Post on 16-Oct-2021
Desain Penelitian Dr. Raditya Wratsangka, dr., Sp.OG(K)
raditya@trisakti.ac.id
Kuliah Metodologi Penelitian - FK USAKTI - 2020
Desain Penelitian
• Rancangan penelitian sarana untuk
mendapatkan jawaban atas pertanyaan
penelitian secara : sahih, obyektif, akurat
dan efisien (hemat)
• Digunakan untuk :
• Mengendalikan atau mengontrol berbagai
variabel yang berpengaruh atau berperan,
• Kerangka acuan pengkajian hubungan antar
variabel
Desain Penelitian
• Desain yang direncanakan dengan
baik membantu peneliti untuk :
• mengandalkan observasi atau intervensi,
• dan melakukan inferensi atau generalisasi
hasil penelitian ke populasi yang lebih luas
Desain Penelitian
• Jenis observasi atau pengukuran apa yang
harus dilakukan
• Bagaimana cara melakukan pengukuran
• Bagaimana cara menganalisis hasil
pengukuran
• Mana yang merupakan :
• Variabel bebas (independen, prediktor, risiko atau
kausa)
• Variabel tergantung (dependen, efek, outcome,
event)
Desain Penelitian
• Kajian sebelum menentukan desain
penelitian yang berhubungan erat dengan
tujuan dan pertanyaan penelitian :
• Studi observasional atau intervensional
(eksperimental)
• Studi observasional :
• Studi cross-sectional (potong-silang)
• Studi longitudinal
• Studi retrospektif atau prospektif?
Klasifikasi Desain Penelitian
Dasar yang
digunakan
Jenis Penelitian
A. TUJUAN 1. Eksploratif
2. Deskriptif
3. Analitik
4. Eksperimental
B. PENDEKATAN 1. Penelitian cross-sectional atau
potong-silang
2. Longitudinal
C. KETERLIBATAN
PENELITI
1. Observasional
2. Intervensional
D. LOKASI
PENELITIAN
1. Penelitian klinik (Clinical Trial)
2. Penelitian lapangan (Field Trial)
Klasifikasi Desain Penelitian
Dasar Klasifikasi Jenis Penelitian
A. Ruang Lingkup 1. Penelitian Klinis
2. Penelitian Lapangan
3. Penelitian Laboratorium
B. Waktu 1. Penelitian cross-sectional atau
longitudinal
2. Penelitian retrospektif atau prospektif
C. Substansi 1. Penelitian dasar
2. Penelitian terapan
D. Ada atau tidaknya
analisis hubungan
antar variabel
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian analitik
E. Desain Khusus 1. Uji diagnostik
2. Analisis kesintasan (survival
analysis)
3. Meta-analisis
Siklus Penelitian Epidemiologis
1.
Penelitian Deskriptif
2.
Hipotesis
3.
Analitik Eksperimental Menguji Hipotesis
4.
Deskriptif dan Hipotesis Baru
Mausner JS & Shira Kramer (1985)
Siklus Penelitian Epidemiologis
Mausner JS & Shira Kramer (1985)
Penelitian deskriptif HIPOTESIS adanya hubungan
sebab-akibat
Penelitian analitik (prospektif atau retrospektif)
Penelitian eksperimental (Uji klinik atau uji
lapangan)
untuk menguji hipotesis
Analisis & kesimpulan pengujian hipotesis hipotesis
baru
dilakukan penelitian deskriptif baru
untuk menghasilkan hipotesis dan seterusnya
Penelitian Deskriptif
• Deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan
• Tidak dilakukan analisis mengapa fenomena
tersebut terjadi
• Tidak diperlukan rumusan hipotesis
• Tidak perlu dilakukan uji hipotesis : uji x2, uji-t
• Tidak perlu penghitungan risiko relatif, rasio odds
• Contoh :
• Survei morbiditas dan mortalitas penyakit “X”
• Gambaran klinis atau laboratorium penyakit “X”
Hirarki Jenis Penelitian Kuantitatif (Wayne University, 2004)
Penelitian Kuantitatif
Analitik
Observasional: - Cross
sectional - Case control
- Cohort
Experimental :
Randomized control trials
Deskriptif
- Case report
- Case series
- Survey
Penelitian Analitik
• Tujuan utama mencari hubungan antar variabel
• Analisis data diperlukan hipotesis yang sudah
diformulasikan sebelum penelitian dimulai
• Hipotesis divalidasi dengan data empiris yang
didapat
• Hubungan antar variabel dapat dianalisis dengan uji
hipotesis sesuai dengan jenis datanya
• Analisis lain : risiko relatif dan rasio odds
• Penelitian deskriptif analitik
Analitik-Observasional
Analitik Observasional
Studi cross-sectional
Studi kohort
Studi kasus-kontrol
Klasifikasi sederhana
Penelitian Observasional Penelitian Intervensional
Laporan kasus Uji klinis
Seri kasus Intervensi :
1) Pendidikan
2) Perilaku
3) Kesehatan Masyarakat
Studi cross-sectional & survai
Studi kasus-kontrol
Studi kohort
Meta-analitik
Dimensi waktu studi observasional
Masa Lampau Masa Kini Masa Datang
Cross-sectional Cross-sectional
Kohort prospektif
Kohort retrospektif
Kasus-kontrol
Studi potong-lintang
• Observasi atau pengukuran variabel hanya pada satu saat tertentu saja, tidak berarti semua pada saat yang sama
• Tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel dilakukan pada saat tersebut.
• Tidak melakukan tindak lanjut pengukuran yang dilakukan
• Contoh :
• Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Jakarta Barat
• Beda prevalens penyakit X antara siswa lelaki dan perempuan
• Pengukuran terhadap variabel bebas dan tergantung hanya dilakukan 1x saja
Studi potong-lintang
• Kelebihan studi potong-silang :
• Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis
dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh
dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat
dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel
risiko maupun variabel efek
• Dapat mempelajari seluruh populasi atau sampel
yang mewakili
• Memberikan estimasi dari prevalensi pada
variabel-variabel yang diukur
• Generalisasi yang lebih memuaskan
Studi potong-lintang
• Kekurangan penelitian potong-lintang : • Penyakit memungkinkan mempengaruhi
probabilitas dari keterpaparan
• Estimasi dari prevalensi mungkin tergantung dari definisi penyakit
• Non-response dapat dengan mudah menghasilkan bias
• Tidak cocok untuk penyakit/keterpaparan langka
• Diperlukan subjek penelitian yang besar
• Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
• Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
Studi kasus-kontrol
• Observasi atau pengukuran variabel bebas dan variabel tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama
• Peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung (efek), sedangkan variabel bebas dicari secara retrospektif (studi longitudinal)
• Subjek tidak hanya diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan
• Identifikasi subjek (kasus) yang telah terkena efek, lalu ditelusuri secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko
• Subjek kontrol dipilih dari populasi dengan karakteristik yang sama tapi tidak menderita penyakit (efek)
Studi Kohort
• Kausa atau faktor risiko diidentifikasi lebih
dahulu
• Subjek (kohort) diikuti secara prospektif selama
periode tertentu
• Pada penelitian kohort murni, yang diamati
adalah subyek yang belum mengalami pajanan
faktor risiko yang dipelajari dan belum
mengalami efek
• Insidens terjadinya efek pada kelompok
terpajan dan kelompok kontrol (tidak terpajan)
• Kohort prospektif dan kohort retrospektif
Studi eksperimental
• Disebut juga sebagai Studi intervensional
• Rancangan penelitian untuk mencari hubungan sebab-akibat (cause-effect relationship)
• Dilakukan di klinik, lapangan dan laboratorium
• Tingkatan studi eksperimental :
• Pra-eksperimental
• Kuasi-eksperimental
• Eksperimental benar (true experimental studies) randomisasi (alokasi subjek uji klinis berdasarkan asas peluang)
Uji Klinis (Clinical Trial )
Uji Klinis dapat dilakukan dengan beberapa rancangan sebagai berikut :
• Praintervensi-pascaintervensi dengan kelompok kontrol alokasi intervensi dilakukan secara random
• Praintervensi-pascaintervensi dengan kelompok kontrol tanpa random alokasi
• Kontrol Historikal
• Rancangan silang (cross over design)
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
• Penelitian Eksperimental atau Non-Eksperimental?
• Tergantung tujuan penelitian
• Menelusuri faktor penyebab timbulnya penyakit baru yang penyebab dan mekanisme terjadinya penyakit belum diketahui : Kombinasi antara kasus-kontrol dan eksploratif (Explorative Case-Control Design)
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
• Mengetahui prevalensi penyakit tertentu dalam suatu
populasi dan menguraikan ciri-ciri penderita untuk
memperoleh informasi yang lebih mendalam agar dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengadakan penelitian
yang lebih spesifik :
Penelitian deskriptif potong lintang (cross
sectional)
• Menelusuri faktor-faktor penyebab penyakit
menggunakan klasifikasi yang telah ada :
kombinasi antara eksploratif dan deskriptif
(Penelitian eksploratif-deskriptif)
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
• Memberikan penjelasan fungsi organ tubuh pada organ tubuh pada orang normal atau menentukan batas normal, atau membandingkan dengan penyakit lain rancangan penelitian eksplanatori
• Mencari adanya hubungan sebab-akibat antara faktor risiko dengan timbulnya penyakit rancangan penelitian eksperimen atau penelitian analitik
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
• Penelitian di lapangan untuk
memperbaiki program pelayanan
kesehatan di masa mendatang
Penelitian Operasional (Operational
Research) :
• Rancangan eksperimental
• Rancangan kuasi-eksperimental
• Bila tidak mungkin Rancangan Non-
Eksperimental
Eksperimen vs Analitik
• Penelitian Eksperimental :
• Bertujuan untuk mengetahui efektivitas atau efisiensi obat, prosedur pengobatan, atau metode diagnostik
• Uji Klinik
• Penelitian Analitik : prospektif (kohor) atau retrospektif (kasus-kontrol) • Retrospektif :
• Yang diteliti merupakan penyakit yang jarang terjadi atau penyakit dengan fase laten yang lama.
• Rancangan kasus-kontrol
• Prospektif :
• Untuk membandingkan insidensi penyakit
• Rancangan kohor
Eksperimen vs Analitik
• Perbedaan :
• Peran peneliti dalam intervensi aktif dan
terencana dilakukan oleh peneliti dengan
mengendalikan faktor-faktor tertentu untuk
mengungkapkan hubungan sebab-akibat –
Eksperimental
• Persamaan :
• Kedua rancangan penelitian ini menggunakan
kelompok kontrol sebagai pembanding dan
terdapat hipotesis spesifik untuk mengungkapkan
adanya hubungan sebab-akibat
Lokasi & Waktu Penelitian
• Lokasi dan Waktu Penelitian harus
dicantumkan karena kemungkinan
adanya pengaruh perbedaan
karakteristik subjek, faktor lingkungan,
sosial-budaya, maupun perkembangan
iptek
Terimakasih