Post on 07-Aug-2015
Rusli Setiawan Halindis Page 1
Nama•Rusli Setiawan Halindis
NPM•2012020066
SMSTR/JURUSAN
• III.A / TI
Rusli Setiawan Halindis Page 2
KATA PENGANTAR
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mengucapkan puji syukur atas
terselesaikannya paper yang yang merupakan tugas Komunikasi Data telah terselesaikan pada
waktunya.
Isi daripada makalah yang kami susun ini adalah mengenai perkembangan dari pada
teknologi wireless atau wifi beserta standardnya. Makalah ini juga berisi tentang sejarah wifi,
sertifikasi, generasi, penggunaan, arsitektur, jangkauan dan dukungan keamanan pada jaringan
wifi.
Kami menyadari makalah ini kami buat masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak hal
yang mungkin kami belum ketahui. Maka dari itu kami berharap masukan berupa kritik dan
saran dari para pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Makassar, 18 November 2012
Penulis
Rusli Setiawan Halindis Page 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 5
1.4. Manfaat ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1. Sejarah ....................................................................................................................... 6
2.2. Sertifikasi Wifi ........................................................................................................... 9
2.3. Generasi Wifi ............................................................................................................. 10
2.4. Penggunaan Wifi ........................................................................................................ 11
2.5. Arsitektur Jaringan Wifi ............................................................................................ 16
2.6. Jangkauan (Cakupan) Komunikasi Wifi .................................................................... 16
2.7 Dukungan Keamanan pada Jaringan Wifi ................................................................. 17
PENUTUP........................................................................................................................... 22
a. Saran .......................................................................................................................... 22
b. Penutup ...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 23
Rusli Setiawan Halindis Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jika anda sedang berada di bandara, kedai kopi, perpustakaan atau hotel
kemungkinan anda sudah tepat di tengah sebuah jaringan nirkabel. Banyak orang
menggunakan jaringan nirkabel, juga disebut WiFi 802,11 untuk menghubungkan komputer
mereka di rumah, dan beberapa kota yang mencoba untuk menggunakan teknologi untuk
memberikan gratis atau biaya rendah Internet akses kepada penduduk. Dalam waktu dekat
ini, jaringan nirkabel dapat menjadi begitu luas yang dapat mengakses Internet di mana saja
hampir setiap saat, tanpa menggunakan kabel. Saat ini semua orang sudah familiar dengan
istilah Hot-Spot, WiFi (Wireless Fidelity), Jaringan Wireless dan sejenisnya. Layanan
seperti ini akan mudah ditemui di berbagai tempat-tempat umum seperti kampus, hotel,
rumah makan, bandara dan lain-lain. Dengan menggunakan layanan WiFi, kita dengan
mudah bisa terkoneksi ke Internet tanpa perlu dibebani kerepotan dengan menyambungkan
kabel ke suatu alat yang disebut switch/hub. Tentunya kita harus memeliki peralatan seperti
Notebook atau Mobile-Phone yang mendukung koneksi WiFi dan adanya software yang
membantu koneksi peralatan kita tadi ke suatu alat yang sering disebut Access Point.
Jaringan nirkabel (wireless local area network-WLAN) atau Wi-Fi (Wireless Fidelity)
dimana akses internet pun dapat dilakukan dalam area jaringan, dan tanpa kabel. Hal itu
memungkinkan mengakses internet di rumah, di kantor, di kafe, dan tempat-tempat umum
lainnya yang menyediakan koneksi semacam itu.
Kelihatannya memang mengasyikkan. Access Point atau hotspot, yang memungkinkan
sambungan broadband internet secara nirkabel kini sudah dapat dijumpai di tempat publik
dan menciptakan lonjakan permintaan layanan Wi-Fi. Ketersediaan akses internet publik
tanpa kabel kini semakin merebak, publisitasnya pun makin hot, media yang menambah
khasanah dunia perteknologian.
Tanpa disadari, menjamurnya akses internet melalui koneksi Wi-Fi telah menjadi
dilema tersendiri dalam dunia internet. Banyak pihak yang menjadikannya sebagai sarana
daya tarik tersendiri dalam promosi kepentingan tertentu. Namun, yang menjadi
permasalahan terletak pada pengaruh Wi-Fi tersebut. Disamping keuntungan-keuntungan
yang diperoleh, banyak hal-hal negatif yang timbul akibat dari Wi-Fi.
Rusli Setiawan Halindis Page 5
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Wi-Fi ?
2. Bagaimana sejarah, sertifikasi, generasi, penggunaan, arsitektur dan jangkauan Wi-Fi
?
3. Bagaimana cara kerja Wi-Fi?
4. Bagaimana dukungan keamanan pada jaringan Wi-Fi ?
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui apa itu Wi-Fi, perkembangannya
hingga sekarang, cara kerjanya dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat,
menyangkut pengaruh positif dan pengaruh negatif.
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu menambah pengetahuan pembaca mengenai wifi.
Disamping itu, pembaca juga mampu mencegah pengaruh-pengaruh negatif dari wifi
tersebut.
Rusli Setiawan Halindis Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu
komplotan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area
Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi
802.11a atau b, seperti 802.11 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut
menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan
transfernya.
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area
Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini
memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal
digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau
dikenal dengan hotspot) terdekat.
2.1. Sejarah Wifi
Teknologi Internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur
Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE)
berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat
Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan
Wireless Metropolitan Area Network (WMAN). Karena perangkat dengan standar teknis
802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau
yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk
perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat
WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Wi-Fi sudah sangat populer di luar negeri. Amerika Serikat adalah salah satu
negara yang paling berhasil memasyarakatkan Wi-Fi. Bahkan, beberapa PDA di Amerika
Serikat dirancang secara khusus dengan modul Wi-Fi terintegrasi. Oleh karena kemudahan
koneksi, reliabilitas, dan kecepatannya, Wi-Fi tampak cukup berhasil. Penggunaan
hubungan nirkabel (wireless) sampai saat ini mengandalkan gelombang elektromagnetik,
baik berbentuk gelombang radio maupun cahaya.
Di awal 1990-an, ketika teknologi nirkabel masih belum terlalu berkembang,
beberapa organisasi, mulai dari bank sampai keperguruan tinggi, sempat memanfaatkan
Rusli Setiawan Halindis Page 7
modem optik berbasis sinar laser untuk menghubungkan dua lokasi yang terpisah secara
line-of-sigth. Jarak di antara kedua lokasi ini maksimal tidak lebih dari beberap ratus meter.
Bandwidth yang dicapai bisa sampai 10 megabit per detik. Gangguan terjadi bila hujan
turun atau bila polusi debu demikian buruknya, sehinggga sinar laser terhalang jalannya.
Teknologi telah jauh berkembang sejak saat itu. Komunikasi data melalui
gelombang cahaya umumnya beralih dari transmisi di udara bebas ke transmisi melalui
serat optik. Penurunan harga kabel optik dan peralatan terkaitnya sangat menolong
peningkatan popularitasnya pada aplikasi-aplikasi point-to-point yang memerlukan
bandwidth tinggi dan jarak jangkau teknologi ini sudah semakin jauh dan pemanfaatannya
sebagai pengganti copper-links semakin popular.
Dalam bentuknya yang kini tersedia, teknologi nirkabel telah semakin baik untuk
penggunaan jarak-dekat. Mulai dari Bluetooth sampai ke Wi-Fi, produk-produknya
semakin membanjiri pasar. Bukan saja penggunaannya semakin mudah, harga dan
kapasitasnya pun semakin baik. Bila teknologi kabel berkembang dari jarah dekat ke jauh,
teknologi nirkabel berkembang dari jarak jauh ke dekat.
Masalah pengelolaan dan penggunaannya menjadi sangat sederhana, sedemikian
rupa sehingga tidak memerlukan latihan khusus. Ketersediaan di pasar bebas juga semakin
baik, dan dengan cepat dipadukan dengan spectrum produk teknologi informasi dan
komunikasi, mulai dari PDA (Personal Digital Assistant), komputer pangku (laptop
computer) sampai ke server yang melayani kemudahan komputasi di gedung-gedung
perkantoran, hotel dan bahkan mal-mal perbelanjaan.
Kaitan yang ingin disoroti disini adalah bagaimana kendala otoritas telekomunikasi
dalam penggunaan teknologi nirkabel, khususnya yang menyangkut strategi frekuensi
radio, alokasinya perizinannya dan pemantauan serta pengawasannya. Dengan spectrum
yang sangat luas, pengelolaan frekuensi radio menjadi sangat sentral bagi arah
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di setiap negara. Justru hal inilah yang
membuat musykil, di samping menarik untuk di simak karena implikasinya yang sangat
serius dalam kehidupan bangsa dan negara. Spectrum frekuensi yang sangat luas ini
menyentuh alat-alat rumah tangga, telepon genggam, sampai kepada siaran televisi yang
dipancarkan langsung melalui satelit diangkasa.
Tingginya animo masyarakat khususnya di kalangan komunitas Internet
menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan
akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan
tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan
surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket
digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access
point atau hotspot. Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut yang dibangun oleh
operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan dipicu faktor
Rusli Setiawan Halindis Page 8
kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300
dollar Amerika Serikat. Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi
yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service
providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia. Mewabah Di Indonesia
sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota
besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar sambil
menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal yang
asing. Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe –seperti Kafe Starbuck dan La Moda
Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Mister Bean Coffee di Cilandak
Town Square dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau
gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas. Dewasa ini, bisnis telepon
berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi,
dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai
VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu
mendukung pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat
dibuat kartu (card) berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan
eletronik, mulai dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna
teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif
bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Contoh : di Yogyakarta, dari sekitar 240 warung internet di sana, sekitar 120 di
antaranya telah memanfaatkan frekuensi 2,4 GHz. Salah satunya warnet perpustakaan
UGM. Mereka juga menyebarkan data internet ke warnet lain di sekitarnya yang berminat.
Sejumlah warnet di Yogya juga membentuk jaringan lokal antarwarnet memakai frekuensi
2,4 GHz. Mereka memilih satu warnet induk yang bertugas meneruskan data dari ISP ke
antena warnet anggotanya. Konsumen nantinya juga diuntungkan karena biaya akses
internet dari warnet akan semakin murah. Penggunaan frekuensi 2,4 GHz yang bebas biaya
ini memang menguntungkan para pengusaha warnet. Mereka tidak perlu membayar pulsa
telepon saat mengakses internet. Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh
Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal,
Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi
dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling
luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada
2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz.
Tujuh perusahaan membentuk Indonesian Wi-Fi Consortium (IWC) untuk
mengembangkan wireless local area network (WLAN) bagi keperluan public dengan target
membangun 10 hotspot hingga akhir. Konsorsium itu terdiri dari PT Acer Indonesia, PT
Rusli Setiawan Halindis Page 9
Cyberindo Aditama (CBN), Cisco Systems Indonesia, PT Intel Indonesia, PT Microsoft
Indonesia dan PT Jaring Semesta Infosolusi (Polaris|NET), didukung PT Elexmedia
Komputindo. Tjahja Suprapto, wakil IWC dari PT Jaring Semesta Infosolusi, menjelaskan
pembentukan organisasi ini bertujuan mengedukasi masyarakat sekaligus mengembangkan
pasar Wi-Fi untuk keperluan publik di Tanah Air. "Memang ada model bisnisnya, tetapi
fokus kami. saat ini adalah bagaimana Wi-Fi diterima denganbaik sebab pemerintah pun
belum menentukan regulasi yang pasti mengenai Wi-Fi ini," tuturnya usai peluncuran
konsorsium. Konsorsium sudah membangun total enam hotspot di Jakarta sehingga dengan
proyek ini mereka ditargetkan memiliki 16 hotspot di Ibukota hingga akhir tahun ini yang
seluruhnya berlokasi di kafe-kafe strategis.
2.2. Sertifikasi Wi-Fi
Perangkat wireless diuji berdasarkan interoperabilitasnya dengan perangkat-perangkat
wireless lain yang menggunakan standar yang sama. Setelah diuji dan lulus, sebuah
perangkat akan diberi sertifikasi ―WI-FI certified‖. Artinya perangkat ini bisa bekerja
dengan baik dengan perangkat-perangkat wireless lain yang juga bersertifikasi ini.
Pada awalnya, sertifikasi WI-FI hanya diberikan pada perangkat wireless yang
bekerja pada standar 802.11b. Namun, saat ini standar ini juga diberikan pada semua
perangkat yang menggunakan standar 802.11. Sertifikasi WI-FI sudah dianggap sebagai
sertifikasi standar untuk perangkat wireless yang ada saat ini. WI-FI sudah banyak
digunakan di berbagai sektor seperti bisnis, akademis, perumahan, dan banyak lagi.
IEEE tidak menguji peralatan untuk memenuhi standar mereka. Badan nirlaba Wi-Fi
Alliance didirikan tahun 1999 untuk mengisi celah ini — untuk menetapkan dan
mendorong standar interoperabilitas dan kompatibilitas mundur, serta mempromosikan
teknologi jaringan wilayah lokal nirkabel. Pada 2010, Wi-Fi Alliance terdiri dari lebih dari
375 perusahaan di seluruh dunia.[21][22]
Wi-Fi Alliance mendorong pemakaian merek Wi-Fi
kepada teknologi yang didasarkan pada standar IEEE 802.11 dari Institute of Electrical and
Electronics Engineers. Ini meliputi koneksi jaringan wilayah lokal nirkabel (WLAN),
konektivitas alat-ke-alat (seperti Wi-Fi Peer to Peer atau Wi-Fi Direct), jaringan wilayah
pribadi (PAN), jaringan wilayah lokal (LAN), dan bahkan sejumlah koneksi jaringan
wilayah luas (WAN) terbatas. Perusahaan manufaktur dengan keanggotaan Wi-Fi Alliance,
yang produknya berhasil melewati proses sertifikasi, berhak menandai produk tersebut
dengan logo Wi-Fi.
Rusli Setiawan Halindis Page 10
2.3. Generasi Wifi
Berikut ini adalah generasi jaringan wifi :
a. Generasi I
Generasi I dimulai pada akhir tahun 1970-an di Amerika (di Eropa pada awal
tahun 1980-an). Advanced Mobile Phone Servive.
(AMPS) pertama kali diperkenalkan di New Jersey dan Chicago pada tahun 1978.
AMPS merupakan system telepon wireless analog, untuk ukuran waktu itu, cukup
sukses di Amerika. AMPS berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat
menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat.
Namun AMPS masih banyak memiliki kelemahan dalam hal mobilitas pengguna
yang sangat terbatas karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan
pembicaraan dari pengguna akan segera terputus apabila dia berada diluar jangkauan
area, efisiensi yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spectrum yang
menyebabkan hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu
bersamaan, dan sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan
kemampuan kompresi dan coding data.
Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan
peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran waktu itu.
Generasi I telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan diluncurkannya
paling tidak 9 standar system analog diawal tahun 1980-an seperti Nordic Mobile
Telephony (NMT) di skandinavia. Total Access Communications Sistem (TACS) di
Inggris, C450 di Jerman, dll. Dimana satu sama lain tidak saling berinterkoneksi.
b. Generasi II
Generasi II telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa. Dalam system baru
juga harus terdapat kemampuan yang dapat mengantisipasi mobilitas pengguna serta
kemampuan melayani lebih banyak pengguna untuk menampung penambahan jumlah
subscriber baru. Karena tidak dapat dilakukan dengn system analog, maka
menggantinya dengan system digital. Standar baru diperkenalkan dengan nama Global
Standard for Mobile Communications (GSM).
GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe Speciale Mobile, sebuah
badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi bersama untuk menciptakan
standar GSM tersebut. Generasi II (2G) di Amerika Serikat ditandai dengan
Rusli Setiawan Halindis Page 11
diluncurkannya standar jaringan baru yang juga bersistem digital yang diberi nama
digital. AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA- Time Divission Multiple Access) dan
IS 95 atau CDMA one yang merupakan system digital yang berbasis teknologi CDMA
diperkenalkan oleh Qualcomm (pertengahan 1990-an). Untuk Negara-negara dibenua
Asia pertama kali mereka mengadopsi system telepon wireless digital dengan
menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di Negara Jepang, berkembang system
Personal Digital Celullar (PDC) yang mereka kembangkan sendiri dan hanya berlaku
dinegeri itu.
Jepang sendiri hingga sat ini telah mengembangkan sendiri system digital
selulernya hingga meninggalkan Negara-negara dikawasan lainnya ditandai dengan
kemajuan layanan dan terus bertambahnya jumlah subscriber dijaringan mereka, namun
demikian system yang mereka kembangkan tetaplah system yang eksklusif dan hanya
berlaku di Jepang sja.
Sistem telepon wireless memberikan beberapa kelebihan yaitu suara yang
dihasilkan menjadi lebih jernih, efisiensi spectrum/frekuensi yang menjadi meningkat,
serta kemampuan kompresi dan coding data digital.
c. Generasi III
Teknologi Wireless generasi III (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh suatu
kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang
berkompeten dalam bidang teknologi wireless didunia. Kesepakatan 3G tertuang dalam
International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan antara lain
memutuskan bahwa standar 3G akan bercabang menjadi 3 standar system yang akan
diberlakukan didunia yaitu Enchanced Datarates for GSM Evolution (EDGE),
Widebland CDMA dan CDMA 2000.
Teknologi 3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai :
1. Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan
2. Menambah kemampuan jelajah (roaming)
3. Untuk mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi
4. Peningkatan kualitas layanan (Quality of Service – QOS)
5. Mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internet)
Rusli Setiawan Halindis Page 12
2.4. Penggunaan Wifi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi
dari 802.11, yaitu:
* 802.11a
* 802.11b
* 802.11g
* 802.11n
Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu
produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan
untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.).
802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya
lebih sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE
802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan
operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
* Channel 1 - 2,412 MHz;
* Channel 2 - 2,417 MHz;
* Channel 3 - 2,422 MHz;
* Channel 4 - 2,427 MHz;
* Channel 5 - 2,432 MHz;
* Channel 6 - 2,437 MHz;
* Channel 7 - 2,442 MHz;
* Channel 8 - 2,447 MHz;
* Channel 9 - 2,452 MHz;
* Channel 10 - 2,457 MHz;
* Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan
informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network).
Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada
perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi
kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Rusli Setiawan Halindis Page 13
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika
Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE)
berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat
Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan
Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).
Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN
yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial,
Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan
802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di
sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan
teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya,
para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu
direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan
informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop
berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator
telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua,
yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar
Amerika Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin
menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP)
membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot
sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di
negara-negara Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa
dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan
berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika
dari tahun 2002 (www.analysys.com).
Rusli Setiawan Halindis Page 14
Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di
beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar
sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal
yang asing.
Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbucks dan La Moda Cafe
di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Coffee Bean di Cilandak Town Square-
- dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau gosip artis
terbaru sembari menyeruput cappucino panas.
Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah
menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan
WLAN. Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu mendukung
pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu
(card) berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik, mulai
dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna
teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif
bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan
hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5 GHz-- yang
menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas,
5/2/2004).
Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini
dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya
pancar yang seragam dan terbatas.
Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful
interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat
sistem telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna
lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya--
pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan
secara optimal.
Rusli Setiawan Halindis Page 15
Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena
juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).
Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang
bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM,
sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.
Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM
yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM
maupun dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.
Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas menetapkan
persyaratan administrasi dan aturan hukum yang terkait dengan keharusan pembatasan
daya.
Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin timbul dari penggunaan kedua jalur
frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara lalu menetapkan regulasi yang membatasi daya
pancar perangkat yang digunakan.
Cara Kerja System Wifi
- Klien mengirim Extensible Authentication Protocol (EAP) sebagai titik awal ke Access
Point (AP).
- AP mengirimkan pesan berisi identitas AP ke EAP –request
- EAP –response dank lien mengirimkan kembali paket dengan identitas klien kedalam
Authentication Server.
- Authentication Server menjawab dengan diperbolehkan/tidaknya klien masuk dalam
jaringan WLAN. Jika diperbolehkan, maka sever aka mengirim kembali identitas dan
ijin ke klien melalui authenticator. Jika tidak maka aka nada pemberitahuan penolakan
dari server.
- Authenticator memberikan pemberitahuan kepada klien jika klien diberi hak atas
penggunaan jaringan.
- Klien mendapatkan akses untuk menggunakan jaringan.
Dapat digambarkan sebagai berikut :
Rusli Setiawan Halindis Page 16
2.5. Arsitektur Jaringan wifi
Gambar dibawah ini menunjukkan perancangan jaringan arsitektur wifi. Arsitektur
ini merupakan dasar untuk aplikasi baik pada lingkungan korporat, SOHO, public hotspot
bahkan untuk Metropolitan Area Network (MAN) dengan menggunakan metode nano sel.
Komponen dalam Wifi
Beberapa komponen dalam wifi adalah :
Station bergerak (mobile)
Access Point
Switch, Router, Network Access Controller
Web server atau server yang lain
Koneksi Internet kecepatan tinggi
Penyedia Jasa Internet Internet Service Provider (ISP)
Wireless ISP
2.6. Jangkauan Wifi
Konsep dasar Komuniaksi dalam Wifi adalah 2 arah memancar dan menerima
secara simultan. Wifi tidak benar-benar Full Duplex, Wifi menggunakan kanal yang sama
untuk mengirim dan menerima secara bergantian (Simultan). Namun kita merasa
komunikasinya seperti sempurna 2 arah (Full Duplex). Setiap perangkat wifi mempunyai
bagian penerima (RX) dan bagian pemancar (TX). Bagian penerima memiliki Sensitivitas
dan Bagian pemancar memiliki Daya yang bisa dikatahui dari spesifiaksi (atau diukur).
Rusli Setiawan Halindis Page 17
Dalam arti yang lain kita menggunakan Wifi di laptop, Wifi yang terpasang di
latop akan melakukan hal yang sama. Menerima sinyal Wifi dari Access Point dan juga
Wifi Laptop akan memancarkan daya ke Acsess Point. Sementara kemampuan terima dan
Pencar laptop umumnya juga terbatas, umunya daya laptop hanya berkisar pada ratusan
milli watt tergantung dari spesifikasi masing-masing Wifi.
Hal yang lain Antena Wifi di laptop umunya juga terbatas (gain/ penguatannya)
umunya antena Omni kecil yang terpasang di sekitar Layar LCD. Berdasarkan pengetahuan
dan penggunaan yang pernah saya alami, Laptop hanya bekerja baik pada sekitar jarak
kurangd ari 100meter. Beberapa kasus bsia jauh namun performanya bisanya tidak stabil.
perah saya bsia menggunakan Laptop pada jarak hingga 1,2 km dari titik Wifi. Namun
kondisi Antena Wifi Access point (pemacar Wifi) bsia terlihat karena berada di atas tower
dan posisi tidak terhalang karena di persawahan.
Salah satu kelemahan wifi adalah menembus benda pdata yang memiliki
kerapatan tinggi, misalkan tembok yang tebal, Pegunungan/bukit, pepohonan yang sangat
lebat, dan sejenisnya. Semua itu bisa mengurangi kekuatan sinyal wifi yang kita pancarkan.
secara pasti anda bisa mencobanya mengukur sendir minsal dengan software-software
gartis pengukur kekuaran
2.7. Dukungan Keamanan Wifi
World Health Organization (WHO) menyatakan, "tidak ada risiko setelah terpapar
jaringan wi-fi tingkat rendah dan jangka panjang," dan United Kingdom Health
Protection Agency melaporkan bahwa terpapar Wi-Fi selama setahun "sama seperti
terpapar radiasi dari panggilan telepon genggam selama 20 menit".
Sejumlah kecil pengguna Wi-Fi telah melaporkan masalah kesehatan setelah
berkali-kali terpapar dan memakai Wi-Fi, meski belum ada publikasi mengenai dampak
apapun dalam studi buta rangkap. Sebuah studi yang melibatkan 725 orang penderita
hipersensitivitas elektromagnetik mengaku tidak menemukan bukti atas klaim mereka.
Sebuah studi berspekulasi bahwa "laptop (mode Wi-Fi) di pangkuan dekat buah
zakar dapat menurunkan fertilitas pria".Studi lainnya menemukan memori kerja yang
menurun di kalangan pria saat terpapar Wi-Fi.
2.8. Keunggulan System Hotspot
Hotpost system digunakan untuk autentikasi user, penggunaan akses internet
dapat dihitung berdasarkan waktu dan data yang di download / upload. Selain itu dapat juga
Rusli Setiawan Halindis Page 18
dilakukan limitasi bandwidth berdasarkan data rate, total data upload/download atau bias
juga di limit berdasarkan lama pemakaian. Hotspot system juga mendukung system Radius.
2.9. Spesifikasi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi
dari 802.11, yaitu:
802.11a
802.11b
802.11g
802.11n
Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk
yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.
Spesifikasi Wi-Fi
Spesifikasi Kecepatan Frekuensi
Band
Cocok
dengan
802.11b 11 Mb/s ~2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s ~5 GHz a
802.11g 54 Mb/s ~2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mb/s ~2.4 GHz b, g, n
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk
mendapatkan izin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a
menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit,
lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE
802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan
operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
Channel 1 - 2,412 MHz;
Rusli Setiawan Halindis Page 19
Channel 2 - 2,417 MHz;
Channel 3 - 2,422 MHz;
Channel 4 - 2,427 MHz;
Channel 5 - 2,432 MHz;
Channel 6 - 2,437 MHz;
Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz;
Channel 9 - 2,452 MHz;
Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan
informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network).
Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada
perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi
kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika
Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan
standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya
tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan
Area Network (WMAN).
Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang
digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan
Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan
bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan
teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para
pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan
dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di
Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke
tempat dimana terdapat access point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi,
penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya
pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.
Rusli Setiawan Halindis Page 20
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di
berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot
yang di kota-kota besar dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak
800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara
Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari
bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4
trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002
(www.analysys.com).
2.10. Mode Akses Koneksi Wi-fi
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu
Ad-Hoc
Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa komputer terhubung secara langsung,
atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis
bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point milik
anto peo.
Infrastruktur
Menggunakan Access Point yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga
memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan (Network).
2.11. Popularitas Wi-fi
Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala
di beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang
berselancar sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan
merupakan hal yang asing.
Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbucks dan La
Moda Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Coffee Bean di Cilandak
Town Square-- dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik
atau gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas.
Rusli Setiawan Halindis Page 21
Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah menggunakan
teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut
dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu mendukung
pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu (card)
berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik, mulai dari kamera
digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi
Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian
nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-
hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5 GHz-- yang menjadi
wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas, 5/2/2004).
Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini
dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar
yang seragam dan terbatas.
Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference
bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem
telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna
lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya-- pada
akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga
digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).
Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang bekerja
pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana
tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.
Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM yang
pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM maupun
dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.
Rusli Setiawan Halindis Page 22
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan informasi yang
membuat setiap orang harus dapat meng-update informasi tersebut setiap saat, maka teknologi
sekarang ini menghasilkan sebuah layanan pendukung yang lebih instan untuk dapat
merealisasikan hal tesebut. Wi-Fi adalah teknologi jaringan dengan tidak menggunakan kabel
seperti handphone, yaitu melakukan hubungan komunikasi dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik sebagai pengganti kabel sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan
cepat dan aman.
Eksistensi dari Wi-Fi tentu memiliki kelemahan dan keunggulan dalam setiap aplikasi
penggunaannya. Disatu sisi berbagai kemudahan akan tersaji ketika menggunakan fasilitas
tersebut. Disisi yang lain, fasilitas tersebut juga digunakan untuk mengakses hal- hal yang di luar
jalur pendidikan. Misalnya, Pelanggaran hak cipta, pencurian identitas, cyber crime (hacker,
cracker, carder) dan pernyataan kebencian (hate speech), adalah biasa dan sulit dijaga dan
gambar- gambar, cerita- cerita yang ―berbau‖ pornografi, yang dapat merusak mental psikis
mahasiswa, sehingga kurang bahkan tidak dapat fokus pada kuliah yang sedang dijalaninya.
SARAN
Menggunaan Wi-Fi dalam batasan wajar ini bisa mencegah pengaruh buruk terhadap
kesehatan, juga menggunakannya untuk hal-hal positif yang berguna bagi kepentingan pelajaran.
Rusli Setiawan Halindis Page 23
DAFTAR PUSTAKA
http://feryjunaedi.files.wordpress.com/2008/01/konfigurasi-jaringan-hotspot.pdf,
http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-fi
http://id.istanto.net/2010/02/01/membangun-jaringan-hotspot-seri-2/