Post on 03-Feb-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kelayakan usaha
Dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999, pelaksana
konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yag dinyatakan
ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatan untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk
bangunan atau bentuk fisik lain.
Banyaknya peminat dalam usaha jasa konstruksi sebagimana terlihat dari semakin
besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi. Peningkatan
jumlah perusahaan yang banyak ini ternyata belum diikuti dengan peningkatan
kualifikasi dan kinerjanya, yang tercermin pada kenyataan bahwa mutu produk,
ketepatan waktu pelaksanaan, dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya manusia, modal
dan teknilogi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi belum sebagaiman yang diharapkan
(Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999).
Sekalipun evaluasi kontraktor sudah melalui proses prakualifikasi berdasarkan
sistem multi kriteria, seperti evaluasi berdasarkan kemampuan minimum dari keuangan;
pengalaman kerja; dan kemampuan manajerial dan teknis, penentuan pemenang lelang
lebih ditekankan pada harga terendah sebagaimana ketentuan/regulasi yang dikeluarkan
Pemerintah Indonesia (Keppres No. 80 Tahun 2003).
Seharusnya dalam mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk
bangunan yang baik, sebagai kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan waktu, biaya yang direncanakan dan memenuhi kualitas sesuai yang
disyaratkan untuk sisi kontraktor, sehingga menghasilkan bangunan yang aman dan
nyaman.
Di daerah Kediri telah tumbuh banyak kontraktor pelaksana yang telah berdiri
berkisar 39 instansi, hanya saja dalam kemampuan teknis dan hasil dari kinerja yang
dilakukan belum maksimal sesuai dengan ketentuan yang ada dalam dunia kontraktor,
seiring dengan perkembangan jaman semakin maraknya kebutuhan akan pembangunan
di daerah Kediri menyebabkan kurangnya kontraktor pelaksana dalam menangani
pembangunan. Sesuai dengan data LPSE di kabupaten kediri ada berkisar 50 proyek
1
besar dan 85 proyek kecil, dan itu membuat para kontraktor pelaksana yang ada di
kabupaten kediri kewalahan untuk menangani sehingga diperlukannya kontraktor
pelaksana yang baru. (http://lpse.kedirikab.go.id/eproc/lelang?s=2)
Meski demikian pendirian CV. Kelud Jaya sebagai kontraktor yang baru dalam
perkembangannya juga akan memperoleh cukup kesulitan karena belum dikenalnya oleh
masyarakat dan belum adanya pengalaman yang cukup sehingga timbul ketidakpuasan
pelanggan, atau kurang tegasnya mandor dalam memberikan perintah. Namun itu semua
mampu di atasi dengan adanya tenaga ahli yang telah memiliki keterampilan
dibidangnya serta kedisiplinan, kerjasama dan komunikasi yang terjalin antara pekerja
dengan atasan, yang mampu membuat CV berkembang dan maju, dan pendirian CV
Kelud Jaya layak dilakukan dan mampu bersaing dengan instansi instansi yang telah ada
sesuai dengan pertimbangan kemampuan dari teknisi yang telah tersedia.
1.2 Visi:
Mewujudkan CV Kelud Jaya sebagai pelaksana konstruksi yang inovatif dalam
pembangunan.
1.3 Misi:
1) Menjadi perusahaan yang inovatif, handal, efektif, dan efisien.
2) Memberdayakan pengetahuan, pengalaman, kreativitas, dan rasa nyaman dari
anggota perusahaan.
3) Menjalin kemitraan yang sehat dengan dasar kepercayaan, berorientasi bisnis
untuk mewujutkan pengembangan yang menguntungkan di antara kedua belah
pihak.
4) Mendayagunakan peraturan dan ketentuan yang berlaku demi keselarasan dan
keseimbangan kehidupan bermasyarakat.
5) Mewujudkan peluang dan lapangan kerja.
2