Post on 02-Mar-2019
KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN
AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL
GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR
HARYANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
2
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelayakan
Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada Warso Unggul Gemilang
di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Haryani
NIM H34124024
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ii
ABSTRAK
HARYANI. Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam Kampung pada
Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh YANTI
NURAENI MUFLIKH.
Permintaan pasar ayam kampung yang tinggi memberikan peluang terhadap
pengembangan bisnis pembibitannya. Pengembangan usaha dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas ayam kampung melalui penggunaan teknologi
modern, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan
pengembangan usaha dengan penerapan mekanisasi produksi dan mengukur
kepekaan bisnis pada skala 20 000 ekor indukan. Metode analisis yang digunakan
adalah metode analisis nonfinansial dan finansial. Analisis nonfinasial dilakukan
berdasarkan penilaian terhadap aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen,
aspek hukum, aspek sosial dan lingkungan. Analisis finansial dilakukan
berdasarkan kriteria penilaian investasi berupa Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Period (PP).
Analisis kepekaan bisnis digunakan untuk mengukur batas perubahan peningkatan
harga pakan dan penurunan harga DOC. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha
pembibitan ayam kampung dengan pengembangan memberikan manfaat lebih
besar daripada tanpa pengembangan. Pengembangan bisnis sebaiknya diterapkan
oleh Warso Unggul Gemilang.
Kata kunci: kelayakan usaha, pengembangan usaha, pembibitan, ayam kampung
ABSTRACT
HARYANI. Business Development Feasibility of Chicken Breeding in Warso
Unggul Gemilang in Bogor. Supervised by YANTI NURAENI MUFLIKH.
Market demand is high provide opportunities for business development
breeding free-range chicken. Business development is done to increase
productivity of free-range chicken through the use of modern technology, so this
research was conducted to analyze business development feasibility with
application of production mechanization and measuring business sensitivity on a
scale 20 000 parent tail. Analysis method has been used is nonfinancial analysis
and financial analysis. The analysis was done based on nonfinancial analysis
such as market aspects, technical aspects, management aspects, legal aspects,
social and environment aspects. Financial analysis is based on the assessment
criteria of investment such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), and Payback Period (PP). Analysis of
sensibility business used to measure the changes increased the price of feed and
DOC prices decreased. Results of analysis showed that business of free-range
chicken breeding with development of greater benefit than without development.
Business development should be applied by Warso Unggul Gemilang.
Keywords: business feasibility, business development, breeding, free-renge
chicken
iii
KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PEMBIBITAN
AYAM KAMPUNG PADA WARSO UNGGUL
GEMILANG DI KABUPATEN BOGOR
HARYANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
iv
2
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini adalah kelayakan bisnis,
dengan judul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembibitan Ayam
Kampung pada Warso Unggul Gemilang di Kabupaten Bogor.
Terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, atas segala
limpahan do’a dan kasih sayangnya. Ungkapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Yanti Nuraeni Muflikh, SP.MAgribus selaku dosen
pembimbing. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Toro,
Bapak Muchaeri, dan para karyawan yang bekerja di Warso Unggul Gemilang
serta lainnya yang telah membantu penulis selama penelitian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Haryani
i
DAFTAR ISI
I
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR II
DAFTAR LAMPIRAN III
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 10
Manfaat Penelitian 10
Ruang Lingkup Penelitian 10
TINJAUAN PUSTAKA 11
Pengembangan pada Usahaternak Unggas 11
Kelayakan Usahaternak Unggas 11
KERANGKA PEMIKIRAN 15
Kerangka Pemikiran Teoritis 15
Kerangka Pemikiran Operasional 20
METODE PENELITIAN 22
Lokasi dan Waktu penelitian 22
Jenis dan Sumber Data 22
Metode Pengumpulan Data 22
Metode Analisis Data 23
Aspek Non Finansial 23
Aspek Finansial 25
Analisis Switcing Value 27
Asumsi Dasar 28
GAMBARAN UMUM WARSO UNGGUL GEMILANG 30
ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL 33
Aspek Pasar Skenario I 33
Aspek Pasar Skenario II 38
Aspek Teknis Skenario I 40
Aspek Teknis Skenario II 46
Aspek Manajemen Skenario I 48
Aspek Manajemen Skenario II 50
Aspek Hukum Skenario I 52
Aspek Hukum Skenario II 52
Aspek Sosial dan Budaya Skenario I 53
Aspek Sosial dan Budaya Skenario II 53
Aspek Lingkungan Skenario I 54
Aspek Lingkungan Skenario II 55
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 56
Analisis Finansial Skenario I 56
Analisis Finansial Skenario II 76
Perbandingan Usaha Skenario I dan Skenario II 82
SIMPULAN DAN SARAN 83
Simpulan 83
Saran 84
ii
ii
iii
ii
DAFTAR PUSTAKA 85
LAMPIRAN 87
RIWAYAT HIDUP 104
DAFTAR TABEL
1 Populasi ternak di Indonesia pada tahun 2013 1
2 Populasi ayam kampung tiga besar di Indonesia tahun 2011-2013 2
3 Perkembangan populasi ayam di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013 2
4 Perkembangan produk ayam kampung di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013 33
5 Jumlah permintaan & penawaran DOC Warso Unggul Gemilang satu tahun 5
6 Metode penelitian di Warso Unggul Gemilang tahun 2014 23
7 Hasil analisis kelayakan aspek pasar pada Warso Unggul Gemilang 39
8 Hasil analisis kelayakan aspek teknis pada Warso Unggul Gemilang 48
9 Hasil analisis kelayakan aspek manajemen pada Warso Unggul Gemilang 51
10 Hasil analisis aspek hukum pada Warso Unggul Gemilang 52
11 Hasil analisis kelayakan aspek sosial dan budaya Warso Unggul Gemilang 54
12 Hasil analisis aspek lingkungan Warso Unggul Gemilang 55
13 Biaya investasi per tahun Warso Unggul Gemilang skenario I 69
14 Harga pakan Warso Unggul Gemilang tahun 2014 71
15 Penggunaan vaksin di Warso Unggul Gemilang Tahun 2014 per kandang 71
16 Kebutuhan vitamin herbal pada Warso Unggul Gemilang per hari 72
17 Penggunaan biosecurity pada Warso Unggul Gemilang per tahun 72
18 Kebutuhan box kemas Warso Unggul Gemilang per tahun pada skenario I 73
19 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario I 74
20 Hasil switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario I 76
21 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario II 80
22 Hasil switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario II 81
23 Resume hasil analisis pada skenario I dan skenario II 83
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional rencana pengembangan usaha 21
2 Saluran kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang 32
3 DOC ayam kampung hasil produki Warso Unggul Gemilang 37
4 Alur distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang 37
5 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I 45
6 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario II 47
7 Struktur organisasi Warso Unggul Gemilang skenario I tahun 2014 49
8 Struktur organisasi Warso unggul gemilang pada skenario II 51
9 Kandang produksi ayam kampung milik Warso Unggul Gamilang 69
10 Kondisi ayam kampung di kandang karantina Warso Unggul Gemilang 61
11 Ruang pengemasan DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang 69
12 Ruang gudang pada Warso Unggul Gemilang 62
13 Ruang biosecurity pada Warso Unggul Gemilang 69
14 Alat pemanas untuk DOC pada Warso Unggul Gemilang 64
iii
15 Egg tray pada Warso Unggul Gemilang 69
16 Fasilitas transportasi milik Warso Unggul Gemilang 66
17 Keranjang panen DOC pada Warso Unggul Gemilang 69
18 Indukan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang 67
19 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario I 75
20 Penggunaan teknologi modern pada ayam ras petelur milik Asia Farm 77
21 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario II 81
DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario I 87
2 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang skenario II 87
3 Perhitungan investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario I 8891
4 Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario I 8995
5 Arus kas Warso Unggul Gemilang skenario I 95
6 Perhitungan investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario II 95
7 Laporan laba/rugi Warso Unggul gemilang skenario II 96
8 Proyeksi arus kas Warso Unggul Gemilang skenario II 99
iv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam kampung merupakan ayam jenis lokal asli Indonesia. Keunggulan
yang dimiliki dalam melakukan usaha ayam kampung menurut Krista dan
Harianto (2013) ialah peluang pasar yang besar dan berkesinambungan, peternak
yang membudidayakan secara intensif jumlahnya sedikit, harga jual tinggi dan
relatif stabil, semakin lama pemeliharaan maka harga jual akan semakin mahal,
untung besar dari sedikit populasi, relatif tahan terhadap beberapa penyakit dan
memiliki kebanggaan beternak unggas lokal.
Keunggulan ayam kampung lainnya terlihat dari tingkat mortalitas yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan ayam ras pedaging dan ayam ras petelur.
Tingkat mortalitas ayam ras pedaging dalam kondisi yang baik menurut
Pangestika (2011) berkisar antara dua hingga tiga persen sedangkan untuk tingkat
mortalitas ayam ras petelur menurut Medion (2011) rata-rata mencapai empat
hingga tujuh persen. Tingkat mortalitas pada ayam kampung lebih rendah
daripada keduanya, yakni berkisar antara 0.5 persen hingga satu persen
(Pangestika 2011) dalam kondisi baik. Tingkat mortalitas ayam kampung yang
lebih rendah daripada ayam jenis lainnya menunjukkan bahwa risiko kematian
ayam kampung lebih rendah.
Subsektor peternakan ayam kampung dapat dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan pangan hewani masyarakat di Indonesia. Peternakan ayam kampung
dapat dikembangkan di seluruh Indonesia, karena keunggulan yang dimilikinya.
Secara keseluruhan populasi ternak di Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1 Populasi ternak di Indonesia pada tahun 2011-2013
N
o Jenis ternak
Jumlah populasi (ekor) Rata-rata
pertumbuhan/
tahun (%) Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1 Sapi potong 27 086 25 802 34 392 14.28 %
2 Sapi perah 8 973 9 487 9 526 3.07 %
3 Kerbau 23 696 23 563 24 088 0.83 %
4 Kambing PE 5 097 6 139 6 327 11.75 %
Kambing non PE 118 889 124 710 107 865 -4.31 %
5 Domba 221 873 214 408 203 373 -4.26 %
6 Babi 4 102 3 895 3 556 -6.87 %
7 Ayam Ras Petelur 4 438 536 4 580 155 4 952 394 5.66 %
8 Ayam Ras Pedaging 17 175 302 17 684 762 19 783 144 7.42 %
9 Ayam Ras Pembibit 1 044 275 1 756 525 1 868 812 37.30 %
10 Ayam Kampung 1 436 530 1 546 554 1 747 292 10.32 %
11 Itik 176 174 163 284 170 323 -1.50 % Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2014
2
Tabel 1 menunjukkan bahwa ayam kampung menempati peringkat kedua
terbesar untuk populasi ternak terbanyak di Indonesia. Kebijakan pemerintah
untuk menjadikan unggas termasuk ayam kampung sebagai penyedia daging
dimaksudkan untuk pemenuhan protein hewani bagi penduduk di Indonesia, hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
Sentra ayam kampung di Indonesia tersebar di wilayah Jawa Tengah, Jawa
Timur, Jawa Barat dan beberapa wilayah lainnya. Ketiga provinsi tersebut
memiliki pertumbuhan populasi ayam kampung terbesar di Indonesia, sesuai
dengan Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa Jawa Barat menempati urutan
ketiga terbesar di Indonesia berdasarkan pertumbuhan populasi ayam kampung.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang menjadi
sentra ayam kampung, sesuai dengan daftar wilayah sentra peternakan yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan populasi ayam
kampung di Kabupaten Bogor dibandingkan dengan ternak unggas lainnya
tergolong cukup tinggi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 2 Populasi ayam kampung tiga besar di Indonesia (ribu ekor) tahun 2011-2013
Wilayah Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-rata
Jawa Tengah 38,296 39,486 40,112 39,298
Jawa Timur 29,310 29,750 29,131 29,397
Jawa Barat 27,396 27,305 26,739 27,147
Sumber: BPS (2014)
Tabel 3 Perkembangan populasi ayam di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013
No Jenis ternak Jumlah populasi (ekor) Rata-rata
pertumbuhan/
tahun (%) Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1 Ayam Ras Petelur 4 438 536 4 580 155 4 952 394 5.66
2 Ayam Ras Pedaging 17 175 302 17 684 762 19 783 144 7.42
3 Ayam Ras Pembibit 1 044 275 1 756 525 1 868 812 37.30
4 Ayam Buras/Kampung 1 436 530 1 546 554 1 747 292 10.32
Sumber: Disnakan Kab Bogor (2014)
Tabel 3 menunjukkan bahwa ayam kampung di Kabupaten Bogor
merupakan ternak yang pertumbuhannya termasuk besar jika dibandingkan ternak
unggas lainnya. Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor
menempati urutan kedua terbesar setelah ayam ras pembibit. Selain itu jumlah
populasi dari ayam kampung selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat upaya peningkatan populasi ayam
kampung. Pertumbuhan populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor tertera pada
Tabel 3 serta pertumbuhan produksi daging ayam kampung dan telurnya yang
tertera pada Tabel 4 juga mengindikasikan peningkatan jumlah peternak ayam
kampung maupun jumlah ayam kampung yang diusahakan oleh peternak.
3
Tabel 4 Perkembangan produk ayam kampung di Kabupaten Bogor tahun 2011-2013
Tahun Jenis produk
Daging (ekor) Telur (butir)
2011 886 453 17 620 020
2012 955 346 18 969 540
2013 1 179 218 21 431.00 720
Rata-rata Pertumbuhan/tahun (%) 15.60 10.32
Sumber: Disnakan Kab Bogor (2014)
Tabel 4 menunjukkan bahwa produk daging dan telur ayam kampung di
Kabupaten Bogor selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal tersebut
menjadi bukti bahwa terdapat upaya untuk meningkatkan produksi ayam kampung
baik dari daging maupun telurnya. Permintaan ayam kampung di Kabupaten
Bogor terlihat dari jumlah populasi penduduk di Kabupaten Bogor pada tahun
2013 sebanyak 5 644 263 dengan konsumsi ayam kampung perkapita sebanyak
0.205 kg per tahun, setiap satu ekor diasumsikan 1 kg, maka untuk memenuhi
kebutuhan konsumen di Kabupaten Bogor diperlukan tambahan ayam kampung
sebanyak 1 161 174 ekor. Selain itu perkembangan pasar ayam kampung di
Kabupaten Bogor terlihat dari salah satu peternak ayam kampung di Kabupaten
Bogor, sebanyak 500 ekor ayam kampung yang diproduksinya selalu terserap
pasar. Permintaan telur ayam kampung pun pada salah satu usaha pembibitan di
Kabupaten Bogor sebanyak 660 butir per hari selalu diserap pasar. Krista dan
Harianto (2013) juga menyebutkan besarnya peluang pasar ayam kampung
tergambar dari salah satu kelompok pembudidaya ayam kampung berskala besar
di Jawa Barat. Permintaan yang ada mencapai 35 000 ekor per bulan, namun
hanya mampu dipenuhi sebesar 25 persen. Hal tersebut menunjukkan adanya gap
antara permintaan dan penawaran akan produk ayam kampung, gap tersebut dapat
menjadi peluang para peternak untuk meningkatkan produksinya.
Pemenuhan peluang pasar ayam kampung dapat dilakukan melalui
peningkatan produksinya, peningkatan produksi ayam kampung diikuti dengan
peningkatan permintaan terhadap day old chick (DOC) ayam kampung. DOC
merupakan ayam yang memiliki umur satu hari. DOC berkualitas baik memiliki
kemampuan hidup yang tinggi saat dilakukan pembesaran. Peternak ayam
kampung membutuhkan tambahan input berupa DOC ayam kampung dalam
memenuhi permintaan produksinya. Komoditas DOC ayam kampung ini
merupakan sub sistem hulu dalam sistem agribisnis, sehingga diperlukan sebagai
penyedia input bagi sistem agribisnis on farm. Usaha on farm berasal dari
peternak ayam kampung pedaging maupun petelur. Peluang pasar yang cukup
besar tersebut juga menjadi peluang potensial bagi usaha pembibitan DOC ayam
kampung. DOC ayam kampung berkualitas tinggi diperoleh dari serangkaian
proses produksi yang baik sesuai standar operasional pembibitan.
Pembibitan ayam kampung secara tradisional atau secara alami dipandang
tidak dapat meningkatkan kualitas DOC dan jumlah DOC yang dihasilkan. Oleh
karena itu ada dua alternatif pengembangan usaha pembibitan ayam kampung,
yaitu penggunaan teknologi konvensional dan penggunaan teknologi modern.
Teknologi konvensional yang sering dikembangkan dalam pembibitan ayam
kampung yaitu kandang bambu tipe terbuka, mesin yang digunakan manual
hingga semi otomatis, investasi tidak terlalu besar, keterlibatan tenaga kerja
4
tinggi, serta pengawasan yang tidak mudah, sesuai dengan penelitian Wibowo dan
Sartika (2010). Sedangkan teknologi modern biasanya menggunakan alat yang
serba otomatis dalam pelaksanaannya, pada usaha pembibitan ayam kampung
teknologi modern yang digunakan biasanya kandang tipe tertutup, dilengkapi
dengan alat pemberi makan dan minum otomatis, collecting telur otomatis,
pembersihan kotoran otomatis, penggunaan mesin tetas setter dan hatcher secara
otomatis, serta penerapan kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).
Teknologi konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu
modal tidak terlalu besar, dapat dilakukan oleh peternak kecil, pengawasan mutu
sulit, banyak menggunakan tenaga kerja, dan memerlukan tempat yang luas
karena kapasitasnya yang sedikit. Selain itu teknologi modern memiliki beberapa
kelebihan, yaitu pengawasan mutu yang lebih mudah, dapat menghasilkan jumlah
DOC relatif lebih banyak, dapat menekan jumlah produk afkir, dapat diusahakan
pada luasan yang terbatas namun dengan skala besar, dan penggunakan tenaga
kerja yang relatif lebih sedikit, sedangkan kelemahannya yaitu diperlukan biaya
yang besar, diperlukan tenaga ahli, dan kapasitas listrik yang tinggi. Selain itu,
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan DOC pada usaha pembibitan dengan
menggunakan teknologi modern dapat berlangsung lebih cepat. Proses pembibitan
ayam kampung dengan pemanfaatan teknologi modern jarang dilakukan hingga
saat ini karena membutuhkan investasi yang besar dan modal yang dikeluarkan
akan kembali dalam beberapa tahun1. Investasi yang dikeluarkan mencapai
ratusan juta rupiah bahkan lebih, sedikitnya jumlah pengusaha yang bergerak di
pembibitan ayam kampung berteknologi justru membuka peluang bagi pengusaha
yang memiliki modal besar.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam kampung
adalah Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul Gemilang dipilih karena berada
di wilayah Kabupaten Bogor dan berencana menerapkan teknologi baru.
Teknologi tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar. Investasi yang
dikeluarkan berkisar antara Rp 500 Juta hingga miliaran rupiah. Nilai tersebut
tergolong besar jika diterapkan pada usaha pembibitan ayam kampung yang
sebagian besar berupa perusahaan rakyat dengan modal terbatas. Warso Unggul
Gemilang berani mengambil langkah pengembangan dengan pertimbangan hasil
yang diperoleh dianggap layak bagi perusahaan. Hasil yang dianggap layak antara
lain perusahaan harus mampu memperoleh keuntungan, modal yang dikeluarkan
dapat diperoleh kembali, dan informasi lainnya yang menunjang kelayakan
rencana pengembangan tersebut. Oleh karena itu penting melakukan analisis
kelayakan bisnis pembibitan ayam kampung dengan teknologi kandang tertutup
serba otomatis yang belum banyak diusahakan oleh pelaku bisnis ayam kampung.
Rumusan Masalah
Kabupaten Bogor memiliki permintaan terhadap DOC ayam kampung yang
cukup besar. Permintaan DOC ayam kampung di Kabupaten Bogor terlihat dari
jumlah populasi ayam kampung di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 adalah
sebanyak 1 747 292 ekor, dengan mortalitas rate ayam kampung sebesar satu
1 Informasi diperoleh dari Bapak Toro (wakil pimpinan Warso Unggul Gemilang), dilakukan pada
Agustus 2014.
5
persen atau sama dengan 17 473 ekor, maka untuk memenuhi kebutuhan
konsumen DOC ayam kampung di Kabupaten Bogor diperlukan tambahan
sebanyak 1 764 765 ekor DOC ayam kampung. Kebutuhan DOC ayam kampung
tersebut dapat dipenuhi melalui pembibitan ayam kampung.
Pembibitan ayam kampung sebagai penyedia DOC ayam kampung
merupakan subsistem hulu dalam sistem agribisnis, karena perannya sebagai
penyedia input bagi usahaternak ayam kampung. Terdapat beberapa subsistem
yang mendukung sistem agribisnis DOC ayam kampung, mulai dari subsistem
hulu hingga hilir. Subsistem hulu dalam usaha DOC ayam kampung yaitu pakan,
vaksin, obat dan vitamin sebagai penyedia input perusahaan. Subsistem on farm
adalah kegiatan produksi DOC ayam kampung. Sedangkan subsistem hilir dalam
usaha ayam kampung adalah hasil output berupa daging, telur, ceker dan kepala
ayam kampung, serta lainnya yang berasal dari produk ayam kampung. Setiap
subsistem dalam sistem agribisnis saling berkaitan, sehingga kestabilan supply
input penting untuk menjaga kestabilan pasokan ayam kampung.
Warso Unggul Gemilang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi DOC ayam kampung. Usaha Warso Unggul Gemilang
dipilih karena berada di daerah sentra peternakan Kabupaten Bogor. Saat ini
perusahaan tersebut memiliki market share DOC ayam kampung sebesar 47.15
persen2 untuk wilayah Kabupaten Bogor. Perusahaan pembibitan ayam kampung
lainnya yang menjadi pesaing dari Warso Unggul Gemilang yaitu PT. AKI (Ayam
Kampung Indonesia), Jimmy Farm, dan Citra Lestari. Jumlah permintaan dan
jumlah produksi Warso Unggul Gemilang tertera pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah permintaan dan penawaran DOC Warso Unggul Gemilang satu tahun
terakhir
Tahun Bulan Permintaan (ekor) Produksi (ekor)
2013 Jul 86 500 70 000
Agt 87 000 71 100
Sep 87 700 72 000
Okt 86 700 72 100
Nov 86 600 70 500
Des 88 400 70 300
2014 Jan 87 500 70 200
Feb 87 400 71 600
Mar 88 800 70 150
Apr 88 500 70 400
Mei 88 000 70 300
Jun 87 500 70 788
Total
1 050 600 849 438
Rata-rata per bulan 87 550 70 786
Sumber: Warso Unggul Gemilang (diolah), 2014
2 Market share diperoleh dari banyaknya produksi DOC Warso Unggul Gemilang saat ini dibagi
dengan banyaknya permintaan DOC di Kabupaten Bogor dikalikan dengan 100 persen, yaitu 832
000 ekor dibagi dengan 1 764 765 ekor dan dikalikan 100 persen sama dengan 47.15 persen.
6
Produksi Warso Unggul Gemilang setiap bulan menghasilkan rata-rata 70
786 ekor DOC. Saat ini Warso Unggul Gemilang berusaha untuk dapat
memproduksi DOC ayam kampung secara kontinyu, dilihat dari sejumlah indukan
yang diproduksi memiliki umur yang berbeda. Kandang untuk indukan berjumlah
sepuluh, setiap kandang memiliki umur berbeda dengan selisih umur tujuh
minggu. Ayam kampung dapat dijadikan sebagai indukan pada saat berumur 19
minggu hingga 75 minggu. Indukan yang ada memproduksi telur calon DOC
ayam kampung, yang kemudian akan dilakukan penetasan pada ruangan khusus.
Jumlah produksi tersebut belum bisa memenuhi permintaan perusahaan yang ada,
sehingga terdapat peluang terhadap usaha DOC ayam kampung.
Tingginya permintaan dan kurangnya stock DOC yang ditawarkan menjadi
perhatian bagi pihak Warso Unggul Gemilang, Warso Unggul Gemilang tidak
ingin kehilangan konsumen dan peluang pasar yang ada. Peluang pasar yang ada
tidak hanya menjadi peluang bagi Warso Unggul Gemilang, tetapi menjadi
peluang bagi usaha pembibitan ayam kampung lainnya. Peningkatan produksi
merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh Warso Unggul
Gemilang untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu peningkatan jumlah
produksi dilakukan untuk perluasan pasar dari produk perusahaan. Konsumen
berasal dari para peternak ayam kampung baik pedaging maupun petelur, dan juga
berasal dari distributor DOC ayam kampung. Beberapa konsumen Warso Unggul
Gemilang diantaranya harus menunggu untuk memperoleh DOC yang dipesan
hingga panen berikutnya, karena banyaknya pesanan dari konsumen sebelumnya
yang belum terpenuhi.
Upaya peningkatan produksi DOC ayam kampung guna memenuhi
permintaan pasar Warso Unggul Gemilang dapat dilakukan melalui beberapa
alternatif. Alternatif yang memungkinkan ada dua pilihan, yaitu peningkatan
jumlah indukan dan peningkatan teknologi yang digunakan dengan menerapkan
mekanisasi produksi. Rencana mekanisasi produksi tersebut dapat tercipta apabila
jumlah indukan ayam kampung mencapai 20 000 ekor, yaitu sesuai dengan
informasi yang diperoleh dari kontraktor kandang ayam modern. Selain itu dengan
jumlah indukan 20 000 ekor diharapkan mampu memenuhi permintaan
perusahaan pada kondisi perusahaan saat ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini
akan membandingkan kelayakan usaha tanpa pengembangan teknologi kandang
modern dan dengan pengembangan teknologi kandang modern pada populasi 20
000 ekor ayam kampung.
Alternatif pertama disebut sebagai skenario I, yaitu kondisi usaha pada saat
ini dan terdapat penambahan skala usaha dari sebelumnya yang sebanyak 16 000
ekor indukan menjadi 20 000 ekor indukan, serta terdapat penambahan luasan
kandang produksi tanpa teknologi modern atau dapat disebut teknologi
konvensional. Terdapat beberapa masalah mengenai kondisi perusahaan saat ini,
yaitu kapasitas kandang yang sedikit, luasan lahan yang terbatas, dan lainnya.
Alternatif kedua disebut sebagai skenario II, yaitu terdapat penambahan luasan
kandang produksi baru dengan menerapkan teknologi modern serta penambahan
jumlah indukan menjadi 20 000 ekor. Analisis terhadap jumlah indukan 20 000
ekor tersebut dilakukan untuk melakukan perbandingan usaha dengan kapasitas
yang sama.
Teknologi konvensional pada skenario I merupakan teknologi yang telah
diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini. Pada skenario I Warso Unggul
7
Gemilang telah menerapkan sistem kandang terbuka untuk kegiatan produksinya,
pemberian pakan dan pembersihan kotoran secara manual, sedangkan pemberian
minum telah menggunakan nipple otomatis khusus yang diterapkan di kandang
tersebut. Peningkatan jumlah indukan sebanyak 20 000 ekor menjadikan Warso
Unggul Gemilang membutuhkan tambahan kandang sesuai kapasitas tersebut.
Teknologi modern pada skenario II merupakan teknologi yang menerapkan
mekanisasi produksi pada usaha pembibitan ayam kampung. Mekanisasi produksi
yang diterapkan meliputi penggunaan kandang tertutup, pemberian pakan dan
minum otomatis, collecting telur otomatis, dan pembersihan kotoran otomatis.
Penerapan mekanisasi produksi tersebut salah satunya telah diterapkan pada
usahaternak ayam ras petelur milik Asia Farm di Citeureup, Bogor. Asia Farm
merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi telur ayam konsumsi,
dengan adanya penelitian ini diharapkan mekanisasi produksi pada Asia Farm
dapat diterapkan pada usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dengan skala 20
000 ekor indukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas DOC ayam
kampung yang dihasilkan.
Rencana mekanisasi produksi DOC ayam kampung pada skenario II terdiri
dari tiga rencana utama. Tiga rencana utama tersebut antara lain pemberian pakan
otomatis, pemanenan telur otomatis, dan pembuangan limbah kotoran secara
otomatis. Tiga rencana tersebut merupakan satu paket yang dapat digunakan oleh
Warso Unggul Gemilang dalam rangka memenuhi rencana mekanisasi produksi
DOC ayam kampung. Penerapan teknologi tersebut penting dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang yakni
menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar, termodern, dan terbaik
kualitasnya di Indonesia. Pengembangan teknologi juga diharapkan mampu
meningkatkan produksi Warso Unggul Gemilang lebih dari 10 persen.
Pemberian pakan secara otomatis akan mengurangi pekerjaan karyawan
Warso Unggul Gemilang khususnya pemberian pakan sehingga dapat dialihkan ke
pekerjaan yang lainnya. Dengan adanya alat pemberi pakan otomatis, setiap
karyawan yang bertugas di kandang akan mampu meningkatkan tanggungjawab
pemeliharaan ayam dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Pakan
yang diberikan secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat
gudang pakan dan kandang tidak menyatu. Dari sisi aspek finansial, dampak
penggunaan kandang dengan alat otomatis belum diperhitungkan secara rinci oleh
pihak Warso Unggul Gemilang. Penggunaan alat pemberi pakan otomatis juga
dianggap mampu mempertahankan kualitas pakan bagi ayam kampung. Hal
tersebut terjadi karena untuk mengurangi penyebab timbulnya kontaminasi pada
pakan. Kualitas pakan yang terjaga juga berpengaruh terhadap kualitas indukan
sehingga mampu mengasilkan telur calon DOC dengan kualitas terbaik.
Rencana pengembangan teknologi yang kedua ialah penggunaan alat panen
telur atau collecting telur secara otomatis. Alat panen ini dibuat menyerupai
conveyor. Pengembangan teknologi kedua ini dilakukan atas dasar tingginya
human error yang dilakukan oleh koordinator kandang pada kegiatan panen telur
calon DOC. Frekuensi aktivitas dari koordinator kandang yang tergolong tinggi
juga membuat ayam mudah stress. Koordinator kandang kurang berhati-hati
dalam melakukan pengembilan telur sehingga menyebabkan telur calon DOC
retak dan bahkan pecah. Retak dan pecah pada telur tersebut akan menurunkan
kuantitas DOC yang dihasilkan. Penurunan kuantitas dan kualitas pada DOC yang
8
dihasilkan akan mengurangi pemasukan bagi Warso Unggul Gemilang.
Penggunaan conveyor juga mempermudah pengawasan mutu yang dilakukan dan
menghemat waktu kerja para koordinator kandang. Dari sisi penggunaan tenaga
kerja, penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga
kerja. Penggunaan alat otomatis ini diduga dapat menurunkan stress ayam
kampung sehingga dapat menghasilkan telur lebih baik. Satu butir telur calon
DOC yang berasal dari satu ayam kampung produktif dihasilkan setiap lima hari
pada saat skenario I. Pada skenario II, produksi telur diperkirakan meningkat
menjadi empat hari untuk satu butir telur calon DOC ayam kampung.
Penurunan stress pada indukan dapat membuat indukan mampu
memproduksi telur calon DOC dengan kualitas yang baik. Kualitas tersebut
ditunjukkan oleh embrio yang dihasilkan. Pihak kontraktor dari Asia Farm
memberikan informasi bahwa penggunaan teknologi ini membuat ayam kampung
lebih banyak memproduksi telur dengan embrio yang lebih baik. Penggunaan
teknologi alat panen otomatis ini dapat meningkatkan telur berisi embrio hingga
30-40 persen. Semakin banyak jumlah embrio maka calon telur DOC yang
dihasilkan semakin banyak.
Pembuangan limbah kotoran indukan ayam kampung secara otomatis dapat
memberikan dampak yang baik bagi tumbuh-kembang indukan. Limbah ayam
selain memberikan manfaat tetapi juga memberikan kerugian. Pengelolaan limbah
ayam penting untuk dilakukan, dengan mekanisasi diharapkan bisa memberikan
manfaat. Sistem pembuangan kotoran otomatis akan mempermudah tugas para
koordinator kandang di Warso Unggul Gemilang. Pembuangan otomatis juga
akan menekan lama waktu kotoran yang tertahan di kandang, sehingga mampu
menciptakan kondisi kandang yang lebih bersih. Kandang yang lebih bersih akan
memberikan kondisi yang nyaman bagi ayam kampung sehingga dapat
memberikan pengaruh positif terhadap hasil produksi.
Skenario I memiliki kelemahan akan sulitnya melakukan pengawasan mutu
produk yang dihasilkan, banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan, namun
kelebihannya yaitu modal yang digunakan relatif kecil. Sedangkan skenario II
memiliki kelemahan terhadap jumlah modal yang digunakan relatif besar karena
investasi mesin terbilang mahal, kelebihannya yaitu pengawasan mutu lebih
mudah, tenaga kerja yang digunakan lebih sedikit karena menggunakan alat yang
serba otomatis. Selain itu telur ayam afkir pada skenario II dapat diturunkan
hingga 50-60 persen, sehingga secara keseluruhan jumlah telur yang hilang dapat
diturunkan. Penerapan teknologi yang dilakukan pada skenario II dapat
menurunkan kehilangan telur yang tidak termasuk calon DOC dan telur afkir
hingga 30 persen.
Rencana skenario I dan skenario II tersebut memerlukan investasi, sehingga
diperlukan analisis kelayakan usaha. Analisa kelayakan usaha yang akan
dilakukan memerlukan informasi kelayakan dari aspek non finansial. Warso
Unggul Gemilang membutuhkan informasi mengenai kelayakan dari aspek non
finansial karena aspek ini sangat mempengaruhi aspek finasial dalam rencana
pengembangan bisnis. Beberapa aspek yang diperhatikan antara lain aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, aspek budidaya dan
aspek lingkungan. Aspek finansial penting dilakukan untuk mengukur apakah
besarnya investasi yang ditanamkan akan memberikan keuntungan atau tidak bagi
9
perusahaan. Informasi kelayakan usaha diperlukan untuk mempermudah pihak
Warso Unggul Gemilang dalam mengambil keputusan bisnis.
Waktu pengembalian modal dari investasi yang ditanamkan pada usaha
pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang skala 20 000 ekor indukan
penting untuk diperhatikan, apakah waktu pengembalian dapat berlangsung secara
cepat atau lambat. Lamanya waktu pengembalian modal usaha dipengaruhi oleh
besarnya investasi yang ditanamkan dan besarnya keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Perhitungan seberapa lama pengembalian modal sangat penting bagi
perusahaan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Hal tersebut
dilakukan apakah keputusan investasi sesuai atau tidak, apabila investasi yang
ditanamkan memberikan banyak kerugian daripada manfaat yang diperoleh maka
keputusan investasi berdasarkan waktu pengembaliannya dinilai tidak tepat.
Kemungkinan perubahan beberapa komponen perusahaan menjadi perhatian
khusus terhadap berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Perubahan
tersebut memberikan dampak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kelayakan
usaha yang dilakukan. Potensi peningkatan harga pakan merupakan hal yang
paling berpengaruh terhadap kegiatan produksi DOC yang dilakukan oleh Warso
Unggul Gemilang, karena pakan merupakan supply penting bagi pertumbuhan
indukan yang diperlukan setiap hari. Selain itu Warso Unggul Gemilang
seringkali dihadapkan dengan kenaikan harga pakan. Harga pakan seringkali
meningkat salah satunya diakibatkan oleh bahan baku pakan berupa jagung yang
diperoleh melalui impor, sehingga melemahnya nilai mata uang pun berpengaruh
terhadap harga jagung, kenaikan harga jagung menjadikan harga pakan menaik.
Pakan merupakan sumber daya perusahaan yang sangat penting demi
keberlangsungan pertumbuhan indukan dalam menghasilkan produk. Tanpa pakan
maka ayam kampung tidak akan berlangsung hidup. Kualitas pakan yang baik
menjadi perhatian perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas. Sehingga
pakan menjadi komponen penting dalam usaha pembibitan ayam kampung ini.
Kenaikan harga pakan akan menaikkan biaya variabel pada kegiatan
produksi DOC. Kenaikan biaya tersebut akan menurunkan jumlah DOC yang
diproduksi atau berpengaruh terhadap kenaikan harga output. Penetapan harga
output yang lebih mahal akan menurunkan permintaan, hal ini sesuai dengan teori
permintaan dalam teori ekonomi dengan asumsi DOC ayam kampung adalah
barang normal. Penurunan permintaan yang terjadi menyebabkan jumlah DOC
yang dibeli menurun, akibatnya banyak DOC yang diproduksi tidak terserap di
pasar atau terjadi kelebihan penawaran. Kelebihan penawaran produksi akan
berakibat terhadap penurunan harga jual output. Harga jual output yang menurun
dapat berakibat terhadap penurunan penerimaan yang diperoleh perusahaan atau
bahkan penerimaan tersebut tidak dapat menutupi biaya produksi sehingga
perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu analisis mengenai seberapa
besar batas perubahan yang terjadi pada kenaikan harga pakan dan penurunan
harga output penting untuk dilakukan. Hal tersebut menjadi peringatan bagi
Warso Unggul Gemilang agar dapat mengambil keputusan yang tepat apabila
terjadi kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC, agar kedua komponen
tersebut dapat teratasi dengan baik dan tidak mendatangkan kerugian.
Permasalahan bisnis yang terjadi tersebut menghasilkan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab melalui penelitian. Penelitian yang dilakukan
nantinya dapat menjawab permasalahan sebagai berikut:
10
1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha pembibitan DOC ayam kampung
milik Warso Unggul Gemilang pada skenario 1 (tanpa teknologi baru) dan
skenario II (dengan teknologi baru) berdasarkan aspek finansial (NPV, IRR,
Net B/C, dan PP) dan non finasial (aspek pasar, teknis, manajemen, hukum,
sosial, budaya, dan lingkungan)?
2. Bagaimana pengaruh kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC ayam
kampung di Warso Unggul Gemilang terhadap kelayakan usaha tersebut?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menganalisis kelayakan usaha pembibitan DOC ayam kampung milik Warso
Unggul Gemilang pada skenario 1 (tanpa teknologi baru) dan skenario II
(dengan teknologi baru) berdasarkan aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan
PP) dan non finasial (aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial, budaya,
dan lingkungan).
2. Mengukur kepekaan bisnis terhadap perubahan peningkatan harga pakan dan
penurunan harga output DOC ayam kampung.
Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pembibitan ayam kampung ini
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu bagi peneliti, peternak, dan
pembaca lainnya yang tertarik mengenai pembibitan ayam kampung.
1. Sebagai masukan bagi tempat penelitian dalam memberikan kebijakan usaha
dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
2. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang tertarik mengenai pembibitan ayam
kampung, serta sebagai referensi bagi penelitian lain.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup usaha pembibitan ayam kampung
Warso Unggul Gemilang yang terletak di Jalan Cinagara, Desa Tangkil,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini akan
difokuskan pada kelayakan pengembangan usaha, sehingga akan dianalisis
kelayakan usaha dari dua kondisi perusahaan yaitu skenario I (tanpa teknologi
baru) dan skenario II (dengan teknologi baru) pada skala 20 000 ekor indukan.
Pengembangan usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi
mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi adalah upaya peningkatan produksi
pertanian (yang dalam hal ini subsektor peternakan) menggunakan alat-alat
pertanian modern. Mekanisasi produksi yang akan diterapkan pada Warso Unggul
Gemilang yaitu teknologi collecting telur secara otomatis, pemberian pakan
otomatis, dan pembuangan kotoran secara otomatis. Rencana pengembangan
tersebut harus dianalisis lebih lanjut mengenai kelayakan bisnisnya.
11
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan pada Usahaternak Unggas
Pengembangan usahaternak unggas penting untuk dilakukan.
Pengembangan usahaternak unggas dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
unggas dan menambah keuntungan usahaternak unggas yang dijalankan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan unggas antara lain
peningkatan skala usahaternak, penguatan peran kelompok ternak, penggunaan
teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternak, meningkatkan kemampuan
wirausaha para peternak, perbaikan fasilitas penunjang usahaternak dan
pengadaan sarana transportasi umum (Nurkasanah 2002). Fasilitas penunjang
usahaternak seperti jalan, pasar hewan, rumah potong hewan dan lainnya
disediakan oleh pemerintah.
Skala usahaternak ayam kampung pedaging dan petelur yang semakin besar
berpotensi untuk meningkatkan pendapatan peternak, sesuai dengan penelitian
Rubiansyah (2001). Alternatif pengembangan yang direkomendasikan untuk ayam
kampung petelur menurut Dhakhiyah (2012) ialah manajemen pemeliharaan
dengan sistem kemitraan, tatalaksana perkandangan dengan tipe tertutup dan
pengendalian intensif terhadap penyakit ternak ayam kampung.
Teknologi pada usahaternak unggas dibutuhkan untuk menghasilkan produk
yang berkualitas. Usahaternak unggas tanpa menggunakan teknologi
menyebabkan produk yang dihasilkan kualitasnya kurang baik dan jumlahnya
relatif kecil. Penggunaan kandang bambu tipe terbuka, tidak menggunakan mesin
tetas, tidak menggunakan alat panen dan pembersih kotoran otomatis merupakan
contoh usahaternak unggas tanpa teknologi. Hal tersebut menyebabkan
penggunaan tenaga kerja tinggi, pengawasan yang tidak mudah, sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Sartika (2010), serta Alfikri (2012).
Penggunaan teknologi modern pada proses produksi usahaternak unggas
salah satunya telah diterapkan pada usaha ayam ras petelur milik Asia Farm di
daerah Citeureup, Bogor. Teknologi modern yang digunakan yaitu kandang tipe
tertutup, pemberian makan dan minum secara otomatis, pengumpulan telur secara
otomatis, dan pembersihan kotoran otomatis. Kandang berteknologi modern pada
Asia Farm tersebut memiliki kapasitas sebanyak 40 ekor ayam ras petelur per
meter persegi3. Penggunaan teknologi tersebut mampu meningkatkan
produktivitas dan mutu unggas yang diusahakan.
Kelayakan Usahaternak Unggas
Kelayakan Aspek Non Finansial Bisnis Unggas
Kelayakan aspek non finansial dapat dilihat dari berbagai macam tolok
ukur. Beberapa tolok ukur yang sering dijadikan pedoman antara lain aspek pasar,
3 Informasi diperoleh dari kontraktor Asia Farm, Citeureup-Bogor yaitu Bapak Agus, kunjungan
dan wawancara dilakukan pada bulan September 2014.
12
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek lingkungan, aspek sosial,
ekonomi dan budaya. Komoditi unggas merupakan salah satu komoditi
peternakan yang banyak dikembangkan di Indonesia. Beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa berbagai aspek non finansial penting diperhatikan
dalam menganalisis kelayakan usaha dari peternakan unggas. Penelitian yang
dilakukan terhadap aspek non finansial tersebut meliputi ayam broiler dan itik.
Aspek non finansial harus dianalisis untuk melihat kelayakan usaha yang
dijalankan. Aspek non finansial juga sangat erat kaitannya dengan aspek finansial.
Usaha peternakan ayam broiler dan usaha pembibitan itik dikatakan layak salah
satunya karena aspek non finansial pada usaha tersebut layak untuk dilaksanakan,
hal tersebut sesuai dengan penelitian Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Usaha
pembibitan itik memiliki peluang pasar yang cukup tinggi, begitu pula pada
peternakan ayam broiler. Beberapa kelebihan lainnya ialah aman dari kerugian
akibat jatuhnya harga, tidak menghadapi masalah dalam distribusi produk dan
menghasilkan produk yang berkualitas. Wibowo dan Sartika (2010)
mengungkapkan pemasaran produk ayam kampung (telur dan daging) sangat
mudah. Permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut menunjukkan bisnis
ayam kampung, ayam broiler dan itik layak dari aspek pasar.
Aspek teknis dan produksi penting untuk diperhatikan, tanpa adanya
produksi tidak akan ada produk yang dihasilkan. Usaha peternakan unggas dengan
pola kemitraan inti plasma yang dilakukan penelitiannya oleh Karmidi (2012)
menunjukkan bahwa pada aspek teknis dan produksi usaha tersebut layak
berdasarkan beberapa kriteria. Beberapa kriteria aspek teknis antara lain lahan dan
kandang yang memenuhi kualifikasi dan manajemen produksi yang baik,
pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas, pengadaan dan
manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, ketersediaan bahan-bahan
penunjang yang tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang berpengalaman, jujur
dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis. Sedangkan pada
penelitian Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010) usaha pembibitan itik dan
ayam kampung layak dari aspek teknis dan produksi karena beberapa kriteria,
yakni kondisi agroklimat sangat cocok untuk usaha pembibitan serta tersedianya
sarana dan prasarana usahaternak unggas. Penelitian ini secara teknis mengadopsi
penggunaan teknologi kandang dengan mekanisasi produksi dari usaha peternakan
ayam ras petelur Asia Farm, melalui penelitian ini dapat dilihat apakah mekanisasi
produksi pada ayam ras petelur seperti pada Asia Farm dapat diterapkan atau tidak
pada usaha Warso Unggul Gemilang.
Aspek manajemen dan organisasi usaha dirancang sebaik mungkin agar
bisnis unggas berjalan dengan baik, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Karmidi (2012), Meizi (2012), Wibowo dan Sartika (2010). Berdasarkan
penelitian tersebut aspek yang diperhatikan dalam manajemen dan organisasi
sehingga dikatakan layak yaitu terdapatnya pembagian tugas dan wewenang yang
jelas secara terperinci dan tertulis. Dengan adanya manajemen dan organisasi
diharapkan usaha dapat berjalan dengan baik dan memberikan kemudahan dalam
koordinasi diantara karyawan. Selain itu, aspek hukum juga penting diperhatikan
dalam menilai kelayakan dari aspek non finansial. Aspek hukum yang
diperhatikan dalam usaha komoditas unggas tersebut yaitu terdapatnya izin usaha
dari instansi pemerintahan terkait. Penelitian Karmidi (2012), Meizi (2012),
Wibowo dan Sartika (2010) juga menunjukkan bahwa usaha pada komoditas
13
unggas harus memiliki dampak ekonomi dan sosial yang baik. Masyarakat dan
lingkungan sekitar harus diuntungkan dengan keberadaan bisnis ternak unggas
tersebut. Jarak lokasi produksi dengan pemukiman penduduk harus diperhatikan
agar tidak mengganggu penduduk sekitar. Jarak lokasi produksi ternak unggas
dengan pemukiman minimal dua kilo meter. Jika syarat jarak tidak dapat
dipenuhi, alterantif lainnya yang dapat dipilih ialah penggunaan kandang tertutup
dengan exhaust fan, penanganan kotoran ayam yang baik dan pemberian obat
pada ayam sehingga mengurangi bau pada kotoran ayam4. Keseluruhan aspek non
finansial penting untuk diperhatikan dalam bidang peternakan unggas agar bisnis
dapat berjalan dengan baik.
Kelayakan Aspek Finansial Bisnis Unggas
Aspek Finasial penting untuk diperhatikan dalam menganalisis suatu
kelayakan usaha. Aspek finasial dapat diukur berdasarkan kriteria keuntungan,
Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan analisis
swicthing value. Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa aspek
finasial penting diperhatikan dalam analisis usaha peternakan kelompok unggas.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk hal tersebut melibatkan ayam
kampung, ayam broiler dan itik. Keuntungan usaha juga merupakan salah satu
tolok ukur yang diperhatikan dalam aspek finasial.
Beberapa komoditi unggas dalam satu tahun memberikan keuntungan
mencapai puluhan juta rupiah. Keuntungan pembibitan ayam kampung dalam satu
tahun lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungan penggemukan ayam
kampung dan ayam broiler, hal ini sesuai dengan penelitian Wibowo dan Sartika
(2010), Wibowo dan Sartika (2011) dan Alfikri (2012). Keuntungan pembibitan
ayam kampung mencapai sekitar Rp 40 Juta per tahun. Skala pembibitan ayam
kampung tersebut ialah sekitar 1 000 ekor, sehingga keuntungan per ekor selama
satu tahun mencapai Rp 40 000.
Keuntungan pembibitan itik mencapai sekitar Rp 100 Juta dengan skala
sekitar 4 000 ekor sehingga keuntungan per ekor mencapai Rp 25 000, hal ini
sesuai dengan pernyataan Wibowo dan Juarini (2009). Keuntungan penggemukan
itik mencapai sekitar Rp 50 Juta hal ini sesuai dengan pernyataan dan Alfikri
(2012) dengan skala 4 000 ekor. Keuntungan penggemukan itik per ekor
mencapai Rp 12 500. Penggemukan itik sering bertentangan dengan lingkungan
sekitar karena polusi udara yang cukup mengganggu. Ayam kampung lebih
dipilih oleh peternak untuk dibudidayakan jika dibandingkan dengan itik atas
dasar hal tersebut. Keuntungan peternakan itik yang tinggi juga diikuti dengan
skala usaha yang tinggi. Keuntungan yang tinggi dari skala yang lebih besar
menunjukkan bahwa usaha dengan skala tersebut khususnya untuk bisnis unggas
merupakan suatu hal yang berkaitan. Arah pengembangan usaha menjadi skala
yang besar akan meningkatkan keuntungan yang diperoleh peternak.
Pengembangan penting dilakukan jika peternak ingin meningkatkan keuntungan,
namun dengan keputusan dan perhitungan yang tepat.
4 Informasi diperoleh dari Bapak Muchaeri (kepala bagian produksi Warso Unggul Gemilang)
yang juga ahli penanganan limbah dan kotoran ayam kampung pada perusahaan tersebut,
wawancara dilakukan pada Juli 2014.
14
Tolok ukur lainnya yang digunakan dalam analisis aspek finasial ialah IRR.
IRR menunjukkan berapa nilai yang diperoleh dari investasi yang telah dilakukan
dalam tahun tertentu. Nilai IRR pada usaha pembibitan ayam kampung lebih
tinggi daripada usaha pembibitan itik. Penelitian yang dilakukan Wibowo dan
Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2010) menunjukkan bahwa nilai IRR
pada pembibitan ayam kampung mencapai 37.37 persen dengan umur bisnis 6
tahun, sedangkan nilai IRR pada pembibitan itik mencapai 33.74 persen dengan
umur bisnis 5 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan
pada pembibitan ayam kampung lebih menguntungkan daripada berinvestasi di
itik namun dengan umur bisnis yang lebih lama. Skala keduanya berbeda dimana
skala usaha itik lebih besar dari skala usaha ayam kampung. Perbedaan skala
tersebut tentu tidak dapat menjawab secara tepat keputusan investasi yang lebih
menguntungkan, sehingga perlu dianalisis pembibitan ayam kampung dengan
skala yang cukup besar. Penelitian ini akan menganalisis pembibitan ayam
kampung dengan skala 20 000 ekor.
Tolok ukur yang juga sering digunakan dalam menganalisis aspek finansial
ialah Net B/C. Net B/C menunjukkan rasio antara benefit dengan cost. Nilai Net
B/C pada usaha peternakan ayam broiler skala 50 000 ekor yaitu sebesar 2.95
sesuai dengan penelitian Elita (2014). Selain itu nilai Net B/C untuk usaha
pembibitan ayam kampung lebih besar daripada penggemukan ayam kampung,
namun skala usaha pembibitan ayam kampung lebih kecil. Nilai Net B/C pada
penggemukan ayam kampung mencapai 1.15 dan nilai Net B/C pada pembibitan
ayam kampung mencapai 1.51, hal ini sesuai dengan penelitian Wibowo dan
Sartika (2010) serta Wibowo dan Sartika (2011). Skala usaha pada penggemukan
ayam kampung yaitu dengan skala 2 000 ekor lebih besar dari skala usaha pada
pembibitan ayam kampung yang berjumlah 360 ekor. Oleh karena itu penelitian
lebih lanjut penting dilakukan untuk membuktikan hal tersebut berdasarkan skala
yang sama dari usaha ayam kampung.
Analisis Kepekaan Kelayakan Bisnis Unggas
Kepekaan terhadap kelayakan bisnis unggas dianalisis melalui switching
value. Analisis switching value dilakukan sebagai penunjang keberhasilan dalam
aspek finansial. Analisis tersebut menunjukkan batasan perubahan maksimum atas
komponen-komponen usaha yang dijalankan agar masih tetap layak dan dapat
memberikan keuntungan. Komponen yang menjadi perhatian dalam analisis
switching value pada bisnis unggas berdasarkan penelitian Karmidi (2012) dan
Sarwanto (2011) yaitu perubahan kenaikan input berupa DOC dan harga pakan,
serta perubahan penurunan output berupa harga jual. Kenaikan harga DOC pada
usaha pembesaran itik pedaging lebih besar dari pada usaha peternakan ayam
broiler. Nilai kenaikan harga input berupa DOC pada usaha pembesaran itik
pedaging yaitu 88.09 persen dan 16.6 persen untuk usaha peternakan ayam
broiler. Jika kenaikan harga DOC melebihi switching value maka tolok ukur aspek
finasial berubah menjadi tidak layak.
Batas perubahan komponen cashflow, seperti perubahan kenaikan harga
pakan dan penurunan harga jual pada usaha pembesaran itik pedaging lebih besar
jika dibandingkan peternakan ayam broiler, yaitu sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Karmidi (2012) dan Sarwanto (2011). Switching value dari
kenaikan harga pakan pada usaha peternakan ayam broiler sebesar 6.1 persen dan
15
75.00 persen pada usaha pembesaran itik pedaging. Sedangkan switching value
dari penurunan harga jual ayam broiler sebesar 1.2 persen dan 18.14 persen untuk
penurunan harga jual itik pedaging. Batas perubahan maksimal pada usaha unggas
penting diketahui peternak untuk menjaga kestabilan usaha yang dijalankan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Studi Kelayakan Bisnis
Umar (2005) mengungkapkan perusahaan diartikan sebagai sebuah
organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi
menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan
pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
Sedangkan bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh
orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen,
pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan berada) dalam rangka
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengertian bisnis lebih luas daripada pengertian perusahaan karena perusahaan
merupakan bagian dari bisnis.
Gitingger (1986) mengungkapkan bahwa kegiatan pertanian merupakan
suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-
barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-
manfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum bisnis merupakan suatu
kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh
hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-
kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit.
Nurmalina et al. (2010) memberikan definisi suatu kegiatan investasi
menurut Gray et al. (1992) sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan
dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber
untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber yang dapat dipergunakan dalam
pelaksanaan bisnis dapat berbentuk barang modal, tanah, bahan-bahan mentah dan
setengah jadi, tenaga kerja dan waktu. Sedangkan benefit dapat berbentuk tingkat
konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat
pendidikan atau kesehatan, dan perubahan/perbaikan suatu sistem atau struktur.
Menurut (Nurmalina et al. 2010) perlunya dukungan data dan analisis yang
komprehensif dalam memulai bisnis untuk mengambil keputusan yang
berkonsekuensi jangka panjang dan berdampak secara finansial. Hampir setiap
bisnis yang akan didirikan, dikembangkan dan diperluas maupun dilikuidasi
didahului dengan satu kegiatan yang disebut studi kelayakan. Kekeliruan dan
kesalahan dalam menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan risiko yang
besar. Penilaian investasi terdapat dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk
menghindari terjadinya keterlanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena
bisnis yang tidak layak.
Secara sederhana suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu
tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan
16
(Gitingger, 1982). Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis
tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila
dilaksanakan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis
menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat
memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Studi kelayakan bisnis
merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak
untuk dijalankan. Bagi penanaman modal, studi kelayakan bisnis dapat
memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat
benefit dapat diterima dari suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam
pengambilan keputusan investasi. Saat ini, studi kelayakan bisnis sudah menjadi
tolok ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian keberhasilan suatu
rencana bisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan sebelum
memberi bantuan dana atau modal. Penilaian dalam studi kelayakan bisnis
dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek non finansial yang meliputi
aspek pasar, teknis, manajemen-hukum, sosial-ekonomi-budaya, lingkungan, dan
dari aspek finansial (Nurmalina et al. 2010). Umar (2005) juga menyatakan bahwa
proses analisis setiap aspek saling terkait antara satu aspek dan aspek lainnya
sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi.
Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis menurut Nurmalina
et al. (2010) adalah sebagai berikut.
1. Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi
kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan agar dapat diketahui apakah proyek yang
akan didirikan atau produk yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen di pasar (Baktiyono 2013). Suatu bisnis yang dinyatakan
layak dari aspek teknis dan aspek finansial, tidak akan berarti apabila pasarnya
tidak ada maka rencana bisnis akan dianggap tidak layak untuk dijalankan. Besar
permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa
kehidupan bisnis yang akan datang penting diperkirakan dengan cermat. Tanpa
perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti, dikemudian hari bisnis dapat
terancam karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik kekurangan
maupun kelebihan permintaan akan menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat
beroperasi secara efisien. Dalam aspek pasar dan pemasaran mencoba
mempelajari tentang permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan
perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan (market share).
2. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut
selesai dibangun. Berdasarkan analisis aspek teknis dapat diketahui rancangan
awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Karenanya perlu
dilakukan pengkajian terhadap beberapa hal, yaitu mengenai lokasi bisnis, skala
produksi, proses produksi, layout, dan teknologi yang digunakan.
3. Aspek Manajemen dan Hukum
Sulitnya merealisasikan potensi keuntungan sebagai tujuan perusahaan
menjadikan perlunya penilaian terhadap aspek manajemen. Diperlukan
manajemen ahli dan berpengalaman dalam bidang operasi bisnis serta memiliki
dedikasi dan motivasi yang tinggi untuk mengembangkan bisnis. Aspek
manajemen mengkaji tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan
17
manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang
dikaji adalah siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan
siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan
manajemen dalam operasi, hal yang dikaji adalah bagaimana bentuk
organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana
deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang
digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.
Selain itu aspek hukum dalam suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal
mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan
kerjasama dengan pihak lain.
4. Aspek Sosial, dan Budaya
Dalam aspek sosial, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar
bisnis mempunyai dampak sosial, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan.
Pada aspek sosial yang dikaji adalah penambahan kesempatan kerja atau
pengurangan pengangguran, memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial
yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis. Perubahan dalam
teknologi atau peralatan mekanis dalam bisnis dapat secara budaya mengubah
jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan
dengan adanya bisnis secara sosial, ekonomi, dan budaya lebih banyak
memberikan manfaat dibandingkan kerugiannya. Suatu bisnis tidak akan ditolak
oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi
memberikan kesejahteraan.
5. Aspek lingkungan
Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap
lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang semakin
baik atau semakin buruk. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas
lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu
bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak
bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt et al. 1987). Dalam merancang dan
menganalisis kegiatan investasi harus mempertimbangkan masalah dampak
lingkungan yang merugikan. Pembangunan kegiatan usaha pengolahan produk
pertanian yang menghasilkan limbah dapat menimbulkan masalah jika
penanganan terhadap limbah tidak dilakukan secara bijaksana.
6. Aspek Finansial
Aspek finansial berhubungan dengan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu
bisnis yang diusulkan terhadap para anggota yang tergabung didalam suatu bisnis.
Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis.
Kemudian dibuat suatu aliran kas, selanjutnya dinilai kelayakan investasi tersebut
berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah
investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan.
Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi.
Umar (2005) menyatakan dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis ada
beberapa tahapan studi yang hendaknya dikerjakan. Tahapan-tahapan tersebut
bersifat umum, yaitu mulai dari penemuan ide, tahap penelitian, tahap evaluasi,
tahap pengurutan usulan yang layak, tahap rencana pelaksanaan, dan tahap
pelaksanaan. Hasil studi kelayakan bisnis adalah berupa dokumentasi lengkap
dalam bentuk tertulis. Dokumentasi ini memperlihatkan bagaimana rencana bisnis
18
memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan
dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak.
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Nurmalina et al. (2010) menyatakan bahwa banyak pihak yang
berkepentingan atau memerlukan studi kelayakan bisnis untuk mencapai tujuan
bisnis. Pihak-pihak tersebut yaitu:
a. Investor
Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan
bisnis untuk menjadi masukan yang berguna apakah dana yang ditanamkan akan
memberikan keuntungan atau tidak karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti
aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial-ekonomi-budaya, aspek manajemen-
hukum, aspek lingkungan, dan aspek finansial secara komprehensif dan rinci
dengan demikian dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan
investasi secara lebih objektif. Investor ini merupakan pihak yang menanamkan
dana atau modal dalam suatu bisnis sehingga biasanya akan lebih memperhatikan
prospek bisnis tersebut (tingkat keuntungan yang diharapkan).
b. Kreditor/ Bank
Studi kelayakan bisnis dipakai untuk melakukan penilaian terhadap segi
keamanan dana yang dipinjamkan, apakah bisnis mempunyai kemampuan untuk
mengembalikan atau tidak. Perhatian kreditor selain terhadap aspek kelayakan
juga pada periode pengembalian investasi atau pinjaman (payback period).
c. Analis
Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai
penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu bisnis
baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali bisnis yang sudah ada.
d. Masyarakat
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun
muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya bisnis
tersebut.
e. Pemerintah
Studi kelayakan bisnis ini dapat dipakai untuk menilai manfaat bisnis bagi
perekonomian nasional. Apakah bisnis tersebut dapat meningkatkan pendapatan
daerah/Negara atau dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Secara
rinci dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah
terutama untuk tujuan pengembangan sumberdaya baik dalam pemanfaatan
sumber-sumber alam maupun pemanfaatan sumberdaya manusia, berupa
penyerapan tenaga kerja. Selain itu, adanya bisnis baru atau berkembangnya
bisnis lama sebagai hasil dari studi kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu
atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah, baik dari
pajak pertambahan nilai (PPN) maupun dai pajak penghasilan (PPH) dan retribusi
berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, administrasi, dan lainnya yang layak
diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah dapat
mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi
daerah ataupun nasional, sehingga tercapai pertumbuhan PDRB (pendapatan
domestik regional bruto) dan kenaikan pendapatan per kapita.
19
Umar (2005) menyatakan hal serupa dengan (Nurmalina et al. 2010) bahwa
pihak yang mendapatkan manfaat studi kelayakan bagi bisnisnya yaitu seperti
yang dipaparkan di atas, namun Umar (2005) menambahkan pihak manajemen
perusahaan juga mendapatkan manfaat dari studi kelayakan bisnis. Studi
kelayakan bisnis bagi pihak manajemen perusahaan merupakan upaya dalam
rangka merealisasikan ide proyek yang akan bermuara pada peningkatan usaha
untuk meningkatkan laba perusahaan.
Pengaruh Waktu terhadap Nilai Uang/Time Value of Money
Biaya dan manfaat pada analisis kelayakan bisnis biasanya bukan hanya
jumlahnya yang berbeda, tetapi waktu yang dibayarkan dan diterima berbeda
selama umur bisnis. Membandingkan besar biaya dan manfaat sama pentingnya
dengan menilai waktu terjadinya biaya dikeluarkan dan manfaat diterima karena
adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money). Arus biaya dan
manfaat yang terjadi pada waktu yang tidak sama tidak dapat dibandingkan
sehingga perlu memperhatikan mengenai perbedaan nilai uang karena adanya
pengaruh waktu. Perhitungan finansial menggunakan konsep time value of money
yakni discount factor. Discount factor digunakan untuk menghitung sejumlah
uang disaat sekarang bila diketahui sejumlah nilai tertentu dimasa yang akan
dating dengan memperhatikan suatu periode waktu tertentu (Nurmalina et al.
2010). Umar (2005) juga menyatakan konsep cost of capital (biaya-biaya untuk
menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari
masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi.
Kriteria Kelayakan Investasi
Kelayakan merupakan investasi bagian dari kelayakan bisnis. Studi
kelayakan investasi yang dilakukan diukur berdasarkan kriteria investasi. Kriteria
investasi tersebut diantaranya yaitu nilai bersih kini atau Net Present Value
(NPV), tingkat pengembalian internal atau Internal Rate of Return (IRR), Net
Benefit per Cost (Net B/C), dan jangka waktu pengembalian modal investasi atau
Payback Period. Untuk meNetukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi
digunakan metode yang umum dipakai yaitu metode discounted cash flow,
dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discout
factor (DF). Kriteria investasi kelayakan bisnis diatas dapat dipakai sebagai
pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk
dilaksanakan jika dilihat dari aspek finansial (Nurmalina et al. 2010).
Analisis Nilai Pengganti (Switcing Value Analysis)
Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur
“perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan
komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak.
Apabila perubahan melebihi nilai tersebut maka bisnis menjadi tidak layak untuk
dijalankan (Nurmalina et al. 2010). Perubahan komponen inflow pada usaha
ternak diantaranya penurunan harga output dan penurunan jumlah produksi,
sedangkan perubahan komponen outflow diantaranya peningkatan harga
input/peningkatan biaya produksi seperti peningkatan harga pakan.
20
Kerangka Pemikiran Operasional
Isu yang kurang baik banyak berkembang mengenai ayam ras atau broiler.
Isu tersebut terkait dengan zat kimia yang banyak digunakan untuk mempercepat
penggemukan ayam broiler. Zat kimia tersebut dalam jangka panjang cukup
berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal tersebut menjadikan konsumen ayam
broiler beralih mengkonsumsi ayam kampung, termasuk konsumen di Jawa Barat.
Besarnya peluang beternak unggas ayam kampung di Jawa Barat tidak hanya
tergambar dari peluang pasar, tetapi juga dari dukungan pemerintah terhadap
peningkatan konsumsi daging dan telur ayam, termasuk daging dan telur ayam
kampung. Contoh riilnya terlihat dari diselenggarakannya acara Festival Ayam
dan Telur oleh pemerintah daerah tahun 2012 silam, yaitu dalam rangka
meningkatkan minat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
melalui konsumsi telur dan daging ayam, termasuk telur dan daging ayam
kampung (Krista dan Harianto, 2013). Hal tersebut menjadikan permintaan ayam
kampung di Jawa Barat cenderung meningkat, termasuk di Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra peternakan di Jawa Barat,
dan Kabupaten Bogor memiliki tingkat populasi ayam kampung terbesar
kedelapan diantara wilayah lainnya yang menjadi sentra peternakan di Jawa
Barat5. Permintaan terhadap ayam kampung menjadikan peluang bagi peternak
ayam kampung di Kabupaten Bogor. Peternak ayam kampung membutuhkan
supply DOC untuk memenuhi kebutuhan produksinya, supply DOC dapat
diperoleh dari usaha pembibitan ayam kampung.
Warso Unggul Gemilang merupakan produsen DOC ayam kampung yang
berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Warso Unggul Gemilang dimiliki oleh Soewarso Pawaka. Dalam sub
sistem agribisnis, Warso Unggul Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak
sebagai penyedia input yakni DOC ayam kampung bagi para peternak yang
melakukan pembesaran ayam kampung. Warso Unggul Gemilang ingin
merencanakan pengembangan usaha dengan penerapan teknologi baru pada
kegiatan produksinya, yaitu penggunaan kandang dengan alat-alat
otomatis/mekanisasi produksi. Penggunaan alat tersebut membutuhkan investasi
yang besar. Pengeluaran untuk investasi harus melalui pertimbangan dan analisis
yang baik, salah satunya melalui analisis kelayakan usaha.
Penerapan mekanisasi produksi merupakan kegiatan pengembangan dari
usaha yang saat ini sedang berlangsung. Penerapan mekanisasi produksi ini dapat
dilakukan apabila aspek kelayakan usaha telah memenuhi kriteria penilaian dan
tidak akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, analisis
kelayakan pengembangan usaha pembibitan ayam kampung dilakukan dengan
menilai kelayakan dari dua aspek utama, yakni aspek finansial dan aspek non
finansial. Kedua aspek tersebut saling berkaitan, apabila salah satu tidak layak,
maka pengembangan ini secara keseluruhan tidak layak untuk dilaksanakan.
Aspek non finasial yang dianalisis antara lain aspek pasar, teknis, manajemen,
hukum, lingkungan, sosial, dan budaya. Penilaian mengenai aspek non finasial
tidak dilakukan secara kuantitatif, namun secara kualitatif. Hal tersebut dilakukan
5 Data statistik populasi ayam kampung di provinsi Jawa Barat tahun 2012.
21
karena tidak semua disiplin ilmu yang berkaitan diberikan untuk menganalisis
aspek non finasial.
Aspek finasial dinilai kelayakannya dengan tolok ukur penilaian aspek
finansial, yakni NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Nilai dari tolok ukur tesebut dapat
diintepretasikan dan hasilnya merupakan gambaran akan usaha yang akan
dijalankan. Warso Unggul Gemilang dihadapkan dengan masalah kenaikan harga
pakan dan penurunan jumlah produksi, sehingga berpengaruh terhadap komponen
input dan output produksi. Dua kejadian tersebut tidak dapat dihindari dan
diprediksi akan kembali terjadi. Warso Unggul Gemilang memerlukan informasi
mengenai nilai perubahan maksimum atas kejadian kenaikan harga pakan dan
kejadian penurunan jumlah produksi tersebut. Analisis switching value dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana perubahan maksimum pada komponen inflow dan
outflow yang masih dapat ditoleransi pada usaha pembibitan ayam kampung
Warso Unggul Gemilang agar usaha tersebut masih tetap layak untuk
dilaksanakan. Hasil dari analisis atau penelitian ini sangat membantu pihak Warso
Unggul Gemilang untuk mengambil keputusan dalam menghadapi dua kejadian
tersebut. Alur secara ringkas dari kerangka pemikiran operasional tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional rencana pengembangan usaha
pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang
Analisis swicthing value Analisis swicthing value
Implementasi Rencana
Pengembangan
Evaluasi
Aspek Finansial:
NPV, IRR, Net B/C, PBP
Adanya peluang pasar terhadap komoditas ayam kampung
Warso Unggul Gemilang sebagai penyedia DOC ayam
kampung
Peningkatan jumlah produksi melalui dua skenario usaha
Aspek Non Finansial:
Aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan hukum,
aspek lingkungan, aspek sosial,
ekonomi dan budaya
Layak Tidak layak
22
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada usaha pembibitan ayam kampung
Warso Unggul Gemilang yang berada di Jalan Cinagara, Desa Tangkil,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Warso Unggul Gemilang
berada pada salah satu kawasan sentra peternakan unggas sesuai dengan peraturan
pemerintah yang ada di Kabupaten Bogor. Selain itu Warso Unggul Gemilang
memiliki keinginan untuk melakukan rencana pengembangan pada usahanya.
Usaha pembibitan ayam kampung sangat potensial untuk dikembangkan, hal
tersebut dapat didukung oleh penggunaan teknologi yang tepat. Waktu
pengambilan data dilakukan pada bulan April – Agustus 2014.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan berupa informasi
mengenai pembibitan ayam kampung dari hasil pengamatan di lapang secara
langsung dan hasil kuesioner yang diperoleh dari wawancara langsung kepada
pihak-pihak terkait. Data dan informasi yang berasal dari perusahaan digunakan
untuk mengetahui keadaan umum dari usaha tersebut. Informasi usaha pada
skenario I diperoleh dari usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang, sedangkan
informasi skenario II mengenai usaha peternakan ayam yang menerapkan
teknologi modern dalam produksinya diperoleh langsung dari usaha ayam petelur
Asia Farm yang berada di wilayah Citeureup, Bogor. Data sekunder adalah data
pelengkap dan penunjang yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber penelitian
yang telah ada. Data sekunder yang digunakan tidak ditujukan secara khusus
untuk penelitian ini, namun data tersebut relevan untuk menjadi beberapa acuan
sebagai penunjang penelitian, data tersebut dapat diperoleh dari buku, dokumen
tertulis perusahaan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, data
internet, serta literatur yang relevan dengan kajian penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Penentuan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non
probability sampling dengan model sampling yaitu purposive. Pengumpulan data
dilakukan secara purposive karena pada saat ini kegiatan produksi di Warso
Unggul Gemilang sedang berlangsung, kemudahan akses secara langsung, serta
dukungan data dari pihak Warso Unggul Gemilang sehingga mengurangi
kemungkinan kesalahan dari data yang diperoleh. Data dikumpulkan melalui
wawancara langsung, wawancara mendalam dan observasi (data primer), studi
literatur dan internet (data sekunder). Metode penelitian tersebut digunakan pada
usaha Warso Unggul Gemilang. Perusahaan tersebut merupakan salah satu usaha
23
yang berada pada wilayah yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Bogor,
usaha tersebut bergerak di bidang pembibitan ayam kampung. Produk DOC hasil
Warso Unggul Gemilang terkenal memiliki kualitas terbaik. Usahaternak ayam
kampung sangat potensial untuk dikembangkan, hal tersebut dapat didukung oleh
penyediaan input utama berupa DOC ayam kampung. DOC ayam kampung yang
diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang telah melewati serangkaian proses
kegiatan yang ketat berdasarkan pada standar yang telah ditentukan, sehingga
produk terjamin kualitasnya. Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pada
Warso Unggul Gemilang tersebut diasumsikan dapat mewakili analisis kelayakan
pada usaha pembibitan ayam kampung pada skala 20 000 ekor indukan.
Metode Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dari usaha Warso
Unggul Gemilang, dengan jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis untuk mengkaji beberapa aspek non finansial
yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial,
budaya dan lingkungan. Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis
kelayakan secara finansial dari kegiatan usaha yang dilaksanakan, data yang
diperoleh kemudian diolah menggunakan komputer dengan bantuan software
Microsoft Excel, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel/tabulasi untuk
mempermudah proses analisis data. Data kuantitatif yang dianalisis adalah aspek
finansial yang terdiri dari nilai NPV, IRR, Net B/C dan PP serta analisis switching
value. Secara umum metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6
berikut.
Tabel 6 Metode penelitian di Warso Unggul Gemilang tahun 2014
Jenis data Spesifikasi data Sumber data Metode
pengumpulan data Instrumen
Data
kualitatif
dan data
kuantitatif
Non finansial (aspek teknis,
aspek pasar, aspek
manajemen dan hukum,
aspek sosial dan
lingkungan) dan aspek
finansial (kriteria investasi:
NPV, IRR, Net B/C,
switching value, dan PP)
Data primer
dan data
sekunder
Wawancara
langsung,
wawancara
mendalam,
obesrvasi, studi
literatur dan
browsing internet.
Microsoft
excel
Aspek Non Finansial
Analisis kelayakan non finansial penting dilaksanakan untuk mendukung
kelayakan aspek finansial. Kelayakan non finansial usaha Warso Unggul
Gemilang penting diperhatikan dan dinilai berdasarkan beberapa aspek. Aspek-
aspek tersebut dianalisis untuk mengetahui gambaran usaha yang dijalankan.
Menurut Nurmalina et al. (2010) aspek yang dianalisis dalam kelayakan non
finansial antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum,
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Seluruh aspek non finansial saling
24
berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Apabila satu aspek tidak layak maka dapat
disimpulkan bahwa usaha tersebut secara keseluruhan tidak layak. Namun pada
aspek yang tidak layak tersebut dapat dilakukan perbaikan atau tambahan yang
diperlukan agar usaha tersebut dapat layak untuk dijalankan.
Analisis Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang penting dalam studi
kelayakan bisnis. Pasar juga merupakan tujuan dari hasil produksi yang dalam hal
ini ialah DOC ayam kampung. Produk yang dihasilkan berupa DOC berkualitas
baik akan percuma jika tidak memiliki pasar. Kegagalan pasar akan membuat
usaha tersebut menjadi tidak layak. Komponen dari aspek pasar berkaitan dengan
permintaan, penawaran, analisis pesaing, bauran pemasaran, dan strategi
pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Analisi aspek pasar yang dikaji antara lain permintaan atas produk yang
dihasilkan atau terdapatnya konsumen potensial DOC ayam kampung, penawaran
DOC ayam kampung hasil produksi perusahaan selalu terserap pasar, distribusi
dan pemasaran hasil produksi dapat berjalan secara efektif. Selain itu strategi
marketing mix atau strategi 4P (product, price, place, promotion) juga perlu
ditinjau apakah sudah tepat atau belum. Jika seluruh aspek tersebut dapat dipenuhi
oleh Warso Unggul Gemilang, maka usaha pembibitan ayam kampung tersebut
pada aspek pasar layak untuk dijalankan.
Analisis Aspek Teknis
Analisis terhadap aspek teknis dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kegiatan yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang secara teknis dalam proses
produksi hingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Hal yang dikaji dalam
aspek teknis antara lain lokasi bisnis, areal produksi, proses produksi, dan layout
perusahaan. Apabila pada lokasi bisnis memiliki jarak antara bahan baku dan
pasar yang relatif terjangkau, skala produksi telah mancapai keuntungan yang
optimal, proses produksi yang baik sesuai standar, serta penempatan fasilitas-
fasilitas sudah efektif maka usaha tersebut layak untuk dijalankan.
Standard operational procedure (SOP) untuk budidaya pembibitan ayam
kampung harus dilakukan sebaik mungkin guna hasil yang maksimal. SOP
tersebut telah diatur dalam peraturan menteri pertanian No
49/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Lokal yang
baik (good native chicken breeding ptactice). Ruang lingkup SOP pembibitan
ayam kampung tersebut antara lain mengenai sarana dan prasarana, proses
produksi bibit, pelestarian fungsi lingkungan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Analisis Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen yang penting diperhatikan dalam penilaian terdiri dari
dua bagian utama, yaitu manajemen pada masa pembangunan dan manajemen
operasi. Aspek manajemen memiliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan usaha yang dijalankan, sehingga diperlukan pengelolaan dengan
perencanaan yang matang. Kegiatan evaluasi diperlukan dengan meninjau
permasalahan yang terjadi kemudian dilakukan manajemen yang tepat melalui
analisa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Apabila
perusahaan Warso Unggul Gemilang dapat melakukan pengelolaan dan
25
pembagian kerja yang baik pada kegiatan usahanya, maka usaha tersebut pada
aspek manajemen layak untuk dijalankan.
Aspek hukum berkaitan dengan izin usaha yang dijalankan, hal tersebut
untuk menguatkan posisi usaha yang dijalankan secara hukum. Kekuatan hukum
dari suatu usaha biasanya dideskripsikan dari jenis badan usaha yang digunakan
dan jaminan yang dapat digunakan untuk peminjaman dana. Surat izin dalam
usaha ternak ayam kampung yang perlu dipenuhi menurut Krista dan Hariantio
(2013) antara lain surat izin lingkungan dengan tembusannya kepada pihak
Kepala Desa, RT, atau RW setempat yang berisi kesediaan warga sekitar terhadap
dibukanya usaha peternakan ayam kampung, selain itu diperlukan juga surat izin
domisili usaha dari Dinas Peternakan setempat. Secara umum pemerintah
memberi perlindungan terhadap usaha peternakan ayam kampung berupa
keleluasaan usaha peternakan ayam kampung yang tidak memerlukan legalitas
dalam skala usahanya, yaitu sesuai dengan peraturan Menteri Pertanian No 404
Tahun 2002. Usaha Warso Unggul Gemilang dapat memenuhi kelayakan secara
aspek hukum jika telah memenuhi persyaratan yang mampu menguatkan posisi
usaha secara hukum, yaitu yang berkaitan dengan izin-izin usaha seperti sertifikat
tanah atau dokumen lain yang mendukung kegiatan usaha yang dijalankan.
Analisis Aspek Sosial Budaya, dan Lingkungan
Perhatian terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan sekitar harus
diperhatikan oleh pelaksana bisnis. Usaha yang baik bukan hanya mendatangkan
profit bagi pemilik dan tenaga kerjanya, tetapi juga tidak merusak lingkungan
sekitar. Warso Unggul Gemilang sebagai usaha yang bergerak di bidang
pembibitan ayam kampung diharapkan dapat mengutamakan hal tersebut. Aspek
sosial dan budaya juga harus diperhatikan untuk melihat kesesuaian jenis usaha ini
terhadap lingkungan sekitar. Aspek lingkungan yang spesifik mengarah kepada
dampak usaha terhadap masyarakat sekitar bisnis. Apabila dalam pengelolaan
usaha tersebut mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan
mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik sehingga tidak
mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar, maka usaha
Warso Unggul Gemilang layak untuk dijalankan.
Aspek Finansial
Pengkajian aspek finansial diperhitungkan berapa jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis.
Salah satu metode untuk melihat kelayakan dari aspek finansial yaitu
menggunakan kriteria investasi sebagai ukuran layak atau tidaknya suatu usaha
yang dijalankan secara finansial. Berdasarkan Nurmalina et al. (2010) beberapa
aspek finansial yang dianalisis adalah nilai bersih sekarang atau NPV, rasio
manfaat biaya bersih atau Net B/C, tingkat pengembalian investasi atau IRR, dan
masa pengembalian investasi atau PP, serta analisis nilai pengganti.
Net Present Value (NPV)
Suatu usaha terutama usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak
apabila jumlah manfaat yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Nilai
26
bersih sekarang atau NPV merupakan selisih antara total present value manfaat
dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih
tambahan selama umur bisnis. Secara matematis menurut Nurmalina (2010) nilai
NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, 3, ………, n)
i = Tingkat DR (%)
Tahun kegiatan bisnis yang diperhitungkan dalam perhitungan NPV yaitu
mulai dari tahun pertama. Suatu usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar dari
nol yang artinya usaha pembibitan ayam kampung tersebut menguntungkan atau
dapat memberikan manfaat apabila dijalankan. Sebaliknya apabila hasil NPV
kurang dari nol maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan, dan apabila
NPV sama dengan nol maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak pula
merugikan (impas).
Net Benefit per Cost (Net B/C)
Net B/C merupakan manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang
dihasilkan terhadap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Net B/C bernilai
mutlak, sehingga nilai Net B/C negatif akan diabaikan dan dianggap bernilai
positif. Jadi usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak apabila nilai
Net B/C lebih besar dari satu dan tidak layak apabila nilainya kurang dari satu.
Tahun kegiatan bisnis yang diperhitungkan dalam perhitungan Net B/C yaitu
mulai dari tahun pertama. Rumus yang digunakan menurut Nurmalina (2010) nilai
Net B/C yaitu:
Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk menilai besarnya pengembalian bisnis terhadap
investasi yang ditanamkan. Tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV
sama dengan nol atau yang disebut IRR menggunakan besaran dalam satuan
persentase (%), sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari
opportunity cost of capital-nya atau DR. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku
bunga maksimal yang dapat dibayar oleh Warso Unggul Gemilang terhadap
sumberdaya yang digunakan. Menghitung tingkat IRR umumnya menggunakan
metoda interpolasi di antara tingkat DR yang lebih rendah (yang menghasilkan
NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV
;
27
negatif). Rumus yang dipakai menurut Nurmalina (2010) nilai IRR seperti di
bawah ini:
Keterangan:
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Payback Period (PP)
Metode PP merupakan metode pelengkap penilaian investasi, digunakan
untuk mengukur seberapa cepat investasi yang ditanamkan oleh Warso Unggul
Gemilang bisa kembali. Menurut Umar (2005) payback period adalah suatu
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback
period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya
yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan
dengan maximum payback period yang dapat diterima. Namun menurut
Nurmalina et al. (2010) secara normatif tidak ada pedoman yang bisa dipakai
untuk menentukan maximum payback period, biasanya dipergunakan payback
yang umumnya terjadi dari perusahaan yang sejenis.
Nilai PP memperhitungkan besarnya nilai discounted yang digunakan, hal
tersebut dilakukan agar nilai PP yang diperoleh menjadi lebih akurat. Discounted
yang diperhitungkan yaitu sebesar 7.5 persen. Perhitungan nilai discounted
payback period yaitu:
Keterangan:
I = besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
Analisis Switcing Value
Analisis nilai pengganti atau switching value digunakan untuk mengetahui
perubahan-perubahan yang dapat ditoleransi pada usaha pembibitan ayam
kampung Warso Unggul baik dari komponen inflow maupun dari komponen
outflow agar usaha yang dijalankan tetap layak. Analisis ini juga dapat membantu
suatu usaha dalam melakukan antisipasi terhadap perubahan-perubahan yang tidak
diinginkan di masa mendatang. Analisis switching value pada usaha Warso
Unggul Gemilang dilakukan terhadap penurunan jumlah produksi dan
peningkatan harga pakan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar
perubahan yang terjadi hingga menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, Net B/C
sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku.
28
Asumsi Dasar
Asumsi dasar skenario I
1. Umur proyek analisis adalah 10 tahun berdasarkan pada umur teknis
terpenting pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang,
yaitu mesin tetas yang digunakan dibedakan menurut jenis dan kapasitasnya.
Hal tersebut karena mesin tetas merupakan komponen alat yang paling penting
dalam usaha pembibitan ayam kampung, yaitu sebagai alat untuk menetaskan
telur menjadi DOC. Mesin tetas memiliki umur ekonomis selama 15 tahun dan
telah dipakai selama lima tahun, sehingga memiliki sisa umur teknis selama
10 tahun.
2. Luas lahan perusahaan Warso Unggul Gemilang seluas 1.2 Ha, luas lahan
yang terpakai yaitu 3 507.5 m2 ditambah dengan penambahan kandang dengan
teknologi konvensional berkapasitas 4 000 ekor indukan seluas 597 m2,
sehingga total luas lahan yang digunakan yaitu 4 104.5 m2 dan sisanya
menjadi lahan terbuka.
3. Kapasitas kandang konvensional sebelumnya sebanyak 16 000 ekor indukan,
sehingga dilakukan penambahan kandang yang berkapasitas 4 000 ekor
indukan agar kapasitas kandang bertambah menjadi 20 000 ekor indukan.
4. Pembibitan ayam kampung yang dianalisis adalah pembibitan ayam kampung
berskala menengah yang menggunakan mesin tetas berkapasitas 160 000 butir
telur. Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas ini setiap dua kali dalam satu
minggu, yaitu sekitar 10 779 butir telur.
5. Jumlah indukan sebanyak 20 000 ekor, proses perkawinan dilakukan secara
buatan/kawin suntik (inseminasi buatan/IB), indukan dibesarkan sendiri oleh
Warso Unggul Gemilang.
6. Calon indukan dibesarkan mulai dari DOC hingga umur 19 minggu, pada
umur 19 minggu hingga 75 minggu merupakan umur produktif bagi indukan
dalam menghasilkan telur.
7. Kemampuan indukan bertelur setiap lima hari satu kali, jadi setiap indukan
mampu menghasilkan 73 butir telur per tahun.
8. Telur akan menetas setelah dimasukkan ke dalam mesin penetas selama 21
hari.
9. Terdapat penjadwalan khusus dalam menetaskan telur, sehingga telur yang
ada di dalam mesin penetasan memiliki umur yang beragam. Penjadwalan
tersebut dilakukan untuk pemanenan DOC setiap dua kali seminggu, yaitu
setiap hari Senin dan Kamis.
10. Produk DOC dijual per box dengan isi 100 ekor ditambah 2 ekor sebagai
garansi, sehingga total dalam box sebanyak 102 ekor DOC. Harga DOC per
ekor Rp 6 400, total harga DOC per box yaitu Rp 640 000.
11. Telur afkir berjumlah 825 butir per hari atau sebesar 20 persen dari jumlah
produksi telur per hari dan dijual dengan harga Rp 1 000 per butir. Telur yang
loss atau tidak terjual sebesar 15.35 persen, yaitu berasal dari telur pecah dan
kegagalan selama proses penetasan.
12. Jumlah indukan afkir sebanyak 2 843 ekor per periode, indukan afkir dijual
dengan harga Rp 33 000 per kg, dan satu ekor indukan rata-rata berbobot 2 kg.
Indukan yang mati selama proses produksi dan DOC afkir diberikan ke
pembudidaya lele.
29
13. Jumlah karyawan sebanyak 38 orang.
14. Seluruh modal yang digunakan adalah modal sendiri.
15. Penerimaan untuk hasil sampingan berupa indukan afkir dianggap tetap setiap
tahunnya.
16. Hasil produksi pembibitan berupa DOC ayam kampung dianggap tetap setiap
tahunnya.
17. Setiap masa produksi DOC diasumsikan produk yang dihasilkan habis terjual.
18. Usaha Warso Unggul Gemilang didirikan pada tahun 2009 dan pada saat ini
yaitu tahun 2014 usaha tersebut diperhitungkan berada pada tahun keenam.
Oleh karena itu perhitungan untuk analisis finansial dilakukan pada saat tahun
keenam hingga tahun ke lima belas, yaitu selama sepuluh tahun.
19. Nilai sisa diperoleh dari nilai sisa barang-barang yang sifatnya investasi dan
masih bernilai serta berada di akhir tahun proyek. Metode perhitungan yang
dilakukan yaitu metode garis lurus.
20. Biaya yang digunakan untuk kegiatan pembibitan ayam kampung adalah biaya
investasi dan biaya operasional. Biaya investasi sebagian besar dikeluarkan
pada tahun pertama dan terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk
peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya, serta pengeluaran
investasi lainnya yang diperlukan selama umur bisnis.
21. Tingkat kematian sebanyak lima ekor dari 100 ekor ayam kampung, atau
sebesar lima persen.
22. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito Bank
Mandiri bulan Agustus 2014 sebesar 7.5 persen. Pemakaian suku bunga
deposito Bank Mandiri diasumsikan bahwa Warso Unggul Gemilang
melakukan penyimpanan dana pada bank tersebut.
23. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia No. 46 tahun 2014. Tarif pajak penghasilan yang dikenakan kepada
Warso Unggul Gemilang berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebesar
satu persen per tahun, karena berdasarkan laporan L/R Warso Unggul
Gemilang memiliki penghasilan kurang dari Rp 4.8 Miliar per tahun.
Asumsi dasar skenario II 1. Luas lahan yang terpakai yaitu 3 507.5 m2 ditambah dengan penambahan
kandang yang menerapkan mekanisasi produksi berkapasitas 20 000 ekor
indukan seluas 500 m2, sehingga total luas lahan yang digunakan seluas 4
007.5 m2 dan sisanya menjadi lahan terbuka.
2. Kandang dengan mekanisasi produksi dibangun pada lahan baru dengan
kapasitas 20 000 ekor indukan. Kandang yang telah ada sebelumnya
digunakan sebagai tempat untuk pembesaran indukan.
3. Jumlah telur yang dimasukkan ke dalam mesin tetas setiap dua kali dalam satu
minggu, yaitu sekitar 16 459 butir telur.
4. Telur afkir berjumlah 495 butir per hari atau sebesar 10 persen dari jumlah
produksi telur per hari dan dijual dengan harga Rp 1 000 per butir. Telur yang
loss atau tidak terjual sebesar 5 persen, jumlahnya menurun karena adanya
peningkatan teknologi produksi.
5. Jumlah karyawan pada usaha dengan pengembangan adalah menurun
sebanyak lima orang, yaitu menjadi 33 orang. Terjadi pengurangan tenaga
kerja pada bagian koordinator kandang dan penambahan jumlah tenaga kerja
30
pada bagian penetasan telur, serta terdapat tambahan tenaga kerja ahli untuk
melakukan pengawasan mutu DOC. Penurunan jumlah tenaga kerja terjadi
karena penerapan mekanisasi produksi pada skenario II.
6. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia No. 46 tahun 2014. Tarif pajak penghasilan yang dikenakan kepada
Warso Unggul Gemilang berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebesar
satu persen, karena Warso Unggul Gemilang setelah dilakukan pengembangan
usaha memiliki penghasilan lebih dari sebelumnya namun tetap kurang dari
Rp 4.8 Miliar per tahun.
7. Asumsi dasar lain yang tidak disebutkan sama dengan asumsi dasar pada
skenario I.
GAMBARAN UMUM WARSO UNGGUL GEMILANG
Lokasi Perusahaan
Warso Unggul Gemilang terletak di Jalan Cinagara, Desa Tangkil,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena
merupakan salah satu sentra peternakan unggas yang berpotensi di Kabupaten
Bogor. Perusahaan ini bergerak dalam usaha pembibitan ayam kampung. Lokasi
usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berada di wilayah
yang memiliki curah hujan rata-rata per tahun sebesar 5 000 mm, beriklim tropis,
ketinggian 629 m dpl, dan memiliki suhu rata-rata 20ºC. Kondisi tersebut secara
demografi mendukung keberadaan Warso Unggul Gemilang sebagai usaha
peternakan ayam kampung. Desa Tangkil memiliki wilayah seluas 644.27 Ha.
Perbatasan Desa Tangkil yaitu sebelah utara berbatasan dengan Lemah Duhur,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinagara, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Pasir Muncang, dan sebelah timur dengan kawasan taman nasional
Gunung Gede Pangrango. Warso Unggul Gemilang berada pada wilayah Desa
Tangkil yang berbatasan dengan Jalan Cinagara pada wilayah utara, sebelah
selatan berbatasan dengan lahan pertanian, sebelah barat berbatasan dengan lahan
pertanian dan rumah warga, dan sebelah timur berbatasan dengan lahan pertanian
dan rumah warga.
Akses dari desa Tangkil tergolong cukup mudah, dilengkapi fasilitas jalan
raya aspal yang dapat memudahkan akses transportasi. Jarak dari Warso Unggul
Gemilang atau dari desa Tangkil ke kecamatan Caringin yaitu sekitar 6 km. Jarak
dari desa Tangkil ke Cibinong sekitar 36.2 km. Jarak dari desa Tangkil ke wilayah
Bandung (ibu kota Jawa Barat) sekitar 123 km. Sedangkan jarak dari desa Tangkil
ke Jakarta (ibu kota Indonesia) sekitar 73.7 km.
Wilayah desa Tangkil merupakan wilayah yang mudah dalam memperoleh
sumber daya air, karena wilayah tersebut memeiliki ketersediaan air yang
melimpah sepanjang tahun (tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau).
Air bersih mudah diperoleh melalui sumur bor dengan bantuan energi mesin
pemompa air, selain itu terdapat sungai yang mengalir melewati wilayah desa
Tangkil. Selama ini Warso Unggul Gemilang tidak kesulitan dalam memperoleh
supply air bersih dalam memenuhi kebutuhan air setiap harinya untuk pembibitan
ayam kampung. Air tersebut digunakan untuk minum ayam, mencuci berbagai
peralatan budidaya, dan berbagai keperluan lainnya di peternakan.
31
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Usaha pembibitan ayam kampung ini semula bernama Ada Farm oleh
Bapak Dani Setiawan pada bulan Maret 2009. Ada Farm berada di lahan seluas
1.2 Ha. Usaha yang dibangun terdiri dari 10 kandang bertipe postal, satu ruang
khusus penetasan (kapasitas 160 000 butir dengan mesin tetas ultramodern Pas
Reform buatan Belanda), satu ruang pengemasan, tiga ruang untuk proses
biosecurity, dua gudang pakan, satu gudang telur, satu gudang peralatan, satu
ruang untuk pemilik sekaligus ruang penyimpanan vaksin, satu kantor manajer,
enam mess karyawan, satu pos satpam, satu ruang meeting/operasional, satu dapur
dan ruang makan, dan lima kamar mandi. Selama 14 minggu kemudian empat unit
kandang yang ada dibuat tipe baterai yang digunakan khusus ayam kampung
layer, untuk enam kandang lainnya masih bertipe postal untuk DOC. Ada Farm
melakukan peningkatan perbaikan dalam membangun kandangnya, kandang yang
ada dibuat dengan tipe baterai setiap satu bulan membangun satu unit hingga
seluruhnya bertipe baterai.
Kandang tipe postal yaitu kandang yang dibuat dengan alas datar dan
mampu menampung ayam dalam jumlah yang banyak. Kandang tipe baterai yaitu
kandang yang dibuat untuk sistem pemeliharaan intensif dimana setiap ruang
kandang ditempati satu ekor ayam. Kandang tipe baterai biasanya dibuat
bertingkat. Penggunaan kandang baterai dapat memudahkan peternak dalam
mengawasi perkembangan ternak baik produksi, kesehatan, pakan, dan lainnya.
Perusahaan Ada Farm dilakukan take over oleh Bapak Tutum pada bulan
Februari 2012 dan diresmikan pada 9 April 2012 dengan pergantian nama menjadi
Unggul Farm Pusat Pembibitan Ayam Kampung Nasional. Selama perusahaan
diambil alih oleh Bapak Tutum, tidak banyak perubahan yang dilakukan hingga
perusahaan ini diambil alih oleh Soewarso Pawaka pada 11 September 2013
hingga sekarang, dengan pergantian nama menjadi Warso Unggul Gemilang.
Warso Unggul Gemilang melakukan pengembangan dengan menambah satu
unit kandang dengan tipe postal pada tahun 2013 dan dirubah menjadi tipe baterai
pada Agustus 2014. Usaha ini merupakan usaha peternakan dengan skala
menengah, memiliki jumlah indukan sebanyak 16 000 ekor dan menghasilkan 64
000 ekor DOC ayam kampung setiap bulan. Warso Unggul Gemilang akan
melakukan banyak perubahan dalam usahanya, agar usaha pembibitan ayam
kampung ini semakin berkembang dan dapat selalu memenuhi pasar.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
1. Menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya.
Misi:
1. Menerapkan pola good breeding practice (tatalaksana pembibitan yang baik)
dan tata kelola transparan.
2. Menjaga mutu dan kualitas keaslian ayam kampung.
3. Mengembangkan usaha dengan terus berinovasi.
4. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan mitra dan pelanggan saling
menguntungkan.
5. Mengembangkan kapasitas SDM melalui pelatihan.
6. Meningkatkan produktivitas DOC dan profit usaha.
7. Menerapkan nilai budaya kerja dengan konsisten dan berkesinambungan.
32
Visi dan misi perusahaan saat ini mendukung adanya rencana
pengembangan dengan teknologi baru. Rencana pengembangan teknologi baru ini
dimaksudkan agar perusahaan Warso Unggul Gemilang tetap menjadi pusat
pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya. Visi tersebut dapat
tercapai melalui beberapa misi perusahaan, yaitu sesuai dengan penjabaran di atas.
Oleh karena itu visi dan misi perusahaan tersebut berhubungan dengan tujuan
penelitian ini.
Deskripsi Kegiatan Usaha
Warso Unggul Gemilang merupakan perusahaan yang berfokus pada bisnis
pembibitan ayam kampung. Kegiatan yang dilakukan yaitu penetasan untuk
menghasilkan DOC dan pembesaran indukan ayam kampung. Produk yang
dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang yaitu berupa DOC ayam kampung. Alur
kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang meliputi pembesaran dan
seleksi indukan, mengawinkan secara inseminasi buatan (IB), pengumpulan dan
seleksi telur, menetaskan telur, seleksi DOC, pengemasan DOC, pengiriman DOC
pada konsumen. Secara umum alur kegiatan produksi perusahaan ini dapat dilihat
pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2 Alur kegiatan produksi pada Warso Unggul Gemilang
Perusahaan Warso Unggul Gemilang bertindak sebagai supplier DOC
kepada para konsumen peternak ayam kampung. Harga jual DOC ayam kampung
yang dihasilkan sebesar Rp 6 400 per ekor. Konsumen dapat membeli DOC
dengan minimal pemesanan 10 box. Setiap box yang dijual berisi 100 ekor DOC
dan ditambah 2 ekor DOC sebagai bonus, sehingga total per box yang dijual berisi
102 ekor DOC. Warso Unggul Gemilang memberikan pelayanan berupa
pengiriman produk gratis sampai kepada konsumen di wilayah Jawa, sedangkan
untuk konsumen di luar pulau Jawa pengiriman dilakukan sampai pada pelabuhan
atau bandara dan selebihnya menjadi tanggung jawab konsumen. Konsumen
Warso Unggul Gemilang baik yang berada di wilayah Jawa maupun luar pulau
Jawa terdiri dari para peternak dan distributor DOC ayam kampung.
Selama proses produksi tidak seluruhnya berjalan sesuai keinginan
perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang berupa DOC
ayam kampung telah melewati serangkaian proses yang ketat untuk menghasilkan
produk yang berkualitas. Sisa seleksi dari proses produksi meliputi telur, DOC,
dan indukan afkir. Seluruh produk afkir tersebut ada yang dijual dan ada pula
yang dihibahkan. Telur afkir sisa produksi mencapai 301 125 butir per tahun
dijual seharga Rp 1 000 per butir, dan indukan afkir per tahun mencapai 2843 ekor
dijual seharga Rp 33 000 per kg, sedangkan indukan dan DOC yang mati
Seleksi DOC calon
indukan
Pembesaran calon
indukan
Seleksi
indukan
Perkawinan
IB
Pengumpulan
telur
Seleksi
telur
Penetasan
telur
Seleksi DOC Pengemasan
DOC
Distribusi produk
DOC
33
dihibahkan kepada warga yang memelihara ikan lele. Selain itu kotoran ayam
kampung yang dihasilkan juga dijual dengan harga Rp 5000 per karung, namun
menjadi pemasukan bagi karyawan dan tidak masuk ke dalam kas perusahaan.
Keunggulan Warso Unggul Gemilang lainnya terlihat dari standar
biosecurity dan kesehatan. Lingkungan pembibitan Warso Unggul Gemilang
menerapkan biosecurity yang ketat. Setiap karyawan maupun tamu yang
berkunjung harus melalui tahapan biosecurity, yakni menggunakan baju khusus,
sepatu boot, dan melalui tiga tahap ruang sterilisasi. Hal tersebut dilakukan untuk
mencegah penyebaran bakteri maupun virus. Warso Unggul Gemilang secara
rutin juga melakukan pemeriksaan dan pengujian flu burung dan uji PCR
(polymerase chain reaction) untuk menghilangkan mikroorganisme pengganggu.
Pemeriksaan dilakukan bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Veteriner
Bogor. Seluruh produk Warso Unggul Gemilang yang akan dikirim kepada
konsumen telah melalui tahapan vaksin, sehingga produk terjamin kualitasnya.
ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL
Aspek kalayakan non finansial penting diperhatikan sebelum menilai suatu
kelayakan bisnis, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi
(2012). Adapun penilaian kelayakan aspek non finansial dari usaha pembibitan
ayam kampung Warso Unggul Gemilang difokuskan pada aspek pasar, aspek,
teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial dan budaya. Aspek non
finansial tersebut dianalisis berdasarkan dua skenario usaha, yaitu skenario I
(tanpa pengembangan usaha) dan skenario II (dengan pengembangan usaha) pada
skala 20 000 ekor indukan. Aspek yang dikaji tersebut tertera pada bagian berikut.
Aspek Pasar Skenario I
Aspek pasar merupakan salah satu aspek yang penting dalam studi
kelayakan bisnis. Pasar juga merupakan tujuan dari hasil produksi Warso Unggul
Gemilang, yang dalam hal ini ialah DOC ayam kampung. Produk yang dihasilkan
oleh Warso Unggul Gemilang berupa DOC ayam kampung dengan kualitas yang
baik akan percuma jika tidak memiliki pasar. Kegagalan pasar cenderung akan
membuat usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang menjadi tidak layak.
Komponen dari aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, pesaing, bauran
pemasaran dan strategi pemasaran dari DOC ayam kampung.
Permintaan
Permintaan merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan dalam
menilai kelayakan pada usaha Warso Unggul Gemilang, khususnya pada aspek
pasar. Permintaan yang dijelaskan dalam penelitian ini terfokus pada permintaan
output utama berupa DOC ayam kampung. Informasi dari pihak Warso Unggul
Gemilang menyatakan bahwa permintaan terhadap produk DOC selalu tidak
terpenuhi. Pasar dari DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang tersebar di
18 provinsi di Indonesia yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi,
34
Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua. Permintaan tersebut tercipta
karena adanya kebutuhan pasar ayam kampung di Indonesia dan keberhasilan tim
pemasaran Warso Unggul Gemilang dalam membangun jaringan pemasaran.
Jaringan pemasaran yang dibangun salah satunya melalui internet baik
dengan memanfaatkan blog maupun jejaring sosial, karena dengan internet
informasi produk perusahaan mudah diakses sampai ke seluruh Indonesia bahkan
penjuru dunia. Pemasaran juga dilakukan dengan cara mulut ke mulut dan kolega
yang dimiliki oleh tim pemasar Warso Unggul Gemilang. Jaringan pemasaran
tersebut terus dijaga dengan baik hingga mampu mempertahankan permintaan
terhadap produk DOC Warso Unggul Gemilang. Tim pemasaran Warso Unggul
Gemilang dalam satu bulan mampu menciptakan pasar yang cukup menjanjikan.
Permintaan tersebut rutin dilakukan setiap bulan dalam satu tahun. Rata-rata
permintaan DOC setiap bulan mencapai 87 550 ekor, sehingga dalam satu tahun
permintaan mencapai 1 050 600 ekor DOC, jumlah tersebut tidak termasuk
permintaan yang dibatalkan oleh konsumen karena tidak ada pasokan. Permintaan
yang ada berasal dari peternak maupun distributor DOC ayam kampung.
Penawaran
Penawaran dari Warso Unggul Gemilang terlihat dari berapa besar DOC
yang mampu diproduksi oleh perusahaan tersebut. Kemampuan produksi telur
pada skenario I dengan skala 20 000 ekor indukan dalam satu hari mencapai 4 125
butir telur atau sekitar 1 468 500 butir telur yang dihasilkan dalam satu tahun.
Jumlah telur yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya berhasil menjadi DOC.
Jumlah telur yang tidak berhasil menjadi DOC berasal dari telur yang tidak
memenuhi kriteria dalam tahapan seleksi, yaitu telur yang retak atau pecah,
bentuk telur tidak sempurna, ukuran telur dan ketebalan cangkang tidak sesuai
standar, dan tidak terdapat embrio dalam telur.
Jumlah produksi DOC ayam kampung pada skenario I mampu
menghasilkan sebanyak 480 000 ekor per tahun saat tahun pertama, dan 960 000
ekor per tahun saat tahun kedua hingga kesepuluh. Jumlah tersebut masih belum
bisa memenuhi permintaan konsumen seluruhnya. Tingkat kehilangan yang terjadi
dari telur hingga menjadi DOC tergolong tinggi, oleh karena itu Warso Unggul
Gemilang memiliki potensi untuk mengembangkan kapasitas produksinya.
Pesaing
Pesaing merupakan hal yang harus diperhatikan dalam aspek pasar. Pesaing
dapat menunjukkan dimana posisi Warso Unggul Gemilang saat ini dan langkah
apa yang harus dilakukan dalam menghadapi para pesaing tersebut. Warso Unggul
Gemilang bukan merupakan satu-satunya produsen ayam kampung di Indonesia.
Pesaing Warso Unggul Gemilang merupakan para pengusaha yang bergerak
dalam bidang yang sejenis, yakni produksi DOC ayam kampung.
Beberapa pesaing dari Warso Unggul Gemilang yang ada di Jawa Barat
antara lain Ayam Kampung Indonesia (AKI), Jimmy Farm, Citra Lestari, Campur
Sari, dan pengusaha yang sejenis lainnya namun berskala kecil. Dari keseluruhan
pesaing tersebut, hanya AKI yang berbadan usaha perseroan terbatas (PT) sisanya
merupakan peternakan rakyat atau tidak berbadan usaha termasuk Warso Unggul
35
Gemilang. Para pesaing tersebut memiliki pasar yang sama, yaitu para peternak
ayam kampung dan distributor/pengecer DOC ayam kampung. Berdasarkan skala
produksi, keseluruhan produsen ayam kampung di Indonesia tergolong Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Warso Unggul Gemilang berdasarkan skala
usaha tergolong usaha menengah. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No
20 tahun 2008 mengenai UMKM, berdasarkan Undang-undang tersebut usaha
Warso Unggul Gemilang termasuk usaha berskala menengah, yaitu dengan
kriteria bahwa perusahaan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta
sampai Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan, selain itu usaha ini
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.5 miliar sampai dengan Rp 50
miliar.
Warso Unggul Gemilang secara pasar telah diakui memiliki kualitas dan
kuantitas produk yang paling tinggi diantara pesaingnya. Hal tersebut tergambar
dari jumlah permintaan yang selalu meningkat dan jumlah produk yang
ditawarkan masih belum bisa mencukupi permintaan yang ada padahal jumlah
produksi melebihi para pesaingnya. Para pesaing Warso Unggul Gemilang
memiliki jumlah indukan yang lebih sedikit, sehingga produk DOC yang
dihasilkan lebih sedikit pula. Selain itu para pesaing Warso Unggul Gemilang
masih menerapkan teknologi konvensional dalam usahanya, dan belum ada yang
bisa menyaingi Warso Unggul Gemilang dalam hal teknologi. Selain itu Warso
Unggul Gemilang menerapkan good breeding practice, yaitu tatalaksana
pembibitan yang baik sesuai dengan SOP yang berlaku.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang
menerapkan konsep STP, yaitu segmenting, targeting, dan positioning.
Penjelasan lebih lanjut ialah sebagai berikut.
1. Segmenting
Segmenting dilakukan dengan memetakan atau memilah-milah konsumen
berdasarkan beberapa kategori. Kategori yang digunakan antara lain kalangan
bawah, kalangan menengah ke bawah, kalangan menengah, kalangan menengah
ke atas, dan kalangan atas. Segmenting yang ditetapkan oleh Warso Unggul
Gemilang yaitu kalangan menengah hingga kalangan atas. Hal tersebut ditentukan
berdasarkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
2. Targetting
Targetting dilakukan dengan menentukan lebih dalam siapa konsumen yang
akan dituju. Targetting yang telah ditentukan oleh Warso Unggul Gemilang antara
lain peternak ayam kampung yang ada di seluruh Indonesia. Peternak tersebut
merupakan peternak berskala kecil hingga besar, berdasarkan jumlah pemesanan
terhadap produk DOC Warso Unggul Gemilang.
3. Positioning
Positioning menunjukkan posisi produk Warso Unggul Gemilang di pasar.
Posisi produk dibandingkan dengan produk dari para pesaing. Produk DOC
Warso Unggul Gemilang telah teruji berkualitas lebih baik daripada para
pesaingnya, sehingga produk ini berposisi sebagai leader di pasar yang sejenis.
Posisi leader tersebut terlihat performa DOC Warso Unggul Gemilang yang lebih
baik daripada para pesaingnya.
36
Bauran Pemasaran
Usaha pembibitan ayam kampung memiliki jenis pasar oligopoly, karena
pelaku usaha ini tergolong sedikit, permintaan produk tinggi, harga produk
perusahaan tidak terpengaruh terhadap harga pasar. Konsumen utama Warso
Unggul Gemilang berasal dari para peternak ayam kampung, yaitu baik peternak
ayam kampung petelur maupun peternak ayam kampung pedaging.
Warso Unggul Gemilang menerapkan bauran pemasaran yang lebih dikenal
dengan 4P. 4P tersebut antara lain price (harga), product (produk), place (tempat)
dan promotion (promosi). Bauran pemasaran dapat digunakan oleh Warso Unggul
Gemilang sebagai strategi yang dapat diterapkan dalam keputusan bisnis. Adapun
bauran pemasaran tersebut dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut.
1. Harga (price)
Warso Unggul Gemilang menghasilkan DOC yang dijual dalam satuan
ekor. Harga jual DOC yang merupakan kualitas premium mencapai Rp 6 400 per
ekor. Harga tersebut berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing Warso
Unggul Gemilang. Harga yang ditetapkan oleh para pesaing Warso Unggul
Gemilang ialah sekitar Rp 5 500 – Rp 6 000 per ekor DOC. Harga tersebut
dibawah dari harga produk DOC Warso Unggul Gemilang yang mencapai Rp 6
400 per ekor DOC. Rata-rata harga pokok produksi DOC pada skenario I
mencapai Rp 5 937. 26 per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.
Harga yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang merupakan harga
premium atau lebih tinggi dari para pesaingnya. Keputusan penetapan harga yang
lebih tinggi oleh pihak Warso Unggul Gemilang didasari atas kualitas DOC yang
dihasilkan, dimana DOC Warso Unggul Gemilang memiliki kualitas terbaik jika
dibandingkan dengan para pesaingnya. Kualitas yang terbaik inilah yang biasanya
menjadi salah satu hal yang diperhitungkan oleh konsumen dalam membeli
produk DOC Warso Unggul Gemilang.
Produk DOC ayam kampung yang memiliki kualitas baik terlihat dari
beberapa kriteria, yaitu puser tidak basah atau bolong, ukuran DOC tidak kecil
atau berbobot sekitar 36 gram per ekor, tidak terdapat cacat fisik, dan perut tidak
kembung. Selain itu DOC tersebut diberi vaksin dan diberi perlakuan khusus agar
kualitas tetap terjaga hingga produk sampai kepada konsumen.
2. Produk (product)
Warso Unggul Gemilang selain memproduksi dan menjual DOC sebagai
produk utama. Produk utama tersebut dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang
dalam satu bulan mencapai sekitar 80 000 ekor DOC pada skenario I. Produksi
tersebut merupakan yang terbesar jika dibandingkan para pesaingnya. Produk
DOC dikemas dengan box khusus. Box khusus dirancang untuk mempertahankan
kualitas produk hingga nanti tiba di konsumen. Adapun DOC dari Warso Unggul
Gemilang tertera di Gambar 3. Gambar 3 merupakan DOC ayam kampung yang
telah melewati proses seleksi dan telah dimasukkan ke dalam box khusus, setelah
itu akan dilakukan pengemasan dan distribusi.
37
Gambar 3 DOC ayam kampung hasil produki Warso Unggul Gemilang
Warso Unggul Gemilang juga memiliki produk sampingan untuk dijual.
Produk sampingan tersebut antara lain ayam afkir dan telur ayam kampung. Ayam
afkir merupakan ayam indukan yang sudah tidak produktif dalam menghasilkan
telur dan ayam calon indukan yang tidak lolos kriteria mutu sebagai indukan yang
baik. Ayam afkir dijual berdasarkan bobot hidup, yakni mencapai Rp 33 000 per
kg. Ayam afkir tersebut dipasarkan ke restoran yang ada di wilayah Jakarta dan
Tangerang. Telur ayam kampung yang dijual merupakan telur afkir yang tidak
memenuhi syarat sebagai calon DOC. Telur ayam kampung tersebut dijual dengan
harga Rp 1 000 per butir, yaitu dipasarkan langsung oleh pengumpul/pengecer
telur ayam kampung.
3. Tempat (place)
Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang adalah
dengan memberikan pelayanan berupa pengiriman gratis sampai ke tangan
konsumen. Pelayanan pengiriman gratis sampai ke konsumen tersebut hanya
untuk konsumen yang berada di wilayah pulau Jawa, sisanya di luar pulau Jawa
diberikan pelayanan pengiriman gratis sampai ke pelabuhan/bandara dan
selanjutnya menjadi tanggungjawab konsumen. Distribusi dilakukan oleh Warso
Unggul Gemilang untuk pengiriman DOC ayam kampung secara langsung. DOC
ayam kampung yang didistribusikan oleh Warso Unggul Gemilang selalu terjaga
kualitasnya hingga ke tangan konsumen. Selain itu perusahaan juga memberikan
pendampingan usaha terhadap para konsumennya, terutama bagi konsumen baru.
Keadaan tersebut adalah lebih baik dari pada pesaing Warso Unggul Gemilang.
Secara umum saluran distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul
Gemilang dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Saluran distribusi produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang
Warso Unggul
Gemilang
Distributor
Peternak:
Ayam kampung petelur dan
ayam kampung pedaging
38
Warso Unggul Gemilang mendistribusikan produknya ke distributor atau
pengecer ayam kampung dan kepada para peternak ayam kampung. Harga produk
DOC ayam kampung yang ditawarkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini yaitu
sebesar Rp 6 400 per ekor. Jumlah pemesanan minimum yaitu sebanyak sepuluh
box atau berisis 102 ekor DOC ayam kampung, hingga saat ini pemesanan yang
dilakukan berkisar antara sepuluh box hingga 60 box DOC per konsumen.
Pemasaran dari Warso Unggul Gemilang sangat penting, serta
pengelolaannya pun telah diatur dengan sebaik mungkin. Pemasaran yang baik
tersebut yaitu dengan memutus tataniaga yang panjang sehingga peternak bisa
menerima harga yang layak. Selain menjaga kualitas produknya Warso Unggul
Gemilang juga menjaga hubungan baik dengan konsumennya, yang dalam hal ini
adalah para peternak ayam kampung.
4. Promosi (promotion)
Warso Unggul Gemilang melakukan kegiatan promosi melalui berbagai
cara, diantaranya yaitu melalui media cetak, internet, pendekatan langsung ke
peternak, dan promosi dari mulut ke mulut. Disamping kegiatan promosi tersebut,
Warso Unggul Gemilang mendapat dukungan dari Himpuli sehingga dapat
mengutamakan kualitas bibit ayam kampung yang dihasilkan. Selain itu Warso
Unggul Gemilang menjalin kerjasama dengan Baliknak dalam pengadaan sumber
bibit dengan kualitas genetik yang baik.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang tersebut
sudah efektif. Konsumen yang telah membeli produk Warso Unggul Gemilang
biasanya didampingi hingga periode tertentu. Hal itu membuat konsumen
merasakan kepuasan tersendiri. Konsumen yang telah puas tersebut sering
membantu proses pemasaran Warso Unggul Gemilang secara tidak disengaja atau
tidak langsung, seperti penyebaran informasi kepada kerabatnya.
Fakta yang terjadi hingga saat ini menunjukkan bahwa Warso Unggul
Gemilang belum mampu memenuhi permintaan pasar. Kondisi tersebut menjadi
peluang bagi Warso Unggul Gemilang untuk melakukan pengembangan dalam
rangka meningkatkan produksinya. Selain itu, kedepannya Warso Unggul
Gemilang berencana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan kelompok-
kelompok ternak dan menjalin jaringan kerjasama dengan rumah-rumah potong
unggas.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang terbukti
lebih baik jika dibandingkan pesaingnya karena para pesaing sering mempelajari
hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa pesaing juga
berkunjung ke Warso Unggul Gemilang untuk meminta masukan atau berdiskusi
tentang kegiatan pemasaran yang dilaksanakan.
Aspek Pasar Skenario II
Perusahaan Warso Unggul Gemilang pada skenario II mengalami beberapa
peningkatan dilihat dari aspek pasar. Usaha pada skenario II mampu
menghasilkan 4 950 butir telur per hari. Peningkatan tersebut karena adanya
teknologi mekanisasi produksi. Mekanisasi produksi dapat menurunkan angka
kerusakan telur atau jumlah telur afkir, sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC
39
yang dihasilkan. Namun tidak semua telur tersebut terpilih atau berhasil menjadi
DOC, karena penerapan tahapan seleksi yang ketat oleh Warso Unggul Gemilang.
Rata-rata harga pokok produksi DOC pada skenario II mengalami
penurunan menjadi Rp 5,070.89 per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada
Lampiran 2. Rata-rata harga pokok produksi tersebut mengalami penurunan
diakibatkan karena terjadinya pengembangan usaha dengan menerapkan
mekanisasi produksi. Hal tersebut lebih baik, karena dengan pengembangan
teknologi maka dapat menekan biaya produksi menjadi lebih rendah.
Produksi DOC ayam kampung yang dihasilkan pada skenario II mencapai
757 350 ekor pada tahun pertama dan 1 514 700 ekor per tahun pada tahun kedua
hingga tahun kesepuluh. Jumlah tersebut dapat memenuhi permintaan yang ada,
bahkan terdapat kelebihan produksi sehingga permintaan yang berlebih dapat
terpenuhi. Adanya pengembangan teknologi dapat menekan kehilangan jumlah
telur afkir, sehingga dapat meningkatkan jumlah DOC yang dihasilkan.
Jumlah permintaan perusahaan yang ada diperkirakan akan bertambah, hal
tersebut karena jumlah produk yang dihasilkan meningkat. Peningkatan jumlah
produk yang diproduksi akan meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan
perusahaan. Strategi pemasaran dan bauran pemasaran perusahaan dengan
pengembangan usaha dapat diintensifkan lagi, sehingga pemasaran yang
dilakukan perusahaan dapat berjalan lebih efektif. Hasil analisis aspek pasar pada
skenario I dan skenario II dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Hasil analisis kelayakan aspek pasar pada Warso Unggul Gemilang
No Indikator Skenario I Skenario II Hasil
1 Permintaan Permintaan DOC Warso Unggul
Gemilang berasal dari 18 wilayah
di Indonesia, terutama jawa Barat.
Permintaan masih belum dipenuhi
Jumlah permintaan
perusahaan yang ada
diperkirakan akan
bertambah
Layak
2 Penawaran
Warso Unggul Gemilang mampu
menciptakan penawaran,
disesuaikan dengan kemampuan
produksi perusahaan. Penawaran
saat ini belum menutupi jumlah
permintaan.
Jumlah penawaran
meningkat, mampu
menutupi permintaan
yang ada bahkan
dapat menciptakan
permintaan baru.
Layak
3 Strategi
pemasaran:
konsep STP
Segmenting untuk kalangan
menengah, targetnya peternak
ayam kampung berbagai skala,
berposisi sebagai leader untuk
produk DOC ayam kampung.
Strategi pemasaran
dapat lebih
diintensifkan.
Layak
4 Bauran
Pemasaran,
Konsep 4 P
Penetapan harga di atas pesaing
karena mutu DOC lebih baik
(telah divaksin, performa kuat),
produk dilindungi dengan box
khusus yang dirancang sesuai
dengan kepadatan dan sirkulasi
udara yang sesuai dengan DOC
ayam kampung, distribusi gratis
untuk wilayah pulau Jawa,
promosi dilakukan dengan
berbagai cara dan sesuai dengan
perkembangan saat ini.
Bauran pemasaran
dapat lebih
diintensifkan sesuai
dengan perkemba-
ngan perusahaan.
Layak
40
Usaha Warso Unggul Gemilang layak untuk dijalankan dilihat dari aspek
pasar, baik untuk skenario I maupun skenario II. Terlihat dari seluruh produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dapat diserap oleh pasar, bahkan terjadi kelebihan
permintaan. Produk dan kinerja Warso Unggul Gemilang secara pasar telah
dikenal memiliki kualitas terbaik. Kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh
Warso Unggul Gemilang telah terbukti efektif, terlihat dari meningkatnya jumlah
permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan.
Aspek Teknis Skenario I
Lokasi Usaha
Lokasi usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berada di
Jalan Cinagara, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan wilayah sentra untuk bidang
peternakan unggas dan sesuai dengan aturan pemerintah Kabupaten Bogor. Warso
Unggul Gemilang merupakan usaha peternakan ayam kampung yang terintegrasi,
dimana lokasi produksi dan kantor berada pada satu lokasi yang sama. Lokasi
usaha juga dipengaruhi oleh beberapa variabel utama, yaitu ketersediaan bahan
mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan
fasilitas transportasi.
1. Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku usaha di Warso Unggul Gemilang selalu
diperhatikan dengan baik. Bahan baku merupakan komponen penting dalam
proses produksi. Bahan baku yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang
meliputi indukan ayam kampung, pakan, obat-obatan, vitamin, vaksin, dan
biosecurity. Indukan ayam kampung yang digunakan berasal dari Balai Penelitian
Ternak (Balitnak), dengan ayam kampung jenis Sentul. Ayam kampung jenis
Sentul dipilih Warso Unggul Gemilang karena ayam Sentul memiliki beberapa
kelebihan, yaitu pertumbuhan yang cukup cepat, bobot yang lebih berat serta
postur yang sangat disenangi baik oleh peternak maupun pedagang karena tinggi
dan berisi.
Jumlah indukan ayam kampung yang diproduksi pada saat tanpa
pengembangan usaha sebanyak 1 600 ekor setiap periodenya, yaitu berasal dari
DOC berkualitas. Satu periode sama dengan 75 minggu. DOC yang dihasilkan
oleh Warso Unggul Gemilang dan telah melewati serangkaian proses seleksi yang
ketat untuk indukan. Perkawinan indukan antara induk ayam dan pejantan
dilakukan secara inseminasi buatan (IB). Indukan yang digunakan untuk
memproduksi DOC ayam kampung dimulai saat berumur 19 minggu hingga 75
minggu. Jika indukan sudah tidak digunakan lagi dalam memproduksi telur untuk
DOC, maka indukan tersebut dikategorikan sebagai indukan afkir. Indukan afkir
atau ayam afkir yang sudah tidak produktif tersebut kemudian dijual kepada
pengumpul dan akan disalurkan ke restoran-restoran yang ada di wilayah Jakarta
dan Tangerang.
Pakan yang digunakan Warso Unggul Gemilang diperoleh langsung dari
pabriknya di Tangerang. Warso Unggul Gemilang memilih untuk membeli pakan
setiap satu minggu dua kali dengan kuantitas sedikit sesuai keperluan
dibandingkan dengan membeli pakan dengan kuantitas banyak dan kemudian
41
disimpan di gudang penyimpanan pakan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga
kualitas pakan yang digunakan. Jika kualitas pakan buruk, maka akan berakibat
kepada kualitas produk yang dihasilkan. Pengorderan pakan dilakukan bersamaan
dengan pengiriman DOC kepada konsumen, sehingga akan menekan biaya
angkut. Pengiriman DOC dilakukan Senin dan Kamis malam, sedangkan
pengorderan pakan dilakukan setiap Selasa dan Jum’at pagi, sehingga
pengangkutan dilakukan pada satu kali jalan.
Produk obat-obatan yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang berasal
dari beberapa perusahaan yang telah dipercaya sebelumnya. Pendistribusian obat-
obatan dilakukan langsung oleh perusahaan penyedia obat tersebut melalui tim
pemasarannya. Waktu distribusi obat disesuaikan dengan permintaan yang
dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang. Hal tersebut juga terjadi pada produk
vitamin yang digunakan. Supply obat-obatan dan vitamin dipertahankan stabil
karena sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi DOC Warso Unggul
Gemilang.
Warso Unggul Gemilang juga menjalin hubungan baik dengan produsen
vaksin. Vaksin sangat penting diberikan untuk meningkatkan kualitas DOC yang
dihasilkan. Pihak produsen vaksin bersedia melakukan pengiriman langsung ke
lokasi usaha Warso Unggul Gemilang sesuai dengan order yang diajukan. Selain
itu pihak produsen juga memberikan kepercayaan kepada Warso Unggul
Gemilang dengan meminjamkan satu unit alat spraypart. Spraypart digunakan
untuk memberikan vaksin terhadap DOC yang dihasilkan oleh Warso Unggul
Gemilang. Pemberian vaksin dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan
penyakit pada DOC ayam kampung hingga menjalani pembesaran nantinya.
2. Letak Pasar yang Dituju
Pasar yang dituju oleh Warso Unggul Gemilang tersebar di beberapa
wilayah di Indonesia. Beberapa di luar pulau Jawa. Pasar dapat diakses dengan
mudah karena perkembangan trasportasi logistik saat ini, baik melalui jalur darat,
laut dan udara. Jalur laut dan jalur udara dikhususkan pada pasar di luar pulau
Jawa dan Warso Unggul Gemilang hanya bertanggungjawab hingga produk tiba
di pelabuhan atau bandara yang dituju dan tanpa dikenai beban biaya. Pasar di
pulau Jawa dilayani secara langsung oleh Warso Unggul Gemilang dengan
pengiriman produk melalui jalur darat tanpa biaya pengiriman. Pengiriman
melalui jalur darat menggunakan kendaraan khusus yang didesain oleh Warso
Unggul Gemilang untuk menjaga kualitas produk DOC hingga tiba di konsumen.
Warso Unggul Gemilang sudah melakukan penjualan secara rutin ke 18
provinsi di Indonesia karena kontribusi besar para tim pemasaranya. Penjualan
dilakukan di berbagai daerah Nusantara antara lain Sumatera Utara, Kepulauan
Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka, Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi
Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.
3. Tenaga Listrik dan Air
Listrik dan air merupakan input yang sangat dibutuhkan dalam menunjang
kegiatan produksi. Sebagian besar aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi
DOC di Warso Unggul Gemilang membutuhkan listrik dan air. Listrik diperoleh
dari Listrik yang digunakan memiliki tenaga yang cukup besar. Keseluruhan
kandang, ruang penetasan, dan ruangan penunjang lainnya membutuhkan tenaga
listrik sekitar 33 000 watt. Kantor, mess karyawan dan ruang pimpinan
42
membutuhkan tenaga listrik sekitar 5 000 watt. Total tenaga listrik yang
digunakan ialah 38 000 watt.
Air yang digunakan berasal dari sumur. Hal tersebut karena ketersediaan air
sangat berlimpah di lokasi produksi yang merupakan wilayah perbukitan. Kualitas
air yang diperoleh juga sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan untuk
melakukan produksi DOC. Kualitas dan ketersediaan air penting untuk
diperhatikan karena aktivitas produksi tidak akan berjalan tanpa hal tersebut.
4. Supply Tenaga Kerja
Tenaga kerja dari Warso Unggul Gemilang sebagian besar diperoleh dari
wilayah Bogor, beberapa diantaranya berasal dari warga sekitar. Tenaga kerja
yang tidak memiliki keterampilan dilatih terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dari tenaga kerja perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan
yang bekerja di Warso Unggul Gemilang berjumlah 38 orang. Karyawan tersebut
memiliki pembagian kerja yang berbeda-beda. Wakil pimpinan umum satu orang,
internal control satu orang, kasir dan admin satu orang, kepala produksi satu
orang, bagian penjualan/marketing satu orang, bagian R & D satu orang, bagian
umum satu orang, bagian produksi telur sebanyak 19 orang, bagian penetasan
telur tujuh orang, bagian dapur dua orang, satpam satu orang dan supir dua orang.
5. Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi yang tersedia di Warso Unggul Gemilang terdiri dari
mobil box dan truk. Keduanya merupakan kendaraan yang digunakan untuk
mendistribusikan produk DOC, penyediaan pakan dan keperluan lainnya. Warso
Unggul Gemilang terletak di wilayah yang telah mudah diakses. Kemudahan
tersebut terlihat dari fasilitas jalan yang tersedia berupa jalan aspal.
Areal Produksi
Luas areal produksi dilihat dari luas keseluruhan lahan yang dimiliki. Lahan
yang dimiliki Warso Unggul Gemilang yaitu seluas 1.2 Ha. Terdapat 11 kandang
untuk kegiatan produksi, masing-masing berukuran 6 m x 40 m. Ada dua kandang
karantina yang disediakan, masing-masing berukuran 5 m x 13 m dan 1 m x 7 m.
Ruang penetasan berukuran 15 m x 18 m sebanyak satu unit. Ruang pengemasan
berukuran 6 m x 6 m sebanyak satu unit. Ruang proses biosecurity berukuran 2 m
x 6 m sebanyak tiga unit. Gudang pakan berukuran 4.5 m x 6 m sebanyak dua
unit. Gudang penyimpanan telur dan gudang penyimpanan peralatan masing-
masing satu unit dengan luasan 4.5 m x 6 m. Ruang pimpinan berukuran 8 m x 20
m sebanyak satu unit. Kantor manajer dan administrasi berukuran 4 m x 5 m
sebanyak satu unit. Mess karyawan berukuran total 6 m x 15 m, sebanyak enam
kamar. Pos satpam berukuran 4 m x 4 m sebanyak satu unit. Ruang meeting/ruang
operasional berukuran 6 m x 8 m. Dapur dan ruang makan berukuran 4 m x 5 m.
Kamar mandi berukuran 1 m x 1.5 m sebanyak lima unit.
Kandang produksi yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang memiliki
tipe kandang baterai, setiap kandang memiliki kapasitas sebanyak 1 600 ekor
indukan. Terdapat empat baris kandang baterai dalam satu atap kandang, dua baris
bertingkat dua dan dua baris tingkat tiga. Setiap satu ruang kandang baterai
berukuran 30 cm x 35 cm diisi satu ekor indukan . Kandang karantina digunakan
sebagai ruang pemulihan bagi ayam kampung yang terganggu kesehatannya agar
tidak menular kepada ayam lainnya. Ruang penetasan terdiri dari bagian fumigasi,
ruang seleksi telur, ruang cloroum, ruang mesin setter, ruang candling, dan ruang
43
mesin hatcher. Ruang pengemasan terdiri dari tempat vaksin DOC, tempat seleksi
DOC, tempat pengemasan, dan tempat penyimpanan sementara. Kantor digunakan
sebagai tempat kerja para kepala bagian perusahaan.
Pada usaha skenario I dilakukan penambahan jumlah dan luasan kandang
konvensional seluas 597 m2. Kandang dibangun dalam rangka meningkatkan
populasi yang diproduksi menjadi 20 000 ekor indukan, luasan tersebut diperoleh
dari peningkatan jumlah indukan dibagi dengan populasi indukan per meter
kandang konvensional, yaitu 4 000 ekor dibagi tujuh ekor per meter kandang.
Proses Produksi
1. Pola Produksi
Siklus produksi penetasan ayam kampung menjadi DOC memerlukan waktu
21 hari. Kegiatan produksi DOC ayam kampung yang dihasilkan Warso Unggul
Gemilang telah memiliki pola yang sama. Setiap harinya indukan berproduksi
menghasilkan telur yang siap untuk ditetaskan. Kegiatan panen untuk DOC
dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu yakni setiap hari Senin dan Kamis.
Setiap kali panen Warso Unggul Gemilang mampu menghasilkan 10 000 ekor
DOC pada skenario I. Pada skala usaha 20 000 ekor indukan terjadi peningkatan
produksi telur, yaitu pada skenario I setiap indukan mampu memproduksi satu
butir telur per lima hari. Secara keseluruhan, dari DOC menjadi indukan hingga
menghasilkan DOC yang siap dijual membutuhkan waktu sekitar 75 minggu.
2. Alur Produksi
Alur kegiatan produksi yang dilakukan Warso Unggul Gemilang harus
dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan sistematis. Kegiatan produksi DOC
pada usaha Warso Unggul Gemilang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan indukan, proses perkawinan
secara buatan, pemanenan telur, penetasan telur, dan pemanenan DOC.
- Pemeliharaan Indukan
Indukan berasal dari DOC ayam kampung berkualitas terbaik yang
diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang. Pada skala 20 000 ekor indukan setiap
periodenya Warso Unggul Gemilang membutuhkan sebanyak 2 857 ekor calon
indukan. Setiap calon indukan yang akan digunakan untuk pembibitan ayam
kampung dilakukan pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan yang dilakukan
berupa pemberian pakan, minum, vaksin, dan vitamin. Selain itu setiap satu bulan
sekali dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli. Saat indukan berumur 19 minggu
dilakukan kegiatan sortir indukan. Kegiatan sortir indukan dilakukan untuk
memilih indukan berkualitas, agar DOC yang dihasilkan akan berkualitas pula.
- Proses Perkawinan Buatan (Kawin Suntik)
Indukan ayam kampung yang telah dewasa siap untuk proses perkawinan,
dilakukan saat indukan berumur 26-75 minggu. Warso Unggul Gemilang
menerapkan proses perkawinan secara buatan, yaitu berupa perkawinan dengan
inseminasi buatan. Proses perkawinan inseminasi buatan dilakukan dengan cara
mengambil sperma dari indukan jantan dan disalurkan ke bagian reproduksi
indukan betina. Satu indukan jantan mampu membuahi sepuluh indukan betina,
satu indukan betina memperoleh 20 mikro milliliter sperma dari indukan jantan.
Proses inseminasi buatan atau kawin suntik yang dilakukan Warso Unggul
Gemilang adalah sebanyak dua kali dalam satu minggu. Kegiatan ini dilakukan
pada saat sore hari, karena pada waktu tersebut indukan betina sudah
44
mengeluarkan telurnya (pada pagi atau siang hari). Cairan yang disalurkan ke
bagian reproduksi indukan betina tidak terhalang oleh telur dan kemungkinan
keberhasilan proses kawin suntik menjadi lebih besar.
- Pemanenan Telur
Indukan yang telah dilakukan kawin suntik kemudian akan menghasilkan
telur yang terbuahi. Telur-telur yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan
dipisahkan menurut perolehan per kandang, lalu dilakukan fumigasi terhadap
telur untuk mematikan bakteri. Setelah dilakukan proses fumigasi, kemudian
dilakukan proses seleksi terhadap telur sebelum dilakukan penetasan.
Terdapat beberapa ketentuan dalam seleksi telur guna memperoleh daya
tetas yang tinggi. Ketentuan pertama yaitu telur berbentuk oval, kulit licin, rata,
tidak kasar, dan berat seragam. Perbandingan lebar dan panjang adalah 3:4, berat
telur seragam yaitu berkisar antara 40-50 gram per butir. Ketentuan kedua yaitu
ketebalan cangkang ideal. Ketebalan cangkang telur tetas sebaiknya sedang, tidak
terlalu tebal maupun tipis. Ketentuan ketiga yaitu kondisi kantong udara baik.
Kondisi kantong udara yang baik terlihat bening dan kokoh dapat diketahui
melalui peneropongan telur. Ketentuan keempat yaitu umur telur maksimum
tujuh hari. Semakin lama umur telur, persentase keberhasilan menetas menurun.
- Penetasan Telur
Telur yang lulus seleksi untuk penetasan kemudian dimasukkan ke ruang
penetasan. Telur dihibernasikan di dalam cloroum dengan suhu 18ºC selama tiga
hari. Telur dimasukkan ke dalam mesin setter untuk pengeraman selama 18 hari
dengan penerangan penuh, suhu 38ºC dan kelembaban 56-60%. Kemudian
dilakukan candling (peneropongan telur) untuk menyeleksi apakah telur
berkembang/berhasil dibuahi atau tidak. Jika telur tidak lulus seleksi, maka telur
dikirim ke gudang telur untuk dijual/dikonsumsi. Telur yang lulus seleksi
dipindahkan ke dalam mesin hatcher untuk ditetaskan dalam suhu 38ºC dan
kelembaban 56-60%, serta tanpa penerangan selama tiga hari. Setelah tiga hari di
dalam mesin hatcher, telur akan menetas menjadi DOC. Telur yang berhasil
menetas menjadi DOC ayam kampung kemudian dilakukan pemanenan.
- Pemanenan DOC
Pemanenan dilakukan terhadap seluruh DOC yang berhasil menetas. DOC
tersebut kemudian dikirim ke bagian pengemasan. Di ruang pengemasan
dilakukan pemberian vaksin terlebih dahulu terhadap seluruh DOC yang
dihasilkan. Pemberian vaksin dilakukan melalui alat spraypart, vaksin yang
digunakan yaitu vaksin newcastel disease infectious bronchitis (NDIB) yang
dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml untuk setiap 1 000 dosis. Setelah
pemberian vaksin, kemudian dilakukan sortir/seleksi terhadap DOC yang
dihasilkan. Kegiatan seleksi tersebut merupakan tahap akhir penentuan kualitas
dari DOC ayam kampung yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang.
Kriteria dari DOC yang diseleksi yaitu puser DOC tidak basah/tidak
berlubang, berukuran standar yaitu sekitar 36 gram per ekor, perut DOC tidak
kembung, dan tidak terdapat cacat fisik. DOC yang lulus seleksi kemudian
dimasukkan ke dalam box masing-masing berisi 102 ekor, lalu ditempatkan di
atas pallet guna menjaga kualitas DOC. DOC ayam kampung siap untuk
didistribusikan kepada para konsumen yang telah melakukan pemesanan.
45
Layout Skenario I
Denah lokasi atau layout merupakan gambaran di atas kertas mengenai tata
letak perusahaan pada skenario I. Layout dirancang sesuai dengan keadaan di
perusahaan Warso Unggul Gemilang. Tata letak dan skala telah disesuaikan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan penempatan bangunan
yang ada pada perusahaan. Layout yang dibuat berdasarkan skala 1 : 1000, sesuai
dengan Gambar 5. Pada layout tersebut dilakukan penambahan satu unit kandang
teknologi konvensional dengan luasan 597 m2 guna meningkatkan kapasitas
kandang untuk 20 000 ekor indukan.
Gambar 5 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I
Keterangan:
A. Kandang produksi
B. Kandang karantina
C. Ruang penetasan
D. Gudang
E. Ruang biosecurity
F. Mess karyawan
G. Kantor
H. Ruang meeting
I. Dapur dan ruang makan
J. Ruang pemimpin
K. Ruang pengemasan
L. Kamar mandi
Ab. Kandang produksi teknologi
konvensional (luasan 597 m2)
Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario I berdasarkan Gambar
5 merupakan kondisi denah perusahaan saat ini, yaitu mulai dari kandang
produksi (A) hingga kamar mandi (L), dengan adanya skenario I maka pada denah
perusahaan direncanakan akan ditambah dengan kandang produksi baru teknologi
konvensional seluas 597 m2 (Ab). Pembangunan kandang tersebut akan digunakan
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
D E
E F G
I
J
K
L
Ab
E
H
E
46
sebagai tempat indukan tambahan, yaitu untuk indukan sebanyak 4 000 ekor
sehingga kapasitas total mencapai 20 000 ekor indukan dengan menerapkan
teknologi kandang konvensional.
Aspek Teknis Skenario II
Ketersediaan bahan baku berupa jumlah indukan ayam kampung yang
diproduksi pada skenario II bertambah yaitu sebanyak 2 843 ekor per periode.
Selain itu terjadi peningkatan pula terhadap jumlah pakan, vaksin, obat/vitamin,
biosecurity yang digunakan. Skenario II ini dilakukan dengan menambah kandang
baru dengan penerapan teknologi modern pada usaha Warso Unggul Gemilang.
Penerapan teknologi kandang modern tersebut terdiri dari pemberian makan dan
minum otomatis, collecting telur otomatis, dan pembersihan kotoran secara
otomatis. Setelah penerapan teknologi tersebut dilakukan diperkirakan akan
meningkatkan jumlah tenaga listrik perusahaan sekitar lebih dari 10 000 watt.
Pada skenario II usaha Warso Unggul Gemilang mampu menghasilkan
DOC ayam kampung sebanyak 15 778 ekor per panen, yaitu meningkat apabila
dibandingkan dengan skenario I. Disamping itu, jumlah tenaga kerja yang
digunakan pada skenario II ini jumlah tenaga kerja berkurang sebanyak lima
orang dibandingkan dengan skenario I. Tenaga kerja pada bagian koordinator
kandang berkurang menjadi sepuluh orang, hal tersebut disebabkan karena
penerapan teknologi baru pada kandang dapat dilakukan secara otomatis dan
hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Pada bagian koordinator penetasan
jumlah tenaga kerja bertambah menjadi sepuluh orang, karena dengan adanya
pengembangan teknologi diperkirakan akan meningkatkan jumlah produk yang
dihasilkan sehingga jumlah tenaga kerja pada bagian penetasan ditambah
sebanyak tiga orang dari jumlah sebelumnya. Selain itu pada skenario II ini
terdapat tenaga kerja ahli tambahan sebanyak satu orang yang bertugas untuk
mengawasi mutu produk yang dihasilkan.
Pada skala usaha 20 000 ekor indukan terjadi peningkatan produksi telur,
yaitu pada skenario I setiap indukan mampu memproduksi satu butir telur setiap
lima hari sekali, sedangkan pada skenario II kemampuan produksi telur meningkat
menjadi satu butir telur setiap empat hari sekali. Penerapan teknologi modern
pada kandang tersebut dilakukan dengan membangun kandang baru. Kandang
lama akan digunakan sebagai tempat untuk pembesaran calon indukan.
Pembangunan kandang dilakukan pada lahan seluas 500 m2 berkapasitas 20 000
ekor indukan, yaitu kandang modern dengan mekanisasi produksi yang memiliki
kapasitas 40 ekor ayam per meter persegi. Secara umum layout perusahaan pada
skenario II dapat dilihat pada Gambar 6.
47
Gambar 6 Layout/denah Warso Unggul Gemilang pada skenario II
Keterangan:
A. Kandang produksi
B. Kandang karantina
C. Ruang penetasan
D. Gudang
E. Ruang biosecurity
F. Mess karyawan
G. Kantor
H. Ruang meeting
I. Dapur dan ruang makan
J. Ruang pemimpin
K. Ruang pengemasan
L. Kamar mandi
Ac. Kandang produksi baru dengan
teknologi (luasan 500 m2)
Gambar 6 menunjukkan denah perusahaan saat ini ditambah dengan rencana
skenario II, yaitu dengan penambahan kandang baru teknologi modern
(keterangan Ac). Kandang baru pada skenario II dibangun pada lahan baru dan
tidak dibangun pada kandang yang telah ada atau kandang pada skenario I.
Kandang baru untuk skenario II adalah kandang yang menerapkan mekanisasi
produksi, bangunan kandang memiliki pondasi dari beton dan struktur bangunan
lebih kuat sehingga dapat mendukung sistem kerja mesin produksi. Berdasarkan
hal tersebut maka kandang dengan mekanisasi produksi tersebut tidak dapat
dibangun pada kandang yang telah ada, sehingga pembangunan kandang
dilakukan pada lahan baru. Hal tersebut dilakukan guna mendukung kegiatan
operasional perusahaan secara teknis. Secara keseluruhan hasil dari analisis aspek
teknis dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
D
E F G
I
J
K
L
Ab
E E
H
48
Tabel 8 Hasil analisis kelayakan aspek teknis pada Warso Unggul Gemilang
No Indikator Skenario I Skenario II Hasil
1 Lokasi
usaha:
Bahan baku tersedia dan dilayani
langsung oleh pihak distributor,
pasar dapat diakses langsung oleh
Warso Unggul Gemilang maupun
memanfaatkan perusahaan logistik,
listrik dan air tersedia, air berasal
dari sumur bor, fasilitas transportasi
dengan mobil box dan truck box
khusus.
Jumlah bahan baku
dan kapasitas listrik
bertambah.
Layak
2 Proses
produksi:
Pola produksi sesuai dengan masa
produktif ayam kampung untuk
menghasilkan telur, alur produksi
terdiri dari pemeliharaan calon
indukan sampai dengan panen DOC.
Dapat lebih
diintensifkan.
Layak
3 Layout Layout produksi sesuai dengan
aktivitas peternakan ayam kampung.
Layout ditambah
dengan kandang
teknologi baru.
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak dilihat secara teknis,
baik pada skenario I maupun skenario II. Warso Unggul Gemilang dengan mudah
dapat menjangkau bahan baku yang dibutuhkan. Jika dilihat dari teknologi yang
digunakan diperkirakan Warso Unggul Gemilang dapat menekan biaya produksi
dan memperoleh biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Sehingga skala
produksi telah mencapai keuntungan yang optimal, dilihat dari manajemen
perusahaan yang menetapkan harga di atas harga pesaingnya. Proses produksi
yang dilakukan telah melewati serangkaian proses sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan perusahaan guna meningkatkan dan menjaga kualitas produk.
Penempatan fasilitas-fasilitas sudah efektif, seluruh fasilitas telah diperhitungkan
dan dibangun sebaik mungkin. Pemilihan jenis teknologi dan equipment yang
digunakan sudah tepat, namun upaya peningkatan teknologi masih bisa dilakukan
guna meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya operasional perusahaan.
Aspek Manajemen Skenario I
Manajemen memiliki peran yang besar dalam mengelola sumberdaya yang
dimiliki oleh perusahaan. Manajemen perusahaan harus berjalan dengan baik agar
tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai. Hal yang berkaitan dengan aspek
manajemen yaitu bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih,
bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan,
berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa
anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.
Warso Unggul Gemilang merupakan peternakan rakyat atau bentuk usaha
perorangan. Modal yang dikeluarkan berasal dari modal pemilik, yaitu Bapak
Soewarso Pawaka. Pemilik berperan sebagai pimpinan umum perusahaan dan
memiliki posisi tertinggi pada perusahaan. Pimpinan umum melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang disesuaikan
dengan kondisi perusahaan guna mencapai tujuan. Pimpinan umum memberikan
49
PIMPINAN
UMUM
KASIR &
ADMIN
KABAG
PRODUKSI
PEMASARAN
R & D
UMUM
KOORDINATOR
KANDANG
KOORDINATOR
PENETASAN
WAKIL PIMPINAN
UMUM, OPERASIONAL,
KEU, & ADM
INTERNAL
CONTROL
wewenang terhadap usaha Warso Unggul Gemilang kepada wakil pimpinan
perusahaan, yaitu Bapak Toro. Bapak Toro memimpin Warso Unggul Gemilang
dengan mengelola sumberdaya perusahaan yang ada.
Wakil pimpinan membawahi enam kepala bagian, yaitu kasir dan admin,
kepala bagian produksi, pemasaran, R & D (riset and development), dan bagian
umum. Kepala bagian tersebut masing-masing dikendalikan oleh satu orang.
Kepala bagian produksi membawahi koordinator kandang dan koordinator
penetasan. Secara umum struktur organisasi dari usaha Warso Unggul Gemilang
pada skenario I dapat dilihat pada Gambar 7. Dalam pelaksanaannya selalu
dilakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan, yaitu berupa
laporan per hari dan pengawasan secara langsung kepada para karyawan di
lapangan terutama bagian produksi.
Gambar 7 Struktur organisasi Warso Unggul Gemilang skenario I tahun 2014
Job description dari masing-masing jabatan tenaga kerja Warso Unggul
Gemilang dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pimpinan umum: bertindak sebagai pemilik dan memiliki tanggungjawab
terhadap seluruh kegiatan perusahaan.
2. Wakil pimpinan umum: bertanggungjawab terhadap keseluruhan operasional
perusahaan.
3. Internal control: bertanggungjawab terhadap pengawasan setiap aspek
operasional.
4. Kasir dan admin: bertanggungjawab terhadap semua proses administrasi dan
keuangan.
5. Kabag produksi: Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan dari tugas para
koordinator, serta bertanggungjawab terhadap produksi telur.
6. Pemasaran: bertanggungjawab terhadap penjualan produk.
7. R & D: bertanggungjawab dalam evaluasi hasil produk dan inovasi ke depan.
8. Umum: bertanggungjawab terhadap semua hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan peralatan, kebutuhan-kebutuhan operasional, dsb.
9. Koordinator Kandang: bertanggungjawab terhadap pemeliharaan ayam dan
kandang, pemberian vaksin, proses IB, dsb.
50
10. Koordinator Penetasan: bertanggungjawab terhadap pelaksanaan,
pemeliharaan perangkat penetasan, proses seleksi, candling, semua proses
pra-panen, panen, dan post panen.
Warso Unggul Gemilang memiliki 38 orang tenaga kerja. Anggota direksi
atau tenaga ahli perusahaan ada tujuh orang, yaitu wakil pemimpin dan enam
kepala bagian. Tenaga inti perusahaan dikendalikan oleh 19 orang koordinator
kandang dan tujuh orang koordinator penetasan. Wakil pimpinan dan setiap
kepala bagian telah memiliki keahlian khusus yang telah ditempuh, baik melalui
pendidikan maupun pengalaman. Karyawan bagian koordinator kandang dan
koordinator penetasan pada awal bekerja telah dilakukan pelatihan khusus oleh
kepala bagian produksi, sehingga para karyawan tersebut dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Keuntungan perusahaan diasumsikan sebagai gaji pemilik utama. Gaji wakil
pimpinan diasumsikan sebesar Rp 5 000 000 per bulan. Gaji setiap kepala bagian
diasumsikan sebesar Rp 3 000 000 per bulan. Sedangkan gaji setiap koordinator,
bagian dapur, supir, dan satpam sebesar Rp 1 000 000. Perusahaan Warso Unggul
Gemilang menetapkan jaminan dana kesehatan bagi karyawan sebesar gaji
selama satu bulan per karyawan yang diberikan setiap satu tahun sekali.
Pemberian jaminan tersebut sebagai tanda perhatian perusahaan terhadap
karyawannya dan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan
merupakan kunci sukses perusahaan.
Aspek Manajemen Skenario II
Pada aspek manajemen skenario II terdapat beberapa hal yang mengalami
perubahan dibandingkan dengan skenario I. Perubahan tersebut diantaranya
proporsi pembagian tugas yang harus dilakukan. Jumlah karyawan pada skenario
II berkurang sebanyak lima orang menjadi 33 orang, yaitu pada bagian
koordinator kandang jumlah karyawan berkurang menjadi 10 orang, pada bagian
koordinator penetasan bertambah dari tujuh orang menjadi sepuluh orang, serta
terdapat satu tenaga kerja tambahan yang berada di bawah wakil pimpinan umum
yaitu bagian pengawasan mutu. Koordinator penetasan bertambah seiring dengan
meningkatnya hasil produksi DOC, dan bagian pengawasan mutu ditambahkan
sebagai bagian yang mengawasi proses produksi DOC sehingga kualitasnya dapat
terjaga. Secara umum struktur organisasi perusahaan pada skenario II dapat
dilihat pada Gambar 8. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan penggunaan
teknologi modern dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
51
PIMPINAN
UMUM
KASIR &
ADMIN
KABAG
PRODUKSI
PEMASARAN
R & D PENGAWAS
MUTU
KOORDINATOR
KANDANG
KOORDINATOR
PENETASAN
INTERNAL
CONTROL
BAGIAN
UMUM
WAKIL PIMPINAN
UMUM, OPERASIONAL,
KEU, & ADM
Gambar 8 Struktur organisasi Warso unggul gemilang pada skenario II
Manajemen perusahaan pada skenario II diharapkan dapat lebih
ditingkatkan lagi guna kesejahteraan karyawannya. Peningkatan kesejahteraan
karyawan dapat dilakukan melalui pemberian motivasi dan pelatihan khusus bagi
karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, apabila kinerja
karyawan meningkat maka akan ada peningkatan gaji/bonus yang diperoleh
sehingga kesejahteraan karyawan ikut meningkat. Secara keseluruhan hasil
analisis dari aspek manajemen dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9 Hasil analisis kelayakan aspek manajemen pada Warso Unggul Gemilang
No Indikator Skenario I Skenario II Hasil
1 Struktur
organisasi
Struktur organisasi jelas Terjadi perubahan proporsi
jumlah karyawan
Layak
2 Job
description
Job description sesuai
kebutuhan produksi
Layak
3 Tenaga kerja:
Tenaga ahli,
tenaga terlatih
sesuai
kebutuhan
Terdapat tenaga kerja ahli
yang bekerja di Warso
Unggul Gemilang, serta
terdapat pelatihan khusus
bagi karyawan
Diadakan pelatihan dan
pemberian motivasi untuk
karyawan
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak jika dilihat dari aspek
manajemen, baik pada skenario I maupun skenario II. Struktur organisasi telah
dibuat sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pembagian kerja
telah dilakukan guna mempermudah proses operasionalnya. Pengelolaan dan
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan telah berjalan dengan baik dan
selalu dilakukan perbaikan manajemen dalam menghadapi segala macam
perubahan baik secara internal maupun eksternal perusahaan.
52
Aspek Hukum Skenario I
Aspek hukum dalam analisis kelayakan usaha berkenaan dengan bentuk
badan usaha dan legalitas usaha. Warso Unggul Gemilang merupakan peternakan
rakyat atau bentuk usaha perorangan. Hal tersebut didasarkan pada proses
berdirinya perusahaan yang didirikan oleh perorangan. Dari awal berdirinya
perusahaan hingga sekarang telah melewati tiga kali take over dan pemilik Warso
Unggul Gemilang masih berstatus perorangan.
Aspek hukum dalam suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal
mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan
kerjasama dengan pihak lain. Warso Unggul Gemilang memiliki izin pendirian
usaha peternakan dari kantor desa setempat dan dari dinas peternakan. Surat izin
dari kantor desa berisi mengenai kesediaan warga sekitar terhadap dibukanya
usaha pembibitan ayam kampung di daerah tersebut, surat dari dinas peternakan
yaitu surat izin domisili usaha. Selain itu Warso Unggul Gemilang telah memiliki
SIUP (surat izin usaha perdagangan) dan NPWP (nomor pokok wajib pajak) guna
mendukung berdirinya usaha yang dijalankan. Usaha peternakan ayam kampung
baik pembibitan maupun pembesarannya memiliki dukungan khusus dari
pemerintah. Dukungan dari pemerintah terlihat dari: Peraturan Presiden No 36
Tahun 2010 tentang negatif investasi dan Peraturan Menteri Pertanian No 404
Tahun 2002 tentang keleluasaan usaha peternakan ayam kampung yang tidak
memerlukan legalitas dalam skala usahanya.
Aspek Hukum Skenario II
Surat-surat usaha yang telah dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang pada
skenario I mampu memberikan kekuatan bagi perusahaan secara hukum. Aspek
hukum pada skenario II direncanakan bahwa perusahaan Warso Unggul Gemilang
akan memiliki badan usaha berbentuk CV (commanditaire venotschaap atau
persekutuan komanditer). Hal tersebut dikarenakan kondisi manajemen saat ini
lebih tepat menggunakan CV, selain itu masih ada tenaga kerja yang tugasnya
merangkap seperti bagian kasir dan administrasi. Secara keseluruhan hasil analisis
aspek hukum dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10 Hasil analisis aspek hukum pada Warso Unggul Gemilang
No Indikator Skenario I Skenario II Hasil
1 Surat izin
usaha
Warso Unggul Gemilang
memiliki surat keterangan
usaha dari pemerintah
setempat, izin usaha, SIUP,
dan NPWP.
Izin usaha telah dimiliki dan
akan dilakukan peningkatan
status badan usaha menjadi
CV.
Layak
2 PBB Warso Unggul Gemilang
mentaati aturan PBB
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang telah layak secara aspek hukum, baik pada
skenario I maupun skenario II. Posisi usaha Warso Unggul Gemilang yang
memiliki kekuatan secara hukum diantaranya telah memiliki berbagai izin usaha
guna mendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Disamping itu didukung pula
53
oleh pemerintah terhadap usaha peternakan ayam kampung dengan memberikan
keleluasaan usaha tanpa memerlukan legalitas dalam skala usahanya.
Aspek Sosial dan Budaya Skenario I
Analisis terhadap aspek sosial dan budaya meliputi seberapa besar usaha
pembibitan Warso Unggul Gemilang memiliki dampak sosial dan budaya
terhadap masyarakat sekitar. Aspek sosial menunjukkan bagaimana usaha
peternakan dapat memberikan dampak positif dari sisi sosial seperti kelarasan
hubungan antara perusahaan dan para penduduk maupun tenaga kerja, hal ini
sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan Meizi (2012). Aspek sosial usaha
pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang berperan dalam
menyediakan lapangan pekerjaan. Pendirian usaha Warso Unggul Gemilang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar, karena sebagian besar
tenaga kerja yang bekerja di Warso Unggul Gemilang adalah warga yang
berdomisili di sekitar lokasi perusahaan. Terserapnya tenaga kerja dari wilayah
sekitar perusahaan mengakibatkan terciptanya peningkatan pendapatan
masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat memberikan dampak terhadap
peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar. Sehingga Warso Unggul Gemilang
ikut serta dalam meningkatkan kehidupan masyarakat menjadi lebih berkembang.
Warso Unggul Gemilang selama ini telah memberikan sumbangan sosial ke
tempat ibadah (masjid) yang ada di dekat usahanya, memberikan sumbangan bagi
kegiatan-kegiatan sosial yang diselenggarakan masyarakat, dan memberikan telur
hasil produksi pada waktu tertentu. Kegiatan pembagian telur turut
mensosialosasikan kepada warga sekitar untuk mengkonsumsi telur ayam
kampung. Dengan mengkonsumsi telur ayam kampung maka dapat meningkatkan
kebutuhan gizi masyarakat, karena yang selama ini popular di masyarakat adalah
telur ayam ras yang nilai gizinya lebih rendah daripada telur ayam kampung. Oleh
karena itu dari segi budaya usaha ini tidak merugikan budaya setempat, bahkan
usaha ini dapat memberikan keuntungan.
Aspek Sosial dan Budaya Skenario II
Usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario II akan lebih meningkatkan
hubungan sosial perusahaannya, baik hubungan sosial masyarakatnya maupun
hubungan sosial dengan para relasi usaha. Peningkatan hubungan sosial tersebut
dilakukan untuk lebih mendekatkan perusahaan dengan pihak luar, secara tidak
langsung hubungan tersebut juga akan memajukan perusahaan ke arah yang lebih
baik lagi. Secara keseluruhan hasil analisis aspek sosial dan budaya dari
perusahaan Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
54
Tabel 11 Hasil analisis kelayakan aspek sosial dan budaya pada Warso Unggul Gemilang
No Indikator Skenario I Skenario II Hasil
1 Sosial
Menjalin hubungan baik dengan
masyarakat sekitar, memberikan
berbagai bantuan sosial
masyarakat
Akan lebih
meningkatkan
hubungan sosial
perusahaan, baik
dengan masyarakat
maupun relasi usaha.
Layak
2 Budaya Budidaya ayam kampung di
Warso Unggul Gemilang sesuai
dengan adat dan budaya yang
berlaku di Warso Unggul
Gemilang
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang baik pada skenario I maupun skenario II
secara aspek sosial dan budaya memiliki dampak yang lebih positif. Secara aspek
sosial dan budaya, peningkatan usaha yang terjadi dapat meningkatkan
kemampuan karyawan melalui penerapan teknologi yang digunakan menjadi lebih
baik serta terjadi peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan gaji. Selain itu
hubungan sosial perusahaan juga akan lebih ditingkatkan demi kemajuan warso
Unggul Gemilang. Usaha Warso Unggul Gemilang pada skenario I dan skenario
II dapat dikatakan layak dilihat dari aspek sosial dan budaya.
Aspek Lingkungan Skenario I
Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh usaha terhadap
lingkungan sekitar, apakah dengan adanya usaha tersebut dapat mengganggu
lingkungan atau tidak. Limbah hasil produksi merupakan hal yang harus
diperhatikan pengaruhnya terhadap lingkungan usaha Warso Unggul Gemilang.
Limbah yang dihasilkan pada usaha ini berupa kotoran ternak dan ayam yang
mati. Kotoran ternak dan ayam yang mati dapat menimbulkan permasalahan
terhadap lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Permasalahan yang timbul
yaitu berupa polusi udara. Saat ini masyarakat tidak merasa terganggu dengan
adanya usaha peternakan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Warso Unggul
Gemilang dapat mengatasi permasalahan berupa polusi udara dengan menerapkan
manajemen usaha sebaik mungkin.
Kotoran hasil produksi Warso Unggul Gemilang selalu dibersihkan setiap
harinya. Penanganan kotoran tersebut dilakukan dengan cara pembersihan kotoran
dan penempatan pada karung. Kotoran hasil produksi tersebut akan menjadi
pupuk kandang, maka kotoran yang telah dikemas dalam karung tersebut akan
dilakukan penjualan. Hasil penjualan pupuk kandang tersebut akan menjadi milik
para pekerja kandang. Selain itu, ayam kampung yang mati baik DOC ataupun
indukan dewasa akan diberikan kepada para pembudidaya ikan lele di sekitar
peternakan. Dengan demikian Warso Unggul Gemilang dapat menangani limbah
hasil produksinya sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan.
55
Aspek Lingkungan Skenario II
Pengembangan usaha jika dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang akan
menjadikan perusahan ini lebih bersahabat dengan lingkungan. Penanganan
limbah berupa kotoran akan lebih terkoordinir dengan baik, karena dalam
penerapan mekanisasi produksi tersebut terdapat teknologi yang mengatasi
pembuangan kotoran secara otomatis. Kotoran ayam kampung yang menumpuk
setiap harinya secara otomatis akan langsung dibuang ke tempat penampungan
akhir kotoran menggunakan mesin pengeruk otomatis. Mesin pengeruk kotoran
tersebut akan membersihkan kotoran ayam kampung dari ujung depan kandang
hingga ke belakang. Kotoran akan dibersihkan dan akan ditampung di tempat
penampungan akhir kotoran yang letaknya di ujung belakang kandang, sehingga
kandang akan terjaga kebersihannya. Dengan penerapan teknologi tersebut polusi
udara akan lebih teratasi dengan baik. Secara keseluruhan hasil analisis aspek
lingkungan dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
Tabel 12 Hasil analisis aspek lingkungan Warso Unggul Gemilang
No Indikator Skenario I Skenario II Hasil
1 Penanganan
limbah
Warso Unggul Gemilang
menerapkan penanganan
limbah yang baik dan tidak
dibuang di lokasi
pemukiman penduduk.
Penanganan limbah
dapat terorganisir
dengan lebih baik,
limbah diberikan kepada
pembudidaya lele.
Layak
2 Polusi udara Kebersihan kandang terjaga
dari kotoran ayam kampung
yang menumpuk, sehingga
mengurangi polusi udara.
Polusi udara semakin
berkurang karena
kebersihan kandang
diperhatikan dengan
penerapan teknologi
baru.
Layak
Usaha Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak untuk dijalankan
dilihat dari aspek lingkungan. Peraturan pemerintah menetapkan bahwa jarak
antara usaha peternakan unggas terutama ayam kampung dengan pemukiman
warga sekitar 2 km yaitu sesuai SOP, namun Warso Unggul Gemilang dapat
mengatasi permasalahan lingkungan perusahaan sehingga persyaratan tersebut
dapat teratasi. Perusahaan mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan
baik sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak merugikan masyarakat
sekitar. Oleh karena itu baik usaha pada skenario I maupun skenario II,
perusahaan telah layak secara aspek lingkungan.
Aspek non finansial Warso Unggul Gemilang secara keseluruhan baik pada
skenario I maupun skenario II adalah layak. Warso Unggul Gemilang dapat
melanjutkan usahanya dengan baik, selain itu perusahaan harus tetap melakukan
evaluasi dalam usahanya dan diharapkan dapat mempertahankan kelayakan usaha
secara non finansial tersebut. Apabila memungkinkan maka perusahaan dapat
menjadikan kelayakan usahanya menjadi lebih baik lagi. Aspek non finansial yang
baik akan selalu mendukung aspek finansial perusahaan ke arah yang lebih baik
pula, terutama dalam hal peningkatan keuntungan perusahaan.
56
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
Analisis kelayakan finansial dilakukan setelah aspek non finansial telah
layak untuk dilaksanakan. Aspek kalayakan finansial penting diperhatikan dalam
menilai kelayakan bisnis, hal ini sesuai dengan pernyataan Karmidi (2012) dan
Meizi (2012). Adapun penilaian kelayakan aspek finansial dari usaha pembibitan
ayam kampung Warso Unggul Gemilang difokuskan pada beberapa kriteria
investasi. Kriteria kelayakan investasi tersebut antara lain NPV, Net B/C, IRR,
dan PP. Usaha dapat dinyatakan layak apabila diperoleh hasil analisis yang
menunjukkan bahwa nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net B/C lebih besar dari
satu, dan nilai IRR lebih besar dari tingkat DR.
Kriteria kelayakan dianalisis melalui penyusunan arus kas untuk mengetahui
besarnya manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis.
Analisis laba rugi dilakukan untuk menghitung komponen pajak. Analisis
proyeksi arus kas dan analisis laba rugi saling berkaitan antara satu dan lainnya.
Aspek finansial tersebut dianalisis berdasarkan dua skenario usaha, yaitu skenario
I (tanpa pengembangan usaha) dan skenario II (dengan pengembangan usaha)
pada skala 20 000 ekor indukan. Analisis finansial ini dilakukan untuk
mengetahui apakah usaha tersebut dapat memenuhi kriteria kelayakan atau tidak.
Aspek yang dikaji tersebut tertera pada bagian berikut ini.
Analisis Finansial Skenario I
Kondisi pada skenario I adalah usaha tanpa pengembangan teknologi
mekanisasi produksi atau kondisi usaha Warso Unggul Gemilang pada saat ini.
Perbandingan yang dilakukan dalam aspek finansial dilakukan berdasarkan
jumlah skala yang sama, yaitu 20 000 ekor indukan. Skala di warso Unggul
Gemilang saat ini ialah 16 000 ekor indukan, sehingga dalam perhitungan aspek
finansial dikonversi terlebih dahulu. Saat ini juga terjadi peralihan dari
manajemen yang lama kepada Warso Unggul Gemilang karena terjadi take over
perusahaan. Kondisi ini hanya berlangsung di tahun pertama, yakni sebagai masa
peralihan. Analisis finansial skenario I dilakukan dengan mempertimbangkan
proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, kriteria investasi dan nilai pengganti.
Kondisi ini terjadi pada tahun 2009, sehingga analisis finansial memperhitungkan
waktu tersebut. Waktu saat ini merupakan kondisi pada tahun keenam.
Biaya Investasi
Biaya investasi tidak dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi dikeluarkan
berdasarkan berapa lama umur ekonomis dari barang tersebut. Total biaya
investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp 5 437 679 954. Komponen
terbesar dari biaya investasi berasal dari tahun pertama yaitu terdapatnya
pembelian tanah. Adapun pengeluaran biaya investasi pada skala 20 000 ekor
indukan secara total pada setiap tahun tertera pada Tabel 13.
57
Tabel 13 Biaya investasi per tahun Warso Unggul Gemilang skenario I
No Tahun Total biaya investasi (Rp)
1 Ke-1 4 249 850 001
2 Ke-2 0
3 Ke-3 141 124 429
4 Ke-4 28 100 000
5 Ke-5 141 124 429
6 Ke-6 539 032 239
7 Ke-7 169 224 429
8 Ke-8 0
9 Ke-9 141 124 429
10 Ke-10 28 100 000
Total biaya investasi 5 437 679 954
Tabel 13 menunjukkan bahwa investasi terbesar dilakukan pada tahun
pertama. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar barang yang diperlukan dibeli
pada tahun pertama. Total biaya investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar
Rp 5 437 679 954. Perhitungan untuk biaya investasi bersamaan dengan
perhitungan dari analisis nilai sisa, sehingga dapat dilihat pada Lampiran 3.
i. Mesin tetas
Mesin tetas merupakan komponen terpenting dalam bisnis pembibitan ayam
kampung Warso Unggul Gemilang. Kapasitas mesin tetas yang dimiliki oleh
Warso Unggul Gemilang sebanyak 160 000 butir telur. Kapasitas mesin tetas ini
merupakan yang terbesar di Indonesia untuk pembibitan ayam kampung. Mesin
tetas ini terdiri dari dua bagian, yaitu setter dan hatcher. Bagian setter berfungsi
sebagai tempat pengeraman telur dengan kapasitas 140 000 butir telur. Bagian
hatcher berfungsi sebagai tempat penetasan telur dengan kapasitas 20 000 butir
telur. Mesin tetas tersebut memiliki umur ekonomis selama 15 tahun yang
sekaligus menjadi umur dari bisnis ini. Produsen mesin tetas berasal dari Belanda.
Harga mesin tetas mencapai Rp 1 500 000 000, dan pada tahun 2014 mengalami
penyusutan sehingga harganya menjadi Rp 1 003 333 333.
ii. Bangunan penetasan
Bangunan penetasan merupakan bangunan yang digunakan untuk
menyimpan mesin tetas. Desain dari bangunan penetasan disesuaikan dengan
kebutuhan penetasan oleh Warso Unggul Gemilang. Ukuran bangunan penetasan
ialah 15 m x 18 m. Nilai bangunan penetasan mencapai sekitar Rp 400 000 per
meter. Jumlah ruang penetasan yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang hanya
satu unit. Umur ekonomis dari bangunan penetasan ialah sepuluh tahun. Umur
ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan konstruksi bangunan tetas yang
berbentuk beton.
iii. Tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam suatu usaha. Usaha pembibitan
Warso Unggul Gemilang dibangun di atas tanah seluas 1.2 Ha. Tanah tersebut
berada pada wilayah strategis dan mudah diakses. Harga tanah pada wilayah
tersebut adalah Rp 150 000 per meter, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk pembelian tanah sebesar Rp 1 800 000 000. Tanah tidak akan pernah
mengalami penyusutan dan tidak akan habis dipakai, karena secara finansial
nilainya selalu meningkat. Peningkatan nilai yang terjadi dari tanah tersebut
mengakibatkan nilai sisa tidak dapat diprediksi secara pasti.
58
iv. Kandang produksi
Kandang merupakan tempat yang dibangun untuk kegiatan proses produksi.
Kandang produksi yang dimiliki Warso Unggul Gemilang sebanyak 11 unit dan
diisi oleh ayam kampung untuk indukan. Setiap kandang berukuran 6 m x 40 m,
dengan luasan untuk satu kandang yaitu 240 m2 sehingga total luas untuk 11 unit
kandang produksi mencapai 2640 m2. Biaya pembangunan kandang mencapai Rp
150 000 per meter, sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk membangun 11
unit kandang produksi yaitu Rp 396 000 000. Kandang produksi memiliki nilai
ekonomis selama lima tahun. Umur ekonomis tersebut ditentukan berdasarkan
konstruksi kandang yang terbuat dari kayu/bambu dan besi. Kandang produksi
yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Kandang produksi ayam kampung milik Warso Unggul Gamilang
v. Kandang karantina
Kandang karantina merupakan kandang yang dibangun untuk mengisolasi
ayam kampung yang terjangkit penyakit. Pembangunan kandang karantina
tersebut ditujukan agar ayam kampung yang sakit tidak akan menularkan penyakit
kepada ayam kampung lain dalam satu kandang produksi. Ayam kampung yang
terkena penyakit akan dipindahkan dari kandang produksi ke kandang karantina.
Di kandang karantina ayam kampung yang sakit tersebut diberikan perlakuan agar
dapat disembuhkan dan dapat berproduksi kembali. Kandang karantina yang
dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang ada dua, yaitu kandang karantina besar
yang memiliki luas 65 m2 dan kandang karantina kecil yang berukuran 7 m2.
Harga untuk membangun kandang karantina tersebut yaitu Rp 150 000 per meter.
Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun kandang karantina besar yaitu Rp
9 750 000 dan total biaya yang dikeluarkan untuk membangun kandang karantina
kecil yaitu Rp 1 050 000. Kandang karantina memiliki umur ekonomis selama
lima tahun, yaitu berdasarkan konstruksi kandang yang terbuat dari kayu/bambu.
Ayam kampung yang berada di kandang karantina dapat dilihat pada Gambar 10.
59
Gambar 10 Kondisi ayam kampung di kandang karantina Warso Unggul Gemilang
vi. Ruang pengemasan
Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas DOC ayam kampung yang
dihasilkan ke dalam box khusus. Ruang pengemasan ini memiliki luas 36 m2,
biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 150 000 per meter. Total biaya yang harus
dikeluarkan untuk membangun ruang pengemasan yaitu Rp 5 400 000. Umur
ekonomis dari ruang pengemasan yaitu 10 tahun, hal tersebut ditentukan karena
ruang pengemasan dibangun dengan konstruksi semi beton dan semi kawat.
Ruang pengemasan dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.
Gambar 11 Ruang pengemasan DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang
vii. Gudang
Gudang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat dan bahan. Warso
Unggul Gemilang memiliki empat unit gudang, masing-masing berukuran 4.5 m x
6 m dengan total luasan gudang yaitu 108 m2. Jumlah biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 200 000 per meter, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan
mencapai Rp 21 600 000. Gudang yang dimiliki Warso Unggul Gemilang
memiliki umumr ekonomis selama 10 tahun. Penetapan tersebut berdasarkan
konstruksi gudang yang terbuat dari beton tanpa plester. Gudang milik Warso
Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 12.
60
Gambar 12 Ruang gudang pada Warso Unggul Gemilang
viii. Mess karyawan
Mess karyawan yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang berjumlah
enam kamar digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat istirahat bagi karyawan.
Mess karyawan tersebut memiliki luasan sekitar 90 m2, biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 120 000 per meter. Total biaya yang dikeluarkan untuk mess karyawan
berjumlah Rp 10 800 000. Mess karyawan memiliki nilai ekonomis 10 tahun.
Mess karyawan tersebut dibuat tingkat dua, lantai pertama dibangun dengan beton
sedangkan lantai kedua dibangun dengan kayu dan anyaman bambu.
ix. Kantor
Kantor digunakan sebagai tempat kerja bagi manajer perusahaan Warso
Unggul Gemilang. Kantor memiliki nilai ekonomis 10 tahun, karena terbuat dari
beton. Kantor tersebut memiliki luas sebesar 20 m2 dengan biaya yang
dikeluarkan yaitu Rp 350 000 per meter. Total pengeluaran yang diperlukan untuk
membangun kantor mencapai Rp 7 000 000.
x. Pos satpam
Pos satpam ditempati oleh karyawan bagian keamanan perusahaan Warso
Unggul Gemilang. Pos satpam terbuat dari kayu dan dinding anyaman bambu
setengah terbuka, sehingga memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Biaya yang
dikeluarkan untuk pos satpam mencapai Rp 1 600 000, dengan biaya per meter Rp
100 000 dan dengan luasan 16 m2.
xi. Dapur
Ruangan dapur digunakan untuk aktivitas masak, ruangan ini menyatu
dengan ruangan untuk makan para karyawan. Dapur memiliki luas 40 m2 dengan
konstruksi terbuat dari beton, sehingga memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun.
Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan ruangan ini mencapai Rp 14 000 000
dengan harga per meter sekitar Rp 350 000.
xii. Ruang biosecurity
Ruang biosecurity yang dimiliki Warso Unggul Gemilang digunakan
sebagai ruangan untuk proses sterilisasi para karyawan dan tamu yang berkunjung
ke wilayah produksi perusahaan. Ruangan ini memiliki total luas 36 m2, jumlah
biaya yang dikeluarkan per meternya mencapai Rp 360 000, sehingga total yang
dikeluarkan mencapai Rp 12 960 000. Ruang biosecurity ini memiliki umur
ekonomis selama 10 tahun. Secara lebih jelas ruang biosecurity dapat dilihat pada
Gambar 13 berikut.
61
Gambar 13 Ruang biosecurity pada Warso Unggul Gemilang
xiii. Ruang pimpinan
Ruang pimpinan merangkap menjadi ruang penyimpanan vaksin. Ruang
pimpinan terbuat dari beton sehingga memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun.
Ruangan ini memiliki luas 160 m2, biaya yang dikeluarkan untuk membangun
ruangan ini sebesar Rp 56 000 000.
xiv. Ruang meeting
Ruang meeting merangkap menjadi ruang kerja tim pemasaran, digunakan
secara khusus saat ada rapat internal perusahaan. Ruangan ini memiliki luas 48 m2
dengan konstruksi terbuat dari beton. Umur ekonomis dari ruangan ini yaitu
selama 10 tahun. Biaya yang dikeluarkan per meternya mencapai Rp 350 000,
sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk ruang meeting ini mencapai Rp 16
800 000.
xv. Tangki
Warso Unggul Gemilang memiliki 16 unit tangki yang digunakan untuk
menampung air. Terdiri dari enam tangki besar dan sepuluh tangki kecil. Tangki
besar memiliki kapasitas sebanyak 2 000 liter air dengan harga per unit Rp 2 500
000 dan tangki kecil memiliki kapasitas sebesar 300 liter air dengan harga per unit
mencapai Rp 500 000. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian seluruh
tangki tersebut mencapai Rp 20 000 000. Tangki yang dimiliki ini memiliki umur
ekonomis masing-masing selama 3 tahun.
xvi. Kamar mandi
Kamar mandi yang dimiliki Warso Unggul Gemilang disediakan bagi para
karyawan dan tamu perusahaan. Jumlah kamar mandi yang dimiliki yaitu lima
ruang, dengan luas total mencapai 7.5 m2. Total biaya yang dikeluarkan Warso
Unggul Gemilang untuk membangun kamar mandi mencapai Rp 1 500 000,
dengan umur ekonomis selama 10 tahun.
xvii. Cangkul
Warso Unggul Gemilang memiliki 10 unit cangkul yang digunakan untuk
membantu proses produksi dalam membersihkan kotoran pada kandang. Harga
per unit mencapai Rp 50 000, sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp
500 000. Cangkul memiliki umur ekonomis selama 2 tahun.
xviii. Pompa air
Pompa air membantu proses mengalirnya air dari sumur ke tangki. Pompa
air yang digunakan Warso Unggul Gemilang bermerek Sanyo dengan jumlah 17
62
unit, total biaya yang dikeluarkan untuk membeli pompa air yaitu Rp 6 800 000.
Pompa air ini memiliki nilai ekonomis selama 5 tahun.
xix. Crack ball
Crack ball digunakan sebagai alat untuk membersihkan kandang dari
berbagai macam kotoran seperti sarang laba-laba. Alat ini memiliki umur
ekonomis selama 2 tahun. Harga yang dikeluarkan untuk membeli alat ini yaitu
Rp 35 000 per unit, sehingga diperlukan biaya pengeluaran untuk seluruh alat
Crack ball ini sebesar Rp 385 000.
xx. Pemanas
Warso Unggul Gemilang menggunakan pemanas (heater) dengan bahan
bakar gas. Pemanas ini digunakan untuk menghangatkan DOC calon indukan
yang diproduksi Warso unggul Gemilang. Jumlah pemanas yang dimiliki
sebanyak delapan unit, harga per unit mencapai Rp 990 000. Pemanas memiliki
nilai ekonomis selama lima tahun. Pemanas yang digunakan oleh Warso Unggul
Gemilang dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.
Gambar 14 Alat pemanas untuk DOC pada Warso Unggul Gemilang
xxi. Komputer
Komputer yang dimiliki oleh Warso Unggul Gemilang digunakan untuk
membantu bagian administrasi kantor dan untuk pencatatan keperluan penting
perusahaan. Komputer tersebut memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. Warso
Unggul Gemilang memiliki satu unit komputer, komputer yang digunakan seharga
Rp 6 000 000.
xxii. Genset
Aliran listrik yang digunakan Warso Unggul Gemilang harus stabil. Upaya
pencegahan pemadaman listrik dapat ditanggulangi oleh Warso Unggul Gemilang
dengan menyediakan Genset. Genset yang dimiliki sebanyak satu unit
berkapasitas 40 000 watt. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 76 000 000. Umur
ekonomis dari Genset ini yaitu selama 10 tahun.
xxiii. Egg tray
Egg tray digunakan sebagai tempat untuk menyimpan telur hasil produksi.
Setiap satu unit egg tray berkapasitas 30 butir telur, Warso Unggul Gemilang
memiliki sekitar 200 unit egg tray berbahan pelastik. Harga per unit mencapai Rp
7 500, sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1 500 000. Umur
ekonomis dari egg tray ini yaitu selama dua tahun. Penggunaan egg tray pada
Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.
63
Gambar 15 Egg tray pada Warso Unggul Gemilang
xxiv. Mobil
Warso Unggul Gemilang memiliki alat transportasi berupa dua unit mobil.
Mobil tersebut digunakan sebagai alat untuk mendistribusikan hasil produksi
berupa DOC, kebutuhan pakan, serta lainnya yang diperlukan. Terdapat dua tipe
mobil yang dimiliki, yaitu mobil box pick up Suzuki Futura 1 500 dan mobil truck
Mitsubishi Fuso 135 PS. Fasilitas transportasi tersebut dapat dilihat padat Gambar
16. Mobil box pick up yang dimiliki seharga Rp 120 000 000 dan mobil truck
seharga Rp 300 000 000. Total biaya untuk membeli mobil yaitu sebesar Rp 420
000 000. Kedua mobil tersebut memiliki nilai ekonomis yang sama, yaitu lima
tahun.
Gambar 16 Fasilitas transportasi milik Warso Unggul Gemilang
xxv. Timbangan
Timbangan diperlukan Warso Unggul Gemilang sebagai alat ukur berat
untuk menimbang segala macam bahan yang diperlukan. Terdapat empat unit
timbangan, yaitu dua unit timbangan telur dan dua unit timbangan salter. Masing-
masing timbangan memiliki umur ekonomis selama lima tahun. Timbangan telur
memiliki harga Rp 250 000 dan timbangan salter seharga Rp 900 000. Total biaya
yang dikeluarkan untuk membeli timbangan yaitu sebesar Rp 2 300 000.
64
xxvi. Keranjang/rak panen
Keranjang/rak panen digunakan untuk mengangkut DOC hasil produksi dari
ruang penetasan ke ruang pengemasan. Warso Unggul Gemilang memiliki 100
unit keranjang panen, masing-masing seharga Rp 81 000. Total biaya yang
dikeluarkan yaitu mencapai Rp 8 100 000. Umur ekonomis dari keranjang panen
yaitu selama tiga tahun. Keranjang panen yang digunakan oleh Warso Unggul
Gemilang dapat dilihat pada Gambar 17 berikut.
Gambar 17 Keranjang panen DOC pada Warso Unggul Gemilang
xxvii. Thermometer
Thermometer digunakan untuk mengetahui suhu dan kelembaban dari
ruangan, terutama kandang Warso Unggul Gemilang. Terdapat 14 unit
thermometer yang dimiliki, yaitu seharga Rp 90 000 per unit. Total pengeluaran
untuk 14 unit thermometer mencapai Rp 1 260 000. Thermometer memiliki umur
ekonomis selama lima tahun.
xxviii. Instalasi listrik, air, dan telepon
Pemasangan instalasi listrik, air, dan telepon diperlukan oleh Warso Unggul
Gemilang. Pemasangan jaringan tersebut merupakan bentuk investasi dari usaha
Warso Unggul Gemilang, karena dapat digunakan hingga bisnis ini berakhir.
Pemasangan jaringan dihitung dalam satu paket. Biaya yang dikeluarkan untuk
pemasangan satu paket jaringan tersebut yaitu sebesar Rp 5 000 000.
xxix. Staples kemas
Staples kemas yang dimiliki Warso Unggul Gemilang khusus digunakan
untuk proses pengemasan produk. Staples kemas berfungsi merapatkan box kemas
DOC ayam kampung hasil produksi Warso Unggul Gemilang. Staples kemas
tersebut memiliki umur ekonomis selama dua tahun. Warso Unggul Gemilang
memiliki satu unit staples kemas, yaitu seharga Rp 1 600 000.
xxx. Indukan ayam kampung
Indukan ayam kampung merupakan investasi penting dalam usaha
pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Kebutuhan akan indukan
dipenuhi dengan menggunakan DOC produk Warso Unggul Gemilang yang
memenuhi kriteria khusus. Indukan tersebut memiliki umur ekonomis yang
diasumsikan sekitar dua tahun. Penentuan umur ekonomis berdasarkan umur
ayam kampung dari DOC hingga ayam kampung termasuk kategori afkir yakni
pada umur lebih dari 75 minggu. Jumlah indukan yang dibutuhkan sebanyak 21
428 ekor per tahun, nilai tersebut telah memperhitungkan besarnya tingkat
65
kematian yang terjadi saat proses pembesaran. Indukan tersebut dibutuhkan dalam
bentuk DOC. Harga DOC calon indukan tersebut ialah Rp 6 400 per ekor. Total
investasi yang dikeluarkan setiap dua tahun untuk indukan mencapai Rp 137 139
429. Indukan yang diproduksi oleh Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada
Gambar 18 berikut.
Gambar 18 Indukan ayam kampung milik Warso Unggul Gemilang
xxxiv Kandang produksi tanpa teknologi baru
Kandang produksi baru tanpa teknologi mekanisasi produksi dialokasikan
sebagai tempat tambahan akibat adanya penambahan populasi menjadi 20 000
ekor indukan. Penambahan jumlah indukan yaitu sebanyak 4 000 ekor indukan,
per meter kandang produksi dapat diisi oleh enam hingga tujuh ekor indukan,
sehingga total luasan kandang produksi baru tanpa teknologi mencapai 597 m2.
Jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk kandang per meter mencapai Rp 150
000, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk pembangunan kandang
produksi tambahan mencapai Rp 89 552 239. Kandang ini memiliki umur
ekonomis selama lima tahun.
Analisis Laba Rugi
Analisis laba rugi pada usaha Warso Unggul Gemilang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya selama umur bisnis. Laba
bersih merupakan hasil dari penerimaan dikurangi biaya tetap dan biaya variabel.
Selain itu, terdapat komponen yang dapat mengurangi laba bersih yaitu biaya
penyusutan dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh
terhadap pajak penghasilan usaha dan juga akan memberikan pengaruh terhadap
aliran kas perusahaan. Adanya laporan laba rugi akan memberikan kemudahan
dalam menentukan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh perusahaan.
Usaha Warso Unggul Gemilang tidak melakukan pinjaman ke lambaga
keuangan, sehingga dalam perhitungan laba rugi tidak terdapat besarnya nilai
bunga yang harus dikeluarkan. Selain itu, perhitungan pajak pendapatan yang
digunakan berdasarkan pada Undang-undang RI No. 46 tahun 2014, yaitu berisi
mengenai pajak penghasilan sebesar satu persen untuk usaha dengan laba usaha
kurang dari 4.8 miliar.
Terdapat beberapa investasi perusahaan Warso Unggul Gemilang yang
masih memiliki nilai sisa. Nilai sisa tersebut antara lain berasal dari mesin tetas,
tangki, pompa air, komputer, dan mobil. Selain itu hampir seluruh investasi yang
66
dikeluarkan Warso Unggul Gemilang memiliki nilai penyusutan, dimana
penyusutan tersebut nilainya berbeda-beda. Rincian perhitungan laba rugi
perusahaan Warso Unggul Gemilang sebelum dilakukan pengembangan dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Perhitungan analisis laba rugi diawali dengan mengetahui besarnya nilai
laba kotor. Laba kotor dapat diketahui nilainya dari besarnya nilai marjin kotor
setelah dikurangi total biaya tetap. Sedangkan nilai marjin kotor dapat diketahui
dari besarnya total nilai penjualan dikurangi dengan total biaya variabel. Nilai
laba kotor kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan
penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak (EBT). Namun Warso
Unggul Gemilang tidak melakukan pinjaman ke lembaga keuangan, sehingga nilai
laba kotor sama dengan nilai laba sebelum pajak.
Pajak penghasilan yang harus dikeluarkan Warso Unggul Gemilang adalah
sebesar satu persen, sesuai dengan uraian sebelumnya. Pada tahun pertama Warso
Unggul Gemilang memperoleh laba negatif yaitu sebesar Rp -1 627 026 906,
sedangkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh dapat memperoleh laba
positif yang mencapai Rp 2 210 823 829 per tahun. Sebagai langkah terakhir
dilakukan perhitungan laba bersih perusahaan. Laba bersih diperoleh dari
besarnya laba positif sebelum pajak dikurangi dengan besarnya jumlah pajak yang
harus dibayarkan perusahaan. Laba bersih yang diperoleh perusahaan Warso
Unggul Gemilang pada tahun pertama tidak mengalami perubahan dibandingkan
dengan laba sebelum pajak, hal tersebut karena pada tahun pertama laba yang
dihasilkan adalah negatif sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan. Pada tahun
kedua hingga tahun kesepuluh terdapat laba positif yang diperoleh perusahaan,
sehingga dikenakan biaya pajak sebesar Rp 22 108 238 per tahun dan total laba
bersih yang diterima perusahaan mencapai Rp 2 188 715 591 per tahun.
Proyeksi Arus Kas (Cash Flow)
Proyeksi arus kas skenario I digunakan untuk melihat bagaimana aliran
keuangan secara cash yang tersedia di peternakan pada masa peralihan.
Komponen yang ada pada proyeksi ini masih komponen yang disediakan oleh
manajemen sebelumnya ditambah dengan perhitungan kandang yang memiliki
kapasitas dan jumlah indukan 20 000 ekor ayam kampung. Jumlah aktual indukan
sebanyak 16 000 ekor ayam kampung, sedangkan diperlukan analisis dengan
jumlah indukan 20 000 ekor, oleh karena itu Warso Unggul Gemilang
membutuhkan penyesuaian. Penyesuaian tersebut diasumsikan hasil produksi
pada tahun pertama berjumlah setengahnya dari jumlah produksi pada tahun
kedua hingga kesepuluh, sehingga nilai pada arus kas berbeda. Proyeksi arus kas
terdiri dari dua bagian yakni arus kas masuk dan arus kas keluar. Besarnya
proyeksi arus kas perusahaan skenario I dapat dilihat pada Lampiran 5.
Proyeksi arus kas juga menunjukkan Net benefit dari suatu usaha. Nilai Net
benefit yang semakin besar menunjukkan keuntungan yang semakin besar, namun
belum memperhitungkan time value of money. Nilai Net benefit usaha pembibitan
Warso Unggul Gemilang skenario I rata-rata mencapai Rp 1 618 805 341 per
tahun dengan skala 20 000 ekor selama 10 tahun. Nilai tersebut lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai Net benefit dari usaha pembibitan itik yang mencapai
Rp 50 850 000 per tahun untuk skala 10 000 ekor selama lima tahun pada tahun
67
kedua hingga tahun kelima, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wibowo dan
Juarini (2011) dan Alfikri (2012).
Berikut ialah penjelasan lebih lanjut mengenai arus kas masuk dan arus kas
keluar yang terjadi pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul
Gemilang pada skenario I.
1. Arus Kas Masuk (Inflow)
Arus kas masuk menunjukkan seluruh bagian yang diterima secara cash
oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Arus kas masuk dari Warso Unggul
Gemilang ini terdiri dari nilai produksi total dan nilai sisa dari beberapa investasi.
Nilai produksi total diperoleh segala hal yang memberikan penerimaan secara
tunai kepada Warso Unggul Gemilang. Nilai sisa dari beberapa investasi juga
merupakan arus kas masuk bagi Warso Unggul Gemilang. Total arus kas masuk
pada tahun pertama mencapai Rp 3 879 262 500 dan pada tahun kedua hingga
tahun kesesembilan mencapai Rp 7 758 525 000 per tahun. Nilai sisa hanya
terdapat pada tahun kesepuluh, sehingga nilai arus kas masuk pada tahun
kesepuluh mencapai Rp 7 777 235 000.
a. Nilai produksi total
Nilai produksi total pada usaha peternakan ayam kampung milik Warso
Unggul Gemilang dibentuk dari beberapa penerimaan. Nilai produksi total pada
tahun pertama dalam satu tahun dengan skala 20 000 ekor indukan mencapai Rp 3
879 262 500 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 7 758
525 000 per tahun. Adapun nilai produksi total diperoleh dari penerimaan-
penerimaan berikut ini.
i. Penerimaan penjualan DOC
Peternakan ayam kampung Warso Unggul Gemilang memperoleh
penerimaan utama dari hasil penjualan DOC ayam kampung. Panen dilakukan dua
kali dalam satu minggu untuk menghemat penggunaan tenaga kerja pada saat
panen. DOC dipanen setiap hari senin dan kamis sehingga dalam satu bulan panen
dilakukan sebanyak delapan kali. Satu kali panen menghasilkan sekitar 10 000
ekor DOC.
Total DOC yang dihasilkan setiap bulan pada tahun pertama mencapai 40
000 ekor, sehingga dalam satu tahun menghasilkan sebanyak 480 000 ekor DOC.
Total DOC yang dihasilkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai
80 000 ekor per bulan. Harga DOC yang dijual kepada konsumen ialah Rp 6 400
per ekor. Penerimaan penjualan DOC dihitung berdasarkan perkalian antara
jumlah DOC yang dijual dalam satuan ekor dikalikan dengan harga jual DOC per
ekor. Penerimaan penjualan DOC pada tahun pertama mencapai sekitar Rp 3 072
000 000. Penerimaan penjualan DOC pada tahun kedua hingga kesepuluh
mencapai Rp 6 144 000 000 per tahun. Penjualan DOC pada tahun pertama tidak
sebanyak tahun kedua hingga tahun kesepuluh karena usaha pembibitan ayam
tersebut dalam kondisi transisi manajemen.
ii. Penerimaan penjualan indukan afkir
Warso Unggul Gemilang selain memperoleh pendapatan utama dari
penjualan DOC juga memperoleh pendapatan dari penjualan indukan afkir.
Permintaan ayam kampung yang cukup tinggi memberikan peluang bagi Warso
Unggul Gemilang untuk menjual ayam kampung afkir yang dimiliki. Indukan
afkir merupakan indukan yang tidak produktif dalam menghasilkan telur. Indukan
68
afkir yang dihasilkan pada tahun pertama merupakan indukan yang merupakan
sisa dari manajemen sebelumnya.
Indukan afkir yang dihasilkan pada tahun pertama berbeda dengan yang
diproduksi pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Indukan afkir yang
dihasilkan pada tahun pertama sebanyak 1 421 ekor sehingga dalam satu tahun
mencapai 9 950 ekor atau 19 900 kg per tahun, sedangkan pada tahun kedua
hingga kesepuluh mencapai 2 843 ekor per tahun. Ayam afkir memiliki nilai
mortaliltas rate sekitar 0.5 persen. Harga ayam afkir diperhitungkan berdasarkan
harga per bobot ayam hidup dengan satuan kilogram. Harga ayam afkir yang
ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang ialah Rp 33 000.
Penerimaan penjualan ayam afkir diperhitungkan dari perkalian antara
jumlah ayam afkir yang dijual dengan harga ayam afkir per kilogram bobot hidup.
Penerimaan penjualan ayam afkir pada tahun pertama mencapai Rp 656 700 000,
sedangkan total penerimaan penjualan ayam afkir pada tahun kedua hingga tahun
kesepuluh mencapai Rp 735 504 000 per tahun. Konsumen dari ayam afkir ini
terdiri dari restoran, rumah makan, rumahtangga dan lainnya yang tersebar di
wilayah Jabodetabek.
iii. Penerimaan penjualan telur afkir
Penerimaan bukan pendapatan utama selain penerimaan dari penjualan
indukan afkir juga diperoleh dari penjualan telur afkir. Warso Unggul Gemilang
melihat peluang penjualan telur ayam kampung cukup besar. Telur ayam afkir
merupakan telur calon DOC yang tidak lolos kriteria yang ditetapkan untuk
menjadi DOC. Telur ayam afkir ini biasanya berbobot kurang dari telur yang siap
untuk menjadi DOC.
Telur ayam afkir dipanen setiap hari. Panen telur ayam afkir pada tahun
pertama mencapai 413 butir per hari. Panen telur ayam afkir dalam satu tahun
pada tahun pertama mencapai 150 563 butir. Panen telur ayam afkir pada tahun
kedua hingga tahun kesepuluh mencapai 825 butir perhari dengan total 301 125
butir per tahun. Konsumen atau distributor datang secara langsung untuk membeli
telur tersebut dan berlangsung setiap hari. Harga jual telur ayam kampung afkir
tersebut mencapai Rp 1 000 per butir. Penerimaan penjualan telur afkir diperoleh
dari penjualan telur ayam afkir dikalikan dengan harga telur per butir. Adapun
penerimaan dari telur ayam afkir dalam satu tahun pada tahun pertama mencapai
Rp 150 562 500. Penerimaan penjualan telur afkir yang diperoleh pada tahun
kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 301 125 000 per tahun.
b. Nilai sisa
Nilai sisa merupakan salah satu komponen dari arus kas masuk. Nilai sisa
menunjukkan penerimaan sisa modal dari investasi yang tidak terpakai karena
habis sisa umur ekonomisnya hingga akhir umur usaha. Usaha yang dilakukan
oleh Warso Unggul Gemilang memiliki nilai sisa yang diperoleh dari investasi
yang belum habis pada tahun kesepuluh. Pada penelitian ini nilai sisa investasi
Warso Unggul Gemilang pada akhir tahun kesepuluh mencapai Rp 18 710 000.
Adapun perhitungan lebih lengkap tertera pada Lampiran 5, yaitu mengenai
perhitungan nilai sisa dan investasi.
2. Arus Kas Keluar
Arus kas keluar merupakan seluruh pengeluaran secara finansial yang
bersifat cash oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Arus kas keluar dari Warso
Unggul Gemilang ini terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, pembayaran
69
bunga, pengeluaran pajak dan pengeluaran lainnya yang diperhitungkan untuk
skala 20 000 ekor indukan. Tidak terdapat pembayaran bunga karena Warso
Unggul Gemilang menggunakan modal sendiri. Penjelasan lebih lanjut mengenai
arus kas keluar tertera pada bagian berikut ini.
a. Biaya investasi
Biaya investasi tidak dikeluarkan setiap tahun. Biaya investasi dikeluarkan
berdasarkan berapa lama umur ekonomis dari barang tersebut. Total biaya
investasi selama sepuluh tahun mencapai sekitar Rp 5 437 679 954. Komponen
terbesar dari biaya investasi berasal dari tahun pertama, hal tersebut terjadi karena
sebagian besar barang yang diperlukan dibeli pada tahun pertama. Pada tahun
tersebut pengeluaran terbesar berasal dari pembelian tanah seluas 1.2 Ha.
b. Biaya operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang yang berkaitan
langsung dengan proses produksi. Dua komponen utama biaya operasional dari
usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang ialah biaya tetap dan
biaya variabel.
i. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau jumlah penjualan dalam satu tahun. Biaya
tetap yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi gaji dan THR
seluruh karyawan, biaya pembayaran listrik, telepon, dan pulsa, biaya
pemeliharaan, pengeluaran pembelian ATK, biaya transportasi untuk distribusi,
biaya pajak mobil pick up, pajak mobil truck, dan pajak PBB.
- Gaji
Gaji yang dikeluarkan oleh Warso Unggul Gemilang meliputi gaji untuk
wakil pimpinan, kepala bagian, koordinator kandang, koordinator penetasan,
bagian dapur, satpam, dan supir. Gaji untuk seorang wakil pimpinan diasumsikan
sebesar Rp 5 000 000, dan gaji untuk enam orang kepala bagian diasumsikan Rp 3
000 000 per orang. Gaji yang dikeluarkan untuk 20 orang koordinator kandang,
tujuh orang koordinator penetasan, dua orang bagian dapur, satu orang satpam,
dan dua orang supir masing-masing diberikan gaji yang sama yaitu sebesar Rp 1
000 000. Total pengeluaran untuk gaji selama satu tahun mencapai Rp 660 000
000.
- THR (Tunjangan hari raya)
Tunjangan hari raya (THR) diberikan kepada seluruh karyawan Warso
Unggul Gemilang. Pemberian THR tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali,
yaitu pada saat menjelang hari raya Idul Fitri. Besarnya THR yang dikeluarkan
oleh Warso Unggul Gemilang kepada para karyawannya adalah sebesar nilai gaji
tetap yang diperoleh setiap karyawan dalam satu bulan. Total biaya yang
dikeluarkan untuk pemberian THR karyawan adalah sebesar Rp 55 000 000 dalam
satu tahun.
- Listrik, telepon, dan pulsa
Biaya overhead perusahaan Warso Unggul Gemilang meliputi biaya untuk
pembayaran listrik, telepon, dan pembelian pulsa. Pembayaran listrik, telepon, dan
pulsa dikeluarkan sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan operasional
perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran biaya overhead tersebut
70
mencapai Rp 17 000 000 per bulan, sehingga total biaya yang dikeluarkan dalam
satu tahun mencapai Rp 204 000 000.
- Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan perusahaan selalu dilakukan oleh Warso Unggul
Gemilang. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi perbaikan mesin-
mesin operasional jika terjadi kerusakan dan memerlukan tenaga ahli, pembelian
lampu, pemeliharaan bangunan, pembelian gas, solar, dsb. Biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan mencapai Rp 5 000 000 per bulan,
sehingga biaya total dalam satu tahun yaitu Rp 60 000 000.
- ATK (Alat tulis kantor)
Alat tulis kantor yang digunakan Warso Unggul Gemilang meliputi
pembelian pulpen, kertas, tipe-ex, dsb. Pembelian ATK tersebut secara rutin
dikeluarkan setiap bulannya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ATK
sebesar Rp 50 000, yaitu untuk 11 set ATK. Total biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian ATK mencapai Rp 6 600 000 dalam satu tahun.
- Biaya trasnportasi
Biaya transportasi dikeluarkan dalam mendistribusikan produk atau apapun
keperluan perusahaan. Penggunaan transportasi tersebut biasanya dilakukan untuk
pengiriman produk DOC yang dihasilkan kepada para konsumen secara langsung,
selain itu juga digunakan sebagai alat angkut pakan maupun keperluan lainnya.
Biaya trasnportasi meliputi biaya pembelian bensin, biaya tol, dsb. Jumlah biaya
yang dikeluarkan dalam satu bulan mencapai Rp 4 800 000, sehingga memerlukan
biaya tetap untuk transportasi sebesar Rp 57 600 000 dalam satu tahun.
- Pajak
Perusahaan Warso Unggul Gemilang adalah perusahaan yang taat pajak.
Pembayaran pajak yang dikeluarkan Warso Unggul Gemilang diantaranya untuk
mobil box pick up, mobil truck, dan PBB (pajak bumi bangunan). Biaya yang
dikeluarkan untuk pajak tersebut berbeda-beda. Pembayaran pajak untuk mobil
box pick up mencapai Rp 1 930 000 per tahun. Pembayaran pajak untuk mobil
truck mencapai Rp 4 630 000 per tahun. Pembayaran pajak untuk PBB perusahaan
mencapai Rp 120 000 dalam satu tahun. Total pembayaran pajak dalam satu tahun
mencapai Rp 6 680 000.
ii. Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Warso Unggul
Gemilang yang nilainya tergantung pada output yang dihasilkan. Biaya variabel
merupakan komponen penting dalam usaha ini. Biaya variabel dari usaha
pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang terdiri dari pakan, vaksin
dan vitamin herbal.
-Pakan
Warso Unggul Gemilang menggunakan berbagai macam pakan untuk
keperluan produksinya. Beberapa pakan yang digunakan merupakan produk dari
Cargill dan Comfeed (Jappa). Produk dari Cargill yang digunakan antara lain uni
chick, uni grow dan layer one. Produk dari Comfeed yang digunakan antara lain
BR 0 (nol), Par DOC, Par S (starter), Par G (grower) dan Par L1 (layer 1).
Keseluruhan pakan dipesan secara langsung ke pabrik. Harga dari tiap produsen
berbeda dan terjadi kenaikan pakan setiap dua bulau. Adapun keterangan lebih
lanjut mengenai harga pakan selama tahun 2014 dan prediksinya tertera pada
Tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa harga pakan selalu meningkat. Kenaikan
71
yang terjadi selama bulan Januari hingga Agustus berkisar Rp 100 per kg per dua
bulan. Harga rata-rata merupakan harga yang dijadikan acuan dalam analisis
finansial dalam penelitian ini.
Tabel 14 Harga pakan Warso Unggul Gemilang tahun 2014
Bulan
Cargil Comfeed
Uni chick
(Rp/kg)
Uni grow
(Rp/kg)
Layer one
(Rp/kg)
BR 0
(Rp/kg)
Par DOC
(Rp/kg)
Par S
(Rp/kg)
Par G
(Rp/kg)
Par L1
(Rp/kg)
Sept – Okt 5 800 5 000 4 800 6 500 6 400 6 200 4 700 4 800
Nov – Des 5 900 5 100 4 900 6 600 6 500 6 300 4 800 4 900
Jan – Feb 6 000 5 200 5 000 6 700 6 600 6 400 4 900 5 000
Mar – Apr 6 100 5 300 5 100 6 800 6 700 6 500 5 000 5 100
Mei – Jun 6 200 5 400 5 200 6 900 6 800 6 600 5 100 5 200
Jul – Agt 6 300 5 500 5 300 7 000 6 900 6 700 5 200 5 300
Harga rata-
rata
6 100 5 300 5 100 6 800 6 700 6 500 5 000 5 100
Pakan diberikan kepada ayam kampung setiap pagi dan sore. Pakan dipesan
setiap tiga hari sekali oleh pihak Warso Unggul Gemilang. Hal tersebut dilakukan
agar pakan tidak terlalu lama berada di gudang. Pakan yang terlalu lama berada di
gudang akan menyebabkan pakan rentan terhadap serangan jamur. Kualitas pakan
juga akan menurun jika terlalu lama berada di gudang. Total pengeluaran untuk
pakan dalam satu tahun mencapai Rp 3 989 020 111. Total pengeluaran tersebut
berlaku dari tahun pertama hingga tahun kesepuluh. Pakan merupakan
pengeluaran variabel terbesar dalam usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang.
-Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit pada usaha
pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang. Ayam kampung tidak sama
seperti ayam broiler yang membutuhkan pemberian vaksin dalam frekuensi yang
tinggi. Adapun vaksin yang digunakan oleh Warso Unggul Gemilang untuk satu
kandang tertera pada Tabel 15.
Tabel 15 Penggunaan vaksin pada Warso Unggul Gemilang tahun 2014 per kandang
Jenis Vaksin Pemberian
pada hari ke
Dosis yang
dibutuhkan
(ml)
Cara pemberian
Marek 1 80 Suntik leher
Koksidex 18, 25 80 Tetes mata atau tetes mulut
Coryza 42, 84 80 Tetes mata atau tetes mulut
Medivac ND 1 80 Tetes mata atau tetes mulut
Medivac ND-IB-IBD 4-10 80 Suntik leher
Medivac IBH 21-28 80 Tetes mata atau tetes mulut
Medivac AI 21-28,70,140 80 Tetes mata atau tetes mulut
Medivac Pox 70 80 Tetes mata atau tetes mulut
Medivac ND-IB-EDS 112 80 Tetes mata atau tetes mulut
Medivac ND-IB 224-245, 308 80 Tetes mata atau tetes mulut
72
Tabel 15 menunjukkan bahwa dosis yang dibutuhkan sama yakni 80 ml. Hal
tersebut terjadi karena dalam satu kandang terdapat 1 600 ekor ayam kampung
dan anjuran pemberian dosis juga sama. Produk vaksin yang digunakan berasal
dari PT Medion. Penggunaan vaksin pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh
berjumlah tetap. Pengeluaran untuk pemberian vaksin per kandang dalam satu
tahun mencapai Rp 1 377 312, sehingga dalam satu tahun untuk 20 000 ekor ayam
kampung mencapai Rp 18 364 160.
-Vitamin herbal
Vitamin herbal merupakan pengganti vitamin kimia. Warso Unggul
Gemilang menggunakan vitamin herbal untuk ayam kampung yang dimiliki.
Vitamin herbal berfungsi untuk menjaga daya tahan dari ayam kampung. Alasan
lainnya penggunaan vitamin herbal ialah untuk menghemat biaya dan
menghasilkan bibit ayam kampung yang berkualitas. Penggunaan vitamin herbal
juga mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia pada ayam
kampung.
Pemberian vitamin dilakukan setiap hari melalui makanan atau minuman.
Vitamin herbal dibuat dari bahan-bahan herbal yang mudah untuk ditemukan.
Adapun perhitungan biaya untuk membuat vitamin herbal dalam satu hari tertera
pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa total biaya yang diperlukan dalam
satu hari untuk bahan baku vitamin herbal ialah Rp 105 500. Satu dosis tersebut
dapat diberikan untuk seluruh ayam kampung yang dimiliki oleh Warso Unggul
Gemilang, yaitu dengan populasi 16 000 ekor indukan. Biaya vitamin herbal per
ekor per hari mencapai Rp 2 407, sehingga total biaya untuk vitamin herbal dari
tahun pertama hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 48 134 375 dengan populasi
20 000 ekor indukan.
Tabel 16 Kebutuhan vitamin herbal ayam kampung Warso Unggul Gemilang per hari
Uraian Jumlah Satuan Harga per satuan Nilai (Rp)
Em 4 4 liter 20 000 80 000
Bawang putih 0.5 kg 14 000 7 000
Kencur 0.5 kg 5 000 2 500
Jahe 0.5 kg 14 000 7 000
Temulawak 0.5 kg 4 000 2 000
Gulamerah 0.5 kg 14 000 7 000
Total per hari 105 500
-Biosecurity
Biosecurity dibutuhkan oleh Warso Unggul Gemilang untuk menjamin
kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit pada ayam, khususnya dari
karyawan dan tamu yang menuju kandang produksi dan ruang penetasan.
Pelaksanaan biosecurity dilakukan pada ruang biosecurity dimana para karyawan
maupun tamu yang menuju wilayah produksi perusahaan harus disemprot dengan
biosecurity terlebih dahulu. Bahan-bahan yang digunakan untuk biosecurity ialah
air dan karbol. Biaya karbol merupakan komponen utama pada biosecurity
tersebut. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah karbol yang diberikan
dalan satu tahun tertera pada Tabel 17.
73
Tabel 17 Penggunaan biosecurity pada Warso Unggul Gemilang per tahun
Bulan Jenis Ukuran Jumlah Satuan Harga rata-rata Nilai (Rp)
Januari Karbol 800 ml 1 Botol 17 000 17 000
Febuari Karbol 800 ml 2 Botol 17 000 34 000
Maret Karbol 800 ml 2 Botol 17 000 34 000
April Karbol 800 ml 3 Botol 17 000 51 000
Mei Karbol 800 ml 4 Botol 17 000 68 000
Juni Karbol 800 ml 4 Botol 17 000 68 000
Juli Karbol 800 ml 5 Botol 17 000 85 000
Agustus Karbol 800 ml 5 Botol 17 000 85 000
September Karbol 800 ml 6 Botol 17 000 102 000
Oktober Karbol 800 ml 7 Botol 17 000 119 000
November Karbol 800 ml 7 Botol 17 000 119 000
Desember Karbol 800 ml 8 Botol 17 000 136 000
Tabel 17 menunjukkan bahwa penggunaan karbol cenderung meningkat.
Peningkatan penggunaan karbol sesuai dengan penambahan ayam. Bulan Januari
merupakan waktu dimana kandang pertama diisi. Setiap penambahan satu
kandang yang diisi, maka diasumsikan terjadi peningkatan penggunaan karbol
sebanyak satu botol. Hal tersebut terjadi karena aktivitas karyawan yang
berhubungan dengan kandang semakin bertambah. Penggunaan biosecurity pada
tahun pertama hingga tahun kesepuluh diasumsikan berjumlah tetap untuk setiap
tahunnya.
Karbol yang digunakan berasal dari Wipol ukuran 800 ml, harga yang
diperoleh berdasarkan harga rata-rata produk yang digunakan. Total nilai
penggunaan biosecurity dalam satu tahun mencapai Rp 918 000. Pengeluaran
untuk biosecurity pada tahun pertama hingga tahun kesepuluh berjumlah tetap.
Hal tersebut terjadi karena jumlah indukan ayam telah memenuhi keseluruhan
kandang tersebut sejak tahun pertama.
-Box kemas
Box kemas digunakan oleh Warso Unggul Gemilang untuk mengemas
produk DOC ayam kampung. Kemasan tersebut didesain khusus agar dapat
memudahkan proses pengiriman DOC. DOC yang berkualitas hasil produksi
Warso Unggul Gemilang dikemas sebanyak 102 ekor per box. Harga box kemas
mencapai Rp 8 000 per unit. Adapun rincian penggunaan box kemas tertera pada
Tabel 18.
Tabel 18 Kebutuhan box kemas Warso Unggul Gemilang per tahun pada skenario I
Tahun
Jumlah
Produk
DOC (ekor)
Kebutuh box
kemas (unit)
Harga per
kemasan
(Rp/unit)
Nilai per
tahun (Rp)
Pertama 480 000 5 176 8 000 41 411 764
Kedua hingga kesepuluh 960 000 10 353 8 000 82 823 529
Tabel 18 menunjukkan bahwa pengeluaran box kemas pada tahun pertama
tidak sebanyak tahun kedua hingga selanjutnya. Hal tersebut terjadi karena produk
DOC pada tahun pertama tidak sebanyak tahun kedua hingga tahun kesepuluh.
74
Jumlah box kemas yang digunakan mengikuti jumlah produk DOC yang
dihasilkan. Total biaya untuk box kemas pada tahun pertama mencapai Rp 41 411
764 dan tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 82 823 529.
Analisis Kelayakan Investasi
Usaha pembibitan Warso Unggul Gemilang dapat dikatakan layak untuk
dijalankan secara aspek finansial pada skala 20 000 ekor indukan. Hal tersebut
dilihat dari besarnya nilai kriteria investasi, yaitu meliputi nilai NPV (Net Present
Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit per Cost), dan PP
(Payback period). Hasil dari perhitungan analisis kelayakan investasi perusahaan
Warso Unggul Gemilang dengan skala 20 000 ekor indukan pada skenario I
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.
Tabel 19 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario I
No Kriteria investasi Nilai Keterangan
1 NPV (Rp) 9 185 136 081 Layak
2 IRR (%) 42.30 Layak
3 Net B/C 2.79 Layak
4 PP (tahun) 5.92 Layak
Hasil perhitungan dari Tabel 19 pada kriteria kelayakan menunjukkan
bahwa seluruh komponen dari kriteria investasi perusahaan dapat dinyatakan
layak. Pernyataan layak secara aspek finansial tersebut dapat dilihat dari besarnya
nilai NPV perusahaan lebih besar dari nol, nilai IRR yang diperoleh dapat
melebihi besarnya nilai discount rate 7.5 persen, Net B/C lebih besar dari satu,
dan usaha memperoleh nilai PP dalam waktu 5.92 tahun.
Usaha Warso Unggul Gemilang memiliki nilai NPV yang lebih besar dari
nol yaitu Rp 9 185 136 081 atau setara dengan 1 435 177 ekor DOC, artinya
perusahaan dapat memberikan keuntungan atau dapat memberikan manfaat karena
jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan selama
umur bisnis pada skala 20 000 ekor indukan. Nilai IRR yang diperoleh telah
melebihi nilai discount rate 7.5 persen, yaitu sebesar 42.30 persen yang artinya
usaha tersebut layak untuk dijalankan karena dapat mengembalikan sebesar 42.30
persen dari total investasi yang telah ditanamkan. Nilai IRR tersebut lebih tinggi
dari nilai IRR pada usaha peternakan ayam kampung dan peternakan itik. Nilai
IRR untuk peternakan ayam kampung mencapai 37.37 persen dan untuk
peternakan itik mencapai 33.74 persen, hal tersebut sesuai dengan penelitian
Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012).
Nilai Net B/C Warso Unggul Gemilang melebihi satu, artinya setiap Rp 1
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2.79 sehingga
dapat dikatakan layak. Nilai Net B/C skenario I ini lebih tinggi daripada nilai Net
B/C pembibitan itik dan ayam kampung. Pembibitan itik mampu menghasilkan
nilai Net B/C 1.58 sedangkan untuk pembesaran ayam kampung mampu
menghasilkan Net B/C sebesar 1.15, hal tersebut sesuai dengan penelitian
Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012). Nilai Net B/C
usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang dapat ditingkatkan
dengan penerapan teknologi. Pengembangan usaha dengan teknologi baru
memungkinkan untuk dilakukakan oleh Warso Unggul Gemilang dalam rangka
meningkatkan nilai Net B/C dari usaha yang dijalankan.
75
Selain itu pengembalian modal investasi atau payback period usaha Warso
Unggul Gemilang mencapai 5.92 tahun, artinya investasi akan kembali pada lima
tahun, 11 bulan dan satu hari. Nilai tersebut telah memperhitungan tingkat
discount rate, diperoleh dari besarnya nilai investasi dibagi dengan jumlah
manfaat yang telah di perhitungkan discount rate-nya, yaitu Rp 5 437 679 954
dibagi dengan Rp 918 513 608. Waktu pengembalian bisnis selama 5.92 tahun
tersebut tidak melebihi umur bisnis, sehingga dapat layak untuk dijalankan.
Hubungan antara NPV dan discount rate adalah negatif. Adapun hubungan antara
NPV dan IRR pada usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul Gemilang
skenario I tertera pada Gambar 19.
Gambar 19 menunjukkan bahwa setiap peningkatan discount rate (DR) akan
menyebabkan NPV mengalami penuruanan. NPV sama dengan nol terjadi saat
IRR sebesar 42.30 persen dan titik tersebut menunjukkan batas kenaikan suku
bunga maksimal agar bisnis tersebut dikatakan layak. Jika nilai DR melebihi
42.30 persen maka usaha tersebut secara finansial tidak akan layak, karena kriteria
investasi akan berada di bawah nilai standar.
Gambar 19 Hubungan NPV dan discount rate pada skenario I
9 185 136 081
42.5 7.5 41.5
65 276 025
0 -15 750 713
-363 913 378
NPV (Rp)
DR %
IRR 42.30%
47.5
76
Analisis Switching Value Analisis switching value atau nilai pengganti dilakukan dengan
menganalisis besarnya nilai kriteria investasi secara coba-coba untuk mengetahui
seberapa besar persen perubahan harga yang dapat ditoleransi agar usaha yang
dijalankan tetap layak. Nilai pengganti tersebut diperoleh dari seberapa besar
persentase komponen yang dianalisis pada saat menghasilkan NPV sama dengan
nol. Pada usaha Warso Unggul Gemilang nilai pengganti yang diperhitungkan
yaitu kenaikan harga pakan dan penurunan harga output berupa DOC ayam
kampung. Kenaikan harga pakan seringkali terjadi pada usaha Warso Unggul
Gemilang, sehingga menjadi perhatian khusus perusahaan. Kenaikan harga pakan
merupakan akibat bahan baku pakan berupa jagung sebagian besar diperoleh
secara impor. Selain itu penurunan harga DOC juga menjadi perhatian khusus
bagi perusahaan, karena penurunan harga DOC dapat mengurangi keuntungan
perusahaan bahkan dapat mendatangkan kerugian. Hasil perhitungan dari analisis
nilai pengganti skala 20 000 ekor indukan dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
Tabel 20 Hasil perhitungan switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario I
Komponen yang berubah Persentase perubahan (%)
Kenaikan harga pakan
Penurunan harga DOC
74.88
76.64
Kenaikan harga pakan yang menyebabkan Warso Unggul Gemilang dalam
keadaan impas berdasarkan NPV ialah 74.88 persen. NPV pada saat kenaikan
harga pakan tersebut sama dengan nol. Penurunan harga produk DOC yang dapat
ditoleransi ialah sekitar 76.64 persen. NPV pada kondisi tersebut ialah sama
dengan nol atau Warso Unggul Gemilang dalam keadaan impas. Jika salah satu
atau kedua komponen tersebut melebihi persentase perubahan maksimum
tersebut, maka akan menjadikan usaha tidak layak. Oleh karena itu, dengan
adanya analisis switching value diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi
pihak manajerial perusahaan dalam mengambil kebijakan terkait dengan kondisi
kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC agar usaha yang dijalankan tidak
mengalami kerugian.
Analisis Finansial Skenario II
Skenario II merupakan usaha pembibitan ayam kampung Warso Unggul
Gemilang dalam melakukan pengembangan teknologi pada usahanya.
Pengembangan usaha dilakukan untuk meningkatkan jumlah output perusahaan,
karena permintaan produk masih belum bisa dipenuhi seluruhnya. Kondisi
pengembangan tersebut memberikan pengaruh terhadap analisis finansial
perusahaan, karena pada aspek non finansial usaha tersebut telah layak untuk
dijalankan.
Penambahan investasi merupakan langkah utama dalam melakukan
pengembangan usaha. Investasi yang ditambah yaitu berupa kandang produksi
serba otomatis dan penambahan terhadap jumlah indukan ayam kampung yang
diproduksi. Kandang produksi yang serba otomatis tersebut terdiri dari teknologi
dalam pemberian pakan otomatis, minum dengan nipple, collecting telur otomatis,
dan pembuangan kotoran secara otomatis. Kandang produksi dengan mekanisasi
77
produksi tersebut diadopsi dari usaha peternakan ayam petelur Asia Farm, melalui
penelitian ini dapat dilihat apakah mekanisasi produksi pada ayam ras petelur
seperti pada Asia Farm dapat diterapkan atau tidak pada usaha Warso Unggul
Gemilang. Penggunaan teknologi mekanisasi produksi pada Asia Farm dapat
dilihat pada Gambar 20. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis dari pihak
jasa pembuatan kandang, pembangunan kandang serba otomatis tersebut dapat
dilakukan minimum untuk kapasitas 20 000 ekor. Sehingga dalam skenario II ini
dilakukan penambahan jumlah indukan menjadi 20 000 ekor. Pada skenario I pun
dilakukan penambahan populasi menjadi 20 000 ekor indukan, hal tersebut untuk
memudahkan dalam perbandingan usaha pada skala yang sama. Oleh karena itu
upaya peningkatan output yang dilakukan pada skenario II melalui penggunaan
teknologi kandang serba otomatis dan peningkatan jumlah indukan, sedangkan
skenario I hanya dengan peningkatan jumlah indukan dan kandang produksi
konvensional seperti pada kondisi sebelumnya.
Gambar 20 Penggunaan teknologi modern pada ayam ras petelur milik Asia Farm
Peningkatan jumlah indukan dilakukan melalui peningkatan pembelian
terhadap jumlah DOC calon indukan. Keperluan jumlah indukan ayam kampung
yang diinvestasikan mengalami peningkatan menjadi 2 2971 ekor per tahun.
Harga DOC per ekor yaitu Rp 6 400, sehingga total pembelian menjadi Rp 147
017 143 per tahun. Sedangkan untuk keperluan kandang serba otomatis
dibutuhkan biaya sebesar Rp 1 597 222 per meter kandang. Kandang tersebut
dibuat tingkat empat, kapasitas per meter mencapai 40 ekor, sehingga ayam
kampung sebanyak 20 000 ekor dapat diproduksi dalam kandang seluas 500 m2.
Total pengeluaran untuk investasi kandang serba otomatis tersebut mencapai Rp
798 611 111. Kandang serba otomatis tersebut memiliki umur ekonomis selama
10 tahun. Pengaruh peningkatan terhadap investasi tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 6. Selain itu pengaruh pengembangan teknologi terhadap aspek
finansial dapat dilihat dari perubahan nilai pada proyeksi arus kas, proyeksi laba
rugi, kriteria investasi, dan nilai pengganti.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi perusahaan pada usaha skenario II ini mengalami
perubahan, hal tersebut juga berdampak pada perubahan nilai pajak pada arus kas.
Perusahaan memperoleh laba negatif pada tahun pertama yang nilainya lebih
besar daripada skenario I, yaitu sebesar Rp -1 759 771 830. Pada tahun pertama
78
tidak dikenakan pajak penghasilan karena nilainya negatif. Nilai tersebut lebih
besar daripada nilai pada skenario I. Pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh
perusahaan memperoleh laba positif, yaitu sebesar Rp 3 768 965 670 dan nilai
tersebut lebih besar daripada skenario I. Peningkatan pada laba bersih tahun kedua
hingga kesepuluh secara keseluruhan mampu menutupi kerugian pada tahun
pertama.
Peningkatan komponen pajak juga terjadi jika dibandingkan kondisi
skenario I. Beban pajak penghasilan untuk usaha pembibitan ayam kampung
Warso Unggul Gemilang mencapai Rp 37 689 656.70 per tahun. Secara lebih rinci
laporan laba rugi perusahaan Warso Unggul Gemilang skenario II dapat dilihat
pada Lampiran 7. Peningkatan yang terjadi pada laporan laba rugi, khususnya laba
bersih menunjukkan bahwa Warso Unggul Gemilang dalam kondisi yang lebih
baik jika dibandingkan dengan skenario I. Laba bersih dapat dijadikan penilaian
tersendiri bagi para calon investor jika Warso Unggul Gemilang ingin
menerbitkan saham.
Proyeksi Arus Kas (Cash Flow)
Proyeksi arus kas skenario II mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas
keluar. Adapun penjelasan lebih lanjut ialah sebagai berikut.
1. Arus Kas Masuk
Perubahan yang terjadi pada arus kas masuk terutama berasal dari nilai
produksi total. Arus kas masuk skenario II meningkat cukup besar. Peningkatan
tersebut diikuti dengan peningkatan penjualan DOC ayam kampung dan
peningkatan ayam afkir. Penurunan yang terjadi pada penjualan telur afkir tidak
terlalu mempengaruhi peningkatan pada arus kas masuk skenario II. Skenario II
mengakibatkan perubahan terhadap jumlah telur per hari, yaitu meningkat
menjadi 4 950 butir telur. Jumlah DOC per panen juga meningkat menjadi 15 778
ekor, jumlah box per panen meningkat menjadi 155 unit dan jumlah telur afkir
menurun 495 butir per hari.
Nilai produksi total yang utama berupa DOC meningkat menjadi 757 350
ekor pada tahun pertama dan 1 514 700 ekor pada tahun kedua hingga tahun
kesepuluh. Harga DOC yang dihasilkan tetap yaitu Rp 6 400, sehingga hasil
penjualan DOC pada tahun pertama mencapai Rp 4 847 040 000 dan pada tahun
kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 9 694 080 000.
Peningkatan penjualan juga terjadi pada penjualan selain produk utama,
yakni produk ayam afkir. Nilai produksi total dari indukan afkir meningkat jika
dibandingkan dengan skenario I, yakni mencapai 19 900 kg pada tahun pertama
dan 39 800 kg pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh. Asumsi harga yang
digunakan sama dengan kondisi skenario I yakni per kg mencapai Rp 33 000,
sehingga nilai hasil penjualan indukan afkir pada tahun pertama mencapai Rp 656
700 000 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 1 313 400
000.
Nilai produk total yang terakhir berupa telur afkir mengalami penurunan
yaitu menjadi 248 butir pada tahun pertama dan 495 butir pada tahun kedua
hingga tahun kesepuluh, hal tersebut diakibatkan karena peningkatan teknologi
dapat meningkatkan jumlah DOC yang dihasilkan sehingga jumlah telur yang
afkir dapat berkurang. Harga telur afkir tetap sama yaitu Rp 1 000 per butir.
Jumlah yang diterima perusahaan dari telur afkir pada tahun pertama mencapai Rp
79
90 337 500, sedangkan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp
180 675 000.
Peningkatan secara keseluruhan yang terjadi pada arus kas masuk
menunjukkan bahwa pengembangan usaha layak untuk dilakukan. Namun,
pertimbangan untuk melihat secara keseluruhan juga harus memperhatikan arus
kas keluar. Total arus kas masuk perusahaan skenario II mencapai Rp 5 594 077
500 pada tahun pertama, pada tahun kedua hingga tahun kesembilan mencapai Rp
11 188 155 000 per tahun, dan pada tahun kesepuluh terdapat nilai sisa sehingga
arus kas bertambah menjadi Rp 11 206 865 000.
2. Arus Kas Keluar
Arus kas keluar juga mengalami peningkatan, perubahan yang terjadi yaitu
pada biaya operasional perusahaan. Besarnya perubahan biaya operasional
perusahaan berasal dari perubahan pada biaya tetap dan biaya variabelnya.
Perubahan yang terjadi pada biaya tetap berasal dari pengeluaran untuk
pembayaran listrik, telepon, dan pulsa yaitu meningkat menjadi Rp 22 714 286
per bulan, serta diperkirakan akan meningkatkan biaya pemeliharaan perusahaan
menjadi Rp 6 000 000 per bulan. Selain itu biaya pengeluaran untuk gaji
karyawan pada bagian koordinator kandang menurun menjadi Rp 120 000 000 per
tahun, pengeluaran untuk gaji karyawan bagian koordinator penetasan bertambah
menjadi Rp 120 000 000 per tahun, dan terdapat penambahan pengeluaran kepala
bagian menjadi Rp 252 000 000 per tahun. Perubahan jumlah tenaga kerja
mengakibatkan pengeluaran gaji yang berubah pula, begitu juga dengan
pengeluaran THR. THR bagi kepala bagian bertambah menjadi Rp 21 000 000,
koordinator kandang berkurang menjadi Rp 10 000 000, dan koordinator
penetasan bertambah menjadi Rp 10 000 000.
Perubahan pada biaya variabel berasal dari kebutuhan pakan, vaksin,
vitamin herbal, biosecurity, dan box kemas. Perhitungan dasar dari perubahan
tersebut mengikuti harga rata-rata yang diperlukan berdasarkan kebutuhan pada
skenario I. Pengeluaran untuk kebutuhan pakan per ekor per hari sebesar Rp 546,
sehingga kebutuhan pakan meningkat menjadi Rp 5 698 600 159 per tahun.
Pengeluaran untuk kebutuhan vaksin per ekor per tahun sebesar Rp 918, sehingga
kebutuhan vaksin meningkat menjadi Rp 21 092 595 per tahun. Kebutuhan
vitamin herbal per ekor per tahun Rp 2 674, sehingga pengeluarannya meningkat
menjadi Rp 61 428 631. Kebutuhan untuk biosecurity diperkirakan meningkat dua
kali lipat menjadi Rp 1 836 000. Kebutuhan box kemas juga mengalami
peningkatan sebanyak 8 168 unit pada tahun pertama dan 16 335 unit pada tahun
kedua. Harga box kemas tetap sama yaitu Rp 8 000 per unit. Total pengeluaran
untuk box kemas pada tahun pertama mencapai Rp 65 340 000 dan pada tahun
kedua hingga tahun kesepuluh mencapai Rp 130 680 000. Penjelasan lebih lanjut
mengenai arus kas keluar skenario II pembibitan ayam kampung Warso Unggul
Gemilang tertera pada Lampiran 8.
Analisis Kelayakan Investasi
Perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek finansial mengakibatkan
perubahan nilai dari kelayakan usaha, hal tersebut dapat dilihat dari kriteria
investasi perusahaan. Berdasarkan perubahan tersebut kelayakan usaha secara
finansial skenario II dapat dinyatakan tetap layak untuk dijalankan dan dapat
80
mendatangkan keuntungan. Hasil perhitungan dari kriteria investasi dapat dilihat
pada Tabel 21 berikut.
Tabel 21 Kriteria kelayakan Warso Unggul Gemilang pada skenario II
No Kriteria investasi Nilai Keterangan
1 NPV (Rp) 18 044 479 172 Layak
2 IRR (%) 63.66 Layak
3 Net B/C 4.07 Layak
4 PP (tahun) 3.41 Layak
Berdasarkan Tabel 21 tersebut dapat dilihat bahwa dengan dilakukannya
pengembangan usaha Warso Unggul Gemilang tetap layak secara aspek finansial.
Kelayakan secara finansial tersebut dapat dilihat bahwa nilai NPV lebih besar dari
nol yaitu mencapai Rp 18 044 479 172 atau setara dengan 2 819 449 ekor DOC,
artinya usaha Warso Unggul Gemilang dapat memberikan manfaat sebesar nilai
yang diperoleh tersebut yaitu selama umur bisnis pada skala 20 000 ekor indukan.
Nilai tersebut telah mempertimbangkan time value of money. NPV skenario II
meningkat jika dibandingkan dengan NPV skenario I. Hal tersebut menunjukkan
apabila Warso Unggul Gemilang menerapakan pengembangan usaha, total
keuntungan selama 10 tahun juga akan meningkat sehingga memberikan
keuntungan yang lebih baik.
Nilai IRR sebesar 63.66 persen lebih besar dari tingkat DR 7.5 persen. Nilai
IRR skenario II lebih tinggi daripada nilai IRR skenario I. Pengembangan usaha
dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan keuntungan. Nilai
Net B/C lebih besar dari satu dan nilai payback period (PP) selama 3.41 tahun.
Intepretasi dari nilai Net B/C yaitu setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4.07. PP selama 3.41 tahun artinya investasi
akan kembali pada tiga tahun, empat bulan dan 28 hari. Nilai tersebut telah
memperhitungan tingkat discount rate, yaitu diperoleh dari nilai investasi dibagi
dengan nilai manfaat setelah diperhitungkan discount rate-nya. Nilai PP diperoleh
dari Rp 6 156 616 540 sebagai jumlah investasi dibagi dengan Rp 1 804 447 917
sebagai nilai manfaat yang diperoleh perusahaan. Pembibitan ayam kampung
Warso Unggul Gemilang berdasarakan nilai Net B/C lebih baik daripada
pembibitan itik dan peternakan ayam kampung. Nilai Net B/C dari pembibitan itik
dan peternakan ayam kampung bernilai kurang dari dua rupiah, hal tersebut sesuai
dengan penelitian Wibowo dan Juarini (2009) serta Wibowo dan Sartika (2012).
Hubungan antara NPV dan IRR skenario II tertera pada Gambar 21.
Gambar 21 menunjukkan bahwa pada saat NPV sama dengan nol IRR
mencapai 63.66 persen, dapat dilihat terjadi peningkatan batasan maksimal
discount rate. Kondisi skenario I menunjukkan batas kenaikan maksimal suku
bunga atau discount rate berada pada 63.66 persen. Pengembangan usaha apabila
diterapkan oleh Warso Unggul Gemilang akan meningkatkan batas kenaikan
maksimal suku bunga sebesar 21.36 persen dibandingkan skenario I. Nilai itu juga
menunjukkan bisnis semakin kuat karena tidak terlalu peka terhadap kenaikan
suku bunga.
81
m
Gambar 21 Hubungan NPV dan DR padaskenario II
Analisis Switching Value
Skenario II mengakibatkan banyak perubahan pada aspek finansial seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan tersebut menjadikan komponen
batas perubahan nilai pengganti maksimum terhadap kenaikan harga pakan dan
penurunan harga DOC ayam kampung yang dapat ditoleransi juga berubah,
sehingga analisis switching value juga dilakukan pada skenario II ini. Informasi
mengenai besarnya nilai pengganti ini penting bagi manajemen perusahaan dalam
melaksanakan usahanya. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan
peringatan bagi perusahaan untuk mengantisipasi perubahan komponen yang
terjadi agar tidak mendatangkan kerugian, sehingga perusahaan dapat mengambil
langkah cepat dan tepat apabila perubahan tersebut terjadi. Hasil analisis nilai
pengganti pada skenario II dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
Tabel 22 Hasil perhitungan switching value Warso Unggul Gemilang pada skenario II
Komponen yang berubah Persentase perubahan (%)
Kenaikan harga pakan
Penurunan harga DOC
68.43
70.91
18 044 479 172
64.5 7.5 63.5
9 501 879 0
-47 169 322
-204 048 179
NPV (Rp)
DR %
IRR 63.66%
67.5
82
Tabel 22 menunjukkan hasil perhitungan dari analisis switching value
skenario II dapat dilihat bahwa Warso Unggul Gemilang memiliki nilai pengganti
untuk kenaikan harga pakan tidak boleh melebihi 68.43 persen dan penurunan
harga DOC tidak boleh lebih dari 70.91 persen. Pada kenaikan harga pakan dapat
dinyatakan bahwa jika harga pakan mengalami kenaikan lebih besar dari 68.43
persen maka usaha secara finansial akan menjadi tidak layak atau dapat
mendatangkan kerugian, karena nilai NPV akan menjadi kurang dari nol, Net B/C
kurang dari satu, dan IRR kurang dari nilai DR 7.5%. Begitu pula dengan
penurunan harga DOC jika harga DOC mengalami penurunan lebih dari 70.91
persen maka usaha secara finansial menjadi tidak layak. Oleh karena itu pada
usaha Warso Unggul Gemilang memiliki batas kenaikan harga pakan hingga
68.43 persen dan batas penurunan harga DOC hingga 70.91 persen, hal tersebut
merupakan kondisi impas atau NPV sama dengan nol.
Perbandingan Usaha Skenario I dan Skenario II
Laba yang diperoleh Warso Unggul Gemilang pada skala 20 000 ekor
indukan skenario I pada tahun pertama memiliki laba negatif yang lebih besar
daripada skenario II, namun laba negatif tersebut dapat tertutupi oleh laba positif
pada tahun setelahnya. Laba positif yang diperoleh lebih besar hampir dua kali
lipat per tahun pada skenario II. Oleh karena itu jika perusahaan ingin mendapat
laba bersih dengan nilai yang tinggi maka dapat melakukan pengembangan usaha.
Begitu pula dengan manfaat bersih yang diterima perusahaan, sehingga
berdasarkan arus kas perusahaan lebih baik jika dilakukan usaha dengan
pengembangan sesuai dengan skenario II. Perusahaan memiliki persediaan tunai
yang lebih baik jika melakukan pengembangan usaha mekanisasi produksi.
Mekanisasi produksi pada skala usaha 20 000 ekor indukan dapat
meningkatkan jumlah telur yang dihasilkan. Jumlah telur yang mampu
dimasukkan ke dalam mesin tetas pada skenario I mencapai 10 779 butir per
periode, sedangkan pada skenario II jumlah telur yang mampu dimasukkan ke
dalam mesin tetas setiap periodenya meningkat menjadi 16 459 butir. Kapasitas
mesin tetas adalah 160 000 butir telur, kapasitas 140 000 butir telur untuk bagian
setter dan 20 000 butir telur untuk bagian hatcher. Jumlah produksi yang ada
belum mampu memenuhi kapasitas mesin tetas tersebut, karena jumlah produksi
saat ini mempertimbangkan jumlah permintaan dari perusahaan Warso Unggul
Gemilang. Mesin tetas dalam kapasitas besar tersebut mampu digunakan secara
optimal pada saat dengan pengembangan usaha berskala 34 224 ekor indukan.
Perusahaan Warso Unggul Gemilang akan menjadi lebih layak dilihat dari
aspek finansialnya bila dilakukan pengembangan terhadap usaha tersebut.
Terbukti dari nilai NPV, IRR, dan Net B/C yang diperoleh perusahaan pada
skenario II memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan skenario I. Warso
Unggul Gemilang jika melakukan pengembangan usaha akan memperoleh NPV
lebih besar hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tanpa pengembangan
usaha. Peningkatan NPV pada skenario II memberikan dampak positif bagi warso
Unggul Gemilang. Selain itu nilai Net B/C usaha pada skenario II ialah 4.07, hal
tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio benefit terhadap cost.
83
Peningkatan Net benefit menunjukkan lebih banyak manfaat yang diterima Warso
Unggul Gemilang khususnya dari aspek finansial.
Nilai IRR pada skenario II meningkat 21.36 persen, hal itu menunjukkan
bahwa pengembalian investasi yang meningkat. Peningkatan pengembalian atas
investasi tersebut menunjukkan dampak positif bagi Warso Unggul Gemilang
pada skala 20 000 ekor indukan. Begitu pula dengan nilai PP, pengembalian
modal investasi pada skenario II akan lebih cepat jika dibandingkan dengan
skenario I. Oleh karena itu pada skenario II secara finansial akan lebih baik bagi
perusahaan Warso Unggul Gemilang. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa kedua
skenario tersebut dinyatakan layak. Secara umum resume hasil analisis pada
Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Resume hasil analisis pada skenario I dan skenario II
No Uraian Skenario I Skenario II
1 Hal yang
harus
dipersiapkan
manajemen
Penambahan jumlah kandang
konvensional, meningkatkan
kinerja karyawan, meningkatkan
jumlah produksi, serta
pengawasan mutu yang lebih
ketat
Penambahan kandang modern,
pelatihan SDM agar dapat
mengoperasikan mesin produksi
modern, meningkatkan
pemasaran dan menciptakan
pasar potensial
2 Kelebihan Jumlah investasi tidak terlalu
besar, tidak memerlukan TK
(tenaga kerja) dengan keahlian
khusus
Pengawasan mutu lebih mudah,
TK yang digunakan lebih
sedikit, produktivitas lebih
tinggi, dapat meningkatkan
mutu produk, HPP produksi
rendah, dan penerimaan
perusahaan lebih besar
3 Kelemahan Produktivitas lebih rendah, HPP
lebih tinggi, dan produksi belum
memenuhi permintaan yang ada,
diperlukan peningkatan produksi
dengan jumlah indukan yang ada
atau menambah jumlah indukan,
produk yang dihasilkan dengan
mutu terbaik lebih sedikit
Jumlah investasi terbilang
mahal, memerlukan tenaga kerja
dengan keahlian khusus
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil analisis non finansial dari usaha Warso Unggul Gemilang skala 20
000 ekor indukan ialah layak, baik skenario I maupun skenario II. Penilaian secara
mendalam tidak dapat dikaji secara lengkap dalam penelitian ini karena
keterbatasan penelitian dan keterbatasan disiplin ilmu yang dikuasai. Dari aspek
pasar, permintaan produk Warso Unggul Gemilang melebihi jumlah produksinya,
sehingga penawaran perusahaan cenderung selalu terserap oleh pasar, distribusi
produk dapat berjalan dengan baik karena perusahaan memiliki fasilitas
transportasi yang mendukung, pemasaran yang telah dilakukan telah berjalan
efektif dilihat dari banyaknya jumlah permintaan produk. Secara teknis Warso
84
Unggul Gemilang telah dianggap layak untuk melakukan kegiatan produksinya.
Beberapa aspek non finansial lainnya yang juga diamati dalam penelitian ini telah
layak karena sesuai dengan persyaratan dan keadaan yang terjadi saat ini.
Analisis kelayakan secara finansial pada Warso Unggul Gemilang telah
dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pada skenario I dan skenario II skala 20
000 ekor indukan dinyatakan layak. Kriteria yang digunakan dalam menilai ialah
NPV, Net B/C, IRR dan payback period (PP). Kriteria tersebut juga menunjukkan
bahwa skenario II memiliki nilai yang lebih baik daripada skenario I. Penerapan
mekanisasi produksi oleh Warso Unggul Gemilang akan memberikan tambahan
keuntungan yang cukup besar jika dibandingkan dengan usaha tanpa
pengembangan. Pengembangan usaha apabila diterapkan oleh Warso Unggul
Gemilang menunjukkan dampak positif terhadap nilai switching value. Batas
kenaikan harga pakan dan penurunan harga DOC yang masih bisa ditoleransi oleh
Warso Unggul Gemilang menurun, namun hal tersebut tidak akan memberikan
pengaruh yang besar apabila perusahaan dapat menerapkan langkah cepat dan
tepat dalam mengatasi hal tersebut agar tidak memberikan dampak negatif
terhadap perkembangan perusahaan.
Saran
Rekomendasi yang diberikan setelah melakukan penelitian ini antara lain:
1. Rencana pengembangan bisnis sebaiknya dilakukan oleh pihak Warso
Unggul Gemilang karena dapat menambah penghasilan secara finansial.
Selain itu kondisi tersebut lebih baik daripada tanpa pengembangan usaha.
Beberapa pertimbangan yang ada bisa disesuaikan dengan kondisi Warso
Unggul Gemilang.
2. Penerapan pengembangan bisnis sebaiknya dilakukan pada tahun yang sama
sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan
menghindari terjadinya perubahan harga input yang menyebabkan bias
dengan penelitian ini.
3. Beberapa hal perlu diperhatikan oleh Warso Unggul Gemilang untuk
mengimplementasikan rencana bisnis dengan baik:
a. Penerapan teknologi akan membuat Warso Unggul Gemilang semakin
terdepan.
b. Efisiensi dalam alokasi segala hal yang berhubungan dengan aktivitas
produksi sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
keuntungan.
c. Realisasi rencana pengembangan dilakukan sesuai dengan kemampuan
dan pertimbangan dari Warso Unggul Gemilang.
d. Tertib dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan usaha Warso Unggul
Gemilang.
e. Aman dalam segala aktivitas pekerjaan dan produk yang dihasilkan.
4. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya ialah penelitian mengenai
kelayakan pengembangan mengikutsertakan komponen biaya perawatan dari
teknologi yang baru diterapakan dalam komponen outflow, selain itu dalam
analisis finansial juga dapat menambahkan indikator payback period yang
telah didiskontokan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Alfikri SN, Wijana S, Sabrina NM, dan Djunaidi IH. 2012. Studi Aspek teknis
dan Finansial Pengembangan Usaha Ternak Itik Hibrida Pedaging di
Peternakan Saonada Kabupaten Jombang. Universitas Brawijaya Malang,
siap terbit.
Baktiyono RA. 2013. Penilaian Aspek-aspek dalam SKB [internet]. [diacu 2014
Sep 18]. Tersedia pada: www.slideshare.net/soedarmanalbar/skb5penilaian
aspekaspekdalamstudikelayakanbisnis.
[BPS] Badan Pusat Statistik RI. 2014. Populasi ternak di Indonesia tahun 2013
[internet]. [diacu 2014 Sep 18]. Tersedia pada: http:/bps.go.id/pertanian-
dan-pertambangan/peternakan/populasi_ternak_Indonesia.html.
Dhakhiyah TA. 2012. Pengembangan Skala Usahaternak Ayam Buras Petelur
(Studi Kasus: Kelompok Ternak Hidayah Alam Kecamatan Klapa Nunggal
Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[Disnakan Kab Bogor] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2014.
Perkembangan Populasi Ternak pada Tiga Tahun Terakhir. Bogor (ID):
Direktorat Jenderal Peternakan.
[Disnakan Kab Bogor] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2014.
Perkembangan Produksi Ayam Kampung Tiga Tahun Terakhir. Bogor (ID):
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
Elita MN. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah
Sejahtera Farm di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Edisi ke-2.
Sutomo S, K Mangiri. Penerjemah. Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Press. Terjemahan dari: Economics Analysis of Agriculture Project.
Karmidi JSM. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola
Kemitraan Inti Plasma (Studi Kasus Plasma Agus Suhendar di Desa
Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Medion Online. 2011. Seberapa Besarkan Investasi Layer Anda [internet]. [diacu
2014 Sep 18]. Tersedia pada: http://info.medion.co.id/index.php/component/
content/article/1-tata-laksana/499-seberapa-efisienkah-investasi-layer-anda.
Meizi A. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Itik (Kasus: CV. Usaha
Unggas, Kampung Demplot, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Nurkasanah B. 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan
Usahaternak Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Departemen
Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
86
Pangestika SD. 2011. Angka Mortalitas pada Ayam Broiler [internet]. [diacu 2014
Sep 18]. Tersedia pada: http://ternak-ayambroiler.com/2011/10/angka-
mortalitas-pada-ayam-broiler.html.
Rubiansyah M. 2001. Analisa Usahaternak Ayam Buras dan Peran Kelompok
dalam Pengembangannya (Studi Kasus Kelompok Peternak Tanjung di
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Sarwanto. 2011. Kelayakan Usaha Pembesaran Itik Pedaging (Studi Kasus pada
Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.
Wibowo B dan Juarini E. 2009. Analisis Finansial Kelayakan Usaha Penetasan
Telur itik di Kabupaten Blitar [Jurnal]. Bogor. Balai Penelitian ternak.
Wibowo B dan Sartika T. 2010. Analisa Kelayakan Usaha Pembibitan Ayam
Kampung (Lokal) Penghasil Day Old Chick (DOC) di Tingkat Petani (Studi
Kasus Kelompok Peternak Ayam Buras “Barokah” di Ciamis [Jurnal].
Bogor. Balai Penelitian Ternak.
Wibowo B dan Sartika T. 2011. Analisa Kelayakan Usaha Penggemukan Ayam
Kampung (Lokal) di Tingkat Petani (Studi Kasus Kelompok Peternak Ayam
Buras “Barokah” di Ciamis [Jurnal]. Bogor. Balai Penelitian Ternak.
Yahya. 2012. Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Menentukan Harga Jual
[internet]. [diacu 2014 sep 19]. Tersedia pada: http://yahyaniaga.word
press.com/2012/04/22/perhitungan-harga-pokok-produksi-untuk-menentuka
n-harga-jual/.
87
LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang pada skenario I
Komponen Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya variabel (Rp) 4,097,848,411 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176
Biaya tetap (Rp) 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000
HPP 5,147,728,411 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176
Jumlah DOC (ekor per tahun) 480000 960000 960000 960000 960000 960000 960000 960000 960000 960000
HPP per DOC 10,724.43 5,405.35 5,405.35 5,405.35 5,405.35 5,405.35 5,405.35 5,405.35 5,405.35 5,405.35
Rata-rata HPP per DOC per tahun 5,937.26
Lampiran 2 Perhitungan HPP DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang pada skenario II
Komponen Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Biaya variabel (Rp) 5,848,297,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385
Biaya tetap (Rp) 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429 1,080,851,429
HPP 6,929,148,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814 6,994,488,814
Jumlah produk DOC (ekor) 757350 1514700 1514700 1514700 1514700 1514700 1514700 1514700 1514700 1514700
HPP per DOC 9,149.20 4,617.74 4,617.74 4,617.74 4,617.74 4,617.74 4,617.74 4,617.74 4,617.74 4,617.74
Rata-rata HPP per DOC per tahun 5,070.89
88
Lampiran 3 Perhitungan nilai investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario I
No Uraian Jumlah Satuan Harga per
satuan Nilai Beli (Rp)
Tahun
Beli
Umur Ekonomis
(tahun)
Nilai Sisa
akhir tahun
Penyusutan
per Tahun
1 Mesin tetas 1 unit 1,500,000,000 1,500,000,000 2009 15 10,000,000 99,333,333
2 Bangunan penetasan 270 m2 400,000 108,000,000 2009 10 0 10,800,000
3 Tanah 12000 m2 150,000 1,800,000,000 2009 0 0 0
4 Kandang produksi 2640 m2 150,000 396,000,000 2009 5 0 79,200,000
5 Kandang karantina
besar 65 m2 150,000 9,750,000 2009 5 0 1,950,000
6 Kandang karantina
kecil 7 m2 150,000 1,050,000 2009 5 0 210,000
7 Ruang pengemasan 36 m2 150,000 5,400,000 2009 10 0 540,000
8 Gudang 108 m2 200,000 21,600,000 2009 10 0 2,160,000
9 Mess karyawan 90 m2 120,000 10,800,000 2009 10 0 1,080,000
10 Kantor 20 m2 350,000 7,000,000 2009 10 0 700,000
11 Pos satpam 16 m2 100,000 1,600,000 2009 5 0 320,000
12 Dapur 40 m2 350,000 14,000,000 2009 10 0 1,400,000
13 Ruang biosecurity 36 m2 360,000 12,960,000 2009 10 0 1,296,000
14 Ruang pimpinan 160 m2 350,000 56,000,000 2009 10 0 5,600,000
15 Ruang meeting 48 m2 350,000 16,800,000 2009 5 0 3,360,000
16 Tangki besar 6 Unit 2,500,000 15,000,000 2009 3 20,000 4,993,333
17 Tangki kecil 10 Unit 500,000 5,000,000 2009 3 15,000 1,661,667
18 Kamar mandi 7.5 m2 200,000 1,500,000 2009 10 0 150,000
19 Cangkul 10 Unit 50,000 500,000 2009 2 0 250,000
20 Pompa air 17 Unit 400,000 6,800,000 2009 5 10,000 1,358,000
21 Crack ball 11 Unit 35,000 385,000 2009 2 0 192,500
22 Pemanas 8 Unit 990,000 7,920,000 2009 5 0 1,584,000
23 Komputer 1 Unit 6,000,000 6,000,000 2009 5 100,000 1,180,000
24 Genset 1 Unit 76,000,000 76,000,000 2009 10 0 7,600,000
89
No Uraian Jumlah Satuan Harga per
satuan Nilai Beli (Rp)
Tahun
Beli
Umur Ekonomis
(tahun)
Nilai Sisa
akhir tahun
Penyusutan
per Tahun
25 Egg tray 200 Unit 7,500 1,500,000 2009 2 0 750,000
26 Mobil box pick up 1 Unit 120,000,000 120,000,000 2009 10 8,000,000 11,200,000
27 Mobil truck 1 Unit 300,000,000 300,000,000 2009 10 10,000,000 29,000,000
28 Timbangan telur 2 Unit 250,000 500,000 2009 5 0 100,000
29 Timbangan salter 2 Unit 900,000 1,800,000 2009 5 0 360,000
30 Rak panen 100 Unit 81,000 8,100,000 2009 3 0 2,700,000
31 Thermometer 14 Unit 90,000 1,260,000 2009 5 0 252,000
32 Instalasi listrik, air, telp 1 Set 5,000,000 5,000,000 2009 0 0 0
33 Staples 1 Unit 1,600,000 1,600,000 2009 2 0 800,000
34 Indukan ayam 21,428 Ekor 6,400 137,139,429 2009 2 0 68,569,714
35 kandang baru tanpa
teknologi 597 m2 150,000 89,552,239 2014 5 0 17,910,448
Total 4,746,516,667
28,145,000 358,560,995
Lampiran 4 Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario I
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Nilai penjualan:
1 DOC ayam
kampung 3,072,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000
2 Indukan afkir 656,700,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
3 Telur afkir 150,562,500 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000
Total nilai
penjualan 3,879,262,500 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000
B Biaya operasional
4 Biaya variabel
Pakan 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111
90
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Vaksin 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160
Vitamin herbal 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375
Biosecurity 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000
Box kemas 41,411,765 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529
Total biaya
variabel 4,097,848,411 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176
C Marjin Kotor (218,585,911) 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824 3,619,264,824
5 Biaya tetap
Gaji:
a. Wakil
pimpinan 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
b. Kepala bagian 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000
c. Koordinator
Kandang 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000
d. Koordinator
penetasan 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000
e. Bagian dapur 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
f. Satpam 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000
g. Supir 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
THR:
a. Wakil
pimpinan 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
b. Kepala bagian 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000
c. Koordinator
Kandang 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000
d. Koordinator
penetasan 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000
e. Bagian dapur 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
f. Satpam 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
91
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
g. Supir 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Listrik, telp, pulsa 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000
Pemeliharaan 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
ATK 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000
Biaya transportasi 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000
Pajak:
a. Mobil pick up 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000
b. Mobil truck 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000
c. PBB 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000
Biaya Penyusutan 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995 358,560,995
Total biaya tetap 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995 1,408,440,995
D Laba Kotor (1,627,026,906) 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829
E Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F Laba sebelum
pajak (1,627,026,906) 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829 2,210,823,829
G Pajak (1%) 0 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238
H Laba bersih (1,627,026,906) 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591 2,188,715,591
Lampiran 5 Arus kas Warso Unggul Gemilang pada skenario I
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Inflow
1 Nilai produksi total:
DOC ayam kampung 3,072,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000 6,144,000,000
Indukan afkir 656,700,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
Telur afkir 150,562,500 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000 301,125,000
92
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total nilai produksi 3,879,262,500 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000
2 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18,710,000
Total inflow 3,879,262,500 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 7,758,525,000 8,125,952,500
B Outflow
1 Investasi:
Mesin tetas 1,003,333,333 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ruang penetasan 108,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tanah 1,800,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kdg produksi 396,000,000 0 0 0 0 396,000,000 0 0 0 0
Kdg karantina besar 9,750,000 0 0 0 0 9,750,000 0 0 0 0
Kdg karantina kecil 1,050,000 0 0 0 0 1,050,000 0 0 0 0
Ruang pengemasan 5,400,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gudang 21,600,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mess karyawan 10,800,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kantor 7,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pos satpam 1,600,000 0 0 0 0 1,600,000 0 0 0 0
Dapur 14,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ruang biosecurity 12,960,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ruang pimpinan 56,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ruang meeting 16,800,000 0 0 0 0 16,800,000 0 0 0 0
Tangki besar 15,000,000 0 0 15,000,000 0 0 15,000,000 0 0 15,000,000
Tangki kecil 5,000,000 0 0 5,000,000 0 0 5,000,000 0 0 5,000,000
Kamar mandi 1,500,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cangkul 500,000 0 500,000 0 500,000 0 500,000 0 500,000 0
Pompa air 6,800,000 0 0 0 0 6,800,000 0 0 0 0
Crack ball 385,000 0 385,000 0 385,000 0 385,000 0 385,000 0
93
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemanas 7,920,000 0 0 0 0 7,920,000 0 0 0 0
Komputer 6,000,000 0 0 0 0 6,000,000 0 0 0 0
Genset 76,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Egg tray 1,500,000 0 1,500,000 0 1,500,000 0 1,500,000 0 1,500,000 0
Mobil box pick up 120,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mobil truck 300,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Timbangan telur 500,000 0 0 0 0 500,000 0 0 0 0
Timbangan salter 1,800,000 0 0 0 0 1,800,000 0 0 0 0
Keranjang panen 8,100,000 0 0 8,100,000 0 0 8,100,000 0 0 8,100,000
Thermometer 1,260,000 0 0 0 0 1,260,000 0 0 0 0
Instalasi listrik,air,telp 5,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Staples kemas 1,600,000 0 1,600,000 0 1,600,000 0 1,600,000 0 1,600,000 0
Indukan ayam 137,139,429 0 137,139,429 0 137,139,429 0 137,139,429 0 137,139,429 0
kandang baru tanpa
teknologi 89,552,239 0 0 0 0 89,552,239 0 0 0 0
Total biaya investasi 4,249,850,001 0 141,124,429 28,100,000 141,124,429 539,032,239 169,224,429 - 141,124,429 28,100,000
2 Biaya operasional
Biaya tetap
Gaji:
a. Wakil pimpinan 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
b. Kepala bagian 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000
c. Koordinator
Kandang 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000 240,000,000
d. Koordinator
penetasan 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000
e. Bagian dapur 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
f. Satpam 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000
94
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
g. Supir 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
THR:
a. Wakil pimpinan 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
b. Kepala bagian 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000
c. Koordinator
Kandang 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000 20,000,000
d. Koordinator
penetasan 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000
e. Bagian dapur 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
f. Satpam 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
g. Supir 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Listrik, telp, pulsa 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000 204,000,000
Pemeliharaan 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
ATK 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000
Biaya transportasi 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000
Pajak:
a. Mobil pick up 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000
b. Mobil truck 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000
c. PBB 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000
Total biaya tetap 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000 1,049,880,000
Biaya variabel
Pakan 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111 3,989,020,111
Vaksin 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160 18,364,160
Vitamin herbal 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375 48,134,375
Biosecurity 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000 918,000
Box kemas 41,411,765 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529 82,823,529
95
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total biaya variabel 4,097,848,411 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176 4,139,260,176
Total biaya
operasional 5,147,728,411 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176 5,189,140,176
C Pembayaran bunga
pinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D Pajak 0 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238 22,108,238
E Biaya lainnya 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
Total biaya (outflow) 9,402,578,412 5,216,248,414 5,357,372,842 5,244,348,414 5,357,372,842 5,755,280,653 5,385,472,842 5,216,248,414 5,357,372,842 5,244,348,414
F Net benefit (5,523,315,912) 2,542,276,586 2,401,152,158 2,514,176,586 2,401,152,158 2,003,244,347 2,373,052,158 2,542,276,586 2,401,152,158 2,532,886,586
G DF dengan i = 7.5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
H PV Net Benefit (5,137,968,290) 2,199,914,839 1,932,832,808 1,882,616,760 1,672,543,263 1,298,025,249 1,430,368,818 1,425,460,160 1,252,401,281 1,228,941,193
Lampiran 6 Perhitungan nilai investasi dan nilai sisa Warso Unggul Gemilang skenario II
No Uraian Jumlah Satuan Harga per
satuan Nilai Beli (Rp)
Tahun
Beli
Umur Ekonomis
(tahun)
Nilai Sisa
akhir tahun
Penyusutan
per Tahun
1 Mesin tetas 1 unit 1,500,000,000 1,500,000,000 2009 15 10,000,000 99,333,333
2 Bangunan penetasan 270 m2 400,000 108,000,000 2009 10 0 10,800,000
3 Tanah 12000 m2 150,000 1,800,000,000 2009 0 0 0
4 Kandang produksi 2640 m2 150,000 396,000,000 2009 5 0 79,200,000
5 Kandang karantina besar 65 m2 150,000 9,750,000 2009 5 0 1,950,000
6 Kandang karantina kecil 7 m2 150,000 1,050,000 2009 5 0 210,000
7 Ruang pengemasan 36 m2 150,000 5,400,000 2009 10 0 540,000
8 Gudang 108 m2 200,000 21,600,000 2009 10 0 2,160,000
9 Mess karyawan 90 m2 120,000 10,800,000 2009 10 0 1,080,000
10 Kantor 20 m2 350,000 7,000,000 2009 10 0 700,000
11 Pos satpam 16 m2 100,000 1,600,000 2009 5 0 320,000
96
No Uraian Jumlah Satuan Harga per
satuan Nilai Beli (Rp)
Tahun
Beli
Umur Ekonomis
(tahun)
Nilai Sisa
akhir tahun
Penyusutan
per Tahun
12 Dapur 40 m2 350,000 14,000,000 2009 10 0 1,400,000
13 Ruang biosecurity 36 m2 360,000 12,960,000 2009 10 0 1,296,000
14 Ruang pimpinan 160 m2 350,000 56,000,000 2009 10 0 5,600,000
15 Ruang meeting 48 m2 350,000 16,800,000 2009 5 0 3,360,000
16 Tangki besar (2000 lt) 6 Unit 2,500,000 15,000,000 2009 3 20,000 4,993,333
17 Tangki kecil (300 lt) 10 Unit 500,000 5,000,000 2009 3 15,000 1,661,667
18 Kamar mandi 7.5 m2 200,000 1,500,000 2009 10 0 150,000
19 Cangkul 10 Unit 50,000 500,000 2009 2 0 250,000
20 Pompa air 17 Unit 400,000 6,800,000 2009 5 10,000 1,358,000
21 Crack ball 11 Unit 35,000 385,000 2009 2 0 192,500
22 Pemanas 8 Unit 990,000 7,920,000 2009 5 0 1,584,000
23 Komputer 1 Unit 6,000,000 6,000,000 2009 5 100,000 1,180,000
24 Genset 1 Unit 76,000,000 76,000,000 2009 10 0 7,600,000
25 Egg tray 200 Unit 7,500 1,500,000 2009 2 0 750,000
26 Mobil box pick up 1 Unit 120,000,000 120,000,000 2009 10 8,000,000 11,200,000
27 Mobil truck 1 Unit 300,000,000 300,000,000 2009 10 10,000,000 29,000,000
28 Timbangan telur 2 Unit 250,000 500,000 2009 5 0 100,000
29 Timbangan salter 2 Unit 900,000 1,800,000 2009 5 0 360,000
30 Rak panen 100 Unit 81,000 8,100,000 2009 3 0 2,700,000
31 Thermometer 14 Unit 90,000 1,260,000 2009 5 0 252,000
32 Instalasi listrik, air, telp 1 Set 5,000,000 5,000,000 2009 0 0 0
33 Staples 1 Unit 1,600,000 1,600,000 2009 2 0 800,000
34 Indukan ayam kampung 22971 Ekor 6400 147,017,143 2014 2 0 73,508,571
35 Kandang serba otomatis 500 m2 1,597,222 798,611,111 2014 10 0 79,861,111
Total 5,465,453,254
28,145,000 425,450,516
97
Lampiran 7 Laporan laba/rugi Warso Unggul Gemilang skenario II
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Nilai penjualan:
1 DOC ayam
kampung 4,847,040,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000
2 Indukan afkir 656,700,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
3 Telur afkir 90,337,500 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000
Total penjualan 5,594,077,500 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000
B Biaya operasional
4 Biaya variabel
Pakan 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159
Vaksin 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595
Vitamin herbal 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631
Biosecurity 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000
Box kemas 65,340,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000
Total biaya
variabel 5,848,297,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385
C Marjin Kotor (254,219,885) 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615 5,274,517,615
5 Biaya tetap
Gaji:
a. Wakil
pimpinan 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
b. Kepala bagian 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000
c. Koordinator
Kandang 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000
d. Koordinator
penetasan 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000
e. Bagian dapur 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
g. Supir 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
98
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
THR:
a. Wakil
pimpinan 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
b. Kepala bagian 21,000,000 21,000,000 18,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000
c. Koordinator
Kandang 10,000,000 10,000,000 19,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000
d. Koordinator
penetasan 10,000,000 10,000,000 7,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000
e. Bagian dapur 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
f. Satpam 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
g. Supir 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Listrik, telp, pulsa 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429
Pemeliharaan 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000
ATK 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000
Biaya transportasi 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000
Pajak:
a. Mobil pick up 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000
b. Mobil truck 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000
c. PBB 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000
Biaya
Penyusutan 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516 425,450,516
Total biaya tetap 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944 1,505,551,944
D Laba Kotor (1,759,771,830) 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670
E Bunga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F Laba sebelum
pajak (1,759,771,830) 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670 3,768,965,670
G Pajak (1%) 0 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657
H Laba bersih (1,759,771,830) 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014 3,731,276,014
99
Lampiran 8 Proyeksi arus kas Warso Unggul Gemilang skenario II
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Inflow
1 Nilai produksi total:
DOC ayam
kampung 4,847,040,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000 9,694,080,000
Indukan afkir 656,700,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000 1,313,400,000
Telur afkir 90,337,500 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000 180,675,000
Total nilai
produksi 5,594,077,500 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000
2 Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18,710,000
Total inflow 5,594,077,500 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,188,155,000 11,206,865,000
B Outflow
1 Investasi:
Mesin tetas 1,003,333,333 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R penetasan 108,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tanah 1,800,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kandang
produksi 396,000,000 0 0 0 0 396,000,000 0 0 0 0
Kandang
karantina besar 9,750,000 0 0 0 0 9,750,000 0 0 0 0
Kandang
karantina kecil 1,050,000 0 0 0 0 1,050,000 0 0 0 0
Ruang
pengemasan 5,400,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gudang 21,600,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mess karyawan 10,800,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kantor 7,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pos satpam 1,600,000 0 0 0 0 1,600,000 0 0 0 0
Dapur 14,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ruang biosecurity 12,960,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ruang pimpinan 56,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ruang meeting 16,800,000 0 0 0 0 16,800,000 0 0 0 0
Tangki besar 15,000,000 0 0 15,000,000 0 0 15,000,000 0 0 15,000,000
Tangki kecil 5,000,000 0 0 5,000,000 0 0 5,000,000 0 0 5,000,000
Kamar mandi 1,500,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cangkul 500,000 0 500,000 0 500,000 0 500,000 0 500,000 0
Pompa air 6,800,000 0 0 0 0 6,800,000 0 0 0 0
Crack ball 385,000 0 385,000 0 385,000 0 385,000 0 385,000 0
Pemanas 7,920,000 0 0 0 0 7,920,000 0 0 0 0
Komputer 6,000,000 0 0 0 0 6,000,000 0 0 0 0
Genset 76,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Egg tray 1,500,000 0 1,500,000 0 1,500,000 0 1,500,000 0 1,500,000 0
Mobil pick up 120,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mobil truck 300,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Timbangan telur 500,000 0 0 0 0 500,000 0 0 0 0
Timbangan salter 1,800,000 0 0 0 0 1,800,000 0 0 0 0
Keranjang panen 8,100,000 0 0 8,100,000 0 0 8,100,000 0 0 8,100,000
Thermometer 1,260,000 0 0 0 0 1,260,000 0 0 0 0
Instalasi listrik,
air, telp 5,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Staples kemas 1,600,000 0 1,600,000 0 1,600,000 0 1,600,000 0 1,600,000 0
Indukan ayam
kampung 137,139,429 0 137,139,429 0 137,139,429 0 137,139,429 0 137,139,429 0
Kandang serba
otomatis 89,552,239 0 0 0 0 89,552,239 0 0 0 0
Total biaya
investasi 4,249,850,001 0 141,124,429 28,100,000 141,124,429 539,032,239 169,224,429 - 141,124,429 28,100,000
101
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Biaya operasional
Biaya tetap
Gaji:
a. Wakil pimpinan 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
b. Kepala bagian 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000 252,000,000
c. Koordinator
Kandang 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000
d. Koordinator
penetasan 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000 120,000,000
e. Bagian dapur 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
f. Satpam 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000
g. Supir 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
THR:
a. Wakil
pimpinan 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
b. Kepala bagian 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000 21,000,000
c. Koordinator
Kandang 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000
d. Koordinator
penetasan 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000
e. Bagian dapur 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
f. Satpam 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
g. Supir 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Listrik, telp,
pulsa 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429 272,571,429
Pemeliharaan 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000
ATK 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000 6,600,000
Biaya
transportasi 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000 57,600,000
102
No Uraian Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pajak:
a. Mobil pick up 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000 1,930,000
b. Mobil truck 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000 4,630,000
c. PBB 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000 120,000
Total biaya
tetap
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
1,080,851,429
Biaya variabel
Pakan 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159 5,698,600,159
Vaksin 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595 21,092,595
Vitamin herbal 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631 61,428,631
Biosecurity 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000 1,836,000
Box kemas 65,340,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000 130,680,000
Total biaya
variabel 5,848,297,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385 5,913,637,385
Total biaya
operasional
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
6,929,148,814
C Bunga pinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D Pajak 0 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657 37,689,657
E Biaya lainnya 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000 7,000,000
Total biaya
(outflow) 11,904,935,401 7,039,178,470 7,180,302,899 7,067,278,470 7,180,302,899 7,488,658,470 7,208,402,899 7,039,178,470 7,180,302,899 7,067,278,470
F Net benefit (6,310,857,901) 4,148,976,530 4,007,852,101 4,120,876,530 4,007,852,101 3,699,496,530 3,979,752,101 4,148,976,530 4,007,852,101 4,139,586,530
G DF, i = 7.5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
H PV Net Benefit (5,870,565,489) 3,590,244,698 3,226,162,910 3,085,714,529 2,791,703,978 2,397,131,389 2,398,815,083 2,326,340,406 2,090,429,418 2,008,502,250
104
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 2 November 1991 di Bogor, Jawa Barat. Penulis
merupakan putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Momo dan
Ibu Iryati. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1997 di Sekolah Dasar
Negeri (SDN) 02 Sukaharja Kabupaten Bogor dan lulus pada tahun 2003. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 01 Tamansari Kabupaten Bogor dan lulus pada tahun 2006. Pada
tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 02 Bogor
hingga tahun 2009. Penulis melanjutkan studi di Program Diploma Tiga Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada program keahlian Teknologi Industri Benih (TIB)
mulai tahun 2009 hingga 2012. Bulan Februari-Maret 2012 penulis melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan di Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa
Tengah dengan judul Pengujian Benih Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ
Bagendit di Laboratorium BPSB Jawa Tengah. Pada tahun yang sama penulis
diterima di Program Sarjana Alih Jenis Agribisnis angkatan tiga IPB.
Penulis selama menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis
Agribisnis juga aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Tahun 2012 hingga
tahun 2013 penulis menjabat sebagai staf departemen humas dari organisasi forum
of agribusiness student transfer program (FASTER) Alih Jenis Agribisnis IPB.
Pada organisasi tersebut penulis antara lain menjabat sebagai panitia
penyelenggara masa perkenalan mahasiswa Agribisnis IPB tahun 2013, panitia
seminar kewirausahaan Alih Jenis Agribisnis, pelatihan software statistik yang
mendukung penelitian seputar agribisnis dan beberapa kegiatan lainnya. Penulis
juga menjabat sebagai salah satu admin pada media sosial organisasi FASTER
pada tahun 2012 hingga tahun 2013.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Teknik
Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPBTPH) Program Diploma
III TIB IPB pada tahun ajaran 2013/2014, asisten praktikum Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (SBTPH) Program Diploma III TIB IPB pada
tahun ajaran 2013/2014, dan Teknik Produksi Benih Bersertifikat (TPBB)
Program Diploma III TIB IPB pada tahun ajaran 2013/2014.