KONSTRUKSI SUTM.ppt

Post on 09-Feb-2016

1.198 views 16 download

description

kontruksi SUTM PLN

Transcript of KONSTRUKSI SUTM.ppt

KONSTRUKSI KONSTRUKSI SALURAN UDARA SALURAN UDARA

TEGANGAN TEGANGAN MENEGAH (SUTM)MENEGAH (SUTM)

1. KETENTUAN-KETENTUAN MELAKSANAKAN KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH

(PUIL 2000)

1.1. Penghantar udara telanjang yang di pasang, direntangkan diatas tiang penyangga dengan isolator penunjang.

1.2. Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak :

• Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter.• Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.

1.3. Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus lebih besar dari jarak 2,5 meter.

1.4. Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.Contoh : Lihat standard konstruksi PT. PLN (Persero).

Lanjutan 1.4.

1.5. Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan bumi adalah minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem.

Contoh : 5 cm + 2/3 x 24 kV = 5 cm + 16 cm = 21 cm.

(Pada tabel 4.131 PUIL tercantum 60 cm untuk tegangan kerja 20 kV). Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga oleh pemerintah daerah.

Contoh : lihat ROW pada standard konstruksi PT. PLN (Persero).

1.6. Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (20 kV) minimal 60 cm.

1.7. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter.

(menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).

2. HANTARAN DAN PEMASANGAN SALURAN UDARA.

2.1. Penghantar udara yang dipakai adalah dari jenis-jenis :• Hantaran tak berisolasi : A2C, ABC, ACSR.• Hantaran kabel :

- Kabel pilin TM.- Kabel inti tunggal (full atau halfinsulated)

Dengan ukuran : 25 mm², 50 mm², 70mm², 120 mm², 150mm², 187, 5 mm², 240 mm².

Lihat tabel (7.1-7, 7.1-8, 7.1-9, 7.1-10, PUIL 2000)2.2. Tiang yang dipakai adalah dari jenis tiang besi, tower, beton dengan

ukuran panjang 11 m, 12 m, 13 m, 15 m dan dengan kekuatan 350 daN, 500 daN, 800 daN.

2.3. Isolator yang dipakai adalah :• Jenis penopang PIN/PIN post/ post isolator untuk tiang tengah.• Jenis isolator penegang, umbrella tipe/model payung-piring atau

long rod non puncher.• Jenis TOEI isolator untuk kawat penegang (guy wire).

Lanjutan 2.3.

2.4. Arrester yang dipakai adalah :• Type 5KA untuk pemasangan pada tiang tengah.• Type 10 KA untuk pemasangan pada tiang akhir kawat.

2.5. Penghantar pentanahan, memakai kawat tembaga tak berisolasi minimal ukuran 35 mm² dengan elektoda batang minimal 3 meter.

2.6. Peralatan bantu lain :• Bending wire/preformed.• Stainless steelstrap.• Uclamp, sengkang.• Link.• Mur baut galbanized

3. KONSTRUKSI TIANG

3.1. Tiang ditanam sedalam 1/6 X tinggi tiang3.2. Pemilihan kekuatan tiang

Besarnya kekuatan tiang dipilih berdasarkan :• Luas penampang hantaran.• Sistem jaringan ( 1 fasa, 3 fasa)• Sudut belokan hantaran• Fungsi tiang (misalnya tiang seksi)

Besarnya kekuatan tiang didasarkan atas temperatur maksimum hantaran, tanpa hembusan anginTabel terlampir memberikan tuntunan pemilikan besarnya kekuatan tiang.

Lanjutan 3.2.Lanjutan 3.2.

SUDUTPemilihan Kekuatan Tiang UjungPemilihan Kekuatan Tiang UjungJaring Distribusi Tegangan MenengahJaring Distribusi Tegangan Menengah

JARAK JARAK GAWANGGAWANG

SUDUT SUDUT JALURJALUR

PENGHANTAPENGHANTAR A3CR A3C

PENGHANTAPENGHANTAR TWISTED R TWISTED

JTRJTR

UKURAN TIANG (daN)UKURAN TIANG (daN) GUY GUY WIREWIRE

KETERANKETERANGANGAN200200 350350 500500 800800 2X8002X800 12001200

                                   

50 M50 M 00 - 15 - 15 35 mm235 mm2   XX    XX                  

   1515 - 30 - 30 35 mm235 mm2 XX       XX               

   3030 - 60 - 60 35 mm235 mm2 XX          XX            

   > 60> 60 35 mm235 mm2 XX             XX XX      

   00 - 15 - 15 70 mm270 mm2 XX    XX                  

   1515 - 30 - 30 70 mm270 mm2 XX       XX               

   3030 - 60 - 60 70 mm270 mm2 XX          XX            

   > 60> 60 70 mm270 mm2 XX             XX XX      

   00 - 15 - 15 150 mm2150 mm2 XX       XX               

   1515 - 30 - 30 150 mm2150 mm2 XX          XX            

   3030 - 60 - 60 150 mm2150 mm2 XX             XX XX      

   > 60> 60 150 mm2150 mm2 XX             XX XX      

   00 - 15 - 15 240 mm2240 mm2 XX       XX               

   1515 - 30 - 30 240 mm2240 mm2 XX          XX            

   3030 - 60 - 60 240 mm2240 mm2 XX             XX XX      

   > 60> 60 240 mm2240 mm2 XX             XX XX      

   00 - 15 - 15 Double Double  --       XX               

   1515 - 30 - 30 Circuit Circuit  --          XX            

   3030 - 60 - 60 150 mm2  150 mm2   --             XX XX      

   > 60> 60    --             XX XX      

Lanjutan 3.2.Lanjutan 3.2.

3.3. Kekuatan tiang seksi.

Apabila terjadi perubahan luas penghantar pada satu tiang maka besarnya tiang yang dipilih, dihitung dengan cara perbedaan kekuatan tiang, diasumsikan berfungsi sebagai tiang awal masing-masing penghantar.

Contoh :

Penampang A3C 3 x 150 mm² bertemu dengan A3C 3 x 35 mm², Jarak gawang 40 meter. Berapa kekuatan tiang seksi tersebut.

Jawab :

Tiang awal A3C 3 x 150 mm2 = 2 x 800 daN

Tiang awal A3C 3 x 35 mm2 = 800 daN

Beda kekuatan 800 daN

Dipilih besar kekuatan tiang seksi 800 daN.

4. SAGGING (LENDUTAN) DARI JARAK GAWANG4. SAGGING (LENDUTAN) DARI JARAK GAWANG

4.1. Lendutan atau sagging menentukan besarnya kekuatan tarik tiang

khususnya tiang ujung.

4.2. Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah :

40 cm untuk jarak gawang 40 meter

60 cm untuk jarak gawang 50 meter

85 cm untuk jarak gawang 60 meter

dengan catatan

Temperatur 20 C

Kekuatan angin 50 km/jam

Angka keamanan 2

4.3. Untuk kekuatan tiang sebagai fungsi sagging dan jarak gawang dapat

dilihat pada tabel lembar berikut.

5. KONSTRUKSI PEMASANGAN ISOLATOR5. KONSTRUKSI PEMASANGAN ISOLATOR

5.1. Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.

5.2. Untuk tiang sudut 0 – 15, memakai satu isolator Pin atau sejenis

5.3. Untuk tiang sudut 15 – 30 memakai dua isolator Pin atau sejenis.

5.4. Untuk tiang sudut diatas 30 memakai dua isolator tarik dengan cross

arm minimal panjang 2200 cm.

5.5. Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan

sudut sampai dengan 15, lebih besar dari 15 memakai 2 isolator tarik

(hang isolator).

Contoh lihat gambar konfigurasi standard konstruksi PT. PLN (Persero)

pada halaman lain

6. KONSTRUKSI ELEKTRODA PEMBUMIAN6. KONSTRUKSI ELEKTRODA PEMBUMIAN

6.1. Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari

sisi luar fondasi.

6.2. Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2

meter dibawah permukaan tanah.

6.3. Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.

contoh :

Standard SUTM PT. PLN (Persero) setempat.

7. PALANG SANGGA ( CROSSARM, TRAVERS), DENGAN UKURAN TERTENTU

Contoh : Panjang 240 cm untuk tiang sudut.Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.

Material harus terbuat dari metal UNP 8, 15 dan digalvanisir.

Contoh konstruksi PT. PLN (Persero) pada gambar lampiran

8. IKATAN ISOLATOR PADA HANTARAN8. IKATAN ISOLATOR PADA HANTARAN

8.1. Hantaran diikat dengan isolator memakai bending wire (A3C)

atau preformed.

Panjang minimum bending wire ± 2 meter.

8.2. Agar diperhatikan tata cara mengikatnya.

9. GUY WIRE (TREKSKUR) ATAU KAWAT PENARIK9. GUY WIRE (TREKSKUR) ATAU KAWAT PENARIK

9.1. Guy wire dirancang untuk memungkinkan pemakaian tiang akhir dengan

kekuatan yang kecil, sejauh ruang batas memungkinkan.

9.2. Guy wire terbuat dari kawat baja anti karat jenis “stranded steel wire”,

dengan ukuran minimal 90 mm²9.3. Dengan memakai guy wire, besar kuat tarik tiang akhir dapat dipilih

seminimal mungkin.

contoh :

Konstruksi guy wire standard konstruksi PT. PLN (Persero).

10. KONSTRUKSI POLE TOP SWITCH10. KONSTRUKSI POLE TOP SWITCH

Pole top switch memakai tiang 2 x 500 daN atau 800 daN atau

2 x 800 daN, jika berfungsi sebagai tiang seksi.

Contoh : Lihat konstruksi pole top switch standard konstruksi

PT. PLN (Persero).

11. KONSTRUKSI ARRESTER11. KONSTRUKSI ARRESTER

11.1. Arus pengenal Arrester pada tiang ujung, memakai

arrester 10 kA.

11.2. Arus pengenal pada tiang tengah, memakai arrester 5 KA

(lihat konstruksi Arrester standard konstruksi PT. PLN (Persero).

12. KONSTRUKSI CUT OUT FUSED12. KONSTRUKSI CUT OUT FUSED

Cut Out Fused mempunyai fungsi ganda menurut sistem jaringan

yang dianut baik sebagai pengaman hubung tanah satu fasa atau

sebagai pengaman hubung singkat pada gardu.

Contoh : Lihat konstruksi cut out fused sebagai

pengaman jaringan PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah

13. KONSTRUKSI KAWAT TANAH (EARTH WIRE)13. KONSTRUKSI KAWAT TANAH (EARTH WIRE)

Konstruksi kawat tanah dipakai di daerah Jawa Timur, dipasang di

atas penghantar fasa

Contoh lihat konstruksi hantaran udara tegangan menengah PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.

14. KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN 14. KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH SISTEM MULTI GROUNDED 3 FASA – 4 KAWATMENENGAH SISTEM MULTI GROUNDED 3 FASA – 4 KAWAT

14.1. Konstruksi sistem 3 fasa – 4 kawat atau disebut pentanahan

netral bersama dipergunakan di daerah Jawa Tengah.

14.2. Saluran Tegangan Menengah mempunyai penghantar netral yang

dijadikan satu dengan penghantar netral sisi jaringan tegangan

rendah.

14.3. Konstruksi Saluran Udara sedikit berbeda dengan konstruksi 3

fasa – 3 kawat (di daerah DKI Jaya, Jabar, Jatim & Luar Jawa).

14.4. Contoh-contoh konstruksi untuk maksud-maksud sejenis dapat

dilihat pada standard konstruksi PT. PLN (Persero).

15. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI SETEMPAT15. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI SETEMPAT

Pada beberapa daerah (Sumsel, Lampung, dll) pemakaian

konstruksi model atau ∆, masih ada.

Ketentuan pemakaiannya tergantung atas standard setempat

yang dipakai.

STANDARD KONSTRUKSI STANDARD KONSTRUKSI & PERALATAN/ MATERIAL & PERALATAN/ MATERIAL

SUTM DKI JAYA & SUTM DKI JAYA & TANGERANGTANGERANG

STANDARD STANDARD KONSTRUKSI SUTM KONSTRUKSI SUTM

JAWA TENGAHJAWA TENGAH

STANDARD STANDARD PERALATAN SUTM PERALATAN SUTM

JAWA TENGAHJAWA TENGAH

STANDARD STANDARD KONSTRUKSI SUTM KONSTRUKSI SUTM

JAWA TIMURJAWA TIMUR