Kation-Anion

Post on 15-Oct-2015

58 views 1 download

description

Laporan Praktikum Kimia Analisis

Transcript of Kation-Anion

  • 9

    BAB II

    ANALISIS KATION-ANION

    2.1. Tujuan percobaan

    - Menentukan jenis kation pada sampel/garam.

    - Menentukan jenis anion pada sampel/garam.

    2.2. Tinjauan Pustaka

    Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion yang

    bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia

    tertarik menuju anode. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron,

    disebut kation, karena tertarik ke katode. Proses pembentukan ion disebut ionisasi.

    Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan n+

    atau n-

    , dimana n adalah

    jumlah elektron yang hilang atau diperoleh. [47]

    Klasifikasi jenis-jenis anion dan kation jika dilihat dari atom atau unsur yang

    menyusunnya anion dan kation bisa dibedakan menjadi 2 yaitu:

    - Anion dan kation monoatomik, yaitu ionnya terbentuk dari suatu unsur saja,

    misalnya kation K+ atau anion Cl

    -.

    - Anion dan kation poliatomik, yaitu ionnya terbentuk dari beberapa unsur atau atom,

    misalnya anion SO42-

    atau kation NH4+.

    [45]

    Kation dibedakan atas lima golongan, atas dasar reaksinya terhadap pereaksi

    golongan. Kation golongan I adalah ion-ion yang garam kloridanya tidak larut dalam

    larutan asam. Pereaksi yang digunakan adalah HCl sehingga golongan I disebut juga

    golongan asam klorida. Kation golongan II disebut juga golongan hidrogen sulfida atau

    golongan tembaga timah karena kation golongan ini membentuk endapan dengan

    hidrogen sulfida dalam suasana asam encer. Kation golongan III semuanya diendapkan

    oleh hidrogen sulfida dalam buffer amoniak-amonium klorida. Golongan ini disebut

    juga golongan hidrogen sulfida. Golongan IV merupakan kation yang mengendap

    dengan karbonat dalam suasana buffer amonium klorida-amoniak. Golongan terakhir

    adalah golongan V yang tidak membentuk endapan dengan pereaksi-pereaksi golongan

    sebelumnya.

    Langkah dalam analisis kation acara umum dapat dikategorikan dalam dua

    tahap. Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa, dengan menggunakan

    pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan mengandung kation-

    kation dalam satu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya biasanya cukup

    dilakukan dengan teknik sentrifugasi yang diteruskan dengan dekantasi. Kemudian

    pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.

    Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu

    kelompok dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilakukan secara hati-hati

    untuk mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia.

  • 10

    Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu

    atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.

    Pemisahan kation-kation dalam golongan:

    a. Kation golongan I

    Kation golongan I terdiri dari tiga ion logam yang garam klridanya tidak larut

    dalam larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah

    asam klorida, HCl sehingga golongan I kadang disebut golongan asam klorida,

    golongan klorida, atau golongan perak. Dalam suasana asam, klorida dari kation

    golongan lain larut. Yang termasuk kation golongan I adalah sebagai berikut:

    - Kation Raksa (I) Hg22+

    Ion raksa tak berwarna, memiliki keunikan adanya ikatan kovalen logam-

    logam yang ditemukan dalam sejumlah senyawa padatan. Dalam keadaan larutan,

    keberadaan ion raksa terbatas pada rentang pH 3 sampai 4.

    Reaksi penting dalam proses pemisahan dan identifikasi Hg22+

    . Pengendapan golongan:

    Hg22+

    +2 Cl-

    Hg2Cl2(s) (2.2.1)

    - Kation Timbal (II) Pb2+

    Senyawa dari timbal (II) dan timbal (IV) diketahui dalam fase padatan, tetapi

    hanya senyawa timbal (II) yang diketahui dalam keadaan larutan.

    Reaksi penting untuk proses pemisahan dan identifikasi dari Pb2+

    . Pengendapan

    golongan:

    PbCl2(s) Pb2+

    + 2Cl- (2.2.2)

    - Kation Perak (I) Ag+

    Selain kation perak (I) juga terdapat kation perak (II) dan perak (III), namun

    perak (II) dan perak (III) merupakan oksidator yang sangat kuat, tak stabil dan

    cenderung tereduksi menjadi perak (I). Kation perak (I) mudah tereduksi dalam suasana

    asam.

    Ag+ + e

    - Ag E

    0 = 0,799V (2.2.3)

    Reaksi penting untuk pemisahan dari identifikasi dari Ag+. Pengendapan golongan:

    Ag+ + Cl

    - AgCl(s) (2.2.4)

    b. Kation golongan II

    Sulfida dari kation golongan II merupakan endapan yang dihasilkan dari

    penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25 0,30M) kedalam

    larutan sampel. Golongan II sering juga disebut asam hidrogen sulfida atau golongan

    tembaga-timah. Walaupun tidak dimasukkan dalam skema pemisahan, karena bersifat

    sangat beracun, arsen dan bismut juga termasuk dalam golongan ini. Yang termasuk

    kation golongan II adalah sebagai berikut:

    - Ion Raksa (II) Hg2+

    Sebagian besar senyawa raksa (II) cenderung berkaitan secara kovalen

    dibandingkan ionik. Ion raksa (II) hanya terdapat pada sedikit senyawa, seperti

    perklorat, nitrat atau larutan dari kedua senyawa ini. Dalam larutan air, raksa (II)

    cenderung bereaksi dengan air atau membentuk kompleks.

  • 11

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Hg2+

    . Reaksi pengendapan

    golongan:

    Hg2+

    + H2S(aq) HgS(s) + 2H+

    (2.2.5)

    - Ion Timbal (II) Pb2+

    Sifat-sifat ion timbal (II) telah dibicarakan pada pembahasan golongan I,

    sehingga untuk kajian ion timbal (II), pada golongan II hanya dibahas tentang reaksi-

    reaksi pentingnya.

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Pb2+

    . Reaksi pengendapan

    golongan:

    Pb2+

    + H2S(aq) PbS(aq) + 2H+ (2.2.6)

    - Ion Tembaga (III) Cu2+

    Tembaga (I), tembaga (II), dan tembaga (III) semuanya dapat diketahui dalam

    keadaan padatan. Tembaga (III) sangat jarang dan tidak stabil, karena bersifat sebagai

    oksidator kuat yang mampu direduksi oleh air. Jenis ion yang umum ada dalam keadaan

    laturan adalah tembaga (II)

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Cu2+

    . Pengendapan golongan:

    Cu+ + H2S(aq) CuS(s) + 2H

    + (2.2.7)

    - Ion Timah (II) dan Ion Timah (IV)

    Ion Timah (II) dan Ion Timah (IV) adalah bentuk umum yang terdapat dalam

    keadaan larutan. Kedua tingkat oksidasi ion timah dihubungkan dengan unsur timah

    berdasarkan potensial standardnya sebagai berikut:

    Pada suasana asam:

    Sn2+

    + 2e- Sn (2.2.8)

    Sn4+

    + 2e- Sn (2.2.9)

    Pada suasana basa:

    [Sn(OH)4]2-

    Sn + 4OH-

    (2.2.10)

    [Sn(OH)6]2-

    [Sn(OH)4]2-

    + 2OH- (2.2.11)

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Sn2+

    dan Sn4+

    :

    Sn2+

    + H2O2(aq) + 2H-

    Sn4+

    + 2H2O(l) (2.2.12)

    Sn4+

    + 2H2S(aq) SnS2(s) + 4H+ (2.2.13)

    - Ion Antimon (III) Sb3+, SbO+

    Diketahui adan antimon (III) dan antimon (V), tetapi antimon (V) merupakan

    oksidator kuat dalam air, kecuali dalam bentuk kompleksnya. Sb3+

    dalam air bereaksi

    dengan pelarut menghasilkan ion oksoantimon (III), SbO+:

    Sb3+

    + H2O(l) SbO+ + 2H

    + (2.2.14)

    Reaksi penting dalam pemisahan dan identifikasi Sb3+

    . Reaksi pengendapan golongan:

    Sb3+

    + H2S(aq) Sb2S3(s) + 6H+

    (2.2.15)

    c. Kation Golongan III

    Ion-ion dari kation golongan III semuanya diendapkan oleh hidrogen sulfida

    dalam buffer amoniakamonuim klorida. Golongan ini golongan hidrogen sulfida basa

    atau golongan alumuniumbesi. Sulfida yang tak dapat diendapkan pada golngan II

    akan terlihat pada golongan III.

  • 12

    - Ion Seng (II) Zn2+

    Seng memiliki tingkat oksidasi +2

    dalam semua senyawanya. Unsurnya

    merupakan reduktor yang cukup kuat. Ikatan dalam senyawa seng lebih cenderung

    bersifat kovalen pada senyawa anhidratnya, tetapi ikatan mirip garam pada senyawa

    hidrat.

    Reaksi penting untuk pemishanan dan identifikasi dari Zn2+

    . Reaksi pengendapan

    golongan:

    Zn2+

    + 4NH3(aq) [Zn(NH3)4]2+

    (2.2.16)

    [Zn(NH3)4]2+

    + S2-

    ZnS(s) + 4NH3(aq) (2.2.17)

    - Ion Alumunium Al3+

    Pada suhu kamar dan dalam larutan, alumunium stabil sebagai Al3+

    . Senyawa

    anhidrat dari alumunium berikatan secara kovalen. Tetapi bila larut dalam air, senyawa

    alumunium tidak berwarna, sehingga hidrat dari alumunium bersifat ionik. Karena

    muatan yang besar dan ukurannya yang relatif kecil, ion alumunium bereaksi dengan

    air.

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Al3+

    . Reaksi pengendapan

    golongan:

    Al3+

    3OH-

    Al(OH)3(s) (2.2.18)

    - Ion Kromium (III) Cr3+

    Senyawa anhidrat dari kromium(III) bersifat molekuler, sedangkan senyawa

    hidratnya mirip garam, dalam keadaan larutan terdiri dari kation terhidrat. Bentuk-

    bentuk kompleks hidrat atau lainnya selalu berwarna.

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Cr3+

    . Reaksi pengendapan

    golongan:

    Cr3+

    + 4OH-

    Cr(OH)3(s) (2.2.19)

    - Ion Mangan (II) Mn2+

    Kation mangan ada dalam bentuk mangan (II) dan mangan (III). Berdasarkan

    nilai potensial standardnya dapat disimpulkan bahwa mangan (II) tahan terhadap

    oksidasi maupun reduksi, sehingga Mn2+

    adalah bentuk kation yang stabil dalam

    larutan.

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Mn2+

    . Pengendapan golongan:

    Mn2+

    + NH3(aq) + NH4+

    (2.2.20)

    - Ion Besi (II) dan Besi (III) Fe2+, Fe3+

    Kation besi dalam larutan berbentuk Fe2+

    dan Fe3+

    terhidrat, disamping dalam

    bentuk senyawanya. Senyawa besi (II) memiliki kemiripan sifat dengan senyawa

    mangan (II), kobalt (II) dan nikel (II), sedangkan senyawa besi (III) memiliki kemiripan

    sifat dengan senyawa aliminium (III) dan kromium (III).

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi Fe2+

    dan Fe3+

    . Pengendapan golongan:

    Fe2+

    + 2OH-(berlebih) Fe(OH)2(s) (2.2.21)

    Fe3+

    + 3OH-(berlebih) Fe(OH)3(s) (2.2.22)

  • 13

    - Ion Kobalt (II) Co2+

    Walaupun diketahui adanya kobalt (II) dan kobalt (III) dalam berbagai

    senyawa, hanya kobalt (II) terhidrat yang stabil dalam larutan. Adanya ligan

    pengompleks akan menyebabkan oksidasi Co2+

    menjadi Co3+

    dalam bentuk

    kompleksnya.

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Co2+

    . Pengendapan golongan:

    Co2+

    + 2OH-(berlebih) CO(OH

    )2(s) (2.2.23)

    - Ion Nikel (II) Ni2+

    Dalam larutan hanya diketahui Ni2+

    sebagai ion kation dari nikel. Ion nikel

    dengan tingkat oksidasi lebih tinggi diketahui dalam bentuk padatan oksidanya seperti

    NiO, Ni2O3, atau NiO3. Pelarutan dalam suasana basa akan menghasilkan Ni(OH)2

    sedangkan dalam suasana asam menghasilkan ion nikel.

    Reaksi penting dalam pemisahan dan identifikasi dari Ni2+

    . Pengendapan golongan:

    Ni2+

    + 2OH-(berlebih) Ni(OH)2(s) (2.2.24)

    d. Kation Golongan IV (Ca2- dan Ba2+)

    Kalsium dan barium terletak dalam satu golongan, sehingga keduanya

    memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dan sulit untuk saling dipisahkan. Karena hanya

    terdiri dari dua kation dan memiliki kemiripan sifat.

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi Ca2-

    dan Ba2+

    . Pengendapan golongan

    (M2+

    = Ba2+

    , Ca2+

    ):

    M2+

    + CO32-

    MCO3(s) (2.2.25)

    e. Kation Golongan V (Mg2+, Na+, K+, NH4+)

    Senyawa kation golongan V memiliki derajat kelarutan yang sangat tinggi,

    sehingga kadang-kadang disebut sebagai golongan larut. Untuk identifikasi kation

    golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik.

    - Ion Magnesium Mg2+

    Unsur ion magnesium merupakan salah satu anggota golongan alkali tanah,

    sehingga sifat Mg2+

    yang tidak berwarna, memiliki kemiripan dengan Ca2+

    , Ba2+

    .

    Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik dalam air. Tetapi hidroksidanya

    sedikit larut kecuali adanya ion amonium, demikian dengan karbonatnya.

    - Ion Natrium dan Kalium (Na+ dan K+)

    Kation Na+ dan K

    + diturunkan dari anggota golongan alkali (IA), sehingga

    keduanya memiliki kemiripan sifat. Keduanya berukuran cukup besar, tak berwarna dan

    dalam keadaan larutan tidak dapat direduksi menjadi logamnya. Kedua ion merupakan

    asam lemah sehingga tidak bereaksi dengan air. Keduanya tidak membentuk kompleks

    dalam larutan air. - Ion Amonium (NH4

    +)

    Ion Amonium memiliki jari-jari yang kira-kira sama dengan K- (0,143 nm) dan

    membentuk senyawa yang memiliki struktur kristal dan kelarutan yang hampir sama.

    Oleh sebab itu, menghilangkan NH4+ sebelum K

    + diidentifikasi merupakan hal yang

    penting.

  • 14

    Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi Mg2+

    dan Na+, K

    +, NH4

    +. Uji

    konfirmasi:

    NH4- + OH

    - NH3(g) + H2O(g) (2.2.26)

    Mg2+

    + NH4+ + PO4

    3- + 6H2O MgNH4PO4 . 6H2O(s) (2.2.27)

    MgNH4PO4 . 6H2O(s) + 2H+

    Mg2+

    + NH4+ + H2PO4

    - + 6H2O (2.2.28)

    Mg2+

    + Magneson I larutan biru atau danau biru (2.2.29)

    K+ + [B(C6H5)4]

    - [B(C6H5)4]

    -(s) (2.2.30)

    Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran

    ada tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.

    Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion

    tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting, karena uji spesifik

    anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion lainya. Hanya bila

    terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka

    diperlakukan langkah awal proses pemisahan.

    Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan

    dalam fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya

    dilakukan dalam keadaan larutan.

    Pemisahan anion-anion kedalam golongan:

    a. Anion golongan I

    Anion yang terurai dalam larutan asam kuat (HClO4 encer) membebaskan gas bila

    larutannya dipanaskan. Gas-gas yang dibebaskan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

    - S2- H2S (gas tak berwarna, berbau seperti telur busuk)

    - SO32-

    SO2 (gas tak berwarna, berbau seperti belerang dibakar)

    - CO32-

    CO2 (gas tak berwarna dan tak berbau)

    - NO2 NO2 + NO (gas berwarna coklat dan berbau menyengat)

    b. Anion golongan II

    Anion yang stabil dalam HClO4 encer dan mengendap sebagai garam perak:

    - S2- Ag2S (hitam)

    - I2- AgI (kuning pucat)

    - Br- AgBr (kuning-coklat)

    - Cl- AgCl (putih)

    c. Anion golongan III

    Anion yang stabil dalam HClO4 tetapi mengendap sebagai garam perak bila larutannya

    dinetralkan.

    - CO32-

    Ag2CO3 (kuning pucat)

    - NO2- AgNO2 (kuning pucat konsentrasi NO2-

    harus relatif tinggi)

    - PO43-

    Ag3PO4 (kuning)

    - CrO42-

    Ag2Cr4 (coklat kemerahan)

    - SO42-

    Ag2SO4 (putih konsentrasi SO42-

    harus relatif tinggi)

  • 15

    d. Anion golongan IV

    Anion yang stabil dalam HClO4 encer, tetapi menghasilkan garam perak yang terlarut

    dalam suasana asam atau netral

    - NO3-

    - AgSO4 sebagai endapan [6]

    Syarat-syarat pelarut yang baik:

    - Mempunyai daya pelarut tinggi pada saat suhu tinggi, dan daya pelarut semakin

    turun seiring dengan menurunnya suhu.

    - Dapat melarutkan pengotor dengan mudah walaupun dalam jumlah yang sedikit.

    - Harus dapat mengkristalkan zat yang akan dimurnikan.

    - Harus mampu menyingkirkan pengotor dari zat murni pada temperatur relatif

    rendah.[44]

  • 16

    2.3. Data Pengamatan Fisik

    2.3.1. Sampel garam I

    a. Bentuk dan roman zat (organoleptis)

    - Bentuk : sampel berbentuk serbuk kristal padat

    - Warna : berwarna putih

    - Bau : tidak berbau

    - Sifat higroskopis : tidak higroskopis

    b. Reaksi nyala api

    - Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna

    - Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna

    c. Sifat zat pada pemanasan kering

    - Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna

    - Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna

    d. Uji kelarutan

    - Kelarutan : sampel larut didalam air

    - Warna : tidak terjadi perubahan warna

    Jadi, garamnya adalah KCl.

    2.3.2. Sampel garam II

    a. Bentuk dan roman zat (organoleptis)

    - Bentuk : sampel berbentuk serbuk kristal padat

    - Warna : berwarna putih

    - Bau : tidak berbau

    - Sifat higroskopis : tidak higroskopis

    b. Reaksi nyala api

    - Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna

    - Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna

    c. Sifat zat pada pemanasan kering

    - Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna

    - Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna

    d. Uji kelarutan

    - Kelarutan : sampel larut didalam air

    - Warna : tidak terjadi perubahan warna

    Jadi, garamnya adalah NH4Cl.

  • 17

    2.4. Data Pengamatan Kimia

    Tabel 2.4.1. Data Pengamatan Kation

    No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

    1. Garam I

    - x + aquadest Lar. A

    - Lar. A + HCl Lar. B

    - Lar. B Lar. C

    - Lar. C + H2S Lar. D

    - Lar. D + aquadest Lar. E

    - Lar. E Larutan F

    - Lar. F + H2S Lar. G

    - Lar. G Larutan H

    - Lar. H + HNO3 Lar. I

    - Lar. I + NH4Cl Lar. J

    - Lar. J + NH4OH Lar. K

    - Lar. K + H2S Lar. L

    - Lar. L Lar. M

    - Lar. M + NH4OH Lar. N

    - Lar. N + (NH4)2CO3 Lar. O

    - Lar. O + H2O Lar. P

    - Lar. P + Lar. As. Pikrat Lar. Q

    Lar. A menjadi dingin

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak terjadi perubahan

    Tidak ada endapan dan

    larutan berwarna

    kuning

    Kemungkin

    an kation

    golongan V.

    Jadi, sampel

    ini termasuk

    dalam

    kation

    golongan V

    yaituK+.

    2. Garam II

    - x + aquadest Lar. A - Lar. A + NaOH Lar. B

    - Lar.B + HCl Lar. C

    Lar. A menjadi dingin

    Berbau Amoniak

    Kertas lakmus merah

    basah menjadi warna

    biru.

    Kabut putih tebal

    Kemungkin

    an kation

    golongan V.

    Jadi, sampel

    ini termasuk

    dalam

    kation

    golongan V

    yaitu NH4+.

  • 18

    Persamaan Reaksi:

    - Reaksi identifikasi garam I

    - 2K+ + H2O 2K+ + 2OH

    - + H2

    [13]

    (kalium) (air) (kalium) (hidroksida) (hidrogen)

    - 2K+ + 2HCl 2KCl + H2 (kalium) (asam klorida) (kalium klorida) (hidrogen)

    - 2KCl + H2S K2S + 2HCl

    (kalium klorida) (hidrogen sulfida) (kalium sulfida) (asam klorida)

    - K2S + 2H2O 2KOH + H2S (kalium sulfida) (air) (kalium hidroksida) (hidrogen sulfida)

    - 2KOH + H2S K2S + 2H2O [12]

    (kalium hidroksida) (hidrogen sulfida) (kalium sulfida) (air)

    - K2S + 2HNO3 2KNO3 + H2S (kalium sulfida) (asam nitrat) (kalium nitrat) (hidrogen sulfida)

    - 2KNO3 + NH4Cl 2KCl + NH4+

    + NO3-

    (kalium nitrat) (amonium klorida) (kalium klorida) (amonium) (nitrat)

    - 2KCl + 2NH4OH 2KOH + 2NH4Cl (kalium klorida) (amonium hidroksida) (kalium hidroksida) (amonium klorida)

    - 2KOH + H2S K2S + 2H2O (kalium hidroksida) (hidrogen sulfida) (kalium sulfida) (air)

    - K2S + 2NH4OH 2KOH + (NH4)2S (kalium sulfida) (amonium hidroksida) (kalium hidroksida) (amonium sulfida)

    - 2KOH + (NH4)2CO3 K2CO3 + 2NH4OH (kalium hidroksida) (amonium karbonat) (kalium karbonat) (amonium hidroksida)

    - K2CO3 + 2H2O 2KOH + H2CO3

    (kalium karbonat) (air) (kalium hidroksida) (hidrogen karbonat)

    - 2KOH + 2C6H2(NO3)3OH 2KC6H2(NO3)3O + 2H2O (kaliumhidroksida) (asam pikrat) (kalium pikrat) (air)

    - Reaksi identifikasi garam II

    - NH4+

    + 2H2O NH4OH + 2H+ [13]

    (amonium) (air) (amonium hidroksida) (hidrogen)

    - NH4OH + NaOH NH4OH + NaOH (amonium hidroksida) (natrium hidroksida) (amonium hidroksida) (natrium hidroksida)

    - NH4OH + HCl NH4Cl + H2O

    (amonium hidroksida) (asam klorida) (amonium klorida) (air)

  • 19

    Tabel 2.4.2. Data Pengamatan Anion

    No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

    1. Garam I

    - x + H2SO4 Lar. A

    - Lar. A + H2SO4(pekat) Lar. B

    - Lar. B + NH4OH

    Reaksi penegasan:

    - x + Pb(NO3)2 Lar. A

    - Lar. A + aquadest Lar. B

    Tidak ada gelembung

    Warna Putih

    Ada gelembung

    Warna putih

    Keluar asap

    Berkabut tebal

    Berwarna putih

    Endapan putih

    Larut

    Kemungkinan

    anion

    golongan II.

    Jadi, sampel

    ini termasuk

    dalam anion

    golongan II

    yaitu Cl-.

    2. Garam II

    - x + H2SO4(encer) Lar. A

    - Lar. A + H2SO4(pekat) Lar. B

    - Lar. B + NH4OH

    Reaksi penegasan:

    - x + Pb(NO3)2 Lar. A

    - Lar. A + aquadest Lar. B

    Tidak ada gelembung

    Warna Putih

    Ada gelembung

    Warna putih

    Keluar asap

    Berkabut tebal

    Berwarna putih

    Berbau amonia

    Endapan putih

    Larut

    Kemungkinan

    anion

    golongan II.

    Jadi, sampel

    ini termasuk

    dalam anion

    golongan II

    yaitu ion

    klorida atau

    Cl-.

  • 20

    Persamaan Reaksi:

    - Reaksi identifikasi garam I

    - 2Cl- + H2SO4 (klorida) (asam sulfat)

    - 2Cl- + H2SO4 2HCl + SO42- [14]

    (klorida) (asam sulfat) (asam klorida) (sulfat)

    - 2HCl + 2NH4OH 2NH4Cl + 2H2O

    (asam klorida) (amonium hidroksida) (amonium klorida) (air)

    - Reaksi penegasan garam I:

    - 2Cl- + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NO3 (klorida) (timbal (II) nitrat) (timbal (II) klorida) (nitrat)

    - PbCl2 + H2O Pb(OH)2 + HCl (timabl (II) klorida) (air) (timbal (II) hidroksida) (asam klorida)

    - Reaksi identifikasi garam II

    - 2Cl- + H2SO4encer (klorida) (asam sulfat)

    - 2Cl- + H2SO4pekat 2HCl + SO42-

    (klorida) (asam sulfat) (asam klorida) (sulfat)

    - 2HCl + 2NH4OH 2NH4Cl + 2H2O (asam klorida) (amonium hidroksida) (amonium klorida) (air)

    - Reaksi penegasan garam I:

    - 2Cl- + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NO3 (klorida) (timbal (II) nitrat) (timbal (II) klorida) (nitrat)

    - PbCl2 + H2O Pb(OH)2 + HCl (timabl (II) klorida) (air) (timbal (II) hidroksida) (asam klorida)

    2.5. Kesimpulan

    - Pada sampel garam I, kationnya adalah ion kalium atau K+, sedangkan

    anionnya adalah ion klorida atau Cl-

    - Pada sampel garam II, kationnya adalah ion amonium atau NH4+, sedangkan

    anionnya adalah ion klorida atau Cl-

    - Garam I adalah KCl. Sedangkan, garam II adalah NH4Cl