Layout Majalah

Post on 18-Mar-2016

222 views 4 download

description

Tugas Destop Publishing

Transcript of Layout Majalah

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

KESEHATAN

DENGAN SEKALI EN-TAKAN, Dina melepaskan

high heels tujuh senti kesayangan-nya ke lantai. Masih dengan pakaian kantor melekat di badan, ia langs-ung mengempaskan tubuh penatnya dalam pelukan sofa yang empuk. Ia mem-biarkan separuh punggungnya melo-rot pada sandaran kursi, sementara kakinya tertuju ke lantai. Dalam posisi yang sama, tangannya mulai sibuk mencari-cari remote control TV. Tak lama berselang, ia sudah larut dalam tanyang film favoritnya.

Setelah berjam-jam ‘terjebak’ di ba-lik kemudi dalam kemacetan lalu lintas Jakarta, bagi Dina tak ada cara relak-sasi yang lebih asyik daripada yang sedang dilakukannya saat ini. Say-angnya, ia tak sadar bahwa kebiasaan berlama-lama duduk dalam posisi seperti itu ternyata menyimpan bahaya laten mengancam kesehatannya.

KEBIASAAN TAK SEHAT“Jika cedera tulang datang menyerang, jangan lantas main gampang. Misalnya dengan lari ke tukang pijat atau dukun tulang. Awas, bisa-bisa malah tulang Anda mengkerut. Jangan abaikan pula TBC tulang, yang terbukti bisa bikin punggung bungkuk. Tulang, memang harus disayang.

Penyebab terbanyak tulang cedera adalah kecelakaan. Di jalan raya, kebanyakan korban adalah pengendara sepeda motor. Sementara di rumah, menurut dr. Luthfi Gatam SpOT (K-spine) dari Klinik DBC (Documenta-tion Based Care), RS. Internasional Bintaro, Tangerang ternyata, akibat jatuh dari loteng!

Yang perlu diketahui, tak semua cedera itu berupa patah tulang. “Hanya sprain, keseleo, salah urat, ligamen alias jaringan ikat antartulang tertarik, robek sedikit hingga tampak luar mem-bengkak , bukan patah.

” Tambahan lagi, pascakecelakaan ada usaha dari tubuh kita untuk membeku-kan darah agar tak terjadi bengkak. Itulah sebabnya, saat atlet sepakbola cedera, tindakan pertama yang dilaku-kan tim medis adalah mengompres dengan es atau air dingin. Ini prinsip do no harm, jangan memperparah yang sudah parah. Jangan menciptakan masalah baru. Setelah itu temui dokter.

Yang umum dilakukan, banyak orang yang pergi ke tukang pijat atau dukun tulang. Mereka berprasangka kalau ditangani medis akan lebih lama pulih. Padahal cara ini justru men-gundang bahaya. Bayangkan, jaringan tulang yang sebenarnya sudah “mem-beku” itu diurai lagi akibat dipijat atau ditarik. Alhasil, tubuh pun tak me- miliki kesempa- tan memulihkan diri sendiri.

FEMINA

Sembuh tanpa luka parut

BERDAMPAK BURUKPada cedera ringan, bagian sprain diistirahatkan dulu dengan dibidai, biasanya dengan kain pembalut coklat. Jadi, tak mesti digips (sering menjadi momok bagi sebagian orang). Bila tulang patah, secara alami sebenarnya bisa bersambung lagi. “Tulang dan usus adalah dua organ tubuh istimewa yang bisa pulih tanpa luka parut,” tutur Luthfi.Masalahnya, kita meng-inginkan sambungan yang baik dan bisa berfungsi seperti semula dalam waktu relatif cepat.Dokter akan mem-bius pasien hingga tenang dan lemas, supaya mudah mengembalikan tulang ke posisi yang benar. Inilah bedanya dengan tukang pijat atau dukun tulang yang melakukan tindakan tanpa bius pemati rasa. Pasien yang memberontak karena kesakitan malah dapat memper-parah kondisi tulang.Alitatem

INILAh CArA PILIh SEPATu TErbAIK

Sepatu bukan sekadar alas kaki. Dialah yang menyangga diri kita. Oleh kare-nanya, pilihlah yang terbaik.

1. Bentuk sepatu sebaiknya seperti sepatu olahraga, karena bentuknya

tertutup.

2. Pilih sepatu yang tepat dan sesuai dengan luas dan panjang kaki anak,

terutama di area punggung kaki.

3. Sepatu harus lentur dan fleksibel. Bagian dalam sepatu sebaiknya

dibuat dari bahan yang lembut untuk mencegah kaki lecet. Panjang sepatu harus dilebihkan sekitar 2,5 cm atau 1 inci (selebar ibu jari tangan) agar ada ruang gerak bagi jemari kaki.

4. Perhatikan luas kaki anak agar sepatu tidak terlalu pas. Bila sepatu

terlalu sempit, akibatnya akan timbul tekanan, sehingga kaki bisa melepuh, radang, lecet dan meningkatkan jumlah keringat, serta menimbulkan gangguan gerak dan keseimbangan kaki.

5. Sol luar jangan terlalu tebal, karena dapat mempengaruhi kes-

eimbangan anak saat berjalan. Juga, jangan licin, sehingga anak tidak mu-dah tergelincir.

6. Sol sepatu bagian dalam harus ada lengkungannya, karena mendekati

fungsi anatomis kaki yang normal. Se-dangkan sol luar harus kokoh, terutama di bagian tumit dan dapat “memegang” tumit dengan baik. Ini karena mempo-sisikan kaki pada bentuk yang benar dan tidak menghambat pergelangan kaki untuk melangkah.

7. Bagian depan sepatu agak meleng-kung (naik ke atas).

8. Waktu membeli sepatu, coba pada kedua kaki dan suruh si kecil

berdiri agar telapak kakinya mele-bar. Kemudian, suruh ia berjalan dan berlari, lalu tanyakan apakah sepatunya sudah enak dipakai atau belum.

9. Pilihlah sepatu yang mudah dipakai si kecil, seperti penutup

sepatu dengan ban selempang berper-ekat (velkro).

NO.13/XXXVIII . 3 - 9 APRIL 2010

Bisa saja tulang tersambung, namun dalam posisi tak normal.

Tak sedikit kejadian, gara-gara keseleo lalu diurut ke dukun tulang, penderitanya malah menjadi timpang karena tungkainya “pendek sebelah”. Kadang terjadi cedera parah yang dise-but dislokasi, tulang-tulang keluar dari tempurungnya. Biasanya terjadi pada pergelangan tungkai bawah atau lutut.

Terjadi nyeri hebat, harus ditan-gani dokter kurang dari delapan jam. Bila terlambat, akan ada jaringan mati karena terputus dari aliran darah. Aki-bat akhirnya adalah tulang mati, terjadi pengapuran bahkan bisa diamputasi.

Bila terjadi dislokasi, dukun tulang pun biasanya langsung mengenali dan menolak menangani, menyarankan harus segera dibawa ke rumah sakit. Korban biasanya tak bisa berjalan sama sekali, bahkan tak bisa dipapah, sehingga harus digotong.

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA

FEMINA