Post on 05-Dec-2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menyikat gigi merupakan suatu kontrol plak dan langkah awal untuk
mencegah karies. Saat ini kontrol plak telah dilengkapi dengan penambahan bahan
aktif yang mengandung bahan dasar alami ataupun sintetik sebagai bahan
antibakteri yang tersedia dalam bentuk sediaan obat kumur dan pasta gigi
2.1 Pengertian Pasta Gigi
Pasta gigi didefinisikan sebagai bahan semi-aqueous yang digunakan
bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh
permukaan gigi. Pasta gigi adalah suatu campuran yang digunakan pada gigi
bersama dengan sikat gigi.
Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk
mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies,
membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi
bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan
gingiva.
Selain tersedia dalam berbagai macam merek, pasta gigi juga memiliki
kandungan yang bermacam-macam. Ada yang bisa memutihkan, memperkuat
hingga membuat nafas segar. Rasanya pun bisa dipilih, mulai dari rasa buah-
buahan hingga mint yang menyegarkan. Bahkan, pasta gigi juga semakin
spesifik. Terdapat pasta gigi untuk gusi berdarah, gigi yang sensitif, hingga
odol untuk perokok.
Di pasaran, pasta gigi bisa berbentuk bubuk, pasta, dan gel. Kesemuanya
merupakan padatan yang dapat sebagai kosmetik atau produk terapi. Jika
manfaat pasta gigi adalah sebagai terapi maka pasta gigi harus mengurangi
proses penyakit pada rongga mulut. Biasanya, efek terapi dinyatakan dengan
mengurangi timbulnya karies, gingivitis, pembentukan kalkulus, atau gigi
sensitif.
Meskipun tidak ada yang memiliki kandungan lengkap, namun sebaiknya
pasta gigi yang dipilih harus mengandung tiga unsur pokok. Ketiga unsur
tersebut adalah bahan abrasi, efek detergen (fluoride), serta rasa segar. Bahan
abrasi hampir ada di tiap pasta gigi, fungsinya untuk membersihkan permukaan
gigi. Namun pada umumnya pasta gigi memiliki susunan dasar sama yaitu
bahan abrasif, pembersih, zat pewarna, zat penambah rasa, dan pemanis. Juga
bahan pengikat, pelembab, pengawet, dan air (Kidd dan Bechal, 1992).
2.2 Fungsi dan kegunaan dari pasta gigi
1. Pasta gigi adalah bahan bantu yang dipakai untuk membersihkan
permukaan gigi, sehingga kemungkinan terjadinya karies gigi, gingivitis,
pembentukan kalkulus bisa ditekan/dikurangi.
2. Pasta gigi digunakan dengan sikat gigi dan memberikan kesegaran nafas,
kebersihan gigi dan mulut, di samping untuk fungsi kosmetik. Namun sifat
ini mengandung kerugian karena adanya rasa segar timbul sugesti bahwa
mulutnya sudah bersih sedangkan masih dijumpai relatif banyak plak.
Terdapat suatu penelitian yang respondennya sebagian harus
menggunakan dan sebagian tidak menggunakan pasta gigi sewaktu
menyikat giginya, bahwa pada kelompok yang menggunakan pasta gigi
secara signifikan terdapat lebih banyak plak yang tertinggal. Di sini perlu
diingatkan bahwa banyak orang menyikat giginya terlalu cepat. Biasanya
waktu yang digunakan antara 0,75 dan 1,5 menit.
3. Fungsi pasta adalah melepaskan materia alba, plak, sisa makanan, stain,
tanpa merusak gigi dan mukosa mulut
4. Pasta terdiri dari campuran bahan; penggosok, pembersih, dan campuran
semi padat.
5. Pasta gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel, tetapi yang paling
dominan adalah bentuk pasta.
6. Pasta gigi tidak bisa dan bukan obat untuk menghilangkan sakit gigi
maupun menambal gigi.
7. Cara Penggunaan Obat Kumur
Aktivitas berkumur pada penggunaan obat kumur merupakan proses
pembersihan mekanis yang merangsang self cleansing di dalam rongga mulut.
Gerakan-gerakan kumur menyebabkan otot-otot dalam rongga mulut aktif,
kelenjar saliva meningkat sekresinya, sehingga mempengaruhi derajat
keasaman di dalam mulut, dan mempengaruhi demineralisasi gigi geligi. Obat
kumur dapat digunakan sebelum dan sesudah menyikat gigi. Waktu yang
dipergunakan untuk berkumur pada beberapa produk berbeda-beda, karena
komposisi yang terkandung di dalamnya juga berbeda. Namun pada umumnya
antara 30-60 detik.
Beberapa obat kumur sebaiknya digunakan setelah menyikat gigi. Oleh
karena bila dipergunakan sebelum menyikat gigi, sikat gigi akan
menghilangkan bahan yang terkandung di dalam obat kumur. Pada umumnya
pemakaian obat kumur lebih kurang 30 detik, kemudian dimuntahkan, dan
jangan sampai tertelan.
Namun, obat kumur tidak boleh digunakan secara rutin dalam jangka
waktu lama, sebab antiseptik yang terkandung di dalamnya akan membunuh
semua bakteri dalam mulut termasuk flora normal rongga mulut, yang
sebenarnya dapat berfungsi untuk melindungi mulut terhadap bakteri patogen.
Berkurangnya flora normal rongga mulut menyebabkan mulut mudah terserang
candidiasis dan halitosis.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Syarat Pasta Gigi dan Obat Kumur
3.1.1 Syarat Pasta Gigi
Pasta gigi yang ideal sedikitnya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mengandung banyak fluoride, kecuali untuk anak batita, banyak fluoride
justru tidak baik
b. Tidak banyak berbusa
c. Ketika digunakan untuk sikat gigi, dapat menghilangkan partikel-partikel
asing, substansi makanan, plak dan membersihkan gigi
d. Haruslah tidak bersifat toksik, memiliki rasa yang menyenangkan dan
meninggalkan mulut dalam keadaan segar setelah penggunaannya
e. Sifat abrasif, bahan asah, dan bahan polis tidak boleh lebih daripada yang
diperlukan untuk menghilangkan plak dan endapan berwarna (stain) pada
gigi. Namun hal ini masih tidak begitu jelas karena tidak ada uraian
kuantitatif dan sukar dituturkan karena dapat berbeda dari satu individu
ke individu
f. Bahan yang terkandung didalamnya memiliki aktivitas antiplak dan
antimikroba, namun hanya mengeliminasi bakteri patogen saja
g. Stabil dalam penyimpanan
h. Memiliki bahan yang dapat diformulasikan dengan pasta gigi
i. Aman bagi jaringan lunak rongga mulut pada konsentrasi dan dosis yang
direkomendasikan
j. Dapat mencegah kalsifikasi plak menjadi kalkulus
k. Dapat bertahan lama dalam mulut dengan waktu kontak yang pendek
l. Aman dari toksisitas
m. Bebas dari efek samping seperti menimbulkan pewarnaan, mengiritasi
mukosa, dan mengganggu ekologi mikroflora normal dalam mulut,
sehingga bahan tersebut dapat dipakai secara topikal pada saat menyikat
gigi (Seymour dan Heasman, 1992).
3.1.2 Syarat Obat Kumur
a. Dapat membersihkan mulut dari mikroorganisme di dalam rongga
mulut
b. Bahan antiplak dalam obat kumur yang ideal harus dapat
menghilangkan bakteri patogen saja
c. Mudah didapat, aman, mengurangi mikroorganisme secara nyata, dan
mudah digunakan
d. Melepaskan agen mikrobial dimana tingginya konsentrasi agen
tersebut dapat dilepaskan ke daerah lokal yang susah dijangkau dengan
hanya menyikat gigi
e. Tidak menyebabkan iritasi
f. Tidak mengubah indera perasa
g. Tidak mengganggu keseimbangan flora normal rongga mulut
h. Tidak meningkatkan resistensi mikroba
i. Tidak menimbulkan noda pada gigi
3.2 Komposisi Pasta Gigi dan Obat Kumur
3.2.1 Komposisi Pasta Gigi
Hampir semua pasta gigi mengandung lebih dari satu bahan aktif dan
hampir semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna.
Umumnya pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini adalah kombinasi dari
bahan abrasif, deterjen dan satu atau lebih bahan terapeutik.
a. Bahan abrasif atau agen polishing (penggosok) (20-50%)
Merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi
untuk menghilangkan partikel makanan/deposit lunak yang
menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi
pada gigi. Pada umumnya, hampir separuh dari total berat pasta gigi
adalah agen ini. Agen yang digunakan adalah: kapur presipitasi,
trikalsium fosfat, alumunium fosfat, magnesium trisilikat, silica atau
silica hydrat, sodium bikarbonat, aluminium oxide, dikalsium fosfat
dan kalsium karbonat. Namun yang paling sering digunakan adalah
kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Bentuk fosfat tersebut
merupakan bahan bakterisida yang baik. Efeknya mempengaruhi:
Pelikel dan permukaan email yang berhubungan dengan
perlekatan kuman kariogenik
Reaksinya terhadap membran sel untuk aglutinasi dan terikatnya
kuman
Namun bahan abrasif dapat menyebabkan pengikisan enamel dan
dentin. Walau bagaimanapun, bahan abrasif termasuk dalam
penyusun dentrifice (pasta gigi) untuk mencegah dan menghilangkan
stain dari protein pelikel yang terbentuk di permukaan gigi.
Tingkat kekesatan pasta gigi tergantung pada:
Kekuatan inherent pasta gigi
Ukuran partikel abrasif
Bentuk partikel
Beberapa variabel lain dapat mempengaruhi efektivitas bahan
abrasif adalah teknik menyikat gigi, tekanan pada sikat, kekuatan
bulu, arah gerakan, dan jumlah gerakan.
b. Air
Kandungan air dalam pasta gigi adalah sekitar 20-40%. Air dalam
pasta gigi berfungsi sebagai pelarut.
c. Humectant atau pelembab atau agen moistener (20-35%)
Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga
kelembaban. Misalnya gliserin, alpha hydroxy acids (AHA), sorbitol,
propilen glikol, dll.dan asam laktat. Bahan ini digunakan untuk
menjaga pasta gigi tetap lembab (menghindarkan terjadinya
pengeringan dan pengerasan pasta)
d. Bahan perekat atau pengikat air (1-2%)
Bahan perekat ini dapat mengontrol kekentalan dan memberi
bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan bahan solid
dan liquid pada suatu pasta gigi., menjaga agar pasta gigi tidak
kering. Biasanya glycerol, sorbitol dan polyethylene glycol (PEG).
Bisa juga getah yang berasal dari tumbuhan, seperti tragacanth
dan dipakai agar konsistensi pasta menjadi lebih kental. Getah
tersebut juga bersifat higroskopis. Higroskopi adalah kemampuan
suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik
melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika zat
itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik
e. Surfectan atau Deterjen atau bahan pengaktif permukaan (1-3%)
Dimaksudkan untuk meningkatkan pembersihan. Untuk ini
dahulu digunakan sabun biasa, tapi sekarang tidak lagi karena sabun
tidak dapat menyatu dengan garam kalsium yang di dalam pasta gigi
digunakan sebagai bahan pemoles. Selain itu, sabun juga dapat
mengiritasi membran mukosa, rasa yang ditimbulkan susah hilang
bahkan dapat menyebabkan rasa mual (Houwink, 1993). Kini bahan
yang digunakan adalah deterjen.
Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran
adalah Sodium Lauryl Sulfat (SLS) dengan kadar 1-2% yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan sehingga memudahkan
aliran pasta gigi pada permukaan gigi, mengemulsi (melarutkan
lemak) dan memberikan busa sehingga pembuangan plak, debris,
material alba dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS ini juga
memiliki efek antibakteri. SLS kadar 1-2% dapat melarutkan lemak
dinding sel bakteri. SLS juga bersifat stabil, rasanya mudahhilang,
aktif pada pH netral, dan cocok dengan bahan lain yang terkandung
pada pasta gigi (Harris dan Franklin, 1999).
Namun, pemakaian detergen yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan sistem pertahanan yang terdapat pada saliva.
Batas toleransi kandungan detergen dalam pasta gigi adalah 0,0001%.
Penderita stomatitis dan gigi sensitif juga tidak dianjurkan
mengonsumsi pasta gigi detergen.
f. Bahan penambah rasa. (0-2%)
Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk
memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Misalnya rasa mint,
stroberi, kayu manis bahkan rasa permen karet untuk pasta gigi anak.
Tambahan rasa pada pasta gigi akan membuat menyikat gigi menjadi
menyenangkan. Flavour atau bahan perasa harus sedap, memberikan
sensai rasa, dan tahan lama (Harris dan Franklin, 1999).
ADA tidak merekomendasikan pasta gigi yang mengandung
gula tetapi pasta gigi yang mengandung pemanis buatan (misalnya
saccharin). Biasanya sebagai bahan perasa digunakan minyak eteris
(minyak permen) dan alkohol gula (sorbitol) serta bahan pemanis
yang tidak bisa difermentasi. Bahan pelembab gliserin dan sorbitol
juga memberikan rasa manis pada pasta gigi.
Saat ini telah dikembangkan pasta gigi yang mengandung
xylitol. Xylitol tidak dimetabolisme oleh bakteri sehingga tidak
menghasilkan asam dan tidak menyebabkan demineralisasi, bahkan
justru menyebabkan remineralisasi. Tingkat kemanisan xylitol yang
setara dengan sukrosa (gula dapur) membuatnya banyak digunakan
sebagai pemanis produk makanan.
g. Bahan terapeutik/bahan terapi (0-2%)
Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai
berikut :
Fluoride
Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat
enamel dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan
menghambat bakteri untuk memproduksi asam. Mekanisme
penghambatan karies oleh fluoride pada konsentrasi rendah
(<100 µg/ml) ada tiga tingkat yaitu:
- Penurunan kemampuan apatit dapat dicairkan oleh
fluoride
- Efek fluoride pada metabolisme bakteri dalam plak
- Efek fluoride pada kejadian fisiko-kimiawi plak di
dalam plak dan email
Adapun macam- macam fluoride yang terdapat dalam pasta
gigi adalah sebagai berikut:
- Stannous fluoride
Tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan
dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan
dengan bahan abrasif (kalsium fosfat). Fluor ini bersifat
antibakterial namun kelemahanya dapat membuat stein
abu-abu pada gigi.
- Sodium fluoride
NaF merupakan fluor yang paling sering ditambahkan
dalam pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan
dengan bahan abrasif.
- Sodium monofluorafosfat
Pasta gigi untuk orang dewasa mengandung kadar fluor yang
tinggi, yang tidak dianjurkan untuk pasta gigi anak. Bila fluor
tertelan dalam jumlah banyak, bisa menyebabkan si anak
keracunan.
Bahan desensitisasi
Bahan desensitisasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah
sebagai berikut :
- Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri di
antar sel-sel syaraf.
- Stronsium chloride dapat memblok tubulus dentin.
Bahan anti-tartar
Bahan ini digunakan untuk mengurangi kalsium dan
magnesium dalam saliva sehingga keduanya tidak dapat
berdeposit pada permukaan gigi. Contohnya Tetrasodium
pyrophospate.
Bahan antimikroba
Terdapat juga pasta gigi antiseptik, mengandung bahan
antiseptik seperti fenol dan derivatnya, minyak esensi,
quoternery ammonium. Bahan ini digunakan untuk untuk
membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri.
Mekanisme kerja obat antimikroba dibagi dalam empat
kelompok yaitu:
- Penghambatan sintesis dinding sel
- Perubahan permeabilitas membran sel atau transpor
aktif melalui membran sel
- Penghambatan sintesis protein, yaitu penghambatan
translasi dan transkripsi material genetik
- Penghambatan sintesis asam nukleat
Contoh bahan ini adalah Trikolsan (bakterisidal, dapat
mencegah gingivitis), Zinc citrate atau Zinc phosphate
(bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal yang
ditambahkan sebagai anti mikroba dalam pasta gigi
contohnya ekstrak daun sirih dan siwak. Pasta gigi ini juga
disebut pasta gigi herbal. Kelemahan dari pasta gigi daun
sirih adalah warna pasta gigi ini bisa berubah dari putih
menjadi kecoklatan, diduga akibat reaksi oksidasi minyak
atsiri. Ekstrak daun sirih (minyak atsiri) berfungsi sebagai
bahan astringetnt (penyegar) dan antiseptik. Kandungan
ekstrak daun sirih yang berfungsi sebagai antiseptik adalah
fenol dan kavikol. Dari sisi antimikroba, minyak daun sirih
lebih baik dibandingkan fluor. Minyak atsiri daun sirih
mempunyai kemampuan bakterisid (membunuh bakteri) dan
fluor memiliki kemampuan bakteriostatik (menghambat
pertumbuhan bakteri).
h. Bahan pemutih (0,05-0,5%)
Ada macam-macam bahan pemutih yang digunakan antara lain
Sodium carbonate, Hidrogen peroksida, Citroxane, dan Sodium
hexametaphosphate.
i. Bahan pengawet (0,05-0,5%)
Bahan pengawet berfungsi untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dalam pasta gigi. Umumya bahan pengawet yang
ditambahkan dalam pasta gigi adalah Sodium benzoate,
Methylparaben dan Ethylparaben.
3.2.2 Komposisi Obat Kumur
a. Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme
dalam rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol,
benzethonium, cetylpyridinium chloride, boric acid, benzoic acid,
hexetidine, hypochlorous acid:
b. Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam
rongga mulut dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang
tidak sehat, contoh: hidrogen peroksida, perborate
c. Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal
berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada
jaringan, contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan
asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat
d. Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol,
minyak eukaliptol, minyak watergreen
e. Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari
fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium
bicarbonate
f. deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang
dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil
g. deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian
menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan
juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan
bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci
mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfate
h. Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:
Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan
Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin
Bahan pewarna
Flavorings agents (bahan pemberi rasa).
3.3 Jenis-jenis Pasta Gigi dan Obat Kumur
3.3.1 Jenis-jenis Pasta gigi
a. Pasta Gigi Non Detergen
Merupakan pasta gigi yang di dalamnya tidak terdapat detergen. Pasta
gigi ini untuk orang yang mempunyai gigi sensitif dan penderita
stomatitis yaitu radang mukosa mulut akibat faktor-faktor lokal atau
sistemik yang dapat mengenai mukosa pipi dan bibir, palatum, lidah,
dasar mulut dan gusi. Komposisi pasta gigi non detergen diantaranya
adalah enzim tumbuhan, misalnya essensial oil dan ekstrak teh.
3.3.2 Jenis-jenis Obat Kumur
Obat kumur merupakan cairan yang dapat membantu memberikan
kesegaran mulut dan nafas serta menghilangkan dan membersihkan mulut
dari organisme penyebab yang dianggap sebagai pencetus kelainan atau
penyakit di dalam mulut. Penggunaan obat kumur bermacam-macam. Obat
kumur dapat digolongkan berdasarkan komposisi utama yang terkandung
di dalamnya, yaitu obat kumur berbasis antiseptik, obat kumur berbasis
anastetik, dan obat kumur berbasis fluor. Namun yang paling umum
adalah sebagai antiseptik yaitu membunuh mikroorganisme patogen
rongga mulut.
a. Obat kumur antiseptik
Penggunaan obat kumur ditujukan untuk membunuh mikroorganisme di
dalam plak, misalnya Streptococcus mutans, bakteri kariogenik penyebab
karies. Obat kumur jenis ini adalah obat kumur antiseptik, yakni obat
kumur yang telah dicampur bahan antiseptik. Bahan antiseptik dipakai
pada permukaan jaringan hidup dan dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme atau membunuhnya dengan jalan bereaksi dengan protein
bakteri. Perubahan sifat protein tersebut mengakibatkan terganggunya
metabolisme bakteri sehingga akhirnya bakteri mati.
Betadine obat kumur (providone iodine)
Efek betadine terhadap bakteri rongga mulut sangat cepat dan pada
konsentrasi tinggi dapat mematikan bakteri rongga mulut. Bila
dibandingkan dengan Chlorhexidine, betadine hanya sedikit
mempunyai sifat anti plak. Addy dkk dalam Prijantojo mengatakan
bahwa providone iodine tidak dianjurkan untuk membantu
kebersihan mulut, karena tidak dapat menurunkan terjadinya
penumpukan plak sehingga radang gingiva akan terus berlanjut.
Komposisi: povidone iodine (mundidone) 1% dan air 99%
Indikasi
- Mengobati atau mencegah infeksi di rongga mulut
(tenggorokan, gusi, lidah, gigi berlubang) yang disebabkan
bakteir, jamur, virus
- Sariawan
- Bau mulut dan nafas tak segar
- Mengurangi bakteri setelah pencabutan gigi atau setelah
perawatan bedah
Pemakaian: berkumur paling sedikit setengah menit, dapat diulang
tiap 2-4 jam (Prijantojo, 1996).
Listerin
Merupakan antiseptik yang efektif sebagai anti plak.
Komposisi:
- Alkohol 26,9%
- Pluronat 0,50%
- Minyak papermint 0,02%
- Minyak spermina 0,02%
- Asam benzoat 0,15%
- Air 72,41%
Indikasi : melawan kuman-kuman penyebab bau mulut serta
mencegah terbentuknya plak dan radang gusi
Pemakaian: kumur selama 30 detik dengan takaran 20-30 ml (4
sendok teh) dengan frekuensi 2 kali sehari, pagi dan malam setelah
menggosok gigi (Prijantojo, 1996).
Neo Iodine
Komposisi: povidone iodine (mundidone) 1% dan air 99%
Indikasi:
- Infeksi mulut, gigi, dan saluran pernafasan bagian atas seperti
sariawan, gingivitis, tonsilitis, glositis, perikoronitis, dan
faringitis
- Mencegah infeksi
- Antiseptik sebelum operasi oral
Pemakaian: dibuat kumur, biarkan dalam mulut setengah atau
satu menit, diulang tiap 2-4jam
Bactidol (hexetidine)
Merupakan derivat piridin. Mempunyai sifat antibakteri,
bermanfaat untuk bakteri gram positif dan negatif, dan
mengurangi gingivitis. Merupakan antibakteri dengan spektrum
luas dengan konsentrasi rendah. Hexetidine dapat mengikat
protein mukosa mulut sehingga dapat menguntungkan
hexetidine sebagai antibakteri. Menurut Bourganet dalam
Prijantojo (1996) hexetidine dapat memperpanjang efek anti
bakteri karena adanya ikatan dengan protein mukosa. Ikatan
protein tersebut akan menghambat metabolisme mikroorganisme
yang ada di permukaan mukosa dan plak. Ikatan dengan mukosa
dan plak ini terjadi selama tujuh jam setelah berkumur.
Komposisi: hexetidine 0,2% dan air 99%
Indikasi :
- kelainan periodontal yang disebabkan oleh mikroorganisme
- Radang rongga mulut dan nasofaring
Pemakaian: dibuat kumur, biarkan dalam mulut setengah atau
satu menit, diulang tiap 2-4jam (Prijantojo, 1996).
Chlorhexidine
Merupakan suatu molekul kation yang terdiri dari 2 rantai 4
chlorophenol dan 2 kelompok buguanida yang dihubungkan
dengan rantai hexamethylen. Adanya kation menunjukkan
adanya aktivitas terhadap mikroorganisme gram positif dan
negatif, jamur aerob, fakultatif anaerob dan ragi, dengan kata
lain obat kumur ini merupakan obat kumur spektrum luas.
Daya afinitasnya terhadap bakteri adalah memisahkan interaksi
dari kation dengan anion pada dinding sel. Hasilnya adalah
terputusnya dinding sel diikuti meningkatnya permeabilitas sel
agen (Chlorhexidine) dapat masuk ke sitoplasma.
Kation chlorhexidine juga terlihat pada hidroksiapatit, plak,
protein saliva, dan mukosa oral. Chlorhexidine yang telah
diserap oleh sel-sel tubuh secara perlahan-lahan dilepaskan
sampai 24 jam. Oleh karena itu chlorhexidine berfungsi sebagai
antimikroba dan tetap ada dalam rongga mulut. Penelitian
bakteri secara kuantitatif menunjukkan penurunan jumlah
bakteri sebanyak 85-90% dari jumlah total bakteri aerob dan
anaerob segera setelah pemberian terapi chlorhexidine.
Chlorhexidine juga terbukti efektif menekan candida
Merupakan antiseptik yang dapat merusak membran sitoplasma.
Hal ini disebabkan adanya interaksi antara muatan positif dan
molekul chlorhexidine dengan dinding sel yang bermuatan
negatif. Interaksi ini akan meningkatkan permeabilitas dinding
sel bakteri yang menyebabkan terjadinya penetrasi ke dalam
sitoplasma yang menyebabkan kematian mikroorganisme.
Sebagai efek samping penggunaan obat kumur chlorhexidine
dalam jangka waktu lama dilaporkan adanya perubahan sensasi
rasa, desquamasi mukosa oral superfisial, warna kecoklatan
pada lidah dan gigi dan peningkatan jumlah kalkulus.
Komposisi: Chlorhexidine 0,2% dan air 99,8%
Indikasi:
- Mengurangi gingivitis
- Mengurangi pembentukan plak
- Ulserasi pada mukosa mulut
Pemakaian: kumur sebanyak 5 ml biarkan dalam mulut 0,5-1
menit, dua kali sehari atau sesuai petunjuk
- Cara pemberian, frekuensi pemakaian, serta konsentrasi
mempunyai pengaruh. Aplikasi 0,2% larutan chlorhexidine
dibandingkan dengan kumur-kumur memberikan hasil yang
sama efektif. Untuk hasil yang baik dari menyikat gigi dua kali
sehari menggunakan 1% chlorhexidine di daerah dengan
pembentukan poket perlu dilakukan skaling, Aplikasi pasta pada
sekelompok anak muda sekali sehari menghasilkan penurunan
indeks plak dan keradangan gingiva, tapi kurang baik bila
dibandingkan dengan dua kali sehari (Prijantojo, 1996).
Hidrogen peroksida
Hidrogen peroksida merupakan antiseptik karena dapat
melepaskan oksigen sebagai zat aktif. Sebagai obat kumur
biasanya dipakai konsentrasi 3%. Oksigen yang dilepaskan oleh
hidrogen peroksida akan mengoksidasi protein bakteri sehingga
enzim bakteri sebagai penyebab keradangan gingiva menjadi
tidak aktif. Hampir 50% mikroorganisme anaerob terdapat pada
keradangan gingiva dan sangat sensitif terhadap oksigen
Komposisi:
- H 2 O2 1,5%
- Alkohol, cinnamon oil, clove oil, mentol 5%
- Air 93,5%
Indikasi: radang gusi
Pemakaian: kumur 2-3 kali sehari.
- Selama dua minggu dapat menurunkan pembentukan
plak sebanyak 50% dan menurunkan indeks keradangan
gingiva sebanyak 22% (Prijantojo, 1996).
b. Obat kumur berbasis fluor
Selain itu, obat kumur juga ada yang mengandung fluor sebagai penguat
gigi. Fluor menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksiapatit pada email
menjadi fluorapatit yang bersifat lebih stabil.
Fluoracyl
Komposisi: 2500 bagian per juta ion fluor
Indikasi:
- Menghilangkan stain dan diskolorisasi email
- Menguatkan dan memutihkan gigi
- Mengurangi karies
Pemakaian: digunakan berkumur setelah sikat gigi
c. Obat kumur anastetik
Sekarang telah berkembang obat kumur dengan basis anastetikum yang
dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan adanya sensasi
tidak nyaman dan rasa sakit akibat stomatitis, gingivitis, periodontitis, dan
inflamasi lain dalam orofaring. Kandungan obat kumur ini berupa
benzydamine, yang merupakan anti inflamasi non steroid yang bekerja
secara lokal. Bahan ini memberikan efek anastesi dan analgesik lokal,
karena benzydamine mempunyai sifat menghambat sintesis prostaglandin.
Tantum Orosan
Komposisi :
- Bahan aktif yaitu benzydamine hydrochloride 0,15 g dan
cetylpyridinium chloride 0,05 g
Benzydamine hydrochloride merupakan anti inflamasi topikal,
bersifat sebagai penghambat sintesis prostaglandin, sehingga
dapat berfungsi sebagai anastetik dan analgesik
- Bahan tambahan yaitu
Glycerol
ethanol 70%
Saccharin
Castor oil hydrogenate
Sodium bicarbonate
Mint flavour
Quinoline yellow (E104)
Blue patent V (E131)
Air
Indikasi:
- Antiinflamasi
- Analgesik untuk iritasi rongga mulut
- Faringitis
- Gingivitis
- Stomatitis
- Sebelum dan setelah ekstraksi gigi
Pemakaian: kumur 15 ml, 2-3 kali sehari
Tantum Verde
Komposisi:
- Benzydamine hydrochloride 0,15 g/100 ml
- Gliserol
- Etil alkohol
- Sakarin
- Metal p-hidroksibenxoat
- Sodium bikarbonat
- Mint
- Polisorbat 20
- Quinoline yellow
- Blue patent V
- Air
Indikasi
- Inflamasi pada tenggorokan, rongga mulut, dan gusi
- Anastesi superficial
Pemakaian: kumur 2-3 kali sehari sebanyak 15 ml
d. Obat kumur oral care
Obat kumur ini berfungsi sebagai pemeliharaan. Obat kumur jenis ini
biasanya berupa obat kumur yang mengandung penyegar (astringent).
Obat kumur astringents dapat memberi kesegaran dalam mulut,
memelihara gigi dan gingiva, serta mengatasi bau mulut. Bahan herbal
yang digunakan sebagai bahan penyegar adalah eucalyptol, yaitu bahan
organik cair yang tidak berwarna, serta mengandung 85% minyak esensial
eucalyptus. Bahan ini mempunyai aroma kapur barus dan rasa yang dingin
sehingga sering digunakan sebagai bahan obat kumur.
Mintolin
Komposisi:
- Thymol 60 mg
- Eucalyptol 90 mg
- Methyl salicylate 60 mg
- Menthol 40 mg
- Alkohol 26,9 ml
Indikasi: penyegar mulut dan menjaga kebersihan mulut
Pemakaian: kumur sebanyak 20 ml selama 30 detik
DAFTAR PUSTAKA
Harris, Norman O, dan Franklin Gracia-Godoy. 1999. Primary Preventive
Demtistry. Appleton and Lange Stamford: Connecticut.
Houwink, B dkk. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University press
Kidd, E. A. M dan S. J Bechal. 1992. Dasar-dasar Karies dan
Penanggulangannya. Jakarta: EGC
Prijantojo. 1996. Antiseptik Sebagai Obat Kumur - Peranannya terhadap
Pembentukan Plak Gigi dan Radang Gusi. Jakarta: Laboratorium
Periodontologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Seymor R. A, dkk. 1992. Drug Desease and Periodontium. Oxford University
Press