Post on 19-Jul-2015
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 1/44
NAMA : SEPTIAN TRI MUHARI
NIM : 030.05.204
BAB 3
USULAN PENELITIAN
Perlu dibuat rancangan penelitian terlebih dahulu . Rancangan penelitian yang tertulis dan
bersifat formal disebut usulan penelitian. Biasanya diperlukan oleh peneliti untuk Memenuhi
persyaratan pendidikan, untuk memperoleh persetujuan dari institut tempat penelitian akan
dilakukan atau untuk permintaan dana pendidikan. Usulan penelitian yang baik akan
mempermudah peneliti dalam melaksanakan seluruh proses penelitian.
Nilai usulan penelitian terutama terletak dalam bab Pendahuluan khususnya pada Latar
belakang masalah karena merupakan dasar utama suatu usulan.
Judul usulan penelitian
Beberapa persyaratan yang diperlukan :
1. Harus menggambarkan keseluruhan isi rencana penelitian.
2. Ditulis dalam kalimat atau frase yang sederhana dan tidak terlalu panjang, meski tidak
dapat ditentukan batas jumlah kata. Bila perlu dapat disertakan sub judul.
3. Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku.
4. Judul seringkali buka berupa kalimat-kalimat lengkap namun hanya merupakan label.
Judul dalam kalimat interogatif
Dalam jurnal ilmiah tidak jarang ditemukan judul dalam kalimat tanya seperti “ benarkah
fenobarbital kurang efektif dibanding obat anti-kejang yang lebih baru ?” kendatipun hal tersebut
tidak mutlak salah, tapi disarankan untuk tidak menulis dalam kalimat tanya. Demikian pula tidak
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 2/44
jarang kita baca judul penelitian yang memberi kesan bahwa penelitian tersebut telah selesai
misalnya pemberian antibiotik rutin pada diare akut pada anak tidak memperpendek lama sakit.
Judul seperti ini tidak sesuai untuk judul usulan penelitian.
Nama tempat dan waktu penelitian
Hal lain yang sering ditanyakan adalah apakah nama tempat serta waktu penelitian harus
disertakan dalam judul penelitian, hal tersebut tergantung pada tujuan penelitian.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Merupakan bagian yang paling penting setiap usulan penelitian dan agar mudah dipahami
pembaca, uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal yaitu:
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah.
2. Apa yang sudah diketahui
3. Apa yang belum diketahui
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup
knowledge gap tersebut.
Masalah dan besaran masalah
• FINER
1. Feasible. Tersedia subjek penelitian, dana, waktu, alat dan keahlian.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 3/44
Kendala ketidaktersediaan diatasi dengan modifikasi desain, penyesuaian besar sampel, dan
mengurangi jenis pemeriksaan asalkan tidak mengurangi nilai penelitian.
2. Interesting. Masalahnya menarik.
Peneliti harus tertarik pada substansi yang ditelitinya agar tidak cepat menyerah apabila
menghadapi berbagai kendala dan tetap taat asas pada penelitian yang dirancangnya.
3. Novel. Mengemukakan sesuatu yang baru, membantah atau mengkonfirmasi penemuan
terdahulu, melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu.
Nilai baru dalam penelitian disebut orisinalitas penelitian, penelitian yang mengulang penelitian
terdahulu disebut penelitian replikatif. Penelitian replikatif dapat dilakukan untuk menguji
konsistensi hasil penelitian terdahulu pada populasi yang berbeda, dapat juga bila peneliti melihat
adanya kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, atau simpulan penelitian sejenis yang
dipublikasikan sebelumnya.
Penelitian orisinal :
A. Melakukan penelitian yang belum pernah dilakukan.
B. Meneruskan hasil penelitian orisinal yang sudah ada.
C. Mengembangkan ide orisinal milik orang lain dan kemudian melaksanakannya.
D. Menggunakan teknik baru untuk memperoleh data empiris.
E. Merancang penelitian orisinal untuk dilaksanakan orang lain.
F. Menguji ide orang lain dengan metode yang belum pernah digunakan
G. Menemukan data empiris yang belum pernah dilaporkan
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 4/44
H. Melakukan penelitian serupa dengan yang dilakukan di luar negeri
I. Menggunakan teknik lama untuk area baru
J. Memberi evidence baru untuk masalah lama
K. Melakukan studi lintas disiplin baru untuk masalah lama
L. Menerapkan hasil studi orang lain pada populasi yang berbeda
4. Ethical. Tidak bertentangan dengan etika.
Penelitian yang menggunakan manusia tidak boleh bertentangan dengan etika. Setiap penelitian
harus memperoleh persetujuan komisi etika independen setempat.
5. Relevant. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan tatalaksana pasien atau
kebijakan kesehatan, sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Peneliti haruis dapat memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh apakah relevan dengan
kemajuan ilmu, tatalaksana pasien, kebijakan kesehatan, atau sebagai dasar penelitian selanjutnya.
Sumber masalah penelitian
1. Kepustakaan
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 5/44
Tinjauan pustaka yang baik sering diakhiri denngan saran tentang hal atau aspek yang perlu diteliti
lebih lanjut. Setiap calon peneliti harus mencari publikasi ilmiah terbaru dan teristimewa dengan
menggunakan internet.
2. Bahan diskusi
Pada konferensi, seminar, simposium resmi dapat menimbulkan ide-ide atapun hal terobosan baru
yang dapat dijadikan bahan penelitian.
3. Pengalaman sehari-hari
Pengalaman sehari-hari sering dikembangkan menjadi masalah penelitian meskipun seringkali
terdapat kontroversi antara pengalaman dengan yang tertulis dalam buku, namun cara terbaik untuk
menjadi peneliti mandiri adalah mencari masalah penelitian yang bersumber dari praktek sehari-
hari.
4. Pendapat pakar yang bersifak spekulatif seringkali dicari landasan teorinya untuk dikembangkan
menjadi masalah penelitian
5. Sumber non ilmiah dapat pula menjadi sumber nmasalah penelitian seperti berita surat kabar
tentang suatu penyakit aneh di daerah tertent yang telah menelan banyak korban jiwa dapat
dijadikan masalah penelitian
II. Apa yang sudah diketahui
Setiap masalah kedokteran hampir sudah ada upaya pemecahan baik berdasarkan evidence based
maupun yang langsung dilaksanakan oleh praktisi. Uraian tentang apa yang sudah diketahui ini
harus ringkas, lengkap dan kritis.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 6/44
III. Apa yang belum diketahui
Hal yang belum diketahui dalam pemecahan masalah merupakan kesenjangan pengetahuan
(knowledge gap) yang seharusnya ditutup dengan penelitian. Banyak hal yang dalam praktek lazim
dilakukan namun belum ada evidence yang kuat, hal ini juga menjadi area yang perlu untuk
diverifikasi dengan penelitian.
IV. Apa yang diharap dari penelitian
Apabila disusun dengan baik, maka latar belakang masalah akan mengawali benang merah yang
kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan, serta
manfaat penelitian.
B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
Identifikasi masalah merupakan suatu ringkasan latar belakang secara padat, tajam, spesifik.
Sehingga masalah penelitian jelas dan terlokalisasi untuk dasar bagi Rumusan Masalah atau
Pertanyaan penelitian.
Tiga syarat Rumusan Masalah Penelitian :
1. Disusun dalam kalimat tanya (interrogative) agar lebih bersifat khas, terfokus, dan tajam,
karena itu disebut juga sebagai pertanyaan penelitian (research question).
2. Substansi bersifat khas, tidak bermakna ganda.
3. Bila banyak pertanyaan penelitian, maka setiap pertanyaan diformulasikan terpisah,
sehingga tiap pertanyaan dapat dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 7/44
Terkadang pertanyaan penelitian sangat banyak maka, penggabungan dapat dibenarkan asal
dalam definisi operasional dijelaskan semua yang dimaksud.
Rumusan masalah diawali dengan pengantar :
Contoh : Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagi berikut :
C. HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan sebagi jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang harus diuji
validitasnya secara empiris.
Hipotesis penelitian dirumuskan setelah masalah penelitian.
Hipotesis tidak dinilai benar atau salah, malainkan diuji dengan data empiris apakah sahih (valid)
atau tidak.
Penelitian yang bersifat deskriptif tidak memerlukan hipotesis.
Perlu tidaknya hipotesis dilihat dari pertanyaan penelitian; apabila terdapat kata – kata : lebih
besar, lebih kecil, berhubungan dengan, dibandingkan, menyebabkan, terdapat korelasi, dan
sejenisnya, maka butuh hipotesis. Dalam konteks ini, hipotesis penelitian harus dibedakan dengan
hipotesis dalam uji kemaknaan yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternative.
Syarat hipotesis yang baik :
1. Dinyatakan dalam kalimat dekralatif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.
2. Mempunyai landasan teori, pengalaman, serta sumber ilmiah yang sahih.
3. Menyatakan hubungan antara satu variable tergantung dengan satu atau lebih variable
bebas. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variable tergantung.
Hipotesis yang enyebutkan lebih dari satu variable tergantung (disebut sebagai hipotesis
yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis sederhana.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 8/44
4. Hipotesis memungkinkan diuji secara empiris. Meski mempunyai dasar yang kuat.
5. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variable – variable yang
diukur. Rumusan harus cukup longgar untuk generalisasi. Rumusan yang bersifat terlalu
umum atau yang bermakna ganda, harus dihindari. Kesulitan timbul karena dalam latar
belakang masalah belum diuraikan secara rinci hal – hal yang dikemukakan dalam
hipotesis, untuk itu maka variable yang diperlukan untuk perumusan hipotesis harus
dijelaskan dalam latar belakang masalah. Untuk keperluan skripsi, tesis, atau disertasi, hal
– hal tersebut diuraikan dalam tinjauan pustaka. Hipotesis yang terlalu rinci sulit untuk
digeneralisasi ke populasi karena tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam
praktik sehari – hari.
6. Dikemukakan a priori. Hipotesis dikemukakan sebelum penelitian dimulai, sebelum data
terkumpul. Studi dengan banyak pertanyaan penelitian dapat memerlukan banyak hipotesis
yang mempersulit desain. Bila memang diperlukan banyak hipotesis, lebih baik ditentukan
hipotesis utama dan lainya hipotesis minor. Dalam rencana penelitian, perhatian utama
penelitian harus terarah pada hipotesis utama.
D. Tujuan Penelitian
Dibagi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum ( ultimate objective ) menyatakan tujuan akhir penelitian, mengacu pada aspek yang
lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian, tidak terbatas pada hal-hal yang langsung diteliti
atau diukur.
Tujuan khusus ( spesific objective ) menyebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang akan
langsung diukur, dinilai atau diperoleh dari penelitian.
Tujuan umum dan khusus yang hanya terdiri dari satu atau dua butir saja mungkin cukup ditulis
secara naratif dalam satu kalimat, tetapi bila terdapat banyak butir dan subutir maka tujuan umum
dan khusus perlu dipisahkan agar lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca.
E. Manfaat Penelitian
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 9/44
Penjelasan mengenai manfaat apa yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan, biasanya
disebutkan dalam bidang akademik atau ilmiah, bidang pelayanan masyarakat serta pengembangan
penelitian itu sendiri. Penelitian dapat bersifat quick yielding yaitu hasil penelitian dapat langsung
diterapkan dan non quick yielding di mana hasilnya tidak segera diterapkan.
II. Tinjauan Pustaka
Dengan menggunakan teknik statistika yang mulai berkembang sekarang ini, yaitu metaanalisis,
dengan teknik tersebut dapat dibuat simpulan yang sahih tentang berbagai hasil penelitian,
khususnya uji klinis yang hasilnya kontroversial atau tidak konklusif ( jumlah subjek yang tidak
memadai ). Dalam tinjauan pustaka yang diperlukan adalah tinjauan komprehensif terhadap aspek
yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan antar variabel yang diteliti dengan variabel
lain yang mungkin berperan.
Sumber pustaka sebaiknya cukup baru yaitu 3-5 tahun terakhir agar informasi yang disampaikan
tidak kadaluwarsa, sumber informasi terkini bisa didapat dari online databases melalui internet.
Mkalah atau ceramah ilmiah juga sering memberikan informasi terkini tentang aspek yang relevan
dengan penelitian.
Kerangka konseptual
Lazimnya,kerangka ini dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta hubungan antar
variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait. Diagram kerangka konseptual harus
menunjukkan keterkaitan antar variabel.
III. Metodologi
Bab ini harus dibuat sangat rinci yang bermanfaat untuk menuntun peneliti dalam
pelaksanaan,analisis, interpretasi hasil penelitian. Bab ini mencakup :
• Desain
• Tempat dan waktu penelitian
• Populasi target, populasi terjangkau dan sampel
• Cara pemilihan sampel
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 10/44
• Estimasi besar sampel
• Kriteria pemilihan ( inklusi,eksklusi )
• Prosedur kerja ( pengukuran, intervensi, randomisasi atau penyamaran pada uji klinis,
kriteria penghentian penelitian dan lainnya )
• Identifikasi variabel ( variabel independen, dependen, perancu dll dengan skala variabel
masing-masing )
• Definisi operasional
• Rencana manajemen dan analisis data, termasuk program komputer yang akan digunakan.
Berikut hal-hal yang harus disertakan dalam bab ini :
A. Desain Penelitian
Merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau untuk menguji kesahihan
hipotesis. Desain penelitian klinis diklasifikasi berdasarkan pada ada atau tidak adanya
intervensi, menjadi penelitian observasional ( termasuk studi kohort, studi kasus kontrol
dan cross sectional ). Dalam usulan penelitian perlu dituliskan secara eksplisit dengan satu
kalimat.
Contoh :
Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol untuk menilai peran pajanan hormon
wanita pada wanita hamil muda terhadap terjadinya kelainan kongenital ekstremitas
pada bayi yang dilahirkan.
Desain uji klinis acak tersamar ganda digunakan dalam studi ini untuk mengetahui
manfaat penambahan obat X pada terapi standar Y dalam pengobatan sindrom Alice
in Wonderland.
• Tempat dan waktu penelitian
rencana
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 11/44
waktu
• Populasi penelitian
sekelompok subjek dengan karakteristik tertentu
dibagi menjadi dua :
-populasi target karakteristik klinis dan demografis
- populasi terjangkau bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu
praktik pembuatan usulan penelitian – populasi terjangkau
• Sampel dan cara pemilihan sampel
subset populasi yang diteliti
cara : misalnya random atau acak, sistematik, berurutan(consecutive sampling), cluster,
convenience dan sterusnya
usulan penelitian - pemilihan subjek ditegakkan secara eksplisit dan rinci
• Estimasi besar sampel
Memuat perkiraan besar sampel yang diperlukan
perlu dengan maksud :
- simpulan penelitian mempunyai tingkat kepercayaan yang dikehendaki
- uji hipotesis – kemaknaan statistik berarti kemaknaan klinis
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 12/44
rumus besar disertakan, > dari 2 kali tidak perlu diulang, perhitungan matematika disertakan
• Kriteria inklusi dan eksklusi
-kriteria inklusi
karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan pada populasi terjangkau
relevan dengan masalah penelitian
kendala biasanya bersangkut logistik
- kriteria eksklusi
sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi oleh
karena pelbagai sebab
keadaan yang biasanya menjadi kriteria eksklusi :
- terdapat keadaan atau penyakit lainyang dapat mengganggu pengukuran atau
interpretasi
- keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan
- hambatan etis
- subyek menolak berpartisipasi
• Persetujuan setelah penjelasan (PSP,informed consent)
semua penelitian dengan subyek manusia baru dapat dilaksanakan apabila sudah diperoleh PSP
• Cara kerja
a. alokasi subyek – dalam setiap penelitian yang membanding variabel harus disebutkan jelas
subyek mana yang menjadi kelompok yang diteliti, mana yang menjadi kelompok kontrol
b. pengukuran dan intervensi – metode pengukuran yang digunakan
c. kriteria penghentian penelitian
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 13/44
• Identifikasi variabel
semua variable yang diteliti harus diidentifikasi, variabel apa saja yang termasuk variabel
bebas, variabel tergantungdan peranci
• Definisi operasional
Dibuat batasan dalam istilah operasional
supaya tidak ada makna ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut
mengacu pada pustaka yang ada tetapi bisa membuat definisi sendiri asal dapat
dipertanggungjawabkan
K. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
- Sebutkan bagaimana data yang terkumpul akan diolah, dianalisis dan disajikan secara
ringkas.
- Sebutkan jenis analisis statistika yang akan digunakan.
- Dirinci cara analisis yang akan dipakai pada tiap set variabel.
- Tentukan batas kemaknaan yang dipakai, interval kepercayaan dan tingkat kemaknaan
statistika yang dipilih.
- Rumus uji hipotesis yang lazim digunakan tidak perlu disertakan, kecuali rumus yang lebih
kompleks, dicantumkan lampirannya.
- Sebutkan program komputer yang direncanakan untuk analisis.
IV. Daftar Pustakan dan Lampiran
- Sistem yang digunakan adalah sistem Vancouver
- Harus cermat, perhatuikan spasi dan tanda baca, huruf biasa atau kapital, italic dll.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 14/44
- Perhatikan kesesuaian antara kutipan dalam nas dan dalam daftar pustaka.
- Dalam proposal penelitian, cantumkan juga daftar pustaka yang berkaitan dengan
metodologi dan teknik statistika yang digunakan
- Dalam lampiran, sertakan semua hal yang relevan namun tidak ditulis dalam badan usulan.
Hal berikut sering disertakan : organisasi atau susunan penelitik, riwayat hidup peneliti,
rencana anggaran penelitian, jadwal pentahapan penelitian, naskah penjelasan kepada
subjek penelitian, formulir persetujuan dari subjek penelitian, persetujuan dari komisi etika
penelitian, rumus-rumus statistika, formulis/kuesioner, dummy table dll.
Penutup
- Menulis usulan penelitian merupakan proses intelektual yang mencakup kemampuan
menciptakan ide, kreativitas dan inovasi, kemampuan metodologi, penguasaan substansi,
pemahaman dan aplikasi statistika, kemampuan bahasa, serta konsistensi berfikiran logis.
- Peneliti mulai dengan (1) pembenaran mengapa penelitian perlu dilakukan (2) identifikasi
masalah penelitian yang memenuhi syarat, (3) merumuskan pertanyaan penelitian, (4)
menyatakan tujuan penelitian dalam arti luas dan dalam arti khas, (5) membangun hipotesis
sebagai dasar pembentukan wadah guna menjawab pertanyaan penelitian, (6) mengemukan
uraian teori secara komprehensif dan mendalam atas tiap aspek yang relevan dengan
materi, (7) menyusun kerangka konseptual dan (8) merancang desain penelitian yang
sesuai, lengkap dengan segala komponen yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
- Draft usulan penelitian perlu dikaji ulang serta direvisi berkali-kali dengan bantuan
pembimbing karena posisinya yang sangat strategis dalam rangkain proses penelitian.
- Setelah penelitian dimulai, tidak ada tempat untuk mengubah metode penelitian seenaknya
BAB 4
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 15/44
PENGUKURAN DALAM PENELITIAN
Pengukuran dalam penelitian ilmiah adalah observasi fenomena dengan maksud agar fenomena tersebut dapat dianalisis menurut aturan tertentu.
Skala pengukuran dibagi menjadi 2:
1. Skala katagorikal
a. Nominal: merupakan nama atau label variabel dan tidak mengandung informasi
peringkat. (mis: A, B,AB,O)
b. Ordinal: terdapat informasi peringkat, tetapi jarak antara dua peringkatnya tidak dapat dikuantifikasi. (mis: ringan,sedang,berat)
2. Skala numerik: terdapat informasi peringkat kuantitatif yang lengkap dan dapat diukur.
a. Interval: skala numerik yang tidak memiliki nilai 0 alami (mis: 0o celcius)
b. Ratio: yang mempunyai nilai 0 alami (mis: berat badan)
c. Kontinu: punya nilai desimal
d. Diskret: tidak ada desimal
Sumber variasi dalam pengukuran
Sumber Keterangan
Variasi pengukuran
Instrumen Alat dan cara pengukuran
Pemeriksa Orang yang mengukur
Variasi biologis
Pada satu subyek Perubahan variabel karena waktu dan keadaan
Antar subyek Perbedaan biologis dari satu subyek ke subyek lainnya
Dua karakteristik pengukuran yang harus selalu diperhatikan dalam pengukuran adalah validitas(kesahihan) yang dipengaruhi bias, dan keandalan (realibilitas) yang dipengaruhi peluang.
PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN
• Penelitian selalu dilakukan pada sampelhasil digenerlisasi ke populasi
• Dari sampel tersebut diperoleh nilai tertentu disebut statistik
• Hasil yang diperoleh pada sampel akan digeneralisasi ke populasi yang diwakili olehsampel tersebut disebut parameter
• Populasi terjangkau penelitian klinis dibatasi oleh hal-hal berikut yaitu:
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 16/44
1. Karakteristik klinis
2. Karakteristik demografis
3. Tempat
4. Waktu
• Sampel yang mewakili populasi
- Pertanyaan yang perlu dijawab:
o . Apakah subyek yang diteliti dapat mewakili subyek terpilih?
o . Apakah subyek yang terpilih dapat mewakili populasi terjangkau?
- Pertanyaan berikutnya, bagaimana kita menerapkan hasil yang diperoleh dengan 2 cara
yaitu uji hipotesis untuk mendapat nilai p dam melakukan estimasi dengan menghitunginterval kepercayaan
BAB 6
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian merupakan
rancangan penelitian untuk menuntun peneliti untuk mamperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 17/44
Klasifikasi jenis penelitian
• Klasifikasi yang sering dikemukaan adalah penilitian deskriptif dan penelitian analitik.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujan melakukan deskripsi mengenaifenomena yang ditemukan, baik yang merupakan factor risiko maupun efek atau hasil.
Penelitian analitik pula berupa mencari hubungan antar-variable. Pada penelitian ini
dilakukan analisis terhadap data yang telah dikumpul,oleh kerana itu pada penelitian
analitik perlu dibuat hipotesis dan dalam hasil harus ada uji hipotesis(uji statistika).
• Penelitian observasional
1. Laporan kasus dan seri kasus
Banyak ahli tidak menganggap laporan kasus dan seri kasus sebagai suatu penelitian. Dari laporan kasus dan seri kasus kita tidak dapat menilai terdapatnya
hubungan sebab-akibat,karena dilakukan tanpa menggunakan control.
2. Penelitian cross-sectional
Dalam penelitian cross-sectional peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variable pada satu saat tertentu. Jadi pada studi ini tidak dilakukantindak lanjut terhadap pengukuran yang dikakukan. Desaian ini merupakan desain
yang sering digunakan baik dalam studi klinis maupun lapangan.
3. Studi kasus-kontrol
Pada studi kasus-kontrol observasi atau pengukuran variable bebas dan
tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama. Peneliti melakukan pengukuranvariable tergantung yakni efek, sedangkan variable bebasnya dicari secara
retrospektif. Karena itu, stadi kasus control disebut, studi longitudinal, artinya
subject tidak hanya diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yangditentukan.
4. Studi kohort
Pada penelitian kohort yang diidentifikasikan dulu adalah, kausa, ataupun
factor resikonya. Kemudian subject diikuti secara prospektif selama periodetertentu untuk mencari terjadi atau tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni
yang diamati adalah subjek yang belum mengalami pajanan factor resiko serta
belum mengalami efek. Sebagian subjek tersebut secara alamiah akan mengalami
pajanan terhadap factor resiko tertentu(kelompok yang diteliti) sebagian lain
tidak(kelompok control). Kedua kelompok tersebut kemudian diikuti selama periode tertentu, untuk kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit
yang diteliti.
Penelitian eksperimental
Studi eksperimental dipergunakan untuk mencari hunungan sebab akibat. Studi ini
menpunyai kapasitas asosiasi yang lebih tinggi sehingga simpulan yang diperoleh lebih definitid
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 18/44
daripada yang diperoleh dari studi observasional. Namun studi eksperimental umumnya mahal dan
perlaksanaannya lebih rumit, sehingga penggunaannya lebih terbatas.
STUDI CROSS-SECTIONAL
Studi cross-sectional merujuk pada penelitian yang tidak mempunyai dimensi waktu,
pengukuran pelbagai variabel dilakukan satu kali.
Langkah-langkah yang terpenting dalam rancangan studi cross-sectional adalah:
1. Merumuskan pertanyaan dan hipotesis yang sesuai
2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung
3. Menetapkan subyek penelitian
4. Melaksanakan pengukuran
5. Melakukan analisis data
Estimasi relatif dari studi ini dinyatakan dengan rasio prevalens (RP):
RP= a/(a+b) : c/(ctd)
a/(a+b): prevalens subyek yang mempunyai faktor risiko yang mengalami efek
c/(c+d): prevalens subyek tanpa faktor resiko yang mengalami efek.
Interpretasi hasil:
1. Prevalens=1variabel yang diduga sebagai faktor resiko tidak ada pengaruhnya dalamterjadinya efek, atau dengan kata lain netral.
2. Prevalens>1 dan rentang interval kepercayaan mencangkup angka 1 variabel tersebut
merupakan faktor resiko untuk untuk timbulnya penyakit.
3. Prevalens<1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencangkup angka 1faktor yangditeliti merupakan faktor protektif, bukan faktor resiko.
4. Nilai interval kepercayaan rasio prevalens mencangkup angka 1
populasi yang diwakilioleh sampel tersebut masih mungkin nilai rasio prevalensnya=1.
Keuntungan studi cross-sectional adalah relatif murah, mudah dan hasilnya cepat diperoleh.
Keterbatasannya adalah karena tidak adanya dimensi waktu, dari desainnya tidak dapat ditentukanmana penyebab dan mana akibat.
STUDI KASUS-KONTROL
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 19/44
Penelitian dimulai dengan identifikasi pasien dengan efek atau penyakit tertentu (disebut
kasus) dan kelompok tanpa efek (kontrol). Kemudian secara retrospektif ditelusur faktor resiko
yang dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek sedangkan kontrol tidak.
Langkah-langkah pada studi kasus-kontrol adalah:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Mendiskripsikan variabel penelitian: faktor resiko, efek
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, kontrol) dan cara untuk pemilihan
subyek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor resiko
5. Menganalisis data
Kasus-kontrol tanpa matching:
Kasus Kontrol Jumlah
Faktor resiko + A B a+b
Faktor resiko - C D c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
a: kasus yang mengalami pajanan
b: kontrol yang mengalami pajanan
c: kasus yang tidak mengalami pajanan
d: konrol yang tidak mengalami pajanan
Resiko relatif ratio odds (RO)= {a/(a+b):b(a+b)/{c(c+d);d(c+d)} = a/b:c/d = ad/bc
Kasus-kontrol dengan matcing:
Kontrol
KasusResiko + Resiko -
Resiko + a B
Resiko - c D
a: kasus dan kontrol mengalami pajanan
b: kasus mengalami pajanan, kontrol tidak
c: kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami
d: kasus dan kontrol tidak mengalami pajanan
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 20/44
Studi kasus-kontrol dapat merupakan satu-satunya desain untuk menentukan etiologi pada kasus-
kasus yang jarang dtemukan. Kekurangan terpenting pada studi kasus-kontrol adalah terdapatnya
recall bias.
STUDI KOHORT
Studi kohort merupakan jenis penelitian epidemiologis noneksperimental yang seringdigunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek atau penyakit. Studi
kohort merupakan penelitian observasional analitik yang biasanya digunakan untuk menentukan
pengaruh pajanan terhadap kejadian efek atau penyakit.
Jenis-jenis studi kohort:
1. Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding internal
2. Studi kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal (studi kohort ganda)
3. Studi kohort retrospektif
4. Case-cohort study
5. Nasted case-control study
Studi kohort:
Faktor
resiko
Efek
Ya Tidak Jumlah
Ya A b a+b
Tidak C d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
a. Subyek dengan faktor resiko yang mengalami efek
b. Subyek dengan faktor resiko yang tidak mengalami efek
c. Subyek tanpa faktor resiko yang mengalami efek d. Subyek tanpa faktor resiko yang tidak mengalami efek
Resiko relatif(RR) dihitung dengan formula RR= a/(a+b) : c/(c+d)
Nilai RR harus disertai dengan interval kepercayaan (IK). RR=1 atau RR dengan IK yangmencakup angka 1 menujukkan bahawa pajanan bukan merupakan faktor resiko, nilai IK>1
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 21/44
menujukkan bahwa pajanan benar merupakan faktor resiko dan nilai IK<1 menujukkan bahwa
pajanan merupakan faktor protektif.
Langkah-langkah pada studi kohort:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompok kontrol
4. Menentukan variabel penelitian
5. Mengamati terjadinya efek
6. Menganalisis hasil
UJI KLINIS
Uji klinis(clinical trials) merupakan penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia.
Desain eksperimental yang paling sering digunakan:
1. Desain pararel: merupakan suatu perbandingan antar-kelompok (group comparison), dapat
bersifat perbandingan kelompok independent ataupun kelompok pasangan serasi (matched
pairs), ada dua teknik:
a. Desain pararel tanpa matching (kelompok independent)
b. Desain pararel dengan matching
2. Desain menyilang(cross-over design)
Langkah-langkah dalam uji klinis:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
2. Menentukan desain uji klinis yang sesuai
3. Menetapkan peserta penelitian
4. Mengukur variabel data dasar
5. Melakukan randomisasi
6. Melaksanakan perlakuan
7. Mengukur variabel efek
8. Menganalisis data
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 22/44
Uji klinis dapat berupa uji klinis pregmatik(untuk menilai efektivitas obat) atau uji klinis
explanatory(efficacy obat secara farmakologis). Pada uji klinis pragmatik setiap subyek yang telah
di randomisasi harus di ikutsertakan dalam analisis kelompok semula. Pada uji klinis explanatoryanalisis hanya dilakukan pada subyek yang menyelesaikan penelitian (on treatment analysisis).
BAB 15
VARIABEL DAN HUBUNGAN ANTAR-VARIABEL
Variabel bebas adalah variabel yang apabila ia berubah akan mengakibatkan perubahan
pada variabel lain; variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas disebut variabeltergantung.
Variabel perancu adalah variabel adalah variabel yang berhubungan dengan variabel bebas danvariabel tergantung tapi bukan merupakan variabel antara.
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERGANTUNG
VARIABEL PERANCU
Cara mengontrol perancu:
1. Mengidentifikasi variabel perancu
2. Menyingkirkan perancu
2.1 Menyingkirkan perancu dalam desain
a. Restriksi
b. Matching
c. Randomisasi
2.2 Menyingkirkan faktor perancu dalam analisis
a. Stratifikasi
b. Analisis multivariat
• Regresi multipel
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 ... +bixi
• Regresi logistik
Ln[p/1-p]=a+b1x1+b2x2+b3x3... +bixi
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 23/44
Atau P= 1
1+e –(a+b1x1+b2x2+b3x3...+bixi)
P adalah peluang terjadinya efek
x1 sampai xi adalah variabel prediktor dan perancu
b1 sampai bi adalah koefisien regresi
a adalah konstanta
Analisis hubungan antara variabel terdapat beberapa kemungkinan yang harus dipikirkan:
1. Hubungan tersebut adalah semata-mata akibat fator peluang atau chance akibat pemilihan
subyek penelitian ataupun akibat pengukuran (variabilitas subyek, pemeriksa atau pemeriksaan)
2. Hubungan tersebut disebabkan oleh bias, banyak jenis bias yang diketahui yangdikelompokkan dalam bias inklusi, bias pengukuran, dan bias perancu.
3. Hubungan sebab-akibat
PEMILIHAN UJI HIPOTESIS
Uji hipotesis merupakan prosedur statistika untuk menunjukkan kesahihan suatu hipotesis.
Hipotesis nol yaitu hipotesis bahwa tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antar-variabel.Menolak hipotesis nol sehingga dapat membuat suatu kesimpulan ada atau hubungan di antara dua
atau lebih kelompok, pada akhirnya akan didapat nilai p.
Nilai P
1. Tentukan hipotesis 0 H0 : obat standar=obat x
2. Tentukan hipotesis alternatif H0 : obat standar ≠ obat x
3. Tentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Jika datanya nominal digunakan x2
4. Hitung nilai expected, yaitu berapa besar masing-masing sel (sel a,b,c,d) bila obat
standar dan obat x sama baiknya, dengan kata lain hipotesis 0 benar.
5. Nilai expected dapat dihitung dengan rumus:
(nilai total kolom x total baris yang sesuai) / nilai total
Contoh: perbandingan pengobatan meningitis dengan obat standar dan obat x
Sembuh Meninggal Jumlah
Obat standar 60 (a) 40 (b) 100
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 24/44
Obat x 75 (c) 25 (d) 100
Jumlah 135 65 200
P=0,035
Uji hipotesis harus dipandang sebagai sarana untuk membantu interpretasi nilai hasil penelitian. Nilai p menunjukkan besarnya peluang untuk mendapatkan hasil bila hipotesis nol benar. Nilai p
yang kecil yang menunjukkan kemaknaan statistika, harus dibedakan dengan kemaknaan klinis.Artinya hasil penelitian dapat secara statistika bermakna namun secara klinis tidak penting, dan
sebaliknya.
Uji hipotesis bergantung pada desain penelitian dan jenis data yang diperoleh pada sampel.
BAB 17
PERKIRAAN BESAR SAMPEL
Salah satu aspek penting dalam penelitian adalah menentukan besar sampel. Penilitian klinis baru
bermanfaat bila diperoleh hasil yang secara klinis penting ( clinically important ) dan ditunjang uji
statistika yang bermakna ( statistically significant ). Perbedaan hasil klinis dapat bermakna secara
statistika bila jumlah subjek sangat banyak.
Banyak penilitian yang tidak dipublikasi karena hasilnya tidak bermakna secara statistika
( negative result ) yang menimbulkan bias ( publication bias ).
Faktor-faktor yang diperlukan pada estimasi besar sampel:
1. Perbedaan hasil klinis atau effect size (δ)
2. Besarnya ksalahan tipe 1 (α) atau hasil positif palsu
3. Power yang diperlukan (1-β); β=kesalahan tipe II, atau hasil negative palsu
4. Karakteristik data (simpang baku atau proporsi)
5. Besar sampel
Perubahan satu factor akan mempengaruhi 4 faktor lainnya. Perkalian kelima statistic ini
menghasilkan konstanta, yang diformulasikan sbb:
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 25/44
K=
K = konstanta
n = jumlah subjek
δ = delta, perbedaan hasil yang diamati
p = proporsi ( untuk data nominal )
zα =deviat baku normal untuk α
zβ = deviat baku normal untuk β
SB = simpang baku ( untuk data numeric )
1. Perbedaan hasil klinis ( effect size )
Besar sampel paling dipengaruhi oleh perkiraan perbedaan hasil klinis atau effect size atau
delta (δ). Perbedaan hasil klinis tersebut ditetapkan oleh peniliti berdasarkan judgement
klinis peniliti, yakni perbedaan terkecil yang secara klini dianggap penting atau bermakna
karena dua alasan:
a. Alasan konseptual
Bila telah diperkirakan perbedaan hasil yang demikian meyakinkan, tentunya tidak ada
alas an lagi untuk melakukan penilitian
b. Alasan teknis
Bila ternyata data penilitian menghasilkan beda hasil klinis sebesar 50%, uji hipotesis
member hasil tidak bermakna secara statistic ( p > 0,05 ), padahal perbedaan sebesar
50% secara klinis amat sangat berarti
2. Kesalahan dalam uji hipotesis
Dapat terjadi 2 kesalahan, kesalaha tipe I dan kesalahan tipe II.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 26/44
Hipotesis nol (Ho), hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan.
Kesalahan tipe I (α) adalah besarnya peluang untuk menolak Ho pada sampel padahal
dalam populasi Ho benar (positif palsu)
Kesalahan tipe II (β) adalah besarnya peluang untuk tidak menemukan perbedaan yang
bermakna dalam sampel, padahal dalam populasi perbedaan itu ada. Jadi, β adalah
besarnya peluang untuk tidak menolak Ho yang sebenarnya harus ditolak ( negative palsu)
Nilai α dan β hanya dapat dikurangi bersama-sama dengan cara memperbesar sampel.
Dalam uji hipotesis : Ho: A=B; Ha: A≠B
3. Power Penelitian
Power suatu penelitian analog dengan nilai sensitivitas pada uji diagnostik adalah
kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda yang secara statistik bermakna, bila dalam
populasi tersebut ada. Artinya, power adalah suatu kekuatan untuk menolak hipotesis nol pada data
penelitian, apabila dalam populasi terdapat perbedaan hasil klinis. Nilai power sebesar (1-β), bila
β=20%, maka power=80% artinya penelitian tersebut mempunyai peluang sebesar 80% untuk
mendeteksi perbedaan hasil klinis (dalam sampel penelitian) apabila perbedaan tersebut dalam
populasi memang ada. Dimana nilai power yang sering dipergunakan adalah 80% atau 90%. Nilai
power yang diinginkan tersebut mempengaruhi nilai sampel, artinya semakin besar power yang
diinginkan makin kecil β atau makin besar zβ dan makin bertambah besar sampel. Besar sampel
berbanding lurus dengan kuadrat zβ. Untuk power sebesar 80% dan 90% diperlukan zβ (selalu satu
arah) berturut-turut sebesar 0,842 dan 1,282. Bila pada akhir penelitian jumlah subyek yang
berhasil diteliti kurang dari yang diperhitungkan, dan bila nilai α dan effect size yang diperoleh
tetap, maka power penelitian akan berkurang.
4. Simpang Baku
Simpang baku data variabel berskala numerik merupakan statistik yang tidak dapat
dimanipulasi sesuai dengan keinginan kita. Nilai simpang baku yang diperlukan untuk digunakan
dalam formula besar sampel dapat diperoleh dari penelitian terdahulu (baik data sendiri atau
pustaka), atau dari pengalaman atau studi pendahuluan. Nilai simpang baku sangat mempengaruhi
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 27/44
besar sampel, makin besar simpang baku (berarti variabilitas numerik lebih besar), maka akan
makin banyak jumlah subyek yang diperlukan. Dalam penghitungan, besar sampel berbanding
lurus dengan varians ( yakni kuadrat simpang baku atau s2)
5.Frekuensi atau Proporsi
Frekuensi atau proporsi variabel nominal tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, oleh
karena merupakan nilai yang diperkirakan diperoleh dalam penelitian. Dalam studi deskriptif,
proporsi variabel yang diteliti diperkirakan dari pustaka. Dalam studi perbandingan ( misalnya uji
klinis yang membandingkan proporsi kesembuhan subyek pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan), proporsi kesembuhan kelompok kontrol diperoleh dari pustaka, pengalaman atau studi
pendahuluan, sedangkan perbedaan proporsi kesembuhan ditentukan berdasar judgement klinis.
Makin kecil perbedaan proporsi antar kedua kelompok, makin besar sampel diperlukan.
6. Interval Kepercayaan
Akhir-akhir ini untuk menunjukkan hasil penelitian nilai interval kepercayaan sering
digunakan di samping nilai p. Dalam pemanfaatan hasil penelitian untuk praktik, dokter juga lebih
mudah memanfaatkan nilai yang ditemukan dalam sampel dengan interval kepercayaannya
ketimbang nilai p yang kurang informatif. Lebar interval kepercayaan tergantung pada 3 faktor :
• Besar sampel
• Karakteristik data (simpang baku atau proporsi)
• Derajat interval kepercayaan yang diinginkan.
Lebar interval kepercayaan sangat dipengaruhi oleh besar sampel. Interval ini akan makin
lebar dengan berkurangnya besar sampel yang sekaligus menunjukkan power yang kecil.
Sebaliknya interval kepercayaan akan semakin sempit dengan bertambahnya besar sampel, dan
power pun akan bertambah.
Karakteristik data statistik berupa simpang baku (data numerik)dan proporsi (nominal)
mempengaruhi lebar interval kepercayaan. Simpang baku yang lebih besar menunjukkan dispersi
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 28/44
data yang lebar, dan memperlebar interval kepercayaan. Proporsi yang makin menjauhi nilai 0,50
menghasilkan interval kepercayaan yang makin asimetris, makin sedikit jumlah subyek,
memberikan interval kepercayaan yang makin asimetris.
Derajat interval kepercayaan mempengaruhi lebar interval kepercayaan. Interval
kepercayaan 99% interval kepercayaan lebih besar ketimbang 95%.bila menggunakan interval
kepercayaan 99%, maka dapat melampaui titik nol (tidak ada perbedaan yang bermakna pada uji
hipotesis). Apabila menggunakan interval kepercayaan 95% maka tidak dapat melampaui titik nol
(berarti terdapat perbedaan). Jadi dalam melakukan interpretasi hasil klinis yang menyertakan
interval kepercayaan, kita tidak hanya melihat rentang interval kepercayaan namun juga derajat
interval kepercayaannya.
Perkiraan Besar Sampel
Perkiraan besar sampel dapat digunakan dengan berbagai cara, dasar yang digunakan untuk
estimasi bergantung pada tujuan penelitian serta desain yang dipilih. Saat ini tersedia penghitungan
besar sampel, dalam bentuk rumus, nomogram atau tabel. Berikut diuraikan estimasi berdasarkan
rumus yang sering digunakan pada penelitian klinis, dengan tanda [] di belakang informasi yang
diperlukan :
•
[ditetapkan] berarti dipilih nilai yang dikehendaki oleh peneliti
• [dari pusataka] berarti nilai diambil dari pustaka,pengalaman, atau studi pendahuluan.
• [clinical judgement]berarti nilai yang secara klinis penting
A Besar Sampel Untuk Data Numerik
Sampel tunggal untuk perkiraan rerata
Penetapan besar sampel untuk estimasi mean (rerata) pada studi deskriptif atau survai)
memerlukan 3 informasi, yakni:
• Simpang baku nilai rerata dalam populasi, s [dari pustaka]
• Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan, d [ditetapkan]
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 29/44
• Tingkat kemaknaan, α [ditetapkan]
Perhatikan bahwa nilai rerata tidak diperlukan dalam estimasi besar sampel perkiraan
rerata. Rumus yang digunakan:
n = zα xs 2
d
Perkiraan besar sampel untuk beda rerata 2 kelompok
Dalam penelitian klinis besar sampel paling sering digunakan pada studi untuk menguji
hipotesis terdapatnya perbedaan dua rerata. Untuk ini perlu diperhatikan apakah kedua kelompok
yang diperbandingkan tersebut bersifat independen atau berpasangan.
1. Uji hipotesis terhadap rerata dua populasi independen
Untuk memperkirakan besar sampel dari dua kelompok independen dengan uji hipotesis
diperlukan 4 informasi penting yaitu:
• Simpang baku kedua kelompok, s [dari pustaka]
• Perbedaan klinis yang diinginkan, x1-x2 [clinical judgement]
• Kesalahan tipe I, α [ditetapkan]
• Kesalahan tipe II, β [ditetapkan]
Rumus yang digunakan adalah:
n1=n2=2 (zα+zβ)s
2
(x1-x2)
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 30/44
2. Uji hipotesis terhadap rerata dua populasi berpasangan
Informasi yang diperlukan berbeda dengan untuk dua kelompok independen:
• Simpang baku dari rerata selisih, sd [dari pustaka]
• Selisih rerata kedua kelompok yang klinis penting, d [clinical judgement]
• Kesalahan tipe I, α [ditetapkan]
• Kesalahan tipe II, β [ditetapkan]
Rumus yang digunakan
n= (zα+zβ) x sd 2
d
Besar Sampel Untuk Data Nominal
Sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi
Terdapat 3 informasi yang diperlukan, yaitu
• Proporsi pemyakit atau keadaan yang akan dicari, P
• Tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki, d
• Tingkat kemaknaan, α
Untuk simple random sampling, rumus yang digunakan :
Nilai Q = (1 –P), jadi bila milai P = 0,6; Q = 1-0,6 = 0,4.
Besar sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 31/44
a. Dua kelompok independen
Memerlukan informasi :
• Proporsi efek standar P1
• Proporsi efek yang diteliti P2 (clinical judgement)
• Tingkat kemaknaan α
• Power atau Zβ
Rumus yang digunakan :
Catatan : P = (P1+P2)
b. Dua kelompok berpasangan
Diperlukan jumlah subyek yang lebih sedikit ketimbang kelompok independen.
Memerlukan informasi:
• Proporsi subyek dengan respon diskordan
• Kesalahan tipe I
• Power atau Zβ
• D = beda proporsi yang klinis penting
Rumus yang digunakan :
Rumus alternatif :
Besar Sampel Untuk STUDI KOHORT
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 32/44
Pada studi ini peneliti bermaksud mencari perbandingan insidens efek pada kelompok dengan
faktor resiko insidens efek pada kelompok tanpa resiko. Bila insidens efek pada kelompok dengan
faktor resiko = P1 dan insidens efek pada kelompok tanpa faktor resiko = P2, maka RR = P1/P2
Perkiraan besar sampel pada studi kohort dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan melakukan
estimasiinterval kepercayaan risiko relative, dan uji hipotesis efek pada dua kelompok
Estimasi interval kepercayaan risiko relative
Memerlukan informasi :
• Perkiraan proporsi efek pada kelompok control, P2
• Risiko relative yang bermakna secara klinis, RR
• Tingkat ketepatan relative yang dikehendaki, e
• Tingkat kemaknaan α
Rumus yang digunakan :
Catatan Q1 = (1-P1); Q2 = (1-P2)
Uji hipotesis terhadap risiko relatif
Memerlukan informasi :• Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor risiko, P2
• Risiko relatif (RR) yang dianggap bermakna secara klinis
• Zα
• Zβ
Contoh :
BESAR SAMPEL UNTUK STUDI KASUS KONTROL
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 33/44
Pada studi kasus kontrol peneliti menggunakan rasio odds (RO) sebagai perkiraan hasil yang
diinginkan, dengan demikian apabila P1=proporsi kasus dan P2=proporsi kontrol, maka:
OR = P2 = P1 =
Studi kasus-kontrol tidak berpasangan
A. Estimasi interval kepercayaan rasio odds, diperlukan 4 informasi:
- Perkiraan proporsi kontrol, P1 (dari pustaka)
- Rasio odds yang dianggap bermakna (clinical judgment)
- Tingkat ketepatan relative yang dikehendaki, e (ditetapkan)
- Tingkat kemaknaan, α (ditetapkan)
Rumus yang digunakan:
n1=n2=
B. Uji hipotesis terhadap rasio odds
• Studi kasus kontrol tidak berpasangan, diperlukan informasi:
- Perkiraan proporsi efek pada kontrol, P2 (dari pustaka)
- Rasio odds yang dianggap bermakna secara klinis (clinical judgment) dari 1 dan 2
dapat dihitung proporsi efek pada kelompok kasus (P1) dan nila P=1/2 (P1+P2)
- Tingkat kemaknaan, α (ditetapkan)
-Power atau zβ (ditetapkan)
Rumus yang digunakan:
n1=n2=
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 34/44
• Studi kasus kontrol berpasangan
n = P=
Berdasarkan rumus diatas, besar sampel minimal pada studi kasus kontrol berpasangan
hanya bergantung pada OR, zαa dan zβ b, tetapi tidak bergantung pada proporsi kontrol.
• Studi kasus-kontrol dengan >1 kontrol per kasus
Bila digunakan c kontrol per kasus, maka dihitung lebih dahulu n (yakni jumlah subyek
per kelompok bila digunakan rasio kasus:kontrol = 1:1), artinya kedua kelompok
memiliki jumlah subyek yang sama. Kemudian dihitung n’, yakni jumlah kasus apabila
ingin digunakan rasio kasus:kontrol = 1:c, sebagai berikut:
n’=(c-1)n/2c
BESAR SAMPEL UNTUK PROPORSI SANGAT KECIL
Untuk penelitian penyakit yang sangat jarang diperlukan informasi:
• Besar masing-masing proporsi (P1 da P2)
• Tingkat kemaknaan (α)
• Power atau zβ
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 35/44
n=
BESAR SAMPEL UNTUK KOEFISIEN KORELASI
Sampel tunggal, diperlukan informasi:
1. Perkiraan koefisien korelasi, r (dari pustaka)
2. Tingkat kemaknaan, α (ditetapkan)
3. Power atau zβ (ditetapkan)
Rumus yang digunakan:
n= + 3
Dua sampel, diperlukan informasi:
1. Perkiraan kedua koefisien korelasi, r1 dan r2 (dari pustaka)
2. Tingkat kemaknaan, α (ditetapkan oleh peneliti)
3. Power atau zβ (ditetapkan oleh peneliti)
Rumus yang digunakan:
n1=n2 2+3
MENENTUKAN POWER
Power dapat dihitung setelah penelitian selesai, dengan cara memasukkan nilai – nilai ke
dalam rumus yang semula digunakn untuk menghitung besar sampel. Misalnya ingin menguji
hipotesxis bahwa obat A lebih baik dari obat B. Ditentukan α= 0,05 (uji 2-arah); β= 0,20, proporsi
kesembuhan dengan obat standar (P1) =0,60 dan perbedaan klinis yang berarti adalah 0,20
(P2=0,80). Dengan rumus diperoleh besar sampel 60 per kelompok. Ternyata sampai waktu dan
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 36/44
biaya habis, didapatkan 40 subyek per kelompok, denan kesembuhan kelompok A= 0,75 dan pada
kelompok B= 0,50, kemudian nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus, dengan n= 40; z α= 1960,
P1=0,50, P2= 0,75, sehingga Zβ dapat dihitung dengan melihat tabel nilai z.
BESAR SAMPEL UNTUK BERBAGAI DESAIN DALAM SATU
PENELITIAN
Misalnya peneliti ingin menguji hipotesis bahwa pemberian obat C pada bayi segera
setelah lahir dapat menurunkan kejadian ikterus neonatal. Lalu dirandomisasi bayi baru lahir yang
memenuhi criteria; satu kelompok tidak diobati, kelompok lainnya diberi obat C. Ia juga ingin
mengetahui kadar billirubin rerata pada hari ke-3 pada kelompok tidak diobati dan faktor-faktor
yang menyebabkan ikterus pada bayi. Besar sampel harus dihitung untuk:
1. menguji perbedaan proporsi ikterus pada bayi yang diobati dengan obat C dengan
kelompok control.
2. Estimasi kadar rerata bilirubin pada kelompok control.
3. Menentukan pelbagai faktor risiko terjadinya ikterus , yakni dengan analisis multivariat.
Dari ketiga perhitungan tersebut dipilih jumlah subyek terbesar, dengan catatan bahwa besar
sampel untuk beda proporsi ikterus harus diutamakan.
KOREKSI BESAR SAMPEL UNTUK ANTISIPASI DROP OUT
Bila dari awal telah ditetapkan bahwa subyek tersebut tidak akan dianalisis, maka perlu dilaukan
koreksi terhadap besar sampel, dengan menambahkan seumlah subyek agar besar sampel tetap
terpenuhi. Untuk ini tersedia formula sederhana:
n’= n
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 37/44
(1-f)
n= besar sampel yang dihitung
f= perkiraan proporsi drop out
BESAR SAMPEL UNTUK STUDI DENGAN ANALISIS MULTIVARIAT
Analisis multivariat sering digunakan untuk menentukan beberapa faktor resiko sekaligus.
Bila variable independen semuanya berskala numeric dan variable dependennya juka berskala
numeric, maka yang digunakan adalah regresi multiple.
Bila variable independennya berskala nominal, digunakan regresi logistic. Dalam pustaka
terdapat beberapa formula untuk menentukan sejumlah subyek yang diperlukan untuk penelitian
tersebut. Banyak ahli menganjurkan penggunaan rule of thumb dengan patokan jumlah variable
independen yang diteliti.
KIAT UNUK MEMPERKECIL BESAR SAMPEL
1. Memperlebar ketepatan yang masih dapat diterima pada studi deskriptif.
2. Memperbesar nilai α dan β.
3. Memperbesar effect size.
Ketia langkah di atas tidak dianjurkan, karena konsekuensi statistika akan mengurangi keakuratan
hasil penelitian. Langkah-langkah di bawah ini dapat mengurangi besar sampel serta tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip peneitian:
1. Memilih variabel berskala numerik.
2. Melakukan matching individual.
3. Melakukan pengukuran yang variabilitasnya kurang.
4. Memilih efek yang lebih sering terjadi.
5. Penggunaan kelompok studi dan kelompok control yang tidak sama besar.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 38/44
BEBERAPA CATATAN
Dalam estimasi besar sampel hal-hal berikut harus diperhatikan:
1. Be parsimonious.
2. Be creative.
3. Be logic,
4. Be realistic.
5. Be stupid.
BAB VI
PENYAJIAN TABEL DAN GAMBAR
Pendahuluan
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi yang sangat pesat, penyajian karya
ilimiah secara benar, informative dan efektif sangat diperlukan. Sarana pendukung untuk hal
tersebut diatas adalah penyajian dalam bentuk table, grafik, gambar, foto atau jenis ilustrasi
lainnya.
TABEL
Table adalah sekumpulan data yang diatur dalam baris-baris horizontal (row) dan kolom-
kolom vertical (column). Tujuan sebuah tabel adalah untuk menyajikan data atau informasi dan
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 39/44
mendukung pernyataan dalam teks. Sebaiknya tabel berbentuk sederhana, kompak, lengkap, dan
dua atau tiga tabel lebih baik daripada satu tabel yang besar penuh dengan detail atau variabel.
Biasanya tabel digunakan untuk menyajikan hasil penelitian. Beberapa tipe tabel yang dikenal :
1. tabulasi : singkat dan informal, merupakan bagian dari teks dan teks harus
menjelaskan artinya. Biasanya tabulasi terdiri dari 1 atau 2 kolom data (column) dan tidak
memerlukan judul, nomor, dan aturan seperti tabel.
The operative procedures performed among the
patiens
with bowel obstruction included yje following :
Procedures No.
Bypass
Enterocolostomy 15
Enteroenterostomy 13
Gastrojejunostomy 1
Cutaneus stomas
Colostomy 11
Enterostomy 4
Tube jejunostomy 3
One or more bypass procedures were the most
common
approach to relieve obstruction
2. Tabel tekstual : menyajikan teks dalam bentuk daftar. Jenis tabel ini digunakan untuk
meringkas informasi dan mengurangi narasi.
Table 2. Common Elements of Problem Solving in Smoking Cassation Treatments
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 40/44
Components Examples
Identification of events, internal
states, Being around other smokers
or activities that are thought to
increase Getting into argument
risk of smoking or relapse Being under time pressure
The provision of basic information
about
Explaining the nature and time
course
smoking and successful quitting of withdrawl
Emphasizing that any smoking
increase
the likehood of full relapse
3. Matriks : tabel terstruktur yang menggunakan nomor, symbol dan
menyajikan hubungan yang timbal - balik (mutual) antara butir-butir dalam kolom dan baris.
Table 3. Objectives of Proposal of Reform Medical Education*
Objectives Report Year
1995 1996 1997 1998 1999 2000
Serve changing public interest x x x x x
Address physician workforce needs x x X x
Apply new educational methods x x x
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 41/44
Address changing nature illness
burden x x
Increase quality and standars of
education x x x X x x
*The objective are listed in order to overall centrally to reform proposal X denotes that the
objective is present in the report year, no entry indicates objective not present.
4. Tabel formal : seringkali digunakan untuk menyajikan data numeric dalam makalah
ilimiah. Umumnya tabel formal terdiri dari 5 komponen : nomer tabel dan judul, judul kolom
(column headings), judul baris (rows headings/table stubs), badan (data field) terdiri dari sel-
sel (data points) dan catatan kaki (footnotes).
Patients
with Controls
Characteristic
Cardiac
Arrest (n = 234)
(n = 225)
Age, mean (SD), y 54 (11) 55 (10)
Men 180 (80) 175 (75)
Medical History
Diabetes 29 (13) 31 (13)
Hypertension 68 (30) 55 (24)
Previous CAD 49 (22) 21 (9)
Previous MI 32 (14) 16 (7)
Total cholesterol, mean
(SD) 6.23 (0.08) 5.85 (0.06)
mmol/l
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 42/44
* Values are number (percentage) unless otherwise indicated.
CAD indicates coronary artery disease; MI = myocardial infarction.
Judul kolom (column headings) menjelaskan informasi dari tabel. Tabel pada penelitian yang
menggunakan variabel bebas (independent) dan tergantung (dependent), secara konvensional
variabel bebas disajikan di sebelah kiri kolom dan variabel tergantung di sebelah kanan kolom.
Kepala kolom (boldface type), setiap baris dan kolom harus diberi label satuan, ukuran harus
diberikan. Tabel yang terlalu besar sampai melebihi satu halaman cetak atau tabel yang
penyajiannya dimiringkan hendaknya dihindari oleh karena sering menyulitkan penerbit atau
pembacanya.
GAMBAR
Gambar merupakan suatu metode untuk menyampaikan informasi secara kuantitatif. Beberapa
gambar yang seringkali digunakan adalah grafik, diagram, peta, dan foto. Beberapa hal penting
yang harus diperhatikan saat menyajikan gambar adalah :
Koordinat : ukuran dari variabel independent biasanya disajikan pada sumbu
horizontal X dan ukuran dari variabel dependen disajikan pada sumbu vertikal Y.
Skala : pemilihan skala harus sesuai dengan area gambar yang akan disajikan,
gambar harus cukup besar untuk dapat memberikan hal-hal yang penting secara detail.
Sebagai contoh, bila rentang datanya besarnya antara 5-20, tidak tepat bila skala diberikan
nomor 0-100. Biasanya pemilihan skala sudah tersedia pada program-program computer,
namun penulis tetap harus menentukan skala yang tepat untuk gambar tersebut.
Label pada sumbu : setelah skala ditentukan, nomor skala harus dituliskan pada setiap
sumbu supaya para pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
Judul gambit diberi nomor urut dan diletakkan dibawah gambar. Bila penulis mengutip
gambar dari peneliti lain jangan lupa cantumkan referensinya.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 43/44
Grafik Garis
Merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif,
seperti kecenderungan. Biasanya variabel dependen disajikan pada sumbu Y dan variabel
independent pada sumbu X.
Histogram
Sebuah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi dari seri pengamatan yang bersifat
kontinue. Histogram menggambarkan data kelompok, dan lebar bar vertikal pada sumbu X
sebanding dengan interval klas yang digunakan.
Bar diagram
Terdiri dari sel yang mempunyai lebar sama dan terpisah satu sama laindengan jarak yang
sama. Boleh mengandung lebih dari satu balok setiap selnya.
Bintik peta (Spot map)
Menunjukkan kejadian dengan menggunakan bintik atau symbol lain, pada tempat di mana
kejadian tersebut terjadi. Bila banyak kejadian pada lokasi tertentu, maka bintik-bintik tidak dapat
terbaca dengan jelas, ditambahkan simbol – simbol yang menunjukkan rentang dari kejadian.
Diagram peta (Area map)
Menjelaskan dengan cara memberi kode wilayah atau daerah dengan diarsir atau diberi warna
tertentu tentang insiden suatu kejadian atau suatu distribusi wilayah dari beberapa kondisi.
5/16/2018 Mampang Finish - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mampang-finish 44/44
Diagram lingkaran (Pie chart)
Digunakan untuk menggambarkan hubungan antar berbagai kategori. Kategori merupakan
proporsi dari sebuah area yang dinyatakan dalam persen. Data yang disajikan dalam diagram
lingkaran dapat diringkas dalam bentuk teks atau tabel.
Komunikasi yang efektif merupakan aspek yang sangat penting pada saat melakukan penyajian
data pada sebuah makalah ilimiah. Makalah ilimiah bermaksud menceritakan kepada pembaca
secara spesifik tentang berbagai jenis data yang telah dikumpulkan.