Post on 09-Oct-2015
description
5/19/2018 Makalah Kimfis
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Larutan adalahcampuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebutpelarutanatau solvasi.
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan,
cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam
membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul dari
pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan
manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut
komponen 1, komponen 2, dst.
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia
mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan
padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia,
karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut
ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
Zat terlarut Pelarut Contoh
GasGas
Gas
Cair
Cair
Padat
Padat
GasCair
Padat
Cair
Padat
Padat
Cair
Udara, semua campuran gasKarbon dioksida dalam air
Hidrogen dalam platina
Alkohol dalam air
Raksa dalam tembaga
Perak dalam platina
Garam dalam air
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Campuran_homogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Campuran_homogen&action=edit&redlink=15/19/2018 Makalah Kimfis
2/26
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang
bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung
gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan
(kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday,
diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses
elektrolisis yang menghasilkan gas.
Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion
negatif mengalami oksidasi.Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang
menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
II. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Sebagai bahan untuk menganalisa tentang apakah itu elektrolit dan non elektrolit
2. Sebagai bahan kajian mengenai dampak elektrolit dan non elektrolit
3. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara elektrolit dan non elektrolit bisa
menghantarkan daya listrik
5/19/2018 Makalah Kimfis
3/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pastinya kita pernah melihat orang melakukan penangkapan ikan dengan alat
setrom listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian pernah mendengar
penyataan jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah, kemungkinan
besar akan kesetrom. Apa yang menjadi faktor penyebab dari semua perilaku ini?
Mengapa ikan bisa mati jika alat setrom dicelupkan kedalam air? Bukankah penghantar
listrik erat kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita
bahas di sini. Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut
mampu menghantarkan listrik.
Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan
ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative). Suatu zat
dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas
di dalam larutan tersebut. Ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar.
Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan
listrik.
2.1 Pembagian larutan2.1.1 Larutan Elektrolit
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik jika
larutan tersebut mengandung partikel-partikel yang bermuatan listrik (ion-ion) dan
bergerak bebas didalam larutannya,Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air
disebut Elektrolit Kuat dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Kuat. Zat
elektrolit yang hanyak terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut
Elektrolit Lemah dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Lemah.
2.1.2 Larutan Non-Elektrolit
Larutan Non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantar listrik
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak
terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
5/19/2018 Makalah Kimfis
4/26
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
a. Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi 2 golongan yaitu
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sedangkan elektrolit dapat dikelompokkan
menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah sesuai skema penggolongan berikut.
2.2 Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
2.2.1 Elektrolit Kuat
- Terionisasi sempurna
- Menghantarkan arus listrik
- Mampu menyala terang
- Merdapat gelembung gas
Larutan elektrolit kuat dapat berupa :
a. Asam Kuat : HCl, H2SO4, HNO3, HClO4
b. Basa Kuat : NaOH, KOH, Ca(OH)2
c. Garam : NaCl, K2SO4, CaCl2
http://2.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5NSjU0vc-I/AAAAAAAAAfY/EAR4NkpgNmw/s1600-h/kim4.bmp5/19/2018 Makalah Kimfis
5/26
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari sisa asam dan basa dengan reaksi
sebagai berikut :
Asam + Basa ---> Garam + H2O,
Contoh : 2HCl + Ca(OH)2 ---> CaCl2 + 2H2O
dari reaksi di atas terlihat garam tersusun dari gabungan Cl-sebagai ion negatif (anion)
dan Ca2+ sebagai ion positif (kation), contoh ion2 lain yang dapat membentuk garam
yakni :
Kation : Na+, L
+, K
+, Mg
2+, Ca
2+, Sr
2+, Ba
2+, NH4
+
Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO-, CO32-, HCO32-
sebagai contoh garam yang dapat terbentuk dari gabungan kation dan anion di atas
antara lain :
2.2.2 Elektrolit Lemah
- Terionisasi sebagian
- Menghantarkan arus listrik- Lampu menyala redup
- Terdapat gelembung gas
Daya hantarnya buruk dan memiliki derajat ionisasi (kemampuan mengurai
menjadi ion-ionnya) kecil. Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut.
http://1.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5NbF408Y7I/AAAAAAAAAfo/NH_0hekMXjQ/s1600-h/kim5.bmp5/19/2018 Makalah Kimfis
6/26
Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah
(bolak-balik) artinya reaksi berjadal dua arah di satu sisi terjadi peruraian dan di sisi lain
terbentuk kembali ke bentuk senyawa mula2.
Contoh larutan elektrolit lemah adalah semua asam lemah dan basa lemahasam adalah
yang menghasilkan/melepas H+dan basa yang menghasilkan OH-atau menangkap H+
misalnya :
kekuatan elektrolit lemah ditentukan oleh derajat dissosiasinyayang dirumuskan :
Maka berdasarkan rumus di atas untuk mendapatkan jumlah zat mengion
dilakukan dengan cara mengalikan jumlah sat mula2 dengan derajat
dissosiasinya....semakin besar harga derajat dissosiasinya maka semakin banyak
konsentrasi larutan yang terurai menjadi ion2ya (mengion)
A. Non Elektrolit
a. Tidak terionisasi
b. Tidak menghantarkan arus listrik
c. Lampu tidak menyala
http://1.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5QXx5tvJ3I/AAAAAAAAAgo/fDghkbsXoVE/s1600-h/kima1.bmphttp://2.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5NqS4Wt0DI/AAAAAAAAAgA/Ax5dBaBVPQk/s1600-h/kim6.bmphttp://1.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5QXx5tvJ3I/AAAAAAAAAgo/fDghkbsXoVE/s1600-h/kima1.bmphttp://2.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5NqS4Wt0DI/AAAAAAAAAgA/Ax5dBaBVPQk/s1600-h/kim6.bmp5/19/2018 Makalah Kimfis
7/26
Contoh :
C6H12O6(amilum/karbohidrat), C12H22O11, CO(NH2)2 (Urea) dan C2H5OH
(Alkohol/etanol), dll
I. Penyebab Larutan Elektrolit dapat Menghantarkan Listrik
Sebagai contoh larutan elektrolit adalah HCl, Larutan HCl di dalam air mengurai
menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl
disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas
Hidrogen (H2). Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan
menghasilkan gas klorin (Cl2).
II. Hubungan Elektrolit dengan Jenis Ikatan Kimia
Jika diperhatikan lebih teliti dari jenis ikatannya, larutan elektrolit ada yang berasal
dari ikatan ionik dan ada juga yang berasal dari ikatan kovalen polar. Sebagai contoh
larutan NaCl dan NaOH berasal dari senyawa ion, sedangkan HCl, CH3COOH, NH4Cl
berasal dari senyawa kovalen
http://1.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5NoxQjmCWI/AAAAAAAAAf4/0ZL72z18Jvo/s1600-h/kim7.bmphttp://1.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5NoxQjmCWI/AAAAAAAAAf4/0ZL72z18Jvo/s1600-h/kim7.bmp5/19/2018 Makalah Kimfis
8/26
5.1Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik, yang
disebabkan adanya gaya elektrostatik dari atom-atom yang muatannya berlawanan (ion
positif dan ion negatif). Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) dan
atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Dalam larutan, senyawa ionik
akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang
menghantarkan arus listrik.
5.2Senyawa Kovalen
Kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen. Ikatan
kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua atom.
Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah seyawa kovalen polar
yang dapat mengalami ionisasi bila dilarutkan dalam pelarut (biasanya pelarut air).
Daya hantar listrik berhubungan dengan adanya ion-ion zat terlarut dalam larutan.
Semakin banyak jumlah ion dalam larutan, maka daya hantar listrik akan semakin baik,
dan sebaliknya. Berdasarkan kekuatannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan
elektrolit dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Contoh dari larutan elektrolit adalah larutan NaCl (garam dapur), jika garam dapur
dilarutkan dalam air maka akan teurai menjadi ion-ion bebasnya, sehingga dalam
larutan NaCl terdapat spesi bermuatan yakni Na+dan Cl
-.
Gambaran pelarutan NaCl secaramikroskopik adalah sebagai berikut:
5/19/2018 Makalah Kimfis
9/26
Daya hantar listrik berhubungan dengan adanya ion-ion zat terlarut dalamlarutan. Semakin banyak jumlah ion dalam larutan, maka daya hantar listrik akan
semakin baik, dan sebaliknya semakin sedikit jumlah ion dalam larutan, maka daya
hantar listrik nya juga menurun. Berdasarkan kekuatannya dalam menghantarkan arus
listrik, larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit
lemah.
Untuk dapat membedakan larutan elektrolit ionik dan kovalen perhatikanlah contoh2 di
bawah ini :
III. Cara Menentukan Kekuatan Larutan Elektrolit
kekuatan larutan elektroit ditentukan oleh beberapa faktor :
Jenis larutan elektrolit, tentu saja elektrolit kuat dalam konsentrasi yang sama
atau hampir sama mempunyai kekuatan jauh lebih besar jika dibanding larutan
nonelektrolit. Sebab dalam larutan non elektrolit lemah hanya sebagian kecil
larutan yang terurai menjadi ion2nya (misal dengan derajat dissosiasi = 0,00001
berarti yang terurai hanya 0,001% dari total konsentrasinya) sedangkan larutan
elektrolit kuat hampir semuanya terurai (100% dari konsentrasi terurai)
Kadar/Konsentrasinya, bila sama jenisnya (sama2 elektrolit lemah atau sama2
elektrolit kuat) kekuatan larutan elektrolit ditentukan oleh
http://3.bp.blogspot.com/_IL_hvTz-W_E/S5N62L-9R7I/AAAAAAAAAgg/Vu19VQtWzwk/s1600-h/kim.bmp5/19/2018 Makalah Kimfis
10/26
konsentrasinya...semakin besar konsentrasi maka semakin besar kekuatannya.
karena semakin banyak yang mengion.
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam,
diantaranya:
1. Fraksi MOL
fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen
dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan. Fraksi
mol dilambangkan dalam X jika mol zat terlarut nA dan jumlah mol zat
terlarut nB maka fraksi mol pelarut dan zat terlarut adalah:
XA=
dan XB=
Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat terlaru adalah 1, XA + XB= 1
Contoh
Suatu larutan terdiri dari 2, 5 mol zat terlarut A dan 7,5 mol zat terlarut B,
maka:
Jawab:
XA=
XB=
=
2. . Persen (%)
Menurut farmakope Indonesia ada 4 macam %, yaitu:
1. % b/bn adalah gram zat dalma 100g hasil akhir.2. % b/v dalah banyaknya gram zat dalam 100 mL hasil akhir.
3. % v/v adalah banyaknya mL zat dalam 100mL hasil akhir.
4. % v/ b adalah banyaknya mL zat dalam 100 g hasil akhirnya
5/19/2018 Makalah Kimfis
11/26
Contoh:
Hitung berapa persen %KCl dalam suatu larutan yang terbuat dengan melarutkan
40 g KCl dalam 160 mL air ?
Jawab:
%= 40/ (40+160) x 100% = 20%
3. MOLALITAS (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 Kg (1000g)
pelarut
atau
(
)
Dimana :
m = kemolalan larutan (mol/kg)
n = jumlah mol zat terlarut ( g/Mr)
p = massa pelarut
Mr = massa relatif zat terlarut
Contoh:Hitunglah molalitas 18 gram glukosa(Mr= 180) dalam 500 gram air!
m glukosa = 18/180 1000/500= 0,2 m
4. MOLARITAS (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan
M
atau M
(
)
Contoh:Berapakah molaritas 4 gram NaOH (Mr= 40) dalam 250 mL larutan?
Jawab:
M
= 0,4 M
5/19/2018 Makalah Kimfis
12/26
5. Normalitas
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan.
Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu
liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat
untuk mendapat satu muatan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding
dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1
mol ion OH-.
Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :
grek = mol . Jumlah ^+ atau^
N = M x valensi
Contoh
Berapakah Normalitas 9,8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam air hingga volume
larutan 500 mL?
Jawab:
H2SO4+
M
= 0,2
N= M x valensi
N= M x ^+
N= 0,2 x 2= 0,4N
Jumlah ion yang terbentuk per molekul,konsentrasi larutan bukan satu2nya
faktor yang mempengaruhi kekuatan larutan elektrolit....jumlah ion yang
terbentuk per molekul pun juga punya pengaruh. sebagai contoh coba kalian
perhatikan reaksi penguraian KCl dan CaCl2 pada contoh penguraian
sebelumnya....dalam reaksi tersebut tiap satu molekul KCl menghasilkan 2 ion
yaitu satu ion K+ dan satu ion Cl- sedangkan dalam reaksi penguraian CaCl2
menghasilkan satu ion Ca+dan dua ion Cl-....sehingga total Kcl menghasilkan 2
ion dan CaCl menghasilkan 3 ion.berarti kekuatan elektrolit kedua laratan
tersebut sama.
5/19/2018 Makalah Kimfis
13/26
IV. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan
pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah
zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar,
molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif,
komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat
(berkonsentrasi tinggi).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya
zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan.
Keempat sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Gejala tekanan osmotik.
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan
nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit
bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada
larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai
dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada
sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan
dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum
dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarutberwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan
sifat larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal
berikut:Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsentrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Molalitas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bagian_per_jutahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bagian_per_jutahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Molalitas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsentrasi&action=edit&redlink=15/19/2018 Makalah Kimfis
14/26
Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat
pelarut dan zat terlarut.
a) Penurunan Tekanan Uap
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan
penguapan dari setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin
mudah menguap jika suhunya semakin tinggi
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk
melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke
dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu
larutan, maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karene sebagian yang lain
penguapannya dihalangi oleh zat terlarut. Besarnya penurunan ini di selidiki oleh Raoult
lalu dirumuskan sebagai berikut.
Banyak sedikitnya uap diatas permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uap
cairan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada diatas
permukaan cairan dan berarti tekanan uapnya semakin tinggi. Jumlah uap diatas
permukaan akan mencapai suatu kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila tekananuap sudah jenuh akan terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut tekanan uap jenuh
Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi
penurunan tekanan uap. Pada suhu 20 C tekanan uap air jenuh diatas permukaan air
adalah 17,53 mmHg. Besarnya penurunan tekanan uap air akibat adanya zat terlarut
disebut penurunan tekanan uap larutan.
Sejak tahun 18871888 Francois Mario Roult telah mempelajari hubungan antara
tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa
besarnya tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap
dari pelarut murninya. Penurunan tekanan uap menurut hukum Roult, tekanan uap
salah satu cairan dalam ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan
tersebut dalam larutan PA = XA . PAo. Dari hukum Roult ternyata tekanan uap pelarut
5/19/2018 Makalah Kimfis
15/26
murni lebih besar daripada tekanan uap pelarut dalam larutan. Jadi penurunan tekanan
uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
Atau
P = tekanan uap larutan
X = fraksi mol
P = tekanan uappelarut murni
Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut.
Untuk menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap
penurunan tekanan uap dapat dituliskan:
P = PoP
Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum
Roult dapat ditulis:
P larutan= X pelarut. P pelarut
Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat
terlarut. Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih
rendah diatas larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
Contoh
Tekanan uap air pada 1000C adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 1000C ( Ar H = 1, C = 12, O = 16 )
Jawab :
P = P0. X
t
5/19/2018 Makalah Kimfis
16/26
Dalam 100 gram larutan glukosa 18% terdapat :
Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 g
Air = 10018 g = 82 gram
Jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1 = 0,1 mol
Jumlah mol air = 82 g/ 18 gmol-1 = 4,55 mol
Xpel = 4,55/(4,55 + 0,1)
P = Xpel x P0 = ( 4,55 x 760 mmHg) /(4,55 + 0,1)
= 743,66 mmHg
b) Peningkatan Titik Didih
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik
didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya berlaku
pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut. Sifat ini dirumuskan
sebagai berikut :
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang
menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan menimbulkan
tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair
diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara disekitarnya disebutmendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan
uap luar disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka
akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut.
Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 C. Hal itu berarti tekanan uap
air murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan udara luar) pada saat air
dipanaskan sampai 100 C. Dengan demikian bila tekanan udara luar kurang dari 1 atm
(misalnya dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari 100 C.
Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada suhu
100 C tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum mendidih. Untuk
dapat mendidih ( tekanan uap air mencapai 1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih
tinggi. Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut kenaikan titik didih.
5/19/2018 Makalah Kimfis
17/26
Menurut hukum Roult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan
hasil kali molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molalnya (Kb). Dapat dirumuskan
sebagai:
Tb= Kb. m
Jika
m = n x 1000P
Maka rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tb= Kb( n x 1000 )P
Tb = besar penurunan titik beku
Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelarut. Kb diperoleh dengan
mengukur kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui (artinya,
mengandung zat terlarut yang diketahui jumlah dan massa molalnya). Titik didih larutan
merupakan titik didih pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya atau Tb= Tb
+ Tb (Oxtoby, 2001).
Contoh
Hitunglah titik didih larutan yang mengandung 18 gr glukosa C6H12O6. (Ar C = 12
gr/mol; H = 1 gr/mol; O = 16 gr/mol) dalam 250 gr air. (Kb air adalah 0,52 oC/m)
Jawab :
5/19/2018 Makalah Kimfis
18/26
= 0,4
Tb = m. Kb
= 0,4 . 0,52C/m
= 0,208C
Titik didih larutan = 100 + Tb
= 100 + 0,208C
= 100,208 C
c) Penurunan titik BekuProses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar
partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar
molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan menghasilkan
proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan
jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku. Pada saat zat konvalatil
ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan titik beku larutan tersebut.
Seperti halnya kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan sebanding dengan
hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf) dinyatakan
dengan persamaan:
Tf= Kf. m
Tf= Kf( n x 1000 )P
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan ttitik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
5/19/2018 Makalah Kimfis
19/26
Contoh
Tentukan titik didih dan titik beku larutan glukosa (C6H12O6) 18 gram dalam 10 gram
air. (Kf air = 1,86 C/m)
Jawab:
Tf = m x Kf
= (18 gram/180) x (1.000/10 gram) x 1,86 C/m
= 0,1 gram x 100 gram x 1,86 C/m
= 10 gram x 1,86 C
= 18,6 C
Titik beku larutan = 0 C18,6 C =18,6 C
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan
titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan titik didih,
dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui.
Gejala penurunan titik beku analog dengan peningkatan titik didih. Di sini kita
hanya mempertimbangan kasus jika padatan pertama yang mengkristalkan dari larutan
adalah pelarut murni. Jika zat terlarut mengkristal bersama pelarut, maka situasinya
akan lebih rumit. Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanantertentu dari uap pelarut, sebagimana ditentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan
demikian pula, berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut.
Jika pelarut padat dan pelarut dalam larutan berada bersama-sama, mereka harus
memiliki tekanan uap yang sama. Ini berarti bahwa suhu beku larutan dapat
diidentifikasi sebagi suhu ketika kurva tekanan uap pelarut padat murninya berpotongan
dengan kurva larutan. Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap
pelarut turun dan titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai
muncul, turun. Selisih dengan demikian bertanda negatif dan penurunan titik beku dapat
diamati
5/19/2018 Makalah Kimfis
20/26
d) Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya
penting dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut
semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar
seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul
pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar.
Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding semipermeabel
disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan
osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan
beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat
dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan
osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan :
Berdasarkan persamaan gas ideal:
PV = nRT
Maka tekanannya
P = nRTV
Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan , dari persamaan diatas dapat
diperoleh:
= nRT
V
atau
= M R T
Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff. Penyimpangan ini
terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air menjadi ion, sehingga zat
terlarut jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini dibutuhkan faktor pengali atau lumrah
disebut faktor Vanit Hoff. Dirumuskan sebagai berikut :
5/19/2018 Makalah Kimfis
21/26
= tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)
Contoh
Tentukan tekanan osmosis 29,25 gram NaCl dalam 2 liter larutan yang diukur pada
suhu 27 C! (Mr NaCl = 58,5,
R = 0,082 L.atm.mol1K1)
Jawab:
= M R T n
= (29,25 / 58,5):2 0,082 300 2
= 0,25 0,082 600
= 12,3 atm
Tetapan titik beku molal (Kf)
Pelarut Titik beku (oC) Kf(
oC)
Air
Benzena
Fenol
Naftalena
Asam asetat
Kamfer
Nitrobenzena
0
5,4
39
80
16,5
180
5,6
1,86
5,1
7,3
7
3,82
40
6,9
5/19/2018 Makalah Kimfis
22/26
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif
larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
5/19/2018 Makalah Kimfis
23/26
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal yang diambil merupakan jurnal kimia tentang pengembangan secara paralel
dari cairan protik dan aprotik secara Kimia fisika dan aplikasinya. Jurnal membahas
tentang pembentukan larutan protik dan aprotik, dimana cairan protik ionik terbentuk
dengan sangat mudah dengan transfer proton dari sebuah asam anorganik kepada
suatu basa Bronsted. Basa tersebut umumnya merupakan senyawa organik, tetapi bisa
juga terbentuk dari basa inorganik, seperti garam hidrazinium nitrat dan hidrazinium
format. Sejumlah besar campuran eutektik dari garam ammonium adalah cair dibawah
suhu 100OC, dan dapat diaplikasikan sebagai elektrolit penggerak sel. Hal ini ditentukan
dan dapat diprediksi sifat ionnya berdasarkan tabel di bawah ini :
5/19/2018 Makalah Kimfis
24/26
Jurnal kemudian membahas bahwa elektronik asam protik dihasilkan ketika proton
jatuh dari posisi keadaan super asamnya menjadi keadaan tidak terlalu asam pada
suatu basa lemah, seperti asam triflik menjadi fluoroanilin atau air, seperti yang
umumnya terjadi pada larutan asam. Elektrolit netral muncul ketika proton menurun dari
asam yang agak kuat seperti nitrat atau metana sulfonat menuju basa kuat seperti
etilamin atau siklopentilamin. Memperhatikan bahwa proton menuju ke 0.7 eV atau
lebih, elektrolit merupakan cairan ionik yang baik, yang menandakan bahwa proton
berada di dalam basa selama 99% waktu yang diberikan. Elektrolit basa adalah produk
dari transfer proton dari asam lemah seperti asam asetat kepada suatu basa seperti
etilamin yang akan memberikan hasil cairan ionik yang buruk.
5/19/2018 Makalah Kimfis
25/26
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Semua senyawa yang mengandung ion-ion dalam larutannya bersifat
elektrolit.
Zat-zat yang berbentuk molekul di dalamnya bersifat non elektrolit
Larutan elektrolit berdasarkan daya hantarnya dibagi menjadi 2, yaitu
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan
dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah:
Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
Peningkatan titik didih
Penurunan titik beku
Gejala tekanan osmotik.
5/19/2018 Makalah Kimfis
26/26
DAFTAR PUSTAKA
Anonym a. http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-
kimia-larutan-elektrolit-dan.html
Anonim b. http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/larutan-elektrolit-dan-non-
elektrolit.html
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Brady, James.1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta : Erlangga
Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Keenan, Klenifelter. 2000. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.
Oxtoby david w, dkk . 2001. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Surabaya : Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : Institut Tekhnologi Bandung
http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.htmlhttp://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.htmlhttp://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.htmlhttp://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.htmlhttp://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.html