Post on 13-Jul-2015
PENYEARAH DIODE
SEMIKONDUKTOR
Oleh
SINTA KIKI APRILIA
130210102017
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era teknologi saat ini, elektronika memegang peranan yang sangat penting. Di
dalam rumah sebagian besar peralatan elektronik menggunakan sumber daya listrik 220 volt / 50
Hz dari PLN. Peralatan seperti radio, televisi, charger hand phone dan alat-alat lainnya
menggunakan listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu rangkaian
yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik searah (DC).
Komponen yang melaksanakan konversi ini disebut dengan rangkaian penyearah gelombang
yang dalam perkembangannya dikembangkan menjadi suatu catu daya. Secara prinsip, rangkaian
penyearah gelombang terdiri dari transformator, dioda, dan kondensator/kapasitor. Transformator
merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tegangan.
Kondensator atau kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan untuk sementara waktu dan
merupakan filter (penyaring) pada rangkaian rectifier.
Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang mengubah gelombang
sinus AC (Alternating Current) menjadi deretan pulsa DC Ini merupakan dasar atau langkah awal
untuk memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan elektronika. Bentuk dari
suatu rangkaian penyearah pada pratikum ini yaitu rangkaian penyearah gelombang penuh. Oleh
karena itu percobaan ini penting untuk dilakukan agar dapat diterapkan dalam aplikasi kehidupan
sehari-hari.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menganalisa penyearah gelombang dan
gelombang penuh dan mengetahui cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh.
Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua mempunyai dua elektroda yang aktif dimana
isyarat listrik dapat mengalir. Kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang
dimilikinya, sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus
listrik mengalir dalam suatu arah dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya. Karenanya, dioda
dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan.
Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah
arus bolak-balik(AC) menjadi aru searah (DC). Komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penyearah gelombang adalah dioda. Rangkaian penyearah setengah gelombang merupakan
rangkaian penyearah sederhana yang hanya dibangun menggunakan satu dioda saja. Gambar dari
rangkaian penyearah setengah gelombang dapat dilihat dibawah ini:
Pada gambar diatas dimana sumber masukan sinusoida dihubungkan dengan beban
resistor melalui sebuah diode. Dimana hambatan masukan sinusoida sama dengan nol dan diode
dalam keadaan hubung singkat saat berpanjar maju dan keadaan hubung terbuka saat berpanjar
mundur. Besarnya keluaran akan mengikuti masukan saat masukan berada di atas “tanah” dan
berharga nol saat masukan di bawah “tanah” seperti diperlihatkan pada gambar jika diambil harga
rata-rata bentuk gelombang keluaran ini untuk beberapa periode, hasilnya akan positif atau
dengan kata lain keluaran mempunyai komponen DC. Dapat dilihat komponen AC pada
keluaran. Komponen AC pada keluaran akan dikurangi jika keluaran positif yang lebih besar.
Penyearah gelombang penuh Terdapat cara yang sangat sederhana untuk meningkatkan
kuantitas keluaran positip menjadi sama dengan masukan (100%). Ini dapat dilakukan dengan
menambah satu diode pada rangkaian seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Pada saat
masukan berharga negatif maka salah satu dari diode akan dalam keadaan panjar maju sehingga
memberikan keluaran positif. Karena keluaran berharga positif pada satu periode penuh, maka
rangkaian ini disebut penyearah gelombang penuh.
Filter adalah suatu rangkaian yang dibuat dengan tjuan untuk memperbesar tegangan DC
dan memperkecil tegangan triple pada suatu rangkaian penyearah baik setengah maupun
gelombang penuh. Adapun komponen elektronika yang sering digunakan sebagai rangkaian filter
adalah komponen inductor (I) dan kapasitor (C). Filter dengan menggunakan komponen kapasitor
(C) menghasilkan arus gelombang searah masih terdapat pulsa gelombang bolak balik. Secara
umum peralatan elektronik membutuhkan sumber arus searah (DC) yang halus atau lebih rata.
Untuk menghilangkan sisa gelombang bolak-balik tersebut sering digunakan kondensator
elektrolit sebagai tapis perata (filter).
Osciloscope adalah alat yang dapat mengukur besaran-besaran elektronika seperti
tegangan AC ataupun DC, frekuensi suatu sumber tegangan AC dan beda fasa antara dua sumber
tegangan yang berlainan, bahkan kita dapat melihat bentuk isyarat tegangan terhadap waktu.
Pola-pola gelombang isyarat yang terlihat pada layer oscilloscope sebenarnya adalah tumbukan-
tumbukan electron yang lepas dari sumber electron di dalam tabung dengan layer, yang diatur
sedemikian rupa oleh medan-medan yang dihasilkan keping-keping sejajar horizontal dan
vertical. Keping-keping ini menimbulkan medan listrik yang besarnya tergantung pada tegangan
inputnya, apabila terdapat elektron yang melewati diantara keduanya akan dibelokkan sesuai
dengan besar tegangan inputnya sehingga pada layer akan terlihat pola-pola dari syarat
masukan.
Resistor merupakan komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat
menghambat arus listrik satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω. Resistor yang
terbuat dari karbon terdiri dari kode warna yang menunjukan besarnya nilai dari hambatan itu
sendiri. Fungsi dari resistor adalah sebagai pembagi arus, sebagai penurun tegangan, sebagai
pembagi tegangan dan sebagai penghambat aliran arus listrik.
Kapasitor merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus
listrik dalam bentuk muatan. sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan
logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan
isolator yang sering disebut dielektrik. Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari
kapasitansi kapasitor tersebut. Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang
menemukan adalah Michael Faraday (1791-1867) pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2
bagian yaitu kapasitor Polar dan dan non polar.
Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan biasanya
kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik
Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor ini
mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari mika, keramik.
Satuan satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah: * 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro
Farad) * 1 µFarad = 1.000 nF (nano Farad) * 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad)
Sifat dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan kapasitor juga
mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (direct Current) dan dapat dilalui arus AC
(alternating current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi(resistansi yang nilainya
tergantung dari frekuensi yang diberikan). Kapasitor berdasarkan nilai kapasitansinya dibagi
menjadi 2 bagian: kapasitor tetap adalah seperti yang telah dijelaskan diatas dan kapasitor
variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya.
Fungsi kapasitor adalah pada rangkaian rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai
berikut: Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus AC
dan tidak dapat dilalui arus DC dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang
saling tidak berhubungan secara DC tetapi masih berhubungan secara AC (signal), artinya sebuah
kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda. Kapasitor
berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang dimaksud disini adalah
kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik
yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple. Kapasitor sebagai penggeser fasa. Kapasitor
sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator. Kapasitor digunakan juga untuk
mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
Nilai sinyal DC setengah gelombang adalah sama dengan nilai rata-rata. Jika dilakukan
pengukuran sinyal dengan sebuah voltmeter DC, yang terbaca akan sama dengan nilai rata-rata.
Pada dasarnya nilai tertentu dari DC diperoleh dari sinyal setengah gelombang diperoleh
formulanya adalah:
Setengah gelombang: 𝑉𝐷𝐶 =𝑉𝑃
𝜋
Karena 1
𝜋 = 0,318 maka persamaan diatas dapat ditulis:
𝑉𝐷𝐶 ≈ 0,318 𝑉𝑃
Nilai sinyal DC gelombang penuh atau nilai rata-rata adalah dua kali seperti banyaknya
putaran lingkaran positif seperti sinyal setengah gelombang, DC atau nilai rat-rata merupakan dua
kali, diberikan oleh: Gelombang penuh: 𝑉𝐷𝐶 =2𝑉𝑃
𝜋
Ketika 2
𝜋 = 0,636, maka dapat melihat persamaan di atas sebagai berikut: 𝑉𝐷𝐶 ≈ 0,636 𝑉𝑃
BAB II
METODE
Adapun langkah kerja yang dilaksanakan dalam praktikum ini diantaranya:
Menyiapkan oscilloscope dan AFG. Dimana oscilloscope berfungsi sebagai alat ukur
untuk mengetahui besarnya tegangan DC yang keluar pada layer oscilloscope. AFG berfungsi
sebagai sumber catu daya atau sumber tegangan AC. Menghidupkan oscilloscope dengan
memunculkan jejak(trace) tepat berada di tengah posisi layar. Semua tombol dalam oscilloscope
harus dalam keadaan timbul dan saklar-toggle AC-GND-DC dalam posisi GND(ground). Artinya
oscilloscope telah dikalibrasi. Memasang probe pada osiloscope pada channel-1. Menyusun
rangkaian ukur penyearah setengah gelombang seperti gambar di bawah ini dengan menggunakan
proto board. Rangkaian ini terdiri dari AFG yang dihubungkan pada nomor 1(pada gambar)
untuk kabel merah yang bermuatan positif dan nomor 0(pada gambar) untuk kabel hitam yang
bermuatan negatif. Probe dari AFG dihubungkan pada out put. Terdapat satu diode yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan, dan resistor beban (𝑅𝐿) yang dihubungkan pada
oscilloscope di nomor 2(pada gambar) terhubung dengan banana connector (bnc) pada
oscilloscope dan nomor 0(pada gambar) terhubung dengan kabel hitam pada oscilloscope yang
artinya terhubung pada out put AFG.
Gambar 1 rangkaian penyearah setengah gelombang
Setelah semua rangkaian terhubung kemudian menghidupkan AFG yang terhubung pada
channel-1 oscilloscope. Mengatur amplitude AFG sehingga terbaca frekuensi 50 Hz pada
oscilloscope. Kemudian melukis tegangan 𝑉1 pada lembar grafik oscilloscope dan mencatat
volt/div dan time/div yang digunakan. Memindahkan probe channel-1 oscilloscope untuk
menampilkan dan mengukur tegangan luaran 𝑉2 (tegangan antara ujung 2 dan 0), melukis dalam
satu lembar grafik. Mengukur tegangan 𝑉2 maksimum dan mencatat pada tabel 1 ketika resistor
beban masih 1kΩ. mengganti resistor beban dengan 47kΩ dan 2,2MΩ dan mengukur tegangan 𝑉2
maksimum dan mencatat hasilnya pada tabel 1.
Cara menghitung tegangan 𝑉2 maksimum adalah dengan menghitung tinggi amplitude yang
terlihat pada gelombang dihitung dari tengah hingga ketinggian maksimum, kemudian dikalikan
dengan volt/div. setelah selesai melakukan percobaan 1 kemudian merakit rangkaian ukur seperti
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2 rangkaian penyearah setengah gelombang dengan kapasitor filter
Pada rangkaian kedua ini diadakan sebuah perlakuan yaitu dengan mengubah-ubah
resistor dan kapasitor. Resistor yang digunakan sama dengan rangkaian 1 yaitu: 1kΩ, 47kΩ, dan
2,2MΩ. sedangkan kapasitor yang digunakan adalah 10µF, 47µF, dan 470µF. Kemudian
mengukur amplitude dan tinggi tegangan riak yang terbentuk pada gelombang. Mencatat volt/div
dan time/div yang digunakan pada saat pengukuran. Mencatat hasil pengukuran pada tabel
pengamatan dibawah ini.
Percobaan selanjutnya adalah penyearah gelombang penuh dengan cara yang sama namun
rangkaian yang digunakan berbeda. Pada penyearah gelombang penuh menggunakan 4 diode
yang dirangkai seperti gambar dibawah ini.
Gambar 3 penyearah gelombang penuh dengan jembatan diode
Resistor yang digunakan pada rangkaian ini adalah: 1kΩ, 47kΩ, dan 2,2MΩ. Pengukuran
tegangan 𝑉2 maksimum yang dilakukan adalah menghitung amplitude dari gelombang yang
terbentuk dikalikan dengan volt/div. kemudian mencatat pada tabel pengamatan sebagai berikut:
Kemudian menambahkan kapasitor secara pararel pada rangkaian, kapasitor yang
digunakan adalah 10µF, 47µF, dan 470µF. mengukur amplitude dan tegangan riak yang muncul
pada layar gelombang. Memsakkuan data hasil percobaan pada tabel pengematan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 pergantian nilai resistor beban dan nilai tegangan keluaran 𝑣2 penyearah setengah
gelombang
resistor beban
(𝑅𝐿) 𝑣2 maksimum (volt) Gambar
1kΩ 3.4 Volt
47kΩ 4 Volt
2.2MΩ 3.8 Volt
Tabel 2 nilai tegangan keluaran (𝑣2 ) dan tegangan riak penyearah setengah gelombang
resitor
beban
capasitor
filter (µF) tegangan (𝑣2 )
tegangan riak (𝑣𝑝−𝑝)
Gambar
1 kΩ
10 2.8 Volt 0.4
47 2.8 Volt 0.2
470 2.8 Volt 0
47 kΩ
10 3.2 Volt 0.3
47 3.2 Volt 0.2
470 3.2 Volt 0
2.2 MΩ
10 3.2 Volt 0.3
47 3.2 Volt 0
470 3.2 Volt 0
Tabel 3 pergantian nilai resistor beban dan nilai tegangan keluaran 𝑣2 penyearah gelombang
penuh
resistor beban (𝑅𝐿)
𝑣2 maksimum (volt) Gambar
1kΩ 3 Volt
47kΩ 3.2 Volt
2.2MΩ 4.4 Volt
Tabel 2 nilai tegangan keluaran (𝑣2 ) dan tegangan riak penyearah setengah gelombang
resitor beban
capasitor filter (µF)
tegangan (𝑣2 ) tegangan riak
(𝑣𝑝−𝑝) Gambar
1 kΩ
10 2.4 Volt 0.4
47 2.2 Volt 0
470 2.2 Volt 0
47 kΩ
10 2.8 Volt 0
47 2.8 Volt 0
470 2.8 Volt 0
2.2 MΩ
10 3.4 Volt 0
47 3.2 Volt 0
470 3 Volt 0
Pembahasan
Pada percobaan pertama dituliskan pada tabel 1 yaitu untuk mengetahui hubungan antara
pengaruh resistor beban terhadap tegangan keluaran(𝑉2 ) pada penyearah setengah gelombang.
Penyearah setengah gelombang yaitu rangkaian hanya terdiri dari satu diode saja. Dari hasil
pengamatan dapat diketahui pada resistor 1kΩ tegangan yang dihasilkan sebesar 3.4 Volt
sedangkan untuk 47kΩ sebesar 4 Volt dan untuk 2,2MΩ adalah 3.8 Volt. Tegangan yang
dihasilkan tidak akurat, menurut teori yang ada. Semakin besar resistor maka semakin besar pula
tegangan yang dihasilkan pada arus yang sama. Pada percobaan pertama ini, diode berfungsi
sebagai pengubah arus AC yang dikeluarkan menjadi arus DC. Dapat dilihat pada bentuk
gelombang yang ada pada layer oscilloscope gelombang yang terentuk merupakan gelombang
sinusoida dengan nilai seketika 𝑉𝑖𝑛 dengan sebuah nilai puncak 𝑉𝑝(𝑖𝑛) . Sebuah gelombang
sinusoid seperti ini mempunyai nilai rata-rata nol di atas satu putaran sebab masing-masing
tegangan pada saat yang sama mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan tegangan setengah
putaran. Pada rectifier setengah gelombang, dioda berlaku sebagai penghantar selama putaran
setengah positif, tetapi tidak berlaku sebagai penghantar selama putaran setengah negatif. Oleh
karena itu rangkaian putaran setengah negatif menghilang ditunjukkan dengan gambar setengah
gelombang. Tegangan setengah gelombang ini merupakan sebuah tegangan DC yang bergetar
naik sampai maksimum dan menurun sampai nol, dan tetap nol selama putaran setengah negatif.
Percobaan kedua dengan menambahkan kapasitor yang berfungsi sebagai penyimpan arus
listrik dalam bentuk muatan. Pada saat kapasitor di isi energi melalui sebuah hambatan, maka
tegangan pada kapasitor akan naik. Kapasitor yang dirangkai secara parallel dengan beban akan
memberikan efek peralatan pulsa DC yang lebih halus. Hal ini dibuktikan pada percobaan ini
dengan besarnya tegangan riak atau ripple yang terlihat pada oscilloscope jika semakinbesar
kapasitansi dari kapasitor maka tegangan riak yang dihasilkan semakin kecil hingga tidak ada
tegangan riak atau ripple sama sekali. Jadi nilai kapasitor yang lebih besar akan menyimpan
muatan pada saat pengisian. Pada saat proses pengosongan kapasitor terjadi induktansi diri dalam
rangkaian sehingga potensial turun secara osilasi teredam. Saat beda potensial mencapai nol, arus
mencapai maksimum sehingga kapasitor terisi penuh dalam arah yang berlawanan.
Percobaan ketiga adalah penyearah gelombang penuh menggunakan rangkaian rectifier
jembatan. Gambar yang ditunjukkan pada oscilloscope adalah gelombang penuh karena ia
memproduksi tegangan keluaran gelombang penuh. Dioda 1 dan 2 menghantar di atas setengah
putaran positif dan dioda 3 dan 4 menghantar setengah putaran negatif. Maka hasilnya arus beban
rectifier mengalir selama diantara setengah putaran. Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa
semakin besar nilai resistor yang digunakan tegangan maksimum yang dihasilkan juga semakin
besar. Hal ini dikarenakan resistor berbanding berbanding lurus dengan tegangan pada arus yang
tetap. Diibaratkan pada sebuah lampu yang memiliki hambatan besar, maka tegangan yang
dibutuhkan lampu tersebut untuk menyala juga akan semakin besar sedangkan arus yang
mengalir sama. Pada pengukuran ketiga dengan menggunakan hambatan 2,2MΩ gelombang yang
dihasilkan tidak sama rata. Hal ini disebabkan dioda 1 dan 2 merupakan bias dimajukan sehingga
menghasilkan sebuah tegangan positif yang diindikasikan dengan polaritas plus-minus melalui
resistor beban. Dengan memvisualisasikan D2 yang memendek. Sedangkan D3 dan D4
merupakan forward based. Ia menghasilkan tegangan positif, dengan memvisualisasikan D3
pendek, rangkaian akan terlihat seperti rectifier setengah gelombang. Namun data yang diambil
adalah data dari puncak gelombang tertinggi, karena tegangan yang diambil adalah tegangan
maksimum yaitu amplitude gelombang dikalikan dengan volt per div.
Percobaan ke empat menggunakan rangkaian jembatan gelombang penuh dengan
menambahkan filter yaitu sebuah kapasitor di antara sebuah rectifier dan sebuah beban.
Gelombang yang ditunjukkan pada oscilloscope adalah gelombang ripple atau gelombang riak.
Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar nilai hambatan yang digunakan maka bentuk
gelombang semakin lurus, tidak terdapat riak pada gelombang. Hal ini terjadi karena hampir
semua komponen DC melalui resistor beban dan hampir semua komponen AC diblok. Dalam hal
ini komponen yang di dapat adalah tegangan DC yang sempurna. Pada resistor 1kΩ dengan
kapasitor 10µF yaitu menggunakan nilai resistor dan kapasitor yang terkecil pada percobaan ini
dihasilkan sebuah riak, hal ini dikarenakan masih terdapat komponen AC yang keluar. Cara kerja
rangkaian penyearah gelombang penuh menggunakan jembatan adalah pada awalnya kapasitor
tidak bertenaga selama putaran seperempat pertama dioda adalah bias maju. Kapasitor di charger
dengan tegangan sama dengan sumber tegangan. Pengisian kapasitor berlanjut sampai masukan
mencapai nilai maksimum. Pada saat itu tegangan kapasitor sama dengan Vp. Setelah tegangan
mencapai puncak, ia mulai menurun. Tegangan masukan kurang dari Vp. Di antara puncak, dioda
mati, kapasitor discharged melalui resistor beban. Dengan kata lain, kapasitor menyediakan arus
beban. Karena kapasitor discharged di antara puncak, riak dari puncak ke puncak sangat kecil.
Ketika puncak berikutnya datang, dioda menghantar kembali dan mencharger kapasitor kembali.
Hal ini ditunjukkan dengan gelombang yang lurus pada percobaan berikutnya. Artinya semakin
besar nilai hambatan dan nilai kapasitor maka tegangan keluaran yang dihasilkan semakin baik.
Grafik
Grafik 1 hubungan antara resistor(kΩ) dengan tegangan maksimum(V mak)
pada penyearah setengah gelombang
Grafik 2 hubungan antara resistor(kΩ) dengan tegangan maksimum(V mak)
pada penyearah gelombang penuh
Kesimpulan
1. Penyearah jembatan gelombang penuh lebih baik dari pada penyearah setengah
gelombang karena ia hanya memiliki sedikit riak gelombang yang dihasilkan lurus, selain
itu karena gelombang penuh menghasilkan dua kali lebih banyak tegangan keluaran
dibandingkan dengan setengah gelombang.
2. Cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh adalah
mengubah komponen AC menjadi komponen DC dengan cara mengubah komponen AC
melalui sebuah penyearah yaitu dioda dan menyaring menggunakan sebuah filter yaitu
kaspasitor. Semakin besar nilai kapasitas dari kapasitor maka tegangan riak yang
dihasilkan semakin kecil. Semakin besar hambatan maka tegangan maksimum yang
dihasilkan semakin besar dengan arus yang sama.
Daftar Pustaka
Malvino, Albert Paul. 2003. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika
Purwadi, Bambang dan F. Abdulrahman, Tahun, Elektronika I, Jakarta: proyek pendidikan tenaga akademik.
Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983, Fisika Dasar, Bandung: ITB
Perhitungan
Tabel 1
Volt/div = 2 Volt/div
Time/div = 5 ms/div
1. Resistor = 1 k
𝑉2 = 1,7 div x 2 Volt/div = 3,4 Volt
2. Resistor = 47 K
𝑉2 = 2 div x 2 Volt/div = 4 Volt
3. Resistor = 2,2 M
𝑉2 = 1,9 div x 2 Volt/div = 3,8 Volt
Tabel 2
Volt/div = 2 Volt/div
Time/div = 5 ms/div
1. Resistor = 1 k
Kapasitor = 10 F
𝑉2 = 1,4 div x 2 Volt/div = 2,8 Volt
V riak = 1 strip =1
5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 2 𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 0,4 Volt
Kapasitor = 47 F
𝑉2 = 1,4 div x 2 Volt/div = 2,8 Volt
V riak = 0,5 strip =0,5
5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 2
𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑑𝑖𝑣= 0,2 Volt
Kapasitor = 470 F
𝑉2 = 1,4 div x 2 Volt/div = 2,8 Volt
V riak = 0
2. Resistor = 47 K
Kapasitor = 10 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0,75 strip =0,75
5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 2 𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 0,3 Volt
Kapasitor = 47 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0,5 strip =0,5
5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 2
𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑑𝑖𝑣= 0,2 Volt
Kapasitor = 470 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0
3. Resistor = 2,2 M
Kapasitor = 10 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0,75 strip =0,75
5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 2 𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 0,3 Volt
Kapasitor = 47 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0
Kapasitor = 470 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0
Tabel 3
Volt/div = 2 Volt/div
Time/div = 5 ms/div
1. Resistor = 1 k
𝑉2 = 1,5 div x 2 Volt/div = 3 Volt
2. Resistor = 47 K 𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
3. Resistor = 2,2 M
𝑉2 = 2,2 div x 2 Volt/div = 4,4 Volt
Tabel 4
Volt/div = 2 Volt/div
Time/div = 5 ms/div
1. Resistor = 1 k
Kapasitor = 10 F
𝑉2 = 1,2 div x 2 Volt/div = 2,4 Volt
V riak = 1 strip =1
5 𝑑𝑖𝑣 𝑥 2 𝑉𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 = 0,4 Volt
Kapasitor = 47 F
𝑉2 = 1,1div x 2 Volt/div = 2,2 Volt
V riak = 0
Kapasitor = 470 F
𝑉2 = 1,1div x 2 Volt/div = 2,2 Volt
V riak = 0
2. Resistor = 47 K
Kapasitor = 10 F
𝑉2 = 1,4 div x 2 Volt/div = 2,8 Volt
V riak = 0
Kapasitor = 47 F
𝑉2 = 1,4 div x 2 Volt/div = 2,8 Volt
V riak = 0
Kapasitor = 470 F
𝑉2 = 1,7 div x 2 Volt/div = 3,4 Volt
V riak = 0
3. Resistor = 2,2 M
Kapasitor = 10 F
𝑉2 = 1,7 div x 2 Volt/div = 3,4 Volt
V riak = 0
Kapasitor = 47 F
𝑉2 = 1,6 div x 2 Volt/div = 3,2 Volt
V riak = 0
Kapasitor = 470 F
𝑉2 = 1,5 div x 2 Volt/div = 3 Volt
V riak = 0