Post on 27-Oct-2020
LOKAKARYA PENGENALAN UMUM MENGENAI KONVENSI
WARISAN DUNIA
1. Materi Hari III
Hari 2 : Jum’at, 6 Maret 2020
Materi 1 : Peta Potensi Sosial Budaya di Kawasan Candi
Borobudur
Narasumber : Hairus Salim (YLKIS) dan Paras (Ecoa)
Potensi sosial budaya yang ada di desa (20 desa) sekitar Kawasan candi
Borobudur. Konservasi berbasis komunitas punya perspektif bagaimana
kegiatan konservasi juga bisa hidup dan menghidupi kegiatan social
budaya masyarakat.
Desa yang akan dikunjungi adalah Wanurejo, Giritengah dan Karanganyar.
Potensi desa dalam perspektif industry kreatif. Klasifikasi dan integrasi
potensi desa di Kecamatan Borobudur :
1. Situs budaya
2. Pariwisata
3. Industri local desa
4. Seni budaya
5. Lembaga usaha tingkat desa
Salah satu kegiatan social yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat adalah keberadaan BALKONDES (Balai Ekonomi
Desa) di Kecamatan Borobudur.
Balai ini merupakan program sosial dari BUMN untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa yang tinggal di
sekitar Candi Borobudur, di Magelang, Jawa Tengah, serta program
pemberdayaan dan pengembangan SDM yang berbasis wisata.
Terdapat 20 Balkondes di Kecamatan Borobudur yang dibangun ditiap
desa, masing-masing menyajikan desain arsitektur yang unik dan khas.
Produk utama adalah restauran dan penginapan. Balkondes ini dikelola
oleh Bumdes masing-masing desa dan mempekerjakan warga local.
Sedangkan Pendampingan usaha dari program BUMN Peduli.
Potensi yang ada di 3 (tiga) desa yang akan dikunjungi :
1. Desa Wanurejo
PARIWISATA:
Kopi Luwak, makam Kyai Brajanala, makam Kyai Wanu, Limanjawi art
gallery, Junk Yard selfie spot, Balkondes Wanurejo, Elo Progo Art, mata
air asin, makam Mbah Kiai Sorok’s, makam Kyai Pembarep, makam
Kyai Jugil dan air batu bertuah, area perkemahan, ukir bambu, makam
Mbah Gedong, pos pengintai Belanda, tubing di sungai Progo,penganan
tradisional (clorot, lapis, gatot, dodol, jenang sirat, jenang waluh),
masakan tradisional: nasi megono.
INDUSTRI LOKAL DESA:
Industri rengginang, kerajinan pensil bamboo Rikrok, batik, industri
tempe, kerajinan gipsum, angklung, keris, blangkon, rajut, gula aren,
anyaman bambu (dekoratif), ukir bambu, sablon kaos
SENI BUDAYA:
Kuda Lumping Sekar Diyu, Topeng Ireng, Kubro Siswo, Dayakan,
Sanggar Seni Tari, Angklung group, Sanggar Seni Ngentak (Karawitan,
Tari, Sendratari - Non Profit), Ruwahan / Sadranan, Rebana, Ritual
Merti Desa (pengambilan 9 mata air dan 9 tanah), rumba / Alunan
Rumpun Bambu (Soropadan), Reyogan, Thongthongleh, Pitutur,
Saparan, Makam Leluhur, View Mandala.
LEMBAGA USAHA TINGKAT DESA
Pertanian: budidaya sapi kelompok, budidaya kambing kelompok,
budidaya merang kelompok, perkebunan kelengkeng, budidaya
lovebird, budidaya jamur tiram, sayursayuran hasil pertanian;
Pariwisata: andong, persewaan sepeda, persewaan VW safari,
Balkondes Wanurejo (restaurant dan penginapan; BUMDES Wanurejo:
industri kerajinan, kegiatan seni dan budaya
SITUS BUDAYA:
Candi Pawon
2. Desa Karanganyar
PARIWISATA:
Galeri Komunitas & Nujiwa Cafe, praktik gerabah, kunjungan ke
budidaya Jalak Uren, bukit Borobudur,kunjungan ke pabrik tahu,
penginapan
INDUSTRI LOKAL DESA:
makanan olahan ketela, keripik tahu, ukir bambu, anyaman bambu,
pertanian tembakau
LEMBAGA USAHA TINGKAT DESA
Pertanian: perkebunan tembakau; Balkondes Karanganyar: restauran
dan penginapan, BUMDES Karanganyar
SENI BUDAYA:
Kubrosiswo, Brondut, Topeng Ireng
SITUS BUDAYA:
Rumah tradisional
3. Desa Giri Tengah
PARIWISATA:
Sunrise view spot (Punthuk Mongkrong, Punthuk Sukmojoyo, Punthuk
Pos Mati, Punthuk Limasan, Punthuk Gupakan), mata air (Sendang
Suruh, Sendang Balekambang, Sengang Kalitlampok), tradisi tahun
baru Islam, kelompok penghayat kejawen Onggosoro menggelar ritual
secara rutin setiap 15 Muharam berupa ritual tradisi dan pertunjukkan
tradisional, Masjid Tiban, penginapan, transportasi Local
INDUSTRI LOKAL DESA:
Topeng kayu, meubel dan anyaman bambu, kerajinan jaran kepang,
anyaman pandan, batik, ukir batu, kerajinan daur ulang, industri
gethuk, produksi madu, perkebunan tembakau
LEMBAGA USAHA TINGKAT DESA
Balkondes Giri Tengah (restaurant & homestay), BUMDES Giri Tengah
(Balkondes & catering).
Hari 3 : Jum’at, 6 Maret 2020
Materi 2 : Kunjungan Lapangan
Dalam sesi ini peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Kelompok 1
Kelompok 1 di Desa Karanganyar (Mas Kendal)
a. Galeri komunitas
b. Dusun Klipoh (pengembangan gerabah)
c. Balkondes Karanganyar
2. Kelompom 2
Kelompok 2 di Desa Wanurejo :
a. Candi Pawon
b. Local creative (Jamu)
c. Balkondes Wanurejo
3. Kelompok 3
Kelompok 3 di Desa Giri Tengah (Mbak Vero) :
a. Lokal artis
b. Balkondes Giri Tengah
Tugas :
1. Mengamati apakah ada upaya regenerasi terhadap penciptaan
lapangan pekerjaan di desa dan upaya-upaya kreativitas yang dapat
menjadikan tuan di tanah sendiri
2. Apakah akses ke masing-masing Balkondes dan tempat-tempat
kreatifitas di desa-desa penyangga mudah diakses (jalan, web)
3. Karakter bisnis apa yang dijalankan di masing-masing desa
4. Apakah bisnis yang dijalankan sesuai dengan nilai-nilai local dan
memperkaya keberadaan Candi Borobudur
5. Mengamati kondisi lanscap yang ada di sekitar
Hasil diskusi
Kelompok 3 (Desa Giri Tengah)
Tanah yang digunakan untuk Balkondes adalah tanah kas desa.
Balkondes sebagai tempat pusat sentra dari berbagai aktivitas yang akan
disampaikan, antara lain :
1. Ruang gatering/pertemuan
2. Fasilitas public (parkir, toilet, dapur)
3. Panggung kesenian
4. Art shop (tempat untuk memasang potensi yang ada didesa)
5. Fasilita tambahan (gazebo, kuliner)
Di Balkondes ada tour guide yang akan memandu para pengunjung untuk
menjelaskan potensi yang ada di desa.
Balkondes dibentuk atas dasar keinginan masyarakat untuk ikut mewarnai
pariwisata Borobudur, dengan harapan PAD meningkat dan masyarakat
mendapatkan penghasilan.
Kondisi Balkondes di Giri Tengah kurang begitu berkembang dengan penghasilan
sekitar 3 – 5 jt / bulan. Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya sentuhan
manajemen yang bagus. Perlu adanya identifikasi bisnis terutama untuk kesenian
yang ada agar dapat menjadi layak jual dan layak tampil yang dapat berakibat
menarik para pengunjung.
Sebenarnya sudah ada pendampingan manajemen dari BUMN dengan membentuk
CBD Nusantara yang berfungsi untuk mendampingi Balokondes yang sakit
sehingga membutuhkan support dan memberikan reward bagi yang berprerstasi.
Gambar 1. Paparan Hasil Diskusi Kelompok 3
Kelompok 2 (Desa Wanurejo)
- Kunjungan dimulai dari Candi Pawon dan Sendang Kamulyan
- Terdapat sentra industri mau lanceng dan gula aren
- Desain informasi yang ada kurang informatif
- Kegiatan yang ada di Desa belum mampu meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat
- Kurangnya informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung
- Belum adanya pengelolaan air limbah domestic, dimana air cucian (grey
water) masih dibuang ke dalam sendang sehingga dapat mencemari air
permukaan yang ada
- Belum adanya pengelolaan sampah, dimana masih banyak sampah plastic
yang dibuang sembanrangan
- Karakter lanscap yang ada di sekitar bangunan candi ada beberapa yang
merupakan bangunan tinggi sehingga dapat mengganggu panorama dari
candi
- Perlu penataan kawasan di Candi Pawon
- Bisnis plan yang dikembangkan adalah :
□ Penginapan
□ Peket pertemuan
□ Paket pernikahan
□ Homestay
□ Paket dinner
□ Kuliner
□ Spot foto
Gambar 2. Paparan Hasil Diskusi Kelompok 2
Kelompok 1 (Desa Karanganyar)
- Di Desa Karanganyar terdapat paket wisata yang cukup menarik para
wisatawan. Salah satu spot untuk menikmati munculnya matahari terbit
dengan view Borobudur adalah di pinggir persawahan Dusun Ngadiwinatan
sambal menikmati sarapan pagi.
- Kondisi Balkondes yang ada di Desa Karanganyar (20 buah) masih sepi
dengan tingkat hunian sekitar 30% (4 balkondes)
- Pelibatan masyarakat dalam kegiatan wisata masih kurang, sehingga belum
mampu meningkatkan perekonomian masyarakat
- Industri pariwisata perlu ada pendampingan dari Pemrintah
- Kondisi lanscap di Desa Karanganyar mencerminkan suasana perdesaan
sebagai cerminan kondisi masyarakat
- Untuk menarik minat wisatawan perlu dilakukan kegiatan/atraksi yang
kontinyu
- Jalur / akses jalan yang menuju ke balkondes sempit
- Sudah ada edukasi terhadap para pengunjung
Gambar 3. Paparan Hasil Diskusi Kelompok 1
Sambutan Penutupan dari UNESCO
- Unesco sudah mengutarakan dasar/prinsip pengelolaan warisan dunia
(khususnya Borobudur)
- Ada 3 (tiga) isu utama :
□ Konservasi secara fisik
□ Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan edukasi bagi para
pengunjung
□ Bagaimana cara mentebar kunjungan agar dapat memberi manfaat
terhadap masyarakat sekitar
- Untuk menindaklanjuti 3 isu utama tersebut perlu dilakuakn action plan
melalui kolaborasi pihak-pihak terkait
- Tim ITMP dapat memperoleh masukan dan gagasan dari hasil lokakarya ini
Sambutan Penutupan dari BPIW
Dalam sambutannya, Bp. Fransisco (BPIW) mengutarakan bahwa dalam
lokakarya ini sudah terjadi kolaborasi antara peserta baik yang sudah pakar
maupun awan tentang sistus budaya.
Dalam hal ini BPIW mengawal penyusunan ITMP (Borobudur – Yogya –
Prambanan) yang sedang dilakukan oleh Konsultan ITDP untuk memastikan
ITMP dan rencana pengelolaan pengunjung konsisten dengan prasyarat dari
UNESCO.
Dismping itu UNESCO juga akan meninjau ITMP dan juga menyelenggarakan
workshop sebanyak 4 (empat) kali, dimana workshop ) lokakarya di hotel Grand
Arthos ini adalah lokakarya yang pertama.
Gambar 4. Sambutan Penutupan dari UNESCO
Untuk tujuan dari Lokakarya yang pertama ini adalah :
1. Membekali peserta dengan pengetahuan dasar tentang situs cagar budaya
2. Peserta dapat membedakan autentifikasi dan integrity
3. Menyatukan persepsi tentang tantangan pengelolaan situs cagar budaya
Gambar 5. Sambutan Penutupan dari BPIW
DOKUMENTASI KUNJUNGAN LAPANGAN HARI KE 3