Post on 07-Mar-2019
1
Lampiran 1 ( Surat ijin penelitian)
2
Lampiran 2 (Surat telah melaksanakan pengumpulan
data)
3
Lampiran 3 (Jadwal Penelitian)
No Uraian Kegiatan Feb Mar Apr Mei
1 Menyusun Proposal
2 Menyusun instrumen Penelitian
3 Pengumpulan data
4 Analisis Data
5 Pelaksanaan tindakan
6 Penyusunan Laporan Dan revisi laporan
4
Lampiran 4 (Instrumen wawancara)
INSTRUMEN WAWANCARA (Sebelum Tindakan)
Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai keadaan yang
sebenarnya !
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang sistem kenaikan
tingkat yang sudah menggunakan aturan sesuai
Permenpan R&B no 16 Tahun 2009 ?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah siap menerapkan sistem
kenaikan pangkat dengan Permenpan R&B No 16 Tahun
2009 ?
3. Apakah Bapak/Ibu tahu tentang kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan?
4. Jika belum, apa yang menjadi kendala Bapak/Ibu dalam
pelaksanaan Kenaikan tingkat sesuai Permenpan R&B No
16 Tahun 2009?
5. Salah satu kegiatan PKB adalah Penenlitian Tindakan
Kelas/Sekolah, apakah Bapak/Ibu sudah menguasai?
6. Apakah untuk mengatasi masalah itu perlu diadakan
pelatihan?
7. Apakah Bapak/Ibu sudah bisa membuat proposal
penelitian tindakan kelas?
5
Lampiran 5 ( Program pendidikan dan pelatihan)
PROGRAM PELATIHAN PENYUSUNAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU SD
NEGERI WATES WONOBOYO TEMANGGUNG
A. Latar Belakang
Guru adalah faktor utama yang menentukan
berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran di setiap
jenjang sekolah.Pembelajaran merupakan kegiatan yang
menumbuhkan pemahaman, kreativitas, daya pikir,
potensi, dan minat siswa. Kegiatan pembelajaran
senantiasa diarahkan pada kegiatan yang mendorong
siswa aktif, baik fisik, sosial, maupun psikis dalam
rangka memahami konsep. Hal tersebut terjalin dalam
satu bentuk komunikasi dua arah antara guru dan siswa,
dalam hal ini guru sebagai fasilitator sangat dituntut
untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan
pembelajaran yang asyik dan menyenangkan.
Ada banyak fenomena yang sering dialami guru
yaitu ketidak mampuan guru membuat proposal
Penelitian Tindakan Kelas. Kondisi ini membebankan
guru enggan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas
sekalipun di kelasnya sering kali menghadapi berbagai
masalah. Jika keadaan ini dibiarkan terus seperti apa
adanya maka terjadi yang dikatakan pembelajaran
berjalan di tempat.
Dalam proses pembelajaran guru perlu
mengadakan evaluasi terhadap siswa untuk mengetahui
apakah materi yang telah disampaikan ke siswa sudah
6
dipahami dengan baik ataukah belum? Berdasarkan dari
hasil evaluasi itu guru dapat memperbaiki metode
pembelajaran dengan melakukan tindakan penelitian
kelas (Penelitian Tindakan Kelas) guna memperbaiki
pembelajaran yang masih mendapat masalah tadi. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru yang mempunyai kemampuan
untuk melakukan perbaikan dan kepedulian terhadap
peningkatan mutu pembelajaran.
Berdasarkan Permenpan R&B 16 tahun 2009,
penulisan karya tulis ilmiah kini menjadi persyaratan
penting untuk guru dalam kenaikan golongannya dalam
bidang pengembangan profesi. Ada beberapa macam
karya tulis ilmiah, salah satunya yang cukup diminati
adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian.
Dalam hal ini yang cukup diminati para guru
adalah karya tulis ilmiah dengan menggunakan
pengalaman guru sendiri yaitu dengan Penelitian
Tindakan Kelas (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di
kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,
melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki
kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas
dapat memfasilitasi guru untuk mengembangkan
pemahaman pedagogi dalam rangka memperbaiki
pembelajarannya.
B. Tujuan Pelatihan
7
1. Tujuan Umum
Tujuan kegiatan pelatihan ini adalah sebagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan, mempersiapkan
guru dalam rangka melaksanakan Permenpan R&B 16
Tahun 2009 tentang Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dari sun unsur Publikasi Ilmiah/Karya
Inovatif dan menciptakan tenaga pendidik yang
professional.
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman guru tentang hakikat,
karakteristik, tujuan, manfaat, prosedur, dan sisematka
proposal Penelitian Tindakan Kelas (Penelitian
Tindakan Kelas),
2. Peserta termotivasi untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas,
3. Peserta mengetahui landasan teori/pemikiran dan
landasan hukum Penelitian Tindakan Kelas,
4. Peserta mengetahui tahap perencanaan Penelitian
Tindakan Kelas: mengidentifikasi dan menetapkan
masalah, menganalisa dan merumuskan masalah,
merencanakan tindakan perbaikan,
5. Peserta mengetahui langkah-langkah pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas: perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi,
6. Peserta mengetahui kriteria penulisan karya tulis
ilmiah,
7. Peserta mampu membuat sistematika Penelitian
Tindakan Kelas,
8
8. Peserta mampu membuat bab pendahuluan yang
memuat latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat pelatihan,
9. Peserta mampu membuat bab tinjauan pustaka
yang memuat kerangka konseptual dan hipotesa
tindakan.
C. Sasaran/Peserta
Sasaran/peserta pelatihan ini adalah Kepala Sekolah
guru di SD Negeri Wates Kecamatan Wonoboyo
Kabupaten Temanggung.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelatihan ini akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Minggu/ 12 April 2015
Waktu : 09.00 – 15.00 WIB
Tempat : SD Negeri Wates Wonoboyo TMG
E. Materi pelatihan dan Pembicara
No Materi Instruktur
1 Melakukan Tindakan Reflektif
untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Berbasis
Penelitian Tindakan Kelas
Kepala SDN Wates
2 Hakikat, Karakteristik, Tujuan,
dan Manfaat Penelitian
Tindakan Kelas
Pengawas TK/SD
Kecamatan
Wonoboyo
3 Prosedur Penelitian Tindakan
Kelas dan Penyusunan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas
Pengawas TK/SD
Kecamatan
Wonoboyo
9
4 Sisematika Proposal Penelitian
Tindakan Kelas
Pengawas TK/SD
Kecamatan
Wonoboyo
F. Metode Pelaksanaan
Pelatihan dan Pendampingan Penelitian Tindakan Kelas
Berbasis Teknologi Informasi ini menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan pelatih berdo’a bersama dan
menyayikan lagu kebangsaan.
2. Pengukuran kemampuan peserta pelatihan dilakukan
dengan wawancara kepada guru sebelum pelatihan
dilaksanakan, hal ini dilakukan untuk untuk
mengetahui kemampuan masing-masing guru tentang
Penelitian Tindakan Kelas.
3. Setelah memperoleh sejumlah kebutuhan belajar baik
dari satu atau beberapa peserta maka pelatih perlu
menetapakan prioritas kebutuhan belajar.
4. Penetapan prioritas dilakukan pelatih bersama peserta
pelatihan, atau dilakukan sendiri kemudian
diinformasikan lebih lanjut kepada peserta.
5. Pengembangan materi pelatihan dilaksanakan setelah
mendapatkan priporitas kebutuhan, setelah tahapa ini
selesai dilanjutkan proses pelatihan.
6. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan selama 1 (satu) hari. Pelatihan ini
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas intelektual
dan keterampilan perencanaan Penelitian Tindakan
Kelas. Hasil pelatihan ini adalah draft rencana
Penelitian Tindakan Kelas.
10
7. Pendampingan Penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan selama 1 (satu)
minggu. Hasil pendampingan ini adalah Proposal
Penelitian Tindakan Kelas.
G. Panitia
Adapun struktur panitia adalah:
PANITIA PELAKSANA
KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SD NEGERI WATES WONOBOYO TEMANGGUNG
Ketua Panitia : Hadi Santosa, S.Pd
Sekretaris : Slamet Hidayat, S.Pd
Bendahara : Giyono
Anggota : 1. Tulus Hariadi, S.Pd
2. Joko Santoso, S.Pd
3. Yoga Istanto, S.Pd
4. Mawariyah
5. Heri Prajoko, S.Pd
6. Fransisca Suwanti, S.Ag
7. Dwi Suryani, S.PdI
8. Surasa, S.Pd
H. PENUTUP
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan pola
pelatihan yang sistmatis. Hasil akhir yang diharapkan
dari pelatihan tersebut adalah meningkatnya motivasi dan
kinerja guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran.
Sehingga kompetensi yang diharapkan dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
terdidik bisa terpenuhi.
11
Lampiran 6 ( Bahan ajar pendidikan dan pelatihan)
Oleh :
YUDHI SUSETYANTO
Pengawas TK/SD Kecamatan Wonoboyo
PENELITIAN TINDAKAN
KELAS (PTK)
1
12
Macam Publikasi Ilmiah = KTIBerdasarkan Permenpan RB No 16 2009
1. presentasi di forum ilmiah
2. hasil penelitian
3. tinjauan ilmiah
4. tulisan ilmiah populer
5. artikel ilmiah
6. buku pelajaran
7. Modul/diktat
8. buku dalam bidang pendidikan
9. karya terjemahan
10.Buku pedoman guru
2
LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
� Laporan hasil penelitian di bidang pendidikan,dilaksanakan di sekolah, sesuai dengantupoksinya ( BIASANYA PTK )
� Pengertian PTK
Menurut Sanjaya (2009) PTK diartikan sebagaiproses pengkajian masalah pembelajarandidalam kelas melalui refleksi diri dalam upayauntuk memecahkan masalah tersebut dengancara melakukan berbagai tindakan yangterencana dalam situasi nyata serta menganalisissetiap pengaruh dari perlakuan tersebut
3
13
Manfaat PTK Untuk Guru
1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
2. Menumbuhkan kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal meningkatkan kemampuan dan kinerja
3. Keberhasilan PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain4. PTK mendorong guru untuk memiliki sikap profesional5. Guru akan selalu mengikuti kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi6. Akan membawa perubahan baik sosial maupun psikologi
yang dapat memberikan alternatif baru yang lebih baik dalam pengelolaan pembelajaran
4
Alur Penyusunan PTK
5
A. Refleksi Awal, PTK hanya mungkin dilakukan manakala guru merasakan adanya masalah (gap / kesenjangan)
B. Melakukan Studi Pendahuluan, proses pengkajian dan analisis permasalahan hasil dari refleksi awal ( cari solusi yang diyakini bisa memcahkan masalah)
C. Merancang Pelaksanaan PTK, yang meliputi penetuan model PTK yang akan digunakan, penyusunan desain dan langkah-langkah
D. Laksanakan PTK, Rancangan tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa diimplementasikan dalam kegiatan atau tindakan nyata.
14
PROPOSAL DAN LAPORAN PTK
6
� BAB I PENDAHULUAN
JUDUL PENELITIAN
Judul sesuai dengan masalah yang ditemui, meliputi tiga unsur
1. Bentuk Permasalahan
2. Cara yang akan ditempuh/gunakan untuk menyelesaikan masalah
3. Lokasi penelitian
“ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui PenggunaanMetode Diskusi Bervariasi Pada Mata Pelajaran IPA Materi....... Kelas V SDN Wates Wonoboyo Semester Gasal TahunPelajaran 2014/2015”
A. LATAR BELAKANG MASALAH
7
� Latar belakang masalah berisi tentang segala sesuatu yangmendorong kita tertarik dengan masalah yang akan kita teliti
� Alinea 1, menulis kondisi awal siswa berdasarkan pengamatandan hasil belajar
� Alinea 2, menulis kondisi awal peneliti pada pembelajaranKD 1, misal Guru belum menggunakan Metode dalammengajar
� Alinea 3, menulis kondisi akhir siswa yang akan diharapkan
� Alinea 4, menulis kondisi akhir peneliti. Misal dengan metodediskusi bervariasi akan meningkatkan......... ( spt angan-angan penulis )
15
Lanjutan
8
� Alinea 5, menuliskan masalahnya----- masalahnya seperti apa dan kenyataan apa yang diharapkan
� Alinea 6, tulis cara penyelesaian masalah dengan perlu adanya tindakan/ action yang dilakukan oleh peneliti ( misal, penggunaan diskusi bervariasi pada siklus I siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, sedangkan pada siklus II siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang lebih kecil
B. IDENTIFIKASI MASALAH
9
Umumnya berbentuk kalimat tanya yangbersifat umum, tidak perlu dijawab danmengacu pada masalah yang dipilih
Contoh :
�Mengapa hasil belajar siswa masih rendah
�Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswameningkat
16
C. PEMBATASAN MASALAH
10
� Alinea 1. Menulis variabel yang diteliti, contoh : Dalampenelitian ini yang dibahas adalah masalah yang berhubungandengan hasil belajar mata pelajaran IPA Materi Gaya .
� Alinea 2. Menuliskan definisi operasional Variabel 1(definisimenurut penulis , boleh dengan berdasarkan sumber tetapipengarangnya tidak disebutkan). contoh Hasil belajaradalah.......
� Alinea 3. Menuliskan definisi operasionalVariabel 2
� Alinae 4. menuliskan definisi operasional Variabel 3 ( kalauvariabelnya ada 3 )
D. RUMUSAN MASALAH
11
Umumnya bebentuk kalimat tanya yangmengacu pada masalah yang dipilih darijudul ( harus dijawab pada bab 2-5 )
Contoh :
�Apakah melalui penggunaan diskusibervariasi dapat meningkatkan hasilbelajar siswa ?
17
E. TUJUAN PENELITIAN
12
� Tujuan Umum
- Untuk meningkatkan hasil belajar Matapelajaran IPA pada Materi Gaya.
� Tujuan Khusus
- Melalui penggunaan metode diskusi bervariasiuntuk meningkatkan hasil belajar Matapelajaran IPA pada Materi Gaya
F. MANFAAT PENELITIAN
13
1. Manfaat bagi siswa, mengacu pada tujuan penelitian,contoh meningkatknya hasil belajar Mata pelajaranIPA pada Materi Gaya
2. Manfaat bagi Guru, dengan PTK dapatmeningkatkan kreativitas guru dalammengembangkan model pembelajaran
3. Manfaat Bagi teman sejawat
4. Manfaat bagi Sekolah
18
BAB II KAJIAN TEORI
14
A. KAJIAN TEORI
Menjelaskan terori yang kita pakai, contoh hasil belajar menurut Slameto (2012) adalah ....... , Diskusi bervariasi adalah......
B. PENELITIAN YANG RELEVAN (bila ada)
C. KERANGKA BERFIKIR
Berisi deskripsi kondisi awal, guru belum menerapkan metode diskusi bervariasi maka masih banyak siswa prestasi hasil belajar rendah
D. HIPOTESIS TINDAKAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
15
A. SETTING PENELITIAN
berisi tempat dan waktu penelitian, Kenapa dikelas itu
B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
siswa kelas V L=.... P =....
C. SUMBER DATA
Dapat berasal dari subyek penelitian (dpt berasal dari siswa, guru dan kolabotor)
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Tes ( tertulis, lisan perbuatan)
Non Tes ( pengamatan, dokumentasi, cheklist)
19
Lanjutan BAB III
16
E. VALIDASI DATA
Upaya untuk mengecek data itu benar /tidak
F. ANALISIS DATA
Bisa menggunakan diskriptif kwalitatif (rendah, sedang, tinggi)
rendah ( pencapaian kurang dr 40% )
sedang ( Pencapaian 40-70 % )
tinggi ( Pencapaian lebih dari 70 %)
G. INDIKATOR KINERJA
target /harapan yang ingin dicapai
LANJUTAN BAB III
17
H. PROSEDUR PENELITIAN
Merupakan langkah yang digunakan peneliti dalampenelitian, meliputi :
- Menentukan metode penelitan yaitu metode PTK
- Menetukan banyaknya siklus , minimal 2 siklus
- Menetukan tahapan dalam setiap siklus yang terdiridari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi
- Menjelaskan kegiatan disetiap tahapan disetiap siklus
20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASANBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
18
A. Deskripsi Kondisi Awal
B. Deskripsi Hasil Siklus I
Perencanaan tindakan, pelaksanaan ( foto2 diambil dan dikasih lampiran), hasil pengamatan dan refleksi
C. Deskripsi Hasil Siklus II ( sama seperti siklus I)
D. Pembahasan
Dibahas dan dicocokkan dengan teori yang didepan
E. Hasil Tindakan
Secara keseluruhan, dipapmpang dalam bentuk tabel hampir seperti menyimpulkan menuju BAB V
BAB V PENUTUP
19
A. SIMPULAN
B. SARAN
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT
21
Lampiran 7 (Rubrik setelah pelaksanaan diklat)
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi mudah dimengerti ?
2 Apakah instruktur selalu memotivasi Bapak/Ibu untuk dapat mempraktikkan subjek yang telah diajarkan?
3 Apakah Materi pelatihan yang telah diajarkan oleh instruktur dapat menunjang pekerjaan Bapak/Ibu?
4 Apakah Pelatihan yang Bapak/Ibu ikuti dapat meningkatkan pengetahuan dalam pekerjaan Bapak/Ibu?
5 Apakah metode pelatihan telah sesuai dengan subjek yang diajarkan?
6 Apakah metode pelatihan yang digunakan mudah dimengerti?
7 Apakah metode yang digunakan pada program pelatihan telah sesuai dengan gaya belajar Bapak/Ibu?
8 Apakah kondisi ruang yang digunakan Bapak/Ibu gunakan sudah kondusif ?
9 Apakah peralatan yang digunakan pelatihan sudah memenuhi standard layak?
10 Apakah instruktur sudah memberikan pelayanan yang sama terhadap semua peserta pelatihan?
22
Lampiran 8 ( Instrumen Penilaian) INSTRUMEN PENILAIAN
LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Nama Pendidik : No Peserta :
No
Indikator dan skor maksimal
Kriteria Penilaian Skor
1 Mampu menulis
laporan yang memiliki
struktur laporan
pengamatan (judul,
pendahuluan dan isi)
Skor Maksimal 20
1. Menggunakan pola
organisasi laporan.
Terdapat judul,
pendahuluan
(mencantumkan waktu,
lokasi, dan objek
pengamatan) dan isi.
2. Memiliki kalimat-kalimat
yang saling terkait dan
logis
3. Terdapat detil yang
menjelaskan topik
4. Menyinggung topik
permasalahan dengan
simpulan dan kalimat
penutup
2 Mampu membuat
laporan tertulis
berdasarkan fakta di
lapangan
Skor Maksimal 30
5. Ide berkembang sesuai
dengan tujuan penelitian
pengamatan.
6. Ide sesuai dengan topik
disertai alasan-alasan
logis
7. Ide sesuai dengan sumber
yang diamati
3 Mampu memberikan 8. Tulisan mengemukakan
23
pandangan nilai
karakter terhadap
hasil pengamatan
Skor Maksimal 25
pemikiran yang lengkap
dan masuk akal serta
tanggap terhadap nilai-
nilai karakter.
4 Mampu menggunakan
beragam kosakata
Skor Maksimal 5
9. Penggunaan dan
pemilihan kata bervariasi
sesuai dengan sasaran
pembaca.
5 Mampu menulis laporan sesuai dengan kaidah kebahasaan
Skor Maksimal 20
10. Tulisan menggunakan
kaidah ejaan yang
disempurnakan dan isi
tulisan tersampikan
dengan baik melalui
kalimat sederhana yang
efektif.
TOTAL
KATEGORI
24
Lampiran 9 (Daftar hadir pendidikan dan pelatihan)
25
Lampiran 10 (Hasil Wawancara)
26
27
Lampiran 11 (Hasil setelah diklat)
28
29
Lampiran 12 (Penilaian Hasil Penyusunan PTK)
30
31
32
33
Lampiran 13 (Hasil Proposal Penelitian Tindakan Kelas)
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
KATHOLIK DENGAN METODE
PICTURE AND PICTURE MATERI LINGKUNGAN
KELAS 3 SD N WATES WONOBOYO TEMANGGUNG
Oleh
F
NIP. -
SD NEGERI WATES WONOBOYO TEMANGGUNG
2015
34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu belajar disekolah yang dapat
membentuk manusia Indonesia yang bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa adalah pendidikan agama yang
didalamnya termasuk pendidikan agama katolik.
Pendidikan agama katolik disekolah merupakan usaha
untuk memperkuat iman dan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Moral bangsa terletak salah satunya dalam
pendididkan agama terlepas dari itu. Kompetensi peserta
didik dalam pendidikan agama sekarang dinilai kurang,
itu semua terbukti dengan banyaknya siswa yang kurang
minat belajar dan kurang memperhatikan disaat
pelajaran agama sehingga materi pelajaran kurang
terserap oleh peserta didik.
Dalam pembelajaran agama katolik diharapkan
dapat menarik dan membangkitkan minat siswa. Namun
pada kenyataan banyak alasan yang diungkapkan oleh
siswa antara lain dalam pemberian materi menjenuhkan
karena banyak ceramah, banyak cerita sehingga banyak
siswa yang mengatuk dan bosan. Dalam memberikan
materi dengan banyak cerita dan ceramah mulai bosan
dan tidak menarik sehingga siswa cenderung untuk
mencari perhatian lain yang menurut mereka lebih
menarik, seperti cerita dengan teman, bermain, tidur dan
aktifitas lainnya yang mereka sukai.
Dengan alasan itu maka dalam proses
peningkatan kompetensi justru akan mengalami
35
kendala pada akhirnya menyebabkan prestasi siswa
menjadi rendah. Kondisi pelajaran agama yang
demikian perlu dirubah dan diperbaiki. Salah satunya
adalah menggunakan metode pembelajaran picture atau
gambar. Metode pembelajaran ini adalah salah satunya
teknik pembelajaran dengan mengunakan gambar.
Kebanyakan anak dinegeri kita ini lahir dan
tumbuh berkembang ditengah alam yang belum terlalu
terjamah oleh tangan manusia dan polusi berbagai pabrik
atau kendaraan. Dari satu pihak kehidupan anak-anak
kita begitu dekat dan peka terhadap alam. Namun
dipihak lain anak-anak kita begitu dekat dan peka
terhadap alam. Namun di pihak lain anak-anak sudah
terlalu biasa dengan alam sehingga mungkin tidak terlalu
rutin mengalaminya. Keadaan seperti itu dapat
menyebabkan mereka tidak berusaha untuk mencintai
dan melestarikannya.
Dalam pembelajaran tentang lingkungan siswa
diajak untuk melihat dan menyadarinya:
a. Keindahan alam lingkungan yang dapat dinikmati,
dialami, dan dicintai.
b. Keindahan alam merupakan karunia Tuhan bagi kita
kebesaran dan cinta Tuhan kepada kita. Alam dapat
mengatar kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.
c. Alam yang indah ini anugerah Tuhan bagi kita untuk
dimiliki, dipelihara, dan dikembangkan kita patut
bersykur kepada Tuhan diwujudkan pada perbuatan
yang nyata.
1.2 Identifikasi Masalah
36
a. Apakah ada strategi tertentu untuk menyiasati kondisi
siswa seperti tersebut diatas, sehingga siswa lebih
tertarik akhirnya ada peningkatan prestasi belajar
untuk materi lingkungan.
b. Apakah hasil belajar, siswa dapat ditingkatkan melalui
strategi Picture and Picture?
c. Apakah minat siswa dapat meningkatkan melalui
strategi Picture and Picture?
d. Efektifikah metode Picture and Picture untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam PAK materi
Lingkungan.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti agar fokusnya lebih jelas. Masalah yang
akan diteliti adalah “apakah minat belajar dan prestasi
belajar PAK kelas 3 SDN Wates, Wonoboyo, Temanggung
dengan tema lingkungan materi ini dapat ditingkatkan
melalui pendekatan Picture and Picture.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi seperti
tersebut diatas maka dapat dimunculkan rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Apakah pembelajaran PAK materi lingkungan dengan
metode Picture and Picture atau gambar dapat
meningkatkan minat belajar siswa di SD N Wates,
Wonoboyo, Temanggung tahun ajaran 2014/2015?
b. Apakah pembelajaran PAK materi lingkungan dengan
metode Picture and Picture atau gambar dapat
meningkatkan jumlah siwa yang tuntas di SD N Wates
Wonoboyo Temanggung?
37
1.5 Tujuan Penelitian
a. Meningkatkan minat belajar siswa dengan materi
lingkungan dengan metode pembelajaran Picture and
Picture di SDN Wates Kelas 3 Wonoboyo, Temanggung
b. Meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam prestasi
belajar dengan metode pembelajaran Picture and Picture
di SDN Wates Kelas 3 Wonoboyo, Temanggung
1.6 Manfaat Penelitian
Harapan dari hasil penelitian ini dapat memberi
manfaat bagi :
a. Pembaca, lahirnya suatu strategi pembelajaran baru
yang dapat memberi nuansa siswa siap menghadapi
masalah, memecahkannya dan siap menghadapi
masalah baru dengan starategi Picture and Picture
b. Bagi siswa :
1. Akan tumbuh pribadi yang tanguh dan dapat di
pertangung jawabkan
2. Meningkatkan kualitas belajar
3. Meningkatkan minat belajar
4. Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan
efisien
c. Guru :
1. Memperoleh suatu kreativitas pembelajaran yang
menekankan pada tuntutan KTSP aktif pada peserta
didik
2. Meningkatkan efisiensi dan kreatifitas siswa
3. Menambah pengalaman dalam hal Picture dan Picture
4. Meningkatkan kualitas dalam pembelajaran
38
5. Tidak monoton dalam mengajar sehinga cepat bosan
dan jenuh karena rutinitas
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
2.1.1 Pengertian Pendidikan Secara Umum
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila
dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
39
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhla mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
tanggung jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu system pendidikan
Nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional.
Pendidikan Nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu
dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam
program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu
pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah
piker, olah rasa dan olah raga. Agar memiliki daya saing
dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan
relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebuTuhan
berbasis kompetensi sumber daya alam Indonesia.
Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan
melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan
pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan.
Implementasi undang-undang Nomer 20 tahun
2003 tentang system pendidikan nasional dijabarkan ke
dalam sejumlah peraturan antara lain peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini
40
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan yaitu
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam dokumen ini dibahas standar isi
sebagaimana dimaksud oleh peraturan pemerintah Nomor
19 tahun 2005, yang secara keseluruhan mencangkup :
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang
merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan.
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan dasar dan menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian
tidak terpisahkan dari standar isi, dan
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan
pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Standar isi dikembangkan oleh badan standar
nasional pendidikan (BNSP) yang dibentuk berdasarkan
peraturan pemerintah, Nomor 19 tahun 2005 Mendiknas
Bambang Sudibyo.
2.1.2 Pendidikan Agama Katolik di sekolah
Agama memliiki peran yang amat penting dalam
kehidupan untuk manusia. Agama menjadi pemandu
dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran
41
agama sangat penting bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi
menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan dilingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berkhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual.
Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerja, dan moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan
potensi spiritual mencangkup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai mahluk Tuhan.
Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memperteguh iman dan taqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran gereja Katolik
dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional.
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang
diketahui (Pengetahuan Ilmu) tidak selalu membuat hidup
sekarang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan,
42
keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan
dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup
nyata., akan membuat hidup seseorang sukses dan
bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama.
Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa
yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh
pergumulannya bagaimana ia menginterprestasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam kehidupan
nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang
yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan
menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan
berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi
dirinya dalam konteks hidup nyatanya.
Oleh karena itu pendidikan agama disekolah
merupakan salah satu usaha untuk memampukan
peserta didik menjalani proses pemahaman, pergumulan
dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya.
Dengan demikian proses ini mengandung unsur
pemahaman iman, pengumuman iman, penghayatan,
iman dan hidup nyata. Proses semacam ini diharapkan
semakin memperteguh dan mendewasakan iman peserta
didik.
2.1.3 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dengan tema lingkungan
1. Standar kompetensi
Memahami pribadi dan lingkungannya serta
kedatangan Yesus Kristus sebagai bukti kebaikan Allah,
sehingga terdorong untuk mensyukurinya dan mampu
mengungkapkan rasa syukurnya itu melalui doa.
2. Kompetensi dasar
43
Mengenal diri dan lingkungannya dalam
mensyukurinya sebagai karunia Allah.
Materi pokok dari tema lingkungan diantaranya :
a. Saya tumbuh dan berkembang
b. Saya membutuhkan air, api dan udara
c. Saya dan alam sekelilingku
Dalam materi 1 saya tumbuh dan berkembang ini di
berikan siswa untuk kelas III SD pasti sudah mulai
menyadari bahwa dirinya bertumbuh dan berkembang.
Keadaan diri yang sebelum ia bersekolah perkembangan
diri seseorang terjadi, baik pada aspek badani (fisik)
maupun pada aspek jiwani (psikologi). Perkembangan
badani adalah perkembangan diri manusia yang
menyangkut badannya. Misalnya badannya bertambah
tinggi dan bertambah besar atau gemuk. Perkembangan
jiwani adalah perkembangan yang menyangkut
kemampuan-kemampuan dan sifat-sifat manusia.
Perkembang kemampuan atau bakat manusia itu
sendiri dapat dibedakan lagi menjadi dua segi yakni:
a. Perkembangan kemampuan atau bakat itu yang lebih
bersifat jasmani misalnya kemampuan berolah raga,
kemampuan menyanyi dan menari dan sebagainya.
b. Kemampuan yang lebih bersifat rohani, misalnya
kemampuan untuk berdoa, kemampuan untuk
mencintai Tuhan dan sesamanya, kemampuan untuk
beriman dan sebagainya. Kemampuan ini dapat
dikembangkan.
Selain kemampuan-kemampuan tersebut didalam
diri manusia terdapat pula sikap-sikap atau sifat-sifat
seperti sifat atau sikap baik, ramah, sopan murah hati
44
dan sebagainya. Sikap-sikap dan sifat-sifat ini juga dapat
dikembangkan. Perkembangan disegala segi ini dapat
menjadikan manusia lebih sempurna dan lebih
menyerupai citra Tuhan sendiri.
Tuhan menghendaki manusia berkembang agar
bermanfaat bagi diri kita sendiri dan bagi masyarakat. Ini
semua merupakan tujuan dari karya ciptaan Tuhan. Di
dalam injil Matius (Mat 25 : 14-30) Yesus mengajak kita
supaya mengembangkan segala yang berada di dalam diri
kita, sebab semua itu merupakan talenta yang harus
dikembangkan talenta yang berada di dalam diri kita
dapat berupa ketampanan fisik, kemampuan atau bakat,
sikap-sikap atau sifat-sifat. Semua itu harus
dikembangkan untuk diri kita sendiri untuk sesama, dan
untuk kemuliaan Tuhan.
Didalam pelajaran ini siswa diajak untuk melihat
dan menyadari talenta-talenta yang ada didalam diri
mereka dan mencari jalan untuk mengembangkannya.
Keberhasilan mengembangkan diri tentu sangat
bergantung pada banyak faktor, antara lain kesungguhan
hati untuk belajar, motivasi yang kuat, cara belajar yang
tepat dukungan dan sarana yang memadai dan
sebagainya.
Dalam materi 2 ini saya membutuhkan air, api
dan udara. Akan diuraikan sebagai berikut :
Manusia adalah bagian dari alam. Hidup manusia tidak
mungkin terlepas dari alam manusia membutuhkan
benda-benda alam untuk hidup semua benda alam
tersedia untuk kebahagiaan manusia, asal digunakan
dengan baik. Dari antara benda-benda alam yang penting
45
untuk hidup manusia adalah air, api dan udara. Tanpa
benda-benda itu manusia akan mati.
Air ada air sungai, air hujan, air laut, air sumur
dan sebagainya. Kita tahu manfaat dari semua jenis air
itu tidak dapat dibayangkan jika tahu manfaat dari
semua jenis air itu. Tidak dapat dibayangkan jika
kehidupan kita tanpa air. Selain membersihkan, air dapat
menghidupkan berbagai jenis kehidupan sebagian tubuh
kitapun terdiri atas air.
Api sumber dan dapur api yang paling besar
adalah matahari. Matahari menerangi dan memanaskan
seluruh alam sekitar kita, manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan membutuhkan sinar Matahari untuk hidup
dan tumbuh. Selain Matahari sebagai dapur api terbesar,
kita juga mengenal listrik. Selain dapat menerangi kita,
listrik dapat menggerakkan seluruh alat elektronik,
seperti TV, Radio, computer dan sebagainya. Tanpa udara
kita tidak dapat bergerak dan hidup.
Tiga unsur alam (air, api dan udara) tersebut
merupakan ciptaan dan kerunia Tuhan yang sangat
penting bagi kebahagiaan dan kehidupan manusia. Dalam
materi 3 ini saya dan alam sekelilingku akan diuraikan
sebagai berikut :
Kebanyakan anak di negeri kita ini lahir dan
tumbuh berkembang ditengah alam yang belum terlalu
dijamah oleh tangan manusia dan potensi berbagai pabrik
atau kendaraan. Dari satu pihak, kehidupan anak-anak
kita begitu dekat dan peka terhadap alam. Namun
dipihak lain anak-anak sudah terlalu menyadari lagi nilai
nilai keindahan dan kebesarannya. Mereka sudah terlalu
46
rutin mengalaminya. Keadaan ini dapat menyebabkan
mereka tidak berusaha untuk melestarikannya.
Dalam pelajaran ini, anak-anak akan diajak untuk
melihat dan menyadari :
a. Keindahan dan kelebatan alam. Alam yang indah
dapat dinikmati, dialami dan dicintai. Alam yang
indah dapat menambah pengetahuan kita,
menghaluskan perasaan kita. Alam yang indah dapat
meningkatkan ketrampilan kita menguatkan sikap
serta kehendak kita.
b. Alam yang indah adalah karunia Tuhan bagi kita,
kebesaran dan cinta Tuhan dapat dialami pada alam.
Alam dapat mengantar kita lebih dekat kepada sang
pencipta.
c. Alam yang indah ini dianugerahkan Tuhan kepada
kita untuk dimiliki, dipelihara dan dikembangkan
karena ini patut mengucapkan terimakasih kepada
Tuhan.
2.2 Teori Belajar
Menurut aliran Behavioristik, belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon
(Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting
adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan
guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara
stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan
47
karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang
dapat diamati dan respon, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh
pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori
ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Dalam pikiran kebanyakan praktisi pendidikan,
makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan
sebagai penerimaan informasi dari sumber informasi
(guru dan buku pelajaran). Akibatnya, guru masih
memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer
informasi (baca: penuangan ‘air’ informasi) dari guru ke
peserta didik. Untuk keperluan implementasi KBM yang
bernuansa KBK, guru perlu melakukan pembalikan
makna dan hakikat belajar. Pada pandangan dan
paradigma ini, makna dan hakikat Belajar diartikan
sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun
makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh peserta
didik atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan
persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan
peserta didik. Belajar bukanlah proses menyerap
pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru.
Peserta didik memerlukan kemampuan belajar
sepanjang hayat untuk bisa bertahan (survive) dan
berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap masalah
sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Karena
itu, peserta didik memerlukan fisik dan mental yang
kokoh. KBM perlu mendorong peserta didik untuk dapat
48
melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya baik
kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian
dapat mensyukuri apa yang telah dianugerahkan Tuhan
YME kepadanya. Demikian pula KBM perlu membekali
peserta didik dengan keterampilan belajar, yang meliputi
pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan,
kemampuan memahami orang lain, kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong
dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di
sekolah maupun secara informal di luar kelas.
Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh M.
Purwanto ( 1990 : 84 ) menyatakan bahwa: “Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa
hingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami
situasi tadi“, sementara itu Edward Thorndike (1973)
berpendapat, bahwa belajar adalah proses orang
memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan
sikap.
Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan
dapat dilihat dengan nyata, proses yang tidak dapat
dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar
bukan merupakan tingkah laku yang nampak tetapi
merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri
individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang
baru. Hubungan baru dapat berupa antara reaksi-reaksi,
perangsangan-perangansangan dan reaksi.
49
Dari uraian tentang belajar di atas, dapat kita ambil
kesimpulan betapa pentingnya proses belajar dan
kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar.
Dalam hal ini Slameto (1991:27-28) mengemukakan
prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:
a. Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan
berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan
membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki
struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta
didik mudah menangkap pengertiannya.
c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada peserta didik untuk
mencapai tujuan instruksional.
d. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi
tahap menurut discovery;
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi
dan discovery;
f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan
tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang
harus dicapai;
g. Belajar memerlukan saran yang cukup,sehingga
peserta didik dapat belajar dengan tenang;
h. Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana
peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya
ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif;
i. Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan
lingkungannya;
50
2.3 Teori Hasil Belajar
2.3.1 Minat Belajar
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk
meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di
Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari
kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa
penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).
Menurutnya, arti penting minat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan studi adalah :
a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
c. Minat mencegah gangguan dari luar
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran
dalam ingatan
e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri
sendiri.
Minat melahirkan perhatian spontan yang
memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu
yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan
bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain
tidak bisa menumbuhkannya dalam diri peserta didik,
tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu,
serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal
sebagai wakil dari masing-masing peserta didik (Gie,
1995).
Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai
hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh
minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung
untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.
51
Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara
kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek
tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada
objek tersebut. Kalau seorang peserta didik mempunyai
minat pada pelajaran tertentu dia akan
memperhatikannya. Namun sebaliknya jika peserta didik
tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang
sedang diajarkan biasanya dia malas untuk
mengerjakannya. Demikian juga dengan peserta didik
yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran
yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan peserta didik
tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu
mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu
pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih
menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat terhadap
subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh
kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir
melainkan diperoleh kemudian.
Slameto (2003 : 180) menyatakan bahwa : Minat
adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterakaitan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan
antara diri sendiri dan suatu diluar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.
52
Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek
dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-
citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak
akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila
didalam diri orang utnuk mencapai tujuan yang dicita-
citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan
belajar, minat menjadi motor penggerak dengan minat
tujuan belajar tidak akan tercapai. Penulis dapat
menyimpulkan bahwa minat belajar adalah kedaan
mental atau kondisi jiwa ang m,enjadi motor pengerak
dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan, tanpa
dengan minat tujuan belajar tidak akan tercapai.
2.3.2 Prestasi Belajar
Menurut S. Nasution (1990 : 17) Prestasi adalah
kesempurnaan seseorang dalam aktif berfikir merasa dan
berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi
target dalam ketiga tesebut. Berdasarkan pengertian
diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang memiliki siswa
dalam menerima, menolak dan menilai informasi-
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap
bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
53
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
2.4 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Atau
metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai cara dalam
menyajikan isi pembelajaran kepada siswa untuk
mencapai kompetensi tertentu.
Beberapa metode pembelajaran yang biasa
digunakan di dalam pembelajaran PAK diantaranya:
ceramah, diskusi, demonstrasi dan eksperimen selain itu
ada beberapa metode yang dapat digunakan seperti
simulasi, bermain peran, Picture and Picture dan games.
Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih
banyak memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa
menjadi pasif dalam pembelajaran. Metode demonstrasi
adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan
siswa dengan cara menceritakan dan memperagakan
suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Metode
diskusi merupakan situasi dimana diantara siswa, siswa
dengan guru terjadi tukar menukar informasi, ide atau
pendapat untuk memecahkan suatu masalah.
Pada pembelajaran yang menggunakan metode
Picture and Picture diupayakan tidak hanya menyajikan
informasi dari guru, karena pada setiap pembelajaran
harus diusahakan siswa yang aktif. Setiap metode
memiliki keunggulan dan kelemahan sehingga guru harus
memilih metode yang tepat dan sesuai dengan topik atau
54
materi yang akan disajikan, juga sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.
2.5 Metode Picture and Picture
2.5.1 Picture and Picture
Menurut Sadiman 2007 bahwa “Pembelajaran
model Picture and Picture/ gambar adalah proses belajar
yang menggunakan media gambar sebagai alat belajar”.
Tersebut dapat diartikan sebagai suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan (diurutkan)
menjadi logis. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang
tidak akan mencapai tujuaan yang di cita-citakan apabila
didalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau
keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang di cita-
citakannya itu.
Model Picture and Picture /gambar ini dapat di
kembangkan dengan cara belajar siswa sendiri ,siswa
dapat menganalisis materi dengan pemahaman sendiri
berdasarkan gambar yang di lihat.siswa dapat menangkap
materi yang di sampaikan guru melalui indranya (mata
dan telinga) karena proses pembelajarannya yang
melibatkan banyak indra maka jauh lebih efektif.
Model pembelajaran ini tidak hanya guru yang
memiliki referasi melainkan siswa dapat juga mencari
berdasarkan materi yang di pelajari nya. Siswa dapat
menceritakan pengalaman materinya melalui gambar
sehingga siswa aktif, krektif dan inovatif .melalui gambar
dapat diterapkan. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Melalui metode ini siswa
belajar tidak monoton karena siswa tidak hanya
mendengar guru ceramah/ cerita saja, tetapi dengan
55
metode ini ini dapat memberikan materi guru lebih
dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa,
serta dapat dilatih untuk berfikir secara logis dan
sisitematis
2.5.2 Langkah-langkah Picture and Picture
Langkah-langkah dalam metode gambar adalah:
1. Guru menyampaikan kompentesi yang ingin di capai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukan gambar-gambar yang ada kaitanya
dengan materi
4. Guru menujukan satu persatu bergantian memasang/
urutan gambar menjadi logis(benar)
5. Guru menanyakan alasan urutan gambar tesebut
6. Dari alasan siswa tersebut guru memulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin di capai
7. Kesimpulan/rangkuman.
2.6 Kerangka Pikir
Pembelajaran materi PAK untuk pokok pembahsan
lingkungan di ajarkan dikelas 3 dengan alokasi 9 jam
pelaskasanaan 3 siklus. Standar kompetensi ; Memahami
tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama, Yesus Kristus dan
Gereja yang turut ambil bagian dalam karya
penyelamatan Allah, sehingga terdorong untuk makin
mengenal dan terlibat dengan sesama dan lingkungan
pembelajaran materi lingkungan dengan metode Picture
and Picture PAK adalah menanamkan kesadaran diri para
siswa baik dalam kelompok maupun dsalam kelas
supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai sifat–
sifat rela berkorban di maksudkan bahwa setiap siswa
56
merasa dirinya adalah pemimpin yang menyadari dirinya
dalam memilih cara hidup pandang bersifat berkorban
maka setiap siswa sadar akan dirinya mau
mengembangkan potensi menambah kertampilan, melihat
kelemahan ,mengambil nilai manfaat dan kesdaran
menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri
dan teman.
Kegiatan di mulai dengan di berikannya tugas
terstruktur dalam bentuk tugas terstruktur untuk
mempelajari materi yang belum di ajarkan di kemas
dalam bentuk gambar-gambar. Tugas tersebut
diharapkan untuk mengaktifkan siswa belajar mereka di
beri tugas membuat rangkuman, membuat pertanyaan
dari bahan yang dirasakan tidak tau mengerjakan soal
yang berhubungan dengan gambar-gambar yang sesuai
dengan materi yang di berikan untuk mengugah minat
siswa dalam belajar di lakukan reviewe tentang semua
tugas yang siswa kerjakan di dalam kelas maupun di
luar kelas, untuk lebih menumbuhkan minat belajar dan
prestasi belajar siswa di lakukan pembelajaran Picture
and Picture dalam PAK. Apabila minat belajar siswa
sudah terbentuk dan dapat di tingkatkan akibatnya
prestasi belajar akan meningkat pula.
KERANGKA PIKIR
PRESTASI BELAJAR PAK METODE
KONVENSIONAL MINAT SISWA RENDAH PRETASI
SISWA RENDAH
Siswa :
kurang jelas, bingung, tidak punya inisiatif,
tidak fokus, malas belajar
Siklus I
Metode Picture and picture hasil
masih rendah siswa pasif belum
aktif
Guru :
Kurang fareasi Statis
mengandalkan buku sumber
57
2.7 . Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan metode Picture and Picture
dapat meningkatkan minat belajar siswa pada materi
58
lingkungan di kelas 3 pada mata pelajaran PAK di
SDN Wates, Wonoboyo, Kab Temanggung.
b. Dengan menggunakan metode Picture and Picture
dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas
belajar pada materi lingkungan di kelas 3 pada mata
pelajaran PAK di SDN Wates, Wonoboyo, Kab
Temanggung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Prosedur yang di gunakan Berdasarkan
pengalaman dan pengamatan guru selama ini
mendampimgi para siswa dalam pembelajaran lingkungan
59
dengan mengunakan metode Picture and Picture.
Kegiatan ini di rancang dengan penilitian tindakan kelas
dalam 3 siklus kegiatan diterapkan dalam meningkatkan
minat belajar siswa dengan memberi contoh-contoh
gambar. Tahapan langkah disusun dalam siklus
penelitian. setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sesuai dengan
topik masalah yang di angkat pada bagian ini yaitu
bagaimana meningkatkan minat belajar siswa dengan
pembelajaran mengunakan picture/ gambar maka
pelaksanaan yang di tempuh sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan di capai
b. Guru membuat rancangan pembelajaran, instrument
evaluasi, scoring evaluasi
c. Mengunakan pertanyaan tentang materi sebelumnya
sebagai kegiatan awal
d. Membahas materi pembelajaran dengan memberi
contoh tentang lingkungan alam
e. Memberi tugas untuk mengembangkan materi
Lingkungan
f. Membimbing siswa dalam mendiskusikan
lingkungan
g. Merefleksikan kegiatan pembelajaran
3.2 Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di
Sekolah Dasar Negeri Wates, Kecamatan Wonoboyo,
Temanggung. Penelitian di laksanakan pada tahun ajaran
2014/2015 untuk kelas 3 adalah jumlah siswa
60
seluruhnya ada 4 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 1
perempuan.
Dalam penelitian ini mengambil tema diri dan
lingkungannya ada 3 topik yang ingin diajarkan
diantaranya :
a. Saya tumbuh dan berkembang
b. Saya membutuhkan air, api dan udara
c. Saya dan alam sekelilingku
Pelaksanaan pembelajaran ini akan di laksanakan
dengan waktu 9 jam yang di rancang 3 siklus dan 3 kali
tatap muka, 1 kali tatap muka (3 X 35 menit) Pemilihan
siswa ini sebagai subyek penelitian yang sebagai dasar
adalah beberapa alasan :
a. Rendahnya minat belajar siswa di SDN Wates
kecamatan Wonoboyo, Temanggung
b. Berdasarkan nilai ulangan harian yang dinilai
kurang (rendah).
3.3 Variabel Penelitian
Dengan memperhatikan karisteristik ini sebagai obyek
penelitian adalah ;
a. Minat belajar siswa
b. Prestasi belajar siswa
Dalam pembelajaran lingkungan dengan metode
Picture and Picture di kemas dalam gambar
pembelajaran.
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
61
b. Test
Dalam pengumpulan data berdasarkan hasil dari
alat pengumpul data yang berupa catatan maupaun
dokumen yang dulu. Hasil yang diperoleh merupakan
ekspresi atau hasil pengamatan/ perhitungan/
pengukuran dari suatu variabel.
a. pengamatan/ observasi (nontes), untuk memperoleh
data pada variabel ketrampilan proses.
b. variabel prestasi belajar diambil dengan tes, data yang
diperoleh diolah dengan analisis deskriptif.
3.4.2 Alat Pengumpul Data
Sedangkan alat pengumpul data pada penelitian tindakan
ini adalah :
a. Lembar kusioner minat siswa belajar PAK
b. Lembar pengamatan kolaborator pada tiap siklus
(observer)
c. Lembar minat siswa
d. Nilai ulangan harian pada siklus I – III
- Kisi-kisi soal (3 X) Set
- Soal 20 Soal PG (3 X) Set
- Jumlah siswa
e. Lembar daftar hadir siswa
f. Jurnal harian penelitian pada siklus I – III
3.5 Tindakan
3.5.1 Siklus I
3.5.1.1 Perencanaan
a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang di
siapkan untuk siklus. Penekanaan perencanaan di
sini adalah menyiapkan siswa benar-benar pada
62
suasana keinginan untuk belajar dan mau
bekerjasama dengan yang lain
b. Menyiapkan tugas yang akan di berikan siswa berupa
tugas rumah maupun soal yang akan di kerjakan
siswa melalui pembelajaran nanti
c. Menyiapkan tugas untuk di bahas pada pertemuan
siklus kedua
3.5.1.2 Pelaksanaan
a. Guru memberi penjelasan tentang materi saya
tumbuh dan berkembang setelah siswa mempelajari
buku yang diberikan sebelumnya
b. Guru menunjukan gambar tentang pertumbuhan dan
perkembangan baik manusia dan tumbuhan .
c. Guru menunjukan contoh-contoh gambar yang ada
kaitanya dengan materi
d. Guru menunjukan siswa satu persatu bergantian
memasang/ urutan gambar menjadi benar.
e. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar.
f. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya tentang gambar.
g. Guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
h. Guru bersama siswa merangkum mengumpulkan
materi yang dipelajari.
5.3.1.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat Joko
Santoso, S.Pd pada saat peneliti melaksanakan
pembelajaran pada hari Kamis, 14 Juli 2011, aspek yang
diamati adalah aspek minat siswa, perilaku guru, perilaku
63
siswa dan sarana prasarana yang menunjang
pembelajaran pada materi saya tumbuh dan berkembang.
Dalam menjalankan tugasnya posisi tempat duduk
pengamat berada di belakang terpisah dengan tempat
duduk siswa, supaya dapat mengamati proses
pembelajaran. Pengamat bertugas melakukan observasi
dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan
yaitu yang berupa lembar observasi apek minat siswa dan
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti
laksanakan dalam kategori kurang sehingga minat siswa
kurang dan pencapaian hasil belajar tidak maksimal.
Peneliti sudah menggunakan peraga yang tepat namun
kurang bervariasi. Siswa juga kurang aktif dalam
pembelajaran.
3.5.1.4 Refleksi
a. Secara kolaboratif guru dan teman sejawat
menganalisa hasil pengamatan selanjutnya membuat
simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan indikator
pengamatan dan indikator soal evaluasi.
3.5.2 Siklus II
3.5.2.1 Perencanaan
a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang
disiapkan untuk siklus II dengan melakukan revisi
sesuai hasil refleksi siklus I. Dimungkinkan pada
siklus I masih ada siswa yang bingung, maka siklus II
intenstif dalam latihan mengerjakan soal.
64
b. Menyiapkan tugas rumah maupunsoal untuk
dilaksanakan pada siklus III.
3.5.2.2 Pelaksanaan
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
oleh siswa dan indikatornya.
b. Guru menyajikan materi tentang air, api, dan udara
sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan
materi.
d. Guru menunjuk satu persatu bergantian memasang/
urutan gambar menjadi benar.
e. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya tentang gambar tersebut
f. Guru memulai menanamkan konsep/ materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Guru bersama siswa merangkum/ menyimpulkan
materi yang dipelajari
3.5.2.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Joko Santoso, S.Pd, aspek yang diamati adalah aspek
minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana
prasarana yang menunjang pembelajaran pada materi
Saya membutuhkan Api, Air dan Udara.
Dalam menjalankan tugasnya posisi tempat duduk
pengamat berada di belakang terpisah dengan tempat
duduk siswa, supaya dapat mengamati proses
pembelajaran. Pengamat bertugas melakukan observasi
dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan
65
yaitu yang berupa lembar observasi apek minat siswa dan
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti
laksanakan dalam kategori baik sehingga membangkitkan
minat siswa dan pencapaian hasil belajar maksimal.
Peneliti menggunakan peraga yang tepat dan bervariasi.
Dan sangat menarik perhatian siswa, sebagai indikasinya
begitu guru memasuki ruang kelas dengan membawa
media yang akan digunakan dalam pembelajaran banyak
siswa yang bertanya apa yang akan dilakukan dengan
membawa barang-barang tersebut. Rasa ingin tahu siswa
menumbuhkan minat siswa sehingga aktif dalam
pembelajaran. Harapannya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
3.5.2.4 Refleksi
a. Secara kolaboratif guru dan teman sejawat menganalisa
hasil pengamatan, selanjutnya membuat simpulan
sementara terhadap siklus II.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdassarkan individu atas
pengamatan dan indikator soal evaluasi.
3.5.3 Siklus III
3.5.3.1 Perencanaan
a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang
disiapkan untuk siklus III. Disini benar-benar disiapkan
lebih terarah pada indikator percapaian, penekanan pada
siswa yang masih mengalami kesulitan karena pada final
akan dilakukan evaluasi terakhir untuk mengetahui
66
apakah ada pengaruh pemberian latihan dan contoh,
keaktifan terhadap minat belajar siswa.
b. Menyiapkan instrumen tes terakhir dan meninjau
lebih detail tentang indikator keaktifan.
c. Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada yang
mengalami kesulitan mengerjakan soal.
3.5.3.2 Pelaksanaan
a. Guru menyampaikan kompetensi yang dicapai oleh
siswa dan indikatornya
b. Guru menyajikan materi aku dan sekelilingku sebagai
pengantar
c. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan
materi
d. Guru menunjuk siswa satu persatu bergantian
memasang / urutan gambar menjadi benar
e. Guru meminta siswa mengungkapkan pendapatnya
tentang gambar tersebut
f. Guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Guru bersama siswa merangkum / menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
3.5.3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu
Joko Santoso, S.Pd, aspek yang diamati adalah aspek
minat siswa, perilaku guru, perilaku siswa dan sarana
prasarana yang menunjang pembelajaran pada materi
saya, alam dan lingkunganku.
Menurut pengamat, pembelajaran yang peneliti
laksanakan dalam kategori baik. Minat siswa dan
67
pencapaian hasil belajar maksimal. Peneliti menggunakan
peraga yang tepat dan bervariasi. Minat siswa sudah
terbentuk.
3.5.3.4 Refleksi
a. Secara kolaboratif guru dan teman sejawata
menganalisa hasil pengamatan hasil tes. Selanjutnya
membuat kesimpulan terhadap pencapaian
indikator.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator
pengamatan.
c. Merefleksikan membuat simpulan bagaimana
langkah yang baik guru meningkatkan minat belajar
dan hasil belajar siswa melalui pemberian contoh
dan latihan yang baik.
3.6 Analisa Data
Setelah data diperoleh baik dari hasil wawancara, learning
log, observasi/ pengamatan maupun tes tertulis,
selanjutnya data dianalisis dengan analisis deskriptif
kualitatif. Pada prinsipnya analisis data untuk mencari
dan mengatur secara sistematis data yang terkumpul
untuk kemudian disimpulkan. Analisis data secara
deskriptif kualitatif, dilakukan dengan memperhatikan
indikator-indikator yang terdapat dalam panduan
observasi, panduan pedoman wawancara, pedoman
penilain yang merujuk pada permendiknas No. 20 tahun
2007 tentang pedoman penilaian.
68
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN
MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI
SDN WATES WONOBOYO TEMANGGUNG
Oleh
T
69
SD NEGERI WATES KECAMATAN WONOBOYO
KABUPATEN TEMANGGUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah
satu bidang ilmu yang ditetapkan sebagai mata pelajaran
pada Sekolah Dasar (SD) juga tidak lepas dari berbagi
kendala tersebut dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya. Salah satunya adalah masih
berlakunya penggunaan pendekatan yang terpusat pada
guru dalam proses pembelajaran. Padahal dalam kegiatan
belajar mengajar, siswa dituntut aktif dan mandiri. Proses
belajar mengajar yang masih tradisional dan kurang
memadai menyebabkan siswa tenggelam dalam pelajaran
yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal.
Siswa pasif menerima informasi dari guru, dimana guru
70
tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan gagasan dan ide-idenya.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang berlangsung di SDN Wates saat ini menurut
pengamatan peneliti di kelas VI masih belum maksimal.
Hal ini terlihat dari beberapa indikator antara lain yaitu
dari hasil nilai ulangan pada materi Nilai-nilai Juang
dalam Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
yang masih rendah, nilai rata-rata yaitu 63,96. Nilai KKM
untuk mata pelajaran PKn kelas VI adalah 70. Siswa yang
mendapat nilai 70 atau lebih sebesar 44,00%, sisanya
sebesar 54,00% belum memenuhi KKM.
Kenyataan di kelas dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar PKn masih terdapat siswa yang tingkah
lakunya tidak sesuai dengan harapan guru. Siswa kurang
semangat dalam proses belajar mengajar, siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, keaktifan siswa kurang,
beberapa siswa tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan guru, dan seringkali siswa berbicara dengan
temannya saat pelajaran berlangsung. Masih banyak
siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-
soal PKn yang diberikan oleh guru sehingga prestasi
belajar mereka menjadi rendah. Perilaku yang
ditunjukkan sebagian anak tersebut merupakan suatu
tindakan yang dapat menghambat pencapaian prestasi
belajar. Hal tersebut dikarenakan guru belum mampu
menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi, keaktifan, dan prestasi belajar siswa serta
merangsang siswa untuk berpikir kritis.
71
Menurut Tan (2003) Pembelajaran berbasis
masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena
kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalkan
melalui kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,
menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya
secara berkesinambungan. Oleh karena itu peneliti ingin
mencoba dan menerapkan pembelajaran PKn materi Nilai-
nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara melalui metode pembelajaran problem
based learning pada siswa kelas VI SDN Wates Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka penelitian ini dirumuskan dengan judul
“Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas
VI SDN Wates Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
”Apakah Penggunaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan Prestasi
Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SDN Wates Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan
prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran Problem
72
Based Learning pada siswa kelas kelas VI SDN Wates
Tahun Pelajaran 2014/2015”.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka
diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan Seni (IPTEKS), khususnya dalam bidang
pendidikan, termasuk dalam pemilihan model
pembelajaran Problem Based Learning yang tepat
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk menambah wawasan tentang model
pembelajaran problem based learning dan sebagai
bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti
permasalahan yang berhubungan dengan model
pembelajaran problem based learning.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan prestasi belajar PKn siswa dengan
menggunakan model pembelajaran problem
based learning.
b. Bagi guru
1) Diharapkan agar dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih
model pembelajaran Problem Based
73
Learningyang akan digunakan dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM).
2) Untuk memberikan informasi kepada guru
mengenai model pembelajaran problem based
learning, serta agar guru dapat merancang
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning sebagai
salah satu alternatif dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM).
c. Bagi sekolah.
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan
dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam
kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti,
dan bagi sekolah-sekolah lainnya.
74
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Hakikat Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2003), “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan
Menurut Siddiq (2008) menyatakan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu
agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar
anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu,
menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang
tadinya tidak trampil menjadi trampil.
Lebih lanjut Pribadi (2009) mengemukakan, “Belajar
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang agar memiliki
75
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan” (hlm. 6). Belajar juga dapat dipandang
sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian
makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada
dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
atau kompetensi personal. Sejalan dengan pengertian
tersebut, Syah (2008) berpendapat, “Belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif” (hlm. 92).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa Belajar adalah perubahan tingkah laku pada
seseorang secara menyeluruh sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi
secara sadar, menyeluruh, relatif menetap, dan
mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari
perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu
proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut. Belajar merupakan suatu
aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa.
Perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan
dan kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil
belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil dari kegiatan
belajar sering disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi
belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai siswa
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
76
Mengenai pengertian prestasi belajar, Hamdani
(2011) berpendapat, “Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan”
(hlm. 137). Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah
hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi
faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah
mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrument tes atau instrumen yang
relevan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Arifin (1990)
berpendapat, “Prestasi belajar merupakan suatu masalah
yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu
mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya
masing-masing”.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah
dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar yang
dinyatakan dalam simbol, angka, huruf atau kode.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, Hamdani (2011)
menyatakan:
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dibedakan menjadi dua, yaitu:
77
a) Faktor Internal terdiri dari:
(1) Faktor kecerdasan (intelegensi)
(2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
(3) Faktor sikap
(4) Faktor minat
(5) Faktor bakat
(6) Faktor motivasi
b) Faktor Eksternal terdiri dari :
(1) Keadaan keluarga
(2) Keadaan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat (hlm. 139)
2. Hakikat Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
a. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
Menurut Somantri (2001:154) mengemukakan bahwa
PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang
berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan
negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa
dan negara.
Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di
kemukakan bahwa “ mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang
memahami dan mampu melakssanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarekter yang diamanatkan
78
oleh Pancasila dan UUD 1945” Sedangkan tujuannya
digariskan dengan tegas adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menaggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab,
dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti
korupsi.
3. Berkembang secara fositif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karekter-karekter
masyarakat Indonesia agar dpa hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
peraturan dunia seccara langsung atau idak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
Berdasarkan Pemendiknas No. 22 tahun 2006 Ruang
lingkup Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara umum
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2. Norma, Hukum dan Peraturan
3. Hak Asasi Manusia
4. Kebutuhan Warga Negara
5. Konstitusi Negara
6. Kekuasaan dan Politik
79
7. Pancasila dan Globalisasi
3. Model Pembelajaran Problem Based learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based
Learning
Model pembelajaran problem based
learning (pembelajaran berbasis masalah), awalnya
dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh
Barrows, Howard (1986) yang kemudian diadaptasi dalam
bidang pendidikan oleh Gallagher (1995). Problem based
learning disetting dalam bentuk pembelajaran yang
diawali dengan sebuah masalah dengan menggunakan
instruktur sebagai pelatihan metakognitif dan diakhiri
dengan penyajian dan analisis kerja siswa.
Model pembelajaran problem based
learning berlandaskan pada psikologi kognitif, sehingga
fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang
sedang dilakukan siswa, melainkan kepada apa yang
sedang mereka pikirkan pada saat mereka melakukan
kegiatan itu. Pada problem based learning peran guru
lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator
sehingga siswa belajar berpikir dan memecahkan masalah
mereka sendiri. Belajar berbasis masalah menemukan
akar intelektualnya pada penelitian John Dewey (Ibrahim,
2000). Pedagogi Jhon Dewey menganjurkan guru untuk
mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas yang
berorientasi masalah dan membentu mereka menyelidiki
masalah-masalah tersebut. Pembelajaran yang
80
berdayaguna atau berpusat pada masalah digerakkan
oleh keinginan bawaan siswa untuk menyelidiki secara
pribadi situasii yang bermakna merupakan
hubungan problem based learning dengan psikologi
Dewey. Selain Dewey, ahli psikologi Eropa Jean Piaget
tokoh pengembang konsep konstruktivisme telah
memberikan dukungannya. Pandangan konstruktivisme-
kognitif yang didasari atas teori Piaget menyatakan bahwa
siswa dalam segala usianya secara aktif terlibat dalam
proses perolehan informasi dan membangun
pengetahuannya sendiri (Ibrahim, 2000).
b. Karakteristik Problem Based Learning
Barrows (1996) dalam tulisannya yang
berjudul Problem Based Learning in Medicine and
Beyond juga mengemukakan beberapa
karakteristik Problem Based Learning sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran bersifat Student Centered.
2. Proses pembelajaran pembelajaran berlangsung pada
kelompok kecil. Setiap kelompok biasanya terdiri dari
5-8 orang.
3. Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing.
4. Permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam
setting pembelajaran diorganisasi dalam bentuk dan
fokus tertentu dan merupakan stimulus
pembelajaran.
5. Informasi baru diperoleh melalui belajar secara
mandiri (self directed learning).
c. Langkah-langkah Problem Based Learning
81
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
merancang program pengajaran yang berorientasi
pada problem based learning sehingga proses
pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa (student
centered) adalah sebagai berikut:
1. Fokuskan permasalahan (problem) sekitar
pembelajaran konsep-konsep esensial yang strategis.
2. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mengevaluasi gagasannya melalui eksperimen atau
studi lapangan.
3. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola
data yang mereka miliki yang merupakan proses
metakognisi.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan solusi-solusi yang mereka
kemukakan.
C. Kerangka Berpikir
Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
ketrampilan untuk memecahkan masalah. Model
pembelajaran Problem Based Learning belum pernah
digunakan pada siswa kelas VI di SDN Wates, khususnya
pada mata pelajaran PKn. Dengan penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning ini siswa akan
lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa lebih mudah memahami materi yang sulit. Dengan
82
menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning oleh guru pada kegiatan pembelajaran mata
pelajaran PKn ini, tentunya prestasi belajar siswa dapat
mengalami peningkatan.
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan
kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Pada Penelitian Tindakan kelas ini hipotesis yang
diajukan yaitu:
”Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa
kelas VI SDN Wates tahun ajaran 2014/2015”.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Belum diterapkan
model Problem Based
Learning
Penerapan model
Problem Based Learning
Setelah diterapkan
model Problem Based
Learning
Siklus I
Siklus II
Prestasi belajar PKn
siswa rendah
HASIL
TINDAKAN
83
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Wates yang
beralamatkan di desa Wates, Kecamatan Wonoboyo,
Kabupaten Temanggung yang berjarak sekitar 44 km
ke arah utara dari pusat Kabupaten. Alasan peneliti
melakukan penelitian di SDN Wates dengan
pertimbangan bahwa di SDN Wates, khususnya kelas
VI belum pernah dilaksanakan penelitian sejenis
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya
penelitian ulang.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas VI SDN Wates yang berjumlah 13 siswa, terdiri
dari 5 siswa putra dan 8 siswa putri. Siswa kelas VI
sebagai subjek yang akan diamati kegiatan
pembelajarannya dan dikenai tindakan.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi
tentang proses pembelajaran PKn, kemampuan siswa
pelajaran PKn, motivasi siswa terhadap mata pelajaran
PKn, serta kemampuan guru dalam menyusun
rencana pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran (termasuk penggunaan strategi
84
pembelajaran) di kelas. Data penelitian itu
dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :
1. Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas
pembelajaran PKn pada materi Nilai-nilai juang
dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia dan aktivitas lain yang bertalian.
3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa
Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
hasil ulangan siswa, dan buku penilaian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data di atas meliputi pengamatan, wawancara atau
diskusi , angket, dan tes .
E. Teknik Pemeriksaan Validitas Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji
kevalidan data menggunakan uji validitas data teknik
trianggulasi data atau sumber dan review informan kunci,
yaitu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti
dokumen, hasil wawancara, hasil observasi atau juga
dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang
dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda untuk
menguji keabsahan hasil penelitian. Dari uji trianggulasi
data terhadap hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa
dari hasil wawancara guru, wawancara siswa, dari lembar
observasi, serta dari hasil evaluasi siswa menunjukkan
hasil yang sama yaitu siswa semakin mudah dalam
memahami materi setelah digunakannya model
pembelajaran Problem Based Learning.
85
F. Teknik Analisis Data
Data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai data
kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif
komparatif, yaitu membandingkan nilai tes antar siklus
dengan indikator ketercapaian.
Data yang berupa pengamatan atau observasi dan
wawancara diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Data
ini diinterprestasikan kemudian dihubungkan dengan
data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk
mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis. .
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan
Kriteria yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah :
1. Perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika
anak yang memperoleh nilai 70 lebih dari 80%
2. Nilai rata-rata PKn siswa meningkat (dari 63,96
menjadi ≥ 70)
H. Prosedur Penelitian
Arikunto (2009) mengatakan, bahwa ada beberapa
ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4)
refleksi.
Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap
adalah sebagai berikut
86
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan
(Suharsimi Arikunto, 2009: 16)
Setiap tindakan peningkatan prestasi pembelajaran
dirancang ke dalam satu siklus yang terdiri dari empat
tahap, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan
tindakan; (3) Observasi tindakan; dan (4) Refleksi
tindakan untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam
penelitian ini, direncanakan akan dilaksanakan dalam
tiga siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan tindakan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
?
SIKLUS I I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Refleksi
87
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas meliputi:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning
2) Merancang pembelajaran PKn pokok bahasan
Nilai-nilai Juang dalam Proses Perumusan
Pancasila dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning
3) Menyusun lembar observasi untuk guru dan
siswa dengan tujuan agar dapat mengamati
kondisi belajar di kelas pada saat pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learningditerapkan.
4) Menyusun format catatan hasil refleksi untuk
mendokumentasikan penemuan hasil refleksi.
5) Mempersiapkan lembar kerja siswa.
6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran, baik pre
tes, kuis, dan tes akhir.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam
rangka pemecahan masalah sebagaimana yang
telah direncanakan. Keseluruhan tindakan yang
dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran
PKn yang sebelumnya dirasakan kurang menarik
dan kurang maksimal.
Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan
untuk mengefektifkan proses pembelajaran,
mengaktifkan siswa, meningkatkan minat belajar
88
siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Tindakan yang dilakukan berupa pembelajaran
mata pelajaran PKn pokok bahasan Nilai-nilai
Juang dalam Proses Perumusan Pancasila dengan
menerapkan pembelajaran menggunakan media
Audio Visual Powerpoint. Pelaksanaan tindakan ini
merupakan implementasi dari semua rencana
tindakan yang telah dibuat, yaitu dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Apersepsi
b) Motivasi
c) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan
dicapai
2) Kegiatan inti
a) Memberikan penjelasan apakah kegiatan
pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning
b) Mempresentasikan informasi pokok bahasan
Nilai-nilai Juang dalam Proses Perumusan
Pancasila dengan menayangkan tayangan
model pembelajaran Problem Based Learning
c) Penayangan Powerpoint diselingi penjelasan
singkat guru mengenai maksud gambar dan
video.
d) Mempersilahkan siswa untuk bertanya
apabila ada hal yang belum dimengerti.
e) Guru melakukan evaluasi hasil kerja dan
memastikan bahwa seluruh siswa telah
memahami materi yang dibahas.
89
3) Penutup
a) Guru memberikan rangkuman atas materi
apa yang telah disampaikan dalam
pertemuan tersebut.
b) Guru memberikan tes individu.
c) Guru memberi tugas kegiatan pada
pertemuan berikutnya.
c. Observasi
Observasi merupakan proses perekaman
dengan mengamati semua peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama penelitian tindakan kelas
berlangsung. Tujuan dari observasi tersebut adalah
untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung dapat
diharapkan menghasilkan perubahan yang
diinginkan.
d. Refleksi
Dilakukan dengan menganalisis atau data
hasil observasi dan interprestasi sehingga diperoleh
kesimpulan bagian mana yang memerlukan
perbaikan dan bagian mana yang sudah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu,
ditarik kesimpulan apakah penelitian yang
dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat
menentukan langkah berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan
dengan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai
90
upaya perbaikan dari siklus tersebut, dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran PKn,
termasuk tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi
dan refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya.
91
Lampiran 14 (Check Plagiarism)
BAB I
BAB II
92
BAB III
BAB IV
93
BAB V