Post on 26-Oct-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Sel merupakan unit
kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di
antaranya metabolisme. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2,
yaitu: katabolisme dan anabolisme Katabolisme merupakan reaksi kimiawi yang
membebaskan energi melalui perombakan nutrien, disebut juga reaksi disimilasi
atau reaksi peruraian, jadi merupakan reaksi katabolik sel. Bila sel merombak
ikatan-ikatan kimiawi tertentu selama metabolisme, energi yang dilepaskan
menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis (Kimball, 1983)
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan
atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui
pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi
makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang dapat diperolehnya dari
lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar dapat
bergerak, harus mencari makanannya sendiri, ukuran tubuhnya terbatas pada
ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan
pertumbuhan (Salisbury, 1995).
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi
pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang
dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik
yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis (Salisbury, 1995).
Bagaimana tumbuhan mendapat energi untuk tetap bertahan hidup. Teori
awal tentang hal ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan sebelum abad ke-18
menyatakan bahwa sumber energi tumbuhan berasal dari tanah. Baru pada abad
ke-18 Staphen Hales mengemukakan pendapat dan fakta bahwa tumbuhan
memperoleh energi melalui proses fotosintesis (Kimball, 1983).
Dengan kehadiran cahaya, fotosintesis dapat terjadi pada sembarang
bagian hijau tumbuhan, akan tetapi pada tumbuhan yang khusus, hanya daun
dengan bagian permukaan yang luas dan kloroplas yang melimpah yang
merupakan pusat utama proses fotosintesis. Karbondioksida yang digunakan pada
proses fotosintesis diperoleh dari atmosfer yang biasanya mengandung gas ini
sekitar 0,03 persen volume. Karena kutikula relatif kedap gas, maka
karbondioksida yang digunakan harus memasuki daun terutama lewat stomata.
Setelah berada di dalam daun, karbondioksida itu berdifusi ke dalam sistem ruang
udara antar sel dan larut dalam air yang menjenuhkan dinding sel-sel mesofil.
Karbondioksida ini lalu berdifusi atau bergerak aktif karena aliran protoplasma,
melalui air pada sitoplasma memasuki kloroplas. Dengan kehadiran cahaya
terjadilah fotosintesis dalam kloroplas. Jika sehelai daun sedang aktif
berfotosintesis, konsentrasi karbondioksida pada permukaan kloroplas akan
menipis dan suatu gradasi karbondioksida akan terbentuk antara permukaan
kloroplas dan atmosfer luar. Asalkan stomata tetap terbuka, karbondioksida akan
terus berdifusi ke dalam daun, jumlahnya bergantung pada terjalnya gradasi
konsentrasi. Dalam pada itu jika konsentrasi karbondioksida menurun pada
permukaan kloroplas, konsentrasi oksigen akan meningkat dan suatu gradasi
oksigen akan terbentuk pada arah yang berlawanan dari gradasi karbondioksida.
Jadi, difusi karbondioksida ke arah dalam itu diikuti oleh simultan oksigen ke arah
luar (Loveless, 1991).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam
fotosintesis dihasilkan oksigen (O2), mengamati pengaruh cahaya dan CO2
terhadap pembentukan oksigen pada proses fotosintesis, untuk mengetahui ada
tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya
matahari berbeda, dan untuk mengukur jumlah CO2 yang dibebaskan selama
respirasi serta menghitung respiratory quotient (RQ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan dengan hewan pada dasarnya sama yaitu membutuhkan
makanan untuk bertahan hidup. Akan tetapi yang membedakannya adalah pada
tumbuhan mendapatkan makanan dengan cara mensintesis sendiri senyawa
organik yang dibutuhkannya untuk mengubahnya menjadi makanan, hal ini terjadi
pada jenis tumbuhan tingkat tinggi. Tetapi ada pula tumbuhan yang mendapatkan
makanannya dengan cara menjadi parasit pada tumbuhan inangnya. Pada
tumbuhan tingkat tinggi terjadi proses fotosintesis untuk dapat mensintesis
senyawa organik yang dibutuhkannya (Kimball, 1983).
Transpor air dan unsur hara serta transpor hasil fotosintesis untuk sampai ke
berbagai bagian tubuh tanaman memerlukan sistem transportasi. Anabolisme
adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks.
Katabolisme adalah peristiwa sintesis. Peristiwa sintesis persenyawaan kimia pada
umumnya memerlukan energi, misalnya energi cahaya untuk fotosintesis, dan
energi kimia untuk kemosintesis (Simbolon, 1989).
Laju pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
laju fotosintesis yang dilakukn tumbuhan. Oleh karena oksigen hanya perlahan-
lahan larut dalam air maka gelembung-gelembung tersebut tetap sama, maka
jumlah gelembung yang dibentuk setiap satuan waktu akn menunjukkan lajunya
fotosintesis, jika semua faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis tersebut
dibuat tetap (Saktiyono, 1999)
Tumbuhan tingkat tinggi umumnya tergolong organisme autotrof,
yaitu makhluk yang dapat mensintesis senyawa organik yang dibutuhkannya. Hal
ini dapat dilakukan karena tumbuhan itu mempunyai klorofil. Klorofil adalah
pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elektromagnetik di spektrum kasat
mata. Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari warna
merah sampai violet, tidak seluruh panjang gelombang unsur dapat diserap
dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil tadi berfungsi menyerap cahaya
matahari. Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah
molekul air menjadi hidrogen dan oksigen yang dibebaskan ke atmosfir, peristiwa
ini disebut peristiwa fotolisis air (Supeni, 1996).
Praktikum kali ini akan melakukan percobaan tentang pembentukan
karbohidrat pada fotosintesis. Fotosintesis adalah proses sintesis senyawa organik
dari senyawa anorganik (CO2 dan H2O) yang berlangsung di dalam butir-butir
klorofil dalam lingkungan yang cukup sinar matahari. Pembentukan karbohidrat
pada fotosintesis sebaiknya memilih tumbuhan dikotil yang daunnya tidak terlalu
besar (panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm). Daunnya berwarna hijau seluruhnya, tidak
terlalu tebal, tidak berbulu dan tidak banyak berlekuk dipermukaannya, seperti
daun bougenvil, mawar, cabe, kacang tanah dan sebagainya (Yakti, 1994).
Respirasi adalah proses pembebasan energi kimia yang tersimpan di
dalam molekul organik sel hidup. Proses respirasi dalam sel ini terjadi secara
bertahap yaitu glikolisis, siklus Krebs dan sistem transpor elektron. Glikolisis
adalah serangkaian reaksi yang mengubah molekul glukosa menjadi 2 asam
piruvat dengan menghasilkan NaDH dan ATP. Siklus Krebs adalah perubahan
asetil ko-A menjadi ko-A dan berlangsung dimitokondria dan pada proses ini
dihasilkan dua molekul ATP. Transpor elektron berlangsung dimembran dalam
mitokondria dan dihasilkan 34 ATP (Salisbury, 1995).
Proses respirasi dalam sel ini terjadi secara bertahap yaitu glikolisis, siklus
Krebs dan sistem transpor elektron. Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang
mengubah molekul glukosa menjadi 2 asam piruvat dengan menghasilkan NaDH
dan ATP. Siklus Krebs adalah perubahan asetil ko-A menjadi ko.A dan
berlangsung di mitokondria dan pada proses ini dihasilkan dua molekul ATP.
Transpor elektron berlangsung dimembran dalam mitokondria dan dihasilkan 34
ATP (Supeni, 1996).
Dalam respirasi aerob ini terjadi 3 tahapan reaksi yaitu:
1. Tahap glikolisis, merupakan rangkaian reaksi perubahan glukosa menjadi
asam piruvat. Peristiwa perubahannya, yaitu glukosa glulosa – 6 – fosfat
fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat
asam piruvat. Jadi hasil dari glikolisis, yaitu molekul asam piruvat, molekul
NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi, dan molekul
ATP untuk setiap molekul glukosa.Glikolisis adalah serangkaian reaksi
biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi dua molekul asam piruvat..
2. Tahap siklus krebs adalah proses pengubahan asam piruvat menjadi CO2, H+,
dan ATP. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi
kimia.
3. Rantai transportasi elektron respiratori, yaitu dari daur Krebs akan keluar
elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron)
dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2 (Peter, 1976).
Respirasi anaerob adalah proses penguraian glukosa untuk menghasilkan
tenaga tanpa menggunakan oksigen. Seperti organisme seperti bakteri dan
tumbuhan menjalankan proses ini. Proses ini menghasilkan sedikit tenaga. Secara
umumnya terdapat sedikit perbedaan antara respirasi dan fotosintesis oleh
tumbuhan (Peter, 1976)
Respirasi anaerob sebenarnya dapat juga berlangsung didalam udara yang
bebas, akan tetapi proses ini tidak menggunakan O2 yang tesedia di udara tersebut.
Pernapasan anaerob sering juga disebut dengan fermentasi. Meskipun tidak
semua fermentasi iti anaerob. Contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi
dengan respirasi anaerob lain :
Sacharomyces cerevisieae :
C6H12O6 2 C2H5OH + 2CO2 + 21 kal
Bakteri asam cuka :
CH3CH2OH + O2 CH3COOH + H2O + 116 kal
Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang
digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan
disingkat dengan RQ. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1 (= 0,8
- 0,9), lemak < 1 (0,7) dan asam organik > 1 (1,33). Nilai RQ ini tergantung pada
bahan/substrat untuk respirasi dan sempurna tidaknya proses respirasi dan kondisi
lainnya (Dwidjoseputro,1986).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada 17 November 2011 pukul 08.00-10.00
WITA bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Fotosintesis
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass,
corong kaca, tabung reaksi, cutter, dan kawat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla
verticillata, air kolam, dan larutan 0,25% NaHCO3.
3.2.2 Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker
glass,cawan petri, hot plate dan pinset.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalahdaun
tumbuhan segar, larutan JKJ, alkohol 95%, air dan kertas
karbon/aluminium foil.
3.2.3 Pengukuran Respirasi Kecambah
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer
ganong, statif, corong gelas, dan penunjuk waktu.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
kecambah kacang hijau, larutan KOH 10 %, akuades, dan vaselin.
3.3 Prosedur Praktikum
3.3.1 Fotosintesis
1. Beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira
15 cm dimasukkan ke dalam corong kaca.
2. Corong kaca (1) dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi
medium, dimana setiap 100 ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %
dengan posisi corong menghadap ke bawah.
3. Bagian atas corong ditutup dengan tabung reaksi yang diusahakan
sebagian besar medium dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang
berisi air).
4. Masing-masing perlakuan ditandai dengan label A, B, C, D, E, dan F
di mana
A = medium air dan diletakkan tempat terang dalam ruangan
(intensitas cahaya I)
B = medium air dan diletakkan di luar ruangan di bawah pohon
(intensitas cahaya II).
C = medium air dan diletakkan di luar ruangan, di tempat
terbuka(intensitas cahaya III).
D = medium air + larutan NaHCO3, diletakkan di tempat terang
dalam ruangan (intensitas cahaya I).
E = medium air + larutan NaHCO3, diletakkan di luar ruangan di
bawah pohon (intensitas cahaya II).
F = mediumair + larutan NaHCO3 dan diletakkan di luar ruangan,
di tempat terbuka(intensitas cahaya III).
5. Gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang/ranting
yang terjadi selama 15’ dan 30’ diamati. Banyaknya gelembung yang
muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju
fotosintesis.
6. Hasil pengamatan/data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk
grafik. Pembahasan dan kesimpulan dibuat.
3.3.2 Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis
1. Daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari ditutup sebagian
dengan aluminium foil/kertas karbon dan dijepit selama 2 x 24 jam
(sore hari s.d pagi hari III).
2. Air dalam beaker glassdirebus sampai mendidih pada lampu spiritus
atau panci berisi air mendidih di atas kompor.
3. Alkohol di dalam beaker glass kecil dipanaskan pada air mendidih.
4. Daun tumbuhan yang akan diuji dimasukkan ke dalam air panas (5
menit) sampai layu, kemudian ke dalam alkohol panas (5 menit).
5. Percobaan ini diulangi dengan menggunakan daun lain yang tidak
diberi perlakuan air panas.
6. Daun (4) tersebut dicuci dengan air panas dan dimasukkan ke dalam
larutan JKJ selama beberapa menit.
7. Daun dicuci dengan air kemudian dibentangkan dan diamati perubahan
yang terjadi (amilum + JKJ memberikan warrna biru sampai kehitam-
hitaman).
3.3.3 Pengukuran Respirasi Kecambah
1. Alat dan bahan disiapkan, 10 gram kecambah kacang hijau ditimbang.
2. Akuades dimasukkan ke dalam pipa respirometer. Kecambah
dimasukkann ke dalam tabung respirometer dan sumbatnya diputar
sampai kedua lubang berhadapan.
3. Permukaan air dalam pipa diatur pada skala 20 dengan jalan
menaikkan dan menurunkan pipa.
4. Sumbat diolesi dengan vaselin. Kemudian diputar sehingga udara di
dalam tabung respirometer terpisah dari udara luar dan dibiarkan
selama 30 menit.
5. Perubahan permukaan air dalam pipa diamati. Jika permukan airnya
turun maka nilainya positif dan jika permukaan air naik berarti nilainya
negatif.
6. Kegiatan (1-5) diulangi dengan menggunakan KOH 10%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pembentukan Oksigen Pada Fotosintesis
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Species : Hydrilla verticillata
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
Gambar 1. Hydrilla verticillata
Gambar 2. Cara kerja fotosintesis
Tabel 1. Pengamatan untuk Hydrilla verticillata
No Percobaan Jumlah Gelembung
0 Menit 15 Menit 30 Menit
1 A 0 21 137
2 B 0 61 173
3 C 0 31 133
4 D 0 29 657
5 E 0 360 1023
6 F 0 41 512
Waktu yang digunakan pada pembentukan oksigen : 0, 15 dan 30 menit.
1
2
4
5
3
Keterangan :
1. Tabung reaksi
2. Beaker glass
3. Corong kaca
4. Akuades
5. Hydrilla verticillata
0 15 300
200
400
600
800
1000
1200
Grafik Pengamatan Pembentukan Oksigen Pada Fotosintesis
Gelembung AGelembung BGelembung CGelembung DGelembung EGelembung F
Waktu (menit)
Jum
lah
Gel
embu
ng
Grafik 1. Hubungan antara jumlah gelembung dengan waktu
4.1.2 Pembentukan Karbohidrat
Tabel 2. Pengamatan pada Daun Kiara Payung
No Perlakuan Gambar Keterangan
1. Daun segar Daun belum
mendapat
perlakuan,
berwarna hijau
segar
2. Daun ditutupi
alumunium foil
Daun ditutup
dengan aluminium
foil dan dijepit
dengan klip
3. Alumunium
foil pada daun
lepas/dibuka
Bagian daun yang
ditutupi aluminium
foil tampak sedikit
menguning dan
tulang daun
mengkerut
4. Daun direndam
di air panas
kemudian
direndam di
alkohol panas
Daun warna hijau
tua dan tampak
layu
5. Daun direndam
dengan alkohol
panas
Daun berwarna
hijau tua. Pada
bagian daun yang
ditutup aluminium
foil berwarna lebih
muda
6. Daun direndam
dengan larutan
JKJ
Daun berwarna
kehitam-hitaman
Tabel 3. Pengamatan pada Daun Bougenville
No Perlakuan Gambar Keterangan
1. Daun segar Daun belum
mendapat
perlakuan,
berwarna hijau
segar.
2. Daun ditutupi
Alumunium
foil
Daun ditutup
dengan aluminium
foil dan dijepit
dengan klip
3. Alumunium
foil pada daun
lepas/dibuka
Bagian daun yang
ditutupi aluminium
foil tampak sedikit
menguning dan
tulang daun
mengkerut
4. Daun direndam
di air panas
kemudian
direndam di
alkohol panas
Daun warna hijau
tua dan tampak
layu
5. Daun direndam
dengan alkohol
panas
Daun berwarna
hijau tua. Pada
bagian daun yang
ditutup aluminium
foil berwarna lebih
muda
6. Daun direndam
dengan larutan
JKJ
Daun berwarna
kehitam-hitaman
Gambar 4. Hasil Pengamatan Respirasi Kecambah + Larutan KOH 100 % dengan Alat Respirometer Ganong
Gambar 3. Hasil Pengamatan Respirasi Kecambah + Akuades dengan Alat Respirometer Ganong
4.1.3 Pengukuran Respirasi Kecambah
4.1.3.1 Perhitungan
Kecambah + Aquades
Diketahui:
Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t
Volume gas dalam dalam 1 jam/ Kg = Volume gas dalam 1 jam x 1/m
T (Waktu) = 1,2 menit
Keterangan :
1. Respirometer ganong dan
statif
2. Kecambah + aquades
3. Tabung respirometer
4. Sumbat tabung
5. Selang
6. Suntikan
7. Eosin
1
Ditanya :
a). Volume gas dalam 1 jam = ........?
b). Volume gas dalam 1 jam/kg = ........?
Jawab :
a) Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t
=277,5 x 10-7 x 60/3,3
=277,5 x 10-7 x 10, 18
=50,45 x 10-7
=5, 045 x 10-6 m3/jam
b) Volume gas dalam dalam 1 jam/Kg= Volume gas dalam 1 jam x 1/m
=5, 045 x 10-6 x 1/0,01
=5, 045 x 10-6 x 100
=5, 045 x 10-4 x 10-4 m3/ jam/ kg
Kecambah + KOH
Diketahui:
Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t
Volume gas dalam dalam 1 jam/Kg = Volume gas dalam 1 jam x 1/m
T (Waktu) = 1,2 menit
Ditanya :
a). Volume gas dalam 1 jam = ........?
b). Volume gas dalam 1 jam/kg = ........?
Jawab :
a) Volume gas dalam 1 jam = Volume gas yang digunakan x 60/t
=2,6 x 10-7 x 60/1,2
=2,6 x 10-7 x 50
=1,3 x 10-5 m3/ jam
b) Volume gas dalam dalam 1 jam/Kg= Volume gas dalam 1 jam x 1/m
=1,3 x 10-5 x 1/ 0,01
=1,3 x 10-5 x 100
=1,3 x 10-3 m3/jam/Kg
Tabel 4. Hasil Pengukuran Jumlah CO2 yang dihasilkan pada kecambah
No
.Perlakuan
Volume GasHasil
Dalam 1 jam Volume kg/jam
1. Kecambah+akuades
5,045 x 10-4
m3
jam/kg
5,045 x 10-6 m3/jam -
2.Kecambah+larutan
KOH 10%1,3 . 10−3 m3
jam/kg1,3 . 10-5 m3/jam -
4.2 Pembahasan
Praktikum fotosintesis ini terdapat dua percobaan yang dilakukan yaitu
tentang pembentukan oksigen pada proses fotosintesis dan penentuan karbohidrat
pada daun tumbuhan. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks,
proses ini menggunakan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari
sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan
anorganik yang akan diproses untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan
oksigen.
Reaksi yang terjadi saat fotosintesis adalah :
CO2 + H2O
cahayaklorofil C6H12O6 + O2 + Energi panas
Dari reaksi tersebut kita dapat memperkirakan bahwa pada fotosintesis
terbentuk oksigen. Percobaan pertama mencoba membuktikan hal tersebut.
Hydrilla dimasukkan ke dalam gelas beaker yang terlebih dahulu telah dilengkapi
dengan corong penutup dan gelas kimia, kemudian dimasukkan air yakinkan pada
saat air memenuhi gelas beaker dan masuk ke dalam gelas kimia tidak terdapat
gelembung udara dari luar. Gelas beaker yang berisi air ini diletakkan di 2 tempat
yang berbeda kadar cahaya yang bertujuan untuk memperoleh hasil gelembung
yang berbeda pula jumlahnya sehingga didapatkan hubungan antara jumlah
gelembung dengan kadar cahaya yang ada.Banyaknya gelembung yang terjadi
dapat menunjukkan bahwa dalam proses fotosintesis dapat ditemukan hasil yaitu
oksigen. Faktor lain yang menentukan besarnya jumlah oksigen yang dihasilkan
merupaka banyak sedikitnya cahaya yang menyinari ketika proses fotosintesis
tersebut atau intensitas cahayanya. Tanaman yang lebih lama mengalami
penyinaran ternyata akan lebih banyak menghasilkan oksigen ke udara bebas.
Jumlah oksigen yang dihasilkan diluar ruangan lebih banyak daripada jumlah
oksigen yang diletakkan didalam ruangan. Dapat ditarik permasalahan yang dapat
diketahui jalan keluarnya yaitu cahaya merupakan bagian terpenting yang ada
dalam kehidupan. Perbandingan pada tanaman menggunakan medium air yang
berada didalam ruangan (tanpa cahaya) dengan tanaman yang berada didalam
ruangan.
Perbandingan pada tanaman menggunakan medium air yang berada di
dalam ruangan (tanpa cahaya) dengan tanaman yang berada di dalam ruangan
(tanpa cahaya) ditambah larutan Natrium Hidrogen Karbonat (NaHCO3)
menunjukkan hasil gelembung yang berbeda, yaitu yang ditambah NaHCO3
menghasilkan gelembung yang lebih banyak. Kemudian pada perlakuan tanaman
pada medium air di luar ruangan (cahaya) dengan di luar ruangan ditambah
larutan NaHCO3 menunjukkan hasil yang sama seperti halnya di luar ruangan,
yaitu dengan penambahan larutan NaHCO3 gelembung yang dihasilkan akan lebih
banyak. Jadi, dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa larutan NaHCO3
berfungsi untuk mempercepat proses fotosintesis karenasenyawa ini setelah
bereaksi dengan air (H2O) akan terurai menjadi gas CO2 yang digunakan oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Percobaan kedua yaitu pada suatu percobaan mengetahui ada atau tidaknya
amilum dalam daun. Adanya amilum dalam suatu tanaman dapat mengakibatkan
bahwa tanaman ternyata menggunakan alasan Pada percobaan kedua
dilakukan pengamatan terhadap daun tumbuhan kiara payung dan daun bunga
kertas (bougenville) untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum dalam
daun. Adanya amilum dalam suatu daun tanaman menunjukkan bahwa tanaman
tersebut melakukan fotosintesis. Pertama-tama daun kiara payung dan daun bunga
kertas ditutup sebagian dengan aluminium foil selama 2 hari (48 jam). Ketika
dibuka terdapat bagian batas yang berwarna lebih muda dibanding dengan bagian
yang dibiarkan terbuka. Kemudian daun dimasukkan ke dalam gelas beker yang
berisi airyang telah di panaskan sebelumnya. Kemudian dimasukkan pada alkohol
panas dan didiamkan selama 5 menit, ternyata setelah diangkat daun menjadi
berubah warna dari hijau tua menjadi hijau muda dan layu terutama pada bagian
yang bekas ditutup dengan aluminium foil. Pada percobaan ini diketahui bahwa
penggunaan air panas untuk membuka pori sel dan mematikan sel tersebut,
kemudian penggunaan alkohol untuk melunturkan klorofil pada daun (dapat
dilihat terjadi perubahan warna). Percobaan dilanjutkan dengan penambahan
larutan JKJ pada daun. Suatu daun apabila berwarna biru sampai kehitam-hitaman
menunjukkan daun tersebut mengandung amilum. Terlihat perubahan yang terjadi
pada daun, yaitu warna daun yang tidak tertutup aluminium foil berwarna
kehitam-hitaman. Hal ini menunjukkan bahwa pada daun yang tertutup aluminium
foil tidak terjadi proses fotosintesis dan pada bagian yang tidak ditutup aluminium
foil terjadi fotosintesis karena mengandung amilum. Jadi, larutan JKJ berfungsi
sebagai indikator penentu apakah suatu daun menghasilkan amilum atau tidak
sebagai bukti ada tidaknya proses fotosintesis.
Pada percobaan ketiga dilakukan pengamatan terhadap respirasi yang
dilakukan oleh kecambah. Respirasi yang dilakukan oleh kecambah memerlukan
oksigen dan menghasilkan karbondioksida. Ini berarti respirasi yang dilakukan
oleh kecambah adalah respirasi aerob. Pengamatan terhadap respirasi yang
dilakukan oleh kecambah bertujuan untuk mengukur jumlah CO2 yang dilepaskan
selama proses respirasi. Dalam percobaan ini menggunakan kecambah
menggunakan 10 gram kecambah kacang hijau segar. Penggunaan kecambah
kacang hijau ini didasarkan karena kecambah kacang hijau masih aktif dalam
pertumbuhan, sehingga intensitas respirasinya walaupun belum besar tetapi dapat
mewakili pengamatan kali ini. Selain itu kecambah ukurannya tidak relatif besar,
sehingga sesuai dengan medium yang digunakan. Percobaan ini dilakukan 2 kali
yakni pertama menggunakan aquades dan yang kedua menggunakan larutan KOH
10%. Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung respirometer.
Perlakuan ini menggunakan larutan eosin yang di injeksikan melalui celah
kecil pada tabung. Larutan eosin ini berfungsi sebagai indikator menentukan laju
respirasi pada kecambah. Selain itu indikator ini juga berwarna merah sehingga
dapat mempermudah praktikan dalam pengamatan. Pada perlakuan pertama
dengan menggunakan aquadest terlihat permukaan air pada alat respirometer
ganong menjadi naik, maka nilainya negatif (-) dengan waktu 1 menit 12
detik.Pada perlakuan kedua pun dengan menggunakan larutan KOH 10%,
permukaan air pada respirometer ganong menjadi naik, maka nilainya menjadi
negatif (-) pula, namun dengan waktu 1 menit 12 detik.
Hal ini disebabkan KOH lebih bersifat basa dibandingkan dengan aquades.
Larutan aquades bukanlah sebagai larutan, namun bersifat stabil. KOH yang
bersifat lebih kuat lebih cepat menangkap reaksi oksigen (O2) dan hasilnya akan
lebih banyak dan cepat naik pada skala respirometer karena peran KOH tersebut
merupakan larutan yang dapat menangkap O2 sehingga jika menggunakan KOH
larutan eosin yang digunakan sebagai indikator laju respirasi pada kecambah
menunjukkan hasil
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen.
2. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya, CO2, H2O, dan
adanya klorofil.
3. NaHCO3 berfungsi untuk mempercepat fotosintesis dengan
menambah asupan CO2 pada tanaman.
4. Pada daun yang tidak tertutup aluminium foil berwarna biru
kehitaman. Hal ini menunjukkan pada daun yang tertutup aluminium
foil tidak terjadi proses fotosintesis dan pada bagian yang tidak
ditutup aluminium foil terjadi fotosintesis dan pada daun tersebut
mengandung amilum.
5. Respirasi menggunakan KOH lebih cepat dibandingkan menggunakan
akuades. Hal ini karena KOH dan kecambah dalam perlakuan ini
mengalami kompetisi pengikatan O2 sehingga oksigen yang
diperlukan menjadi banyak dan dapat mamacu proses respirasi lebih
cepat.
5.2 Saran
Praktikan menyarankan bahwa dalam melakukan percobaan
dilakukan dengan efektif dan waktu yang seefisien mungkin agar tidak
menjadi keterlambatan penggunaan laboratorium lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1986. Biologi Umum. Rajawali Press. Jakarta.
Kimball, J.W. 1983. Biology Fifth Edition. Addision – Wesley Publishing
Company INK. Massachusetts.
Lovelles. A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT
Gramedia. Jakarta.
Peter H. Raven et al. 1976. Biology Of Plant Second Edition. Worth Publisher
Inc. New York.
Saktiyono, 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Salisbury, B. dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB.Bandung.
Simbolon, dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Supeni, Tri. dkk. 1996. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Yakti, Sri, dkk, 1994. Evaluasi Biologi. PT. Pabelan. Surakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
OLEH :
NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM
NIM : J1C111208
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RIZKI RAHMADINA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011