Post on 24-Jul-2019
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (RSPI Sulianti Saroso) untuk Tahun
Anggaran (TA) 2017 dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja
sepanjang tahun 2017. Gambaran kinerja dapat terlihat dari pencapaian target-
target sejumlah indikator yang telah ditetapkan di TA sebelumnya. RSPI Sulianti
Saroso senantiasa berusaha mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB). Laporan ini menggambarkan uraian
menyeluruh tentang kondisi sumber daya (sumber daya manusia, sarana
prasarana dan dana/anggaran), hasil kegiatan dan realisasi program,
pencapaian target-target dari sejumlah indikator serta masalah-masalah yang
terjadi, juga hambatan. Selain itu dikemukakan pula terobosan-terobosan yang
dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah serta hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun realisasi program. Untuk mendukung semua
kegiatan tersebut dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, sejumlah anggaran telah
dianggarkan.
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa gambaran kinerja dapat
terlihat dari pencapaian target-target sejumlah indikator kinerja, sejalan dengan
hal tersebut RSPI Sulianti Saroso menetapkan indikator- indikator yang disebut
sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicator (KPI). IKU
tersebut telah ditetapkan dalam RSB TA. 2015-2019, kemudian setiap tahun
dituangkan dalam dokumen kontrak kinerja antara Direktur Utama dengan
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang dinamakan dengan dokumen
Perjanjian Kinerja. Untuk TA. 2017 jumlah dukungan anggaran/dana adalah
sebesar Rp 177.142.256.000,-, dengan realisasi sebesar 91,25% atau sebesar
Rp 161.650.668.153,-. Pendapatan TA 2017 tercatat sebesar Rp.
42.392.080.683,- dengan target capaian pendapatan sebesar Rp.
35.000.000.000,- atau melampaui target yang telah ditetapkan (121,12%)
Hal-hal yang perlu dilakukan pada TA 2017 adalah tetap konsisten
menjalankan dan atau mengoptimalkan program kerja (kegiatan rutin) serta
kegiatan pemeliharaan. Kemudian mengusulkan penambahan alokasi anggaran
baik untuk penyelenggaraan program dan kegiatan serta pemeliharaan
peralatan, sarana-prasarana yang ada dengan tidak lupa dukungan koordinasi
yang baik antar unit kerja untuk peningkatan mutu, produktivitas layanan serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
iv
efisiensi. Selain itu perlu dijajaki kerjasama dengan pihak-pihak lain, dengan
tujuan menjadi salah satu alternatif pendanaan pelaksanaan kegiatan yang
berorientasi pelayanan kesehatan yang bermutu diRSPI SS. Kerjasama tersebut
tentunya nantinya diharapkan saling menguntungkan kedua belah pihak serta
tidak berlawanan dengan peraturan perundang-undangan dan hukum yang
berlaku.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
v
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... . i
KATA PENGANTAR............................................................................. ......... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF.............................................. .................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................. ........ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Maksud & Tujuan ......................................................................... 3
C. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................. 3
D. Sistematika Penulisan . ................................................................. 6
E. Analisa SWOT . ............................................................................. 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A.Rencana Kinerja Tahunan ............................................................ 11
B.Perjanjian Kinerja .......................................................................... 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A.Capaian Kinerja ............................................................................ 14
a. Capaian indikator kinerja tahun 2017 ................................... 15
b. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2017 dengan Standar
Nasional…………………………………………………………. . 50
B. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
a. Sumber Daya manusia . ........................................................... 51
b. Sumber Daya Keuangan . ......................................................... 53
c. Sumber Daya Sarana & Prasarana . ........................................ 64
C. Realisasi Anggaran . ..................................................................... 65
BAB IV PENUTUP …………………………………… ......................................... 67
Lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Tahun 2015 – 2019 9
Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2017 11
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja TA 2017 12
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja TA. 2017 15
Tabel 3.2 Perbandingan realisasi kinerja tahun
2017 dengan Standar Nasional
50
Tabel 3.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan 52
Tabel 3.4 Jumlah PNS Menurut Golongan 52
Tabel 3.5 Realisasi Belanja TA 2017 53
Tabel 3.6 Realisasi Anggaran Belanja 65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
vii
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 3.1 Tingkat Kepuasan Pasien 16
Grafik 3.2 Tingkat Kepuasan Staf 17
Grafik 3.3 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 18
Grafik 3.4 % Komplain yang di Tindaklanjuti 20
Grafik 3.5 Jumlah RS. Regional Pelayanan
Infeksi
22
Grafik 3.6 Jumlah Layanan Unggulan Penyakit
Infeksi
24
Grafik 3.7 Presentase Capaian Indikator BBT 26
Grafik 3.8 Jumlah Kajian/Clinical Research yang
Memanfaatkan data & BBT
27
Grafik 3.9 Hasil Kajian/ Penelitian Translational
yang Diaplikasikan pada Standar
Pelayanan
28
Grafik 3.10 Jumlah kajian/penelitian yang
dipublikasikan nasional
30
Grafik 3.11 Jumlah kajian/penelitian yang
dipublikasikan internasional
30
Grafik 3.12 Penerapan modul infeksi terintegrasi
pendidikan, pelayanan dan penelitian
32
Grafik 3.13 % Peserta didik yang berhasil
menangani kasus sulit infeksi dengan
kualitas yang baik
33
Grafik 3.13 a Jumlah jenis kasus sulit baru yang
menjadi model
35
Grafik 3.14 % Capaian Indikator Medik 38
Grafik 3.15 % Temuan audit klinik yang
ditindaklanjuti
39
Grafik 3.16 % Staf dengan kompetensi yang
sesuai
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
viii
Garafik 3.17 Indeks Budaya koorporate 42
Grafik 3.18 Tingkat kehandalan Sarpras 43
Grafik 3.19 Cost Reduction 48
Grafik 3.20 Tingkat pertumbuhan pendapatan 49
Grafik 3.21 Jumlah PNS Berdasarkan status
Kepegawaian
51
Grafik 3.22 Jumlah PNS Berdasarkan Pendidikan 51
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kinerja adalah unjuk kerja dan prestasi kerja atau hasil kerja yang
diwujudkan dalam melakukan suatu kegiatan atau program untuk mencapai
tujuan dan sasaran tertentu.
Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur sesuai
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui program kinerja instansi
pemerintah yang disusun secara periodik.
Saat ini telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap
instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan termasuk
Unit Pelaksana Teknis yang merupakan satuan kerja mandiri wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan
kepadanya berdasarkan perencanaan strategi yang dirumuskan sebelumnya
dan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 270/KMK.05/2007 tertanggal 21
Juni 2007 menetapkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso
mempunyai hak pengelolaan keuangan dalam bentuk Badan Layanan Umum
dengan status penuh.
Setiap instansi pemerintah termasuk RSPI Sulianti Saroso sebagai Unit
Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
diwajibkan untuk menyusun Rencana Strategis Bisnis (Strategic Bussines
Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Perjanjian Kinerja (Performance
Agreement), Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance
Accountabilty Report) serta Penyusunan Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
2
Pemerintah (LAKIP). Semua instansi pemerintah dianjurkan untuk melaporkan
kinerjanya dengan LAKIP.
RSB menjadi salah satu aspek dasar dalam penyusunannya untuk
menindaklanjuti Perpres No.29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dan Permenpan dan RB No.53 tahun 2014 tentang
petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan dan tata reviu atas laporan
kinerja instansi pemerintah. Penyusunannya berdasarkan pada indikator
Input, Output, Outcome dan Benefit, serta mengenai metode, mekanisme dan
tata cara pelaporannya.
LAKIP RSPI Sulianti Saroso tahun 2017 disusun mengacu kepada
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
2. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
3. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
4. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No
09/M.PAN/05/2007 tentang penyusunan Indikator Kinerja Utama di
lingkungan instansi pemerintah
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
09/M.PAN/11/2008 tentang petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja
Utama
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2010
Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.29 tahun 2010 tentang pedoman
penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 35 tahun 2011 tentang petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun
2011
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
3
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 2416/MENKES/PER/XII/2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
Sebagai gambaran mengenai rencana kedepan dari RSPI Sulianti Saroso
maka telah dirumuskan Visi dan Misi sebagai berikut :
VISI
Menjadi RS Rujukan Nasional dan Pusat Kajian Penyakit Infeksi Yang
Terdepan Setingkat Asia Pasifik Tahun 2019
MISI
1. Menyelenggarakan pengelolaan penyakit infeksi termasuk new emerging,
re-emerging, dan tropical medicine secara paripurna dan profesional
berbasis quality dan safety.
2. Menyelenggarakan kajian, penelitian sesuai dengan standar ilmiah, etik,
berbasis bukti dan nilai untuk pengembangan, pencegahan dan
penanggulangan penyakit infeksi termasuk new emerging, re-emerging,
dan tropical medicine.
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi termasuk
new emerging, re-emerging, dan tropical medicine secara profesional
4. Menyelenggarakan jejaring pelayanan, pendidikan dan penelitian di
bidang penyakit infeksi termasuk new emerging, re-emerging, dan tropical
medicine Nasional dan Internasional
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penyusunan LAKIP RSPI Sulianti Saroso Tahun 2017
adalah :
1. Mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan
pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam kinerja RSPI Sulianti Saroso tahun 2017
2. Sebagai umpan balik untuk memicu perbaikan kinerja RSPI Sulianti
Saroso ditahun mendatang.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2073/MENKES/PER/XI/2011 tertanggal 07 Oktober 2011 Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan No.247/MENKES/PER/III/2008 tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
4
Organisasi dan tata Kerja Rumah sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti
Saroso, RSPI Sulianti Saroso mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
Tugas Pokok Rumah Sakit
1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna,
sebagai kegiatan penunjang dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan
penyakit menular;
2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta
faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
untuk penyusunan bahan kebijakan serta standar penanganan/
pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.
Fungsi Rumah Sakit
1. Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular;
2. Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi dan
penyakit menular;
3. Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik,
epidemiologi dan faktor risikonya;
4. Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan
wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);
5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan
kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di
bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;
6. Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit infeksi dan
penyakit menular;
7. Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan;
8. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
5
Struktur Organisasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
6
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyajian laporan Akuntabilitas Kinerja RSPI Sulianti
Saroso sebagai berikut :
Pendahuluan yang berisi : Kata Pengantar, Ikhtisar Eksekutif, Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas secara umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi RSPI Sulianti Saroso.
Bab II Perencanaan Kinerja
Menjelaskan tentang gambaran singkat sasaran strategis bisnis (RSB)
RSPI Sulianti Saroso Tahun 2015-2019 dan sasaran program/kegiatan
yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan rencana kerja
tahunan serta indikator dan targetnya yang ditetapkan dalam perjanjian
kinerja yang menggambarkan keterkaitan dengan RSB.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menjelaskan tentang capaian kinerja RSPI Sulianti Saroso untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi dan Realisasi Anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja RSPI Sulianti Saroso
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Mengemukakan secara umum tentang capaian kinerja RSPI Sulianti
Saroso serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Lampiran-lampiran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
7
E. Analisa SWOT
Analisa ini dilakukan untuk melihat kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Langkah
selanjutnya untuk meningkatkan kinerja rumah sakit di masa mendatang adalah
dengan memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta
berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi dan atau menghindari
ancaman yang ada :
1) Peluang (Opportunity )
a. Adanya kebijakan Kementerian kesehatan tentang RS kelas dunia, JKN,
pengembangan spesialistik dan sub spesialistik, sistem rujukan dan
SDG’iS
b. Adanya ketentuan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemkes RI
dan Direktorat Jenderal P2PL untuk membuat Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria (NSPK) yang berdasarkan evidence based
c. Adanya penyakit infeksi yang terus berkembang Penyakit Infeksi New -
Emerging dan Re-Emerging (PINERE).
d. Kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat
e. Perkembangan IPTEKDOKES
f. Pemberlakuan AFTA
g. Adanya ketentuan rujukan berjenjang dari BPJS dan perjanjian kerjasama
dengan berbagai rumah sakit tentang rujukan pasien infeksi
2) Ancaman (Threats)
a. Masih tingginya tingkat komplain dari masyarakat
b. Citra RS sebagai RS Infeksi Flu Burung
c. Banyaknya RS kompetitor yang memberikan pelayanan yang sama
d. Terbatasnya alokasi anggaran dari pemerintah untuk operasional RS
sebagai rujukan dan pusat kajian penyakit infeksi
3) Kekuatan (Strength)
a. Penetapan sebagai Rumah Sakit Rujukan dan Pusat kajian Penyakit
Infeksi
b. Banyaknya variasi kasus infeksi yang sudah ditangani dengan baik
c. Lebih dari 50% SDM kompeten dan berpengalaman dalam menangani
penyakit infeksi
d. Sudah memiliki pelayanan penyakit infeksi yang terintegrasi (HIV / AIDS)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
8
e. Memiliki 13 ruang rawat isolasi khusus penyakit infeksi Menular
(AIRBORNE DISEASE) berstandar WHO
f. Memiliki ruang Isolasi TB MDR, Ruang Isolasi lainnya untuk penyakit yang
memerlukan isolasi
g. Memiliki data base Bahan Biologi Tersimpan (BBT) sebagai bagian dari
simpul kajian dan penelitian penyakit infeksi
h. Adanya MOU dengan Badan Litbang Kemkes untuk menjadi Research
Hospital
i. Pendapatan operasional RS yang terus bertumbuh (> 5%)
4) Kelemahan ( Weakness)
a. Lokasi rawan banjir dan akses transportasi cukup terbatas
b. Sistem Pemeliharaan belum berjalan dengan baik
c. Sarana dan prasarana belum sesuai IPTEK terkini
d. Colection Period lebih dari 60 hari
e. Masih terbatas DPJP konsultan
f. Belum semua perawat khusus memililki sertifikat penanganan penyakit
infeksi
g. Belum diperbolehkan untuk memiliki jabatan fungsional peneliti.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan
indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam sasaran strategis.
Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program/
kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan
dalam Rencana Strategis Bisnis RSPI Sulianti Saroso Tahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Sasaran Kinerja Tahun 2015 - 2019
2015 2016 2017 2018 2019
1. Tingkat Kepuasan
pasien 3% Dir.KAU 65% 70% 75% 80% 85%
2. Tingkat Kepuasan
staff 3% Dir.KAU 65% 70% 75% 80% 85%
3. Tingkat Kepuasan
peserta didik 3% Dir.PPI&PMSurvey
201582% 87% 92% 97%
4. % Komplain yang
ditindaklanjuti 3% Dir.KAU 100% 100% 100% 100% 100%
5. Jumlah RS
Regional Pelayanan
Infeksi 4% Dir. MK - 0 1 2 2
SS 2.1 Terwujudnya
Layanan Unggulan
Infeksi termasuk
PINERE
7. Jumlah layanan
unggulan Penyakit
Infeksi 5% Dir.MK 2 2 2 2 2
8. % capaian
indikator BBT5% Dir.PPI&PM 100% 100% 100% 100% 100%
9. Jumlah
kajian/clinical
research yang
memanfaatkan data
dan BBT
5% Dir.PPI&PM 2 2 2 3 3
10. Hasil kajian/
penelitian
Translational yang
diaplikasikan pada
standar pelayanan
5% Dir.PPI&PM 2 0 4 5 6
5% Dir.PPI&PM 3 3 5 6 8
1 0 3 4 5
INTERNAL
BUSSINES
PROCES
SS 2.2 Terwujudnya
pengelolaan bank
BBT (bahan biologi
tersimpan) berbasis
biosafety dan
biosecurity
SS 2.3 Terwujudnya
penguatan RS untuk
kajian dan penelitian
11. Jumlah
kajian/penelitian yang
dipublikasikan
Nasional dan
International
BASE LINEBASE-
LINE10% 10% 10%
STAKE-HOLDER
SS.1.1 Terwujudnya
kepuasan
stakeholder
SS.1.2 Terwujudnya
peran strategis
sebagai pusat
infeksi Nasional 6. Angka HAIs
5% Dir. MK
PERSPEK-TIFSASARAN
STRATEGISKPI BOBOT PIC
TARGET
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
10
2015 2016 2017 2018 2019
12. Penerapan modul
Infeksi Terintegrasi
Pendidikan,
Pelayanan dan
Penelitian
5% Dir.PPI&PM 70% 75% 80% 80% 80%
13. % Peserta didik
yang berhasil
menangani kasus
sulit infeksi dengan
kualitas yang baik
5% Dir.PPI&PM 60% 70% 75% 80% 85%
14. Jumlah jenis
kasus sulit baru yang
menjadi model
(Pelayanan,
Penelitian dan
Pendidikan)
5% Dir.PPI&PM 1 1 1 1 1
15. RS terakreditasi
Nasional dan
Internasional
5% Dir.MK Nasional Nasional - Nasional Internasional
16. % capaian
indikator medik5% Dir.MK 80% 80% 85% 85% 85%
17. temuan audit klinik
yang ditindaklanjuti 5% Dir. MK 100% 100% 100% 100% 100%
SS 3.1 Terwujudnya
peningkatan
kompetensi SDM
18. % Staf dengan
kompetensi yang
sesuai
4% Dir. KAU 60% 65% 70% 80% 90%
SS 3.2 Terwujudnya
budaya koorporate
19. Indeks Budaya
Korporat3% Dir.KAU 60% 50% 75% 80% 80%
20. Tingkat
kehandalan fungsi
sarpras3% Dir.KAU 60% 60% 70% 75% 80%
21. Tingkat Penilaian
Proper 3% Dir.KAU Biru Biru Biru Biru Hijau
SS 3.4 Terwujudnya
sistem manajemen
IT sesuai dengan
best practice
22. Level IT
terintregrasi3% Dir.KAU Masterplan - Siloed-2 Siloed-2 Integrated-1
SS 4.1Terwujudnya
kendali biaya sesuai
dengan target yang
direncanakan
23. Cost Reduction
4% Dir.KAU 3% 3% 3% 3% 3%
SS 4.2 Terwujudnya
peningkatan
pendapatan
24. Tingkat
pertumbuhan
pendapatan
4% Dir KAU 10% 10% 10% 10% 10%
SS 2.4 Terwujudnya
integrasi pendidikan
berbaasis AHS,
pelayanan dan
penelitian
LEARNING &
GROWTH
PERSPEK-TIFSASARAN
STRATEGISKPI BOBOT
SS. 3.3 Terwujudnya
system manajemen
fasilitas dan
keselamatan, serta
sarfas sesuai
dengan best practice
FINANCIAL
PICTARGET
SS 2.5 Terwujudnya
Sistem Manajemen
RS yang
professional
berbasis Good
Clinical Governance
INTERNAL
BUSSINES
PROCES
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
11
A. Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis Bisnis tahun 2015-2019. Rencana Kinerja Tahunan menjadi dasar
dalam menjalankan program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai. Rencana Kinerja tahun 2017 RSPI Sulianti Saroso adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
12
B. Perjanjian Kinerja
Rencana Kinerja Tahunan selanjutnya dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja yang disetujui dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan RI di awal tahun berjalan. Perjanjian Kinerja tersebut dilengkapi
dengan alokasi anggaran yang akan digunakan selama Tahun Anggaran
2017. Berikut Perjanjian Kinerja yang dimaksud :
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
13
Anggaran setelah direvisi yaitu Rp. 177.142.256.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran terhadap berbagai aktivitas
dalam rantai nilai yang ada pada organisasi untuk mengetahui
keberhasilan/pencapaian dari aktivitas tersebut. Yang dibandingkan dengan
standar, rencana atau target dan sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh RSPI Sulianti Saroso
Jakarta selama kurun waktu Bulan Januari s/d Bulan Desember 2017.
Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan dari Rencana Strategis
Bisnis RSPI Sulianti Saroso periode tahun 2015–2019. Pengukuran kinerja
tersebut dilakukan dengan membandingkan Realisasi Kinerja sampai dengan
tahun berjalan (tahun 2017) dengan target jangka menengah yang terdapat
dalam dokumen rencana strategi bisnis, analisis penyebab
keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative
solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya,
analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun pencapaian
pernyataan kinerja, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan
pencapaian masing-masing indikator.
Pencapaian target kinerja alokasi anggaran (APBN dan BLU) sebesar
Rp.177.142.256.000,- dengan total realisasi anggaran untuk tahun 2017 adalah
sebesar 161.650.668.153 (91,25%).
Sasaran Strategis merupakan sasaran/ tujuan yang akan dicapai secara
nyata oleh RSPI SS dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun. Uraian kinerja dari masing–masing sasaran dan indikator
RSPI Sulianti Saroso adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
15
a) Capaian indikator kinerja tahun 2017
Tabel 3.1 Capaian indikator kinerja tahun 2017
2018 2019
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Target
1. Tingkat Kepuasan pasien 65% 65,80% 70% 74,81% 75% 87,75% 80% 85%
2. Tingkat Kepuasan staff 65% 49,60% 70% 57,70% 75% 72% 80% 85%
3. Tingkat Kepuasan peserta didik Survey 2015 76,75% 82% 85,26% 87% 85,03% 92% 97%
4. % Komplain yang
ditindaklanjuti100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Jumlah RS Regional Pelayanan
Infeksi - 0 0 0 1 1 2 2
6. Angka HAIs BASELINE BASELINEBASE
LINEBASELINE 10% 3,51‰ 10% 10%
3
Terwujudnya Layanan
Unggulan Infeksi
termasuk PINERE
7. Jumlah layanan unggulan
Penyakit Infeksi 2 4 2 4 2 4 2 2
8. % capaian indikator BBT 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9. Jumlah kajian/clinical research
yang memanfaatkan data dan
BBT
2 6 2 5 2 3 3 3
10. Hasil kajian/ penelitian
Translational yang diaplikasikan
pada standar pelayanan
2 0 0 0 4 4 5 6
3 5 3 10 5 2 6 8
1 0 0 2 3 4 4 5
12. Penerapan modul Infeksi
Terintegrasi Pendidikan,
Pelayanan dan Penelitian
70% 75% 75% 100% 80% 100 80% 80%
13. % Peserta didik yang berhasil
menangani kasus sulit infeksi
dengan kualitas yang baik
60% 60% 70% 100% 75% 100 80% 85%
14. Jumlah jenis kasus sulit baru
yang menjadi model (Pelayanan,
Penelitian dan Pendidikan)
1 1 1 1 1 1 1 1
15. RS terakreditasi Nasional dan
Internasional Nasional
Dalam
ProsesNasional Nasional _ Nasional Nasional Internasional
16. % capaian indikator medik 80% 83% 80% 76,52 85% 86,34% 85% 85%
17. temuan audit klinik yang
ditindaklanjuti 100% 100% 100% 82,2 100% 100% 100% 100%
8
Terwujudnya
peningkatan
kompetensi SDM
18. % Staf dengan kompetensi
yang sesuai 60% 95% 65% 95% 70% 95% 80% 90%
9Terwujudnya budaya
korporat19. Indeks Budaya Korporat 60%
dalam
proses50% 47% 75% 0% 80% 80%
20. Tingkat kehandalan fungsi
sarpras60% 66,35% 60% 90,50% 70% 89,96% 75% 80%
21. Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru Biru Biru Biru Biru Hijau
11
Terwujudnya sistem
manajemen IT sesuai
dengan best practice
22. Level IT terintregrasi Masterplan Masterplan - - siloed-2 siloed-1 siloed 2 Integrated 1
12
Terwujudnya kendali
biaya sesuai dengan
target yang
direncanakan
23. Cost Reduction 3% 5,49% 3% -13,47% 3% 52,12% 3% 3%
13
Terwujudnya
peningkatan
pendapatan
24. Tingkat pertumbuhan
pendapatan10% 19,80% 10% 4,75% 10% -7,61% 10% 10%
10
Terwujudnya sistem
manajemen fasilitas
dan keselamatan,
serta sarfas sesuai
dengan best practice
6
Terwujudnya integrasi
pendidikan berbaasis
AHS, pelayanan dan
penelitian
7
Terwujudnya Sistem
Manajemen RS yang
professional berbasis
Good Clinical
Governance
5
Terwujudnya
penguatan RS untuk
kajian dan penelitian 11. Jumlah kajian/penelitian yang
dipublikasikan Nasional dan
International
4
Terwujudnya
pengelolaan bank
BBT (bahan biologi
tersimpan) berbasis
biosafety dan
biosecurity
1Terwujudnya
kepuasan stakeholder
2
Terwujudnya peran
strategis sebagai
pusat infeksi
Nasional
NOSASARAN
PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA2015 2016 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
16
Uraian kinerja dari masing-masing sasaran dan indikatornya adalah sebagai
berikut:
Grafik 3.1 Tingkat kepuasan pasien
2016 2017 2019
Target 70% 75% 85%
Realisasi 74,81% 87,75% 0,00%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Definisi Operasional
Kepuasan Pasien adalah pernyataan tentang persepsi stakeholder
terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan
pasien dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan
survey kepuasan stakeholder untuk mengetahui tingkat kepuasan
stakeholder berdasarkan penilaian SERVQUAL yang meliputi Realibility,
Assurance, Tangible, Emphaty, Responsiveness (RATER). Stakeholder
yang dimaksud adalah pasien. Survey dilakukan 1 tahun sekali.
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, realisasi indikator Tingkat
Kepuasan pasien tahun 2017 sebesar 87,75% dengan target sebesar
75% (melebihi target yang ditetapkan), realisasi tahun 2017 bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar
12,94%.
Penyebab Keberhasilan
a. Prosedur pelayanan sesuai dengan alur pelayanan dan dibuat
sederhana.
Tingkat Kepuasan Pasien 1
.
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
17
b. SDM yang memberikan pelayanan Profesional berdasarkan SOP
yang ada
Rencana tindak lanjut
a. Alur Pelayanan akan di monev secara bertahap untuk
penyempurnaan lebih lanjut.
b. Akan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk meningkatkan
kompetensi sesuai keilmuan profesi masing-masing
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 49.500.000 dengan realisasi sebesar Rp.46.060.140 (93,05%),
sedangkan target dari indikator tersebut adalah 75% dengan capaian
87,75% (117%). Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan
efisiensi terhadap realisasi anggaran.
Grafik 3.2 Tingkat kepuasan staff
2016 2017 2019
Target 70% 75% 85%
Realisasi 57,70% 72% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Definisi Operasional
Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap jasa
pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff dapat dicapai
apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan staff.
Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan staff.
Tingkat Kepuasan Staff 2
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
18
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, realisasi indikator Tingkat
Kepuasan staf tahun 2017 sebesar 72% dengan target sebesar 75%
(tidak mencapai target yang ditetapkan), akan tetapi realisasi tahun 2017
bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan
sebesar 14.30%.
Kendala
a. Masih rendahnya motivasi pegawai dalam bekerja
Rencana tindak lanjut
a. Melaksanakan tindak lanjut terhadap rekomendasi dari hasil survey
kepuasan staf
b. Peningkatan motifasi karyawan dalam bentuk Capacity Building dan
remunerasi.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp.49.500.000 dengan realisasi sebesar Rp. 45.937.740 (92,80%) dari
pagu anggaran, sedangkan target dari indikator tersebut adalah 75%
dengan capaian 72% (96%).
Grafik 3.3 Tingkat Peserta Didik
2016 2017 2019
Target 82% 87% 97%
Realisasi 85,26% 85,03% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Tingkat Kepuasan Peserta Didik 3
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
19
Definisi Operasional
Peningkatan kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan di
RSPI Sulianti Saroso , terhadap :
a. Kehandalan tenaga pendidik (dokter pendidik, klinis, staf medis, clinical
instructor)
b. Daya tanggap instalasi diklat dalam memberikan jasa dengan cepat dan
tepat serta mengatasi keluhan
Kepastian instalasi diklat dalam memberikan jasa pendidikan sesuai
kualitas yang dijanjikan
c. Penampilan fasilitas fisik sarana dan prararana (berupa kelengkapan,
kebersihan, cara penataan)
Kondisi yang dicapai
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, realisasi indikator Tingkat
Kepuasan peserta didik tahun 2017 sebesar 85,03%, dengan target
sebesar 87% (belum mencapai target yang ditetapkan). Realisasi pada
tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.
Kendala
a. Beberapa fasilitas seperti ruang istirahat mahasiswa mengalami
beberapa kendala seperti AC yang tidak berfungsi.
b. Masih kurang optimalnya perpustakaan RSPI Sulianti Saroso bagi
mahasiswa
c. Tidak adanya keringanan untuk biaya parkir bagi mahasiswa
Rencana tindak lanjut
a. Berkoordinasi dengan unit terkait, sehubungan dengan pemeliharaan
dan perbaikan sarana prasarana penunjang pendidikan
b. Mengoptimalkan perpustakaan dengan melatih staf/meng-hire
pustakawan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan Instalasi Diklat
serta mengajukan permohonan pengadaan text book terbaru untuk
melengkapi koleksi buku perpustakaan Instalasi Diklat.
c. Berkoordinasi dengan unit terkait sehubungan dengan biaya parkir
mahasiswa
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 535.804.000 dengan realisasi sebesar 91,94% (Rp. 492.643.438),
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
20
sedangkan target indikator tersebut adalah 87% dengan capaian 85,03%
(97,73%).
Grafik 3.4 Persentase Komplain yang ditindaklanjuti
2016 2017 2019
Target 100% 100% 100%
Realisasi 100% 100% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Definisi Operasional
Penanganan pengaduan/komplain adalah jumlah pengaduan/komplain tertulis
yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan telah
direspon/ditindaklanjuti oleh manajemen rumah sakit dalam periode satu
tahun, dibandingkan dengan jumlah semua pengaduan/komplain tertulis yang
dilaporkan dalam periode tahun yang sama
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Persentase Komplain yang ditindaklanjuti tahun 2017
sebesar 100%, dengan target sebesar 100% (mencapai dari target yang
ditetapkan), realisasi tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
a. Tetap terjaganya komunikasi yang baik antara petugas customer care
dan pengunjung yang datang ke RSPI Sulianti Saroso
b. Kotak saran dibuka setiap hari supaya komplain dapat secepatnya
ditindaklanjuti
c. Menindaklanjuti laporan komplain customer care yang disampaikan baik
secara lisan tertulis atau melalui mass media kepada unit terkait yang
Persentase Komplain yang ditindaklanjuti 4
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
21
sudah diidentifikasi tingkat risiko dengan penetapan grading/dampak
risiko berupa merah, kuning dan hijau yaitu :
Merah : Cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,
mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material
dan lain-lain. Ditanggapi dan ditindaklanjuti maks. 1x24 jam.
Kuning : Cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi
kerugian in materia, dan lain-lain
Hijau : Tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial. Ditanggapi dan ditindaklanjuti maks. 7 hari.
d. Membuat laporan kepada Direktur Utama setiap bulan dan langsung
ditindaklanjuti oleh Direktur Utama
Rencana tindak lanjut
a. Meningkatkan Kemampuan petugas customer care untuk memberikan
pelayanan prima
b. Menemukan penyebab komplain dengan membuat survey langsung
kepada pelanggan secara berkala.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 untuk indikator ini tidak dialokasikan anggarannya,
sedangkan target indikator tersebut adalah 100% dengan capaian 100%
(100%). Terlihat adanya capaian yang telah mencapai target dengan
efisiensi terhadap realisasi anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
22
Grafik 3.5 Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
2016 2017 2019
Target 0 1 2
Realisasi 0 1 0
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Definisi Operasional
Rumah Sakit Regional adalah rumah sakit yang berada di sekitar Rumah Sakit
Penyakit Infeksi (RSPI) yang akan dijadikan sister hospital atau Jejaring dalam
rangka peyelenggaraan pelayanan penyakit infeksi. RSPI Sulianti Saroso
memberikan sharring pembinaan kepada rumah sakit regional dalam hal :
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif khususnya mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI), penanganan pasien isolasi PINERE.
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi untuk tahun
2017 adalah 1 dengan target 1 (mencapai dari target yang ditetapkan).
Penyebab keberhasilan
a. Telah ada respon positif dari RSUD Embung Fatima (RSUDEF) di
Batam untuk mendapatkan pembimbing/pengampuan tentang
pelayanan penyakit infeksi
b. Telah dilakukan kunjungan ke RSUDEF untuk meninjau dan memberi
masukan tentang pelayanan penyakit infeksi terutama yang
membutuhkan isolasi/isolasi ketat
Kendala
a. Perjanjian kerjasama antara RSUDEF di Batam dengan RSPI Sulianti
Saroso masih dalam proses
Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi 5
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
23
Rencana tindak lanjut
Follow Up Perjanjian kerjasama di RSUDEF
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 untuk indikator ini tidak dialokasikan anggarannya,
sedangkan target indikator tersebut adalah 1 dengan capaian 1 (100%).
Terlihat adanya capaian yang telah mencapai target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Definisi Operasional
Healthcare-associated infections” (HAIs) adalah kejadian infeksi
difasilitas pelayanan kesehatan baik pada pasien, pengunjung, ataupun
petugas kesehatan akibat tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan tidak sesuai prosedur. Angka HAIs adalah jumlah kejadian infeksi
di rumah sakit sesuai dengan kriteria masing-masing.
Adapun HAIs terdiri dari sebagai berikut :
1. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer);
2. VAP (Ventilator associated Pneumonia) ;
3. ISK (Infeksi Saluran Kemih);
4. IDO (Infeksi Daerah Operasi).
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Angka HAIs untuk tahun 2017 adalah 3,51‰ dengan
target 10% (mencapai target yang ditetapkan). realisasi pada tahun 2017
bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 (Baseline) mengalami
penurunan yaitu sebesar 3,51‰. HAI’s yang ditemukan di RSPI SS tahun
2017 adalah Infeksi Aliran Darah Primer yaitu 1 kasus (11,4‰) di bulan
Oktober dan 1 kasus di bulan November (38,4 ‰). Peningkatan angka
permil disebabkan perbedaan jumlah hari pemasangan vena sentral di
bulan Oktober dan November 2017. Total angka kejadian IADP selama
tahun 2017 yaitu 3.51 ‰ (0,0035%). Tidak ditemukan VAP,HAP, ISK, dan
IDO. Angka Hais kurang dari 10 % menunjukan kejadian infeksi di rumah
sakit rendah.
Kendala
a. Terlambatnya pengadaan formulir pelaporan IN di status pasien.
b. Perlunya pelatihan terkait survailans HAI’s khususnya bagi IPCLN
Angka HAIs 6
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
24
agar lebih mengetahui gejala HAI’s.
c. Pencatatan surveilans kurang optimal karena IPCLN kerja dalam shift
dan formulir disimpan oleh IPCLN
Rencana tindak lanjut
a. Usulan pengadaan formulir terkait pelaporan HAI’s
b. Pelatihan surveilans HAI’s dengan target IPCLN di tahun 2018
c. Pencatatan dilakukan melalui sistem komputerisasi
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.
482.000.000. dengan realisasi sebesar Rp. 482.000.000 (100%).
sedangkan target indikator tersebut adalah 10% dengan capaian (0,35%).
Terlihat adanya capaian yang telah mencapai target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Grafik 3.6 Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi
2016 2017 2019
Target 2 2 2
Realisasi 4 4 0
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Definisi Operasional
Layanan Unggulan Penyakit Infeksi adalah suatu kegiatan pemberian
pelayanan penyakit infeksi yang sesuai dengan standar pelayanan terkini
Yang menjadi unggulan penyakit Infeksi adalah:
1. TB-HIV
2. Difteri
3. Toxoplasmosis
Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi 7
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
25
4. Demam Dengue
5. Rabies
6. PINERE
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi untuk
tahun 2017 sebanyak 4 unggulan, dengan target sebanyak 2 unggulan
(melebihi dari target yang ditetapkan). 4 unggulan tersebut yaitu TB HIV,
MDR-TB, Rabies dan Difteri. Realisasi pada tahun 2017 sama dengan
realisasi tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
a. Semua sudah berjalan dan ada kelompok kerjanya, masing-masing
POKJA setiap bulannya melaporkan hasil kerjanya ke Direktur Utama
b. RSPI Sulianti Saroso semakin dikenal sebagai rumah sakit rujukan
peyakit infeksi sehingga kasus-kasus tersebut banyak di rujuk ke RSPI
Sulianti Saroso.
c. Adanya peningkatan kasus Difteri diakhir tahu 2017 berdampak pada
meningkatnya kasus tersangka Difteri yang dirujuk dan dirawat di RSPI
Sulianti Saroso
Rencana tindak lanjut
a. Memperbaiki dan melengkapi pedoman dan SOP yang terkait layanan
unggulan penyakit infeksi
b. Membangun jejaring yang lebih kuat antara RSPI Sulianti Saroso
dengan rumah sakit lain yang sudah dan belum memiliki perjanjia
kerjasama dengan RSPI Sulianti Saroso
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini tidak dialokasikan
anggaran, sedangkan target indikator tersebut adalah 2 dengan capaian 4
(200%). Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
26
Grafik 3.7 Persentase capaian indikator BBT
2016 2017 2019
Target 100% 100% 100%
Realisasi 100% 100% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Definisi Operasional
Persentase jumlah Bahan Biologi Tersimpan (BBT) yang disimpan
Kondisi yang dicapai
Realisasi persentase capaian indikator BBT untuk tahun 2017 adalah
100%, dengan target 100% (mencapai target yang ditetapkan). Realisasi
pada tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
Fasilitas penyimpanan BBT di RSPI Sulianti Saroso sudah memadai
Rencana tindak lanjut
Meningkatkan tata hubungan kerja staf laboratorium khusus dengan
instalasi laboratorium
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 15.030.000 dengan realisasi sebesar Rp. 15.015.000 (99,90%),
sedangkan target indikator tersebut adalah 100% dengan capaian 100%
(100%). Terlihat adanya capaian yang mencapai target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Persentase capaian indikator BBT 8
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
27
Grafik 3.8 Jumlah Kajian/clinical research yang memanfaatkan data dan BBT
2016 2017 2019
Target 2 2 3
Realisasi 5 3 0
0
1
2
3
4
5
6
Definisi Operasional
Peningkatan jumlah kajian/penelitian yang menggunakan data informasi
BBT dan BBT (berupa spesimen murni, isolat, DNA/RNA) yang diambil dari
pasien klinis yang diperlakukan sebagai BBT, dan ditujukan untuk
mendapatkan hasil penelitian dalam bentuk basic research & translational
research
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Jumlah kajian/clinical research yang memanfaatkan
data BBT untuk tahun 2017 adalah 3 kajian/clinical research, dengan
target 2 kajian/clinical research (melebihi dari target yang ditetapkan).
Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi 2016
mengalami penurunan sebesar 2 kajian/clinical research. 3 kajian/clinical
research terdiri dari 2 judul clinical research antara lain Penelitian "Profil
resistensi genotip Virus HIV-1 pada pasien HIV/AIDS yang gagal terapi
secara imunologi & virologi di RSPI Sulianti Saroso dan Penelitian "Studi
virologi dari bahan biologi tersimpan suspek MERS-CoV di RSPI Sulianti
Saroso.
Jumlah Kajian/clinical research yang memanfaatkan data dan BBT
9
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
28
Penyebab keberhasilan
a. Penelitian “profil resistesi genotip Virus HIV-1 pada pasien HIV/AIDS
yang gagal terapi secara imunologi & virologi di RSPI Sulianti Saroso
masih dalam proses memperoleh ethical approval karena kesibukan
ketua pelaksana
b. Kerjasama dan komunikasi megenai Penelitian “studi virologi dari bahan
biologi tersimpan suspek MERS-CoV di RSPI SS” terjalin dengan baik
antara tim RSPI Sulianti Saroso da tim lembaga Eijkman.
Rencana tindak lanjut
a. Melaksanakan penelitian setelah memperoleh ethical approval
b. Melakukan penelitian kerjasama dengan tema yang berbeda
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 140.540.000 realisasi sebesar Rp. 124.460.000, (88,55%), sedangkan
target indikator tersebut adalah 2 dengan capaian 3 (150%). Terlihat
adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi terhadap realisasi
anggaran.
Grafik 3.9 Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar
pelayanan
2016 2017 2019
Target 0 4 6
Realisasi 0 4 0
0
1
2
3
4
5
6
7
Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar pelayanan
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
29
Definisi Operasional
Peningkatan jumlah kajian & penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan masukan penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria / NSPK
(translational research)
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Hasil Kajian/Penelitian Translational yang diaplikasikan
pada Standar Pelayanan untuk tahun 2017 yaitu 4 Kajian/Penelitian
Translational dari target 4 Kajian/Penelitian Translational (mencapai
target yang ditetapkan),. 4 Kajian/Penelitian Translational terdiri dari
Kajian Faktor-Faktor Risiko Kontaminasi Makanan di Instalasi Gizi dan
Tata Boga RSPI Sulianti Saroso Unit Pelayanan Terkait Instalasi Gizi dan
Tata Boga, Komite PPI, Instalasi K3, Instalasi Kesling . Hasil Monev
antara lain yaitu Perbaikan Exhaust Fan, penambahan APD, penyusunan
NSPK terlaksana 75% dan Kajian Pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan Radiasi di Instalasi Radiologi RSPI Sulianti Saroso. Unit
Pelayanan Terkait Instalasi Radiologi. Hasil monev antara lain
Tersedianya sarana dan prasarana berupa ruang recovery dan toilet
untuk pasien CT Scan dan Adanya perawat khusus yang ditugaskan di
Instalasi Radiologi. realisasi tahun 2017 bila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan capaian sebesar 4
Kajian/Penelitian.
Kendala
Respon dari unit terhadap rekomendasi hasil kajian yang diajukan oleh
Bidang Pengkajian kurang optimal
Rencana tindak lanjut
Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan unit terkait.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini tidak dianggarkan,
sedangkan target indikator tersebut adalah 4 dengan capaian 4 (100%).
Terlihat adanya capaian yang mencapai target dengan efisiensi terhadap
realisasi anggaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
30
Grafik 3.10 Jumlah Kajian/Penelitian yang dipublikasikan Nasional
2016 2017 2019
Target 3 5 8
Realisasi 10 2 0
0
2
4
6
8
10
12
Grafik 3.11 Jumlah Kajian/Penelitian yang dipublikasikan Internasional
2016 2017 2019
Target 0 3 5
Realisasi 2 4 0
0
1
2
3
4
5
6
Definisi Operasional
Banyaknya hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan
internasional
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan tahun
2017 untuk publikasi nasional tercapai 2 kajian/penelitian dengan target 5
kajian/penelitian (belum mecapai target yang ditetapkan), sedangkan
untuk publikasi International tercapai 4 kajian/penelitian dengan target 3
kajian/penelitian (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi pada
tahun 2017 untuk publikasi nasional bila dibandingkan dengan realisasi
Jumlah kajian/penelitian yang dipublikasikan Nasional dan International
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
31
tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 8 kajian/penelitian dan untuk
publikasi internasional mengalami kenaikan sebesar 2 kajian/penelitian. 2
judul kajian/penelitian untuk publikasi nasional yaitu “the Coexistence of
Tuberculous Lymphadenitis and lymphoblastic Lymphoma : A Case
Report dan “ Pengalaman Seksual Pasangan Penderita HIV dalam
Mempertahankan Status HIV negative di RSPI Sulianti Saroso”. judul
kajian/penelitian untuk publikasi internasional yaitu “ Association between
hemoconcentration and longer hospitalization day of dengue patients, T-
Lymphoblastic Lymphoma Involved Uterus, The Comparison Of C-Myc
And Epsteins-Barr Virus 9EBv) Expression Between Germinal Center and
Non germinal Center B-Cellike-Diffuse Large B-Cell Lymphoma dan
Evaluastion of Virology Response and Adherence in HIV Patients Treated
with A once Daily Fixed Doses Combination (FDC) and A free
Combination of Antiretroviral.
Penyebab keberhasilan
a. Peneliti aktif dalam perhimpunan.
b. Tugas pokok dan fungsi bidang telah dilaksanakan sesuai program kerja
dan sesuai arahan pimpinan
Kendala
a. Hasil penelitian tahun 2016 masih terbatas untuk dapat dipublikasikan
pada tahun 2017
b. Masih rendah minat staff RSPI Sulianti Saroso untuk publikasi hasil
penelitian
Rencana tindak lanjut
a. Menfasilitasi peserta didik (staff yang sedang tubel/ibel) untuk publikasi
b. IJID (The Indonesian Journal or Infectious Disease) dengan aplikasi
OJS (Open Journal System) telah siap memfasilitasi publikasi internal
dan eksternal RSPI Sulianti Saroso Tahun 2018
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 5.000.000. dengan realisasi sebesar Rp. 0 (0%), sedangkan target
indikator tersebut adalah 5 untuk publikasi nasional dengan capaian 2
(40%) dan target 3 untuk publikasi internasional dengan capain 4 (133%).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
32
Grafik 3.12 Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan
Penelitian
2016 2017 2019
Taeget 75% 80% 80%
Realisasi 100% 100% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Definisi Operasional
Modul pendidikan dibidang infeksi yang disusun berbasis AHS yang
terintegrasi pelayanan dan penelitian, serta dapat diimplementasikan dalam
pemberian pelayanan
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan,
Pelayanan dan Penelitian untuk tahun 2017 sebesar 100% dengan target
80% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017
sama dengan realisasi tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
a. Sebagai bagian dari AHS (Academic Health System) Universitas
Indonesia maka modul yang digunakan di RSPI Sulianti Saroso adalah
modul yang diberikan oleh Universitas Indonesia (UI).
b. UI Sebagai Universitas yang berbasis AHS maka modul yang
digunakan adalah modul yang terintegrasi pendidikan, pelayanan dan
penelitian
c. Seluruh Dokter Pendidik Klinis melakukan proses pembelajaran sesuai
dengan modul tersebut
Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
33
Rencana tindak lanjut
Pembuatan modul Pembelajaran khusus RSPI Sulianti Saroso yang
berbasis AHS untuk menjadi Center of Excellent Infectious Deseases.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.
657.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 307.841.151 (46%), sedangkan
target indikator tersebut adalah 80% dengan capaian 100% (125%).
Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi terhadap
realisasi anggaran.
Grafik 3.13 Persentase Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit
infeksi dengan kualitas yang baik
2016 2017 2019
Target 70% 75% 85%
Realisasi 100% 100% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Definisi Operasional
% peserta didik yang dapat menangani dengan baik sesuai standar
pelayanan medik, kasus penyakit infeksi dengan komplikasi yang
memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu dan atau ditentukan oleh
dokter yang merawat
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit
infeksi dengan kualitas yang baik untuk tahun 2017 adalah 100%
dengan target 75% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi
pada tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.
Persentase Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan kualitas yang baik
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
34
Penyebab keberhasilan
a. SMF setelah menentukan jenis kasus sulit maka dilakukan Case Base
Discussion (CBD). Setelah itu langsung dilakukan penilaian terhadap
mahasiswa.
b. Jenis kasus sulit yang ditetapkan adalah yang merupakan kekhasan di
RSPI Sulianti Saroso sehingga dokter pembimbing sangat menguasai
kasus tersebut dan peserta didik juga dapat melihat contoh penyakit
tersebut. Karena hal tersebut maka proses belajar mengajar dapat
optimal
Rencana tindak lanjut
Untuk mempertahankan capaian indikator ini dalam Instalasi Diklat
selalu berkoordinasi dengan SMF dalam proses belajar mengajar,
termasuk dalam hal penanganan kasus sulit dan memfasilitasi pencatatan
dan pelaporan nilai penanganan kasus sulit secara berkala.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 657.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 307.841.151 (46%),
sedangkan target indikator tersebut adalah 75% dengan capaian 100%
(133%). Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
35
Grafik . 3.13 Jumlah Jenis Kasus sulit baru yang menjadi Model (pelayanan
Penelitian dan Pendidikan)
2016 2017 2019
Target 1 1 1
Realisasi 1 1 0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Definisi Operasional
Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan, dengan
komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu, dan atau
ditentukan oleh dokter yang merawat, yang menjadi contoh penanganan
kasus sulit baru penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Kondisi yang dicapai
Realisasi Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (Pelayanan,
Penelitian dan Pendidikan) untuk tahun 2017 adalah 1 kasus dengan
target 1 kasus (mencapai dari target yang ditetapkan). Realisasi pada
tahun 2017 sama dengan realisasi tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
a. Semakin meningkatnya jumlah penderita TB-HIV di Indonesia dan
semakin meningkatnya jumlah pasien yang dirawat di RSPI Sulianti
Saroso, membuat kasus TB HIV menjadi kasus sulit baru yang menjadi
model bagi mahasiswa khususnya stase Pulmonologi dan Kesehatan
Respirasi.
b. Pemberian materi mengenai TB-HIV dan presentasi kasus mengenai
penyakit tersebut menjadi fokus utama pendidik selain kasus penyakit
lain pada stase pulmonologi.
Jumlah Jenis Kasus sulit baru yang menjadi Model (pelayanan Penelitian dan Pendidikan)
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
36
Rencana tindak lanjut
Untuk mempertahankan capaian indikator ini Instalasi Diklat akan selalu
berkoordinasi dengan SMF dan Pokja Pinere dalam menentukan kasus
sulit baru yang menjadi model.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 657.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 307.841.151 (46%),
sedangkan target indikator tersebut adalah 1 dengan capaian 1 (100%).
Terlihat adanya capaian yang mencapai target dengan efisiensi terhadap
realisasi anggaran.
Definisi Operasional
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga
independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non
pemerintah, melakukan assesmen terhadap rumah sakit berdasarkan
standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi
akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi
standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan. Pelaksana
akreditasi RS nasional adalah KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
yang merupakan suatu lembaga independen dalam negeri. Sedangkan
pelaksanan akreditasi internasional adalah JCI (Joint Commission
International) adalah merupakan badan akreditasi non profit yang
berpusat di Amerika Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai
standar performa para pemberi pelayanan kesehatan.
Serta Sistem Manajemen Terstandarisasi Internasional adalah sistem
dimana baik peralatan, pelayanan yang diberikan berstandar internasional
antara lain mengupayakan umpan balik baik positif maupun negatif dari
customer secara langsung. Beberapa standar yang harus dipenuhi adalah
proses komunikasi berjalan dengan baik dan efektif sesuai dengan sasaran
sistem dan komitmen manajemen antara lain Radiologi (Quattro),
Laboratorium (ISO), Farmasi, Gizi dll. Standar Akreditasi Nasional yaitu :
1. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
RS Terakreditasi Nasional dan Internasional 15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
37
2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
4. Kelompok Sasaran MDGs (Millenium Development Goals) :
Tambahan untuk penilaian akreditasi nasional :
1. Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu,
2. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS,
3. Penurunan angka kesakitan TB).
Standar Akreditasi Internasional yaitu :
1. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
3. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
Kondisi yang dicapai
Realisasi RS terakreditasi Nasional dan Internasional untuk tahun 2017
adalah Nasional sebesar 100% (target Nasional mencapai dari target
yang ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 sama dengan realisasi
tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
a. Pada bulan maret 2017 dilakukan penilaian remidial dengan hasil
terakreditasi nasional paripurna
b. Pada bulan november 2017 dilakukan verifikasi ulang dengan hasil tetap
terakreditasi nasional paripurna.
Rencana tindak lanjut
Memperbaiki nilai-nilai akreditasi yang belum sempurna
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 448.700.000 dengan realisasi sebesar Rp. 451.207.225 (100,55%),
sedangkan target indikator tersebut adalah Nasional dengan capaian
Nasional (100%). Terlihat adanya capaian yang mencapai target dengan
efisiensi terhadap realisasi anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
38
Grafik 3.14 Persentase Capaian Indikator Medik
2016 2017 2019
Target 80% 85% 85%
Realisasi 76,52% 86,34% 0%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Definisi Operasional
Indikator medik adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai sejauhmana
kualitas pelayanan dilaksanakan di unit pelayanan RSPI Indikator medik
meliputi sbb :
1. SMF Paru : Complete treatment TB, Cure Rate TB
2. SMF Anak : Penggunaan anti biotika pada Diare
Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator klinik.
Kondisi yang dicapai
Realisasi % Capaian Indikator Medik untuk tahun 2017 adalah 86,34%
dengan target 85% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi
pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016
mengalami kenaikan sebesar 10%.
Kendala
Masih ada penggunaan antibiotik pada infeksi anak karena adanya infeksi
pernyerta.
Rencana tindak lanjut
Mengeluarkan kasus diare dengan penyakit infeksi penyerta dari
perhitungan
Persentase Capaian Indikator Medik 16
.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
39
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 untuk kegiatan ini tidak dialokasikan anggaran,
sedangkan target indikator tersebut adalah 85% dengan capaian 86,34%
(101,57%). Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Grafik 3.15 % Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti
2016 2017 2019
Target 100% 100% 100%
Realisasi 82,2% 100% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Definisi Operasional
Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan berkas
rekam medisnya ataupun observasi secara langsung yang dilakukan oleh
profesi. Audit klinik ini tidak hanya menghitung produktivitas pelayanan
ataupun jenis pemeriksaan, namun lebih berfokus dalam usaha peningkatan
mutu pelayanan. Audit Klinik yang dilaksanakan di RSPI Sulianti Saroso
meliputi :
1. Audit Medik : Kematian Pasien ≤8 jam di gawat darurat, Nett Death Rate,
Kepatuhan terhadap panduan praktek klinik, Tingkat ketepatan Rujukan,
Kejadian Kematian Ibu karena Persalinan,Ketidaksesuaian diagnosis pra
dan pasca operasi,Kepatuhan penggunaan formularium,Waktu tunggu
hasil test pemeriksaan penunjang kritis,Penggunaan antibiotik profilaksis
30 menit – 1 jam sebelum pembedahan
Temuan audit klinik yang ditindaklanjuti 17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
40
2. Audit Keperawatan ( Keselamatan Pasien, Keterbatasan Perawatan Diri,
Kenyamanan Pasien, Kepuasan Pasien dan Keluarga, Kejadian
Kecemasan , Tingkat Pengetahuan)
Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator klinik
RSPI Sulianti Saroso.
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti untuk tahun
2017 adalah sebesar 100% dengan target 100% (mencapai target yang
ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 17,8%.
Penyebab keberhasilan
Audit dilakukan pada kasus-kasus disemester 1, kemudian rekomendasi
dintindaklanjuti pada semester II yaitu :
a. Membuat / memperbaiki PPK dan CP difteri pada anak
b. Merevisi pedoman Asuha keperawatan difteri
c. Merevisi pedoman pelayanan dan tersangka alur rujukan pasien Mers-
Cov.
d. Menyusun pedoman Asuhan Keperawatan tersangka Mers-Cov
Rencana tindak lanjut
a. Mengimpementasi PPK dan pedoman Asuhan Keperawatan difteri
yang telah direvisi
b. Mengimpementasi PPK dan pedoman Asuhan Keperawatan mers-cov
yang telah direvisi
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 untuk kegiatan ini tidak dialokasikan anggaran,
sedangkan target indikator tersebut adalah 100% dengan capaian 100%
(100%). Terlihat adanya capaian yang mencapai target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
41
Grafik 3.16 Persentase staf dengan kompetensi yang sesuai
2016 2017 2019
Target 65% 70% 90%
Realisasi 95% 95% 0%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Definisi Operasional
Staf dengan kompetensi sesuai adalah penempatan staf yang memiliki
kompetensi sesuai dengan analisa jabatan (job analysis).
Kompetensi merupakan pengetahuan, skill dan pengalaman yang
dibutuhkan oleh staf dalam menyelesaikan tugas kedinasannya.
Kompetensi yang dimaksud mengacu kepada Direktori Kompetensi RSPI
Sulianti Saroso . Analisa Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk
memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan
disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan
umpan balik bagi organisasi, tata laksana pengawasan dan akuntabilitas.
Staf yang dimaksud adalah seluruh pegawai, baik tetap maupun tidak
tetap yang bekerja di RSPI Sulianti Saroso.
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Persentase Staf dengan kompetensi yang sesuai
untuk tahun 2017 adalah 95% dengan target 65% (melebihi dari target
yang ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 sama dengan realisasi
tahun 2016.
Penyebab keberhasilan
Penempatan pegawai sudah sesuai dengan kompetensi walaupun belum
100
Persentase Staf dengan Kompetensi yang sesuai
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
42
Kendala
Ada 25 pegawai dari 507 pegawai yang bekerja di unit-unit tertentu yang
belum sesuai dengan kompetensi dan pendidikannya
Rencana tindak lanjut
Melakukan proses rotasi TMT 1 Februari 2017
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 tidak ada alokasi anggaran untuk kegiatan ini,
sedangkan target indikator tersebut adalah 70% dengan capaian 95%
(126,66%). Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Grafik 3.17 Indeks Budaya Korporat
2016 2017 2019
Target 50% 75% 80%
Realisasi 47% 0% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Definisi Operasional
Indeks budaya korporat adalah pengukuran tingkat penerapan nilai-nilai
budaya menolong, ramah, sapa oleh setiap individu dalam setiap job posisi
dikalikan bobot.
Tingkat Penerapan Budaya % Jumlah individu
Sangat dibawah standar
Dibawah standar
Sesuai standar
Diatas standar
Sangat diatas standar
Performance Index Score
Indeks Budaya Korporat 19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
43
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Indeks Budaya korporat untuk tahun 2017 adalah 0 %
dengan target 50% (tidak mencapai target yang ditetapkan). Realisasi
pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016
mengalami penurunan capaian untuk itu diperlukan upaya keras untuk
mencapainya
Kendala
Dikarenakan survey kepuasan staf dilaksanakan pada akhir tahun
sehingga pengukuran Indeks Budaya Korporat belum terlaksana.
Rencana tindak lanjut
Mengadakan sosialisasi dan pelatihan budaya korporate bagi pegawai
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 49.500.000 dengan realisasi sebesar Rp. 0 (0%), sedangkan target
indikator tersebut adalah 75% dengan capaian 0% (0%)
Grafik.3.18 Tingkat Kehandalan Fungsi Sarpras
2016 2017 2019
Target 60% 70% 80%
Realisasi 90,50% 89,96% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Definisi Operasional
Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3 aspek yaitu
Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas dengan penjelasan :
Tingkat kehandalan fungsi sarpras 20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
44
a. Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan jumlah hari alat
beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb direncanakan beroperasi.
b. Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang ada dibagi
kemampuan ideal alat.
c. Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang dihasilkan oleh
suatu alat dibagi dengan total keluaran dari alat tersebut.
Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply, Air, Gas Medis,
Lift, Laundry.
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator tingkat kehandalan fungsi sarpras untuk tahun 2017
adalah 89,96% dengan target 70% (melebihi dari target yang ditetapkan).
Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016
mengalami penurunan sebesar 0,54%.
Penyebab Keberhasilan
Pemeliharaan peralatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditargetkan pada awal tahun
Rencana tindak lanjut
Peralatan-peralatan yang masih belum berfungsi dengan baik akan
dilakukan perbaikan agar realisasi bisa meningkat.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 2.131.689.000 dengan realisasi sebesar Rp. 2.028.828.923 (95,17%),
sedangkan target indikator tersebut adalah 70% dengan capaian 89,96%
(128,51%). Terlihat adanya capaian yang melebihi target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Definisi Operasional
Tingkat Penilaian Proper adalah Instrument kebijakan alternatif untuk
mendorong penataan dan kepedulian perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan
perusahaan kepada publik dan stakeholder.
Peringkat BIRU diberikan kepada penanggung jawab usaha dan / atau
kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai
Tingkat Penilaian Proper 21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
45
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Peringkat HIJAU diberikan kepada penanggung jawab usaha dan / atau
kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan system manajemen lingkungan, pemanfaatan sumber daya
secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan
baik.
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator Tingkat Penilaian Proper untuk tahun 2017 adalah
Proper Biru dengan target Biru (mencapai dari target yang ditetapkan).
Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun
2016 mengalami ketetapan capaian.
Penyebab keberhasilan
a. Taat dalam pelaporan data yang dikirim :
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi
DKI Jakarta
Dinas Kesehatan Jakarta
Kantor LH Kota Administratif Jakarta Utara
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara
Dirjen P2PL
Pusat Ekoregion Jawa – Yogyakarta
b. Taat dalam Pengendalian Pencemaran Air (PPA), antara lain :
Memiliki izin pembuangan limbah cair (IPLC)
Hasil pemeriksaan sampel limbah cair memenuhi persyaratan
baku mutu kesehatan lingkungan
c. Taat dalam Pengendalian Pencemaran Udara (PPU), antara lain :
Memiliki izin incenerator (izin sudah habis) namun menggunakan
jasa pihak ketiga dalam pengangkutan limbah medis yang berizin dari
KLHK
Hasil pemeriksaan uji emisi (genset, kendaraan dinas, incenerator)
harus memenuhi syarat baku mutu kesehatan lingkungan
d. Taat dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3)
Memiliki izin TPS LB3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
46
Pengangkutan limbah B3 menggunakan jasa pihak ketiga yang
memiliki rekomendasi dari KLHK dan BPLHD DKI Jakarta
Adanya pencatatan rutin timbulan limbah B3 dalam bentuk logbook
dan neraca LB3
e. Memiliki dokumen lingkungan :
AMDAL
RKL –RPL
Izin Incenerator
Izin IPAL
Izin TPSB3
Kendala
a. Dokumen AMDAL yang dimiliki masih tahun 1993 sehingga perlu
adanya updating AMDAL
b. Izin incenerator baru belum terbit
c. Bilamana izin yang dimiliki sudah habis (incenerator, IPAL, TPSB3),
AMDAL, MOU dengan pihak ketiga pengelola limbah B3 yang memiliki
rekomendasi dari KLHK dan BPLHD sudah habis, maka harus
melakukan perpanjangan izin karena merupakan pintu utama dalam
mencapai peringkat BIRU.
Rencana tindak lanjut
a. Perlu adanya updating AMDAL
b. Izin incenerator baru sedang dalam proses penerbitan.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 754.934.000 dengan realisasi sebesar Rp. 687.558.462 (91,08%),
sedangkan target indikator tersebut adalah Biru dengan capaian Biru
(100%). Terlihat adanya capaian yang mencapai target dengan efisiensi
terhadap realisasi anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
47
Definisi operasional
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau
klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :
Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform terpasang, system
informasi disiapkan untuk (a) sistem rawat jalan terintegrasi dengan
admisi, rawat inap, billing system serta instalasi penunjang diagnostik
Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi instalasi
rawat inap, penunjang diagnostik dan back-office (keuangan, SDM dll)
sehingga seluruh system saling terhubung dan memudahkan
perawatan dan pemeliharaannya.
Standar/ Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform lebih
mendukung operasional rumah sakit misal aset/ BMN, e-clinical HR, e-
Planning, e-Procurement
Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform mengacu
pada kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan keamanan
dan kebijakan yang memungkinkan self povisioning sebagai suatu
system dashboard.
Kondisi yang dicapai
Indikator IT Terintegrasi untuk tahun 2017 adalah :
Penerapan Masterplan SIMRS siloed 1
Monitoring Progress Penerapan Masterplan Siloed 1 .
Penerapan Masterplan Siloed -2
Level IT Terintegrasi pada tahun 2017 belum sepenuhnya tercapai di
semester 2 untuk yang siloed 2 , seperti target yang telah di tetapkan.
Realisasi indikator Level IT terintregrasi untuk tahun 2017 adalah Siloed 1
sehingga belum mencapai target yang diharapkan. Realisasi pada tahun
2017 sama dengan realisasi tahun 2016.
Penyebab kegagalan
a) Modul SIMRS yang telah di implementasikan berjumlah 10 Modul,
satu diantaranya yaitu modul akuntansi dan keuangan belum berjalan
secara maksimal
Level IT terintregrasi 22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
48
b) Sistem Aplikasi yang ada menggunakan pihak ke 3 dan ada masa
kontraknya, jika ada pengembangan harus melalui MOU. Sehingga
setiap modul baru tidak dapat langsung di buat.
Rencana tindak lanjut
Rencana untuk IT mandirinya agar segera terlaksana sehingga sesuai
dengan tahapan tahapan indikator pencapaian.
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 alokasi anggaran untuk indikator tersebut diatas adalah
Rp. 5.500.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 5.222.280.281 (94,95%),
sedangkan target indikator tersebut adalah Siloed-2 dengan capaian
Siloed-1 (80%). Terlihat adanya capaian yang belum mencapai target
dengan efisiensi terhadap realisasi anggaran.
Grafik 3.19 Cost Reduction
2016 2017 2019
Target 3% 3% 3%
Realisasi 13,47% 52,12% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Definisi Operasional
Cost reduction adalah besarnya penghematan penggunaan bahan habis
pakai dan obat di semua unit pelayanan (medik dan penunjang),
dibandingkan dengan total pengeluaran bahan habis pakai dan obat tahun
lalu, dinormalisasi dengan jumlah kegiatan atau jumlah pendapatan
operasional BLU.
Penghitungan Cost Reduction berdasarkan persentase formulasi tersebut
antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Cost Reduction 23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
49
Kondisi Yang dicapai
Realisasi indikator Cost Reduction untuk tahun 2017 adalah 52,12 %
dengan target 3% (melebihi dari target yang ditetapkan). Realisasi pada
tahun 2017 bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 mengalami
kenaikan capaian sebesar 38,65%.
Penyebab keberhasilan
a. Melakukan efisiensi belanja operasional
b. Terjadi kenaikan pendapatan operasional
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 tidak ada alokasi anggaran untuk kegiatan ini, sedangkan
target indikator tersebut adalah 3% dengan capaian 52,12% (1.737%).
Grafik 3.20 Tingkat pertumbuhan Pendapatan
2016 2017 2019
Target 10% 10% 10%
Realisasi 4,75% -7,61% 0%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
Definisi Operasional
Tingkat pertumbuhan pendapatan adalah selisih antara pendapatan RS
periode berjalan dikurangi pendapatan RS periode sebelumnya dibagi
pendapatan RS periode sebelumnya sebagai periode dasar.
Kondisi yang dicapai
Realisasi indikator tingkat pertumbuhan pendapatan untuk tahun 2017
adalah -7,61% dengan target 10% (belum mencapai target yang
ditetapkan). Realisasi pada tahun 2017 bila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 12,36%.
Tingkat Pertumbuhan Pendapatan 24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
50
Penyebab Kegagalan
Pendapatan jasa tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun
2016, hal ini disebabkan oleh penurunan pelayanan (jasa).
Alokasi dan Realisasi anggaran
Pada tahun 2017 tidak ada alokasi anggaran untuk kegiatan ini, sedangkan
target indikator tersebut adalah 10% dengan capaian -7,61% (-76,1%).
b. Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2017 dengan Standar Nasional
Indikator-indikator yang tercantum di Rencana Strategi Bisnis (RSB)
merupakan indikator yang khas untuk masing-masing rumah sakit. Dari 24 (dua
puluh empat) indikator yang ada dalam dokumen Rencana Strategi Bisnis
(RSB) RSPI Sulianti Saroso tahun 2015 – 2019 terdapat 3 (tiga) indikator yang
bisa dibandingkan dengan standar nasional. Ketiga indikator sebagaimana
dimaksud dijabarkan pada tabel 3.4 diatas.
Dari 3 (tiga) indikator bila dibandingkan dengan standar nasional hasil
capaiannya melebihi dari standar nasional.
Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja tahun 2017 dengan Standar Nasional
NO INDIKATOR KINERJA STANDAR
NASIONAL
TARGET
2017
REALISASI
2017
1 % Komplain yang
ditindaklanjuti 70% 100% 100%
2 Kepuasan Pelanggan 80% 75% 87,75%
3 Tingkat Penilaian Proper Biru Biru Biru
B. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan program dan kegiatan
harus didukung dengan sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia,
sumber daya keuangan dan sumber daya sarana dan prasarana.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
51
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian, dapat dilihat pada
grafik 3.21 berikut ini:
Grafik 3.21
Jumlah PNS berdasarkan status kepegawaian
494(77%)
148(23%)
PNS
Non PNS
Berdasarkan status kepegawaiannya, di RSPI Sulianti Saroso masih ada
pegawai Non PNS (honorer), sebesar 23 %.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan, dapat dilihat pada
grafik 3.22 berikut ini :
Grafik 3.22 Jumlah PNS berdasarkan pendidikan
S3 S2
Spesialis
1/2/AV
S1 D. IV D.III D.1 SLTA SLTP SD
Jumlah 2 29 31 134 5 227 4 59 2 1
0
50
100
150
200
250
PNS di RSPI Sulianti Saroso sebagian besar adalah lulusan diploma 3, kemudian
diikuti oleh lulusan strata 1 dan SLTA. Sementara ini sudah ada 2 pegawai yang
memiliki latar belakang pendidikan strata 3. Namun masih ada pegawai yang
hanya memiliki latar belakang pendidikan SD dan SLTP.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
52
Tabel 3.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan
Uraian Keadaan Januari
2016 Tambah Kurang
Keadaan Desember
2017 Keterangan
MENURUT JABATAN
A STRUKTURAL
Eselon I
Eselon II 4 0 0 4 Sampai dengan desember 2017 tidak ada perubahan di Eselon II
Eselon III 8 0 0 8 Sampai dengan desember 2017 tidak ada perubahan di Eselon III
Eselon IV 24 0 0 24 Sampai dengan desember 2017 tidak ada perubahan di Eselon IV
B FUNGSIONAL 342 0 1 341 1 orang tenaga fungsional tertentu pensiun
C UMUM 126 0 9 117
5 orang tenaga umum pensiun dan 4 orang tenaga memilih jabata fungsional tertentu
Jumlah 504 0 10 494
Tabel 3.4 Jumlah PNS Menurut Golongan
Uraian Keadaan Januari
2016 Tambah Kurang
Keadaan Desember
2017 Keterangan
MENURUT GOLONGAN
A Golongan
IV 47 1 48
1 orang tambahan/pindahan dari instansi lain.
Golongan
III 316 18 334
18 orang tambahan dari tenaga golongan II
Golongan
II 140 29 111
1orang tenaga golongan II pensiun, 28 orang tenaga golongan II naik pangkat ke golongan III
Golongan
I 1 1
Sampai dengan bulan desember tidak ada perubahan pada golongan I
Jumlah 504 0 29 494
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
53
b. Sumber Daya Keuangan
Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran unuk mewujudkan visi dan misi RSPI Sulianti Saroso
didukung dengan anggaran baik yang bersumber dari APBN maupu
pendapatan fungsional (BLU) dengan rincian sebagai berikut :
Rincian Realisasi Belanja (APBN) DIPA 2017 RSPI Sulianti Saroso ada
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.5
Realisasi Belanja
Anggaran Realisasi
Setelah Revisi Belanja
I Belanja Sumber Dana Rupiah Murni 126.025.816.000 118.204.260.527 93,79% 126.025.816.000
A BELANJA PEGAWAI 33.254.436.000 30.930.726.293 93,01% 33.254.436.000
511111 Belanja Gaji Pokok PNS 22.323.411.000 21.217.946.800 95,05% 22.323.411.000
511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 375.000 294.579 78,55% 375.000
511121 Belanja Tunj. Suami Istri PNS 1.510.393.000 1.476.476.280 97,75% 1.510.393.000
511122 Belanja Tunj. Anak PNS 442.125.000 433.009.710 97,94% 442.125.000
511123 Belanja Tunj. Struktural PNS 410.205.000 402.385.000 98,09% 410.205.000
511124 Belanja Tunj. Fungsional PNS 1.987.230.000 1.966.007.241 98,93% 1.987.230.000
511125 Belanja Tunj. PPh PNS 138.973.000 54.060.023 38,90% 138.973.000
511126 Belanja Tunj. Beras PNS 1.273.499.000 1.216.099.860 95,49% 1.273.499.000
511129 Belanja Uang Makan PNS 3.897.015.000 2.996.341.800 76,89% 3.897.015.000
511151 Belanja Tunjangan Umum 323.330.000 283.225.000 87,60% 323.330.000
512211 Belanja Uang Lembur 947.880.000 884.880.000 93,35% 947.880.000
B BELANJA BARANG 45.379.475.000 43.307.159.958 95,43% 45.379.475.000
5211 Belanja Barang Operasional 7.503.454.000 7.349.357.670 97,95% 7.503.454.000
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 2.160.454.000 2.153.392.510 99,67% 2.160.454.000
521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 2.717.490.000 2.636.309.370 97,01% 2.717.490.000
521115 Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 513.280.000 511.811.000 99,71% 513.280.000
521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 327.230.000 296.461.275 90,60% 327.230.000
521112 Belanja Pengadaan Bahan Makanan 1.680.000.000 1.679.984.515 100,00% 1.680.000.000
521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 105.000.000 71.399.000 68,00% 105.000.000
5212 Belanja Barang Non Operasional 560.600.000 514.608.884 91,80% 560.600.000
521211 Belanja Bahan 560.600.000 514.608.884 91,80% 560.600.000
5218 Belanja Barang Persediaan 23.996.203.000 23.431.412.827 97,65% 23.996.203.000
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 788.360.000 782.745.642 99,29% 788.360.000
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 23.207.843.000 22.648.667.185 97,59% 23.207.843.000
5221 Belanja Jasa 4.572.382.000 4.095.544.333 89,57% 4.572.382.000
522111 Belanja Langganan Listrik 2.880.000.000 2.502.519.885 86,89% 2.880.000.000
522112 Belanja Langganan Telepon 192.000.000 159.084.746 82,86% 192.000.000
522113 Belanja Langganan Air 300.000.000 265.875.966 88,63% 300.000.000
522191 Belanja Jasa Lainnya 1.200.382.000 1.168.063.736 97,31% 1.200.382.000
5231 Belanja Pemeliharaan 6.693.831.000 6.426.045.329 96,00% 6.693.831.000
523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 3.177.200.000 3.039.261.274 95,66% 3.177.200.000
523112Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan200.000.000 181.488.400 90,74% 200.000.000
523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 2.664.881.000 2.597.858.442 97,48% 2.664.881.000
523191Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya
400.000.000 386.335.815 96,58% 400.000.000
523199 Belanja Pemeliharaan Lainnya 251.750.000 221.101.398 87,83% 251.750.000
5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1.760.305.000 1.360.598.497 77,29% 1.760.305.000
524111 Belanja Perjalanan Biasa 59.251.000 47.334.645 79,89% 59.251.000
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 243.054.000 123.979.000 51,01% 243.054.000
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 360.000.000 286.118.999 79,48% 360.000.000
524119Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
1.098.000.000 903.165.853 82,26% 1.098.000.000
5241 Belanja Perjalanan Luar Negeri 292.700.000 129.592.418 44,27% 292.700.000
524211 Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri 292.700.000 129.592.418 44,27% 292.700.000
C BELANJA MODAL 47.391.905.000 43.966.374.276 92,77% 47.391.905.000
5331 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10.153.506.000 8.091.407.566 79,69% 10.153.506.000
533121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan 10.153.506.000 8.091.407.566 79,69% 10.153.506.000
5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 37.238.399.000 35.874.966.710 96,34% 37.238.399.000
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 37.238.399.000 35.874.966.710 96,34% 37.238.399.000
II Belanja Sumber Dana Badan Layanan Umum 51.116.440.000 43.446.407.626 84,99% 51.116.440.000
525111 Belanja Gaji dan Tunjangan 23.783.700.000 20.885.131.526 87,81% 23.783.700.000
525112 Belanja Barang 6.219.457.000 4.473.848.311 71,93% 6.219.457.000
525113 Belanja Jasa 13.621.766.000 11.244.131.781 82,55% 13.621.766.000
525114 Belanja Pemeliharaan 707.745.000 573.304.450 81,00% 707.745.000
525115 Belanja Perjalanan 822.771.000 402.105.406 48,87% 822.771.000
537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin-BLU 1.724.340.000 1.655.165.652 95,99% 1.724.340.000
537114 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan-BLU 3.700.001.000 3.689.137.000 99,71% 3.700.001.000
537115 Belanja Modal Lainnya-BLU 536.660.000 523.583.500 97,56% 536.660.000
RPD
2094Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnnya pada Program
Pembinaan Pelayanan Kesehatan
MAK Uraian %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
54
Penggunaan belanja yang berasal dari APBN (Rupiah Murni) dirinci
sebagai berikut:
A. BELANJA PEGAWAI
Pagu anggaran sebesar Rp. 33.254.436.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 30.930.726.293,- atau terserap 93,01 % berarti hampir
sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 33.254.436.000,-. Realisasi penggunaannya untuk
pembayaran gaji pokok dan tunjangan suami/istri, tunjangan anak,
tunjangan struktural, tunjangan fungsional, tunjangan Pph, tunjangan
Beras, uang makan, tunjangan umum dan uang lembur sampai bulan
Desember 2017.
MAK 2094.994.511111 Belanja Gaji Pokok PNS
Pagu anggaran sebesar Rp. 22.323.411.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 21.217.946.800,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 95,05% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. Rp. 22.323.411.000,- Adapun
realisasi penggunaannya untuk pembayaran gaji pokok dan tunjangan.
MAK 2094.994.511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS
Pagu anggaran sebesar Rp. 375.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
294.579,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 78,55% berarti
kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 375,000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk
pembulatan gaji PNS.
MAK 2094.994.511121 Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.510.393.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.476.476.280,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 97,75% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.510.393.000,- Adapun
realisasi penggunaannya untuk Tunjangan Suami/Istri PNS.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
55
MAK 2094.994.511122 Belanja Tunjangan Anak
Pagu anggaran sebesar Rp. 442.125.000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 433.009.710,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 97,94%
berarti kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 442.125.000,- Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan anak.
MAK 2094.994.511123 Belanja Tunjangan Struktural
Pagu anggaran sebesar Rp. 410.205,000,- dan realisasi anggaran sebesar
Rp. 402.385.000,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 98,09%
berarti hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 410.205,000,-. Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan struktural.
MAK 2094.994.511124 Belanja Tunjangan Fungsional
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.987.230.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.966.007.241,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 98,93% berarti hampir sesuai dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.987.230.000,-
Adapun realisasi penggunaannya untuk Tunjangan Fungsional PNS.
MAK 2094.994.511125 Belanja Tunjangan Pph
Pagu anggaran sebesar Rp. 138.973.000,- dan realisasi sebesar Rp.
54.060.023,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 38,90%
berarti jauh dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 138.973.000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk
Tunjangan Pph.
MAK 2094.994.511126 Belanja Tunjangan Beras
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.273.499.000,- dan realisasi sebesar
Rp. 1.216.099.860,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar
95,49% berarti hampir sesuai Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.273.499.000,- Adapun realisasi
penggunaannya untuk Tunjangan beras.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
56
MAK 2094.994.511129 Belanja Uang Makan
Pagu anggaran sebesar Rp. 3.897.015.000,- dan realisasi sebesar
Rp. 2.996.341.800,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar
76,89% berarti hampir sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan yaitu sebesar Rp. 3.897.015.000,-. Adapun
realisasi penggunaannya untuk uang makan PNS.
MAK 2094.994.511151 Belanja Tunjangan Umum
Pagu anggaran sebesar Rp. 323.330.000,- dan realisasi sebesar Rp.
283.225.000,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 87,60%
hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 323.330.000,-. Adapun realisasi
penggunaannya untuk tunjangan umum.
MAK 2094.994.512211 Belanja Uang Lembur
Pagu anggaran sebesar Rp. 947.880.000,- dan realisasi sebesar Rp.
884.880.000,- terserap sampai bulan Desember 2017 sebesar 93.35%
kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu Rp. 947.880.000,-. Adapun realisasi penggunaannya untuk uang
lembur.
B. BELANJA BARANG
Pagu anggaran sebesar Rp. 45.379.475.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 43.307.159.958,- terserap 95,43% berarti hampir sama
dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 45.379.475.000,-. Realisasi penggunaannya adalah
untuk belanja keperluan perkantoran, persedian barang komsumsi,
honor operasional satuan kerja,belanja langganan listrik, air,telepon,
belanja sewa, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya
pemeliharaan peralatan dan mesin,biaya perjalanan biasa, biaya
perjalanan dinas dalam kota, biaya perjalanan dinas paket meeting
dalam kota, biaya perjalanan paket meeting luar kota, pengadaan
bahan makanan, penambah daya tahan tubuh.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
57
MAK 2094.512.521112 Belanja Pengadaan Bahan Makanan
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.680.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.679.984.515,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 100,00% sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan yaitu Rp. 1.680.000.000,- Realisasi
penggunaannya untuk bahan makanan pasien.
MAK 2094.512.521119 Belanja Barang Operasional Lainnya
Pagu anggaran sebesar Rp. 105.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 71.399.000,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 68,00% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan yaitu Rp. 105.000.000,-.
MAK 2094.512.521811 Belanja Barang Persediaan Barang Komsumsi
Pagu anggaran sebesar Rp. 23.207.843.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 22.648.667.185,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 97,59% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 23.207.843.000,-. Realisasi
penggunaannya untuk pengadaan obat-obatan, alkes habis pakai,
operasional lab., bahan radiologi, bahan CSSD, laundry, linen dan
operasional instalasi pemulasaran jenazah.
MAK 2094.512.522191 Belanja Jasa Lainya
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.039.085.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.023.227.400,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 98,47% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 1.039.085.000,-.
MAK 2094.512.523199 Belanja Pemeliharaan Lainya
Pagu anggaran sebesar Rp. 251.750.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 221.101.398,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 87,83% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 251.750.000,-.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
58
MAK 2094.994.521111 Belanja Keperluan Perkantoran
Pagu anggaran sebesar Rp. 2.160.454.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.153.392.510,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 99,67% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.160.454.000,-. Adapun
realisasi penggunaannya untuk biaya rapat, dan biaya cleaning
service.
MAK 2094.994.521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh
Pagu anggaran sebesar Rp. 2.717.490.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.636.309.370,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 97,01% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.717.490.000,-. Realisasi
penggunaannya untuk makanan penambah daya tahan tubuh petugas
medis.
MAK 2094.994.521115 Belanja Honor Operasional Satker
Pagu anggaran sebesar Rp. 513.280.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 511.811.000,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 99,71% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 513.280.000,-. Realisasi
penggunaannya untuk honor pengelola keuangan dan honor pengelola
Sistem Akuntansi Instansi (SAI), pengelola BMN, pengelola belanja
pegawai dan perangkat ULP.
MAK 2094.994.521119 Belanja Barang Operasional Lainnya
Pagu anggaran sebesar Rp. 327.230.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 296.461.275,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 90,60% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 327.230.000,-. Realisasi
penggunaannya untuk pembelian gas instalasi gizi dan pakaian dinas
pegawai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
59
MAK 2094.994.521211 Belanja Bahan
Pagu anggaran sebesar Rp. 560.600.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 514.608.884,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 91,80% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 560.600.000,-.
MAK 2094. 994.521811 Belanja Barang Persediaan Barang Komsumsi
Pagu anggaran sebesar Rp. 788.360.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 782.745.642,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 99,29% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 788.360.000,-. Realisasi
penggunaannya untuk pengadaan obat-obatan, alkes habis pakai,
operasional lab., bahan radiologi, bahan CSSD, laundry, linen dan
operasional instalasi pemulasaran jenazah.
MAK 2094.994. 522111 Belanja Langganan Listrik
Pagu anggaran sebesar Rp. 2.880.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.502.519.885,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 86,89% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.880.000.000,-. Dana
dialokasikan untuk pembayaran listrik.
MAK 2094.994.522112 Belanja Langganan Telepon
Pagu anggaran sebesar Rp. 192.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 159.084.746,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 82,86% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 192.000.000,- yang
dialokasikan untuk pembayaran telepon sampai dengan bulan
Desember.
MAK 2094.994.522113 Belanja Langganan Air
Pagu anggaran sebesar Rp. 300.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 265.875.966,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 88,63% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
60
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 300.000.000,- yang
dialokasikan untuk pembayaran air sampai dengan bulan Desember.
MAK 2094. 994.522113 Belanja Jasa Lainnya
Pagu anggaran sebesar Rp. 161.300.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 144.836.336,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 89,79% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 161.300.000,- yang
dialokasikan untuk pengelola limbah B3, monitoring kualitas
lingkungan, pembayaran labu darah PMI dan pembacaan TLD Badge.
MAK 2094.994.523111 Belanja Pemeliharaan Gedung & Bangunan
Pagu anggaran sebesar Rp. 3.117.200.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.039.261.274,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 95,66% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 3.117.200.000,- yang
dialokasikan untuk suku cadang pemeliharaan.
MAK 2094.994.523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Gedung & Bangunan
Pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 181.488.400,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 90,74% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 200.000.000,- yang
dialokasikan untuk suku cadang pemeliharaan.
MAK 2094.994.523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan & Mesin
Pagu anggaran sebesar Rp. 2.664.881.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 2.597.858.442,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 97,48% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 2.664.881.000,- yang
dialokasikan untuk pemeliharaan genset, lift, alkes dan non alkes,
kalibrasi, dan kendaraan dinas.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
61
MAK 2094.994.523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Lainnya
Pagu anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 386.335.815,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 96,58% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 400.000.000,- yang
dialokasikan untuk suku cadang pemeliharaan lainnya.
MAK 2094.994.524111 Belanja Perjalanan Biasa
Pagu anggaran sebesar Rp. 59.251.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 47.334.645,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 79,89% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan yaitu Rp. 59.251.000,-.
MAK 2094.994.524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Pagu anggaran sebesar Rp. 243.054.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 123.979.000,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 51,01% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan yaitu Rp. 243.054.000,-.
MAK 2094.994.524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting
Dalam Kota
Pagu anggaran sebesar Rp. 360.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 286.118.999,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 79,48% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan yaitu Rp. 360.000.000,-.
MAK 2094.994.524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar
Kota
Pagu anggaran sebesar Rp. 1.098.000.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 903.165.853,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 82,26% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 1.098.000.000,-.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
62
MAK 2094.994.524211 Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri
Pagu anggaran sebesar Rp. 292.700.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 129.592.418,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 44,27% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan yaitu Rp. 292.700.000,-.
C. BELANJA MODAL
Pagu anggaran sebesar Rp. 50.970.906.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 44.110.419.276,- terserap 86,54% berarti hampir sama
dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 50.970.906.000,- Realisasi penggunaannya adalah
untuk pembelian alkes, non alkes dan renovasi gedung rumah sakit.
MAK 2094.506.533121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan
Bangunan
Pagu anggaran sebesar Rp. 10.153.506.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 8.091.407.566,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 79,69% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 8.091.407.566,- yang
dialokasikan untuk renovasi gedung IGD, pembangunan poli MDR-TB,
Renovasi Poliklinik.
MAK 2094.507.532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Pagu anggaran sebesar Rp. 14.998.982.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp.13.834.927.764,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 92,24% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan yaitu Rp. 14.998.982.000,-
dialokasikan untuk pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit.
MAK 2094.507.532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Pagu anggaran sebesar Rp. 22.239.417.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp.22.040.038.946,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 99,10% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana
(RPD) yang sudah direncanakan Rp. 22.239.417.000,- dialokasikan
untuk pembelian alkes dan non alkes.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
63
Penggunaan anggaran yang berasal dari BLU dirinci sebagai berikut :
A. BELANJA BARANG
Pagu anggaran sebesar Rp. 45.155.439.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 37.578.521.474,- terserap 83,22% berarti hampir sama
dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 45.155.439.000,- Realisasi penggunaannya adalah
untuk belanja gaji dan tunjangan, belanja barang, belanja jasa, belanja
pemeliharaan dan belanja perjalanan.
MAK 2094.509.525111 Belanja Gaji & Tunjangan
Pagu anggaran sebesar Rp. 23.783.700.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp.20.885.131.526- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 87,81% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan sebesar Rp. 23.783.700.000,- dialokasikan
untuk pembayaran Remunerasi PNS.
MAK 2094.509.525112 Belanja Barang
Pagu anggaran sebesar Rp. 6.219.457.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp.4.473.848.311,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 71,93% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan sebesar Rp. 6.219.457.000,- dimana
alokasinya digunakan untuk alkes habis pakai, belanja keperluan kantor
dan bahan komputer, bahan/alat kegiatan diklit, pelaksanaan
akreditasi,pengembangan website, kegiatan penelitian dan pengkajian,
bahan operasional lainnya.
MAK 2094.509.525113 Belanja Jasa
Pagu anggaran sebesar Rp. 10.259.685.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp.11.244.131.781,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 82,55% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan sebesar Rp. 10.259.685.000,- dimana
realisasi penggunaannya untuk biaya Konsultan Auditor Independen,
kegiatan diklat, gaji pegawai honor dan kegiatan pengkajian dan
penelitian.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
64
MAK 2094.509.525114 Belanja Pemeliharaan
Pagu anggaran sebesar Rp. 707.745.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp.573.304.450,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 81,00% hampir sama dengan Rencana Penarikan Dana (RPD)
yang sudah direncanakan sebesar Rp. 707.745.000,- dimana realisasi
penggunaannya untuk pemeliharaan gedung dan bangunan.
MAK 2094.509.525115 Belanja Perjalanan
Pagu anggaran sebesar Rp. 822.771.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 402.105.406,- terserap sampai bulan Desember 2017
sebesar 48,87% kurang dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang
sudah direncanakan sebesar Rp. 822.771.000,- dimana realisasi
penggunaannya untuk perjalanan dinas dalam dan luar kota.
B. BELANJA MODAL
Pagu anggaran sebesar Rp. 5.961.001.000,- dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 5.867.886.152,- terserap 98,44% berarti hampir sama
dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan
yaitu sebesar Rp. 5.961.001.000,- Realisasi penggunaannya adalah
untuk pembangunan jalan, pembelian alkes dan non alkes
c. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sumber Daya Sarana dan Prasarana pada tahun 2017 dari data Barang
Milik Negara (BMN) diuraikan sebagai berikut :
BMN INTRAKOMPTABLE
Saldo Awal (1 januari 2017) : Rp 280.050.379.992
Penambahan : Rp 134.569.661.353
Pengurangan : Rp 18.606.430.863
Saldo Akhir (31 Desember 2017) Rp 396.013.610.482
BMN EKSTRAKOMPTABLE
Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp 263.632.095
Penambahan : Rp 10.241.415
Pengurangan : Rp -
Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp 273.873.510
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
65
BMN GABUNGAN (INTRAKOMPTABLE DAN EKSTRAKOMPTABLE)
Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp 280.314.012.087
Penambahan : Rp 134.579.902.768
Pengurangan : Rp 18.606.430.863
Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp 396.287.483.992
BMN ASET TAK BERWUJUD
Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp 428.723.294
Penambahan : Rp 104.984.000
Pengurangan : Rp -
Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp 533.707.294
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Saldo Awal (1 Januari 2017) : Rp -
Penambahan : Rp -
KDP yang menjadi aset definitif : Rp -
Saldo Akhir (31 Desember 2017) : Rp -
C. Realisasi Anggaran
Tabel 3.6
Realisasi Anggaran RSPI Sulianti Saroso Tahun 2017
No Uraian Kegiatan Pagu Realisasi
(SP2D) %
Capaian Awal Revisi
BELANJA RM
1 Belanja Pegawai 33.254.436.000 33.254.436.000 30.930.726.293 93,01%
2 Belanja Barang 50.079.475.000 45.379.475.000 43.307.159.958 95,43%
3 Belanja Modal 35.839.650.000 47.391.905.000 43.966.374.276 92,77%
Sub Total (RM) 119.173.561.000 126.025.816.000 118.204.260.527 93,79%
BELANJA BLU
1 Belanja Pegawai - - - -
2 Belanja Barang 34.000.000.000 45.155.439.000 37.578.521.474 83,22%
3 Belanja Modal 1.000.000.000 5.961.001.000 5.867.886.152 98,44%
Sub Total (BLU) 35.000.000.000 51.116.440.000 43.446.407.626 84,99%
TOTAL (RM +
BLU) 154.173.561.000 177.142.256.000 161.650.668.153 91,25%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
66
Adapun realisasi RSPI Sulianti Saroso sampai dengan bulan Desember
2017 adalah sebagai berikut:
1. Pagu Anggaran DIPA 2017 sebesar Rp. 177.142.256.000,- realisasi
sebesar Rp. 161.650.668.153 atau terserap 91,25 % berarti kurang
dari Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
sebesar Rp. 177.142.256.000,- namun masih dalam batas kewajaran.
2. Pagu anggaran belanja pegawai sebesar Rp. 33.254.436.000,- realisasi
sebesar Rp. 30.930.726.293,- atau terserap 93,01% berarti hampir
sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 33.254.436.000,-
3. Pagu anggaran belanja barang sebesar Rp. 90.534.914.000,- realisasi
sebesar Rp. 80.885.681.432,- atau terserap 89,34% berarti hampir
sesuai dengan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah
direncanakan yaitu sebesar Rp. 90.534.914.000,- namun masih dalam
batas kewajaran.
4. Pagu anggaran belanja modal sebesar Rp. 53.352.906.000,- realisasi
sebesar Rp. 49.834.260.428,- atau terserap 93,40% berarti kurang dari
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang sudah direncanakan yaitu
sebesar Rp. 53.352.906.000,-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
67
BAB IV
PENUTUP
Kinerja RSPI Sulianti Saroso sebagai Badan Layanan Umum bidang
kesehatan tahun 2017 dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan
dan penelitian dapat dilihat melalui hasil pengukuran capaian target tiap-tiap
indikator yang mendukung sasaran strategis sesuai dengan dokumen Rencana
Strategis Bisnis RSPI Sulianti Saroso Tahun 2015-2019 serta dari capaian
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi di tiap-tiap
unit kerja. Pada umumnya kinerja pelaksana kegiatan yang mendukung program-
program yang ada sebagian besar telah mencapai target yang telah
direncanakan, adapun penyebab kegagalan yang terjadi antara lain karena
kurangnya dukungan anggaran yang didapat.
Keberhasilan yang telah diraih pada tahun 2017 agar dipertahankan dan
bila mungkin ditingkatkan serta menjadi tolak ukur bagi pelaksana kegiatan-
kegiatan di masa mendatang. Selain itu diharapkan seluruh unit kerja yang ada
di RSPI Sulianti Saroso senantiasa bekerja secara efektif dan efisien. Terkait hal-
hal yang menghambat tercapainya target, agar segera ditemukan solusi serta
alternatif penyelesaiannya dengan mengedepankan profesionalisme sebuah
lembaga negara yang akuntabel.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSPI Sulianti Saroso ini selain merupakan
media pertanggungjawaban kinerja, juga diharapkan dapat digunakan sebagai
alat komunikasi dan bahan masukan bagi para pemangku jabatan baik
dilingkungan RSPI Sulianti Saroso maupun di tingkat Kementerian Kesehatan RI
dalam rangka peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
68
Lampiran 1
Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
69
Lampiran 2
Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
71
Lampiran 3 Kamus indikator Kinerja
KPI-1 : Kepuasan Pasien
Perspektif Stakeholder
Sasaran
Strategis
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Kepuasan Pasien
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan stakeholder
Definisi
operasional
Kepuasan Stakeholder adalah pernyataan tentang persepsi
stakeholder terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
RS. Kepuasan stakeholder dapat dicapai apabila pelayanan yang
diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat
diketahui dengan melakukan survey kepuasan stakeholder untuk
mengetahui tingkat kepuasan stakeholder berdasarkan penilaian
SERVQUAL yang meliputi Realibility, Assurance,Tangible, Emphaty,
Responsiveness (RATER). Stakeholder yang dimaksud adalah
pasien. Survey dilakukan 1 tahun sekali.
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode
Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pasien yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di survey
Inklusi Pasien rawat inap yang telah dirawat inap 2 x 24 jam
Pasien rawat jalan yang telah berkunjung lebih dari 1 kali
Eksklusi Pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar dan pasien anak yang
belum mengerti survey
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pelanggan yang disurvey x 100%
Jumlah seluruh pasien yang di survey
Wilayah
Pengamatan
Rawat Inap & Rawat Jalan
Bobot KPI 5 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
72
Sumber Data Hasil survey kepuasan pelanggan
Standar /
Target
2015 2016 2017 2018 2019
65% 70% 75% 80% 85%
PIC Bagian P&A, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
KPI-2 : Kepuasan Staff
Perspektif Stakeholder
Sasaran
Strategis
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Kepuasan Staff
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan staff
Definisi
operasional
Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap
jasa pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan staff. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan
survey kepuasan staff.
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode
Analisa
Tahunan
Numerator Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh staff
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang disurvey X
100 Jumlah seluruh staff
Wilayah
Pengamatan
Seluruh unit kerja
Bobot KPI 3%
Sumber Data Hasil survey kepuasan staff
Standar /
Target
2015 2016 2017 2018 2019
65 % 70% 75% 80% 85%
PIC Bagian Perencanaan dan Anggaran, Bagian Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
73
KPI-3 : Kepuasan Peserta Didik
Perspektif Stakeholder
Sasaran
Strategis
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Kepuasan Peserta Didik
Tujuan Terwujudnya kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan
di RSPI Sulianti Saroso
Definisi
operasional
Peningkatan kepuasan peserta didik selama menempuh pendidikan
di RSPI Sulianti Saroso , terhadap:
d. keandalan tenaga pendidik ( dokter pendidik, klinis, staf medis,
clinical instructor,
e. daya tanggap instalasi diklat dalam memberikan jasa dengan
cepat dan tepat serta mengatas keluhan
f. kepastian instalasi diklat dalam memberikan jasa pendidikan
sesuai kualitas yang dijanjikan
g. penampilan fasilitas fisik sarana dan prararana (berupa
kelengkapan, kebersihan, cara penataan)
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode
Analisa
Tahunan
Numerator Tingkat kepuasan peserta didik terhadap keandalan tenaga
pendidik( dokter klinis, staf medis, clinical instructor)
Tingkat kepuasan peserta didik terhadap daya tanggap instalasi
diklat dalam memberikan jasa dengan cepat dan teoat serta
mengatasi keluhan
Tingkat kepuasan peserta didik terhadap kepastian instalasi
diklat dalam memberikan jasa pendidikan sesuai kualitas yang
dijanjikan
Tingkat kepuasan peserta didik terhadap penampilan fasilitas
fisik sarana dan prararana (berupa kelengkapan, kebersihan,
cara penataan)
Denominator 1 (satu) tahun
Formula Tingkat kepuasan peserta didik/tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
74
Bobot KPI 3%
Diklat Diklat
Standar /
Target
(meningkat 5%
setiap tahun
dari hasil
survey yang
akan
dilaksanakan
tahun 2015)
2015 2016 2017 2018 2019
Survey
2015
+ 5% + 5% + 5% + 5%
PIC Instalasi Diklat
KPI - 4 : Persentase (%) Komplain Yang Ditindaklanjuti
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Judul KPI Persentase (%) Komplain Yang Ditindaklanjuti
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi
operasional
Penanganan pengaduan/komplain adalah jumlah pengaduan/komplain
tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan
telah direspon/ditindaklanjuti oleh manajemen rumah sakit dalam
periode satu tahun, dibandingkan dengan jumlah semua
pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan dalam periode tahun
yang sama
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan
Periode Analisa Triwulanan
Numerator Jumlah komplain yang ditindaklanjuti oleh manajemen
Denominator Jumlah seluruh complain yang diterima baik melalui sms, kotak
saran ataupun melalui customer service
Inklusi Seluruh complain tertulis yang disampaikan oleh pasien
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
75
Eksklusi Seluruh complain tidak tertulis yang disampaikan oleh pasien
Formula Jumlah komplain yang ditindaklanjuti oleh manajemen
Jumlah seluruh complain yang diterima baik melalui sms,
kotak saran ataupun melalui customer service
Target Sampel &
Ukuran Sampel
Seluruh complain tertulis
Wilayah
pengamatan
Humas dan Customer Care
Bobot KPI 5%
Sumber Data Humas dan Customer Care
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Humas dan Customer Care
KPI 5- Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya peran strategis sebagai pusat infeksi Nasional
Judul KPI Jumlah RS Regional Pelayanan Infeksi
Dimensi Mutu Akses, Kesinambungan, dan Jejaring RegionalPelayananPenyakit
Infeksi
Tujuan Terselenggaranya Pembinaan pada fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya dalam rangka peningkatan akses dan peningkatan kualitas
pelayanan penyakit infeksi
Definisi
operasional
Rumah Sakit Regional adalah rumah sakit yang berada di sekitar
Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) yang akan dijadikan sister
hospitalatau Jejaring dalam rangka peyelenggaraan pelayanan penyakit
infeksi. RSPImemberikan sharring pembinaan kepada rumah sakit
regional dalam hal: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
khususnya mengenai:Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),
penanganan pasien isolasi PINERE.
Frekuensi 1 Tahun
Periode Analisa 1 Tahun
X 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
76
Formula Jumlah RS yang menjadi Regional Pelayanan Infeksi
Bobot KPI 4 %
Sumber Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
0 1 1 2 2
PIC Direktur Medik dan Keperawatan
KPI 6- Angka HAIs
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya peran strategis sebagai pusat infeksi Nasional
Judul KPI Angka HAI’s
Dimensi Mutu Efektivitas dan Keselamatan Pasien
Tujuan Terwujudnya penurunan angka HAI’s
Definisi operasional Healthcare-associated infections” (HAIs) adalah kejadian
infeksi difasilitas pelayanan kesehatan baik pada pasien,
pengunjung, ataupun petugas kesehatan akibat tindakan
medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak sesuai
prosedur.
Angka HAIs adalah jumlah kejadian infeksi di rumah sakit
sesuai dengan kriteria masing-masing
Adapun HAIs terdiri dari sebagai berikut :
5. IADP (Infeksi Aliran Darah Primer);
6. VAP (Ventilator associated Pneumonia) ;
7. ISK (Infeksi Saluran Kemih);
8. IDO (Infeksi Daerah Operasi).
Definisi masing – masing terlampir dalam kamus indicator
Frekuensi Pengumpulan
Data
Harian
Periode Analisa Bulanan
Numerator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Denominator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Formula Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
77
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Rawat Inap, ICU, OK, IGD
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
Baseline Baseline 10% 10% 10%
PIC Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KPI 7- Jumlah layanan Unggulan Penyakit Infeksi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Layanan Unggulan Infeksi termasuk PINERE
Judul KPI Jumlah Layanan Unggulan Penyakit Infeksi
Dimensi Mutu Efektivitas dan kualitas Pelayanan unggulan Penyakit Infeksi
Tujuan Terselenggaranya layanan unggulan penyakit infeksi yang
berkualitas
Definisi operasional Layanan Unggulan Penyakit Infeksi adalah suatu kegiatan
pemberian pelayanan penyakit infeksi yang sesuai dengan
standar pelayanan terkini
Yang menjadi unggulan penyakit Infeksi adalah:
7. TB-HIV
8. Difteri
9. Toxoplasmosis
10. Demam Dengue
11. Rabies
12. PINERE
Frekuensi 1 Tahun
Periode Analisa 1 Tahun
Numerator Jumlah penyakit infeksi yang diunggulkan
Denominator Jumlah seluruh penyakit infeksi yang diunggulkan
Formula Jumlah penyakit infeksi yang diunggulkan
Jumlah seluruh penyakit infeksi yang diunggulkan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data SMF
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
2 2 2 2 2
PIC Kepala SMF terkait
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
78
KPI 8- Persentase (%) Capaian Indikator BBT
Perspektif Internal Business Process
Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan Bank Bahan Biologi Tersimpan (BBT)
berbasis biosafety dan biosecurity
Judul KPI Persentase (%) Capaian Indikator Bahan Biologi Tersimpan
Dimensi Mutu kualitas, keamanan dan aksesibilitas sesuai standar akreditasi
internasional
Tujuan Terselenggaranya fasilitas bahan biologi tersimpan sebagai
sumber daya hayati yang dapat didayagunakan dalam penelitian
dan pendidikan
Definisi operasional Persentase jumlah BBT yang disimpan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Sesuai jumlah sampel penelitian yang ada
Periode Analisa 3 bulanan
Numerator Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang tersimpan
Denominator Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang tersimpan dengan
hasil pemeriksaan positif
Formula Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang
tersimpan dengan hasil pemeriksaan positif
Jumlah sampel suatu mikroorganisme yang
tersimpan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Laboratorium pelayanan & penelitian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Dir. PPI&PM
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
79
KPI 9- Jumlah kajian / clinical research yang memanfaatkan data dan BBT
Perspektif Internal Business Process
Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan Bank BBT berbasis biosafety dan
biosecurity
Judul KPI Jumlah kajian / penelitian ( clinical research) yang memanfaatkan
data dan BBT
Dimensi Mutu Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam bentuk basic research,
translational research dan atau dipublikasikan
Tujuan Mendapatkan hasil penelitian dalam bentuk basic research dan
translational research
Definisi operasional Peningkatan jumlah kajian / penelitian yang menggunakan data
informasi BBT dan BBT (berupa spesimen (yang berupa spesimen
murni, isolat, DNA/RNA) yang diambil dari pasien klinis yang
diperlakukan sebagai BBT, dan ditujukan untuk mendapatkan hasil
peneltiian dalam bentuk basic research & translational research
Frekuensi
Pengumpulan Data
Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan
Periode Analisa Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan
Numerator Banyaknya clinical research yang memanfaatkan BBT
Denominator 1 tahun
Formula Banyaknya clinical research yang memanfaatkan BBT dalam 1
tahun
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Laporan laboratorium khusus penelitian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
2 2 2 3 3
PIC Dir. PPI&PM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
80
KPI 10- Hasil Kajian/ Penelitian Translational yang diaplikasikan pada
Standar Pelayanan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan RS untuk kajian dan penelitian
Judul KPI Hasil kajian/penelitian Translational yang diaplikasikan pada standar
pelayanan
Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji linik
Tujuan Hasil kajian/penelitian Translational dapat diaplikasikan pada
standar pelayanan
Definisi operasional Peningkatan jumlah kajian & penelitian yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan masukan penyusunan Norma Standar Prosedur
Kriteria / NSPK (translational research)
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa 6 bulanan
Numerator Jumlah kajian &penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
masukan penyusunan NSPK
Denominator Jumlah seluruhkajian &penelitian di RSPISS
Formula Jumlah kajian &penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
masukan penyusunan NSPKdibagi Jumlah seluruhkajian
&penelitian di RSPISS
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Direktorat PPIPM
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
2 0 4 5 6
PIC Dir. PPI&PM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
81
KPI 11- Jumlah Kajian/ Penelitian yang dipublikasikan Nasional dan
Internasional
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya penguatan RS untuk kajian dan penelitian
Judul KPI Jumlah Kajian / Penelitian yang dipublikasikan nasional dan
internasional
Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji linik
Tujuan Penelitian yang dipublikasikan nasional dan internasional
Definisi operasional Banyaknya hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan
internansional
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa 6 bulanan
Numerator Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik nasional dan
internasional
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan nasional dalam 1
tahun ditambah jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan
internasional dalam 1 tahun
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Direktorat PPIPM
Target 2015 2016 2017 2018 2019
Nasional
Internasional
3
1
3
2
5
3
6
3
8
3
PIC Dir. PPI&PM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
82
KPI 12- penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan
Penelitian
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan
penelitian
Judul KPI Penerapan modul Infeksi Terintegrasi Pendidikan, Pelayanan dan
Penelitian
Dimensi Mutu Efektifitas pelayanan dan keselamatan pasien
Tujuan Mengoptimalkan fungsi RSPI sebagai rumah sakit pendidikan penyakit
infeksi
Definisi
operasional
Modul pendidikan dibidang infeksi yang disusun berbasis AHS yang
terintegrasi pelayanan dan penelitian , serta dapat diimplementasikan
dalam pemberian pelayanan
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode Analisa Satu tahun
Numerator Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi
Denominator Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi berbasis AHS yang
terintegrasi pelayanan dan penelitian, yang dapat dimplementasikan
dalam pemberian pelayanan
Formula Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi x 100 %
Jumlah modul pendidikan di bidang infeksi berbasis AHS
yang terintegrasi pelayanan dan penelitian, yang dapat
diimplementasikan dalam pemberian pelayanan
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Instalasi Diklat, SMF, Ins Penelitian
Target 2015 2016 2017 2018 2019
70% 75% 80% 80% 80%
PIC Dit PPI PM, Dit M & K
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
83
KPI 13 - % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi
dengan kualitas yang baik
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan
penelitian
Judul KPI % Peserta didik yang berhasil menangani kasus sulit infeksi dengan
kualitas yang baik
Dimensi Mutu Peserta didik berhasil manangani kasus sulit infeksi dengan baik
sesuai standar pelayanan medis
Tujuan Peserta didik mampu menangani dengan baik kasus sulit infeksi
sesuai standar pelayanan medis
Definisi
operasional
% peserta didik yang dapat menangani dengan baik sesuai standar
pelayanan medik, kasus penyakit infeksi dengan komplikasi yang
memerlukan penanganan berbagai disiplin ilmu dan atau ditentukan
oleh dokter yang merawat
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Tahunan
Periode Analisa Tahunan
Numerator Jumlah peserta didik yang dapat menangani
kasus infeksi sulit sesuai standar pelayanan medik
Denominator Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penanganan kasus infeksi
sulit
Formula = Jumlah peserta didik yang dapat menangani
kasus infeksi sulit sesuai standar pelayanan medik X 100%
Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penanganan
kasus infeksi sulit
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Instalasi Diklat, SMF
Target 2015 2016 2017 2018 2019
60% 70% 75% 80% 85%
PIC Ka.Instalasi Diklat, Ka SMF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
84
KPI 14- Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (pelayanan,
penelitian dan pendidikan)
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya integrasi pendidikan berbasis AHS, pelayanan dan
penelitian
Judul KPI Jumlah jenis kasus sulit baru yang menjadi model (pelayanan,
penelitian dan pendidikan)
Dimensi Mutu Penanganan kasus sulit baru penyakit infeksi yang menjadi
model untuk peserta didik
Tujuan Menjadikan RSPI sebagai pioneer/pemrakarsa model (yan, lit,
Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,
dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai
disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat,
yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru penyakit
infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Definisi operasional Kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang ditemukan,
dengan komplikasi yang memerlukan penanganan berbagai
disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang merawat,
yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru penyakit
infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa Satu tahun
Numerator Jumlah kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang
ditemukan, dengan komplikasi yang memerlukan penanganan
berbagai disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang
merawat, yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru
penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah kasus penyakit infeksi yang baru muncul atau jarang
ditemukan, dengan komplikasi yang memerlukan penanganan
berbagai disiplin ilmu, dan atau ditentukan oleh dokter yang
merawat, yang menjadi contoh penanganan kasus sulit baru
penyakit infeksi bagi pendidikan, penelitian dan pelayanan dalam
1 tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
85
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Diklat, SMF
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
1 1 1 1 1
PIC Ka. Instalasi Diklat, Ka. SMF
KPI 15- RS Terakreditasi Nasional dan Internasional
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis Good
Clinical Governance
Judul KPI RS Terakreditasi Nasionaldan Internasional
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan - Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang terstandar
Akreditasi Nasional danInternasional
- Untuk Meningkatkan budaya keselamatan dan budaya mutu di
rumah sakit
Definisi operasional Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga
independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non
pemerintah, melakukan assesmen terhadap rumah sakit
berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang
telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah
karena telah memenuhi standar pelayanan dan managemen yang
ditetapkan. Pelaksana akreditasi RS nasional adalah KARS (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit) yang merupakan suatu lembaga
independen dalam negeri. Sedangkan pelaksanan akreditasi
internasional adalah JCI (Joint Commission International) adalah
merupakan badan akreditasi non profit yang berpusat di Amerika
Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai standar performa para
pemberi pelayanan kesehatan.
Serta Sistem Manajemen Terstandarisasi Internasional adalah sistem
dimana baik peralatan, pelayanan yang diberikan berstandar
internasional antara lain mengupayakan umpan balik baik positif
maupun negatif dari customer secara langsung. Beberapa standar yang
harus dipenuhi adalah proses komunikasi berjalan dengan baik dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
86
efektif sesuai dengan sasaran sistem dan komitmen manajemen antara
lain Radiologi (Quattro), Laboratorium (ISO), Farmasi, Gizi dll
Standar Akreditasi Nasional yaitu :
5. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
6. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
7. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
8. Kelompok Sasaran MDGs (Millenium Development Goals) :
Tambahan untuk penilaian akreditasi nasional : Penurunan angka
kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu, Penurunan angka
kesakitan HIV/AIDS, Penurunan angka kesakitan TB).
Standar Akreditasi Internasional yaitu :
4. Kelompok Standar Fokus pada Pasien;
5. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit;
6. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien;
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 Tahunan
Periode Analisa 3 Tahun
Formula Sesuai standar masing- masing
Wilayah
Pengamatan
Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen
Standar / Target Lulus Paripurna
2015
Nasional
2016
Internasional
2017
-
2018
Nasional
2019
Internasional
PIC KomiteMutu dan Keselamatan Pasien , Seluruh Ka. Instalasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
87
KPI 16- % capaian indikator medik
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis
Good Clinical Governance
Judul KPI Persen (%) Capaian Indikator Medik
Dimensi Mutu Efektivitas dan Keselamatan Pasien
Tujuan Terselenggaranyakualitas pelayanan berbasis good clinical
governance
Definisi operasional Indikator medik adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai
sejauhmana kualitas pelayanan dilaksanakan di unit pelayanan
RSPI Indikator medik meliputi sbb:
3. SMF Paru : Complete treatment TB, Cure Rate TB
4. SMF Anak : Penggunaan anti biotika pada Diare
Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator
klinik.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Triwulan
Numerator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Denominator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Formula Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Semua unit pelayanan
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
80% 80% 85% 85% 85%
PIC Ka SMF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
88
KPI 17- Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen RS yang profesional berbasis
Good Clinical Governance
Judul KPI Temuan Audit Klinik yang ditindaklanjuti
Dimensi Mutu Efektivitas, perbaikan mutu dan Keselamatan Pasien
Tujuan Terselenggaranya kualitas pelayanan berbasis good clinical
governance
Definisi operasional Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
berkas rekam medisnya ataupun observasi secara langsung yang
dilakukan oleh profesi. Audit klinik ini tidak hanya menghitung
produktivitas pelayanan ataupun jenis pemeriksaan, namun lebih
berfokus dalam usaha peningkatan mutu pelayanan. Audit Klinik yang
dilaksanakan di RSPI Prof. Sulianti Saroso meliputi :
1. Audit Medik : Kematian Pasien ≤8 jam di gawat darurat, Nett Death
Rate, Kepatuhan terhadap panduan praktek klinik, Tingkat ketepatan
Rujukan, Kejadian Kematian Ibu karena Persalinan,Ketidaksesuaian
diagnosis pra dan pasca operasi,Kepatuhan penggunaan
formularium,Waktu tunggu hasil test pemeriksaan penunjang
kritis,Penggunaan antibiotik profilaksis 30 menit – 1 jam sebelum
pembedahan
2. Audit Keperawatan ( Keselamatan Pasien, Keterbatasan Perawatan
Diri, Kenyamanan Pasien, Kepuasan Pasien dan Keluarga, Kejadian
Kecemasan , Tingkat Pengetahuan)
Definisi masing – masing indikator terlampir dalam kamus indikator
klinik RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Triwulan
Numerator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Denominator Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Formula Sesuai lampiran ( masing – masing indikator )
Bobot KPI 5 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
89
Sumber Data Semua unit pelayanan
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
100% 100% 100% 100% 100%
PIC Ka Instalasi masing-masing atau Ka SMF, Ka. Bidang
Keperawatan
KPI -18 : % Staf dengan kompetensi yang sesuai
Perspektif Learning & Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM
Judul KPI % Staf dengan kompetensi yang sesuai
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Untuk memastikan ketepatan penempatan staf sesuai dengan
kompetensinya
Definisi operasional Staf dengan kompetensi sesuai adalah penempatan staf yang
memiliki kompetensi sesuai dengan analisa jabatan (job
analysis).
Kompetensi merupakan pengetahuan, skill dan pengalaman
yang dibutuhkan oleh staf dalam menyelesaikan tugas
kedinasannya.
Kompetensi yang dimaksud mengacu kepada Direktori
Kompetensi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Analisa Jabatan adalah proses, metode dan teknik utnutk
memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi
jabatan dan disajikan untuk kepentingan program
kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi,
tata laksana pengawasan dan akuntabilitas.
Staf yang dimaksud adalah seluruh pegawai, baik tetap
maupun tidak tetap yang bekerja di RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap 6 bulan
Periode Analisa Tiap 6 bulan
Numerator Jumlah staf yang memenuhi standar kompetensi
Denominator Jumlah seluruh staf
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
90
Inklusi Seluruh staf
Formula Jumlah staf yang memenuhi standar kompetensi X
100% Jumlah seluruh staf
Wilayah Pengamatan Seluruh unit di RSPI Sulianti Saroso
Bobot KPI 4 %
Sumber Data Data Kepegawaian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
60% 65% 70% 80% 90%
PIC Bagian Umum
KPI- 19 : Indeks Budaya Korporat
Perspektif Learning & Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya budaya korporat
Judul KPI Indeks Budaya Korporat
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi
Tujuan Meningkatkan budaya menolong
Definisi operasional Indeks budaya korporat adalah pengukuran tingkat penerapan
nilai-nilai budaya menolong, ramah, sapa oleh setiap individu
dalam setiap job posisi dikalikan bobot.
Tingkat Penerapan Budaya % Jumlah individu
Sangat dibawah standar
Dibawah standar
Sesuai standar
Diatas standar
Sangat diatas standar
Performance Index Score
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Bulanan
Formula ∑ ( individu dengan tingkat budaya x bobot tingkat penerapan
budaya ) dikali 100 %
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Data Kepegawaian
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
91
80% 80% 80% 80% 80%
PIC Bagian Umum
KPI – 20 : Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan serta SarFas sesuai dengan best practice
Judul KPI Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana
Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, efektifitas, efisiensi dan
keselamatan
Tujuan Ketersediaan sarana dan fasilitas yang siap pakai,
tersedia dan berkinerja baik.
Definisi Operasional Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3
aspek yaitu : Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas.
Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan
jumlah hari alat beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb
direncanakan beroperasi.
Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang
ada dibagi kemampuan ideal alat.
Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang
dihasilkan oleh suatu alat dibagi dengan total keluaran
dari alat tersebut.
Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply,
Air, Gas Medis, Lift, Laundry
Frekwensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa Bulanan
Inklusi Peralatan yang menyangkut Utilitas Rumah Sakit
Eksklusi Peralatan yang rusak dan akan dihapuskan
Formula OEE (Overal Equipment Effectiviness) = Ka x Ki x Ku
Wilayah Pengamatan Lingkungan RSPI Sulianti Saroso
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Laporan Pengujian Hasil Pemeliharaan, Catatan Data
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
92
60% 60% 70% 75% 80%
PIC IPS-RS, Bag. Umum, Inst. Laundry dan CSSD
KPI – 21 : Tingkat Penilaian Proper
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan serta SarFas sesuai dengan best practice
Judul KPI Tingkat Penilaian Proper
Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, kesinambungan, efektifitas,
efisiensi, ketepatan waktu, manfaat dan keselamatan
Tujuan 1. Bagi pemerintah
- Sebagai instrument kebijakan untuk mendorong
perusahaan taat terhadap peraturan terkait lingkungan
hidup
2. Bagi perusahaan (Rumah sakit)
- Meningkatkan citra dan reputasi kinerja yang lebih baik
dalam pengelolaan lingkungan hidup
3. Bagi Investor (Kemenkes)
- Informasi kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan
(rumah sakit)
4. Bagi masyarakat
- Ruang untuk pelibatan public dalam pengelolaan
lingkungan
Defenisi Operasional Tingkat Penilaian Proper adalah Instrument kebijakan
alternatif untuk mendorong penaatan dan kepedulian
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui
penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan
perusahaan kepada publik dan stakeholder.
Peringkat BIRU diberikan kepada penanggung jawab
usaha dan / atau kegiatan yang telah melakukan upaya
pengelolaan lingkungan sesuai dengan persyaratan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Peringkat HIJAU diberikan kepada penanggung jawab
usaha dan / atau kegiatan yang telah melakukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
93
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan
dalam peraturan (beyond compliance) melalui
pelaksanaan system manajemen lingkungan,
pemanfaatan sumber daya secara efisien dan melakukan
upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik.
Frekwensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa Tahunan
Numerator Tingkat ketaatan perusahaan (rumah sakit) terhadap
ketentuan proper
Denominator seluruh aspek penilaian memenuhi ketentuan proper
Inklusi 1. Dokumen lingkungan
a. Pengesahan dokumen lingkungan / AMDAL
b. Daftar dampak penting yang dikelola (matriks RKL dan
RPL)
c. Kewajiban (PPA, PPU, PLB3, batasan kapasitas
produksi)
d. Bukti pelaporan dan tanda terima pengiriman dokumen
UKL-UPL
2. Pengendalian pencemaran air
a. Pengisian matriks PPA
b. Salinan ijin pembuangan air limbah (IPLC)
c. Salinan sertifikt hasil uji sampling limbah cair selama 1
tahun penilaian.
d. Salinan bukti pelaporan pelaksanaan pengendalian
pecemaran air ke Instansi Lingkungan hidup di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Lingkungan
Hidup
e. Layout saluran air limbah dan drainase (dilengkapi
dengan foto)
f. Foto flowmeter/alat ukur debit pada seluruh saluran outlet
g. Salinan logbook pemantauan pH dan debit harian
h. Neraca air limbah
i. Salinan data produksi bulanan
3. Pengendalian pencemaran udara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
94
a. Pengisian matriks PPU
b. Salinan sertifikat hasil uji periode 1 tahun penilaian:
- Emisi seluruh cerobong asap
- Kualitas udara ambient
- Tingkat kebisingan, kebauan, dan getaran
c. Salinan bukti pelaporan pelaksanaan pengendalian
pencemaran udara ke instansi lingkungan hidup di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Lingkungan
Hidup
d. Foto seluruh cerobong dan sarana pendukungnya serta
dilengkapi dengan titik koordinat
e. Salinan logbook waktu pengoperasian seluruh sumber
emisi periode 1 tahun penilaian.
f. Bukti perhitungan dan acuan peraturan perhitungan
beban emisi
4. Pengelolaan limbah B3
a. Neraca Limbah B3 periode 1 tahun penilaian.
b. Copy surat penyampaian laporan triwulan (bukti tanda
terima/pengiriman)
c. Perizinan Pengelolaan Limbah B3:
- Copy Sk Perizinan Pengelolaan Limbah B3
(Penyimpanan Sementara dan Insinerator); atau
- Copy Surat Pengajuan Izin (jika baru mengajukan izin);
atau
- Status permohonan izin (BA verifikasi/rapat /surat
balasan dari BLH/KLH
d. Foto-foto yang berhubungan dengan persyaratan teknis
yang tertuang dalam izin (Penyimpanan
sementara/incinerator)
e. Copy hasil uji laboratorium yang diwajibkan dalam
pengelolaan limbah B3 (uji emisi incinerator).
f. Pegelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga :
- Copy surat perizinan pihak ketiga dari KLH/BLH
- Copy Surat Kontrak Kerja sama antara penghasil dan
pihak ketiga (pengumpul / pengolah / pemanfaat/
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
95
penimbun)
- Copy surat pernyataan dari pihak ketiga (pengumpul /
pengolah / pemanfaat/ penimbun)
- Menyampaikan copy surat rekomendasi pengangkutan
limbah B3 yang diterbitkan oleh KLH
- Menyampaikan izin pengangkutan limbah B3 yang
diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan
- Surat pernyataan dari pihak pengangkut yang
menyatakan tidak sedang dalam masalah pencemaran
lingkungan
5. Pelaporan Pengelolaan Lingkungan
a. Softcopy Dokumen RKL / RPL
b. Softcopy peta rencana dan realisasi untuk semua lokasi
yang dinilai
6. Melakukan perhitungan Beban Pencemaran
Rumus Beban pencemaran = Konsentrasi parameter X
Debit bulanan
Beban pencemaran dibuat satuan kg beban pencemaran.
7. System manajemen lingkungan
a. Kebijakan lingkungan
b. Perencanaan
c. Implementasi
d. Checking dan corrective action
e. Review oleh manajemen
f. Rentang waktu
g. Sertifikasi
8. Pemanfaatan sumber daya (efisiensi energy,
pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, 3R limbah
padat non B3, pengurangan pencemar udara, konservasi
air, perlindungan keanekaragaman hayati)
a. Kebijakan energy
b. Struktur dan tanggung jawab
c. Perencanaan
d. Audit energy
e. Pelatihan / kompetensi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
96
f. Pelaporan
g. Benchmarking
h. Implementasi program
9. Pemberdayaan masyarakat
a. Kebijakan pengembangan masyakat.
b. Struktur dan tanggung jawab
c. Alokasi dana pengembangan masyarakat
d. Perencanaan
e. Implementasi
f. Monitoring dan evaluasi
g. Hubungan social (internal dan eksternal)
h. Publikasi dan penghargaan
10. Penyusunan dokumen ringkasan kinerja pengelolaan
lingkungan
a. Substansi
b. Additionalitas
Formula Pemenuhan aspek penilaian proper selama 1 tahun
Target sampel &
ukuran sampel
Limbah cair 12 sampel, udara ambient 8 sampel, emisi
incinerator 2 sampel, emisi genset 2 sampel, kendaraan
dinas 10 sampel, uji toksisitas abu 1 sampel,
Wilayah Pengamatan IPAL, incinerator, genset, lingkungan RSPI Sulianti
Saroso
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Laporan Triwulan (neraca limbah, debit dan swapantau,
kualitas udara),
Laporan Semester (laporan implementasi RKL-RPL)
Sertifikat hasil uji laboratorium,
Dokumen Perijinan, MOU, AMDAL, Berita Acara
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
Biru Biru Biru Biru Hijau
PIC Instalasi Kesehatan Lingkungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
97
KPI – 22 : Level IT teritegrasi
Perspektif Learning and Growth
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen IT sesuai best practice
Judul KPI Level IT teritegrasi
Dimensi Mutu Kelayakan, ketersediaan, efektifitas, efisiensi,
kesinambungan, ketepatan waktu, manfaat dan keselamatan
Tujuan Terwujudnya sistem informasi rumah sakit terintegrasi sesuai
best practice.
Definisi
Operasional
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai
tingkatan atau klasifikasi kemapanan sistem informasi
terintegrasi yang dijelaskan sbb :
Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform
terpasang, system informasi disiapkan untuk (a) sistem
rawat jalan terintegrasi dengan admisi, rawat inap, billing
system serta instalasi penunjang diagnostik
Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi
instalasi rawat inap, penunjang diagnostik dan back-office
(keuangan, SDM dll) sehingga seluruh system saling
terhubung dan memudahkan perawatan dan
pemeliharaannya
Standar/ Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform
lebih mendukung operasional rumah sakit misal aset/ BMN,
e-clinical HR, e-Planning, e-Procurement
Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform
mengacu pada kemampuan otomatisasi manajemen,
peningkatan keamanan dan kebijakan yang memungkinkan
self povisioning sebagai suatu system dashboard.
Frekwensi
Pengumpulan
Data
Bulanan dan Tahunan
Periode Analisa Bulanan dan Tahunan
Inklusi Seluruh unit pelayanan yang membutuhkan SIMRS
Wilayah
Pengamatan
Lingkungan RSPI Sulianti Saroso
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
98
Bobot KPI 3 %
Sumber Data Laporan Progress Pengembangan SIM-RS, Catatan Data
Standar/ Target 2015 2016 2017 2018 2019
Masterplan Siloed–1 Siloed–2 Siloed–2 Integrated–
1
PIC Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
KPI -23 : Cost Reduction
Perspektif Finansial
Sasaran Strategis Terwujudnya kendali biaya sesuai dengan target yang
direncanakan
Judul KPI Cost Reduction
Dimensi Mutu Efektifitas biaya
Tujuan Terwujudnya kendali biaya sesuai dengan target yang
direncanakan
Definisi
operasional
Cost reduction adalah besarnya penghematan penggunaan
bahan habis pakai dan obat di semua unit pelayanan
(medik dan penunjang), dibandingkan dengan total
pengeluaran bahan habis pakai dan obat tahun lalu,
dinormalisasi dengan jumlah kegiatan atau jumlah
pendapatan operasional BLU.
Penghitungan Cost Reduction berdasarkan persentase
formulasi tersebut antara tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tahunan
Periode Analisa Tahunan
Numerator Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat
Denominator Jumlah Kegiatan / Pendapatan BLU
Inklusi Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat
Eksklusi Biaya Non Bahan Habis Pakai dan Obat
Formula Biaya Bahan Habis Pakai dan Obat
X100% Jumlah Kegiatan / Pendapatan BLU
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
99
Wilayah
Pengamatan
Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aktifitas
Bobot KPI 5 %
Sumber Data Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aktifitas
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
3 % 3 % 3 % 3 % 3 %
PIC Bagian Keuangan
KPI -24 : Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Perspektif Finansial
Sasaran
Strategis
Terwujudnya peningkatan pendapatan
Judul KPI Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Dimensi Mutu Efektifitas Investasi
Tujuan Terwujudnya peningkatan pendapatan
Definisi
operasional
Tingkat pertumbuhan pendapatan adalah selisih antara
pendapatan RS periode berjalan dikurangi pendapatan RS
periode sebelumnya dibagi pendapatan RS periode
sebelumnya sebagai periode dasar
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan
Periode Analisa Bulanan, Triwulan, Semester dan Tahunan
Numerator Pendapatan RS periode berjalan – pendapatan RS periode
sebelumnya
Denominator Pendapatan RS periode sebelumnya
Inklusi Pendapatan BLU
Eksklusi Penerimaan Rupiah Murni
Formula Pendapatn periode berjalan – pendapatan periode
sebelumnya
Pendapatan periode sebelumnya
Bobot KPI 5 %
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso-Tahun 2017
100
Sumber Data Laporan Operasional
Standar / Target 2015 2016 2017 2018 2019
10% 10% 10% 10% 10%
PIC Bagian Keuangan