JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi...

25
JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa Kota Tanjungpinang) NASKAH PUBLIKASI Oleh: NORTIKAWATI NIM : 120569201080 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi...

Page 1: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

JILBAB SYAR’I

(Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa Kota

Tanjungpinang)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

NORTIKAWATI

NIM : 120569201080

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

1

JILBAB SYAR’I

(Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa Kota

Tanjungpinang)

NORTIKAWATI

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Danilmu Politik Universitas Maritim

Raja Ali Haji

A B S T R A K

Salah satu cara berpakaian yang berkaitan dengan nilai agama dan yang

sering menjadi pusat perhatian adalah penggunaan jilbab. Pertengahan tahun 2014

banyak perempuan Islam menggunakan jilbab yang lebih panjang dan terulur dengan

berbagai warna dan motif yang menarik. Fenomena jilbab syar‟i menarik untuk

diteliti karena jilbab model ini mulai banyak digunakan sehari-hari bagi para remaja

dan mahasiswa di Kota Tanjungpinang. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini

pakaian syarii sudah lebih modern, dan dari segi harga jauh lebih mahal

dibandingkan hanya menggunakan jilbab saja. Bentuknya juga beragam dengan

model yang lebih modis dan warna warni lebih terang. Meski mahal, muslimah

berani merogoh kantong di atas standar hanya untuk tampil dengan style hijab syar'i

seperti yang disebut kebanyakan orang sekarang.

Tujuan dalam penelitian ini yaitu Untuk mengetahui makna Jilbab Syar‟i

Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa Kota Tanjungpinang. Informan dalam penelitian

ini adalah Mahasiswa yang menggunakan jilbab syar‟i untuk pakaian sehari-hari.

Mahasiswa yang sudah lebih dari 2 tahun menggunakan jilbab syar‟i. Remaja yang

masih duduk di SMA dan sudah menggunakan jilbab syari lebih dari 2 tahun.. Dalam

penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa para remaja

memaknai penggunaan jilbab syari bukan hanya sekedar trend yang harus diikuti.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa remaja terdorong untuk menggunakan jilbab syari

karena adanya kemauan sendiri, dan tergerak karena panggilan hati. Alasan dari

pemakaian jilbab tersebut bermacam - macam yang bersifat internal dan eksternal.

Alasan – alasan tersebut antara lain karena adanya kesadaran syariat beragama, untuk

menunjang penampilan, adanya dorongan dari lingkungan sekitar. Tidak semua

remaja mengikuti trend dalam berhijab, namun mereka sangat memahami adanya

perubahan terhadap trend dalam penggunaaan jilbab syari.Semua orang juga

mempunyai keinginan dalam dirinya untuk bukan hanya tampil, tetapi juga untuk

diperhatikan.Ada satu kepuasan psikologis tertentu jika menjadi pusat perhatian.

Kata Kunci : Makna, Jilbab Syari, Remaja

Page 3: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

2

A B S T R A C T

One way of dress associated with religious values and are often the center of

attention is the use of the hijab. Mid 2014 many Islamic women using a longer scarf

and extended with a variety of attractive colors and patterns. The phenomenon of

interest to the Islamic headscarf was examined because of the veil of this model

started everyday use for many teenagers and college students in the city of Tanjung

Pinang. Can not be denied that the current syarii clothing was more modern, and in

terms of the prices are much more expensive than just using hijab only. The shape is

also diverse with models that are more colorful and brighter. Though expensive, it

takes a brave Muslim enclave above the standard only to appear with the Islamic

hijab style as mentioned most people right now.

The goal in this research is to know the meaning of the Islamic Headscarves For

Teenage high school Student City and Tanjungpinang. Informants in this study are

students who use the Islamic headscarf for clothes everyday. Students who are

already over 2 years using hijab syar'i. Teenagers who still sit in high school and

already use hijab syari over 2 years ... In this study were analyzed with descriptive

qualitative data analysis techniques.

Based on the results of the study it can be concluded that the teens interpret the

use of the hijab syari is not merely a trend that must be followed. It can be seen from

some teens driven to use hijab syari because of its own accord, and was moved

because the call of the heart. The reason of the hijab wearing a variety of internal

and external nature. The reason – the reason among others due to consciousness of

religious jurisprudence, to support the appearance, there was encouragement from

the surrounding environment. Not all teens are following the trend in the berhijab,

but their very presence changes to understand trends in its veil syari. Everyone also

had a desire in him to not only perform, but also to watch out for. There is a certain

psychological satisfaction if being the center of attention.

Keywords: Meaning, Hijab Syari, Teens

Page 4: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakaian seseungguhnya

berbicara sesuatu yang erat

kaitannya dengan diri kita (Barnard,

2006: vi). Ini menunjukkan bahwa

apa yang kita pakai dalam keseharian

kita dapat menggambarkan

kepribadian dalam diri kita. Pakaian

yang kita gunakan membuat

pernyataan tentang diri kita. Cara

berpakaian seseorang tentu

mencirikan penampilan fisik. Nilai

nilai agama, kebiasaan, tuntutan

lingkungan (tertulis atau tidak), nilai

kenyamanan, semua itu

mempengaruh cara kita berdandan

(Mulyana, 2008: 29).

Gaya berbusana merupakan

suatu kebudayaan dari suatu

masyarakat, artinya cara berbusana

antar masyarakat akan berbeda, hal

ini bisa dipengaruhi karena adat

istiadat, keadaan geografis, dan

kebutuhan yang lainnya. Islam

datang dan tersebar ditengah

mayarakat yang memiliki budaya

tertentu, karena itu interaksi sosial

akan terjadi antara agama dan

kebudayaan yang berbeda. Dalam

menghadapi perbedaan semacam ini,

Islam dikenal sebagai agama yang

sangat fleksibel. Dalam tradisi Islam,

seseorang diizinkan untuk memakai

busana dengan model apapun asalkan

tetap mengikuti aturan yang telah

ditetapkan. Kebudayaan lokal tidak

harus ditinggalkan oleh seseorang

tetapi harus disesuaikan dengan

aturan yang telah ditetapkan dalam

Agama Islam. (Bustanuddin: 2007 :

152).

Salah satu cara berpakaian

yang berkaitan dengan nilai agama

dan yang sering menjadi pusat

perhatian adalah penggunaan jilbab.

Jilbab adalah pakaian yang wajib

hukumnya bagi perempuan

muslimah. Jilbab dalam Islam

dimaknai sebagai pakaian yang

menutup seluruh tubuh dari ujung

kepala sampai ke ujung kaki. Syarat

memakai jilbab pun beraneka ragam

misalnya tidak boleh tipis/transparan,

tidak memperlihatkan lekuk-lekuk

tubuh, tidak berwarna mencolok dan

terlihat sederhana. Dalam aturan

islam diperjelas bahwa Hendaklah

mereka mengulurkan jilbabnya ke

seluruh tubuh mereka.

Kerudung atau jilbab

memang telah ada sejak lama sekali.

Hijab dari masa kemasa sudah

melewati banyak perkembangan

apabila dikaitkan dengan dari sisi

fashion. Sedangkan sebutan hijab

lebih dipopulerkan oleh

perkembangan model dan gaya

bebusana yang dipublikasikan. Jilbab

dimasa lalu lebih sederhana dan

dibiarkan apa adanya, sedang hijab

kesan fashionnya lebih terasa. Hijab

memiliki ciri fashion yang lebih

kental dibandingkan jilbab

pendahulunya. Sebelum

berkembangnya dunia mode

muslimah dalam 2-3 tahun terakhir,

jilbab terkesan lebih sederhana dan

apa adanya. Sementara hijab masa

kini, tidak butuh waktu lama untuk

mengeluarkan kreasi baru, gaya atau

motif baru dan trend terbaru.

Page 5: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

4

Selalu ada perbedaan

pendapat mengenai hijab kini dan

dulu. Banyak yang mengatakan

bahwa hijab masa kini sudah mulai

melupakan dasar-dasar hijab yang

syar'i. Misalnya warna-warna

pakaian pastel yang cerah dan kreasi-

kreasi jilbab yang unik. Ada yang

berpendapat bahwa kreasi hijab masa

kini baik karena bisa membuat

banyak wanita muslim ingin

menggunakan jilbab. Ada yang lebih

suka gaya klasik yang simpel dan apa

adanya, tidak perlu menggunakan

model terbaru yang makin rumit.

(Sumber :http://www.vemale.com di

akses tanggal 5 Juni 2016)

Di Indonesia pemakaian

kerudung atau jilbab sudah di kenal

sejak jaman kerajaan Islam

berkembang di Indonesia, kemudian

di jaman kemerdekaan juga sudah

banyak pejuang yang mengenakan

jilbab sebagai identitas sebagai

muslim.Pada awal kemunculan

agama Islam di Indonesia, yang

disebut jilbab hanya kerudung

panjang dan polos yang digunakan

untuk menutupi kepala. Ada juga

wanita yang hanya menyampirkan

jilbab pada pundaknya. Hanya saja

pemakaian jilbab pada waktu itu

lebih kepada pemakaian kerudung

dari selendang sebagai

penutup/pelindung kepala saja.

Perkembangan model jilbab

pashmina di Indonesia mulai tampak

pada tahun 1990an. Model jilbab

pada tahun 90an lebih banyak

menyuguhkan jilbab segiempat polos

dengan bahan yang tebal. Sejak

zaman reformasi perkembangan

pemakaian kerudung/hijab semakin

berkembang, masyarakat semakin

menyadari pentingya memakai jilbab

yang sesuai syariat Islam, di sekolah-

sekolah juga siswa-siswi sudah mulai

mengenakan jilbab yang

menandakan bahwa kesadaran umat

Islam semakin tinggi.

Beberapa perkembangan

jilbab dapat dilihat pada beberapa

dekade ini terdiri atas beberapa

bagian, pertama adalah gaya hijab

klasik yang sederhana, dari jilbab

segi empat yang di bentuk menjadi

segitiga menggunakan ciput dengan

menyematkan peniti di bawah dagu

gaya ini berkembang di tahun 90an,

berikutnya berkembang di tahun

2000 dengan gaya yang tadinya

terulur kemudian diikat di bagian

leher. Sedangkan di tahun 2010

sampai sekarang lebih pada warna

yang mencolok dengan berbagai

style baru, seperti kerudung yang

bisa di gunakan secarabolak balik.

Dengan banyaknya model dan style

yang bermacam-macam kaum

muslimah dapat tampil dengan modis

dan dapat berinteraksi dengan bebas

tanpa merasa canggung dengan

memakai hijab. Pertengan tahun

2014 banyak perempuan Islam

menggunakan jilbab yang lebih

panjang dan terulur dengan berbagai

warna dan motif yang menarik.

Jilbab panjang terulur

tersebut biasa disebut jilbab syari,

Jilbab syari adalah jilbab yang sesuai

dengan syariat agama, yaitu panjang

dan terulur. Semakin banyak dan

berkembangnya model jilbab

moderen, membuat perempuan

semakin banyak mencoba berbagai

model jilbab tersebut sesuai dengan

keinginannya dan jilbab syar‟i adalah

salah satu yang menjadi pilihan

Page 6: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

5

berbusana bagi perempuan untuk

dipakai sehari-hari.

Perempuan muslimah

dianjurkan menutup seluruh

badannya kecuali telapak tangan,

kaki dan wajah, Jadi busana

demikian biasanya dibuat longgar

dan berwarna gelap. Unsur religius

tersebut sangatlah penting dan harus

dinomorsatukan, sebab jika benar

kenyataan religius itu bermakna

dalam hidup ini maka haruslah

dilihat pula bagaimana agama itu

terpancar dalam penghayatan

kultural dan kenyataan sosial.

Pada saat ini banyak

perempuan yang beralih untuk

memakai jilbab dan mejadikan jilbab

sebagai busana kesehariannya,

Menurut Malcolm Barnard, busana

muslimah menjadi trendi dan

memakai jilbab mulai mencapai

prestise tertentu, ini dikarenakan

busana muslimah atau jilbab mampu

mengkomunikasikan hasrat menjadi

orang modern yang saleh dan

sekaligus menjadi muslim yang

modern (Barnard, 2006: 11).

Gaya memakai jilbab saat ini

menjadi lebih kreatif dan variatif.

Memakai jilbab sekarang tidak hanya

sekedar menggunakan kain besar

yang menutupi semua bagian tubuh,

tetapi para hijabers (sebutan untuk

perempuan berjilbab) dapat berkreasi

dengan menutup bagian kepala

kemudian memasukan sisa kain

kedalam baju dan dipadu pakaian

ketat sehingga terlihat lebih praktis.

Jilbab jenis ini bagi kalangan remaja

atau perempuan biasa disebut jilbab

modis. Disebut jilbab modis karena

konsep jilbab ini sangat

memperhatikan mix and macth

dengan gaya atau model busana lain,

sehingga terlihat maching. Pakaian

dapat memberikan dampak

psikologis bagi pemakainya (Shihab,

2004: 35).

Jilbab tidak menjadi simbol

identitas keimanan tetapi bagian dari

aksesoris berpakaian. Sejak itu,

jilbab pun menjadi trend, sehingga

mereka yang memakai jilbab dapat

dianggap mencapai suatu prestise

tertentu. Dengan kata lain, pakaian

muslimah (jilbab) dapat dianggap

mampu mengkomunikasikan hasrat

menjadi orang modern yang saleh

dan sekaligus menjadi muslim yang

modern karena mengikuti trend.

Berbagai merk terkenal jilbab mulai

membanjiri di semua pertokoan baik

mal maupun butik-butik khusus baju

muslim. (Idi Subandy Ibrahim : 1996

: xii)

Akhirnya bagi orang-orang

tertentu, jilbab itu menjadi bagian

dari gaya hidup yang bisa

menandakan modernitas. Tampaknya

masyarakat telah diubah dimana gaya

hidup modern adalah segalanya.

Pada awal tahun 2000 trend jilbab

mulai menjamur di Indonesia.

Fenomena pemakaian jilbab kini

tidak hanya di kalangan perempuan-

perempuan muslim yang taat

beragama saja, namun semakin

merambah ke seluruh lapisan

masyarakat, baik yang aktif

mengikuti kegiatan keagamaan

maupun tidak, baik kalangan atas

maupun kalangan menengah ke

bawah. Ini ditambah dengan ideologi

pemakaian jilbab yang telah menjadi

bagian dari mode fashion di kalangan

Page 7: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

6

gadis-gadis remaja. (Elisa

Lisdiyastuti : 2015 : 3)

Jilbab dapat mempengaruhi

jiwa remaja sehingga dapat

membentuk budi pekerti yang luhur.

Sebab aktivitas berjilbab tidak hanya

mementingkan cara berjilbab,

bentuk, ukuran, dan nilai seninya

saja, akan tetapi juga diharapkan

dapat mencerminkan perilaku yang

baik terhadap sesama dan pribadi

yang berakhlak mulia. Sehingga

mereka yang sebelum berjilbab

menghabiskan waktu mereka dengan

kegiatan yang kurang bermanfaat

setelah memakai jilbab diharapkan

sedikit demi sedikit dapat merubah

kebiasaan tersebut, yang akhirnya

dapat menjadi wanita muslimah yang

berakhlak mulia.

Maraknya model jilbab modis

yang sesuai dengan kondisi

lingkungan dan psikologis anak

muda saat ini semakin mendorong

perempuan memilih jilbab dalam

berbusana kesehariannya. Apalagi

ukuran cantik kini tidak hanya ketika

menggunakan pakaian serba mini

dan terbuka tetapi dengan jilbab pun

bisa tampil cantik dan anggun. Saat

ini penggunaan jilbab syar‟i tidak

hanya digunakan oleh orang tua,

namun banyak remaja yang sudah

merubah gaya berhijabnya menjadi

lebih syar‟i.

Hijab hakikatnya memiliki

hubungan dengan perilaku. Hijab

menyiapkan kondisi psikologis untuk

menghadapi pengaruh buruk yang

menyeret kepada penyimpangan di

luar diri, dan memberi pertahanan di

dalam diri wanita untuk melawan

perilaku-perilaku yang menyimpang.

Dalam kaitannya dengan perilaku

sosial para pengguna hijab, adanya

fenomena komunitas hijabers.

Dimana komunitas ini lebih

cenderung kepada dunia fashion,

ketimbang melakukan identifikasi

dirinya sebagai wanita muslimah

dengan hijab yang menutupinya.

Hijabers sendiri sering dikaitkan

dengan muslimah yang melakukan

modifikasi hijab agar sesuai dengan

perkembangan zaman, Hijab yang

seharusnya merepresentasikan

perilaku seorang muslimah, tetapi

hijab justru hanya digunakan sebagai

model aksesoris pelengkap yang

menjadikan kehidupan mereka

layaknya arena cat walk untuk

memperlihatkan betapa modis dan

stylish wanita-wanita ini dengan

hijab yang mereka kenakan.

(http://www.kompasiana.com/

satryobimo/berhijab-karena-trend-

atau-agama)

Gaya hijab yang penuh warna

dan penuh kreasi adalah hijab yang

trend dalam 2 tahun terakhir.

Terutama anak muda atau remaja

yang senang dengan hal-hal yang

baru dan fashionable. Gaya hijab saat

ini tidak hanya bermain dengan

kreasi jilbab, namun juga pakaian

yang semakin beraneka ragam.

Begitu modern dan cantiknya gaya

hijab ini sehingga banyak remaja

yang senang menggunakannya.

(http://www.kompasiana.com

diakses pada tanggal 5 Juni 2016).

Model Hijab yang saat ini

sedang berkembang adalah jilbab

syari, Kemunculan trend baru jilbab

syar'i tidak terlepas dari himbauan

para pemuka Islam yang meminta

model jilbab tidak menjauhi apa

Page 8: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

7

yang disebut Hukum Islam. Saat ini

banyak para remaja juga banyak

tertarik dengan jilbab syari, yang

dimaksud dengan jilbab syari adalah

lebarnya jilbab ini semestinya bisa

menutupi semua lekukan tubuh

wanita. Hijab syar'i adalah hijab yg

memenuhi tiga syarat. yaitu menutup

aurat, kain yg dipakai tidak

transparan dan model pakaian yg

dikenakan tidak mengilustrasikan

bentuk tubuh muslimah. Hijab syari

harus menutupi seluruh tubuh wajib

di tutupi termasuk juga telapak kaki.

Fenomena jilbab syar‟i

menarik untuk diteliti karena jilbab

model ini mulai banyak digunakan

sehari-hari bagi para remaja dan

mahasiswa di Kota Tanjungpinang.

Tanjungpinang merupakan salah satu

kota yang ada dikepulauan Riau dan

merupakan satu diantara pulau

lainnya yang ada di Kepri, yang

mana banyak penduduk berdatangan

dari luar daerah yang masuk ke

Tanjungpinang dan membawa gaya

hidup seperti gaya berpakaian,

bahasa atau budaya dari masing-

masing tempat tinggalnya tersebut

sehingga melahirkan sebuah gaya

hidup yang baru dari masyarakat

pendatang yang kini telah tinggal

atau menetap di Tanjungpinang. Saat

ini di Tanjungpinang sudah banyak

kaum muda atau remaja-remaja yang

mengenakan jilbab syar‟i yang

menutupi seluruh aurat nya.

Kota Tanjungpinang

merupakan kota yang mayoritas

didiami suku Melayu. Suku Melayu

menjadikan nilai dan norma Islam

secara ideal sebagai inti kebudayaan

mereka dan filosofi bagi mereka.

Kebudayaan mereka dibangun atas

dasar nilai dan norma Islam.

Tanjungpinang juga syarat akan

sejarah, budaya dan adat istiadat

melayu sekaligus ibukota Provinsi

Kepulauan Riau, pada dasarnya

pakaian melayu yang digunakan

orang melayu Kota Tanjungpinang

juga panjang dan terulur.

Tanjungpinang merupakan kota

Melayu yang budayanya sangat

berpegang teguh pada ajaran agama

Islam seperti yang dikenal dengan

Adat bersanding sarak, sarak

bersanding Kitabullah. Setiap

aktivitas hidup harus berdasarkan

atas tuntunan dan syariat agama

dapat di gunakan dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam bentuk lisan

maupun tulisan sebagai suatu

perumpamaan yang mempunyai arti

setiap aktivitas hidup harus

berdasarkan atas tuntunan dan syariat

agama. Tanjungpinang yang

merupakan wilayah berbudaya

melayu Islam, tidak menutup

kemungkinan menjadi faktor yang

mempengaruhi remaja dalam

memakai jilbab, karena budaya

melayu yang memiliki nilai-nilai

yang sama dalam ajaran Islam yang

mengharuskan setiap perempuan

memakai penutup aurat yang dulunya

disebut selendang. Dengan

perkembangan zaman, selendang

tidak lagi digunakan oleh masyarakat

melayu melainkan memakai jilbab.

Saat ini jilbab syari menjadi

trend, banyak remaja di Kota

Tanjungpinang yang tidak malu lagi

menggunakan jilbab syari yang

menjadi syariat Islam, panjang besar

dan terulur, mereka lebih memilih

menggunakan pakaian dengan jilbab

syarii dari pada menggunakan

pakaian melayu yang pada dasarnya

Page 9: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

8

sama-sama terulur. Sebelumnya para

remaja masih sering mengikuti trend

menggunakan pakaian ketat, celana

jins, dan sering mengikuti trend

pakaian artis dalam maupun luar

negeri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa

saat ini pakaian syarii sudah lebih

modern, dan dari segi harga jauh

lebih mahal dibandingkan hanya

menggunakan jilbab saja. Bentuknya

juga beragam dengan model yang

lebih modis dan warna warni lebih

terang. Meski mahal, muslimah

berani merogoh kantong di atas

standar hanya untuk tampil dengan

style hijab syar'i seperti yang disebut

kebanyakan orang sekarang.

Dari latar belakang

permasalahan diatas maka penelitian

ini mengambil sebuah judul

penelitian yaitu JILBAB SYAR’I

(Studi Tentang Makna Jilbab

Syar’i Bagi Remaja SMA dan

Mahasiswa Kota Tanjungpinang)

B. Perumusan Masalah

Dari identifikasi dalam latar

belakang, maka diambil sebuah

pokok permasalahan dalam penulisan

ini adalah sebagai berikut

:Bagaimana makna Jilbab Syar‟i

Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa

Kota Tanjungpinang?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :Untuk

mengetahui makna Jilbab Syar‟i

Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa

Kota Tanjungpinang

D. Konsep Operasional

1. Jilbab Syari :jilbab adalah

sejenis baju yang lebar yang

dapat menutup kepala, wajah

dan dada, menutup seluruh

tubuh.

2. Remaja :Remaja Akhir (18-

21 tahun) Remaja mulai

memahami arah hidupnya

dan menyadari tujuan

hidupnya. Remaja sudah

mempunyai pendirian tertentu

berdasarkan satu pola yang

jelas yang baru

ditemukannya.

3. Makna Jilbab Syar‟I :Makna

merupakan bentuk responsi

dari stimulus yang diperoleh

seseorang dalam komunikasi

sesuai dengan hasil belajar

yang dimiliki yang

merupakan sebuah identitas

atau hanya sebuah tren

berpakaian bagi para remaja

yang ada di Kota

Tanjungpinang. Makna

dilbab dilihat dari : dorongan

remaja menggunakan jilbab,

pemahaman remaja terhadap

jilbab syari, dan pandangan

remaja terhadap trend hijab

syari.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif, Faisal dalam

Bungin (2005:34) menyatakan

bahwa ” penelitian deskriptif adalah

upaya untuk memahami suatu

fenomena sosial sesuai dengan dunia

pemahaman para pelakunya itu

sendiri”. Sedangkan Sugiyono

(2005:6) menjelaskan bahwa “

penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan terhadap

Page 10: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

9

variabel mandiri, yaitu tanpa

membuat perbandingan atau

menghubungkannya dengan variabel

lainnya”.

Kemudian penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu dimana kualitatif merupakan

data yang berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka (Moleong,

2011: 11). Dalam penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif, penulis hanya akan melihat

atau memberikan suatu gambaran

mengenai fenomena-fenomena sosial

yang terdapat atau terjadi di tengah

masyarakat. Khusus dalam penelitian

ini mengenai makna Jilbab Syar‟i

Bagi Remaja SMA dan Mahasiswa

Kota Tanjungpinang.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisa

data kualitatif yaitu dengan

melakukan terlebih dahulu

mendeskripsikan, memverifikasi,

menginterpretasikan untuk kemudian

dianalisis sehingga memperoleh

suatu kesimpulan. Moleong

(2011:35) menyatakan analisa dan

kualitatif adalah proses

pengorganisasian, dan penguratan

data kedalam pola dan kategori serta

satu uraian dasar, sehingga dapat

dikemukakan tema yang seperti

disarankan oleh data. Adapun

langkah – langkah analisa data yang

dilakukan adalah :

1. Reduksi Data Dari

lokasi penelitian,

data lapangan

dituangkan dalam

uraian laporan yang

lengkap dan terinci.

Data dan laporan

lapangan kemudian

direduksi,

dirangkum, dan

kemudian dipilah-

pilah hal yang

pokok. Pada tahapan

ini setelah data

dipilah kemudian

disederhanakan,

data yang tidak

diperlukan disortir

agar memberi

kemudahan dalam

penampilan,

penyajian, serta

untuk menarik

kesimpulan

sementara.

2. Penyajian Data

Penyajian data (

display data )

dimasudkan agar

lebih mempermudah

bagi peneliti untuk

dapat melihat

gambaran secara

keseluruhan atau

bagian- bagian

tertentu dari data

penelitian.

3. Penarikan

Kesimpulan /

Verifikasi Pada

penelitian kualitatif,

verifikasi data

dilakukan secara

terus menerus

sepanjang proses

penelitian

dilakukan. Sejak

pertama memasuki

lapangan dan

selama proses

pengumpulan data,

Page 11: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

10

peneliti berusaha

untuk menganalisis

dan mencari makna

dari data yang

dikumpulkan, yaitu

mencari pola tema,

hubungan

persamaan,

hipotetsis dan

selanjutnya

dituangkan dalam

bentuk kesimpulan.

LANDASAN TEORITIS

A. Sosialisasi

Menurut Vander Zanden,

sosialisasi adalah proses interaksi

sosial melalui mana kita mengenal

cara-cara berpikir, berperasaan dan

berperilaku, sehingga dapat berperan

serta secara efektif dalam masyarakat

(Ihromi, 1999; 75). Setelah

berinteraksi dengan individu lain

yang berada disekitarnya atau

bersosialisasi dengan lingkungannya

barulah individu tadi dapat

berkembang. Dalam keadaan yang

normal, maka lingkungan pertama

yang berhubungan dengan anaknya

adalah orang tuanya. Melalui

lingkungan itulah anak mengenal

dunia sekitarnya dan pola pergaulan

hidup yang berlaku sehari-hari;

melalui lingkungan itulah anak

mengalami proses sosialisasi awal.

Tanpa mengalami proses

sosialisasi yang memadai tidak

mungkin seorang warga masyarakat

akan dapat hidup normal tanpa

menjumpai kesulitan dalam

masyarakat. jelas, bahwa hanya

dengan menjalani proses sosialisasi

yang cukup banyak sajalah seorang

individu warga masyarakat akan

dapat meyesuaikan segala tingkah

pekertinya dengan segala keharusan

norma-norma sosial. Hanya lewat

proses-proses sosialisasi ini sajalah

generasi-genarasi muda akan dapat

belajar bagaimana seharusnya

bertingkah laku di dalam kondisi-

kondisi tertentu. Bagaimanapun juga

proses sosialisasi adalah suatu porses

yang dilakukan secara aktif oleh dua

pihak: pihak pertama adalah pihak

yang mensosialisasi atau disebut

dengan aktivitas melaksanakan

sosialisasi dan pihak yang kedua

adalah aktivitas pihak yang

disosialisasi atau aktivitas

internalisasi. Disamping itu menurut

Mead (Kamanto : 2004;28) manusia

yang baru lahir belum mempunyai

diri. Pada dasarnya diri adalah

kemampuan untuk menerima diri

sendiri sebagai sebuah objek. Diri

mensyaratkan proses sosial;

komunikasi antar manusia. Diri

muncul dan berkembang melalui

aktivitas dan antara hubungan sosial.

Menurut Mead adalah mustahil

membayangkan diri yang muncul

dalam ketiadaan pengalaman sosial.

Diri manusia ini berkembang secara

bertahap melalui interaksi dengan

anggota masyarakat lain.

Menurut Shadily (1993:119)

sosialisasi ialah suatu proses dimana

seseorang mulai menerima dan

menyesuaikan diri kepada adat-

istiadat suatu golongan, dimana

lambat laun ia akan merasa sebagian

dari golongan itu. Sedangkan

menurut Berger & Luckmann

(1990:185) sosialisasi merupakan

suatu proses dimana seorang anak

belajar menjadi seorang anggota

Page 12: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

11

yang berpartisipasi dalam

masyarakat. Sosialisasi dapat

dipahami sebagai proses yang dilalui

semua orang selama hidupnya yang

berbeda prosesnya sesuai kehidupan

sosialnya masing-masing. Dalam hal

ini jelas bahwa sosialisasi primer dan

sekunder memiliki peran penting

dalam kehidupan sosial setiap orang.

Segi penting dari proses

sosialisasi dalam keluarga ialah

bagaimana orang tua dapat

memberikan motivasi kepada

anaknya agar mau mempelajari pola

perilaku yang diajarkan

kepadanya.baik melalui cara positif

atau partisipasif maupun cara negatif

melalui refresif. Proses sosialisasi

dalam keluarga dapat dilakukan baik

secara formal maupun informal.

Proses sosialisasi formal dikerjakan

melalui proses pendidikan dan

pengajaran, sedangkan proses

sosialisasi informal dikerjakan

melalui interaksi sosial secara tak

sengaja. Antara proses sosialisasi

formal dengan proses sosialisasi

informal sering kali menimbulkan

jarak karena apa yang dipelajari

kadangkala bertentangan dengan apa

yang dilihat. Situasi ini sering kali

menimbulkan konflik batin bagi

anak-anak.

Sosialisasi Sekunder

Sosialisasi sekunder adalah setiap

proses berikutnya yang mengimbas

individu yang sudah disosialisasikan

itu ke dalam sektor-sektor baru dunia

obyektif masyarakat (Berger dan

Luckmann, 1990:198). Dalam

sosialisasi sekunder terdapat 3 agen

sosialisasi yaitu: a. Kelompok

bermain (peer group) Kelompok

bermain yang berasal dari kerabat,

tetangga maupun teman sekolah

merupakan agen sosialisasi yang

pengaruhnya besar dalam

membentuk pola perilaku seseorang.

Dalam kelompok bermain anak

acapkali mempelajari berbagai

kemampuan baru yang acapkali

berbeda dengan apa yang mereka

pelajari dari keluarganya. Dalam

kelompok bermain individu

mempelajari nilai, norma, kultural,

peran dan semua persyaratan lainnya

yang dibutuhkan individu untuk

memungkinkan partisipasinya yang

efektif di dalam kelompok

permainannnya. Singkatnya,

kelompok bermain ikut menentukan

dalam pembentukan sikap untuk

berperilaku yang sesuai dengan

perilaku kelompoknya. Berbeda

dengan pola sosialisasi dalam

keluarga yang umumnya bersifat

otoriter karena melibatkan hubungan

yang tidak sederajat, di dalam

kelompok bermain pola

sosialisasinya bersifat ekualitas

karena kedudukan para pelakunya

relatif sederajat.

Sekolah merupakan media

sosialisasi yang lebih luas dari

keluarga. sekolah merupakan potensi

yang sangat berpengaruh cukup besar

dalam pembentukan sikap dan

perilaku seorang anak, serta

mempersiapkannya untuk

penguasaan peran-peran baru di

kemudian hari dikala seorang anak

tidak lagi menggantungkan hidupnya

pada orang tua atau keluarganya,

Berbeda dengan sosialisasi dalam

keluarga, dimana anak masih dapat

mengharapkan bantuan dari orang

tua dan acapkali memperoleh

perlakuan khusus, disekolah anak

dituntut untuk bisa bersikap mandiri

Page 13: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

12

dan senantiasa memperoleh

perlakuan yang tidak berbeda dari

temantemannya.

Di sekolah reward akan

diberikan kepada anak yang terbukti

mampu bersaing dan menunjukkan

prestasi akademik yang baik, maka

yang diperlukan adalah kerja keras.

Kurikulum pelajaran di sekolah yang

relatif beragam, semuanya menuntut

kegigihan sendiri-sendiri. Media

massa Dalam kehidupan modern

komunikasi merupakan suatu

kebutuhan yang sangat penting

terutama untuk menerima dan

menyampaikan informasi ke satu

pihak ke pihak lain. Akibat 19

pengaruh kemajuan ilmu

pengetahuan ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin muda diterima

oleh masyarakat. Seperti media

massa surat kabar, TV, film, radio,

internet, majalah, dan lainnya

mempunyai peran penting dalam

proses transformasi nilai dan norma

baru kepada masyarakat. Selain itu,

media massa juga

mentransformasikan simbol atau

lambang tertentu dalam suatu

konteks emosional.

Media massa merupakan

media sosialisasi yang kuat dalam

membentuk keyakinan-keyakinan

baru atau mempertahankan

keyakinan yang ada, bahkan proses

sosialisasi melalui media massa lebih

besar ruang lingkupnya

dibandingkan dengan media

sosialisasi yang lainnya. Misalnya

iklan yang ditayangkan media massa

dapat merubah pola konsumsi ,

bahkan gaya hidup warganya. Media

massa untuk sebagian individu

merupakan hiburan sehari-hari

karena didalamnya termuat sesuatu

yang dibuatbuat (pencitraan), dalam

hal ini media elektronik yang mampu

menyajikan audio dan visual secara

bersamaan, sebagai agen sosialisasi

sebenarnya dia passif (tidak

berinteraksi secara langsung) namun

karena dapat didengar dan dilihat

media massa mempengaruhi secara

emosional bagaimana suatu sajian

atau tayangan yang ditonton

mempengaruhi individu, pengaruh

ini diterima secara sepontan ketika

menonton dan mudah untuk diingat

kembali. Jelas bahwa setiap individu

mengalami kedua tahapan ini yang

memberikan pengalaman dalam

kehidupan sosialnya, dan setiap

pengalaman yang dialami

berpengaruh dalam perilakunya

sehari-hari. Teori ini digunakan

peneliti untuk menganalisis

fenomena jilbab mendiskripsikan

tentang sosialisasi pemakaian jilbab

Syarii di kalangan remaja dan

mahasiswa

B. Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler

(2002:192) adalah pola hidup

seseorang di dunia yang iekspresikan

dalam aktivitas, minat, dan opininya.

Gaya hidup menggambarkan

“keseluruhan diri seseorang” dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup menggambarkan seluruh

pola seseorang dalam beraksi dan

berinteraksi di dunia. Sedangkan

menurut Minor dan Mowen (2002 :

282), gaya hidup adalah

menunjukkan bagaimana orang

hidup, bagaimana membelanjakan

uangnya, dan bagaimana

mengalokasikan waktu.

Page 14: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

13

Sehingga dapat disimpulkan

bahwa gaya hidup adalah pola hidup

seseorang yang dinyatakan dalam

kegiatan, minat dan pendapatnya

dalam membelanjakan uangnya dan

bagaimana mengalokasikan waktu.

Faktorfaktor utama pembentuk gaya

hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu

secara demografis dan psikografis.

Faktor demografis misalnya

berdasarkan tingkat pendidikan, usia,

tingkat penghasilan dan jenis

kelamin, sedangkan faktor

psikografis lebih kompleks karena

indikator penyusunnya dari

karakteristik konsumen.

Gaya hidup selalu berkaitan

dengan upaya untuk membuat diri

eksis dalam cara tertentu dan berbeda

dari kelompok lain. Menurut Machin

& Leeuwen (dalam Bagong Suyanto,

2013 : 138-143), berbeda dengan

individual style (gaya pribadi) dan

social style (gaya sosial), yang

dimaksud life style (gaya hidup)

disini adalah gabungan dari kedua

gaya pribadi dan gaya sosial yang

muncul pada wilayah sosial tertentu,

merupakan aktivitas bersama dalam

mengisi waktu senggang, dan sikap

dalam menghadapi, isu sosial

tertentu.

Sistem berlapis-lapis ini

dalam sosiologi dikenal sebagai

“Social Stratification”, yang berasal

dari kata Stratum yang kalau

jamaknya strata dan biasanya lebih

dikenal dengan istilah lapisan atau

yang biasa disebut dengan kelas

sosial. Istilah lapisan yang terdapat

dalam suatu masyarakat telah ada

sejak manusia mengenal adanya

kehidupan bersama didalam suatu

organisasi sosial. Lapisan masyarakat

mula-mula didasarkan pada

perbedaan seks, perbedaan pemimpin

dan yang dipimpin, golongan non

budak dan golongan budak,

pembagian kerja dan pembedaan

masyarakat berdasarkan kekayaan.

Namun istilah kelas juga tidak selalu

mempunyai arti yang sama,

walaupun pada hakikatnya

mewujudkan sistem kedudukan-

kedudukan yang pokok dalam

masyarakat. Penjumlahan kelas-kelas

dalam masyarakat disebut class

system. Artinya, semua orang dan

keluarga yang sadar akan kedudukan

mereka itu diketahui dan diakui oleh

masyarakat umum. Kelas sosial

dapat didefinisikan sebagai suatu

strata (lapisan) orang-orang yang

berkedudukan sama dalam kontinum

(rangkaian kesatuan) status sosial.

Sorjono Soekanto (2009 : 260)

Menurut Peter Beger

mendifinisikan kelas sebagai “a type

of stratification in which one’s

general position in society is

basically determined by economic

criteria” seperti yang dirumuskan

Max dan Weber, bahwa konsep kelas

dikaitkan dengan posisi seseorang

dalam masyarakat berdasarkan

kriteria ekonomi, maksudnya disini

adalah bahwasannya pembedaan

kedudukan seseorang dalam

masyarakat berdasarkan kriteria

ekonomi. Yang mana apabila

semakin tinggi perekonomian

seseorang maka semakin tinggi pula

kedudukannya, dan bagi mereka

perekonomiannya bagus

(berkecukupan) termasuk kategori

kelas tinggi (high clas ), begitu juga

sebaliknya bagi mereka yang

perekonomiannya cukup bahkan

kurang, mereka termasuk kategori

Page 15: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

14

kelas menengah (middle class ) dan

kelas bawah ( lower class). Kamanto

Sunarto (2004 : 115)

Abdul Syani (2012 : 93)

Status sosial biasanya didasarkan

pada berbagai unsur kepentingan

manusia dalam kehidupan

bermasyarakat, yaitu status

pekerjaan, status dalam sistem

kekerabatan, status jabatan dan status

agama yang dianut. Dengan status

seseorang dapat berinteraksi dengan

baik terhadap sesamanya, bahkan

banyak dalam pergaulan sehari-hari

seseorang tidak mengenal orang lain

secara individu, melainkan hanya

mengenal statusnya saja.

C. Identitas diri

Dalam jurnal Fadilah Aulia

Rahma (2013) Erikson berpendapat

bahwa identitas diri adalah identitas

yang menyangkut kualitas

“eksistensial” dari subyek, yang

berarti bahwa subjek memiliki suatu

gaya pribadi yang khas. Oleh karena

itu, identitas diri berarti

mempertahankan suatu gaya diri

sendiri. Menurut Marcia (1993)

pembentukan identitas diri

memerlukan adanya dua elemen

penting, yaitu eksplorasi (krisis) dan

komitmen. Eksplorasi (krisis)

menunjuk pada suatu masa dimana

seseorang berusaha menjelajahi

berbagai pilihan alternatif yang pada

akhirnya bisa menetapkan satu

alternatif tertentu. Istilah komitmen

menunjuk pada usaha membuat

keputusan mengenai pekerjaan atau

ideologi, serta menentukan berbagai

strategi untuk merealisasikan

keputusan tersebut.

Erikson berpendapat bahwa

pada masa remaja tujuan utama dari

seluruh perkembangannya adalah

pembentukan identitas diri (dalam

Gunarsa,2009). Erikson kemudian

menjelaskan yang dimaksud dengan

identitas diri adalah identitas yang

menyangkut kualitas “eksistensial”

dari subyek, yang berarti bahwa

subjek memiliki suatu gaya pribadi

yang khas. Oleh karena itu, identitas

diri berarti mempertahankan suatu

gaya keindividualitasan diri

sendiri‟(dalam Fadilah Aulia Rahma.

2013)

Menurut Hurlock (2004 :

206) masa remaja merupakan tahap

perkembangan antara masa anak-

anak dan dewasa yang ditandai oleh

perubahan fisik umum secara

kognitif dan sosial. Terdapat batasan

usia pada masa remaja yang

difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku

kekanak-kanakan untuk mencapai

kemampuan bersikap dan berperilaku

dewasa. Menurut Kartini Kartono

(2007: 36) dibagi tiga yaitu:

1. Remaja Awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini, remaja

mengalami perubahan

jasmani yang sangat pesat

dan perkembangan intelektual

yang sangat intensif, sehingga

minat anak pada dunia luar

sangat besar dan pada saat ini

remaja tidak mau dianggap

kanak-kanak lagi namun

belum bisa meninggalkan

pola kekanak-kanakannya.

Selain itu pada masa ini

remaja sering merasa sunyi,

ragu-ragu, tidak stabil, tidak

puas dan merasa kecewa.

Page 16: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

15

2. Remaja Pertengahan (15-18

Tahun) Kepribadian remaja

pada masa ini masih kekanak-

kanakan tetapi pada masa

remaja ini timbul unsur baru

yaitu kesadaran akan

kepribadian dan kehidupan

badaniah sendiri. Remaja

mulai menentukan nilai-nilai

tertentu dan melakukan

perenungan terhadap

pemikiran filosofis dan etis.

Maka dari perasaan yang

penuh keraguan pada masa

remaja awal ini rentan akan

timbul kemantapan pada diri

sendiri. Rasa percaya diri

pada remaja menimbulkan

kesanggupan pada dirinya

untuk melakukan penilaian

terhadap tingkah laku yang

dilakukannya. Selain itu pada

masa ini remaja menemukan

diri sendiri atau jati dirnya.

3. Remaja Akhir (18-21 Tahun)

Pada masa ini remaja sudah

mantap dan stabil. Remaja

sudah mengenal dirinya dan

ingin hidup dengan pola

hidup yang digariskan sendiri

dengan keberanian. Remaja

mulai memahami arah

hidupnya dan menyadari

tujuan hidupnya. Remaja

sudah mempunyai pendirian

tertentu berdasarkan satu pola

yang jelas yang baru

ditemukanny

Dalam perkembangannya

Hurlock menegaskan bahwa

remaja selalu berkembang,

berusaha mencari jati dan

identitas diri yang tepat untuk

dirinya. Termasuk menemukan

identitas dirinya lewat cara

berpakaian. Termasuk dalam

memutuskan diri untuk

menggunakan jilbab. Jilbab

menurut Farzaneh Milan (2006 :

347) adalah pakaian yang

berfungsi untuk menutup aurat

wanita ketika keluar rumah.

Istilah jilbab di Indonesia pada

awalnya dikenal sebagai

kerudung untuk menutupi kepala

(rambut) wanita hingga dada.

Pada beberapa Negara Islam,

pakaian sejenis jilbab sudah

dikenal dengan beberapa istilah

seperti chador di Iran, pardeh di

India dan Pakistan.

D. Hijab

Hijab adalah segala hal yang

menutupi sesuatu yang dituntut untuk

ditutupi atau terlarang untuk

menggapainya. Diantara penerapan

maknanya, hijab dimaknai dengan as

sitr (penutup), yaitu yang mengalangi

sesuatu agar tidak bisa terlihat.

Demikian juga al bawwab (pintu),

disebut sebagai hijab karena

menghalangi orang untuk masuk.

Asal maknanya, hijab adalah entitas

yang menjadi penghalang antara dua

entitas lain” (At Tauqif „ala

Muhimmat At Ta‟arif, 1/136).

Maka istilah hijab maknanya

sangat luas. Dengan demikian hijab

muslimah, adalah segala hal yang

menutupi hal-hal yang dituntut untuk

ditutupi bagi seorang Muslimah. Jadi

hijab muslimah bukan sebatas yang

menutupi kepala, atau menutupi

rambut, atau menutupi tubuh bagian

atas saja. Namun hijab muslimah

mencakup semua yang menutupi

aurat, lekuk tubuh dan perhiasan

Page 17: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

16

wanita dari ujung rambut sampai

kaki.

Jilbab (diantara maknanya)

adalah gamis. Dan jilbab itu adalah

pakaian yang lebih lebar dari khimar,

yang selain rida‟. Yang dipakai oleh

wanita untuk menutupi kepala dan

dadanya” (Lisaanul Arab). jilbab

adalah milhafah (kain yang sangat

lebar). Sebagian ulama mengatakan,

jilbab adalah al qina‟ (sejenis

kerudung untuk menutupi kepala dan

wajah), dan ada pula sebagian ulama

mengatakan, jilbab adalah pakaian

yang menutupi seluruh tubuh wanita.

Dari beberapa definisi

tersebut dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa jilbab adalah

salah satu jenis pakaian wanita yang

longgar/luas untuk menutupi aurat.

Jilbab merupakan busana muslimah

yang digunakan wanita untuk

menutupi keindahan bentuk tubuh

wanita. Mengenai model jilbab atau

busana muslimah tidak ditentukan

secara terinci. Mode adalah usaha

yang bertujuan untuk menciptakan

dan memberi bentuk baru terhadap

pakaian wanita agar dapat sesuai

dengan selera-selera pemakainya

sebagai warga masyarakat yang

berkebudayaan modern, yang

dikerjakan oleh ahli-ahlinya yang

telah dipersiapkan dan dididik dalam

lapangan itu sebelumnya.

Dalam kehidupan

bermasyarakat individu tidak dapat

melepaskan dirinya dari keterkaitan

sosial, maka diperlukan adanya etika

pergaulan antara pria dan wanita

yang apabila dua jenis manusia yang

berbeda itu jika bertemu dalam

kondisi yang bebas mereka akan

melakukan sesuatu yang melanggar

norma. Jilbab merupakan cerminan

wanita terhormat yang menjaga

kehormatan dirinya sendiri dan juga

menghormati orang lain. Wanita

yang berjilbab akan terhindar dari

beberapa gangguan antara lain adalah

: Menjauhkan wanita dari laki-laki

jahil. Membedakan antara wanita

yang berakhlak mulia dan yang

berakhlak kurang mulia, mencegah

timbulnya fitnah birahi pada kaum

laki-laki dan memelihara kesucian

agama.

Perkembangannya kini,

melihat makna Hijab sendiri bergeser

sedikit-demi sedikit. Dimana budaya

juga merupakan salah satu yang

merubah makna dari Hijab, dimana

sebuah Hijab dikatakan sebagai

budaya materi didalamnya. Menjadi

suatu fenomena dimana kemunculan

istilah Hijab di Indonesia menjadi

sebuah icon muslimah dengan mode

Hijab masa kini. Pesatnya

perkembangan Hijab meningkatkan

unsur kreatifitas masyarakat

Indonesia, dilihat dari pergerakan

yang ada makna Hijab mengacu pada

fashion. Sehingga Hijab disini

mengalami pergeseran makna. Hijab

kreatif hari ini juga telah menjadi

simbol-simbol lapisan sosial, tentu

saja maksud penulis bukan sebatas

simbol lapisan sosial dalam kontek

antara agama, seperti pada

permulaan munculnya Hijab itu

sendiri, akan tetapi sebagai sebuah

symbol lapisan sosial dalam kontek

klasifikasi tingkatan ekonomi karena

mengingat harga jilbab syarii yang

dijual di pasaran harganya cukup

mahal.

Page 18: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

17

Jilbab besar adalah jilbab

syar‟i, yaitu jilbab yang menutup

seluruh aurat, tidak menjadi

perhiasan dan pusat perhatian, tidak

tipis, tidak ketat, tidak menyerupai

lelaki, tidak menyerupai wanita-

wanita kafir, tidak berparfum dan

bukan termasuk pakaian syuhrah.

Pakaian syuhrah adalah setiap

pakaian yang dipakai dengan tujuan

untuk meraih popularitas di tengah-

tengah orang banyak, baik pakaian

tersebut mahal maupun pakaian yang

bernilai rendah (yang dipakai

seseorang untuk menampakkan

kezuhudannya dan dengan tujuan

riya‟)

Namun saat ini makna jilbab

syari sudah bergeser pakaian ini

dianggap punya nilai ekonomis yang

tinggi karena harganya yang mahal,

dan modelnya yang sudah bervariasi.

Penggunaan jilbab syarii saat ini

menimbulkan statifikasi sosial.

Pengguna jilbab syarii dianggap

sebagian orang adalah orang-orang

yang mampu dalam segi ekonomi.

Karena Kekayaan (materi atau

kebendaan) dapat dijadikan ukuran

penempatan anggota masyarakat ke

dalam lapisan-lapisan sosial yang

ada, barang siapa memiliki kekayaan

paling banyak maka ia akan

termasuk lapisan teratas dalam

sistem pelapisan sosial, demikian

pula sebaliknya, yang tidak

mempunyai kekayaan akan

digolongkan ke dalam lapisan yang

rendah. Kekayaan tersebut dapat

dilihat antara lain pada bentuk

tempat tinggal, benda-benda tersier

yang dimilikinya, cara

berpakaiannya, maupun

kebiasaannya dalam berbelanja, serta

kemampuannya dalam berbagi

kepada sesama

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

PENELITIAN

Sekarang ini perkembangan hijab

di Indonesia sedang pada puncaknya.

Banyak desainer-desainer yang

memfokuskan diri pada fashion

hijab, juga banyak wanita muslim

berhijab yang berlomba

mengkreasikan hijab sehingga

mereka tetap tampil keren dan trendi

dengan memakai hijab. Bahkan,

karena merupakan negara dengan

penduduk muslim terbanyak di

dunia, Indonesia disebut-sebut

sebagai calon pusat fashion hijab di

seluruh dunia. Hijab merupakan ciri

khas wanita muslim Indonesia jauh

sejak masa kerajaan, terutama dari

kota serambi Makkah di Indonesia,

Aceh. Seorang Ratu kerajaan Aceh,

Sri Sultanah Ratu Safiatuddin Ta‟jul

Alam Shah Johan, merupakan bukti

bahwa jilbab sudah menjadi ciri khas

wanita muslim Indonesia sejak masa

kerajaan. Pada masa perjuangan dari

penjajahan, kita juga bisa melihat

pergerakan perempuan yang dihadiri

oleh perempuan-perempuan muslim

yang berjilbab, meski hanya berupa

selendang yang disampirkan di

kepala.

Tanjungpinang yang

merupakan wilayah berbudaya

melayu Islam, tidak menutup

kemungkinan menjadi faktor

yang mempengaruhi mahasiswa

dalam memakai jilbab, karena

budaya melayu yang memiliki

nilai-nilai yang sama dalam

ajaran Islam yang mengharuskan

setiap perempuan memakai salah

Page 19: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

18

satu penutup aurat yang dulunya

disebut selendang.

Dengan perkembangan

zaman, selendang tidak lagi

digunakan oleh masyarakat

melayu melainkan memakai

jilbab, walaupun masih ada

segelintir yang memakainya. Hal

ini dibuktikan dengan adanya

peninggalan sejarah kerajan

melayu yang terletak dipulau

penyengat yaitu sebuah mesjid

yang melambangkan pada masa

kerajaan melayu memeluk agama

Islam. serta diperkuat dengan

adanya Gurindam pasal satu

sampai dua belas yang memiliki

makna tentang ajaran-ajaran

agama Islam yang harus

dijadikan panutan dalam

kehidupan sehari-hari.

Hijab Syar'i sendiri

merupakan jilbab yang sesuai

dengan ketentuan yang ada dalam

Al - Qur'an dan hadits. Dalam Al

-Qur'an sendiri sudah dijelaskan

bahwa jilbab itu seperti kurung.

Tanda itu tidak ketat. Hijab Syar'i

adalah jenis jilbab yang sesuai

dengan syariat agama yang ada.

Kerudung yang syar'i adalah

dimana dalam mengenakannya

haruslah menutupi seluruh tubuh

bagian atas dari mulai bagian

kepala sampai pada bagian dada.

Jilbab itu harus lah diulurkan

pada seluruh bagian tubuh,

melainkan bukan dililit pada

tubuh yang bisa membuat

lekukan - lekukan pada tubuh

kita terlihat.

Maraknya perkembangan

trend fashion terbaru ini cukup

membuat masyarakat terpukau

dengan barang - barang produksi

terbaru. Rasa ingin memeiliki

dan menggunakan barang

tersebut sangat lah besar. Dimana

banyak sekali keluaran - keluaran

model kerudung terbaru di

pasaran.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Dorongan menggunakan jilbab

Syar’i

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan diketahui bahwa

tidak ada paksaan untuk

menggunakan jilbab syari, karena

apabila terpaksa maka remaja

tersebut akan membuka tutup

jilbabnya. Salah satu informan ini

terdorong karena lingkungan

keluarganya yang positif seperti

kuatnya ajaran agama yang di

berikan orang tua. Jumlah remaja

berjilbab semakin meningkat akhir-

akhir ini, yang pasti ada banyak

alasan bagi para remaja muslimah.

Penggunaan hijab di Indonesia, kini

sudah menjadi trend dan gaya hidup,

seiring dengan berkembangnya

komunitas-komunitas hijab yang

mewabah di beberapa tahun terakhir

ini.

Gaya berbusana muslim

dengan padu-padan hijab yang

beraneka gaya, memiliki point rating

yang tinggi di pasar Indonesia.

Desainer-desainer muda tumbuh

dengan subur di Indonesia, dengan

menawarkan busana muslim dan

gaya hijab yang kekinian, modis, dan

sangat mengikuti trend dengan

permainan warna yang menarik,

tentu saja menjadi daya tarik

perempuan di negara dengan

mayoritas penduduk beragama Islam.

Pemakaian busana muslim di negara

Page 20: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

19

ini semakin populer, ditambah lagi

jumlah perempuan yang berhijab

sendiri sudah mencapai angka 20 juta

di Indonesia. Stigma orang jika

berhijab yang terkesan kuno, kaku

dan tidak bisa mengikuti trend pelan-

pelan mulai bergeser.

(http://www.kompasiana.com. hijab-

trend-dan-aturan)

Sebagian memutuskan

berjilbab dengan alasan teologis

setelah melalui perjuangan panjang

dan akhirnya meyakini bahwa itulah

pakaian yang diwajibkan Islam.

Sebagian memakai jilbab karena

dipaksakan oleh aturan, terutama

karena peraturan sekolah

mengharuskan berjilbab. Sebagian

lagi karena alasan psikologis, tidak

merasa nyaman karena semua orang

dilingkungannya memakai jilbab.

Ada lagi karena alasan modis, agar

tampak lebih cantik dan trendi,

sebagai respon terhadap tantangan

dunia model yang sangat akrab

dengan perempuan. Ini lxiv

dibuktikan dengan semakin

banyaknya toko-toko busana muslim

dan butik yang memamerkan jilbab

dengan model mutakhir dan tentu

saja dengan harga mahal. Bahkan,

ada juga berjilbab karena alasan

politis, yaitu memenuhi tuntutan

kelompok Islam tertentu yang

cenderung mengedepankan

simbolsimbol agama sebagai

dagangan politik (Siti Musdah Mulia,

Memahami Jilbab dalam Islam,

http://www.Icrp-Online.Org

diaksestanggal 4 Desember 2016)

2. Pemahaman Terhadap Jilbab

Syarii

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan maka dapat

dianalisis bahwa para remaja ini

sudah memahami tentang jilbab

syari. Agama dipandang sebagai

sumber inspirasi manusia dalam

bertingkah laku. Bila agama

seseorang dinilai baik oleh orang

lain, maka baik pula prilakunya.

Akan tetapi, bila orang tersebut

kurang baik dalam menjalankan

perintah agama, maka banyak pula

yang menganggap orang tersebut

kurang baik prilakunya. Karena

orang tersebut dianggap tidak bisa

menjalankan perintah agama dengan

baik. Dalam hal ini, agama Islam

telah mengatur berbagai hal dalam

kehidupam manusia yang juga

dianggap sebagai petunjuk jalan

hidup, termasuk berpakaian dan

menutup aurat.

3. Pandangan Terhadap Trend

Jilbab Syarii

Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan maka dapat

dianalisa bahwa, jilbab syari saat ini

sudah menjadi trend, namun tidak

semua remaja mengikuti trend

tersebut. Memang ada beberapa

perempuan yang berjilbab untuk

alasan mode saja, tetapi hanya

kelompok minoritas. Hal ini terjadi,

mungkin karena suatu trend di

Indonesia sekarang untuk dianggap

sebagai orang yang lebih beragama,

tetapi kalau arti berjilbab tergantung

pada orang itu sendiri (Elizabeth

Raleigh, 2004:33).

Banyak orang berjilbab

karena beberapa alasan. Karena mau

melindungi sendiri dari hal-hal yang

tidak baik dan pergaulan bebas, agar

terlihat anggun dan rapi, karena

kewajiban, karena perintah Tuhan,

supaya tidak diganggu oleh laki-laki

dan karena berjilbab nyaman dan

Page 21: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

20

aman. Banyak yang mengatakan

bahwa kondisi mereka ketika

memakai jilbab. lebih baik daripada

sebelum berjilbab, dan bahkan laki-

laki lebih menghormati perempuan

yang berjilbab (Elizabeth Raleigh,

2004:38).

Media dalam hal ini juga

berperan penting mempengaruhi

mahasiswa dalam tindakannya

memaki jilbab. Karena media seperti

instagram memberikan informasi-

informasi mengenai seputar jilbab

masa kini yang telah menjadi salah

satu busana yang bisa menunjang

penampilan. Disamping itu, media

menawarkan informasi beragam

bentuk jilbab yang terkesan anggun

dalam memakainya. Salah satunya

internet yang melalui jejaring sosial

seperti Instagram, Facebook, twitter

ataupun melalui youtube yang bisa

mengajarkan mahasiswa dalam

caracara memakai jilbab.

Ketertarikan mahasiswa dalam

memakai jilbab juga didukung oleh

banyaknya bentuk jilbab yang

tersedia dipasaran atau mall yang

bisa didapat secara langsung

Faktor-faktor yang

mendorong berjilbab kebanyakan

faktor pribadi, keluarga dan teman,

lingkungan masyarakat dan supaya

memenuhi perintah Islam. Selain itu

juga terdapat faktor lain, seperti:

supaya menjadi lebih anggun dan

rapi, dari saranan orang tua,

lingkungan sekolah. Ada juga yang

menganggap dengan memakai jilbab

menjadi lebih dekat kepada Tuhan

dan ada pula supaya bisa dilihat

sebagai perempuan muslimah

(Elizabeth Raleigh, 2004:39).

Sekarang ini semakin semarak kita

lihat perempuan-perempuan

muslimah, atas nama HAM

memperlihatkan penampilan yang

cantik, anggun, gaul, dan

mempesona, dia memakai jilbab

berdasarkan trend dan mode

(Muhammad Muhyidin, 2007:29).

Berdasarkan hasil penelitian maka

dapat dianalisa dari tabel berikut :

Berdasarkan hasil temuan

diatas maka diketahui bahwa faktor

dominan yang mendorong remaja

adalah lingkungannya, karena

melihat lingkungan sekitar seperti

teman kemudian sekolah banyak

yang menggunakan jilbab syari maka

remaja dan mahasiswa putri ini

terdorong untuk mengenal lebih jauh

mengenai jilbab syari. Sebagian

memutuskan berjilbab dengan alasan

teologis setelah melalui perjuangan

panjang dan akhirnya meyakini

bahwa itulah pakaian yang

diwajibkan Islam. Sebagian memakai

jilbab karena dipaksakan oleh aturan,

terutama karena peraturan sekolah

mengharuskan berjilbab. Sebagian

lagi karena alasan psikologis

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

maka dapat disimpulkan bahwa para

remaja memaknai penggunaan jilbab

syari bukan hanya sekedar trend

yang harus diikuti. Hal ini dapat

dilihat dari :

Beberapa remaja terdorong

untuk menggunakan jilbab syari

karena adanya kemauan sendiri, dan

tergerak karena panggilan hati.

Setiap remaja memiliki alasan apa

yang mendorong mereka

menggunakan jilbab syari, namun

yang paling banyak adalah karena

dorongan dari diri sendiri. Karena

sebagian para remaja sudah

Page 22: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

21

memahami bahwa Jilbab merupakan

salah satu simbol ketaatan bagi

seorang muslimah terhadap syari‟at

agama islam. Jilbab dalam Islam

dimaknai sebagai pakaian yang

menutup seluruh tubuh dari ujung

kepala sampai ke ujung kaki. para

remaja ini sebagian besar

menggunakan jilbab syari karena

adanya dorongan dari diri sendiri,

dorongan ini datang mulai dari ingin

memantapkan diri kemudian belajar

dan memahami tentang jilbab syari.

Alasan dari pemakaian jilbab

tersebut bermacam - macam yang

bersifat internal dan eksternal.

Alasan – alasan tersebut antara lain

karena adanya kesadaran syariat

beragama, untuk menunjang

penampilan, adanya dorongan dari

lingkungan sekitar. Beberapa subyek

penelitian mengemukakan alasannya

dalam mengenakan jilbab. Alasan

yang bersifat internal atau berasal

dari dalam diri sendiri biasanya

dilakukan karena adanya kesadaran

yang muncul dari dalam diri sendiri.

Kemudian para remaja ini sudah

sangat memahami tentang jilbab

syari. Agama dipandang sebagai

sumber inspirasi manusia dalam

bertingkah laku. Bila agama

seseorang dinilai baik oleh orang

lain, maka baik pula prilakunya.

Trend sangat mempengaruhi

seseorang dalam berpakaian

termasuk berhijab. Mereka

menyakini bahwa walaupun

memakai jilbab, tetapi masih dapat

modis dan mengikuti fashion yang

berkembang sekarang ini. Tidak

semua remaja mengikuti trend dalam

berhijab, namun mereka sangat

memahami adanya perubahan

terhadap trend dalam penggunaaan

jilbab syari. Semua orang juga

mempunyai keinginan dalam dirinya

untuk bukan hanya tampil, tetapi

juga untuk diperhatikan. Ada satu

kepuasan psikologis tertentu jika

menjadi pusat perhatian.

Banyak remaja yang

menggunakan jilbab syari dan

mengaku tidak melihat trend yang

saat ini berkembang. Jilbab sebagai

produk dari fesyen. jilbab model ini

dipandang sebagai jawaban terhadap

tantangan dunia model yang sangat

akrab dengan perempuan, namun

disisi lain, ada nilai-nilai agama yang

berusaha dipertahankan. Memang

ada beberapa perempuan yang

berjilbab untuk alasan mode saja,

tetapi hanya kelompok minoritas.

Hal ini terjadi, mungkin karena suatu

trend di Indonesia sekarang untuk

dianggap sebagai orang yang lebih

beragama, tetapi kalau arti berjilbab

tergantung pada orang itu sendiri

B. Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Seharusnya para remaja juga

harus diisi dengan banyak

pengetahuan keagaman

seperti mengikuti kegiatan

ceramah agama sehingga

tidak hanya menggunakan

jilbab sebagai tanda saja

tetapi memahami arti jilbab

syarii sesungguhnya

2. Seharusnya media juga dapat

membantu mahasiswa dan

pelajar untuk memberikan

pemahaman positif dalam

penggunaan jilbab syarii,

Page 23: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

22

seperti cara berpakaian yang

benar sesuai ketentuan.

3. Sebaiknya para remaja

memilih lingkungan yang

baik dalam bergaul dan

memilih teman agar bisa

lebih positif dan membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2012, Sosiologi

Skematik, Teori dan Terapan,

Jakarta: Bumi Aksara

Agus, Salim. 2008. Stratifikasi Etnik:

Kajian Mikro Sosiologi

Interaksi Etnis Jawa dan

Cina. Tiara Wacana.

Yogyakarta.

Ali Al-Hasyimi, Muhammad. 2002.

Jati Diri Wanita Muslimah.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsa

Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko.

2004. Sosiologi Teks

Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana Media

Group.

Barnard. 2006. Fashion sebagai

Komunikasi. Yogyakarta:

Jalasutra.

Bustanuddin. 2007, Islam Dan

Pembangunan, Jakarta: PT.

Grafindo Persada.

Celia Lury. 1998. Budaya

Konsumen. Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta.

Elisa Lisdiyastuti. 2015. Jilbab

Sebagai Identitas Diri Di

Lingkungan Sekolah (Studi

Fenomenologi Tentang

Alasan Dan Dampak

Pemakaian Jilbab Oleh Siswi

Kelas XI SMA Negeri 3

Sragen)

Fadilah Aulia Rahma dan Muhamad

Reza. 2013. Hubungan

Antara Pembentukan

Identitas Diri Dengan

Perilaku Konsumtif

Pembelian Merchandise Pada

Remaja. Character, Volume

01, Nomor 03, Tahun 2013

Farzaneh Milani. Veils and Words:

The Emerging Voices of

Iranian Women Writer, New

York: Syracuse University,

1992 dalam jurnal Fathonah

K. Daud. 2013. Jilbab, Hijab

Dan Aurat Perempuan

(Antara Tafsir Klasik, Tafsir

Kontemporer Dan Pandangan

Muslim Feminis). Jurnal studi

keislaman

Page 24: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

23

Gunarsa, D. Dan Gunarsa, D. 2009.

Psikologi Untuk

Pembimbing. Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia.

Ibrahim, Idi Subandy. 1996. dalam

Pengantar untuk buku

Barnard, Malcolm, Fashion

Sebagai Komunikasi,

Yogyakarta, Jalasutra

Idi Subandy Ibrahim. 1996. Bahasa

Dan Kekuasaan : Politik

Wacana di Panggung Orde

Baru. Jakarta : Mizan

Ihromi. 1999. Bunga Rampai

Sosiologi Keluarga. Jakarta:

Obor.

Kartini Kartono. 2007.

Perkembangan Psikologi

Anak. Jakarta: Erlangga.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi

Komunikasi: Pengantar dan

Contoh Penelitiannya.

Bandung: Widya Padjajaran.

Kotler, Philip, 2002, Manajemen

Pemasaran, Jilid 1, Edisi

Milenium, Jakarta,.

Prehallindo.

Mahmudi, Zaenul. 2009. MUI dan

Metode Istinbāṭ Hukumnya.

http://old.uinmalang.ac.id/ind

ex.php?option=com_content

&view=article&id=1394.

diakses 5 April 2016

Moleong, Lexy J. 2011. Metode

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung.

Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Dedi. 2008. Ilmu

Komunikasi, Suatu

Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Muhyidin, Muhammad. 2009.

Membelah Lautan Jilbab.

Yogyakarta: Diva Press.

Mowen, John, C dan Michael Minor.

2002. Perilaku Konsumen.

Jilid Kedua. Jakarta:

Erlangga.

Raleigh, Elizabeth. 2004. Busana

Muslimah dan Kebudayaan

Populer di Indonesia

(Pengaruh dan Persepsi).

Skripsi Universitas

Muhammadiyah Malang.

Ritzer, George, dan Goodman,

Douglas J. 2011. Teori

Sosiologi Modern.

Diterjemahkan oleh Tim

Penerjemah. Jakarta: Pustaka

Kencana.

Page 25: JILBAB SYAR’I (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · (Studi Tentang Makna Jilbab Syar’i Bagi Remaja

24

Shihab, M. Quraish. 2004.

Membumikan Al-Qur'an,

Fungsi dan Peran Wahyu

dalam. Masyarakat. Cet. I:

Bandung: Mizan Media

Utama.

Soerjono Soekanto; 2009, Sosiologi

Suatu Pengantar, Edisi Baru,

Rajawali Pers Jakarta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung : Alpabeta.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar

Sosiologi. Jakarta: Fakultas

Ekonomi

Website :

http://www.vemale.com di akses

tanggal 5 Juni 2016

http://www.kompasiana.com/

satryobimo/berhijab-karena-trend-

atau-agama

http://www.kompasiana.com diakses

pada tanggal 5 Juni 2016

http://www.zoyajeans.com/fashion/se

jarah-dan-perkembangan-hijab-di-

indonesia, diakses tanggal 5

Desember 2016

http://www.kompasiana.com. hijab-

trend-dan-aturan

http://www.Icrp-Online.Org

diaksestanggal 4 Desember 2016