Post on 06-Mar-2019
KONSEP DAN METODE SISTEM
MRV DALAM REDD+
I WAYAN SUSI DHARMAWAN
Email: salifa03@yahoo.co.id
(Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Litbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan)
Disampaikan pada acara
Lokakarya Sinergitas Program dan Kebijakan Provinsi Nusa
Tenggara Timur dalam Mitigasi Perubahan Iklim serta
Pembangunan dan Pengelolaan PSP
Kupang, 16 Oktober 2014
PENDAHULUAN
KONSEP MRV
METODE SISTEM
MRV
CONTOH REGULASI
TERKAIT SISTEM
MRV
PENDAHULUAN
M (Monitoring),
R (Reporting),
V (Verification)
Transparan,
konsisten,
komparabel,
lengkap dan
akurat
Salah satu
komponen
penting
pelaksanaan
REDD+
BALI ACTION PLAN (1 b ii)
Melakukan Aksi Mitigasi Nasional (NAMA) oleh negara
berkembang dalam kontek pembangunan berkelanjutan
dan didukung oleh alih teknologi, pendanaan dan
pembangunan kapasitas yang dapat diukur, dilaporkan
dan diverifikasi
Kebijakan Nasional
Target nasional untuk menurunkan emisi 26% di bawahemisi baseline pada tahun 2020, yang telah dinyatakanoleh Presiden RI.
UU32/2009, berkaitan dengan Perlindungan danPengelolaan Lingkungan ~ Pemerintah wajibmengorganisir inventarisasi nasional
Perpres tentang RAN-GRK dan PenyelenggaraanInventarisasi GRK Nasional
AKSI MITIGASI YANG DILAKUKAN OLEH NEGARA NON-
ANNEX I, TERMASUK LAPORAN INVENTORI GRK
HARUS DIKOMUNIKASIKAN MELALUI LAPORAN
NASIONAL (NATIONAL COMMUNICATION), SETIAP 2
TAHUN SEKALI BERDASARKAN KEPUTUSAN COP
AKSI PENGURANGAN EMISI SUATU NEGARA HARUS: MEASURABLE (DAPAT DIUKUR), REPORTABLE (DILAPORKAN
SECARA TRANSPARAN) DAN VERIFIABLE (DAPAT
DIVERIFIKASI)
ARAHAN PRESIDEN: INDONESIA HARUS SIAP DENGAN
MRV SESUAI STANDAR INTERNASIONAL
Apa yang harus dilakukan Indonesia??
KONSEP MRV
Monito-ring
• Proses koleksi data, penyediaan data dasar. Data berasal dari pengukuran lapangan, data dari deteksi dengan remote sensing
Repor-ting
• Proses pelaporan secara formal hasil penilaian kepada UNFCCC (format sesuai dengan standar yang telah dibuat oleh IPCC Guidelines and GPG).
Verifi-cation
• Proses verifikasi formal terhadap laporan-laporan hasil.
Monitoring
Reporting
Verification
Five Carbon pools defined by COP9
Branch
& Leaf
Soil organic
carbon
(0-30cm)Root
Trunk
Dead wood
Litter
Sampling
survey & model
Sampling
survey & model
Sampling
survey & model
Sampling
survey & model
Direct
measurement
Use of
parameter
Method formeasurement
◎Trunk
Feasibilit
y (Cost)Carbon pools
△Litter
△Soil organic
carbon
△Dead wood
△Root
Below
ground
biomass
○Branc
h &
LeafAbove
ground
biomass
COP9 decision paper
Projects participants shall account for all changes in the following carbon pools: above-ground
biomass, below-ground biomass, litter, dead wood, and soil organic carbon.
Projects participants may choose not to account for a given pool in a commitment period, if
transparent and verifiable information is provided that the pool is not a source.
LIMA CARBON POOLS
SERASAH DAN
TANAH
KAYU
MATITUMBUHAN
BAWAH
POHON
AKAR
POHON
Kategorisasi Penggunaan Lahan Menurut IPCC
Lahan Hutan(Forest Land)
Lahan Pertanian(Crop land)
Lahan Semak/Alang2(Grassland)
Lahan Basah (Wetland)
Lahan Pemukiman(Settelement)
Lahan Lainnya(Other Lands)
Terdegradasi BeratTerdegradasi Sedang
Terdegradasi Ringan
Agroforestri Multitrata
Monokultur
Sawah
Pertanian campuran
Kolam ikan,Embung kecil
Kebun SawitKebun Karet
HTI Lainnya
AF berbasis karet
AF berbasis Damar
AF berbasis buah2an
Kebun Kopi
Kebun CoklatKebun Teh
HTI SengonHTI Jati
Hutan Primer LKHutan Primer GambutHutan Primer Mangrove
Hutan Skunder LKHutan Skunder Gambut
Hutan Skunder Mangrove
Semak BelukarBelukar rawa gambutPadang alang-alang
Pertanian semusim LK
Tanaman tahunan LK
Danau, badan airsungai, rawa, dam
Pemukiman, perumahan, perkampungan
Padang pasirBebatuanLahan kosong
Pertanian semusim Gambut
Tanaman tahunan gambut
HTI lahan Kering (LK)
HTI Lahan Gambut
Termasuk pengukuran dan pemantauansistem pengelolaan lahan & hutan
Sampai pada tingkat apa kita dapat mengukur perubahan luas antar kategori lahan dan pengukuran stok karbon, faktor emisi dan serapan oleh berbagai jenis tutupan lahan pada berbagai sistem pengelolaan hutan dan lahan (pemupukan, pengolaan air irigasi, pola tanam, liming, pembukaan lahan dll)???
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
Degradation, forest conservation & SFM
Deforestation
Sink Enhancement
Perubahan (Transisi) Pengunaan Lahan dalam REDD+
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
Perubahan (Transisi) Pengunaan Lahan dalam RAN/RAD GRK
FOREST
LAND
HUTAN Tetap
HUTAN
LAINNYA jadi
HUTAN
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
TANAMAN Tetap
TANAMAN
Perubahan (Transisi) Pengunaan Lahan dalam RAN/RAD GRK
CROP LAND
LAINNYA jadi
TANAMAN
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
LAHAN BERHUTANFOREST LANDS
LAHAN PERTANIANCROP LANDS
ALANG2/SEMAKGRASSLAND
LAHAN BASAH/WETLAND
PEMUKIMANSETTLEMENTS
LAINNYAOTHER LANDS
GRASSLAND Tetap
GRASSLAND
Perubahan (Transisi) Pengunaan Lahan dalam RAN/RAD GRK
GRASSLAND
LAINNYA jadi
GRASSLAND
DAN SETERUSNYA
Penghitungan secara nasional
dengan implementasi
di sub nasional
(provinsi/kabupaten/unit manajemen
dengan penggabungan)
Contoh tabulasi format pelaporan hasil perhitungan emisi dengan
menggunakan IPCC GL 2006 dari kehutanan dan perubahan lahan
(LULUCF) untuk lahan hutan dan lahan pertanian
Verifikasi
Untuk memastikan berapa besar penurunan emisi sesuai
hasil, terukur, transparan, dan konsisten sepanjang waktu.
Dasar penetapan referensi emisi level (REL).
Metode pengukuran yang digunakan.
Memastikan ada/tidaknya pengalihan emisi (displacement of
activities/emissions).
Memastikan konsistensi dengan persyaratan di bawah
UNFCCC.
Memastikan tercapainya transparansi dan keadilan dalam
pembagian insentif kegiatan REDD+.
BAGAIMANA PELAKSANAAN MRV PENGURANGAN EMISI
KEHUTANAN
BADAN
LITBANG
BP2HP BPK
BPDAS
RLPS
PLANOLOGI
KORNAS
(KLH)
PHKA BTN/BK
SDA
BPKH
SET
UNFCCC
(1A) Pengukuran, monitoring dan
pelaporan kegiatan
(1B) Pengukuran-monitoring dan
pelaporan perubahan tutupan hutan
(data remote sensing)
(2) Verifikasi intern dan pelaporan
(3) Verifikasi (perubahan tutupan hutan
dan stok karbon) dan pelaporan
Kemenhut ke KORNAS
(4) Verifikasi data seluruh sektor dan
pelaporan ke SET UNFCCC
(5) Review tingkat global
1A (2)
(2)
(2) 1A
1B
(3)
(4) (5)
(COP)
DUKUNGAN TEKNIS SAINTIFIK
Apa yang Perlu Dilakukan??
Penetapan REL/RL pada tingkatPropinsi/Kabupaten/Kota
Penyusunan PERDA untuk inventarisasi GRK
Penetapan Lembaga Daerah yang bertanggungjawabdalam mengkoordinasikan pelaksanaan InventarisasiGRK
Pedoman/Panduan untuk pengumpulan data aktivitas, faktor emisi dan perhitungan emisi dan serapan karbon
Pelaksanaan kegiatan Training baik dalam pengumpulandata dan MRV maupun penetapan REL/RL pada tingkattapak dan perhitungan emisi dan serapan karbon
Rencana perbaikan sistem MRV dan inventarisasi GRK ke depan
METODE SISTEM MRV
Sistem MRV Nasional/Sub Nasional hendaknya
dapat menjembatani gap antara ketersediaan
citra satelit remote sensing dengan data
inventori masa lampau
Kombinasi remote sensing (TUTUPAN HUTAN)
dan inventori lapangan (DATA BIOMASSA)
Metode yang dipilih dalam Monitoring (M)
tergantung pada “Biaya dan Akses Kemudahan
dalam Mendapatkan Citra Satelit Resolusi
Tinggi”.
Menentukan tingkat Tier/kedetilan monitoring
Tier 1: menggunakan persamaan dasar
(basic equation) dan default EF (yang
disediakan dalam IPCC Guideline)
Tier 2: metoda yang digunakan lebih detail
– Digunakan persamaan yang sedikit lebih kompleks
[Sumber: Worksheet IPCC Guidelines, 2006]
– Pengukuran langsung data emisi
– Metode lebih rinci (faktor emisi lokal/serapan lokal)
Tier 3: Metode paling rinci (faktor
emisi/serapan lokal, modeling dan
sampling)
China Brazil
Earth
Resources
Satellite/
CBERS
Tingkat Tier/kedetilan metode Monitoring
(M) akan sangat menentukan bentuk
Reporting/Pelaporan (R) dan
Verification/Verifikasi (V)
Menentukan tingkat akurasi, reliabilitas dan
validitas data pemantauan emisi/serapan
sektor LULUCF
Beberapa Metode Monitoring yang telah
dikembangkan
Tingkat Internasional:
IPCC GL 2006
Voluntary Carbon Standard (VCS)
Tingkat Nasional:
SNI 7645:2010 >> Klasifikasi Penutup Lahan
SNI 7724:2011 >> Pengukuran Karbon
Lapangan
MRV DALAM PENGUSAHAAN HUTAN DALAM RANGKA
IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA
PERATURAN DITJEN BPK NO.3/2010 TENTANG
SISTEM MRV PADA PENGUSAHAAN HUTAN
CONTOH REGULASI TERKAIT SISTEM MRV
Measurement Di Hutan Tanaman
Inventori Hutan (homogenous, even age):
• Umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
• Umur setengah daur: sampling intensity 0,5%;
• Umur tebang: samplin g intensity 1%;
Peta digital
• Forrmat: Shapefile (.shp) geographic latitude-longitude coordinates
• a) area dan nomor blok, b) blok dan pusatkoordinat, c) jenis tanaman yang ditanam d) tahunpenanaman, dan e) persentase tumbuh tanaman
INVENTORI
REMOTE SENSING
Measurement di Hutan Alam
Inventori Hutan:
• Pada umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
• Pada umur setengah daur: sampling intensity 0,5%;
• Pada umur tebang: sampling intensity 1%;
Pada tebang pilih tanam jalur (TPTJ) :
• Pada umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
• Pada umur setengah daur: sampling intensity 0,5% ;
• Pada umur tebang: timber cruising 100%;
Peta digital
Measurement dalam Pemanenan
• Peta dan tabel isian: blok , volume kayu dan jenis
tanaman
• Disupervisi oleh lembaga kehutanan bersertifikat
dalam perencanaan dan pengelolaan hutan,
pemanenan hutan dan timber cruising
• Timber grading dapat diupload dalam
www.puhh.dephut.go.id or
www.puhh.dephut.net.
Reporting
• Up date setiap tahun
• Data dapat diakses oleh publik
• Bantuan teknis tersedia untuk para pengusaha
pemanfaatan hutan
Verifikasi
• Dilakukan oleh lembaga bersertifikat dalam SFM,
perencanaan dan pengelolaan hutan
• Dalam hal lembaga bersertifikat tidak ada,
verifikasi dapat dilakukan oleh lembaga
independen yang terakreditasi
• Verifikasi disampaikan kepada Direktorat Jenderal
Bina Produksi Kehutanan
Terima kasih atas
perhatiannya……………