Post on 27-Apr-2019
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
38
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Ajojing Blood merupakan sebuah film pendek yang penulis buat demi kepentingan
Tugas Akhir di Universitas Multimedia Nusantara. Film ber-genre Rape and
Revenge dengan durasi delapan menit ini, mengangkat tema pahlawan perempuan.
Seorang femme fatale, perempuan seksi dan ganas yang menjadi pahlawan bagi
kaumnya dan dirinya sendiri. Karakter perempuan bernama O bangkit dari trauma
masa kecilnya yang dilecehkan oleh laki laki hidung belang yang dalam film ini
disebut dengan ‘penjahat kelamin’.
Film ini mengajak penonton untuk dapat melihat konsep ide tentang isu
perempuan yang penulis katakan lewat bahasa visual secara metafora yang
mengacu pada feminisme. Judul Ajojing Blood memiliki arti yang mewakili
keseluruhan film ini, Ajojing adalah bahasa slang Indonesia tahun 80an yang
berarti berdansa berjingkrak jingkrak, Blood adalah darah. Sesuai penjelasan ini
maka Ajojing Blood berarti berdansa sampai mati. Film ini adalah pembunuhan
yang bertemakan sebuah pesta, konsep artistik dari film ini sangat penting karena
setiap bagian kecil yang muncul di layar adalah metafora visual untuk
menghadirkan sosok femme fatale.
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
39
3.1.1. Sinopsis
Penulis mendapatkan ide dari menonton sebuah video klip band independent atau
indie dan penulis ingin menggabungkannya dengan isu yang ada pada saat itu,
yaitu eksploitasi perempuan tentang perdagangan perempuan yang melecehkan.
Penulis ingin membuat cerita yang diputar balik, seorang perempuan yang dapat
menjadi momok menakutkan bagi pria tanpa harus terlihat menyeramkan dan
penulis kemas dengan konsep dongeng moderen.
O,Luna, dan Hannah adalah tiga orang perempuan seksi dan eksentrik
anggota sebuah band bernama AJOJING BLOOD. Mereka memiliki "misi
rahasia" untuk mengancurkan para penjahat kelamin, yaitu pria-pria berbadan
manusia dengan kepala hewan liar yang memangsa para gadis termasuk musuh
besar mereka Mr. Animal yaitu pemimpin para penjahat kelamin ini.
Band Ajojing Blood memiliki alasan mengapa mereka mau memberantas
para penjahat kelamin dan Mr. Animal. Semasa kecilnya O pernah disakiti oleh
penjahat kelamin dan Mr. Animal. O akhirnya bertekad untuk menghancurkan
pria itu dan para penjahat kelamin yang bekerja untuknya yang juga melecehkan
dam memperkosa para gadis. Ajojing Blood menarik penjahat kelamin dengan
erotisme mereka dan membuat musik yang dapat menghipnotis para penjahat
kelamin ke kelab malam mereka yang bernama ‘Tarantallegra’ membuat para
penjahat kelamin ini berdansa sampai mati dan meledak menjadi serpihan di pesta
band Ajojing Blood.
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
40
3.1.2. Posisi Penulis
Di dalam film Ajojing Blood ini posisi penulis berperan sebagai penulis naskah
dan sutradara. Penulis juga berperan sebagai otak kreatif dari apa yang muncul di
layar. Di dalam pembahasan film pendek Ajojing Blood ini, penulis membahas
posisi penulis sebagai sutradara yang menghadirkan metafora visual mengenai
femme fatale.
3.2. Tahapan Kerja
Pada tahapan kerja yang ada di film, penulis yang bertanggung jawab sebagai
sutradara ikut terlibat dan berperan pada ketiga tahapan kerja yaitu: pra-produksi,
produksi dan pasca produksi.
3.1.3. Pra-Produksi
Pada tahap pertama dari produksi ini penulis menulis naskah dan menerjemahkan
apa yang ada di dalam naskah tersebut. Karena penulis berperan ganda sebagai
penulis naskah, maka hal ini membuat penulis lebih mengerti apa yang ada di
dalam alur cerita dari naskah Ajojing Blood. Setelah menganalisa naskah maka
penulis mencari kru, dan akhirnya mencari talent yang cocok memerankan
karakter yang ada di dalam film Ajojing Blood ini. Setelah melewati proses
pencarian talent atau casting, penulis pun terlibat dalam proses reading dan
rehearsal. Penulis kemudian merancang lagu bekerjasama dengan tim sound dan
pembuat soundtrack untuk kebutuhan musik di film. Tahapan berikutnya adalah
merancang kostum, yang penulis kerjakan bersama tim kostum, dan setelah itu
melakukan pemilihan properti juga set untuk film ini. Yang terakhir adalah
peninjauan lokasi untuk shooting serta recce.
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
41
3.1.4. Produksi
Pada tahap produksi, penulis mengarahkan semua kepala bagian divisi dan kru,
dan dalam hal ini penulis tidak sendirian tetapi mendapat bantuan dari asisten
sutradara satu yaitu Iffah Khairunisa dan astrada dua yaitu Dila Febriyana.
Produksi film Ajojing Blood ini memakan waktu sekitar lima hari. Dua hari untuk
shooting di hutan di Bogor, yang berlangsung pada agustus tanggal dua sampai
tiga. Lalu tiga hari untuk sisa dari adegan yang berlangsung pada tanggal tujuh
september sampai sembilan september dengan lokasi di daerah Alam Sutra dan
BSD. Ada perbedaan pada bulan shooting film ini, dikarenakan perubahan dari
DOP penulis dan bagian art yang kurang siap.
3.1.5. Pasca produksi
Pada tahap pasca produksi, penulis tetap menjalani tugas sebagai sutradara,
membimbing dan mengawasi proses editing, color grading yang dilakukan oleh
Sherly Susanto selaku editor dan sound yang dilakukan oleh teman teman tim
sound dari IMI (Institut Musik Indonesia). Waktu untuk pasca produksi ini
memakan waktu cukup lama sekitar dua bulan, dikarenakan penulis dan editor
penulis juga tim dari sound sedang melakukan penulisan ilmiah dan tugas akhir.
3.3. Acuan
Dalam menggarap film Ajojing Blood ini, penulis tidak lepas dari referensi yang
menjadi acuan bagi keseluruhan film Ajojing Blood ini. Hal ini memudahkan
penulis dalam mengemukakan ide kepada tim. Untuk referensi penggambaran dari
film ini penulis menggunakan gaya dari film Tim Burton, film Sin City, film
Irreversible, film The Girl with The Dragon Tattoo. Selain film ada beberapa
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
42
video musik yang penulis lihat yaitu video musik yang berasal dari band Yeah
Yeah Yeahs yang berjudul Zero, lalu Miike Snow yang berjudul Animal, Neon
Trees yang berjudul Animal dan Lovefoxx lagunya yang berjudul Heartbreaker.
Selain itu penulis juga menggunakan referensi ilustrasi dari dongeng anak anak
yang berjudul Red Riding Hood dalam pembuatan film pendek ini.
Dari Tim Burton, penulis merujuk ke gaya filmnya yang bernuansa ‘gelap’
dan karakter filmnya yang unik. Pada film Sin City penulis merujuk kepada gaya
komik dan warna film yang didominasi oleh warna merah dan hitam. Irreversible
juga adalah film yang penulis gunakan sebagai referensi tema pemerkosaan dan
warna untuk film Ajojing Blood ini. Dari video musik, seperti YYY atau Yeah
Yeah Yeahs penulis menjadikan band ini sebagai referensi musik yang dibuat
dalam film Ajojing Blood ini. Miike Snow dan Neon Trees adalah referensi
penulis untuk kepala binatang di dalam film ini. Yang terakhir adalah video klip
dari Lovefoxx yang berjudul heartbreaker yang menjadi referensi penulis sebagai
cara mati dari penjahat kelamin dan mr. Animal, menjadi confetti pesta.
Gambar 3.13 Referensi dari video klip Lovefoxx
(youtube, 2012)
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
43
Gambar 3.14 Referensi musik dari grup band YYY
(http://www.beermelodies.com/, 2013)
Gambar 3.15 Referensi dari video klip Miike Snow
(Youtube, 2009)
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
44
Gambar 3.16 Referensi film Tim Burton berjudul Sleepy Hollow
(http://www.imdb.com/, 1999)
Gambar 3.17 Referensi dari film Irreversible
(http://www.imdb.com/, 2002)
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
45
Gambar 3.18 Referensi film Sin City
(http://moviefail.com/, 2005)
Gambar 3.19 Referensi gambar Red Riding Hood dan Serigala
(Dok. Pribadi, 2012)
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014
46
Gambar 3.20 Referensi gambar Red Riding Hood
(Tumblr, 2013)
Pengembangan Femme ..., Gabriella Dhillon, FSD UMN, 2014