Kriteria kerudung dan jilbab

Post on 01-Jul-2015

415 views 2 download

Transcript of Kriteria kerudung dan jilbab

Kriteria Kerudung1. Tidak tipis

Imam Malik meriwayatkan hadist dari Al Qamah bin Abu Al Qamah dari Ibunya yang berkata:“Hafsah binti Abdurrahman pernah datang kepada Aisyah dengan mengenakan kerudung yang tipis, kemudian Aisyah menyobeknya lalu menggantinya dengan kerudung yang tebal.

2. Batas minimal panjang kerudung menutupi juyub (dada).

Kriteria jilbab

1. Merupakan pakaian luar yang menutupi pakaian rumah

Diriwayatkan suatu hadits dari Ummu Athiyah yang berkata “Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kami untuk keluar menuju lapangan pada saat Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha baik perempuan tua, yang sedang haid, maupun perawan. Perempuan yang sedang haid menjauh dari kerumunan orang yang sholat, tetapi mereka menyaksikan kebaikan dan seruan yang ditujukan kepada kaum muslim. Aku lantas berkata “Ya Rasulullah SAW salah seorang diantara kami tidak memiliki jilbab. Beliau kemudian bersabda “Hendaklah salah seorang saudaranya meminjamkan saudaranya”.

2. Menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan

telapak tangan

Imam Abu Daud meriwayatkan Hadits yang bersumber dari penuturan Qatadah, Nabi bersabda “Jika seorang anak perempuan telah mencapai usia baligh, tidak pantas terlihat dari dirinya selain wajah dan telapak tangannya sampai bagian pergelangannya”

3. Satu potong terusan bukan dari dua potong, bisa dari khimar diulurkan sampai telapak kaki atau khimar tersendiri dan jilbab dari leher sampai telapak kaki.

Allah berfirman dalam Al Qur’an: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih dikenal karena itu merek tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab 59)

4. Menutupi warna kulit (tidak transparan)

Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan dari Usamah menyebutkan bahwa ia pernah ditanya oleh Nabi SAW tentang kain tipis (Al Qabtiyah). Usamah menjawab bahwa ia telah mengenakan kepada istrinya. Mendengar hal itu Rasulullah kemudian bersabda kepadanya “Suruhlah istrimu untuk mengenakan kain pelapis/puring (ghilalah) lagi dibagian dalamnya karena sesungguhnya aku khawatir kalau sampai lekuk tubuhnya tampak”.

5. Luas/lebar, tidak menampakkan bentuk tubuh

Secara bahasa jilbab bisa bermakna milhafah (baju kurung/abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisa’) apa saja yang dapat menutupi atau pakaian (tsawab) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh.Kamus Al Muhith dinyatakan sebagai berikut: ”Jilbab itu laksana sirdab (terowongan) atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi perempuan selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.”

6. Tidak Menarik Perhatian

Rosulullah bersabda:

“Barang siapa yang berpakaian untuk berbangga-bangga (memamerkan diri) , maka dihari akhir Allloh akan memakaikan kepadanya pakaian kehinaan, kemudian membakarnya bersamanya.”

7. Tidak menyerupai dengan pakaian orang- orang kafir

• Rosululloh SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar bersabda: “ Barang siapa meniru atau menyerupakan cara hidup suatu kaum, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.”

• Rosululloh SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar bersabda:”Siapa saja yang meniru cara hidup orang musyrik, hingga matinya, maka dia akan dibangkitkan di hari akhir bersama-sama mereka.”

8. Tidak menyerupai dengan pakaian

pria

Telah diriwayatkan dari Abu Hurairih ra. bahwa: ”Rosululloh SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah & Hakim yang menyatakan bahwa hadist ini memenuhi syarat kesohihan Bukhori Muslim).

9. Irkha’ (Diulurkan sampai ke bawah menutupi kedua kaki)

Allaah SWT berfirman: ”Hendaklah mereka mengulurkan jilbab atas diri mereka.” (QS. 33: 59)

• Maknanya, hendaklah mereka mengulurkan Jilbab.

• Kata Min pada ayat diatas tidak berfungsi sebagai tab’it (mengacu pada makna sebagian), tetapi sebagai bayan (sebagai penjelas.). Dengan kata lain, pengertiannya adalah hendaklah mereka mengulurkan Mula’ah (kain panjang yang tidak berjahit ) atau Milhafah (semacam selimut) hingga menjulur sampai bawah menutupi kedua kaki (Irkha’)