Post on 26-Oct-2020
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS KESEHATAN
Jln. S. PARMAN No. 13 Telp. ( 0334 ) 881 066
L U M A J A N G
KATA PENGANTAR
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayahnya Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang Tahun 2018 dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan informasi
Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, yang di dalamnya berisi
gambaran capaian kinerja selama kurun waktu satu tahun dan menjabarkan
keberhasilan maupun ketidak berhasilan dalam penyelenggaraan program dan
kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2015- 2019.
Laporan Kinerja ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014,tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, didalam Peraturan
Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Negara untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan dalam rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah
ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara
periodik. Penyajian laporan kinerja berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Bupati Lumajang No. 6 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja.
Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang ini
disusun. Semoga dapat memberikan manfaat untuk perbaikan perencanaan,
penilaian dan perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan serta peningkatan
kinerja.
Lumajang, 28 Februari 2019 Plt.KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LUMAJANG
HALAMAN i
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiIKHTISAR EKSEKUTIF iii
BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN............................................................... 2C. GAMBARAN UMUM.................................................................... 3D. DASAR HUKUM........................................................................... 7 E. SISTEMATIKA.............................................................................. 9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJAA. PERENCANAAN STRATEGIS............................................... 11 B. RENCANA KERJA TAHUNAN 2018........................................ 26C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018..................................... 30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJAA. CAPAIAN KINERJA DINAS KESEHATAN.............................. 34
A.1 PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASIKINERJA TAHUN INI........................................................ 38
A.2. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN INIDENGAN KINERJA TAHUN SEBELUMNYA…………..
A.3 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN INIDENGAN TARGET RENSTRA 2015-2019…………….
A.4 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN INIDENGAN STANDART NASIONAL ....................................
39
40
41
A.5.ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALANPENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTAALTERNATIVE SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN.......... 42
B.
A.6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA...............................................................................
A.7.ANALISIS PROGRAM / KEGIATAN YANG MENUNJANGKEBERHASILAN PENCAPAIANKINERJA…………………………..
REALISASIANGGARAN……………………………………………………….
54
5556
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………….
60
HALAMAN ii
BAB I. PENDAHULUAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2018 ini disusun
sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang. Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah ini disusun sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja dan Peraturan Bupati Lumajang No.
6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja.
Dinas Kesehatan sebagai Instansi pemerintah wajib untuk
menyusun Laporan Kinerja. Dalam rangka mewujudkan
tercapainya Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
perlu adanya tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan dalam
Rencana Strategik (Renstra), adapun sasaran yang ingin dicapai
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang pada tahun 2018
mempunyai 1 (satu) tujuan, 2 (dua) sasaran dan 6 (tujuh)
indikator sasaran utama. Pengukuran keberhasilan atau
kegagalan dalam capaian setiap sasaran. Laporan Kinerja ini
dimaksudkan sebagai berikut:
1. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja adalah
untuk memantapkan kinerja Dinas Kesehatan lebih
akuntabel dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan serta keberhasilan dalam mewujudkan
Visi, Misi, dan tujuan dalam rangka mewujudkan
Pemerintahan yang lebih baik dengan
penyelenggaraannya seiring dalam perwujudan
pelaksanaan system pertanggungjawaban kinerja yang
lebih jelas, tepat, terukur dan legitimate dalam
HALAMAN iii
BAB I. PENDAHULUAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
mendukung profesional kinerja pelayanan.
2. Bahwa penyusunan Laporan Kinerja ini telah melibatkan
tim yang dibentuk oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018
HALAMAN iv
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (Good Governance)
merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa, dalam rangka
pengembangan dan penerapan sistem yang tepat, jelas, terukur dan legitimate,
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme.Sehubungan dengan hal tersebut, untuk
mempercepat diadakanreformasi birokrasi dalam menyelenggarakan
pemerintahandiatur dalam TAP MPR RI No. XI/MPR/1998
tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusidan
Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusidan Nepotisme.
Pemerintah telah menerbitkanPeraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
didalamPeraturan Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi
Pemerintahsebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Negara untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan
Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah
ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara
periodik.Hal ini juga didukung dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah juga diatur
dalam Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Pelaporan Kinerja. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah
Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean
Government ) di Indonesia.
HALAMAN 1
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan berfungsi untuk mengetahui
kemampuannya Dinas Kesehatan sebagai unsur pelaksana teknis Pemerintah
Daerah dibidang Pembangunan Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan
dan menyelenggarakan sebagian urusan Rumah Tangga Daerah dibidang
Kesehatan. Berdasarkan pemahaman tersebut diatas maka Dinas Kesehatan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan pertanggungjawaban tentang hasil
kegiatan atau pelaksanaan pembangunan kesehatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada Bupati.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang Tahun 2018 dimaksudkan sebagai penjabaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang yang terwujud dalam tingkat
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang Tahun 2018 adalah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik Selain sebagai bahan evaluasiakuntabilitas
kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)diharapkan dapat bermanfaat
dalam rangka :
a) Menjadi motivasi untuk dapat melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan secara baik dan benar, yang didasarkan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan ;
b) Menjadikan Dinas Kesehatan sebagai Instansi yang akuntabel, sehingga
dapat berperan secara efektif, efisien dan ekonomis;
c) Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan beserta jaringannya
guna membantu pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik;
d) Meningkatkan kredibilitas terhadap pemberi wewenang
HALAMAN 2
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
e) Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas,
sehingga tugas-tugas akan dapat dilaksanakan lebih efektif-efisien dan
responsif terhadap lingkungannya.
C. GAMBARAN UMUMC.1 Organisasi Perangkat Daerah
Pembentukan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 15 Tahun 2016, tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat daerah yang di kuatkan dengan Peraturan
Bupati Lumajang Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan.
Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan
daerah di bidang kesehatan.Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas
Kesehatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah..
Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang kesehatan. Di
samping itu, Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
a) perumusan kebijakan di bidang kesehatan;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;
c) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan;
d) pelaksanaan administrasi Dinas Kesehatan;
e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.
HALAMAN 3
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Berikut adalah struktur organisasi dinas kesehatan berdasarkan Peraturan
Bupati Kabupaten Lumajang No. 74 Tahun 2016 :
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
C.2 Sumber Daya Aparatur
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan Struktur
Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang didukung dengan jumlah
HALAMAN 4
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
pegawai sebanyak 1338 orang yang terdiri atas PNS sebanyak 627 orang, CPNS
sebanyak 71 orang dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) sebanyak 640 orang.
Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang berdasarkan
Tingkat Pendidikan pada tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1Jumlah PNS dan TKK Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2018
No. PendidikanStatus Kepegawaian
Jumlah %PNS CPNS TKK
1. SD 5 - 1.64
2. SMP 8 - 1.87
3. SMA/SMK 107 - 18.46
4. D1 23 - 5.68
5. D3 379 - 51.79
6. S1 140 - 20.03
7. S2 5 - 0.52
J U M L A H 688 0 100
Dilihat dari tingkat pendidikan dapat dijelaskan bahwa Pegawai Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang proporsi paling banyak adalah lulusan D3
sebanyak 51,79% diikuti S1 (20.03%), SMA/SMK (18,46%), D1 (5.68%), SMP
(1,87%), SD (1,64%) dan yang paling kecil adalah S2 sebesar (0,52%).
Jumlah pegawai per unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2Jumlah Pegawai Per Unit Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2018
NO UNIT KERJA JUMLAH KETERANGAN
1 SEKRETARIAT 522 BIDANG KESMAS 293 BIDANG YANKES 154 BIDANG P2P 175 BIDANG SDK 116 BP PEMKAB 17 FARMASI 158 LABKES 199 BKOR 15
10 PUSKESMAS 115211 AKPER 12
HALAMAN 5
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
JUMLAH 1338
Dilihat dari Pegawai Per Unit Kerja dapat dijelaskan bahwa Pegawai
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tidak hanya ada di tingkat II (dua) saja
akan tetapi juga menyebar 27 UPT yang terdiri 25 puskesmas, laboratorium
kesehatan dan perbekalan farmasi kesehatan
Jumlah pegawai per jenis tenaga di lingkunganDinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3Jumlah Pegawai Per Jenis Tenaga Dinas Kesehatan Tahun 2018
NO JENIS TENAGA PNS CPNS PTTKONTRAK/SUKWAN
JUMLAH
1 DOKTER 15 - - 13 282 DOKTER GIGI 14 - - 10 243 BIDAN 187 71 11 35 3044 PERAWAT 115 - - 240 3555 PERAWAT GIGI 9 - - - 96 GIZI 14 - - 11 25
7FARMASI (APOTEKER)
3 - - 2 5
8FARMASI (ASISTEN APOTEKER)
19 - - 6 25
9ANALIS KESEHATAN
12 - - 3 15
10PENYULUH KESEHATAN
11 - - 24 35
11 EPIDEMIOLOGI - - - - 012 ENTOMOLOG - - - - 013 SANITARIAN 19 - - 9 2814 STRUKTURAL ES IV 44 - - - 4415 STRUKTURAL ES III 5 - - - 516 STRUKTURAL ES II 1 - - - 117 UMUM 164 - - 225 393
18PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
1 - - - 1
19 AKUPUNTUR - - - 1 120 REKAM MEDIS - - - 1 1
21KESEHATAN MASYARAKAT
- - - 43 43
JUMLAH 633 71 11 623 1338
HALAMAN 6
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Dilihat dari Pegawai per jenis tenaga dapat dijelaskan bahwa Pegawai
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang memiliki banyak jenis tenaga terutama
fungsional. Dimana tenaga terbesar ada pada tenaga umum, perawat dan bidan.
D. DASAR HUKUM
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang Tahun 2018, dilandasi dasar hukum, sebagai berikut :
1. Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
yangBersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN);
5. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
6. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
7. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kepada Masyarakat;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
HALAMAN 7
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
14. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
15. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/ 8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (sebagaimana Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah); yang telah disempurnakan
sebagaimana Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/09/
M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Kinerja Utama Di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang No. 34 Tahun 2007, tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang;
20. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2015-2019 Pemerintah
Kabupaten Lumajang;
21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
22. Peraturan Bupati Lumajang No. 6 Tahun 2018 tentang tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Kinerja
HALAMAN 8
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
E. SISTEMATIKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
Tahun 2018 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Bupati Lumajang No. 6 Tahun 2018 tentang
tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja
Adapun Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun
2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Gambaran
Umum, dasar Hukum, dan Sistematika sehingga substansi pada bab–
bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab ini menjelaskan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun
yang bersangkutan.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini menjelaskan :
A. Capaian Kinerja Organisasi pada sub bab ini disajikan capaian
kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis
capaian kinerja sebagai berikut:
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada);
HALAMAN 9
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan peningkatan/
penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, Pengukuran
Capaian Kinerja, Capaian Kinerja, Akuntabilitas Keuangan dan
Permasalahan serta Strategi Pemecahan Masalah.
B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran
yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi
untuk meningkatkan kinerjanya.
LAMPIRAN
1. MATRIKS RENSTRA 2015-20192. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 20183. PENGUKURAN KINERJA4. RENJA TAHUN 20185. PENGHARGAAN
HALAMAN 10
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Rencana Strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab lingkungan strategis lokal, regional, nasional dan global serta
tetap berada dalam tatanan sistim manajemen nasional. Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019 adalah dokumen perencanaan
tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2019, dengan
berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan sasaran
Strategis.
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Instansi
Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipasif, dan inovatif atau dengan
kata lain visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan berupa cita dan citra yang diinginkan oleh Instansi Pemerintah.
Visi merupakan gambaran keadaan masyarakat Kabupaten Lumajang
dimasa depan yang akan dicapai.. Visi Pemerintah Kabupaten Lumajang
mewujudkan masyarakat Lumajang yang sejahtera dan bermartabat serta tugas
pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang,
maka Dinas Kesehatan mendukung Visi Kepala Daerah dalam RPJMD 2015-2019
yaitu :“Terwujudnya Masyarakat Lumajang Yang Sejahtera Dan Bermartabat”
Dilihat dari visi yang telah dibuat dan ditetapkan,selanjutnya dibutuhkan
konsep yang jelas, sistematis, dan strategis.Konsep tersebut akan terangkum
dalam pernyataan yang menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dimasa datang sebagai hasil dari interpretasi visi. Pernyataan-
pernyataan inilah yang disebut sebagai misi. Misi menjelaskan secara lebih jelas
dari nilai umum yang dimiliki oleh visi, sehingga misi seringkali dinyatakan sebagai
HALAMAN 11
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
langkah-langkah. Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh Kepala
Daerah, maka visi tersebut didukung oleh 3 (tiga) Misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan
bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan,
pembinaan keagamaan;
2. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat secara
Merata Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta
Usaha Pendukungnya;
3. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih, dan demokratis melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan
transparan serta mendorong terciptanya ketentraman dalam kehidupan
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.
Dari 3 (tiga) misi Dinas Kesehatan sebagai salah satu OPD di Kabupaten
Lumajang berkewajiban mendukung visi Pemerintah Kabupaten Lumajang
khususnya, dimana Dinas Kesehatan mendukung dalam misi pertama yaitu
“Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan
bermoral melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan,
pembinaan keagamaan”,
I. TUJUAN dan Sasaran
Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi yang mempunyai makna :
1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun berakhir renstra.
2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang
ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.
3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi
organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok
organisasi selama kurun waktu renstra.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang mendukung misi pertama RPJMD
“Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, inovatif, dan bermoral
HALAMAN 12
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, pembinaan
keagamaan”, dalam misi tersebut terdapat 3 (tiga) tujuan yaitu :
1. Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan, pembinaan keagamaan
serta pengembangan dan pelestarian seni budaya
2. Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya kualitas SDM perempuan, pemuda dan anak
Dari 3 (tiga) tujuan RPJMD tersebut Dinas Kesehatan masuk dalam tujuan
ke 2 (dua) yaitu Meningkatnya aksesibilitas dan derajat kesehatan
masyarakat dimana indikator tujuannya adalah Indeks Kesehatan, dalam tujuan
RPJMD ini memiliki sasaran yaitu Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
dan Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk. Dinas kesehatan mendukung
dalam sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dimana indikator
sasarannya yaitu Angka Harapan Hidup. Sedangkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan, Tujuan harus selaras dengan RPJMD, dimana Tujuan dinas
kesehatan pada Renstra selaras dengan Sasaran dinas kesehatan di RPJMD.
Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah
dalam rumusan yang spesifik dan terukur. Oleh karena itu dalam sasaran
dirancang pula indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang akan diwujudkan.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Lumajang
diwajibkan mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah serta selaras dengan tujuan
dan sasaran yang ada di RPJMD, oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang menetapkan Tujuan dan sasaran serta indikatornya sebagai berikut:
Tujuan : Meningkatnya Derajad Kesehatan Masyarakat
Indikator Tujuan : Angka Harapan Hidup
Sasaran ada 2 (dua) yaitu :
1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan 3 (tiga) indikator
sasaran yaitu :
a. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
b. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
c. Prevalensi Balita Stunting
HALAMAN 13
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
2. Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan 4 (empat)
indikator sasaran yaitu :
a. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam
b. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
c. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi
d. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana
dan Prasarana
TABEL : 2.1 MATRIKS HUBUNGAN ANTARA TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya
Derajad
Kesehatan
Masyarakat
Angka
Harapan
Hidup
1 Meningkatnya
Kualitas
Kesehatan
Masyarakat
1. Angka Kematian Ibu per
100.000 Kelahiran Hidup
2. Angka Kematian Bayi per
1000 Kelahiran Hidup
3. Prevalensi Balita Stunting
2 Meningkatnya
Akses dan
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
1. Tertanganinya Kejadian
Luar Biasa kurang dari 24
jam 2. Persentase Kepesertaan
Jaminan Kesehatan
Nasional 3. Persentase Fasilitas
Kesehatan Terakreditasi4. Persentase Pelayanan
Administrasi , Manajemen
Kesehatan Serta Sarana
dan Prasarana
II. Strategi dan Kebijakan
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang
dijabarkan kedalam kebijakan – kebijakan dan program – program. Strategi adalah
HALAMAN 14
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan strategi, sebab strategi
merupakan suatu rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya
mewujudkan tujuan dan sasaran dengan memperhatikan ketersedian sumber
daya organisasi dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Kebijakan adalah
ketentuan –ketentuan yang ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau
petunjuk dalam pelaksanaan program dan kegiatan, guna kelancaran dan
keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan dan misi organisasi.
Kebijakan untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dalam prakteknya
menghadapi rintangan. Tuntutan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
serta Pengelolaan Administrasi Organisasi Perangkat Daerah yang baik dan
bersih, dengan mengedepankan profesionalisme. Demikian juga pelayanan
administrasi kepada seluruh perangkat daerah sangat diperlukan kecepatan,
ketepatan dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kinerja Aparatur.
HALAMAN 15
BAB I. PENDAHULUANBAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Tabel 2.2TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS, DAN ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN STRATEGIMeningkatny
a Derajad
Kesehatan
Masyarakat
1. Meningkatnya
Kualitas
Kesehatan
Masyarakat
1. Meningkatkan cakupan dan
kualitas pelayanan kesehatan
ibu hamil, bersalin dan nifas
2. Meningkatkan cakupan dan
kualitas pelayanan kesehatan
bayi dan balita
3. Meningkatkan cakupan dan
kualitas gizi keluarga untuk
meningkatkan status kesehatan
remaja, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita.
1.a.Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil,
keluarga dan masyarakat tentang perawatan
kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas
1.b.Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
pengawalan kasus komplikasi ibu hamil, bersalin dan
nifas
1.c. Meningkatkan komunikasi puskesmas dan rumah sakit
1.d.Meningkatkan kegiatan analisis dan pengkajian
terhadap kasus kematian ibu
1.e.Meningkatkan akses jaminan persalinan bagi keluarga
yang tidak mampu
2.a.Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil,
keluarga dan masyarakat tentang perawatan
kesehatan neonatus, bayi dan balita
2.b.Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
pengawalan kasus komplikasi neonatus, bayi dan
balita
2.c. Meningkatkan kegiatan analisis dan pengkajian
terhadap kasus kematian bayi
HALAMAN 23
BAB I. PENDAHULUANBAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
2.d.Meningkatkan akses jaminan persalinan bagi keluarga
yang tidak mampu
3.a.Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui
kampanye Gerakan Nasional Sadar Gizi serta
penyediaan materi KIE.
3.b.Mengoptimalkan pemanfaatan dana BOK untuk
pelayanan gizi meliputi penyelenggaraan penyuluhan,
pembinaan Posyandu, penyediaan PMT Pemulihan
balita gizi kurang dan bumil KEK.
3.c. Meningkatkan integrasi pelayanan gizi dan pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak pada bumil berupa pemberian
tablet Fe,skrining bumil KEK, PMT bumil KEK melalui
bimbingan terpadu Gizi dan KIA secara berjenjang.
3.d.Peningkatan surveilans gizi melalui pengembangan
sistem jaringan informasi, pelacakan kasus dan respon
cepat serta penyebarluasan informasi.
3.e.Meningkatkan analisis dan pengkajian terhadap kasus
gizi buruk2. Meningkatnya
Akses dan
1. Meningkatkan akses dan mutu
Fasilitas kesehatan tingkat
1. Optimalisasi fungsi FKTP, seluruh Puskesmas
terakreditasi dan mewujudkan inovasi pelayanan
HALAMAN 24
BAB I. PENDAHULUANBAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
pertama
2. Meningkatkan akses dan mutu
fasilitas kesehatan rujukan
3. Penguatan Sumber Daya
Kesehatan
4. Penguatan manajemen
Surveilen epidemiologi kasus
penyakit
5. Mengembangkan kejasama dan
kemitraan dengan masyarakat
2.a.Mewujudkan dukungan regulasi, penguatan mutu
advokasi, pembinaan dan pengawasan untuk
percepatan mutu yankes
2.b.Menguatkan sistem rujukan melalui regionalisasi
rujukan
2.c. Ketepatan alokasi anggaran guna pemeriksaan
standarisasi pelayanan
3.a.Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pemerataan
tenaga kesehatan
3.b.Meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi dan
alat kesehatan
4.a.Memperkuat kapasitas dan advokasi regulasi daerah
dalam surveilen epidemiologi kasus penyakit
4.b.Meningkatkan sarana dan prasarana serta SDM
penunjang kegiatan penyelidikan epidemiologi penyakit
4.c. Meningkatkan kegiatan monitoring dan evaluasi
efektifitas kegiatan surveilen epidemiologi penyakit dan
validitas pelaporan
5.a.Pembentukan kelompok pemberdayaan kasus
kesehatan berbasis masyarakat
5.b.Peningkatan program promotif dan kegiatan
HALAMAN 25
BAB I. PENDAHULUANBAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
umum dan instansi lintas
program dan lintas sektor
pencegahan penyakit berbasis komunitas kelompok
dan masyarakat
HALAMAN 26
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
B. RENCANA KERJA TAHUNAN 2018
Uraian prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Kesehatan kemudian diturunkan dalam target kinerja untuk
pencapaian sasaran jangka pendek (tahunan). Target pencapaian tahunan
merupakan bagian dari target yang lebih strategis seperti pencapaian target
jangka menengah 5 tahunan. Tabel di bawah ini berisi indikator dan target kinerja
untuk setiap sasaran pada tahun 2018. Setiap sasaran telah dirumuskan dalam
indikator dan target kinerja yang spesifik dan terukur.
TABEL : 2.3 RENCANA KERJA TAHUNAN 2018 DINAS KESEHATAN
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target1. Meningkatnya Kualitas
Kesehatan Masyarakat 1) Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidupper 100.000
KH125
2) Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
per 1.000 KH 11,75
3) Prevalensi Balita Stunting % 29%
2. Meningkatnya Akses dan Kualitas PelayananKesehatan
1) Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa(KLB) < 24 jam
% 100%
2) Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
% 65%
3) Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi
% 68%
4) Persentase pelayanan administrasi ,manajemen kesehatan serta sarana dan prasarana
% 75%
Pada Tahun Anggaran 2018, Pencapaian sasaran di dalam RencanaKerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang melaksanakan 16Program dan 88 Kegiatan, yang terdiri atas :
HALAMAN 26
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Tabel 2.4Program dan Kegiatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018
No. Program Kegiatan
1 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Audit MaternalKonsolidasi Program P4KPengawalan Kasus KomplikasiPeningkatan Pelayanan Melalui JampersalLokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Peningkatan pelayanan kesehatan keluarga (BOK)
2 Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Media Promosi Dan Informasi Kesehatan
Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup SehatMonitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan Peningkatan Kemandirian PosyanduPembinaan Saka Bhakti HusadaPeningkatan Strata Desa SiagaPeningkatan Strata Perilaku Hidup BersihDan SehatPenerapan Buku Harian Anak Terhebat (Terbiasa Hidup Bersih Dan Sehat)Peningkatan Kemandirian PoskestrenPeningkatan Upaya Kesehatan Sekolah Pelayanan Kesehatan LansiaReplikasi Suami SiagaPeningkatan Pelayanan Melalui Bantuan Operasional Kesehatan (Bok)
3 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Pengkajian Pengembangan Lingkungan SehatMonitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Upaya Kesehatan KerjaUpaya Kesehatan Olah RagaPeningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Bok)Pembinaan Hygiene Sanitasi bagi Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (TPM) dan Fasilitas Umum
HALAMAN 27
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
4 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita
Peningkatan Pelayanan Kesehatan BalitaAudit Perinatal
5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Penyusunan Peta Infomasi Masyarakat Kurang GiziPemberian Tambahan Makanan Dan VitaminPenanggulangan Kurang Energi Protein (Kep), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (Gaky), Kurang Vitamin A, Dan Kekurangan Zat Gizi Mikro LainnyaPemberdayaan Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga Sadar GiziMonitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Program GiziSistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi
6 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
Penyemprotan/Fogging Sarang NyamukPengadaan Alat Fogging Dan Bahan-Bahan FoggingPelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit MenularPeningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi Dan Penanggulangan WabahPeningkatan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (Kie) Pencegahan Dan Pemberantasan PenyakitMonitoring, Evaluasi Dan PelaporanSurvailans HajiLokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular
7 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tidak MenularUpaya Pengendalian Kesehatan JiwaLokakarya, Kampanye,Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi,Dan Sejenisnya Dalam RangkaPencegahan Dan Pengendalaian Penyakit Tidak Menular (Bok)
8 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Evaluasi Dan Pengembangan Standar Pelayanan KesehatanPeningkatan Pelayanan dan Pembinaan
HALAMAN 28
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Akreditasi Puskesmas
9 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Bimbingan Teknis Tenaga KesehatanKabupaten LumajangPembinaan Dan Pengawasan Mutu Sumber Daya Manusia KesehatanPemilihan Tenaga Kesehatan TeladanPenetapan Angka Kredit Tenaga Fungsional KesehatanPeningkatan Manajemen KefarmasianPengawasan Obat Dan Bahan BerbahayaPengadaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan
Koordinasi/Sosialisasi/Bimtek Program Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah TanggaPembinan, Pengawasan Dan Pengendalian Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah TanggaPengadaan Dan Kalibrasi AlkesLokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Kesehatan (Bok)Sosialisasi/Pembinaan/Pemberdayaan Masyarakat dalamPengawasan Obat dan Bahan Berbahaya
10 Program Pembinaan Lingkungan Sosial
Penyediaan/Pemeliharaan Sarana Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Yang Terkena Penyakit Akibat Dampak Konsumsi Rokok Dan Penyakit Lainnya Melalui Pengadaan Alkes, Bahan Habis Pakai,Dan Reagen
11 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Pelayanan Dan Penanggulangan Masalah KesehatanPeningkatan Pelayanan Melalui JknPeningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Pendekatan Keluarga (Keluarga Sehat)Lokakarya, Kampanye, Sosialisasi, Advokasi, Fasilitasi, Dan Sejenisnya Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan (Bok)Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tradisional
HALAMAN 29
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
12 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelayanan Administrasi dan Operasional Perkantoran
13 Program Peningkatan SaranaDan Prasarana Aparatur
Pembangunan/Pengadaan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana AparaturPemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Aparatur
14 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja Skpd / LakipPenyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis RealisasiAnggaranPenyusunan Laporan Keuangan Akhir TahunPenyusunan Laporan Evaluasi Hasil PembangunanPenyusunan Laporan Indeks Kepuasan MasyarakatPenyusunan Rencana KerjaPenyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran (Rka) Skpd
15 Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya
Pembangunan PuskesmasPengadaan Sarana Dan Prasarana PuskesmasRehabilitasi Sedang/Berat PuskesmasRehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas PembantuPengadaan Mobil Ambulance
16 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Koordinasi Pelaksanaan Program Pembangunan KesehatanMonitoring, Evaluasi Dan PelaporanManajemen Pengelolaan Data Dan InformasiPeningkatan Pelayanan Melalui Bantuan Operasional Kesehatan (Bok)Penyediaan Jasa Manajemen KesehatanPembinaan dan Implementasi Sistem Informasi Kesehatan
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
HALAMAN 30
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Pemerintah,pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang
waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya.
Tujuan khusus Perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur, sebagai wujud nyata komitmen
antara penerima amanah dan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan
tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar
pemberian reward atau penghargaan dan sanksi, Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.
Revisi perjanjian kinerja dimungkinkan terjadi, dimana pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang terjadi dikarenakan beberapa hal diantaranya :
1. Adanya revisi Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun 2015 –2019, sehingga adanya Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibatsecara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran.
2. Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dansasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran) padapertengahan tahun melalui Perubahan APBD
Dari revisi perjanjian kinerja tersebut maka terjadi perubahan sasaran
strategis dan perubahan anggaran yang ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.5
Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target1. Meningkatnya
Kualitas Kesehatan Masyarakat
1) Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
per 100.000KH
125
2) Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
per 1.000 KH 11,75
3) Prevalensi Balita Stunting % 29%
2. Meningkatnya Akses dan Kualitas
1) Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa(KLB) < 24 jam
% 100%
HALAMAN 31
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Pelayanan Kesehatan
2) Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
% 65%
3) Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi
% 68%
4) Persentase pelayanan administrasi ,manajemen kesehatan serta sarana dan prasarana
% 75%
Program dan Pagu perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang sebelum adanya perubahan anggaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6Program dan Kegiatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2018
Program Anggaran
1 Program Pelayanan Administrasi PerkantoranRp. 2.796.767.020
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp. 1.761.515.380
3 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Rp. 546.316.000
4 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Rp. 51.959.744.468
5 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Rp. 17.160.971.400
6 Program Perbaikan gizi Masyarakat Rp. 903.350.000
7 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Rp. 4.540.106.700
8 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit MenularRp.
3.271.960.100
9 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rp. 2.550.110.000
10 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu Rp. 19.300.863.500
HALAMAN 32
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
11 Program Peningkatan manajemen Kesehatan Rp. 13.542.481.800
12 Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Rp. 1.013.052.800
13 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Rp. 3.878.328.000
14 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita Rp. 248.371.000
15 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan Rp. 13.813.952.000
16 Program Pembinaan Lingkungan Sehat Rp. 1.231.887.233
JUMLAH Rp. 138.403.323.879
HALAMAN 33
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja dalam Laporan Kinerja Instansi Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi planning
yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra), Rencana Kerja
(Rencana Kerja) dan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang,
tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating
dari perencanaan yang sudah dibuat. Di akhir kegiatan terdapat fungsi evaluating
dimana semua pelaksanakan program dan kegiatan harus disampaikan ke dalam
sebuah bentuk pertanggung jawaban penggunaan seluruh sumber daya
manajemen pendukung dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur.
Terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya.
Dalam pertanggung jawaban piranti yang diukur adalah kegiatan, program, dan
sasaran untuk melihat sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan
tidak salah arah dari perencanaan yang telah dibuat.
A. CAPAIAN KINERJA DINAS KESEHATAN
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan
capaian kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam perencanaan
strategis yang diterjemahkan dalam rencana kerja. Adapun pengukuran Kinerja
dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran
dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau
celah kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut
dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan
kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement).
Pengukuran capaian kinerja program dan kegiatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang digunakan dalam setiap kegiatan disesuaikan dengan sifat
kegiatan masing-masing, sehingga kegiatan – kegiatan tersebut dapat diukur
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 34
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
pencapaiannya yang mendukung pada pencapaian indikator program. Adapun
pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut :
1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, maka
digunakan rumus:
Realisasi Capaian Indikator Kinerja = -------------------- x 100%
Target
2. Jika ukurannya sebaliknya, yaitu apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan
semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan
semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:
Target – (Realisasi – Target)Capaian Indikator Kinerja = ---------------------------------------- x 100%
Target
Untuk melaksanakan penilaian capaian kinerja telah ditetapkan
penilaian skala ordinal sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari
pelaksanaan kebijakan teknis, program dan kegiatan sebagai berikut :
85 ke atas : Sangat Baik
70 x < 85 : Baik55 x < 70 : Cukup Baik x < 55 : Kurang Baik
Secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang telah melaksanakan
tugas dalam rangka mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2015 -2019. Pencapaian kinerja tahun
2018 sudah mengacu dan sesuai dengan rencana kerja tahun 2018.
Pengukuran capaian pelaksanaan pembangunan yang berupa Indikator
sasaran pembangunan terhadap target hasil pembangunan dalam berapa tahun
ditunjukkan dengan besaran angka-angka yang bilamana digambarkan dengan
grafik akan dapat dilihat pola atau trend, apakah meningkat, menurun, ataukah
konstan, atau dalam bahasa lain adalah sebagai keberhasilan, kemajuan,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 35
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
stagnan, kemunduran, atau bahkan kegagalan kinerja Pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan.
Namun pengukuran itu saja tidak cukup tanpa tahu apa makna atau
deskripsi dari semua kondisi itu, kondisi-kondisi tersebut perlu dianalisis dari
pengukuran capaian pelaksanaan pembangunan agar dapat diketahui hubungan
permasalahannya untuk diidentifikasi sebagai sebab akibat berupa faktor – faktor
yang mempengaruhinya, mana yang menjadi hambatan dan kendala untuk
dijadikan feedback bagi perencanaan dan pelaksanaan kinerja tahun berikutnya.
Keberhasilan atau kegagalan dari suatu sasaran bisa saja terjadi dalam
proses waktu yang tidak singkat, lebih dapat dipastikan lagi faktor yang
mempengaruhinya tidak dapat terjawab dalam waktu pengukuran akuntabilitas
kinerja satu tahun. Evaluasi bisa berupa perbandingan antar target, atau antar
capaian dalam rentang sekian tahun, ataupun antara capaian dengan target
sampai dengan tahun 2018. Capaian indikator dan target dinas kesehatan
Kabupaten Lumajang tahun 2018 disajikan sebagai berikut :
Capaian indikator dan target Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang tahun
2018 sebagai berikut:
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 36
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Tabel 3.1CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018
NOSasaranStrategis
Indikator Kinerja Pembilang Penyebut Target2018
Realisasi2018
Capaian (%)
Kategori
1 Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
1 Angka Kematian Ibu per
100.000 Kelahiran Hidup16 15.159
125 per100.000 KH
106 per100.000 KH
116Sangat
baik
2 Angka Kematian Bayi per
1000 Kelahiran Hidup144 15.159
11,75 per1.000 KH
9,5 per1.000 KH
119Sangat
baik
3Prevalensi Balita Stunting 24.269 71.377 29 34 83 Baik
2 Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
4 Tertanggulanginya Kejadian
Luar Biasa kurang dari 24 jam69 69 100% 100% 100
Sangatbaik
5 Persentase Kepesertaan
Jaminan Kesehatan Nasional 671.544 1.039.800 65% 64,58% 99
Sangatbaik
6 Persentase Fasilitas
Kesehatan Terakreditasi29 31 68% 94% 138
Sangatbaik
7 Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana
84,60% 100% 75% 84,60% 112,8Sangat
baik
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 37
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
A.1.Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun Ini
Capaian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2018 Dibandingkan dengan
target tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun Ini
NO SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
2018 REALISASI 2018 CAPAIAN (%)
1. Meningkatnya Kualitas KesehatanMasyarakat
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
125 per100.000 KH
106 per 100.000KH 116
2. Angka Kematian Bayi per 1000Kelahiran Hidup
11,75 per1.000 KH 9,5 per 1.000 KH 119
3. Prevalensi Balita Stunting 29 34 83
2. MeningkatnyaAkses dan KualitasPelayananKesehatan
4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam 100% 100% 100
5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional 65% 64,58% 99
6. Persentase Fasilitas KesehatanTerakreditasi 68% 94% 138
7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana
75% 84,60% 112,8
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 3.2 di atas dapat terdapat 2 indikator kinerja yang
belum mencapai target kinerja yaitu prevalensi balita stunting dengan
realisasi 34% dan persentase kepesertaan JKN sebesar 64,58%. 5
indikator lainnya telah memenuhi target yang telah ditetapkan di awal tahun
pelaksanaan yang dituangkan dalam rencana kerja tahun 2018.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 38
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
A.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Kinerja Tahun
Sebelumnya
Kinerja Dinas Kesehatan tahun ini dapat dibandingkan dengan kinerja tahun-
tahun sebelumnya dengan indikator yang sama namun target yang berbeda
sesuai dengan renstra Dinas Kesehatan Tahun 2015-2019. Berikut adalah
perbandingan realisasi kinerja Dinas Kesehatan tahun 2015 – 2018.
Tabel 3.3 Perbandingan Kinerja Tahun Ini Dengan Tahun Sebelumnya
NO SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA
2015 2016 2017 2018
1. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
155,73 per100.000
KH
118,28 per100.000
KH
66 per100.000
KH
106 per100.000
KH
2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
12,49 per100.000
KH
11,24 per100.000
KH
9 per100.000
KH
9,5 per1.000 KH
3. Prevalensi Balita Stunting - - 28,1 342. Meningkatnya
Akses danKualitasPelayananKesehatan
4. Tertanggulanginya KejadianLuar Biasa kurang dari 24 jam
100% 100% 100% 100%
5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
- - 55,34 64,58%
6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi - 28% 45,16% 94%
7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana
- - 70,32% 84,60%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)
Dari tabel 3.3 di atas dapat indikator angka kematian ibu dan angka
kematian bayi cenderung turun dari tahun 2015-2017 namun mengalami kenaikan
pada tahun 2018. Indikator prevalensi balita stunting mengalami kenaikan dari
tahun 2017 sebesar 5,9%. Namun nilai tersebut tidak bisa dibandingkan secara
langsung karena nilai prevalensi balita stunting pada tahun 2017 menggungkan
hasil survei gizi dan 2018 menggunakan hasil riset kesehatan dasar.
Sedangkan untuk indikator seperti tertanggulanginya KLB kurang dari 24
jam, kepesertaan JKN, persentase fasilitas terakreditasi dan persentase
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 39
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
pelayanan administrasi, manajemen kesehatan serta sarana dan prasarana dari
tahun ke tahun cenderung naik dan ini bermakna kinerja Dinas Kesehatan sudah
baik karena semakin tinggi pencapaian target tersebut maka kinerja Dinas
Kesehatan masuk dalam kategori baik.
A.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Target Renstra 2015-
2019
Rencana kerja tahun 2018 merupakan gradasi dari Rencana Strategis Dinas
Kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah. Berikut adalah perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan
target renstra 2015-2019.
Tabel 3.4 Perbandingan Kinerja Tahun Ini Dengan Target Restra 2015-2019
NO SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA Capaian
Tahun 2018
Target AkhirRenstra
( Tahun 2019)1. Meningkatnya
Kualitas KesehatanMasyarakat
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 106 per
100.000 KH110 per 100.000
KH
2. Angka Kematian Bayi per 1000 KelahiranHidup 9,5 per 1.000
KH11,5 per 1.000
KH
3. Prevalensi Balita Stunting 34 28
2. MeningkatnyaAkses dan KualitasPelayananKesehatan
4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam 100% 100%
5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional 64,58% 80%
6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi 94% 100%
7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana
84,60% 80%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)
Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa indikator angka kematian ibu, angka
kematian bayi, tertanggulanginya KLB kurang dari 24 jam dan persentase
pelayanan administrasi, manajemen kesehatan serta sarana dan prasarana sudah
mencapai target akhir renstra 2015-2019. Indikator persentase kepesertaan JKN
dan persentase fasilitas kesehatan terakreditasi sudah sesuai dengan jalur
pencapaian target akhir renstra 2015-2019 dimana di tahun 2019 akan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 40
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
diupayakan percepatan pemerataan kepesertaan JKN dan 2 rumah sakit akan
melaksakan penilaian akreditasi. Prevalensi balita stunting tahun 2018
masihmasih cukup jauh dari target akhir renstra (tahun 2019) dengan target 28%.
A.4 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Standart Nasional
(jika ada)
Capaian kinerja Dinas Kesehatan tahun 2018 dibandingkan Dengan target
nasional adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5Perbandingan Antara Realisasi Kinerja dengan Target Nasional
NO SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA Realisasi
2018 Target Nasional Ket (+/-)
1. Meningkatnya Kualitas KesehatanMasyarakat
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
106 per100.000 KH
306 per 100.000KH +
2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
9,5 per 1.000KH 24 per 1.000 KH +
3. Prevalensi Balita Stunting 34 28 +
2. MeningkatnyaAkses dan KualitasPelayananKesehatan
4. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam
100% 90% +
5. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
- -
6. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi - -
7. Persentase Pelayanan Administrasi , Manajemen Kesehatan Serta Sarana dan Prasarana
- -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018 (Data diolah)
Dari tabel 3.5 terlihat bahwa dari 7 indikator sasaran Dinas Kesehatan, 4
indikator merupakan gradasi dari target nasional dalam hal ini target kinerja
Kementerian Kesehatan. Jika dibandingkan dengan target nasional, indikator
prevalensi balita stunting masih lebih tinggi dari target nasional. 3 indikator
lainnya sudah mencapai target nasional dan bahkan lebih baik dalam pencapaian
kinerjanya.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 41
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
A.5. Analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa dari 7 indikator yang
ada, hanya satu indikator kinerja yang tidak dapat mencapai target. Adapun
analisis keberhasilan atau kegagalan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sasaran : Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat, dengan
Indikator Sasaran :
1.1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu akibat
dari proses kehamilan, persalinan dan masa setelah melahirkan per
100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. AKI merupakan salah satu
indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Kesehatan ibu
adalah masalah pembangunan global dimana para ibu masih memiliki
resiko tinggi ketika melahirkan. Semakin kecil Angka Kematian Ibu
menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu khususnya
ibu bersalin semakin baik.
Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2018
2015 2016 2017 20180
20
40
60
80
100
120
140
160155.73
118.28
66
106
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa angka kematian ibu dari
tahun 2015-2018 cenderung turun dengan angka terkecil pada tahun
2017 yaitu 66. Namun pada tahun 2018 angka kematian ibu naik
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 42
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
menjadi 106 dengan jumlah kematian ibu sebanyak 16 kasus. Bila
dibandingkan dengan target Renstra, Nasional maupun Propinsi,
capaian angka kematian ibu di Kabupaten Lumajang masih jauh
dibawahnya, hal ini menunjukan bahwa Dinas Kesehatan terus
melakukan upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) melalui
program dan kegiatan yang diiringi dengan dukungan dana dan
kebijakan dari stakeholder terkait seperti program persalinan gratis bagi
seluruh penduduk Lumajang.
Program persalinan gratis dilaksanakan dengan dukungan
perjanjian kerjasama antara Bupati dengan 4 rumah sakit swasta (RS
Bhayangkara, RS Islam, RS Wijaya Kusuma dan RS Djatiroto).
1.2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup
pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai
probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Pada
tahun 2018 angka kematian bayi sebesar 9,50 per 1.000 kelahiran
hidup dengan nilai absolut 144 kasus.
Grafik 3.2 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2018
2015 2016 2017 20180
2
4
6
8
10
12
14 12.49
11.24
99.5
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 43
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Bila dibandingkan dengan target Renstra, Nasional maupun
Propinsi, capaian angka kematian Bayi di kabupaten lumajang masih
jauh dibawahnya, hal ini menunjukan hasil yang positif karena semakin
kecil angka kematian Bayi semakin baik. Semakin kecil Angka
Kematian Bayi sebagai salah satu indikator yang menggambarkan
kualitas pelayanan kesehatan yang semakin baik.
Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesehatan dalam satu wilayah. Di Kabupaten
Lumajang penurunan angka kematian ibu dan bayi tidak terlepas dari
upaya-upaya yang telah dilakukan pada tahun 2018 dengan
merangkul masyarakat dan lintas sektor. Pada masyarakat upaya
dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2018
dilaksanakan dengan pengawalan ibu hamil resiko tinggi oleh kader,
adanya SATGAS GSI setiap kecamatan, pengawalan kasus
komplikasi kebidanan bersama masyarakat, Autopsi sosial,
pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan KEK dengan
dana APBDes.
Dinas kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang
berpengaruh secara signifikan dalam upaya penurunan angka
kematian ibu dan bayi diantaranya melakukan konsolidasi antara
puskesmas dengan rumah sakit, kegiatan pentaloka, konsolidasi
program P4K, workshop ANC terpadu, pembuatan Produk hukum
terkait kesehatan ibu dan anak (Perbup IMD dan ASI eksklusif,
Perbup Persalinan Aman, Perbup Jampersal, Perbup GAKI, SK Tim
Pembina petugas kesehatan ibu dan anak, SK replikasi SUSI, SK tim
GAKI, SK Tim AMP. SK Tim Autopsi Sosial, SK Pokja MPK), Audit
kasus komplikasi kebidanan,AMP internal, AMP pembelajaran dan
AMP Medis, Autopsi Sosial, Kerjasama lintas sektor (forum penakib,
KMPK dan OPD lain), Pemenuhan alat kesehatan sesuai standar di
puskesmas dan jaringannya, Pembinaan POGI malang kepada
dokter spesialis obgyn se kabupaten Lumajang, koordinasi bersama
Disdalduk KB dan PP mlakukan kegiatan SUSCATIN serta bersama
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 44
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Kemenag melakukan kegiatan BINWIN, peningkatan kualitas SDM
kesehatan dengan adanya Bimtek Kelas Unmetneed bagi petugas
dan Bimtek tim PONED oleh tim PONEK serta Revitalisasi kemitraan
bidan dan dukun.
Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan rumah sakit
melalui kegiatan In House Training kasus Gawat darurat Maternal
dan Neonatal, Komunikasi rujukan Rumah Sakit (advis pra rujukan
untuk FKTP), Tindak Lanjut hasil AMP (pojok Gadar maternal
neonatal di Rumah Sakit) dan Pelatihan PONEK.
Pada tahun 2018 mulai diaplikasikan program prakonsepsi
yaitu menyiapkan calon ibu dan calon ayah agar memiliki gaya hidup
sehat sebelum merencanakan kehamilan dengan sasaran remaja,
calon pengantin (catin), dan Pasangan Usia Subur (PUS). Persiapan
kehamilan yang dilakukan diantaranya yaitu skrining status gizi ibu,
imunisasi TT, skrining penyakit calon ayah dan calon ibu, serta
suplementasi asam folat 3 bulan sebelum kehamilan.
1.3. Prevalensi Balita Stunting
Prevalensi Balita Stunting adalah Jumlah anak balita
pendek selama 1 tahun dibagi dengan Jumlah anak balita yang
ditimbang pada waktu yang sama. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan
sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan
severely stunted (sangat pendek). Balita pendek (stunting) dapat
diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada di
bawah normal.
Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang
berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila
dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 45
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan
dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi
kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa
bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.
Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan,
namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak
langsung mempengaruhi kesehatan seperti keadaan ekonomi
keluarga, kondisi lingkungan dan sosial budaya.
Pada tahun 2018 prevalensi balita stunting di Kabupaten
Lumajang berdasarkan data hasil survei Riskesdas tahun 2018
sebesar 34%. Kondisi tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Renstra Dinas Kesehatan, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
dan RPJMN. Namun jika dibandingkan dengan hasil survei
Riskesdas tahun 2013 prevalensi balita stunting sudah turun sebesar
7.3%, artinya sudah ada penurunan yang signifikan kondisi stunting
di Kabupaten Lumajang dalam 5 tahun terakhir.
Untuk menurunkan prevalensi balita stunting masih
memerlukan suatu upaya yang optimal dan komprehensif dengan
melibatkan lintas sektor dan lintas perangkat daerah di Kabupaten
Lumajang. Adapun beberapa hal yang akan dilakukan pada tahun
2019 dalam rangka penurunan stunting yaitu Pembentukan Tim
Penanggulangan Masalah Stunting dan penyusunan Perbup
Penanggulangan Stunting di Kabupaten Lumajang serta Rencana
Aksi Daerah dalam rangka Percepatan Penanggulangan Stunting di
Kabupaten Lumajang.
Berdasarkan data bulan timbang per bulan agustus 2018,
prevalensi balita stunting di Kabupaten Lumajang sebesar 6,7%. Ada
perbedaan yang sangat mendasar pada hasil pelaksanaan Bulan
Timbang Tahun 2018 dengan capaian 6,7% dan Riskesdas tahun
2018 dengan capaian 34%. Hal ini disebabkan karena ada
perbedaan dalam proses pengukuran yang digunakan. Riskesdas
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 46
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
dilakukan dengan metode sampling sedangkan kegiatan bulan
timbang dilakukan pada seluruh balita di Kabupaten Lumajang.
Berdasar hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur maka data prevalensi menggunakan hasil survei nasional
yang dilakukan oleh Pusdatin sehingga untuk Laporan Kinerja Tahun
2018 Dinas Kesehatan menggunakan data Riskesdas 2018. Untuk
tahun 2019 akan dilakukan survei SSGBI sebagai dasar acuan
laporan tahunan dan pada rentang lima tahun menggunakan data
Riskesdas. Sedangkan untuk data bulan timbang digunakan sebagai
bahan evaluasi dan intervensi pada tahun berjalan.
Upaya perbaikan gizi balita meliputi upaya pencegahan dan
pengurangan gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan
tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Intervensi gizi spesifik
umumnya dilakukan di sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi
30%, sedangkan 70% nya merupakan kontribusi intervensi gizi
sensitif yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan,
ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan,
pendidikan, sosial, dan sebagainya. Sehingga memerlukan peran
semua sektor dalam mengisi kontribusi demi prevalensi balita
stunting yang semakin rendah semakin baik.
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan
pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu
hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan
balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Periode
1.000 HPK (270 hari masa kehamilan dan 730 hari pertama setelah
bayi yang dilahirkan) secara ilmiah merupakan periode yang
menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu periode ini ada yang
menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis".
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada
periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 47
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan
tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh
darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas
kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya
produktivitas ekonom.
Upaya intervensi tersebut meliputi:
1. Pada ibu hamil
a. Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara
terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat
makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan
sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK),
maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil
tersebut.
b. Pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil yaitu minimal
90 tablet selama kehamilan.
c. Mengurangi angka kesakitan pada ibu hamil
2. Pada saat bayi lahir
a. Persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter terlati) dan
menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesaat setelah bayi
lahir.
b. Memberikan ASI ekskulisif yaitu 0-6 bulan.
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
a. Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih.
b. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, imunisasi dasar
lengkap.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 48
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
4. Pemantauan tumbung kembang balita di posyandu sebagai
langkah strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan
pertumbuhan
5. Mengupayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di setiap
rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih
dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS
menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat
membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada
perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh
tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
Beberapa upaya tambahan yang dilakukan antara lain: Pemberian Fe
pada remaja putri, pengujian garam (kadar yodium) di Pasar dengan
melibatkan lintas sektor.
2. Sasaran : Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan,
dengan Indikator Sasaran :
2.1. Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa (KLB) < 24 jam
Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa (KLB) < 24 jam
adalah Jumlah Kejadian Luar Biasa yang ditangani < 24 jam dalam
satu tahun dibagi dengan Jumlah Kejadian Luar Biasa yang terjadi
pada periode yang sama dikalikan 100%. Undang-Undang No. 4
tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta PP No. 40 tahun
1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular mengatur
agar setiap wabah penyakit menular atau situasi yang dapat
mengarah ke wabah penyakit menular (kejadian luar biasa – KLB)
harus ditangani secara dini. Sebagai acuan pelaksanaan teknis telah
diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menteri/Per/X/
2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Dalam pasal 14 Permenkes Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010
disebutkan bahwa upaya penanggulangan KLB dilakukan secara dini
kurang dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya KLB.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 49
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Oleh karena itu disusun Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
sebagai pedoman bagi pelaksana baik di pusat maupun di daerah.
Diperlukan program yang terarah dan sistematis, yang mengatur
secara jelas peran dan tanggung jawab di semua tingkat administrasi,
baik di daerah maupun di tingkat nasional dalam penanggulangan
KLB di lapangan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat mencapai
hasil yang optimal.
Penanggulangan KLB < 24 jam pada tahun 2018 sudah
mencapai target 100% dari 69 kasus yang terjadi. Pencapaian ini
sesuai dengan target renstra Dinas Kesehatan yaitu 100% dan
melebihi target propinsi yang hanya 80%. Data tersebut menunjukan
bahwa Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB di Kabupaten Lumajang
telah berjalan dengan baik. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB
adalah kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan
epidemiologis terhadap munculnya suatu penyakit potensi wabah.
SKD KLB dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap
kesiapsiagaan, upaya-upaya dan tindakan penanggulangan KLB
yang cepat dan tepat.
Koordinasi yang baik diantara petugas di tingkat puskesmas,
dinas kesehatan dan rumah sakit menjadi salah satu kunci dalam
keberhasilan penanggulangan KLB < 24 jam. Surveilans jemaah haji
yang pulang dari melaksanakan ibadah haji juga selalu dilakukan
untuk memantau kesehatan jemaah haji dari ancaman penyakit
seperti H5N1 atau meningitis.
Program imunisasi baik bagi balita maupun anak usia dasar
melalui BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) selalu ditingkatkan
untuk mencapai UCI (universal child immunization) sebagai salah
satu upaya pencegahan munculnya penyakit potensi wabah seperti
campak, pertusis, difteri dan lainnya.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 50
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
2.2. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
adalah Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional dalam kurun
waktu tertentu di kab. Lumajang dibagi dengan Jumlah penduduk
dalam kurun waktu yg sama dikalikan 100%. Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) adalah suatu program Pemerintah dan
Masyarakat/Rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jamian
kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar
penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera
sesuai amanat UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Melalui program JKN, setiap warga negara bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprerhensif yang
mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan biaya
yang ringan karena menggunakan sistem asuransi.
Dalam Undang - undang SJSN diamanatkan bahwa seluruh
penduduk wajib penjadi peserta jaminan kesehatan termasuk WNA
yang tinggal di Indonesia lebih dari enam bulan. Untuk menjadi
peserta harus membayar iuran jaminan kesehatan. Bagi yang
mempunyai upah/gaji, besaran iuran berdasarkan persentase
upah/gaji dibayar oleh pekerja dan Pemberi Kerja. Bagi yang tidak
mempunyai gaji/upah besaran iurannya ditentukan dengan nilai
nominal tertentu, sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu membayar iuran maka iurannya dibayari pemerintah.
Pada 2018 persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional di Kabupaten Lumajang telah mencapai 64,58%.
Pencapaian tersebut tidak memenuhi Target Renstra Dinas
Kesehatan 2018 yaitu 65% namun jika dilihat dari trend dari tahun-
tahun sebelumnya, persentase kepesertaan JKN selalu meningkat.
Hal ini menunjukan jumlah masyarakat yang telah mengikuti Program
JKN mengalami proses peningkatan dan diharapkan pada akhir 2019
kepesertaan JKN bisa selaras dengan arah kebijakan dan strategi
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 51
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2019 yaitu minimal mencakup 95%.
Untuk mencapai hal tersebut berbagai strategi dan upaya
harus dilakukan salah satunya melalui meningkatkan pelayanan dan
meningkatkan promosi terkait kepesertaan JKN dalam upaya
memperluas cakupan kepesertaan dengan memastikan bahwa
seluruh penduduk di Kabupaten Lumajang telah menjadi peserta JKN
atau dengan kata lain tercapainya Universal Health Coverage (UHC).
Hal ini didukung dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun
2017 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional. Inpres ini menginstruksikan kepada 11 pimpinan lembaga
negara untuk mengambil langkah sesuai kewenangannya dalam
rangka menjamin keberlangsungan dan peningkatan kualitas
Program JKN-KIS.
Beberapa rencana yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan capaian kepesertaan JKN sebagai solusi untuk tahun
berikutnya diantaranya Segera dibentuk Tim di Tingkat Kabupaten
dalam rangka percepatan pelaksanaan Universal Health Coverage di
Kabupaten Lumajang (Tim tersebut beranggotakan lintas sektor
terkait), mengusulkan agenda Rapat Lintas Sektor dalam rangka
pembahasan integrasi masyarakat miskin menjadi PBI-Daerah
Kabupaten Lumajang serta Roadmap menuju Universal Health
Coverage 2019 di Kabupaten Lumajang.
Pemerintah Kabupaten Lumajang segera merencanakan dan
menyiapkan serta mensosialisasikan konsep Mini UHC yang akan
diterapkan dalam rangka percepatan Universal Health Coverage
2019, Koordinasi dengan Dinas Sosial dan BPJS Kesehatan terkait
verifikasi dan validasi masyarakat miskin yang akan diusulkan
menjadi PBI-Daerah Kabupaten Lumajang, Koordinasi dengan
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang dan BPJS
Kesehatan dalam rangka kelengkapan berkas pengusulan Perjanjian
Kerjasama Pelayanan JKN, Koordinasi dengan Badan Pengelola
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 52
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Keuangan Daerah (BPKD) terkait alokasi anggaran Bansos
Jamkesda.
2.3. Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi
Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi adalah jumlah
Puskesmas dan RS terakreditasi dibagi dengan jumlah Puskesmas
dan RS dikali 100 %. Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit adalah
bukti keseriusan pemerintah dalam Peningkatan Pelayanan Publik
Khususnya di bidang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Bagian Ketiga (Akreditasi) Pasal 39 (1) Dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi secara
berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014, BAB V
Registrasi Dan Akreditasi Rumah Sakit Pasal 76 (1) Setiap Rumah
Sakit yang telah mendapakan Izin Operasional harus diregistrasi dan
diakreditasi. (2) Registrasi dan Akreditasi merupakan persyaratan
untuk perpanjangan Izin Operasional dan perubahan kelas.
Untuk Menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja
dan penerapan manajemen resiko dilaksanakan secara
berkesinambungan di Puskesmas dan Rumah Sakit, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan
standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
puskesmas dan rumah sakit wajib untuk diakreditasi secara berkala.
Tujuan utama akreditasi puskesmas dan rumah sakit adalah untuk
pembinaan peningkatan mutu dan kinerja melalui perbaikan yang
berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen
mutu, sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen resiko, bukan sekedar penilaian untuk
mendapatkan sertifikat akreditasi.
Pada tahun 2018 pencapaian persentase fasilitas kesehatan
terakreditasi di Kabupaten Lumajang mencapai 94% atau 29 fasilitas
kesehatan dari 31 fasilitas kesehatan (puskesmas dan rumah sakit)
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 53
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
dimana ada 25 (dua puluh lima) Puskesmas dan 4 (empat) rumah
sakit yang telah mengikuti proses akreditasi dan memperoleh hasil
resmi.
A.6. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Sebagai upaya mewujudkan kinerja yang baik, Dinas Kesehatan
didukung dengan anggaran yang memadai serta dapat
dipertanggungjawabkan penggunaannya. Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang dalam melaksanakan seluruh program kerja didukung oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik dari sumber DAK,
Pajak Rokok, Bantuan Keuangan dan DAU ,sebagaimana dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Akuntabilitas anggaran dihitung dari setiap sasaran
yang didukung dengan berbagai program dan kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Alokasi Per Sasaran Dinas Kesehatan Tahun 2018
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA ANGGARANAlokasi (Rp) Realisasi (Rp) (%)
1 2 3 5 5 61 Meningkatnya
Kualitas Kesehatan Masyarakat
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
25.579.406.100 18.451.170.198 72%
Angka Kematian Bayi per1000 Kelahiran Hidup
248.371.000 220.972.000 88,97
Prevalensi Balita Stunting
903.350.000 815.198.950 90,24
2 Meningkatnya Akses dan KualitasPelayanan Kesehatan
Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam
4,285,012,900 3,560,759,100 83%
Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
51.959.744.468 39.571.467.293 76,16
Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi
17,595,949,233 14,014,891,953 80%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018
A.7 Analisis Program / Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Pencapaian Kinerja
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 54
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Dinas Kesehatan dalam melaksanan program dan kegiatan
menggunakan analisis input, proses dan output. Dari 16 program yang telah
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan secara transparan, akuntabel serta
berorientasi hasil telah menghasilkan kinerja dengan kategori baik dimana
semua program dan kegiatan yang ada telah mendukung dalam pencapaian
target kinerja Dinas Kesehatan.
Program persalinan gratis yang telah dicanangkan oleh Bupati terpilih
pada Bulan Oktober 2018 menjadi sebuah kebijakan yang sangat membantu
Dinas Kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten
Lumajang. Selain hal tersebut program peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan dalam membatu persalinan dan perawatan bayi pasca persalinan
juga berpengaruh dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Kemitraan dengan lintas sektoral juga mempunyai pengaruh yang kuat
dalam upaya pencapaian target kinerja Dinas Kesehatan. Kerjasama tersebut
dilakukan dengan organisasi perangkat daerah lain, BPJS, Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer dan Rujukan, LSM, Ormas, dan Organisasi
Profesi seperti IDI, IBI, PPNI, HAKLI, PERSAKMI, PERSAGI, dan lain-lain.
Kerjasama dilakukan baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa atau
Kelurahan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 55
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
B. Realisasi Anggaran
Anggaran merupakan bentuk tanggung jawab dari pemerintah
Kabupaten Lumajang dalam mendukung pelaksanaan program dan kegiatan
Dinas Kesehatan. Target kinerja serta anggaran yang tersedia dituangkan
dalam perjanjian kinerja yang telah dibuat antara Kepala Dinas Kesehatan
dengan Bupati Lumajang. Berikut adalah anggaran yang merupakan
tanggung jawab Dinas Kesehatan untuk mengelolanya secara transparan,
efektif dan akuntabel sesuai dengan Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun
2018 sesuai PAK per 4 Oktober 2018
No Program Anggaran Realisasi Capaian1 Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranRp. 2.796.767.020 2.390.779.071 85,48
2 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturRp. 1.761.515.380 1.495.602.246 84,90
3 Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Rp. 546.316.000 381.772.721 69,88
4 Program upaya kesehatan masyarakat Rp. 51.959.744.468 39.571.467.293 76,165 Program Promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakatRp. 17.160.971.400 14.178.452.200 82,62
6 Program Perbaikan gizi masyarakat Rp. 903.350.000 815.198.950 90,247 Program Pengembangan Lingkungan
SehatRp. 4.540.106.700 1.644.485.600 36,19
8 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit MenularRp.
3.271.960.1002.643.026.300 80,78
9 Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan Rp. 2.550.110.000 2.372.286.450 93,03
10 Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Saranadan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya
Rp. 19.300.863.500 16.643.569.800 86,23
11 Program Peningkatan Manajemen
Pelayanan KesehatanRp. 13.542.481.800 12.200.762.967 90,09
12 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
Rp. 1.013.052.800 917.732.800 90,59
13 Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan IbuRp. 3.878.328.000 2.628.232.398 67,77
14 Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan BalitaRp. 248.371.000 220.972.000 88,97
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 56
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
No Program Anggaran Realisasi Capaian15 Program Peningkatan Sumber Daya
KesehatanRp. 13.813.952.000 10.635.188.826 76,99
16 Program Pembinaan Lingkungan Sosial Rp. 1.231.887.233 1.007.416.677 81,78
Total Rp.138.403.323.879 109.746.946.299 79,23
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 56
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan, maka diperlukan juga perbandingan antara kinerja dan anggaran.Berikut inidisajikan perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran.
Tabel 3.7Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2018
NO Sasaran Strategis Indikator KinerjaKINERJA ANGGARAN TINGKAT
EFISIENSI TARGET REALISASI
CAPAIAN(%)
ANGGARAN REALISASICAPAIAN
(%)1 2 3 4 5 6 7 8 6 101 Meningkatnya
cakupan pelayanan ibu
1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
125 per100.000
KH
106 per100.000 KH 116 25.579.406.100 18.451.170.198 72 44
2 Angka Kematian Bayi per1000 Kelahiran Hidup
11,75 per1.000 KH
9,5 per 1.000KH 119 248.371.000 220.972.000 89 30
3 Prevalensi Balita Stunting 29 34 83 903.350.000 815.198.950 90 - 72 Meningkatnya
cakupan pelayanan Bayi
1 Tertanggulanginya Kejadian Luar Biasa kurang dari 24 jam
100% 100% 100 4,285,012,900 3,560,759,100 83 17
2 Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
65% 64,58% 99 51.959.744.468 39.571.467.293 76 23
3 Persentase Fasilitas Kesehatan Terakreditasi 68% 94% 138 17,595,949,233 14,014,891,953 80 58
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang 2018
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 58
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
Adapun perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran pada tabel
diatas, tidak bisa serta merta ditetapkan tingkat efisiensinya, dikarenakan pada
masing-masing indikator bisa bersifat multiplier effect bagi indikator lainnya.
Misalnya pada sasaran Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan kesehatan juga
berdampak pada program lain, karena sarana dan prasarana anggarannya di
sasaran ini akan tetapi dampaknya juga akan diterima oleh program lain dengan
tercukupunya sarana dan prasarana.
Dalam mendukung otonomi daerah sesuai Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah untuk menunjang penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, diperlukan
adanya sumber daya dan dana yang cukup berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan
Dinas Kesehatan kabupaten Lumajang secara transparan dan akuntabel, maka
pengelolaan keuangan daerah mulai perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan
dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD harus mengacu dan
memperhatikan beberapa undang-undang dan peraturan pelaksanaan yang
komprehensif dan terpadu (omnibus regulation) dari berbagai Undang-undang
tersebut, dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah yang memiliki tujuan mempermudah dalam
pelaksanaan dan tidak menimbulkan multi tafsir dalam implementasinya.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA HALAMAN 59
BAB I. PENDAHULUAN
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
BAB IVP E N U T U P
Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2018.
Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun
2018, disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang
Petunjuk Tekhnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Bupati
Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja.
Dari hasil evaluasi kinerja dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
Dinas Kesehatan sudah selaras dengan sasaran dalam RPJMD
Kabupaten Lumajang Tahun 2015-2019. Dari 6 Indikator sasaran,
terdapat 4 (empat) indikator sasaran yang yang mencapai target
renstra dan 2 (dua) indikator sasaran belum mencapai target renstra
yaitu prevalensi balita stunting dan persentase kepesertaan JKN.
Perbandingan capaian kinerja terhadap indikator sasaran strategis di
Renstra Dinas Kesehatan secara umum masuk dalam kategori baik dan
sangat baik.
Obyektifitas informasi dari penetapan indikator kinerja dan
penyajian angka- angka untuk pencapaian kinerja diperoleh dari
konsepsi Rencana Strategis/RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang Tahun 2018 yang dilatarbelakangi dari komitmen yang
dibangun dari seluruh potensi yang ada.
Validitas data yang diolah menjadi informasi sangat bergantung
dari sistem informasi kesehatan, konsistensi dan komitmen yang telah
dibangun bersama, karena pengukuran kinerja bersifat on going
process sehingga wajib secara terus menerus dikaji dan dievaluasi agar
HALAMAN 60
BAB I. PENDAHULUAN
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
dapat diperoleh seperangkat indikator kinerja yang benar - benar
realistis dan didukung dengan sistem informasi yang memadai.
Walaupun capain kinerja Dinas Kesehatan sudah masuk kategori
sangat baik namun masih perlu diambil langkah-langkah strategis
dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja. Langkah tersebut
antara lain dengan meningkatkan jumlah dan komptensi tenaga
kesehatan sesuai dengan PMK 75 tahun 2014, meningkatkan
pemenuhan sarana dan prasarana baik di Pukesmas maupun Rumah
Sakit, dan menjalin kemitraan dengan lintas sektor.
Demikian beberapa hal yang dapat disajikan dalam penyusunan
laporan kinerja ini, saran dan kritik selalu diharapkan untuk
penyempurnaan penyusunan laporan kinerja pada waktu mendatang
dan dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan.
Plt.KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN LUMAJANG
HALAMAN 61