Little Things with Big Meanings: Mengemas Komoditas Untuk Membangun Daya Saing Bangsa: Observasi...

Post on 18-Nov-2014

4.675 views 0 download

description

Disampaikan pada diskusi Policy Brief “Inovasi dari Thailand Menuju Kesiapan AEC 2015”, Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kementerian Kehutanan, Bogor, 26 September 2014

Transcript of Little Things with Big Meanings: Mengemas Komoditas Untuk Membangun Daya Saing Bangsa: Observasi...

Mengemas Komoditas Untuk Membangun DayaSaing Bangsa: Observasi Singkat Tentang Thailand

Disampaikan pada diskusi Policy Brief “Inovasi dari Thailand Menuju Kesiapan AEC 2015”, Puslitbang Perubahan Iklim dan

Kebijakan Kementerian Kehutanan, Bogor, 26 September 2014

Tri Widodo W. Utomo

Strategi Marketing

� Fokus pada pelanggan: mengenali target pelanggan(asal, budaya, gaya hidup, dll).

� Menciptakan daya tarik bukan (hanya) pada produk, namun pada proses dan nilai tambah pelayanan.

� Menyentuh alam bawah sadar (subconscious mind) pelanggan tentang values dari sebuah produk.

� Tidak mengatakan: “belilah produk saya karena iniadalah produk terbaik di dunia”, melainkan: “Andayang memutuskan, kami hanya menyajikan fakta”.

� SDM yg prima dengan prinsip One Costumer One Servant dan melayani dalam bahasa nasionalpelanggan.

Kesimpulan

� Kemasan menjadi faktor determinan dalammembangun daya saing sebuah komoditas (bersamafaktor lain seperti berfungsinya Triple Helix, mutuproduk, marketing, dll).

� Industri kecil & menengah fokus pada produkunggulan (OTOP), dengan prinsip Small is Beautiful.

� Pemerintah memiliki komitmen penuh untukmendukung UMKM karena merupakan soko guru perekonomian Thailand (menyediakan arena promosi di halaman kantor Kemendag, tidakmenggusur, dll).

Kesimpulan

� Ketika Thailand sudah maju dengan program “BahasaKetiga” bagi warganya, Indonesia masih terengah-engah dengan “Bahasa Kedua” (Inggris).

� Indonesia ingin melakukan hal “besar”, namun tidakmelakukan dan melupakan hal-hal yang “kecil”.

� Strategi menghadapi MEA belum jelas (bagaimanamenjadikan pariwisata sbg sektor andalan, kualifikasiproduk yg bagaimana yg dapat menjadi senjata untuk“menyerang duluan”, dll).

� Comparative advantage Indoensia (keanekaragamanbudaya, varietas hortikultur, naker murah & berlimpah, dll) belum menjelma menjadi Competitive advantage.

Rekomendasi

� Mendorong dan mempercepat INOVASI: kemasan & produk yang lebih terdiversifikasiatau memiliki diferensiasi, dll.

� Penguatan kapasitas SDM: pelaku usahaketerampilan, penguasaan bahasa & teknologi, akses modal dan pasar, media promosi, dll.

� Perbaikan KEBIJAKAN: insentif fiskal, deregulasiperijinan, integrasi kebijakan antar sektor (misalantara indag dengan parekraf, perijinan denganperpajakan, dll), inkubasi bagi pelaku UMKM, dst.

� Penguatan PARTISIPASI PUBLIK di sejak dini danuntuk semua kalangan (pelajar, pemuda, danseluruh profesi).

Semoga Bermanfaat …

Disampaikan pada diskusi Policy Brief “Inovasi dari Thailand Menuju Kesiapan AEC 2015”, Puslitbang Perubahan Iklim dan

Kebijakan Kementerian Kehutanan, Bogor, 26 September 2014

Tri Widodo W. Utomo