Post on 05-Aug-2015
description
EVOLUSI PERSYARATAN PELAPORAN SEGMEN
Di Amerika persyaratan akan pelaporan segmen usaha bermula tahun 1964 ketika ada kebutuhan oleh
SEC agar perusahaan publik melaporkan usahanya pada setiap segmen operasi. Tahun 1967, APB
mengeluarkan Statement No.2 mengenai A Disclosure of Supplemental Financial Information by
Diversified Companies. Pernyataan ini sifatnya bukan suatu keharusan namun disarankan.
LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN
Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam (FASB Statement No.14) yang berlaku untuk
seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap menurut prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Pernyataan ini kemudian diubah dengan FASB Statement No.21 yang mengecualikan berlakunya
FASB Statement No.14 bagi perusahaan non publik.
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur malalui PSAK No.5 : menjelaskan pelaporan
informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industri
dan wilayah yang berbeda.
Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen, perusahaan menggambarkan aktivitas masing-
masing segmen industri dan menunjuk-kan komposisi masing-masing wilayah geografis yang dilaporkan.
Informasi segmen harus mengungkap :
1. penjualan atau pendapatan operasi lain-nya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari
pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain.
2. hasil segmen
3. aktiva segmen yang digunakan
4. dasar penetapan harga antar segmen
IDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB PELAPORAN SEGMEN
Dalam Statement No.14, suatu perusahaan dapat mengungkapkan salah satu informasi berikut ini:
Operasi pada berbagai industri
Operasi domestik dan luar negeri
Penjualan ekspor
Konsumen yang utama
Tanggung jawab pelaporan perusahaan pada setiap ke empat aspek di atas ditentukan melalui pengujian
khusus untuk itu.
Operasi pada Industri yang Berbeda
Untuk menentukan apakah informasi mengenai operasi pada industri yang berbeda harus dilaporkan,
perusahaan harus mengidentifikasi segmen industrinya.
Segmen industri didefinisikan sebagai “suatu komponen dari suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang penyediaan produk atau jasa atau suatu group produk yang saling terkait atau jasa yang
utamanya kepada konsumen yang tidak terafiliasi untuk memperoleh laba”.
Segmen industri diidentifikasi melalui analisis produk dan jasa dimana perusahaan memperoleh
pendapatan utamanya dan mengelompok-kan produk dan jasa ini ke dalam segmen industri tertentu.
Umumnya, titik awal untuk menentukan segmen industri perusahaan adalah untuk mengidentifikasi pusat
laba dimana informasi mengenai pendapatan dan profitabilitas dikumpulkan untuk tujuan perencanaan
dan pengendalian internal.
Suatu segmen industri pelaporan adalah suatu segmen industri atau group segmen industri yang sangat
terkait dimana informasi yang demikian perlu dilaporka. Segmen industri ditetapkan sebagai segmen
yang perlu pelaporan jika memenuhi uji pendapatan 10 % (10 percent revenue test), atau uji aktiva 10 %
(10 % asset test), atau uji laba usaha 10 % (10 percent operating profit test) untuk setiap tahun-nya
dimana laporan keuangan tahuanan disusun. Ketiga cara pengujian ini diperlihatkan pada Peraga 15-1,
yang mengikhtisarkan pengujian atas pengungkapan yang diperlukan dalam ke empat area pelaporan.
Uji pendapatan 10 %
Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika pendapatan-nya adalah 10 % atau lebih dari
pendapatan gabungan dari seluruh segmen industri.
Pendapatan mencakup :
- penjualan
- transfer antar segmen.
- bunga, termasuk bunga atas piutang dagang antar segmen, dimasukkan dalam pendapatan jika
aktiva dimana bunga tersebut diperoleh dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi
suatu segmen. Akan tetapi bunga yang timbul dari pinjaman dan uang muka antar segmen
tidak dimasukkan dalam pendapatan kecuali untuk bunga dari suatu segmen yang operasi
utamanya dalam bidang keuangan.
Uji aktiva 10 %
Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika aktiva yang dapat diidentifikasi adalah 10 %
atau lebih dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industri.
Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen industri terdiri dari :
1 Aktiva berwujud dan tidak berwujud suatu segmen.
2 Aktiva yang digunakan oleh lebih dari satu segmen industri dialokasikan pada segmen-segmen
tersebut dengan basis yang masuk akal.
3 Goodwill dari suatu investasi perusahaan pada suatu segmen dimasukkan dalam aktiva
yang dapat diidentifikasi segmen tersebut.
4 aktiva yang dipelihara untuk tujuan umum perusahaan (dengan kata lain, aktiva tida digunakan
oleh suatu segmen industri tertentu seperti gedung kantor pusat atau surat-surat berharga) dan
uang muka dan pinjaman antar segmen tidak dimasukkan dalam perhitungan. (akan tetapi
pinjaman dan uang muka antar segmen dimasukkan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi suatu
segmen yang operasinya dibidang keuangan).
5 Penilaian aktiva atas penyusutan, piutang tak tertagih, surat-surat berharga, dan seterusnya
diperhitungkan untuk tujuan ini.
Uji laba Usaha 10 %
Suatu segmen industri merupakan suatu segmen pelaporan jika jumlah absolut laba usaha atau rugi
usaha adalah 10 % atau lebih jumlah yang lebih besar, dalam jumlah absolut, atas:
1. Gabungan laba usaha seluruh segmen industri yang tidak mencakup rugi usaha, atau
2. Gabungan rugi usaha seluruh segmen industri.
3. Laba usaha mencakup beban-beban yang berhubungan dengan transfer atau penjualan antar
segmen dan beban dialokasikan antar segmen dengan basis yang masuk akal.
4. Pendapatan yang diperoleh kantor pusat yang bukan segmen operasi, beban umum perusahaan,
beban bunga (kecuali segmen yang operasinya di bidang keuangan), pajak penghasilan domestik,
dan luar negeri, pos-pos luar biasa, hak kepemilikan minoritas, dan efek kumulatif perubahan
akuntansi dikeluarkan dari perhitungan laba usaha.
5. Beban dan pendapatan bunga antar segmen dari suatu segmen industri yang operasinya di bidang
keuangan dimasukkan dalam perhitungan laba usaha.
Ilustrasi Uji 10 % untuk Segmen Industri Pelaporan
PT Paku Buwono memiliki empat segmen industri dimana data pendapatan, aktiva, dan pendapatan
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007.
Uji pendapatan
Uji pendapatan 10 % ditetapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri dan
dengan membandingkan-nya dengan 10 % dari gabungan pendapatan seluruh segmen industri.
Pengukian ini diilustrasikan pada PT Paku Buwono sebagai berikut (dalam 000) :
Pendapatan Segmen Industri
Uji nilai(10 % x Rp.420.000)
Apakah Segmen Pelaporan
Memenuhi UjiPendapatan ?
Makanan Rp.150.000 > Rp.42.000 YaKertas 170.000 > 42.000 yaTembaga 40.000 < 42.000 TidakKeuangan 60.000 > 42.000 Ya Jumlah Rp.420.000
Segmen makanan, kertas, dan keuangan merupakan segmen pelaporan menurut uji pendapatan .
Uji aktiva
Uji aktiva 10 % melibatkan perbandingan antara jumlah total aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh
segmen industri dengan 10 % dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industri.
Anggaplah seluruh aktiva PT Paku Buwono digunakan untuk masing-masing segmen industri dan
bukan untuk tujuan umum perusahaan. FASB Statement No.14 menyebutkan bahwa uang muka dan
pinjaman antar segmen hanya dapat dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi suatu
segmen keuangan. Dengan demikian, Rp.50.000.000 pinjaman kepada Segmen Tembaga (lihat
Peraga 15-2) tidak dimasuk-kan dalam perhitungan aktiva yang dapat diidentifikasi Segmen Kertas.
Perhitungan untuk PT Paku Buwono adalah sebagai berikut (dalam 000) :
Aktiva yang dapat di Identifikasi Segmen
Industri
Uji nilai(10 % x Rp.420.000)
Apakah Segmen Pelaporan
Memenuhi UjiPendapatan ?
Makanan Rp.200.000 > Rp.101.000 YaKertas 250.000 > 101.000 yaTembaga 60.000 < 101.000 TidakKeuangan 500.000 > 101.000 Ya
Segmen Makanan, Kertas, dan Keuangan ketiganya memenuhi uji aktiva 10 % sebagai segmen
industri pelaporan.
Uji Laba Usaha
Dalam menerapkan uji laba usaha untuk menentukan segmen pelaporan, jumlah absolute masing-
masing laba usaha atau rugi usaha dibandingkan dengan 10 % dari yang terbesar antara laba usaha
gabungan seluruh segman usaha yang merugi. Pengujian untuk PT Paku Buwono diilustrasikan
dibawah ini :
Laba Usaha
SegmenIndustri
RugiUsaha Segmen
Industri
Uji Nilai(10 % x Rp.130.000)
Apakah Segmen Pelaporan
Memenuhi Uji Laba Usaha ?
Makanan Rp.25.000 >
Rp.13.000 Ya
Kertas 50.000 > 13.000 YaTembaga Rp.(20.000) < 13.000 YaKeuangan 50.000 > 13.000 YaJumlah
Rp.130.000 Rp.(20.000)
Setelah uji nilai Rp.13.000 ditentukan, pengujian diterapkan pada jumlah absolute laba usaha dan rugi
usaha setiap segmen. Seluruh segmen PT Paku Buwono merupakan segmen pelaporan menurut uji
laba usaha 10 %.
Operasi Domistik dan Luar Negeri
Operasi luar negeri adalah operasi penghasil-pendapatan yang berlokasi di luar negeri tempat kantor
pusat perusahaan berada dan yang menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada pihak-pihak yang
tidak terafiliasi atau penjualan atau transfer antar perusahaan antar wilayah geografi (penjualan atau
transfer antar wilayah).
Operasi domestik adalah operasi penghasil pendapatan dari perusahaan yang berlokasi di negara
tempat kantor pusat berada yang menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada pihak-pihak yang
tidak terafiliasi atau dari penjualan atau transfer antar wilayah.
Wilayah geografi luar negeri adalah negara-negara atau kelompok negara yang ditetapkan oleh
perusahaan berdasarkan kondisi tertentu.
Suatu perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi domestic dan luar
negari dalam laporan keuangan jika:
1. Pendapatan yang dihasilkan oleh operasi luar negeri dari penjualan kepada pihak-pihak yang
tidak terafiliasi adalah 10 % atau lebih dari pendapatan konsolidasi seperti disajikan dalam
laporan laba rugi perusahaan, atau
2. Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu operasi luar negeri adalah 10 % atau lebih dari konsolidasi
aktiva seperti disajikan dalam neraca perusahaan.
Jika operasi luar negeri dilakukan pada lebih dari satu wilayah geografi, informasi tersebut harus
dilaporkan terpisah untuk setiap operasi di wilayah geografi yang memenuhi baik uji pendapatan atau uji
aktiva.
Penerapan dari pengujian berdasarkan ikhtisar data untuk PT Amin Amintas diilustrasikan sbb.:
PT AMIN AMINTAS
AKHTISAR DATA DALAM JUTAAN RUPIAH
PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (DALAM 000)
Domestik Inggris Jerman Perancis Jepang Konsolidasi
Pendapatan
Penjualan kepada
pihak tidak terafiliasi Rp. 920 Rp. 100 Rp. 160 Rp. 140 Rp. 180 Rp. 1.500
Transfer antarwilayah
geografi (penjualan
antarwilayah kepada
pihak terafiliasi) 80 10 50 20 40 -
Rp.1.000 Rp.110 Rp.210 Rp. 160 Rp. 220 Rp. 1.500
Aktiva
Aktiva yang dapat diiden-
tifikasi Rp.1.100 Rp.110 Rp.150 Rp. 140 Rp. 200 Rp. 1.700
Investasi pada anak-anak
perusahaan yang tidak
dikonsolidasi 100 100
Aktiva kantor pusat 50 50
Rp.1.250 Rp. 110 Rp.150 Rp. 140 Rp. 200 Rp. 1.850
PT Amin Amintas diharuskan untuk melaporkan informasi mengenai operasi domestic dan luar negeri-
nya jika pendapatan yang dihasilkan oleh operasi luar negeri dari penjualan kepada pihak-pihak yang
tidak terafiliasi adalah Rp.150.000.000 atau lebih (10 % dari Rp.1.500.000.000, pendapatan konsilidasi).
Karena pendapatan dari operasi luar negeri kepada pihak-pihak yang tidak terafiliasi adalah
Rp.580.000.000 (Rp.100.000.000 + Rp.160.000.000 + Rp.140.000.000 + Rp.180.000.000), PT Amin
Amintas diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi domestic dan luar negerinya.
Pengujian aktiva juga dipenuhi, karena aktiva yang dapat diidentifikasi Rp.600.000.000 dari operasi luar
negeri lebih besar daripada 10 % dari konsolidasi aktiva yang dapat diidentifikasi PT Amin Amintas.
elain dari kewajiban untuk melaporkan informasi mengenai operasi domestik dan luar negeri, operasi
pada setiap wilayah geografi di luar negeri juga harus diuji untuk menentukan apakah suatu
pengungkapan terpisah diharuskan.
Pengujian ini diilustrasikan sebagai berikut (dalam 000) :
UJI PENDAPATAN
Apakah Pengungkapan
Pendapatan dari pihak 10 % dari Pendapatan Terpisah untuk Wilayah
Tidak Terafiliasi Konsilidasi Geografi Diharuskan ?
Wilayah
Inggris Rp. 100.000 < Rp. 150.000 Tidak
Jerman 160.000 > 150.000 Ya
Perancis 140.000 < 150.000 Tidak
Jepang 180.000 > 150.000 Ya
UJI AKTIVA
Apakah Pengungkapan
Aktiva yang dapat 10 % dari aktiva Terpisah untuk Wilayah
Diidentifikasi Konsolidasi Geografi Diharuskan ?
Wilayah
Inggris Rp. 110.000 Rp. 185.000 Tidak
Jerman 150.000 185.000 Tidak
Perancis 140.000 185.000 Tidak
Jepang 200.000 185.000 Ya
Karena operasi luar negeri di Jerman dan Jepang memenuhi paling tidak satu pengujian, pengungkapan
terpisah diharuskan untuk operasi tersebut. Operasi di Inggris dan Perancis dapat digabungkan sebagai
operasi dalam “wilayah luar negeri lain”.
LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Laporan Keuangan Interim menyediaakan informasi mengenai kondisi perusahaan kurang dari satu tahun.
Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan dan biasanya berisi informasi kumulatif dari awal
tahun sampai dibuatnya laporan tersebut.
Sifat Laporan Keuangan Interim
Secara konseptual, laporan keuangan interim menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang
lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. Laporan interim menunjuk-kan adanya trade-
off antara ketepatan waktu dan kehandalan data-data keuangan karena memerlukan adanya istimasi untuk
melakukan review piutang, utang dagang, persediaan, dan informasi lain-nya yang mendukung
pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan.
Peraga 15.7 menunjuk-kan laporan tiga bulanan untuk perusahaan Samiaji dan anak-anak perusahaan-
nya untuk laporan tiga yang berakhir 30 September 2005. Laporan tersebut meliputi juga laporan dari
awal tahun sampai pada tanggal 30 September dan perbandingan dengan tahun sebelum-nya untuk
periode yang sama.
Peraga 15.7 Informasi Segmen Bisnis Berdasarkan Area Geografis
PERUSAHAAN SAMIAJI DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Data dalam ribuan kecuali nilai per saham
3 Bulan Berakhir 30 September 9 Bulan Berakhir 30 September
2005 2004 2005 2004
Pendapatan 2.469 2.165 6.725 6.025
Biaya dan Beban
Harga Pokok Penjualan 1.624 1.409 4.412 3.936
Beban Operasional 691 613 1.969 1.763
Beban Bunga 26 29 76 77
2.341 2.051 6.457 5.776
Laba Operasional sebelum pajak 128 114 268 249
Pajak Penghasilan 48 44 100 95
Laba Bersih Operasi 80 70 168 154
Rugi penghentian operasi* 34
80 70 168 120
Laba per Lembar Saham biasa
Operasi Berjalan 1.24 1.08 2.60 2.38
Penghentian Operasi (0.53)
Laba Bersih per Lembar Saham 1.24 1.08 2.60 1.85
Dividen per Lembar Saham 0.52 0.50 1.56 1.50
*Efek negatif terhadap laba disebabkan adanya penghentian operasi furnitur pada enam
bulan pertama tahun 2004
PENGUNGKAPAN YANG DIHARUSKAN UNTUK OPERASI PADA BERBAGAI
INDUSTRI
Pengungkapan yang diharuskan untuk operasi diberbagai industri didasarkan pada identifikasi segmen
industri pelaporan yang telah dibahas sebelum-nya di bagian ini. Pengungkapan yang diharuskan harus
dibuat untuk setiap tahun dimana laporan keuangan disajikan.
Informasi yang harus dimasuk-kan dalam segmen pelaporan dan segmen industri lain secara agregat dapat
diikhtisarkan pada kelompok-kelompok : Pendapatan; Aktiva; Profitabilitas; dan pengungkapan-
pengungkapan lain.
Informasi yang harus diungkapkan dapat disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan, dalam bentuk
catatan kaki atas laporan keuangan, atau dalam daftar terpisah yang dimasuk-kan sebagai bagian tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi mengenai segmen industri pelaporan dan seluruh segmen
industri lain secara agregat harus direkonsiliasi dengan jumlah terkait yang tampak dalam laporan
keuangan perusahaan.
Pendapatan direkonsiliasi dengan pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan
laba usaha atau rugi usaha direkonsiliasi dengan laba operasi sebelum pajak dalan laporan laba rugi
konsolidasi. Aktiva yang dapat diidentifikasi direkonsiliasi dengan total aktiva konsolidasi, dengan
identifikasi secara terpisah dengan aktiva kantor pusat.
Contoh :
Kewajiban pelaporan segmen yang mendasar dengan pengungkapan dalam daftar terpisah disajikan pada
Peraga 15.3 untuk PT Kardinal di Indonesia. Untuk memudahkan penyajian secara komparatif informasi
segmen tahun 2007 dan 2006 dan untuk merekonsiliasi informasi semacam ini, dibuatkan suatu daftar.
Peraga 15.3 memperlihatkan ikhtisar data segmen untuk dua tahun. Namun demikian, perusahaan yang
tunduk pada ketentuan Bapepam diharuskan memasuk-kan informasi segmen paling tidak tiga tahun
dalam laporan keuangan tahunan-nya kepada pemegang saham.
Peraga 15-3 Informasi Segmen Industri
CATATAN PT KARDINAL UNTUK PENYUSUNAN KONSOLIDASI
Bahan Alat Rumah Industri
2007 Bangunan Tangga Lain Eliminasi Konsolidasi
Penjualan
Penjualan kepada konsu-
men tak terafiliasi Rp.420.000 Rp.180.000 Rp.100.000 Rp.700.000
Penjualan antar segmen 40.000 35.000 25.000 (Rp.100.000) -
Total Penjualan Rp.460.000 Rp.215.000 Rp.125.000 (Rp.100.000) Rp.700.000
Laba
Laba Operasi Rp. 72.000 Rp. 40.000 Rp. 28.000 - Rp. 140.000
Laba dari investasi saham 20.000
Beban Korporasi (12.000)
Beban Bunga (38.000)
Laba sebelum pajak Rp. 110.000
Aktiva Corporate*
Aktiva teridentifikasi Rp.500.000 Rp.250.000 Rp.110.000 Rp.190.000 Rp.1.050.000
Pengeluaran modal 50.000 40.000 10.000 10.000 110.000
Depresiasi dan Amortisasi 30.000 35.000 8.000 2.000 75.000
2006
Penjualan
Penjualan kepada konsu-
men tak terafiliasi Rp.410.000 Rp.170.000 Rp. 80.000 Rp.660.000
Penjualan antar segmen 35.000 30.000 25.000 (Rp. 90.000) -
Total Penjualan Rp.445.000 Rp.200.000 Rp.105.000 (Rp. 90.000) Rp.660.000
Laba
Laba Operasi Rp. 70.000 Rp. 40.000 Rp. 25.000 - Rp. 135.000
Laba dari investasi saham 10.000
Beban Korporasi (10.000)
Beban Bunga (40.000)
Laba sebelum pajak Rp. 95.000
Aktiva Corporate*
Aktiva teridentifikasi Rp.480.000 Rp.245.000 Rp.100.000 Rp.175.000 Rp.1.000.000
Pengeluaran modal 40.000 40.000 5.000 4.000 89.000
Depresiasi dan Amortisasi 30.000 35.000 7.000 3.000 75.000
*Aktiva korporasi meliputi investasi dalam perusahaan anak yang tidak dikonsolidasi Rp.126.000
untuk 2007 dan Rp.119.000 untuk 2006.
PENGUNGKAPAN UNTUK OPERASI DI BERBAGAI WILAYAH GEOGRAFI YANG
BERBEDA
Perusahaan harus melaporkan informasi mengenai operasi domestik dan luar negeri berdasarkan
pengujian aktiva sebagaimana telah dibahas di depan. Jika operasi luar negeri dilakukan pada dua atau
lebih wilayah geografi yang berbeda, pengungkapan diperlukan untuk setiap wilayah geografi luar negeri
dimana pendapatan dari pihak-pihak yang tidak terafiliasi atau aktiva yang dapat diidentifikasi adalah 10
% atau lebih dari jumlah konsolidasinya.
Pengungkapan untuk operasi domestik, setiap wilayah geografis luar negeri yang memenuhi salah satu
pengujian, dan seluruh wilayah geografi lain-nya secara agregat mencakup : Pendapatan; Aktiva;
Profitabilitas; dan pengungkapan lain.
Peraga 15.5 Informasi Segman Bisnis Berdasarkan Area Geografis
CATATAN PT KARDINAL UNTUK PENYUSUNAN LAPORAN KONSOLIDASI
Amerika Negara
2007 Serikat Eropa Lain Eliminasi Konsolidasi
Penjualan
Penjualan kepada konsu-
men tak terafiliasi Rp.350.000 Rp.275.000 Rp. 75.000 Rp.700.000
Penjualan antar wilayah 60.000 20.000 30.000 (Rp.110.000) -
Total Penjualan Rp.410.000 Rp.295.000 Rp.105.000 (Rp.110.000) Rp.700.000
Pendapatan
Laba Operasi Rp. 65.000 Rp. 63.000 Rp. 12.000 - Rp. 140.000
Pendapatan dari investasi 20.000
Beban Korporasi (12.000)
Beban Bunga (38.000)
Laba sebelum pajak Rp. 110.000
Aktiva
Aktiva teridentifikasi Rp.450.000 Rp.325.000 Rp. 85.000 Rp.190.000 Rp.1.050.000
Pengeluaran modal 60.000 25.000 15.000 10.000 110.000
Penyusutan dan Amortisasi 40.000 25.000 8.000 2.000 75.000
2006
Penjualan
Penjualan kepada konsu-
men tak terafiliasi Rp.330.000 Rp.250.000 Rp. 80.000 Rp.660.000
Penjualan antar wilayah 40.000 30.000 10.000 (Rp. 80.000) -
Total Penjualan Rp.370.000 Rp.280.000 Rp. 90.000 (Rp. 90.000) Rp.660.000
Pendapatan
Laba Operasi Rp. 70.000 Rp. 55.000 Rp. 10.000 - Rp. 135.000
Pendapatan dari investasi 10.000
Beban Korporasi (10.000)
Beban Bunga (40.000)
Laba sebelum pajak Rp. 95.000
Aktiva
Aktiva teridentifikasi Rp.425.000 Rp.320.000 Rp. 80.000 Rp.175.000 Rp.1.000.000
Pengeluaran modal 50.000 24.000 5.000 10.000 89.000
Penyusutan dan Amortisasi 30.000 35.000 7.000 3.000 75.000
Catatan penjualan ekspor dimasuk-kan dalam lembar informasi segmen bisnis berdasarkan wilayah
geografis. Catatan lain dalam Peraga 15-5 menyediakan informasi dan industri dimana ekuitas investee
dan perusahaan anak yang tidak dikonsolidasi beroperasi sesuai dengan FASB Statement No.14.