Post on 08-Dec-2020
LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Thrau-Ma
Eksplorasi Potensi Thraustochytrids sebagai Sumber Penghasil PUFA dari
Marine Protista di Ekosistem Mangrove, Karimunjawa
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Sabrina Alisha Devi 26020116140147 2016
Ega Saputra 26010216120024 2016
Dyah Ayu Wulandary 26010215120017 2015
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iiii
BAB I. PENDAHULUAN ................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 2
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 4
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................... 4
3.3 Metode Penelitian ...................................................................................... 5
3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................... 5
1. Pengambilan sampel serasah daun mangrove dan Sedimen ...................... 5
2. Isolasi Thraustochytrids ........................................................................... 5
3.Kultur Massal Thraustochytrids ................................................................ 5
4.Studi Molekuler ......................................................................................... 5
5. Uji Enzimatik ........................................................................................... 6
6. Uji Golongan Senyawa ............................................................................. 7
BAB IV. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI HASIL ............................... 8
LAMPIRAN...........................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk sel dari Schizochytrium ........................................................... 3
Gambar 2. Struktur DHA ..................................................................................... 4
Gambar 3. Uji Amilolitik ..................................................................................... 8
Gambar 4. Uji Selulolitik ..................................................................................... 8
Gambar 5. Uji Proteolitik ..................................................................................... 8
Gambar 6. Uji Lipolitik........................................................................................ 8
Gambar 7. Hasil Elektroforesis ............................................................................ 8
Gambar 8. Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Bakteri Vibrio harveyi................... 9
Gambar 9.Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Bakteri Vibrio cholerae .................. 9
Gambar 10. Uji Saponin, Flavonoid, Kuinon........................................................ 9
Gambar 11. Uji Tanin, Alkaloid, Steroid, Triterpenoid......................................... 9
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Uji Enzimatik ................................................................................ 8
Tabel 2. Hasil Sequencing DNA .......................................................................... 9
Tabel 3. Hasil Fitokimia Media PYG Broth ....................................................... 10
Tabel 4. Hasil Fitokimia Media MSG ................................................................ 10
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa jenis asam lemak tak jenuh seperti (PUFA, EPA, DHA, Omega-3
dan Omega-6) dapat menurunkan resiko penyakit Alzheimer’s, Penyakit
Parkinson, Schizophrenia, dan depresi berat (Nichols et al., 2014). Peluang
tersebut menjadi sebuah ramalan bahwa konsumsi omega-3 FA pada 2014 adalah
134,7 ribu metrik ton senilai 2,5 miliar dolar amerika. Pada tahun 2020,
diproyeksikan bahwa permintaan akan terus meningkat secara signifikan menjadi
241 ribu metrik ton dengan nilai 4,96 miliar dolar amerika (WTO, 2014).
Sebagian besar manfaat kesehatan yang terkait dengan asam lemak omega-3
tersebut dikaitkan dengan asam lemak tak jenuh (EPA, C20: 5-3) dan (DHA, C22:
6-3). Ketersedian paling besar dan alami adalah dari minyak ikan. Tetapi
memperoleh minyak ikan merupakan tindakan eksploitasi ikan yang berlebihan
dan dapat merusak lingkungan laut. Produksi EPA dan DHA dari minyak ikan
telah mengakibatkan peningkatan tekanan pada spesies ikan.Selain itu, minyak
ikan bisa terkontaminasi logam berat (merkuri dan timbal) yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, khususnya wanita hamil dan menyusui (Lin et al., 2014).
Sumber alternatif yang baik dari omega-3 FA adalah mikroalga heterotrofik
(Adarme-Vega et al., 2012). Produksi skala komersial telah dilakukan dengan
menggunakan Crypthecodinium cohnii dan Schizochytrium sp. yang merupakan
jenis dari Thaustochytrids sebagai sumber untuk DHA (formula bayi) dan EPA
(makanan dan minuman). Schizochytrium sebagai salah satu mikroalga yang kaya
DHA, sebagai kandidat mikroalga yang mampu memproduksi DHA secara
berkelanjutan dan terjangkau. Genus Schizochytrium mampu menghasilkan asam
lemak omega 3 mencapai 40% dari total asam lemak tak jenuhnya serta
kemampuan untuk kultur yang tidak membutuhkan cahaya matahari (Hakim,
2012). Literasi dari jurnal Indonesia (Basuki,2011) menemukan 7 spesies
Thaustocytrids yang diisolasi dari daerah mangrove di Indonesia. Sehingga
penelitian tentang Thaustocytrids sangat prospektif dilakukan.
1.2 Urgensi Penelitian
Pengeksplorasian yang sangat minim akan Traustochytrids menjadikan
peluang eksplorasi potensi tentang kekayaan laut di Karimunjawa. Kekurangan
literasi dan jurnal dari Indonesia mengenai mikrooragnisme Traustochytrids yang
berada di sekitar pesisir pantai menyimpan kekayaan biomassa yang tinggi
menjadi tidak teroptimalkan pemanfaatannya dan hanya sebagai catatan kekayaan
semata. Sehingga pengeksplorasian dan pengisolasian kandungan biomassa pada
Thraustochytrids ini penting dilakukan untuk memperkenalkan mikrorganisme ke
masyarkat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya sebagai sumber
biomassa yang tinggi asam lemak tak jenuh seperti (PUFA, EPA, DHA, Omega-3
dan Omega-6).
2
1.3 Tujuan Khusus
1.3.1 Dapat mengisolasi Thraustochytrids dari perairan mangrove Karimunjawa.
1.3.2 Mengeksplorasi potensi yang didapatkan dari Thraustochytrids.
1.3.3 Melakukan scaleup untuk meningkatkan biomassa Thraustochytrids.
1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Mengikuti Seminar Internasional The International Conference of Tropical
and Coastal Region Eco-Development (ICTCRED) pada tahun 2018
2. Hasil penelitian dipublikasikan ke dalam Jurnal Enggano
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini
1. Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan ilmiah dalam memberikan solusi langsung
dalam menghadapi permasalahan dunia pangan yang dihadapi oleh
masyarakat terutama masalah ketersediaan bahan pangan yang
berkelanjutan dan berpotensi.
2. Pemerintah
Menemukan pemecahan permasalahan pangan dan informasi penting
tentang suatu mikroorganisme dari sumber daya laut sebagai alternatif
baru supplement hingga pangan dan jika ditindaklanjuti dapat dijadikan
sebagai inovasi baru dalam dunia pangan.
3. Masyarakat
Menjadi referensi dan informasi baru mengenai sumber pangan baru yang
digunakan sebagai supplement terutama masyarakat pesisir.
BAB II. TINJUAN PUSTAKA
2.1 Thrautochytrids
Thraustochytrids adalah mikroheherotrof laut yang umum, taksonomi sesuai
dengan heterotrof ganggang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa
strain Thraustochytrid dapat dikultur untuk menghasilkan biomassa tinggi,
mengandung sejumlah besar lemak yang kaya akan asam lemak tak jenuh ganda
(PUFA). Hal ini juga jelas bahwa sel hasil dan produksi PUFA oleh beberapa
strain Thraustochytrids dapat bervariasi dengan manipulasi fisik dan parameter
kimia dari budaya. Saat ini, minyak ikan dan mikroalga fototrofik berbudaya
adalah yang utama sumber komersial PUFA. Kemungkinan penurunan stok ikan
komersial dan relatif kompleks Teknologi yang dibutuhkan untuk memproduksi
mikroalga komersial telah mendorong penelitian mengenai kemungkinan
alternatif sumber PUFA. Budaya Thraustochytrids dan mikroheterotrof PUFA
lainnya terlihat sebagai satu alternatif seperti (Lewis et al, 1999)
3
Gambar 1. Bentuk sel dari Schizochytrium (Raghukumar,2008)
Profil asam lemaknya sangat mirip untuk yang dilaporkan untuk anggota
prymnesiophytes antara lain, telah menggambarkan morfologi umum dari
thraustochytrids Aspek fisiologi thraustochytrid telah dieksplorasi oleh Goldstein
(1963), Jones dan Harrison (1976) dan Raghu-Kumar dan Gaertner (1980)
(Barclay et al, 1992)
2.2 Kandungan Thraustochytrids
Thraustochytrids adalah protista strandiopile apoklorotik kosmopolitan
yang tergolong dalam kelas Labyrinthulomycetes dalam kingdom Chromista.
Kelompok organisme ini unik karena diproduksi biomassa tinggi dalam kultur,
dengan proporsi tinggi lipid, termasuk proporsi tinggi PUFA, terutama dari seri
omega-3 seperti DHA sebagai sumber makanan penting bagi organisme yang
tingkat tropiknya lebih tinggi dalam sistem ,karena produktivitasnya yang tinggi
di bidang manufaktur DHA. Thraustochytrids banyak menerima perhatian
sebagai sumber pengayaan makanan dan pakan yang potensial dan sebagai
alternatif utama minyak ikan. Diketahui bahwa faktor lingkungan itu penting
sebagai penentu jumlah dan kualitas lipid yang dihasilkan oleh mikroalga seperti
Thraustochytrids. Dengan demikian, komposisi medium mungkin memiliki peran
yang menentukan dalam menentukan kuantitas dan kualitas DHA diproduksi oleh
Thraustochytrids. Produksi dan penyimpanan Lipid oleh mikroalga sebagai respon
terhadap faktor lingkungan adalah spesies spesifik. Dalam penelitian kami
sebelumnya, strain Malaysia yang baru saja terisolasi Thraustochytrid,
Aurantiochytrium sp. SW1 (sebelumnya dikenal sebagai Schizochytrium sp.
SW1), ditemukan mengandung lipid dalam jumlah tinggi dengan kandungan
PUFA lebih dari 50%, dimana lebih dari 90% itu DHA, di bawah kondisi yang
tidak optimal (Manikan et al, 2015).\
2.3 Potensi Thraustochytrids
Thraustochytrids yang pernah menjadi kelompok pelindung laut yang tidak
jelas, sekarang telah menjadi pusat perhatian berdasarkan mereka Pentingnya
bioteknologi dalam produksi asam docosahexaenoic (DHA), lemak omega-3 tak
jenuh ganda asam (ω-3 PUFA) yang penting bagi kesehatan manusia dan di
4
akuakultur (Lewis et al 1999; Ward dan Singh 2005; Barclay dkk. 2005). Mereka
juga kandidat potensial banyak aplikasi lainnya (Fan dan Chen 2007a). Ulasan ini
ringkas merangkum aplikasi sekarang dan area yang sedang berkembang dalam
bioteknologi Thraustochytrids, selain menyarankan arah masa depan untuk
penelitian (Raghukumar,2008)
Gambar 2. Struktur DHA (Stillwell et al., 2005)
Asam dokosaheksanoat (DHA) merupakan asam lemak omega-3 esensial
yang berperan penting terhadap kerja otak, jaringan saraf serta retina. Saat ini,
mikroalga mendapat perhatian sebagai sumber alternatif yang potensial dalam
menghasilkan asam lemak omega-3, yang biasanya didapatkan dari produk ikan.
Sebagai sumber DHA konvensional, minyak ikan memiliki kandungan DHA yang
rendah, yang dapat memicu penangkapan ikan berlebihan (over fishing) apabila
dibutuhkan jumlah DHA yang banyak. Mikroalga Thraustocytrids ditengarai
sebagai mikroalga yang sangat potensial dalam menghasilkan DHA
(Puspaananda, 2012).
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Tropical Marine
Biotechnology, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Marine
Natural Product, Laboratorium Terpadu, Universitas Diponegoro, Semarang
dengan estimasi penelitian selama 5 bulan dimulai dari preparasi alat dan bahan
hingga proses interpretasi data.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada peneltian ini adalah Autoclave, timbangan
analitik, Hot Plate dan Magnetic strirrer, laminar air flow cabinet, Inkubator,
cawan petri, tabung reaksi, mikropipet dan tips, gelas ukur, labu ukur, pengaduk,
bunsen, jarum ose, alumunium foil, plastik, karet, sekop, nampan, ayakan, ember,
mortar, grinder, sendok, cawan porselen, tutup cawan, erlenmeyer gelas ukur,
pipet volume, pipet tetes, kompor listrik, biuret digital, destilator, tanur,
spektrofotometer, kuvet, Hemocytometer, Mikroskop corong, kertas saring
whatman, gelas beker, oven, lemari asam, selang, alat tulis, kamera, Mesin
Thermal Cycler, Elektrofiresis, Uv-iluminator, DNA seqencer ABI 3130 XL.
Adapun bahan penelitian yang digunakan yaitu Sedimen mangrove,
Peptone, Glucose, Yeast, Agar, Antibiotik, Antifungal, air laut, steril, Primer 18S,
Agarose, EtBr, Buffer TBE,
5
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris yang
bertujuan untuk mendapatkan serta menggali fakta dari pustaka yang sudah ada
sebelumnya, selanjutnya data penelitian dianalisis secara destriptif (Arikunto,
2006). Pengambilan sampel daun serta sedimen mangrove dilaksanakan
menggunakan metode sampling purposif. Metode tersebut sesuai dengan yang
dikemukaan oleh Arikunto (2006), bahwa metode pengambilan sampel
dilaksanakan dengan mengabil subjek bukan berdasarkan atas strata, random, atau
daerah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Maksud dari pengaambilan
sampel daun dan sedimen mangrove adalah untuk mendapatkan Thraustocytrids.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pengambilan sampel serasah daun mangrove dan Sedimen
Kegitan penelitian dimulai dengan mengambil sampel sedimen mangrove dari
Mangrove Tracking, Desa Kemojan, Karimunjawa. Sedimen dibawa ke
Laboratorium dengan menggunakan Plastik Ziplock dan dimasukkan ke dalam
Cool Box untuk pengamatan, pengisolasian, hingga identifikasi isolat
Thraustocytrids.
2. Isolasi Thraustochytrids
Sampel sedimen mangrove sebanyak 0.2 gram dimasukkan kedalam
Erlenmanyer dengan 20 ml air laut steril ditambahkan serbuk sari pinus untuk
menarik Thraustochytrids. Traustochytrids akan tumbuh pada sekeliling serbuk
sari pinus dengan pengamatan setelah 7, 10, dan 14 hari. Pada hari tersebut
dilakukan pengamatan dengan mikroskop (Marchan et al., 2017).
3.Kultur Massal Thraustochytrids
Isolat Traustochytrids yang sudah murni dikultur dengan komposisi Agar 12
g/L,Yeast ekstrak 3 g/L, Pepton 5 g/L, Glysecol 3ml/L (Wilkens dan Maas, 2011).
Selanjutnya, setiap isolat Thraustochytrids ditumbuhkan pada botol Erlenmeyer
ukuran 50 ml yang berisi media, dishaker (150 rpm, suhu 24 °C). Pada minggu ke
3, sel dipanen dengan menggunakan Centrifuge berkecepatan 4000 rpm. Setiap
minggu dilakukan sampling kecil sebanyak 0,5 ml untuk melihat kepadatan
dengan menggunakan Hemocytometer dibawah mikroskop (Rabinowitz, 2006).
4.Studi Molekuler
a.Ekstraksi DNA dan Amplifikasi PCR
Ekstraksi Traustochytrids menggunakan Lysis buffer menurut (Mo dan
Rinkevich,2001) bahwa sel pada kultur cair, dilakukan pengisahan
menggunakan Centrifuge (8000 rpm, 5 menit), kemudian Pellet diambil
dan ditambahkan dengan 200 µl lysis buffer dan dihomogenkan.
Selanjutnya ditambahkan Phenol ekstraksi dan ethanol untuk presipitasi,
6
sehingga didapatkan DNA. Elektroforesis dilakukan dengan gel agarose
berkonsentrasi 1 %, alat dijalankan dengan voltase 100 V selama 30
menit. Hasil elektroforesis tersebut diamati dengan UV Illuminator.
b.Sekuensing DNA
Sekuensing dilakukan untuk melihat susunan basa yang membentuk
sekuens DNA. Proses sekuensing dilakukan dengan menggunakan
pewarna Big Dye terminator V3.1 dan automated DNA seqencer ABI
3130 XL Genetic Analyze Applied Biosystem.
c.BLAST homologi
Hasil sekuens isolat selanjutnya dibandingkan dengan sekuens DNA
pada data base GeneBank. Penelusuran dilakukan dengan system internet
melalui program pelacakan data base Basic Local Aligment Search Tool
(BLAST) pada National Centre for Biotechnology Information, National
Institute for Health, USA (www.ncbi.nlm.nih.gov) (Atschul et al., 1997).
d.Filogenetik
Analisis filogenetik Thraustochytrids dilakukan dengan
membandingkan sekuen 10 Traustochytrids dan 1 outgorup
Traustochytrids pada database Gen Bank ketika melakukan analisis
BLAST. Sekuen Thraustochytrids terdekat selanjutnya dioleh dengan
software Bioedit, PAUP 4.a, Tree View.
5. Uji Enzimatik
a. Uji Proteolitik
Uji aktivitas produksi enzim protease dilakukan dengan prosedur
menurut Setyati dan Subagiyo (2012). Isolat yang diperoleh dari hasil
isolasi dibuat dot pada media tumbuh yang diperkaya dengan skim
milk (1%) kemudian diinkubasi. Aktivitas proteolitik ditunjukan oleh
terbentuknya zona bening di sekitar dot dengan latar belakang putih.
b. Uji Amilolitik
Uji aktivitas produksi enzim amilase dilakukan dengan prosedur
menurut Setyati dan Subagiyo (2012). Isolat-isolat yang diperoleh dari
hasil isolasi dibuat dot pada media tumbu yang diperkaya dengan
amilum (1%) kemudian diinkubasi.. Larutan lugol’s iodine 1% dituang
ke atas kultur untuk identifikasi aktivitas amylase, adanya aktivitas
enzim amilase ditunjukan oleh terbentuknya zona jernih disekitar paper
disc dengan latar belakang biru gelap.
c. Uji Selulolitik
Uji aktivitas produksi selulase dilakukan dengan prosedur menurut
Setyati dan Subagiyo (2012).. Isolat yang diperoleh dari hasil isolasi
dibuat dot pada media tumbuh yang diperkaya CMC 1%. Larutan
congo red dituang ke atas kultur untuk identifikasi aktivitas selulolitik.
7
Adanya aktivitas enzim selulase ditunjukan terbentuknya zona bening
di sekitar paper disc dengan latar belakang merah muda.
d. Uji Lipolitik
Uji aktivitas produksi enzim lipase dilakukan dengan prosedur menurut
Setyati dan Subagiyo (2012) yang dimodifikasi. Isolat yang diperoleh
dari hasil isolasi dibuat spot (dotting) pada media tumbuh dan
diperkaya Tween 80 kemudian dilakukan inkubasi. Aktivitas lipase
ditunjukkan oleh terbentuknya endapan asam lemak yang berwarna
putih keruh disekitar dot.
Uji Golongan Senyawa
(a) Saponin (uji busa)
Ekstrak Yeast ditambahkan akuades dimasukkan ke dalam tube sebanyak 10 µl
dan dididihkan selama 5 menit kemudian digojok dengan vortex selama 10 detik.
Ekstrak yang mengandung saponin ditandai dengan terbentuk busa yang tidak
hilang selama 10 menit.
(b) Flavonoid
Ekstrak ditambahkan dengan aquades dimasukkan ke dalam tube sebanyak 10 µl
dengan ditambahkan 10 µl serbuk Mg, 4 µl HCl dan 8 µl amyl alcohol kemudian
larutan digojog kuat dan biarkan hingga terpisah. Hasil positif apabila terbentuk
warna kuning sampai merah pada lapisan amilalkohol (pada layer bagian atas).
(c) Kunion
Ekstrak ditambahkan akuades dimasukkan kedalam tube sebanyak 10 µl ditambah
dengan Natrium Hidroksida (NaOH) 4 µl. Hasil positif terbentuk apabila
terbentuk warna kuning
(d) Tanin atau senyawa Fenolik
Ekstrak ditambahkan akuades dan dimasukkan kedalam Cawan Porselin
sebanyak 10 µl ditambahkan larutan besi (III) Klorida (FeCl3) 1 %
(e) Alkaloid
Ekstrak ditambahkan akuades dan dimasukkan kedalam Cawan Porselin
sebanyak 10 µl ditambahkan dengan pereaksi Dragendrof 20 µl. Terbentuk
endapan coklat dapat teridentifikasi bahwa ekstrak mengandung senyawa alkaloid
(f) Terpenoid dan steroid
Kedua senyawa ini dapat dideteksi dengan menambahkan 10 µl anhidrida asetat
dan 5 µl H2SO4. Reaksi bersifat positif mengandung senyawa terpenoid apabila
8
menunjukan warna merah dan bersifat positif mengandung senyawa steroid
apabila menunjukan warna biru.
BAB IV. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI HASIL
Tabel 1. Hasil Uji Enzimatik Substrat Enzim yang diuji KM 1 KM 2 KM 3 T 2
Starch
Tween 80
Milk Cellulose
Amylase
Lipase
Protease Cellulase
-
+
- -
-
+
+ -
-
+
+ -
-
+
- -
Ket: Metode yang dilakukan secara duplo
Gambar 3. Uji Amilolitik Gambar 4. Uji Selulolitik
Gambar 5. Uji Proteolitik Gambar 6. Uji Lipolitik
Gambar 7. Hasil Elektroforesis
9
Tabel 2. Hasil Sequencing DNA
Gambar 8. Hasil Uji Aktivitas Gambar 9. Hasil Uji Aktivitas
Antibakteri terhadap Bakteri Antibakteri terhadap Bakteri
Vibrio harveyi Vibrio cholerae
Gambar 10. Uji Saponin, Flavonoid. Gambar 11. Uji Tanin, Alkaloid
Kuinon Steroid, Triterpenoid
No. Kode
Isolat
Length
(bp)
Closest Spesies Similarity Accession
Number
1. T 2 863 Kluyveromyces siamensis
isolate SY3-1
99% KY963105
2. KM 1 424 Candida tropicalis strain
NN4
100% MH260384
3. KM 2 643 Candida tropicalis
voucher A.Fth_180
100% MG818800
4. KM 3 612 Meyerozyma caribbica
strain UFLA CWFY11
(Candida fermentati)
99% KM402049
10
Tabel 3. Hasil Fitokimia Media PYG Broth
Tabel 4. Hasil Uji Fitokimia Media MSG
Potensi yang dapat dihasilkan dari hasil penelitian ini adalah dapat dilakukan
scale up dan panen senyawa PUFA .
Golongan Senyawa
T 2 KM 1 KM 2 KM 3
Saponin - - - -
Flavonoid + - + -
Kuinon + - + -
Tanin + - + +
Alkaloid + - + +
Steroid - - - -
Triterpenoid - - - -
Golongan Senyawa
T 2 KM 1 KM 2 KM 3
Saponin + - - +
Flavonoid - - - +
Kuinon - + + +
Tanin + + + +
Alkaloid + + + +
Steroid - - - -
Triterpenoid - - - -
11
DAFTAR PUSTAKA
Adarme-Vega, T.C., Lim, D.K.Y., Timmins, M., Vernen, F., Li, Y., Schenk, P.M.
2012. Microalgal biofactories: a promising approach towards sustainable
omega-3 fatty acid production. Microbial Cell Factories, 11(1), 96.
Atschul, S F., T.L. Madden., A.A. Schaffer., J. Zhang., Z. Zhang., W. Miller., and
D.J Lipman. 1997. Gapped BLAST and PSI-BLAST: New 25:33893402.
Bahnweg, G. 1979. Studies on the physiology of Thraustochytriales I. Growth
requirements and nitrogen nutrition of Thraustochytrium spp.,
Schizochytrium sp., Japonochytrium sp., Ulkenia spp., and
Labyrinthuloides spp. Veræff. Inst. Meeresforsch. Bremerh. 17: 245-268.
Barclay WR, Weaver C, Metz J .2005. Development of a docosahexaenoic acid
production technology using Schizochytrium: a historical perspective. In:
Cohen Z, Ratledge C (eds) Single cell oil. AOCS, Champaign, Illinois
Bongiorni, L.; Pignataro, L.; Santangelo, G. (2004). Thraustochytrids (fungoid
protests): an unexplored component of marine sediment microbiota. Sci.
Mar. 68, 43-48.
Fan KW, Chen F .2007a. Production of high-value products by marine
microalgae
thraustocytrids. In: Yang S-T (ed) Bioprocessing for value-added
products from renewable resources. New Technologies and Applications.
Amsterday, Elsevier, pp 293–324
Hakim, Arif Rahman. 2012. Potensi Mikroalga Heterotroph (Schizochytrium sp.)
sebagai Sumber DHA. Litbang KKP.
Lewis TE, Nichols PD, McMeekin TA .1999. The biotechnological potential of
thraustochytrids. Mar Biotechnol 1:580–587
Puspaananda, H.(2012). Solasi Mikroalga Thraustochytrids Penghasil Asam
Dokosaheksanoat (DHA).[SKRIPSI]. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi Depok. Depok.
Nichols, P.D., McManus, A., Krail, K., Sinclair, A.J., Miller, M. 2014. Recent
advances in omega-3: Health benefits, sources, products and
bioavailability.Nutrients, 6(9), 3727-3733.
Leano, E. M., R. s. j. Gapasin, B. Polohan, and L. L. P. Vrijmoed. 2003. Growth
and Fatty Acid Production of Thraustochytrids from Panay Mangroves.
Philippines. Fungal Diversity. 12:111–22.
Lin, Y.-S., Ginsberg, G., Lin, J.-W., Sonawane, B. 2014. Mercury exposure and
omega-3 fatty acid intake in relation to renal function in the US
population. International Journal of Hygiene and Environmental Health,
217(4–5), 465-
Marchan, Loris Fossier, K. J. L. Chang, P. D. Nichols, J. L. Polglase, W. J.
Mitchell, and T. Gutierrez. 2017. Screening of New British
Thraustochytrids Isolates for Docosahexaenoic Acid (DHA) Production.
Journal of Applied Phycology. 1–13.
Stillwell, W., Shaikh, S.R., and Zerouga, M. 2005.Docosahexaenoic acid affects
cell signalling by altering lipid rafts. Reprod. Nutr. Dev. 45: 559–579.
12
Wilkens, S. L., and E. W. Maas. 2012. Development of a Novel Technique for
Axenic Isolation and Culture of Thraustochytrids from New Zealand
Marine Environments. Journal of Applied Microbiology. 112 (2):346–52
13
BUKTI PENDUKUNG KEGIATAN
Pengambilan Sampel Penimbangan Media Sampel
Autoclaf Ekstraksi Elektroforesis
Wadah kultur Uji Enzim