Post on 24-Oct-2020
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang menjadi tumpuhan
utama perekonomian Indonesia, berdasarkan Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia pada tahun 2018 kenaikan terjadi di triwulan I 2018 dibandingkan dengan
triwulan I 2017 dan triwulan IV 2017 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai
4,50% dengan subsektor non-minyak dan gas tumbuh sebesar 5,03% dan subsektor
minyak dan gas tumbuh sebesar 0,13%
Grafik 1.1 Petumbuhan Industri Migas dan Non Migas di Indonesia
Sumber : Diolah Penulis dari Kemenperi
4.28
3.5
4.854.46 4.5
4.8
3.93
5.465.19 5.03
3.76
3.07
4.243.73
3.97
0
1
2
3
4
5
6
Triwulan I 2017 Triwulan II 2017 Triwulan III 2017 Triwulan IV 2017 Triwulan I 2018
Petumbuhan Industri Migas dan Non Migas di Indonesia
Industri Migas dan Non Migas Non Migas Migas
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
2
Meskipun pertumbuhan industri migas dan non migas meningkat hal ini
berbanding terbalik dengan subsektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional
yang mengalami penurunan yang drastis yakni -6,30% pada triwulan I 2018
Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
Sumber : Diolah Penulis dari Kemenperi
Salah satu penyebab terjadinya penurunan industri kimia yakni dikarenakan
terjadinya penurunan lahan pertanian di Indonesia yang disebabkan alhi fungsi
lahan pertanian menjadi industri perumahan atau yang lainnya sehingga
mempegaruhi permintaan pada penggunaan pestisida terhadap pertani di Indonesia
menyebabkan persaingan terhadap industri ini semakin ketat dikarenakan
permintaan akan pasar semakin berkurang, berdasarkan kementerian pertanian
menjabarkan kondisi lahan pertanian di Indonesia dari tahun 2012-2016 sebagai
berikut :
10.3
8.77
5.26
-5.46-6.3
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
Triwulan I10`7
Triwulan II2017
Triwulan III2017
Triwulan IV2017
Triwulan I2018
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
Industri Kimia, Farmasi dan ObatTradisional
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
3
Grafik 1.3 Penurunan Lahan Pertanian di Indonesia
Sumber : Diolah Penulis dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Laporan kementerian pertanian per tahun 2017 menunjukan, di tahun 2012-
2015 penurunan lahan pertanian di Indonesia sebanyak 39.439,11 ha serta
kementerian pertanian menargetkan pertumbuhan lahan pertanian sebesar
93.562,85 ha ditahun 2016 (nilai sementara) akan tetapi terdapat faktor lain yang
menghambat pertumbuhan lahan pertanian yakni pertumbuhan sektor industri dan
perumahan akan mengacam alih fungsi lahan pertanian di Indonesia.
Semakin kecil lahan pertanian tentunya akan berpengaruh kepada ketahanan
pangan Indonesia, ditambah dengan semakin besar permintaan pangan di Indonesia
dikarenakan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat
meningkatnya kebutuhan bahan makanan untuk dimakan oleh karena itu lahan
pertanian harus lebih produktif pada saat musim panen tiba. Sedangkan petani
mempunyai lima aspek yang harus diperhatikan dalam bertani yakni :
8.138.12
8.11
8.09
8.18
8.04
8.06
8.08
8.1
8.12
8.14
8.16
8.18
8.2
2012 2013 2014 2015 2016
Luas Lahan (Juta Hektar)
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
4
1. Keadaan ekonomi petani
2. Cuaca
3. Keadaan perairan
4. Penggunaan pestisida
5. Penjualan hasil pertanian
Kelima unsur tersebut dapat menunjang hasil pertanian di Indonesia agar lebih
produktif sehingga dapat menunjang kebutuhan pangan di Indonesia. Berdasarkan
hal tersebut PT Syngenta Indonesia berfokus pada salah satu dari lima hal yang
harus diperhatikan yakni penggunaan pestisida.
Penggunaan pestisida yang menjadi fokus utama PT Syngenta Indonesia adalah
dengan melakukan penelitian yakni pencampuran senyawa kimia yang digunakan
dalam produk PT Syngenta Indonesia sebelum produk tersebut dijual ke pasar
dengan tujuan agar penyemprotan tanaman dapat memberi hasil maksimal pada saat
musim panen tiba. Oleh karena itu hasil yang di dapatkan petani dapat lebih besar
dari sebelumnya serta mengurangi adanya hama dan penyakit pada tanaman, maka
ketersediaan produk pestisida bagi para petani sangatlah dipentingkan untuk
mengatasi permasalah tersebut terutama pada masa hama mulai menyerang
sehingga persaingan antar perusahaan harus memberikan hasil yang optimal kepada
petani.
PT Syngenta Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi
bahan chemical yakni pestisida dan bibit padi di Indonesia, dengan tiga fokus
kategori bisnis utama yaitu benih tanaman, pelindungan tanamanan, dan padang
rumput pertamanan. Untuk memenuhi kebutuhan para petani PT Sngenta Indonesia
melakukan stok berbagai jenis produksi bahan chemical untuk menangani
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
5
tumbuhan baik dalam mengatasi permasalahan Herbisida untuk memberantas
gulma, Fungisida untuk melindungi tanaman dari penyakit, dan Insektisida untuk
memberantas hama yang menyerang tanaman.
Jika dilihat dari laporan keuangan tahun 2017, PT Syngenta Indonesia berada
dalam posisi ke dua dalam hal penjualan per tahun, yakni sebagai berikut :
Tabel 1.1 Annual Report Syngenta, BSF, Bayer
NO Perusahaan
Global
Sales ($
Million)
Crop
Protection
($ Million)
Seeds ($
Million)
Asia Sales
($
Million)
1 Syngenta 12.649 9.244 2.826 1.853
2 BASF 5.696 5.696 0 582
3 Bayer 2.404 1.965 259 384
Sumber : Diolah Penulis dari Annual Report 2017
Secara global sales DowDupont masih memegang sales tertinggi diantara tiga
pesaingnya yakni Syngenta, BASF dan Bayer sebesar $14.060 million ditahun
2017. PT Syngenta masing memegang sales tertinggi diantara dua pesaingnya baik
untuk pasar global maupun untuk pasar Asia sehingga dalam segi pemasaran PT
Syngenta memiliki peran yang penting dalam menyediakan produk sampai ke
tangan petani dikarenakan permintaan yang cukup besar dari pasar.
Data sales diatas sangat relevan dengan data yang ada diperusahaan dimana
jumlah truk yang datang untuk melakukan loading barang mencapai angka yang
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
6
besar per harinya, berikut data truk untuk melakukan loading barang pada bulan
Mei 2018 – Oktober 2018 di PT Syngenta Indonesia Gunung Putri Bogor :
Grafik 1.4 Jumlah Kedatangan Truk Bukan Mei-Oktober 2018
Sumber : Diolah Penulis dari Data Perusahaan
Jika dirata-rata selama 6 bulan per hari PT Syngenta Indonesia Gunung Putri
melakukan loading barang sebanyak 16-17 kendaraan. Dengan besarnya
permintaan pasar ini membuat pabrik PT Syngenta Indonesia diharuskan tetap
konsisten dalam melakukan produksi dan pengiriman produk sampai ketangan
dealer untuk di distribusikan lagi kepada petani, agar tetap konsisten dalam
melakukan pengiriman dari pabrik PT Syngenta Indonesia maka management harus
mempercepat proses loading barang untuk barang finished goods yang ada pada
warehouse finished goods yang ada di pabrik PT Syngenta Indonesia agar tidak
terjadi penumpukan truk dipabrik yang membuat biaya over time pada karyawan
476
273
582
733
447415
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Jumlah Kedatangan Truk Bukan Mei-Oktober 2018
Jumlah Truk
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
7
warehouse meningkat, serta membuat proses loading barang menjadi efektif dan
efisien dengan memangkas proses-proses yang tidak perlu.
Sumber : Dokumentasi Penulis
Proses loading barang yang lama tentunya akan menyebabkan lamanya truk
untuk menunggu dalam melakukan loading barang berdasarkan gambar tersebut
menunjukan banyaknya truk yang menunggu sedangkan PT Syngenta Indonesia
hanya memiliki dua loading dock untuk melayani truk-truk yang ada.
Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 1.1 Antrian Loading di Loading Dock PT Syngenta Indonesia
Gambar 1.2 Antrian Loading di Jalur Masuk PT Syngenta Indonesia
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
8
Lama proses loading tersebut menyebabkan space truk harus disediakan PT
Syngenta Indonesia dalam malakukan proses loading barang sehingga memakan
setengah jalan dari pintu masuk yang dapat menganggu truk yang melewati jalur
tersebut
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Kecilnya space untuk pakir truk membuat truk harus memakir kendaraanya
depan pintu masuk PT Syngenta Indonesia hal ini membuat pengguna jalan raya
dapat terhambat ataupun mengambil sebagian space jalan raya untuk memakirkan
truk.
Selain space, lama proses loading akan berpengaruh kepada cost yang
dikeluarkan terutama cost untuk tenaga kerja yang melakukan overtime, berikut
peneliti menyajikan data overtime pekerja bagian warehouse finished goods PT
Syngenta Indonesia sebagai berikut :
Gambar 1.3 Antrian Loading di Pintu Masuk PT Syngenta Indonesia
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
9
Tabel 1.2 Overtime Karyawan Warehouse Finished Goods PT Syngenta
Indonesia
Bulan
Hari
Kerja
(Jam)
Akhir
Minggu
(Jam)
Hari
Libur
(Jam)
Tambahan
(Jam)
Total
Januari 176.5 320 0 Rp 204.000 Rp
17.226.734
Febuari 167 149.5 0 Rp 102.000 Rp 9.831.792
Maret 270.5 114 0 Rp 204.000 Rp
10.517.486
April 69 55.5 0 Rp 204.000 Rp 3.797.688
Mei 116.5 139.5 0 Rp 204.000 Rp 8.344.364
Juni 171 176 0 Rp 204.000 Rp
11.034.393
Juli 220 459 0 Rp 102.000 Rp
24.009.827
Agustus - - -
September 76.5 67.5 0 Rp 102.000 Rp 4.462.283
Oktober 211 170 0 Rp 204.000 Rp 11.625.145
Total 1478 1651 0 Rp 1.530.000 Rp 100.849.711
Sumber : Diolah Penulis dari Data Perusahaan
Total overtime yang terjadi pada bulan Januari 2018 sampai Oktober 2018
sebesar Rp 102.379.711 jika dibandingkan gaji karyawan loading warehouse
finished goods sebanyak 10 orang kemudian dikali 9 bulan menjadi Rp 320.143.140
sehingga 31.98% dari gaji karyawan merupakan biaya overtime yang harus
ditanggung PT Syngenta Indonesia. Angka ini cukup besar dimana pada bulan
November dan Desember biaya overtime untuk tenaga kerja akan meningkat tajam
dikarenakan bulan November merupakan akhir bulan sebelum clossing dimana
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
10
truk-truk harus segara di muat dan pada bulan Desember dilakukan cycle count
untuk tutup buku, sehingga overtime karyawan gudang akan lebih dari 31.98% jika
bulan November dan Desember diikutsertakan.
Oleh karena itu, dalam melakukan proses improvement dilakukan secara
bertahap dengan memilih alternatif mana yang paling diutamakan semua divisi
yang ada, agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan benchmark
berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Heni selaku Warehouse Lead PT
Syngenta Indonesia, improvement yang diharapkan dapat meningkatkan oders
(pengiriman barang) yakni sebesar 50% dan items (kesesuaian barang) yakni
sebesar 90%. Oleh karena ini penulis memilih salah satu metode yang dapat
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan di atas yakni dengan menggunakan
konsep Analytical Hierarchy Process (AHP) yakni merupakan metode yang
digunakan dalam masalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Saaty
(1986). Dengan bantuan konsep lean operation. Sehingga pemberian bobot
terhadap permasalahan dapat menentukan alternative mana yang paling optimal
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam menangani permasalahan yang
terjadi di warehouse finished goods pabrik PT Syngenta Indonesia.
Dari latar belakang masalah diatas, penulis tetarik untuk mengetahui urutan
prioritas alternative yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan yang ada di
warehouse finished goods PT Syngenta Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENERAPAN
ANALYTIC HIERARCHY PROSESS (AHP) DALAM UPAYA
MENGOPTIMALKAN DELIVERY IMPROVEMENT PT SYNGENTA
INDONESIA DI GUNUNG PUTRI BOGOR
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
11
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa pokok permasalahaan peneliti sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan Analytic Hierarchy Prosess (AHP) digunakan
dalam mengatasi permalahan proses loading agar menjadi optimal bagi PT
Syngenta Indonesia?
2. Kriteria dan subkriteria apa yang paling relevant bagi PT Syngenta
Indonesia dalam melakukan proses pengambilan keputusan untuk
mengatasi permasalahan proses loading barang?
3. Alternatif apa saja yang paling optimal untuk mengatasi permasalahan
loading barang?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan analisa terhadap
permasalahan yang terjadi di PT Syngenta Indonesia sebagai berikut :
1. Menerapkan metode Analytic Hierarchy Prosess (AHP) dalam mengatasi
permasalahan proses loading agar menjadi optimal bagi PT Syngenta
Indonesia
2. Menemukan kriteria dan subkriteria yang paling relevant bagi PT
Syngenta Indonesia dalam melakukan proses pengambilan keputusan
untuk mengatasi permasalahan proses loading barang
3. Menjabarkan alternatif apa saja yang paling optimal untuk mengatasi
permasalahan loading barang
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
12
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
akademis sebagai berikut :
1. Sebagai pembanding kepada peneliti selanjutnya yang tertarik
mengenai topik Analytic Hierarchy Proses (AHP) dalam hal
improvement suatu proses
2. Memberikan penerapan penggunaan metode Analytic Hierarchy
Proses (AHP) untuk mengatasi permasalahan di perusahaan
3. Memberikan perbandingan analisa untuk menjadi patokan kepada
peneliti selanjutnya
4. Sebagai langkah awal mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara
dalam menerapkan metode Analytic Hierarchy Proses (AHP) di dunia
kerja dengan bantuan lean operation untuk mengatasi masalah
operasional yang terjadi diperusahaan
1.4.2. Manajerial
Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk PT Syngenta
Indonesia dalam mengatasi permasalahan mengenai proses loading barang
yang menjadi fokus utama di pada bulan Desember 2018
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019
13
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1. Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
1.5.2. Bab II Landasan Teori
Bab ini menguraikan teori-teori pendukung sebagai landasan penelitian
penulis, penelitian terdahulu, dan metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini
1.5.3. Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian penulis, desain
penelitian, ruang lingkup penelitian, dan operasionalisasi variabel penelitian
1.5.4. Bab IV Pengelolahan dan Analisa Data
Bab ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan penulis, mulai dari
proses pengolahan data, proses analisa data, pengunaan metode-metode dalam
pengolahan data dan penggunaan software untuk menghasilkan outcome dari
penelitian tersebut
1.5.5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan yang diambil setelah melakukan analisis
dan pembahasan yang berkaitan dengan tujuan penelitian serta saran baik untuk
sisi akademis dan manajerial
Penerapan analytic hierarchy..., Yohanes Willy Suharno, FB UMN, 2019