Post on 08-Dec-2015
description
MODUL II: MINDSET KEWIRAUSAHAAN
Dosen: Baihaki Ageng Sela, S. Kom., MM
A. PENGANTAR
Kewirausahaan (entrepeneurship) bukanlah ilmu dagang atau ilmu bisnis. Akan tetapi
kewirausahaan terkait dengan mental atau mindset untuk berusaha dan bekerja keras.
Jadi yang sungguh ingin dikembangkan adalah tumbuhnya mental kewirausahaan.
Melalui tumbuhnya mental kewirausahaan, maka akan didapatkan kemauan untuk
mengembangkan usaha di masa depan sehingga tidak hanya akan bergantung kepada
pekerjaan yang disediakan oleh pihak penyedia jasa, misalnya pemerintah.
Modul ini akan menjelaskan mengenai mindset yang harus dimiliki wirausahawan,
bagaimana wirausahan berhasil dalam menjalani bisnisnya sehingga menjadi bahan
inspirasi bagi mahasiswa.
B. TUJUAN PERKULIAHAN
1. Mampu mendorong tumbuhnya mindset kewirausahaan dalam diri mahasiswa
melalui pengenalan karakter, unsur dan sifat, serta perubahan mindset dan perilaku
dalam kewirausahaan.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan mindset kewirausahaan dalam kehidupan
sehari-hari.
C. KEGIATAN PERKULIAHAN I : URAIAN MATERI
Selama ini, di masyarakat telah berkembang mitos umum tentang wirausaha
(enterpreneur). Beberapa mitos yang berkembang diantaranya : (i) enterpreneur adalah
dilahirkan, tidak dibuat; (ii) enterpreneur adalah pengambil resiko (risk takers); (iii) butuh
uang banyak untuk menjadi sukses; (iv) yang anda butuhkan adalah gagasan besar; (v)
enterpreneur adalah serigala terasing (lone wolves); (vi) enterpreneur bekerja
sepanjang jalan yang keras.
Membangun mindset kewirausahaan harus dimulai dari adanya kesadaran bahwa
mindset kewirausahaan dapat ditumbuhkan melalui berbagai cara dan strategi.
Wirausaha bukan semata-mata masalah bakat (meskipun bakat tetap merupakan faktor
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 1
penting), tetapi juga sebuah motivasi, perjuangan dan keinginan yang kuat untuk
mewujudkannya.
Menurut McGraith & Mac Millan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu
dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter dasar atau yang disebut sebagai
entrepreneurial mindset tersebut adalah sebagai berikut:
1. Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan
sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala
sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu
ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin
segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang
mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari,
melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat
kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu
tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan
yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.
3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha
yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha
yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari
bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha
yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternat if baru, seperti model,
desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi.
Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan
juga dari cara-cara baru.
4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya
awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman
yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah
itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan
diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka
seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausaha-wirausaha
yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka
bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa
yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 2
lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi.
Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan
disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
5. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi
sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan
pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih
akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil
peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis
yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan
menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya
dikaitkan dengan “rasa suka” terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia
“mampu” merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang
ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.
Success = f(choice)
Success adalah fungsi dari keberhasilan memilih. Apakah memilih sekolah,
karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan
sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai.
6. Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut
dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang
fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau
berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan. “Manusia dengan
entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai
mati” (McGraith dan Mac Millan, 2000, hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap
situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau
kesulitan di lapangan.
7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang
wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak
orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan
daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau
dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai
penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan
berkomunikasi.
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 3
Meredith, et.al. (2002) mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah
sebagai berikut.
Karakter Unsur Karakter
1. Percaya diri (self confidence) Merdeka, mandiri, optimis
2. Berorientasi tugas dan hasi (ada kinerja – ada hasil)
Gairah untuk maju Mengejar keuntungan Tekun, ulet, tegas Kerja keras, bersemangat, energik inisiatif
3. Pengambil resiko Kemampuan mengambil risiko Suka tantangan
4. Kepemimpinan Sifat kepemimpinan Senang bergaul Tanggap akan saran dan kritik
5. Keaslian atau originalitas Pandai mencipta (motivatif & kreatif) Berpikir terbuka Penuh informasi Kaya pengetahuan
6. Berorientasi ke masa depan Berpandangan jauh Peka terhadap keadaan
Karakteristik wirausahawan dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) jenis sebagaimana
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 4
Dari keenam jenis karakteristik wirausahawan tersebut, yang paling penting adalah
sikap personal, meliputi sikap: (i) percaya diri, yaitu bila memperoleh ide gigih
memperjuangkannya untuk menjadi kenyataan; (ii) optimis, yaitu berpikir dan bersikap
positif; (iii) mandiri, yaitu tidak sangat bergantung kepada orang lain.
Dengan sikap personal itu, diharapkan akan lahir tabiat yang: (i) motivatif, terutama
memotivasi diri sendiri; (ii) open thinker, yaitu berpikiran terbuka, dapat belajar dari
orang lain, dan dapat “diajari” (teacheable); (iii) inovatif, yaitu cepat menemukan cara,
proses atau hal-hal baru untuk mewujudkan idenya.
Karakteristik lainnya yang dimiliki seorang wirausahawan adalah karakter ekonomis
dengan motto “ tiada hasil tanpa kerja.” Karakter ekonomis ini meliputi:
Value added oriented, yaitu selalu berusaha mendapatkan nilai tambah
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-
cara sebagai berikut:
- Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
- Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
- Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products
or services),
- Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of
providing more goods and services with fewer resources).
Hard worker, yaitu pekerja keras, pantang menyerah hingga berhasil atau yakin
langkahnya gagal
Inisiatif, yaitu segera memulai langkah kerja tanpa membuang-buang waktu
Wirausahawan juga perlu memiliki karakteristik sosial, yang meliputi: (i) visioner, yaitu
sikap hidupnya yang dinamis mendambakan kemajuan diri; (ii) peka, yaitu mudah
mengamati perubahan lingkungan sekitar dan menangkapnya sebagai peluang (sumber
ide); (iii) inventif, yaitu cepat menemukan gagasan-gagasan baru; dan (iv) kreatif
Wirausahawan perlu memiliki karakter organisatoris sebagai berikut: (i) leadership, yaitu
memiliki jiwa kepemimpinan, bertanggung jawab penuh pada bidangny, dan tidak suka
melakukan intervensi ke bidang lain; (ii) teacheable, yaitu terbuka terhadap kritik dan
siap memperbaiki diri; (iii) komunikatif, yaitu gampang bergaul dan membentuk jaringan
kerja.
Karakter wirausahawan yang meliputi personal, ekonomi, sosial dan organisatoris di
atas secara keseluruhan membentuk karakter kewirausahawan. Karakter yang lengkap
dan seimbang biasanya terdapat pada orang yang berbakat.
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 5
Karakter itu dapat dibangun menjadi karakter tim, dengan memperhatikan unsur-unsur
kewirausahaan yang meliputi: (i) pengetahuan/kognitif: pendidikan dan pengalaman; (ii)
keterampilan/psikomotorik: latihan dan pembiasaan; (iii) sikap mental/afektif: sikap
hidup, budi pekerti, manajemen jiwa raga; (iv) kewaspadaan/alertness: memori
pengalaman, consciousness (sadar dan waspada). Unsur pengetahuan dan
keterampilan dapat diperoleh melalui proses pembelajaran, baik formal maupun non
formal. Sementara dua unsur terakhir dipengaruhi oleh bakat dan “atmosfir” kehidupan.
Selain keempat unsur di atas, terdapat unsur lainnya yang jika ditinjau dari segi bisnis
penting diperhatikan dalam kewirausahaan untuk membentuk kemampuan manajemen
(managementship). Unsur tersebut antara lain: (i) modal (finansial), (ii) expertise
(technical skill), dan (iii) network.
Menurut tinjauan praktisnya, terdapat beberapa faktor personal yang mempengaruhi
karakter/mindset wirausahawan, meliputi:
a. Dream, yaitu berani bermimpi. Seorang yang berjiwa wirausaha harus memiliki
impian (visi) masa depan. Contohnya dia harus mengetahui bisnis seperti apa yang
akan dibangun, kondisi bagaimana yang akan diraih dengan bisnis itu, bagaimana
implementasi dari visi/impiannya.
b. Decisiveness, yaitu tidak akan menunda-nunda apa yang telah diputuskan untuk
dikerjakan, tangkas melaksanakan tindakan terhadap yang telah ditetapkan, serta
tidak ingin kehilangan peluang bisnis yang dilihat dan dipahaminya karena
kesempatan hanya datang sekali dan “sekilas!”
c. Doers, berasal dari kata “do” yang memperoleh suffix “–er”, artinya adalah segera
bekerja, bukan dari kata “doe” yang berarti kijang betina. Dengan demikian, sekali dia
menetapkan langkah, sesegera mungkin dijalankannya.
d. Determination. Wirausahawan adalah penanam modal berkomitmen penuh yang
tidak akan membayarkan sepeserpun uang dan sekali menanamkan modal,
dijalankan hingga berhasil atau sadar betul bahwa gagal (tidak mudah menyerah).
e. Dedication. Wirausahawan harus memiliki dedikasi penuh terhadap bisnis, bekerja
melebihi orang pada umumnya. Kesemuanya dilakukan dengan target untuk
menncapai bisnis yang telah direncanakannya.
f. Devotion. Wirausahawan harus menyenangi pekerjaannya, mencintai produknya
dan nilai produk yang dihasilkan sehingga mendorongnya untuk menjual dan
memproduksinya lebih banyak.
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 6
g. Details. Wirausahawan harus dapat melihat dan mengatasi permasalahan, sampai
bagian yang kecil-kecil karena kadang-kadang itu bersifat kritis terhadap jalannya
usaha.
h. Destiny, yaitu berusaha menentukan nasibnya sendiri, tidak bergantung kepada
orang lain. Seorang wirausahawan tetap melangkah ke depan untuk mencapai
sukses karena pekerjaan diawali dengan permulaannya. Berbuat hebat tidak perlu
kehebatan, menjadi hebat perlu langkah awal.
i. Dollars. Motivasi wirausahawan bukanlah menjadi kaya. Uang hanyalah sebagai
ukuran kesuksesan. Motivasi utamanya adalah kesejahteraan masa depan. Masa
depan mulai sedetik sejak sekarang.
j. Distribute. Wirausahawan harus mampu mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
kepada karyawan kuncinya. Selanjutnya kesuksesan usahanya harus mampu
didistribusikan bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Tantangan organisasi bisnis ke depan antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut.
Persyaratan Artinya Bukan Contoh
1. Speed Cepat, segera, tangkas, cekatan
Lamban, besok sajalah
Hi-tech industry, IBM, Oracle, Siemens
2. Responsiveness Sederhana, luwes Berbelit, kaku, birokratis
Fedex, Microsoft
3. Resiliency Berdaya tahan Rapuh, mudah goyah
GE, General Motor, Ariane Space
4. Flexibility Jual apa yang dimaui konsumen, mudah menyesuaikan, customized
Rigid, jual apa yang bisa dibuat
McKinsey, Price Water House
Perbedaan mind set antara enterpreneur dan manajer dapat dilihat dalam tabel berikut:
Enterpreneur Manajer
Selalu melihat area baru Selalu berfikir di luar kebiasaan Bergantung pada peluang Membuat gerakan dalam waktu
yang singkar Menggunakan struktur organisasi
yang datar Mencoba mengendalikan
nasibnya Menyukai perjalanan perasaan
dan emosinya Menciptakan kekayaan pribadi
Mengoptimalkan area yang ada melalui keahliannya
Selalu terikat dengan prosedur yang ada Bergantung pada sumber daya Meluncurkan produk baru pada suatu waktu Menggunakan struktur piramida dan
berjenjang Mencoba mengatur karirnya Mencoba meminimalkan risiko karir,
perubahan dan sesuatu yang tak terukur Membangun keamanan
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 7
Perubahan mind set yang perlu diperhatikan wirausahawan saat ini
Enterpreneur Manajer
Saya adalah boss Karyawan adalah beban
perusahaan Saya ingin memperoleh jawaban
dari karyawan Kerjakan apa yang boss katakan
Saya adalah pelatih Karyawan adalah asset Kita bersama harus memperoleh jawaban Apakah anda butuh bantuan saya
Perubahan perilaku wirausahawan
Perilaku lama Perilaku baru
Gaya lone ranger Menyimpan rapat informasi Mengharapkan ada keseragaman Memelihara status quo
Gaya team work Sharing informasi Membuka adanya perbedaan Membuka ruang inovasi
KewirausahaanBaihaki Ageng Sela, S.Kom. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘11 8