Post on 18-Oct-2021
Jakarta, 2 Desember 2020
KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19
Direktorat Surveilans dan Karantina KesehatanDirektorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan
OUTLINE
1. Latar Belakang
2. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
3. Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Situasi COVID-19 di IndonesiaUpdate per 13 Februari 2021 pukul 16.00 WIB
10 Provinsi Tertinggi
1. DKI Jakarta 6. Kalimantan Timur
2. Jawa Barat 7. Riau
3. Jawa Tengah 8. Sumatera Barat
4. Jawa Timur 9. Banten
5. Sulawesi Selatan
10. Bali
STRATEGI PENANGGULANGAN COVID-19
VAKSINASI
SINERGIS
• Vaksin dapat mencegah beberapa penyakit menular berbahaya. Contoh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I) yaitu campak, polio, hepatitis B, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, influenza, kanker serviks yang disebabkan infeksi virus HPV, dsb.
• Ketika sebagian besar kelompok masyarakat rentan diberikan vaksinasi, maka penyebaran patogen penyebab penyakit dapatdibatasi/dihentikan. Ini yang disebut kekebalan kelompok atau herd immunity.
• Dengan kekebalan kelompok, kelompok masyarakat yang tidak dapatdivaksinasi (bukan merupakan sasaran) misalnya bayi baru lahir, lansiadan mereka yang memiliki kontraindikasi dapat turut terlindungi.
6
MENGAPA KITA GUNAKAN VAKSIN?
Indonesia telah mencapai beberapa target global maupun regional :
Eradikasi Cacar1974
Indonesia Bebas Polio2014
Eliminasi Tetanus pada Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir
2016
Return on Investment program imunisasi: 16 kali dibandingkan dengan biaya pengobatan, intervensi yang cost-effective
Infrastruktur
publik
Pendidikan
Anak Usia Dini
Petugas
Kesehatan di
Masyarakat
(biaya pengobatan)
Pertumbuhan
Penghasilan
Nilai Kualitas
Hidup pada
periode tertentu
Perubahan Full
Income suatu
negara pada
periode tertentu
(pendekatan full
income)
STRATEGI PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA
16
Transfer Teknologi Peningkatan Kapasitas
Pengembangan Vaksin Lokal
(MERAH PUTIH) ISOLAT INDONESIA
#HoldingBUMNFarmasi
Sinovac Biotech Ltd, China
Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)
Konsorsium Nasional Vaksin COVID-19
Regulasi: BPOM
Jangka Pendek
Jangka
Panjang
STRATEGI PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA
Clinical Trial Phase III
Di Indonesia, dilaksanakan uji klinis fase III
vaksin COVID-19 produksi Sinovac Biotech
China, bekerja sama dengan PT. Biofarma
Pengembangan vaksin dimulai dari tahapan dasar, yang dikenal
dengan istilah tahap eksploratori. Biasanya berlangsung 2-4 tahun
dan bertujuan untuk mengidentifikasi antigen alamiah atau buatan,
yang dapat memberikan sinyal pada tubuh terhadap patogen
berbahaya
Fase pre-klinik pada hewan untuk memastikan vaksin aman untuk
dilakukan uji pada manusia
Terdapat 3 fase uji klinik pada manusia: Fase I biasanyadilakukan pada 100 relawan bertujuan untukmenilai
keamananan pada manusia. Fase II biasanya dilakukanpada 100-500 relawan dan bertujuan untuk mengetahui
dosis, jadwal, cara pemberian dan kemungkinanefeksamping jangka pendek. Fase III dilakukan pada1000-5000relawan untuk memastikan keamanan dan
efikasi pada kelompok yang lbh besar
Ketika semua tahapan pengembangan telahdilaksanakan dan hasilnya pun baik maka selanjutnyadilaksanakan proses persetujuan oleh BPOM, sebelum
diproduksi dalam jumlah besar
Per 16 Okt 2020 sejumlah 1.620 relawan telah menerimadosis pertama vaksin COVID-19, 1.074 relawan mendapat
dosis kedua dan 671 relawan telah diperiksa sampeldarahnya paska mendapatkan dosis kedua
Instruksi Presiden Untuk Program Vaksinasi Covid-19
Vaksin Covid-19 diberikan secara gratis dan masyarakat tidak dikenakan biaya sama sekali.
1Seluruh jajaran kabinet, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah agar memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021
2
3 Memprioritaskan dan merelokasi anggaran lain terkait ketersediaan dan vaksinasi secara gratis.
Presiden menjadi yang pertama mendapat vaksin Covid-19.
4
meminta masyarakat untuk terus menjalankan disiplin 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan5
TUJUAN VAKSINASI COVID-19
1. Membentuk
kekebalan kelompok
4. Menjaga produktifitas dan
meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
3. Melindungi dan memperkuat sistem
kesehatan secara menyeluruh
2. Menurunkan kesakitan &
kematian akibat COVID -19
ASPEK LEGAL PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
Keputusan Dirjen P2P Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk TeknisPelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19
Perpres No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 dan Perpres
No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres No.99 Tahun 2020
PELAKSANAANVAKSINASI COVID-19
15Sumber data: Control Tower KPC-PEN 14 Feb pk 16:10
15
REKAPITULASI CAPAIAN VAKSINASI 14/02/2021
Sumber data: Pcare 14 Feb pk 16:06
KEGIATAN VAKSINASI COVID-19
PERENCANAAN PELAKSANAAN MONEV
• PENDATAAN SASARAN
• PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES
• REGISTRASI SASARAN
• PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA
• RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK
• PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN ADSOS,
PELATIHAN, MONEV
• PENDANAAN
• PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL
WILAYAH SULIT
• DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK
• STANDAR PELAYANAN• KERJA SAMA• MANAJEMEN LIMBAH
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
• PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN
• PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI
INPUT:SDM, vaksindan
logistik,cold
chain
OUTPUT:Penerimaan
masy.
tinggi,
seluruh
sasaran
divaksinasi,
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19
PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT LAINNYA
AGUS-DES 2021
MASYARAKAT
RENTAN
MEI-JULI 2021
PETUGASKESEHATAN
JAN-MINGGU 3 FEB 2021
Vaksinasi dilakukan untuk tenaga kesehatan dan tenaga penunjang di
fasyankes tersebar di 34 provinsi
Masyarakat di daerah
dengan resiko penularan
tinggi
Dengan pendekatan
kluster sesuai dengan
ketersediaan vaksin
1 2 3 4
Catatan:1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun2. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)
PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS
PENERIMA VAKSINASI
TOTAL SASARAN: 181,5 JUTA
LANSIA
17,4 JtMINGGU KEEMPAT FEB 2021PETUGAS PUBLIK
MINGGU KE-4 FEB 2021
PENDATAAN SASARAN
Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan
Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melalui Aplikasi PCare Vaksinasi.
Mekanisme Top-Down
Mekanisme
Bottom-Up
• Dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran yang
diperoleh secara top-down atau untuk melengkapi
mekanisme top-down.
• Dilakukan secara kolektif oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah,
puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana
vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
maupun Dinas Kesehatan Provinsi.
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber
dari Kementerian/Lembaga/Badan Usaha/Instansi terkait atau
sumber lainnya meliputi Nomor Induk Kependudukan, nama,
tanggal lahir, nomor kontak (HP) dan alamat tempat tinggal
sasaran
TEMPAT PELAKSANAAN LAYANANVAKSINASI COVID-19
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah
daerah
Kabupaten/Kota atau
milik
masyarakat/swasta
yang memenuhi
persyaratan:
1. Puskesmas,
puskesmas
pembantu;
2. Klinik;
3. Rumah sakit;
dan/atau
4. Unit pelayanan
kesehatan di
Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP)
KRITERIA
1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana
vaksinasi COVID-19;
2. memiliki sarana rantai dingin sesuai
dengan jenis Vaksin COVID-19 yang
digunakan atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
3. memiliki izin operasional Fasilitas
Pelayanan Kesehatan atau penetapan
oleh Menteri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak
dapat memenuhi persyaratan poin 2
dapat menjadi tempat pelayanan
vaksinasi COVID-19 namun dikoordinasi
oleh puskesmas setempat
Dalam hal Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan tidak
dapat memenuhi
kebutuhan dalam
memberikan
Vaksinasi bagi
seluruh sasaran
dan/atau tidak
memenuhi
persyaratan, Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
dapat membuka pos
Vaksinasi COVID-19
jumlah sasaran per sesi
pelayanan disesuaikan dengan
kapasitas masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan
Fasyankes dan pos vaksinasi ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta diinput ke dalam aplikasi
Pcare Vaksinasi
PERCEPATAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19, PELAYANAN VAKSINASI DAPAT DILAKUKAN DENGAN
STRATEGI SEBAGAI BERIKUT
1. Berbasis fasilitas kesehatan untuk pelayanan publik
2. Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi yang
memiliki fasilitas kesehatan di institusinya, maka
vaksinasi dilayani di fasilitas kesehatan masing-masing.
3. Vaksinasi massal terpusat di gedung-gedung
4. Vaksinasi mobile terpusat di tempat keramaian.
5. Mobilisasi sasaran dengan dikoordinasi oleh fasyankes
atau Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi
POS VAKSINASI MASSAL
Dalam rangka percepatan pelaksanaan
vaksinasi COVID-19,
Kementerian Kesehatan
bekerja samadengan Dinas
Kesehatan Provinsi dan
pihak lain yang terkait dapat
membuka pos pelayanan
vaksinasi massal
Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang memanfaatkan area/tempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan atau berupa
pelayanan kesehatan bergerak
Perlu disusun perencanaan kegiatan: menentukan jumlah hari pelaksanaan, jumlah target sasaran per hari, jumlah sasara per sesi dan jumlah sesi per hari,
waktu pelayanan per sesi, jumlah meja pelayanan per sesi, jumlah sasaran per meja per sesi jumlah tenaga per sesi
Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harusmenerapkan protokol kesehatan dan memenuhi standar pelayanan vaksinasi
COVID-19
Pos pelayanan vaksinasi massal merupakan bagian dari fasilitas pelayanankesehatan yang telah ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sebagai tempat pelayanan vaksinasi COVID-19, sehinggapencatatan dan pelaporannya menjadi bagian dari fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut
Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI serius, perlu disiapkan ambulans atau mobil puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta kit anafilaktik
yang memadai. Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan untuk memantau proses observasi dan melakukan penanganan pertama terhadap KIPI
REGISTRASI SASARAN
• Proses pembentukan nomor tiket untuk sasaran yang telah dilakukan pendataan sebagai calon penerima vaksinasi COVID-19.
• Sasaran yang sudah memiliki tiket dapat memperoleh vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Kolektif
Individual
Kolektif : melalui Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
Individual : dilakukan pada waktu kedatangan di
tempat pelayanan menggunakan aplikasi PCare
Vaksinasi, atau aplikasi lainnya yang ditetapkan
kemudian dengan verifikasi data NIK dan bukti
pendukung lainnya sesuai kriteria sasaran per
tahapan vaksinasi.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA
•Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik vaksinasilainnya dilakukan berdasarkan jumlah sasaran. Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dilakukan dengan mempertimbangkan estimasi wastage rate vaccine(estimasi wastage rate vaccine multidosis adalah 15%) serta buffer stock logistik (untuk ADS ditambahkan 5%).
•Alokasi bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatanditentukan berdasarkan kapasitas layanan masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan.
Apabiladibutuhkan,
dapatdilakukan
realokasi vaksin
PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi
COVID-19 bersumber dari APBN (Dekonsentrasi,
DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain yang
sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh
APBN, APBD dan sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan antara lain :
1. biaya operasional,
2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya,
3. biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE,
4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi
dan sosialisasi,
5. bimbingan teknis dan monitoring, dan
6. surveilans KIPI
Penggunaan anggaran operasional pelaksanaan vaksinasi
merujuk pada Keputusan Menteri yang menetapkan tentang
Petunjuk Teknis Perencanaan Penganggaran Pelaksanaan
Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19
bersumber Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil
(DBH) Tahun Anggaran 2021
Pendanaan untukpemantauan dan
penanggulangan KejadianIkutan Pasca Vaksinasi
COVID-19 dibebankan padaAnggaran Pendapatan danBelanja Negara atau sumber
pendanaan lain yang sahsesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pendanaan untuk perawatan dan
pengobatan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 bagi peserta Program JKN
yang aktif, ditanggung melalui mekanisme JKN, sedangkan bagi peserta
Program JKN yang non aktif dan selain peserta Program
JKN didanai melalui
mekanisme pendanaan lain yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan
yang memiliki kompetensi, dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda
Registrasi (STR)
Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan
imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya;
Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum
dilakukan pemberian vaksinasi
Menerapkan protokol kesehatan; serta
Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam
mendeteksi kasus dan analisa dampak
Distribusi vaksin tahap
lanjutan (vaksinasi
tahap 2, 3 dan 4)
mengacu pada Juknis
yang diterbitkan Ditjen
Farmalkes:
Dilakukan melalui
Hub/PBF, sampai ke
fasyankes
Distribusi logistik vaksinasi
lainnya dilakukan melalui
mekanisme biasa
• Dalam hal terjadi kekosongan atau kekurangan ketersediaan
vaksin COVID-19 di satu daerah maka Pemerintah Pusat
dapat melakukan realokasi vaksin COVID-19 ke daerah lain.
• Realokasi dapat dilakukan antar Fasyankes di satu
Kabupaten/Kota dan/atau antar Kabupaten/Kota dalam satu
wilayah provinsi/PBF.
• Dalam kondisi darurat, dimungkinkan realokasi vaksin antar
PBF yang berbeda Provinsi. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan Fasyankes
yang akan dilakukan realokasi vaksin dan mengusulkan
realokasi antar Fasyankes kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan PBF.
SasaranvaksinasiCOVID-19
datang
Meja 1A (Pendaftaran)• Sasaranmenunjukkan KTP (NIK) atau nomor tiket untuk verifikasi
• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
• Bila data tidak ditemukan atau data tdk sesuai, lakukan registrasi atau
perubahan data di Meja 1B (Meja Veriffikasi Data Sasaran)
Meja 2 (Skrining)• Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
sederhana untuk melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya dapat kembali sesuai
rekomendasi petugas
Meja 3 (Vaksinasi)• Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip
penyuntikan aman• Petugas melakukan scan barcode atau mencatat merek/jenis, nomor
batch dan nomor serial vaksin yang diberikan kepada sasaran, tulis
pada memo dan berikan pada sasaran. Memo diberikan saaran kpd
petugas meja 4
Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare.
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI hasil observasi diinput ke Pcare ”Pulang Sehat” atau ”Pulang KIPI”
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi
ALUR PELAYANAN VAKSINASI COVID-19
P Care
Meja 1B • Sasaran menunjukan KTP, Kartu Keluarga, surat keterangan bekerja dan/atau
dokumen lainnya
• Petugas melakukan registrasi atau perubahan data sasaran menggunakan
aplikasi Pcare Vaksinasi
• Sasaran dan petugas menandatangani formulir pernyataan.
• Jika data sudah sesuai dan masuk dalam aplikasi PCARE, sasaran kembali ke
meja 1A.
KOORDINASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
1. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tingkat provinsi dikoordinasikan oleh Gubernur, sedangkan di tingkat kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Bupati/Wali Kota.
2. Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 perlu melakukan kerja sama dengan badan usaha milik negara/daerah atau badan usaha swasta, organisasi profesi/kemasyarakatan, Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pihak terkait lainnya. Upaya kerja sama yang dilakukan meliputi:
a. dukungan penyediaan tenaga kesehatan;
b. tempat vaksinasi COVID-19;
c. keamanan;
d. sosialisasi dan penggerakan masyarakat;
e. dukungan penyediaan tenaga non kesehatan; dan
f. pengelolaan limbah medis.
3. Agar kerja sama dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan Tim Pelaksana mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas. Tim ini harus melibatkan seluruh lintas program di lingkungan sektor kesehatan serta lintas sektor terkait.
Penyediaan tempat layanan vaksinasi COVID-19 juga melibatkan sektor swasta, sebagai bagian dari Public Private Mix (PPM)
Public Private Mix (PPM) Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
TNI, POLRIJaringan Pelayanan Imunisasi
Dinkes Prov
RS Swasta RS Pemerintah
RS Pemerintah
Klinik
Dinkes Kab/Kota:
MONITORING DAN EVALUASI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN
PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI
PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PELAYANAN VAKSINASI COVID-19 DENGAN PCARE VAKSINASI
• Terpisah daripencatatan danpelaporan imunisasirutin
• dilakukan secaraelektronik melaluiaplikasi PcareVaksinasi
• Online, dilakukansaat pelayananberlangsung (real-time)
• Apabila tidak memungkinkan menginput data hasil layanan secara
daring (online) pada saat pelayanan berlangsung, pencatatan
dilakukan secara manual menggunakan format standar yang
kemudian ditandatangani oleh pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan. Data kemudian diinput ke dalam sistem PCare di hari
yang sama apabila sudah tersedia jaringan internet.
• Apabila dilakukan input kembali ke sistem PCare di hari yang berbeda
maka dilakukan pada fitur Pencatatan Pelayanan Vaksin Manual pada
aplikasi PCare Vaksinasi.
• Sebagai langkah antisipasi, semua hasil pelayanan vaksinasi tetap
dilaporkan manual secara berjenjang menggunakan format rekap
standar. Pelaporan manual tersebut disampaikan kepada
Kementerian Kesehatan c.q Subdit Imunisasi secara berjenjang
setiap hari paling lambat pukul 16.00 WIB.
PENCATATAN DANPELAPORAN LOGISTIK
Monitoring logistikmenggunakan Bio
Tracking Biofarma
dan SMILE (Sistem
Monitoring Imunisasi
Logistik secara
Elektronik)
• Bila tidak memungkinkan dilakukan pencatatan secara elektronik maka dapat
digunakan secara manual menggunakan format standar yang kemudian dicatat
dan dilaporkan secara elektronik apabila telah mendapatkan jaringan selular
(GSM).
• Sebagai langkah antisipasi, semua hasil pelayanan vaksinasi tetap dilaporkan
manual secara berjenjang menggunakan format rekap standar. Pelaporan
manual tersebut disampaikan kepada Kementerian Kesehatan c.q Subdit
Imunisasi secara berjenjang setiap hari paling lambat pukul 16.00 WIB.
PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN
Sebelumpelaksanaan
Saat pelaksanaanSesudah
pelaksanaan
“COVID-19
vaccine
introduction
readiness
assessment tool”
1. Monitoring
cakupan
2. Monitoring
kualitas
pelayanan
3. Pemantauan
dan
Penanggulangan KIPI
1. Penilaian cepat
cakupan melalui
survei daring
2. Monitoring vaksin dan logistik lain
3. Evaluasi dampak
melalui surveilans
COVID-19
ALUR DAN KURUN WAKTU PELAPORAN KIPI
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja
KIPI
24 jam dari saat penemuan kasus
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan
kasus
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
Alur Pelaporan danKajian KIPI
• Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menetapkan petugas penanggung jawab surveilans KIPI yang dapat dihubungi apabila ada laporan KIPI dari penerima vaksin, masyarakat, kader atau pihak lain serta melakukan pencatatan dan pelaporan KIPI.
• Selanjutnya, setiap fasilitas pelayanan kesehatan akan melaporkan KIPI melalui laman web Keamanan Vaksin (www.keamananvaksin.kemkes.go.id), secara otomatis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi akan menerima laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan pelapor. Apabila kasus merupakan KIPI serius maka segera dilakukan investigasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi. Hasil investigasi juga dilaporkan melalui laman web Keamanan Vaksin, secara otomatis Pokja maupun Komda PP KIPI akan menerima laporan tersebut.
• Untuk dugaan KIPI serius, maka dilakukan kajian KIPI oleh Pokja PP KIPI Kabupaten/Kota atau Komda PP KIPI Provinsi setelah investigasi selesai dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi termasuk Balai Besar POM Provinsi. Komnas PP KIPI akan melakukan tanggapan ketika sudah dilakukan kajian oleh Pokja PP KIPI Kabupaten/Kota atau Komda PP KIPI Provinsi.
• Pencatatan dan pelaporan KIPI dilakukan melalui website keamanan vaksin secara manual. Apabila tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan secara manual menggunakan format standar yang dapat diunduh pada tautan bit.ly/LampiranJuknisVC19. Laporan segera dikirim secara berjenjang kepada Kementerian Kesehatan cq. Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau melalui WA grup Komda KIPI – Focal Point, email: komnasppkipi@gmail.com dan data_imunisasi@yahoo.com.
STRATEGI KOMUNIKASI VAKSINASI COVID-19
1. Berdasarkan data dan fakta
2. Berorientasi hasil
3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagaiinstrumen yang efektif untuk mempengaruhi perilakuseseorang
PENDEKATAN
STRATEGI KOMUNIKASI
Agar memastikan sasaran atau target vaksinasi:
1. Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika tidak mendapatkanvaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)
2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan vaksinasi di wilayahnya (jumlahkunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)
4. Termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan lengkap
PENTINGNYA
STRATEGI KOMUNIKASI
COVID-
19
STRATEGI KOMUNIKASI
PASTIKAN FASKES DAN PELAKSANAAN VAKSINASI SESUAI SOP, PENANGGULAN KIPI SECARA CEPAT DAN TEPAT MELALUI KOORDINASI DENGAN KOMNAS DAN KOMDA PP KIPI
KESIMPULAN
1. Kementerian Kesehatan telah
menyiapkan Peraturan, SDM,
administrasi, logistik, jaringan
fasyankes dan sistem monev untuk
pelaksanaan vaksinasi covid-19
2. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan
sesuai petunjuk teknis
3. Vaksinasi saat ini sudah mulai
dilaksanakan namun penerapan
protokol kesehatan tetap menjadi hal
utama yang perlu dilakukan oleh
seluruh masyarakat termasuk tenaga
kesehatan.
TERIMA KASIH