Post on 21-Jan-2016
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
OLEH :
LUSI WINDU ASMARA JATI (11011006)
RENGGA SIWININGSIH (11011009)
PUGUH BINTANG PAMUNGKAS (11011011)
RESTU APRIYANTI (11011012)
WARIS (11011013)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2013
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian
khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan
penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu,
sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca
yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun
waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang
terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji
tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum
dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak,
dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen
atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan
hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada
apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode
cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam
studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi
dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan
iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh
aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman
iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat
dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-
Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk
beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina
berlangsung.
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang
sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu
udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur
ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya
pengendali-pengendali iklim (Anon, ? ). Pengendali iklim atau faktor yang dominan
menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut
Lakitan (2002) adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2)
keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan
bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim
secara umum
Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks
yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini
berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada
porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima
oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang
berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga
bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-
proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita
pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan
distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan
penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan
seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan
iklim dari kondisi normal.
Menurut Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan
iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat
menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim
per dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih
jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui iklim mikro.
2. Mahasiswa dapat menyajikan dan menginterpretasi data meteorologi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan beberapa.
4. Mahasiswa dapat dapat mengetahui hubungan beberapa unsur iklim.
5. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara unsur iklim dengan macam vegetasi.
III
TINJAUAN PUSTAKA
RADIASI
Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses yang melibatkan
pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor
dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada medium
diperlukan dan (2) pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari
temperatur menyangkut badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).
Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (darat dan
laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer.
Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya
diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur (diffuse).
Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”. Alat pengukur radiasi
surya yang terpasang pada station. Station klimatologi (Solarimeter atau Radiometer) untuk
mengukur radiasi global. (Monteith, j. L. 1975)
Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat dan
waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan
atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi
yang diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore
hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut
panjang gelombang sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang
gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih
tinggi. (Handoko, 1993)
Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi
dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari
yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari
yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju
bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama
sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari
panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Nasir, A, 1990).
Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatun luas dan satuan waktu
disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari
dan radiasi yang tidak langsung ( dari langit ) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel
atmosfer. ( Bayong Tjasyono, 2004 ).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, misalnya pada
manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung didalam
tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi
kesempatan yang lebih besar pada tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya proses
fotosintesis (Horn, 1999).
Secara khusus Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama
matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari
beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam berbentuk
mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat dan penyanggah
tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang
bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling. Kertas
pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang
datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola
kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah
mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari
jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari
(satuan jam/menit) (Anonim, 2009).
Sinar-sinar dengan gelombang lebih panjang dari sinar yang lebih tampak disebut
sinar-sinar infra merah dan sinar-sinar ini sebagian besar mengalami penyerapan diatmosfer.
Sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dalam spectrum matahari adalah sinar-
sinar ultraviolet yang mampu menghasilkan suatu efek fotokimia tertentu. Diantara dua
macam berkas radiasi yang tidak kelihatan ini merupakan bagian ynag kelihatan dari
spektrum yang diketahui sebagai cahaya matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika
sinar-sinar spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari gelombang
pendek menjadi gelombang panjang yang dikenal sebgai panas. Tenaga yang diperoleh dari
cara ini merupakan bahan bakar untuk prose-proses cuaca dan iklim, dan di-transfer baik
vertikal maupuan horizontal menimbulkan variasi keadaan temperatur. Akhirnya ini, hilang
dengan cara radiasi dari atmosfer keruang angkasa (Wisnubroto, dkk : 1981).
TEMPERATUR UDARA
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam
atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu
diketahui bahwa suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. hal ini
sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
a). Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar
pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut
yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut
datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima
bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti
semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
b). Tinggi Rendahnya Tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin
rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara
akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi
rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara
dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik
100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian
0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut
suhunya adalah 26 °C × -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C.
Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu
udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi
rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
c). Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan
arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan
menjadi dingin.
d). Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis
lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut
mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi
letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu
udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS)
mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup
tinggi.
e). Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah
terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan
sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.
Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan
permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila
udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan
semakin dingin.
KELEMBAPAN UDARA
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air
didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.
Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh.
Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :
1) Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang
terkandung di udara pada suhu yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1
m3maksimal dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka
lembab udara pada waktu itu sama dengan 20 x 100 % = 80 %
2) Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3.
Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak = 15
gram. Jika dalam suhu yang sama , 1 m3 udara maksimum mengandung 18 gram uap air,
maka kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.
Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan
rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio
kilogram uap air, mw, per kilogram udara, ma .x = mw/ma
TEKANAN UDARA
Permukaan bumi ini secara langsung ditekan oleh udara karena udara memiliki massa.
Karena udara adalah benda gas yang menyelubungi bumi dan mempunyai massa, akan terjadi
peristiwa di bawah ini.
1) Massa udara menumpuk di permukaan bumi dan udara di atas menindih udara di
bawahnya, tekanan ini dinamakan tekanan udara.
2) Massa udara dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Hal ini menyebabkan semakin dekat
dengan bumi udara semakin mampat dan semakin ke atas semakin renggang. Akibatnya,
semakin dekat dengan bumi tekanan udara semakin besar dan sebaliknya.
3) Massa udara jika mendapatkan panas akan memuai dan jika mendapatkan dingin akan
menyusut.
Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Toricelli pada tahun
1643 menciptakan barometer air raksa. Karena barometer air raksa tidak mudah dibawa ke
mana-mana, dapat menggunakan barometer aneroid sebagai penggantinya. Tekanan udara
akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat
dari permukaan laut semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini karena makin tinggi
tempat akan makin berkurang udara yang menekannya. Satuan hitung tekanan udara adalah
milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan
udara yang sama disebut isobar.
Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut juga dapat diukur dengan menggunakan
barometer. Kenaikan 10 m suatu tempat akan menurunkan permukaan air raksa dalam tabung
sebesar 1 mm. Dalam satuan milibar (mb), setiap kenaikan 8 m pada lapisan atmosfer bawah,
tekanan udara turun 1 mb, sedangkan pada atmosfer atas dengan kenaikan > 8 m tekanan
udara akan turun 1 mb. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat
dinamakan juga altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian kapal udara yang
sedang terbang.
c) Angin
Perbedaan tekanan udara di satu tempat dengan tempat yang lain menimbulkan aliran
udara. Pada dasarnya angin terjadi disebabkan oleh perbedaan penyinaran matahari pada
tempat-tempat yang berlainan di muka bumi. Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan
tekanan udara. Aliran udara berlangsung dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat
dengan tekanan udara yang lebih rendah. Udara yang bergerak inilah yang disebut angin.
Arah angin dapat diketahui dengan menggunakan beberapa cara, salah satunya adalah
dengan menggunakan bendera angin. Arah angin juga dapat diketahui dengan menggunakan
baling-baling angin. Pada saat ini telah ditemukan alat yang mampu mengukur arah dan
kecepatan angin secara bersamaan. Arah angin biasanya dinyatakan dalam derajat, 360° atau
0° berarti angin utara; 90° angin timur; 180° angin selatan; dan 270° angin barat. Kecepatan
angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Biasanya digunakan
anemometer mangkuk, yang terdiri atas bagian inti berupa tiga sampai empat mangkuk yang
dapat berputar pada sumbu tegak lurus. Mangkuk-mangkuk tersebut akan berputar jika
bagian yang cekung ditiup angin. Arah dan kecepatan angin pada suatu waktu dapat diketahui
melalui anemometer dan hasil catatannya anemogram yang berupa skala.
ANGIN
Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi (TT) ke daerah bertekanan rendah
(TR). Bila Bumi tidak berotasi, maka arah aliran angin lurus dari TT ke TR. Tetapi, karena
Bumi berotasi, maka arah aliran angin menjadi berbelok. Pembelokan arah aliran angin ini
dikenal dengan efek Coriolis. Coriolis adalah seorang ilmuwan dari Prancis yang pertama
kali menjelaskan gejala ini.
Gejala ini dapat dicontohkan sebagai berikut. Suatu roket diluncurkan dari Kutub
Selatan dengan target berlokasi di khatulistiwa. Roket membutuhkan waktu satu jam untuk
sampai target. Selama satu jam, Bumi telah berotasi 15° ke arah timur. Setelah satu jam,
maka roket mengalami penyimpangan arah sebesar 15° ke kiri dari target.
Efek Coriolis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pembelokan mengarah pada sudut yang benar terhadap arah angin.
b. Berdampak hanya pada arah angin, bukan kecepatan angin.
c. Dipengaruhi kecepatan angin. Angin yang bertiup lebih cepat, maka penyimpangan juga
lebih besar.
d. Pengaruh paling kuat di daerah kutub dan melemah ke arah khatulistiwa. Bahkan, tidak
terjadi di daerah khatulistiwa.
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan menjadi:
1) Angin Pasat dan Angin Antipasat
Angin pasat terdiri atas angin pasat tenggara yang bertiup di belahan Bumi selatan dan angin
pasat timur laut yang bertiup di belahan Bumi utara. Angin pasat bertiup tetap sepanjang
tahun dari daerah subtropik menuju daerah ekuator (khatulistiwa). Angin antipasat adalah
nama lain dari angin barat, yang merupakan kebalikan dari angin pasat.
Angin di atas khatulistiwa yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum
subtropik. Angin ini disebut angin antipasat. Di belahan Bumi utara disebut angin antipasat
barat daya dan di belahan Bumi selatan disebut angin antipasat barat laut. Pada daerah sekitar
lintang 20°– 30°LU dan LS, angin antipasat kembali turun secara vertikal sebagai angin
kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya,
terbentuk gurun di muka Bumi. Misalnya gurun di Arab Saudi, gurun Afrika, atau gurun di
Australia.
2) Angin Muson/Muson
Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson, yaitu angin muson barat dan angin muson
timur. Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober–April, saat itu kedudukan Matahari
berada di belahan Bumi selatan atau Benua Australia. Sedangkan angin muson timur bertiup
pada bulan April–Oktober, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau
Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu angin muson barat dan angin muson
timur. Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober–April. Pergerakan angin muson barat
yang kaya uap air mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.
Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan. Nah sampai di sini, tentu kamu
tahu daerah-daerah yang bertekanan udara tinggi dan tekanan udaranya rendah serta ke mana
arah pergerakan angin muson barat. Angin muson timur terjadi pada bulan April–Oktober.
Angin muson timur yang bersifat kering mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia
mengalami musim kemarau. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara.
3) Angin Lokal
Angin lokal hanya dirasakan di wilayah yang relatif sempit dan pengaruhnya tidak
luas. Pada saat siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan, sementara itu pada
malam hari daratan lebih cepat dingin dari lautan. Perbedaan suhu ini akan mempengaruhi
tekanan udara antara darat dan laut. Pada siang hari tekanan udara daratan lebih rendah
daripada lautan sehingga udara bergerak dari laut ke darat dan disebut angin laut. Sebaliknya,
pada malam hari tekanan udara daratan lebih tinggi daripada lautan sehingga udara bergerak
dari darat ke laut dan disebut angin darat.
HUJAN
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair
seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi,
hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk
jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat
mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan
uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum
mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan
antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai
dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga
dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada
saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan
konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat
terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika
aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa
udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi
bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan
aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara.
Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim
sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan
kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik
dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan
dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah
dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan
perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan
suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan
penyedia utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990
millimetre (39 in). Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen
menggunakan curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan
iklim. Antarktika adalah benua terkering di Bumi.
TEMPERATUR TANAH
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi
emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas
panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-
lain.
Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik
dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat
yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas
matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan
permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan
tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain
intensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah.
Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman. Akar
tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan oksigen.
Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan memungkinkan
terjadinya pembakaran bahan bakar. Nitrogen merupakan penyubur tanah. Udara juga
melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah:
a. Faktor lingkungan
1) Radiasi matahari
2) Radiasi dari awan
3) Konduksi panas dari atmosfer
4) Kondensasi
5) Penguapan
6) Curah hujan
7) Vegetasi
b. Faktor tanah
1) Keterhantaran dan difusivitas panas
2) Kapasitas panas
3) Aktifitas biologi
4) Radiasi dari matahari
5) Struktur, tekstur dan kelembaban
6) Garam-garam terlarut
EVAPORASI
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-
angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Rata-rata molekul tidak memiliki
energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap
dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi
dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer
energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup
buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut
dapat terbang ke dalam gas dan "menguap" Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap
pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan
seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain
dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang
diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya
saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat
Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul
menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat bergabung
(berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. [1]. Siklus air terjadi terus menerus.
Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air
lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam
stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
ACARA II
PENGAMATAN MIKRO
3.1 Alat yang digunakan :
Thermohygrometer adalah Pada waktu pengamatan alat harus terlindung dari
pengaruh sinar matahari langsung, hujan dan sebagainya atau diletakkan dalam sangkar
meteo. Alat ini langsung menujukkan besarnya kelembaban nisbi dan suhu udara.
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan
(tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan
hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor
dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan
diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel
foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan
pun semakin besar. Hand anenometer adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya.
Thermometer tanah adalah alat untuk mengukur suhu udara dalam tanah. Digunakan
dengan cara menancapkan alat tersebut ke dalam lubang tanah yang akan di teliti.
Thermometer bola basah-bola kering adalah alata untuk mengukur suhu udara dengan
menggunakan air guna memperoleh hasil. Thermometer bola basah digunakan untuk
memperoleh kelembaban udara saat itu . Thermometer bola kering digunakan untuk
mengukur suhu udara saat itu juga.
3.2 Cara Kerja
Pilih beberapa tempat yang keadaan berbeda, misalnya sawah, kebun, tegalan,
pekarangan.
Pada waktu yang bersamaan, pada masing-masing tempat diamati suhu udara,
lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas penyinaran. pada ketinggian tertentu
serta suhu tanah pada kedalaman tertentu
Pengamatan pada masing-masing tempat diulangi pada setiap selang waktu
tertentu.
Penggunaan alat-alat tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung
kecuali Lux meter.
Semua hasil pengamatan dicatat kemudian dibandingkan antara masing-
masing tempat, dianalisa, dibuat grafik pada kertas milimeter dan disimpulkan.
3.3 Hasil Pengukuran
A. HASIL
1. IKLIM SEKITAR KAMPUS
NO
(Lokasi)
TERMOMETE
R TANAH
LUX
METER
THERMOHYGRO
METERHAND ANEMOMETER
1
(SAWAH)
25oC
1124 67% 31o C 7 m/s24oC
24oC
2
(PEKARA
NGAN)
31oC
1121 73% 35oC 0,02 m/s29oC
28oC
2. PENGAMATAN HARIAN
Tanggal Waktu
TemperaturIntensitas
Cahaya
Kecepatan
Angin
Curah
Hujan
Evaporasi
(mm)Bola
Basah
Bola
Kering
3 Januari
2013
08.00
WIB26,5C 26,8C 736 7m/s
21,4 mm 2012.10
WIB27,7C 28C 1202 12m/s
18.06
WIB27C 26,5C 106 8m/s
Rata-rata27,1
C27,1 C 775,3 9 21,4 20
8
Januari
08.15WIB 25C 27,5C 683 9m/s 22mm 20
13.07WIB 25C 27,5C 339 12m/s
2013
18.08
WIB24,5C 26C 160 12m/s
Rata-rata24,8
C27 C 460,6 11 22 20
13
Jan
uar
i
20
13
08.00 WIB 25,5C 27C 321 8m/s
23mm 10
1212. WIB 26C 28C 1270 11m/s
18.23WIB 25C 27,5C 127 10m/s
Rata-rata25,5
C27,5 C 572,6 9,6 23 10
B. PEMBAHASAN
Praktikum agriklimatologi ini memperkenalkan beberapa alat klimatologi yang
berkaitan dengan klimatologi pertanian. Pada praktikum tersebut kita mengamati dan
membahas alat-alat untuk pengukuran lama penyinaran sinar matahari, suhu udara, suhu
tanah, kecepatan angin, curah hujan, dan evaporasi.
Mengukur penyinaran sinar matahari kami menggunakan alat Lux Meter guna
mendapatkan hasil dari penyinaran tersebut. Pada tombol range ada yang dinamakan
kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux).
Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada
pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya
kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan
pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat
dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat
kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil
pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.
Mengukur suhu udara kami menggunakan alat Termometer Bola basah-bola
kering. yaitu termometer maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum
yang diisi oleh alkohol. Dan semua memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki
kelemahan karena data yang didapat kurang valid karena adabeda tingkat pemuaian
antara raksa dan alkohol.Sedangkan kelebihannya yaitu dapat diperoleh data suhu
maksimum dan minimum secara bersamaan.
Mengukur suhu tanah kami menggunakan thermometer pengukur tanah. Termometer
ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan
panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu pada
saat itu.
Alat ini memiliki prinsip, kelebihan dan kekurangan yang sama seperti thermometer
permukaan tanah, hanya saja alat ini lebih dalam jangkauan jeluk yang diukur, yaitu 0-10 cm.
Mengukur kecepatan angin kami menggunakan Hand Anemometer. Angin
menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus
listrik yang akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala. Alat ini bekerja pada
system GGL induksi.Kelebihannya, alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor
(skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari gejala alam). Namun alat ini
hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan skala harus cepat.
Mengukur curah hujan kami menggunakan Ombrograf. Air hujan ditampung dalam
silinder yang didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air
hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah pena
pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut mencapai batas atas 20
mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang melalui sifon pada silinder dan pena
kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0 mm dari pias disebabkan pelampungnya turun
kembali kekedudukan semula.
Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan dalam periode mingguan dengan
dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang digunakan untuk mencatat curah hujan.
Pada umumnya, ombrograf ini ditempatkan di atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja
berdasarkan sistem pelampung. Kelebihan dari ombrograf ini yaitu pengamatannya lebih
efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam
tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik dapat diperoleh informasi mengenai
curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu.Namun, alat ini mempunyai
kelemahan yaitu daya tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan
lebih dari ukuran itu.Selain itu juga kelemahan pada ketelitian alat yang mencapai 2 mm
sehingga data yang dihasilkan kurang valid dibandingkan ombrometer. Hal ini disebabkan
data yang dihasilkan berdasarkan gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat
factor selain pena seperti halnya akibat tersenggol pengamat.
Mengukur evaporasi kami menggunakan wadah plastik yang diberi air kemudian tiap
hari dihitung tinggi permukaan air. Dari hasil yang dapat diperoleh dan kita praktekkan
bahwa :
Suhu tanah barat Universitas Mercu Buana Yogyakarta mempunyai rata-rata suhu tanah
240C, intensitas cahaya sebesar 1124 lux, kelembaban udara 67 %, kecepatan angin 7 m/s,
dan suhu udara 310C. Sedangkan data pekarangan utara Universitas Mercu Buana Yogyakarta
suhu tanah 290C, intensitas cahaya sebesar 1121 lux, kelembaban udara 73%, kecepatan
angin 0,02 m/s dan suhu udara 350C.
Dapat dibandingkan bahwa suhu tanah, kecepatan angin, intensitas cahaya, dan
kecepatan udara pada sawah lebih besar dari pekarangan.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Alat ukur Lux Meter merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur lama penyinaran matahari.
2. Alat Termometer Bola basah-bola kering merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur suhu udara
3. Thermometer pengukur tanah merupakan alat untuk mengukur suhu tanah
4. Hand Anemometer adalah alat untuk mengukur kecepatan angin
5. Ombrograf adalah alat untuk mengukur curah hujan.
6. Untuk mengukur evaporasi mengunakan wadah plastik yang diberi air.
7. Dapat dibandingkan bahwa suhu tanah, kecepatan angin, intensitas cahaya,
dan kecepatan udara pada sawah lebih besar dari pekarangan.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim mikro adalah keadaan vegetasi,
bentuk relief tanah, sifat tanah dan jenis tanah.
9. Pada bagian tanah yang berkanopi rata-rata suhu udara dan suhu tanahnya
lebih rendah. Selain itu, tingkat kelembabannya juga tinggi dan memiliki
intensitas penyinaran yang lebih rendah.
10. Pada bagian tanah yang tidak berkanopi, rata-rata suhu udara dan suhu
tanahnya lebih tinggi. Kelembaban udaranya juga rendah namun
memilikitingkat intensitas penyinaran yang lebih.
B. Saran
1. Alat-alat praktikum, ada yang kurang lengkap dan diharapkan adanya
kelengkapan alat-alat praktikum maupun alat praktikum yang baru,
sehingga praktikan bisa mengenal,memahami lebih jauh dan
mendapat informasi yang lebih banyak lagi tentang alat-alat
praktikum tersebut.
2. Diharapkan adaya penggantian alat-alat yang telah rusak.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari, Suhu Udara dan Suhu
Tanah. http://www.TP UNRAM.blogspot.com.
Pettersen, 2006. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian Universitas
Kediri: Kediri.