Post on 01-May-2018
KONGRES ISEI XIX 2015
Peranan Teknologi untuk Akselerasi Sektor Industri Pertanian
oleh:
Franky Oesman WidjajaChairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Agribisnis dan PanganKetua Umum PISAgro (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture)
Ketua Umum Grow ASIA
Surabaya, 9 Oktober 2015
DAFTAR ISI
Proxy War MengancamKedaulantan Nasional
“Tiga Inisiatif”
PISAgro
Kelompok Kerja Kelapa sawit• Inovasi Pembiayaan (SMART)• Aplikasi SiPinter (smartfren)
Industri 4.0
Kesimpulan
PROXY WAR
Populasi MelonjakLahan & Sumber Daya Menyusut !
1960 2012
0,22 ha/person
0,16 ha/person !
2,4 Persons 4,5 Persons
6,1 – 6,4 Persons
2050
Setiap jengkal tanah Harusmemproduksi lebih banyak
pangan
Kita HARUS Memanfaatkan & MengoptimalkanKekayaan Alam Indonesia
The Government of Indonesia*Nawa Cita
KADIN bid Agribisnis & Pangan
Jakarta Food Security Summit
World Economic Forum (WEF)
Partnership forIndonesiaSustainableAgriculture
Tiga InisiatifKolaborasi dalam Implementasi PPP (Public Private Partnership)
Program Nawacita (9 prioritas Presiden Jokowi) digagas untuk menunjukkan prioritas menuju Indonesia berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi serta berkepribadian dalam kebudayaan.
ENVIRONMENTALSUSTAINABILITY(Pelestarian Lingkungan)
ECONOMIC OPPORTUNITY(Pertumbuhan Ekonomi)
FOOD SECURITY(Ketahanan Pangan)
NVA (New VISION for Agriculture)
1. Didirikan pada Juni 2011 (saat WEF on East Asia di Jakarta) oleh 7 perusahaan
2. Merupakan wadah bagi Pemerintah, Petani dan Perusahaan3. Saat ini telah beranggotakan 23 perusahaan4. 11 kelompok kerja : Inovasi Keuangan - Kelapa Sawit – Beras –
Jagung – Kedelai - Ternak sapi perah – Kopi – Kakao – Kentang –Karet – Hortikultura
5. Memberi manfaat kepada 300.000 petani dan peternak (per Juni 2015)
6. Peningkatan produksi dan penghasilan sebesar 15 – 80%7. Tujuan : memberi manfaat kepada 1,000,000 petani dalam 3-4
tahun ke depan
PISAgro (Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture)
20% 20% 20%
Peningkatan produktivitas Peningkatan pendapatanPenurunan emisi
gas rumah kaca
1. BASF2. Bank Mandiri3. Bayer Indonesia4. BT Cocoa5. Cargill Indonesia6. DuPont
19. Australian Government’s Department of Foreign Affairs & Trade (DFAT)20. International Finance Corporation (IFC)21. Mercy Corps22. Sustainable Trade Initiative (IDH)23. Swisscontact
AnggotaPERUSAHAAN
ORGANISASI INTERNASIONAL DAN LSM:
7. Gunung Sewu Group8. Indofood Sukses Makmur9. Kirana Megatara10. Louis Dreyfus Commodities
Indonesia11. McKinsey & Company Indonesia12. Monsanto Indonesia13. Nestlé Indonesia
14. Rabobank Indonesia15. Sinar Mas16. Syngenta Indonesia17. Tiga Pilar Sejahtera18. Unilever Indonesia
Kelompok KerjaKelapa Sawit
Produktivitas Minyak Nabati
Source : Oil World 2014
Produktivitas rata2
sektor swasta
Produktivitas rata2
petani swadaya
5.0
3.0
2.0
Palm Oil Canola Sunflower Soyabean Others
t/h
a/y
Produktivitas rata2
sektor industri di Indonesia
Others
26%
Palm
6%
Sunflower
10%Canola
14%
Soyabean
44%
Total Perkebunan Dunia(256,770,000 Juta Ha)
Others
8%
Palm oil + kernel oil
40%
Sunflower oil
9%
Canola oil
16%
Soyabean oil
27%
Pangsa Pasar Minyak Nabati Global (156,930,000 juta Ton)
sumber : Oil World Statistic, 2014
Perbandingan Minyak Nabati
Fakta!KEDELAI
0.45 MT Oil/Ha
Memerlukan
445 juta Ha lahan
CANOLA
0.69 MT Oil/Ha
Memerlukan
290 Juta Ha Lahan
SAWIT5 MT Oil/Ha
Hanya Perlu
40 Juta Ha Lahan !
9,6 Billion200,25
sumber : FAO 2014, Oil World Statistic 2014, UNDP, 2014, World Population Projected by 2050.
Skenario Cetak BiruIndustri Kelapa Sawit Bagi Indonesia
Kelapa Sawit sebagai Solusi Ketahanan Pangan & Energi Nasional
1. Skenario Disain dan Pelaksanaan "Cetak Biru"
2015 F 2020 F 2025 F Forecast
(Optimalisasi)
Area Lahan (Jutaan) Ha 10.0 11.5 12.5 15.0
Yield Ton/Ha 3.0 3.5 4.0 5.0
Produksi Sawit Ton/Ha 30 40 50 75
2. Kelapa Sawit sebagai Solusi Ketahanan Energi
Kelapa Sawit (Jutaan) Ton
2015 F 2020 F 2025 F Forecast
(Optimalisasi)
Produksi Sawit 30 40 50 75
Konsumsi Pangan 5 7 10 13
Ekspor Sawit 20 20 20 22
Ketersediaan Biodiesel
5 13 20 40
(Ribuan) Barel / hari
100 250 400 800
Skema Pendanaan Pembangunan Kebun
Perusahaan
Koperasi BankPetani
Perusahaan membeli hasilTBS milik petani danmemberikan teknik
budidaya kelapa sawit
Koperasi melakukanpengikatan dan pencairan
kredit pembangunankebun kelapa sawit
Bank memberikanpendanaan kepada
Koperasi denganBUNGA MENARIK
Petani plasma melaluiKoperasi membayar
angsuran kredit pokok + bunga melalui hasil
penjualan TBS
Perusahaan membantumencarikan pendanaan dan
menjadi avalist
Swasta
(5.65 million Ha)
51.60 %
BUMN(750.075 Ha)
6.85 %
Lahan Pertanian Indonesia
189 Juta Ha.
Petani
(4.55 million Ha)
41.55 %
Petani Independen
2.5 juta Ha
Petani Plasma2.0 juta Ha.
2-3 Ton/Ha./Tahun
5-6 Ton/Ha./Tahun
Lahan Sawityang sudah ditanami
~ 10.95 Million Ha. ~ 5.8%
Sawit Indonesia – Lahan s/d Produksi
Yield CPO
3-4 Ton/Ha./Tahun
Sumber : Ditjenbun-Kementan, 21 Nov 2014 & BPS 2014
YieldCPOYield CPO
Yield CPO
Yield CPO
5-6 Ton/Ha./Tahun
Peremajaan2 Juta Ha
Melibatkan 1 JutaPetani Swadaya
PeningkatanProduktivtas
3 Ton 6 Juta Ton / Tahun
PeningkatanPendapatan
6 Juta Ton x USD 600 = USD 3.6 Milyar / Tahun
Peremajaan Kebun Sawit Menggunakan Modul Inovasi Pembiayaan
(x 2 juta Ha)
Mencegah pembukaan lahan baru dan menghindari perambahan hutansebesar 1 Juta Ha.
Harga CPO
to
NON- GAP
RENDAH : +/-2 Ton CPO/Ha./Tahun
Innovative Financing Program – Oil Palm Replanting for Independent Farmers
Tidak ada sertifikat
Suku bunga komersil
ILLEGAL /NON-Sertifikasi
• Sertifikat BPN• Dana disediakan
Subsidi s/d 7.5% / tahun
Legal dan Bersertifikat
TINGGI : 5-6 Ton CPO/Ha./Tahun
Good Agriculture Practice (GAP)
TIDAK ADA Selama 4 Tahun
BIBIT
YIELD (Hasil)
PRAKTEK
DANA
Pengganti BiayaTanaman
LAHAN
Sebelum Program Setelah Program
1 juta petani 2 ke 5 Ton/ha
Program Inovasi PembiayaanPeremajaan sawit petani swadaya
Menghindari pembukaan lahan hutan 1 juta Ha.
Kelompok Kerja Sawit
Aplikasi SiPinter dari smartfren
• Indonesia kaya akan berbagai komoditas pertanian tersebar di seluruh penjurunegeri dan membutuhkan sistem pemantauan yang handal dari sisi aspek budidaya, prakiraan cuaca, pembibitan, pemupukan, antisipasi bencana, serangan hama, kalukulasi biaya, harga, hingga sampai ke pendistribusian.
• Smartfren bersama dengan Kementerian Pertanian, Kodam IV Diponegoro danNaga Bedu (pembuat aplikasi), telah meluncurkan SiPinter, yaitu SistemPelaporan dan Informasi Teritorial yang merupakan bentuk dukungan TNI dalam mensukseskan program Swasembada Pangan yang dicanangkan olehPresiden Jokowi pada 2014.
• Aplikasi SiPinter dijalankan oleh sekitar 10.000 anggota Babinsa padaSmartphone nya sehari-hari di seluruh wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dan melaporkan semua informasi lapangan terkini tentang pertanian, sepertiketersediaan alat pertanian, bibit, pupuk, luas lahan siap tanam, lokasisecara real time dan akurat disertai gambar dan bahkan nantinya video, melalui layanan 4G LTE, sehingga keputusan yang tepat dapat segera diambil.
Aplikasi SiPinter dari smartfren
Hanya dapat
dicapai dengan
penerapan
Teknologi
Teknologi Industri 4.0
All-IP NW(LTE)
IoT@Home IoT@IndustryIoT@Public
Location-based
“All & Always Connected”
IoT@Personal
CloudBig data analytics
[ Smart Factory ]
Smart Factory Solution
• Productivity Improvement
• Cost Reduction
• Quality Improvement
[ Smart Farm ]
Irrigation
SeedDrone
Weather
Intelligent Farming
Remote- Management- Maintenance- Monitoring
Energy Saving
Security& Safety
AssetManagement
Factory Automation
IndustrialIoT
Implementasi GAP (Good Agricultural Practices)
Pentingnya R & D untuk mendapatkan bibit unggul, tahan cuaca danhama, mempercepat pertumbuhan tanaman serta meningkatkanproduktivitas.
Dengan menggunakan teknologi,
• penggunaan pupuk dapat dilakukan dengan PRESISIdan hasil lebih OPTIMAL
• Tidak hanya dapat MEMONITOR produktivitas setiap petaktanaman, juga memberikan ANALISA dari kondisi tanaman setiapsaat untuk PENGAMBILAN KEPUTUSAN dengan LEBIH AKURAT dan CEPAT
Implementasi PAP (Precision Agricultural Practices)
Manajemen biaya pupuk unggul melalui kontrol operasional dan R&D
CIRAD = Centre de cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement
(Pusat Riset Pertanian Perancis untuk Pembangunan Internasional)
• Program Pupuk dikembangkan bersama CIRAD• Pemanfaatan pupuk secara akurat untuk
mengoptimalkan manfaat terutama dengankondisi iklim yang lebih stabil
• Aplikasi dan dosis berdasarkan biaya analisis / manfaat menggunakan sampel daun ("tesdarah"), menganalisis kondisi masing-masingperkebunan
• Sinar Mas memanfaatkan panduan GPS untukpemupukan melalui udara untuk mengcoverluasnya perkebunan
• Dengan pemupukan melalui udara yang canggihini, pupuk yang diaplikasikan lebih efektifdibandingkan dengan aplikasi manual
Unrivalled Technology Platform
Enhancing Operational Efficiency
• Ruang Kontrol Utama dilengkapi aplikasi SAP, GIS dan Google Earth
• Pencapaian blok-per-blok (30 Ha per blok) di perbaharui (updated) setiap harinya
• Mengindikasi problema yang ditemukan sedini mungkin (misalnya : areal berproduktivitas
rendah) dan meningkatkan kemampuan manajemen untuk membuat prioritas
perubahan / perbaikan
Untuk memonitor kebun yang tersebar luas Sinar Mas
menerapkan teknologi
Output of Palm Products
(‘000 MT)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
CPO PK
1,0391,201
1,3431,433
1,6661,794
1,8901,967
2,073
2,3472,273
2,640
2,9112,768
2,953
Note:
2010 and 2013 output declined due to unfavourable weather
conditions and biological tree stress
Komoditas Pangan
Strategis
(kebutuhan pokok penduduk &
dibutuhkan dalam jumlah besar) :
Beras, Jagung, Kedelai dan Gula
Tebu
Komoditas PanganAndalan Ekspor:
Kelapa Sawit, Teh, Kopi, Kakao, Udang
dan Tuna
Komoditas Ternak Pendukung
Perbaikan Gizi Masyarakat:
Sapi dan Ayam
Komoditas BuahLokal Terpopuler:
Mangga, Pisang dan Jeruk
Prioritas pada 10 KomoditasStrategis dan Unggulan Ekspor
4 6 2 3
• Komoditas pangan strategis dan unggulan ekspor Indonesia PERLU
menerapkan teknologi terbaru (seperti contoh kelapa sawit).
• Hanya dengan penerapan teknologi terkini, Indonesia dapat
MENINGKATKAN PRODUKTIVITASnya secara EKSPONENSIAL dan
MAMPU memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional, regional
dan dunia.
KESIMPULAN
• Semua pemangku kepentingan dan perusahaan yang bergerak di bidangnya masing-masing HARUS mengedepankan teknologi (ICT) danR&D.
• Pemerintah perlu membuat kebijakan / insentif fiskal untukmendorong pelaku usaha menerapkan teknologi dan melakukan R&D.
• Yang tidak kita harapkan, setiap terjadi revolusi teknologi, perusahaan-perusahaan yang tidak menerapkan ICT dan R&D dengan optimal,
AKAN TERTINGGAL – TIDAK DAPAT BERSAING dan
MENJADI IRRELEVANT.
Terima Kasih