Post on 15-Jun-2015
MACAM MAJASMACAM MAJAS
Perbandingan Pertentangan
Sindiran Penegasan
Majas PerbandinganMajas Perbandingan1. Metafora 9. Litotes
2. Personifikasi 10. Synechdoche
3. Asosiasi 11. Eufemisme
4. Allegori 12. Hiperbola
5. Parabel 13. Allusio
6. Simbolik 14. Antanomasia
7. Tropen 15. Pasifrase
8. Metonimia
MetaforaMetafora
kiasan dengan perbandingan dengan
memindahkan sifat benda yang satu
kepada benda yang lain.
Contoh: a. Kaki tangan Pak Hasan tiga
orang.
b.
PersonifikasiPersonifikasi pelukisan benda mati seolah-olah
benda hidup.
Contoh: a. Bulan tersenyum simpul.
b. Pucuk pinus melambai gontai.
c.
AsosiasiAsosiasi
menyamakan sesuatu dengan benda lain.
Contoh: a. Matanya seperti saga.
b. Hidungnya bagai jambu mente.
AllegoriAllegori
perbandingan yang berlanjut
Contoh: a. Darah mengalir membanjir menganak sungai.
b. Harga jiwa sekarang sama dengan sebutir peluru.
c.
ParabelParabel
SimbolikSimbolik
melukiskan sesuatu dengan benda
lain sebagai lambang.
Contoh:
a. Pendiriannya seperti baling-baling.
b.
TropenTropen
majas yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar artinya de- ngan suatu keadaan yang sebenar- nya. Contoh: a. Pak Said segera terbang ke Jakarta. b. Rencananya tenggelam begitu
saja.
MetonimiaMetonimia
memindahkan suatu pengertian
kepada pengertian lain dengan
menyebutkan merek terkenal dari
benda itu.
Contoh:
a. Hondanya ditukar dengan Shogun.
b. Naik Inova lebih bergengsi daripada naik
kijang.
LitotesLitotes
mengecilkan sesuatu peristiwa
sehingga enteng kedengarannya.
Contoh:
a. Kena jentik saja sudah menangis.
b.
SynechdocheSynechdoche
a. Part-prototo menyebutkan sebagian untuk keseluruhan
Contoh: a. Cecep tidak mampu memberi
Persib Piala.
b. Totem Pro Parte menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: a. Bireuen masuk ke semifinal.
b. SMA 4 Juara Cerdas Cermat.
EufemismeEufemisme
memperhalus ucapan dengan
memakai kata-kata yang sopan.
Contoh: a. Jangan buang angin di muka orang ramai.
b. Caramu tadi kurang enak dilihat
orang
Hiperbola Hiperbola
membesar-besarkan atau melebih-
lebihkan peristiwa/keadaan
Contoh: a. Larinya secepat kilat.
b. Saya mengucapkan ribuan terima kasih.
AlusioAlusio
AntonomasiaAntonomasia
menggunakan nama lain untuk se-
suatu atau orang dengan memakai
nama sifat atau keadaan sesuatu
atau orang.
Contoh: a.
PerifrasePerifrase
peruraian sebuah kata diganti dengan
sebuah kalimat atau sekelompok kata
yang artinya sama.
Contoh: a.
MAJAS SINDIRANMAJAS SINDIRAN1. Ironi
2. Sinisme
3. Sarkasme
IroniIroni
sindiran halus
Contoh: a. Cepat benar kamu pulang.
b. Tadi padi Anda yang duluan
datang?
c.
d.
SinismeSinisme
sindiran tajam yang menusuk
perasaan
Contoh: a. Harum benar baumu.
b.
c.
SarkasmeSarkasme
sindiran kasar
Contoh: a.
MAJAS PENEGASAN MAJAS PENEGASAN 1. Pleonasme 9. Retorik
2. Repetisi 10. Koreksio
3. Paralelisme 11. Asindeton
4. Tautologi 12. Polisindeton
5. Klimaks 13. Interupsi
6. Antiklimaks 14. Aklamasi
7. Inversi 15. Enumerasia
8. Ellips 16. Proterito
PleonasmePleonasme
RepetisiRepetisi
pengualangan sebuah kata berkali-
kali dalam sebuah kalimat.
Contoh: a. Sekali merdeka tetap merdeka.
b. Bukan, bukan itu maksudnya.
c. Kemarin dia datang, hari ini dia
datang lagi.
ParalelismeParalelisme mengulang kata beberapa kali pada baris yang berlagu dalam puisi.
pengulangan di awal = anafora pengulangan di akhir = epiforaContoh: Aku lahir di sana, aku besar di sa- na, aku akan mati dan berkubur di sana.
Aku = anafora di sana = epifora
TautologiTautologi
KlimaksKlimaks menyebut sifat/keadaan yang makin la-
ma makin mengeras atau meninggi arti-
nya, atau dari pengertian khusus ke pe-
ngertian umum, dari pengertian detail
menuju pengertian global.
Contoh: Medan, Surabaya, Makasar, bahkan Jakarta pun belum siap dengan penanggulangan sampah.
AntiklimaksAntiklimaks
menyebutkan berturut-turut dari kata yg
umum kepada pengertian yang khusus.
Contoh: Seluruh dunia, Eropa, Amerika, Jepang
terkejut mendengar Aceh dilanda tsu-
nami.
Ellips Ellips
meninggalkan sebuah kata dalam ka-
limat dengan maksud untuk menge-
raskan arti kata yang dihilangkan.
Contoh:
RetorisRetoris penegasan dengan mempergunakan
kalimat tanya yg tidak membutuhkan
jawaban.
Contoh: a. Kapan lagi kaubantu ibumu?
b. Apakah wajar kalian bikin ribut di
dalam kelas?
KoreksioKoreksio
membetulkan ucapan yang salah atau
kurang baik dengan maksud memberikan
ketegasan darikeadaan yang sebenar-
nya.
Contoh: a. Anaknya dihempaskan, eh bukan,
diturunkannya dari tempat tidur.
b.
AsindetonAsindeton menyebutkan beberapa hal berturut- turut dengan tak memakai kata peng- hubung. Contoh: a. Meja, kursi, lemari dalam ruangan itu tidak layak pakai. b. Senin, Selasa, sampai dengan Sabtu kami akan pantau ke seko- lah-sekolah. c.
PolisindetonPolisindeton
menyebutkan beberapa hal berturut- turut dengan memakai kata peng- hubung. Contoh: a. Beras dan ikan dan sayur yang dibelinya tidak sempat dimasak. b.
InterupsiInterupsi
gaya tak menyisipkan suatu keterang-
an dalam kalimat pokok.
Contoh: a. Tiba-tiba ia, suaminya itu direbut
oleh perempuan lain, hati siapa
tak akan sedih.
b.
AklamasiAklamasi
pemakaian kata-kata seru dalam
kalimat.
Contoh: a. Wah, biar, biar kupeluk ah
dengan tangan mengigil.
b. Hai, tunggu, ah, terus saja.
EnumerasiaEnumerasia gaya bahasa penjumlahan, yakni suatu
kalimat yang menyebutkan beberapa
macam hal dengan masing-masing ke-
terangannya.
Contoh: Malam yang sunyi sepi, jengkerik yang
menggerik, jam dinding yang berde-
tak, tersentak aku dari lamunanku.
ProteritoProterito
menyembunyikan sesuatu dengan tuju-
an pembaca, pendengar mengungkap-
kan sendiri yang tersembunyi itu.
Contoh: a. Tentang ramainya pasar malam itu
tak usahlah kuceritakan padamu.
b. Tentang kelakuan dia kamu sudah
tahu sendiri.
MAJAS PERTENTANGANMAJAS PERTENTANGAN
1. Paradoks
2. Akupasi
3. Kontradiksi
4. Anakronis
5. Antitesis
ParadoksParadoks
gaya pertentangan tetapi sebenarnya
bukan pertentangan karena yg disebut
dalam kalimat tersebut dua hal berlain-
an yg berbeda.
Contoh: a. Adiknya pandai, kakaknya bodoh.
AkupasiAkupasi
mengandung bantahan kemudian mem-
berikan penyelesaian sendiri terhadap
bantahan semula
Contoh:
a. Merokok merusak kesehatan, tapi tak
bisa mengajar kalau tak merokok.
b.
KontradiksiKontradiksi
memperlihatkan suatu pertentangan
dengan apa yang dikatakan semula.
Contoh: a. Kamu sudah hadir kecuali Amir.
b.
AnakronisAnakronis mengemukakan kenyataan yang berten- tangan dengan apa yang ada dalam se- jarah atau menetapkan sesuatu pada waktu yang sebenarnya belum kenyataan Contoh:
a. Gajahmada pergi ke Semarang naik mobil. b. Sultan Iskandar Muda tidak mau memasang AC di istananya.
AntitesisAntitesisgaya bahasa yang mengungkapkan gaya bahasa yang mengungkapkan gagasan berlawanan dengan gagasan berlawanan dengan
menggunakan kata atau frasa yang bmenggunakan kata atau frasa yang berimbang. erimbang.