Post on 04-Apr-2019
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
MASA RESES MP V
TAHUN SIDANG 2017-2018
KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA
2018
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nusa Tenggara Barat secara resmi mendapatkan status sebagai
provinsi sejak tahun 1958 berdasarkan UU No. 64 Tahun 1958 tanggal
14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra
Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dengan Gubernur pertamanya yaitu AR.
Moh. Ruslan Djakraningrat.
Saat ini Provinsi Nusa Tenggara Barat yang beribukota di Mataram,
meliputi 10 Kabupaten/Kota yaitu :
Kabupaten Bima
Kabupaten Dompu
Kabupaten Lombok Barat
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Utara
Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Sumbawa Barat
Kota Bima
Kota Mataram
Nusa Tengara Barat terdiri dari 2 (dua) Pulau yaitu Pulau Lombok dan
Pulau Sumbawa, dan memiliki luas wilayah 20.153.15 kilometer
persegi dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa.
Pada tahun 2018 Provinsi NTB menetapkan Target PAD sebesar
1,719 Triliun Rupiah. Lebih tinggi 2% dibandingkan Tahun 2017 yang
tercatat sebesar 1,684 Triliun Rupiah. PAD ini mengkontribusi
sebanyak 37,59% dari APBD, dimana sisanya sebesar 54,52% dari
Dana Perimbangan dan Lain-lain 7,89%.
Dalam Kunjungan Kerja Reses MP V Tahun 2017/2018 ke Provinsi
Nusa Tenggara Barat akan fokus kepada tindak lanjut dari rapat
dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan para Pimpinan Eselon I
Mitra Kerja Komisi VII DPR RI pada tanggal 10-12 Juli 2018 tentang
Evaluasi Program Kerja Semester I/2018 dan Rencana Program Kerja
Semester II/2018 dan implementasinya khususnya yang langsung
terkait Program Kemasyarakatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Beberapa hal yang menjadi perhatian Komisi VII DPR RI, antara lain :
1. Pada Kementerian ESDM, perlu dilihat implementasi dari kegiatan
Program Kerja Semester I/2018 dan Rencana Pelaksanaan
Program Kerja khususnya Program Kemasyarakatan yang akan
dilaksanakan di Semester II/ 2018 di Provinsi NTB antara lain ; oleh
DJM berupa Jargas, Mitan-LPG, Konkit Nelayan; oleh DJE berupa
LTSHE, PJU, Biogas; oleh BGL berupa pemasangan Sumur Bor.
2. Juga di Kementerian ESDM pada Tahun 2019, terdapat 13
(tigabelas) arah kebijakan Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan
dan Sumber Daya Air yang dicanangkan oleh Kementerian ESDM,
perlu dilihat peta rencana pelaksanaannya di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
3. Pada Kementerian LHK, perlu dilihat implementasi dari kegiatan
Program Kerja Semester I/2018 dan Rencana Pelaksanaan
Program Kerja khususnya Program Kemasyarakatan yang akan
dilaksanakan di Semester II/ 2018 di NTB.
4. Juga di Kementerian LHK pada Tahun 2019, terdapat 3 (tiga) arah
kebijakan yang perlu dilihat peta rencana pelaksanaannya di
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
5. Pada Kementerian Ristek Dikti – Khususnya Fungsi Ristek dan
LPNK perlu dilihat implementasi dari kegiatan Program Kerja
Semester I/2018 dan Rencana Pelaksanaan Program Kerja
khususnya Program Kemasyarakatan yang akan dilaksanakan di
Semester II/ 2018 di Provinsi NTB.
6. Secara spesifik Provinsi NTB tercatat memiliki ratio Elektrifikasi
hingga akhir tahun 2017 telah mencapai 85,10% dan untuk
meningkatkan rasio elektrifikasi, pada tahun 2018, melalui program
listrik desa, PLN berencana melistriki 77 dusun yang ada di Provinsi
Nusa Tenggara Barat sehingga pada akhir tahun 2018 rasio
elektrifikasi mencapai 93,52%.
7. Sementara di Kabupaten Lombok Tengah, terdapat 2 (dua) obyek
yang perlu menjadi perhatian, yaitu :
a) Mulai tahun 2017 juga telah dimulai pembangunan Kawasan
Ekonomi Khusus (KK) Mandalika yang dikelola oleh PT ITDC
– BUMN. Kawasan ini merupakan kawasan untuk industri
agro dan industri Ekowisata. Hal ini juga sangat
membutuhkan dukungan kecukupan energi listrik yang tidak
sedikit.
b) Di Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Prabu,
Desa Prabu, Pujut, Lombok Tengah ditemukan tambang
emas illegal yang jumlahnya diperkirakan ada lima titik.
Pihak Kepala Desa dan warga desa setempat telah meminta
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah
Lombok agar segera mengambil tindakan tegas. Untuk itu
perlu dilakukan tinjauan atas lokasi ini tentang tindak
penanganannya agar jangan sampai meluas dan berdampak
pada kerusakan lingkungan.
8. Di Lombok Timur terdapat Kawasan konservasi tumbuhan ex-situ
bernama Kebun Raya Lemor yang berada dalam Kawasan hutan
lindung Lemor di Desa Suela, kecamatan Suela, Lombok Timur.
Rencananya Kebun Raya Lemor ini akan di resmikan pada bulan
Agustus 2018 ini. Luas Kawasan ini 130 hektar yang dikembangkan
Bersama antara Dinas Lingkungan Hidup Lombok Timur dan LIPI.
Karena itu kunjungan kerja Komisi VII DPR RI dalam masa reses MP V
Tahun 2017-2018 dibutuhkan dalam rangka memastikan bahwa peran
mitra kerja Komisi VII DPR RI di Provinsi NTB telah dilaksanakan
dengan baik dalam rangka mendukung pemerintah provinsi NTB
mencapai sasaran utama pembangunan yaitu mensejahterakan rakyat
secara adil. Dan juga untuk memastikan bahwa mitra kerja Komisi VII
DPR RI telah mendapatkan dukungan yang optimal baik dari aspek
perijinan dan aspek lainnya, agar program kerja yang telah
direncanakan mitra kerja Komisi VII DPR RI bisa dilaksanakan secara
optimal.
B. Dasar Hukum Kunjungan Kerja
Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan kerja masa reses Komisi VII
DPR RI adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Tata Tertib.
3. Keputusan Rapat Internal Komisi VII DPR RI tentang Agenda
Kerja Masa Persidangan V Tahun Sidang 2017-2018.
C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja
Maksud diadakannya Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi
Nusa Tenggara Barat adalah dalam rangka menyerap aspirasi dan
melihat secara langsung perkembangan di daerah khususnya
pengelolaan energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup serta
riset dan teknologi.
Adapun tujuan kunjungan kerja ini, ingin mendapatkan informasi terkini
dan masalah yang dihadapi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
serta dukungan dan solusi yang telah dan akan dilaksanakan oleh
mitra kerja Komisi VII DPR RI terkait bidang energi dan sumber daya
mineral, distribusi dan harga BBM dan Gas, kelistrikan, lingkungan
hidup serta riset dan teknologi, Untuk itulah kami dari Komisi VII DPR
RI pada kesempatan kali ini ingin mendapatkan informasi dan
penjelasan dari seluruh stakeholders terkait, yaitu :
1. Pandangan dan penjelasan dari Gubernur Provinsi Nusa Tenggara
Barat terkait beberapa hal yang kami sampaikan di atas, dan
sejauh mana peran yang telah dilaksanakan para mitra Komisi VII
DPR RI di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang kita cintai ini; pada
bidang energi, migas, ristek dan lingkungan hidup, serta kondisi
terkini atas ketersediaan listrik, BBM dan Gas di Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
2. Penjelasan dari Kementerian Ristek Dikti dan Para Kepala LPNK,
yang tentang kondisi, langkah dan koodinasi yang telah dan akan
dilaksanakan terkait hasil riset yang bisa dimanfaatkan di Provinsi
NTB ini dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya alam
demi meningkatkan kesejahteraan rakyat
3. Penjelasan dari Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM dan
atau SKK Migas tentang data potensi migas (hidrokarbon) yang
telah teridentifikasi dan mungkin untuk dikembangkan baik secara
teknis maupun keekonomian.
4. Paparan Direktur Jendral Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM
dan PT PLN (Persero) tentang langkah yang telah dan akan
dilaksanakan terkait pengembangan sektor ketenagalistrikan dalam
rangka peningkatan ratio elektrifikasi buat masyarakat rumah
tangga maupun kecukupan sumber listrik dalam rangka
peningkatan industri di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
5. Paparan dari BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) tentang
langkah yang telah dan akan dilaksanakan terkait pemenuhan
sektor BBM dan kecukupan Gas baik bagi rumah tangga dan
industri di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini.
6. Paparan dari Kementerian LHK tentang kondisi dan fungsi hutan di
Provinsi NTB yang tercatat dengan luas lebih dari 1 juta hektar dan
langkah yang telah dan akan dilaksanakan terkait penanganan
kelestarian lingkungan hidup di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
langkah-langkah pencegahan dan atau program yang telah
dipersiapkan oleh Kementerian LHK.
7. Kendala Mitra Kerja Komisi VII DPR RI yang dihadapi di Provinsi
Nusa Tenggara ini dalam kerangka melaksanakan program baik
kendala legislasi, kebijakan atau teknis lainnya di Provinsi NTB
yang kita hormati dan cintai bersama.
D. Waktu dan Lokasi Kegiatan Kunjungan Kerja
Waktu kunjungan kerja masa reses Komisi VII DPR RI dilaksanakan
pada tanggal 30 Juli – 3 Agustus 2018 dengan lokasi kunjungan ke
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
E. Sasaran dan Hasil Kegiatan Kunjungan Kerja
Sasaran dari kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi
Nusa Tenggara Barat adalah melihat langsung untuk memperoleh
informasi terkait dengan bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
(ESDM), Lingkungan Hidup (LH), serta Riset dan Teknologi (RISTEK)
serta ketenagalistrikan, agar bisa menjadi rekomendasi untuk
ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VII DPR RI dengan mitra
terkait, khususnya dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan
dan anggaran.
F. Anggota Tim Kunjungan Kerja
Kunjungan kerja ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang
merupakan representasi dari tiap-tiap fraksi, sebagaimana terlampir di
bawah ini :
DAFTAR NAMA ANGGOTA
TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RESES MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2017-2018
TANGGAL 30 Juli s/d 3 Agustus 2018
NO. NAMA NO.
ANGG.
FRAKSI JABATAN
1. H. Gus Irawan Pasaribu, SE. Ak, MM, CA A-327 Gerindra KETUA TIM
2. Syaikul Islam Ali, Lc, M.Sos A-63 PKB WAKIL KETUA TIM
3. Dony Maryadi Oekon A-167 PDIP ANGGOTA
4. Ir. H. Daryatmo Mardiyanto A-170 PDIP ANGGOTA
5. Mercy Criesty Barends, ST A-228 PDIP ANGGOTA
6. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad A-317 Golkar ANGGOTA
7. Ivan Doly Gultom A-252 Golkar ANGGOTA
8. Bambang Hariyadi, SE A-367 Gerindra ANGGOTA
9. Aryo P.S. Djojohadikusumo A-342 Gerindra ANGGOTA
10. Eko Wijaya A-411 Demokrat ANGGOTA
11. Bara Hasibuan, MA A-500 PAN ANGGOTA
12. Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc A-502 PAN ANGGOTA
13. Ir. H. Tifatul Sembiring A-85 PKS ANGGOTA
14. H. Ahmad Farial A-517 PPP ANGGOTA
15. H. Abdul Halim, SH A-533 PPP ANGGOTA
16. Dr. Kurtubi, SE, M.Sp, M.Sc A-26 Nasdem ANGGOTA
17. dr. Ari Yusnita A-31 Nasdem ANGGOTA
18. Dra. Nanik Herry Murti Sekretaris Tim
19. Semiyati, SE Sekretaris Tim
20. Khairunisa Sekretaris Tim
21. Doddy Sylviadi Tenaga Ahli
22. Dewi Ayu Lestari TV Parlemen
23. Muhammad Husen Media Cetak dan Medsos
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA
A. Kunjungan Lapangan ke Kebun Raya Lemor Lombok Timur dan
Kunjungan Langsung ke Kantor Kecamatan Sembilun, Lombok
Timur yang terdampak Gempa.
Sebelum ke Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tim Kunjungan
Kerja Komisi VII DPR RI lebih dahulu Kebun Raya Lemor ini akan di
resmikan pada bulan Agustus 2018 ini. Luas Kawasan ini 130 hektar
yang dikembangkan Bersama antara Dinas Lingkungan Hidup Lombok
Timur dan LIPI. Kebun Raya Lemor ini akan di resmikan pada bulan
Agustus 2018 ini. Di samping itu, Tim Kunjungan Kerja juga
melaksanakan kegiatan kunjungan langsung ke kecamatan akibat
Gempa yang terjadi pada Minggu 29 Juli 2019 jam 06.47 di Lombok,
yaitu ke kecamatan Sembilun – Lombok Timur.
B. Pertemuan dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Mitra
Kerja Komisi VII DPR RI
Dalam pertemuan di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat pada
tanggal 31 Juli 2018 ini, Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI diterima
oleh Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, unsur Muspida
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Mitra Kerja Komisi VII
DPR RI yaitu dari Kementerian ESDM, LHK, Ristek Dikti, SKK Migas,
BPH Migas. PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) serta
beberapa LPNK yaitu BATAN, LIPI, dengan hasil yang dibahas
sebagai berikut :
1) Paparan dan ekspektasi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, antara lain :
a) Di Nusa Tenggara Barat saat ini sedang giat
melaksanakan kegiatan pembangunan di berbagai
sektor, namun demikian pada saat ini NTB sedang
dilanda musibah yaitu terjadinya gempa bumi dengan
kekuatan 6,7 skala richter yang berdampak pada adanya
korban jiwa dan kerusakan harta benda. Juga pada saat
ini di gunung rinjani masih terdapat sekitar 500an
wisatawan yang masih terjebak dan belum bisa turun.
b) Diharapkan bahwa kunjungan kerja ini mampu menyerap
aspirasi masyarakat daerah dan mampu menjembatani
berbagai hal dan kendala terkait regulasi dan kebijakan
antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan yaitu
mensejahterakan masyarakat.
c) Kondisi kelistrikan pada tahun 2017 telah berhasil
mencapai ratio elektrifikasi 85,10% untuk 1,3 juta rumah
tangga. Disadari oleh Pemrov NTB bahwa dalam upaya
pemenuhan dan peningkatan pemenuhan sektor energi
ini, masih terdapat kendala di lapangan. Oleh karena ini
diharapkan adanya koordinasi dan sinkronisasi antara
kementerian dan sektor terkait lainnya.
d) Ada kendala lain yang disampaikan Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Barat, diantaranya :
Kewenangan pengelolaan kawasan hutan
Proyek EBTKE yang rusak dan terbengkalai
karena belum diserahkannya asset kepada
pemprov
Pengembangan sektor wisata yang perlu
dukungan berbagai pihak
2) Penjelasan Mitra Kerja atas permasalahan yang dihadapi dan
aspirasi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai
berikut :
a) Tentang Kelistrikan
Secara garis besar PT PLN (Persero) menyampaikan 4
(empat) hal yang menjadi fokus paparan terkait
ketenagalistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini,
yaitu :
Wilayah Pengusahaan PLN NTB
Sistim Kelistrikan NTB Eksisting
Beban Puncak Tertinggi 2018 dan Beban Harian
Ratio Elektrifikasi sampai Juni 2018
Rencana Pembangkit EBT NTB 2018-2027
b) Tentang Migas
Penjelasan Ditjen Migas.
Ada 3 (tiga) hal utama yang disampaikan oleh
Ditjen Migas Kementerian ESDM pada saat
pertemuan ini, yaitu :
Rencana Konversi Minyak Tanah ke LPG
Rencana Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan
Penjelasan SKK Migas
Ada 2 (dua) hal yang disampaikan oleh SKK
Migas, yakni :
Capaian Hulu Migas Semester I/2018
Tidak ada temuan hidrokarbon dan WK di NTB
Penjelasan BPH Migas
Terdapat 2 (dua) hal yang disampaikan BPH
Migas, yaitu :
Realisasi vs Kuota BBM Tertentu 2018
Realisasi vs Kuota BBM Penugasan 2016-2018
Penjelasan PT Pertamina (Persero)
Di provinsi NTB terdapat TBBM yang dimiliki PT
Pertamina (Persero) yaitu TBBM Ampenan, TBBM
Bima dan TBBM Badas. Dalam konteks
ketersedian BBM dan Gas, PT Pertamina
(Persero) menyampaikan 3 (tiga) hal, yaitu :
Progres Pembangunan Depot LPG
c) Tentang Lingkungan Hidup.
Pada saat kunjungan kerja ini, Tim Komisi VII DPR RI
telah melihat secara langsung kegiatan penambangan
emas ilegal atau bisa disebut PETI (penambangan emas
tanpa ijin) di area Gunung Prabu di Desa Prabu, Pujut,
Lombok Tengah dengan perkiraan produksi lebih dari
600 ton setahun. Dari pihak LHK saat ini sedang
dilaksanakan kajian dampak lingkungan yang ditimbulkan
dan akan menyampaikan progresnya kepada Komisi VII
DPR RI lebih lanjut.
d) Tentang Ristek.
Kementerian Ristek Dikti dan LPNK yang hadir dalam
pertemuan ini secara garis besar menyampaikan telah
dilaksanakan program ristek yang bersinggungan
langsung untuk kepentingan masyarakat di NTB dan
pada kesempatan ini dilaksanakan pemberian secara
simbolis kepada masyarakat dan pemerintah provinsi
NTB, yaitu :
Pemberian beasiswa kepada 3 (tiga) orang
mahasiswa Universitas Mataram melalui Program
Bidik Misi
Pemberian Ijin pemanfaatan tenaga nuklir di
bidang medis dan pertambangan
Pemberian bibit padi unggul Si Denuk
Juga pada kesempatan ini, pihak BATAN menjelaskan
bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan untuk
mengidentifikasi potensi pemanfaatan tenaga nuklir di
NTB masih belum bisa dilaksanakan karena faktor teknis.
Untuk itu pihak BATAN masih terbuka untuk melakukan
review dan mendapat masukan untuk memastikan
adanya potensi nuklir yang bisa di manfaatkan di Provinsi
NTB.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
1) PT PLN (Persero) telah berhasil meningkatkan ratio elektrifikasi
di tahun 2017 di angka 85,10% dan diharapkan akan meningkat
sampai angka 95% di tahun 2018.
2) PT Pertamina (Persero) diharapkan dapat menyelesaikan
proyek pembangunan Depot LPG dalam upaya menggeliatkan
potensi industri di provinsi NTB
3) Khusus untuk illegal mining emas, pihak LHK akan
menyampaikan hasil penelitian dampak lingkungan akibat
kegiatan penambangan emas ilegal di area Gunung Prabu di
Desa Prabu, Pujut, Lombok Tengah dan mengkoordinasikan
dengan ESDM dan pihak Pemda Provinsi NTB.
B. REKOMENDASI
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, Komisi VII DPR RI akan
mengagendakan tindak lanjut melalui rapat rapat dengan mitra kerja
dan institusi terkait dalam masa persidangan berikut.
Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Nusa Tenggara Barat disampaikan, dengan harapan dapat
memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder.
Jakarta, 6 Agustus 2018
Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII
H. Gus Irawan Pasaribu, SE.Ak, MM, CA