Los felidas

Post on 12-Jul-2015

128 views 0 download

Transcript of Los felidas

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di salah satu ibukota negara di Amerika Selatan, yang terletak di

kawasan terkumuh diseluruh kota . Ada sebuah kisahNatal yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang.

Cerita ini dimulai dari kisahseorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Seperti kebanyakan kotabesar di dunia ini, kehidupanmasyarakat kota terlalu beratuntuk mereka, Tidak sampaisetahun di kota itu, merekasudah kehabisan seluruhuangnya.

Pada suatu dari, tergerak olehsemangat untuk mendapatkankehidupan yang lebih baik, ibuitu bangkit dan memutuskan

untuk bekerja.."Dalambeberapa Hari mama akanmendapatkan cukup uang

untuk menyewa kamar kecilyang berpintu, Dan Kita tidak

lagi tidur dengan angindirambut Kita"

Maka sang ibu mengaturkotak kardus dimanamereka tinggal selama 7 bulan agar tampakkosong, Dan membaringkan anaknyadengan hati-hati didalamnya, di sebelahnyaia meletakkan sepotongroti, kemudian, denganMata basah ibu itumenuju kepabrik sepatu.

Tapi siang itu juga sepasangsuami istri pengemis yangmoralnya amat rendahmenculik gadis cilik itu denganpaksa, Di situ merekamendandani gadis cilik itudengan baju baru, membedakiwajahnya, menyisir rambutnyadan membawanya kesebuahrumah mewah dipusat kota .

Disitu gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suamiistri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anaksendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun. Suami istri dokter tsb memberi nama anak gadis ituSerrafona, mereka memanjakannya dengan amat sangat…

Pagi itu Serrafona sedangmembersihkan kamar mendiang

Ayahnya, ia menemukan selembarfoto seorang anak bayi yang

digendong Sesuatu ditelinga kiribayi itu membuat jantungnya

berdegup kencang. Ia mengambilkaca pembesar dan

mengkonsentrasikan pandangannyapada telinga kiri itu. Kemudian iamembuka lemarinya sendiri, danmengeluarkan sebuah kotak kayu

mahoni.

Di dalam kotak yang berukiran indahitu tampak sebentuk anting-antingmelingkar yang amat sederhana,

ringan dan bukan terbuat dari emasmurni.

Almarhum ibu memberinya benda itudengan pesan untuk tidak

menghilangkan nya. Ia sempatbertanya, kalau itu anting, dimana

pasangannya. Ibunya menjawabbahwa hanya itu yang ia punya.

Serrafona menaruh anting itudidekat foto. Sekali lagi iamengerahkan seluruh kemampuanmelihatnya dan perlahan-lahanair matanya berlinang. Kini takada keragu-raguan lagi bahwabayi itu adalah dirinya sendiri.

Foto itu seolah membuka pintulebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungipertanyaan-pertanya annya, kenapa bentuk wajahnya berbedadengan wajah kedua orangtuanya, kenapa ia tidak menurunigolongan darah ayahnya.

Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempatabad terpendam, berkilat dibenaknya, bayangan seorangwanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginsekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnyakasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewatdekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik merekamati bersama.

Ini semua adalah awal dari kegiatan baru mereka mencarimasa lalu Serrafonna. Fotohitam-putih yang kabur itudiperbanyak puluhan ribu lembardan disebar ke seluruh jaringankepolisian diseluruh negeriIamembentuk yayasan-yayasanuntuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompodan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

Bulan demi bulan telah berlalu, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Tapi Serrafona tidak punyapikiran untuk menyerah. Dibantusuaminya yang begitu penuhpengertian, mereka terus menerusmeningkatkan pencarian.

Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilihdaerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrabdengan nasib baik. Tetapi ia tahu, entahbagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedangmenantinya sekarang. Ia memberitahu suaminyakeyakinan itu berkali-kali, dan suaminyamengangguk-angguk penuh pengertian.

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, iaberdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil masihberbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celahjendela mobil yang terbuka.

Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulaimenangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukupberi kami seminggu untuk saling memanjakan".

Ketika mereka masuk dibelokanterakhir. Jalan itu bernama Los Felidas, panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dariujung keujung. Di tengah-tengahjalan itu, di depan puing-puingsebuah toko, tampak onggokansampah dan kantong-kantongplastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tuadengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak.

berhenti diantara 4 mobilmewah lainnya Dan 3 mobilpolisi, di belakang merekasebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakitlain. Dari kanan kiri munculpengemis-pengemis yang segeramemenuhi tempat itu.

"Belum bergerak dari tadi." Lapor salah seorang.

Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untukmeraih kesadarannya dan turundari Mobil,

Ia memandang lantai di kakinya dan kembaliterlintas bayangan ketika iamulai belajar berjalan. Iamembaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannyapada masa kecilnya.

Air matanya mengalir keluarketika ia melihat suaminyamenyuntikkan sesuatu ketangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untukmendekat.

"Tuhan", ia meminta dengan seluruh jiwaraganya, "Beri kami sehari,Tuhan, biarlah sayamembiarkan mama mendekap saya dan memberinya tahu bahwa selama 25 tahun inihidup saya amat bahagia. Sehingga mama tidaksia-sia pernah merawat saya".

Ia berlutut dan meraih kepalawanita itu kedadanya, wanita tua itu perlahan membuka matanyadan memandang keliling, ke arahkerumunan orang-orang berbajumewah dan perlente, ke arahmobil-mobil yang mengkilat dan kearah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiridisaat ia masih muda.

"Mama....", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang selamaini ditunggunya tiap malam dan seiap hari - antara sadar Dan tidak kini menjadi kenyataan.

Dengan perlahan ia membukagenggaman tangannya, tampaksebuah anting yang sudahmenghitam. Serrafona menganggukDan menyadari bahwa itulahpasangan anting yang selama inidicarinya dan tanpa perdulisekelilingnya ia berbaring di atasjalanan itu dan merebahkankepalanya di dada mamanya.

"Mama, saya tinggal di istanadengan makanan enak setiap hari. Mama jangan pergi, Kita bisalakukan bersama-sama. Mama inginmakan, ingin tidur apapun juga........ Mama jangan pergi.......

Ia tersenyum, dan dengan seluruhkekuatannya menarik lagi jiwanya .

Ketika telinganya menangkap detak jantungyang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan Maha Pengasih dan Pemberi, Tuhan..... satu jam saja.......satu jam saja....."

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang

menandakan bahwa penantiannya selamaseperempat abad tidak berakhir sia-sia.