Post on 09-Mar-2019
LAILATUL QADR
DALAM PERSPEKTIF ALQURAN DAN HADITS
Oleh: Yelmi
Abstrak
Banyak permasalahan yang muncul ketika membicarakan
lailatul qadr. Di antaranya perbedaan pendapat tentang
kehadiran lailatul qadr, ada yang menyebutkan bahwa lailatul
qadr tidak akan datang lagi karena ia hanya turun sekali saja
yaitu ketika Alquran diturunkan, namun ada juga riwayat yang
menyatakan bahwa lailatul qadr hadir di malam-malam yang
ganjil pada malam ke sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Agar
lebih jelasnya masalah ini maka perlu dikaji berdasarkan sumber
ajaran Islam yaitu Alquran dan hadits Nabi SAW, agar diperoleh
pemahaman yang benar terhadap lailatul qadr itu. Tulisan ini
membahas tentang lailatul qadr dalam perspektif Alquran dan
hadits yang meliputi: pengertian lailatul qadr, waktu terjadinya
lailalatul qadr, kesamaran waktu lailatul qadr, tanda-tanda
lailatul qadr dan keutamaan lailatul qadr. Kajian ini
merupakan metode pemahaman Alquran dan hadits secara
maudhu’i. Dari pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu; pertama: lailatul qadr terjadi setiap tahun yaitu pada
malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan, namun tidak diketahui secara pasti pada malam
ganjil ke berapa ia datang. Kedua, di antara keutamaan yang
terdapat dalam lailatul qadr adalah turunnya Alquran dan
diampuni dosa orang yang beribadah dengan ikhlas dan
mengharap ridha Allah pada malam itu. Ketiga, tanda-tanda
lailatul qadr yang digambarkan oleh Hadits Nabi SAW. adalah
malam yang tenang, sejuk dan dihiasi dengan cahaya bulan
tanpa adanya bintang, selain itu para malaikat juga turun ke
bumi.
Kata Kunci: Lailatul Qadr
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
52 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
A. Pendahuluan
Lailatul qadr merupakan salah satu keistimewaan yang
dimiliki oleh bulan Ramadhan, yaitu malam yang disebut
Alquran sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, serta
diampuni segala dosa bagi yang menghidupkan malam lailatul
qadr. Lailatul qadr adalah malam yang sangat mulia, karena
pada malam inilah Alquran diturunkan. Banyak kemuliaan dan
kehebatan yang terkandung dalam malam ini yang tidak bisa
diketahui oleh manusia kecuali dengan bantuan Allah.
Lailatul qadr merupakan malam yang sangat
diidamkan oleh setiap muslim. Kehadirannya ditunggu-tunggu
setiap bulan Ramadhan. Tidak seorangpun yang dapat
memastikan kapan munculnya malam tersebut, bahkan ada yang
menyebutkan bahwa lailatul qadr tidak akan datang lagi karena
ia hanya turun sekali saja yaitu ketika Alquran diturunkan.
Namun ada juga riwayat yang menyatakan bahwa
lailatul qadr hadir di malam-malam yang ganjil pada malam ke
sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Tetapi tidak ada riwayat
yang menetapkan dengan pasti pada malam ke berapa lailatul
qadr muncul.
Banyak permasalahan lain yang muncul ketika
membicarakan tentang lailatul qadr, selain dari kesamaran
waktu kedatangannya, hal lain yang timbul adalah apa
sebenarnya lailatul qadr itu, keutamaan apa yang terdapat di
dalamnya serta tanda-tanda atau kondisi pada malam tersebut.
Permasalahan inilah yang ingin penulis paparkan dalam tulisan
ini dengan merujuk kepada Alquran dan Hadits Nabi SAW. agar
diperoleh pemahaman yang benar tentang lailatul qadr.
B. Lailatul Qadr Perspektif Alquran dan Hadits
Banyak Hadits Nabi SAW yang menceritakan tentang
lailatul qadr. Dari pelacakan penulis lakukan dalam kitab
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 53
Mu’jam Mufahharas li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy,1 Miftah
Kunuz al-Sunnah2 serta CD Maktabah al-Syamilah, penulis
menemukan hadits-hadits tentang lailatul qadr lebih dari
seratus buah hadits. Semua hadits tersebut membicarakan
tentang waktu kedatangan lailatul qadr, keutamaanya, tanda-
tanda serta amalan atau ibadah yang dilakukan pada malam
tersebut. Karena banyaknya hadits-hadits tentang lailatul qadr,
maka penulis membagi hadits-hadits tersebut kepada beberapa
point pembahasan yaitu:
1. Pengertian Lailatul Qadr
Kata lailatul qadr terdiri dari dua kata yaitu lailah
dan al-qadr. Secara bahasa kata lailah berarti hitam pekat,
karenanya malam dan rambut yang hitam juga dinamai
dengan lail. Kata malam dimulai dari tenggelamnya
matahari sampai terbit fajar.
Sedangkan kata al-qadr memiliki beberapa arti di
antaranya:3 pertama, kata al-qadr berarti penetapan dan
pengaturan, maksudnya malam qadr adalah malam
penetapan Allah bagi perjalanan hidup makhluk selama
setahun. Argumen ini dilandasi dengan firman Allah surat
al-Dukhan ayat 3-4, sebagai berikut:
لة مباركة إنا كنا منذرين فيها ي فرق كل . إنا أن زلناه ف لي أمر حكيم
1A. J. Wensink, Mu’jam Mufahharas li Alfazh al-Hadits al-
Nabawiy, (Leiden: Brill, 1969), Juz. V, h. 314-315 2 A.J Wensink, Miftah Kunuz al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, t. th),
h. 342 3 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan,
1993), Cet. ke-5, h. 312-313. Dikutip dari al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam
Mufradat li Alfazh al-Qur’an, (Mesir: Maktabah wa mathba’ah Mushtafa al-
Bab al-Halabi wa Auladihi, 1961), h. 409-411
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
54 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkati, dan Kamilah yang memberi peringatan.
Pada malam itu ditetapkan segala urusan bijaksana.(QS.
al-Dukhan : 3-4)
Kedua, kata al-qadr berarti pengaturan. Maksudnya
Allah mengatur strategi bagi Nabi Muhammad SAW dalam
menjalankan dakwahnya ketika malam diturunkannya
Alquran. Ketiga, bermakna kemuliaan. Malam tersebut
adalah malam yang mulia karena diturunkannya Alquran.
Ada juga yang memahami kemuliaan tersebut dalam hal
ibadah yaitu adanya nilai tambah (kemuliaan) bagi yang
beribadah dengan khusu’ di malam ini.
Keempat, sempit. Yaitu pada malam turunnya
Alquran, malaikat begitu banyak yang turun sehingga bumi
menjadi penuh sesak bagaikan sempit.4
Semua pendapat di atas dapat diterima karena
memang didukung oleh penggunaan bahasa. Dengan
demikian dapat juga dikatakan bahwa lailatul qadr adalah
malam yang sangat mulia lagi hebat, kemuliaan itu tidak saja
karena diturunkannya Alquran pada malam itu, namun juga
mengandung hal hebat lain yang dikandung oleh malam ini
yang tidak dapat dijangkau oleh nalar manusia kecuali
dengan bantuan Allah.5
2. Waktu Terjadinya Lailalatul Qadr
Sedikitnya ada sekitar empat puluh pendapat ulama
mengenai kapan waktu terjadinya lailatul qadr. Di antaranya
4 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. ke-9, h. 427 5 Hal ini dapat diketahui dari surat al-Qadr ayat 2. Ungkapan “wa
ma adraka” digunakan al-Qur’an untuk menyebutkan persoalan-persoalan
besar dan hebat yang tidak mudah diketahui hakikatnya.
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 55
ada yang mengatakan bahwa lailatul qadr hanya sekali
diturunkan yaitu ketika turunnya Alquran, pada hari pertama
atau hari terakhir bulan Ramadhan, semua hari di bulan
Ramadhan, hari-hari ganjil pada hari ke sepuluh terakhir
bulan Ramadhan, pertengahan Ramadhan dan lain-lain.
Walaupun demikian, Rasulullah SAW. juga telah
menjelaskan tentang kedatangan malam tersebut dalam
beberapa haditsnya, di antaranya:
حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا إمساعيل بن جعفر حدثنا أبو سهيل عن أبيو عن عائشة رضي هللا عنها: أن رسول هللا صلى
ر ف الوتر من العشر هللا عليو وسلم قال ) حتروا ليلة القد6األواخر من رمضان
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said,
Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ja’far, telah
menceritakan kepada kami Abu Suhail dari ayahnya dari
Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
bersungguh-sungguhlah kamu beribadah pada malam
qadr yaitu pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)
Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Imam
Muslim,7 Ibnu Majah
8 dan Imam Malik.
9 Hadits di atas
6Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail ibn Ibrahim ibn al-
Mughirat ibn Bardazbat al-Bukhariy al-Ja’fiy (selanjutnya disebut Shahih al-
Bukhariy), Shahih al-Bukhariy, , (Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiy, 1998),
Juz. I, h. 497. Lihat juga Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy al-
Naisaburuy, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 2005), Juz. I, h. 338 7 Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy al-Naisaburiy,
Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 2005), Juz. I, h. 338 8 Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid al-Qazwiniy, Sunan Ibn
Majah, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), , Juz. I, h. 561
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
56 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
menjelaskan tentang perintah Rasulullah kepada sahabat
agar bersungguh-sungguh beribadah pada lailatul qadr yaitu
pada malam-malam ganjil pada hari sepuluh terakhir bulan
Ramadhan.10
Malam-malam ganjil tersebut adalah malam
ke-21, 23, 25, 27 dan 29. Hadits ini mengindikasikan bahwa
lailatul qadr itu terjadi bukan diseluruh malam bulan
Ramadhan, tetapi hanya pada sepuluh terakhir saja. Hal ini
juga diterangkan dalam Hadits Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh al-Tirmiziy:
وروي عن النيب ص م ف ليلة القدر اهنا ليلة احدى وعشرين ليلة ثالث وعشرين ومخس وعشرين وسبع وعشرين وتسع
11من رمضان وعشرين واخر ليلة
Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa lailatul qadr adalah
malam ke dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima,
dua puluh tujuh dan malam ke dua puluh sembilan dari
bulan Ramadhan. (HR. Al-Tirmidzi)
Selain hadits di atas, ada juga hadits lain yang
menjelaskan tentang kedatangan lailatul qadr, yaitu:
عن نافع عن ابن عمر حدثنا عبد هللا بن يوسف أخربنا مالكأن رجاال من أصحاب النيب صلى هللا عليو :رضي هللا عنهما
9 Malik bin Anas, al-Muwaththa’, (t.t: Maktabah al-Taufiqiyyah,
t.th), Juz.I, h. 206 10
Ahmad bin ‘Ali al-‘Asqalaniy, (selanjutnya disebut Fath al-Bariy)
Fath al-Bariy Syarh Shahih al-Bukhariy, (Beirut:Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,
2000), Juz. IV. h. 327 11
Abi al-‘Aliy Muhammad Abdurrahman bin Abd al-Rahim al-
Mubarakfuriy, Tuhfah al-Ahwadziy bi Syarh Jami’ al-Tirmidziy, (Beirut: Dar
al-Kutub al-Ilmiyah, 1979), h. 505
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 57
وسلم أروا ليلة القدر ف ادلنام ف السبع األواخر فقال رسول أرى رؤياكم قد تواطأت ف السبع :هللا صلى هللا عليو وسلم
12األواخر فمن كان متحريها فليتحرىا ف السبع األواخر
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf,
telah mengkhabarkan kepada kami Mali, dari Nafi’ dari
Ibn Umar ra: ada salah seorang sahabat Nabi SAW yang
bermimpi bahwa lailatul qadr terjadi pada tujuh malam
terakhir bulan Ramadhan. Kemudian Rasulullah SAW
berkata: aku telah mengetahui mimpimu, sungguh telah
ditetapkan bahwa ia terjadi pada malam tujuh terakhir.
Siapa yang ingin berlomba-lomba untuk
mendapatkannya, maka bersungguh-sungguhlah pada
tujuh malam terakhir. (HR. al-Bukhari)
Hadits ini menerangkan bahwa lailatul qadr terjadi
pada malam tujuh terakhir bulan Ramadhan, namun tidak
dijelaskan apakah malam ganjil atau malam genap. Kedua
Hadits di atas dinilai shahih oleh al-Suyuthi,13
namun
penulis lebih condong pada Hadits pertama karena Hadits
yang menerangkan bahwa lailatul qadr terjadi pada malam
kesepuluh terakhir Ramadhan lebih banyak penulis temukan
dibanding dengan Hadits yang kedua. Selain itu, dalam
sepuluh terakhir juga termasuk di dalamnya malam tujuh
terakhir.
Tentang kedatangan lailatul qadr, apakah ia datang
sekali saja atau tiap tahun dijawab oleh Nabi SAW dengan:
12
Shahih Bukhriy, Op. Cit., h. 496 13
Jalal al-Din bin Abi Bakr al-Suyuthiy, Jami’ al-Shaghir fi Ahadits
al-Basyir al-Nadzir, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), h. 472
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
58 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
جنويو النسائي أخربنا سعيد بن أيب مرمي حدثنا حدثنا محيد بن ز حممد بن جعفر بن أيب كثري أخربنا موسى بن عقبة عن أيب
سئل :إسحاق عن سعيد بن جبري عن عبد هللا بن عمر قالرسول هللا صلى هللا عليو وسلم وأنا أمسع عن ليلة القدر فقال
14" ىي ف كل رمضان
Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Zanjawaih
al-Nasa’i, telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id bin
Abi Maryam, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja’far bin Abi Katsir, telah menceritakan
kepada kami Musa bin Uqbah dari Abi Ishaq dari Sa’id
bin Jabir dari ‘Abdullah bin ‘Umar berkata: aku
mendengarkan seseorang yang bertanya kepada
Rasulullah SAW tentang malam Qadr, Rasululah
menjawab bahwa malam lailatul qadr terjadi di setiap
Ramadhan.(HR. Abu Dawud)
Hadits ini menjelaskan bahwa lailatul qadr terjadi
setiap tahun di bulan Ramadhan. Menurut al-Albaniy, Hadits
ini adalah Hadits dha’if. Menurut penulis, Hadits ini dapat
dibenarkan dengan beberapa alasan seperti; lailatul qadr
hanya datang sekali saja dalam artian malam diturunkannya
Alquran dan tidak mungkin Rasul SAW memerintahkan
sahabat untuk menghidupkan atau beribadah dengan
sungguh-sungguh pada lailatul qadr. Dan dari Hadits-hadits
yang penulis temukan, disimpulkan bahwa lailatul qadr
terjadi setiap tahun di masa hidup Nabi SAW dan ini juga
berlaku sampai saat sekarang ini.
14
Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy’ats al-Sijistaniy, Sunan Abiy
Dawud, (Beirut: Dar al0Kutub al-Ilmiyah, 1996), Juz. I, h. 441
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 59
Masih banyak lagi Hadits Nabi SAW yang
menjelaskan tentang kedatangan lailatul qadr, namun
penulis menyimpulkan bahwa lailatul qadr terjadi pada
malam ganjil pada sepuluh malam terakhir dibulan
Ramadhan, dan tidak diketahui pada malam ganjil yang
mana lailatul qadr datang karena dilihat dari beberapa
Hadits Nabi SAW di atas, sepertinya kedatangan bulan
Ramadhan itu berbeda-beda datangnya setiap tahun. Bisa
saja tahun ini datang pada malam ke-21 dan pada tahun
berikutnya lailatul qadr datang pada malam ke-27. Wallahu
a’lam.
3. Kesamaran Waktu Lailatul Qadr
Di antara hadits nabi yang menjelaskan tentang
tidak diketahuinya kedatangan lailatul qadr adalah:
أخربنا قتيبة بن سعيد حدثنا إمساعيل بن جعفر عن محيد عن أن رسول هللا صلى هللا :أنس قال أخربين عبادة بن الصامت
سلمن عليو وسلم خرج خيرب بليلة القدر فتالحى رجالن من ادلفقال ) إين خرجت ألخربكم بليلة القدر وإنو تالحى فالن وفالن فرفعت وعسى أن يكون خريا لكم التمسوىا ف السبع
15والتسع واخلمس
Telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id, telah
menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far dari hamid
dari Anas berkata: telah menceritakan kepadaku ‘Ubadah
bin al-Shamit: sesungguhnya Rasul SAW keluar
15
Shahih al- Bukhary, Op. Cit., Juz.I, h. 498
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
60 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
menberitahukan tentang lailatul qadr dan ada dua orang
laki-laki muslim yang bertengkar mengenai ini. Rasul
berkata: sungguhnya aku keluar untuk
memberitahukanmu tentang lailatul qadr. Sesungguhnya
telah bertengkar si Fulan dan si fulan, bisa saja dia lebih
baik dari kamu. bersungguh-sungguhlah pada malam
tujuh, sembilan dan lima. (H.R. Bukhari)
Hadits ini menceritakan tentang dua orang sahabat
Nabi SAW yaitu Abdullah bin Abi Hadrad dan Ka’ab bi
Malik yang bertengkar tentang lailatul qadr.16
Kemudian
Nabi SAW menjelaskan bahwa waktu terjadinya lailatul
qadr disamarkan oleh Allah dengan arti bahwa lailatul qadr
tidak dapat diketahui dengan pasti kedatangannya.
Salah satu hikmahnya adalah agar mereka
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mendapatkannya dan berusaha agar lebih banyak lagi
beribadah pada malam hari bulan Ramadhan.17
Apabila
lailatul qadr ditentukan waktu terjadinya, pasti mereka
hanya beribadah pada malam itu saja dan lalai beribadah
pada malam-malam yang lain.
4. Tanda-tanda Lailatul Qadr
Ada beberapa Hadits Nabi SAW yang
menggambarkan kondisi lailatul qadr, namun penulis belum
menemukan kualitas semua hadits tersebut. Di antara Hadits
yang menyebutkan tanda-tanda lailatul qadr adalah:
حدثنا أبو داود قال حدثنا زمعة عن سلمة بن هبرام عن عكرمة رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال : ف عن بن عباس ان
16
Fath al-Bariy, Op. Cit., h. 338
it17
Ibid.
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 61
طلقة ال حارة وال باردة تصبح مشسها ليلة القدر ليلة مسحة 18صبيحتها صفيقة محراء
Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud, ia berkata:
telah menceritakan kepada kami Zam’ah dari Salmah bin
Bahram dari Ikrimah dari Ibn ‘Abbas bahwa Rasul SAW
bersabda: pada malam qadar, malamnya sejuk, tenang.
Cuacanya tidak panas, tidakpula dingin. Pada keesokan
harinya matahari terbit dengan cahaya kemerah-merahan.
(HR: Abu Dawud)
Kondisi lailatul qadr digambarkan oleh hadits ini
adalah malam yang sejuk, tenang, tidak panas dan tidak
dingin serta pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya
yang kemerah-merahan. Dalam shahih Muslim, cahaya
keputih-putihan.19
Hadits senada juga penulis temukan
dalam musnad Ahmad bin Hanbal:
لقدر اهنا قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم ان امارة ليلة اصافية بلجة كان قيها قمرا ساطعا ساكنة ساجية ال برد فيها وال حر والحيل لكوكب ان يرمي بو فيها حىت تصبح وان امارهتا ان الشمس صبيحتها خترج مستوية ليس ذلا اشياع مثل
20القمر ليلة البدر والحيل الشيطان ان خيرج معها يومئذ
18Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy, Musnad Abi Dawud al-
Thayalisi, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, t. th), Juz. I, h. 345 19
Shahih Muslim, Op.Cit., Juz. I, h.339 20
Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn
Hanbal, (Kairo: Dar al-Hadits, 1995), h. 324
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
62 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Dalam Hadits ini dijelaskan bahwa lailatul qadr
adalah malam yang bersih dan terang. Pada malam itu bulan
memancarkan cahaya yang terang dan tenang (lembut),
malamnya sejuk, tidak panas dan tidak juga dingin. Tidak
ada bintang pada malam itu, dan matahari terbit pada pagi
harinya seperti bulan lailatul badr serta syaithan pun tidak
ada yang berkeliaran pada malam tersebut.
Selain tanda-tanda yang bersifat fisik di atas, ada
juga Hadits yang menerangkan kondisi lailatul qadr yang
bersifat non fisik yaitu:
بو داود حدثنا عبد هللا حدثين أيب ثنا سليمان بن داود وىو أالطيالسي ثنا عمران يعين القطان عن قتادة عن أيب ميمونة عن أيب ىريرة ان رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال : ف ليلة القدر اهنا ليلة سابعة أو تاسعة وعشرين ان ادلالئكة تلك الليلة
21ف األرض أكثر من عدد احلصى
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah, Telah
menceritakan kepada saya ayah saya, Telah menceritakan
kepada kami Sulaiman bin Dawud yaitu Abu Dawud al-
Thayalisiy, Telah menceritakan kepada kami Imran yaitu
al-Qaththan dari Qatadah dari Abi Maimunah dari Abi
Hurairah bahwa Rasul SAW berkata: lailatul qadr itu
adalah pada malam ke tujuh atau dua puluh sembilan.
Sesungguhnya malaikat pada malam itu lebih banyak dari
pada jumlah kerikil. (HR. Ahmad bin Hanbal)
Hadits di atas menjelaskan tentang salah satu tanda
lailatul qadr adalah banyaknya malaikat yang turun ke bumi,
21
Ibid., Juz. II, h. 519
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 63
sehingga karena banyaknya, jumlah mereka melebihi jumlah
kerikil-kerikil kecil. Hal ini sejalan dengan surat al-Qadr
ayat 4:
ت ن زل المالئكة والروح فيها بإذن رهبم من كل أمر Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat
Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala
urusan. (QS, al-Qadr: 4)
Penulis tidak menemukan hadits yang
menggambarkan lailatul qadr seperti yang diketahui oleh
kebanyakan masyarakat yaitu pada lailatul qadr, seluruh
tumbuh-tumbuhan tunduk ke arah kiblat, semua yang
mengalir berhenti dan lain-lain. Hanya Hadits yang senada
dengan Hadits di atas saja yang menggambarkan kondisi
lailatul qadr. Namun menurut penulis, pemahaman yang
berkembang di masyarakat dapat dipahami secara maknawi.
Tumbuhan bersujud pada malam qadr bukan dalam arti
sujud yang sesungguhnya (ujung dahan menyentuh tanah)
akan tetapi maknanya adalah bahwa seluruh alam bersujud
dalam arti menagagungkan Allah SWT yang telah
memberikan lailatul qadr.
5. Keutamaan Malam Lailatul Qadr
Selain sebagai malam diturunkannya Alquran,
keutamaan lainnya dari lailatul qadr adalah diampuninya
seluruh dosa orang yang beribadah pada malam tersebut. Hal
ini disinyalir oleh Hadits Nabi SAW berikut:
حدثنا أبو اليمان قال أخربنا شعيب قال حدثنا أبو الزناد عن األعرج عن أيب ىريرة قال: قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
64 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
) من يقم ليلة القدر إديانا واحتسابا غفر هلل ما تقدم من 22ذنبو
Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, ia
berkata: telah mengkhabarkan kepada kami Syu’aib, ia
berkata: telah menceritakan kepada kami Abu al-Zinad
dari al-A’raj dari Abi Hurairah ia berkata: Rasul SAW
bersabda: Siapa yang beribadah pada malam qadr dengan
penuh keimanan dan perhitungan, maka akan diampuni
Allah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR: al-Bukhari)
Hadits ini menjelaskan bahwa Allah akan
mengampuni dosa hamba-Nya yang telah berlalu. Dengan
syarat bahwa hamba tersebut menghidupkan lailatul qadr
yaitu dengan melakukan shalat dan amalan-amalan lain yang
mendekatkannya pada Allah dengan hati yang ikhlas dan
mengharapkan ridha Allah, bukan karena riya kepada
manusia serta menyakini bahwa semua itu memang benar
akan diberikan Allah.
Menurut penulis, hal tersebut merupakan satu
keistimewaan lailatul qadr. Kalau difikirkan, mana mungkin
dosa seseorang yang telah bertahun-tahun lamanya bisa
hilang hanya dengan melakukan ibadah dalam satu malam
saja. Inilah salah satu bukti bahwa lailatul qadr lebih baik
dari seribu bulan. Seseorang yang beribadah pada malam itu
sama dengan beribadah seribu tahun lamanya.
Makna kata dzanbun disini adalah dosa kecil.
Dengan demikian orang yang bersungguh-sungguh
beribadah di malam qadar akan diampuni semua dosanya
yang dianggap bukan dosa besar, karena dosa besar hanya
bisa dihilangkan dengan taubat nashuha. Jika dosa besar
22
Shahih al-Bukhariy, Op. Cit., h. 496
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 65
yang dilakukan manusia berhubungan dengan orang lain,
maka taubat yang dia lakukan tidak hanya kepada allah saja,
tetapi juga harus dibarengi dengan permohonan maaf
terhadap orang yang disakiti.
Alquran juga menjelaskan keutamaan lailatul
qadr ini, seperti yang dijelaskan dalam surat al-Qadr ayat 3:
ر من ألف شهر لة القدر خي لي
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.(Q.S.
al-Qadr: 3)
Ayat ini menjelaskan bahwa lailatul qadr lebih
baik dari seribu bulan. Ini dipahami bahwa siapapun yang
mempersiapkan diri untuk menyambut dan beribadah pada
malam ini, maka nilai ibadah pahalanya pada malam itu
melebihi nilai pahalanya dibanding pada seribu bulan yang
lain.23
Maka beruntunglah orang-orang yang bisa
memaksimalkan malam ini untuk beribadah kepada Allah.
Walaupun demikian, tidak semua orang menyadari
akan kehadiran malam ini. Menurut penulis, malam yang
mulia ini hanya bisa didapatkan dengan cara bersungguh-
sungguh beibadah sejak awal bulan Ramadhan. Hal ini untuk
melatih diri untuk senantiasa rajin dan bersungguh-sungguh
dalam beribadah. Ketika malam 10 terakhir datang, maka
hamba yang sudah terlatih dari awal Ramadhan tidak akan
merasa lelah dan bosan dalam beribadah. Hal ini akan
berbeda dengan orang-orang yang hanya mengkhususkan
beribadah dengan serius ketika di sepuluh terakhir saja dan
membiarkan malam-malam sebelumnya dengan amalan
ibadah yang biasa saja. Maka ia akan merasa berat untuk
beribadah pada malam yang mulia ini.
23
Tafsir al-Mishbah, Op. Cit., Vol. 15, h. 428
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
66 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
C. Penutup
Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu; pertama: lailatul qadr terjadi setiap tahun
yaitu pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan, namun tidak diketahui secara pasti pada malam
ganjil keberapa ia datang.
Kedua, diantara keutamaan yang terdapat dalam
lailatul qadr adalah turunnya Alquran dan diampuni dosa orang
yang beribadah dengan ikhlas dan mengaharap ridha Allah pada
malam itu.
Ketiga, tanda-tanda lailatul qadr yang digambarkan
oleh hadits nabi adalah malam yang tenang, sejuk dan dihiasi
dengan cahaya bulan tanpa adanya bintang, selain itu para
malaikat juga turun ke bumi.
Yelmi
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013 67
DAFTAR PUSTAKA
A. J. Wensink, Mu’jam Mufahharas li Alfazh al-Hadits al-
Nabawiy, Leiden: Brill, 1969, Juz. V
____________, Miftah Kunuz al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, t.
th
Shihab, Quraish, Membumikan Alquran, Bandung: Mizan, 1993,
Cet. ke-5,
Al-Asfahani, Al-Raghib, Mu’jam Mufradat li Alfazh Alquran,
(Mesir: Maktabah wa mathba’ah Mushtafa al-Bab
al-Halabi wa Auladihi, 1961
Shihab, Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Alquran, Jakarta: Lentera Hati, 2007,
Cet. ke-9
al-Ja’fiy, Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail ibn Ibrahim
ibn al-Mughirat ibn Bardazbat al-Bukhariy, Shahih
al-Bukhariy, Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiy, 1998,
Juz. I
al-Naisaburiy, Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy,
Shahih Muslim, Beirut: Dar al-Fikr, 2005, Juz. I
al-Qazwiniy,Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid, Sunan ibn
Majah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th, Juz. I
Malik bin Anas, al-Muwaththa’, t.t: Maktabah al-Taufiqiyyah,
t.th, Juz.I
al-‘Asqalaniy, Ahmad bin ‘Ali, Fath al-Bariy Syarh Shahih al-
Bukhariy, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2000,
Juz. IV
al-Mubarakfuriy, Abi al-‘Aliy Muhammad Abdurrahman bin
Abd al-Rahim, Tuhfah al-Ahwadziy bi Syarh Jami’
al-Tirmidziy, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1979
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
68 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
al-Suyuthiy, Jalal al-Din bin Abi Bakr, Jami’ al-Shaghir fi
Ahadits al-Basyir al-Nadzir, Bairut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyah, t.th.
al-Sijistaniy, Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy’ats, Sunan Abiy
Dawud, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996, Juz.
I
Al-Thayalisiy, Sulaiman bin Dawud, Musnad Abi Dawud al-
Thayalisi, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, t. th, Juz. I
Ibn Hanbal, Ahmad ibn Muhammad, Musnad al-Imam Ahmad
ibn Hanbal, Kairo: Dar al-Hadits, 1995