Post on 03-Mar-2018
KINERJA K3LL KEGIATAN
USAHA HULU MIGAS 2016
DIVISI PENUNJANG OPERASI
DINAS FASILITASI
KESELAMATAN KERJA DAN
LINDUNGAN LINGKUNGAN
1 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
1. UMUM
SKK Migas sebagai badan pengendali dan pengawas kegiatan usaha hulu migas di
Indonesia secara rutin melakukan pencatatan kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS) dalam pengelolaan aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan (K3LL). Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan
K3LL di seluruh KKKS dan sebagai tolak ukur dalam penentuan rencana strategi
pengelolaan K3LL pada kegiatan operasi hulu migas di tahun mendatang.
SKK Migas telah menyampaikan surat edaran nomor SRT-0085/SKKB0000/2015/S5
perihal pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja KKKS Eksplorasi dan surat nomor SRT-
0482/SKKB3000/2016/S5 perihal arahan perbaikan pelaporan K3LL kepada seluruh KKKS
Ekplorasi dan Eksploitasi untuk mengirimkan laporan pencatatan jam kerja dan
kecelakaan kerja serta pengelolaan lingkungan secara rutin kepada Divisi Penunjang
Operasi SKK Migas cq Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan.
Selain data yang disampaikan secara rutin kepada Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan, data laporan terkait insiden ataupun kecelakaan yang bersifat
darurat juga diterima melalui ERC (Emergency Response Center) SKK Migas yang aktif
beroperasi selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Beberapa parameter kinerja K3LL yang dicatat diantaranya adalah incident rate,
kecelakaan tambang fatal, meninggal non tambang fatal, PROPER dll.
Pada tahun 2016 tercatat jumlah jam kerja karyawan KKKS dan mitra kerja pada
kegiatan usaha hulu migas sebesar 358 juta jam yang berasal dari 48 KKKS Produksi, 33
KKKS Ekplorasi dan 7 KKKS tahap EPC/Proyek yang aktif menyampaikan laporan secara
periodik kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas.
2 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
2. KINERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
2.1 INCIDENT RATE
Salah satu tolak ukur keberhasilan kinerja pengelolaan keselamatan kerja dalam
kegiatan operasional hulu migas adalah ditandai dengan rendahnya angka kecelakaan
kerja. Untuk mengetahui besarnya angka kecelakaan kerja salah satunya dapat
dilakukan dengan menghitung nilai Incident Rate (IR).
IR kegiatan usaha hulu migas untuk kegiatan eksploitasi/produksi pada tahun 2016
sebesar 0.59, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 0.80 (tahun 2015) atau
turun sekitar 26 %. Sedangkan untuk kegiatan eksplorasi IR tahun 2016 diperoleh
sebesar 1.49, turun sekitar 15.6 % dari tahun sebelumnya yaitu 1.76 (tahun 2015).
Seacara keseluruhan IR kegiatan usaha hulu migas sekitar 0.69.
Gambar 1. Incident Rate kegiatan usaha hulu migas (tahun 2011-2016)
1.76
1.49
0.88
0.68
0.91 0.91
0.80 0.59
0.90 0.69
0
0.5
1
1.5
2
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Inci
de
nt
Rat
e (
pe
r 1
juta
jam
ke
rja)
IR Eksplorasi IR Eksploitasi IR Overall
INCIDENT RATE (IR)
Adalah Jumlah Korban Kecelakaan Tambang dari karyawan KKKS dan Mitra Kerja (Fatal,
Berat, Sedang dan Ringan) dikalikan dengan 1000.000 dibandingakan dengan total jam
kerja karyawan KKKS dan Mitra Kerja selama satu tahun
3 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Capaian IR aktual kegiatan eksploitasi tahun 2016 sebesar 0,59 berada di atas nilai
yang ditargetkan SKK Migas yaitu 1 atau 41 % di atas target. Dengan perincian IR
karyawan KKKS sebesar 0,64 lebih besar dari nilai IR mitra kerja KKKS yaitu sebesar
0,58.
Kegiatan yang termasuk ke dalam pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja
eksploitasi adalah seluruh kegiatan operasi produksi, pemboran sumur produksi,
pemeliharaan fasilitas, transportasi, administrasi dll.
Gambar 2. Incident Rate kegiatan eksploitasi (tahun 2011-2016)
Pencatatan jam kerja dan kecelakaan kerja spesifik untuk kegiatan eksplorasi dan
project oleh Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan SKK Migas
baru dimulai pada tahun 2015. Adapun kegiatan yang termasuk kedalam pencatatan
jam kerja kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut:
Survei seismik dan geologi
Konstruksi/Proyek EPC
Pemboran sumur eksplorasi
0.88
0.68
0.91 0.91 0.80
0.59
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Inci
de
nt
Rat
e (
pe
r 1
juta
jam
ke
rja)
Target IR Eksploitasi SKK Migas = 1 IR Eksploitasi
IR Karyawan KKS IR Mitra Kerja KKKS
4 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Adminitrasi eksplorasi
Transportasi kegiatan eksplorasi
Nilai IR kegiatan eksplorasi tahun 2016 diperoleh sebesar 1,49 yang terjadi seluruhnya
pada mitra kerja. Nilai tersebut berada di atas nilai IR yang ditargetkan oleh SKK Migas
yaitu 2. Nilai IR tahun 2016 ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu
1,76 atau terjadi perbaikan sebesar 15.5 %.
Gambar 3. Incident Rate kegiatan eksplorasi (tahun 2015-2016)
2.2 KECELAKAAN TAMBANG FATAL
Pada tahun 2016 SKK Migas mencatat jumlah korban kecelakaan tambang fatal pada
kegiatan usaha hulu migas sebanyak 4 korban lebih dibandingkan dengan tahun 2015
(6 korban) atau terjadi penurunan sebesar 33 %. Apabila dibandingkan dengan periode
sebelumnya (2011-2015) jumlah korban kecelakaan tambang fatal tahun 2016 adalah
yang terkecil dimana semua korban yang meninggal berasal dari pekerja mitra kerja
KKKS.
1.76
1.49
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2015 2016
Inci
de
nt
Rat
e (
pe
r 1
juta
jam
ke
rja)
Target IR Eksplorasi SKK Migas = 2 IR Eksplorasi
IR Karyawan KKS IR Mitra Kerja KKKS
5 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 4. Jumlah Korban Kecelakaan Kerja Fatal dan Fatal Accident Rate (tahun 2011-2016)
Penurunan jumlah korban meninggal tambang pada tahun 2016 berbanding lurus
dengan penurunan jam kerja dari tahun sebelumnya dengan persentase penurunan
jam kerja sekitar 14 %. Pada tahun 2015 jumlah jam kerja tercatat sebesar 415 juta
jam, sedangkan pada tahun 2016 tercatat sebanyak 358 juta jam kerja. Dengan
capaian jumlah jam kerja tersebut nilai Fatality Accident Rate (FAR) mengalami
perbaikan dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2015 nilai FAR adalah tercatat
sebesar 1.44, sedangkan pada tahun 2016 nilai FAR sebesar 1.12
9
7
5 5
6
4
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2011 2012 2013 2014 2015 2016
FAR
Fat
alit
ies
pe
r 1
00
juta
jam
ke
rja
Jum
lah
Ko
rban
Fat
al
Jumlah Korban Fatal
Fatality Accident Rate (FAR)
Adalah Jumlah Korban Meninggal Tambang karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS tiap 100
juta jam kerja
6 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 5. Jumlah Jam Kerja Karyawan KKKS, Mitra Kerja KKKS dan Fatal Acident Rate
(tahun 2011-2016)
Berdasarkan kategori kegiatan utama, jumlah korban kecelakaan tambang fatal pada
tahun 2016 terbanyak terjadi pada kegiatan eksploitasi, dengan jumlah korban
sebanyak 3 orang (75%), sedangkan pada kegiatan ekplorasi sebanyak 1 orang (25%).
Dapat dilaporkan juga bahwa tahun 2012-2015 semua kecelakaan tambang terjadi
pada kegiatan ekploitasi.
Gambar 6. Jumlah korban fatal tambang berdasarkan kegiatan utama (tahun 2011-2016)
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
0
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
300000000
350000000
400000000
450000000
2011 2012 2013 2014 2015 2016
FAR
Jam
Ke
rja
Jam Kerja Karyawan KKKS Jam Kerja Mitra Kerja KKKS Fatal Acident Rate
1 0 0 0 0
1
8
7
5 5 6
3
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Eksplorasi Eksploitasi
7 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Berikut adalah KKKS yang mengalami kecelakaan tambang fatal pada tahun 2016 :
KKKS Kegiatan Utama Jumlah Korban
PT Pertamina EP Eksploitasi 2 PT Chevron Pacific Indonesia Eksploitasi 1 Talisman Sakakemang BV Eksplorasi 1
Kecelakaan tambang fatal pada tahun 2016 terbesar terjadi pada pada kegiatan work
over/kerja ulang sumur dengan persentase sebesar 50 %. Selanjutnya aktivitas
konstruksi dan survei seismik masing-masing sebesar 25 %. Kecelakaan tambang fatal
di kegiatan work over dan kontruksi juga terjadi pada tahun 2015 dengan jumlah
korban yang sama.
Gambar 7. Kecelakaan Tambang berdasarkan kategori aktifitas/kegiatan tahun 2016
Aktivitas/Kegiatan Jumlah Korban
Kerja Ulang Sumur 2 Kontruksi 1 Survei Seismik 1
PEMBORAN/WORK OVER/WELL
SERVICES 50%
SURVEI -SEISMIK 25%
KONSTRUKSI 25%
8 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Bedasarkan kategori insiden, jumlah korban kecelakaan tambang fatal terbesar
disebabkan oleh kebakaran dengan persentase sebesar 75 % dan sisanya disebabkan
oleh tertimpa benda jatuh sebesar 25%. Kategori kebakaran ini terjadi pada kegiatan
eksploitasi yaitu pada kegiatan work over dan konstruksi. Sedangkan kategori tertimpa
benda jatuh terjadi pada kegiatan eksplorasi survei seismik. (Tahun 2015 dapat
dilaporkan persentase korban kecelakaan tambang kategori kebakaran sebesar 50%).
Gambar 8. Kecelakaan Tambang berdasarkan kategori penyebab insiden tahun 2016
Kategori Insiden Jumlah Korban Fatal Kebakaran/Ledakan 3 Tertimpa Benda Jatuh 1
2.3 REKAPITULASI KECELAKAAN TAMBANG
Jumlah korban kecelakaan kerja tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup
siginfikan dibandingkan tahun 2015 dengan persentase penurunan sekitar 33.8 %.
Penurunan jumlah korban kecelakaan terbesar berasal dari mitra kerja KKKS dari 336
korban (tahun 2015) menjadi 220 korban (tahun 2016). Sedangkan karyawan KKKS dari
37 korban (tahun 2015) menjadi 27 korban (tahun 2016).
API/LEDAKAN 75%
BENDA JATUH 25%
9 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 9. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang karyawan KKKS dan mitra kerja KKKS
(tahun 2011-2016)
Korban kecelakaan kerja dengan dengan akibat kategori berat tahun 2016 tercatat
sebanyak 17 korban, dimana semuanya merupakan mitra kerja KKKS. Jumlah tersebut
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan jumlah korban sebanyak
11 korban (tahun 2015) atau turun sekitar 35 %
Gambar 10. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang kategori berat karyawan KKKS dan
mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
34 11
26 23 37 27
280 260
362
307 336
220
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jum
lah
Ko
rban
Ke
cela
kaan
Karyawan KKKS Mitra Kerja KKKS
4
0 0 0 1
0
7
4
12 12
10
17
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jum
lah
Ko
rban
Ke
cela
kaan
Tam
ban
g B
era
t
Karyawan KKKS Mitra Kerja KKKS
10 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Berbeda halnya dengan korban kecelakaan kerja dengan akibat kategori berat, tahun
2016 korban kecelakaan kerja dengan dengan akibat kategori sedang jumlahnya
menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2016 jumlah korban
kecelakaan kerja dengan dengan akibat kategori sedang tercatat sebanyak 37 korban,
yang terdiri dari 35 korban mitra kerja dan 2 korban karyawan KKKS. Nilai tersebut
turun sebesar 54,9 % dari tahun 2015 yang tercatat sebanyak 84 korban.
Gambar 11. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang kategori sedang karyawan KKKS dan
mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
5 2 4 5 4 2
72
57
84
74 78
35
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jum
lah
Ko
rban
Ke
cela
kaan
Tam
ban
g Se
dan
g
Karyawan KKKS Mitra Kerja KKKS
KECELAKAAN DENGAN AKIBAT KATEGORI SEDANG
Adalah kecelakaan kerja tambang yang tidak menyebabkan kehilangan anggota badan
atau fungsi badan, menyebabkan pekerja hanya dapat melakukan aktifitas pekerjaan
terbatas ( Restricted work day case)
KECELAKAAN DENGAN AKIBAT KATEGORI BERAT
Adalah kecelakaan kerja tambang yang menimbulkan hari hilang kerja atau yang
menyebabkan kehilangan anggota badan atau fungsi badan.
11 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Jumlah korban kecelakaan tambang dengan akibat kategori ringan untuk tahun 2016
tercatat sebanyak 195 korban yang terdiri dari 170 korban berasal dari mitra kerja
KKKS dan 25 korban dari karyawan KKKS. Jumlah tersebut lebih baik dibandingkan
dengan tahun 2015 dengan jumlah korban total 293 korban, atu turun sekitar 32,9 %.
Gambar 12. Jumlah korban kecelakaan kerja tambang kategori ringan karyawan KKKS
dan mitra kerja KKKS (tahun 2011-2016)
Pada kegiatan eksploitasi, jumlah korban kecelakaan tambang dengan kategori akibat
ringan tahun 2016 tercatat sebanyak 136 korban ( 72%), kategori akibat sedang 34
korban (18 %), kategori akibat berat 15 korban (8 % ) dan kategori akibat fatal 3 (2 %).
Dari total jumlah korban kecelakaan tersebut, korban yang berasal dari KKKS sebanyak
27 korban (13,6 %) dan mitra kerja sebanyak 161 korban (86,4%).
25 9
22 18 32 25
191 192
261
216
261
170
0
50
100
150
200
250
300
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jum
lah
Ko
rban
Ke
cela
kaan
Tam
ban
g R
inga
n
Karyawan KKKS Mitra Kerja KKKS
KECELAKAAN DENGAN AKIBAT KATEGORI RINGAN
Adalah kecelakaan kerja tambang yang tidak menyebabkan hari hilang kerja, termasuk
membutuhkan perawatan medis serta dapat kembali pada akitiftas pekerjaannya.
12 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 13. Persentase Kecelakaan Tambang Berdasarkan Kategori Akibat
Kegiatan Eksploitasi 2017
Pada kegiatan eksplorasi, kecelakaan tambang dengan kategori akibat ringan tahun
2016 tercatat sebanyak 53 korban ( 90%), kategori akibat sedang 3 korban (5 %),
kategori akibat berat 2 korban (3 % ) dan kategori akibat fatal 1 (2 %). Semua korban
kecelakaan merupakan mitra kerja KKKS.
Gambar 13. Persentase kecelakaan tambang berdasarkan kategori akibat
kegiatan eksplorasi 2017
Fatal 2%
Berat 8%
Sedang 18%
Ringan 72%
Fatal 2% Berat 3%
Sedang 5%
Ringan 90%
Kategori Jumlah Korban
Fatal 3
Berat 15
Sedang 34
Ringan 136
Kategori Jumlah Korban
Fatal 1
Berat 2
Sedang 3
Ringan 53
13 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
2.4 MENINGGAL NON TAMBANG
Selain pencatatan jumlah korban meninggal akibat kecelakaan tambang juga dilakukan
pencatatan korban meninggal bukan akibat kecelakaan tambang (non work related)
seperti meninggal sakit di lokasi kerja, kecelakaan lalu lintas di wilayah kerja dan lain-
lain. KKKS menyampaikan laporan kejadian meninggal non tambang kepada ERC SKK
Migas yang beroperasi 24 jam setiap harinya. Melalui pencatatan ini diharapkan KKKS
dapat mengetahui faktor penyebab utama dari kejadian meninggal non tambang yang
menimpa pekerjanya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan untuk meminimalisasi
dan mencegah kejadian serupa di tahun mendatang.
Berdasarkan data yang diterima oleh ERC SKK Migas, jumlah pekerja meninggal non
tambang tahun 2016 tercatat sebanyak 15 korban, lebih kecil dibanding dengan 2
tahun sebelumnya ( 26 korban tahun 2014 dan 22 korban pada tahun 2015). Jumlah
korban terbanyak dari tahun 2014-2016 disebabkan oleh meninggal karena sakit.
Gambar 13. Meninggal non tambang kagiatan usaha hulu migas (tahun 2011-2016)
Pada tahun 2016 penyebab meninggal non tambang terbanyak masih didominasi oleh
sakit dengan persentase sebanyak 86,67 %, sisanya disebakan oleh kecelakaan lalu
lintas (6,67%), dan bunuh diri (6,67%). Hampir semua pekerja yang meninggal non
tambang tahun 2016 merupakan pekerja dari mitra kerja KKKS.
11
7
10
26
22
15
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Korban
14 Kinerja K3LL Kegiatan Usaha Hulu Migas
Gambar 14. Meninggal non tambang berdasarkan kategori penyebab (tahun 2016)
Penyebab Jumlah Korban
2015 2016
Sakit 20 13
Kecelakaan Lalu Lintas 1 1
Bunuh Diri 1 1
Jumlah pekerja yang meninggal karena sakit di lokasi kerja pada tahun 2016 sebanyak
13 kasus, lebih rendah dibanding jumlah kasus pada tahun 2015 sebesar 20 kasus
setahun. Semoga hal ini mengindikasikan perbaikan dari program kesehatan
pencegahan di masing-masing KKKS. Kasus meninggal yang disebabkan serangan
Jantung mendadak masih merupakan penyebab terbanyak dengan korban sebanyak
9 orang (69%) dan kasus terbanyak terjadi pada pekerja dengan usia diatas > 50 tahun,
dengan jumlah korban sebanyak 8 orang (62%). Melihat data tersebut, perlu
diperhatikan penentuan kelaikan kerja khsusnya bagi pekerja yang berusia > dari 45
tahun yang mempunyai faktor risiko kesehatan dan diperlukan tenaga medis yang
mempunyai kompetensi dalam penanganan kasus yang dapat menimbulakan kondisi
darurat medis.
Sakit 86,67%
Bunuh Diri 6,67%
Lalu Lintas 6,67%
15 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 15. Jumlah pekerja meninggal sakit di Wilayah kerja (tahun 2011-2016)
Gambar 16. Pekerja meninggal sakit di Wilayah kerja berdasarkan rentang umur
(tahun 2016)
3
5 5
15
20
13
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Korban
3
1
0
1
6
2
0 1 2 3 4 5 6 7
31 - 35
36 - 40
41 - 45
46 - 50
51 - 55
>55
31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 >55
Rentang Umur 3 1 0 1 6 2
Rentang Umur
16 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Sehubungan dengan meningkatnya jumlah korban meninggal akibat kondisi kesehatan
pekerja di Industri Hulu Migas pada tahun 2014 dan 2015, SKK Migas menyampaikan
surat himbauan kepada seluruh fungsi K3LL KKKS agar dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya merencanakan, menerapkan dan mengawasi program sebagai berikut:
1. Health Risk Assesement yang dilakukan setiap tahun dan saat pekerjaan akan
dimulai.
2. Penialain kelaikan kerja (Fitness for Work) secara berkala.
3. Fitness for task dan Health Surveilance.
4. Memastikan kesiapan Medical Emergency Response.
3. KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
3.1 PROPER
Pada pencatatan penilaian PROPER tahun 2015/2016, terdapat sebanyak 76 area
kepesertaan berasal dari dari sektor hulu migas. Hasil kinerja penaatan pengelolaan
lingkungan hidup sektor hulu migas sebesar 96 % taat dan bahkan lebih dari taat
(peringkat biru, hijau dan emas). Peringkat tersebut- meningkat dari periode-
periode sebelumnya yang sebesar 90.24% (Periode 2013/2014) dan 93,59%
(Periode 2014/2015).
17 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
Gambar 17. Peringkat PROPER tahun 2016
Sektor hulu migas patut berbangga karena terpilihnya empat area kepesertaan
dengan peringkat PROPER EMAS yaitu :
PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field,
PT. PHE WMO,
PT Medco E&P Blok Rimau,
JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.
Kinerja penaatan terbaik tersebut dapat dijadikan tauladan dan semoga menjadi
inspirasi untuk diikuti area yang lainnya.
Untuk Kontraktor KKS yang mendapat kategori tidak taat (peringkat Merah) yaitu
Saka Indonesia Pangkah Ltd., Camar Resources Canada, dan Sele Raya Merangin II,
akan dilakukan langkah – langkah strategis untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan kinerja lingkungan dalam memenuhi standar pentaatan lingkungan
sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pada tahun 2017 peringkat PROPER dapat
meningkat menjadi taat (Biru).
3.2 PERIZINAN LINGKUNGAN
SKK Migas sejak tahun 2015 telah melakukan penyederhanaan birokrasi dengan
cara Kontraktor KKS dapat menyampaikan secara langsung permohonan beserta
kelengkapan perizinan lingkungan dan/atau PPLH kepada instansi yang berwenang
18 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
baik di Pusat maupun di daerah dengan tembusan ke Divisi Penunjang Operasi SKK
Migas.
Gambar 18. Pendampingan Pengurusan Perizinan Lingkungan
Namun demikian sebelum melakukan kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi
Kontraktor KKS berkewajiban mengusulkan detail rencana kerja dan anggaran
penyusunan dokumen lingkungan dalam rangka memperoleh perizinan lingkungan
dan/atau PPLH dengan Dinas Fasilitasi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
(FKKLL) SKK Migas untuk kemudian memasukkan kebutuhan anggaran yang telah
dievaluasi ke dalam paket pembiayaan kegiatan dimaksud atau pengajuan secara
terpisah sesuai ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya Kontraktor KKS mengajukan surat permohonan pendampingan /
fasilitasi perizinan kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas disertai undangan
rapat pengurusan perizinan lingkungan terkait koordinasi dengan instansi pemeritah
pusat atau kepada Perwakilan SKK Migas terkait koordinasi dengan instansi
pemerintah daerah. Pada tahun 2016, Fasilitasi Kontraktor KKS terkait proses
perizinan (AMDAL, UKL/UPL, Izin PPLH) yang diterima Dinas FKKLL SKK Migas
sebanyak 117 surat yang masuk baik untuk proses dokumen, pendampingan,
maupun pengurusan izin dengan pencapaian pendampingan dari SKK Migas lebih
dari 56%. Salah satu hal yang menjadi catatan penting dalam proses perizinan
lingkungan adalah Kontraktor KKS harus memperhatikan waktu yang diperlukan
19 KINERJA K3LL KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
untuk memperoleh perizinan lingkungan dengan memasukkan ke dalam tata waktu
kegiatan.
3.3 ENVIRONMENTAL BASELINE ASSESSMENT (EBA)
Environmental Baseline Assessment merupakan kewajiban Kontraktor KKS sesuai
ketentuan dalam KKS dan diatur dalam Pedoman Tata Kerja Nomor 045 tahun 2011.
Selama tahun 2016 ada 9 Wilayah Kerja yang telah mendapatkan surat
kesesuaian Laporan Environmental Baseline Assessment (EBA) oleh Deputi
Pengendalian Operasi SKK Migas.
Nomor KKKS Wilayah Kerja
1 PT Medco E&P Malaka Blok A
2 PT Medco CBM Lematang CBM Lematang
3 Statoil Indonesia Aru Trough I BV Aru Trough I
4 ConocoPhillips Kalimantan Exploration Ltd. Kuala Kurun
5 Challedon Services Ltd. Menduwai
6 Petronas Carigali North Madura II Ltd. North Madura II
7 Pacific Oil & Gas MNK Kisaran Ltd. MNK Kisaran
8 Pertamina Hulu Energi Abar Abar
9 Pertamina Hulu Energi Anggursi Anggursi
Terhadap Kontraktor KKS Eksplorasi yang belum menyusun dokumen EBA wajib
memasukkan rencana kerja dan anggaran penyusunan EBA pada saat mengajukan
WP&B di tahun pertama Kontrak Kerja Sama. Untuk Kontraktor KKS yang sudah
efektif sebelum diberlakukan PTK EBA dan belum melakukan kewajiban EBA sesuai
KKS, namun sudah melaksanakan kajian lingkungan lainnya, wajib melaporkan hasil
kajiannya kepada Divisi Penunjang Operasi SKK Migas sebagai bahan evaluasi
strategi penyusunan EBA.