Kelompok 5 xi mia 2

Post on 08-Jan-2017

240 views 2 download

Transcript of Kelompok 5 xi mia 2

KELOMPOK 5XI MIA 2

•DELLA JESSICA•DIENI ISNAENI•MANENDA

IRIANA•NANDA FARHAN•SHOFY DIEN

HUSNA•SUCI HARDIANI

>>PERISTIWA YOGYA KEMBALI

Kota Yogya pernah menjadi ibu kota RI 2 tahun

Keamanan Jakarta sebagai ibukota RI pada saat itu terancam. Belanda bahkan bisa menduduki Jakarta pada

29 september 1945

Kota Yogya resmi menjadi ibu kota republik indonesia pada tanggal 4 januari 1946

►19 desember 1948 : Belanda melancarkan Agresinya yang kedua  dengan menggempur ibu kota RI, Yogyakarta. Dalam peristiwa ini, pemimpin RI ditawan dan Yogyakarta dikuasai oleh Belanda.

►19 desember 1948 : didirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)  di Bukittinggi. PDRI adalah pemerintahan Republik Indonesia periode 22 desember 1948 - 13 juli 1949, dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang

disebut juga dengan kabinet darurat

►23 desember 1948 : PDRI bersedia memerintahkan penghentian tembak menembak dan memasuki meja perundingan.

►28 januari 1949 : Belanda tidak mengindahkan resolusi DK PBB tentang penghentian tembak menembak karena yakin RI hanya tinggal namanya saja.

►1 maret 1949 :  TNI melakukan serangan besar-besaran terhadap Belanda di Yogyakarta. Peristiwa ini dikenal dengan nama Serangan umum 1 maret 1949 yang berlangsung selama 6 jam. Pasukan Belanda dapat ditarik dari Yogyakarta.

►7 mei 1949  : diadakan persetujuan roem-royen  oleh ketua delegasi Indonesia Mr. Moh. Roem dengan ketua delegasi Belanda Dr. Van Royen. Salah satu pernyataan dari Dr. Van Royen dalam persetujuan ini adalah “Belanda menyetujui kembalinya pemerintah RI ke yogyakarta.”

►29 juni 1949 : ditariknya tentara pendudukan Belanda dari ibukota RI Yogyakarta.

►6 juli 1949 : setelah kota Yogyakarta dikuasai penuh oleh TNI, barulah para pemimpin RI kembali ke Yogyakarta.

►10 juli 1949 : sedangkan panglima besar Jdrl. Sudirman baru masuk ke Yogyakarta. Peristiwa ini dikenal

dengan nama peristiwa Yogya kembali

Konferensi Inter Indonesia

Konferensi Inter Indonesia

Konferensi Inter-Indonesia merupakan salah satu bentuk perundingan Indonesia-Belanda sebagai bentuk perjuangan diplomasi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.Sebelum KMB berlangsung, dilakukan pendekatan dan koordinasi dengan negara-negara bagian (BFO) terutama berkaitan dengan pembentukan Republik Indonesia Serikat

Tujuan Konferensi Inter-Indonesia

•Konferensi Inter Indonesia bertujuan untuk menyatukan pendapat antara RI dan BFO dalam rangka menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi dilaksanakan dua tahap.

Konferensi Inter Indonesia 1 dan 2

Konferensi Inter-Indonesia ini penting untuk menciptakan kesamaan pandangan menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi diadakan setelah para pemimpin RI kembali ke Yogyakarta.

Konferensi Inter-Indonesia I diadakan di Yogyakarta pada tanggal 19 - 22 Juli 1949. Konferensi Inter-Indonesia I dipimpin Mohammad Hatta.

Konferensi Inter-Indonesia II diadakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli - 2 Agustus 1949. Konferensi Inter-Indonesia II dipimpin oleh Sultan Hamid (Ketua BFO).

Pembicaraan dalam Konferensi Inter-Indonesia hampir semuanya difokuskan pada masalahm pembentukan RIS, antara lain:1. masalah tata susunan dan hak Pemerintah RIS,2. kerja sama antara RIS dan Belanda dalam Perserikatan Uni.

Konferensi Inter Indonesia Di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)

• Dalam konferensi tahap pertama telah disepakati bahwa:1) Negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia Serikat;2) Merah Putih adalah bendera kebangsaan;3) Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan;4) Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia;5) 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan.

Hasil Konferensi Inter Indonesia ini ternyata adalah konfirmasi konsensus nasional yang sejak 17 Agustus 1945 direalisasikan dalam perjuangan bangsa.

Konferensi Inter Indonesia Di Jakarta (31 Juli – 2 Agustus 1949)

Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. Salah satu keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.

Di bidang militer/pertahanan konferensi memutuska antara lain:1) Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.2) TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan ditentukan lebih lanjut.3) Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian tidak mempunyai angkatan perang sendiri.

KMB DAN PENGAKUAN KEDAULATAN

KONFERENSI MEJA BUNDAR

Konferensi Meja Bundar dilaksanakan sebagai kelanjutan dan realisasi dari kesepakatan Roem-Royen. Konferensi Meja Bundar (KMB), dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1949 di Ridderzaal, Den Haag, Belanda. KMB di pimpin oleh W. Drees, Perdana Menteri Belanda, dan di hadiri oleh:• Delegasi RI dipimpin Mohammad Hatta• Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid• Delegasi Kerajaan Belanda di pimpin J. H. Van

Maarseveen,• Perwakilan UNCI diketuai oleh Chritchley

Pada konferensi ini dibentuk tiga komisi, yaitu Komisi Keuangan, Komisi Militer, dan Komisi Ketatanegaraan. Permasalahan yang paling alot dalam pembicaraan di KMB adalah mengenai Irian Barat, dan Utang Perang Pemerintah Belanda, Belanda menuntut Indonesia untuk melunasi utang-utang Belanda yang di gunakan Belanda selama perang dari tahun 1942 sampai dengan penyerahan kedaulatan tahun 1949.

Sementara itu pada pembicaraan di Komisi Militer tidak ada pertentangan berarti. Pemerintah Belanda dan Indonesia sepakat bahwa inti dari angkatan perang RIS adalah TNI, dan setelah penyerahan kedaulatan KNIL akan di lebur ke dalam TNI.

KMB akhirnya mencapai beberapa kesepakatan, yaitu sebagai berikut:• Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia

sepenuhnya dan tanpa syarat kepada RIS.• RIS terdiri atas Republik Indonesia dan 15 negara federal.• Penyerahan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya

tanggal 30 Desember 1949.• Masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam waktu

setahun sesudah pengakuan kedaulatan.• Kerajaan Belanda dan RIS akan membentuk Uni Indonesia-

Belanda.• Pasukan Belanda ditarik mundur dari Indonesia dan KNIL

dibubarkan.• RIS harus membayar semua hutang yang digunakan untuk

biaya perang Belanda sejak tahun 1942.

PENGAKUAN KEDAULATAN

Menindaklanjuti kesepakatan pada KMB tanggal 23 Agustus 1949 – 2 November 1949, maka pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatangan naskah pengakuan kedaulatan. Di Belanda penandatanganan dilakukan di ruang Takhta Istana Kerajaan Belanda. Naskah itu di tandatangani oleh Ratu Juliana, P. M. Dr. Willem Drees, dan Menteri Seberang Lautan Mr. A. M. J. A. Sassen, dan Mohammad Hatta. Sementara itu, di Indonesia, penandatanganan dilakukan di Jakarta, naskah ditandatangani oleh Sultan Hamengkubuwono IX, dan A. H. J. Lovink (Wakil Tinggi Mahkota).

Sekian danTerima

Kasih!