Post on 08-Jun-2022
eJournal Ilmu Pemerintahan, 2021, 9 (1): 75-88 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (cetak), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021
KOORDINASI PEMERINTAH DESA DENGAN PT. KOMUNITAS
BANGUN BERSAMA DALAM PENGELOLAAN DANA CSR
(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) DI DESA BATUAH
KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA
Nur Asiah1
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
Pelaksanaan Koordinasi Pemerintah Desa dengan Perusahaan PT. Komunitas
Bangun Bersama (KBB) dalam Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility) di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kabupaten kutai
Kartanegara.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan
menggunakan metode observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Koordinasi Pemerintah Desa dengan
PT. Komunitas Bangun Bersama (KBB) dalam Pengelolaan dana CSR
(Corporate Social Responsibility) di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan
Kabupten Kutai Kartanegara tidak terselenggara dengan baik sebab semua
usulan pemerintah desa tidak dilaksanakan oleh pihak perusahaan.
Pelaksanaannya memiliki berbagai kendala dalam menjalankan program kerja
yaitu seperti Kurangnya ketegasan dari pihak pemerintah desa dan kurang berpastisipasinya masyarakat.
Kata Kunci : Pemerintah Desa, Koordinasi, pengelolaan dana CSR.
Pendahuluan
Ada banyak perusahaan di Desa Batuah, namun hanya beberapa perusahaan
saja yang melaksanakan program CSR, salah satunya PT. Komunitas Bangun
Bersama (KBB). PT. Komunitas Bangun Bersama merupakan perusahaan yang
telah resmi memiliki IUP yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara yang bergerak dibidang pertambangan. Selain itu, perusahaan ini
telah beroperasi lama di Desa Batuah. Untuk data CSR PT. Komunitas Bangun
Bersama pada tahun 2019 sebesar Rp. 161.000.000, meliputi pemberian bantuan
dana bagi pembangunan turab kuburan muslimin RT. 5 Tani Maju bulan Januari
2019 sebesar Rp. 15.000.000, rotari (karang taruna) bulan Februari 2019 sebesar
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: asyahbat31@gmail.com
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
76
Rp. 8.000.000, perawatan tenda bulan April 2019 sebesar Rp. 10.000.000,
pengadaan kursi plastik kantor desa bulan Mei 2019 sebesar Rp. 10.000.000,
parit kantor desa bulan Juli 2019 sebesar Rp. 10.000.000, tribun lapangan bulan
Juni 2019 sebesar Rp. 20.000.000, bantuan MTQ bulan Mei 2019 sebesar Rp.
10.000.000, ulang tahun desa bulan Juni 2019 sebesar Rp. 15.000.000, penutupan
parit RT. 11 bulan Agustus 2019 sebesar Rp. 20.000.000 dan PHBN bulan Juni
2019 sebesar Rp. 5.000.000. Selain itu, akan dilaksanakan lanjutan pelebaran
jalan RT. 9 (Puskesmas) bulan Desember 2019 sebesar Rp. 30.000.000 dan
kolam SDN 005 Loa Janan bulan September 2019 sebesar Rp. 8.000.000 (Data
Kantor Desa Batuah, 2019).
Berdasarkan observasi, PT. Komunitas Bangun Bersama memberikan CSR
dengan adanya pertimbangan seperti perbaikan sarana dan prasarana yang hanya
difokuskan ke beberapa tempat yang lebih dekat dengan lokasi perusahaan
beroperasi, sarana dan prasarana yang sudah bagus atau sudah direnovasi kembali
direnovasi berulang kali padahal masih banyak sarana dan prasarana lain yang
belum direnovasi sama sekali dan kondisi yang memprihatinkan, serta
pembangunan yang hanya dilaksanakan di beberapa lokasi saja. Hal ini
memnyebabkan program CSR bagi pembangunan di Desa Batuah tidak merata.
Wawancara awal dengan sekretaris Desa Batuah, menyatakan bahwa
“Perusahaan wajib melakukan CSR atau disebut tanggung jawab sosial yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab terhadap sosial maupun
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat sekitar dan menjaga
lingkungan serta dana yang berguna untuk masyarakat sekitar. Khususnya
masyarakat yang berada disekitar perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa
CSR merupakan proses pendekatan antara perusahaan ke masyarakat agar lebih
dikenal sehingga mereka dapat dukungan dari masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi penulis, fenomena yang terjadi terkait
Koordinasi Pemerintah Desa Batuah dengan PT. Komunitas Bangun Bersama
yaitu pihak perusahaan menjalankan CSR terlebih dahulu tanpa sepengetahuan
pihak desa, dan pihak desa telah bersepakat dengan perusahaan melakukan
pertemuan guna membahas masalah CSR untuk masyarakat dan lingkungan.
Namun, pertemuan tersebut seringkali tidak dihadiri oleh pihak perusahaan
sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi antar pemerintah desa, masyarakat
dan juga perusahaan tersebut. Akibatnya, tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang harusnya dilaksanakan oleh perusahaan tidak berjalan dengan baik.
Diketahui keberhasilan CSR itu sendiri melibatkan 3 faktor yaitu pemerintah,
perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan sebagai sasaran CSR. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (KBB)
dalam pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) di Desa Batuah
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara“.
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (Nur Asiah)
77
Kerangka Dasar Teori
Kordinasi Koordinasi dapat didefinisikan sebagai “proses penyepakatan bersama
secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa
sehingga disisi yang satu semua kegiatan atau unsur itu terarah pada pencapaian
suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan yang satu tidak
merusak keberhasilan yang lain” (Ndraha, 2011:291). Pendapat lain menyatakan
bahwa koordinasi adalah “penyesuaian diri dari masing-masing bagian, dan usaha
menggerakkan serta mengoperasikan bagian-bagian pada waktu yang cocok,
sehingga dengan demikian masing-masing bagian dapat memberikan sumbangan
terbanyak pada keseluruhan hasil” (Kencana, 2011:33).
Selain itu koordinasi diartikan sebagai “suatu usaha kerja sama antara
badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga terdapat
saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi, dengan demikian
koordinasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mampu menyelaraskan
pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi” (Hasibuan, 2011:6).
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi
adalah proses kesepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur
(yang terlihat dalam proses) pemerintahan yang berbeda-beda pada dimensi
waktu, tempat, komponen, fungsi dan kepentingan antar pemerintah yang
diperintah, sehingga disatu sisi semua kegiatan dikedua belah pihak terarah pada
tujuan pemerintahan yang ditetapkan bersama dan disisi lain keberhasilan pihak
yang satu tidak dirusak keberhasilan pihak yang lain.
Mengukur Koordinasi (Effective Cordination) Adapun efektif tidaknya pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan-kegiatan
suatu kelompok, terutama ditentukan oleh (Handayaningrat, 2014:128) : (1)
Kemampuan Pimpinan Kelompok, (2) Tipe Kelompok yang dipimpinnya dan (3)
Situasi dimana Kelompok tersebut Melakukan Tugasnya.
Corporate Social Responsibility (CSR)
World Bank mendefinisikan konsep pembangunan berkelanjutan secara
operasional sebagai “A process whereby future generations receive as much
capital per capita, or more than, the current generation has available”. Definisi
tersebut menggambarkan bahwa penurunan modal natural yang diakibatkan oleh
kegiatan operasional perusahaan seharusnya dapat dikompensasikan dengan
peningkatan bentuk modal yang lain, yang dapat dituangkan melalui pelaksanaan
keberadaan tujuan perusahaan, yaitu tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Secara etimologis, istilah CSR di Indonesia disebut sebagai tanggungjawab sosial
perusahaan. Istilah tanggungjawab sosial perusahaan sebagai “sebuah tindakan
pengambilan keputusan yang rasional dan menghormati kelangsungan hidup dan
harkat semua pihak sehingga tidak hanya memikirkan kepentingan diri tapi
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
78
kepentingan umum” (Wibisono, 2017:81). Ambadar (2018:102) mendefinisikan
CSR merupakan “salah satu upaya perusahaan untuk menciptakan
keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara
mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial, dan pemeliharaan lingkungan hidup
(triple bottom line).” Implementasi CSR merupakan salah satu upaya membangun
konsep sustainable development yang menghendaki hubungan yang harmonis
antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, sebab dunia usaha merupakan
salah satu stakeholder yang memiliki peranan penting terkait dengan kepemilikan
terhadap potensi sumberdaya manusia dan modal perusahaan.
Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. “Bentuk, macam, dan
komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat
keuntungan di masa depan” (Sutrisno, 2011:5). Keputusan investasi merupakan
kebijakan terpenting dari dua kebijakan lain dalam manajemen keuangan.
Investasi modal sebagai aspek utama kebijakan manajemen keuangan karena
investasi adalah bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan
manfaat atau keuntungan di masa yang akan datang.
Pengertian Desa
Dalam pembangunan nasional, desa memegang peranan yang sangat
penting, sebab desa merupakan struktur pemerintahan terendah dari sistem
pemerintahan Indonesia. Pengertian desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa pada Pasal 1 Ayat 1 disebutkan desa adalah “desa dan desa
adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”
Pemerintah Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa pada Pasal 1 Ayat 3 adalah “Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.”
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan dan
bertujuan memberikan gambaran serta menjelaskan dari variabel yang diteliti.
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (Nur Asiah)
79
Hasil Penelitian
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama dalam
Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) di Desa Batuah
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
Informasi, Komunikasi dan Teknologi informasi
Informasi
PT. Komunitas Bangun Bersama selalu menerima informasi yang diberikan
oleh Pemerintah Desa Batuah ketika pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan desa dan akan mempelajari informasi yang disampaikan untuk
menyesuaikan dengan data di lapangan sebagai landasan PT. Komunitas Bangun
Bersama memberikan bantuan dengan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) kepada Pemerintah Desa Batuah dan masyarakat desa, seperti
yang disampaikan oleh Pimpinan PT. Komunitas Bangun Bersama dalam kutipan
wawancara berikut ini:
“Informasi selalu kami dapatkan dari Pemerintah desa dan tak jarang dari
masyarakat desa, informasi inilah yang menjadi pertimbangan kami untuk
memberikan dana CSR (Corporate Social Responsibility) kami. Kami perlu
melihat program mana yang mereka ajukan yang akan kami berikan dana
CSR (Corporate Social Responsibility) terlebih dahulu dan seberapa besar
dana yang akan kami berikan, karena semua harus sesuai untuk rincian
anggaran yang diajukan disetiap program kegiatan ataupun pembangunan”.
(Wawancara tanggal 13 Februari 2020)
Sehingga dapat diketahui bahwa pertukaran informasi yang dilakukan
Pemerintah Desa Batuah dengan PT. Komunitas Bangun Bersama dalam
pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dilakukan ketika
melakukan musyawarah perencanaan pembangunan desa, informasi yang diterima
oleh PT. Komunitas Bangun Bersama menjadi data yang digunakan untuk
mempertimbangkan program kegiatan ataupun pembangunan yang terlebih
dahulu diberikan bantuan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari semua
program yang telah diajukan oleh Pemerintah Desa Batuah bersama masyarakat
desa dalam musyawarah perencanaan pembangunan.
Teknologi Informasi
Dalam Musyawarah Perencanaan pembangunan desa Pemerintah Desa
Batuah pada Pemerintah Desa sebelumnya melakuan pertukaran informasi dengan
PT. Komunitas Bangun Bersama masih menggunakan sistem dengan cara surat
menyurat tidak memanfaatkan teknologi informasi dalam melakukan pertukaran
informasi seperti surat elektronik atau e-mail. Berbeda dengan Pemerintah Desa
Batuah yang baru saat ini yang mana semua kegiatan Pemerintah Desa sudah
menggunakan surat elektrik atau yang biasa disebut dengan E-email sehingga
mempermudah staff melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan, karena
kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa Rukun Tetangga tidak termasuk
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
80
kedalam program yang diajukan Pemerintah Desa Batuah bersama masyarakat
desa dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa, seperti yang di
ungkapkan oleh staf Pemerintah Desa Batuah dalam kutipan wawancara berikut
ini:
“Biasanya saya yang akan mengirimkan semacam proposal dari beberapa
ketua RT kepada perusahaan melaui email, proposal itu berisi rincian
kegiatan dan anggaran yang diajukan oleh para ketua RT untuk memohon
bantuan dana dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas
Bangun Bersama, selain proposal saya juga sering mengirim undangan
kegiatan yang diadakn di desa kepada pihak perusahaan agar lebih cepat
dan lebih mudah untuk diterima langsung oleh pihak perusahaan”.
(Wawancara tanggal 13 februari 2020)
Proposal yang dikirimkan oleh Pemerintah Desa Batuah melalui email akan
segera ditinjau oleh karyawan PT. Komunitas Bangun Bersama bagaian
pengeloaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan menyerahkan
proposal tersebut kepada pimpinan PT. Komunitas Bangun Bersama untuk
mendapatkan persetujuan.
Masyarakat melalui staf Pemerintah Desa Batuah akan mengirimkan
proposal kegiatan ataupun pembangunan kepada PT. Komunitas Bangun Bersama
untuk meminta bantuan dana melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility)
untuk membantu anggaran kegiatan ataupun pembangunan yang akan dilakukan
di lingkungan RT tersebut.
Teknologi informasi yang digunakan oleh pihak pemerintah desa Batuah
pada tahun 2019 ini belum modern, sebab mereka masih menggunakan surat
menyurat yang mana membutuhkan waktu yang cukup lama, maka dari itu
Pemerintah Desa Batuah yang baru ini memanfaatkan teknologi informasi yang
sedang berkembang pesat saat ini yaitu dengan E-mail berkembangnya teknologi
informasi sangat membantu proses komunikasi antara pemerintah desa dengan
pihak perusahaan. E-mail merupakan alat komunikasi tertulis yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pihak yang satu kepada pihak
lainnya.
Pemerintah Desa Batuah dan PT. Komunitas Bangun Bersama
menggunakan teknologi informasi berupa surat elektronik atau email dalam
bertukar informasi tentang proposal kegiatan ataupun pembangunan yang
diajukan oleh Ketua RT, karena kegiatan atau pumbangunan yang akan
dilaksanakan oleh Ketua RT tidak masuk kedalam program yang diajukan ketika
musyawarah perencanaan pembangunan desa.
Komunikasi
Komunikasi yang dilaksanakan setahun sekali dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa untuk membahas pengelolaan dana CSR
disetiap pertemuannya PT. Komunitas Bangun Bersama selalu mengirimkan
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (Nur Asiah)
81
perwakilan perusahaan yang merupakan staf yang memiliki tugas menagtur
pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun
Bersama, seperti yang dijelaskan oleh Pimpinan PT. Komunitas Bangun Bersama
dalam kutipan wawancara berikut:
“Komunikasi perusahaan kami dengan pihak pemerintah Desa Batuah
selalu kami lakukan ketika Musrembangdes, yang di dalam rapat itu
pemerintah desa dan masyarakat menyampaikan beberapa program yang
bisa kami alokasikan dan CSR dari perusahaan kami untuk mendukung
pembangunan desa, penyampaian program tersebut akan dipahami dan
dicatat oleh karyawan kami yang mewakili PT. Komunitas Bangun
Bersama dalam rapat tersebut.” (Wawancara tanggal 13 Februari, 2020)
Komunikasi antara Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun
Bersama tidak hanya sebatas dalam Musrembangdes yang dilakukan setahun
sekali, komunikasi tetap dilakukan dalam setiap kesempatan, seperti dalam
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Rukun Tetangga yang ada di Desa
Batuah, seperti yang diungkapkan oleh Hasil wawancara dengan staf Desa Batuah
mengenai komunikasi mengemukakan bahwa:
“Komunikasi kami dengan PT. Komunitas Bangun Bersama tidak hanya
sebatas dalam Musrembang tetapi juga dalam rapat-rapat lainnya dan ketika
akan diadakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak Rukun
Tetangga (RT) maka akan dilakukan rapat lagi dengan pihak perusahaan.
Jadi kegiatan itu sudah direncanakan, ya itu tadi kalau ada kegiatan-
kegiatan yang mendadak kita bisa undang kembali PT. Komunitas Bangun
Bersama untuk ikut berpartisipasi. (Wawancara tanggal 13 Februari, 2020)
Komunikasi Pemerintah Desa Batuah dengan PT. Komunitas Bangun
Bersama dalam pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) di Desa
Batuah dilakukan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dengan
agenda penyampaian perencanaan program pembangunan desa oleh pemerintah
desa bersama perwakilan masyarakat dan akan dipertimbangkan oleh PT.
Komunitas Bangun Bersama untuk program mana yang akan dialokasikan dana
CSR-nya. Tetapi diluar tentang pengelolaan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Komunitas Bangun Bersama tetap melakukan komunikasi
dalam rapat-rapat lainnya bersama Rukun Tetangga dan pemerintah desa untuk
membahas kegiatan yang akan melibatkan PT. Komunitas Bangun Bersama.
Komunikasi yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Desa Batuah dengan
pihak perusahaan PT. Komunitas Bangun Bersama yaitu hanya terjadi setahun
sekali dan mereka berkomunikasi hanya dilakukan pada saat Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa untuk membahas pengelolaan dana CSR
disetiap pertemuannya. Selain komunikasi mengenai Pengelolaan Dana CSR
Komunikasi Pemerintah Desa dengan pihak perusahaan PT. Komunitas Bangun
Bersama masih tetap berjalan ketika sedang rapat lainnya.
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
82
Kesadaran Pentingnya Koordinasi; Berkoordinasi; Koordinasi Built-In di
dalam setiap Job atau Task
Koordinasi yang dilakukan pada tahun 2018 antara Pemerintah Desa Batuah
dengan PT. Komunitas Bangun Bersama tentang kelanjutan pengelolaan dana
CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun Bersama hanya
sekali dilakukan, yaitu ketika masyarakat ingin mengirimkan proposal untuk
pembangunan mushola di SDN 019, seperti yang dijelaskan oleh staf
Pemerintahan Desa Batuah dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Sepanjang 2019 kami jarang melakukan koordinasi ulang setelah
komunikasi langsung dalam musrembangdes pada tahun 2018, terdata
hanya ada satu proposal yang saya kirimkan kepada PT. Komunitas Bangun
Bersama untuk permohonan bantuan dana dari CSR (Corporate Social
Responsibility) untuk pembangunan mushola di SDN 019 yang berasal dari
permohonan pihak sekolah”. (Wawancara tanggal 13 februari 2020)
Setelah pihak Pemerintah Desa Batuah melakukan koordinasi ulang tentang
pengeloaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk pembangunan
mushola di SDN 019 PT. Komunitas Bangun Bersama meninjau ulang dan
memberikan persetujuan untuk membantu membangunkan mushola dengan
menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility), Seperti yang
dijelaskan oleh karyawana PT. Komunitas Bangun Bersama dalam kutipan
wawancara berikut ini:
“Untuk di tahun 2019 kami hanya menerima satu proposal yang masuk ke
email kami, yaitu permohonan bantuan untuk pembangunan mushola di
SDN 019 menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility)
perusahaan, walaupun pembangunan mushola ini tidak ada dalam program
yang telah diajukan dalam musrembang pada tahun 2018, kami tetap
memberikan bantuan karena sepanjang 2019 kami belum ada mengeluarkan
dana CSR (Corporate Social Responsibility) kami untuk kegiatan ataupun
pembangunan yang telah diajukan 2018 lalu, mungkin karena kurangnnya
koordinasi dari Pemerintah Desa Batuah setelah musrembangdes
dilaksanakan”. (Wawancara tanggal 13 februari 2020)
Tingkat kesadaran dari Pemerintah Desa Batuah dalam menindak lanjuti
pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT. Komunitas
Bangun Bersama sangat kurang yang dampaknya dapat dilihat dari tidak adanya
satupun program kegiatan dan pembangunan yang telah diajukan pada
musyawarah perencanaan pembangunan desa pada tahun 2018 berjalan pada
tahun 2019, justru program yang baru saja diajukan oleh masyarakat pada tahun
2019 berupa pembangunan mushola pada SDN 019 langsung ditindaklanjuti oleh
PT. Komunitas Bangun Bersama dengan membangunkan mushola di SDN 019
menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility).
Kesadaran pentingnya koordinasi pada Pemerintah Desa Batuah dan PT.
Komunitas Bangun Bersama dalam pengelolaan dana CSR (Corporate Social
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (Nur Asiah)
83
Responsibility) sangat kurang sebab diluar kegiatan rapat itu Pemerintah Desa
Batuah sangat jarang membuka komunikasi untuk berkoordinasi dalam
mempertanyakan kelanjutan dari pengelolaan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) pada PT. Komunitas Bangun Bersama, hal ini mengakibatkan
terhambatnya pembangunan yang akan di laksanakan dan dampaknya dapat
dilihat dari tidak adanya satupun program kegiatan yang terlaksana.
Kesepakatan dan Komitmen
Kesepakatan
Program kegiatan dan pembangunan yang diajukan oleh Pemerintah Desa
Batuah bersama masyarakat desa akan dijalankan oleh PT. Komunitas Bangun
Bersama sesuai dengan keadaan perusahaan dan bagaimana usaha dari
pemerintah desa bersama masyarakat dalam mengawal pelaksanaan
pengalokasian dana CSR (Corporate Social Responsibility) juga program mana
yang sangat membutuhkan dana CSR (Corporate Social Responsibility).
Masyarakat desa sering mempertanyakan kelanjutan dari dana CSR
(Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun Bersama kepada
Pemerintah Desa Batuah ketika akan dilaksanakan kegiatan yang sudah diajukan
dalam musrembangdes dan ketika tidak ada kelanjutan pembangunan di desa.
Sehingga dapat dipahami bahwa kesepakatan untuk pengelolaan dana CSR
(Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun Bersama tidak dalam
bentuk resmi dan tertulis, kesepakatan hanya ada dalam pembahasan musyawarah
perencanaan pembangunan desa sehingga perlu ada usaha lebih dari pihak
Pemerintah Desa Batuah untuk mengawasi PT. Komunitas Bangun Bersama
dalam memberikan CSR (Corporate Social Responsibility) yang telah diajukan
oleh Pemerintah Desa Batuah bersama dengan perwakilan masyarakat dalam
musyawarah perencanaan pembangunan desa, sehingga masyarakat desa hanya
bisa menunggu PT. Komunitas Bangun Bersama memberikan CSR (Corporate
Social Responsibility) dalam kegiatan-kegiatan desa tanpa bisa menuntut
langsung kepada PT. Komunitas Bangun Bersama. Tetapi masyarakat desa bisa
menekan Pemerintah Desa Batuah untuk melakukan koordinasi dengan PT.
Komunitas Bangun Bersama agar memberikan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) untuk kegiatan dan pembangunan yang akan dilaksanakan di
tahun 2019.
Komitmen
Total ada 13 kegiatan dan pembangunan yang diajukan oleh Pemerintah
Desa Batuah bersama masyarakat desa kepada PT. Komunitas Bangun Bersama
dalam musyawarah perencanaan pembangunan untuk mendapat alokasi dana dari
CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun Bersama ditahun
2019, tetapi sepanjang tahun 2019 seluruh kegiatan dan pembangunan yang telah
diajukan dengan jumlah 13 kegiatan dan pembangunan itu satupun tidak ada yang
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
84
menerima dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun
Bersama, seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Batuah dalam kutipan
wawancara berikut:
“Untuk kegiatan dan pembangunan pada tahun 2019 yang telah kita ajukan
untuk menerima dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
Komunitas Bangun Bersama satupun kegiatan dan pembangunan tidak
menerima sama sekali dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
Komunitas Bangun Bersama, justru mereka malah membangun sebuah
mushola di SD 019”. (Wawancara tanggal 14 Februari 2020).
Pihak PT. Komunitas Bangun Bersama pun membenarkan bahwa mereka
tidak menjalankan CSR (Corporate Social Responsibility) mereka untuk
memberikan dana dalam kegiatan dan pembangunan yang telah diajukan
sebelumnya oleh Pemerintah Desa Batuah bersama mayarakat desa dalam
musyawarah perencanaan pembangunan desa.
Sepanjang tahun 2019 masyarakat desa melihat hanya satu saja
pembangunan yang dilakukan oleh PT. Komunitas Bangun Bersama yaitu
pembangunan mushola di SDN 019, selain itu masyarakat desa tidak ada lagi
melihat pembangunan ataupun mendapatkan informasi bahwa adanya kegiatan
yang menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Komunitas
Bangun Bersama.
Komitmen dari Pemerintah Desa dan PT. Komunitas Bangun Bersama
dalam pengelolaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) tidak berjalan
sesuai dengan kesepakatan yang terbentuk dalam musyawarah perencanaan
pembangunan desa pada tahun 2018, justru PT. Komunitas Bangun Bersama
membangunkan sebuah mushola di SDN 019 menggunakan dana CSR
(Corporate Social Responsibility) yang tidak ada dalam daftar program kegiatan
dan pembangunan yang diajukan oleh Pemerintah Desa bersama perwakilan
masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa pada tahun 2019.
PT. Komunitas Bangun Bersama menilai bahwa ketika ada proposal
pembangunan ataupun kegiatan masuk ke dalam perusahaan itu menjadi sebuah
kebutuhan masyarakat desa untuk meminta bantuan dana dari CSR (Corporate
Social Responsibility) PT. Komunitas Bangun Bersama, sehingga ketika
Pemerintah Desa ataupun masyarakat tidak mengirimkan proposal kegiatan
ataupun pembangunan maka PT. Komunitas Bangun Bersama tidak akan
melakukan apapun.
Feedback
Feedback yang didapat dari Pemerintah Desa Batuah tidak ada karena
program yang diajukan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa pada
tahun 2018 sama sekali tidak berjalan, tetapi justru PT. Komunitas Bangun
Bersama menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk
membangun mushola di SDN 019 dengan permintaan dari pihak masyarakat
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (Nur Asiah)
85
disekitar sekolah dan berdampak pandangan positif yang dirasakan oleh PT.
Komunitas Bangun Bersama dari masyarakat disekitar mushola yang dibangun
terkhusus orangtua siswa yang bersekolah di SDN 019, karena merasa anak-anak
mereka yang bersekolah di SDN 019 lebih aman karena tidak perlu menyeberang
jalan dan menempuh jarak lebih jauh untuk melaksanakan sholat ketika jam
sekolah.
Faktor Penghambat dan Pendukung Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT.
Komunitas Bangun Bersama dalam Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social
Responsibility) di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kartanegara
Faktor Penghambat
Faktor penghambat Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas
Bangun Bersama dalam Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
dikemukakan hasil wawancara dengan Kepala Desa Batuah mengemukakan
bahwa:
“Masih Kurangnya ketegasan yang kami berikan sehingga ada beberapa
program yang terbengkalai, dan kurangnya partisipasi masyarakat serta
kurangnya dukungan dari masyarakat itu sendiri, karena banyak masyarakat
yang tidak merasakan dampak pelaksanaan” (Wawancara tanggal 14
februari 2020).
Tetapi menurut Pimpinan PT. Komunitas Bangun Bersama ini
mengganggap jika masyarakat ini aktif serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan
program CSR ini maka masyarakat akan merasakan manfaatnya sendiri, seperti
dalam kutipan wawancara berikut ini :
“Hal-hal yang menghambat pengelolaan dana CSR dalam pembangunan
masyarakat di Desa Batuah untuk 4 jenis kegiatan yaitu membantu
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup, membangun
kepercayaan dan rasa saling menghormati, memperkecil konflik dan
mendukung social local entrepreuners meliputi rencana program yang
dibutuhkan masyarakat masih bersifat partial atau per kelompok dan kurang
berpartisipasinya masyarakat dalam pelaksanaan CSR karena idealnya
membangun masyarakat akan lebih berhasil jika ada kebersamaan dan
keterlibatan aktif dari masyarakat tersebut”. (Wawancara tanggal 13
Februari, 2020)
Faktor penghambatnya Koordinasi Pemerintah Desa Dengan PT.
Komunitas Bangun Bersama dalam pengelolaan Dana CSR di Desa Batuah
menurut dari masyarakat mengemukakan bahwa:
“Faktor penghambat pengelolaan dana CSR yaitu sumberdaya manusia
yang kurang terampil sehingga kurangnya dukungan dari masyarakat itu
sendiri yang menyebabkan masyarakat banyak yang acuh dengan ini,
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
86
sehingga hanya beberapa yang dapat merasakan dari hasil kinerja desa dan
perusahaan”. (Wawancara tanggal 14 Februari 2020).
Berdasarkan hasil wawancara mengenai faktor penghambat koordinasi
Pemerintah Desa Batuah dengan PT. Komunitas Bangun Bersama dalam
Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) di Desa Batuah
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara diketahui bahwa masih
kurangnya ketegasan yang diberikan oleh pihak Pemerintah Desa serta kurangnya
aktifnya masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa serta perusahaan.
Faktor Pendukung
Faktor pendukung Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas
Bangun Bersama dalam Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara
dikemukakan hasil wawancara dengan Kepala Desa Batuah mengemukakan
bahwa:
“yang merupakan pendukung program kami salah satunya adalah
meningkatkan kerja sama kami dalam melaksanakan suatu program CSR,
dan teknologi informasi yang sudah berkembang sehingga memudahkannya
kami melakukan koordinasi salah satunya adalah menggunakan e-mail”
(Wawancara tanggal 14 Februari 2020)
Faktor pendukung menurut Pimpinan PT. Komunitas Bangun Bersama
dalam Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama
dalam Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) di Desa Batuah
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara mengemukakan bahwa:
”Kami tidak pernah mempersulit masyarakat dalam hal pembangunan sebab
kami tidak selalu berpatokan dengan usulan pemerintah desa, jika ada
masyarakat yang memiliki usulan untuk meminta bantuan guna untuk
kepentingan bersama kami akan membantu agar kami bisa menjalin
hubungan baik dengan lingkungan sekitar sehingga mempermudah
masyarakat dalam hal ini” (Wawancara tanggal 13 Februari 2020)
Sehingga dapat dipahami bahwa faktor pendukung dari Koordinasi
Pemerintah Desa Batuah dengan PT. Komunitas Bangun Bersama dalam
Pengelolaan Dana CSR (Corporate Social Responsibility) di Desa Batuah
Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara diketahui bahwa sebagai
pendukung untuk memudahkannya kegiatan program CSR di Desa Batuah.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Informasi, Komunikasi dan Teknolgi informasi antara Pemerintah Desa
Batuah dengan PT. Komunitas Bangun Bersama dalam pengelolaan dana
CSR pada saat musyawarah desa untuk rapat program yang diadakan sekali
Koordinasi Pemerintah Desa dengan PT. Komunitas Bangun Bersama (Nur Asiah)
87
setahun yang namanya Musrembang, dan komunikasi pemerintah desa
dengan pihak perusahaan itu masih sudah mendekati lebih baik sebab setiap
kegiatan rapat atau kegiatan program CSR tetap melibatkan pemerintah desa
dan teknologi informasi yang sering digunakan adalah surat menyurat dan
menggunakan via email.
2. Kesadaran Pentingnya koordinasi; berkoordinasi; koordinasi built-in di dalam
setiap job atau task dalam pengelolaan dana CSR antara pemerintah desa dan
pihak perusahaan masih kurang maksimal sebab banyaknya kegiatan program
CSR yang masih belum bisa dilaksanakan oleh pihak perusahaan sehingga
programnya yang harusnya rutin tiap bulan justru sebaliknya. Setiap program
yang Pemerintah Desa Batuah usulkan hampir seluruhnya tidak dipenuhi oleh
PT. Komunitas Bangun Bersama.
3. Kesepakatan dan komitmen yaitu merupakan suatu landasan untuk terjadinya
suatu hubungan antara pemerintah desa dan pihak perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu, dilihat dari kesepakatan sudah berjalan cukup baik dan untuk
komitmen sendiri masih tergolong buruk sebab tidak selalu memegang teguh
komitmen yang telah disepakati sebelumnya.
4. Feedback Adanya keuntungan yang diterima baik dari pemerintah desa, pihak
perusahaan, serta masyarakat dalam setiap program CSR. perusahaan PT.
Komunitas Bangun Bersama. Pemerintah desa hanya membuat program dan
mengawasi pelaksanaannya dilapangan dan tetap dari pihak perusahaan yang
menjalankannya.
5. Faktor penghambat yaitu kurangnya pehaman serta kepedulian dari pihak
perusahaan serta kurangnya ketegasan yang diberikan dari pihak pemerintah
desa sehingga membuat perusahaan merasa baik-baik saja jika tidak
menjalankan program CSR. Sedangkan Faktor pendukungnya yaitu diberikan
pelatihan dan pendidikan kepada seluruh pemerintah desa serta dari pihak
perusahaan agar memiliki rasa bertanggung jawab dalam menjalankan suatu
program baik program CSR atau yang lain.
Saran
1. Meningkatkan komunikasi yang sudah terjalin antara Pemerintah Desa
dengan PT. Komunitas Bangun Bersama, agar pembangunan yang
dilaksanakan sesuai keinginan bersama.
2. Dalam penyelenggaraan program CSR alangkah baiknya jika koordinasinya
selalu ikut serta dalam proses pengawasan guna meningkatkan efektifitas
pembangunan desa tersebut. Serta perlu adanya perbaikan manajeman waktu
agar dalam proses pembangunan yang telah direncanakan dapat berjalan
sesuai dengan yang direncanakan.
3. Perlu dibuatkannya daftar absen/daftar hadir setiap perusahaan yang hadir
rapat agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan fungsinya-
fungsinya. Serta perlu diberikannya sangsi bagi setiap anggota yang sering
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 9, Nomor 1, 2021: 75-88
88
tidak hadir atau tidak melaksanakan program CSR agar dapat memberikan
efek jerah.
4. Perencanaan lebih transparan agar masyarakat lebih tau tentang apa yang
direncanakan oleh pemerintah khususnya dalam pembangunan fisik.
5. Perlumya 3P (profit,people, dan planet) yaitu penggabungan 3 elemen strategi
yang mana memiliki visi dan misi dan tata nilai prinsip berkelanjutan baik
dari desa,perusahaan serta masyarakat.
Propit :
keuntungan : perlunya di tingkatkan kerja sama antar perusahaan dari adanya
CSR ini sangat di untungkan sebab dapat membantu pembangunan di desa
batuah.
Kerugian : dengan minimnya koordinasi pemerintah desa batuah dengan
pihak perusahaan menyebabkan terhambatnya kegiatan pembangunan di desa
batuah.
6. People : dengan adanya pemberdayaan masyarakat di desa Batuah dapat
membuat perubahan sosial yang mana menjadi lebih berdaya, memiliki
pengetahuan serta kemampuan kita juga harus memperhatikan tingkat
kesejahtraan masyarakat.
7. Planet : menciptakan lingkungan di desa yang asri yang bersih menjaga
lingkungan tetap asri,dan memanfaatkan sumberdaya yang ada, dan yang
terpenting adalah meminimalisir dampak negative dari operasional
perusahaan.
Daftar Pustaka
Ambadar, Jackie. 2018. Corporate Social Responsibility dalam Praktek di
Indonesia. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno. 2014. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kencana, Syafiie Inu. 2011. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: Pustaka Reka
Cipta.
Ndraha, Taliziduhu. 2011. Kybernologi 1 Ilmu Pemerintahan Baru. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sutrisno. 2011. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonosia
Wibisono, Y. 2017. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing.
Gresik.
Dokumen-dokumen :
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal 1 Ayat 1
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada Pasal 1 Ayat 3