Post on 14-Jul-2016
description
MAKALAH ANATOMY FISIOLOGI PENCERNAAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BIOSCINCE 1
Yang dibina oleh Ns. Heni Dwi Windarwati M.Kep., Sp.KepJ
Oleh:
AGENG BAKHTIAR REHATMOKO 125070218113018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
1
Kata Pengantar
Segala puji untuk Tuhan Yang Maha Esa atas untaian berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Sistem PENCERNAAN”. Yang terdiri atas reproduksi wanita dan pria.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai sumber, mulai dari jurnal hingga materi yang diberikan dosen pembimbing, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada penulis dosen dan pihak yang telah memberikan dukungan, dan kepercayaandalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan penulis dan semua pembaca.
Kediri, 06 Februari 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. 3
BAB I
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………….. 4
BAB II
2.1 Sistem Pencernaan………………………………………………………………………….. 5
2.2 Saluran Pencernaan…………………………………………………………………………. 6
2.3 Gangguan pada Sistem Pencernaan…………………………………………………. 13
BAB III
3. 1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….. 16
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………… 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya
dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam
sistem pencernaan menjadi sumber energi, sebagai komponen penyusun sel dan
jaringan tubuh, dan nutrisi yang membantu fungsi fisiologis tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan manusia memanjang dari
mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung
(ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan
menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar air
liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah sistem pencernaan manusia?
2. Hormon apa sajakah yang membantu mengatur pencernaan ?
3. Apa sajakah penyakit atau kelainan yang berhubungan dengan sistem pencernaan
manusia?
4. Bagaimanakah terjadinya kanker usus pada manusia?
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
KONSEP SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah
sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi
energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem
pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Secara
spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecah nya
menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam alirah darah,
kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ
pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari
bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh
tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh
manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
1. Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil
dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.
2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
5
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi
mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia
terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut
ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran
pencernaan makanan pada manusia.
2.2 SALURAN PENCERNAAN
6
a. Rongga Mulut
Terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut
terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
1. Gigi /dens
Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik. Terdapat 4 jenis gigi
yaitu gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk merobek/mencabik makanan. Gigi
seri (dens inscisivus) berfungsi untuk memotong makanan. Gigi geraham depan
(dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi
untuk menghaluskan makanan.
2. Lidah/lingua
Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot. Permukaannya
kaya akan papilla/tonjolan lidah yang sangat banyak mengandung kuncup
pengecap.
Berfungsi untuk :
Pengaduk makanan.
Membantu proses penelanan makanan.
Sebagai alat/organ pengecap.
Membantu membersihkan rongga mulut.
Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.
Terbagi menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis, asam dan pahit.
3. Kelenjar ludah/glandula salivales
Menghasilkan air liur/air ludah/saliva yang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak
mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki
pH sekitar 6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C.
Fungsi air liur/saliva :
Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan
Melindungi selaput mulut
Mencerna makanan secara kimiawi.
7
b. Faring (phyrynx)
Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan
kerongkongan atau esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk
kerongkongan melalui proses deglutisi melewati faring.
Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran
respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring terdapat
amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar limpa yang mengandung
limposit.
Ketika kita menelan, bagian atas batang tenggorokan akan bergerak ke atas
sehingga lubang pembukaannya, glottis, tertutup oleh penutup dari tulang rawan,
yaitu epiglotis. Dapat terlihat dengan naik turunnya jakun selama penelanan.
c. Kerongkongan (esophagus)
Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: οiσω (dibaca: oeso) yang berarti
membawa dan έφαγον (dibaca: phagus) yang berarti memakan] atau kerongkongan
adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung atau ventrikulus dengan panjang
sekitar 20 – 25 cm. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan
proses peristaltik . Dinding kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan,
yaitu:
a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender
b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler
darah, dan ujung saraf
c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat.
Gerakan Peristaltik Pada Kerongkongan
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan
peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan
otot polos) yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-remas
makanan dalam bentuk bolus dan akan mendorong lobus menuju ke lambung.
8
Waktu yang diperlukan lobus dari kerongkongan menuju ke lambung adalah 6
detik.
d. Lambung/ventrikulus
bagian lambung
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di
rongga perut agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan, yaitu :
Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa)
Merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk
mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
a Lapisan Berotot, yang terdiri dari :
Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan
esophagus dan hepar.
Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat.
9
Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan
intestinum tenue.
b Lapisan Submukosa.
Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat
ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus
untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel
tersebut.
c Lapisan Mukosa.
Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan,
seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung
untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga
memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan.
Fungsi ventriculus yaitu :
a. Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.
b. Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
c. Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
d. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu
pendek.
e. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan
cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
h. Faktor antianemia dibentuk.
i. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.
10
e. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :
a. Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan
ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar
25 cm/0,25 m
b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan
duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan
makanan. Panjangnya sekitar 7 m.
c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum
dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan.
Panjangnya sekitar 1 m.
Fungsi utama usus halus adalah:
a. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-
kapiler darah dan saluran-saluran limfe
b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
c. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak
Kelenjar atau enzim didalam usus halus :
a. Enterokinase untuk mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
b. Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
c. Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
d. Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.
e. Disakarase mengubah disakarida menjadi monosakarida
f. Peptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino
g. Lipase mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
h. Sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
f. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat
11
bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh
memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan
kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Struktur usus besar
Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai
lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus
besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar).
g. Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya
kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan
12
kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2.3 Gangguan pada Sistem Pencernaan
1. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender)
dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman
penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu
tinggi.
2. Diare
Diare adalah penyakit atau keadaan di mana si penderita mengalami buang air
besar bercampur air berkali-kali. Penyebab diare yaitu peradangan usus oleh
penyakit lain seperti kolera dan disentri. Seringkali diare juga disebabkan oleh virus,
bakteri, alergi atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi. Jenis Jenis
Penyakit Pada Saluran Pencernaan
3. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat
masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
13
4. Konstipasi atau Sembelit
Keadaan sulit buang air besar pada seseorang. Ini bisa disebabkan karena
penyerapan air di dalam usus besar yang berlebih, sehingga feses menjadi keras.
Perasaan stres dan takut juga dapat memicunya.
5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks.
Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu).
Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
6. Radang Usus Buntu
Terjadi infeksi pada usus buntu. Gejalanya sakit pada perut sebelah kanan bawah.
Radang terjadi jika lubang antara usus buntu dan usus besar menaik tersumbat lalu
tertutup. Penyumbatannya bisa lendir atau benda keras seperti biji terung atau
cabe. Karena tersumbat atau tertutup, bakteri dalam usus buntu membuat dinding
usus buntu terinfeksi. Untuk menyembuhkannya biasanya dilakukan operasi, yaitu
memotong usus buntu. Jenis Jenis Penyakit Pada Saluran Pencernaan
7. Demam Tifoid
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini
ditularkan terutama melalui air atau makanan yang tercemar. Korban demam tifoid
membuang bakteri dalam feses dan urinenya. Orang sehat tapi pembawa bakteri
penyakit bisa menularkan penyakit ini melalui fesesnya.
8. Malnutrisi
Penyakit ini sangat berbahaya, yaitu kwashiorkor karena penyakit ini dapat
mengakibatkan sel-sel pankreas atropi (penyusutan organ) dan kehilangan banyak
14
retikulum endoplasma. Akibatnya, pembentukan beberapa enzim pencernaan dapat
terganggu.
15
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks)
menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap usus. Proses pencernaan
pada manusia dibedakan menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara
kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar
menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan
bantuan enzim.
Sistem pencernaan berfungsi untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Organ pencernaan pada
manusia terdiri atas : mulut, faring, kerongkongan, lambung, hati, pankreas, usus halus,
usus besar, dan anus. Proses pencernaan makanan meliputi ingesti, mastikasi, deglutisi,
digesti, absorpsi, dan defekasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: ErlanggaPearce, C, Evelyn, 1999,
Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta : Gramedia PustakaUtama.Sloane, Ethel. 2003.
Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W, Alwin, Simadibrata, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, PenerbitDepartemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002
17