya alam yang memadai untuk mengelola masyarakat
menuju tingkat kehidupan yang berkualitas.
Dibalik potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki
Kabupaten Serang tersebut, apabila tidak dikelola secara profesional, maka
permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian memiliki kompleksitas
73
tinggi, seperti pertumbuhan angkatan kerja pengangguran yang lebih cepat
dibanding ketersediaan kesempatan kerja, terbatasnya kompetensi tenaga kerja
untuk memiliki suatu keterampilan, terbatasnya kompetensi tenaga kerja untuk
memiliki suatu keterampilan, belum terolah dan termanfaatkannya sumber daya
alam secara optimal yang dapat membuka atau menciptakan lapangan kerja, masih
perlu bimbingan dan dorongan kepada masyarakat agar memiliki dan menyenangi
jiwa wirausaha (interpreneur); para penganggur masih selalu berorientasi pada
jabatan formal seperti PNS atau bekerja di perusahaan; belum seluruhnya
hubungan industrial kondusif, belum ratanya perlindungan dan kesejahteraan
tenaga kerja; para pelaku pembangunan dan perlu ekonomi belum seluruhnya
ramah ketenagakerjaan, belum lagi faktor-faktor eksternal seperti hadirnya
investasi, globalisasi, perdagangan bebas yang dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian kita serta keinginan masyarakat yang hidup di pedesaan untuk
memperbaiki taraf hidup dan kehidupan yang layak ditempat tujuan transmigrasi
belum terkelola dengan baik.
Melihat kompleksitas permasalahan ketenagakerjaan tersebut, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang membidangi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian harus
memiliki Rencana Strategik (RENSTRA) dalam durasi tertentu yaitu dari tahun
2011-2016, paling tidak dapat mengawal dan mewujudkan amanat Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 bahwa: tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
74
4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 09 tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi Dinas Kabupaten Serang, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Tugas
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mempunyai
tugas pokok merencanakan dan mengatur penempatan tenaga kerja, melakukan
pelatihan tenaga kerja, menyelesaikan sengketa tenaga kerja, memperluas
kesempatan kerja, melakukan pengawasan terhadap kegiatan ketenagakerjaan dan
merencanakan dan mengatur penempatan transmigrasi serta menyelenggarakan
ketatausahaan dinas.
b. Fungsi
1. Merencanakan program ketenagakerjaan yang meliputi
penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.
2. Mengatur penempatan tenaga kerja dan syarat kerja.
3. Melaksanakan dan merencanakan program pelatihan bagi tenaga
kerja.
4. Membantu penyelesaian perselisihan tenaga kerja dan syarat kerja.
5. Memantau kesejahteraan tenaga kerja dan hubungan industri.
6. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
7. Merencanakan dan mengatur penempatan transmigrasi.
75
8. Melaksanakan pelayanan teknis administratif ketatausahaan.
4.1.2.2 Sumber Daya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
Jumlah pegawai di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang adalah 54 orang dengan rincian status 49 orang PNS, 5 orang
CPNS dan 3 orang TKS dari PNS yang tercatat sejumlah 42 orang didominasi
oleh golongan III, golongan II 3 orang dan 9 orang adalah golongan IV. Secara
lengkap profil kepegawaian meliputi jumlah, golongan, status, latar belakang
pendidikan, umur, masa kerja dan agama yang ada pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang.
a. Data Menurut Pendidikan
Tabel 4.1 Data Kepegawaian Menurut Pendidikan PENDIDIKAN JUMLAH
SLTA 16 D-3 3 S-1 27 S-2 8
TOTAL 54 Sumber : Disnakertrans, 2010-2015.
Apabila dilihat dari data kepegawaian yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang menurut pendidikannya, jumlah pegawai di
lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang adalah 54
orang dengan rincian status 16 orang SLTA, 3 orang D-3, 27 orang S-1 dan 8
orang S-2.
76
Berdasarkan data kepegawaian menurut pendidikan tersebut dari
banyaknya jumlah anggota pegawai yang ada lebih banyak didominasi oleh
pendidikan lulusan S-1 dengan jumlah 27 orang, dari banyaknya anggota pegawai
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tersebut dalam
melaksanakan tugas pokok yang mereka tanggungjawabkan diharapkan
pemberian pelayanan yang ditujukan terutama kepada masyarakat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, terutama pelayanan yang
ditujukan untuk masyarakat terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
b. Data Menurut Umur
Tabel 4.2 Data Kepegawaian Menurut Umur
UMUR JUMLAH PRIA WANITA
26-35 4 2 36-45 6 5 46-56 23 14
SUB TOTAL 33 21 Sumber : Disnakertrans, 2010-2015.
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa usia pegawai yang ada
dilingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang lebih
didominasi oleh tenaga kerja yang laki-laki dibandingkan yang perempuan.
Golongan dari usia 46 sampai 56 tahun pegawai yang lebih banyak bekerja di
Dinas tersebut dengan jumlah pegawai laki-laki 23 orang dan 14 pegawai
perempuan.
77
Banyaknya pegawai yang sudah berumur 46 sampai 56 tahun tersebut
diharapkan memiliki kompetensi yang bagus untuk hasil kerja yang diperoleh,
terutama pelayanan dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Usia pegawai yang sudah matang tersebut tentunya lebih banyak pengalamannya
yang mereka dapatkan, dengan pengalaman usia tersebut diharapkan juga
sebanding dengan pengetahuan keterampilan dalam menjalankan beban tugas
yang mereka jalankan.
c. Data Menurut Masa Kerja
Tabel 4.3 Data Kepegawaian Menurut Masa Kerja
MASA KERJA JUMLAH 0 – 3 11 3 – 6 1
12 -15 4 15 – 18 2 18 – 21 9 21 – 24 2 24 – 30 16
30 9 TOTAL 54
Sumber : Disnakertrans, 2010-2015.
Sumber daya manusia kepegawaian yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang apabila dilihat dari data kepegawaian menurut
masa kerja pegawainya, ada 16 pegawai yang memiliki masa kerja 24 sampai 30
tahun. Selebihnya pegawai yang memiliki masa kerja 30 tahunan hanya ada 9
pegawai, dan yang lainnya kurang dari masa kerja tersebut.
Masa kerja yang ada tersebut menunjukkan bahwa sudah cukup lamanya
pengalaman kerja yang diperoleh pegawainya, dengan masa kerja yang sudah
78
cukup lama tersebut perlu adanya keahlian serta profesionalisme yang baik. Masa
kerja tersebut yang sudah cukup lama tentunya banyak pengalaman yang mereka
dapatkan, dengan pengalaman tersebut diharapkan pelayanan dalam
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dapat terkoordinir dengan
baik.
d. Sarana
Sarana Kontor dengan luas 605 m² yang beralamat di Jl. KH. Abdul Fatah
Hasan No.25 Ciceri Serang 42111. Telp. (0254) 200589, 200167, 209969 Fax.
229147. Ada ruang sidang, peraturan perundang-undangan, loket pelayanan,
toilet/wc dan sarana ibadah.
Sarana yang dimiliki di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang tersebut diharapkan bisa dipergunakan dengan baik dan berharap ada
perubahan-perubahan yang lebih baik lagi supaya menunjang dengan pemberian
pelayanan kepada masyarakat terutama terkait dengan manajemen pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
4.1.3 Gambaran Umum Kecamatan Pontang
Kecamatan Pontang merupakan salah satu dari 29 kecamatan yang ada di
Kabupaten Serang berdasarkan Perda No. 16 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Kecamatan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan. Ibu Kota Kecamatan Pontang
merupakan salah satu kecamatan yang di Kabupaten Serang dari 29 kecamatan,
terletak pada jarak 28 Km. Arah utara dari Ibu Kota Kabupaten Serang dengan
batas-batas sebagai berikut :
79
1. Sebelah utara berbatasan dengan : Kecamatan Tirtayasa
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Ciruas
3. Sebelah TImur berbatasan dengan : Kecamatan Lebak Wangi
4. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Kasemen
Luas wilayah Kecamatan Pontang ± 7.538,9 Ha, terdiri dari :
- 8823,9 Ha, berbentuk tanah persawahan dan empang
- 2.342,4 Ha, berbentuk tanah lahan bukan sawah, dan
- 372,6 Ha, berbentuk tanah lahan non pertanian.
Potensi wilayah di Kecamatan Pontang terdiri dari beberapa sektor
potensial diantaranya adalah :
1. Sektor Pertanian dan Perikanan.
2. Sektor Pariwisata.
3. Perdagangan.
4.2 Informan Penelitian
Penelitian mengenai Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang (Studi Kasus Kecamatan Pontang
Kabupaten Serang) ini, dalam pemilihan informan penelitiannya peneliti
menggunakan teknik purposive. Teknik purposive yaitu pengambilan sumber data
dengan pertimbangan bahwa orang yang dijadikan informan peneliti merupakan
orang yang mengetahui dan berkompeten tentang fokus yang dilakukan dalam
80
penelitian sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang
diharapkan. Adapun informan-informan yang peneliti tentukan merupakan orang-
orang yang menurut peneliti memiliki informasi relevan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, karena informan itu sendiri berhubungan langsung dengan masalah
yang sedang diteliti oleh peneliti. Adapun informan dalam penelitian ini
diantaranya adalah :
1) Sri Wahyuning Amiharsi, SH (I1-1), Kepala Bidang Penyediaan dan
Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Serang.
2) Sugihardono, SH. MM (I1-2), Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja
Disnakertrans Kabupaten Serang.
3) Drs. Yusrachmaidi (I1-3), Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja
Disnakertrans Kabupaten Serang.
4) Lilis Mukhlis, SH (I1-4), Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Disnakertrans Kabupaten Serang.
5) H. Sadirin, SH (I2), Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial di Kecamatan
Pontang.
6) Juntiah (I3-1), Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
7) Ahmad Basri (I3-2), Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga
Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
8) Sanara (I3-3), Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
81
9) Atoillah (I3-4), Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
10) Andilala (I3-5), Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
11) Santi (I4-1), Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) di Kecamatan Pontang.
12) Ruminah (I4-2), Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) di Kecamatan
Pontang.
13) Mega Fatonah (I5-1), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Pontang
yang pernah pergi bekerja ke luar negeri.
14) Romlah (I5-2), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Pontang yang
pernah pergi bekerja ke luar negeri.
15) Ernawati (I5-3), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Pontang yang
pernah pergi bekerja ke luar negeri.
16) Masliah (I5-4), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Pontang yang
pernah pergi bekerja ke luar negeri.
17) Rohyati (I5-5), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan Pontang yang
pernah pergi bekerja ke luar negeri.
18) Tarmidi (I6), Pihak Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kecamatan
Pontang yang pergi bekerja ke luar negeri.
4.3 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari
hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan teori dari
Atik Septi Winarsih dan Ratminto (2005:54). Teori tersebut menjelaskan bahwa
82
ada tiga point penting dari model manajemen pelayanan yaitu sumber daya
manusia pelayanan, kultur organisasi dan sistem pelayanan. Faktor utama dalam
manajemen pelayanan adalah sumber daya manusia atau birokrat yang bertugas
memberi pelayanan. Hal lain yang juga sangat krusial dalam peningkatan kualitas
pelayanan perizinan dan pelayanan umum atau pelayanan publik adalah
berkembangnya kultur pelayanan dalam birokrat, faktor terakhir yang juga sangat
penting dalam manajemen pelayanan perizinan dan pelayanan umum atau
pelayanan publik adalah beroperasinya sistem pelayanan yang mengutamakan
kepentingan masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk
kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan juga
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
model interaktif yang telah dikembangkan oleh Milles dan Huberman yaitu
selama proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan empat
komponen penting, diantaranya yaitu pengumpulan data (data collecting), reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan
(verification). Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data yang
merupakan proses mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan dalam
penelitian. Kegiatan kedua yaitu mereduksi, yaitu merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Untuk mempermudah Peneliti dalam mereduksi datanya Peneliti memberikan
kode pada aspek tertentu, yaitu :
83
1) Kode Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan.
2) Kode I1,2,3 dan seterusnya menandakan urutan informan.
Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display),
dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat atau teks naratif, bagan, matriks, hubungan antar kategori, network,
flowchart dan sejenisnya. Namun dalam penelitian ini, Peneliti menyajikan data
dalam bentuk teks narasi. Selanjutnya langkah ketiga adalah verifikasi data atau
penarikan kesimpulan, setelah data bersifat jenuh, artinya telah ada pengulangan
informasi, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan jawaban atas masalah
penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-
data dari hasil wawancara, observasi maupun data dari dokumen-dokumen yang
diperoleh selama penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
secara terus menerus dari sejak data awal dikumpulkan sampai dengan penelitian
berakhir. Untuk memperdalam analisis peneliti dalam penelitian ini yang berjudul
Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar
Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten
Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang), terkait dengan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, Peneliti selanjutnya menggunakan
dengan melihat kepada proses-proses teori menurut Ratminto dan Atik, (2005:
54), ada tiga point penting dari model manajemen pelayanan yaitu: sumber daya
manusia pelayanan, kultur organisasi dan sistem pelayanan.
84
1. Sumber Daya Manusia Pelayanan
Manajemen pelayanan yang baik akan dihasilkan dari para petugas
pelaksana yang memiliki kompetensi dan kredibilitas dalam menjalankan tugas,
maka dibutuhkan pemberdayaan dalam manajemen sumber daya manusia karena
manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia
menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya organisasi terutama dalam
pemberian pelayanan. Dimensi sumber daya manusia pelayanan tersebut meliputi
kualifikasi pendidikan, keahlian, kompetensi dan kredibilitas.
Pertama, kualifikasi pendidikan. Petugas pelayanan berperan aktif dalam
suatu kegiatan pelayanan yang bermaksud supaya tujuan yang mereka buat bisa
tercapai dengan baik serta tercapainya sasaran program pelayanan yang
dijalankan. Salah satu supaya tercapainya tujuan tersebut diperlukan sumber daya
manusia pelayanan yang memiliki kemampuan dalam pelaksanaan pemberian
pelayanan tersebut.
Kemampuan sumber daya manusia pegawai salah satunya bisa dilihat dari
kualifikasi pendidikan yang mereka miliki, dalam pemberian pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri perlu dibutuhkan pegawai
yang benar-benar bisa memahami tugas yang mereka jalankan. Pegawai yang ada
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terdapat 54 pegawai
yang memiliki kualifikasi pendidikan berbeda-beda, berikut data kepegawaian
menurut pendidikan yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang.
85
Tabel 4.4 Data Kepegawaian Menurut Pendidikan
PENDIDIKAN JUMLAH SLTA 16
D-3/SARMUD 3 S-1 27 S-2 8
TOTAL 54 Sumber : Disnakertrans, 2010-2015.
Berdasarkan tabel tersebut sumber daya manusia dalam data kepegawaian
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, pendidikan pegawai
yang terbanyak didominasi oleh lulusan yang memiliki strata 1 yang berjumlah 27
pegawai, sedangkan untuk pegawai lain yang memiliki lulusan SLTA sebanyak
16 pegawai, D3 berjumlah 3 pegawai dan lulusan strata 2 sebanyak 8 pegawai.
Akan tetapi terkadang ada pegawai yang belum mengerti akan tugas yang
mereka tanggungjawabkan, itu salah satu kendala yang ada. Akan tetapi terkadang
kendala tersebut saling bantu saja prinsipnya. Sebenarnya dengan pendidikan
pegawai yang SLTA atau yang lainnya tersebut yang terpenting adalah keahlian,
kompetensi serta profesionalisme mereka miliki yang terpenting dalam pemberian
pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat. Seperti pernyataan yang
diungkapkan oleh informan I1-1 kepada Peneliti yang mengungkapkan :
“Yah tentunya dengan latar belakang pendidikan yang pegawai miliki, dengan didukungnya kemampuan dan keahlian serta wawasan yang ada sehingga dapat terbantu untuk terselenggaranya pelayanan yang menyenangkan dan diharapkan pelayanan yang baik untuk masyarakat tentunya sebagai penerima pelayanan itu sendiri” (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
86
Apabila pegawai yang memiliki pendidikan strata lebih tinggi ataupun
banyak pegawai dengan pendidikan yang masih SLTA tetapi kalau mereka
memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan dibidangnya dan memiliki
rasa tanggung jawab akan tugas yang diembannya dengan profesionalisme yang
ada, akan memuaskan hasil dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri yang lebih baik lagi. Pernyataan lain juga didapatkan dari
informan I1-2 yang mengungkapkan :
“Saya rasa itu bisa berpengaruh juga dengan kinerja hasil yang nanti akan dia peroleh, tergantung dengan kompetensi yang pegawai miliki, tapi tentunya kan sudah diposisikan pada bidang-bidang masing-masing sesuai dengan latar belakang pendidikannya akan tetapi terkadang ada pegawai yang belum sangat mengerti akan beban tugas yang dia dapatkan, jadi harus perlu adanya sosialisasi lagi dengan beban pekerjaan dia” (Hasil wawancara dengan bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 10 Februari 2014, pada jam 09.00 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa latar belakang pendidikan
pegawai bisa berpengaruh dengan hasil kinerja yang diperoleh. Dengan
diposisikannya pegawai dengan latar belakang pendidikan yang mereka miliki
terutama dibidang yang menangani tentang pelayanan pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri terkadang ada pegawai yang belum sangat mengerti
dengan beban tugas yang mereka kerjakan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh
Notoatmodjo (2003:28), menyatakan bahwa suatu pendidikan (formal) di suatu
organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang
diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan
pelayanan dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia dibutuhkan pegawai
87
yang benar-benar mengerti akan tugas yang didapatkan, jangan sampai pegawai
yang ditugaskan dalam bidang yang mengurus pelayanan pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia tidak memiliki rasa profesionalisme yang baik ataupun tidak
memiliki kompetensi yang baik dalam pelaksanaan pelayanan pemberangkatan
tenaga kerja Indonesia, apabila pegawai memiliki kemampuan yang baik dalam
pelayanannya diharapkan akan tercipta pelayanan yang baik.
Adanya beban tugas yang didapatkan pada pegawai yang sudah pada
bidangnya masing-masing tersebut diharapkan dengan latar belakang yang sudah
ditempatkan dibidang masing-masing tersebut diperoleh hasil kerja yang baik,
tentunya dengan pelayanan yang berpihak kepada masyarakat yang ingin bekerja
ke luar negeri. Latar belakang pendidikan pegawai Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang yang didominasi oleh lulusan strata 1 tersebut
perlu diimbangi dengan pengetahuan yang benar-benar paham dengan beban tugas
yang mereka dapatkan.
Banyaknya jumlah pegawai yang memiliki lulusan pendidikan strata 1 dan
sedikitnya pegawai yang memiliki starta 2 tersebut, diharapkan tidak menjadi
penghambat atau kendala dalam pemberian pelayanan yang ada di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tersebut terutama terkait dengan
manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Kedua, keahlian. Pegawai selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan
pelayanan demi terwujudnya tujuan dan sasaran program pelayanan yang
88
dijalankan, karena keberhasilan di dalam sebuah pelayanan tergantung dari
keahlian yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia, apabila dalam suatu
pelayanan tidak terdapat sumber daya yang efektif dalam melaksanakan pekerjaan
maka hal tersebut akan berakibat kepada hasil yang dicapai. Ada salah satu
pernyataan yang didapatkan dari informan I1-1 yaitu:
“Setahu saya biasanya para pegawai terhambat dalam pendataan yang menggunakan sistem komputerisasi dalam pengelolaan sistem online yang berjalan, tapi kami sekarang sejak tanggal 2011 sudah berkoordinasi dengan BNP2TKI sehingga kami bisa mengetahui data jumlah rekapitulasi orang yang berangkat bekerja ke luar negeri”. (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Februari 2014, pada jam 11.00 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pengoperasian komputerisasi yang mana dalam pendataan tenaga kerja
Indonesia yang bekerja ke luar negeri perlu adanya pendataan yang menggunakan
sistem komputer secara online yang dalam pelayanannya berkoordinasi dengan
pihak Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) untuk mengetahui jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan negara
penempatan, seperti pada tabel berikut:
89
Tabel 4.5 Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang
Tahun 2011 s.d 2013
No. Negara Penempatan
Jumlah 2011 2012 2013
Sektor Informal
Sektor Formal
Sektor Informal
Sektor Formal
Sektor Informal
Sektor Formal
1 Bahrain 13 0 185 0 357 1 2 Brunai Darussalam 0 0 0 0 1 0 3 Hongkong 3 0 10 0 12 0 4 Malaysia 0 0 2 57 0 110 5 Oman 39 1 273 0 487 0 6 Qatar 142 0 702 0 674 0 7 Saudi Arabia 0 0 1 18 0 4 8 Singapura 5 0 11 0 13 0 9 Syria 2 0 0 0 0 0 10 Taiwan 9 1 49 4 67 6 11 United Arab Emirates 177 0 1162 2 1944 1
JUMLAH 390 2 2395 81 3555 122 Sumber: Disnakertrans Kabupaten Serang, 2013.
Berdasarkan tabel rekapitulasi registrasi berdasarkan negara penempatan
di Kabupaten Serang tersebut merupakan contoh data yang supaya mengetahui
banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia yang berangkat menjadi tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri berdasarkan dari negara penempatan yang mereka
dapatkan.
Terdapat pernyataan dari informan I1-2 mengatakan bahwa :
“Masih kurang sepertinya, tapi yah saya rasa cukup” (Hasil wawancara dengan bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 10 Februari 2014, pada jam 09.00 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pernyataan lain juga didapatkan dari informan I1-3 yang mengatakan
bahwa :
“Walaupun merasa terbebani kami tetap harus menjalankan tugas yang ada.
90
“Saya rasa, lumayan merasa terbebani dengan tugas yang diberikan, prinsipnya kita saling bantu saja, saya juga walaupun sebagai kepala seksi dibagian pendaftaran tenaga kerja ini kalau saya bisa bantu misalnya dengan nulis-nulis atau memberikan cap-cap dilembar kertas kartu kuning yang seharusnya dikerjakan staf saya, tapi yah kalau mereka merasa perlu bantuan yah saya bantu neng”.(Hasil wawancara dengan bidang Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Keterkaitan dengan hal tersebut, ada pernyataan yang menyatakan bahwa :
“Kami tentunya yah keterkaitan dengan disnakertrans dengan data-data calon tenaga kerja Indonesia untuk proses pemberangkatan ke luar negeri, untuk rekom dan nanti ada wawancara dengan pihak Disnakertrans juga. Kami memberikan data kepada disnaker Kabupaten Serang untuk daftar calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri untuk di rekomendasi oleh Dinas tersebut”. (Hasil wawancara dengan Bpk. Ahmad Basri salah satu Kepala Cabang PPTKIS di Kecamatan Pontang, pada tanggal 13 Februari 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Dapat diketahui bahwa keahlian pegawai yang ada di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang diperlukan dalam pendataan rekapitulasi
jumlah tenaga kerja Indonesia, mereka mencoba saling bantu antara satu pegawai
dengan pegawai yang lainnya. Pegawai perlu meningkatkan keahlian dalam
pengoperasian komputerisasi, dalam pendataan yang bekerjasama dengan pihak
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) untuk mengetahui jumlah registrasi tenaga kerja Indonesia yang
bekerja ke luar negeri berdasarkan negara penempatan tersebut. Pengolahan data
dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang berlangsung di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang yang ditujukan untuk
91
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui pemberian kemudahan akses
pelayanan melalui data yang ada tersebut.
Ketiga, kompetensi. Keberhasilan di dalam sebuah pelayanan tergantung
dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, apabila dalam suatu
pelayanan tidak terdapat sumber daya yang efektif dalam melaksanakan pekerjaan
maka hal tersebut akan berakibat kepada hasil yang dicapai.
Untuk pemberian informasi tentunya dibutuhkan juga dengan sumber daya
manusia yang baik, yang akan berpengaruh pada hasil akhirnya nanti. Mengenai
persoalan terkait dengan sumber daya manusia pelayanan dalam manajemen
pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, dikemukakan oleh salah satu pegawai
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, atau Informan (I1-3)
beliau mengemukakan bahwa :
“yah kalau ditanya berpengaruh atau tidak sumber daya manusia itu yah bisa dikatakan berpengaruh sih neng dengan latar belakang pendidikannya untuk pelayanan, tapi yah biasanya kan untuk awal apabila belum menguasai dengan tugasnya yah kita bimbing dulu” (Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu pegawai Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi yang lain yaitu Ibu Ami atau Informan (I1-1) :
“sumber daya manusia dalam pelayanan yang diberikan yah memang penting, kami di kantor juga melakukan apa yang kita bisa untuk melayani masyarakat. Tapi kan kalau pegawai baru dengan tugas yang diberikan yah kalau belum bisa yah diajarkan dulu” (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada
92
tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Dari kedua penuturan yang diungkapkan oleh Informan tersebut
ditambahkan juga seperti yang diungkapkan oleh pegawai Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang oleh Bapak Sugihardono atau Informan (I1-2),
yaitu :
“pegawai selalu berusaha melakukan yang kita bisa dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, berupaya melakukan pengembangan kearah yang lebih baik. Upaya itu memerlukan waktu dan proses untuk memberikan hasil yang memuaskan” (Hasil wawancara dengan bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 08.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Suatu pelayanan yang diberikan untuk masyarakat perlu proses untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan kepada penerima pelayanan. Adanya suatu
kepahaman dalam pengoperasian dan pengerjaan tugas yang sesuai dengan tugas
yang mereka emban serta perlu adanya kerja sama yang baik antar pegawai,
seperti yang juga dilontarkan oleh Bapak Yus atau Informan (I1-3):
“menurut saya yah neng kalau untuk kompetensi pegawai dalam menjalankan tugasnya itu yah begitu, kalau dia bisa menjalankan tugas itu yah dijalankan tetapi kalau dia tidak bisa yah dia mengerjakan tugas yang dia bisa kerjakan saja. Soalnya kan pegawai juga dilihat dari latar belakang pendidikannya dan untuk penempatannya kan sudah disesuaikan, akan tetapi terutama dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih kekurangan pegawai jadi bisa dibilang begitu jadi yah prinsipnya saling bantu saja, kalau bisa yang saya kerjakan yah dikerjakan” (Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
93
Ditambahkan juga oleh Bapak Yus rachmaidi atau Informan (I1-3) bahwa
dalam pemberian pelayanan yang ada sumber daya manusianya masih termasuk
kekurangan.
“untuk latar belakang pendidikan kan yah kan sudah ada porsinya masing-masing, untuk lulusan S1 atau S2 ataupun SLTA. Kalau dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih dibilang masih banyak tenaga kerja swadaya atau tks”.(Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Apabila berdasarkan pemaparan tenaga kerja Indonesianya sendiri
menyatakakan bahwa sebagai berikut :
“Engga tahu, saya dapet info dari orang calo atau sponsor, dari dinas mah saya gak dapet info neng, paling ibu mah dapet info keberangkatan jadi tenaga kerja Indonesia itu dari cerita-cerita tetangga yang udah pada pernah berangkat jadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri atau gak ibu nanya-nanya sama calo PT yang memberangkatkan Ibu”.(Hasil wawancara dengan tenaga kerja Indonesia yang pernah bekerja ke luar negeri, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 12.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).
Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh salah satu calon
tenaga kerja Indonesia, yang menyatakan bahwa :
“Saya mah kurang tau yah masalah itu mah, setahu saya apa-apanya itu diurus saja oleh PT yang memberangkatkan saya. Setau saya ketika itu peran disnaker saya mah tidak tahu apa-apa soalnya ketika saya sudah mengikuti pendaftaran dan mengumpulkan persyaratan-persyaratan yang harus dikumpulkan seperti ktp, surat ijin dari keluarga. Trus kalau misalnya sudah mendaftarkan diri saya hanya suruh tunggu waktu nanti saya diberangkatkan untuk medical”.(Hasil wawancara dengan tenaga kerja Indonesia yang pernah bekerja ke luar negeri, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 14.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).
94
Diketahui bahwa faktor sumber daya manusia untuk pelayanan itu
memang penting guna pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat. Hal ini
sepertinya memang sudah disadari oleh pemerintah sehingga dalam pemberian
pelayanan yang diberikan perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia
selalu ditekankan, akan tetapi mereka juga memerlukan suatu proses dan waktu
untuk mendapatkan atau memberikan suatu pelayanan yang lebih baik. Sehingga
dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat saat ini pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia penyelenggara pelayanan atau birokratnya
masih belum memberikan hasil yang memuaskan.
Disimpulkan bahwa dari pernyataan yang diungkapkan oleh informan
dalam menjalankan tugas yang diberikan dalam pelayanan kepada masyarakat,
pegawainya sudah ditempatkan sesuai dengan latar belakang yang dimiliki oleh
sumber daya manusia pegawainya, akan tetapi dalam pengerjaan yang diberikan
pegawai masih bisa dikatakan kekurangan bantuan jadi apabila pegawai yang satu
dengan yang lainnya membutuhkan bantuan mereka saling membantu satu sama
lain, dan juga kebanyakan calon tenaga kerja Indonesia kurang mengetahui
kemampuan pegawai yang menangani pelayanan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri.
Di ketahui bahwa manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia yang diberikan kepada masyarakat masih adanya keterbatasannya
sumber daya manusia pelayanannya, kemampuan pegawai yang tidak memadai
untuk tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya tidak sepadan
dengan tugas yang diberikan, sehingga hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
95
standar telah ditetapkan. Akibatnya pekerjaan menjadi lamban, waktu banyak
yang hilang dan juga untuk penyelesaian masalahnya terlambat.
Keempat, kredibilitas. Uraian pekerjaan atau tugas menjadi pedoman dan
petunjuk bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi kerja, baik bagi
pimpinan organisasi pada semua tingkat maupun orang perorang sebagai petugas
atau pekerja. Uraian pekerjaan atau tugas sangat penting karena itu harus jelas dan
benar-benar realistis, sehingga mempermudah dan memperlancar pekerjaan atau
tugas seseorang. Dalam hal uraian pekerjaan atau tugas banyak organisasi yang
menganggap kurang penting karena masih dipandang perlu cara kerja yang
serabutan. Keadaan seperti ini menimbulkan beban kerja yang tidak menentu, satu
pihak sangat sarat dengan pekerjaan yang beraneka macam ataupun serabutan,
sehingga pihak lain tidak tahu harus mengerjakan apa lagi. Uraian pekerjaan
ataupun tugas ini perlu yang jelas, terinci dan tertulis merupakan hal yang mutlak
keberadaannya dalam setiap organisasi, karena hal ini sangat bermanfaat bagi
organisasi, manajemen, pembinaan disiplin dan bagi pekerja atau petugas itu
sendiri.
Penerapan uraian pekerjaan atau tugas yang dilakukan memudahkan bagi
pekerja atau petugas melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa menunggu
perintah sehingga memungkinkan yang bersangkutan bekerja sendiri dengan
pedoman uraian tersebut. Pekerja atau petugas juga mengetahui jelas batas-batas
wewenang dan tanggung jawabnya. Memudahkan juga pengawasan dan juga
dalam penilaian pekerjaan. Mudah juga untuk mengetahui jika terjadi penurunan
prestasi atau produktivitas kerjanya, serta dapat dihindari simpang siur atau
96
benturan dalam pelaksanaan pekerjaan atau tugasnya, akan tetapi dari hasil
wawancara dengan beberapa informan bisa dikatakan dalam pembagian tugas
yang diemban oleh setiap pegawainya masih belum terkoordinir dengan baik.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Serang dalam
penanganan tenaga kerja salah satunya ada di bidang pembinaan dan penempatan
tenaga kerja, ada program peningkatan kesempatan kerja dalam suatu kegiatan
calon tenaga kerja Indonesia memahami prosedur dan langkah-langkah untuk
bekerja di luar negeri supaya pencari kerja dapat bekerja ke luar negeri secara
legal. Program tersebut terdapat suatu kegiatan yang mana salah satunya pihak
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang melakukan
penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja melalui sosialisasi prosedur dan
mekanisme penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Pernyataan yang dilontarkan oleh salah satu pegawai Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang yaitu Ibu Ami atau Informan (11-1):
“kita dari dinas terkadang melakukan adanya kegiatan sosialisasi prosedur dan mekanisme penempatan tki yang bekerja ke luar negeri di daerah-daerah yang cenderung banyak warga masyarakatnya banyak berminat bekerja ke luar negeri, apabila kami mendapatkan informasi dari pihak warganya yang ingin mendapatkan informasi”. (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Dari pernyataan hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa memang
dari pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang ada suatu
program sosialisasi yang ingin membantu para calon tenaga kerja Indonesia dalam
97
hal informasi prosedur dan mekanisme tki yang bekerja ke luar negeri. Seperti
pernyataan yang dilontarkan oleh Bpk. Sadirin atau Informan (I2-1):
“pihak dari disnakertrans kabupaten memang kadang ada neng sosialisasi gitu buat para tki yang mau kerja ke luar negeri, tapi sekarang mah sudah jarang neng. Padahal mah setau bpk mah yah di Kecamatan Pontang ini masih cukup lumayan banyak yang berangkat kerja ke luar negeri jadi tki”. (Hasil wawancara dengan Bpk. Sadirin selaku pegawai Kecamatan di bidang Kessos Kecamatan Pontang, pada tanggal 10 Januari 2014, pada jam 09.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan lain juga didapatkan seperti yang diungkapkan oleh Ibu Juntiah
atau Informan (I3-1):
“sekarang udah jarang bahkan kadang gak ada sosialisasi masalah pemberangkatan tki yang diadakan oleh pihak disnaker Kabupaten Serang mah, Ibu kalau diundang itu biasanya dari Disnakertrans Provinsi neng. Biasanya untuk para PPTKIS yang ada di daerah masing-masing perwakilannya satu orang datang ke tempat yang sudah ditentuin dari dinas ya neng, jadi membahas tentang pemberangkatan tki segala macem supaya PT yang merekrut calon tki itu pada tahu bagaimana cara yang benar” (Hasil wawancara dengan Ibu Juntiah salah satu pemilik PPTKIS yang ada di Kecamatan Pontang, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 14.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang hampir samapun dilontarkan oleh salah satu pemilik
kepala cabang PPTKIS yang ada di Kecamatan Pontang atau Informan (I3-3):
“kami jarang mendapatkan undangan sosialisasi gitu tentang tki dari Disnakertrans Kabupaten, tapi kalau dari dinas yang Provinsi ya iya kita pernah dapet undangan ya” (Hasil wawancara dengan Bpk. Sanara salah satu pemilik kantor cabang PPTKIS yang ada di Kecamatan Pontang, pada tanggal 17 Februari 2014, pada jam 11.00 WIB, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Terkait dengan adanya sosialisasi yang diberikan mengenai manajemen
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri untuk pemberian informasi
yang didapatkan terutama untuk calon tenaga kerja Indonesia, berikut pernyataan
dari beberapa informan.
98
“Saya tanya-tanya ke PT ama sponsornya itu, kan sekarang mah banyak yah yang ngurusin kayak gituan. Tapi saya tau informasi tentang gimana caranya kalau ada yang pergi kerja ke luar negeri itu awalnya tanya-tanya ke yang sudah pernah jadi tki ke luar negeri, mulai dari gimana awal daftar segala macem sampe kalau udah nyampe tempat kerja diluar negeri nanti kayak gimana-gimana ya itu nanyanya ke yang sudah pernah jadi tki, kebetulan juga saudara saya ada yang pernah pergi ke luar negeri jadi tki di arab Saudi kurang lebih selama empat tahunan dia itu, jadi setidaknya kan dia tau gimana cara prosedur segala macemnya. Nah pas saya tau dia itu pas awal mau daftar segala macemnya ternyata dari Pt yang mengurus keberangatan tki, ia udah kemudian saya dianter ke salah satu Pt yang ngurus keberangkatan tki, ia udah selanjutnya saya ikutin syarat-syarat yang dikasih tau dari Pt ya itu, kayak ada persyaratan suruh ada surat pernyataan izin dari suami atau pihak keluarga yang membolehkan saya pergi bekerja ke luar negeri”.(Hasil wawancara dengan The Santi Salah Satu Calon Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 10.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang lainpun didapatkan dari informan yang pernah bekerja
pergi ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia, sebagai berikut:
“Setahu saya mah gak ada sih neng, paling setahu saya mah apa-apanya diurus sama orang PT ajja”.(Hasil wawancara dengan Mega Fatonah Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 10.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang samapun dilontarkan dari tenaga kerja Indonesia yang
pernah bekerja ke luar negeri, yaitu:
“Enggak ada, saya mah dapet informasinya dari sponsor ajja” “Saya dapet informasinya dari orang sponsor yang dateng ke rumah saya waktu itu”.(Hasil wawancara dengan Ibu Masliah Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 11.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang sama juga didapatkan dari tenaga kerja Indonesia yang
pernah bekerja ke luar negeri dan juga dari pihak keluarga calon tenaga kerja
Indonesia yang bekerja ke luar negeri, sebagai berikut:
99
“Enggak ada, informasi yang ngasih tau itu orang dari PT”. “Saya diberitahu oleh orang yang dari PT yang memberangkatkan saya waktu itu kerja ke luar negeri”. “Yah waktu itu kan saya informasinya dikasih tau oleh orang yang di PT waktu saya kerja ke luar negeri itu, terus yah saya paling dikasih tau sama pihak keluarga-keluarga saya, kebetulan keluarga saya itu ada yang pernah pergi kerja ke luar negeri, kayak kota Riad, To`if itu ada ya di daerah Saudi, Jeddah”. (Hasil wawancara dengan Ibu Rohyati Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 13.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang). “Setahu Bapak mah tidak ada sih neng”. (Hasil wawancara dengan Bapak Tarmidi Salah Satu Keluarga Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 11.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut disimpulkan bahwa dari pihak
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang jarang adanya kegiatan
sosialisasi prosedur dan mekanisme mengenai informasi untuk tenaga kerja
Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri sedangkan dari Dinas Tenaga Kerja
Provinsi yang sering mengadakan kegiatan sosialisasi prosedur dan mekanisme
pemberangkatan tenaga kerja dan transmigrasi yang bertujuan untuk para pemilik
kantor cabang PPTKIS yang ada di daerahnya masing-masing mengetahui
prosedur yang benar tentang pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri.
Diketahui bahwa dari pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang akan melakukan sosialisasi apabila ada informasi dari salah
satu pihak warganya tersebut untuk mendapatkan informasi tentang prosedur dan
mekanisme penempatan tki ke luar negeri, akan tetapi apabila dari pihak Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tidak mendapatkan kabar berita
atau informasi bahwa dari salah satu daerah yang banyak terdapat warganya yang
100
pergi bekerja ke luar negeri mereka tidak melakukan sosialisasi. Sosialisasi
prosedur dan mekanisme penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yang
dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
terkadang jarang bahkan sekarang sudah lumayan lama tidak diadakan adanya
sosialisasi untuk calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri
yang dilakukan di daerah-daerah tertentu.
2. Kultur Organisasi
Kultur organisasi dalam pelayanan merupakan hal yang paling penting
dalam manajemen pelayanan karena organisasi adalah pelaksana dalam berbagai
proses dan kegiatan dalam sebuah program dan berhasil tidaknya sebuah
manajemen dalam pelayanan tergantung bagaimana budaya organisasi
didalamnya, penciptaan budaya organisasi ini sangat penting untuk mengetahui
dukungannya terhadap budaya pelayanan, yang memungkinkan para petugas
melaksanakan semua pekerjaan dengan baik sesuai nilai yang dianut yang akan
memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan kinerja pelayanan. Untuk
mempermudah Peneliti dalam melakukan penilaian di dimensi kultur organisasi
ini, sehingga Peneliti membaginya dalam beberapa sub dimensi yaitu
profesionalisme dan kerja sama.
Pertama, profesionalisme. Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan diperlukan adanya sumber daya manusia yang profesional. Hal ini
berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya, mereka harus memiliki kapabilitas,
berdisiplin pada pelaksanaan tugas, berorientasi pada pencapaian hasil dan
101
memiliki integritas yang tinggi dalam rangka mengemban visi dan misi
organisasi.
Apabila adanya kapabilitas yang tinggi, pegawai akan terdorong bekerja
dengan berorientasi kepada hasil, yang selanjutnya meningkatkan integritas moral
dan etika untuk berinteraksi, baik dengan rekan pegawai yang ada di lingkup
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi maupun dengan yang lainnya maupun
bawahan, atasan, maupun dengan pihak-pihak luar dari organisasi. Suatu kultur
organisasi sangat penting bagi perkembangan proses dan hasil dari pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri tersebut, penting juga untuk
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang sangat cepet.
terdapat salah satu pernyataan yang dilontarkan oleh informan I1-1 yang
menyatakan bahwa :
“Kultur organisasi ataupun budaya organisasi memiliki peran yang berpengaruh terhadap hasil kerja para pegawai dalam menjalankan tugas mereka. Apabila hasil budaya kerja yang dilakukan oleh para pegawai tersebut masih kurang baik tentunya diharapkan adanya suatu evaluasi budaya kerja yang memiliki arah perbaikan, seperti dalam perbaikan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia. Seperti sekarang diadakannya pendaftaran online terlebih dahulu.
“Untuk meminimalisir permasalahan yang sering terjadi akhir-akhir tahun lalu, yang mana terkadang ada kasus pihak keluarga yang datang ke disnaker menanyakan pihak keluarganya yang terjadi suatu permasalahan di negara tempat dia dapatkan seperti tindak kekerasan, tidak adanya kabar berita tentang keluarganya yang bekerja ke luar negeri. Akan tetapi daftar nama orang tersebut tidak tercantum dan tidak terdata di disnaker sama sekali, ini salah satu faktor yang merubah budaya kerja dalam pencatatan dan penyajian data dalam proses pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ada sistem pendaftaran online yang supaya berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masyarakat khususnya untuk calon tenaga kerja yang ada di Kecamatan Pontang” (Hasil wawancara dengan Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 18 Maret 2014, pada jam 01.30
102
WIB, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pernyataan lain yang diperoleh dari informan yang merupakan salah satu
pihak keluarga dari tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri terkait
dengan pernyataan informan tersebut, sebagai berikut :
“Alhamdulillah kami tetap bisa berkomunikasi, tapi waktu komunikasinya tergantung dari keluarga entah itu dalam satu minggu dua kali tapi tidak nentu, jadi kami bisa tahu kabar dari dia disana dan bisa menasehati dia supaya tidak macam-macam kerja disana, kalau sudah habis masa kontraknya udah cepet pulang jangan diperpanjang-perpanjang lagi”. (Hasil wawancara dengan Salah Satu Keluarga Tenaga Kerja Indonesia, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 11.00 WIB, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Berdasarkan pernyataan dari informan diperoleh kesimpulan bahwa suatu
kultur organisasi berpengaruh dalam pencapaian hasil kerja yang didapatkan oleh
petugas pelayanan dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke
luar negeri khususnya pelayanan yang diberikan untuk kepentingan masyarakat
khususnya. Pelaksanaan pelayanan tersebut terkadang ada suatu masalah yang
terjadi dengan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dan juga ada
pegawai yang terkadang ada kesulitan dalam menjalankan tugas yang mereka
jalankan, dengan adanya pegawai yang satu dengan yang lainnya apabila ada
kesulitan terkadang mencoba saling membantu, akan tetapi perlu juga dengan
proses waktu yang dibutuhkan.
Sikap profesionalisme yang ada dalam budaya organisasi ini terutama
dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adanya
komitmen dalam melaksanakan tugas. Pernah ada kasus yang pihak keluarga para
tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri lapor ke pihak Dinas Tenaga
103
Kerja dan Transmigrasi akan tetapi mereka tidak memiliki data bahwa para tenaga
kerja Indonesia tersebut terdaftar di Disnakertrans, hal tersebut dikarenakan
tenaga kerja Indonesia yang mengalami permasalahan itu tidak melaporkan
pendaftaran pemberangkatannya ke pihak Disnakertrans. Diketahui bahwa pihak
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kurangnya melakukan suatu pengawasan
kepada setiap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
yang ada di Kabupaten Serang.
Kedua, kerja sama. Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama, yang merupakan interaksi yang
paling penting karena pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
orang lain sehingga ia senantiasa membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat
berjalan apabila masing-masing individu yang bersangkutan memiliki kepentingan
yang sama dan memiliki kesadaran untuk bekerja sama untuk mencapai
kepentingan bersama. Suatu kerja sama dibutuhkan dalam suatu manajemen
pelayanan pemberangkatan yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri dalam suatu kultur pelayanan yang dijalankan. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh salah satu pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang atau Informan (I1-2) mengenai pentingnya suatu kultur
pelayanan dalam pemberian pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri:
“saya rasa dinas tenaga kerja ini selalu berupaya untuk memperhatikan dalam pemberian pelayanan terutama tenaga kerja Indonesia” (Hasil wawancara dengan bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 08.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
104
Hal lain juga diungkapkan oleh salah satu pegawai Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi atau Informan (II-3) :
“kantor ini berupaya memberikan pelayanan yang baik walaupun memang masih sedikit kadang ada hambatan-hambatan dalam pelayanan akan tetapi dengan budaya kinerja yang ada memang berpengaruh dalam pemberian pelayanannya” (Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Suatu kultur organisasi merupakan peranan yang penting dalam
melaksanakan sebuah aktivitas terutama dalam pelayanan yang dilaksanakan,
karena faktor yang mempengaruhi dapat terselenggaranya pelayanan yang
berkualitas adalah kultur organisasi yang berorientasi khususnya kepada
masyarakat. Kultur organisasi pelayanan merupakan nilai, anggapan, asumsi,
sikap, dan norma yang melembaga dalam mewujudkan sikap dan tindakan yang
membentuk perilaku para pegawai dan anggota organisasi di dalamnya yang
mempengaruhi para pelaksana dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu pegawai Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang atau informan (I1-4):
“tentunya kultur organisasi cukup penting dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat khususnya, kultur organisasi kan sama juga dengan budaya kerja yang diterapkan yang ada di dinas ini. Yah kami berupaya melakukan pelayanan kepada masyarakat yang terbaik. Tentu ada juga suatu evaluasi dalam program yang dijalankan. Tentunya disetiap bidang yang ada di dinas ini melakukan suatu upaya yang memberikan kearah perubahan yang baik yang diharapkan perubahan itu cukup baik terlaksana. Apabila kalau dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja tentunya kami juga melakukan suatu upaya budaya kerja yang bertujuan kearah yang bertujuan tepat sasaran” (Hasil wawancara dengan Bpk. Lilis Mukhlis Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan
105
Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pernyataan yang sama juga didapatkan dari Bpk. Yus atau Informan (I1-3):
“budaya kerja yah tentunya berpengaruh dalam pemberian pelayanan yang diberikan untuk masyarakat. Dengan budaya kerja yang ada di dinas ini pastinya akan bisa mengetahui juga pelaksanaan program yang dijalankan juga” (Hasil wawancara dengan Bpk. Yus Rachmaidi Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Seperti yang diungkapkan juga oleh salah satu pegawai Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang atau Informan (I1-1):
“perubahan budaya kerja dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia dalam pencatatannya sudah cukup baik neng, seperti untuk pencatatan data jumlah tenaga kerja Indonesia berdasarkan negara penempatan masing-masing calon tenaga kerja Indonesia kami sekarang sudah bekerjasama dengan pihak Bnp2tki secara online yang sudah mulai berjalan dari tahun 2011 sampai sekarang, dulu untuk pencatatan jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan negara penempatan itu dilakukan secara manual saja” “kami bekerjasama dengan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada ditiap daerah untuk memberikan data calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja ke luar negeri”. (Hasil wawancara dengan Ibu Ami Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Suatu budaya kerja yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang dalam pencatatan yang dulu secara manual adanya suatu
perubahan kearah yang lebih baik yaitu dengan adanya pencatatan secara online
dalam data jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan negara penempatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri dengan berkoordiasi dengan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan juga
106
dengan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang
ada ditiap daerah masing-masing.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh salah satu kepala cabang PPTKIS
yang ada di Kecamatan Pontang atau Informan (I3-2):
“kami memberikan data kepada Disnaker Kabupaten Serang untuk daftar calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri untuk di rekomendasi oleh Dinas tersebut” (Hasil wawancara dengan Bpk. Ahmad Basri salah satu Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang, pada tanggal 13 Februari 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang). Pernyataan yang samapun dilontarkan oleh Informan (I3-3):
“untuk pendataan jumlah calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri kami melaporkan terlebih dahulu ke dinas untuk yang nantinya direkom oleh pihak dinas” (Hasil wawancara dengan Bpk. Sanara salah satu Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang, pada tanggal 13 Februari 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Sesuai dengan pernyataan dari salah satu pegawai Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang dalam bidang penyediaan dan penggunaan tenaga
kerja atau informan (I1-1):
“untuk meminimalisir permasalahan yang sering terjadi akhir-akhir tahun lalu, yang mana terkadang ada kasus pihak keluarga yang datang ke Disnaker menanyakan pihak keluarganya yang terjadi suatu permasalahan di negara tempat dia dapatkan seperti tindak kekerasan, tidak adanya kabar berita tentang keluarganya yang bekerja ke luar negeri. Akan tetapi daftar nama orang tersebut tidak tercantum dan tidak terdata di Disnaker sama sekali, ini salah satu faktor yang merubah budaya kerja dalam pencatatan dan penyajian data dalam proses pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ada sistem pendaftaran online yang supaya berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masyarakat khususnya untuk calon tenaga kerja yang ada di Kecamatan Pontang” (Hasil wawancara dengan Ibu Ami salah satu Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 18
107
Maret 2014, pada jam 01.30 wib, berlokasi di Disnakertrans Kabupaten Serang).
Terkait dengan pelaporan kerja sama yang dilakukan, diperoleh pernyataan
yang didapatkan dari tenaga kerja Indonesia yang pernah bekerja ke luar negeri,
sebagai berikut:
“Iaa laporan dulu ke kelurahan bilang kalau mau kerja ke luar negeri, suruh orang sponsor itu waktu itu. Jadi saya laporan dulu ke RT terus ke kelurahan, jadi untuk mengetahui warganya berangkat gitu”. “Iaa waktu mau berangkat mah PT yang ngurus-ngurus segala macem ya mah, tapi pas udah berangkat terbang ke negara yang dituju mah udah gak pernah ada kabar lagi dari orang PT ya”.(Hasil wawancara dengan Ibu Romlah Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 11.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang). “Iaa saya laporan dulu ke kecamatan waktu itu”.(Hasil wawancara dengan Ernawati Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 12.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang). “Yah saya laporan dulu, supaya orang kelurahan mendata”.(Hasil wawancara dengan Masliah Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 13.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan lainpun didapatkan dari tenaga kerja Indonesia yang pernah
bekerja ke luar negeri.
“Enggak laporan, waktu itu langsung ajja diberangkatin ke Jakarta dulu. Di tempat Balai Latihan Kerja (BLK), kemudian baru nanti diberangkatkan ke negara tujuan”.(Hasil wawancara dengan Rohyati Salah Satu Tenaga Kerja Indonesia, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 13.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Dapat disimpulkan bahwa memang dari beberapa cabang Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada ditiap daerah
khususnya yang ada di Kecamatan Pontang melakukan pendataan jumlah tenaga
kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dengan pihak Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang untuk melakukan rekomendasi. Pernyataan
108
tersebut berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa untuk meminimalisir
permasalahan yang terjadi dalam proses pemberangkatan tenaga kerja Indonesia
adanya suatu perubahan budaya kerja atau dalam kultur organisasi yang berjalan
yaitu dengan adanya pendaftaran secara online di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang yang diharapkan dengan adanya perubahan
bentuk kerja tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Kultur organisasi dalam pencatatan dan penyajian data juga membutuhkan
data yang akurat, berdasarkan data yang diperoleh Peneliti bahwa calon tenaga
kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri dalam proses
pemberangkatannya harus terlebih dahulu melakukan pendaftaran calon tenaga
kerja Indonesia secara online di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
atau Kota. Dalam pendaftaran tersebut dokumen yang harus dibawa oleh petugas
rekrut calon tenaga kerja Indonesia ke Disnakertrans Kabupaten/Kota yaitu perlu
adanya Surat Pengantar Rekrut (SPR) dan surat tugas dari direksi Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).
3. Sistem Pelayanan
Salah satu faktor yang harus terdapat dalam manajemen pelayanan yang
berkualitas adalah adanya sistem pelayanan yang diarahkan kepada kepentingan
pelanggan (masyarakat) yang terkait dengan sistem pengembangan pelayanan
berdasarkan tujuan yang dihasilkan, dengan sistem pelayanan yang baik akan
menentukan keberhasilan pelayanan. Suatu pelayanan dapat menjadi singkat tidak
berkualitas apabila sistem yang diterapkan memang tidak memihak pada
109
kepentingan pengguna jasa. Dalam dimensi sistem pelayanan ini terdapat sub
dimensi yaitu meliputi cara pelayanan, mekanisme dan kesesuaian dengan
peraturan kebijakan pelayanan.
Pertama, cara pelayanan. Petugas berperan aktif dalam suatu kegiatan
pelayanan yang bermaksud supaya tujuan yang mereka buat bisa tercapai dengan
baik serta tercapainya sasaran program pelayanan yang dijalankan. Suatu
keberhasilan dalam pelayanan salah satunya tergantung dari sumber daya manusia
pelayanan yang ada. Apabila suatu pelayanan tersebut tidak terdapat sumber daya
manusia yang efektif dalam kemampuan cara pengerjaannya maka akan berakibat
pada hasil yang akan dicapai nantinya.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dalam pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dalam program pelayanan
tentu ada sumber daya manusia yang menanganinya yang bertugas untuk
menjalankan dan melaksanakan manajemen supaya tercapai suatu pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang efektif, serta tugas-tugas
administratifnya yang termasuk dalam pencatatan yang bermaksud untuk
meningkatkan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
secara legal.
Salah satu faktor pendukung dalam pelayanan pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri dibutuhkan suatu informasi yang jelas, akurat dan
yang memudahkan para calon tenaga kerja Indonesia supaya mereka mengetahui
informasi yang benar mengenai pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia
110
ke luar negeri yang diharapkan dapat meminimalisir permasalahan yang tidak
diinginkan ketika tenaga kerja Indonesia tiba atau dalam proses pemberangkatan
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang menyebutkan bahwa sumber informasi yang ada
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi apabila melalui situs internet seperti web
khusus yang disediakan belum ada, dikarenakan sumber daya manusia
pelayanannya masih kurang memadai. Sebenarnya untuk pengadaaan komputer
masih bisa digunakan akan tetapi masih belum berjalan untuk penggunaan sumber
informasi untuk para calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, komputer yang
ada hanya digunakan sebagian saja untuk penggunaan pencatatan pendaftaran
misalnya pembuatan kartu kuning. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Bpk
Yus atau Informan (I1-3):
“sumber informasi untuk calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri melalui situs internet seperti web tidak ada, sebenarnya di dinas ini ada komputernya yang menganggur yang disediakan akan tetapi karena sumber daya manusia pegawainya yang kurang jadi kita hanya melayani di dinasnya saja atau terkadang ada sosialisasi yang dilakukan” (Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pernyataan yang samapun diungkapkan oleh Ibu Ami atau Informan (I1-1)
yang menyatakan bahwa:
“dari dinas belum ada penyediaan informasi melalui web yang diperuntukkan bagi calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri” (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014,
111
pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Sumber informasi yang cenderung didapatkan oleh masyarakat sebagai
calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri kebanyakan mereka
peroleh melalui Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
yang ada di daerahnya atau dari hasil calon tenaga kerja Indonesia bertanya-tanya
ke warga yang pernah berangkat bekerja ke luar negeri yang mereka kenal. Seperti
pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu calon tenaga kerja Indonesia atau
Informan (I4-1):
“saya tau informasi tentang gimana caranya kalau ada yang pergi kerja ke luar negeri itu awalnya tanya-tanya ke yang sudah pernah jadi tki ke luar negeri, mulai dari gimana awal daftar segala macem sampe kalau udah nyampe tempat kerja diluar negeri nanti kayak gimana-gimana ya itu nanyanya ke yang sudah pernah jadi tki, kebetulan juga saudara saya ada yang pernah pergi ke luar negeri jadi tki di Arab Saudi kurang lebih selama empat tahunan dia itu, jadi setidaknya kan dia tau gimana cara prosedur segala macemnya. Nah pas saya tau dia itu pas awal mau daftar segala macemnya ternyata dari Pt yang mengurus keberangatan tki, ia udah kemudian saya dianter ke salah satu Pt yang ngurus keberangkatan tki, ia udah selanjutnya saya ikutin syarat-syarat yang dikasih tau dari Pt ya itu, kayak ada persyaratan suruh ada surat pernyataan izin dari suami atau pihak keluarga yang membolehkan saya pergi bekerja ke luar negeri”.(Hasil wawancara dengan Teh Santi salah satu calon tenaga kerja Indonesia yang ada di Kecamatan Pontang, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 10.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang lainpun didapatkan dari calon tenaga kerja Indonesia di
Kecamatan Pontang atau Informan (I4-2):
“informasi yang ibu dapet mah waktu itu ada calo tki yang dateng ke daerah ibu, soalnya nong kan ada gitu calo yang nawarin ke warganya yang kira-kira mau kerja ke luar negeri. Jadi waktu itu ibu nanya-nanya ke dia gimana caranya kalau berangkat kerja ke luar negeri itu. Soalnya ibu memang ada niat kerja ke luar negeri cari uang buat nyukupin ekonomi keluarga. Ibu mah jujur aja ya nong kan suami ibu mah paling kerja itu di sawah garap sawah milik orang lain yah paling dapet uang
112
juga gak seberapa, kalau ibu cuma ngandelin penghasilan dari suami ibu doang mah ia kagak cukup, apalagi kan kebutuhan mah banyak buat pendidikan sekolah anak ibu ajja kan lumayan besar terutama untuk makan dan minum sehari-harinya apalagikan kita juga mau ada perbaikan rumah segala macem biar bagus, jadi ibu mau kerja ke negara orang lain ajja kan kalau disini mah lulusan SD paling juga jadi apa sih, gitu nong”.(Hasil wawancara dengan Ibu Ruminah salah satu calon tenaga kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 09.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Sumber informasi yang mereka dapatkan yaitu dari PT yang mengurus
masalah keberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ataupun dari hasil
mereka bertanya-tanya kepada warganya yang pernah bekerja ke luar negeri.
Pengakuan atau pernyataan yang samapun dilontarkan oleh Ibu Ami atau
Informan (I1-1) :
“sumber informasi untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri itu biasanya mereka dapat dari Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), untuk sumber informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui situs internet kami belum ada kami biasanya rekomendasi saja tapi biasanya sih kalau pas dia dateng ke Disnakertrans apabila dia belum mengetahui ia kami akan memberikan saran terlebih dahulu” “kebanyakan para tki sudah tau dgn pekerjaan yang akan dikerjakan nanti disana, jadi di BLK diadakan pelatihan karena disana banyak peralatan yang menggunakan mesin. Yang memberitahu pekerjaan kebanyakan juga dari PT bahkan resiko segala macem sudah dikasih tau” (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Penyebarluasan informasi yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi masih belum ada situs web atau internet dalam penyebarluasan
informasi yang diperuntukkan untuk calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat
ke luar negeri.
113
Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Ibu Ami atau Informan (I1-1) :
“sistem pelayanan yang diberikan melihat juga kebutuhan yang diperlukan oleh penerima pelayanan tenaga kerja Indonesia, kami tetap berusaha memberikan pelayanan yang baik supaya pelayanan yang didapatkan oleh penerima pelayanan juga baik” (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang). Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak Sugi atau Informan 2 (I1-2) :
“pelayanan yang diberikan selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk penerima pelayanannya, pelayanan berdasarkan tujuan yang dihasilkan, dengan sistem pelayanan yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan”.(Hasil wawancara dengan bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 08.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Mukhlis atau
Informan (I1-5) :
“dalam menjalankan tugas kami berupaya memberikan pelayanan yang baik, supaya memberikan hasil yang baik pula”. (Hasil wawancara dengan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.15 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pelaksanaan sistem pelayanan yang mereka kerjakan dan lakukan untuk
pengguna jasa pelayanan mereka selalu berupaya memberikan pelayanan yang
baik dengan tujuan dapat memberikan hasil yang baik pula, dengan sistem
pelayanan yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan.
Pelayanan dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
membutuhkan juga informasi yang jelas dan baik terutama sumber informasi yang
didapatkan supaya calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat ke luar
114
negeri dalam proses pemberangkatannya tidak mendapatkan kendala apapun.
Pernyataan yang didapat dari Bapak Yus atau Informan (I1-3):
“untuk sumber informasi yang diberikan apabila melalui situs web atau internet kami belum ada, sebenarnya di kantor ini ada kompeternya yang disediakan akan tetapi karena sumber daya manusia atau pegawainya yang masih kurang jadi paling kita hanya melayani di kantor saja seperti adanya informasi lowongan pekerjaan kita tempel di mading atau terkadang juga sih melakukan sosialisasi”.(Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pengakuan atau pernyataan yang samapun dilontarkan oleh Ibu Ami atau
Informan (I1-1) :
“sumber informasi untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri itu biasanya mereka dapat dari Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), untuk sumber informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui situs internet kami belum ada kami biasanya rekomendasi saja” “kebanyakan para tki sudah tau dgn pekerjaan yang akan dikerjakan nanti disana, jadi di BLK diadakan pelatihan karena disana banyak peralatan yang menggunakan mesin, yang memberitahu pekerjaan kebanyakan juga dari PT bahkan resiko segala macem sudah dikasih tau”.(Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Pemberian informasi yang didapatkan ataupun diperoleh calon tenaga
kerja Indonesia yang akan berangkat ke luar negeri kebanyakan dari sumber
eksternal Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang seperti dari
pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta ataupun dari luar.
Penyebarluasan informasi yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi masih belum ada situs web atau internet dalam penyebarluasan
115
informasi yang diperuntukkan untuk calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat
ke luar negeri.
Pernyataan diungkapkan oleh salah satu tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
sudah pernah pergi ke luar negeri yaitu Ibu Romlah atau Informan (I5-2) :
“dari dinas mah saya gak dapet info neng, paling ibu mah dapet info keberangkatan jadi tenaga kerja Indonesia itu dari cerita-cerita tetangga yang udah pada pernah berangkat jadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri atau gak ibu nanya-nanya sama calo PT yang memberangkatkan Ibu”.(Hasil wawancara dengan Tenaga Kerja Indonesia Kecamatan Pontang, pada tanggal 23 September 2014, pada jam 11.30 wib, berlokasi di Ds.Keleben Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang samapun didapatkan dari salah satu tenaga kerja
Indonesia yang ada di Kecamatan Pontang yaitu Ibu Ernawati atau (I5-3):
“saya mah dapet info mau berangkat jadi tki itu dapet nanya-nanya sama orang yang dari PT ya itu. Berhubung saya mah orang kurang berpendidikan tinggi yah neng mau cari uang buat kebutuhan keluarga, jadi apa-apanya itu ngikut omongan orang dari PT nya itu ajja gimana baiknya biar cepet berangkat tapi berharap gak ada kendala apa-apa gitu yah”. (Hasil wawancara dengan Tenaga Kerja Indonesia Kecamatan Pontang, pada tanggal 23 September 2014, pada jam 11.00 wib, berlokasi di Ds.Keleben Kecamatan Pontang).
Berdasarkan hasil wawancara tenaga kerja Indonesia yang sudah pernah
pergi bekerja ke luar negeri tersebut, beliau mengatakan bahwa informasi
mengenai pemberangkatan atau cara-cara mereka berangkat bekerja ke luar negeri
yang mereka dapatkan dari hasil mereka bertanya-tanya kepada PT atau pada
tetangga yang sudah pernah berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia sebelumnya
ataupun mereka bertanya-tanya kepada PT yang biasanya memberangkatkan calon
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, informasi yang dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mereka tidak mendapatkan info apapun.
116
Kesimpulan dari hasil wawancara yang diperoleh dari tenaga kerja
Indonesia yang pernah berangkat bekerja ke luar negeri tersebut dapat diketahui
bahwa mereka kebanyakan mendapatkan informasi mengenai pemberangkatan
menjadi tenaga kerja Indonesia itu dari PT yang akan memberangkatkan mereka
ataupun dari mereka bertanya-tanya ke tetangga yang mereka kenal. Disini
seharusnya masih banyak hal yang harus disampaikan oleh pihak Disnakertrans
kabupaten kepada calon TKI dari proses pendaftaran, perekrutan, sampai
keberangkatan ke negara tujuan. Namun dari banyaknya informasi ini terkadang
tidak disampaikan secara keseluruhan bahkan terkesan pasif, jika dalam prosesnya
ada seorang TKI yang bertanya barulah pihak dari Disnakertrans memberikan
penjelasan kepada calon TKI tersebut. Seharusnya pihak Disnakertrans yang aktif
memberikan informasi mengenai proses keberangkatan hingga penempatan karena
calon TKI disini masih membutuhkan bimbingan dari berbagai pihak terkait.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tidak
menyediakan sumber informasi yang diperuntukkan bagi calon tenaga kerja
Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri. Ketersediaan fasilitas komputer yang
ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tidak
diimbanginya dengan jumlah pegawai yang melaksanakan beban kerja yang
diemban khususnya dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia
yang diberikan kepada masyarakat sebagai calon tenaga kerja Indonesia yang
akan bekerja ke luar negeri. Pemberian informasi yang didapatkan ataupun
diperoleh calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat ke luar negeri
kebanyakan dari sumber eksternal Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
117
Kabupaten Serang seperti dari pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia
swasta ataupun dari luar seperti dari hasil mereka bertanya-tanya ke warga yang
sudah pernah pergi kerja di luar negeri.
Kedua, mekanisme. Calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar
negeri berhak mendapat dan memperoleh informasi yang benar tentang pasar
kerja luar negeri dan prosedur penempatan tenaga kerja Indonesia, selain dari itu
calon tenaga kerja Indonesia berhak mendapat pelayanan dan perlakuan yang
sama, mereka bebas menganut agama dan keyakinan masing-masing, mereka
memperoleh upah sesuai standar upah yang berlaku, mendapatkan jaminan
perlindungan hukum, mendapat jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan
kepulangan tenaga kerja Indonesia ke tempat asal, dan juga para calon tenaga
kerja Indonesia berhak memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.
Setiap hak yang perlu diperoleh untuk calon tenaga kerja Indonesia
mereka perlu mematuhi dan mengikuti sistem dan mekanisme penempatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri yang benar. Apabila calon tenaga kerja Indonesia
bisa mengikuti mekanisme yang sesuai aturan yang sudah ditentukan, mereka
akan mendapatkan negara tujuan yang jelas untuk mereka bekerja ke luar negeri,
hak-hak kewajiban mereka jelas, bisa diterima oleh agen, bisa tercatat
diperwakilan Republik Indonesia, dan juga mereka bisa mendapatkan
perlindungan. Adapun alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
yaitu sebagai berikut :
118
Bagan 4.1 Alur Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri
Sumber: (Diolah Peneliti, 2015)
Bagan 4.1 tersebut merupakan alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia
ke luar negeri yang seharusnya dilalui oleh calon tenaga kerja Indonesia yang
ingin berangkat ke luar negeri, yang diharapkan supaya dari awal keberangkatan
sampai tiba ke kampung halaman selamat dan tidak ada kendala apapun.
Alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dimulai dari
calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri mencari informasi
ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan juga melalui Pelaksana Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang kemudian melakukan pendaftaran
dan juga pengurusan dokumen secara resmi, dan melakukan syarat-syarat alur
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang lainnya sampai calon tenaga kerja
Indonesia tersebut mendapatkan paspor dan (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri)
KTKLN sehingga bisa berangkat bekerja ke luar negeri dengan benar tanpa ada
kendala apapun.
CTKI mencari informasi ke Dinas Tenaga Kerja dan PPTKIS
CTKI mengurus pendaftaran dan pengurusan dokumen dengan PPTKIS dan Pihak Kecamatan
CTKI melakukan seleksi administrasi kesehatan/medical cek-up
CTKI mengikuti uji kompetensi, PAP dan menandatangani perjanjian kerja
CTKI mendapatkan paspor dan KTKLN, kemudian berangkat ke luar negeri dengan dokumen lengkap
CTKI melakukan rekomendasi dengan Disnaker dan menandatangani perjanjian penempatan
119
Apabila alur pemberangkatan tersebut sudah dilakukan oleh calon tenaga
kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri yang berangkat menggunakan
dokumen yang lengkap, kemudian tenaga kerja Indonesia tersebut tiba sampai di
negera tujuan dan melapor ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), yang
selanjutnya apabila sudah dilaksanakan dengan baik tenaga kerja Indonesia
tersebut bekerja sesuai pekerjaan mereka dan memiliki ijin tinggal dan juga ijin
bekerja disana, yang nanti apabila tenaga kerja Indonesia tersebut telah selesai
masa kontrak kerjanya mereka melaporkan ke KBRI untuk pulang atau ingin
perpanjang masa kontrak kerjanya, apabila sudah habis masa kerjanya tenaga
kerja Indonesia tersebut tiba di rumah masing-masing.
Sistem dan mekanisme yang berjalan tersebut ada keterkaitannya dengan
kerjasama antara Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS), yang mana memang dengan adanya PPTKIS yang ada didaerah
masing-masing untuk mempermudah calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan
informasi terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke
luar negeri, akan tetapi mekanisme yang berjalan belum diimbangi dengan adanya
pengawasan yang baik oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Serang, masih ada saja PPTKIS yang tidak melaporkan calon tenaga kerja
Indonesia yang sudah mereka rekrut tidak dilaporkan ke pihak Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi. Terdapat pernyataan dari Ibu Ami atau Informan (I1-1)
yaitu:
“Yang menjadi kendala biasanya para calon tenaga kerja Indonesia ya itu tidak melaporkan keberangkatannya ke Dinas Tenaga Terja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Sehingga kami pihak dinas tidak
120
mempunyai data mereka sebagai calon tenaga kerja Indonesia” (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 14 Maret 2014, pada jam 10.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Salah satu kendala dalam mekanisme pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri yaitu masih ada calon tenaga kerja Indonesia yang tidak
melaporkan keberangkatan bekerja ke luar negeri ke dinas tenaga kerja dan
transmigrasi.
Calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri walaupun mereka
mendaftarkan dirinya melalui Pelaksana Penempatan Tenaga kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) yang ada didaerahnya masing-masing tetap harus melaporkan
keberangkatannya ke pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terlebih dahulu.
Seperti yang dilontarkan oleh informan (I1-2) yaitu :
“Para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri bisa mendaftarkan diri ke pihak pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada didaerahnya masing-masing. Para sponsor atau calo dari perusahaan tersebut boleh merekrut para calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri apabila mereka mempunyai ijin dan surat sah pendirian perusahaan tersebut. Ketika para calon tenaga kerja Indonesia sudah melengkapi persyaratannya untuk mendaftarkan ke perusahaan tersebut diwajibkan untuk mendaftarkan ke Disnakertrans Kabupaten Serang untuk prosesnya segala macem” (Hasil wawancara dengan bidang Perlindunga Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 10 februari 2014, pada jam 09.00 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Banyaknya pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang
berdiri dimasing-masing daerah tentunya harus yang mempunyai surat ijin
perusahaan yang sah apabila ingin bisa merekrut calon tenaga kerja Indonesia ke
luar negeri. Adanya ijin yang diberikan kepada pelaksana penempatan tenaga
121
kerja Indonesia swasta tersebut perlu diimbangi dengan adanya pemberian
informasi yang jelas kepada calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke
luar negeri. Adanya sistem dan mekanisme alur pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri yang sudah ditentukan pihak pelaksana penempatan
tenaga kerja Indonesia swasta harus bisa mengikuti prosedur yang benar, jangan
sampai sumber informasi terkait dengan sistem dan mekanisme pemberangkatan
tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri disalah informasikan,
jangan sampai tenaga kerja Indonesia tersebut tidak mengikuti prosedural yang
benar atau bisa disebut dengan tenaga kerja Indonesia yang illegal.
Pernyataan lain didapatkan dari salah satu kepala cabang Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada di Kecamatan
Pontang atau informan (I3-1):
“sekarang mah untuk pendaftaran segala macem atau rekom ke disnaker itu calon tenaga kerja Indonesia ya perlu didatangkan ke dinas ya untuk pendaftaran online gitu terus ada kayak wawancara gitu untuk menandatangani surat perjanjian kerja” (Hasil wawancara dengan Ibu Juntiah salah satu Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang, pada tanggal 16 September 2014, pada jam 14.30 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan yang samapun diungkapkan oleh salah satu tenaga kerja
Indonesia atau Informan (I5-1):
“ya neng waktu itu saya pernah disuruh dateng ke Disnaker Kabupaten sama PT yang mendaftarkan saya berangkat jadi tkw waktu itu, disana ya ditanya-tanya gitu dikit sama orang dinas nya kayak ditanya status, pengalaman kerja, berani apa gak kerja diluar negeri, ditanya surat ijin dari keluarga atau suami, surat ijin dari Lurah, surat lahir segala macem, gitu” (Hasil wawancara dengan Ibu Masliah salah satu Tenaga Kerja
122
Indonesia di Kecamatan Pontang, pada tanggal 23 agustus 2014, pada jam 11.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan suatu pendaftaran
secara online kepada calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar
negeri, dengan juga melakukan sedikitnya wawancara kepada calon tenaga kerja
Indonesia tersebut. Dalam pendaftaran calon tenaga kerja Indonesia tersebut calon
tenaga kerja perlu memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu keluarga, akte
kelahiran/surat kenal lahir, adanya surat ijin dari orang tua/suami/istri, dan juga
surat status perkawinan atau buku nikah.
Sehingga dengan adanya suatu pendaftaran online tersebut yang dilakukan
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tersebut dokumen
yang akan diterbitkan oleh Disnaker dan yang dapat diketahui yaitu adanya
perjanjian penempatan, berita acara seleksi calon tenaga kerja Indonesia, kartu
identitas tenaga kerja Indonesia, rekomendasi paspor, dan juga asuransi pra
penempatan. Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Ami atau
Informan (I1-1):
“para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri perlu melengkapi persyaratan-persyaratan dokumen untuk kebaikan mereka juga, sekarang berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk calon tenaga kerja Indonesia itu perlu adanya akte kalahiran/kenal lahir jadi perlu mengurus itu terlebih dahulu soalnya kebanyakan orang yang berangkat ingin ke luar negeri itu pada belum memiliki akte kelahiran” (Hasil wawancara dengan Ibu Ami salah satu Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans, pada tanggal 18 Maret 2014, pada jam 01.30 wib, berlokasi di Disnakertrans Kabupaten Serang).
123
Untuk kelengkapan dokumen yang diperlukan oleh calon tenaga kerja
Indonesia yaitu salah satunya perlu adanya akte kelahiran yang dimiliki oleh calon
tenaga kerja Indonesia akan tetapi itu kadang salah satu kendala yang banyak
dijumpai oleh tenaga kerja karena kebanyakan belum memiliki akte kelahiran.
Banyaknya calo atau sponsor yang ingin merekrut calon tenaga kerja
Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri apabila tidak memperhatikan
keselamatan dan perlindungan calon tenaga kerja Indonesia mereka memberikan
informasi tentang sistem dan mekanisme penempatan tenaga kerja Indonesia ke
luar negeri dengan jalan tidak prosedural. Pada umumnya apabila calon tenaga
kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri tidak dengan prosedural dengan tidak
pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang salah mereka
mendapatkan negera yang belum jelas untuk mereka bekerja di luar negeri, hak-
haknya tidak jelas, masih diterima oleh sindikat, tidak tercatat di perwakilan
Republik Indonesia, perlindungan untuk tenaga kerja Indonesia tersebut tidak
terjangkau. Calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri mereka
harus melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Seperti yang diungkapkan
salah satu informan (I1-1) :
“Data yang perlu ada dari calon tenaga kerja Indonesia itu perlu adanya dokumen yang harus dilengkapi oleh calon tenaga kerja Indonesia itu kartu tanda penduduk atau KTP, ijazah terakhir, akte kelahiran, foto copy surat nikah/status perkawinan, surat ijin suami/istri/orang tua wali, sertifikat uji kompetensi, keterangan sehat/hasil pemeriksaaan kesehatan & psikologi, paspor, visa kerja, perjanjian penempatan, kartu tanda kerja luar negeri. Data-data tersebut dibutuhkan sebagai syarat administratif si calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri supaya datanya lengkap, yang diharapkan tidak ada suatu permasalahan yang terjadi ketika si calon tki berangkat atau pulang ke tanah air”. (Hasil wawancara dengan bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja
124
Disnakertrans, pada tanggal 18 Maret 2014, pada jam 01.30 wib, berlokasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang).
Dapat disimpukan bahwa untuk calon tenaga kerja Indonesia yang akan
bekerja ke luar negeri mereka harus melengkapi persyaratan administratif secara
lengkap yang mana dokumen-dokumen tersebut untuk kebaikan si calon tenaga
kerja Indonesia tersebut supaya tidak terjadi suatu permasalahan atau kendala
dalam pemberangkatan atau pemulangan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja ke
luar negeri. Calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri
tersebut selain melengkapi persyaratan administratif secara lengkap mereka juga
perlu mengikuti sistem dan mekanisme yang sesuai ketentuan yang sudah dibuat
untuk kebaikan mereka sendiri, supaya apabila tenaga kerja Indonesia yang
mengikuti prosedural tersebut mendapatkan negara yang jelas, hak-haknya
sebagai tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri kewajibannya jelas,
bisa diterima oleh agen, tercatat di perwakilan Republik Indonesia dan juga bisa
mendapatkan perlindungan yang jelas dari pemerintah.
Calon tenaga kerja Indonesia yang mendaftarkan dirinya ke pelaksana
penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang memiliki surat ijin perusahaan
yang berhak merekrut tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri, akan tetapi
apabila urusan pendaftaran ke PPTKIS tersebut sudah selesai harus melaporkan ke
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dan sebelumnya juga
harus melaporkan ke pihak kelurahan dan kecamatan tempat tenaga kerja
Indonesia tersebut tinggal terkait dengan keberangkatannya untuk pergi bekerja ke
luar negeri.
125
Ketiga, kesesuaian dengan peraturan kebijakan pelayanan. Untuk
mewujudkan tenaga kerja Indonesia yang sejahtera dan berkualitas tuntunya perlu
didukung oleh keterlibatan Dinas Tenaga Kerja sebagai instansi pertama di
kabupaten yang melakukan pendataan terhadap calon tenaga kerja Indonesia yang
mendaftarkan diri dan sebagai pemberi informasi sesuai dengan tugasnya.
Keterkaitannya hal informasi yang disampaikan kepada calon tenaga kerja
Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Nomor
PER.14/MEN/X/2010 tentang Pelaksanaan dan Penempatan dan Perlindungan
TKI di luar Negeri disebutkan ada 3 fase untuk menjadi TKI yaitu dari proses
pendaftaran, perekrutan dan seleksi. Ada dalam pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.14/MEN/X/2010
yaitu dalam proses pendaftaran pencari kerja yang berminat bekerja ke luar negeri
harus mendaftarkan diri pada Dinas Kabupaten/Kota dengan tidak dipungut biaya
apapun (Pasal 8 ayat 2).
Berdasarkan pada pasal 10 yang ada di Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER/14/MEN/X/2010 tentang
Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri menyatakan
bahwa dalam perekrutan TKI terlebih dahulu adanya pemberian informasi.
Sebagai calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri tentu calon
TKI tersebut ingin mendapatkan sumber informasi mengenai proses
pemberangkatan, perekrutan sampai calon tenaga kerja Indonesia tersebut sampai
di negara yang sudah ditentukan. Dikhawatirkan masih adanya ketidak pahaman
mengenai proses awal dalam perekrutan sampai keberangkatan negara tujuan.
126
Untuk itu disinilah peran dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk bisa
memberikan informasi yang sesuai dengan pasal 7 Undang-undang nomor 39
tahun 2004 dan juga pada pasal 10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER/14/MEN/X/2010.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tenaga kerja Indonesia
yang sudah pernah pergi bekerja ke luar negeri atau Informan (I5-1):
“seharusnya perlu banyak yang disampaikan oleh pihak Disnaker untuk informasi yang dapatkan calon tki terutama dalam proses pendaftaran, perekrutan, hingga keberangkatan sampai ke negara tujuan. Tapi masih banyak informasi yang belum secara keseluruhan disampaikan oleh pihak Disnaker tetapi malah peran PPTKIS yang lebih dominan jadi Disnaker terkesan pasif dalam hal pemberian informasi, kalau ada calon tki yang bertanya baru mereka jawab. Tapi kan seharusnya disini peran Disnaker yang lebih dominan dari pada calon tki ya. Setahu saya itu” (Hasil wawancara dengan Mega Fatonah salah satu tenaga kerja Indonesia, pada tanggal 22 Maret 2014, pada jam 10.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Pernyataan lain didapatkan dari salah satu tenaga kerja Indonesia atau
informan (I5-3):
”setau saya ketika itu peran Disnaker saya mah tidak tahu apa-apa soalnya ketika saya sudah mengikuti pendaftaran dan mengumpulkan persyaratan-persyaratan yang harus dikumpulkan seperti ktp, surat ijin dari keluarga. Trus kalau misalnya sudah mendaftarkan diri saya hanya suruh tunggu waktu nanti saya diberangkatkan untuk medical” (Hasil wawancara dengan Ibu Ernawati salah satu tenaga kerja Indonesia di Kecamatan Pontang, pada jam 11.00 wib, berlokasi di Kecamatan Pontang).
Dapat dianalisis bahwa sumber informasi yang diberikan oleh pihak Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi masih cenderung pasif, kurang adanya perhatian
yang diberikan oleh Disnaker tersebut. Akan tetapi apabila memang calon tenaga
kerja menanyakan kepada pihak Disnaker mereka akan siap membantu
127
memberikan informasi-informasi yang baik. Untuk pemberian sumber informasi
kebanyakan calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan informasinya dari PT yang
mendaftarkan mereka untuk bekerja ke luar negeri.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan
fakta yang peneliti dapatkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang
digunakan. Penelitian ini peneliti menggunakan teori manajemen pelayanan
menurut Ratminto dan Atik, (2005: 54), dalam bukunya Manajemen Pelayanan
dimana ada tiga point penting dari model manajemen pelayanan yaitu: sumber
daya manusia pelayanan, kultur organisasi dan sistem pelayanan. Selanjutnya
dalam penelitian mengenai Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang
Kabupaten Serang), dari hasil penelitian di lapangan dapat dilihat dari aspek
sumber daya manusia pelayanan, kultur organisasi dan sistem pelayanan dari
manajemen pelayanan tersebut. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan
adalah sebagai berikut:
Faktor sumber daya manusia dalam pelayanan itu memang penting guna
pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat. Hal ini sepertinya memang sudah
disadari oleh pemerintah sehingga dalam pemberian pelayanan yang diberikan
perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang selalu perlu
ditekankan, akan tetapi ternyata sumber daya manusia yang ada di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi mereka juga memerlukan suatu proses dan waktu untuk
128
mendapatkan atau memberikan suatu pelayanan yang lebih baik. Sehingga dalam
pelayanan yang diberikan untuk masyarakat saat ini pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia penyelenggara pelayanan atau birokratnya
masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Seperti halnya sumber daya
manusia pelayanan yang menangani dalam manajemen pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (studi kasus di Kecamatan
Pontang Kabupaten Serang).
Petugas pelayanan berperan aktif dalam suatu kegiatan pelayanan yang
bermaksud supaya tujuan yang mereka buat bisa tercapai dengan baik serta
tercapainya sasaran program pelayanan yang dijalankan. Salah satu supaya
tercapainya tujuan tersebut diperlukan sumber daya manusia pelayanan yang
memiliki kemampuan dalam pelaksanaan pemberian pelayanan tersebut.
Menurut Gow dan Morss dalam Pasolong (2010: 59), menyatakan bahwa
salah satu hambatan dalam pelaksanaan kebijakan yaitu kelemahan institusi dan
adanya ketidakmampuan SDM dibidang teknis dan adminsitratif. Hal ini
menunjukkan bahwa sturktur kelembagaan dan kapasitas SDM sangat diperlukan
guna menunjang pelaksanaan kebijakan. Apabila kedua hal tersebut bermasalah
maka akan menghambat pelaksanaan kebijakan.
Pertama, dilihat dari kualifikasi pendidikan sumber daya manusia dalam
data kepegawaian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,
pendidikan pegawai yang terbanyak didominasi oleh lulusan yang memiliki strata
1 yang berjumlah 27 pegawai, sedangkan untuk pegawai lain yang memiliki
129
lulusan SLTA sebanyak 16 pegawai, D3 berjumlah 3 pegawai dan lulusan strata 2
sebanyak 8 pegawai.
Latar belakang pendidikan pegawai berpengaruh dengan hasil kinerja yang
diperoleh. Dengan diposisikannya pegawai dengan latar belakang pendidikan
yang dimiliki terutama di bidang yang menangani tentang pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri terkadang ada pegawai
yang belum mengerti dengan beban tugas yang mereka kerjakan.
Kemampuan sumber daya manusia pegawai salah satunya bisa dilihat dari
kualifikasi pendidikan yang mereka miliki, dalam pemberian pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri perlu dibutuhkan pegawai
yang benar-benar bisa memahami tugas yang mereka jalankan. Pegawai yang ada
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terdapat 54 pegawai
yang memiliki kualifikasi pendidikan berbeda-beda.
Diketahui beban tugas yang diberikan dalam pelayanan kepada
masyarakat, pegawainya sudah ditempatkan sesuai dengan latar belakang yang
dimiliki oleh sumber daya manusia pegawainya, akan tetapi dalam pengerjaan
yang diberikan oleh pegawai sumber daya manusia pelayanan di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang masih bisa dikatakan kekurangan
bantuan jadi apabila pegawai yang satu dengan yang lainnya membutuhkan
bantuan mereka saling membantu satu sama lain.
Kedua, keahlian seorang pegawai selalu berperan aktif dalam setiap
kegiatan pelayanan demi terwujudnya tujuan dan sasaran program pelayanan yang
dijalankan, karena keberhasilan di dalam sebuah pelayanan tergantung dari
130
keahlian yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia, apabila dalam suatu
pelayanan tidak terdapat sumber daya yang efektif dalam melaksanakan pekerjaan
maka hal tersebut akan berakibat kepada hasil yang dicapai.
Diketahui bahwa keahlian pegawai yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang diperlukan dalam pendataan rekapitulasi jumlah
tenaga kerja Indonesia, mereka mencoba saling bantu antara satu pegawai dengan
pegawai yang lainnya. Pegawai perlu meningkatkan keahlian dalam
pengoperasian komputerisasi, dalam pendataan yang bekerjasama dengan pihak
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) untuk mengetahui jumlah registrasi tenaga kerja Indonesia yang
bekerja ke luar negeri berdasarkan negara penempatan tersebut.
Ketiga, permasalahan yang terkait dengan kompetensi, yang mana suatu
keberhasilan di dalam sebuah pelayanan tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia, apabila dalam suatu pelayanan tidak
terdapat sumber daya yang efektif dalam melaksanakan pekerjaan maka hal
tersebut akan berakibat kepada hasil yang dicapai.
Dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat masih adanya
keterbatasannya sumber daya manusia pelayanannya, kemampuan pegawai yang
tidak memadai untuk tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya tidak
sepadan dengan tugas yang diberikan, sehingga hasil pekerjaan yang tidak
memenuhi standar telah ditetapkan. Akibatnya pekerjaan menjadi lamban, waktu
banyak yang hilang dan juga untuk penyelesaian masalahnya terlambat.
131
Diketahui dalam menjalankan tugas yang diberikan dipelayanan kepada
masyarakat, pegawainya sudah ditempatkan sesuai dengan latar belakang yang
dimiliki oleh sumber daya manusia pegawainya, akan tetapi dalam pengerjaan
yang diberikan pegawai masih bisa dikatakan kekurangan bantuan jadi apabila
pegawai yang satu dengan yang lainnya membutuhkan bantuan mereka saling
membantu satu sama lain, dan juga kebanyakan calon tenaga kerja Indonesia
kurang mengetahui kemampuan pegawai yang menangani pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Keempat, permasalahan kredibilitas dalam keterkaitan program sosialisasi
yang ada yaitu pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
jarang adanya kegiatan sosialisasi prosedur dan mekanisme mengenai informasi
untuk tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri sedangkan dari
Dinas Tenaga Kerja Provinsi yang sering mengadakan kegiatan sosialisasi
prosedur dan mekanisme pemberangkatan tenaga kerja dan transmigrasi yang
bertujuan untuk para pemilik kantor cabang PPTKIS yang ada di daerahnya
masing-masing mengetahui prosedur yang benar tentang pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang diketahui dari
beberapa informan bahwa akan melakukan sosialisasi apabila ada informasi dari
salah satu pihak warganya tersebut untuk mendapatkan informasi tentang prosedur
dan mekanisme penempatan tki ke luar negeri, akan tetapi apabila dari pihak
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tidak mendapatkan
132
kabar berita atau informasi bahwa dari salah satu daerah yang banyak terdapat
warganya yang pergi bekerja ke luar negeri mereka tidak melakukan sosialisasi.
Kultur organisasi merupakan peranan yang penting dalam melaksanakan
sebuah aktivitas terutama dalam pelayanan yang dilaksanakan, karena faktor yang
mempengaruhi dapat terselenggaranya pelayanan yang berkualitas adalah kultur
organisasi yang berorientasi khususnya kepada masyarakat. Kultur organisasi
pelayanan merupakan nilai, anggapan, asumsi, sikap, dan norma yang melembaga
dalam mewujudkan sikap dan tindakan yang membentuk perilaku para pegawai
dan anggota organisasi di dalamnya yang mempengaruhi para pelaksana dalam
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Pertama, dalam sikap profesionalisme yang ada dalam budaya organisasi
ini terutama dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri adanya komitmen dalam melaksanakan tugas. Pernah ada kasus yang pihak
keluarga para tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri lapor ke pihak
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan tetapi mereka tidak memiliki data
bahwa para tenaga kerja Indonesia tersebut terdaftar di dinas tenaga kerja dan
transmigrasi kabupaten Serang, hal tersebut dikarenakan tenaga kerja Indonesia
yang mengalami permasalahan itu tidak melaporkan pendaftaran
pemberangkatannya ke pihak Disnakertrans.
Diketahui bahwa pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kurangnya
melakukan suatu pengawasan kepada setiap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada di Kabupaten Serang. Adanya pegawai yang
133
satu dengan yang lainnya apabila ada kesulitan terkadang mencoba saling
membantu, akan tetapi perlu juga dengan proses waktu yang dibutuhkan.
Kedua, adanya suatu kerja sama yang dilakukan dalam suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan
bersama, yang merupakan interaksi yang paling penting karena pada hakikatnya
manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga senantiasa
membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat berjalan apabila masing-masing
individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki
kesadaran untuk bekerja sama untuk mencapai kepentingan bersama. Suatu kerja
sama dibutuhkan dalam suatu manajemen pelayanan pemberangkatan yang
bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dalam suatu kultur
pelayanan yang dijalankan.
Suatu kultur organisasi ataupun budaya kerja tentu berpengaruh terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang ada di dinas tersebut terutama dalam pemberian
pelayanan yang diberikan khususnya untuk masyarakat. Pemberian pelayanan
kepada masyarakat khususnya terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia yang bekerja ke luar negeri selalu berupaya memberikan pelayanan
yang baik. Seperti dalam pencatatan jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan
negara penempatan dari masing-masing negara yang diperoleh dan berkerjasama
dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) supaya mengetahui seberapa banyaknya jumlah tenaga kerja
Indonesia yang bekerja ke luar negeri, dengan adanya sistem komputerisasi online
ini cukup terbantu dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia.
134
Suatu budaya kerja yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang dalam pencatatan yang dulu secara manual adanya suatu
perubahan kearah yang lebih baik yaitu dengan adanya pencatatan secara online
dalam data jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan negara penempatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri dengan berkoordniasi dengan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan juga
dengan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang
ada ditiap daerah masing-masing.
Calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri dalam
proses pemberangkatannya harus terlebih dahulu melakukan pendaftaran calon
tenaga kerja Indonesia secara online di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten atau Kota. Dalam pendaftaran tersebut dokumen yang harus dibawa
oleh petugas rekrut calon tenaga kerja Indonesia ke Disnakertrans
Kabupaten/Kota yaitu perlu adanya surat pengantar rekrut (SPR) dan surat tugas
dari direksi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau
kegiatan yang bersifat jasa. Misalnya pelayanan dibidang pemerintahan yang tidak
kalah pentingnya masalah pelayanan itu, bahkan peranannya lebih besar karena
menyangkut kepentingan umum bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan.
Karena peranan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah
melibatkan seluruh aparat pegawai negeri terasa dengan adanya peningkatan
kesadaran bernegara dan bermasyarakat, maka pelayanan telah meningkat
kedudukannya dimata masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.
135
namun ternyata hak masyarakat atau perseorangan untuk memperoleh pelayanan
dari aparat pemerintah terasa belum dapat memenuhi harapan semua pihak, baik
untuk masyarakat itu sendiri maupun pemerintah dan pelayanan umum belum
menjadi budaya masyarakat yang disana-sini masih selalu ditemui kelemahan-
kelemahan yang dampaknya sering merugikan masyarakat yang menerima
layanan. Oleh karena itu dibidang pelayanan umum masih perlu pembenahan
sungguh-sungguh dalam berbagai sektor yang menjadi pendukung terhadap
pelayanan umum yang baik.
Pelaksanaan sistem pelayanan yang dikerjakan dan lakukan untuk
pengguna jasa pelayanan selalu berupaya memberikan pelayanan yang baik
dengan tujuan dapat memberikan hasil yang baik pula, dengan sistem pelayanan
yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan.
Pertama, dalam cara pelayanan yang berjalan dan dalam penerapannya.
Petugas berperan aktif dalam suatu kegiatan pelayanan yang bermaksud supaya
tujuan yang mereka buat bisa tercapai dengan baik serta tercapainya sasaran
program pelayanan yang dijalankan. Suatu keberhasilan dalam pelayanan salah
satunya tergantung dari sumber daya manusia pelayanan yang ada. Apabila suatu
pelayanan tersebut tidak terdapat sumber daya manusia yang efektif dalam
kemampuan cara pengerjaannya maka akan berakibat pada hasil yang akan
dicapai nantinya.
Pelayanan dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
membutuhkan juga informasi yang jelas dan baik terutama sumber informasi yang
136
didapatkan supaya calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat ke luar
negeri dalam proses pemberangkatannya tidak mendapatkan kendala apapun.
Sumber informasi yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang apabila penyebarluasan informasi melalui situs internet seperti
web khusus yang disediakan belum ada, dikarenakan sumber daya manusia
pelayanannya masih kurang memadai. Sebenarnya untuk pengadaaan komputer
masih bisa digunakan akan tetapi masih belum berjalan untuk penggunaan sumber
informasi untuk para calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, komputer yang
ada hanya digunakan sebagian saja untuk penggunaan pencatatan pendaftaran
misalnya pembuatan kartu kuning.
Calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat ke luar negeri
kebanyakan dari sumber eksternal Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Serang seperti dari pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia
swasta ataupun dari luar. Penyebarluasan informasi yang diberikan oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang masih belum ada situs web
atau internet dalam penyebarluasan informasi yang diperuntukkan untuk calon
tenaga kerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri.
Sumber informasi yang cenderung didapatkan oleh masyarakat sebagai
calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri kebanyakan mereka
peroleh melalui Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)
yang ada di daerahnya atau dari hasil calon tenaga kerja Indonesia bertanya-tanya
ke warga yang pernah berangkat bekerja ke luar negeri yang mereka kenal.
137
Informasi mengenai pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia itu
dari PT yang akan memberangkatkan mereka ataupun dari mereka bertanya-tanya
ke tetangga yang mereka kenal. Disini seharusnya masih banyak hal yang harus
disampaikan oleh pihak Disnakertrans Kabupaten kepada calon TKI dari proses
pendaftaran, perekrutan, sampai keberangkatan ke negara tujuan. Namun dari
banyaknya informasi ini terkadang tidak disampaikan secara keseluruhan bahkan
terkesan pasif, jika dalam prosesnya ada seorang TKI yang bertanya barulah pihak
dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang memberikan
penjelasan kepada calon TKI tersebut. Seharusnya pihak Disnakertrans yang aktif
memberikan informasi mengenai proses keberangkatan hingga penempatan karena
calon TKI disini masih membutuhkan bimbingan dari berbagai pihak terkait.
Kedua, permasalahan dalam mekanisme pelayanan pemberangkatan
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, dalam mekanisme pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri yaitu masih ada calon tenaga kerja Indonesia yang
tidak melaporkan keberangkatan bekerja ke luar negeri ke Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi ataupun ke pihak keluarahan atau kecamatan.
Calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri walaupun mereka
mendaftarkan dirinya melalui Pelaksana Penempatan Tenaga kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) yang ada didaerahnya masing-masing tetap harus melaporkan
keberangkatannya ke pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terlebih dahulu
dan pihak kecamatan mengetahui.
138
Alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dimulai dari
calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri mencari informasi
ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan juga melalui Pelaksana Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang kemudian melakukan pendaftaran
dan juga pengurusan dokumen secara resmi, dan melakukan syarat-syarat alur
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang lainnya sampai calon tenaga kerja
Indonesia tersebut mendapatkan paspor dan (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri)
KTKLN sehingga bisa berangkat bekerja ke luar negeri dengan benar tanpa ada
kendala apapun.
Calon tenaga kerja Indonesia yang mendaftarkan dirinya ke pelaksana
penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang memiliki surat ijin perusahaan
yang berhak merekrut tenaga kerja untuk bekerja ke luar negeri, akan tetapi
apabila urusan pendaftaran ke PPTKIS tersebut sudah selesai harus melaporkan ke
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang dan sebelumnya juga
harus melaporkan ke pihak kelurahan dan kecamatan tempat tenaga kerja
Indonesia tersebut tinggal terkait dengan keberangkatannya untuk pergi bekerja ke
luar negeri.
Pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan suatu pendaftaran
secara online kepada calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar
negeri, dengan juga melakukan sedikitnya wawancara kepada calon tenaga kerja
Indonesia tersebut. Dalam pendaftaran calon tenaga kerja Indonesia tersebut calon
tenaga kerja perlu memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu keluarga, akte
139
kelahiran/surat kenal lahir, adanya surat ijin dari orang tua/suami/istri, dan juga
surat status perkawinan atau buku nikah.
Sehingga dengan adanya suatu pendaftaran online tersebut yang dilakukan
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tersebut dokumen
yang akan diterbitkan oleh Disnaker dan yang dapat diketahui yaitu adanya
perjanjian penempatan, berita acara seleksi calon tenaga kerja Indonesia, kartu
identitas tenaga kerja Indonesia, rekomendasi paspor, dan juga asuransi pra
penempatan.
Ketiga, dalam kesesuaian dengan peraturan kebijakan pelayanan yang
berlaku. Berdasarkan pada pasal 10 yang ada di Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER/14/MEN/X/2010 tentang
Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri menyatakan
bahwa dalam perekrutan TKI terlebih dahulu adanya pemberian informasi.
Sebagai calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri tentu calon
TKI tersebut ingin mendapatkan sumber informasi mengenai proses
pemberangkatan, perekrutan sampai calon tenaga kerja Indonesia tersebut sampai
di negara yang sudah ditentukan. Dikhawatirkan masih adanya ketidakpahaman
mengenai proses awal dalam perekrutan sampai keberangkatan negara tujuan.
Untuk itu disinilah peran dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi untuk bisa
memberikan informasi yang sesuai dengan pasal 7 Undang-undang nomor 39
tahun 2004 dan juga pada pasal 10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER/14/MEN/X/2010.
140
Sumber informasi yang diberikan oleh pihak Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi masih cenderung pasif, kurang adanya perhatian yang diberikan oleh
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang tersebut. Akan tetapi
apabila memang calon tenaga kerja menanyakan kepada pihak disnaker mereka
akan siap membantu memberikan informasi-informasi yang baik. Untuk
pemberian sumber informasi kebanyakan calon tenaga kerja Indonesia
mendapatkan informasinya dari PT yang mendaftarkan mereka untuk bekerja ke
luar negeri.
Dengan demikian, berdasarkan pembahasan hasil penelitian dari ketiga
point penting dari model manajemen pelayanan yaitu sumber daya manusia
pelayanan, kultur organisasi dan sistem pelayanan yang telah dipaparkan tersebut
masih terdapat hambatan dalam pelaksanaan pemberian pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri di
Kabupaten Serang terutama di Kecamatan Pontang. Berdasarkan pemaparan
tersebut dapat memberikan informasi bahwa dalam pelaksanaan Manajemen
Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri di
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
(Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) tersebut masih belum
optimal, dalam hal ini terlihat dari adanya hambatan-hambatan yang terjadi dalam
pelaksanaan pemberian pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang
akan bekerja ke luar negeri.
141
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, sehingga penyimpulan akhir mengenai
Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar
Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten
Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang) dapat dikatakan
belum optimal, yang berdampak pada rendahnya pelayanan yang didapatkan oleh
tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat permasalahan
yang terjadi dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri. Permasalahan tersebut terjadi dari sumber daya manusia pelayanan, kultur
organisasi dan sistem pelayanan sehingga belum mampu menghasilkan dampak
yang diinginkan. Dimana yang menyebabkan dari ketidakberhasilan atas
pelaksanaan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Pertama, masih minimnya sumber informasi dan kegiatan sosialisasi yang
terkesan pasif dalam penyebarluasan informasi mengenai pemberangkatan tenaga
kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, hal ini dikarenakan sumber daya manusia pelayanan yang kurang
memadai dan informasi melalui web khusus yang disediakan belum ada. Kedua,
calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri ataupun pelaksana
141
142
penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada didaerah masing-masing
masih terdapat kurangnya kemauan untuk melaporkan keberangkatannya ke
kelurahan dan kecamatan tempat mereka tinggal. Ketiga, kurangnya pengawasan
atau monitoring ke pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada
di daerah Pontang secara berkesinambungan yang menyebabkan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang belum melakukan penilaian secara
menyeluruh dalam pengawasan yang dilakukan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian, maka
Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan
pertimbangan supaya manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia ke luar negeri berjalan dengan maksimal. Adapun saran tersebut yaitu
sebagai berikut :
1. Perlu adanya penambahan jumlah pegawai dan diharapkan perlunya peran
aktif dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
ataupun Instansi yang terkait lebih aktif dalam pemberikan informasi
kepada calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri,
serta melakukan sosialisasi terarah dan berulang kepada calon tenaga kerja
Indonesia dan juga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS) yang ada di Kecamatan Pontang dalam sosialisasi prosedur dan
mekanisme dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
143
2. Meningkatkan koordinasi dengan kecamatan dalam melakukan pendataan
calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri untuk melakukan pencatatan
secara rutin dan menerapkan mekanisme sanksi yang tegas dalam pihak
terkait yang melanggar peraturan yang berlaku. Serta untuk calon tenaga
kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri perlu ditingkatkan lagi
dan menanamkan kesadaran yang tinggi dari dirinya sendiri bahwa
keselamatan dirinya penting jangan sampai menjadi tenaga kerja Indonesia
yang illegal.
3. Perlu melakukan pengawasan secara menyeluruh ke Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang merekrut para
calon tenaga kerja Indonesia, sehingga bisa melakukan penilaian terhadap
pelaksanaan pengawasan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Damanhuri, Didin S. 2006. Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Persaingan Global. Jakarta: Sinar Harapan.
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
. 2004. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Husni, Lalu. 2008. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Irawan, Prasetya. 2005. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: DIA FISIP Universitas Indonesia.
Miles, Mathew & Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UI Press
Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Norman, Denzin, dkk. 2009. Hanbook Of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.
Ratminto, dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Satori, Djam`an & Komariah, Aan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sondang, P. Siagian. 2002. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soepomo, Iman. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Jakarta: Djambatan.
Subri, Mulyadi. 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2010. Memahami Penelitian Kuallitatif. Bandung: Alfabeta.
. 2012. Memahami Penelitian Kuallitatif. Bandung: Alfabeta.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 1996. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara.
Peraturan Perundangan
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang No.39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.14/MEN/X/2010 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Dokumen
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, 2014 Tentang Daftar Kantor Cabang PPTKIS di Daerah Kabupaten Serang Provinsi Banten
Sumber Lain
www.kabserang.com, diakses pada tanggal 10 september 2014, jam 14:38 wib.
Dwi Kusumandani, Wahyu. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Reputasi Lembaga (Studi Pada Tenaga kerja Indonesia di Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta Depok Terhadap Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI). Skripsi. Melalui <Http// lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303342-S...pdf>[06/16/14]
Widodo, Agus. 2008. Proses Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia Wanita ke
Saudi Arabia (Studi Kasus di PT. SS Jakarta). Skripsi. Melalui <Http//repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/.../A2008_Agus%20Widodo.pdf>[06/16/14]
SURAT OBSERVASI
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN
MANAJEMEN PELAYANAN PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) KABUPATEN SERANG (STUDI
KASUS DI KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG)
1. September 2013
Pada bulan September 2013 Peneliti melakukan proses pengajuan judul untuk skripsi. Peneliti mengajukan judul pada jurusan dengan mengajukan 3 alternatif judul dan juga untuk mengetahui Dosen Pembimbing Skripsi. Pada waktu itu pihak jurusan menyetujui pengajuan judul Peneliti yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Melalui Pendekatan Pemberdayaan Organisasi di Badan Narkotika Nasional (BNN)”. Pada bulan ini Peneliti memulai perijinan ke kantor dinas Badan Kesatuan dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Banten.
2. Oktober 2013
Pada bulan Oktober 2013 setelah mendapatkan perijinan dari Badan Kesatuan dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Banten Peneliti mulai melakukan pendekatan lebih jauh dengan para pegawai yang ada di Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten, dengan melakukan wawancara awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam penelitian untuk penyusunan pada bab 1.
3. November – Desember 2013
Pada bulan ini Peneliti masih melakukan penyusunan di bab 1 dan juga melakukan penyusunan untuk di bab 2 dan 3 yaitu pencarian teori-teori yang berkaitan dengan tema penelitian dan juga yang berkaitan dengan metodologi penelitian. Akan tetapi pada bulan ini Peneliti mendapatkan kendala dalam proses penelitian di Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten yang menyebabkan Peneliti menjadi berpindah lokus dan judul penelitian beralih ke “Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang”, yang sebelumnya melakukan proses bimbingan dan ada kesepakatan dengan Dosen Pembimbing 1. Sehingga pada bulan ini Peneliti melakukan penyusunan awal lagi untuk di bab 1 sampai 3.
4. Januari - Februari 2014
Pada bulan januari ini Peneliti masih melakukan penyusunan untuk bab 2, pada bab ini Peneliti mencari teori-teori yang sesuai dan juga berkaitan dengan tema penelitian. Peneliti juga masih melakukan penyusunan untuk bab 3, yaitu penyusunan yang berkaitan dengan metodologi penelitian.
5. Maret 2014
Pada bulan ini Peneliti baru mendapatkan acc bab 1 sampai bab 3 dari Dosen Pembimbing 1. Setelah mendapatkan acc bab 1 sampai 3 Peneliti melanjutkan bimbingan dari awal ke Dosen Pembimbing 2, dan terdapat perubahan di bab 1 untuk supaya menambahkan data dan juga temuan lapangan. Setelah memperbaiki kesalahan dibab 1 Peneliti baru mendapatkan acc seminar.
6. April - Mei 2014
Pada awal bulan april ini Peneliti daftar ke pihak jurusan untuk seminar proposal. Akan tetapi Peneliti mendapatkan kabar atau informasi pelaksanaan seminar proposal di bulan juni, sehingga membuat Peneliti waktu itu menunggu informasi dari pihak jurusan terlebih dahulu.
7. Juni 2014
Pada bulan ini Peneliti melakukan atau melaksanakan seminar proposal. Setelah seminar ada bebarapa yang harus direvisi kembali.
8. Juli 2014
Pada bulan ini Peneliti mengerjakan revisi setelah seminar proposal. Peneliti mendapatkan acc revisi setelah seminar proposal dari Dosen Penguji, setelah itu baru kemudian kembali ke Dosen Pembimbing 1 dan 2.
9. Agustus 2014
Pada bulan ini Peneliti mendapatkan acc lapangan dari Dosen Pembimbing 1 dan 2. Kemudian pada akhir bulan agustus tepatnya di tanggal 28 Peneliti mulai melakukan observasi lapangan dengan melakukan wawancara dengan beberapa informan.
10. September 2014
Pada bulan ini Peneliti melakukan observasi lapangan, melakukan wawancara dengan beberapa informan.
11. Oktober 2014 Pada buan ini Peneliti menyusun bab 4 yang sekarang sedang berjalan. Berikut tabel wawancara penelitian dengan beberapa informan.
NO TANGGAL WAKTU TEMPAT HASIL INFORMAN 1. 10-01-2014 09.00 WIB Kecamatan Pontang
Kabupaten Serang - Wawancara - Observasi
- Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial di Kecamatan Pontang.
2. 04-02-2014 09.00 WIB Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
- Wawancara - Observasi - Data materi
tentang tenaga kerja Indonesia
- Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
- Kabid Perlindungan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
3. 10-02-2014 09.00 WIB Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
- Wawancara
- Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
4. 13-02-2014 10.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara - Observasi
- Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
5. 14-02-2014 11.00 WIB Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
- Wawancara - Data
Rekapitulasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang
- Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
6. 17-02-2014 10.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara - Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
7. 14-03-2014 10.30 WIB Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
- Wawancara - Materi
tentang TKI
- Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
8. 18-03-2014 01.30 WIB Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS)
Kabupaten Serang
- Wawancara - Data AN.05
- Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
9. 22-03-2014 09.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara - Calon Tenaga Kerja
Indonesia di Kecamatan Pontang.
10. 22-03-2014 10.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara - Calon Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang.
11. 22-03-2014 13.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pernah bekerja ke luar negeri.
12. 22-06-2014 13.30 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara - Data Contoh
Suarat Perjanjian Antara PPTKIS dengan Calon Tenaga Kerja Indonesia.
- Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
13. 24-06-2014 13.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang.
14. 23-08-2014 11.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Pihak Keluarga Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatan Pontang.
15. 23-08-2014 11.30 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Tenaga Kerja Indonesia yang Pernah Bekerja Ke
Luar Negeri di Kecamatan Pontang.
16. 23-08-2014 12.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Tenaga Kerja Indonesia yang Pernah Bekerja Ke Luar Negeri di Kecamatan Pontang.
17. 23-08-2014 13.00 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Tenaga Kerja Indonesia yang Pernah Bekerja Ke Luar Negeri di Kecamatan Pontang.
18. 23-08-2014 13.30 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Tenaga Kerja Indonesia yang Pernah Bekerja Ke Luar Negeri di Kecamatan Pontang.
19. 16-09-2014 10.15 WIB Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
- Wawancara
- Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang.
20. 16-09-2014 10.30 WIB Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang
- Wawancara
- Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
21. 16-09-2014 13.00 WIB Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
- Wawancara - Data Profil
Kecamatan Pontang
- Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial di Kecamatan Pontang.
22. 16-09-2014 14.30 WIB Kecamatan Pontang - Wawancara
- Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Sumber: Peneliti, 2014.
12. November 2014
Pada bulan ini Peneliti melakukan penyusunan akhir yaitu bab 1,2,3,4 dan 5 dan melakukan bimbingan untuk memperoleh hasil akhir maksimal pada laporan akhir setelah melakukan observasi lapangan. Pada bulan ini juga Peneliti mendapatkan acc sidang dari Dosen Pembimbing 1 dan 2.
PEDOMAN UMUM WAWANCARA PROPOSAL PENELITIAN
MANAJEMEN PELAYANAN PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA
INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI DI DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) KABUPATEN SERANG
Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi dan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Program Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah
penelitian, maka disusunlah panduan wawancara seperti dibawah ini. Informan
dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya.
Informan :
1. Kepala Bidang Penyediaan & Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans. 2. Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans.
Pertanyaan :
a. Sumber Daya Manusia Pelayanan 1. Apa yang menjadi tolak ukur untuk para pegawai terkait dengan
pemberian pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? 2. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah
memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ? 3. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai ? 4. Apakah latar belakang pendidikan para pegawai berpengaruh terhadap
pelayanan tenaga kerja Indonesia ? 5. Apakah ada pola rekrutmen yang diberlakukan terhadap pegawai dalam
pelayanan yang diberikan untuk masyarakat ? 6. Apakah para pegawainya telah mencukupi standarisasi pegawai ? 7. Apa yang menjadi kelemahan sumber daya manusia dalam pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? 8. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merasa
terbebani dengan adanya beban tugas terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
9. Apakah ada permasalahan yang menjadikan hambatan dalam peningkatan kompetensi para pegawai untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan ?
10. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ?
11. Apakah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengadakan suatu pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai terutama pegawai yang masih baru ?
12. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ?
13. Apakah ada pegawai yang secara khusus menangani pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja atau sedang ada di luar negeri ?
14. Bagaimana perlindungan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ?
15. Siapa saja yang berkaitan dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
b. Kultur Organisasi 1. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan
dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? 2. Seberapa jauh atau besarnya pengaruh kultur organisasi memiliki efek
dalam manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
3. Sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupeten Serang untuk merubah kultur organisasi supaya berorientasi pada pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ?
4. Apakah pelayanan tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas dalam pelaksanaan aktivitas dalam pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ?
5. Apa yang menjadi kendala atau permasalahan yang ada dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia ?
6. Bagaimana cara atau strategi untuk meminimalisisr permasalahan yang terjadi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia sehingga pelayanan dapat dirasakan khususnya oleh masyarakat ?
7. Apa yang menjadi kesulitan atau kendala bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk merubah budaya kerja dengan pemanfaatan pelayanan informasi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan kepada masyarakat ?
8. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program untuk merubah budaya kinerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ?
9. Bagaimana pengawasan serta evaluasi yang dilakukan ? 10. Bagaimana konsistensi serta kerjasama yang terjalin antara Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dengan instansi lain yang berkaitan ? 11. Apakah Dinas selalu memperhatikan dalam pemberian pelayanan tenaga
kerja Indonesia terutama dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
12. Apa saja program yang sudah atau akan dibuat untuk memperbaiki pelayanan tenaga kerja Indonesia ?
c. Sistem Pelayanan 1. Sistem pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan untuk pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri bagaimana ?
2. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ?
3. Apa ada perubahan dalam sistem pelayanan yang berjalan dengan pelaksanaan pelayanan yang diberikan ?
4. Apakah sarana dan prasarana yang telah diberikan untuk kemudahan bagi penerima pelayanan ?
5. Bagaimanakah mekanisme dalam pencatatan rutin yang dilakukan untuk mengetahui perubahan baik atau tidak dalam pelaksanaan tersebut ?
6. Apa yang menjadi penghambat atau kendala dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ?
7. Sejauhmana pemanfaatan data dan informasi yang ditujukan sebagai langkah dalam pengambilan keputusan manajemen pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri terutama dalam pemberangkatannya?
8. Bagaimana cara masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah terkait dengan tenaga kerja Indonesia ?
9. Bagaimana keterkaitannya dengan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) yang memberangkatkan calon tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri ?
10. Apakah syarat-syarat yang benar untuk PPTKIS supaya mereka bisa memberangkatkan calon tenaga kerja Indonesia ?
11. Apabila ada PPTKIS yang melanggar aturan, apa sanksi yang diberikan oleh mereka ?
12. Biasanya berapa waktu yang dibutuhkan oleh calon tenaga kerja Indonesia untuk bisa berangkat bekerja ke luar negeri ?
13. Apakah pernah atau sering dilakukan evalusi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
14. Bagaimana keterkaitan atau koordinasi dengan pihak lain yang berkaitan ? 15. Apakah ada kendala atau kesulitan dalam koordinasi dengan pihak lain
tersebut ? 16. Apabila tenaga kerja Indonesia yang ingin pergi bekerja ke luar negeri dari
mana saja informasi yang didapatkan supaya mereka tidak salah mendapatkan info ?
17. Apabila tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri apakah sebelumnya harus melaporkan keberangkatannya ke pihak kecamatan atau kelurahan yang ada di tempat tinggal dia ?
Informan :
1. Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans. 2. Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Disnakertrans.
Pertanyaan :
a. Sumber Daya Manusia Pelayanan 1. Bagaimana pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang
bekerja ke luar negeri ? 2. Apa yang menjadi tolak ukur untuk para pegawai terkait dengan
pemberian pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? 3. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah
memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ? 4. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai ? 5. Apakah latar belakang pendidikan para pegawai berpengaruh terhadap
pelayanan tenaga kerja Indonesia ? 6. Apakah ada pola rekrutmen yang diberlakukan terhadap pegawai dalam
pelayanan yang diberikan untuk masyarakat ? 7. Apakah para pegawainya telah mencukupi standarisasi pegawai ? 8. Apa yang menjadi kelemahan sumber daya manusia dalam pelayanan
pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? 9. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merasa
terbebani dengan adanya beban tugas terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
10. Apakah ada permasalahan yang menjadikan hambatan dalam peningkatan kompetensi para pegawai untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan ?
11. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ?
12. Apakah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengadakan suatu pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai terutama pegawai yang masih baru ?
13. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ?
14. Apakah ada pegawai yang secara khusus menangani pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja atau sedang ada di luar negeri ?
15. Bagaimana perlindungan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ?
b. Kultur Organisasi 1. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan
dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? 2. Seberapa jauh atau besarnya pengaruh kultur organisasi memiliki efek
dalam manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
3. Sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupeten Serang untuk merubah kultur organisasi supaya berorientasi pada pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ?
4. Apakah pelayanan tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas dalam pelaksanaan aktivitas dalam pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ?
5. Apa yang menjadi kendala atau permasalahan yang ada dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia terutama dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
6. Bagaimana cara atau strategi untuk meminimalisisr permasalahan yang terjadi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia sehingga pelayanan dapat dirasakan oleh khususnya masyarakat ?
7. Dari mana saja sumber informasi yang bisa didapatkan oleh masyarakat terutama untuk masyarakat yang ingin berangkat ke luar negeri ?
8. Apakah masih banyak masyarakat yang berangkat bekerja ke luar negeri masih mendapatkan informasi yang menyimpang ?
9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program untuk merubah budaya kinerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ?
c. Sistem Pelayanan 1. Bagaimana sistem pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terkait
dengan pelayanan tenaga kerja Indonesia ? 2. Bagaimana sistem pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan untuk
pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri?
3. Apakah yang menjadi harapan dengan adanya sistem pelayanan terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
4. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ?
5. Apakah akses pelayanan yang diberikan untuk masyarakat lebih cepat diperoleh ?
6. Apakah sarana dan prasarana yang telah diberikan untuk kemudahan bagi penerima pelayanan ?
7. Bagaimanakah mekanisme dalam pencatatan rutin yang dilakukan untuk mengetahui perubahan baik atau tidak dalam pelaksanaan tersebut ?
8. Sejauhmana pemanfaatan data dan informasi yang ditujukan sebagai langkah dalam pengambilan keputusan manajemen pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri terutama dalam pemberangkatannya?
9. Bagaimana cara masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah terkait dengan tenaga kerja Indonesia ?
10. Bagaimana pengawasan yang diberikan terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
Informan :
1. Pihak Kecamatan Pontang
Pertanyaan :
1. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk
tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ? 2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mengenai pelayanan pemberangkatan
menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? 3. Apakah warga atau masyarakat yang ada di kecamatan Pontang yang akan
berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka akan menjadi calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri?
4. Bagaimanakah proses yang seharusnya apabila ada masyarakat atau warganya yang akan berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri?
5. Apakah pernah ada kasus yang terjadi dengan para tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri, seperti: kekerasan sampai meninggal, dll?
6. Apabila masyarakat banyak yang tidak melaporkan keberangkatan dirinya menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, apakah Bapak/Ibu mengetahui alasannya?
Informan :
1. Kepala cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada di Kabupaten Serang.
Pertanyaan :
1. Apabila untuk adanya calon tenaga kerja Indonesia yang akan pergi dan berangkat ke luar negeri, apakah dari PT itu sendiri atau calon tenaga kerja Indonesianya sendiri yang datang ke PT?
2. Kebanyakan biasanya alasan apa saja dari mereka yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia itu?
3. Apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri?
4. Kebanyakan yang berangkat menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri memiliki latar belakang pendidikan apa saja?
5. Ketika calon tenaga kerja Indonesia akan berangkat bekerja ke luar negeri apakah dalam pemberangkatannya selalu berjalan dengan baik atau apakah ada yang susah?
6. Bagaimana cara atau alur prosedur dan mekanisme pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri?
7. Untuk proses pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia dikenakan biaya berapa?
8. Apa saja persyaratan yang harus dikumpukan oleh calon tenaga kerja Indonesia dalam pemberangkatannya?
9. Indonesia dalam pemberangkatannya? 10. Apa saja tanggung jawab dari PT kepada calon tenaga kerja Indonesia dan
selama kapan PT bisa memberikan kemudahan untuk calon tenaga kerja Indonesia dalam proses menjadi tenaga kerja Indonesia?
11. Bagaimana koordinasi antara PT dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terkait dengan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia?
12. Apakah pernah ada pihak dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mensurvei atau bertanya-tanya ke PT terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri?
Informan :
1. Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI).
Pertanyaan :
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui bagaimana tata cara atau prosedur dan mekanisme yang benar apabila ingin berangkat bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri?
2. Selama proses akan pendaftaran sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, siapa yang mengurus pendaftarannya?
3. Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dari mana dan dari siapa?
4. Apa yang menjadi motivasi Bapak/Ibu ingin berangkat bekerja ke luar negeri?
5. Apakah untuk pengurusan pemberangkatannya Bapak/Ibu diminta uang pendaftaran ?
6. Apa saja data/dokumen yang dibutuhkan untuk berangkat ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia ?
7. Bagaimana sistem pelayanan informasi yang didapatkan oleh Bpk/Ibu ? 8. Dari mana saja Bpk/Ibu mendapatkan informasi untuk pemberangkatan
tenaga kerja Indonesia ?
Informan :
1. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pernah pergi ke luar negeri
Pertanyaan :
1. Apakah Anda sebelumnya mendapatkan informasi dari Disnakertrans yang ada di daerah anda mengenai bagaimana cara pemberangkatan TKI ke luar negeri?
2. Dari mana saja anda mengetahui informasi yang didapatkan mengenai berangkat menjadi TKI ke luar negeri?
3. Sebelum berangkat apakah anda atau dari pihak PT melaporkan kepada pihak Kelurahan atau Kecamatan bahwa anda akan pergi ke luar negeri sebagai TKI?
4. Apakah ada upaya pengawasan yang diberikan kepada TKI? 5. Apakah sebelum berangkat anda sudah mengetahui apa belum terkait
dengan masalah mekanisme dan prosedur untuk pemulangan dan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI)?
6. Untuk pemberangkatan anda menjadi TKI ke luar negeri apakah calo atau pihak lain meminta uang kepada anda untuk biaya pemberangkatan?
Informan :
1. Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Pertanyaan :
1. Apa alasan Bapak/Ibu mengizinkan pihak keluarga pergi menjadi TKI ke luar negeri?
2. Selama anak menjadi TKI ke luar negri apakah ada pernah terjadi masalah ketika pemberangkatannya?
3. Bagaimana komunikasi dengan anak yang bekerja ke luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia?
4. Bagaimana tanggung jawab dari PT yang sudah memberangkatkan anak Bapak/Ibu ke luar negeri?
5. Apakah selama ini ketika anak Bapak/Ibu bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri mengalami kendala?
6. Apakah ada kendala yang dirasakan oleh Bapak/Ibu ketika sang anak akan pulang ke kampung halaman?
MATRIKS HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI DATA
Q I Pertanyaan/Jawaban
1. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai?
I1-1 Latar belakang pendidikan yang dimiliki pegawai yah bermacam-macam, ada yang sudah PNS ada juga yang masih CPNS dan ada yang TKS. Tapi yah sudah banyak yang PNS untuk para pegawainya.
I1-2 Latar belakang pendidikan pegawainya disini sudah banyak yang pegawai negeri sipil yah tapi masih ada juga yang masih calon pegawai negeri sipil dan juga ada yang tks.
I1-3 Yah itu sudah disesuaikan dengan latar belakang pendidikan mereka, untuk latar belakang pendidikan kan yah kan sudah ada porsinya masing-masing, untuk lulusan S1 atau S2 ataupun SLTA. Kalau dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih dibilang masih banyak tenaga kerja swadaya atau tks.
I1-4 Latar belakang pendidikan pegawai banyak yang sudah pegawai negeri sipil dan juga masih ada yang honorer.
2. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ?
I1-1 Setahu saya pegawai sudah cukup mengerti dengan tanggung jawab pekerjaan yang mereka dapatkan. Dengan basic latar belakang pendidikan mereka, tentunya ada suatu pembelajaran yang mereka kuasai, yah kami juga kadang suka membantu dan juga sharring apabila ada suatu kendala yang dihadapi.
I1-2 Saya rasa sudah. Pegawai selalu berusaha melakukan yang kita bisa dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, berupaya melakukan pengembangan kearah yang lebih baik. Upaya itu memerlukan waktu dan proses untuk memberikan hasil yang memuaskan.
I1-3 Menurut saya yah neng kalau untuk kompetensi pegawai dalam menjalankan tugasnya itu yah begitu, kalau dia bisa menjalankan tugas itu yah dijalankan tetapi kalau dia tidak bisa yah dia mengerjakan tugas yang dia bisa kerjakan saja. Soalnya kan pegawai juga dilihat dari latar belakang pendidikannya dan untuk penempatannya kan sudah disesuaikan, akan tetapi terutama dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih kekurangan pegawai jadi bisa dibilang begitu jadi yah prinsipnya saling bantu saja, kalau bisa yang saya kerjakan yah dikerjakan.
I1-4 Iaa itu kan perlu dalam pengerjan tugasnya juga. Apalagi dibidang keselamatan dan kesehatan kerja ini untuk menjadi tenaga kerja pegawainya melakukan pendidikan selama 4 bulan, melakukan
pendidikan pengawasan peraturan perundang-undangan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3).
3. Apa yang menjadi kelemahan sumber daya manusia dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
I1-1 Sumber daya manusia dalam pelayanan yang diberikan yah memang penting, kami di kantor juga melakukan apa yang kita bisa untuk melayani masyarakat. Tapi kan kalau pegawai baru dengan tugas yang diberikan yah kalau belum bisa yah diajarkan dulu. Biasanya calon tenaga kerja Indonesia yang tidak melaporkan pemberangkatannya yang melalui pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang diluar daerahnya, terus pihak keluarga menanyakan ke pihak dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang terkait dengan adanya permasalahan yang terjadi dengan kelurganya itu yang pergi bekerja ke luar negeri, sedangkan kita tidak mempunyai data tentang tki yang bermasalah tersebut sehingga kita lumayan susah mengatasinya.
I1-2 Kurangnya ketanggapan akan hal-hal yang baru, akan tetapi yah masih bisa dikomunikasikan dan koordinasikan dengan baik.
I1-3 Khususnya dibidang pendataan tenaga kerja ini masih kekurangan sumber daya manusianya jadi kami apabila sangat kerepotan dengan beban tugas itu kami saling bantu saja, apabila itu memang bisa kita bantu.
4. Apakah ada permasalahan yang menjadikan hambatan dalam peningkatan kompetensi para pegawai untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan ?
I1-1 Setahu saya biasanya para pegawai terhambat dalam pendataan yang menggunakan sistem komputerisasi dalam pengelolaan sistem online yang berjalan, tapi kami sekarang sejak tanggal 2011 sudah berkoordinasi dengan BNP2TKI sehingga kami bisa mengetahui data jumlah rekapitulasi orang yang berangkat bekerja ke luar negeri.
5. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ?
I1-1 Ya harus dong neng, setahu ibu setiap pegawai memang harus bisa memahami tugas yang dia kerjakan.
I1-2 Saya rasa sudah pada memahaminya dengan beban tugas yang mereka harus kerjakan.
I1-3 Lumayan memahami, kalaupun dia belum bisa dia akan menanyakan kepada orang yang sudah mengetahuinya terlebih dahulu supaya meminimalisir permasalahan tersebut.
I1-4 Iaa kebanyakan sudah untuk itu kami ada pelatihan selama 4 bulan itu untuk mendapatkan pegawai yang kompeten dalam bidangnya.
6. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ?
I1-1 Yah berpengaruh soalnya kan kultur organisasi itu masih termasuk budaya kerja yang dijalankan di dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini. Perubahan budaya kerja dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja
Indonesia dalam pencatatannya sudah cukup baik neng, seperti untuk pencatatan data jumlah tenaga kerja Indonesia berdasarkan negara penempatan masing-masing calon tenaga kerja Indonesia kami sekarang sudah bekerjasama dengan pihak Bnp2tki secara online yang sudah mulai berjalan dari tahun 2011 sampai sekarang, dulu untuk pencatatan jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan negara penempatan itu dilakukan secara manual saja. Kami bekerjasama dengan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada ditiap daerah untuk memberikan data calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja ke luar negeri.
I1-2 Kultur oragnisasi tentunya sangat berpengaruh dengan hasil kinerja para pegawainya. Jadi dibutuhkan adanya suatu budaya kerja yang diharapkan mendapatkan hasil kinerja yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk penerima pelayanannya, pelayanan berdasarkan tujuan yang dihasilkan, dengan sistem pelayanan yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan.
I1-3 Kalau ditanya berpengaruh pasti ada pengaruhnya. Kantor ini berupaya memberikan pelayanan yang baik walaupun memang masih sedikit kadang ada hambatan-hambatan dalam pelayanan akan tetapi dengan budaya kinerja yang ada memang berpengaruh dalam pemberian pelayanannya.
I1-4 Budaya kerja akan berpengaruh ke pelayanan yang diberikan. Tentunya kultur organisasi cukup penting dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat khususnya, kultur organisasi kan sama juga dengan budaya kerja yang diterapkan yang ada di dinas ini. Yah kami berupaya melakukan pelayanan kepada masyarakat yang terbaik. Tentu ada juga suatu evaluasi dalam program yang dijalankan. Tentunya disetiap bidang yang ada di dinas ini melakukan suatu upaya yang memberikan kearah perubahan yang baik yang diharapkan perubahan itu cukup baik terlaksana. Apabila kalau dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja tentunya kami juga melakukan suatu upaya budaya kerja yang bertujuan kearah yang bertujuan tepat sasaran.
7. Sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang untuk merubah kultur organisasi supaya berorientasi pada pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia?
I1-3 Budaya kerja yang ada akan bisa mengetahui bagaimana proses kerja nya itu juga. budaya kerja yah tentunya berpengaruh dalam pemberian pelayanan yang diberikan untuk masyarakat. Dengan budaya kerja yang ada di dinas ini pastinya akan bisa mengetahui juga pelaksanaan program yang dijalankan juga.
I1-1 Kami tentunya selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik untuk calon tki yang mau bekerja ke luar negeri tapi tentunya juga perlu kerjasama yang baik juga antara si calon tenaga kerja Indoensia ya itu,
soalnya kan kebanyakan misalnya ada calon tenaga kerja Indonesianya itu karena ingin cepet berangkat ke luar negeri jadinya mereka melalui jalan pintasnya saja. Yah kami di Disnakertans apabila si calon tenaga kerja Indonesia ya itu belum mengetahui bagaimana prosedur yang benar yah kami beritahu sebelumnya, seperti apabila nanti dirayu-rayu oleh majikan supaya memperpanjang kontrak lebih baik jangan.dll. Kita dari dinas terkadang melakukan adanya kegiatan sosialisasi prosedur dan mekanisme penempatan tki yang bekerja ke luar negeri di daerah-daerah yang cenderung banyak warga masyarakatnya banyak berminat bekerja ke luar negeri, apabila kami mendapatkan informasi dari pihak warganya yang ingin mendapatkan informasi.
I1-2 Kami juga tentunya melakukan suatu pengawasan kepada oknum-oknum yang terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia, dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia tentunya juga ada suatu sistem kontrak yang dijalankan oleh pihak agensi dan juga perusahaan swasta yang merekrut para calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
I1-4 Ada upaya untuk memperbaiki sistem pelayanan yang berjalan. 8. Apa yang menjadi kendala atau permasalahan yang ada dalam
pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia yang kerja ke luar negeri ? I1-1 Kendalanya terkadang masih banyak calon tenaga kerja Indonesia yang
tidak melaporkan keberangkatannya ke dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang, mereka masih terkesan kalau berurusan dengan dinas pasti akan lama prosesnya padahal kan kita juga seperti ini bertujuan untuk kebaikan mereka juga, akan tetapi terkadang para calon tenaga kerja Indonesia ya sendiri hanya terlalu percaya dengan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia yang mereka percayai saja.
I1-2 Banyak oknum-oknum tangan yang jahat yang tidak melaksanakan peraturan-peraturan hukum dengan benar, sehingga dibutuhkan suatu perlindungan untuk para tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri.
I1-3 Dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja kami terkadang masih kekurangan tenaga kerja atau pegawainya.
9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program untuk merubah budaya kinerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi?
I1-1 Tentunya kita juga melakukan pencatatan data segala macem kan neng, supaya kita juga mengetaui jumlah data orang yang pergi bekerja ke luar negeri berdasarkan tempat tujuan berapa banyaknya, supaya kita juga tahu apa-apa yang perlu diperbaiki lagi.
I1-2 Adanya pemantauan dan juga terkadang melakukan suatu sosialisasi kepada masyarakat. Tentunya kami melakukan monitoring, evaluasi dan juga pelaporan dengan adanya keakurasian data ketenagakerjaan.
10. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ?
I1-1 Ada, mereka datang saja sendiri ke disnakertras sebelum mereka melakukan pendaftaran lebih lanjut kami akan memberikan informasi
terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri tersebut akan tetapi kalau melalui situs internet atau web kami belum menyediakan paling kami tempel brosur-brosur di mading, dari dinas belum ada penyediaan informasi melalui web yang diperuntukkan bagi calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri. Sekarang sudah banyak kantor cabang pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada didaerah masing-masing, fungsi dari adanya kantor cabang tersebut untuk mempermudah calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan informasi.
I1-2 Untuk informasi kami biasanya temple dimading depan kantor dinas, akan tetapi apabila melalui akses web khusus dari dinas tenaga kerja dan tranmigrasi kami tidak ada, jadi para calon tenaga kerja Indonesia bisa bertanya-tanya langsung ke sini juga bisa.
I1-3 Kami juga menyediakan informasi kepada masyarakat supaya mereka mengetahui apa saja prosedur atau tata cara kalau bekerja ke luar negeri. untuk sumber informasi yang diberikan apabila melalui situs web atau internet kami belum ada, sebenarnya di kantor ini ada kompeternya yang disediakan akan tetapi karena sumber daya manusia atau pegawainya yang masih kurang jadi paling kita hanya melayani di kantor saja seperti adanya informasi lowongan pekerjaan kita tempel di mading atau terkadang juga sih melakukan sosialisasi.
I1-4 Iya ada, dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini juga kan terkadang ada sumber informasi yang ditempel ke papan pengumuman atau mading.
I5-2 Informasi saya dapet dari sponsor neng. I4-2 Berhubung saya mah emang niat sendiri yah mau kerja ke luar negeri itu,
jadi saya nanya-nanya gitu ke tetangga saya yang udah pernah pergi jadi tki ke Arab Saudi. Terus saya nanya-nanyanya ke PT. Informasi yang ibu dapet mah waktu itu ada calo tki yang dateng ke daerah ibu, soalnya nong kan ada gitu calo yang nawarin ke warganya yang kira-kira mau kerja ke luar negeri. Jadi waktu itu ibu nanya-nanya ke dia gimana caranya kalau berangkat kerja ke luar negeri itu. Soalnya ibu memang ada niat kerja ke luar negeri cari uang buat nyukupin ekonomi keluarga. Ibu mah jujur aja ya nong kan suami ibu mah paling kerja itu di sawah garap sawah milik orang lain yah paling dapet uang juga gak seberapa, kalau ibu cuma ngandelin penghasilan dari suami ibu doang mah ia kagak cukup, apalagi kan kebutuhan mah banyak buat pendidikan sekolah anak ibu ajja kan lumayan besar terutama untuk makan dan minum sehari-harinya apalagikan kita juga mau ada perbaikan rumah segala macem biar bagus, jadi ibu mau kerja ke negara orang lain ajja kan kalau disini mah lulusan SD paling juga jadi apa sih, gitu nong.
I5-3 Dapet dari sponsor atau juga nanya-nanya ke tetangga yang pernah kerja jadi tkw ke luar negeri.
I5-5 Enggak ada, informasi yang ngasih tau itu orang dari PT. 11. Sejauhmana pemanfaatan data dan informasi yang ditujukan sebagai
langkah dalam pengambilan keputusan manajemen pelayanan tenaga
kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri terutama dalam pemberangkatannya?
I1-1 Data yang perlu ada dari calon tenaga kerja Indonesia itu perlu adanya dokumen yang harus dilengkapi oleh calon tenaga kerja Indonesia itu kartu tanda penduduk atau KTP, ijazah terakhir, akte kelahiran, foto copy surat nikah/status perkawinan, surat ijin suami/istri/orang tua wali, sertifikat uji kompetensi, keterangan sehat/hasil pemeriksaaan kesehatan & psikologi, paspor, visa kerja, perjanjian penempatan, kartu tanda kerja luar negeri. Data-data tersebut dibutuhkan sebagai syarat administratif si calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri supaya datanya lengkap, yang diharapkan tidak ada suatu permasalahan yang terjadi ketika si calon tki berangkat atau pulang ke tanah air.
I1-3 Data yang ada diperlukan memang untuk kebaikan tenaga kerja Indonesianya itu sendiri, apabila ada data-data yang akurat itu akan ada legalitas yang berdasarkan hukum. Informasi yang diberikan juga diharapkan bisa memberikan kemudahan kepada tenaga kerja supaya prosesnya berjalan dengan lancar. Ada pencatatan rutin, akan tetapi tenaga kerjanya masih kurang atau pegawainya masih kurang.
I2 Saya kurang mengetahui pasti apa penyebab mereka jarang melaporkan ke kecamatan, mungkin mereka tidak meresa penting untuk melakukan pelaporan ke pihak kecamatan dalam pendataan.
Member Check
Kode Informan : (I1-1).
Nama : Sri Wahyuning Amiharsi, S.H
Jabatan : Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Dimensi 1 : Sumber Daya Manusia
1. Apa yang menjadi tolak ukur untuk para pegawai terkait dengan pemberian pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Yah tentunya dengan latar belakang pendidikan yang pegawai miliki, dengan didukungnya kemampuan dan keahlian serta wawasan yang ada sehingga dapat terbantu untuk terselenggaranya pelayanan yang menyenangkan dan diharapkan pelayanan yang baik untuk masyarakat tentunya sebagai penerima pelayanan itu sendiri.
2. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ? Setahu saya pegawai sudah cukup mengerti dengan tanggung jawab pekerjaan yang mereka dapatkan. Dengan basic latar belakang pendidikan mereka, tentunya ada suatu pembelajaran yang mereka kuasai, yah kami juga kadang suka membantu dan juga sharring apabila ada suatu kendala yang dihadapi.
3. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai? Latar belakang pendidikan yang dimiliki pegawai yah bermacam-macam, ada yang sudah PNS ada juga yang masih CPNS dan ada yang TKS. Tapi yah sudah banyak yang PNS untuk para pegawainya.
4. Apakah latar belakang pendidikan para pegawai berpengaruh terhadap pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Tentunya berpengaruh sekali terhadap kinerja pegawai yang dilakukan dalam pelayanan yang diberikan berjalan.
5. Apakah ada pola rekrutmen yang diberlakukan terhadap pegawai dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat ? Untuk pola rekrutmen tentunya sudah ditentukan berdasarkan latar belakang pegawai yang mereka miliki juga tentunya melalui BKD dan juga Kepala Dinas itu.
6. Apakah para pegawainya telah mencukupi standarisasi pegawai ? Untuk standarisasi pegawai tentunya akan melihat juga dari jenjang pendidikan yang mereka miliki. Berdasarkan juga kemampuan dan kompetensi dibidang-bidang tersebut.
7. Apa yang menjadi kelemahan sumber daya manusia dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
Sumber daya manusia dalam pelayanan yang diberikan yah memang penting, kami di kantor juga melakukan apa yang kita bisa untuk melayani masyarakat. Tapi kan kalau pegawai baru dengan tugas yang diberikan yah kalau belum bisa yah diajarkan dulu. Biasanya calon tenaga kerja Indonesia yang tidak melaporkan pemberangkatannya yang melalui pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang diluar daerahnya, terus pihak keluarga menanyakan ke pihak dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang terkait dengan adanya permasalahan yang terjadi dengan keluarganya itu yang pergi bekerja ke luar negeri, sedangkan kita tidak mempunyai data tentang tki yang bermasalah tersebut sehingga kita lumayan susah mengatasinya.
8. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merasa terbebani dengan adanya beban tugas terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Saya rasa tidak, tentunya mereka menjalankan tugas yang mereka jalankan berdasarkan beban tugas yang ada yang sesuai dengan fungsi kami yaitu melayani masyarakat, misalnya ya dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri.
9. Apakah ada permasalahan yang menjadikan hambatan dalam peningkatan kompetensi para pegawai untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan ? Setahu saya biasanya para pegawai terhambat dalam pendataan yang menggunakan sistem komputerisasi dalam pengelolaan sistem online yang berjalan, tapi kami sekarang sejak tanggal 2011 sudah berkoordinasi dengan BNP2TKI sehingga kami bisa mengetahui data jumlah rekapitulasi orang yang berangkat bekerja ke luar negeri.
10. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ? Ya harus dong neng, setahu ibu setiap pegawai memang harus bisa memahami tugas yang dia kerjakan.
11. Apakah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengadakan suatu pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai terutama pegawai yang masih baru ? Yah, biasanya untuk pegawai yang masih baru perlu adanya adaptasi terhadap beban tugas yang harus mereka kerjakan. Tentunya masih ada pengarahan terlebih dahulu kepada mereka.
12. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ? Yah tentunya berkaitan, di dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten ini tentunya ada pelayanan yang diberikan untuk masyarakat dalam hal pemberangkatan tenaga kerja Indonesia seperti adanya rekomendasi untuk paspor calon tenaga kerja Indonesia.
13. Apakah ada pegawai yang secara khusus menangani pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja atau sedang ada di luar negeri ? di dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten ini apabila dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ada di
bidang pembinaan dan penggunaan tenaga kerja (BINAPENTA) dan apabila dalam keterkaitan perlindungan ya juga ada di bidang perlindungan tenaga kerja.
14. Bagaimana perlindungan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ? Untuk masalah perlindungan nanti tanyakan saja ke bagian perlindungan tenaga kerja yang ada di disnaker ini yah neng.
15. Siapa saja yang berkaitan dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Yah kalau dibilang siapa saja yah pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada didaerah masing-masing, kecamatan untuk data segala macem, BNP3TKI dan pihak-pihak yang berkaitan dengan tenaga kerja Indonesia yang ingin pergi kerja ke luar negeri seperti BNP2TKI juga disana di Jakarta.
Dimensi 2 : Kultur Organisasi
1. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Yah berpengaruh soalnya kan kultur organisasi itu masih termasuk budaya kerja yang dijalankan di dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini. Perubahan budaya kerja dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia dalam pencatatannya sudah cukup baik neng, seperti untuk pencatatan data jumlah tenaga kerja Indonesia berdasarkan negara penempatan masing-masing calon tenaga kerja Indonesia kami sekarang sudah bekerjasama dengan pihak Bnp2tki secara online yang sudah mulai berjalan dari tahun 2011 sampai sekarang, dulu untuk pencatatan jumlah rekapitulasi registrasi berdasarkan negara penempatan itu dilakukan secara manual saja. Kami bekerjasama dengan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ada ditiap daerah untuk memberikan data calon tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja ke luar negeri.
2. Seberapa jauh atau besarnya pengaruh kultur organisasi memiliki efek dalam manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Kultur organisasi ataupun budaya organisasi memiliki peran yang berpengaruh terhadap hasil kerja para pegawai dalam menjalankan tugas mereka. Apabila hasil budaya kerja yang dilakukan oleh para pegawai tersebut masih kurang baik tentunya diharapkan adanya suatu evaluasi budaya kerja yang memiliki arah perbaikan, seperti dalam perbaikan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia. Seperti sekarang diadakannya pendaftaran online terlebih dahulu. Untuk meminimalisir permasalahan yang sering terjadi akhir-akhir tahun lalu, yang mana terkadang ada kasus pihak keluarga yang datang ke disnaker menanyakan pihak keluarganya yang terjadi suatu permasalahan di negara tempat dia dapatkan seperti tindak kekerasan, tidak adanya kabar
berita tentang keluarganya yang bekerja ke luar negeri. Akan tetapi daftar nama orang tersebut tidak tercantum dan tidak terdata di disnaker sama sekali, ini salah satu faktor yang merubah budaya kerja dalam pencatatan dan penyajian data dalam proses pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ada sistem pendaftaran online yang supaya berharap kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masyarakat khususnya untuk calon tenaga kerja yang ada di kecamatan Pontang.
3. Sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupatan Serang untuk merubah kultur organisasi supaya berorientasi pada pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Kami tentunya selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik untuk calon tki yang mau bekerja ke luar negeri tapi tentunya juga perlu kerjasama yang baik juga antara si calon tenaga kerja Indoensia ya itu, soalnya kan kebanyakan misalnya ada calon tenaga kerja Indonesianya itu karena ingin cepet berangkat ke luar negeri jadinya mereka melalui jalan pintasnya saja. Yah kami di Disnakertans apabila si calon tenaga kerja Indonesia ya itu belum mengetahui bagaimana prosedur yang benar yah kami beritahu sebelumnya, seperti apabila nanti dirayu-rayu oleh majikan supaya memperpanjang kontrak lebih baik jangan.dll. Kita dari dinas terkadang melakukan adanya kegiatan sosialisasi prosedur dan mekanisme penempatan tki yang bekerja ke luar negeri di daerah-daerah yang cenderung banyak warga masyarakatnya banyak berminat bekerja ke luar negeri, apabila kami mendapatkan informasi dari pihak warganya yang ingin mendapatkan informasi.
4. Apakah pelayanan tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas dalam pelaksanaan aktivitas dalam pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Yah bisa dibilang seperti itu yah neng, di bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja disnakertrans ini selain pelayanan yang diacukan untuk para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri juga seperti ada program atau kegiatan dalam peningkatan kesempatan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan sdm yang terampil di bidang pelatihan dan seperti ada program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
5. Apa yang menjadi kendala atau permasalahan yang ada dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia yang kerja ke luar negeri? Kendalanya terkadang masih banyak calon tenaga kerja Indonesia yang tidak melaporkan keberangkatannya ke dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang, mereka masih terkesan kalau berurusan dengan dinas pasti akan lama prosesnya padahal kan kita juga seperti ini bertujuan untuk kebaikan mereka juga, akan tetapi terkadang para calon tenaga kerja Indonesia ya sendiri hanya terlalu percaya dengan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia yang mereka percayai saja.
6. Bagaimana cara atau strategi untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia sehingga pelayanan dapat dirasakan khususnya oleh masyarakat ?
Dalam prosesnya kami juga berkoordinasi dengan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada di daerah masing-masing supaya mereka merekomendasi ke dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten terlebih dahulu, kalaupun mereka tidak merekom ke disnaker berarti mereka termasuk calon tenaga kerja Indonesia yang illegal.
7. Apa yang menjadi kesulitan atau kendala bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk merubah budaya kerja dengan pemanfaatan pelayanan informasi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan kepada masyarakat ? Biasanya masyarakat masih enggan mencari informasi ke dinas tenaga kerja dan transmigrasi terlebih dahulu untuk mencari informasi, kebanyakan masyarakat saling bertanya-tanya kepada orang-orang yang sudah pernah bekerja ke luar negeri yang ada di daerahnya masing-masing saja, atau juga karena keterbatasannya kemampuan kamsayarakat sehingga sangat mudah sekali percaya kepada orang asing. Masyarakat mencari informasi juga melalui PT yang mereka tuju, tetapi yang dikhawatirkan mereka dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk pemberian informasi melalui situs internet kami dari dinas belum ada, dulu memang pernah ada akan tetapi sekarang tidak aktif kembali. paling kita tempel saja dimading papan informasi yang ada didepan dinas ini.
8. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program untuk merubah budaya kinerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ? Tentunya kita juga melakukan pencatatan data segala macem kan neng, supaya kita juga mengetaui jumlah data orang yang pergi bekerja ke luar negeri berdasarkan tempat tujuan berapa banyaknya, supaya kita juga tahu apa-apa yang perlu diperbaiki lagi.
9. Bagaimana konsistensi serta kerjasama yang terjalin antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan instansi lain yang berkaitan ? Yah saya ras cukup baik. Sumber informasi untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri itu biasanya mereka dapat dari Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), untuk sumber informasi dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi melalui situs internet kami belum ada kami biasanya rekomendasi saja. Kebanyakan para tki sudah tau dgn pekerjaan yang akan dikerjakan nanti disana, jadi di BLK diadakan pelatihan karena disana banyak peralatan yang menggunakan mesin. Yang memberitahu pekerjaan kebanyakan juga dari PT bahkan resiko segala macem sudah dikasih tau.
10. Apakah Dinas selalu memperhatikan dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia terutama dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Yah. Sistem pelayanan yang diberikan melihat juga kebutuhan yang diperlukan oleh penerima pelayanan tenaga kerja Indonesia, kami tetap berusaha memberikan pelayanan yang baik supaya pelayanan yang didapatkan oleh penerima pelayanan juga baik.
Dimensi 3 : Sistem Pelayanan
1. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ? Ada, mereka datang saja sendiri ke disnakertras sebelum mereka melakukan pendaftaran lebih lanjut kami akan memberikan informasi terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri tersebut akan tetapi kalau melalui situs internet atau web kami belum menyediakan paling kami tempel brosur-brosur di mading, dari dinas belum ada penyediaan informasi melalui web yang diperuntukkan bagi calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri. Sekarang sudah banyak kantor cabang pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada didaerah masing-masing, fungsi dari adanya kantor cabang tersebut untuk mempermudah calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan informasi.
2. Apa ada perubahan dalam sistem pelayanan yang berjalan dengan pelaksanaan pelayanan yang diberikan ? Yah ada, sekarang perlu ada pendaftaran sistem secara online.
3. Apa yang menjadi penghambat atau kendala dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ? Yang menjadi kendala biasanya para calon tenaga kerja Indonesia ya itu tidak melaporkan keberangkatannya ke dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang. Sehingga kami pihak dinas tidak mempunyai data mereka sebagai calon tenaga kerja Indonesia.
4. Sejauhmana pemanfaatan data dan informasi yang ditujukan sebagai langkah dalam pengambilan keputusan manajemen pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri terutama dalam pemberangkatannya? Data yang perlu ada dari calon tenaga kerja Indonesia itu perlu adanya dokumen yang harus dilengkapi oleh calon tenaga kerja Indonesia itu kartu tanda penduduk atau KTP, ijazah terakhir, akte kelahiran, foto copy surat nikah/status perkawinan, surat ijin suami/istri/orang tua wali, sertifikat uji kompetensi, keterangan sehat/hasil pemeriksaaan kesehatan & psikologi, paspor, visa kerja, perjanjian penempatan, kartu tanda kerja luar negeri. Data-data tersebut dibutuhkan sebagai syarat administratif si calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri supaya datanya lengkap, yang diharapkan tidak ada suatu permasalahan yang terjadi ketika si calon tki berangkat atau pulang ke tanah air.
5. Bagaimana cara masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah terkait dengan tenaga kerja Indonesia ? Si calon tenaga kerja Indonesia itu datang ke dinas tenaga kerja Indonesia menanyakan terkait dengan pemberangkatan kerja ke luar negeri dan juga ketika ada suatu sosialisasi yang diadakan didaerahnya masing-masing diharapkan mengikutinya supaya mereka mengetahui informasi yang benar, dan boleh juga menanyakan ke pelaksana penempatan tenaga kerja
Indonesia swasta atau PPTKIS yang benar yang memiliki surat ijin usaha yang benar. Sumber informasi untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri itu biasanya mereka dapat dari Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), untuk sumber informasi dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi melalui situs internet kami belum ada kami biasanya rekomendasi saja tapi biasanya sih kalau pas dia dateng ke disnakertrans apabila dia belum mengetahui ia kami akan memberikan saran terlebih dahulu. Kebanyakan para tki sudah tau dgn pekerjaan yang akan dikerjakan nanti disana, jadi di BLK diadakan pelatihan karena disana banyak peralatan yang menggunakan mesin. Yang memberitahu pekerjaan kebanyakan juga dari PT bahkan resiko segala macem sudah dikasih tau.
6. Bagaimana keterkaitannya dengan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) yang memberangkatkan calon tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri ? Dinas tenaga kerja juga masih berkaitan atau juga berkoordinasi dengan PPTKIS yang ada di daerah masing-masing untuk pemberangkatan tenaga kerja Indonesia. Fungsi dari adanya kantor cabang yang ada di daerah masing-masing untuk mempermudah si calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan informasi dan juga mempermudah dalam pendaftarannya, yang nantinya PT tersebut lapor dan merekom ke dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang.
7. Apakah syarat-syarat yang benar untuk PPTKIS supaya mereka bisa memberangkatkan calon tenaga kerja Indonesia ? Kantor cabang pelaksana penempatan tenaga kerja swsta yang sah itu harus memiliki Surat Ijin Pengerahan (SIP) dari Menteri, supaya bisa merekrut calon tenaga kerja Indonesia.
8. Apabila ada PPTKIS yang melanggar aturan, apa sanksi yang diberikan oleh mereka ? Untuk ketentuan sanksi-sanki pelanggaran yang dilakukan oleh pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta bisa dilihat sendiri ada di undang-undang no 38 tahun 2004 yah.
9. Biasanya berapa waktu yang dibutuhkan oleh calon tenaga kerja Indonesia untuk bisa berangkat bekerja ke luar negeri ? Untuk kontrak yang berlaku itu minimal 2 tahun masa kontrak.
10. Apabila tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri apakah sebelumnya harus melaporkan keberangkatannya ke pihak kecamatan atau kelurahan yang ada di tempat tinggal dia ? Yah untuk data administratif dan kebaikan si calon tenaga kerja Indonesia perlu, tentunya itu juga untuk kebaikan si calon tki juga. Para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri perlu melengkapi persyaratan-persyaratan dokumen untuk kebaikan mereka juga, sekarang berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk calon tenaga kerja Indonesia itu perlu adanya akte kalahiran/kenal lahir jadi
perlu mengurus itu terlebih dahulu soalnya kebanyakan orang yang berangkat ingin ke luar negeri itu pada belum memiliki akte kelahiran.
Member Check
Kode Informan : (I1-2).
Nama : Sugihardono, S.H,. M.M
Jabatan : Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Dimensi 1 : Sumber Daya Manusia
1. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah
memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ? Saya rasa sudah. Pegawai selalu berusaha melakukan yang kita bisa dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, berupaya melakukan pengembangan kearah yang lebih baik. Upaya itu memerlukan waktu dan proses untuk memberikan hasil yang memuaskan.
2. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai ? Latar belakang pendidikan pegawainya disini sudah banyak yang pegawai negeri sipil yah tapi masih ada juga yang masih calon pegawai negeri sipil dan juga ada yang tks.
3. Apakah latar belakang pendidikan para pegawai berpengaruh terhadap pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Saya rasa itu bisa berpengaruh juga dengan kinerja hasil yang nanti akan dia peroleh, tergantung dengan kompetensi yang pegawai miliki, tapi tentunya kan sudah diposisikan pada bidang-bidang masing-masing sesuai dengan latar belakang pendidikannya akan tetapi terkadang ada pegawai yang belum sangat mengerti akan beban tugas yang dia dapatkan, jadi harus perlu adanya sosialisasi lagi dengan beban pekerjaan dia.
4. Apakah ada pola rekrutmen yang diberlakukan terhadap pegawai dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat ? Iaa ada.
5. Apakah para pegawainya telah mencukupi standarisasi pegawai ? Masih kurang sepertinya, tapi yah saya rasa cukup.
6. Apa yang menjadi kelemahan sumber daya manusia dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Kurangnya ketanggapan akan hal-hal yang baru, akan tetapi yah masih bisa dikomunikasikan dan koordinasikan dengan baik.
7. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merasa terbebani dengan adanya beban tugas terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Tidak, semua beban tugas itu kan sudah memang kewajiban kita untuk melaksanakannya.
8. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ? Saya rasa sudah pada memahaminya dengan beban tugas yang mereka harus kerjakan.
9. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ? Terutama dalam bidang pengawasan ketenagakerjaan ini, tentunya kami mangawasi seluruh peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, mulai ari undang-undang ketenagakerjaan, peraturan Presiden, dll. Apabila dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri juga tentunya ada suatu perlindungan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja Indonesia yang bekerja disana, dalam lingkup proses sebelum, selama dan sesudahnya. Seperti dalam lingkup sebelum tenaga kerja Indonesia adanya training tenaga kerja Indonesia yang diatih tentang aturan ketenagakerjaan Indonesia dan negara tujuan.
10. Apakah ada pegawai yang secara khusus menangani pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja atau sedang ada di luar negeri ? Kalau untuk di dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini yang menangani itu dibagian bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja yang lebih tahu spesifik ya sepeti apa. Saya rasa dinas tenaga kerja ini selalu berupaya untuk memperhatikan dalam pemberian pelayanan terutama tenaga kerja Indonesia.
11. Bagaimana perlindungan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ? Perlindungan untuk tenaga kerja Indonesia tentunya ada, untuk lebih spesifik jelasnya ada dalam undang-undang nomor 39 tahun 2004 yang menerangkan tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Dimensi 2 : Kultur Organisasi
1. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Kultur oragnisasi tentunya sangat berpengaruh dengan hasil kinerja para pegawainya. Jadi dibutuhkan adanya suatu budaya kerja yang diharapkan mendapatkan hasil kinerja yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk penerima pelayanannya, pelayanan berdasarkan tujuan yang dihasilkan, dengan sistem pelayanan yang baik akan menentukan keberhasilan pelayanan.
2. Seberapa jauh atau besarnya pengaruh kultur organisasi memiliki efek dalam manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Suatu budaya kerja tentunya mencakup pelaksanaaan pekerjaan ya juga, dengan bagaimana pegawai bisa melaksanakan tugas yang mereka kerjakan, suatu tujuan tentunya diharapkan tujuan tertentu dilaksanakan
sesuai dengan harapan yang diinginkan. Apabila budaya kerja yang dijalankan dengan baik tentunya hasil kerja yang diperoleh akan memuaskan.
3. Sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang untuk merubah kultur organisasi supaya berorientasi pada pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Kami juga tentunya melakukan suatu pengawasan kepada oknum-oknum yang terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia, dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia tentunya juga ada suatu sistem kontrak yang dijalankan oleh pihak agensi dan juga perusahaan swasta yang merekrut para calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
4. Apakah pelayanan tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas dalam pelaksanaan aktivitas dalam pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Iaa kita kan dalam lingkup ketenagakerjaan Indonesia.
5. Apa yang menjadi kendala atau permasalahan yang ada dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Banyak oknum-oknum tangan yang jahat yang tidak melaksanakan peraturan-peraturan hukum dengan benar, sehingga dibutuhkan suatu perlindungan untuk para tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri.
6. Bagaimana cara atau strategi untuk meminimalisisr permasalahan yang terjadi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia sehingga pelayanan dapat dirasakan khususnya oleh masyarakat ? Perlu adanya kerja sama yang baik antara semua pihak. Supaya terjalin koordinasi dengan baik yang sesuai dengan strategi yang dibuat. Perlu adanya kepatuhan akan hukum yang berlaku dalam ketenagakerjaan Indonesia.
7. Apa yang menjadi kesulitan atau kendala bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk merubah budaya kerja dengan pemanfaatan pelayanan informasi dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan kepada masyarakat ? Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan utnuk dirinya, masih banyak para calo yang nakal dan tidak memperhatikan perlindungan terhadap tenaga kerja indonesianya.
8. Bagaimana pengawasan serta evaluasi yang dilakukan ? Adanya pemantauan dan juga terkadang melakukan suatu sosialisasi kepada masyarakat. Tentunya kami melakukan monitoring, evaluasi dan juga pelaporan dengan adanya keakurasian data ketenagakerjaan.
9. Bagaimana konsistensi serta kerjasama yang terjalin antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan instansi lain yang berkaitan ? Tentunya dinas tenaga kerja dan transmigrasi juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, supaya adanya komunikasi pelaksanaan yang baik.
10. Apakah Dinas selalu memperhatikan dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia terutama dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Iyah.
11. Apa saja program yang sudah atau akan dibuat untuk memperbaiki pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Terkadang kami melakukan sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan dalam program ataupun kegiatan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
Dimensi 3 : Sistem Pelayanan
1. Sistem pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan untuk pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri bagaimana ? Dalam bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja biasanya melakukan pelayanan untuk pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri.
2. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ? Untuk informasi kami biasanya temple dimading depan kantor dinas, akan tetapi apabila melalui akses web khusus dari dinas tenaga kerja dan tranmigrasi kami tidak ada, jadi para calon tenaga kerja Indonesia bisa bertanya-tanya langsung ke sini juga bisa.
3. Apakah sarana dan prasarana yang telah diberikan untuk kemudahan bagi penerima pelayanan ? Sekarang calon tenaga kerja Indonesia sudah lebih mudah untuk mendaftarkan diri kedaerahnya masing-masing, sekarang sudah banyak kantor cabang yang berdiri ditiap-tia daerah mereka tinggal, diharapkan dengan adanya kantor-kantor cabang tersebut dapat mempermudah para calon tenaga kerja Indonesia mendaftarkan diri akan tetapi jangan sampai mereka tidak melaporkan kepihak dinas tenaga kerja dan transmigrasi, utnuk itu kami terkadang melakukan sidak ke beberapa kantor cabang yang ada di kabupaten Serang.
4. Bagaimanakah mekanisme dalam pencatatan rutin yang dilakukan untuk mengetahui perubahan baik atau tidak dalam pelaksanaan tersebut ? Dilakukan suatu pendataan dan pelaporan untuk mengetahui sebagaimana pendataan yang ada dlam pelayanan tersebut.
5. Apa yang menjadi penghambat atau kendala dalam pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ? Masih banyak para calon tenaga kerja Indonesia yang belum melaporkan keberangkatannya ke pihak dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang, sehingga mempersulit kami mendapatkan data tentang mereka.
6. Bagaimana cara masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah terkait dengan tenaga kerja Indonesia ?
Diharapkan untuk para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri mereka bertanya-tanya ke pihak dinas tenaga kerja dan transmigrasi terkait dengan pemberangkatannya ke luar negeri supaya mendapatkan informasi yang benar.
7. Bagaimana keterkaitannya dengan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) yang memberangkatkan calon tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri ? Para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri bisa mendaftarkan diri ke pihak pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang ada didaerahnya masing-masing. Para sponsor atau calo dari perusahaan tersebut boleh merekrut para calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri apabila mereka mempunyai ijin dan surat sah pendirian perusahaan tersebut. Ketika para calon tenaga kerja Indonesia sudah melengkapi persyaratannya untuk mendaftarkan ke perusahaan tersebut diwajibkan untuk mendaftarkan ke disnakertrans kabupaten Serang untuk prosesnya segala macem.
8. Apakah syarat-syarat yang benar untuk PPTKIS supaya mereka bisa memberangkatkan calon tenaga kerja Indonesia ? Untuk pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta apabila ingin merekrut para calon tenaga kerja Indonesia mereka harus memiliki surat ijin perusahaan yang sah, apabila mereka tidak memiliki tanda bukti pendirian kantor cabang tersebut mereka tidak diperbolehkan untuk merekrut calon tenaga kerja Indonesia dan bisa perusahaan tersebut ditutup.
9. Apabila ada PPTKIS yang melanggar aturan, apa sanksi yang diberikan oleh mereka ? Untuk pelangaran segala macem nanti lebih jelasnya bisa dilihat di undang-undang nomor 39 tahun 2004.
10. Biasanya berapa waktu yang dibutuhkan oleh calon tenaga kerja Indonesia untuk bisa berangkat bekerja ke luar negeri ? Itu tergantung dengan kemampuan mereka di balai latihan kerja, apabila mereka sudah mengerti dengan pekerjaan yang ada disana dan mengetahui dan menguasai bahasa yang digunakannantinya itu akan diberangkatkan. Biasanya untuk calon tenaga kerja Indonesia yang sudah x atau sudah berpengalaman pernah pergi bekerja ke luar negeri sebelumnya itu lebih cepat dibandingkan dengan calon tenaga kerja Indonesia yang baru pertama kali pergi bekerja ke luar negeri.
11. Apakah ada kendala atau kesulitan dalam koordinasi dengan PPTKIS ? Iya ada terkadang ada pptkis yang berusaha menutu-nutupi data si calon tenaga kerja Indonesia yang tidak memenuhi persyaratan.
12. Apabila tenaga kerja Indonesia yang ingin pergi bekerja ke luar negeri dari mana saja informasi yang didapatkan supaya mereka tidak salah mendapatkan informasi ? Para calon tenaga kerja Indonesia bisa menanyakan ke palaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta yang legal dalam artian memiliki surat ijin perusahaan yang sah dimata hukum, bisa ke dinas
tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten serang atau ke provinsi, bisa juga ke BP3TKI.
13. Apabila tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri apakah sebelumnya harus melaporkan keberangkatannya ke pihak kecamatan atau kelurahan yang ada di tempat tinggal dia ? Untuk kebaikan si calon tenaga kerja Indonesia memang perlu pelaporan tersebut.
Serang, 10 Februari 2014
Sugihardono, S.H,. M.M
Member Check
Kode Informan : (I1-3).
Nama : Drs. Yus Rachmaidi
Jabatan : Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Serang
Dimensi 1 : Sumber Daya Manusia
1. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ? menurut saya yah neng kalau untuk kompetensi pegawai dalam menjalankan tugasnya itu yah begitu, kalau dia bisa menjalankan tugas itu yah dijalankan tetapi kalau dia tidak bisa yah dia mengerjakan tugas yang dia bisa kerjakan saja. Soalnya kan pegawai juga dilihat dari latar belakang pendidikannya dan untuk penempatannya kan sudah disesuaikan, akan tetapi terutama dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih kekurangan pegawai jadi bisa dibilang begitu jadi yah prinsipnya saling bantu saja, kalau bisa yang saya kerjakan yah dikerjakan.
2. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai ? Yah itu sudah disesuaikan dengan latar belakang pendidikan mereka. untuk latar belakang pendidikan kan yah kan sudah ada porsinya masing-masing, untuk lulusan S1 atau S2 ataupun SLTA. Kalau dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih dibilang masih banyak tenaga kerja swadaya atau tks.
3. Apakah latar belakang pendidikan para pegawai berpengaruh terhadap pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Iaa berpengaruh dong, ilmu yang mereka miliki akan berpengaruh dengan kompetensi yang mereka miliki. yah kalau ditanya berpengaruh atau tidak sumber daya manusia itu yah bisa dikatakan berpengaruh sih neng dengan latar belakang pendidikannya untuk pelayanan, tapi yah biasanya kan untuk awal apabila belum menguasai dengan tugasnya yah kita bimbing dulu.
4. Apakah para pegawainya telah mencukupi standarisasi pegawai ? Itu sudah disesuaikan dengan bidang terkait. Kalau menurut bapak sih yang menjadi kelemahan disumber daya manusianya kan dari tenaga kerjanya itu, terutama yang saya tahu dibagian pendaftaran tenaga kerja ini masih banyak dibilang pegawainya tenaga kerja swadaya yah jadinya gitu neng masih belum PNS, tapi yah itu gak menjamin juga sih, kalau kita bisa yah dilakukan begitu.
5. Apa yang menjadi kelemahan sumber daya manusia dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ?
Khususnya dibidang pendataan tenaga kerja ini masih kekurangan sumber daya manusianya jadi kami apabila sangat kerepotan dengan beban tugas itu kami saling bantu saja, apabila itu memang bisa kita bantu.
6. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merasa terbebani dengan adanya beban tugas terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Walaupun merasa terbebani kami tetap harus menjalankan tugas yang ada. Saya rasa, lumayan merasa terbebani dengan tugas yang diberikan, prinsipnya kita saling bantu saja, saya juga walaupun sebagai kepala seksi dibagian pendaftaran tenaga kerja ini kalau saya bisa bantu misalnya dengan nulis-nulis atau memberikan cap-cap dilembar kertas kartu kuning yang seharusnya dikerjakan staf saya, tapi yah kalau mereka merasa perlu bantuan yah saya bantu neng.
7. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ? Lumayan memahami, kalaupun dia belum bisa dia akan menanyakan kepada orang yang sudah mengetahuinya terlebih dahulu supaya meminimalisir permasalahan tersebut.
8. Apakah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengadakan suatu pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai terutama pegawai yang masih baru ? Tidak ada pelatihan gitu, paling kita apabila ada pegawai baru kita saling sharring ajja saling bantu.
9. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ? Ke bidang pendataan ini tentunya masih ada keterkaitannya, soalnya kan sebelum para calon tenaga kerja Indonesia bekerja ke luar negeri tentunya mereka harus mengumpulkan persyaratan administratif terlebih dahulu.
10. Apakah ada pegawai yang secara khusus menangani pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja atau sedang ada di luar negeri ? Iaa di disnakertrans ini memang melayani untuk pendaftaran para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri, mereka juga perlu wawancara dan merekomendaikan pasport di sini dibidang penyediaan dan penggunaan tenaga kerja.
11. Bagaimana perlindungan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri ? Setahu saya ada, di dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini juga kita ada bagian untuk perlindungan tenaga kerja.
Dimensi 2 : Kultur Organisasi
1. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Kalau ditanya berpengaruh pasti ada pengaruhnya.
kantor ini berupaya memberikan pelayanan yang baik walaupun memang masih sedikit kadang ada hambatan-hambatan dalam pelayanan akan tetapi dengan budaya kinerja yang ada memang berpengaruh dalam pemberian pelayanannya.
2. Seberapa jauh atau besarnya pengaruh kultur organisasi memiliki efek dalam manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Budaya kerja yang ada akan bisa mengetahui bagaimana proses kerja nya itu juga. budaya kerja yah tentunya berpengaruh dalam pemberian pelayanan yang diberikan untuk masyarakat. Dengan budaya kerja yang ada di dinas ini pastinya akan bisa mengetahui juga pelaksanaan program yang dijalankan juga.
3. Sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang untuk merubah kultur organisasi supaya berorientasi pada pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Ada upaya untuk memperbaiki sistem pelayanan yang berjalan.
4. Apakah pelayanan tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas dalam pelaksanaan aktivitas dalam pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Pelayanan tenaga kerja tentunya menjadi tujuan kami.
5. Apa yang menjadi kendala atau permasalahan yang ada dalam pemberian pelayanan tenaga kerja Indonesia terutama dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja kami terkadang masih kekurangan tenaga kerja atau pegawainya.
6. Dari mana saja sumber informasi yang bisa didapatkan oleh masyarakat terutama untuk masyarakat yang ingin berangkat ke luar negeri ? Bisa dateng kesini juga bisa, kita kadang informasi tentang pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri kami tempel di mading atau papan pengumuman.
Dimensi 3 : Sistem Pelayanan
1. Bagaimana sistem pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terkait dengan pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Sistem pelayanan kepada masyarakat kami berusaha memberikan perubahan-perubahan yang baik. Untuk DISNAKERTRANS bagi calon tenaga kerja Indonesia yang ingin berangkat ke luar negeri biasanya ditanyakan untuk persyaratan dokumen seperti: ktp, akte kelahiran, surat ijin orang tua, dll.
2. Bagaimana sistem pelayanan tenaga kerja Indonesia yang diberikan untuk pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri? Kami ada bagian yang menangani secara luas yaitu dibagian penyediaan dan penggunaan tenaga kerja.
3. Apakah yang menjadi harapan dengan adanya sistem pelayanan terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Dengan adanya sistem pelayanan dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dapat mengurangi kasus-kasus yang merugikan para tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri.
4. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ? Kami juga menyediakan informasi kepada masyarakat supaya mereka mengetahui apa saja prosedur atau tata cara kalau bekerja ke luar negeri. untuk sumber informasi yang diberikan apabila melalui situs web atau internet kami belum ada, sebenarnya di kantor ini ada kompeternya yang disediakan akan tetapi karena sumber daya manusia atau pegawainya yang masih kurang jadi paling kita hanya melayani di kantor saja seperti adanya informasi lowongan pekerjaan kita tempel di mading atau terkadang juga sih melakukan sosialisasi.
5. Apakah akses pelayanan yang diberikan untuk masyarakat lebih cepat diperoleh ? Iaa saya rasa cepat, sekarangkan sudah banyak pptkis yang memebrikan informasi kepada si calon tenaga kerja Indonesia.
6. Bagaimanakah mekanisme dalam pencatatan rutin yang dilakukan untuk mengetahui perubahan baik atau tidak dalam pelaksanaan tersebut ? Ada pencatatan rutin yang dilakukan dari tahun ke tahun.
7. Sejauhmana pemanfaatan data dan informasi yang ditujukan sebagai langkah dalam pengambilan keputusan manajemen pelayanan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri terutama dalam pemberangkatannya? Data yang ada diperlukan memang untuk kebaikan tenaga kerja Indonesianya itu sendiri, apabila ada data-data yang akurat itu akan ada legalitas yang berdasarkan hukum. Informasi yang diberikan juga diharapkan bisa memberikan kemudahan kepada tenaga kerja supaya prosesnya berjalan dengan lancar. Ada pencatatan rutin, akan tetapi tenaga kerjanya masih kurang atau pegawainya masih kurang.
8. Bagaimana cara masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah terkait dengan tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri ? Kebanyakan setahu saya para calon tenaga kerja Indonesia itu pada bertanya ke orang yang sudah pernah berpengalaman bekerja ke luar negeri. Informasi yang tentunya akan didapatkan akan berbeda-beda dari setiap orang yang pernah pergi bekerja ke sana, untuk itu para calon tenaga kerja Indonesia harus menanyakan ke pihak yang benar-benar mengetahui secara pasti bagaimana proses atau sistem pelayanan yang benar. Di daerah masing-masing sudah banyak berdiri PPTKIS yang memberikan informasi kepada orang yang ingin bekerja ke luar negeri, calon tenaga kerja Indonesia bisa menanyakan ke PPTKIS yang benar-benar memiliki surat ijin perusahaan dalam artian yang perusahaan memiliki legalitas berdasarkan badan hukum. Para calon tenaga kerja Indonesia juga bisa
datang ke sini untuk pendaftaran atau mengenai orang yang bekerja ke luar negeri sebagai calon tenaga kerja Indonesia.
Member Check
Kode Informan : (I1-4).
Nama : Lilis Mukhlis, S.H
Jabatan : Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Dimensi 1 : Sumber Daya Manusia
1. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memiliki kompetensi dalam tugas yang diembannya ? Iaa itu kan perlu dalam pengerjan tugasnya juga. Apalagi dibidang keselamatan dan kesehatan kerja ini untuk menjadi tenaga kerja pegawainya melakukan pendidikan selama 4 bulan, melakukan pendidikan pengawasan peraturan perundang-undangan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3).
2. Bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai ? Latar belakang pendidikan pegawai banyak yang sudah pegawai negeri sipil dan juga masih ada yang honorer.
3. Apakah latar belakang pendidikan para pegawai berpengaruh terhadap pelayanan tenaga kerja Indonesia ? Latar belakang pendidikan cukup berpengaruh dalam hasil kerja yang dihasilkan.
4. Apakah ada pola rekrutment yang diberlakukan terhadap pegawai dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat ? Iaa ada.
5. Apakah para pegawainya telah mencukupi standarisasi pegawai ? Iaa menurut saya sudah.
6. Apakah para pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merasa terbebani dengan adanya beban tugas terkait dengan pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Saya rasa tidak.
7. Apakah kebanyakan pegawai telah memahami tugas yang diberikan sebagai pegawai ? Iaa kebanyakan sudah untuk itu kami ada pelatihan selama 4 bulan itu untuk mendapatkan pegawai yang kompeten dalam bidangnya.
8. Apakah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengadakan suatu pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai terutama pegawai yang masih baru ? Iyaa ada pelatihan dan pendidikannya untuk bagian K3 selama 4 bulan.
9. Apakah ada pegawai yang secara khusus menangani pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang akan berangkat bekerja atau sedang ada di luar negeri ? Iyah ada, dalam bidang ini dilakukan adanya asuransi dan dalam bidang penyediaan dan penggunaan tenaga kerja ada dilakukan sosialisasi.
Dimensi 2 : Kultur Organisasi
1. Apakah kultur organisasi yang ada memberikan pengaruh yang signifikan dalam pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ? Budaya kerja akan berpengaruh ke pelayanan yang diberikan. Tentunya kultur organisasi cukup penting dalam pelayanan yang diberikan untuk masyarakat khususnya, kultur organisasi kan sama juga dengan budaya kerja yang diterapkan yang ada di dinas ini. Yah kami berupaya melakukan pelayanan kepada masyarakat yang terbaik. Tentu ada juga suatu evaluasi dalam program yang dijalankan. Tentunya disetiap bidang yang ada di dinas ini melakukan suatu upaya yang memberikan kearah perubahan yang baik yang diharapkan perubahan itu cukup baik terlaksana. Apabila kalau dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja tentunya kami juga melakukan suatu upaya budaya kerja yang bertujuan kearah yang bertujuan tepat sasaran.
2. Seberapa jauh atau besarnya pengaruh kultur organisasi memiliki efek dalam manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Itu pastinya akan mempengaruhi proses pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, dalam menjalankan tugas kami berupaya memberikan pelayanan yang baik, supaya memberikan hasil yang baik pula.
3. Apakah pelayanan tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas dalam pelaksanaan aktivitas dalam pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia ? Iaa.
4. Dari mana saja sumber informasi yang bisa didapatkan oleh masyarakat terutama untuk masyarakat yang ingin berangkat ke luar negeri ? Sumber informasi bisa diperoleh dari PJTKI, di BP3TKI dar Disnakertrans juga bisa.
5. Apakah masih banyak masyarakat yang berangkat bekerja ke luar negeri masih mendapatkan informasi yang menyimpang ? Mungkin saja ada, kita yang disini kan belum tahu kebenarannya karena mereka ada yang tidak melaporkan keberngakatannya ke sini.
6. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam program untuk merubah budaya kinerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ? Iaa ada pengawasan yang dilakukan, di dinas tenaga kerja dan transmigrasi juga ada bidang pengawasan ketenagakerjaan.
Dimensi 3 : Sistem Pelayanan
1. Apakah yang menjadi harapan dengan adanya sistem pelayanan terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Diharapkan adanya sistem pelayanan pemberangkatan tenaga kerja yang ada sesuai dengan ketentuan hukum yan berlaku. Jangan sampai masih ada yang menyalahgunakan dan memberikan informasi yang tidak benar ke si calon tenaga kerja Indonesia.
2. Apakah ada akses informasi yang bisa diperoleh untuk masyarakat supaya mereka mendapatkan info terkait dengan tenaga kerja Indonesia ? Iya ada, dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini juga kan terkadang ada sumber informasi yang ditempel ke papan pengumuman atau mading.
3. Apakah sarana dan prasarana yang telah diberikan untuk kemudahan bagi penerima pelayanan ? Ada papan informasi yang disedikan untuk informasi masalah ketenagakerjaan.
4. Bagaimanakah mekanisme dalam pencatatan rutin yang dilakukan untuk mengetahui perubahan baik atau tidak dalam pelaksanaan tersebut ? Setiap tahun tentunya ada evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui ada perubahan atau tidak dalam pelaksanaannya.
5. Bagaimana cara masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mudah terkait dengan tenaga kerja Indonesia ? Para calon tenaga kerja Indonesia harus bertanya-tanya ke pihak yang benar yang memang mengurusi tentang pemberangkatan tenaga kerja Indonesia.
Member Check
Kode Informan : (I2).
Nama : H. Sadirin, S.H
Jabatan : Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Pontang
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui mengenai pelayanan pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Iaa pasti tahu, rata-rata di daerah Pontang ini potensi calon tenaga kerja Indonesia yang paling banyak di kabupaten Serang ini. Pihak dari disnakertrans kabupaten memang kadang ada neng sosialisasi gitu buat para tki yang mau kerja ke luar negeri, tapi sekarang mah sudah jarang neng. Padahal mah setau bpk mah yah di kecamatan Pontang ini masih cukup lumayan banyak yang berangkat kerja ke luar negeri jadi tki.
2. Apakah warga atau masyarakat yang ada di kecamatan Pontang yang akan berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka akan menjadi calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Itu salah satu masalah yang ada, kebanyakan itu jarang yang melaporkan kabar akan keberangkatannya seharusnya mereka yang ingin berangkat kerja ke luar negeri itu melaporkan terlebih dahulu ke pihak yang ada didaerahnya walapun kebanyakan memang diproses oleh para PJTKI yang ada.
3. Apabila dalam keterkaitannya dengan pelayanan yang diberikan untuk tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri bagaimana ? Di daerah kecamatan Pontang ini termasuk daerah yang tenaga kerja Indonesianya banyak bekerja ke luar negeri. Banyak ditemukan kantor cabang yang melayani untuk perekrutan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri. Diharapkan untuk tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerjanya itu memperoleh informasi yang benar dari orang-orang ataupun pihak-pihak yang terkait dengan bidang tersebut, sehingga terhindar dari kasus-kasus perdagangan manusia. Pihak kecamatanpun berhak mendapat informasi keberangkatan warga masyarakatnya yang bekerja ke luar negeri.
4. Bagaimanakah proses yang seharusnya apabila ada masyarakat atau warganya yang akan berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Calon tenaga kerja Indonesia harus pintar-pintar memperoleh informasi terkait dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, apabila ada persyaratan-persyaratan yang harus dipatuhi ya laksanakan ikuti aturan tersebut, apabila ada dokumen-dokumen yang perlu dilampirkan yah ikuti yang benar. Para ctki melakukan pendaftaran ke pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta dan juga melakukan pendaftaran ke Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang,
perlu juga melaporakan ke pihak kecamatan yang ada di daerah masing-masing.
5. Apakah pernah ada kasus yang terjadi dengan para tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri, seperti: kekerasan sampai meninggal, dll? Setahu saya memang dulu itu banyak terdengar kasus yang terjadi kepada calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri, entah itu ada yang meninggal, ada yang mengalami kekerasan, ada yang tidak bisa pulang, tapi Alhamdulillah sekarang berita tersebut sudah lumayan berkurang dipemberitaan.
6. Apabila masyarakat banyak yang tidak melaporkan keberangkatan dirinya menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, apakah Bapak/Ibu mengetahui alasannya? Saya kurang mengetahui pasti apa penyebab mereka jarang melaporkan ke kecamatan, mungkin mereka tidak merasa penting untuk melakukan pelaporan ke pihak kecamatan dalam pendataan.
Member Check
Kode Informan : (I3-1).
Nama : Juntiah
Jabatan : Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) di kecamatan Pontang
1. Apabila untuk adanya calon tenaga kerja Indonesia yang akan pergi dan berangkat ke luar negeri, apakah dari PT itu sendiri atau calon tenaga kerja Indonesianya sendiri yang datang ke PT? Dua-duanya neng, kadang ada yang dateng langsung ke PT kita ini, tapi kadang kita juga merekrut orang-orang yang ingin bekerja keluar negeri, baik dari dalam daerah disini maupun dari luar daerah.
2. Kebanyakan biasanya alasan apa saja dari mereka yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia itu? Rata-rata karena faktor ekonomi sih neng, buat nyukupin hidup keluarga.
3. Apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri? Harus ada kartu tanda penduduknya, ijazah, akte kelahiran, kalau udah nikah harus ada surat nikah, ada juga surat ijin dari keluarga. Dan mereka itu harus bisa baca dan tulis.
4. Kebanyakan yang berangkat menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri memiliki latar belakang pendidikan apa saja? Rata-rata lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tapi kadang ada juga lulusan sekolah menengah atas.
5. Ketika calon tenaga kerja Indonesia akan berangkat bekerja ke luar negeri apakah dalam pemberangkatannya selalu berjalan dengan baik atau apakah ada yang susah? Namanya juga proses yah neng pasti ada ada yang lancar tapi ada juga yang agak susah. Kadang ada ajaa yang belum memiliki kartu tanda penduduk atau yang belum memiliki akte kelahiran, jadi kan mereka harus buat terlebih dahulu. Sekarangkan harus menyertai akte kelahiran segala.
6. Untuk proses pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia dikenakan biaya berapa? Untuk calon tenaga kerja Indonesia yang perempuan mah digartiskan sekarang, tapi kalau untuk calon tenaga kerja Indonesia yang laki-laki mah tetep masih bayar. Sekarang mah untuk pendaftaran segala macem atau rekom ke disnaker itu calon tenaga kerja Indonesia ya perlu didatangkan ke dinas ya untuk pendaftaran online gitu terus ada kayak wawancara gitu untuk menandatangani surat perjanjian kerja.
7. Apa saja tanggung jawab dari PT kepada calon tenaga kerja Indonesia dan selama kapan PT bisa memberikan kemudahan untuk calon tenaga kerja Indonesia dalam proses menjadi tenaga kerja Indonesia?
Kami sebagai PJTKI selalu berupaya yang terbaik yah untuk para calon tenaga kerja Indonesia supaya mereka juga mendapatkan pelayanan pemberangkatan yang baik, supaya mereka juga tidak ada masalah ketika bekerja ke luar negeri.
8. Bagaimana koordinasi antara PT dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terkait dengan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia? Kami bekerjasama dengan pihak dinas tenaga kerja dan transmigrasi untuk pelayanan yang baik untuk para calon tenaga kerja Indonesia, untuk rekomendasi pasport pendataannya pun ada, para calon tenaga kerja Indonesia ya juga sebelum berangkat itu daftar dulu ke dinas secara online dan melakukan wawancara. Sekarang udah jarang bahkan kadang gak ada sosialisasi masalah pemberangkatan tki yang diadakan oleh pihak disnaker kabupaten Serang mah, Ibu kalau diundang itu biasanya dari disnakertrans provinsi neng. Biasanya untuk para PPTKIS yang ada di daerah masing-masing perwakilannya satu orang datang ke tempat yang sudah ditentuin dari dinas ya neng, jadi membahas tentang pemberangkatan tki segala macem supaya PT yang merekrut calon tki itu pada tahu bagaimana cara yang benar.
9. Apakah pernah ada pihak dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mensurvei atau bertanya-tanya ke PT terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri ? Iaa ada, kesini ya itu mendadak tanpa ada kabar terlebih dahulu, bisa dibilang sidak gitu, orang dinas nanya-nanya masalah hak ijin perusahaan sekalian menilai juga kondisi perusahaan yang merekrut para calon tenaga kerja Indonesia.
Member Check
Kode Informan : (I3-2).
Nama : Ahmad Basri
Jabatan : Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) di kecamatan Pontang
1. Apabila untuk adanya calon tenaga kerja Indonesia yang akan pergi dan berangkat ke luar negeri, apakah dari PT itu sendiri atau calon tenaga kerja Indonesianya sendiri yang datang ke PT? Disini kita kebanyakan mencari para calon tenaga kerja Indonesia ya, ada orang saya sebagai calo yang muter mencari calon tenaga kerja Indonesia.
2. Kebanyakan biasanya alasan apa saja dari mereka yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia itu? Untuk keperluan ekonomi kelurganya, biaya sekolah anak yah kepeluan yang lain juga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
3. Apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri? Ada Kartu tanda penduduk, surat keterangan keluarga, ijazah, kartu keluarga gitu.
4. Kebanyakan yang berangkat menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri memiliki latar belakang pendidikan apa saja? Kebanyakan itu lulusan Sekolah Dasar.
5. Ketika calon tenaga kerja Indonesia akan berangkat bekerja ke luar negeri apakah dalam pemberangkatannya selalu berjalan dengan baik atau apakah ada yang susah? Yah Alhamdulillah lumayan lancar paling yah kalau agak gak lancar itu kan calon tenaga kerja Indonesianya jadi memperulur-ulur waktu pas mau berangkatnya itu paling.
6. Untuk proses pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia dikenakan biaya berapa? Enggak usah bayar untuk cewek mah, kecuali buat cowok itu iya harus bayar.
7. Apa saja tanggung jawab dari PT kepada calon tenaga kerja Indonesia dan selama kapan PT bisa memberikan kemudahan untuk calon tenaga kerja Indonesia dalam proses menjadi tenaga kerja Indonesia? PT kita mengurusi dokumen-dokumen calon tenaga kerja Indonesia yang mau berangkat itu, kita bertanggung jawab kepada calon tenaga kerja Indonesia sampai dia sudah bisa berangkat dapet negara tempat dia kerja, tapi yah kalau apabila ketika dia kerja diluar negerinya kalau dibilang ada suatu masalah yah kita juga siap membantu.
8. Bagaimana koordinasi antara PT dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terkait dengan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia? Kami tentunya yah keterkaitan dengan disnakertrans dengan data-data calon tenaga kerja Indonesia untuk proses pemberangkatan ke luar negeri, untuk rekom dan nanti ada wawancara dengan pihak Disnakertrans juga. Kami memberikan data kepada disnaker Kabupaten Serang untuk daftar calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri untuk di rekomendasi oleh Dinas tersebut.
9. Apakah pernah ada pihak dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mensurvei atau bertanya-tanya ke PT terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Iaa pernah ada dari Disnakertrans untuk mensurvei tempat PT yang merekrut para calon tenaga kerja Indonesia.
Serang, 24 Juni 2014
Ahmad Basri
Member Check
Kode Informan : (I3-3).
Nama : Sanara
Jabatan : Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) di kecamatan Pontang
1. Apabila untuk adanya calon tenaga kerja Indonesia yang akan pergi dan berangkat ke luar negeri, apakah dari PT itu sendiri atau calon tenaga kerja Indonesianya sendiri yang datang ke PT? Kadang datang sendiri si calon tenaga kerja Indonesia tapi kadang juga ada yang dari temennya yang pada tahu dengan PT ini.
2. Kebanyakan biasanya alasan apa saja dari mereka yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia itu? Kebanyakan faktor ekonomi yang mempengaruhi de.
3. Apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri? Persyaratannya perlu adanya KTP, Kartu Keluarga, kalau ada passport juga, yang penting bisa baca tulis de.
4. Kebanyakan yang berangkat menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri memiliki latar belakang pendidikan apa saja? Paling calon tenaga kerja Indonesia yang oada berangkat itu lulusan Sekolah Dasar.
5. Ketika calon tenaga kerja Indonesia akan berangkat bekerja ke luar negeri apakah dalam pemberangkatannya selalu berjalan dengan baik atau apakah ada yang susah? Enggak ada sih de. Kami jarang mendapatkan undangan sosialisasi gitu tentang tki dari disnakertrans kabupaten, tapi kalau dari dinas yang provinsi ya iya kita pernah dapet undangan ya.
6. Bagaimana cara atau alur prosedur dan mekanisme pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri? Si calon tenaga kerja Indonesia ini nanti medical chekup kemudian rekomendasi ke Disnakertrans, kalau udah keluar nomor id segala macem itu pasporan di Serang dari Jakarta kemudian BLK mengadakan pendidikan gitu selama 40 harian mah, terus ada PAP arahan-arahan tempat untuk kerja diluar negeri dari Pemerintah sekaligus dikasih asuransi 2 tahun, baru nanti berangkat ke negara yang sudah ditentukan. Untuk pendataan jumlah calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri kami melaporkan terlebih dahulu ke dinas untuk yang nantinya direkom oleh pihak dinas.
7. Untuk proses pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia dikenakan biaya berapa? Kalau perempuan gratis tapi kalau laki-laki harus bayar.
8. Apa saja tanggung jawab dari PT kepada calon tenaga kerja Indonesia dan selama kapan PT bisa memberikan kemudahan untuk calon tenaga kerja Indonesia dalam proses menjadi tenaga kerja Indonesia? Kami tentunya bertanggungjawab dengan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia.
9. Bagaimana koordinasi antara PT dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terkait dengan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia? Yah cukup baik sih.
10. Apakah pernah ada pihak dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mensurvei atau bertanya-tanya ke PT terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Oh iaa pernah ada orang dari dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Serang mengecek tempat PT dan menanyakan tentang hak milik dan ijin perusahaan segala macem.
Serang, 24 Juni 2014
Sanara
Member Check
Kode Informan : (I3-4).
Nama : Atoillah
Jabatan : Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) di kecamatan Pontang
1. Apabila untuk adanya calon tenaga kerja Indonesia yang akan pergi dan berangkat ke luar negeri, apakah dari PT itu sendiri atau calon tenaga kerja Indonesianya sendiri yang datang ke PT? Para calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat dari PT ini kebanyakan sponsor dari PT ini yang mencari. Dalam satu bulan terkadang ada 20 orang, dan paling minimal ada 5 orang dalam satu tahun.
2. Kebanyakan biasanya alasan apa saja dari mereka yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia itu? Calon tenaga kerja Indonesia yang pergi kerja ke luar negeri itu kebanyakan gara-gara faktor ekonomi, untuk memenuhi ekonomi keluarganya.
3. Apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri? Syaratnya perlu adanya KTP, surat ijin keluarga yang ditanda tangan diatas materai, kalau ada yang sudah menikah perlu adanya surat nikah, ijazah, akte kelahiran.
4. Kebanyakan yang berangkat menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri memiliki latar belakang pendidikan apa saja? Latar belakang pendidikan calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri itu kebanyakan Sekolah Dasar sampe Sekolah Menengah Pertama.
5. Ketika calon tenaga kerja Indonesia akan berangkat bekerja ke luar negeri apakah dalam pemberangkatannya selalu berjalan dengan baik atau apakah ada yang susah? Yah itu mah tergantung juga dengan calon tenaga kerja Indonesia yang ada, kadang ada yang sudah mendaftarkan akan tetapi tidak jadi. Masalahnya yang biasanya terjadi itu ketika calon tenaga kerja Indonesia ingin berangkat yaitu faktor keluarga, seperti pihak keluarga ada yang menunda-nunda kepergian calon tenaga kerja Indonesia. Apabila ada kasus seperti itu, apabila calon tenaga kerja Indonesia lewat dari waktu yang ditentukan bisa dikenakan sanksi biaya 10 juta untuk perorang.
6. Bagaimana cara atau alur prosedur dan mekanisme pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri? Apabila calon tenaga kerja Indonesia yang sudah melengkapi persyaratan dan dokumen yang perlu dilengkapi calon tenaga kerja Indonesia dibawa ke Jakarta/ke PT pusat untuk medical chekup, kemudian calon tenaga kerja
Indonesia pulang lagi ke kampung halaman selama menunggu hasil chekup, kemudian buat surat rekomendasi paspor, diadakan pelatihan dan pendidikan di Jakarta, apabila sudah selesai mereka bisa terbang ke negara yang telah ditentukan.
7. Untuk proses pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia dikenakan biaya berapa? Biaya pendaftaran untuk wanita itu dari awal sampai akhir itu tidak dikenakan biaya sedikitpun, tapi apabila untuk laki-laki itu baru dikenakan biaya.
8. Apa saja tanggung jawab dari PT kepada calon tenaga kerja Indonesia dan selama kapan PT bisa memberikan kemudahan untuk calon tenaga kerja Indonesia dalam proses menjadi tenaga kerja Indonesia? Disini PT akan bertanggungjawab apabila terjadi permasalahan dalam pemberangkatan tenaga kerja Indonesia.
9. Bagaimana koordinasi antara PT dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terkait dengan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia? PT biasanya apabila ingin rekom hanya tinggal hubungi pihak Disnakertrans kemudian perwakilan orang dari pihak Disnakertrans akan datang ke PT kemudian diproses, apabila sudah selesai pihak Disnakertrans akan menghubungi PT.
10. Apakah pernah ada pihak dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mensurvei atau bertanya-tanya ke PT terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Yah kadang pernah ada.
Member Check
Kode Informan : (I3-5).
Nama : Andilala
Jabatan : Kepala Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) di kecamatan Pontang
1. Apabila untuk adanya calon tenaga kerja Indonesia yang akan pergi dan berangkat ke luar negeri, apakah dari PT itu sendiri atau calon tenaga kerja Indonesianya sendiri yang datang ke PT? Yah itu mah tergantung neng, kadang kita dari PT yang nyari orang yang takutnya mau kerja ke luar negeri, tapi kadang yah ada juga yang dateng nanya-nanya gitu.
2. Kebanyakan biasanya alasan apa saja dari mereka yang ingin bekerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia itu? Yah apalagi sih neng kalau bukan masalah faktor ekonomi mah, kebanyakan ya gitu pada pengen rumahnya bagus, punya duit banyak, tapi setahu saya ada juga yang ketagihan dan keenakan kerja di luar negeri, soalnya mereka mikirnya cepet dapet uangnya tidak kayak cari uang di Perusahaan-Perusahaan di Indonesia kan, apalagi orang yang pendidikannya paling lulusan Sekolah Dasar paling kerja juga bagian apa sih, paling yah gitu.
3. Apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk bisa menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang berangkat bekerja ke luar negeri? Untuk calon tenaga kerja Indonesia yang ingin kerja ke luar negeri itu harus usianya minimal 20-21 tahun dan maksimal hanya sampe 35 tahun saja kalau dibawah dari itu kami tidak mau memprosesnya takut dikira mempekerjakan anak dibawah umur, orangnya tidak boleh dalam keadaan hamil, bisa baca dan tulis, orangnya sehat, terus juga harus ada surat ijin dari keluarga atau suami. Surat ijin dari keluarga itu penting loh neng, soalnya pernah waktu itu sempat ada kasus yang istrinya sudah pergi jadi tkw sampe ke tempat tujuan malah disuruh pulang lagi sama suaminya ya itu, dia marah-marah sama kami suruh memulangkan padalahkan kalau gitu kan tidak boleh namanya melanggar ketentuan yang sudah disepakati antara PT sama calon tenaga kerja Indonesia, setahu kami istri ya itu sudah daept surat ijin dari suaminya akan tetapi ternyata ini suami keduanya yang tentara dia tidak setuju kalau istrinya jadi tkw. Jadi kami minta diselsaikan baik-baik saja, kalau mau seperti itu yah dia harus membayar denda segala macem.
4. Kebanyakan yang berangkat menjadi calon tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri memiliki latar belakang pendidikan apa saja? Kebanyakan itu yang berangkat lulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, tapi itupun syaratnya kalau mau berangkat jadi tkw mereka
harus bisa baca dan tulis. Kalau mereka tidak bisa yah nanti disananya gimana kan.
5. Ketika calon tenaga kerja Indonesia akan berangkat bekerja ke luar negeri apakah dalam pemberangkatannya selalu berjalan dengan baik atau apakah ada yang susah? Yah alhamdulillah akhir-akhir ini tidak ada sih, kan kami juga kalau tidak memenuhi persyaratan yang berlaku kami tidak akan mengurusnya. Nanti yang kena imbasnya kan orang PT ya lagi.
6. Bagaimana cara atau alur prosedur dan mekanisme pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri? Si calon tenaga kerja Indonesia ya itu harus melengkapi persyaratan-persyaratan terlebih dahulu seperti adanya KTP, surat ijin dari suami atau keluarga, harus usianya minimal 20 atau 21 tahun dan jangan lebih dari umur 35 tahun, kemudian nanti dia lakukan medical chekup segala macem, ngurusin passport segala macem, yang nantinya ke penampungan melakukan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK).
7. Untuk proses pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia dikenakan biaya berapa? Enggak ada, malah si calon tenaga kerja ya sendiri yang nanti akan dapet uang.
8. Apa saja tanggung jawab dari PT kepada calon tenaga kerja Indonesia dan selama kapan PT bisa memberikan kemudahan untuk calon tenaga kerja Indonesia dalam proses menjadi tenaga kerja Indonesia? Yah tentunya kami akan bertanggungjawab dengan pemberangkatan si calon tenaga kerja Indonesia sampai dia tiba ditempat tujuan dengan selamat dan tidak ada kendala satu apapun. Apabila si tenaga kerja Indonesia mengalami suatu masalah ketika di negara tempat dia bekerja dia juga bisa laporan ke kami dan nantinya akan kami usahakan untuk menolongnya supaya baik-baik saja.
9. Bagaimana koordinasi antara PT dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang terkait dengan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia? Yah tentunya kami ada kerjasama dengan pihak dinas tenaga kerja di Kabupaten Serang untuk juga rekomendasi pasport segala macem dan juga pendataan para calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri.
10. Apakah pernah ada pihak dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang mensurvei atau bertanya-tanya ke PT terkait dengan manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Yah pernah ada dia dateng ke rumah, kebetulan kan ini PT nya nyambung dengan rumah saya, jadi orang dari Dinas tenaga kerja itu melihat kondisi lingkungan PT nya layak atau tidak dan apakah memiliki surat ijin perusahaannya apa tidak. Apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti itu.
Member Check
Kode Informan : (I4-1).
Nama : Santi
Jabatan : Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) di Kecamatan Pontang
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui bagaimana tata cara atau prosedur dan mekanisme yang benar apabila ingin berangkat bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Yah. Awalnya sih tanya-tanya ke PT.
2. Selama proses akan pendaftaran sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, siapa yang mengurus pendaftarannya? Yang ngurusin itu sponsor dari PT neng.
3. Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dari mana dan dari siapa? Saya tanya-tanya ke PT ama sponsornya itu, kan sekarang mah banyak yah yang ngurusin kayak gituan. Tapi saya tau informasi tentang gimana caranya kalau ada yang pergi kerja ke luar negeri itu awalnya tanya-tanya ke yang sudah pernah jadi tki ke luar negeri, mulai dari gimana awal daftar segala macem sampe kalau udah nyampe tempat kerja diluar negeri nanti kayak gimana-gimana ya itu nanyanya ke yang sudah pernah jadi tki, kebetulan juga saudara saya ada yang pernah pergi ke luar negeri jadi tki di arab Saudi kurang lebih selama empat tahunan dia itu, jadi setidaknya kan dia tau gimana cara prosedur segala macemnya. Nah pas saya tau dia itu pas awal mau daftar segala macemnya ternyata dari Pt yang mengurus keberangatan tki, ia udah kemudian saya dianter ke salah satu Pt yang ngurus keberangkatan tki, ia udah selanjutnya saya ikutin syarat-syarat yang dikasih tau dari Pt ya itu, kayak ada persyaratan suruh ada surat pernyataan izin dari suami atau pihak keluarga yang membolehkan saya pergi bekerja ke luar negeri.
4. Apa yang menjadi motivasi Bapak/Ibu ingin berangkat bekerja ke luar negeri? Pengen kerja ke luar negeri itu pengen cepet dapet duit neng, yah ibu mah jujur ajja yah, setidaknya ibu mah orang kecil ini pengen nyekolahin anak terus bagusin rumah segala macem buat makan sehari-hari juga kan butuh makan, kalau cuma modali dari kerja suami doang mah gak cukup neng, soalnya suami ibu mah paling buruh tani.
5. Apakah untuk pengurusan pemberangkatannya Bapak/Ibu diminta uang pendaftaran ? Enggak ko, malah nanti ibu katanya dapet uang dari sponsor, pas awal-awal ibu baru mau daftar juga ibu dikasih uang Rp.300 ribuan.
6. Apa saja data/dokumen yang dibutuhkan untuk berangkat ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia ?
Yang suruh dikumpulin itu KTP, surat ijin keluarga, foto copy surat nikah segala macem.
7. Bagaimana sistem pelayanan informasi yang didapatkan oleh Bpk/Ibu ? Ibu dapet informasi itu dari nanya-nanya sama orang yang ada di PT, sama orang yang pernah jadi tkw.
Member Check
Kode Informan : (I4-2).
Nama : Ruminah
Jabatan : Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) di kecamatan Pontang
1. Apakah Bapak/Ibu sudah mengetahui bagaimana tata cara atau prosedur dan mekanisme yang benar apabila ingin berangkat bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Yah, saya dikasih tau sama orang yang dari PT.
2. Selama proses akan pendaftaran sebagai tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, siapa yang mengurus pendaftarannya? Yang ngurus itu orang dari PT, saya mah nurut ajja sama mereka. Soalnya kan yang lebih tau itu mereka dibandingkan saya, yang penting saya nanti jangan sampai kena masalah apa-apa, selamat sampe tujuan gak ada masalah apa-apa.
3. Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang pemberangkatan menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dari mana dan dari siapa? Berhubung saya mah emang niat sendiri yah mau kerja ke luar negeri itu, jadi saya nanya-nanya gitu ke tetangga saya yang udah pernah pergi jadi tki ke Arab Saudi. Terus saya nanya-nanyanya ke PT. Informasi yang ibu dapet mah waktu itu ada calo tki yang dateng ke daerah ibu, soalnya nong kan ada gitu calo yang nawarin ke warganya yang kira-kira mau kerja ke luar negeri. Jadi waktu itu ibu nanya-nanya ke dia gimana caranya kalau berangkat kerja ke luar negeri itu. Soalnya ibu memang ada niat kerja ke luar negeri cari uang buat nyukupin ekonomi keluarga. Ibu mah jujur aja ya nong kan suami ibu mah paling kerja itu di sawah garap sawah milik orang lain yah paling dapet uang juga gak seberapa, kalau ibu cuma ngandelin penghasilan dari suami ibu doang mah ia kagak cukup, apalagi kan kebutuhan mah banyak buat pendidikan sekolah anak ibu ajja kan lumayan besar terutama untuk makan dan minum sehari-harinya apalagikan kita juga mau ada perbaikan rumah segala macem biar bagus, jadi ibu mau kerja ke negara orang lain ajja kan kalau disini mah lulusan SD paling juga jadi apa sih, gitu nong.
4. Apa yang menjadi motivasi Bapak/Ibu ingin berangkat bekerja ke luar negeri? Saya pengen kerja ke luar negeri itu mau bantu keluarga, nyari kerja disini mah susah gak dapet-dapet lulusan SD mah jadi apa sih nong, kalaupun ada juga gajinya gak seberapa malah itu gajinya abis buat ongkos bulak balik doang.
5. Apakah untuk pengurusan pemberangkatannya Bapak/Ibu diminta uang pendaftaran ?
Enggak koo, malah saya dapet uang dari PT yang mau memberangkatkan saya itu, kan katanya mah kalau cewek yang berangkat kerja ke luar negeri mah malah dapet uang kecuali cowok baru gak dapet uang.
6. Apa saja data/dokumen yang dibutuhkan untuk berangkat ke luar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia ? Suruh ada surat ijin dari keluarga, terus ada KTP, ada ijasah, ada surat nikah segala macem.
7. Bagaimana sistem pelayanan informasi yang didapatkan oleh Bpk/Ibu ? Yah tadi itu Ibu bilang, Ibu mah dapet informasinya itu awalnya dapet nanya-nanya dari orang yang udah pernah pergi kerja ke Arab Saudi, kan lumayan banyak tuh didaerah ibu mah udah banyak yang pernah pergi jadi tkw, sampe beberapa tahun.
Member Check
Kode Informan : (I5-1).
Nama : Mega Fatonah
Jabatan : Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kecamatan Pontang yang Pernah
Pergi Bekerja ke Luar Negeri
1. Apakah Anda sebelumnya mendapatkan informasi dari Disnakertrans yang ada di daerah anda mengenai bagaimana cara pemberangkatan TKI ke luar negeri? Belum pernah kalau dari dinas mah.
2. Dari mana saja anda mengetahui informasi yang didapatkan mengenai berangkat menjadi TKI ke luar negeri? Dari orang-orang yang udah pernah jadi tkw, disekitar rumah saya mah banyak yang udah pernah kerja jadi tkw itu. Tapi waktu itu saya juga nanya-nanya sama calo yang waktu itu ada didaerah saya.
3. Sebelum berangkat apakah anda atau dari pihak PT melaporkan kepada pihak kelurahan atau kecamatan bahwa anda akan pergi ke luar negeri sebagai TKI? Enggak.
4. Apakah ada upaya pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Serang yang diberikan kepada TKI? Setahu saya mah gak ada sih neng, paling setahu saya mah apa-apanya diurus sama orang PT ajja.
5. Apakah sebelum berangkat anda sudah mengetahui apa belum terkait dengan masalah mekanisme dan prosedur untuk pemulangan dan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI)? Iaa saya mah tahu ya itu suruh ngumpulin KTP segala macem, terus saya nanti berangkat ke penampungan sebelum terbang ke negara tujuan itu. Waktu itu sama PT yang ngurusin. Menurut saya mah seharusnya perlu banyak yang disampaikan oleh pihak disnaker untuk informasi yang dapatkan calon tki terutama dalam proses pendaftaran, perekrutan, hingga keberangkatan sampai ke negara tujuan. Tapi masih banyak informasi yang belum secara keseluruhan disampaikan oleh pihak disnaker tetapi malah peran PPTKIS yang lebih dominan jadi disnaker terkesan pasif dalam hal pemberian informasi, kalau ada calon tki yang bertanya baru mereka jawab. Tapi kan seharusnya disini peran disnaker yang lebih dominan dari pada calon tki ya. Setahu saya itu.
6. Untuk pemberangkatan anda menjadi TKI ke luar negeri apakah calo atau pihak lain meminta uang kepada anda untuk biaya pemberangkatan? Enggak sih, pas waktu mau berangkat itu dikasih uang 100 ribu, terus perbulannya itu dikasih 50 ribu pas waktu di penampungan itu.
Member Check
Kode Informan : (I5-2).
Nama : Romlah
Jabatan : Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kecamatan Pontang yang Pernah
Pergi Bekerja ke Luar Negeri
1. Apakah Anda sebelumnya mendapatkan informasi dari Disnakertrans yang ada di daerah anda mengenai bagaimana cara pemberangkatan TKI ke luar negeri? Enggak.
2. Dari mana saja anda mengetahui informasi yang didapatkan mengenai berangkat menjadi TKI ke luar negeri? Informasi saya dapet dari sponsor neng.
3. Sebelum berangkat apakah anda atau dari pihak PT melaporkan kepada pihak Kelurahan atau Kecamatan bahwa anda akan pergi ke luar negeri sebagai TKI? Iaa laporan dulu ke kelurahan bilang kalau mau kerja ke luar negeri, suruh orang sponsor itu waktu itu. Jadi saya laporan dulu ke RT terus ke kelurahan, jadi untuk mengetahui warganya berangkat gitu.
4. Apakah ada upaya pengawasan PT yang diberikan kepada TKI? Iaa waktu mau berangkat mah PT yang ngurus-ngurus segala macem ya mah, tapi pas udah berangkat terbang ke negara yang dituju mah udah gak pernah ada kabar lagi dari orang PT ya.
5. Apakah sebelum berangkat anda sudah mengetahui apa belum terkait dengan masalah mekanisme dan prosedur untuk pemulangan dan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI)? Yah saya tau juga awal-awalnya dari tetangga-tetangga saya kan banyak lumayan yang pernah jadi tkw. Tapi seterusnya mah biar bener saya nanya ya sama orang sponsor.
6. Untuk pemberangkatan anda menjadi TKI ke luar negeri apakah calo atau pihak lain meminta uang kepada anda untuk biaya pemberangkatan? Waktu saya jadi tki pertama kali mah iaa bayar, tapi yang kedua kali mah enggak koo malah saya dikasih uang waktu itu Rp.1.500.000 pas mau berangkatnya.
Serang, 23 Agustus 2014
Romlah
Member Check
Kode Informan : (I5-3).
Nama : Ernawati
Jabatan : Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kecamatan Pontang yang Pernah
Pergi Bekerja ke Luar Negeri
1. Apakah Anda sebelumnya mendapatkan informasi dari Disnakertrans yang ada di daerah anda mengenai bagaimana cara pemberangkatan TKI ke luar negeri? Engga dapet, saya dapet info dari orang calo atau sponsor, dari dinas mah saya gak dapet info neng, paling ibu mah dapet info keberangkatan jadi tenaga kerja Indonesia itu dari cerita-cerita tetangga yang udah pada pernah berangkat jadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri atau gak ibu nanya-nanya sama calo PT yang memberangkatkan Ibu.
2. Dari mana saja anda mengetahui informasi yang didapatkan mengenai berangkat menjadi TKI ke luar negeri? Dapet dari sponsor atau juga nanya-nanya ke tetangga yang pernah kerja jadi tkw ke luar negeri.
3. Sebelum berangkat apakah anda atau dari pihak PT melaporkan kepada pihak Kelurahan atau Kecamatan bahwa anda akan pergi ke luar negeri sebagai TKI? Iaa saya laporan dulu ke kecamatan waktu itu.
4. Apakah ada upaya Disnkertrans pengawasan yang diberikan kepada TKI? Saya mah kurang tau yah masalah itu mah, setahu saya apa-apanya itu diurus saja oleh PT yang memberangkatkan saya. Setau saya ketika itu peran disnaker saya mah tidak tahu apa-apa soalnya ketika saya sudah mengikuti pendaftaran dan mengumpulkan persyaratan-persyaratan yang harus dikumpulkan seperti ktp, surat ijin dari keluarga. Trus kalau misalnya sudah mendaftarkan diri saya hanya suruh tunggu waktu nanti saya diberangkatkan untuk medical”
5. Apakah sebelum berangkat anda sudah mengetahui apa belum terkait dengan masalah mekanisme dan prosedur untuk pemulangan dan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI)? Yah saya tau dari hasil saya tanya-tanya itu. Bahwa katanya suruh ngelengkapi syarat-syarat dokumen dulu kayak ada surat ijin dari suami atau keluarga segala macem. Saya mah dapet info mau berangkat jadi tki itu dapet nanya-nanya sama orang yang dari PT ya itu. Berhubung saya mah orang kurang berpendidikan tinggi yah neng mau cari uang buat kebutuhan keluarga, jadi apa-apanya itu ngikut omongan orang dari PT nya itu ajja gimana baiknya biar cepet berangkat tapi berharap gak ada kendala apa-apa gitu yah.
6. Untuk pemberangkatan anda menjadi TKI ke luar negeri apakah calo atau pihak lain meminta uang kepada anda untuk biaya pemberangkatan? Saya sudah pernah dua kali sih ya kerja ke luar negeri itu, yang pertama selama 2 tahun 7 bulan dan yang kedua selama 2 tahun 4 bulan. Waktu itu pas asal berangkat saya suruh bayar kapal sendiri, iaa Alhamdulillah kesana-kesana ya mah gak bayar lagi. Apalagi saya waktu pertama kali mah gak dapet uang jajan dari PT yang udah memberangkatkan saya itu. Tapi di BLK ya mah saya tidak dimintai biaya lagi.
Serang, 22 Maret 2014
Member Check
Kode Informan : (I5-4).
Nama : Masliah
Jabatan : Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kecamatan Pontang yang Pernah
Pergi Bekerja ke Luar Negeri
1. Apakah Anda sebelumnya mendapatkan informasi dari Disnakertrans yang ada di daerah anda mengenai bagaimana cara pemberangkatan TKI ke luar negeri? Enggak ada, saya mah dapet informasinya dari sponsor ajja.
2. Dari mana saja anda mengetahui informasi yang didapatkan mengenai berangkat menjadi TKI ke luar negeri? Saya dapet informasinya dari orang sponsor yang dateng ke rumah saya waktu itu.
3. Sebelum berangkat apakah anda atau dari pihak PT melaporkan kepada pihak Kelurahan atau Kecamatan bahwa anda akan pergi ke luar negeri sebagai TKI? Yah saya laporan dulu, supaya orang kelurahan mendata.
4. Apakah ada upaya pengawasan disnakertrans yang diberikan kepada TKI? Mungkin ada yah, soalnya saya pernah liat terus katanya orang dari dinas tenaga kerja. kayak ada inspeksi gitu liat-liat sekitar PT waktu saya ada di penampuangan. Disana ya ditanya-tanya gitu dikit sama orang dinas nya kayak ditanya status, pengalaman kerja, berani apa gak kerja diluar negeri, ditanya surat ijin dari keluarga atau suami, surat ijin dari lurah, surat lahir segala macem, gitu”
5. Apakah sebelum berangkat anda sudah mengetahui apa belum terkait dengan masalah mekanisme dan prosedur untuk pemulangan dan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI)? Yah udah tau kan dikasih tau juga sama orang sponsor.
6. Untuk pemberangkatan anda menjadi TKI ke luar negeri apakah calo atau pihak lain meminta uang kepada anda untuk biaya pemberangkatan? Dulu mah iaa ada, pembayaran untuk pendaftaran itu dimintai uang Rp.600/700 ribuan , sekarang mah gak diminta malah dapet uang dari PT ya.
Serang, 22 Maret 2014
Masliah
Member Check
Kode Informan : (I5-5).
Nama : Rohyati
Jabatan : Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kecamatan Pontang yang Pernah
Pergi Bekerja ke Luar Negeri
1. Apakah Anda sebelumnya mendapatkan informasi dari Disnakertrans yang ada di daerah anda mengenai bagaimana cara pemberangkatan TKI ke luar negeri? Enggak ada, informasi yang ngasih tau itu orang dari PT.
2. Dari mana saja anda mengetahui informasi yang didapatkan mengenai berangkat menjadi TKI ke luar negeri? Saya diberitahu oleh orang yang dari PT yang memberangkatkan saya waktu itu kerja ke luar negeri.
3. Sebelum berangkat apakah anda atau dari pihak PT melaporkan kepada pihak Kelurahan atau Kecamatan bahwa anda akan pergi ke luar negeri sebagai TKI? Enggak laporan, waktu itu langsung ajja diberangkatin ke Jakarta dulu. Di tempat Balai Latihan Kerja (BLK), kemudian baru nanti diberangkatkan ke negara tujuan.
4. Apakah ada upaya pengawasan disnakertrans yang diberikan kepada TKI? Satahu saya pernah ada orang dinas dateng pas waktu di Jakarta, tapi itupun hanya lihat keadaaan PT tempat itu.
5. Apakah sebelum berangkat anda sudah mengetahui apa belum terkait dengan masalah mekanisme dan prosedur untuk pemulangan dan pemberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (CTKI)? Yah waktu itu kan saya informasinya dikasih tau oleh orang yang di PT waktu saya kerja ke luar negeri itu, terus yah saya paling dikasih tau sama pihak keluarga-keluarga saya, kebetulan keluarga saya itu ada yang pernah pergi kerja ke luar negeri, kayak kota Riad, To`if itu ada ya di daerah Saudi, Jeddah.
6. Untuk pemberangkatan anda menjadi TKI ke luar negeri apakah calo atau pihak lain meminta uang kepada anda untuk biaya pemberangkatan? Kan saya sudah dua kali berangkat kerja ke luar negeri yah, waktu pertama mah iaa saya diminta sama orang calo ya Rp.200.000 untuk sponsor, tapi untuk yang kedua mah saya gak dimintai biaya lagi.
Serang, 22 Maret 2014
Member Check
Kode Informan : (I6-1).
Nama : Tarmidi
Jabatan : Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di kecamatan Pontang
yang Pernah Pergi Bekerja ke Luar Negeri
1. Apa alasan Bapak/Ibu mengizinkan pihak keluarga pergi menjadi TKI ke luar negeri? Karena kehendak anak yang terlalu ingin sekali bekerja ke luar negeri, jadi kita sebagai kedua orang tua sudah tidak bisa melarang lagi, jadi kami mengizinkan anak kami kerja ke luar negeri yang penting dia tidak kenapa-napa kami Cuma bisa mendoakan yang terbaik buat dia.
2. Selama anak menjadi TKI ke luar negri apakah ada pernah terjadi masalah ketika pemberangkatannya? Selama ini ahamudulillah gak ada neng. Moga ajja tidak ada masalah apa-apa.
3. Bagaimana komunikasi dengan anak yang bekerja ke luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia? Alhamdulillah kami tetap bisa berkomunikasi, tapi waktu komunikasinya tergantung dari keluarga entah itu dalam satu minggu dua kali tapi tidak nentu, jadi kami bisa tahu kabar dari dia disana dan bisa menasehati dia supaya tidak macam-macam kerja disana, kalau sudah habis masa kontraknya udah cepet pulang jangan diperpanjang-perpanjang lagi.
4. Bagaimana tanggung jawab dari PT yang sudah memberangkatkan anak Bapak/Ibu ke luar negeri? Iaa Alhamdulillah hubungan sama PT yang memberangkatkan dia tidak ada masalah apa-apa, keterkaitan sponsor masih tetap ada ko kalaupun ada suatu kendala.
5. Apakah selama ini ketika anak Bapak/Ibu bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri mengalami kendala? Setahu Bapak mah tidak ada sih neng.
6. Apakah ada kendala yang dirasakan oleh Bapak/Ibu ketika sang anak akan pulang ke kampung halaman? Alhamdulillah lancar-lancar ajja, bapak mah doain terus moga disana dia sehat terus gak terjadi masalah apa-apa. Harapan Bapak mah dia cepet pulang tapi yah gimana yah udah keinginannya seperti itu jadi bapak susah ngebilangin ya.
SURAT KETERANGAN OBSERVASI
Dokumentasi Hasil Penelitian
Keterangan : Pemerintahan Kabupaten Serang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang
Keterangan : Wawancara dengan Sri Wahyuning Amiharsi, SH Selaku Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Serang
Keterangan : Wawancara dengan Bapak Drs. Yusrachmaidi Selaku Kepala Seksi Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Serang
Keterangan : Wawancara dengan Bapak Lilis Mukhlis, SH Selaku Kepala Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Disnakertrans Kabupaten Serang
Keterangan : Wawancara dengan Bapak Sadirin, SH Selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial di Kecamatan Pontang
Keterangan : Salah Satu Contoh Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang Harus Dimiliki Oleh Calon Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri
Keterangan : Salah Satu Contoh Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi yang Dimiliki Oleh Tenaga Kerja Indonesia
Keterangan : Wawancara dengan Beberapa Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Keterangan : Wawancara dengan Beberapa Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Keterangan : Wawancara dengan Beberapa Kepala Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Keterangan : Salah Satu Contoh Struktur Organisasi Kantor Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang Pada PT. Bintang Lima Brata
Keterangan : Contoh Dari Beberapa Kantor Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Keterangan : Contoh Dari Beberapa Kantor Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Keterangan : Contoh Dari Beberapa Kantor Cabang Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di Kecamatan Pontang
Keterangan : Wawancara dengan Beberapa Tenaga Kerja Indonesia yang Pernah Bekerja Ke Luar Negeri dan Salah Satu Pihak Keluarga Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
RIWAYAT HIDUP
Nama : Maryati Ms
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal dan Lahir : Serang, 27 Maret 1991
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kp. Pulo Ds. Pulo Rt/Rw. 001/001
Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang Banten 42182
Email : Maryati_ms20@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL.
Tahun 1998 – 2004 : Sekolah Dasar Negeri Pulo 2
Tahun 2004 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ciruas
Tahun 2007 – 2010 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ciruas
Tahun 2010 – 2014 : Program Sarjana (S-1) Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa