Post on 23-Oct-2020
6
BAB II
PERKUNJUNGAN PASTORAL BAGI NARAPIDANA
II.1 Perkunjungan Pastoral
Perkunjungan adalah bentuk nyata dari pelayanan pastoral yang dilakukan
oleh pekerja gereja (pendeta, diaken) terhadap warga jemaat.1 Pelayanan Pastoral
memungkinkan kehidupan yang berpusat pada Kristus.2 Layanan pastoral memang
suatu keterlibatan, keterlibatan dalam relasi/hubungan antar manusia.3 Pertemuan
pastoral adalah tentang hubungan antara Allah dan manusia, dan harus dipahami
sebagai penerjemah/memberi pemahaman pelayanan pastoral yang berupaya
untuk membangun sebuah pertemuan yang memiliki arti yang berfungsi sebagai
perwujudan kehadiran Allah.4 Visitasi/perkunjungan pastoral mempunyai maksud
dan arti, yaitu mengembangkan kesetian kepada Tuhan.5 Perkunjungan pastoral
bukan hanya respon terhadap adanya kebutuhan, tetapi juga untuk mendorong
seseorang mempraktekkan imannya.6 Praktek mendengarkan secara timbal balik
antara konselor dan orang yang dilayani, pertemuan pastoral juga mengasumsikan
peran utusan Allah ke dunia, memahami dalam situasi yang nyata, adalah latihan
yang berusaha untuk memahami diri sendiri dan yang lainnya dalam perspektif
Injil sehingga mereka dapat menentukan sekali lagi mengapa mereka ada di dunia
ini.7
Menurut teori yang dipaparkan oleh Abineno, Morkel, Rusell, Jacob D
Engel, dan Bons-Strom, penulis menganalisa bahwa perkunjungan pastoral adalah
suatu pertemuan yang dilakukan dengan sengaja sebagai wujud pertolongan bagi
mereka yang membutuhkan perhatian khusus secara rohani. Seorang konselor
1J. L. Ch. Abineno, Penggembalaan, (Bandung : Nilakandi, 1988), 14.
2Morkel, (dalam Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical
theological understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. (Juni 2015). Vol. 36 Issue 1,
p1-8. 8p) 2012, 48.
3Russell L. Dicks, Principles and Practices of Pastoral Care. ( Dalam buku Diktat Mesach
Krisetya : Konseling Pastoral, hal.6, Philadelphia: Fortress Press, 1964). 4Ibid,.
5J. D.Engel, Perkunjungan Pastoral, ( Buku Diktat Mengajar: Salatiga : UKSW, 2002), 1
6Ibid.,
7M. Bons-Strom, Apakah Penggembalaan itu?, (dalam Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a
missional age: Towards a practical theological understanding of missional pastoral care: Verbum et
Ecclesia,.(Juni 2015). Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p,1989), 9.
7
harus benar-benar bisa menghadirkan Allah dalam setiap permasalahan konsili.
Perkunjungan pastoral memberikan pemulihan bagi konsili yang terluka, dan
membawa konsili untuk lebih mengenal dirinya sendiri kemudian mengarahkan
dirinya untuk melakukan kehendak Tuhan. Berdasarkan diagnosa sementara ini,
pendeta menyarankan suatu pendekatan untuk memperoleh pertolongan seperti
meneruskan konseling pastoral atau melakukan rujukan untuk memperoleh
pertolongan khusus (misalnya pemeriksaan medis, psikoterapi, atau Alcoholic
Anonymous).8 Perkunjungan pastoral merupakan bagian dari pendampingan
pastoral yang akan terjadi atau berjalan seumur hidup, akan tetapi ketika dalam
perkunjungan pastoral konselor menemukan adanya permasalahan, maka
perkunjungan pastoral dan pendampingan pastoral akan berlanjut kepada
konseling pastoral.
Istilah pendampingan berasal dari kata kerja mendampingi yang merupakan
suatu kegiatan menolong orang lain yang karena suatu sebab perlu didampingi,
orang yang melakukan kegiatan mendampingi disebut sebagai pendamping.9
Tugas utama seorang pendamping adalah membantu orang yang didampingi
untuk mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh, pendamping adalah
pengiring, pengantar yang ikut serta dalam perayaan suka dan duka kehidupan
orang yang didampingi.10
Pendampingan pastoral tidak bisa dihayati dengan
hanya belajar tehnik-tehniknya saja, pendampingan pastoral dilakukan oleh orang-
orang yang memiliki keyakinan agamis tertentu, maka seorang gembala atau
majelis dan orang-orang yang terlibat dalam pendampingan pastoral harus belajar
agama dengan baik, dalam hal ini Kristen.11
Pendampingan pastoral adalah suatu
profesi pertolongan seorang pendeta atau pastor mengikatkan diri dalam hubungan
pertolongan dengan orang lain, agar dengan terang Injil dan persekutuan dengan
gereja Kristus dapat bersama-sama menemukan jalan keluar bagi pergumulan dan
8Howard Clineball, Tipe-tipe dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Yogyakarta :
Kanisius, 2002), 96. 9Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 9.
10Totok S.Wiryasautra, Ready to Care : Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Yogyakarta :
Galangpress, 2006), 62. 11
Mesach Krisetya, Konseling Pastoral, Diktat mengajar (Salatiga: UKSW, 2010), 5.
8
persoalan kehidupan dan iman.12
Pendamingan Pastoral merupakan perjumpaan
rutin dan bertahap, dan sekaligus pembelajaran untuk lebih mengenal kehidupan
beragama dan lebih mengenal Tuhan. Penampingan Pastoral akan berlanjut pada
tahap konseling, agar seseorang benar-benar diobati dari luka yang selama ini
dirasakan.
Pendampingan Pastoral dan konseling pastoral terus membantu
pembaruan semangat gereja dengan menyediakan alat untuk pembaruan pribadi,
hubungan, dan kelompok manusia.
.......Konseling mengurangi kelumpuhan kemampuan umat Kristen untuk memberi
dan menerima kasih. Dengan demikan konseling dapat membantu kita menjadi gereja yaitu
persekutuan yang di dalamnya kasih Allah menjadi realitas yang dialami dalam hubungan-
hubungan.....13
Konseling, adalah suatu disiplin ilmu non-medis, yang sasarannya adalah
untuk memberi fasilitas dan menimbulkan pertumbuhan serta perkembangan
kepribadian; menolong pribadi-pribadi untuk mengubah pola-pola kehidupan yang
menyebabkan mereka mengalami kehidupan yang makin tidak berbahagia, dan
menyediakan suasana persaudaraan dan kebijaksanaan bagi pribadi-pribadi yang
sedang menghadapi kehilangan dan kekecewaan dalam kehidupan yang tidak
dapat dihindari.14
Pelayanan konseling tidak sama dengan sekedar pemberiann
nasihat, bahkan belajar konseling tidak sama dengan belajar untuk menjadi
penasihat (advisor), guru atau pemberi resep manjur (recipe giver), karena justru
keunikan konseling terletak pada fakta bahwa dalam pelayanan ini, unsur
pemberian nasihat ternyata hanya merupakan salah satu aspek diantara aspek-
aspek lain yang tidak kalah pentingnya.15
Dalam konseling tidak ada perjanjian
bahwa seorang konsili akan sembuh secara total ketika ia menjalani konseling
pastoral. Kesembuhan dan pemulihan akan terjadi apa bila seorang konsili
memiliki keputusan yang tepat, karena pada dasarnya kesembuhan dalam diri
konsili tergantung pada pilihan dalam hidupnya sendiri.
12
G Heitink. Pendampingan Pastoral sebagai profesi pertolongan, (dalam Teologi dan Praksisi
Pastoral), Tjaard G. Homes, E. Gerrit Singgih, (Jakarta : BPK Gunung Mulia dan Jogyakarta Kanisius
1992) , 405. 13
Ibid., 7 14
Wayne E Oates, Pastoral Counseling. ( Dikutip oleh Mesach K, Philadelphia: The Westminster
Press, 1974) 9. 15
Yakub B. Susabda, Pastoral Konseling, (Malang : Gandum Mas 1981), 40.
9
Konseling pastoral merupakan tugas akhir sebagai pragmatis menyajikan
strategi terpadu tindakan yang akan memungkinkan konselor untuk membantu
konsili dalam mempengaruhi dan mengubah situasi mereka sendiri melalui
kognitif intervensiperilaku dan emosional.16
Kognitif merupakan pendekatan yang
memberi perhatian khusus kepada proses pemikiran individu seperti kemahiran
berfikir secara kritis dan kreatif.17
Konseling adalah proses pertolongan yang pada
hakekatnya adalah psikologis antara seseorang penolong dengan seorang atau
beberapa orang yang ditolongnya dengan masksud meringankan penderitaan dari
yang ditolong.18
Suatu konseling tidak hanya berisikan nasihat yang manjur, atau
dapat menyelesaikan masalah dengan tuntas akan tetapi bagaimana seseorang
diarahkan untuk meringankan permasalahannya melalui pengenalan akan
pribadinya dan pribadi Tuhan. Konseling pastoral memberikan pandangan yang
baru bagi konsili dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya, suatu pilihan
yang ditentukan oleh diri sendiri sebagai respon dari iman percaya kepada Tuhan.
II.2 Pengertian Narapidana
Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana
adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga
Pemasyarakatan. Narapidana merupakan jenis sanksi pidana yang paling banyak
ditetapkan dalam ketentuan KUHP (Ketentuan Undang-undang Hukum Pidana)
yang diteliti membuat perumusuan delik kejahatan.19
Ada dua kategori
narapidana, yakni narapidana lapas dan nara pidana tahanan. 20
Narapidana lapas
adalah narapidana yang sudah dijatuhi vonis atau hukuman oleh pengadilan dan
yang harus menjalankan masa hukumannya di lapas tersebut. Sedangkan
narapidana tahanan adalah narapidana yang setatusnya titipan atau seseoang yang
16
Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical theological
understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. Juni 2015. Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p. 17
Data diperoleh dari Makalah yang disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Dasar-dasar
Pemahaman Tingkah Laku” bimbingan dan konseling, Ali Husin Nasutionmahasiswa fakultas ilmu
pendidikan (Universitas Negeri Semarang, 2012)2.
18Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral,( Semarang: Satya Wavana Salatiga, 1987), 6.
19Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan Pidana
Penjara, cetakan ke-4 (Yogyakarta : Genta Publishing, 2010), 71. 20
Informasi didapat dari seorang Sipir Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A di Ambarawa pada
tanggal 11 Juni 2015 pukul 19.47 WIB
10
terbukti bersalah namun beum diputuskan vonis hukuman dari pengadilan.21
Narapidana sedikit beda dengan Narapidana Politik, tetapi tidak boleh ada
pembedaan/diskriminasi yang didasarkan pada ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, pendirian politik atau lainnya, asal kebangsaan atau sosial,
kekayaan, kelahiran atau status lainnya.
Orang-orang tawanan meringkuk dalam penjara bukan karena mereka lebih
berdosa daripada orang-orang yang di luar penjara, tetapi oleh karena mereka
telah melanggar sesuatu pasal undang-undang negara.
......Kalau seseorang melanggar undang-undang atau aturan semacam itu, maka
ia diadili dalam suatu proses juridis, apakah ia sungguh-sungguh bersalah dan
kalau ia dipandang bersalah, ia dihukum, misalnya dimasaukkan ke dalam
penjara.....22
Pengertian narapidana adalah orang-orang sedang menjalani sanksi
kurungan atau sanksi lainnya, menurut perundang-undangan. Pengertian
narapidana menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang hukuman (orang yang
sedang menjalani hukuman karena tindak pidana); atau terhukum.23Menurut
undang-undang republik indonesia nomor 12 tahun 1995, warga binaan
pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya manusia harus diperlakukan
dengan baik dan manusiawi dalam satu sistem pembinaan yang terpadu. Warga
Binaan Pemasyarakatan adalah Narapidana, Anak Didik Pemasyarakatan, dan
Klien Pemasyarakatan.Terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.24
Dengan
demikian, pengertian narapidana adalah seseorang yang melakukan tindak
kejahatan dan telah menjalani persidangan, telah divonis hukuman pidana serta
ditempatkan dalam suatu bangunan yang disebut penjara dalam hal ini Lembaga
Pemasyarakatan.Narapidana harus menerima konsekuensi dari perbuatan mereka dan
berhadapan dengan masalah yang serius dalam hukum pidana atau perdata. Narapidana
mengevaluasi pengalaman sekarang dan masalalu, kondisi dan peristiwa terhadap latar
21
Ibid,. 22
M. Bons Strom, Apakah Penggembalaan itu?, ( Jakarta Pusat : BPK Gunung Mulia 1982), 305. 23
Hasil Wawancara dengan Kepala Substansi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan, pada
hari Selasa tanggal 1 September 2012, pukul 08.21 WIB 24
Undang-undang republik indonesia nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan.
11
belakang kemungkinan jawaban atas pertanyaan mendasar tentang apa artinya menjadi
manusia, tentang hal yang benar dan berharga bagaimana hidup bermasyarakat.
II.3 Faktor-faktor Penyebab dan Dampak Seseorang Menjadi Narapidana
Berbagai tindak kejahatan sering terjadi di masyarakat, misalnya pencurian,
perampokan, penipuan, pembunuhan dan sebagainya. Dari semua tindak kejahatan
tersebutterjadi dikarenakan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya,
seperti faktor ekonomi, faktorlingkungan atau terikut dengan lingkungan yang ada
di sekitarnya. Semua tindak kejahatan yang terjadi tersebut juga memiliki
dampak-dampaknya seperti penolakan, diasingkan, dan bahkan tidak diterima
untuk masuk kembali di lingkungannya. Berikut adalah beberapa faktor dan
dampak seseorang menjadi narapidana :
a. Faktor-faktor penyebab seseorang menjadi narapidana.
Adapun setiap narapidana memiliki tindakan pidana yang berbeda-
beda hal ini diuraikan dalam beberapa hal, dari hasil wawancara dengan
pihak Lembaga Pemasyarakatan dan juga beberapa Narapidana penulis
menguraikan beberapa faktor sebagai berikut:25
Secara faktor ekonomi, (1)
Narapidana yang melakukan tindakan pembunuhan yakni,menghabisi
nyawa mertuanya hanya demi mendapatkan uang dan emas yang dimiliki
mertuanya, hal ini dilatar belakangi karena dia membutuhkan uang dan
karena dia tidak bekerja. (2) Narapidana melakukan pencurian motor
dikarenakan dia ingin mengumpulkan uang untuk biaya pulang ke tempat
asalnya, bahkan dia melakukannya tidak hanya satu kali saja tetapi berkali-
kali, dan sudah kelima kalinya ia harus masuk lapas. (3) Narapidana yang
melakukan perjudian dikarenakan faktor ekonomi mengahalkan segala cara
yang tidak benar untuk mendapatkan uang, latar belakang tidakkan yang dia
lakukan karena ingin mendapatkan uang tanpa harus susah-susah bekerja.
(4) Narapidana yang melakukan pengedaran narkoba, latar belakang dia
mengedarkan narkoba adalah karena narkoba menghasilkan uang yang
lumayan banyak dan mudah didapatnya, karena narkoba dia bisa memiliki
25
Hasil wawancara dengan beberapa narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Ambarawa, pada hari Rabu, tanggal 19 November 2014, pukul 10.02 WIB
12
uang banyak. Secara faktor kepribadian, (1) Narapidana yang melakukan
penculikkan dikarenakan membawa pergi pasangannya/pacarnya tanpa
diketahui oleh keluarga dari pasangannya, maka dia dilaporkan oleh pihak
yang berwajib dengan tuduhan penculikkan, hal ini dilatar belakangi oleh
sifat emosional yang tidak bisa dia kendalikan, akibatnya ia melakukan
kesalahan yang merugikan dirinya mauun pasangannya. Secara faktor
lingkungan, (1) Narapidana yang memakai narkoba/narkotika, tindakan
yang merugikan diri sendiri dan dia pun mengakui bahwa dia mengenal
narkoba dari teman-temannya, akhirnya dia terikut lalu mencoba dan
menjadi pecandu.
b. Dampak Seseorang Menjadi Narapidana
Adapun berbagai macam tindak pidana yang dilakukan oleh
narapidana akan berdampak dalam kehidupannya, seperti halnya dampak
secara sosiologis dan psikologis yaitu :
1) Sosiologis
Secara sosiologis dalam konseling ada kategori-kategori atas penilaian
mengenai hubungan problema-problema individu dan masalah-masalah
masyarakat. Ada pun konsep-konsep adalah identitas setatus sosial, situasi
pekerjaan, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, pergaulan/kegiatan
kemasyarakatan, hubungan kekeluargaan, (sejarah) keterlibatan politik,
kesenjangan sosial, beban sosial, cita-cita sosial, pengalaman ketidaak
adailan sosial.26
Secara setatus sosial jika ada seseorang yang memiliki
jabatan di lingkungan masyarakat, akan merasa malu jika dia memiliki
saudara atau anaknya sendiri melakukan tindakan pidana baik pembunuhan,
pencurian, penculikan, pengedaran narkoba, maupun pemakai narkoba dan
harus dijatuhkan hukum pidana, orang tersebut akan merasa gagal
memberikan arahan maupun perhatian bagi saudara bahkan anaknya. Dalam
situasi pekerjaan narapidana yang tadinya dikenal sebagai seorang pekerja
yang baik, murah senyum dan membangun hubungan yang baik bersama
teman kerjanya. Ketika dia telah bebas dia akan sulit membangun situasi
seperti sebelum ia menjadi narapidana, karena bisa jadi teman sekejarnya
26
Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para penolong Di
Indonesia ( Semarang: Satya Wacana, 1987) 145.
13
akan kehilangan rasa percaya terhadap pribadinya. Hal ini bisa berdampak
bagi narapidana yang telah melakukan pembunuhan, penculikan, pencurian
dan pengedar narkoba. Tingkat penghasilan juga merupakan hal yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan narapidana, dampaknya akan terjadi
penolakan di beberapa tempat kerja, apa lagi jika harus mengajukan surat
keterangan berkelakuan baik. Karena akan sangat dicurigai ketika sebuah
tempat kerja memiliki seorang pekerja yang berlatar belakang mantan
narapidana. Hal ini akan dialami oleh semua narapidana yang melakukan
tindak pidana apapun, karena masyarakat memandang bahwa nama baik
seseorang sudah tercemar ketika dia pernah menjadi narapidana. Dalam
tingkat pendidikan seorang narapidana yang melakukan tindakkan
pengedaran narkoba, tidak akan diterima jika dia hendak bekerja di lembaga
pendidikan, karena jelas apa yang dia lakukan sudah merusak generasi
muda, generasi kreatif dan generasi yang cerdas. Narkoba adalah salah satu
obat yang jika dikonsumsi terlalu banyak akan mempengaruhi konsentrasi
dan daya berfikir otak manusia. Oleh karena itu bagi pengedar maupun
pemakai, sangat sedikit kemungkinan jika dia hendak bekerja di bidang
pendidikan atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Pergaulan/kegiatan kemasyarakatan, dampak yang paling tidak nyaman
ketika seseorang ditolak dalam suatu komunitas, mantan narapidana akan
sangat sulit mendapatkan penerimaan kembali dalam komunitas yang lama.
Karena dia perlu benar-benar meyakinkan kepada komunitas/kelompok itu
bahwa dia orang yang dapat dipercaya kembali dan dapat memegang suatu
tugas ataupun jabatan, begitupun dengan komunitas yang baru jika
kelompok masyarakat itu sudah mengetahui bahwa dia mantan narapidana,
akan sangat sulit membangun kepercayaan dan penerimaan diri. Dalam
hubungan kekeluargaan, tidak banyak narapidana yang menerima kunjungan
dari keluarganya ketika dia berada di lapas, karena banyak dari beberapa
keluarganya, ada yang sudah tidak peduli, jengkel, bahkan malu atas apa
yang dilakukan saudara atau anggota dalam keluarganya. Dampak ini sangat
berpengaruh bagi narapidana pada hubungannya yang dulunya baik dengan
keluarganya menjadi rusak. Begitupun dalam kesenjangan sosial, beban
sosial, cita-cita sosial, dan pengalaman ketidakadilan sosial, sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan sosial akan sangat berpengaruh bagi
14
kehidupan pastoral narapidana, karena ada beban yang harus dia terima
sebagai akibat dari pelanggarannya terhadap aturan-aturan yang berlaku di
masyarakat.
2) Psikologis
Secara psikologis konseling pastoral sebagai salah satu bagian dalam
perkunjungan pastoral juga merupakan disiplin psikologis. Ada beberapa
bagian manusia jika dilihat dari analisis dampak secara psikologis yakni
fungsi-fungsi dari jiwa manusia, fungsi kognitif, fungsi emotif, fungsi
motivasional, tingkah laku, gangguan-gangguan psikis, kebutuhan psikis
manusia, kasih sayang, harga diri, seksualitas, pengalaman trauma, dan
penyakit psikomatis.27
Fungsi kognitif seorang narapidana akan berfikir atau
menafsirkan situasi sesuai dengan pandangan, penilaian terhadap satu
kondisi dari kebudayaan, filsafat bahkan dari pengalaman hidupnya. Cara
berfikir dan menganilsa suatu masalah itulah yang akan menolongnya atau
bahkan malah membuat dia memiliki beban yang bertambah berat. Fungsi
emotif lebih kepada perasaannya ketika merespon masalah yang sedang
dialaminya. Fungsi motivasional ini berdampak pada adanya motivasi atau
keinginan seorang narapidana untuk menghasilkan sesuatu yang baik, bisa
jadi kalau narapidana tidak memiliki kemauan atau kehendak justru akan
mempersulit dirinya mengatasi persoalan. Dalam tingkah laku adalah akibat
dari interaksi antara fungsi kognitif, emotif.28
Hal ini bisa dialami oleh
narapidana yang memiliki ide ataupun kreatifitas, ia harus mewujudkannya
dalam suatu karya. Gangguan psikis dampak yang mengakibatkan seorang
narapidana mengalami gangguan-gangguan psikis, sehingga ia tidak mampu
untuk hidup secara efektif. Kebutuhan-kebutuhan psikis manusia
dampaknya bagi narapidana adalah dia tidak bisa hidup secara efektif atau
secara bahagia bila kebutuhan-kebutuhan psikis yang pokok belum sedikit
banyak dipenuhi.29
Kasih sayang, setiap manusia tidak akan bahagia jika
tidak merasakan kasih sayang dari orang lain, begitupun narapidana
membutuhkan kasih sayang, karena jika tidak dipenuhi maka akan timbul
sesuatu yang cukup serius seperti halnya seorang narapidana yang
27
Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para penolong Di
Indonesia ( Semarang: Satya Wacana, 1987) 147. 28
Ibid., 148 29
Ibid., 149
15
melakukan penculikan. Harga diri, akan banyak orang yang akan
menjatuhkan harga diri seorang narapidana, karena perbuatan yang
dilakukannya sudah membuat dirinya dinilai rendah oleh orang lain.
Dampak secara seksualitas, bagaimana seorang narapidana sanggup untuk
memandang diri sendiri sebagai seseorang yang patut dihargai oleh orang
lain sebagai makluk seksual. Dampak identitas bagaimana seorang
narapidana merasakan kehilangan nama baiknya, menghancurkan
penerimaan diri dari seseorang, dan menghilangkan peranannya sendiri.
Dampak pengalaman trauma yang dirasakan narapidana saat kejadian yang
tidak dia inginkan terjadi dalam hidupnya. Pengalaman yang menyakitkan
dan trauma-trauma itulah yang akan mengganggu saat konseling terjadi.
Penyakit psikosomatis, narapidana bisa menderita penyakit jantung atau
kulit yang telah muncul sebagai akibat dari emosi atau pola pemikiran.30
II.4 Peran Perkunjungan Pastoral
Perkunjungan merupakan salah satu bagian dari pendampingan pastoral,
yang memiliki peranan yang sama yakni membimbing,
mendamaikan/memperbaiki hubungan, menopang/menyokong, menyembuhkan,
mengasuh, dan mengutuhkan. Keenam peran diatas diuraikan oleh Aart Van Beek
Sebagai berikut :31
Membimbing penting dalam kegiatan menolong dan mendampingi
seseorang, orang yang didampingi ditolong untuk memilih/mengambil keputusan
tentang apa yang akan ditempuh atau apa yang menjadi masa depannya.
Pendamping mengemukakan beberapa kemungkinan yang bertanggung jawab
dengan segala resikonya,sambil membimbing orang ke arah pemilihan yang
berguna. Mendamaikan sebagai perantara untuk memperbaiki hubungan yang
rusak dan terganggu, pendamping dapat menjadi cermin dalam hubungantersebut
menganalisis mana yang mengancam hubungan; mencari alternatif untuk
memperbaiki hubungan tersebut. Menopang/menyokong sebagai wujud bahwa
30
Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para penolong Di
Indonesia ( Semarang: Satya Wacana, 1987) 150. 31
Aart Van Beek, Pendampingan pastoral, 13-15.
16
kehadiran kita membantu mereka bertahan dalam situasi krisis yang
bagaimanapun beratnya. Sokongan berupa kehadiran dan sapaan yang
meneduhkan dan sikap yang terbuka, akan mengurangi penderitaan mereka.
Menyembuhkan, melalui pendampingan yang berisi kasih sayang, rela
mendenngarkan segalla keluhan batin, dan kepeduliaan yang tinggi akan
membuat seseorang yang sedang menderita mengalami rasa aman dan kelegaan
sebagai pintu masuk ke arah penyembuhan yang sebenarnya. Dasar dari suatu
hubungan yang menyembuhkan dibangun/diperkuat bila orang mengalami :
kehangatan, pengertian dan pendampingan pendeta.32
Mengasuh, memerlukan
pendampingan, kita perlu melihat kira-kira potensi apa yang dapat menumbuh-
kembangkan kehidupannya sebagai kekuatan yang dapat diandalkannya untuk
tetap melanjutkan kehidupan. Clinebell juga menambahan satu fungsi pastoral
yakni, memelihara atau mengasuh. Tujuan dari memelihara adalah memampukan
orang untuk mengembangkan potensi-potensi yang diberikan Allah kepada
mereka, di sepanjang perjalanan hidup mereka dengan segala lembah-lembah,
puncak-puncak dan dataran-datarannya.33
Mengutuhkan, perjumpaan yang dapat
terjadi setiap saat, bila pedampingan dan orang yang didampingi terlibat dalam
interaksi terbuka untuk pernyataan dan panggilan Tuhan. Dalam pelaksanaan
perkunjungan pastoral perlu adanya kelembutan, kesabaran, kasih, dan komitmen
yang tinggi. Di dalam perkunjungan pastoral dapat langsung bertemu dengan
mereka sebagai manusia biasa yang memiliki pergumulan hidup. Dalam
perkunjungan pastoral hendaknya mereka dapat merasakan sapaan Allah melalui
kehadiran kita dalam proses pendampingan pastoral dan merupakan kesempatan
bagi mereka untuk mencurahkan isi hati, tentang persoalan yang dihadapinya.34
Konselor harus dapat menumbuhkan rasa percaya dalam diri seorang
konsili, pada saat melaksanakan pndampingan pastoral. Isi dari perkunjungan
pastoral adalah mengunjungi, menguatkan relasi, dan keutuhan.35
Inisiatif dalam
mengunjungi dapat dilakukan sebagai respon terhadap adanya (krisis) misalnya
sakit; dirawat di rumah sakit; sedang menghadapi maut; kedukaan; musibah;
masalah-masalah dalam keluarga, dan sebagainya. Maksud perkunjungan pastoral
32
Howard Clineball, Tipe-tipe dasar Pendampingan...., 96. 33
Ibid., 54. 34
Ibid.., 58 35
Ibid., 2
17
bukanlah mengadakan ibadah seperti biasa, tetapi memberi perhatian khusus
kepada rumah-tangga/anggota jemaat, supaya merekamerasa dan mengetahui
bahwa dirinya disapa secara pribadi oleh Firman Allah dan supaya mereka
mengetahui apa panggilannya untuk seluruh kehidupannya.36
Tidak semua orang
bisa dengan mudah mengartikan kehidupannya di dunia ini, oleh karena itu
melalui pendampingan dan konseling passtoral konsili akan diberikan pemahaman
akan maksud Tuhan dalam kehidupannya.
Perkunjungan pastoral memiliki beberapa manfaat seperti :
Mengembangkan kesetiaan kepada Tuhan; Mengembangkan kesetiaan kepada
Tuhan; Merespon terhadap krisis iman yang sedang dialami seseorang; Sebagai
alat untuk menegaskan dan respon terhadap anugrah Allah dalam bentuk
memelihara/mengasuh dalam segala situasi.37
Kesetian kepada Allah diwujudkan
dalam perkunjungan yang dilakukan oleh gereja yang sangat bermanfaat apabila
seorang narapidana memiliki pengertian bahwa Allah itu setia kepada umat-Nya.
Seperti yang tertulis dalam Yesaya (54:8), bahwa Ia akan tetap mengampuni dan
mengasihi umat-Nya yang berdosa. Melalui perkunjungan pastoral narapidana
menyadari akan perbuatannya bahkan ketidak setiaannya kepada Tuhan, dan
melakukan kesetiaannya kepada Tuhan, melalui peribadahan secara rutin.
Merespon terhadap krisis iman yang sedang dialami seseorang, bahwa konselor
harus memahami permasalahan konsili. Kata krisis berasal dari kata kerja krinein
dalambahasa Yunani, secara harfiah, krinein berarti mengambil keputusan,
menghadapi titik balik atau persimpangan jalan.
Dalam krisis orang mengalami masa-masa sulit, krisis terjadi ketika orang
menghadapi goncangan batin yang melewati ambang batas mekanisme pertahanan
psikologisnya.38
Ketika seorang konselor bisa mengetahui krisis yang dialami oleh
konsili, maka dibutuhkan tidakan lanjut sebagai respon yang baik terhadap
masalah yang dialami oleh konsili. Gereja sebagai saksi untuk misi Allah ke dunia
ini melalui Kristus, disebut untuk hidup: dengan menyadari persekutuan dengan
36
M. Bons Strom, Apakah Penggembalaan itu?, ( Jakarta Pusat : BPK Gunung Mulia 1982),74. 37
J. D.Engel, Konseling Pastoral ,( Diktat Mengajar, Perkunjungan Pastoral), 3 38
Totok S Wiryasaputra, Ready to Care: Pendampingan dan Konseling Psikologi, Cetakan I(
Yogyakarta: Galangpress 2006), 75.
18
Kristus dan dengan masing-masing orang Kristen lainnya - menjadi gereja yang
tepat – yang terdorong untuk memberikan kesaksian terlihat bersama-sama.39
Pertolongan Pendeta bagi orang-orang yang berada dalam krisis dan
kehilangan menjadi peran yang penting dalam dasar memulai suatu pendampingan
dan konseling pastoral. Hasil bagiamana peran perkunjungan pastoral tersebut
dapat dilihat dari permasalahan yang ditemukan. Peran perkunjungan pastoral
akan terasa berharga apabila serang konsili merasakan pengaruh yang positif bagi
kehidupan pribadinya secara rohani. Ada beberapa aspek dalam menganalisa
suatu peran perkunjungan pastoral yaitu tentang iman, pemeliharaan, rasa syukur,
penyesalan, persekutuan, keyakinan mengenai kuasa spiritual, dan panggilan
hidup.40
39
Guillaume H. Smit, Pastoral ministry in a missional age: Towards a practical theological
understanding of missional pastoral care: Verbum et Ecclesia. Juni 2015. Vol. 36 Issue 1, p1-8. 8p. 40
Aart Martin Van Beek, Konseling Pastoral, 152.