Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

33
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK Migas) Disampaikan dalam Konferensi Tata Kelola Sumberdaya Ekstraktif, “Extracting the Future: Menata Sumberdaya Ekstraktif untuk Pembangunan Berkelanjutan.” Jakarta, 17 November 2015 Sujoko, Deputi Pengendalian Keuangan SKK Migas

Transcript of Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Page 1: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

SATUAN KERJA KHUSUS

PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

(SKK Migas)

Disampaikan dalam Konferensi Tata Kelola Sumberdaya Ekstraktif,

“Extracting the Future: Menata Sumberdaya Ekstraktif untuk

Pembangunan Berkelanjutan.” Jakarta, 17 November 2015

Sujoko, Deputi Pengendalian Keuangan SKK Migas

Page 2: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

SATUAN KERJA KHUSUS

PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

(SKK Migas)

Konferensi Nasional Tata Kelola Sumberdaya Ekstraktif

Jakarta, 17 November 2015

OPTIMALISASI TATA KELOLA INDUSTRI HULU MIGAS NASIONAL

YANG EFEKTIF DAN AKUNTABEL

Page 3: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © BPMIGAS – All rights reserved

OUTLINE

•Tantangan Sektor Hulu Migas Nasional

•Mekanisme Pengawasan Industri Hulu Migas Nasional

•Pelaksanaan Good Governace

•Sistem Operasi Terpadu (SOT)

•Audit Kepatuhan

Page 4: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Kondisi Industri Hulu Migas Saat Ini

Fasilitas Operasi Produksi

Yang Sudah Menua

Infrastruktur jaringan Gas Bumi yang

belum merata

Cadangan Migas yang

semakin menipis

Penurunan Produksi

Migas

Reserves Replacement Ratio ~50%

Migas masih mendominasi penggunaan

energi Primer

Sukses rasio

eksplorasi yang

mengecil

Proses penemuan Migas yang

semakin lama

Sumber : SKK Migas, DJMG

Page 5: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Overview Indonesia’s OIL: Supply and Demand

Page 6: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

0 50 100 150 200 250 300

Others

Malaysia

Other Africa

Indonesia

Egypt

Australia

Vietnam

Oman

India

Azerbaijan

Ecuador

Norway

Mexico

Algeria

Angola

Brazil

China

Qatar

Kazakhstan

Nigeria

US

Libya

Russian Federation

United Arab Emirates

Kuwait

Iraq

Iran

Canada

Saudi Arabia

Venezuela

MMMBO

World Proven Oil Reserves (Source: BP Statistical Review of World Energy 2014)

Indonesia’s proven oil reserve: 3.46 BBO is rank #27, only 0.2% of total world

Total world oil reserves Des-2013: 1684 billion barrel

0 200 400 600 800 1000 1200

Others

Vietnam

Ukraine

Pakistan

Netherlands

Azerbaijan

Oman

Uzbekistan

Malaysia

Other Africa

India

Kazakhstan

Libya

Kuwait

Egypt

Canada

Norway

Indonesia

China

Iraq

Australia

Algeria

Nigeria

Venezuela

United Arab Emirates

Saudi Arabia

US

Turkmenistan

Qatar

Russian Federation

Iran

World Proven Gas Reserves (Source: BP Statistical Review of World Energy 2014)

TCF

Indonesia’s gas reserve: 100 TCF is rank #14, only 1.5% of total world

Total world gas reserves Des-2013: 6558 TCF

Indonesia is not an oil-rich country……

… neither gas-rich country……

Page 7: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © BPMIGAS – All rights reserved

OVERVIEW Waktu Yang Dibutuhkan Dari Penemuan Sampai Produksi

Page 8: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © BPMIGAS – All rights reserved

OUTLINE

•Tantangan Sektor Hulu Migas Nasional

•Mekanisme Pengawasan Industri Hulu Migas Nasional

•Pelaksanaan Good Governace

•Sistem Operasi Terpadu (SOT)

•Audit Kepatuhan

Page 9: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

POD WP&B

AFE

SKK Migas BPK, BPKP,

Dirjen. Pajak Kantor Akuntan Publik Home Office Auditor

Mekanisme Pengawasan Industri Hulu Migas Nasional

Pre-Audit Current Audit Post Audit

Kontraktor Kontrak Kerja Sama

DPR BPK Instansi Lainnya

UPK ESDM

KPK

9

KANTOR STAF KEPRESIDENAN

Page 10: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

Pengendalian Cost Recovery Kegiatan Usaha Hulu Migas

1. Evaluasi dan Persetujuan Rencana Jangka Panjang (Plan of Development/POD)

2. Evaluasi dan Persetujan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (Work Program and Budget/WP&B).

3. Evaluasi dan Persetujuan Otorisasi Pengeluaran Biaya per Proyek Kegiatan (Authorization For Expenditure/ AFE).

1. Pemantauan Proses Pengadaan Barang dan Jasa

2. Pemantauan Penyelesaian Pekerjaan

3. Pemantauan Penggunaan Asset melaui Persetujuan Placed Into Service.

1. Analisa dan Evaluasi Laporan Perhitungan Bagi Hasil (Financial Quarterly Report).

2. Pemeriksaan dalam rangka Persetujuan Pengakhiran AFE (Closed Out AFE).

3. Pemeriksaan Khusus. 4. Pemeriksaan Penghitungan

Bagian Negara 5. Penangguhan Pembebanan

Biaya Operasi.

Bidang Pengendalian

Perencanaan

Bidang Pengendalian

Dukungan Bisnis

Bidang Pengendalian

Operasi

Bidang Pengendalian

Keuangan

10

Pre Control Current Control Post Control

Page 11: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

Internal Governance Di Dalam Kontrak Kerjasama

Partners

Non Operator Audit

Project Based Approval

Annual Work Program and Budget Approval

Covenants with Financial Institution

Industrial Good Engineering Practices

Association and Interest Group

Home Gov’t

IRS : Taxation

Security Exchange Commission – Pasar Modal

Head Quarters

World wide Portfolio Benchmarking

Personal and Group Performance Evaluation

Shareholders Audit

Commercial Stake holders

11

Page 12: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

Audit

Pembahasan-Pembahasan Tindak Lanjut

Laporan Audit

1. Dicapai titik temu: Tindak Lanjut Selesai (koreksi atau penjelasan KKKS dapat

diterima).Pertimbangan yang digunakan:

a. Fiduciary Duty

b. Business Judgement Rule (Workmanlike manner, appropriate scientific methods).

2. Tidak dicapai titik temu:

a. Dibahas kembali secara periodik untuk mencapai titik temu.

b. Penangguhan Pembebanan Biaya Operasi sebelum Arbitrase.

Diatur dalam PSC Section XII Books and Accounts and

Audits

1. Diatur dalam Section XII Books and Accounts and

Audits.

2. Laporan Audit berisi Audit Exception atau Temuan

Pemriksaan.

3. Auditor harus menyampaikan Audit Execption dalam 60

hari setelah selesai proses pemeriksaan.

4. Temuan Pemeriksaan berisi Temuan Pasti dan Temuan

Yang Perlu Pembahasan Lebih Lanjut (Dispute).

Diatur dalam PSC Section IX Consultation and Arbitration:

1. Pembahasan-pembahasan untuk mencari penyelesaian

secara mufakat (Amicably).

2. Pembahasan-pembahasan dalam rangka Arbitrase.

Audit dan Tindak Lanjut dalam Kontrak Kerjasama

12

Page 13: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © BPMIGAS – All rights reserved

OUTLINE

•Tantangan Sektor Hulu Migas Nasional

•Mekanisme Pengawasan Industri Hulu Migas Nasional

•Pelaksanaan Good Governace

•Sistem Operasi Terpadu (SOT)

•Audit Kepatuhan

Page 14: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © SKMIGAS – All rights reserved 14

Penerapan Kode Etik dan Kepatuhan di Industri Hulu Migas (1/2)

Penerapan di Internal SKK Migas :

Pedoman Etika (diberlakukan sejak Des 2010): acuan yang menjadi

pedoman perilaku Manajemen dan Pekerja SKK Migas dalam berinteraksi

dengan para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.

Pedoman Pengendalian Gratifikasi (diberlakukan sejak Des 2011):

menjadi acuan dan rujukan Manajemen dan Pekerja SKK Migas terkait

Gratifikasi.

Whistle Blowing System (diberlakukan sejak Sept 2013): Sarana

pelaporan indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh Manajemen dan

Pekerja SKK Migas.

LHKPN (sejak 2012): kewajiban menyampaikan Laporan Harta Kekayaan

Penyelenggara Negara (LHKPN) bagi Manajemen dan Pekerja di SKK

Migas.

Asesmen risiko di proses bisnis SKK Migas.

Page 15: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © SKMIGAS – All rights reserved 15

Tujuan penerapan Kode Etik dan Kepatuhan dalam Tata Kelola

Kegiatan Hulu Migas:

1. Meningkatkan kepercayaan publik.

2. Mewujudkan tata kelola hulu migas yang

Bersih: bebas dari bribery, kick-back, luxurious hospitality & gift

Efektif dan efisien

Kompetitif dan transparan

Adil dan bertanggung jawab

Mendukung dan menumbuhkembangkan kapasitas nasional

Berwawasan lingkungan

Penerapan Kode Etik dan Kepatuhan di Industri Hulu Migas(2/2)

Page 16: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

16

• Sarana pelaporan indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh Pimpinan dan Pekerja SKK Migas.

• Tujuannya : sebagai upaya untuk meningkatkan good governance dan reputasi organisasi.

• Nama WBS : KAWAL SKK Migas

1. Dugaan Pelanggaran Pedoman Etika 2. Dugaan kecurangan 3. Dugaan pelecehan 4. Dugaan penyebaran atau pembocoran

rahasia perusahaan 5. Dugaan Pelanggaran Pedoman

Pengendalian Gratifikasi (PPG) 6. Dugaan Korupsi 7. Dugaan benturan kepentingan

WBS SKK MIGAS

Page 17: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Saluran WBS SKK Migas

Page 18: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

W B S Whistle Blowing System

P P G L H K P N

KOMITMEN PENINGKATAN Good Governance Menciptakan Lingkungan Bersih & Bebas Dari KKN

18

Page 19: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

Peran Aktif SKK Migas dalam Implementasi EITI di Indonesia

Indonesia menjadi kandidat EITI pada bulan Oktober 2010 dan telah mempublikasikan dua laporan EITI

(Laporan pertama untuk tahun 2009 dan laporan kedua mencakup tahun 2010 dan 2011). SKK Migas

selaku anggota Tim Pelaksana EITI Indonesia berperan aktif dalam penyusunan Laporan tersebut dalam

hal berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan KKKS, melakukan reviu dan rekonsiliasi penerimaan

negara yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan industri ekstraktif di Indonesia.

Indonesia menjadi negara compliant EITI pada bulan Oktober 2014 dan merupakan negara ASEAN

pertama yang mendapatkan status compliant, walaupun saat ini, status tersebut sedang ditangguhkan

menunggu Laporan EITI Tahun 2012 yang saat ini dalam proses finalisasi.

Page 20: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © BPMIGAS – All rights reserved

OUTLINE

•Tantangan Sektor Hulu Migas Nasional

•Mekanisme Pengawasan Industri Hulu Migas Nasional

•Pelaksanaan Good Governace

•Sistem Operasi Terpadu (SOT)

•Audit Kepatuhan

Page 21: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

No

21

Perbaikan Internal Sistem Informasi Terpadu (SOT)

1. Data Management Dashboard

2. Production & Drilling Dashboard

3. SOT Production Monitoring

4. SOT Drilling Monitoring

5. SOT FQR

6. AFE Manager

7. Portal Kepabeanan Migas 8. SOT Connection to Stakeholders 9. SOT Common Framework 10. Implementasi GIS Pengelolaan Sumberdaya Migas 11. PIS Online Fungsi Survey & Pemboran 12. Sistem Monitoring Kontrak PSC 13. ID WK Eksplorasi 14. WP&B, Procurement List & Bid Plan Terintegrasi 15. Hand-held for Data Lifting 16. Aplikasi Manajemen Report VPMR

Page 22: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

PRIVATE AND CONFIDENTIAL

No

22

Perbaikan Internal Sistem Informasi Internal (SII)

1. e-PAU

2. Timesheet Management

3. Sistem Monitoring Perkara SKK Migas

4. Enterprise Architecture (EA)

Page 23: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

23

Dasboard Lifting

Page 24: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

2012 © BPMIGAS – All rights reserved

OUTLINE

•Tantangan Sektor Hulu Migas Nasional

•Mekanisme Pengawasan Industri Hulu Migas Nasional

•Pelaksanaan Good Governace

•Sistem Operasi Terpadu (SOT)

•Audit Kepatuhan

Page 25: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

18/11/2015

AUDIT KEPATUHAN

UU TIPIKOR – FCPA – ABC

Page 26: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Pengelolaan Rantai Suplai Paradigma Baru

Pengelolaan Rantai Suplai

18/11/2015

Right to Audit

Kondisi kompetisi

market yang belum mencerminkan persaingan sebenarnya.

Supply dalam market belum mencerminkan kondisi ideal harga pasar.

Persepsi publik terhadap pengelolaan rantai suplai hulu migas cederung negatif

Keadaan Sebelumnya

Tercipta market dengan

level kompetisi yang sehat.

Tercipta harga yang kompetitif dan lebih efisien

Terbangun persesi publik yang lebih positif terhadap seluruh pihak dalam pengelolaan rantai suplai hulu migas.

Keadaan yang diharapkan

Rigth to Audit Kontrak harus mencantumkan

kesediaan untuk dilakukan pemeriksaan kepatuhan

terhadap UU Tindak Pidana Korupsi,

Foreign Corrupt Practices Act (FCPA),

Anti Bribery and Corruption (ABC).

Page 27: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

18/11/2015

Tujuan Pelaksanaan Right to Audit

Dalam rangka kepatuhan (compliance) pada ketentuan hukum terkait anti-suap dan korupsi

Untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola risiko dalam pengadaan barang/jasa khususnya yang terkait dengan risiko suap dan korupsi

Sebagai salah satu upaya pembinaan kepada KKKS, perusahaan penyedia barang/jasa

penguatan praktek good governance industri hulu minyak dan gas bumi yang lebih berintegritas

Page 28: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Ruang Lingkup

Aspek kepatuhan pada: - UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Indonesia, - Foreign Corrupt Practices Act (US-FCPA), dan/atau - Anti-Bribery and Corruption (UK-ABC), yang berlaku bagi KKKS atau perusahaan penyedia barang/jasa, dan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum terkait di Indonesia.

Lingkup

Tata Waktu

Kegiatan audit dapat dilakukan secara : - current audit - post audit. Perusahaan PBJ wajib menyimpan semua data/informasi, catatan operasional dan pembukuan keuangan yang terkait selama minimal 24 bulan setelah jangka waktu kontrak berakhir.

Obyek

Dalam hal perusahaan penyedia barang/jasa merupakan Konsorsium, atau dalam hal pelaksanaan pekerjaan mencakup sumber daya dari pihak-pihak lain yang terkait (misalnya dari kantor afiliasi, subsidiary/home office), apabila diperlukan, lingkup pemeriksaan dapat mencakup pihak-pihak lain tersebut sepanjang masih dalam yurisdiksi wilayah hukum Indonesia, dan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak yang bersangkutan

Page 29: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

Metode

Pelaksana

Right to Audit

Auditor Independen Yang ditunjuk oleh KKKS dan/atau SKK Migas

Audit Finansial: Memeriksa aliran dana masuk dan keluar dari perusahaan berdasarkan bukti dan neraca keuangan perusahaan.

Audit Forensik: Memeriksa data digital termasuk log atau record dan file yang ada dalam komputer.

Auditor Independen adalah badan hukum atau perseorangan yang tidak memiliki

benturan kepentingan dengan KKKS, SKK Migas dan/atau perusahaan penyedia

barang/jasa dan yang memiliki kompetensi dan sertifikasi auditor termasuk audit

forensik atau audit investigasi, serta penguasaan terhadap Undang-undang Tipikor

Indonesia, US-FCPA, dan/atau UK-ABC

Page 30: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

SATUAN KERJA KHUSUS

PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

(SKK MIGAS)

KANTOR PUSAT Wisma Mulia Lantai LG, 21, 22, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 42, Jakarta 12710, INDONESIA

PO BOX 4775 Telepon : +62 21 2924 1607

Faksimile : +62 21 2924 9999

Page 31: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

31

BACK – UP SLIDE

Page 32: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

32

Konsistensi dalam melaksanakan aturan perpajakan yang telah disepakati dalam KONTRAK PSC, yaitu : • Kontraktor hanya akan membayar Corporate Tax dan Tax atas Laba serta

pegawai (PPh 17/21/22/23/26)

• Pajak dan pungutan lainnya akan direimburse Pemerintah.

Pajak-pajak dan Pungutan dalam masa eksplorasi agar ditiadakan

Konsistensi dalam penerapan bahwa cost recovery adalah sama dengan biaya untuk menghitung pengurang pajak (uniformity principles)

Penyelesaian audit findings (if any) agar diselesaikan melalui dan sesuai mekanisme yang diatur dalam kontrak PSC

Penyelesaian Hak-hak, Kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan PSC agar cukup diselesaikan secara operasional dari hasil migas. Hasil net/ bersihnya lah yang disetor sebagai Penerimaan Negara

LEX SPESIALIS

Page 33: Optimalisasi Tata Kelola Industri Hulu Migas Nasional yang Efektif dan Akuntabel

1. Memperbaiki sistem tata kelola (governance) industri Migas di Indonesia (penguatan kelembagaan dan memperjelas peran masing-masing stakeholder).

2. Meningkatkan penerimaan dan partisipasi daerah dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas.

3. Pengaturan kekhususan industri hulu migas (lex specialis untuk rezim fiskal, perijinan dan diberlakukan sebagai objek vital nasional).

4. Memprioritaskan perusahaan Migas milik negara (PERTAMINA) sebagai ujung tombak dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi (di Wilayah Kerja baru ataupun melanjutkan pengusahaan atas Wilayah Kerja yang sudah habis masa konsesinya).

5. Pengaturan petroleum fund.

5 Pilar Revisi RUU Migas