Post on 14-Feb-2017
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2015
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, 2016
i
Ikhtisar Eksekutif
eputusan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 1266/SEKJEN/2014
tentang Penetapan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2015-2019,
menyatakan adanya empat tujuan yang ingin dicapai Sekretariat Jenderal
DPR RI yaitu tercapainya kualitas dukungan di bidang perundang-undangan
bagi pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI yang professional, tercapainya
kualitas dukungan di bidang anggaran dan pengawasan bagi pelaksanaan
tugas dan fungsi DPR RI yang akuntabel, tercapainya kualitas dukungan di
bidang persidangan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI yang andal,
dan tercapainya kualitas dukungan di bidang administrasi guna menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI yang akuntabel. Untuk mencapai tujuan
dimaksud, sasaran dan indikator yang telah ditetapkan dalam Penetapan
kinerja (PK) Setjen DPR Tahun 2015 serta target capaiannya. PK digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Sekretariat Jenderal DPR RI yang tertuang
dalam Renstra Setjen DPR RI 2015-2019.
Terkait dengan kinerja Sekjen DPR RI, dari 4 sasaran dan 19 indikator yang
tercantum dalam Penetapan Kinerja (PK) Sekjen DPR RI tahun 2015 ini, terdapat
10 indikator yang mencapai target, bahkan 4 indikator diantaranya berhasil
melebihi target, dan 5 indikator yang tidak mencapai target.
Terkait dengan akuntabilitas keuangan, pada tahun 2015 tingkat realisasi
anggaran di Satker Dewan dengan pagu Rp3.766.105.172.000,00 dan
realisasinya Rp2.644.086.044.287,00 maka tingkat capaian realisasi anggaran
sebesar 70%. Sedangkan untuk Satker Setjen dengan pagu
Rp1.425.563.516.000,00 dan realisasinya Rp1.027.743.326.333,00, maka tingkat
capaian realisasi anggarannya sebesar 72%.
Terhadap faktor efisiensi, hal ini lebih disebabkan karena adanya
keinginan yang kuat dari Setjen DPR RI untuk mensukseskan pencanangan
Presiden terhadap penggunaan anggaran yang efisien. Adanya efisiensi
anggaran bukan berarti kegiatan tidak dilakukan. Namun, dengan hasil
kegiatan yang tetap optimal, anggaran yang diserap hanya sedikit. Selain itu
keputusan akan pelaksanaan kegiatan khususnya untuk Satker Dewan berada
di tangan DPR RI. Sehingga dinamika politik DPR RI sangat berpengaruh dalam
terealisasi atau tidaknya kegiatan pada Satker Dewan. Adanya optimalisasi
tersebut dapat kita lihat pada perbandingan capaian kinerja untuk masing-
K
ii
masing sasaran dengan tingkat realisasi anggaran sebagaimana terlihat pada
Tabel berikut:
Perbandingan Capaian Kinerja dengan Realisasi Anggaran
N
o
Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja
Capaian
Anggaran
Capaian
Kinerja
1
.
Meningkatnya kualitas
dukungan terhadap
pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI, fungsi
anggaran DPR RI, fungsi
pengawasan DPR RI,
dan dalam penguatan
kelembagaan DPR RI
Jumlah Konsep Naskah Akademik dan Draft RUU
yang digunakan oleh DPR RI 88 % 175 %
Jumlah Analisis/Referensi/ Ringkas Cepat APBN dan
hasil pemeriksaan BPK serta pengawasan DPD yang
digunakan oleh AKD
79% 115%
Jumlah Konsep Prolegnas Prioritas Tahunan Tahun
2016 - 100 %
Dukungan substansi kepada Badan Anggaran yang
akuntabel dan tepat waktu 51 % 100 %
Dukungan substansi dalam penyelenggaraan rapat-
rapat Badan Legislasi 35 % 100 %
Jumlah Naskah Keterangan DPR yang dipergunakan
dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi
67 %
131 %
Jumlah Naskah Gugatan, Jawaban, Replik, Duplik,
Alat-Alat Bukti dan Kesimpulan Akhir, Memori/ Kontra
Memori Banding, serta Memori/Kontra Memori Kasasi
yang dipergunakan dalam proses persidangan di
lingkungan peradilan umum, DPR RI, danSetjen DPR
RI
50 %
Dukungan penyelenggaraan pengaduan perkara
etik Anggota DPR RI dan penyempurnaan peraturan
DPR RI tentang KodeEtik dan Tata Beracara
Mahkamah Kehormatan Dewan
83 % 73 %
2
.
Meningkatnya kualitas
dukungan persidangan
dan pelayanan
kepada masyarakat
dalam pemberian
informasi perihal tugas
dan fungsi DPR RI guna
menciptakan citra
positif DPR RI di
masyarakat
Terlaksananya kegiatan pelayanan persidangan
paripurna yang prima dan tepat waktu 92 % 100 %
Persentase risalah rapat yang digunakan oleh
anggota Dewan 97 % 100 %
Terselenggaranya kegiatan dukungan kerjasama
antar parlemen 42 % 86 %
Tindak lanjut permintaan informasi PPID 61 % 135 %
Persentase tersedianya fasilitas penunjang kegiatan
sosialisasi DPR RI dalam membentuk citra positif di
masyarakat
83 % 100 %
Persentase terlaksananya kegiatan rapat Paripurna,
Rapat Komisi, danpansus RUU serta kunjungan kerja
Dalam negeri dan Luar Negeri Komisi dan Pansus
RUU sesuai standar dan tepat waktu
56 % 92 %
Terselenggaranya kegiatan kerjasama bilateral dan
multilateral antar parlemen serta kegiatan ASGP
yang akurat dan tepat waktu
41 % 86 %
3
.
Mencapai tata kelola
Setjen DPR RI yang baik
melalui reformasi Setjen
DPR RI di bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan
sumber daya manusia
Tercapainya opini BPK berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) 65 % 100 %
Terlaksananya pengelolan anggaran yang
akuntabel yang didasarkan pada AKUPA 62 %
100 %
Tindak lanjut penerapan rencana Strategis (RENSTRA)
DPR RI 2015 - 2019 100 %
4
.
Meningkatnya kulitas
sarana dan prasarana
yang berbasis teknologi
di lingkungan DPR RI
dalam melaksanakan
tugas dan fungsi DPR RI
Tersedianya administrasi sarana dan prasarans yang
memadai guna menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsi DPR RI
75 % 100 %
iii
Pengantar
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) adalah wujud
pertanggungjawaban Sekretariat Jenderal DPR RI
(Setjen DPR RI) dalam pencapaian visi, misi, dan
tujuan dari pelaksanaan program dan kegiatan
Setjen DPR RI Tahun 2015. LAK sebagai media
pertanggungjawaban telah diamanatkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) sebagai pengganti Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan amanat reformasi
birokrasi khususnya area perubahan Penguatan
Akuntabilitas Kinerja.
Sekretariat Jenderal DPR RI sebagai bagian dari instansi pemerintah pusat
yang mempunyai tugas memberikan dukungan kepada DPR RI, mempunyai
rencana strategis yang berorientasi pada hasil (result) yang ingin dicapai
selama kurun waktu 5 tahun yang dituangkan dalam dokumen Rencana
Strategis Sekretariat Jenderal DPR RI Tahun 2015-2019. Tahun 2015 merupakan
tahun pertama pada periode Renstra 2015-2019 dan pelaporan kinerja tahun
ini menjadi titik awal bagi perencanaan strategis 5 tahun yang akan datang.
Pada tahun 2015 juga merupakan titik tolak dalam bagi Sekretariat
Jenderal sebagai sistem pendukung DPR RI. Keberadaan Badan Keahlian
diharapkan akan memperkuat sistem pendukung DPR Ri di bidang keahlian.
Usaha-usaha terus dilakukan Setjen DPR RI dari tahun ke tahun untuk
menuju perbaikan yang signifikan, baik dari segi sistem akuntabilitas kinerja
maupun penyusunan laporan itu sendiri.
Diharapkan LAK ini menjadi sarana evaluasi yang konstruktif dan dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh jajaran Sekretariat Jenderal
DPR RI untuk peningkatan kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
Jakarta, 29 Februari 2016
SEKRETARIS JENDERAL DPR RI,
Dr. WINANTUNINGTYAS T. S., M.Si.
NIP. 19561125 198203 2 002
iv
Daftar Isi
49 54
12 7
1 i
Pendahuluan
Ikhtisar
Eksekutif
Perencanaan
dan Perjanjian
Kinerja
Akuntabilitas
Kinerja
Penutup Lampiran
v
Penghargaan
DPR RI/Setjen DPR RI, telah menerima Piagam Penghargaan Negara dari Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia kepada Majalah Parlemen atas partisipasinya dalam mengawal demokrasi dan pengawasan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD
serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.
Februari 2015
DPR RI/Setjen DPR RI menerima penghargaan dari Menteri Keuangan atas Keberhasilannya Menyusun
dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2014 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.
Oktober 2015
DPR RI/Setjen DPR RI menerima penghargaan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta VII
sebagai Satuan Kerja dengan Pengelolaan Data Supplier dan Kontrak Terbaik 2015.
Desember 2015
DPRRI/Setjen DPR RI telah menerima penghargaan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Atas Penyajian
Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2015 dengan Tingkat Akurasi Tinggi.
Diterima Februari 2016
DPRRI/Setjen DPR RI telah menerima penghargaan dari KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga, Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat, Direktorat
Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan RI, yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran Setjen DPR RI NPWP: 00.012.134.3-077.000
sebagai Wajib Pajak Bendahara Berkinerja Baik Dalam Pelaporan Perpajakan Untuk Tahun Pajak 2015.
DPRRI/Setjen DPR RI telah menerima penghargaan dari KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga, Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat, Direktorat
Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan RI, yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran Satker Setjen DPR RI NPWP: 70.026.457.5-
077.000 sebagai Wajib Pajak Bendahara Berkinerja Baik Dalam Pelaporan Perpajakan Untuk Tahun Pajak 2015.
1
A. Umum engacu pada Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) sebagai
pengganti Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Sekretaris
Jenderal DPR RI Nomor 7/PER-
SEKJEN/2012 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) di lingkungan
Sekretariat Jenderal DPR RI serta
amanat reformasi birokrasi khususnya
area perubahan Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, Sekretariat
Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (Setjen DPR RI)
sebagai instansi pemerintah dan
unsur penyelenggara negara
diwajibkan menetapkan target
kinerja dan melakukan pengukuran
kinerja yang telah dicapai serta
M
1 Pendahuluan
2
menyampaikan Laporan Kinerja.
Sebagai bentuk penguatan
akuntabilitas kinerja Sekretariat
Jenderal, sesuai dengan arahan
Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi dalam Surat Edaran Nomor 1
Tahun 2015 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Harta
Kekayaan Aparatur Sipil Negara
(LHKASN) di Lingkungan Instansi
Pemerintah pada tahun 2015 telah
menindaklanjuti dengan penyusunan
LHKASN secara manual bagi seluruh
pejabat dan pegawai (di luar
pejabat dan pegawai yang wajib
lapor LHKPN). Dan sebagai titik tolak
penguatan pengawasan dan
akuntabilitas, Sekretariat Jenderal
melalui Sekretaris Jenderal
melakukan pencanangan
pembangunan zona integritas pada
tanggal 2 November 2015.
Penyusunan Laporan Kinerja
Setjen DPR RI tahun 2015
dimaksudkan sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas
pelaksanaan mandat, visi dan misi,
tujuan, dan sasaran yang telah
ditetapkan di dalam Penetapan
Kinerja Tahun 2015, sebagai umpan
balik untuk perbaikan kinerja pada
tahun mendatang, serta sebagai
media untuk mengkomunikasi-kan
pencapaian kinerja Setjen DPR RI
dalam satu tahun anggaran kepada
masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya.
Hasil penilaian implementasi dan
pengembangan akuntabilitas kinerja
di lingkungan Setjen DPR RI sampai
dengan tahun 2015 dapat dilihat
pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Hasil Penilaian Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2009 - 2015
Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2016.
200 201 201 201 201 201 201
CC CC
CC CC C
CC D
61,15 56,12 44,67
58,36 60,28 50,88 25,22
3
B. Struktur Organisasi
ada tahun 2015, Sekretariat Jenderal mengalami perubahan struktur
organisasi yang sangat fundamental. Dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia(MD3), maka sistem pendukung
DPR RI tidak hanya dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal akan tetapi
dibentuk pula Badan Keahlian. Badan Keahlian secara administratif berada di
bawah Sekretariat Jenderal. Pada bulan Maret 2015 diterbitkan Peraturan
Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian yang menjadi dasar hukum bagi organisasi Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI.
Gambar 1.2
Sistem Pendukung DPR RI
berdasarkan Undang-Undang 17 Tahun 2014 tentang MD3
Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2015.
P
SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
BADAN KEAHLIAN
DPR RI
DPR RI
DUKUNGAN KEAHLIAN
DUKUNGAN TEKNIS
DAN ADMINISTRATIF
Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2014 tentang
MPR, DPR, DPD,
dan DPRD
Pasal 413 ayat (2) bahwa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
wewenang dan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
dibentuk Badan Keahlian.
Pasal 413 ayat (1) bahwa untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
dibentuk Sekretariat Jenderal.
4
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden tersebut, pada bulan Oktober
2015, ditetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 6 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
DPR RI. Dengan ditetapkannya Peraturan Sekretaris Jenderal tersebut maka
struktur organisasi dari Sekretariat Jenderal mengalami perubahan. Berikut
merupakan gambaran perubahan struktur organisasi Sekretariat Jenderal DPR
RI.
Gambar 1.3
Gambaran Perubahan Struktur Organisasi
Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2015
Persekjen Nomor 400/SEKJEN/2005
sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Persekjen
03/PER-SEKJEN/2013
WAKIL SEKRETARIS JENDERAL
BIRO PERANCANGANGAN
UNDANG-UNDANG BIDANG
POLHUKHAMKESRA
DEPUTI BIDANG
PERUNDANG-UNDANGAN
BIRO PERANCANGANGAN
UNDANG-UNDANG BIDANG
EKKU INDAG
BIRO ANALISA ANGGARAN
DAN PELAKSANAAN APBN
DEPUTI BIDANG
ANGGARAN DAN PENGAWASAN
BIRO
PENGAWASAN LEGISLATIF
BIRO
PERSIDANGAN
DEPUTI BIDANG
PERSIDANGAN DAN KERJA SAMA
ANTAR PARLEMEN
BIRO KERJA SAMA
ANTAR PARLEMEN
BIRO PERENCANAAN
DAN PENGAWASAN
DEPUTI BIDANG
ADMINISTRASI
BIRO KEANGGOTAAN
DAN KEPEGAWAIAN
BIRO
KEUANGAN
SEKRETARIS JENDERAL
BIRO HUKUM DAN
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG
PUSAT PENGKAJIAN,
PENGOLAHAN DATA, DAN
INFORMASI
BIRO
KESEKRETARIATAN
PIMPINAN
BIRO HUBUNGAN
MASYARAKAT DAN
PEMBERITAAN
BIRO PEMELIHARAAN
BANGUNAN DAN INSTALASI
BIRO
UMUM
SEKRETARIAT
JENDERAL
DEPUTI
BIDANG PERSIDANGAN
BADAN
KEAHLIAN
DEPUTI
BIDANG ADMINISTRASI
BIRO HUKUM DAN
PENGADUAN MASYARAKAT
PUSAT PERANCANGAN
UNDANG-UNDANG
PUSAT
KAJIAN ANGGARAN
PUSAT DATA
DAN INFORMASI
BIRO
PERSIDANGAN II
BIRO PROTOKOLBIRO
PERSIDANGAN I
BIRO KEPEGAWAIAN
DAN ORGANISASI
BIRO PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
BIRO
UMUM
PUSAT PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
BIRO PEMBERITAAN
PARLEMEN
INSPEKTORAT
II
INSPEKTORAT
I
INSPEKTORAT
UTAMA
PIMPINAN DPR RI
PUSAT KAJIAN
AKUNTABILITAS
KEUANGAN NEGARA
PUSAT
PENELITIAN
BIRO KERJA SAMA
ANTAR PARLEMEN
BIRO
KESEKRETARIATAN
PIMPINAN
BIRO PENGELOLAAN
BARANG MILIK NEGARA
PUSAT PEMANTAUAN
PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG
Persekjen
Nomor 6 Tahun
2015
5
Di dalam gambar 1.4 berikut merupakan gambaran perubahan tugas
sistem pendukung DPR RI dengan ditetapkannya Peraturan Sekretaris Jenderal
DPR RI NOmor 6 Tahun 2015 sebagai pengganti atas Peraturan Sekretaris
Jenderal DPR RI Nomor 400/SEKJEN/2005 sebagaimana telah beberapakali
diubah terakhir dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 03/PER-
SEKJEN/2013.
Gambar 1.4
Perubahan Tugas Sistem Pendukung DPR RI
T
U
G
AS
T
U
G
AS
PIMPINAN DPR RI
SEKRETARIAT JENDERAL
Mendukung kelancaran
pelaksanaan wewenang dan
tugas Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia di bidang
administrasi dan persidangan
BADAN KEAHLIAN
Mendukung kelancaran
pelaksanaan wewenang dan
tugas Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia di bidang
keahlian
T
U
G
AS
PIMPINAN PR RI
SEKRETARIAT JENDERAL
Menyelenggarakan dukungan
teknis, administratif, dan
keahlian kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia
6
Perbedaan fungsi dari sistem pendukung DPR RI (Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI) sesuai dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPR RI
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal
dan Badan Keahlian DPR RI adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Fungsi Sistem Pendukung DPR RI
SEKRETARIAT JENDERAL BADAN KEAHLIAN
a. perumusan dan evaluasi rencana
strategis Sekretariat Jenderal;
b. koordinasi dan pembinaan terhadap
pelaksanaan tugas unit organisasi di
lingkungan Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian;
c. perumusan kebijakan, pembinaan,
dan pelaksanaan dukungan
persidangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
d. perumusan kebijakan, pembinaan,
dan pelaksanaan dukungan
administrasi kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
e. perumusan kebijakan, dan
pelaksanaan pengolahan data dan
pelayanan informasi serta dukungan
tertentu pelaksanaan tugas dan fungsi
Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian;
f. perumusan kebijakan, dan
pelaksanaan pengawasan intern di
lingkungan Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian;
g. pelaksanaan kegiatan lain yang
ditugaskan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia; dan
h. pelaporan pelaksanaan tugas dan
fungsi kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia.
a. perumusan dan evaluasi rencana
strategis Badan Keahlian;
b. koordinasi dan pembinaan terhadap
pelaksanaan tugas unit organisasi di
lingkungan Badan Keahlian;
c. penyiapan rumusan kebijakan dan
pelaksanaan dukungan perancangan
undang-undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
d. penyiapan rumusan kebijakan dan
pelaksanaan dukungan kajian
anggaran kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia;
e. penyiapan rumusan kebijakan dan
pelaksanaan dukungan kajian
akuntabilitas keuangan negara
kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia;
f. penyiapan rumusan kebijakan dan
pelaksanaan dukungan penelitian
kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia;
g. penyiapan rumusan kebijakan dan
pelaksanaan dukungan kajian
keparlemenan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
h. pelaksanaan administrasi Badan
Keahlian; dan
i. Pelaporan pelaksanaan tugas dan
fungsi kepada Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik dan
Sekretaris Jenderal.
7
raian singkat Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Periode 2015
– 2019 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Visi dan Misi Setjen DPR RI
U VISI
Tercapainya kualitas dukungan di bidang perundang-undangan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi DPR
RI yang profesional
Tercapainya kualitas dukungan di bidang anggaran dan pengawasan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi
DPR RI yang akuntabel
Tercapainya kualitas dukungan di bidang persidangan dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI yang andal
Tercapainya kulitas dukungan di bidang administrasi guna
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI yang akuntabel
TUJUAN
3
2
1
Memberikan dukungan di bidang
perundang-undangan yang profesional
Memberikan dukungan di bidang
anggaran dan pengawasan yang
akuntabel
Memberikan dukungan di bidang
persidangan yang andal
Memberikan dukungan di bidang
administrasi yang akuntabel
MISI
4
Menjadi Sekretariat Jenderal DPR RI
yang professional, andal, dan akuntabel,
dalam mendukung fungsi DPR RI
2 Perencanaan dan
Perjanjian Kinerja
8
Keseluruhan gambaran visi dan misi Sekretariat Jenderal merupakan
penggambaran struktur organisasi berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal
DPR RI Nomor 400/SEKJEN/2005 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terkahir dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 03/PER-SEKJEN/2013.
Permasalahan strategis yang terjadi selama tahun 2015 berasal dari
internal dan eksternal Sekretariat Jenderal DPR RI. Berikut merupakan
gambaran permasalahan strategis Sekretariat Jenderal DPR RI.
Gambar 2.2
Permasalahan dan Langkah Strategis Setjen DPR RI
INTERNAL
Melakukan revisi mekanisme
kerja
Melakukan peningkatan
kualitas sumder daya manusia
Membangun budaya kerja
Memperbaiki sarana dan
prasaran
LANGKAH STRATEGIS
Permasalahan yang dihadapi
sebagai dampak perubahan
organisasi adalah selama masa
transisi dari struktur lama ke struktur
baru perlu dilakukan pembaharuan
mekanisme kerja, penataansumber
daya manusia, pembentukan
bidaya kerja, serta perubahan
sarana dan prasarana
KELEMBAGAAN
ESKTERNAL
Dengan adanya dinamika
kebijakan politik di DPR RI, baik dari
DPR RI sendiri sebagai suatu entitas
maupun dari Partai politik yang
diwujudkan dalam fraksi di DPR RI.
Adanya perbedaan pandangan
dan perpecahan/dualisme yang
ada membuat banyak keputusan
tidak bisa diambil. Hal ini
berdampak kepada Sekretariat
Jenderal sebagai sistem
DINAMIKA POLITIK DPR RI
Memperkuat mekanisme kerja
internal dalam melaksanakan
dukungan pelaksanaan tugas dan
fungsi DPR RI
LANGKAH STRATEGIS
9
Perjanjian Kinerja
Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal DPR RI
mengacu kepada tugas dan fungsi Setjen DPR RI. Berdasarkan RKT tersebut,
pada awal tahun 2015, Sekretariat Jenderal telah menetapkan Perjanjian
Kinerja Sekretaris Jenderal DPR RI Tahun 2015. Perjanjian Kinerja adalah lembar/
dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi
kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/
kegiatan yang disertai dengan Indikator Kinerja. Persandingan RKT dan
Perjanjian Kinerja Tahun 2015 selengkapnya terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Persandingan RKT dan PK Tahun 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN PERJANJIAN KINERJA
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI
Jumlah konsel Naskah
Akademis dan konsep
Rancangan Undang-
Undang yang
dimanfaatkan oleh
DPR
8 NA dan 8
Draft RUU
Meningkatnya
kualitas
dukungan
terhadap
pelaksanaan
fungsi legislasi
DPR RI, fungsi
anggaran DPR
RI, fungsi
pengawasan
DPR RI, dan
dalam
penguatan
kelembagaan
DPR RI
Jumlah Konsep Naskah
Akademik dan Draft
RUU yang digunakan
oleh DPR RI
8 NA dan
8 Draft RUU
Jumlah konsep
prolegnas prioritas
RUU Tahun 2016 yang
akan digunakan oleh
Badan Legislasi
1 paket
Jumlah
Analisis/Referensi/
Ringkas Cepat APBN
dan hasil pemeriksaan
BPK serta pengawasan
DPD yang digunakan
oleh AKD
66 Analisis/
Referensi
Jumlah Pertimbangan
dan kajian hukum
kepada DPR RI dan
Setjen DPR RI yang
akurat dan tepat
waktu
481
dokumen
pertimbang
an hukum
dan 17
kajian
Jumlah Konsep
Prolegnas Prioritas
Tahunan Tahun 2016
1 Konsep
Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
anggaran DPR RI
Analisis kebijakan
anggaran Negara
dalam setiap tahap
pembahasan/siklus
APBN yang akuntabel
dan tepat waktu
45 analisis/
referensi
Dukungan substansi
kepada Badan
Anggaran yang
akuntabel dan tepat
waktu
100 %
Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
pengawasan DPR RI
Hasil pengadminis-
trasian dan analisis
surat pengaduan
masyarakat yang
disampaikan kepada
DPR RI
4000 surat
Dukungan substansi
dalam
penyelenggaraan
rapat-rapat Badan
Legislasi
41 RUU
10
RENCANA KINERJA TAHUNAN PERJANJIAN KINERJA
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan
penguatan
kelembagaan DPR
RI
Penyelenggaraan
persidangan DPR RI
yang sesuai standard
an tepat waktu
1.600
kegiatan
Jumlah Naskah
Keterangan DPR yang
dipergunakan dalam
persidangan di
Mahkamah Konstitusi
45 Perkara
Penyelenggaraan
kegiatan Pimpinan
DPR RI dan Pimpinan
Setjen DPR RI yang
sesuai standard an
tepat waktu
772
dokumen
Jumlah Naskah
Gugatan, Jawaban,
Replik, Duplik, Alat-Alat
Bukti dan Kesimpulan
Akhir, Memori/ Kontra
Memori Banding, serta
Memori/Kontra Memori
Kasasi yang
dipergunakan dalam
proses persidangan di
lingkungan peradilan
umum, DPR RI,
danSetjen DPR RI
8 Perkara
Penyelenggaraan
persidangan di forum
internasional, regional,
bilateral yang diikuti
delegasi DPR RI yang
sesuai standar
112
dokumen
Dukungan
penyelenggaraan
pengaduan perkara
etik Anggota DPR RI
dan penyempurnaan
peraturan DPR RI
tentang KodeEtik dan
Tata Beracara
Mahkamah
Kehormatan Dewan
22 Perkara
Penyelenggaraan
kehumasan,
keprotokolan, dan
pemberitaan sesuai
dengan pedoman
kehumasan DPR RI
127
dokumen
Meningkatnya
kualitas
dukungan
persidangan dan
pelayanan
kepada
masyarakat
dalam
pemberian
informasi perihal
tugas dan fungsi
DPR RI guna
menciptakan
citra positif DPR
RI di masyarakat
Terlaksananya
kegiatan pelayanan
persidangan paripurna
yang prima dan tepat
waktu
100 %
Mencapai tata
kelola Setjen yang
baik melalui
reformasi setjen di
bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan sumber Daya
Manusia
Jumlah kajian, analisis,
hasil penelitian atas
situasi dan
perkembangan
Kedewanan sebagai
bahan rekomendasi
kebijakan yang
disampaikan kepada
DPR RI
400 kajian
Persentase risalah
rapat yang digunakan
oleh anggota Dewan
100 %
Jumlah dokumen
perencanaan
program dan
anggaran
17 dokumen
Terselenggaranya
kegiatan dukungan
kerjasama antar
parlemen
95 %
Terselenggaranya
penyelenggaraan
program dan evaluasi
pendidikan dan
pelatihan pegawai
sesuai ketentuan
51
dokumen/
kegiatan
Tindak lanjut
permintaan informasi
PPID
220
Permintaan
Informasi
Publik
Opini Wajar Tanpa
Pengecualian dari
Badan pemeriksa
WTP Persentase tersedianya
fasilitas penunjang
kegiatan sosialisasi DPR
80 %
11
RENCANA KINERJA TAHUNAN PERJANJIAN KINERJA
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Keuangan (BPK) RI RI dalam membentuk
citra positif di
masyarakat
Perawatan,
penyimpanan, dan
pendistribusian
peralatan dan
perlengkapan kantor
yang memenuhi
standar
63 dokumen
Persentase
terlaksananya
kegiatan rapat
Paripurna, Rapat
Komisi, danpansus RUU
serta kunjungan kerja
Dalam negeri dan Luar
Negeri Komisi dan
Pansus RUU sesuai
standar dan tepat
waktu
100 %
Pengelolaan Gedung
dan rumah jabatan
anggota sesuai
standar
3 Doku-
men
Kontrak
560 Unit
Rja
5 Unit
Rumah
Pimpinan
1 Unit
Gedung
Serba
Guna
3
Dokumen
Kontrak
1
Dokumen
Kontrak
64 Unit
Bungalow
2 Unit
Ruang
Sidang
1 Unit
Gedung
Serba
Guna
1 Unit
Kantor
Pengelola
Berikut
Sarana
Prasarana
Terselenggaranya
kegiatan kerjasama
bilateral dan
multilateral antar
parlemen serta
kegiatan ASGP yang
akurat dan tepat
waktu
35 Dokumen
Mencapai tata
kelola Setjen DPR
RI yang baik
melalui reformasi
Setjen DPR RI di
bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan sumber
daya manusia
Tercapainya opini BPK
berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
WTP
Terlaksananya
pengelolan anggaran
yang akuntabel yang
didasarkan pada
AKUPA
100 %
Tindak lanjut
penerapan rencana
Strategis (RENSTRA)
DPR RI 2015 - 2019
100 %
Meningkatnya
kulitas sarana
dan prasarana
yang berbasis
teknologi di
lingkungan DPR
RI dalam
melaksanakan
tugas dan fungsi
DPR RI
Tersedianya
administrasi sarana
dan prasarans yang
memadai guna
menunjang
pelaksanaan tugas
dan fungsi DPR RI
85 %
12
A. Pengukuran Capaian Kinerja
Sebagai perwujudan dari akuntabilitas kinerja dan alokasi anggaran yang
disediakan, maka pengukuran kinerja ini menggambarkan pencapaian atas
sasaran program/kegiatan yang didasarkan pada indikator kinerja yang sudah
targetnya sudah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Gambaran pengukuran
kinerja Sekretaris Jenderal DPR RI Tahun 2015 selengkapnya ada pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Pengukuran Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal DPR RI Tahun 2015
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja Target Realisasi Capaian
1. Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI, fungsi
anggaran DPR RI,
fungsi pengawasan
DPR RI, dan dalam
penguatan
kelembagaan DPR RI
Jumlah Konsep Naskah
Akademik dan Draft RUU
yang digunakan oleh DPR RI
8 NA dan
8 Draft RUU
14 NA dan
14 Draft RUU 175 %
Jumlah Analisis/Referensi/
Ringkas Cepat APBN dan
hasil pemeriksaan BPK serta
pengawasan DPD yang
digunakan oleh AKD
66 Analisis/
Referensi
83 Analisis/
Referensi 126%
Jumlah Konsep Prolegnas
Prioritas Tahunan Tahun
2016
1 Konsep 1 Konsep 100 %
Dukungan substansi
kepada Badan Anggaran
yang akuntabel dan tepat
waktu
100 % 100 % 100 %
Dukungan substansi dalam
penyelenggaraan rapat-
rapat Badan Legislasi
41 RUU 41 RUU 100 %
3 Akuntabilitas
Kinerja
13
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah Naskah Keterangan
DPR yang dipergunakan
dalam persidangan di
Mahkamah Konstitusi
45 Perkara 59 Perkara 131 %
Jumlah Naskah Gugatan,
Jawaban, Replik, Duplik,
Alat-Alat Bukti dan
Kesimpulan Akhir, Memori/
Kontra Memori Banding,
serta Memori/Kontra
Memori Kasasi yang
dipergunakan dalam proses
persidangan di lingkungan
peradilan umum, DPR RI,
danSetjen DPR RI
8 Perkara 4 Perkara 50 %
Dukungan
penyelenggaraan
pengaduan perkara etik
Anggota DPR RI dan
penyempurnaan peraturan
DPR RI tentang KodeEtik
dan Tata Beracara
Mahkamah Kehormatan
Dewan
22 Perkara 16 Perkara 73 %
2. Meningkatnya
kualitas dukungan
persidangan dan
pelayanan kepada
masyarakat dalam
pemberian informasi
perihal tugas dan
fungsi DPR RI guna
menciptakan citra
positif DPR RI di
masyarakat
Terlaksananya kegiatan
pelayanan persidangan
paripurna yang prima dan
tepat waktu
100 % 100 % 100 %
Persentase risalah rapat
yang digunakan oleh
anggota Dewan
100 % 100 % 100 %
Terselenggaranya kegiatan
dukungan kerjasama antar
parlemen
95 % 82 % 86 %
Tindak lanjut permintaan
informasi PPID
220
Permintaan
Informasi
Publik
297
Permintaan
Informasi
Publik
135 %
Persentase tersedianya
fasilitas penunjang kegiatan
sosialisasi DPR RI dalam
membentuk citra positif di
masyarakat
80 % 80 % 100 %
Persentase terlaksananya
kegiatan rapat Paripurna,
Rapat Komisi, danpansus
100 % 100 % 92 %
14
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja Target Realisasi Capaian
RUU serta kunjungan kerja
Dalam negeri dan Luar
Negeri Komisi dan Pansus
RUU sesuai standar dan
tepat waktu
Terselenggaranya kegiatan
kerjasama bilateral dan
multilateral antar parlemen
serta kegiatan ASGP yang
akurat dan tepat waktu
35 Dokumen 30 Dokumen 86 %
3. Mencapai tata
kelola Setjen DPR RI
yang baik melalui
reformasi Setjen DPR
RI di bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan sumber daya
manusia
Tercapainya opini BPK
berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
WTP WTP 100 %
Terlaksananya pengelolan
anggaran yang akuntabel
yang didasarkan pada
AKUPA
100 % 100 % 100 %
Tindak lanjut penerapan
rencana Strategis (RENSTRA)
DPR RI 2015 - 2019
100 % 100 % 100 %
4. Meningkatnya kulitas
sarana dan
prasarana yang
berbasis teknologi di
lingkungan DPR RI
dalam
melaksanakan tugas
dan fungsi DPR RI
Tersedianya administrasi
sarana dan prasarans yang
memadai guna menunjang
pelaksanaan tugas dan
fungsi DPR RI
85 % 85 % 100 %
15
B. Evaluasi dan Analisis Capaian
Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja masing-masing sasaran Tahun 2015
dari Sekretariat Jenderal dapat dijelaskan sebagai berikut:
ecara umum tujuan, sasaran, dan kegiatan Deputi PUU pda tahun 2015
dapat dilaksanakan dengan baik, namun hasil tersebut masih perlu
ditingkatkan dari beberapa aspek, yaitu pertama: aspek kualitas dan
pemenuhan standar penyusunan NA sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan. Kedua, aspek ketepatan waktu untuk meyelesaikan
tugas, walaupun pada akhir tahun NA dan Draft RUU dapat diselesaikan,
namun sesungguhnya kebutuhan penyelesaian NA dan Draft RUU dibutuhkan
selama tahun berjalan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
Dewan. Ketiga, pelaksanaan penyusunan NA dan Draft RUU belum didukung
dengan SOP yang sama untuk semua Tim yang mengerjakan, sehingga masih
terdapat perbedaan format NA untuk masing-masing Tim. Untuk itu sangat
S
Sasaran1 Meningkatnya kualitas dukungan terhadap pelaksanaan fungsi legislasi DPR RI, fungsi
anggaran DPR RI, fungsi pengawasan DPR RI, dan dalam penguatan kelembagaan DPR RI
Jumlah Konsep Naskah Akademik dan Draft RUU yang
digunakan oleh DPR RI
8 NA dan 8 Draft RUU
175% Target
14 NA dan 14 Draft RUU Realisasi
1.1
16
diperlukan mekanisme control kualitas NA. Keempat, beban pekerjaan yang
belum merata baik secara kualitas maupun secara kuantitas di antara para
tenaga perancang.
Perlu pula disampaikan beberapa hambatan dalam pelaksanaan tugas
dukungan di bidang penyusunan NA dan draft RUU, yaitu: kemampuan
tenaga perancang belum merata sehingga masih diperlukan kegiatan
pelatihan peningkatan kapasitas yang dapat meningkatkan kemampuan
perancang secara keseluruhan.
Setelah terbentuknya Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (BKD), maka fungsi pemberian dukungan di bidang legislasi akan
dilakukan oleh Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI.
Untuk melanjutkan dan mempertahankan capaian sebelumnya, maka Pusat
Perancangan Undang-Undang perlu mengoptimalkan pelibatan Tenaga Ahli
pada Alat Kelengkapan Dewan (AKD) dan Peneliti dari Pusat Penelitian,
Analisis Anggaran dari Pusat Kajian Anggaran, dan akademisi dari luar Badan
keahlian DPR RI.
elain melaksanakan dukungan terhadap fungsi legislasi DPR, Sekretariat
Jenderal juga melaksanakan dukungan kepada DPR dalam
melaksanakan fungsi anggaran. Khususnya bagi Biro Analisa Anggaran
dan Pelaksanaan APBN, dukungan diberikan dalam bentuk penyusunan
analisis, referensi, dan ringkas cepat APBN. Analisis merupakan kajian tematik
yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan APBN
sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan di bidang
anggaran. Referensi merupakan penyajian/kompilasi data dan informasi
primer/sekunder atas topik tertentu terkait dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan APBN. Analisis Ringkas Cepat (ARC)
merupakan kajian ringkas terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
S
Jumlah Analisis/Referensi/Ringkas Cepat APBN dan
hasil pemeriksaan BPK serta pengawasan DPD yang
digunakan oleh AKD
66 Analisis/ Referensi 126
%
Target
83 Analisis/Referensi Realisasi
1.2
17
pengawasan APBN yang disusun dalam waktu singkat dan berdasarkan
permintaan dari Anggota Dewan. Pada tahun 2015, jumlah output yang
dihasilkan berjumlah 62 analisis, yang terdiri dari 51 analisis, 5 referensi dan 6
analisis ringkas cepat. Output tersebut disampaikan kepada Komisi terkait dan
Badan Anggaran. Pemanfaatan analisis tersebut dapat terlihat dari kutipan
laporan pembahasan RAPBN di Komisi dan Badan Anggaran, termasuk kutipan
Ketua Badan Anggaran dalam menyampaikan laporan di rapat Paripurna DPR
dalam rangka persetujuan atas RUU APBN.
Sedangkan untuk hasil analisis, referensi, dan ringkas cepat hasil
pemeriksaan BPK dan pengawasan DPD pada tahun 2015 berjumlah 21 buah
yang terdiri dari 4 analisis dan 17 referensi. Output tersebut menjadi bahan bagi
komisi dalam menindaklanjuti temuan-temuan BPK pada pasangan kerja
masing-masing dan juga sebagai bahan pengawasan DPR ketika
melaksanakan kunjungan kerja ke daerah atau Daerah Pemilihannya (Dapil).
Hal ini merupakan bagian dalam memberikan dukungan bagi pelaksanaan
fungsi pengawasan DPR RI.
ukungan Deputi PUU terhadap penyusunan Program Legislasi Nasional
adalah menyampaikan hasil analisis terhadap prioritas RUU tahun 2016.
Untuk melakukan analisis tersebut, Deputi PUU terlebih dahulu
melakukan evaluasi terhadap capaian dan realisasi program legislasi nasional
tahun 2015. Sesuai dengan ketentuan bahwa penetapan prolegnas DPR
sebelum penetapan APBN, maka untuk itu Deputi PUU sudah mempersiapkan
hasil kajiannya untuk dijadikan bahan rapat penetapan Prolegnas oleh DPR
bersama-sama dengan pemerintah. Namun perlu disampaikan bahwa
penetapan prolegnas tahun 2016 jauh melampau tenggat waktu yang
ditetapkan. Namun persoalan tersebut, bukan pada sistem pendukungan
seperti Deputi PUU tetapi karena agenda DPR RI sendiri yang kurang
D
Jumlah Konsep Prolegnas Prioritas Tahunan
Tahun 2016
1 Konsep
100% Target
1 Konsep Realisasi
1.3
18
memperhatikan tugas-tugas di bidang fungsi legislasi. Hal ini dipengaruhi pula
oleh situasi politik di DPR RI sendiri yang kurang kondusif bagi pelaksanaan
fungsi legislasi. Kondisi yang kurang kondiusif misalnya persidangan kasus
pelanggaran kode etik terhadap Ketua DPR RI Setya Novanto, serta hubungan
KIH dan KMP yang belum harmonis.
arget indikator “Dukungan substansi kepada Badan Anggaran yang
Akuntabel dan Tepat Waktu” adalah 100%, berupa 6 dukungan substansi
dan administrasi yang terdiri dari 5 (lima) dokumen substansi terkait
dengan siklus pembahasan APBN yaitu, 1) pembahasan RKP dan Pembicaraan
Pendahuluan RAPBN Tahun 2016; 2) pembahasan RUU APBN tahun 2016, 3)
pembahasan RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN
tahun 2014, 4) pembahasan RUU tentang APBN Perubahan tahun 2015, dan 5)
pembahasan Laporan Semester I APBN tahun 2015 dan Prognosis 6 bulan
berikutnya, dan 1 (satu) dokumen administrasi keuangan Badan Anggaran.
Realisasi dukungan substansi dan administrasi kepada Badan Anggaran
mencapai 100% (6 dokumen substansi dan administrasi). Dukungan ini
diberikan terhadap pelaksanaan kegiatan rapat dalam setiap pembahasan
RAPBN, yang meliputi:
1) Dokumen pembahasan RKP dan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN
Tahun 2016.
2) Dokumen pembahasan RUU tentang APBN Tahun 2016.
3) Dokumen pembahasan RUU tentang Pertanggungjawaban atas
Pelaksanaan APBN tahun 2014.
4) Dokumen pembahasan RUU tentang APBN Perubahan tahun 2015.
5) Dokumen pembahasan Laporan Semester I APBN tahun 2015 dan
Prognosis untuk 6 bulan berikutnya.
6) Dokumen Administrasi lainnya.
T
Dukungan Substansi Kepada Badan Anggaran Yang Akuntabel dan Tepat Waktu
100% 100
%
Target
100% Realisasi
1.4
19
ealisasi dukungan terhadap dukungan kepada Badan Legislasi
mencapai 100 %. Dukungan tersebut meliputi dukungan
penyelenggaraan rapat Badan Legislasi dilakukan dalam rangka
pelaksanaan tugas yang terkait dengan :
a. Pembahasan RUU. Tahun 2015 Baleg ditugaskan oleh Badan Musyawarah
untuk melakukan pembahasan RUU tentang Penjaminan bersama
Pemerintah yang telah diselesaikan pada Masa Persidangan II TS. 2015-
2016.
b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU.
Prolegnas RUU Prioritas Tahun 2015 terdapat 40 RUU yang terdiri dari 27
RUU usulan DPR, 12 RUU usulan Pemerintah, dan 1 RUU usulan DPD RI.
Selain memberikan dukungan substansi terhadap rapat pembahasan,
pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU, Bagian
Sekretariat Badan Legislasi juga memberikan dukungan terhadap
penyusunan/pembahasan Peraturan DPR RI dan pemantauan dan peninjauan
terhadap Undang-Undang. Pada Tahun 2015 Baleg melakukan penyusunan
dan pembahasan 6 Rancangan Peraturan DPR RI, namun yang sudah
diselesaikan pembahasannya baru 3 Peraturan DPR RI. Selain itu, Badan
Legislasi selama tahun 2015 telah melakukan pemantauan dan peninjauan
terhadap pelaksanaan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dan UU 16 Tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum.
R
Dukungan substansi dalam penyelenggaraan
rapat-rapat Badan Legislasi
41 RUU
100% Target
41 RUU Realisasi
1.5
20
ekretariat jenderal DPR RI CQ Deputi Perundang-undangan CQ Biro
Hukum dan Pemantauaun Pelaksanaan Undang-Undang Cq Bagian
Hukum telah menyusun Naskah Keterangan DPR RI yang dipergunakan
oleh DPR RI C.Q Tim Kuasa DPR (Pimpinan dan/atau Anggota AKD yang
membahas UU yang diuji Materiil dengan didampingi oleh Anggota Komisi III)
dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi untuk memberikan keterangan
lisan dan/atau tertulis terhadap 59 (lima puluh Sembilan) Perkara Permohonan
Pengujian UU terhadap UUD NRI Tahun 1945.
Disamping itu pejabat/Pegawai Biro Hukum, Setjen DPR RI juga
mendampingi Tim Kuasa DPR RI dalam setiap persidangan di Mahkamah
Konstitusi dengan menyiapkan kelengkapan administrasi persidangan serta
menyiapkan data dan informasi terkait dengan bahan-bahan pokok perkara
pengujian UU.
Dengan adanya perubahan struktur baru, maka hal penting yang
dilakukan untuk menjaga capaian prestasi adalah mengadaan tenaga analisis
hokum yang akan membuat keterangan. Tenaga-tenaga analisis hokum perlu
dibekali dengan kemampuan untuk melakukan analisis konstitusional untuk
menjamin kualitas keterangan yang disiapkan.
Pada tahun 2015, Sekretariat Jenderal DPR RI cq, Deputi Perundang-
undangan cq.Biro Hukum dan Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang cq.
Bagian Hukum telah menyusun Naskah Keterangan DPR RI yang dipergunakan
oleh DPR c.q. Tim Kuasa DPR (Pimpinan dan/atau Anggota AKD yang
membahas UU yang diuji Materiil dengan didampingi oleh Anggota Komisi III)
dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi untuk memberikan keterangan
lisan dan/atau tertulis terhadap 59 (lima puluh sembilan) Perkara Permohonan
Pengujian UU Terhadap UUD NRI Tahun 1945 (Daftar register perkara dan pokok
permohonan terlampir).
S
Jumlah Naskah Keterangan DPR Yang
Dipergunakan Dalam Persidangan di Mahkamah
Konstitusi
45 Perkara
131% Target
59 Perkara Realisasi
1.6
21
ntuk penanganan gugatan perdata dan TUN di pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum, Pimpinan DPR RI melalui Keputusan
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor
342/PIMP/I/2014 – 2015 telah membentuk Tim Kuasa Hukum DPR dengan
menunjuk Pejabat dan/atau Pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI yang tugas
dan fungsinya membidangi urusan hukum.
Tim Kuasa Hukum DPR dimaksud, bertugas mewakili DPR dalam
penanganan gugatan perdata dan TUN di Pengadilan dalam lingkungan
Peradilan Umum dengan menghadiri dan mengikuti persidangan di
Pengadilan, melakukan mediasi, membuat eksepsi/jawaban, Duplik,
penyampaian alat bukti, dan keterangan-keterangan lain terkait dengan
pokok perkara, dan kesimpulan, serta bila diperlukan sampai pada tahap
menyusun memori/kontra memori banding dan memori/kontra memori kasasi
yang merupakan output Tim Kuasa Hukum DPR. Output dimaksud memberikan
manfaat (outcome) sebagai bahan pertimbangan Majelis Hakim untuk
membuat putusan sesuai dengan tuntutan DPR RI.
Pada tahun 2015, Sekretariat Jenderal memperkirakan terdapat 8 perkara
terkait gugatan perdata dan tata Usaha Negara di pengadilan, sedangkan
realisasinya hanya 4 perkaya yang masuk diantaranya 3 perkara gugatan
perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan 1 perkara gugatan perdata
di Pengadilan Negeri Padang. Tim Kuasa DPR RI telah berasil dalam
penanganan Perkara dimaksud, dengan ditolaknya atau tidak dapat
diterimannya Gugatan terhadap DPR RI sebagaimana tertuang dalam amar
Putusan 4 Perkara dimaksud. Dengan demikian Tim Kuasa DPR RI telah berhasil
membuktikan dihadapan Majelis Hakim bahwa DPR dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya telah sesuai dengan koridor-koridor hukum.
U
Jumlah Naskah Gugatan, Jawaban, Replik, Duplik, Alat-Alat Bukti dan
Kesimpulan Akhir, Memori/Kontra Memori Banding, serta
Memori/Kontra Memori Kasasi Yang Dipergunakan Dalam Proses Persidangan di Lingkungan Peradilan Umum, DPR RI, dan Setjen DPR RI
8 Perkara
50% Target
4 Perkara Realisasi
1.7
22
ada tahun 2015, Sekretariat Jenderal memperkirakan adanya
pengaduan perkara etik Anggota DPR RI yang diterima oleh Mahkamah
Kehormatan Dewan (MKD) sebanyak 22 perkara. Oleh karenannya
Sekretariat Jenderal menetapkan target pemberian dukungan administrasi
dan tekhnis keahlian kepada Pimpian dan Anggota Majelis Kehormatan
Dewan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam penyelesaian 22
perkara dimaksud. Dukungan Administrasi menyangkut kegiatan registrasi
perkara baik yang bersumber pada pengaduan maupun non-pengaduan,
Pemyelenggaraan rapat-rapat MKD, Notulensi rapat, dan Notulensi
persidangan MKD, sedangankan dukungan keahlian menyangkut kegiatan
pengolahan data dan informasi yang terkait dengan pokok perkara.
Dalam pelaksanaan pemberian dukungan sebagaimana diuraikan diatas
Sekretariat MKD telah menerima dan meregistrasi 47 perkara dan hal telah
melebihi dari target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari 47 perkara
tersebut setelah dilakukan verifikasi administrasi, dan diputuskan 17 perkara
tidak ditindaklanjuti karena tidak memenuhi syarat pengaduan sesuai dengan
Tata Beracara MKD. Dalam hal ini berkas perkara yang telah diverifikasi dan
diselidiki serta diputus oleh MKD adalah sebanyak 16 perkara. Sedangkan yang
masih dalam proses verifikasi maupun penyelidikan oleh anggota MKD adalah
sebanyak 14 perkara.
Dengan demikian, untuk mendukung kelancaran tugas fungsi MKD dalam
melakukan verifikasi, penyelidikan dan memutus perkara, Sekretariat Jenderal
khususnya Bagian Sekretariat MKD telah memberikan dukungan teknis maupun
administrative bagi terselenggaranya kegiatan rapat-rapat MKD.
Selanjutnya untuk tahun anggaran berikutnya, dalam hal anggaran
maupun ketersediaan sumber daya manusia, BagianSekretariat MKD merasa
perlu ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya guna meningkatkan
kemampuan dalam pelayaan penerimaan perkara, dukungan data dan
informasi terkait perkara maupun pelayanan kegiatan rapat-rapat MKD.
P
Dukungan Penyelenggaraan Pengaduan Perkara Etik
Anggota DPR RI dan Penyempurnaan Peraturan DPR RI
tentang Kode Etik dan Tata Beracara Mahkamah
Kehormatan Dewan
22 Perkara
73 % Target
16 Perkara Realisasi
1.8
23
erdasarkan Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan DPR RI Nomor 3 Tahun
2015, definisi Rapat Paripurna adalah rapat Anggota yang dipimpin oleh
pimpinan DPR dan dihadiri oleh paling sedikit 3 (tiga) orang pimpinan DPR.
Rapat Paripurna DPR merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan
wewenang dan tugas DPR, kecuali rapat Paripurna DPR pengucapan
sumpah/janji. Selain itu juda dilaksanakan rapat paripurna luar negeri yang
merupakan rapat paripurna yang diadakan dalam masa reses apabila
diusulkan oleh Presiden, Pimpinan AKD, Pimpinan Fraksi, atau Anggota dengan
jumlah paling sedikit 28 (dua puluh delapan) orang yang mencerminkan lebih
dari 1 Fraksi. Pada tahun 2015, Bagian Persidangan Paripurna melaksanakan 39
kali rapat paripurna.
B
Sasaran2
Meningkatnya kualitas dukungan persidangan dan pelayanan kepada masyarakat dalam
pemberian informasi perihal tugas dan fungsi DPR RI guna menciptakan citra positif DPR RI
di masyarakat
Terlaksananya kegiatan pelayanan persidangan
paripurna yang prima dan tepat waktu
100%
100% Target
100 % Realisasi
2.1
24
esuai dengan Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan DPR RI Nomor 3 Tahun
2015, bahwa untuk setiap rapat paripurna, rapat paripurna luar biasa,
rapat panitia kerja, atau tim, rapat kerja, rapat dengar pendapat, dan rapat
dengar pendapat umum dibuat risalah rapat. Risalah rapat adalah catatan
rapat yang dibuat secara lengkap dan berisi seluruh jalannya pembicaraan
yang dilakukan dalam rapat serta dilengkap dengan catatan tentang jenis
dan sifat rapat, hari dan tanggal rapat, tempat rapat, acara rapat, waktu
pembukaan dan penutupan rapat, ketua dan sekretaris rapat, jumlah dan
nama anggota yang menandatangni daftar hadir, dan undangan yang hadir.
Sekretariat Jenderal melalui Bagian Risalah menghasilkan risalah seluruh
rapat yang dilaksanakan oleh Komisi, Pansus dan Rapat Paripurna, yang
memenuhi standar dan tepat waktu berdasarkan ketentuan Peraturan DPR RI
tentang Tata Tertib.
Tabel 3.2
Jumlah Risalah Rapat Tahun 2015
Sumber: Rekapitulasi kegiatan persidangan tahun 2015 dari Komisi, Pansus dan
Paripurna
PAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI SUS
1 RISALAH LEGISLASI 20 17 15 76 6 3 4 53 12 14 16 23 259
2 RISALAH ANGGARAN 24 26 21 33 42 28 32 19 14 49 29 0 317
3 RISALAH PENGAWASAN 73 50 70 64 34 120 55 40 33 87 62 0 688
39
117 93 106 173 82 151 91 112 59 150 107 23 1,303
RISALAH RAPAT PARIPURNA
JUMLAH
RISALAH RAPAT-RAPAT ALAT KELENGKAPAN DEWAN
NO. FUNGSIKOMISI
JML
S
Presentase Risalah Rapat yang Digunakan oleh
Anggota Dewan
100%
100% Target
100 % Realisasi
2.2
25
Jumlah risalah rapat yang dilaksanakan pada tahun 2015 terdapat
peningkatan dibanding tahun 2014. Jumlah risalah rapat sesuai dengan jumlah
kegiatan rapat, dimana tahun 2015 berjumlah 1.303 rapat, sedangkan tahun
2014 berjumlah 1.079 rapat. Namun, dibandingkan dengan tahun 2013, masih
terdapat penurunan, dimana tahun 2013 sebanyak 1.571 kegiatan rapat.
Perbandingan jumlah rapat dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 3.1
Perbandingan Jumlah Risalah Rapat Tahun 2013, 2014 dan 2015
Sumber: Rekapitulasi kegiatan persidangan tahun 2013, 2014 dan 2015 dari
Komisi, Pansus dan Paripurna
Output dari kegiatan pembuatan risalah rapat adalah tersedianya risalah
rapat-rapat yang dilakukan oleh seluruh Alat Kelengkapan Dewan yang tepat
waktu dan sesuai standar. Sedangkan outcome dari tersedianya risalah rapat-
rapat yaitu:
a) Menjadi bahan masukan/pertimbangan bagi Pimpinan dan Anggota
DPR RI dalam melakukan pembahasan dan pengambilan keputusan;
b) Bahan penelitian para akademisi/masyarakat;
c) Bahan pengawasan masyarakat terhadap kinerja DPR RI.
26
irencanakan 49 kegiatan pengiriman delegasi DPR RI ke luar negeri dan
4 kegiatan penyelenggaraan Sidang Regional dan Internasional yang
akan dilaksanakan oleh Badan Kerja Sama Antar Parlemen. Pada
tahun 2015, telah terealisasi 33 kegiatan. Hal ini dikarenakan dinamika politik di
DPR RI, sehingga mengakibatkan beberapa kegiatan tidak dapat diambil
keputusan. Hal ini berdampak pada pelaksanaan kegiatan yang sudah
direncanakan oleh DPR RI dan akan dilaksanakan oleh Setjen DPR RI. Berikut
merupakan daftar kegiatan tahun 2015.
REALISASI KEGIATAN PENGIRIMAN DELEGASI DPR RI KE LUAR NEGERI DAN
PENYELENGGARAAN SIDANG REGIONAL DAN INTERNASIONAL
OLEH BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN
TAHUN 2015
A. PENYELENGGARAAN SIDANG
1. Parliamentary Event on the 60th Commemoration of the Asian
African Conference tanggal 23 April 2015 di Jakarta. Pertemuan ini
menghasilkan 1 Deklarasi dan 1 Kesepakatan pembentukan
Sekretariat Tetap Parliamentary Asia-Africa Conference.
2. Asian Parliamentary Assembly (APA) Standing Committee on
Economic and Sustainable Development Affairs tanggal 19 – 20
Agustus 2015 di Jakarta. Sidang ini menghasilkan 1 Report Meeting
dan 5 Draf Resolusi yang kemudian disampaikan ke Sidang Pleno
APA ke-8;
3. The 6th Global Conference of Parliamentarians Against Corruption
(GOPAC) tanggal 5 – 8 Oktober 2015 di Yogyakarta. Konferensi ini
menghasilkan 1 Deklarasi dan 1 Kesepakatan pembentukan
Sekretariat Tetap GOPAC
D
Terselenggaranya Kegiatan
Dukungan Kerja Sama antar Parlemen
95%
86% Target
82% Realisasi
2.3
27
B. PENGIRIMAN DELEGASI KE SIDANG REGIONAL DAN INTERNASIONAL
1. Sidang Tahunan ke-23 Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF)
tanggal 8 - 17 Januari 2015 di Quito, Ekuador. Sidang ini
menghasilkan Joint Communique dan 18 Resolusi termasuk 2
Resolusi usulan Indonesia.
2. The 10th Session of the PUIC Conference and related meetings
tanggal 16 - 23 Januari 2015 di Istanbul. Turki. Pertemuan tersebut
menghasilkan 1 Deklarasi, 1 Final Communique, 53 Resolusi.
3. Annual 2015 Session of the Parliamentary Conference on the World
Trade Organization (PCWTO), tanggal 16 - 17 Februari 2015 di
Jenewa, Swiss. Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
4. The 3rd OECD Parliamentary Days, tanggal 25 - 27 Februari 2015 di
Paris, Prancis. Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
5. Seminar for Asia Pacific on Translating International Rights
Commitment into National Realities: The Contribution of Parliament
to the work of the UNHCR, tanggal 26 - 27 Februari 2015 di Manila,
Filipina. Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
6. The 59th Session of the CSW tanggal 9 - 13 Maret 2015 di New York,
USA. Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
7. Parliamentary Meeting at the Third UN World Conference on Disaster
Risk Reduction tanggal 13 Maret 2015 di Sendai, Jepang. Pertemuan
ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
8. Sidang APA Standing Committee on Political Affairs, tanggal 19-20
Maret 2015 di Ankara. Turkey. Sidang ini menghasilkan 4 Draf Resolusi
28
yang kemudian disampaikan pada Sidang Pleno APA ke-8 pada
tanggal 7 – 12 Desember 2015 di Phnom Penh, Kamboja.
9. The 132nd Assembly of the Inter-Parliamentary Union (IPU) and
related meetings tanggal 28 Maret - 2 April 2015, di Hanoi, Vietnam
Pertemuan ini menghasilkan 3 Resolusi.
10. Global Parliamentary Conference of the Parliamentary Network on
the World Bank & International Monetary Fund (IMF) tanggal 12-13
April 2015, di Washington D.C, USA. Pertemuan tersebut
menghasilkan 1 Report.
11. ASEAN People's Forum, tanggal 25 April 2015 di Kuala Lumpur,
Malaysia. Forum ini menghasilkan Rekomendasi tentang civil society,
salah satunya usulan dari Indonesia mengenai penguatan peran
perempuan dalam menghadapi Komunitas Masyarakat ASEAN.
12. ASEAN Leaders Meeting with the Representatives of ASEAN Inter
Parliamentary Assembly (AIPA), tanggal 25-28 April 2015 di Malaysia.
Sidang ini menghasilkan Summary Report dan Rekomendasi dari
AIPA kepada Pimpinan Negara Anggota ASEAN tentang
peningkatan hubungan Negara anggota ASEAN – AIPA untuk
mewujudkan ASEAN Post-2015 Vision dan menciptakan Masyarakat
ASEAN yang people-centered dan rules-based.
13. Sidang Global Parliament of Young Parliamentary tanggal 25- 31 Mei
2015 di Jepang. Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
14. The 12th Meeting of the ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA)
Fact-Finding Committee (AIFOCOM) to Combat the Drug Menace
tanggal 7 - 11 Juni 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sidang ini
menghasilkan 1 Draf Resolusi yang kemudian disampaikan pada
Sidang Umum AIPA ke-36 pada tanggal 6 – 12 September 2015 di
Kualalumpur, Malaysia.
15. Sidang ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus ke-7,
tanggal 26-30 Juli 2015 di Siam Reap, Kamboja. Sidang ini
menghasilkan 9 Summary Country Report dan 1 Draf Resolusi
tentang ASEAN Tourism; Promoting Nature Conservation and
Developing Sustainable Tourism yang kemudian disampaikan pada
Sidang Umum AIPA ke-36 pada tanggal 6 – 12 September 2015 di
Kualalumpur, Malaysia.
16. Sidang Umum ke-36 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA),
tanggal 6-12 September 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sidang ini
menghasilkan 7 Report Meeting dari setiap Committee (Committee
on Political Matters, Committee on Economic Matters, Committee on
Social Matters, Committee on Organizational Matters, Women
Parliamentarians of AIPA, dan Committee on Joint Communique), 1
29
Summary Report Sidang Umum AIPA ke-26, 1 Adopsi Draf Resolusi
dari AIFOCOM, 10 Resolusi mengenai Isu-isu Regional dan 13
Resolusi Komisi Keorganisasian AIPA.
17. Parliamentary Session within the Framework of the Annual WTO
Public Forum and the 34th Session of the Streering Committee of the
PCWTO tanggal 28 September - 3 Oktober 2015 di Jenewa, Swiss.
Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
18. IPU 133rd Assembly and Related Meetings tanggal 15 - 22 Oktober
2015 di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini menghasilkan 3 Resolusi.
19. Parliamentary Meeting on the Occasion of the United Nations on
Climate Change Conference tanggal 3 – 7 Desember 2015 di Paris,
Perancis. Pertemuan ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
20. Sidang Pleno ke-8 Asian Parliamentary Assembly (APA) tanggal 7 - 12
Desember 2015 di Phnom Penh, Kamboja. Sidang ini menghasilkan 1
Report Meeting, 1 Deklarasi Phnom Penh dan 18 Resolusi.
C. PENGIRIMAN DELEGASI TEKNIS DAN BILATERAL
1. Kunjungan Teknis BKSAP ke Republik Ceko tanggal 24 – 30 Mei 2015.
Hasil kunjungan ini akan dibentuk GKSB dengan Parlemen Ceko.
2. Kunjungan Teknis BKSAP ke Meksiko tanggal 14 – 18 September 2015
3. Kunjungan Delegasi Sustainable Development Goals (SDGs) ke
Meksiko tanggal 14 – 20 September 2015. Dalam kunjungan ini
menghasilkan 1 Rekomendasi.
4. Kunjungan Delegasi Sustainable Development Goals (SDGs) ke
Hungaria tanggal 14 – 20 September 2015. Dalam kunjungan ini
menghasilkan 1 Rekomendasi.
5. Kunjungan Delegasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke Thailand
tanggal 17 – 20 November 2015. Dalam kunjungan ini menghasilkan
1 Rekomendasi.
6. Kunjungan Delegasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke Republik
Rakyat Tiongkok tanggal 17 – 20 November 2015. Dalam kunjungan
ini menghasilkan 1 Rekomendasi.
7. Kunjungan Bilateral ke Italia tanggal 22 – 28 November 2015. Hasil
kunjungan ini berupa Draft MoU antar kedua parlemen.
8. Kunjungan Bilateral ke Lebanon tanggal 10 – 16 Desember 2015.
Hasil kunjungan ini berupa Draft MoU antar kedua parlemen.
9. Kunjungan Bilateral ke Republik Islam Iran tanggal 13 – 19 Desember
2015. Hasil kunjungan ini berupa Draft MoU antar kedua parlemen.
10. Kunjungan Bilateral ke Austria tanggal 13 – 19 Desember. Hasil
kunjungan ini berupa Draft MoU antar kedua parlemen.
30
Selesai 82%
Dalam Proses
17%
Batal 1%
Informasi Publik
erdasarkan data permintaan informasi publik yang dikelola Sekretarat
Jenderal melalui Biro Hubungan Masyarakat dan Pemberitaan khususnya
Bagian Hubungan Masyarakat, selama tahun 2015, jumlah permintaan
informasi publik yang masuk ke DPR RI adalah sebanyak 363 permohonan. Dari
total 363 permintaan yang masuk, sebanyak 297 permintaan dapat
diselesaikan sedangkan 62 permintaan sedang dalam proses pengumpulan
informasi dari unit-unit penyedia informasi di dalam Sekretariat Jenderal, dan 4
permintaan lainnya batal.
Kinerja pelayanan publik selama tahun 2015 dapat digambarkan pada
tabel berikut:
Grafik 3.2
KInerja Pelayanan Permintaan Informasi Publik Tahun 2015
B
Tindak Lanjut Permintaan
Informasi PPID
220 Permintaan Informasi
Publik 135
%
Target
297 Permintaan Informasi
Publik Realisasi
2.4
31
ntuk menunjang citra positif DPR RI, tugas Sekretariat Jenderal yaitu
memberikan dukungan kehumasan dan pemberitaan yang makin
gencar dan bersaing dengan pemberitaan dari media di luar. Oleh
karena itu Biro Humas dan Pemberitaan melalui Bagian Humas, Bagian
Pemberitaan, dan Bagian Protokol menyusun kegiatan-kegiatan yang secara
perlahan dapat membentuk citra positif DPR RI di mata masyarakat Indonesia.
Diantaranya meliputi kegiatan penerimaan instansi/sekolah ke DPR RI, sosialisasi
melalui Gelar Budaya, penayangan dialog interaktif/talkshow, liputan TV
Parlemen, Bocking Rubrik Media Cetak dan Elektronik dan lain sebagainya.
U
Persentase Tersedianya Fasilitas Penunjang Kegiatan
Sosialisasi DPR RI dalam Membentuk Citra Positif di
Masyarakat
80%
100% Target
80 % Realisasi
2.5
32
esuai dengan acara jadwal rapat DPR RI, pada Masa Persidangan II
Tahun 2014-2015 yang diputuskan pada Rapat Konsultasi pengganti rapat
Bamus tanggal 2 Desember 2014, maka jumlah Masa Sidang pada Tahun
2015 sebanyak 165 hari kerja
Sesuai dengan karakteristik rapat pada Masa Persidangan II Tahun Sidang
2014-2015, maka:
1. Rencana kegiatan fungsi legislasi dialokasikan ±50% dari waktu yang
tersedia, sedangkan kegiatan fungsi anggaran dan pengawasan
dialokasikan ±50% dari waktu yang tersedia.
2. Pelaksanaan setiap fungsi akan disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan setiap pelaksanaan fungsi Dewan tersebut.
3. Fokus kegiatan per sesi sesuai dengan jadwal, namun demikian masih
dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
Untuk penetapan hari-hari rapat sesuai dengan Rapat konsultasi
Pengganti Bamus tanggal 9 Oktober 2014 di sepakati penetapan hari-hari
rapat DPR RI sebagai berikut:
- Hari Senin untuk Rapat Pimpinan dan Komisi-komisi
- Hari Selasa untuk Rapat Paripurna (apabila tidak ada Rapat Paripurna,
maka dialokasikan untuk Rapat-rapat Komisi).
- Hari Rabu untuk Rapat Komisi-komisi dan Tim
- Hari Kamis siang dipergunakan untuk Rapat Badan dan Mahkamah
Kehormatan, selanjutnya untuk pagi dan malam hari dipergunakan untuk
Rapat Komisi.
- Hari Jumat dipergunakan untuk Rapat Fraksi-fraksi.
- Rapat Badan Anggaran dialokasikan pada hari Senin, Selasa (apabila
tidak ada Rapat Paripurna, dan Kamis.
- Rapat Badan Legislasi dialokasikan pada hari Senin, Selasa (apabila tidak
ada Rapat Paripurna) Rabu dan Kamis.
- Rapat Pansus RUU dialokasikan pada hari Rabu dan Kamis.
S
Persentase Terlaksananya Kegiatan Rapat Paripurna, Rapat Komisi,
dan Pansus RUU serta Kunjungan Kerja Dalam Negeri dan Luar Negeri Komisi dan Pansus RUU sesuai Standar dan Tepat Waktu
100%
92%
Target
Realisasi
92 %
2.6
33
Namun untuk rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2015
diperhitungkan mulai hari Senin sampai dengan Rabu, mengingat hari Kamis
dititikberatkan pada hari Badan dan hari Jumat merupakan hari Fraksi-fraksi.
Sehingga, penentuan target kegiatan rapat di Masa Sidang di Komisi-
komisi dan Paripurna pada tahun 2015 sebagai berikut:
Komisi I s/d XI = 11 (komisi) x 126 (hari) x 1 kegiatan rapat = 1386 kegiatan
rapat
Rapat Paripurna (sesuai Keputusan Rapat Bamus) = 35 kegiatan rapat
Total Target Kegiatan Rapat =1421 kegiatan rapat
Pada realisasinya, keputusan akan terselenggaranya rapat dan
kunjungan kerja merupakan keputusan DPR RI. Sehingga sebagai sistem
pendukung Sekretariat Jenderal selalu memberikan dukungan terhadap
perubahan kebijakan.
Realisasi terhadap target tersebut dilaksanakan melalui dukungan
terhadap seluruh kegiatan rapat-rapat yang diputuskan/dijadualkan oleh
Komisi, Pansus dan Paripurna sehingga dapat terlaksana sesuai standar dan
tepat waktu.
Pencapaian indikator kinerja dapat terlihat dari pelayanan rapat-rapat
komisi, panitia khusus dan Paripurna yang dilaksanakan pada tahun 2015
seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.3.
Rapat-Rapat Alat Kelengkapan Dewan Tahun 2015
Sumber: Rekapitulasi kegiatan persidangan tahun 2014 dari Komisi, Pansus
dan Paripurna
34
Dalam melakukan rapat di luar gedung (konsiyering), Sekretariat Komisi
melakukan persiapan khusus untuk penginapan di hotel, baik dalam dan luar
kota, paket meeting serta honor kegiatan.
Dibandingkan jumlah rapat yang dilaksanakan pada tahun 2015
terdapat peningkatan jumlah kegiatan rapat, dimana tahun 2015 berjumlah
1.303 kegiatan rapat, sedangkan tahun 2014 berjumlah 1.079 kegiatan rapat.
Namun, dibangingkan dengan tahun 2013, masih terdapat penurunan,
dimana tahun 2013 sebanyak 1.571 kegiatan rapat. Perbandingan jumlah
rapat dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 3.3
Perbandingan Jumlah Rapat Tahun 2013, 2014 dan 2015
Sumber: Rekapitulasi kegiatan persidangan tahun 2013, 2014 dan 2015
dari Komisi, Pansus dan Paripurna
Dibandingkan tahun 2014, jumlah kegiatan rapat mengalami
peningkatan karena pada tahun 2014 merupakan tahun transisi sehingga
jumlah rapat lebih sedikit. Sedangkan di tahun 2015, jumlah kegiatan rapat
meningkat karena Alat Kelengkapan DPR RI telah optimal dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun, apabila dibandingkan dengan
tahun 2013, Alat Kelengkapan DPR RI masih dapat lebih dioptimalkan.
Semua kegiatan rapat-rapat dapat dilaksanakan oleh Biro Persidangan
sesuai standar dan tepat waktu berdasarkan ketentuan Peraturan DPR RI
tentang Tata Tertib. Waktu pelaksanaan rapat DPRRI adalah:
a) pada siang hari, hari Senin sampai dengan hari Kamis, dari pukul 09.00
sampai dengan pukul 16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai
dengan pukul 13.00; hari Jumat dari pukul 09.00 sampai dengan pukul
16.00 dengan waktu istirahat dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 13.30;
dan
35
b) pada malam hari dari pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.30 pada
setiap hari kerja.
c) penyimpangan dari waktu rapat ditentukan oleh rapat yang
bersangkutan.
d) semua jenis rapat DPR RI dilakukan di Gedung DPR RI dan Penyimpangan
dari tempat rapat hanya dapat dilakukan atas persetujuanpimpinan DPR
RI.
egiatan dukungan terhadap Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI
terbagi dalam 3 jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh 3 Bagian di
lingkungan Biro Kerja Sama Antar Parlemen, yaitu kerja sama
internasional, kerja sama organisasi regional, dan kerja sama bilateral. Pada
tahun 2015, khususnya dalam hal kerja sama bilateral mengalami kendala yaitu
adanya perpecahan di DPR RI antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi
Indonesia Hebat (KIH) yang mengakibatkan tidak adanya keputusan dalam
penentuan desk kerja sama bilateral. Hal inilah yang mengakibatkan
beberapa hal khususnya dalam kerja sama bilateral menjadi tidak terealisasi.
K
Terselenggaranya Kegiatan Kerja Sama Bilateral dan
Multilateral antar Parlemen serta Kegiatan ASGP yang
Akurat dan Tepat Waktu
35 Dokumen
86% Target
30 Dokumen Realisasi
2.7
36
aporan Keuangan merupakan wujud dari pada Akuntabilitas Keuangan
Negara yang dilaksanakan secara transparan sesuai prinsip-prinsip good
governance. Laporan Keuangan sangat penting peranannya karena
memuat informasi keuangan yang dipakai sebagai pengambilan kebijakan.
Sebagai bentuk tercapainya sasaran atas program yang dilaksanakan oleh
Setjen dalam pengelolaan keuangan DPR RI yang Akuntabel, Setjen DPR RI
telah mendapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK terhadap Laporan
Keuangan sebanyak 5 kali yaitu untuk laporan keuangan tahun anggaran
2010- 2014. Untuk Laporan Keuangan tahun anggaran 2014, Opini WTP dari BPK
diterima pada bulan Oktober Tahun 2015 di Kementerian Keuangan RI.
Pada Tahun 2015 terjadi transformasi dalam Sistem Perbendaharaan Anggaran
Negara dan Sistem Akuntansi Pemerintah yang dilakukan oleh Menteri
Keuangan. Dampak perubahan tersebut adalah, adanya perubahan basis
akuntansi yang digunakan oleh pemerintah, dari basis kas menuju akrual
menjadi basis akrual, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan, yang kemudian dipertegas kembali pada PP no. 71
th. 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Selain itu, terdapat perubahan
besar atas sistem dan proses pertanggungjawaban pendapatan dan belanja
Negara.
L
Sasaran3 Mencapai tata kelola Setjen DPR RI yang baik
melalui reformasi Setjen DPR RI di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber
daya manusia
Tercapainya opini BPK berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
WTP
100% Target
WTP Realisasi
3.1
37
Perubahan basis akuntansi yang terjadi, mengakibatkan adanya penambahan
jumlah laporan yang dihasilkan oleh Sekretariat Jenderal DPR RI, dengan
rincian perubahan sebagai berikut:
Basis Kas Menuju Akrual Basis Akrual
1. Laporan Realisasi Anggaran
a. Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan
b. Laporan Realisasi Anggaran
Belanja
1. Laporan Realisasi Anggaran
c. Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan
d. Laporan Realisasi Anggaran
Belanja
2. Neraca 2. Laporan Operasional
3. Catatan Atas Laporan Keuangan 3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Neraca
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Adanya penambahan laporan keuangan tersebut, semakin meningkatkan
usaha Sekretariat Jenderal DPR RI guna mempertahankan opini Wajar Tanpa
Pengecualian atas Laporan Keuangan DPR RI Tahun Anggaran 2015 yang
hingga saat ini sedang dalam proses audit oleh BPK.
Agar tetap dapat mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK,
maka telah dilakukan langkah langkah pencapaian atas area area yang
menjadi penilaian oleh BPK, yang meliputi:
1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan
2. Efektifitas Sistem Pengendalian Internal
3. Kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku.
Atas poin poin penilaian tersebut, Sekretariat Jenderal DPR RI telah melakukan
langkah langkah sebagai berikut:
1. Atas Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah
a. Sekretariat Jenderal telah mengangkat Duta Akrual
b. Perbaikan atas Pengelolaan dan Penatausahaan Persediaan dan
Aset Tetap
- Menyiapkan kebijakan dan aturan dalam rangka internalisasi
aturan aturan yang diterbitkan oleh kementerian keuangan
terkait perubahan basis akuntansi.
38
- Melakukan sosialisasi atas perubahan pengelolaan persediaan
dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrual kepada
seluruh unit pengelolaan persediaan
- Melakukan bimtek penggunaan aplikasi persediaan dan aset
tetap berbasis akrual
- Melakukan perbaikan atas kemungkinan kesalahan akun,
termasuk melakukan revisi anggaran dan ralat atas dokumen
penagihan.
2. Efektifitas Sistem Pengendalian Internal
- Penetapan Zona Integritas di Lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI
- Sekretariat Jenderal DPR RI telah meminta pendampingan dari
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dalam
melakukan reviu atas Laporan Keuangan Unaudited Tahun
Anggaran 2015
- Pengembangan berbagai aplikasi mandiri dalam pelaksanaan
anggaran.
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
- Peningkatan Komitmen oleh para PPK/ pengelola kegiatan agar
pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan dapat dilaksanakan
sesuai aturan yang berlaku serta berjalan dengan baik
- Penetapan Rencana Umum Pengadaan dan pengembangan
aplikasi Sistem Informasi rencana Pengadaan
- Penggunaan Aplikasi e-Proccurement
- Pengembangan berbagai aplikasi mandiri dalam pelaksanaan
anggaran.
Atas langkah langkah yang telah dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPR
RI, pada tahun 2015 telah memperoleh:
1. Penghargaan Satker Terbaik untuk Satker Sekretariat Jenderal dalam
penyampaian data kontrak dan data supplier dari KPPN Jakarta VII
2. Penghargaan Wajib Pajak Bendahara Berkinerja Baik dalam Pelaporan
Perpajakan Untuk Tahun Pajak 2015
3. Penghargaan atas Kesesuaian Penyajian Saldo Kas Bendahara
Pengeluaran untuk Satker Setjen dan Satker Dewan dari Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
39
esuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 Pasal 75 ayat (1)
bahwa DPR memiliki kemandirian dalam menyusun anggaran yang
dituangkan ke dalam program dan kegiatan disampaikan kepada Presiden
untuk dibahas bersama DPR sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam upaya agar penyusunan program dan kegiatan DPR RI dapat lebih
terarah, maka Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) menetapkan arah,
kebijakan umum dan strategi pengelolaan anggaran DPR dengan Pimpinan
DPR, yang selanjutnya disampaikan kepada Alat Kelengkapan sebagai
pedoman dalam penyusunan anggaran sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 91 huruf a Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib.
Pelaksanaan pengelolaan anggaran DPR RI disusun setiap tahun melalui
pembahasan antara BURT dengan Sekretariat Jenderal DPR RI berupa
dokumen Arah Kebijakan Umum Pengelolaan Anggaran (AKUPA) DPR RI.
AKUPA DPR RI Tahun 2015 ditetapkan berdasarkan Keputusan Rapat BURT
dengan Sekretariat Jenderal DPR RI Nomor: 003/BURT/R.PLENO/MS II/I/2015.
AKUPA DPR RI Tahun 2015 merupakan tahun pertama dimulainya aktivitas dan
kegiatan DPR RI Periode 2014-2019. Untuk menunjang kegiatan tersebut maka
dibutuhkan anggaran yang memadai, sehingga tugas konstitusional Dewan
dapat berjalan lancar.
AKUPA Tahun 2015, selanjutnya menjadi panduan bagi seluruh Alat
Kelengkapan Dewan (AKD) dan Sekretariat Jenderal (Setjen) dalam menyusun
program dan kegiatan serta kebutuhan anggaran untuk tahun 2015. AKUPA
DPR RI Tahun 2015 dapat memberikan arah dan kebijakan yang lebih jelas
sehingga perencanaan kegiatan mampu diimplementasikan serta
direalisasikan sesuai target (100%).
DPR RI merupakan lembaga politis yang sangat dinamis, maka dalam
realisasi pelaksanaannya, Alat Kelengkapan Dewan (AKD) dan Sekretariat
Jenderal dapat melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan dan tetap
S
Terlaksananya pengelolan anggaran yang
akuntabel yang didasarkan pada AKUPA
100%
100% Target
100 % Realisasi
3.2
40
memperhatikan prinsip anggaran berbasis kinerja. Dalam penetapan target
perencanaan anggaran, seluruh program/kegiatan/output/sub output dan
komponen yang tertuang dalam anggaran DPR RI tahun 2015 sudah
mengacu kepada AKUPA (100%) dan pencapaian realisasi terhadap
pelaksanaan pengelolaan anggaran dapat akuntabel dan memenuhi prinsip-
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
encana Startegis (Renstra) DPR RI Tahun 2015-2019 berperan sebagai
pedoman antara untuk mengarahkan pencapaian tujuan jangka
panjang pelaksanaan tugas konstitusional DPR RI. Penyusunan Renstra
DPR RI 2015 -2019 sejalan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
dan dijadikan sebagai landasan operasional Renstra DPR RI, yaitu sebagai arah
operasional bagi produk-produk yang dihasilkan dari fungsi-fungsi DPR dan
arah operasional bagi pembangunan DPR RI sebagai sebuah lembaga.
Sebagai bagian dari misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025, yaitu mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang
lebih kukuh, ditetapkan misi DPR untuk:
1. Menyelenggarakan fungsi DPR RI untuk mendukung pembangunan
nasional dalam kerangka representasi rakyat;
2. Memperkuat kelembagaan DPR RI sebagai penyeimbang pemerintah.
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, Renstra DPR RI Tahun 2015-2019
telah dilengkapi dengan agenda penguatan kelembagaan menyeluruh baik
pembangunan fisik maupun non fisik yang dituangkan dalam Grand Design
Kelembagaan DPR RI yang berkesinambungan dengan periode perencanaan
ke depan. Selanjutnya rumusan Renstra DPR RI diperjelas dengan 30 Arah
Kebijakan dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana
R
Tindak lanjut penerapan rencana Strategis
(RENSTRA) DPR RI 2015 - 2019
100%
100% Target
100 % Realisasi
3.3
41
terlampir yang telah ditindaklanjuti Sekretariat Jenderal melalui pembentukan
kebijakan- kebijakan berupa Peraturan dan Keputusan Sekretaris Jenderal DPR
RI.
Target indikator tersedianya Administrasi sarana dan prasarana yang
memadai guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI yang
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal khususnya Biro Umum pada
tahun 2015 sebesar 85 %. Kegiatan ini berupa pembinaan dan koordinasi
di lingkungan Biro Umum dalam hal Layanan Pengadaan, antara lain
kegiatan pengadaan pakaian dinas pegawai dan petugas protokol,
pengadaan pakaian kerja sopir/pesuruh/perawat/dokter/satpam,
pengadaan operasional perkantoran, pengadaan perangkat pengolah
data dan komunikasi, pengadaan peralatan/inventaris kantor, dan
pengadaan meubelair gedung DPR dan Setjen DPR RI. Dengan target
tersebut dapat direalisasikan sebesar 85 %, sehingga capaian kinerja
dari indikator Tersedianya administrasi sarana dan prasarana yang memadai
guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI dicapai sebesar 100%
dalam arti bahwa semua kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana
dapat terpenuhi.
Sasaran4 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana
yang berbasis teknologi di lingkungan DPR RI dalam melaksanakan tugas dan fungsi DPR RI
Tersedianya administrasi sarana dan prasarana yang
memadai guna menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsi DPR RI
85% 100%
Target
85 % Realisasi
4.1
42
C. Akuntabilitas Keuangan
Anggaran yang dikelola oleh Sekretariat Jenderal meliputi Satker
Sekretariat Jenderal (Setjen) dan Satker Dewan. Berikut merupakan gambaran
persandingan anggaran yang dikelola Sekretariat Jenderal Tahun 2012 – 2015
sebagaimana terdapat dalam Grafik 3..
Grafik 3.4
Perbandingan Anggaran yang dikelola Sekretariat Jenderal DPR RI
Tahun 2012 – 2015
Untuk Satker Dewan, anggaran yang tersedia digunakan dalam
pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan oleh DPR RI melalui
pengelolaan sekretariat alat kelengkapan DPR RI, selain itu juga berupa hak
keuangan dan administrasi DPR, serta dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi
DPR. Sedangkan untuk Satker Setjen meliputi 2 program yaitu Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Jenderal DPR RI
dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Sekretariat Jenderal DPR RI
yang dilaksanakan oleh 15 eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal.
20122013
20142015
Rp1,984,510,939,000.00
Rp2,168,358,213,000.00 Rp2,068,761,675,0
00.00
Rp3,766,105,172,000.00
Rp722,039,991,000.00 Rp730,211,213,000
.00 Rp819,388,509,000
.00
Rp1,425,563,516,000.00
Satker Dewan
Satker Setjen
43
Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, perbandingan tingkat realisasi
anggaran tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Grafik 3.5
Perbandingan Pagu danRealisasi Anggaran Satker Dewan dan Satker Setjen
Tahun 2014 dan Tahun 2015
Pengelolaan anggaran satker Setjen Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Pengelolaan Anggaran Satker Setjen Tahun 2015
2014
2015
Rp2,068,761,675,000
Rp376,610,517,200
Rp1,762,396,386,287
Rp2,644,086,044,287
Rp819,388,509,000
Rp1,425,563,516,000
Rp583,776,650,650
Rp1,027,734,326,333
Pagu Satker Dewan
Realisasi Satker Dewan
Pagu Satker Setjen
Realisasi Satker Setjen
ANGGARAN TERKAIT LANGSUNG DENGAN KINERJA
Rp. 705.408.051.405
73 % Rp. 517.592.638.158
Target
Realisasi
ANGGARAN TIDAK TERKAIT LANGSUNG DENGAN KINERJA
Rp. 720.155.464.595
71 % Rp. 510.141.688.175
Target
Realisasi
TOTAL
Rp. 1.425.563.516.000
72% Rp. 1.027.734.326.333
Target
Realisasi
SATKER SETJEN
44
Anggaran terkait langsung dengan kinerja merupakan gambaran
anggaran yang dikelola oleh unit kerja yang melaksanakan kegiatan sesuai
dengan indikator kinerja yang telah ditentukan dalam Perjanjian Kinerja
Sekretaris Jenderal DPR RI. Sedangan untuk anggaran yang tidak terkait
langsung dengan kinerja merupakan gambaran sisa anggaran satker Setjen
yang dikelola oleh Sekretariat Jenderal DPR RI. Berikut merupakan gambaran
pengelolaan anggaran Satker Setjen berdasarkan indikator kinerja yang sudah
ditetapkan.
Tabel 3.4
Pagu Anggaran, Realisasi Anggaran, dan Tingkat Capaian Satker Setjen
berdasarkan Indikator Kinerja
No Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Pagu Realisasi Capaian
1. Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI,
fungsi anggaran
DPR RI, fungsi
pengawasan DPR
RI, dan dalam
penguatan
kelembagaan DPR
RI
Jumlah Konsep Naskah
Akademik dan Draft RUU
yang digunakan oleh
DPR RI
5.999.527.000 5.259.141.100 88 %
Jumlah
Analisis/Referensi/
Ringkas Cepat APBN
dan hasil pemeriksaan
BPK serta pengawasan
DPD yang digunakan
oleh AKD
1.970.425.405 1.555.839.221 79%
Jumlah Konsep
Prolegnas Prioritas
Tahunan Tahun 2016
- - -
2. Meningkatnya
kualitas dukungan
persidangan dan
pelayanan kepada
masyarakat dalam
pemberian
informasi perihal
tugas dan fungsi
DPR RI guna
menciptakan citra
positif DPR RI di
masyarakat
Terlaksananya kegiatan
pelayanan persidangan
paripurna yang prima
dan tepat waktu
3.589.950.000 3.302.683.500 92 %
Persentase risalah rapat
yang digunakan oleh
anggota Dewan
1.125.090.000 1.088.213.500 97 %
Terselenggaranya
kegiatan dukungan
kerjasama antar
parlemen
294.556.000 124.552.000 42 %
Tindak lanjut permintaan
informasi PPID 95.659.000 58.300.000 61 %
45
No Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Pagu Realisasi Capaian
Persentase tersedianya
fasilitas penunjang
kegiatan sosialisasi DPR
RI dalam membentuk
citra positif di
masyarakat
230.258.664.000 191.721.434.340 83 %
3. Mencapai tata
kelola Setjen DPR RI
yang baik melalui
reformasi Setjen
DPR RI di bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan sumber daya
manusia
Tercapainya opini BPK
berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
320.787.111.000 209.027.700.377 65 %
4. Meningkatnya
kulitas sarana dan
prasarana yang
berbasis teknologi
di lingkungan DPR
RI dalam
melaksanakan
tugas dan fungsi
DPR RI
Tersedianya administrasi
sarana dan prasarans
yang memadai guna
menunjang
pelaksanaan tugas dan
fungsi DPR RI
141.287.069.000 105.454.774.120 75 %
Anggaran Satker Setjen tahun 2015 yang tidak dapat direalisasi sebesar
Rp. 142.296.038.000,00 dikarenakan beberapa hal salah satunya keputusan
penundaan akan beberapa kegiatan oleh DPR dan Setjen DPR. Anggaran
yang tidak terealisasi tersebut diantaranya untuk pemasangan bandwith
internet, uang duka, tunjangan kinerja pegawai, pegawai belanja transito,
anggaran detail assessment Gedung Nusantara I untuk DED pekuatan balok
Gedung Nusantara I, dan pekerjaan perpustakaan, museum, dan
penambahan ruang kerja DPR RI.
46
Sedangkan untuk pengelolaan anggaran Satker Dewan Tahun 2015
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2
Pengelolaan Anggaran Satker Dewan Tahun 2015
Anggaran terkait langsung dengan kinerja merupakan gambaran
anggaran satker Dewan yang dikelola oleh unit kerja yang melaksanakan
dukungan langsung kepada DPR RI sesuai dengan indikator kinerja yang telah
ditentukan dalam Perjanjian Kinerja Sekretaris Jenderal DPR RI. Sedangan untuk
anggaran yang tidak terkait langsung dengan kinerja merupakan gambaran
sisa anggaran satker Dewan yang dikelola oleh Sekretariat Jenderal DPR RI,
sebagian besar anggaran tersebut berupa kegiatan hak keuangan dan
administrasi DPR yang meliputi pengelolaan hak keuangan dan administrasi,
komunikasi intensif dalam rangka penyerapan aspirasi, pembinaan administrasi
keanggotaan Dewan dan layanan perkantoran (gaji dan tunjangan).
Walaupun pengelolaan anggaran dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal akan
tetapi keputusan terkait pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh DPR RI.
Sehingga terkait tingkat capaian kinerja dan anggaran untuk indikator kinerja
dengan menggunakan satker Dewan, tugas Sekretariat Jenderal DPR RI hanya
sebatas pada administrasi atas pelaksanaan kegiatan sesuai keputusan DPR RI
dan pelaporan anggaran yang digunakan. Berikut merupakan gambaran
pengelolaan anggaran Satker Dewan berdasarkan indikator kinerja yang
sudah ditetapkan.
ANGGARAN TERKAIT LANGSUNG DENGAN KINERJA
Rp. 868.963.674.000
52 % Rp. 453.372.107.091
Target
Realisasi
ANGGARAN TIDAK TERKAIT LANGSUNG DENGAN KINERJA
Rp. 2.897.141.498.000
76 % Rp. 2.190.713.937.196
Target
Realisasi
TOTAL
Rp. 3.766.105.172.000
70% Rp. 2.644.086.044.287
Target
Realisasi
SATKER DEWAN
47
Tabel 3.5
Pagu Anggaran, Realisasi Anggaran, dan Tingkat Capaian Satker Setjen
berdasarkan Indikator Kinerja
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja Pagu Realisasi Capaian
1. Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI,
fungsi anggaran
DPR RI, fungsi
pengawasan DPR
RI, dan dalam
penguatan
kelembagaan DPR
RI
Dukungan substansi
kepada Badan
Anggaran yang
akuntabel dan tepat
waktu
19.968.193.000 10.138.397.350 51 %
Dukungan substansi
dalam
penyelenggaraan rapat-
rapat Badan Legislasi
96.910.696.000 34.019.602.600 35 %
Jumlah Naskah
Keterangan DPR yang
dipergunakan dalam
persidangan di
Mahkamah Konstitusi
6.963.725.000 4.636908.100 67 %
Jumlah Naskah
Gugatan, Jawaban,
Replik, Duplik, Alat-Alat
Bukti dan Kesimpulan
Akhir, Memori/ Kontra
Memori Banding, serta
Memori/Kontra Memori
Kasasi yang
dipergunakan dalam
proses persidangan di
lingkungan peradilan
umum, DPR RI, danSetjen
DPR RI
Dukungan
penyelenggaraan
pengaduan perkara etik
Anggota DPR RI dan
penyempurnaan
peraturan DPR RI
tentang KodeEtik dan
Tata Beracara
Mahkamah Kehormatan
Dewan
12.995.932.000 10.820.356.650 83 %
48
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja Pagu Realisasi Capaian
2. Meningkatnya
kualitas dukungan
persidangan dan
pelayanan kepada
masyarakat dalam
pemberian
informasi perihal
tugas dan fungsi
DPR RI guna
menciptakan citra
positif DPR RI di
masyarakat
Persentase
terlaksananya kegiatan
rapat Paripurna, Rapat
Komisi, danpansus RUU
serta kunjungan kerja
Dalam negeri dan Luar
Negeri Komisi dan
Pansus RUU sesuai
standar dan tepat waktu
572.526.968.000 322.345.840.885 56 %
Terselenggaranya
kegiatan kerjasama
bilateral dan multilateral
antar parlemen serta
kegiatan ASGP yang
akurat dan tepat waktu
129.013.410.000 52.386.457.306 41 %
3. Mencapai tata
kelola Setjen DPR RI
yang baik melalui
reformasi Setjen
DPR RI di bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan sumber daya
manusia
Terlaksananya
pengelolan anggaran
yang akuntabel yang
didasarkan pada AKUPA
30.584.750.000 19.024.544.200 62 % Tindak lanjut penerapan
rencana Strategis
(RENSTRA) DPR RI 2015 -
2019
Anggaran Satker Dewan tahun 2015 yang tidak dapat direalisasi sebesar
Rp. 258.704.343.000,00 dikarenakan keputusan penggunaan anggaran tersebut
berada di tangan DPR. Anggaran yang tidak terealisasi tersebut diantaranya
untuk sisa uang muka kendaraan, sisa honorarium staf khusus, sisa kenaikan
indeks tunjangan komunikasi, sisa kenaika indeks tunjangan kehormatan, sisa
kenaikan indeks bantuan penunjang kegiatan dewan, sisa kenaikan indeks
tunjangan listrik dan telelpon serta belum digunakannnya kegiatan Rumah
Aspirasi.
49
Terkait dengan kinerja Sekjen DPR RI Tahun 2015, dari 4 sasaran dan 19
indikator yang tercantum dalam Penetapan KInerja (PK) Sekjen DPR RI Tahun
2015 ini, terdapat 10 indikator yang mencapai target, bahkan 4 indikator
diantaranya berhasil melebihi target, dan 5 indikator yang tidak mencapai
target sebagaimana terdaftar pada tabel 5.1.
Tabel 5.1
Daftar Indikator dan Pencapaiannya terhadap Target
Pencapaian Indikator
terhadap target Indikator Kinerja
Indikator melebihi
target
Jumlah Konsep Naskah Akademik dan Draft RUU
yang digunakan oleh DPR RI
Jumlah Analisis/Referensi/ Ringkas Cepat APBN dan
hasil pemeriksaan BPK serta pengawasan DPD yang
digunakan oleh AKD
Jumlah Naskah Keterangan DPR yang
dipergunakan dalam persidangan di Mahkamah
Konstitusi
Tindak lanjut permintaan informasi PPID
Indikator sesuai target Jumlah Konsep Prolegnas Prioritas Tahunan Tahun
2016
Dukungan substansi kepada Badan Anggaran yang
akuntabel dan tepat waktu
Dukungan substansi dalam penyelenggaraan
rapat-rapat Badan Legislasi
4 Penutup
50
Pencapaian Indikator
terhadap target Indikator Kinerja
Terlaksananya kegiatan pelayanan persidangan
paripurna yang prima dan tepat waktu
Persentase risalah rapat yang digunakan oleh
anggota Dewan
Persentase tersedianya fasilitas penunjang kegiatan
sosialisasi DPR RI dalam membentuk citra positif di
masyarakat
Tercapainya opini BPK berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
Terlaksananya pengelolan anggaran yang
akuntabel yang didasarkan pada AKUPA
Tindak lanjut penerapan rencana Strategis
(RENSTRA) DPR RI 2015 - 2019
Tersedianya administrasi sarana dan prasarans yang
memadai guna menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsi DPR RI
Indikator yang di
bawah target
Jumlah Naskah Gugatan, Jawaban, Replik, Duplik,
Alat-Alat Bukti dan Kesimpulan Akhir, Memori/
Kontra Memori Banding, serta Memori/Kontra
Memori Kasasi yang dipergunakan dalam proses
persidangan di lingkungan peradilan umum, DPR RI,
danSetjen DPR RI
Dukungan penyelenggaraan pengaduan perkara
etik Anggota DPR RI dan penyempurnaan
peraturan DPR RI tentang KodeEtik dan Tata
Beracara Mahkamah Kehormatan Dewan
Terselenggaranya kegiatan dukungan kerjasama
antar parlemen
Persentase terlaksananya kegiatan rapat Paripurna,
Rapat Komisi, danpansus RUU serta kunjungan kerja
Dalam negeri dan Luar Negeri Komisi dan Pansus
RUU sesuai standar dan tepat waktu
Terselenggaranya kegiatan kerjasama bilateral dan
multilateral antar parlemen serta kegiatan ASGP
yang akurat dan tepat waktu
51
Sedangkan persandingan capaian kinerja dan capaian anggaran dapat
tergambarkan pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Anggaran
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja
Capaian
Anggaran
Capaian
Kinerja
1. Meningkatnya
kualitas dukungan
terhadap
pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI,
fungsi anggaran
DPR RI, fungsi
pengawasan DPR RI,
dan dalam
penguatan
kelembagaan DPR
RI
Jumlah Konsep Naskah
Akademik dan Draft RUU
yang digunakan oleh DPR
RI
88 % 175 %
Jumlah Analisis/Referensi/
Ringkas Cepat APBN dan
hasil pemeriksaan BPK
serta pengawasan DPD
yang digunakan oleh AKD
79% 115%
Jumlah Konsep Prolegnas
Prioritas Tahunan Tahun
2016
- 100 %
Dukungan substansi
kepada Badan Anggaran
yang akuntabel dan tepat
waktu
51 % 100 %
Dukungan substansi dalam
penyelenggaraan rapat-
rapat Badan Legislasi
35 % 100 %
Jumlah Naskah
Keterangan DPR yang
dipergunakan dalam
persidangan di Mahkamah
Konstitusi 67 %
131 %
Jumlah Naskah Gugatan,
Jawaban, Replik, Duplik,
Alat-Alat Bukti dan
Kesimpulan Akhir, Memori/
Kontra Memori Banding,
50 %
52
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja
Capaian
Anggaran
Capaian
Kinerja
serta Memori/Kontra
Memori Kasasi yang
dipergunakan dalam
proses persidangan di
lingkungan peradilan
umum, DPR RI, danSetjen
DPR RI
Dukungan
penyelenggaraan
pengaduan perkara etik
Anggota DPR RI dan
penyempurnaan
peraturan DPR RI tentang
KodeEtik dan Tata
Beracara Mahkamah
Kehormatan Dewan
83 % 73 %
2. Meningkatnya
kualitas dukungan
persidangan dan
pelayanan kepada
masyarakat dalam
pemberian informasi
perihal tugas dan
fungsi DPR RI guna
menciptakan citra
positif DPR RI di
masyarakat
Terlaksananya kegiatan
pelayanan persidangan
paripurna yang prima dan
tepat waktu
92 % 100 %
Persentase risalah rapat
yang digunakan oleh
anggota Dewan
97 % 100 %
Terselenggaranya
kegiatan dukungan
kerjasama antar parlemen
42 % 86 %
Tindak lanjut permintaan
informasi PPID 61 % 135 %
Persentase tersedianya
fasilitas penunjang
kegiatan sosialisasi DPR RI
dalam membentuk citra
positif di masyarakat
83 % 100 %
Persentase terlaksananya
kegiatan rapat Paripurna, 56 % 92 %
53
No Sasaran Program/
Kegiatan IndikatorKinerja
Capaian
Anggaran
Capaian
Kinerja
Rapat Komisi, danpansus
RUU serta kunjungan kerja
Dalam negeri dan Luar
Negeri Komisi dan Pansus
RUU sesuai standar dan
tepat waktu
Terselenggaranya
kegiatan kerjasama
bilateral dan multilateral
antar parlemen serta
kegiatan ASGP yang
akurat dan tepat waktu
41 % 86 %
3. Mencapai tata
kelola Setjen DPR RI
yang baik melalui
reformasi Setjen DPR
RI di bidang
kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan sumber daya
manusia
Tercapainya opini BPK
berupa Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
65 % 100 %
Terlaksananya pengelolan
anggaran yang akuntabel
yang didasarkan pada
AKUPA 62 %
100 %
Tindak lanjut penerapan
rencana Strategis
(RENSTRA) DPR RI 2015 -
2019
100 %
4. Meningkatnya
kulitas sarana dan
prasarana yang
berbasis teknologi di
lingkungan DPR RI
dalam
melaksanakan tugas
dan fungsi DPR RI
Tersedianya administrasi
sarana dan prasarans
yang memadai guna
menunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi DPR RI
75 % 100 %
Dengan melihat persandingan capaian kinerja dan anggaran,
dapat dikatakan bahwa pengelolaan anggaran Satker Setjen dan
Satker Dewan dapat dikatakan cukup efektif.
54
Lampiran
55
Lampiran 1
1. Perkara Nomor : 47/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.
2. Perkara Nomor : 54/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan
3. Perkara Nomor : 57/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.
4. Perkara Nomor : 58/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan.
5. Perkara Nomor : 67/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 8 Tahun 1981
tentang KUHAP.
6. Perkara Nomor : 68/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan.
7. Perkara Nomor : 72/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
8. Perkara Nomor : 80/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 17 Tahun 2006
tentang Perubahan atas UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
9. Perkara Nomor : 95/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 18 Tahun 2013
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan .
10. Perkara Nomor : 106/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 16 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
11. Perkara Nomor : 109/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankkan.
12. Perkara Nomor : 112/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat.
13. Perkara Nomor : 138/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
14. Perkara Nomor : 139/PUU-XII/2014 mengenai pengujian UU Nomor 2 Tahun 2013
tentang Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu di Provinsi Kalimantan Timur.
15. Perkara Nomor : 3/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
16. Perkara Nomor : 4/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 20 Tahun 1997
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
17. Perkara Nomor : 5/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 28 Tahun 2004
tentang Perubahan atas UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
18. Perkara Nomor : 6/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 39 Tahun 2009
tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
19. Perkara Nomor : 7/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah.
20. Perkara Nomor : 8/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
56
21. Perkara Nomor : 9/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
22. Perkara Nomor : 10/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.
23. Perkara Nomor : 11/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 23 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
24. Perkara Nomor : 12/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 34 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Haji.
25. Perkara Nomor : 13/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 13 Tahun 2008
tentang Penyelenggara Ibadah Haji.
26. Perkara Nomor : 16/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
27. Perkara Nomor : 19/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 30 Tahun 1999
tentang Abitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
28. Perkara Nomor : 20/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
29. Perkara Nomor : 21/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 20 Tahun 2011
tentang Rumah Susun.
30. Perkara Nomor : 22/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian dan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
31. Perkara Nomor : 23/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
32. Perkara Nomor : 29/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan.
33. Perkara Nomor : 30/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 3 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung.
34. Perkara Nomor : 31/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian Kitab Undang-undang
Hukum Pidana.
35. Perkara Nomor : 32/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat.
36. Perkara Nomor : 33/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
37. Perkara Nomor : 34/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
38. Perkara Nomor : 36/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat.
39. Perkara Nomor : 37/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
57
40. Perkara Nomor : 38/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
41. Perkara Nomor : 40/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
42. Perkara Nomor : 42/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
43. Perkara Nomor : 43/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 49 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 2 Tahun 1986 tentang peradilan
Umum dan UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas UU Nomor 5
Tahun 1986 tentang PTUN.
44. Perkara Nomor : 46/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
45. Perkara Nomor : 47/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jamian Sosial.
46. Perkara Nomor : 49/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengesahan
Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
menjadi Undang-Undang.
47. Perkara Nomor : 50/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
48. Perkara Nomor : 51/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
49. Perkara Nomor : 52/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta.
50. Perkara Nomor : 53/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 24 Tahun 2004
tentang Lembaga Penjamin Simpanan.
51. Perkara Nomor : 56/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
52. Perkara Nomor : 59/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
53. Perkara Nomor : 60/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.
54. Perkara Nomor : 65/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen.
55. Perkara Nomor : 67/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian dan UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
56. Perkara Nomor : 69/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 5 Tahun 1960
tentang Pokok-pokok Agraria dan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
58
57. Perkara Nomor : 72/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
58. Perkara Nomor : 75/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
59. Perkara Nomor : 80/PUU-XIII/2015 mengenai pengujian UU Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pengesahan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.