Post on 21-Jun-2015
KEBIJAKAN PENGENDALIAN DAN KEWASPADAAN PANDEMI FLU H1N1 DI JAWA TENGAH
Oleh :Dr. HARTANTO,M.Med. Sc.KEPALA DINAS KESEHATANPROVINSI JAWA TENGAH
disampaikan pada
“Seminar Nasional Pencegahan Penyebaran Flu Babi (H1N1)”
Semarang, 19 Mei 2009
• Flu Babi adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1, tetapi yang belakangan ini banyak ditemukan adalah jenis H1N1.
• Pandemi flu Spanyol, yang dimulai tahun 1819 yang disebabkan oleh virus H1N1, menewaskan jutaan orang
INFLUENZA A (H1N1)
BERITA TERKINI (17 Mei 2009)
• WHO menyatakan Semua Negara Akan terjangkit Flu H1N1.
• Kasus Flu H1N1 di dunia ada 8451 kasus dengan Kematian 74 (setelah dikonfirmasi dari 152 kasus yg dilaporkan sebelumnya).
• Dengan jumlah negara terjangkit 36. • Negara Tetangga Singapura 1 kasus dan
Malaysia 2 kasus konfirmasi.
• mengatakan kasus kematian yang terjadi ini menyebabkan "keadaan darurat kesehatan masyarakat yang mengkhawatirkan dunia internasional" (PHEIC) dan semua negara harus bekerjasama dalam memperketat pengawasan.
• Saat muncul jenis baru flu yang memiliki kemampuan menyebar dari manusia ke manusia pihak berwenang mengawasi dengan seksama untuk melihat apakah memiliki potensi menyebabkan pandemi.
• Saat ini, WHO mengatakan dunia hampir mendekati situasi pandemi flu dibandingkan tahun-tahun sejak 1968 - tingkat ancamannya adalah skala 5 dari skala enam.
FASE – FASE PANDEMI INFLUENZA
FASE INTER PANDEMI
Infeksi pada binatang dengan risiko penularan rendah pada manusia 1
Infeksi pada binatang dengan risiko penularan tinggi pada manusia
2
WASPADA PANDEMI
Infeksi pada manusia namun tidak ada penularan antar manusia kalaupun ada penularannya sangat terbatas,misal antar anggota keluarga yang mempunyai hubungan dara
3
Infeksi pada manusia dengan bukti penularan antar manusia yang terbatas (kelompok kecil)
4
Infeksi pada manusia dengan penularan antar manusia dalam kelompok yang semakin meluas.
5
FASE PANDEMI Pandemi (penularan antar manusia sudah efisien dan berkelanjutan). 6
• Jawa Tengah : - Satu orang TKI pulang dari Singapura lewat bandara Adi
Sumarmo (Solo) dicurigai lewat Thermo Scaner suhu > 38, Curiga Suspek Flu H1N1 dg hasil lab negatif/infeksi lain.
- Ahmad Solikin (23 th) warga Kab. Batang, pulang dari pulau Batam dirawat RS Pekalongan dan Meninggal (berita sudah menyebar internet, wartawan) Hasil/Diagnosa Malaria & Typoid.
• Jawa Barat : Suspek Flu Babi setalah dikonfirmasi laboratorium hasilnya Negatif
• Jawa Timur : Suspek Flu Babi hasil lab negatif.
• Bali : Waratawan di karantina karena dicurigai Flu Babi Hasil lab negatif.
PENYEBARAN SUSPEK FLU H1N1 DI INDONESIA
DINDAKAN KEWASPADAAN MENGHADAPI SWINE FLU
(MENKES : 290/Menkes/IV/2009 – Tgl. 28-4-2009)Kepada Gubernur, mengambil langkah antisipasi :
• KKP : - screening, health alert card.– Pemeriksaan, dikarantina, dirawat di RS
• Dinkes Provinsi dan Kab/Kota: surveilans intensif, mengkoordinir yankes, informasi ke masyarakat.
• Rumah Sakit : menyiapkan tenaga, ruangan standar, menyiapkan obat dan labkes.
• Balabkes, BTKLPPM, labkes regional :membantu pelaksanan surveilans ILI dan pneumonia
• Koordinasi Linpro dan linsek • Laporan kepada National Focal Point IHR : Posko
KLB• Rujukan klinis : SE Dirjen P2PL No.
PM.01.01/D/I.4/1221/2009
ENAM LANGKAH DEPKESDALAM KESIAPSIAGAAN FLU H1N1
Dirjen P2PL Depkes
1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini berbagai sumber.
2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan.
3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini4. Melakukan rakor dengan para Kepala Kantor Pelabuhan
(KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan.
5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen
6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
SURAT EDARAN DARI DITJEN P2PLNo. PM.01.01/D/I.4/1221/2009
• Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari negara-negara yang sedang berjangkit.
• Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi)
• Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL dengan no. Tlp. (021) 4257125.
SURAT EDARAN ………
• Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang dimungkinkan.
• Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral serta menyebarluaskan informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.
ANTISIPASI FLU BABIMendagri : 360/1449/SJ Tgl. 28 April 2009
• Pengendalian lalu lintas ternak dan manusia• Pemeriksaan intensif lintas batas• Menjauhkan hewan ternak dari pemukiman• Pro aktif mendeteksi kejadian hewan ternak mati
mendadak• Kegiatan surveilance secara aktif danterpadu• Melakukan koordinasi• Mempersipkan rumah sakit
ANTISIPASI ……..
• Mempersiapkan obat tamiflu• Mengadakan simulasi pandemi• Mengadakan pelatihan• Mengaktifkan jaringan untuk melakukan
surveilance• Memanfaatkan termografik• Meningkatkan jaringan kesehatan dan
laboratorium• Meningkatkan intensitas karantina hewan• Kampanye dan komunikasi kepada masyarakt
Kerangka Rencana Strategis
STRATEGI PENGENDALIAN
FLU BURUNG (SWINE INFLUENZA)
STRATEGI KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPIPANDEMI INFLUENZA
TUJUAN BERSAMA (COMMON OBJECTIVES)
1. Mencegah perkembangan flu H1N1 ke tahap berikutnya. Tahap 5 == Tahap 6 2, Penanganan sebaik-baiknya
suspek/pasien/korban flu H1N1.3, Meminimalkan kerugian akibat
perkembangan flu H1N1.4, Pengelolaan pengendalian flu H1N1
secara berkelanjutan,5, Mengefektifkan kesiapsiagaan
menghadapi pandemi influenza6, Mengembangkan jejaring lokal, nasional
dan internasional
KEWASPADAAN “H1N1” JATENGGubernur kepada Walikota
No. 440/16395 Tgl. 12 Mei 2009
• Menugaskan SKPD terkait utk koordinasi• Sosialisasi yang efektif dan pencegahannya• Pengawasan lalu lintas dan intensif kebersihan
peternakan• Menyiapkan RS dan Lab. Klinik rujukan• Menyiapkan Tamiflu dan masker di RS dan
Puskesmas• Menyiapkan Body Cleaner Disinfectans dan Thermal
Scanner, karantina• Meningkatkan PHBS dan etika batuk• Posko KLB jika diperlukan• Lapor dan melakukan penanganan cepat
STRATEGI PENGENDALIAN FLU H1N1
1. Strategi surveilans (KOORDINASI KKP/LS/LP).2. Strategi perlindungan kelompok risiko tinggi
(TKI/TKW/JAMAAH HAJI/WISMAN/WISNU).3. Strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KOORDINASI DEPKES, DEPTAN, INSTANSI TERKAIT).
4. Strategi Managemen kasus dan Pengendalian Infeksi di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK).
5. Peningkatan Studi / Penelitian Kesehatan.6. Pernyataan Pandemi Flu H1N1.
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEWASPADAAN PANDEMI FLU H1N1
1. Penguatan Surveilans epidemiologi pada Manusia.
2. Penatalaksanaan Suspek/Kasus pada Manusia
3. Perlindungan Kelompok Risiko Tinggi4. KIE5. Penguatan Dukungan Peraturan6. Peningkatan Kapasitas7. Penelitian Kaji Tindak8. Monitoring & Evaluasi
Penjelansan 1: PENGUATAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PADA MANUSIA
1) Early Detektion & Investigation terdiri dari :• Pengamatan dokumen secara kontinue
adanya penularan influenza dari manusia ke manusia oleh Nakes. Jika ada peningkatan => Potensial risiko pandemi. Rekomendasi risiko pandemi
• Surveilans Aktiv• Laporan secara berjenjang (Kab-Prov-Pusat-
WHO)2) Penilaian Secara menyeluruh ( Comperhensive
Assesment)3) Monitoring
KKP
POSKO Dinkes prov TILP 024 3580713 024 3583370 08156576554
Dinkes Kab/Kt
RSU Kb/Kt
RSUPUSKSWASTA
SERVER
UPK
DEPKES
I. Kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
• Melaksanakan Surveilans penyakit Flu H1N1 khususnya di Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Pos Lintas Batas Darat.
• Mengidentifikasi Kasus suspek yang datang dari negara terjangkit
• Melakukan rujukan Kasus suspek Mencegah penyebaran penyakit melalui Bandar Udara, Pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat.
Sasaran:
• Seluruh Penumpang dan awak Pesawat, Kapal Laut dan angkutan darat yang datang dari daerah terjangkit
• Operator darat pesawat, kapal laut dan kapal ferry lintas Negara.
• Otoritas bandara, pelabuhan laut dan pos lintas batas darat
Langkah-langkah kegiatan:
– Memberikan penjelasan kepada penumpang bahwa Indonesia telah memberlakukan kewaspadaan terhadap flu H1N1
– Semua Penumpang termasuk awak (crew) pesawat yang datang dari Negara/wilayah terjangkit Flu H1N1 diberikan dan dijelaskan cara pengisian Health Alert Card oleh crew
– Semua Penumpang termasuk awak (crew) harus melalui pemeriksaan suhu
– Memeriksa semua penumpang dan awak bus secara visual dan bila diperlukan dilakukan pemeriksaan fisik.
Bila ditemukan penderita suspek Flu H1N1 maka dilakukan :
Segera Merujuk penderita ke RS Rujukan dan melaporkan ke Posko KLB Ditjen PP&PL
Melakukan identifikasi terhadap penumpang yang kontak dengan kasus dan menyampaikan bila ada keluhan panas, batuk, pilek segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat
Thermo Scanner
Rujuk Rumah Sakit
Body Clean Karantina
ALUR DETEKSI & PENANGANAN PHEIC
DI - RING I (KEJADIAN DALAM NEGERI
DAN DETEKSI &PENANGANAN PHEIC DI
PINTU MASUK (PELAKU PERJALANAN DARI LUAR NEGERI)
Surveilans di Unit Pelayanan Kesehatan Pra Rujukan/Rujukan
UPK Pra Rujukan
RS RUJUKAN
Rawat IsolasiOseltamivir
UPK Pra Rujukan
Suspek Flu H1N1
ya
Rawat Jalan /RAwat Inap
tdk
Surveilans di Mayarakat
Pendatang dari Negara Terjangkit (Wisman/Wisnu/TKI/TKW/Haji)
RS RUJUKAN
Rawat IsolasiOseltamivir
Surveilans Migrasi Koord UPK/Nakes/Desa
Pendatang dari Negara Terjangkit (Wisman/Wisnu/TKI/TKW/Haji)
yatdk
Rawat Jalan /RAwat Inap
Penjelasan 2 : PENATALAKSANAAN KASUS PADA MANUSIA
1. Menangani Suspek ke RS Rujukan (Isolasi), Orang terpapar di Karantina
2. Menyediakan RS rujukan Flu Burung/Flu H1N1 pada manusia :a)RS. Dr. Kariadi, Semarangb)RS. Dr. Muwardi, Surakartac)RS. Kendald)RS. Banyumase)RSU Kudusf)RRSU Dr. H RM Soeselo Wg)RSU Pekalonganh)RSU Tidar i) RSU Prof. Dr. Margono Soekarjoj) RSU Dr Suraji Tirtonegoro
Penjelasan 2 : PENATALAKSANAAN ……
2. Menyediakan Laboratorium FB :
a) Lab. Mikrobiologi FK. Undip, Semarang
b) Lab. RS. Dr. Kariadi, Semarang
c) Lab. RS. Dr. Muwardi
d) Labkesda Jawa Tengah
3. Distribusi Tamiflu ( obat anti virus ) di : Dinkes kab/Kota. Masing-2 Kab/Kota : 5.000 tb, Stok di Prov : 70.200 tb.
4. Dinstribusi APD untuk RS Rujukan
Persiapan Rumah Sakitdalam menghadapi Pandemi :
Adanya pedoman dalam menghadapi Pandemi Influenza
Dukungan Management Kesiapan SDMSarana dan PrasaranaPeralatan medik
Pedoman penanganan Flu Meksiko
Pedoman penatalaksanaan Flu burung di rumah Sakit, ini dapat digunakan untuk flu meksiko tahun 2006
Revisi Pedoman penatalaksanaan Flu Burung di rumah sakit yang akan jadi pada bulan Juli 2009
Pedoman Kesiapsiagaan dalam menghadapi Episenter pandemi Influenza
Kesiapan sumber daya Manusia di RS
• Telah dilakukan pelatihan bagi dokter dan perawat RS Rujukan oleh pelatih tim expert tatalaksana FB di RS
• Materi pelatihan :1. Epidemiologi FB didunia2. Kebijakan Depkes dalam kesiap siagaan
menghadapi PI3. Manajemen Limbah
4. Prosedur Administrasi5. PPI pada pasien FB6. Pengambilan & pengiriman sampel7. Patofisiologi & Diagnosis FB8. Penatalaksanaan Keperawatan pada pasien FB9. Pemulasaraan Jenazah FB
Kesiapan ……
10. Diagnosis & penatalaksanaan FB di UGD & indikasi perawatan di R.Isolasi
11. Diagnosis & penatalaksanaan Pneumonia komuniti12. Diagnosis & penatalaksanaan Pneumonia RS (HAP)13. Pertimbangan penatalaksanaan FB pd anak14. Tindakan invasif paru pada FB15. Cara pengambilan & pengiriman spesimen16. Gambaran Ro pada pasien FB17. Cara pengambilan & pengiriman AGD 18. Dasar ventilasi mekanik & pengawasan
hemodinamika
Dukungan managemen RS
• Setiap Rumah sakit Rujukan mempunyai Tim FB dibawah Koordinator Tim Disaster RS yang dapat melaksanakan kegiatan perawatan penyakit H1N1
• Tim FB terdiri atas :
1. Dokter Spesialis Paru/ penyakit dalam
2. Dokter Spesialis Anak
3. Dokter Ahli Anasthesi/ Penata Anasthesi
4. Dokter Radiologi/ Penata Radiologi
5. Dokter Pathologi klinik/ Penata laboratorium
6. Perawat Isolasi
7. Perawat ICU
8. Humas
Pembiayaan • Pembiayaan pasien Flu Meksiko menjadi tanggung jawab bersama antara, sama seperti Flu burung. - Pemerintah Pusat (Depkes) - Pemerintah Daerah ( Instruksi Presiden RI No 1 tahun 2007) Prosedur pembiayaan ini terdapat dalam SK
MenKes No.756/MENKES/SK/IX/2006 tanggal 20 September 2006 tentang Pembebasan Biaya Pasien Penderita Flu Burung.Ini berlaku juga untuk Flu Meksiko
– Biaya Administrasi;– Biaya Pelayanan dan
Perawatan di UGD, Ruang Isolasi, Ruang ICU dan Jasa dokter;
– Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi);
– Obat–obatan dan bahan habis pakai;
– Biaya rujukan; dan– Pemulasaran Jenazah (peti
jenazah, transportasi dan penguburan).
PEMBIAYAANSURAT KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :
756/MENKES/SK/IX/2006 TENTANG PEMBEBASAN
BIAYA PASIEN PENDERITA FLU
BURUNG
Straregi 3 : PERLINDUNGAN KELOMPOK RESIKO TINGGI
TELAH DIDISTRIBUSIKAN APD DI RS DAN DINKES KAB/KOTA
KELOMPOK RISIKO TINGGI FLU H1N1
• Orang yg berasal dari negara terjangkit• TKI• Pekerja peternakan/pemroses Babi• Pekerja Laboratorium• Pengunjung peternakan Babi• Kontak dengan pasien flu H1N1.• Masyarakat yang mengkonsumsi daging babi
yang dimasak tidak sempurna ???
Penjelasan 4: EDUKASI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
Surat Edaran Kewaspadaan Flu H1N1 dari Gubernur dan Dikes Prov pada:
1.Bupati/Walikota2.Kepala Dinas Kesehatan/Kota 3.Kepala Dinas Peternakan4.Rumah Sakit Pra Rujukan/Rujukan
Penjelasan 5 : PENGUATAN DUKUNGAN PERATURAN
1) Surat Edaran Kewaspadaan Dirjen P2PL
2) SE Gubernur ( Surveilas Flu Babi).
3) SE Kepala Dinas Provinsi
4) SE Kab/Kota
Penjelasan 6: PENINGKATAN KAPASITAS
Telah dilakukan sosialisasi di 35 Kab/Kota bagi :
• RS Rujukan• Laboratorium Rujukan (dr Purwanto dilatih
di Jakarta)
PANDEMITIDAK AKAN TERJADI