Post on 28-Feb-2018
2
Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail : BNP@bi.go.id Website : www.bi.go.id
5
RINGKASAN PERKEMBANGAN NPI TW. I-2011 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
…………………………………………………………… ……………………………………………………………
1
3
TRANSAKSI BERJALAN …………………………………………………………… 5
1. Neraca Perdagangan Barang …………………………………………………………… 5
1.1. Ekspor Barang …………………………………………………………… 6
1.2. Impor Barang …………………………………………………………… 12 2. Neraca Perdagangan Jasa …………………………………………………………… 16
3. Neraca Pendapatan …………………………………………………………… 18
4. Neraca Transfer Berjalan …………………………………………………………… 18
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL …………………………………………………………… 21
1. Investasi Langsung …………………………………………………………… 21
2. Investasi Portofolio …………………………………………………………… 22 3. Investasi Lainnya …………………………………………………………… 25
CADANGAN DEVISA …………………………………………………………… 29
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL …………………………………………………………… 31
BOKS: - Penyempurnaan Format Penyajian Statistik
Neraca Pembayaran Indonesia ……………………………………………………………
33
- Inflasi Volatile Food dan Impor Pangan ……………………………………………………………
35
DAFTAR ISI
6
DAFTAR TABEL
Hal Hal
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi
4
Tabel 14 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang 12
Tabel 2 Neraca Perdagangan Barang menurut BPM5 6
Tabel 15 Impor 10 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi
13
Tabel 3 Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor 6
Tabel 16 Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama 13 Tabel 4 Ekspor Nonmigas menurut Tujuan Utama
7
Tabel 17 Impor Bahan Penolong untuk Industri menurut
Negara Asal Utama 13
Tabel 5 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama 7
Tabel 18 Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama
14
Tabel 6 Ekspor Batubara menurut Negara Tujuan Utama 8
Tabel 19 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama
14
Tabel 7 Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama
9
Tabel 20 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi menurut Negara Asal Utama
15
Tabel 8 Ekspor Karet Olahan menurut Negara Tujuan Utama
9
Tabel 21 Impor Makanan & Minuman Diolah untuk Rumah TanggamMenurut Negara Asal Utama
15
Tabel 9 Ekspor TPT menurut Negara Tujuan Utama 10
Tabel 22 Perkembangan Impor Minyak 15
Tabel 10 Ekspor Produk Logam menurut Negara Tujuan Utama
10
Tabel 23 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia 16
Tabel 11 Ekspor Peralatan Listrik menurut Negara Tujuan Utama
11
Tabel 24 Perkembangan Hibah Noninvestasi 19
Tabel 12 Perkembangan Ekspor Minyak 12
Tabel 25 Perkembangan Sovereign Rating Indonesia 23
Tabel 13 Perkembangan Ekspor Gas 12
Tabel 26 Indikator Sustainabilitas Eksternal 31
7
DAFTAR GRAFIK
Hal
Hal
Grafik 1 Transaksi Berjalan 5
Grafik 17 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 22 Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas 5
Grafik 18 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 22
Grafik 3 Neraca Perdagangan Migas 6
Grafik 19 Perkembangan Investasi Portofolio 23 Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia 8
Grafik 20 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh
Asing 23
Grafik 5 Perkembangan Harga CPO Dunia 9
Grafik 21 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
24
Grafik 6 Perkembangan Harga Karet Dunia 9
Grafik 22 Perkembangan SBI Rate 24
Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia 16
Grafik 23 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 25
Grafik 8 Perkembangan Konsumsi BBM 16 Grafik 24 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
25
Grafik 9 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 17 Grafik 25 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 25
Grafik 10 Perkembangan Jasa Perjalanan 17 Grafik 26 Perkembangan Investasi Lainnya 26
Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan 18 Grafik 27 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 26
Grafik 12 Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja 19 Grafik 28 Perkembangan Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya
26
Grafik 13 Komposisi Penempatan TKI di Asia Pasifik 20 Grafik 29 Perkembangan PLN Sektor Publik 27
Grafik 14 Komposisi Penempatan TKI di Timur Tengah dan Afrika
20 Grafik 30 Perkembangan PLN Sektor Swasta 27
Grafik 15 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial 21 Grafik 31 Perkembangan Cadangan Devisa 29
Grafik 16 Perkembangan Investasi Langsung 21
1
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2011 mencatat surplus USD7,7 miliar. Baik transaksi berjalan
maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif terhadap surplus tersebut. Sejalan dengan itu,
jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan I 2011 bertambah menjadi USD105,7 miliar atau setara dengan 6,2
bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Tren penyusutan surplus transaksi berjalan yang terjadi sejak triwulan IV 2009 tertahan di triwulan I 2011
dengan membukukan surplus sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus USD1,1 miliar pada triwulan
IV 2010. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut lebih disebabkan oleh turunnya pembayaran pendapatan,
khususnya bunga utang, dan pembayaran jasa travel terkait berlalunya musim haji yang keduanya bersifat musiman.
Penguatan transaksi berjalan lebih lanjut terhambat oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang karena
tingginya impor minyak akibat penurunan produksi nasional dan peningkatan konsumsi BBM di tengah kenaikan
harga minyak di pasar internasional.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2011 mencatat surplus USD6,2 miliar, ditopang oleh kinerja
investasi langsung dan investasi portofolio. Investasi langsung di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan
iklim investasi yang semakin kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Sementara itu, derasnya arus
masuk investasi portofolio didorong oleh masih tingginya ekses likuiditas di pasar keuangan global dan relatif
menariknya imbal hasil investasi di dalam negeri.
RINGKASAN
3
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw. I-2011 mencatat surplus USD7,7 miliar, ditopang oleh surplus
transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial, masing-masing sebesar USD1,9 miliar dan USD6,2 miliar.
Penguatan surplus transaksi berjalan di triwulan laporan tertahan oleh tingginya transaksi impor terutama impor
produk minyak akibat produksi minyak yang menurun dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang meningkat di
tengah harga minyak di pasar internasional yang masih cenderung naik. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan
finansial terutama ditopang oleh arus masuk modal jangka panjang (PMA) dan investasi portofolio yang meningkat.
Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode naik mencapai USD105,7
miliar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw. I-2011,
antara lain:
• Harga komoditas yang masih meningkat di Tw. I-2011 serta proses perbaikan ekonomi dunia yang masih
berlangsung mendorong pertumbuhan total ekspor tetap tinggi.
• Pertumbuhan ekonomi Tw. I-2011 cukup tinggi mencapai 6,5%, yang didukung oleh pertumbuhan konsumsi
rumah tangga dan investasi yang cukup tinggi masing-masing sebesar 4,5% dan 7,3%. Perkembangan ini
mendorong berlangsungnya akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.
• Penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown), masalah offtaker proyek, dan kendala
bawah tanah (subsurface) menyebabkan produksi minyak nasional turun dari triwulan sebelumnya sebesar
0,912 juta barel per hari (bph) menjadi sebesar 0,908 juta bph pada Tw. I-2011. Penurunan produksi minyak
yang terjadi di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat.
Kenaikan volume impor minyak, disertai oleh harga minyak di pasar internasional yang juga terus naik,
memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
• Di sisi lain, terjaganya stabilitas kondisi makroekonomi Indonesia, prospek bisnis ke depan yang baik, dan imbal
hasil investasi dalam aset rupiah yang relatif menarik dibandingkan negara berkembang, mendorong arus
masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung tetap deras. Hal ini juga
berimplikasi pada apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp8.963/USD (Tw. IV-2010) menjadi
Rp8.899/USD.
PERKEMBANGAN NPI TW. I-2011 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
4
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan
Beberapa Indikator Ekonomi
2011**
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw. I
INDIKATOR EKONOMI DUNIA
Pertumbuhan Ekonomi
‐ Amerika Serikat % (y.o.y) ‐2.6 2.4 3.0 3.2 2.8 2.9 2.3
‐ Jepang % (y.o.y) ‐6.3 5.6 3.1 5.0 2.2 4.0 ‐1.0
‐ Uni Eropa % (y.o.y) ‐4.1 0.8 2.0 2.0 2.0 1.8 2.5
‐ Singapura % (y.o.y) ‐0.8 16.4 19.4 10.5 12.0 14.5 8.3
‐ China % (y.o.y) 9.1 11.9 10.3 9.6 9.8 10.3 9.7
Harga Komoditas Dunia‐ Minyak Mentah (OPEC) USD/barel 61.1 75.5 76.6 73.8 83.9 77.5 101.3‐ Batubara USD/metric ton 71.8 95.2 99.5 93.6 107.6 99.0 129.6‐ Tembaga USD/metric ton 5,149.7 7,232.4 7,027.4 7,242.8 8,636.5 7,534.8 9,642.2‐ CPO USD/ton 682.8 807.7 813.0 874.7 1,108.0 900.8 1,251.0‐ Karet cent USD/kg 214.6 345.2 381.5 360.7 459.1 386.6 602.2
Suku Bunga Internasional ¹⁾‐ Amerika Serikat % 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3‐ Jepang % 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1‐ Uni Eropa % 1.2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0‐ Singapura % 0.7 0.3 0.5 0.4 0.3 0.3 0.3‐ China % 1.8 1.8 1.8 1.8 2.0 1.8 2.3
Inflasi ²⁾‐ Amerika Serikat % (y.o.y) 2.7 2.3 1.1 1.1 1.5 1.5 2.7‐ Jepang % (y.o.y) ‐1.7 ‐1.1 ‐0.7 ‐0.6 0.0 0.0 0.0‐ Uni Eropa % (y.o.y) 0.9 1.6 1.5 1.9 2.2 2.2 2.7‐ Singapura % (y.o.y) ‐0.5 1.6 2.7 3.7 4.6 4.6 5.0‐ China % (y.o.y) 1.9 2.4 2.9 3.6 4.6 4.6 5.4
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK
PDB % (y.o.y) 4.5 5.6 6.1 5.8 6.9 6.1 6.5Inflasi IHK ²⁾ % (y.o.y) 2.8 3.4 5.1 5.8 7.0 7.0 6.7Nilai Tukar (Rp/USD) 10,395 9,263 9,118 9,001 8,963 9,084 8,899Harga Minyak Indonesia USD/barel 59.6 75.2 76.8 73.8 84.9 77.7 102.2Produksi Minyak juta barel per hari 0.949 0.954 0.965 0.950 0.912 0.945 0.908Konsumsi BBM juta barel per tahun 390.7 94.3 100.3 105.6 104.8 404.9 108.6Ekspor Gas (LNG) mmbtu 1,029.6 276.6 308.7 310.8 314.7 1,210.8 268.6Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) USD/mmbtu 7.0 7.8 7.8 7.5 8.1 7.8 10.3
BI Rate 1) % (annual) 7.1 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.8
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
‐ Transaksi Berjalan juta USD 10,628 1,938 1,412 1,208 1,096 5,654 1,926‐ Transaksi Modal dan Finansial juta USD 4,852 5,590 3,697 7,298 9,550 26,134 6,221‐ Total juta USD 15,481 7,528 5,108 8,506 10,646 31,788 8,147‐ Net Errors and Omissions juta USD ‐2,975 ‐907 312 ‐1,551 643 ‐1,503 ‐481‐ Overall Balance juta USD 12,506 6,621 5,421 6,955 11,289 30,285 7,666
‐ Cadangan Devisa 2) juta USD 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 96,207 105,709
Sumber: Bank Indonesia, CEIC, IMF, World Bank, dan berbagai sumber lain¹⁾ merupakan suku bunga kebijakan yang ditetapkan bank sentral/otoritas moneter (dihitung secara rata‐rata bulanan)
²⁾ posisi akhir bulan pada periode bersangkutan
* Angka sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia)
** Angka sangat sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia)
R Revisi (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia)
2010*KOMPONEN SATUAN 2009R
5
Transaksi berjalan Tw. I-2011 mencatat surplus
USD1,9 miliar, lebih baik dari surplus USD1,1 miliar
pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus
tersebut lebih banyak didukung oleh perbaikan
neraca perdagangan jasa dan pendapatan karena faktor
musiman terkait berlalunya musim haji dan penurunan
pembayaran bunga pinjaman luar negeri, sementara
surplus neraca perdagangan barang menyusut.
Grafik1
Transaksi Berjalan
1. Neraca Perdagangan Barang
Surplus neraca perdagangan barang pada Tw. I-
2011 turun USD0,8 miliar dibanding triwulan
sebelumnya menjadi sebesar USD8,4 miliar akibat impor
yang tumbuh 32,6%, lebih tinggi dari pertumbuhan
ekspor (30,2%, y.o.y). Penurunan kinerja neraca
perdagangan barang berasal dari lebih rendahnya
surplus neraca perdagangan barang nonmigas dan
melebarnya defisit neraca minyak. Neraca perdagangan
nonmigas pada Tw. I-2011 mencatat surplus USD8,3
miliar, lebih rendah dari surplus USD9,1 miliar pada
periode sebelumnya. Penurunan surplus ini terjadi
karena, dibandingkan triwulan sebelumnya, ekspor
nonmigas mengalami penurunan dalam jumlah yang
lebih besar daripada penurunan impor nonmigas.
Meski demikian, dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya, ekspor dan impor nonmigas
masih mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi,
masing-masing sebesar 29,7% dan 26,2%.
Grafik2
Neraca Perdagangan Nonmigas
Penyusutan surplus neraca perdagangan barang
juga disumbang oleh defisit neraca perdagangan
minyak yang melebar menjadi USD3,4 miliar pada
periode laporan dari defisit USD2,9 miliar pada triwulan
sebelumnya. Kenaikan defisit perdagangan minyak
terjadi karena peningkatan volume impor minyak akibat
turunnya produksi minyak nasional dan tingginya
konsumsi BBM, di tengah harga minyak yang
meningkat. Penurunan surplus neraca perdagangan
barang sedikit tertahan oleh neraca perdagangan gas
yang membukukan surplus USD3,5 miliar, naik 16,7%
dari triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan ini
surplus neraca perdagangan migas pada triwulan
laporan menyusut menjadi USD87 juta dibanding
surplus USD135 juta pada triwulan sebelumnya.
-8,000
-6,000
-4,000
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
Juta USD
Jasa Pendapatan Nrc. Perdagangan Trf. Berjalan Transaksi Berjalan
* Angka Sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
juta USDjuta USD
Ekspor Impor Nrc. Perdagangan (RHS)
* Angka Sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
TRANSAKSI BERJALAN
6
Grafik 3
Neraca Perdagangan Migas
Selain berdasarkan pengelompokan nonmigas-
migas, neraca perdagangan barang juga dapat dilihat
berdasarkan pengelompokan lima jenis barang berikut:
(1) barang dagangan umum, (2) barang untuk diolah,
(3) barang yang diperbaiki, (4) barang yang diperoleh di
pelabuhan oleh sarana pengangkut, dan (5) emas
nonmoneter. Berdasarkan lima kelompok barang
tersebut, penyusutan surplus neraca perdagangan
barang terjadi pada kelompok barang dagangan umum
(-17,2%) dan emas nonmoneter (-9,6%), sementara
surplus barang untuk diolah dan barang yang diperoleh
di pelabuhan oleh sarana pengangkut meningkat lebih
dari 100%. Di sisi lain, defisit barang yang diperbaiki
turun 33,3%.
Tabel 2 Neraca Perdagangan Barang menurut BPM5
1.1. Ekspor Barang
Ekspor barang pada Tw. I-2011 tercatat sebesar
USD45,7 miliar dengan kontribusi terbesar dari sektor
manufaktur (64,0%) dan pertambangan (31,8%).
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekspor
barang pada periode laporan mengalami penurunan
sekitar 0,3%. Penurunan tersebut terjadi terutama
karena pertumbuhan negatif pada ekspor produk
pertanian (-9,8%; q.t.q) dan produk manufaktur
(-2,0%; q.t.q). Sementara itu, sektor pertambangan
tumbuh positif sebesar 4,3% (q.t.q).
Lebih rendahnya kinerja ekspor barang pada
Tw. I-2011 ditengarai karena faktor musiman,
dimana pada awal tahun ekspor akan lebih rendah
dibanding bulan-bulan pada akhir tahun. Hal ini
dikonfirmasi oleh pertumbuhan ekspor tahunan yang
tetap tinggi, yaitu sebesar 30,2%, lebih tinggi dari
pertumbuhan tahunan ekspor pada triwulan
sebelumnya (27,3%).
Secara tahunan (y.o.y), ekspor produk pertanian
dan pertambangan tumbuh sebesar 17,2% dan
27,2% (y.o.y), lebih tinggi dari periode sebelumnya
sebesar 13,3% dan 17,1% (y.o.y). Sedangkan sektor
manufaktur tumbuh sebesar 32,5%, sedikit
melambat dari pertumbuhan sebelumnya sebesar
33,3%.
Tabel 3 Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor
Penurunan ekspor pada triwulan laporan
terutama terjadi pada ekspor barang nonmigas (-2,3%;
q.t.q), sementara ekspor minyak dan ekspor gas
masih meningkat masing-masing 6,9% dan 12,6%
(q.t.q).
0
400
800
1,200
1,600
2,000
2,400
2,800
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
juta USDjuta USD
Ekspor Impor Nrc. Perdagangan migas (RHS)
* Angka Sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
2011**Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw.I
Barang Dagangan Umum 6,995 6,143 7,430 8,881 29,449 7,350 -17.2 5.1
Barang untuk Diolah -313 147 -80 29 -216 605 1,988.5 -293.4
Barang yang Diperbaiki -30 -32 -46 -51 -159 -34 -33.4 12.1
Barang yg diperoleh di pelabuhan 126 177 113 122 538 257 110.2 104.2
Emas Nonmoneter 176 412 176 251 1,016 227 -9.7 28.7Neraca Perdagangan Barang 6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 8,404 -9.0 20.8* Angka sementara** Angka sangat sementara
y.o.y
Nilai Pertumb. Tw. I-2011**
2010* q.t.q
2011** 2011** 2011**Tw.I Tw.IV Tw.I Tw.IV Total Tw.I
Produk Pertanian 3.2 2.8 1.4 -9.8 13.3 14.8 17.2Produk Manufaktur (termasuk migas) 63.9 64.0 18.4 -2.0 33.3 33.3 32.5Produk Pertambangan (termasuk migas) 31.5 31.8 10.3 4.3 17.1 31.8 27.2Barang Lainnya (termasuk minyak) 1.5 1.4 31.3 1.4 34.6 31.7 31.9Total Ekspor 100.0 100.0 15.4 -0.3 27.3 32.1 30.2a.l. Minyak 9.9 10.6 21.3 6.9 24.2 45.4 36.6 Gas 8.2 8.5 7.4 12.6 7.5 32.0 28.1* Angka sementara** Angka sangat sementara
Pangsa (%) Pertumb. y.o.y (%)
Pertumb. q.t.q (%)
2010*20102010*
7
Di sisi nonmigas, penurunan ekspor dibanding
periode sebelumnya terjadi pada ekspor ke
beberapa negara tujuan utama, seperti Uni
Eropa, Jepang, dan China yang memiliki pangsa
cukup besar. Pertumbuhan negatif terjadi pada kinerja
ekspor ke tiga tujuan tersebut masing-masing
sebesar 1,0%, 3,1%, dan 23,5%. Di sisi lain, ekspor
ke Amerika Serikat dan Singapura yang tumbuh
positif sebesar 6,9% (q.t.q) dan 3,7% (q.t.q)
mampu menahan penurunan ekspor nonmigas lebih
lanjut.
Tabel 4 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
Penurunan ekspor nonmigas terutama terjadi pada
beberapa komoditas utama, seperti minyak sawit,
tembaga, dan peralatan listrik. Sementara itu, beberapa
komoditas ekspor nonmigas lain, seperti batubara,
produk karet, dan tekstil & produk tekstil, masih
mengalami kenaikan.
Tabel 5
Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
q.t.q y.o.y
Uni Eropa 4,515 12.2 -1.0 29.1
Jepang 4,456 12.1 -3.1 24.9
Amerika Serikat 3,884 10.5 6.9 30.0
China 3,648 9.9 -23.5 18.0
Singapura 2,770 7.5 3.7 15.2
Lainnya 17,700 47.9 14.3 36.6
Total 36,973 100.0 -2.3 29.7** Angka sementara
Negara
Tw. I-2011**
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%)
2011** 2011** 2011** 2011** 2011** 2011** 2011**Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Total Tw. I Tw. IV Total Tw. I Tw. IV Total Tw. I
1. Batubara 13.8 14.4 12.3 7.1 4.2 -8.4 7.8 17.0 24.5 29.3 26.4 -3.2 12.1 -9.4 28.6 15.4 39.52. Karet Olahan 7.2 9.7 18.3 32.8 7.8 19.3 9.8 11.3 81.5 97.3 85.9 41.6 50.2 43.7 28.2 31.4 29.43. Tekstil & Produk Tekstil 8.7 9.1 3.2 11.3 -0.6 6.6 3.8 4.4 26.1 21.4 30.3 20.0 17.3 20.5 5.1 3.5 8.14. Produk logam 7.6 8.5 27.5 4.9 11.7 -3.0 14.1 8.1 35.3 37.7 29.3 7.7 11.7 2.4 25.7 23.3 26.35. Minyak Sawit 10.4 7.9 41.4 -42.8 14.9 -51.7 23.0 18.5 44.6 30.9 21.8 -1.6 -0.2 -22.0 47.0 31.2 56.16. Peralatan listrik 8.5 7.4 2.3 -6.8 2.2 -11.7 0.2 5.5 19.5 27.7 13.7 4.8 19.8 -3.2 14.1 6.6 17.57. Tembaga 4.9 3.9 -7.7 -19.1 -24.5 -29.7 22.2 15.2 -1.9 17.6 -0.3 -15.9 -0.4 -31.1 16.6 18.0 44.68. Bahan Kimia 2.7 2.8 21.7 10.0 13.5 3.8 7.3 6.0 26.7 50.4 29.9 8.6 26.2 13.8 16.7 19.1 14.29. Kertas 3.2 2.6 15.0 -14.7 12.9 -16.8 1.9 2.4 21.4 20.6 3.2 8.8 4.5 -7.7 11.6 15.3 11.810. Produk Kayu Olahan 2.2 1.9 11.4 -4.3 9.9 -8.2 1.4 4.2 13.3 26.7 -0.4 4.1 18.3 -12.2 8.9 7.1 13.4*) Angka sementara**) Angka sangat sementara
2010* 2010*Nominal Riil Harga
Pertumbuhan y.o.y (%)Pertumbuhan q.t.q (%)
2010*
Pangsa (%)Riil Harga
2010* 2010* 2010* 2010*Nominal
8
Batubara
Batubara merupakan komoditas utama
ekspor nonmigas Indonesia dalam Tw. I-2011 dengan
pangsa sebesar 14,4% terhadap total ekspor nonmigas.
Ekspor batubara selama periode laporan mencapai
USD5,3 miliar, tumbuh 7,1% (q.t.q) dari triwulan
sebelumnya.
Peningkatan nilai ekspor batubara tersebut lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga,
sementara volume ekspor mengalami penurunan.
Harga batubara di pasar internasional pada Tw. I-2011
meningkat dari USD108/MTon (Tw. IV-2010) menjadi
USD129,61/MTon. Selain karena tren harga yang terus
meningkat sejak pertengahan 2009, gangguan suplai
batubara yang terjadi akibat banjir bandang yang
melanda Australia sebagai negara penghasil batubara
terbesar dunia menjadi faktor penyebab utama
kenaikan harga selama periode laporan.
Grafik 4
Perkembangan Harga Batubara Dunia
Naiknya nilai ekspor batubara juga tercermin
dari pengiriman ke negara-negara utama tujuan
ekspor, seperti India dan Jepang. Kebutuhan energi
dalam negeri India yang semakin meningkat,
sedangkan pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri
India dibatasi oleh perizinan lingkungan yang ketat
diperkirakan menjadi pendorong naiknya permintaan
batubara dari India. Ekspor ke Jepang terkait dengan
pemenuhan sumber energi alternatif, selain bahan
bakar fosil.
Tabel 6 Ekspor Batubara menurut Negara Tujuan Utama
Selain tumbuh positif secara triwulanan, perbaikan
kinerja ekspor batubara juga tercermin pada
pertumbuhan secara tahunan yang meningkat dari
24,5% pada Tw. IV-2010 menjadi 26,4%.
Minyak Sawit
Ekspor minyak sawit pada Tw. I-2011
sebesar USD2,9 miliar, turun dari nilai ekspor periode
sebelumnya (USD5,1 miliar). Salah satu penyebabnya
adalah produksi minyak sawit telah memasuki siklus
menurun setelah mencapai puncaknya pada bulan
September-Oktober tahun lalu. Penyebab lain adalah
peningkatan kebutuhan domestik. Penurunan kinerja
ekspor minyak sawit pada periode laporan terjadi untuk
ekspor ke seluruh negara tujuan utama. Penurunan ini
terjadi walaupun bea keluar minyak sawit menurun dari
22,5% menjadi 17,5% pada bulan Maret.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya (y.o.y), ekspor minyak sawit masih
tumbuh kuat sekitar 21,8%. Peningkatan ekspor terjadi
terutama pada ekspor ke Malaysia (154,7%) dan
Singapura (38,5%), sementara ekspor ke kawasan Uni
Eropa mengalami penurunan (-20,7%). Penurunan
ekspor ke Uni Eropa ditengarai terkait dengan
pemberlakuan persyaratan bahwa produk minyak sawit
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2008 2009 2010 2011
USD/MTon
Source : World Bank
q.t.q y.o.y
India 1,086 20.3 89.1 111.0
Jepang 985 18.4 22.7 54.0
China 823 15.4 -38.1 -30.7
Korea Selatan 605 11.3 -2.0 8.0Taiwan 484 9.1 -5.6 41.3Lainnya 1,356 25.4 18.3 38.5Total 5,340 100.0 7.1 26.4** Angka sangat sementara
Tw. I-2011**Negara Nilai
(Juta USD)Pangsa
(%)Pertumbuhan (%)
9
harus memiliki riwayat penanaman dan tidak boleh
ditanam pada lahan gambut.
Tabel 7 Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama
Di sisi lain, harga minyak sawit dalam triwulan
laporan masih meningkat mengikuti dinamika harga
minyak mentah dan juga dipengaruhi oleh
ketersediaan pasokan. Pada Tw. I-2011, harga minyak
sawit naik menjadi USD1.251/MTon dari sebelumnya
sebesar USD1.108/MTon. Kenaikan harga tersebut
membantu menahan penurunan nilai ekspor minyak
sawit lebih dalam.
Grafik 5
Perkembangan Harga CPO Dunia
Karet Olahan
Ekspor karet olahan pada Tw. I-2011 tercatat
sebesar USD3,6 miliar atau naik 32,8% (q.t.q) dari
periode sebelumnya. Secara tahunan, ekspor karet
olahan pada Tw. I-2011 juga mengalami peningkatan
yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada
tahun lalu, yakni sebesar 85,9% (y.o.y).
Peningkatan ekspor karet olahan terutama
ditopang oleh kenaikan volume ekspor sebesar 19,3%
(q.t.q) dan kenaikan harga 11,3% (q.t.q). Kenaikan
volume disebabkan oleh tingginya permintaan dunia
sejalan dengan kembali bangkitnya sektor industri,
terutama industri otomotif. Sementara itu, kenaikan
harga karet pada periode Tw. I-2011 menjadi sebesar
USD573,24 cent/kg dari sebesar USD433 cent/kg pada
Tw. IV-2010 terjadi akibat anomali iklim yang
mengakibatkan produksi karet alam dunia menurun.
Grafik 6
Perkembangan Harga Karet Dunia
Pada periode ini, peningkatan ekspor karet olahan
yang cukup signifikan ditujukan ke Jepang, Uni Eropa,
dan Amerika Serikat.
Tabel 8 Ekspor Karet Olahan menurut Negara Tujuan Utama
q.t.q y.o.y
India 717 24.6 -52.6 -1.4Malaysia 524 17.9 -6.3 154.7Uni Eropa 365 12.5 -46.7 -20.7China 245 8.4 -72.6 -5.6Singapura 202 6.9 -22.9 38.5Lainnya 864 29.6 -27.1 45.0Total 2,917 100.0 -42.8 21.8** Angka sangat sementara
Tw. I-2011**Negara Nilai
(Juta USD)Pangsa
(%)Pertumbuhan (%)
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2008 2009 2010 2011
USD/MTon
Source : World Bank
0
100
200
300
400
500
600
700
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2007 2008 2009 2010 2011
c/kg
Source : World Bank
q.t.q y.o.y
Amerika Serikat 893 24.9 32.1 94.9Uni Eropa 525 14.7 51.0 110.9Jepang 518 14.5 52.9 104.9China 479 13.4 8.0 66.7Singapura 145 4.1 24.7 52.7Lainnya 1,019 28.5 31.8 74.9Total 3,580 100.0 32.8 85.9** Angka sangat sementara
Tw. I-2011**Negara Pertumbuhan (%)Nilai
(Juta USD)Pangsa
(%)
10
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada
Tw. I-2011 lebih tinggi 11,3% dari triwulan sebelumnya
sehingga mencapai USD3,4 miliar. Naiknya ekspor
komoditas ini masih lebih banyak ditopang oleh
peningkatan volume ekspor sebesar 6,6% (q.t.q)
dibandingkan oleh peningkatan harga sebesar 4,4%
(q.t.q).
Ekspor TPT pada periode laporan terutama
ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea
Selatan, dan Turki. Meskipun China belum masuk ke
dalam lima besar negara tujuan utama, namun ekspor
TPT ke China mengalami pertumbuhan yang signifikan,
sebesar 53,9% (y.o.y). Hal ini berimplikasi pada kinerja
ekspor TPT secara tahunan yang mengalami
pertumbuhan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Pada periode laporan, ekspor TPT tumbuh 30,3% (y.o.y)
lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang tumbuh 26,1% (y.o.y).
Tabel 9 Ekspor TPT menurut Negara Tujuan Utama
Produk Logam
Ekspor produk logam pada Tw. I-2011 tercatat
sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 4,9% dari periode
sebelumnya. Meskipun secara volume ekspor
mengalami penurunan sebesar 3,0% (q.t.q), namun
kenaikan harga ekspor mampu meningkatkan nilai
ekspor pada periode ini. Kenaikan harga tertinggi
terjadi pada produk tembaga dan timah masing-masing
sebesar 17,2% (q.t.q) dan 15,1% (q.t.q). Harga
komoditas timah terus mengalami peningkatan dan
pada bulan Maret 2011 merupakan harga tertinggi
sejak awal tahun 2009.
Ekspor produk logam terutama ditujukan
ke Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Korea Selatan. Barang-barang logam dimaksud
antara lain terbuat dari besi/baja, nikel, tembaga, dan
timah.
Tabel 10 Ekspor Produk Logam menurut Negara Tujuan Utama
Jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya, kinerja ekspor barang-barang dari
logam mengalami pertumbuhan meskipun melambat
dari 35,3% (y.o.y) pada periode sebelumnya menjadi
29,3% (y.o.y) pada triwulan I-2011.
Peralatan Listrik
Ekspor peralatan listrik pada periode laporan
tercatat sebesar USD2,8 miliar, tumbuh negatif 6,8%
(q.t.q). Penurunan ini akibat penurunan volume ekspor
sebesar 11,7% (q.t.q) yang lebih dipengaruhi oleh
faktor musiman.
Negara tujuan utama ekspor peralatan listrik
Indonesia antara lain Singapura, Amerika Serikat,
Jepang, Uni Eropa, dan Hongkong.
Nilai Pangsa (Juta USD) (%) q.t.q y.o.y
Amerika Serikat 1,226 36.3 16.9 21.0Uni Eropa 565 16.8 3.5 36.8Jepang 222 6.6 18.1 57.5Korea Selatan 172 5.1 34.1 59.6Turki 160 4.8 17.8 55.7Lainnya 1,027 30.5 4.6 26.7Total 3,373 100.0 11.3 30.3** Angka sangat sementara
Tw. I-2011**Negara Pertumbuhan (%)
q.t.q y.o.y
Jepang 956 30.5 20.9 48.7Singapura 576 18.4 -0.2 58.4Malaysia 303 9.7 0.4 3.2Thailand 254 8.1 20.7 32.5Korea Selatan 187 6.0 18.7 -7.2Lainnya 858 27.4 -9.6 17.4Total 3,133 100.0 4.9 29.3** Angka sangat sementara
Tw. I-2011**Negara Nilai
(Juta USD)Pangsa
(%)Pertumbuhan (%)
11
Tabel 11 Ekspor Peralatan Listrik menurut Negara Tujuan Utama
Secara tahunan, ekspor peralatan listrik masih
tumbuh positif namun melambat bila dibandingkan
periode sebelumnya, yaitu dari 19,6% (y.o.y) pada Tw.
IV-2010 menjadi 13,7% (y.o.y) pada Tw. I-2011.
Ekspor Minyak
Nilai ekspor minyak selama Tw. I-2011 mencapai
USD4,9 miliar, lebih tinggi dibanding periode
sebelumnya (USD4,5 miliar). Peningkatan tersebut lebih
didorong oleh kenaikan harga minyak, sedangkan
volume ekspor minyak mentah mengalami penurunan
sebesar 14,6% (q.t.q). Negara tujuan ekspor minyak
mentah tersebut antara lain Australia, China, Jepang,
dan Korea dengan minyak mentah jenis Arjuna, Attaka,
Belanak, SLC, dan Duri.
Tabel 12 Perkembangan Ekspor Minyak
Kecenderungan kenaikan harga minyak
masih berlanjut pada triwulan laporan akibat
gangguan suplai minyak dunia setelah terjadinya krisis
di beberapa negara di regional Timur Tengah dan Afrika
Utara yang merupakan negara-negara penghasil
minyak. Harga minyak OPEC dan harga ekspor
minyak mentah Indonesia pada Tw. I-2011 masing-
masing sebesar USD109,84/barel dan USD102,4/barel,
lebih tinggi dibandingkan Tw. IV-2010 sebesar
USD88,59/barel dan USD85,2/barel. Hal yang sama
juga terjadi pada harga minyak jenis WTI dan Brent
yang meningkat dari masing-masing USD89,16/barel
dan USD92,70/barel pada akhir Tw. IV-2010) menjadi
USD102,93/barel dan USD114,87/barel pada akhir Tw.
I-2011.
Penurunan volume ekspor diakibatkan oleh
turunnya rata-rata produksi minyak nasional di
Tw. I-2011 sebesar 0,908 juta barel/hari dari
periode sebelumnya (0,912 juta barel/hari). Turunnya
produksi minyak antara lain dikarenakan penghentian
produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown),
masalah offtaker proyek, dan kendala bawah tanah
(subsurface). Di antara ketiga faktor tersebut,
unplanned shutdown yang dipicu oleh terjadinya
kerusakan pada peralatan dan kelistrikan merupakan
faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi
minyak.
Ekspor Gas
Kinerja ekspor gas pada Tw. I-2011
meningkat sebesar 12,6% dari triwulan sebelumnya
menjadi USD3,9 miliar. Peningkatan ekspor ini
didukung oleh kenaikan ekspor LNG dan gas alam yang
masing-masing tumbuh sebesar 8,5% (q.t.q) dan
23,9% (q.t.q).
q.t.q y.o.y
Singapura 651 23.6 -3.7 36.3Amerika Serikat 368 13.4 -16.7 42.3Jepang 310 11.3 -13.6 6.4Uni Eropa 267 9.7 -11.0 -21.8Hongkong 154 5.6 -0.5 25.5Lainnya 1,002 36.4 -2.0 7.9Total 2,751 100.0 -6.8 13.7** Angka sangat sementara
Tw. I-2011**Negara Nilai
(Juta USD)Pangsa
(%)
Pertumbuhan ( )
Ekspor 4,547 50.9 4,858 46.4Minyak Mentah 3,340 39.2 85.2 3,429 33.5 102.4Produk Kilang 1,207 11.6 103.7 1,430 12.9 110.4
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah)* Angka sementara** Angka sangat sementara
2011**Tw. I
Nilai (juta USD)
Volume (mbbl)
Harga ($/barel)
2010*Tw. IV
Nilai (juta USD)
Volume (mbbl)
Harga ($/barel)
Rincian
12
Tabel 13 Perkembangan Ekspor Gas
Peningkatan nilai ekspor LNG pada triwulan
laporan lebih didorong oleh peningkatan harga dari
periode sebelumnya sebesar USD8,1/juta MMBTU
menjadi sebesar USD10,3/juta MMBTU. Sedangkan
volume ekspor LNG pada periode yang sama
mengalami penurunan menjadi 269 juta MMBTU dari
periode sebelumnya 315 juta MMBTU. Penurunan
volume ekspor LNG antara lain dipengaruhi oleh
gangguan produksi pada Blok Mahakam sehingga
produksi kurang optimal.
Sementara itu, ekspor gas alam mengalami
peningkatan baik dari sisi volume maupun harga.
Volume gas alam meningkat dari 91 juta MMBTU pada
Tw. IV-2010 menjadi 93 juta MMBTU di Tw. I-2011.
Sedangkan harga gas alam pada periode yang sama
naik dari USD10,6/juta MMBTU menjadi USD12,0/juta
MMBTU mengikuti perkembangan harga minyak.
1.2. Impor Barang
Nilai impor barang (f.o.b) pada periode laporan
mencapai USD37,3 miliar, meningkat tipis (1,9%) dari
triwulan sebelumnya (USD36,6 miliar). Masih
meningkatnya impor tersebut lebih disebabkan oleh
melonjaknya impor minyak (11,6%, q.t.q), sementara
impor gas turun (-15,6%, q.t.q) dan impor nonmigas
mengalami penurunan 0,3% (q.t.q). Kenaikan impor
terutama ditopang oleh kelompok barang konsumsi
(20,5%, q.t.q), diikuti impor kelompok bahan baku
yang meningkat 2,6% (q.o.q). Sementara, impor
barang modal menurun 12,3% (q.t.q). Besarnya impor
kelompok barang konsumsi seiring dengan naiknya
impor minyak guna memenuhi kebutuhan konsumsi
BBM nasional.
Secara tahunan, dalam periode laporan,
perkembangan impor total menunjukkan pertumbuhan
yang tinggi mencapai 32,6% yang dipengaruhi oleh
akselerasi pada impor kelompok barang konsumsi,
bahan baku, dan barang modal masing-masing sebesar
51,2%, 34,2%, dan 14,3%. Dinamika ini sejalan
dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh cukup
tinggi sebesar 6,5% (y.o.y) dengan pertumbuhan
konsumsi rumah tangga dan investasi riil masing-
masing sebesar 4,5% dan 7,3%.
Tabel 14 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang
Impor Nonmigas
Dalam triwulan laporan, impor nonmigas
mencapai USD28,7 miliar (f.o.b), meningkat 26,2% dari
periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu,
jika dibanding dengan triwulan sebelumnya, impor
nonmigas pada Tw. I–2011 tercatat turun 0,3% dari
impor triwulan sebelumnya.
Ekspor 3,438 3,870 ‐ LNG 2,532 315 8.1 2,747 269 10.3 ‐ LPG 0 ‐ ‐ 0 ‐ ‐ ‐ Natural Gas 906 91 10.6 1,123 93 12.0
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara1) Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton2) Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton
Sumber: BPMigas
Tw. INilai
(juta USD) Vol1) Harga2)
2011**
Rincian
2010*Tw. IV
Nilai (juta USD) Vol1) Harga2)
2010* 2011** 2010* 2011** 2010* 2011**Tw.I Tw.IV Tw.I Tw.IV Tw.I
Barang Modal 16.3 14.6 15.7 -12.3 49.2 14.3Bahan Lainnya 0.8 0.5 30.2 -37.2 4.1 -9.4Total Impor 100.0 100.0 13.9 1.9 43.2 32.6a.l - Impor Minyak 19.0 22.0 29.3 11.6 60.1 58.2
- Impor Gas 0.8 1.0 100.6 -15.6 302.2 73.1* Angka Sementara** Angka Sangat Sementara
51.2
34.2
11.2
13.8
64.6
39.4
20.5
2.6
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)Pangsa (%)
Barang Konsumsi (termasuk impor minyak)Bahan Baku/Barang Penolong (termasuk impor minyak dan gas)
12.4
70.5
14.3
70.5
13
Tabel 15 Impor 10 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi
Pangsa terbesar impor komoditas nonmigas
Indonesia terutama berasal dari China (17,5%), Jepang
(14,6%), Thailand (8,5%), Singapura (8,4%), dan
Amerika Serikat (7,2%). Di luar kebiasaan, impor
nonmigas dari Thailand tumbuh secara signifikan,
membawa Thailand menjadi negara sumber impor
nonmigas ketiga terbesar dalam triwulan laporan. Hal
ini terkait dengan impor bahan pangan yang tinggi dari
negara tersebut. Sementara itu, impor dari China dan
Jepang menurun dari triwulan sebelumnya, namun
masih memiliki pangsa tertinggi dalam total impor
nonmigas.
Tabel 16 Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama
Bahan Penolong untuk Industri
Impor bahan penolong untuk industri merupakan
komoditas impor yang pangsanya terbesar terhadap
total impor nonmigas (41,1%). Pada triwulan laporan,
impor komoditas tersebut mencapai sebesar USD11,8
miliar atau meningkat 6,6% dibandingkan triwulan
sebelumnya dan meningkat 26,8% dari periode yang
sama tahun sebelumnya. Komoditas yang diimpor
tersebut antara lain terdiri dari produk manufaktur
berupa besi & baja dan tekstil serta produk bahan
kimia.
Tabel 17 Impor Bahan Penolong untuk Industri
menurut Negara Asal Utama
Tw. IV'10* Tw. I'11** Tw. IV'10* Tw. I'11** Tw. IV'10* Tw. I'11**
Bahan Penolong untuk Industri 38.4 41.1 4.7 6.6 29.2 26.8
Barang Modal (kecuali Alat Angkutan) 16.5 14.4 19.6 -13.2 63.8 18.8
Suku Cadang & Asesori untuk Barang Modal 13.6 12.9 -2.1 -5.2 27.4 16.9
Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi 6.4 5.7 15.2 -10.6 62.9 32.6
Alat Angkutan Lainnya untuk Industri 4.6 4.0 6.4 -13.1 14.9 0.5
Bahan Baku untuk Industri 4.5 4.9 15.8 9.3 39.5 65.5
Makanan & Minuman Diolah, untuk R.Tangga 2.4 3.5 47.8 44.8 96.3 68.7
Makanan & Minuman Primer, untuk Industri 3.2 3.3 37.1 1.4 45.7 19.8
Makanan & Minuman Diolah, untuk Industri 2.8 2.8 58.0 1.2 62.8 105.4
Makanan & Minuman Primer, untuk R.Tangga 1.1 1.3 0.7 19.6 50.4 57.9Total 10 Komoditas Utama Impor Nonmigas 93.5 93.9 10.0 0.2 38.5 27.2*) Angka Sementara**) Angka Sangat Sementara
(q.t.q) (y.o.y)Pertumbuhan (%)Pangsa (%)
Rincian
Nilai Pangsa (Juta (%) q.t.q y.o.y
China 5,015 17.5 -9.6 24.5
Jepang 4,184 14.6 -4.8 23.0
Thailand 2,436 8.5 37.5 41.4
Singapura 2,407 8.4 -2.0 -2.8
Amerika Serikat 2,063 7.2 8.8 36.0
Lainnya 12,551 43.8 -1.2 33.5Total 28,656 100.0 -0.3 26.2** Angka sangat sementara
NegaraTw. I-2011**
Pertumbuhan (%)q.t.q y.o.y
China 1,969 16.7 6.4 40.9Jepang 1,520 12.9 1.8 21.9
Singapura 1,067 9.1 4.3 2.6
Thailand 677 5.7 22.9 38.3
Malaysia 663 5.6 15.3 22.8
Lainnya 5,885 50.0 5.8 28.2
Total 11,781 100.0 6.6 26.8** Angka Sangat Sementara
Nilai (juta USD)
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%)NegaraTw. I - 2011**
14
Negara asal impor untuk komoditas tersebut
terutama China (pangsa 16,7%), Jepang (12,9%),
Singapura (9,1%), Thailand (5,7%), dan Malaysia
(5,6%) dengan pertumbuhan impor triwulanan
tertinggi pada periode laporan berasal dari Thailand dan
Malaysia.
Barang Modal (kecuali Alat Angkutan)
Besarnya penanaman modal asing di Indonesia
ikut mempengaruhi impor barang modal untuk
membantu kelangsungan industri. Hal ini tercermin
pada impor komoditas barang modal berupa
mesin-mesin untuk industri khusus dan umum serta
alat-alat telekomunikasi yang tetap tinggi. Impor barang
modal selain alat angkutan pada periode laporan
tumbuh cukup tinggi sekitar 18,8% dibanding periode
yang sama tahun sebelumnya, meskipun nilai impor
lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (-13,2%,
q.t.q). Negara utama asal impor untuk komoditas ini
adalah China (pangsa 41,4%), Jepang (20,3%),
Singapura (10,0%), Jerman (6,3%), dan Korea Selatan
(5,7%). Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi pada
triwulan laporan berasal dari Jerman dan Korea Selatan,
masing-masing sebesar 58,4% dan 38,4%.
Tabel 18 Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan
menurut Negara Asal Utama
Suku Cadang & Asesori untuk Barang Modal
Tidak berbeda dengan impor barang modal, impor
suku cadang & asesori untuk barang modal mengalami
pergerakan yang sama, yaitu tumbuh 16,9% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya dan tumbuh
negatif 5,2% dibanding triwulan sebelumnya. Arah
yang relatif sama tersebut ditengarai karena adanya
keterkaitan antara komoditas tersebut, terutama impor
produk perlengkapan peralatan listrik, perlengkapan
mesin-mesin umum, dan mesin-mesin untuk industri
khusus. Pangsa impor suku cadang & asesori untuk
barang modal terbesar berasal dari Jepang (20,4%),
China (18,9%), dan Singapura (16,3%). Dibanding
triwulan sebelumnya, penurunan impor suku cadang &
asesori untuk barang modal pada periode laporan
terutama terjadi untuk impor dari negara asal Jepang,
Korea Selatan, China, dan Singapura.
Tabel 19 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Barang modal
menurut Negara Asal Utama
Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi
Dalam periode laporan, impor suku cadang &
asesori untuk peralatan transportasi juga tumbuh
signifikan yaitu sebesar 32,6% dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya. Namun jika dibandingkan
q.t.q y.o.y
China 1,709 41.4 -16.7 2.3Jepang 837 20.3 -2.3 16.0Singapura 412 10.0 -3.7 -3.6Jerman 259 6.3 -19.9 58.4Korea Selatan 236 5.7 -5.6 38.4Lainnya 677 16.4 -3.8 31.4
Total 4,130 100.0 -13.2 18.8** Angka Sangat Sementara
NegaraTw. I - 2011**
Nilai (juta USD)
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%)
q.t.q y.o.y
Jepang 756 20.4 -11.6 21.0China 702 18.9 -8.9 52.7Singapura 605 16.3 -4.5 35.7Amerika Serikat 266 7.2 15.1 41.6Korea Selatan 233 6.3 -10.2 21.0Lainnya 1,147 30.9 -1.3 29.5
Total 3,710 100.0 -5.2 16.9** Angka Sangat Sementara
NegaraTw. I - 2011**
Nilai (juta USD)
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%)
15
triwulan sebelumnya, impor suku cadang dan asesori
untuk peralatan transportasi turun 10,6%. Pangsa
impor suku cadang dan perlengkapan barang modal
terbesar berasal dari Jepang (33,6%), Thailand (26,3%)
dan China (8,1%). Dibanding triwulan sebelumnya,
penurunan impor suku cadang & asesori untuk
peralatan transportasi pada periode laporan terutama
terjadi untuk impor dari Amerika Serikat, Jepang,
Singapura, dan China.
Tabel 20 Impor Suku Cadang & Asesori untuk
Peralatan Transportasi menurut Negara Asal Utama
Makanan & Minuman Diolah, untuk Rumah Tangga
Impor nonmigas dalam bentuk komoditas
makanan & minuman diolah untuk rumah tangga
mempunyai pangsa 3,5% dari total impor nonmigas.
Dalam Tw. I-2011, komoditas makanan dan minuman
olahan mencatat pertumbuhan triwulan dan tahunan
yang tinggi (44,8%, q.t.q dan 68,7%, y.o.y) mencapai
sebesar USD1,0 miliar. Produk-produk yang banyak
diimpor terutama adalah beras, susu, mentega & lemak
yang berasal dari susu, dan keju. Impor komoditas
makanan & minuman olahan untuk rumah tangga
terutama berasal dari Vietnam, Thailand, dan Australia,
dengan pangsa impor dari Vietnam dan Thailand yang
makin meningkat.
Tabel 21 Impor Makanan & Minuman diolah untuk
Rumah Tangga Menurut Negara Asal Utama
Impor Minyak
Nilai impor minyak dalam kurun Tw. I-2011
mencapai USD8,3 miliar, naik 11,6% (q.t.q) dari
triwulan sebelumnya, terutama karena peningkatan
impor produk minyak menjadi 55,8 juta barel dari
sebelumnya 51,5 juta barel. Kenaikan impor produk
minyak sejalan dengan kenaikan konsumsi BBM dan
penurunan produksi minyak.
Sementara itu, impor minyak mentah mengalami
penurunan dari 32,2 juta barel menjadi 20,8 juta barel.
Impor minyak mentah tersebut digunakan sebagai
intake beberapa kilang, seperti kilang Cilacap,
Balongan, dan Balikpapan yang merupakan kilang
utama yang menopang kebutuhan BBM dalam negeri.
Impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur
Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude),
Nile Blend, dan sisanya berasal dari Brunei, China, dan
Malaysia.
Tabel 22 Perkembangan Impor Minyak
q.t.q y.o.y
Jepang 549 33.6 -16.4 21.0Thailand 431 26.3 1.6 52.7China 133 8.1 -8.9 35.7Singapura 118 7.2 -14.1 41.6Amerika Serikat 90 5.5 -36.0 21.0Lainnya 315 19.2 -3.5 29.5
Total 1,636 100.0 -10.6 32.6** Angka Sangat Sementara
NegaraTw. I - 2011**
Nilai (juta USD)
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%)
q.t.q y.o.y
Vietnam 383 38.4 70.7 3,370.4Thailand 264 26.4 238.1 2.0Australia 154 15.5 -6.4 8.0Malaysia 53 5.3 0.8 5.6China 38 3.9 -29.6 -19.5Lainnya 105 10.5 11.2 52.3
Total 997 100.0 44.8 68.7** Angka Sangat Sementara
NegaraTw. I - 2011**
Nilai (juta USD)
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%)
Impor 7,406 83.7 8,266 76.6Minyak Mentah 2,677 32.2 83.1 2,114 20.8 101.6Produk Kilang 4,728 51.5 91.7 6,152 55.8 110.3
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah)
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
Volume (mbbl)
Harga ($/barel)
Nilai (juta USD)
Volume (mbbl)
Harga ($/barel)
Nilai (juta USD)
Rincian
2010* 2011**Tw. IV Tw. I
16
Tabel 23 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia
Grafik 7
Perkembangan Harga Minyak Dunia
Produksi minyak pada triwulan laporan menurun
menjadi rata-rata 0,908 juta barel dari sekitar 0,912 juta
barel per hari dalam Tw. IV-2010, antara lain karena
adanya unplanned shutdown, masalah offtaker proyek
dan kendala bawah tanah. Sementara itu, konsumsi
BBM pada Tw. I-2011 tercatat sebesar 108,6 juta barel,
meningkat dari konsumsi BBM pada periode
sebelumnya (104,8 juta barel). Kenaikan konsumsi ini
seiring dengan aktivitas ekonomi yang terus meningkat
dan adanya respon konsumen akibat tingginya
disparitas harga minyak dalam negeri dan luar negeri.
Berdasarkan sektor penggunanya, sama dengan
triwulan sebelumnya, peningkatan konsumsi BBM
tersebut lebih disebabkan oleh tingginya penggunaan
BBM oleh sektor transportasi, listrik, dan industri.
Penambahan jumlah kendaraan bermotor, khususnya
sepeda motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi
BBM. Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih
menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan
naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang
kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di
sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga
relatif tetap.
Grafik 8
Perkembangan Konsumsi BBM
2. Neraca Perdagangan Jasa
Pada Tw. I-2011, neraca perdagangan jasa
mencatat defisit USD2,2 miliar, lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD2,8
miliar). Berkurangnya defisit tersebut terutama
dipengaruhi faktor musiman pada jasa perjalanan yang
kembali mencatat surplus setelah pada periode
sebelumnya mengalami defisit sehubungan dengan
penyelenggaraan ibadah haji. Perbaikan neraca
perdagangan jasa pada triwulan laporan juga turut
disumbang oleh penyusutan defisit jasa lainnya,
terutama jasa bisnis lainnya. Sementara itu, sejalan
dengan meningkatnya permintaan domestik pada
triwulan laporan yang mendorong peningkatan impor
barang, defisit jasa transportasi barang (freight) juga
semakin membesar.
2011*
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw. I
Permintaan MinyakAmerika Utara 23.3 23.5 23.8 24.2 24.0 23.9 24.0China 8.3 8.4 9.1 9.2 9.0 8.9 8.9Eropa Barat 14.5 14.2 14.1 14.8 14.7 14.4 14.3Lainnya 38.4 39.2 38.4 39.7 38.9 39.0 39.0
Total Permintaan Minyak 84.5 85.2 85.4 87.9 86.6 86.6 87.1
Penyediaan MinyakOPEC 28.7 29.2 29.1 29.2 29.3 29.2 29.7Non OPEC 55.5 52.1 52.1 51.9 52.9 52.3 52.9
Total Penyediaan Minyak 84.2 81.3 81.2 81.1 82.1 81.4 81.5
‐0.3 ‐3.8 ‐4.2 ‐6.8 ‐4.5 ‐4.8 ‐5.1Sumber: Laporan Minyak Bulanan OPEC ‐ April 2011
Rincian (dalam mbpd )
Netto Permintaan ‐ Penyediaan
20092010
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
J S N J M M J S N J M M J S N J M M J S N J M
2008 2009 2010 2011
USD/barel
SLCIndonesia's Export PriceWTIOPEC
Source: OPEC, Ditjen Migas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
2009 2010* 2011**
Listrik Rumah Tangga Industri Transportasi
Juta Kilo Liter
Sumber: Pertamina (diolah) * Angka sementara** Angka sangat sementara
17
Grafik 9
Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
Setelah pada periode sebelumnya mengalami
desisit USD0,1 miliar, jasa perjalanan kembali mencatat
surplus sebesar USD0,2 miliar. Penyelenggaraan ibadah
haji di Tw. IV-2010 menjadi faktor utama penyebab
lebih rendahnya impor jasa perjalanan pada periode
laporan, yaitu dari USD2,0 miliar menjadi USD1,7 miliar.
Sementara itu, ekspor jasa perjalanan relatif tidak
berubah dibanding periode sebelumnya, yaitu sebesar
USD1,9 miliar.
Jumlah pelawat yang berkunjung ke Indonesia
(wisatawan mancanegara-wisman / inbound traveler)
selama Tw. I-2011 mencapai 1,7 juta orang, sedikit
lebih rendah dari 1,8 juta orang pada periode
sebelumnya, namun masih lebih baik dibandingkan
triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,6 juta orang).
Sejumlah agenda pariwisata berskala internasional telah
diselenggarakan guna menarik minat wisman datang ke
Indonesia. Penyelenggaraan Java Jazz Festival 2011 di
Jakarta pada bulan Maret 2011 yang diikuti sejumlah
musisi asing merupakan suatu contoh kegiatan berskala
internasional yang telah dilakukan. Pelaksanaan ASEAN
Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREX)
sebagai ajang pelatihan bagi penanggulangan bencana
alam di Manado pada bulan Maret 2011 dengan
peserta dari 27 negara, serta konferensi International
Association for Court Administrator (IACA) di Jakarta
pada bulan yang sama dengan peserta dari 19 negara
merupakan beberapa contoh lain kegiatan berskala
internasional pada triwulan laporan.
Sebagaimana triwulan sebelumnya, negara-negara
tetangga tetap merupakan sumber utama wisman yang
berkunjung ke Indonesia. Wisman dari Singapura
menduduki posisi teratas (pangsa 15,9%), diikuti oleh
Malaysia (14,2%), dan Australia (11,3%).
Tujuan favorit wisman ke Indonesia masih
terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali (pangsa
39,0%), diikuti Jakarta (27,0%), dan Batam (15,6%).
Inbound traveler terbanyak yang berkunjung ke Bali
berasal dari Australia, selanjutnya China, dan Jepang.
Bersamaan dengan penurunan jumlah inbound
traveler, jumlah pelawat ke luar negeri (wisatawan
nusantara-wisnus / outbound traveler) juga menurun
selama Tw. I-2011 menjadi 1,7 juta orang dari
triwulan sebelumnya (1,8 juta orang). Berkurangnya
jumlah wisnus tersebut diikuti pula dengan turunnya
impor jasa perjalanan dari USD2,0 miliar pada triwulan
sebelumnya menjadi USD1,7 miliar pada periode
laporan.
Dilihat dari negara tujuannya, wisnus lebih banyak
mengunjungi negara-negara di kawasan Asia-Oceania,
yaitu Singapura (pangsa 31,5%), Malaysia (27,5%), dan
Australia (8,4%). Sementara untuk kawasan Amerika
Utara, Amerika Serikat merupakan daerah tujuan utama
outbound traveler (pangsa 3,6%).
Grafik 10
Perkembangan Jasa Perjalanan
-4000-3500-3000-2500-2000-1500-1000-500
0500
1000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
Transportasi Jasa Lainnya Travel Jasa, net
Juta USD
* Angka Sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
-1,000.00
-800.00
-600.00
-400.00
-200.00
0.00
200.00
400.00
600.00
800.00
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M
2009 2010* 2011**
Inflows (juta USD) Outflows (juta USD) Trav. Balance (juta USD)
juta USD
* Angka sementara** Angka sngat sementara
18
Sementara itu, jasa transportasi pada Tw. I-2011
mencatat defisit sebesar USD1,8 miliar, lebih tinggi
dari defisit triwulan sebelumnya (USD1,6 miliar).
Peningkatan tersebut terutama berasal dari impor
jasa angkutan barang (freight) yang naik dari USD1,8
miliar menjadi USD2,0 miliar, sejalan dengan
meningkatnya volume impor barang. Tingginya impor
jasa angkutan barang tersebut ditengarai terkait masih
dominannya peran maskapai pelayaran asing dalam
pengangkutan barang impor serta masih belum dapat
diterapkannya asas cabotage secara menyeluruh di
industri hulu migas.
3. Neraca Pendapatan
Neraca pendapatan selama Tw. I-2011 mencatat
defisit sebesar USD5,4 miliar, lebih rendah dari defisit
USD6,7 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan
defisit ini terutama berasal dari turunnya pembayaran
bunga utang luar negeri dan repatriasi keuntungan
perusahaan PMA.
Pada triwulan laporan, pendapatan investasi
langsung mencatat penurunan defisit dari USD4,4 miliar
menjadi USD3,6 miliar. Berkurangnya defisit ini
terutama disebabkan turunnya repatriasi keuntungan
perusahaan PMA, yang umumnya banyak dilakukan
pada triwulan keempat setiap tahun. Selain itu,
penurunan defisit juga disumbang oleh lebih kecilnya
pembayaran bunga utang antar-perusahaan afiliasi di
periode laporan.
Pendapatan investasi lainnya pada periode laporan
juga mencatat penurunan defisit dari USD0,9 miliar
pada triwulan sebelumnya menjadi defisit USD0,3
miliar. Penyusutan defisit terutama akibat berkurangnya
pembayaran utang luar negeri pemerintah yang
berdasarkan jadwalnya memang masih rendah pada
awal tahun. Turunnya pembayaran bunga korporasi
ikut mempengaruhi penyusutan defisit investasi lainnya
pada periode laporan.
Berbeda dengan transaksi pendapatan investasi
langsung dan investasi lainnya, defisit pendapatan
investasi portofolio pada triwulan laporan sedikit
meningkat menjadi USD1,3 miliar dari periode
sebelumnya sebesar USD1,2 miliar. Bertambahnya
defisit tersebut terutama akibat peningkatan
pembayaran bunga surat utang domestik yang dimiliki
asing khususnya Surat Berharga Negara (SBN) dan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimiliki asing.
Sementara itu, pembayaran dividen yang lebih kecil
(USD0,3 miliar) dari triwulan sebelumnya (USD0,7
miliar) menahan kenaikan lebih lanjut defisit
pendapatan portofolio pada periode laporan.
Grafik 11
Perkembangan Neraca Pendapatan
4. Neraca Transfer Berjalan
Neraca transfer berjalan pada Tw. I-2011 mencatat
surplus sebesar USD1,1 miliar, lebih rendah dari surplus
USD1,3 miliar pada triwulan sebelumnya. Berkurangnya
surplus ini terutama akibat turunnya penerimaan hibah
noninvestasi pemerintah menjadi USD6 juta dari
triwulan sebelumnya sebesar USD231 juta.
-7,000
-6,000
-5,000
-4,000
-3,000
-2,000
-1,000
0
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Income, net Inv. Income DI Income PI Income OI Income
Juta USD
* Angka Sementara** Angka sangat sementara
19
Tabel 24 Perkembangan Hibah Noninvestasi
Penerimaan hibah pemerintah dan swasta pada
periode laporan mencapai USD23 juta, lebih rendah
dari periode sebelumnya (USD260 juta). Hibah yang
diterima pada Tw. I-2011 antara lain penerimaan
sebagian dari keseluruhan bantuan sebesar EUR7,72
juta dari Bank Pembangunan Jerman (Kfw
Bankengruppe) kepada Pemerintah Indonesia untuk
membiayai kegiatan eksplorasi panas bumi
(geotermal) di Aceh sebagai bagian kerja sama
Indonesia-Jerman untuk perubahan iklim. Bantuan
Pemerintah Jepang bekerja sama dengan lembaga
swadaya masyarakat (LSM) Asian People’s Exchange
(APEX) dan LSM domestik senilai USD0,4 juta dalam
bentuk proyek budi daya tanaman jarak pagar (Jatropha
Curcas) merupakan contoh lain hibah yang diterima
dalam triwulan laporan.
Sementara itu, penerimaan remitansi dari tenaga
kerja Indonesia (TKI) di luar negeri pada periode laporan
relatif stabil dibanding periode sebelumnya,
yaitu sebesar USD1,7 miliar meski penempatan TKI
ke luar negeri mengalami penurunan dibanding
triwulan sebelumnya. Di saat yang sama, pembayaran
remitansi oleh tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia
juga relatif tetap dibanding triwulan sebelumnya
(USD0,5 miliar).
Grafik 12
Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja
Penempatan TKI pada Tw. I-2011 mencapai 124,4
ribu orang, lebih rendah dari triwulan sebelumnya
(132,1 ribu orang). Penurunan penempatan TKI yang
cukup dominan terjadi di Saudi Arabia untuk sektor
formal dan Singapura untuk sektor informal. Meskipun
secara keseluruhan menurun, namun khusus
penempatan untuk wilayah Amerika pada periode
laporan mengalami kenaikan yang sangat signifikan,
terutama tenaga kerja di sektor formal.
Seiring dengan perkembangan penempatan
selama triwulan laporan, jumlah TKI pada akhir Maret
2011 mencapai 4,18 juta orang, lebih rendah dari posisi
akhir Desember 2010 sekitar 4,20 juta orang.
Sebagaimana periode sebelunya, penempatan TKI pada
periode laporan lebih banyak dilakukan di wilayah Asia
Pasifik (pangsa 58,0%), diikuti wilayah Timur Tengah
dan Afrika (41,6%).
Menurut komposisi negaranya, jumlah TKI di
wilayah Asia Pasifik pada akhir Maret 2011 sebagian
besar terkonsentrasi di negara Malaysia (pangsa
77,7%), kemudian Hongkong (7,0%), dan Singapura
(Juta USD)
2011**Transfer Berjalan Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV Tw. I
Total 73 31 40 61 52 36 60 260 23
Pemerintah 4 14 20 52 3 18 34 231 6
Swasta 69 17 20 9 49 18 25 29 17
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
2009 2010*
-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
WR Inflows WR Outflows WR, neto
Juta USD
* Angka Sementara** Angka sangat sementara
20
(5,9%). Sementara Arab Saudi masih menjadi negara
dengan jumlah TKI terbanyak (pangsa 83,1%) untuk
kawasan Timur Tengah dan Afrika di periode yang
sama, diikuti Uni Emirat Arab (7,5%), dan Yordania
(3,5%).
Grafik 13
Komposisi Penempatan TKI di Asia Pasifik
Grafik 14
Komposisi Penempatan TKI di Timur Tengah dan Afrika
21
Transaksi Modal dan Finansial
Transaksi modal dan finansial pada Tw. I-2011
mencatat surplus yang signifikan sebesar USD6,2 miliar.
Surplus tersebut didukung oleh berlanjutnya arus
masuk investasi langsung asing (PMA) ke Indonesia,
derasnya arus masuk investasi portofolio, dan
meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri sektor
swasta. Meski demikian, surplus transaksi modal dan
finansial Tw.1-2011 tersebut lebih rendah dibanding
triwulan sebelumnya (USD9,6 miliar) karena adanya
peningkatan investasi langsung Indonesia ke luar negeri
serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah yang
lebih rendah sesuai pola musimannya.
Grafik 15
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
1. Investasi Langsung
Struktur arus modal masuk sebagaimana
tercermin dalam neraca finansial NPI terus
menunjukkan perbaikan dengan berlanjutnya
peningkatan arus masuk investasi langsung asing di
Indonesia. Pada Tw. I-2011, arus masuk PMA
tercatat sebesar USD4,5 miliar, meningkat dibanding
triwulan sebelumnya (USD4,3 miliar). Di sisi lain,
terjadi kenaikan arus investasi langsung Indonesia
ke luar negeri sehingga arus investasi langsung
neto pada periode laporan tercatat sebesar USD3,0
miliar, lebih rendah dari triwulan sebelumnya
(USD4,2 miliar).
Grafik 16
Perkembangan Investasi Langsung
Selama triwulan laporan, arus investasi
langsung Indonesia ke luar negeri tercatat sebesar
USD1,5 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan
sebelumnya (USD0,1 miliar). Tingginya investasi
langsung ke luar negeri pada periode laporan antara
lain terkait dengan transaksi tukar saham (share
exchange) antara perusahaan domestik yang terdaftar
di bursa dengan saham perusahaan publik di luar
negeri.
Selain itu, meningkatnya investasi langsung ke luar
negeri juga ditopang oleh adanya penerbitan obligasi
valas yang dilakukan oleh anak perusahaan di luar
negeri (Special Purpose Vehicle–SPV) yang dananya
kemudian diteruspinjamkan kepada induk usahanya di
dalam negeri.
-6,000
-4,000
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
Investasi Langsung Investasi Portofolio Investasi Lainnya Transaksi Modal&Finansial
Juta USD
* Angka sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
-2.000
-1.000
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Investasi Penduduk ke LN Penanaman Modal Asing-PMA Investasi Langsung
Juta USD
* angka sementara
** angka sangat sementara
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
22
Di sisi lain, kegiatan investasi yang tumbuh kuat
dengan didukung oleh semakin membaiknya iklim
investasi dan kondisi makroekonomi yang stabil
tercermin dalam peningkatan aliran masuk PMA yang
mencapai USD4,5 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan
sebelumnya (USD4,3 miliar). Aliran masuk PMA yang
lebih tinggi tersebut disumbang pula oleh transaksi
tukar saham satu perusahaan yang tercatat di bursa.
Ditinjau dari sisi sektoral, sektor pertambangan,
industri manufaktur, dan perdagangan menjadi
penyumbang utama arus masuk modal PMA selama
Tw. I-2011. Kenaikan harga minyak yang mendorong
kenaikan harga komoditas migas diperkirakan menjadi
insentif bagi investor untuk berinvestasi di sektor
pertambangan. Sementara itu arus masuk modal PMA
pada sektor pertanian masih rendah dan cenderung
menurun.
Grafik 17
Perkembangan PMA Menurut Sektor Ekonomi
Berdasarkan negara asal investasi, negara
kawasan Eropa dan ASEAN menjadi kontributor utama
peningkatan arus masuk PMA selama Tw. I-2011.
Pangsa investasi dari negara-negara tersebut
mencapai 72,5% dari total investasi PMA pada periode
laporan.
Grafik 18
Perkembangan PMA Menurut Negara Asal
Perkembangan positif investasi negara kawasan
ASEAN sejalan dengan data realisasi PMA yang
dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM). Data BKPM mencatat Singapura
sebagai negara dengan jumlah investasi dan proyek
terbanyak selama Tw. I-2011.
2. Investasi Portofolio
Investasi portofolio pada Tw. I-2011 mencatat arus
masuk neto USD3,6 miliar, lebih tinggi dibanding
triwulan sebelumnya (USD1,4 miliar). Arus masuk yang
lebih tinggi tersebut terutama ditopang oleh derasnya
aliran modal asing yang masuk pada instrumen surat
utang sektor publik yang melebihi arus modal keluar
dalam bentuk pelepasan saham domestik oleh asing
maupun penempatan investasi Indonesia pada aset
portofolio asing.
-400
-200
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
Pertambangan Manufaktur Konstruksi Keuangan (termasuk asuransi)
Perdagangan Lain-lain (tmsk Jasa, Properti)
Juta USD
Tw.III'10* Tw.IV'10* Tw.I'11*** angka sementara** angka sangat sementara
-500
-250
0
250
500
750
1.000
1.250
1.500
1.750
2.000
Jepang AS Eropa Emerging Market Asia (termasuk
China)
ASEAN Lain-lain
Juta USD
Tw.III'10* Tw.III'10* Tw.I'11*** angka sementara
** angka sangat sementara
23
Grafik 19
Perkembangan Investasi Portofolio
Arus masuk investasi portofolio pada triwulan
laporan tercatat sebesar USD4,2 miliar, jauh lebih tinggi
dibanding triwulan sebelumnya (USD1,8 miliar).
Kombinasi antara tingkat pengembalian investasi yang
menarik dan ekspektasi apresiasi rupiah di tengah
masih melimpahnya likuiditas di pasar finansial
internasional merupakan faktor yang menarik investor
asing untuk menempatkan dananya pada instrumen
portofolio domestik, terutama surat utang sektor publik
berupa Surat Utang Negara berdenominasi rupiah (SUN
rupiah) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Pada akhir Tw. I-2011, posisi kepemilikan asing
pada SUN rupiah meningkat menjadi USD22,4 miliar
dari USD20,2 miliar pada akhir triwulan sebelumnya.
Sementara itu, posisi kepemilikan asing atas SBI di akhir
Tw. I-2011 meningkat menjadi USD8,9 miliar dari
USD6,1 miliar pada periode sebelumnya, setelah
sempat menurun di awal Tw. I-2011 dipicu rambatan
sentimen negatif akibat krisis keuangan di Eropa.
Tingginya minat investor asing terhadap instrumen
investasi portofolio domestik juga distimulasi oleh
persepsi positif investor atas prospek ekonomi
Indonesia. Kondisi tersebut tercermin pada sovereign
credit rating Indonesia yang terus membaik.
Grafik 20
Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing
Pada triwulan laporan, lembaga pemeringkat
rating internasional Moody’s meningkatkan foreign and
local-currency bond ratings dari Ba2 ke Ba1 dengan
stable outlook. Peringkat rating baru ini menempatkan
Indonesia pada posisi satu notch lagi sebelum
memasuki kategori investment grade. Sementara itu,
Fitch menegaskan peringkat utang Indonesia atau long-
term foreign and local currency issuer default ratings
(IDRs) pada rating BB+ dan merevisi outlook keduanya
menjadi positif dari stabil. Outlook positif tersebut
memberikan peluang yang lebih besar bagi sovereign
rating Indonesia untuk meningkat dalam jangka waktu
12-18 bulan ke depan.
Tabel 23 Perkembangan Sovereign Rating Indonesia
-2.000
0
2.000
4.000
6.000
8.000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Investasi Portofolio, aset Investasi Portofolio, kewajiban Investasi Portofolio, neto
Juta USD
* angka sementara
** angka sangat sementara
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
2009 2010 2011
Miliar USD
Kepemilikan SUN oleh Asing Kepemilikan SBI oleh Asing
December 23, 2008 Ba3* July 26, 2006 BB- January 27, 2005 BB-June 11, 2009 Ba3*** November 7, 2008 BB-* February 14,2008 BBSeptember 16, 2009 Ba2 October 23, 2009 BB-*** January 21, 2009 BB*June 21, 2010 Ba2*** March 12, 2010 BB January 25, 2010 BB+January 17, 2011 Ba1 February 24, 2011 BB+***
October 12, 2006 BB- September 25, 2008 BB*
October 31, 2007 BB+ February 5, 2009 BB**January , 2009 BB+* July 7, 2009 BB+October 7, 2009 BB+* July 13, 2010 BBB-October 14, 2010 BB+**** rating affirmation
** outlook revised from positive to stable
*** outlook revised from stable to positive
Note: Foreign Currency Long Term Debt
Rating and Investment Information (R&I)
Moody's
Japan Credit Rating Agency
Standard & Poor's Fitch
24
Membaiknya minat investor asing juga ditopang
oleh perbaikan risiko perekonomian secara keseluruhan
yang terlihat dari indikator yield spread antara obligasi
Pemerintah Indonesia dan US T-Notes yang semakin
menyempit.
Grafik 21
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
Dari sisi imbal hasil, Indonesia masih menjadi salah
satu tujuan utama investasi yang memberikan imbal
hasil yang cukup tinggi. Indikator imbal hasil rupiah
yang tercermin dari selisih suku bunga dalam negeri
dan luar negeri (UIP–Uncovered Interest Parity) relatif
tinggi (6,8%) dibandingkan dengan beberapa negara di
kawasan regional Asia seperti Filipina, Korea dan
Malaysia. Bahkan jika memperhitungkan premi risiko,
daya tarik investasi dalam rupiah tetap tinggi. Hal ini
tercermin dari tren indikator CIP (Covered Interest
Parity) yang terus meningkat sejak 2010 dan berada
pada level 5,0% pada akhir triwulan laporan.
Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku
bunga yang ditawarkan oleh SBI. Suku bunga SBI
bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk
seluruh tenor. Rata-rata tertimbang suku bunga SBI
dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar
6,4%, 6,1%, dan 6,7%.
Grafik 22
Perkembangan SBI Rate
Sementara itu, investasi asing pada instrumen
saham pada triwulan laporan mencatat arus keluar neto
sebesar USD0,8 miliar, setelah pada triwulan
sebelumnya masih mencatat arus masuk neto sebesar
USD46 juta. Transaksi jual oleh asing pada periode
laporan tercatat sebesar USD7,2 miliar, meningkat
dibanding USD6,5 miliar pada triwulan sebelumnya;
sementara transaksi beli oleh asing hanya sebesar
USD6,4 miliar, relatif sama dengan triwulan
sebelumnya.
Transaksi net jual saham oleh investor asing terkait
sentimen negatif atas tingginya ekspektasi inflasi,
lambatnya pemulihan ekonomi Eropa dan dampak
negatif bencana Jepang terhadap portfolio rebalancing
pelaku pasar keuangan global. Di akhir triwulan I-2011
pembelian saham oleh investor asing kembali
meningkat didorong oleh pertumbuhan laba emiten
yang cukup tinggi dan meredanya sentimen dampak
bencana Jepang.
Gejolak transaksi asing di bursa saham selama
Tw.I-2011 terefleksikan dalam pergerakan indeks harga
saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang
cenderung menurun cukup tajam di awal triwulan dan
kembali meningkat di akhir periode laporan.
0
2
4
6
8
10
12
Jan FebMar AprMei Jun Jul Ags SepOktNov Des Jan Feb Mar AprMei Jun Jul AgsSep Okt NovDes Jan FebMar
2009 2010 2011
Yield Global Bond Indo'15 US: Treasury Securities Yield: 10 years
%
6
7
8
9
10
11
Jan FebMarAprMayJun Jul AugSep OctNovDec Jan FebMarAprMayJun Jul AugSep OctNovDec Jan FebMar
2009 2010 2011
%
SBI 1 bulan SBI 3 bulan SBI 6 bulan SBI 9 bulan
25
Grafik 23
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
Dengan perkembangan tersebut, IHSG ditutup
pada level 3.678,7 di akhir triwulan I-2011, lebih
rendah dari akhir periode sebelumnya (3.703,5).
Pergerakan harga saham di Indonesia berjalan
searah dengan pergerakan indeks harga saham di
kawasan regional yang juga sempat mengalami
tekanan pada awal Tw. I-2011. Kondisi ini dipicu oleh
penguatan dolar AS secara global serta kekhawatiran
terhadap proses pemulihan ekonomi Eropa yang lambat
dan meningkatnya inflasi global.
Grafik 24
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
Ditinjau dari sisi sektoral, kinerja indeks secara
umum masih mengalami pertumbuhan yang positif.
Pada Tw. I-2011, sektor aneka industri dan keuangan
mengalami pertumbuhan indeks tertinggi, yaitu
masing-masing 3,6% dan 3,4%.
Selama Tw. I-2011, aktivitas pasar bursa juga
diwarnai oleh tiga emiten yang melakukan penawaran
saham baru (Initial Public Offering-IPO), yaitu
Megapolitan Development Tbk., Martina Berto Tbk.,
dan Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Total penawaran
saham baru ketiga emiten tersebut mencapai Rp18
triliun. Sementara itu, pada periode laporan terdapat
satu emiten yang tercatat melakukan delisting, yaitu
New Century Development Tbk.
Di sisi lain, investasi penduduk pada aset portofolio
asing meningkat dari USD0,4 miliar pada triwulan
sebelumnya menjadi USD0,6 miliar, terutama karena
sektor swasta kembali melakukan penempatan investasi
asing pada periode laporan.
Dengan berbagai perkembangan pada sisi aset dan
kewajiban tersebut, investasi portofolio sektor publik
pada triwulan laporan mencatat arus masuk neto
sebesar USD4,1 miliar, sementara sektor swasta
mengalami defisit USD0,5 miliar.
Grafik 25
Investasi Portofolio Menurut Sektor Institusi
3. Investasi Lainnya
Transaksi investasi lainnya pada triwulan laporan
mencatat defisit sebesar USD0,3 miliar, berkebalikan
dengan periode sebelumnya (surplus USD3,8 miliar).
Defisit tersebut terutama didorong oleh kenaikan aset
investasi lain sektor swasta di luar negeri, terutama
berupa tagihan trade credit (piutang dagang).
800
1.200
1.600
2.000
2.400
2.800
3.200
3.600
4.000
-500
-400
-300
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AugSep Okt NopDec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AugSep Okt NopDes Jan Feb Mar
2009 2010 2011
IHSGJuta USD
Neto Asing IHSG (RHS)
Sumber : BEI
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010 2011
Index
STI Singapore IHSG SET Thailand Phillipines Index (PCOMP) Malaysia Index (KLCI)
Sumber : Bloomberg
-2.000
0
2.000
4.000
6.000
8.000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Investasi Portofolio sektor Publik Investasi Portofolio sektor Swasta Investasi Portofolio, neto
Juta USD
* angka sementara
** angka sangat sementara
26
Grafik 26
Perkembangan Investasi Lainnya
Dalam periode laporan, aset investasi
lainnya mencatat defisit (arus keluar neto)
sebesar USD1,0 miliar, setelah pada periode
sebelumnya mencatat surplus USD2,4 miliar.
Peningkatan asset domestik di luar negeri tersebut
sebagian besar berasal dari sektor swasta berupa
kenaikan trade credits sejalan dengan tingginya
kegiatan ekspor barang.
Grafik 27
Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
Di sisi kewajiban, investasi lainnya pada Tw. I-2011
mencatat surplus sebesar USD0,7 miliar, lebih rendah
dari surplus pada triwulan sebelumnya (USD1,4 miliar).
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh lebih
rendahnya arus masuk investasi lainnya di sektor publik
pada periode laporan.
Grafik 28
Perkembangan Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya
Sisi kewajiban investasi lainnya sektor publik dalam
triwulan laporan mencatat surplus yang menurun
menjadi USD95 juta dari USD1,4 miliar pada triwulan
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan penarikan
pinjaman luar negeri pemerintah, baik pinjaman
program maupun pinjaman proyek, yang lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya, sesuai pola
historisnya. Penarikan pinjaman program dan pinjaman
proyek tercatat masing-masing sebesar USD0,2 miliar
dan USD0,5 miliar, lebih rendah dibanding periode
sebelumnya (USD1,8 miliar dan USD0,9 miliar).
Sementara itu, pembayaran pinjaman pemerintah juga
mengalami penurunan menjadi USD0,9 miliar dari
USD1,9 miliar pada periode sebelumnya.
Pada triwulan laporan, Pemerintah Indonesia
menandatangani perjanjian pinjaman luar negeri baru
di antaranya dari Islamic Development Bank (IDB),
Pemerintah Korea, Bank Dunia, dan JICA. Pinjaman
yang diberikan IDB rencananya akan digunakan untuk
pengembangan Pusat Pendidikan dan Penelitian Medis
serta dua Proyek Rumah Sakit Universitas sebesar
USD64 juta. Sementara pinjaman yang diberikan oleh
Pemerintah Korea akan digunakan untuk
pengembangan jalan by-pass di Padang (Padang By-
Pass Capacity Expansion) sebesar USD58 juta. Pinjaman
yang diperoleh dari JICA akan digunakan untuk
-8,000
-6,000
-4,000
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
Juta USD
Investasi lainnya, aset Investasi lainnya, kewajiban Investasi lainnya, neto* Angka sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
-6,500
-5,500
-4,500
-3,500
-2,500
-1,500
-500
500
1,500
2,500
3,500
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009R 2010* 2011**
Juta USD
Pinjaman Uang & simpanan Aset lainnya Investasi lainnya sektor swasta, aset
* Angka sementara** Angka sangat sementaraR : revisi
-3,000
-2,000
-1,000
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Juta USD
Piutang dagang Uang & simpanan Pinjaman, neto Kewajiban lainnya Inv. lainnya, kewajiban
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
27
Infrastructure Reform Sector Development Program III
sebesar USD100 juta, sedangkan pinjaman yang
diperoleh dari Bank Dunia akan digunakan untuk
Scholarship Program for Strengthening Reforming
Institutions (SPIRIT) Project sebesar USD113 juta.
Grafik29
Perkembangan PLN Sektor Publik
Sebaliknya, sisi kewajiban investasi lainnya sektor
swasta pada triwulan laporan mencatat surplus USD0,6
miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD5 juta pada
triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus tersebut
terutama berasal dari penarikan pinjaman luar negeri
bank dan korporasi yang mencapai USD4,2 miliar, lebih
tinggi dari periode sebelumnya (USD3,8 miliar). Di sisi
lain, pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta
pada Tw. I-2011 menurun menjadi USD2,7 miliar, lebih
rendah dibanding triwulan sebelumnya (USD4,5 miliar).
Pada periode laporan, beberapa perusahaan
domestik tercatat memperoleh pinjaman dari luar
negeri. Beberapa bank memperoleh pinjaman luar
negeri antara lain untuk kebutuhan refinancing,
pengembangan kredit di sektor UMKM, dan membiayai
perdagangan luar negeri.
Grafik 30
Perkembangan PLN Sektor Swasta
Beberapa korporasi swasta memperoleh
pinjaman luar negeri dari lembaga keuangan
internasional seperti pinjaman dari IFC untuk
memperluas akses kredit kendaraan bermotor roda dua,
terutama bagi usaha kecil dan masyarakat
berpendapatan rendah dan pinjaman dari Bank
Pembangunan Asia (ADB) untuk pengembangan tiga
proyek panas bumi yang berlokasi di Karaha-Jawa
Barat, Sungaipenuh-Jambi, dan Mataloko-Nusa
Tenggara. Dalam triwulan laporan juga terdapat kerja
sama sebuah bank domestik dengan Bank
Pembangunan Asia (ADB) untuk mendapatkan dana
pinjaman sebesar USD200 juta yang penggunaannya
ditujukan untuk mendukung pembiayaan term lending
dan modal kerja korporasi serta usaha kecil-menengah
yang berorientasi ekspor.
Di samping itu, sejalan dengan tingginya kegiatan
impor pada periode laporan, kewajiban investasi lain
sektor swasta berupa trade credit membukukan arus
masuk neto sebesar USD0,2 miliar, lebih besar
dibanding periode sebelumnya (USD0,1 miliar).
-3,000
-2,000
-1,000
0
1,000
2,000
3,000
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Juta USD
Penarikan Pembayaran Neto* Angka sementara**Angka sangata sementara
-4,700
-3,700
-2,700
-1,700
-700
300
1,300
2,300
3,300
4,300
5,300
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Juta USD
Penarikan Pembayaran Neto* Angka sementara ** Angka sangat sementara
29
Dengan surplus neraca pembayaran selama Tw.1-
2010 yang mencapai USD7,7 miliar, posisi cadangan
devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi
USD105,7 miliar dari posisi pada akhir triwulan
sebelumnya (USD96,2 miliar). Jumlah cadangan devisa
tersebut setara dengan 6,2 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Komponen cadangan devisa tersebut antara
lain terdiri dari surat-surat berharga sebesar
USD90,3 miliar (85,4% dari total cadangan devisa),
currency & deposits sebesar USD8,8 miliar (8,4%),
monetary gold sebesar USD3,3 miliar (3,2%), dan
special drawing rights (SDR) sebesar USD2,8 miliar
(2,6%).
Grafik 33
Perkembangan Cadangan Devisa
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
2009 2010* 2011**
Juta USDBln Impor
Cadangan Devisa (RHS) Bulan Impor
* Angka Sementara** Angka sangat sementara
CADANGAN DEVISA
31
Penyusutan surplus transaksi berjalan yang tertahan
pada periode laporan berdampak pada perbaikan
beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Kondisi
keseimbangan eksternal (tercermin pada rasio transaksi
berjalan terhadap PDB) menjadi lebih baik, sementara
kontribusi sektor eksternal terhadap PDB (tercermin
pada rasio net ekspor terhadap PDB) kendati mengecil
namun masih tetap pada level yang cukup tinggi. Di sisi
lain, semakin besarnya transaksi perdagangan
menyebabkan derajat keterbukaan perekonomian
Indonesia semakin meningkat (tercermin pada rasio
ekspor ditambah impor terhadap PDB).
Dari sisi finansial, indikator pada Tw. I-2011 masih
menunjukkan level yang terjaga (terefleksi pada
penurunan posisi ULN total, baik terhadap
cadangan devisa maupun PDB) dari periode
sebelumnya.
Sementara itu, debt service ratio (rasio
beban pembayaran utang terhadap ekspor)
menurun secara signifikan sesuai pola musiman di mana
pembayaran utang pada triwulan laporan selalu lebih
rendah dari Tw. IV.
Tabel 24 Indikator Sustainabilitas Eksternal
2011**
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) 2.4 1.8 1.2 2.5 1.2 0.8 0.6 0.6 1.0
Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) 3.9 3.8 3.2 4.6 3.0 2.6 2.9 3.4 3.2
Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 44.0 43.5 44.5 47.1 44.6 44.8 44.3 50.1 49.1
Debt Service Ratio (DSR) (%)2) 23.3 25.0 19.8 24.6 21.2 23.2 20.3 23.7 17.0
Posisi ULN Total/PDB (%)3) 29.7 30.3 33.0 31.8 30.4 28.7 28.6 28.4 28.2
Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)3) 5.3 5.6 6.2 5.8 5.6 5.3 5.8 6.0 6.1 Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 275.3 267.0 269.7 261.5 251.8 240.2 224.5 210.4 198.0 Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) 49.4 49.0 50.3 47.9 46.1 44.1 45.5 44.6 42.6
Memorandum: PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) 113,327 131,771 146,047 153,205 163,767 174,988 186,669 188,058 191,575 PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) 508,432 507,550 508,658 544,350 594,790 638,007 678,629 713,483 741,291 Ekspor Barang & Jasa (juta USD) 27,122 31,189 34,838 39,653 38,961 41,459 44,046 50,374 50,165 Impor Barang & Jasa (juta USD) -22,741 -26,171 -30,156 -32,542 -34,112 -36,886 -38,607 -43,928 -43,944 Debt Service Payments (juta USD) -6,858 -8,356 -7,387 -10,300 -8,722 -10,134 -9,426 -12,553 -8,934 - Pemerintah -1,786 -3,353 -1,962 -3,558 -2,053 -3,153 -2,249 -3,264 -2,457 - Swasta (termasuk BUMN) -5,072 -5,004 -5,425 -6,742 -6,669 -6,981 -7,177 -9,289 -6,477
Posisi ULN Total (juta USD) 4) 150,965 153,741 167,989 172,871 180,834 183,329 194,349 202,413 209,327
Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 4) 27,079 28,230 31,356 31,673 33,102 33,672 39,366 42,908 45,017 Posisi Cadangan Devisa (juta USD) 54,840 57,576 62,287 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 105,709
Keterangan:1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan2) Debt Service Payments dibagi ekspor barang & Jasa3) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)4) Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Maret 2011-sementara)
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
INDIKATOR2010*2009
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
33
Transaksi Asing di SBI dan SUN Kebijakan yang Diterapkan Bank Indonesia pada Tahun 2010
Paket Kebijakan Desember 2010
Menjelang akhir tahun 2010, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk memperkuat
stabilitas moneter, mendorong peran intermediasi perbankan, meningkatkan ketahanan perbankan, memperkuat kebijakan
makroprudensial, dan memperkuat fungsi penguatan (penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada http://www.bi.go.id)
Bagian dari paket kebijakan tersebut yang mempengaruhi manajemen arus modal antara lain:
(1) Menerapkan kembali batasan posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank Jangka Pendek maksimal 30%
dari modal bank. Kebijakan ini akan diberlakukan paling lambat akhir Januari 2011 dengan masa transisi 3 bulan.
Kebijakan ini untuk memperkuat prinsip kehati‐hatian dalam mengelola PLN Jangka Pendek, sambil tetap
memberikan peluang untuk mendorong sektor riil.
(2) Meningkatkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) valas secara bertahap dari 1% DPK valas menjadi 8% DPK
valas: Tahap I: menaikkan GWM Valas dari 1% menjadi 5%, efektif berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.
Tahap II: menaikkan GWM Valas dari 5% menjadi 8%, efektif berlaku pada tanggal 1 Juni 2011.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen likuiditas valas perbankan dalam mengantisipasi
peningkatan kebutuhan valas baik dari penarikan DPK valas maupun kebutuhan valas lainnya. Kebijakan ini juga
ditujukan untuk memperkuat pengelolaan arus modal asing oleh Bank Indonesia terkait dengan upaya memitigasi
risiko terhadap arah pembalikan arus modal asing yang besar dan tiba‐tiba.
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Sem II‐09 Sem II‐10
SBI SBN kec. Global Bond
Boks 1
Penyempurnaan Format Penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia
Sejak publikasi Tw. I-2011 ini dilakukan penyempurnaan format penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Penyempurnaan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berimbang kepada berbagai pemangku kepentingan di tengah peningkatan akan kebutuhan informasi yang lebih rinci. Implementasi penyempurnaan format penyajian statistik dilakukan dengan mempertimbangkan praktek yang berlaku secara internasional.
Secara umum, penyempurnaan format penyajian statistik NPI mencakup penyediaan informasi transaksi yang lebih lengkap dan terinci, dengan memperhatikan agar aliran, keterkaitan, dan konsistensi antartabel tetap terjaga. NPI secara lengkap dan ringkas tersaji pada tabel pertama, sementara sembilan tabel berikutnya menyajikan rincian data komponen-komponen utama neraca pembayaran. Penjelasan perubahan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. “Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan” disempurnakan dengan menambahkan data:
a. rincian perdagangan barang menurut kelompok nonmigas dan migas; b. transaksi bruto jasa-jasa, pendapatan, dan transfer berjalan; c. data total aset dan kewajiban transaksi financial;
Mengikuti Balance of Payments Manual 5th Edition (BPM5), total aset transaksi finansial merupakan penjumlahan antara aset investasi portofolio dan investasi lainnya serta investasi langsung ke luar negeri, walaupun kelompok transaksi yang terakhir tidak seluruhnya berupa aset (merupakan transaksi neto investasi setelah memperhitungkan kewajiban kepada afiliasi di luar negeri). Senada dengan aset, total kewajiban merupakan penjumlahan antara kewajiban investasi portofolio dan investasi lainnya serta investasi langsung di Indonesia;
d. rincian berdasarkan sektor institusi pada data kewajiban investasi portofolio dan investasi lainnya.
2. “Tabel 2 Neraca Pembayaran: Transaksi Berjalan” pada format lama dihapuskan dan diganti dengan tabel-tabel rincian komponen transaksi berjalan: a. “Tabel 2.A. Transaksi Berjalan: Barang” merupakan tabel rincian transaksi barang yang dikelompokkan
menurut komponen standar BPM5. Data ekspor impor barang migas dinyatakan secara eksplisit dalam kelompok barang yang relevan;
b. “Tabel 2.B. Transaksi Berjalan: Ekspor Barang Menurut Sektor” merinci total ekspor barang berdasarkan komoditas utama masing-masing sektor ekonomi. Pada dasarnya, yang termasuk dalam ekspor Produk Pertanian, Produk Manufaktur, serta Produk Pertambangan dan Lainnya merupakan ekspor kelompok Barang Dagangan Umum dan Barang untuk Diolah pada Tabel 2.A; sementara Barang Lainnya mencakup tiga jenis barang lainnya pada Tabel 2.A, yaitu Emas Nonmoneter, Barang yang Diperoleh di Pelabuhan oleh Sarana Pengangkut, dan Barang yang Diperbaiki;
c. “Tabel 2.C Transaksi Berjalan: Impor Barang Menurut Kategori Ekonomi” merinci total impor barang berdasarkan kelompok ekonomi komoditasnya sekaligus mengonversi data yang dikompilasi menurut Standard International Trade Classification (SITC) ke dalam kategori penggunaan akhir barang menurut kerangka the System of National Accounts (SNA), yaitu: barang modal, barang antara (bahan baku/penolong), dan barang konsumsi. Yang termasuk dalam impor Barang Konsumsi, Bahan Baku/Penolong, dan Barang Modal dalam tabel ini adalah impor barang yang tergolong sebagai Barang Dagangan Umum dan Barang untuk Diolah dalam Tabel 2.A, sementara impor lainnya tergabung dalam impor Barang Lainnya;
d. “Tabel 2.D Transaksi Berjalan: Jasa-jasa” memuat data ekspor dan impor sebelas komponen standar jasa menurut BPM5; sembilan komponen jasa selain jasa transportasi dan jasa perjalanan dalam format sebelumnya tergabung sebagai Jasa-jasa Lainnya. Selain itu, data jasa transportasi penumpang dan lainnya yang sebelumnya tergabung menjadi satu sekarang disajikan terpisah. Informasi jumlah pelawat ke dalam negeri maupun ke luar negeri selama periode laporan ditampilkan sebagai memorandum;
34
e. “Tabel 2.E Transaksi Berjalan: Pendapatan” merinci data penerimaan dan pembayaran pendapatan yang dalam format sebelumnya tersaji secara neto. Lebih lanjut, data pendapatan investasi langsung dan investasi portofolio memisahkan antara data pendapatan ekuitas dan data pendapatan bunga.
f. “Tabel 2.F Transaksi Berjalan: Transfer Berjalan” menyajikan rincian data penerimaan dan pembayaran transfer berjalan yang dalam format sebelumnya ditampilkan secara neto. Informasi jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan Tenaga Kerja Asing di Indonesia per akhir periode laporan ditampilkan sebagai memorandum.
3. Tabel 3 yang berisikan data transaksi modal dan finansial serta Tabel 4 dan Tabel 5 yang berisikan rincian data transaksi finansial menurut sektor institusi dalam format penyajian sebelumnya direformat menjadi tabel-tabel komponen transaksi finansial: a. “Tabel 3 Transaksi Finansial: Investasi Langsung” memuat data investasi langsung yang sebelumnya
tersaji dalam Tabel 3 dan Tabel 5 format lama; b. “Tabel 4 Transaksi Finansial: Investasi Portofolio” menyajikan data investasi portofolio berdasarkan aset
dan kewajiban sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3 format sebelumnya, namun dengan merinci masing-masing aset dan kewajiban tersebut berdasarkan sektor institusi terlebih dahulu, baru kemudian berdasarkan instrumen;
c. “Tabel 5 Transaksi Finansial: Investasi Lainnya” menyajikan data investasi lainnya berdasarkan aset dan kewajiban sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3 format sebelumnya, namun dengan merinci masing-masing aset dan kewajiban tersebut berdasarkan sektor institusi terlebih dahulu, baru kemudian berdasarkan instrumen. Rincian instrumen ditambah dengan instrumen uang dan simpanan (baik di sisi aset maupun kewajiban sektor swasta) serta instrumen utang dagang di sisi kewajiban sektor swasta. Sementara itu, rincian jenis pinjaman luar negeri pemerintah disederhanakan karena informasi rinci tersebut sudah tersedia di dalam publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia.
35
Boks 2 Inflasi Volatile Food dan Impor Pangan
Surplus transaksi berjalan Indonesia terus mengalami penyusutan dalam beberapa periode terakhir,
seiring dengan laju kenaikan impor yang melebihi ekspor, baik di sektor migas maupun nonmigas. Untuk sektor nonmigas, dalam triwulan I-2011 impor tumbuh 27,2% (y.oy.), antara lain didorong oleh pertumbuhan impor kelompok barang konsumsi yang mencapai 40%, khususnya impor kelompok komoditas makanan & minuman (primer dan yang diproses) untuk rumah tangga yang tumbuh 67,3% (y.o.y).
Tingginya impor kelompok komoditas pangan tersebut, antara lain terkait dengan meningkatnya kebutuhan komoditas bahan pangan tertentu yang pasokannya di dalam negeri terbatas akibat kondisi cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengganggu siklus produksi beberapa komoditas bahan pangan, seperti beras, cabe, dan bawang merah, sehingga produksi tidak optimal. Kelangkaan pasokan bahan pangan di pasar domestik pada gilirannya memicu inflasi pangan, khususnya inflasi volatile food. Di sisi lain, tingginya harga komoditas internasional yang ditransmisikan ke harga domestik melalui barang-barang yang diimpor juga memberikan kontribusi terhadap tekanan inflasi di Indonesia.
Inflasi Pangan dan Volatile Food
Impor Kel. Makanan & Minuman utk RT
Komoditas pangan yang mengalami peningkatan impor signifikan pada triwulan I-2011 antara lain beras,
bawang merah, cabe, kacang mete, dan lada. Bahkan, impor komoditas-komoditas dalam satu triwulan tersebut sudah melampaui nilai impornya selama tahun 2010. Kenaikan yang signifikan pada impor komoditas bahan pangan tersebut diharapkan akan mengatasi keterbatasan pasokan produksi di dalam negeri sehingga dapat meredam inflasi yang bersumber dari bahan pangan. Seperti tercermin dalam grafik di bawah ini, impor beras, bawang, dan cabe yang tinggi, sudah mulai diikuti dengan menurunnya tekanan harga pada komoditas tersebut. Namun, strategi impor bahan pangan perlu tetap memperhatikan siklus produksi dan kemampuan produksi domestik agar tidak terjadi kelebihan persediaan bahan pangan yang dapat menyebabkan penurunan harga yang tidak wajar dan merugikan produsen domestik.
-5
0
5
10
15
20
Jan-0
9
Mar-
09
May-
09
Jul-09
Sep-0
9
Nov-
09
Jan-1
0
Mar-
10
May-
10
Jul-10
Sep-1
0
Nov-
10
Jan-1
1
Mar-
11
Vol Food (yoy)Pangan (yoy)Vol.Food (mom)Pangan (mom)
(%)
-40
-20
0
20
40
60
80
100
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
Tw.I
Tw.I
I
Tw.I
II
Tw.I
V
Tw.I
Tw.I
I
Tw.I
II
Tw.I
V
Tw.I
2009R 2010* 2011**
Impor Pangan - LHS
Pertumbuhan (yoy) - RHS
juta USD %
* Angka sementara** Angka sangat sementaraR : Revisi
36
Grafik 1 Komoditas Beras
Grafik 2 Komoditas Bawang Merah
Grafik 3 Komoditas Cabe
Grafik 4 Komoditas Kacang Mete
0
50
100
150
200
250
300
350
100
110
120
130
140
150
160
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2009 2010 2011
IHK
Impor (RHS)
Juta USDIHK
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2009 2010 2011
IHK
Impor (RHS)
Juta USDIHK
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2009 2010 2011
IHK
Impor (RHS)
Juta USDIHK
0
200
400
600
800
1,000
1,200
130
140
150
160
170
180
190Ja
nFe
bM
ar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2009 2010 2011
IHK
Impor (RHS)
IHK juta USD
37
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : RINGKASAN ...................... 39
Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 40
Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, EKSPOR BARANG MENURUT
SEKTOR
...................... 41
Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, IMPOR BARANG MENURUT
KATEGORI EKONOMI
...................... 42
Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 43
Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN ...................... 44
Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, TRANSFER BERJALAN ...................... 45
Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 43
Tabel 9 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 47
Tabel 10 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 48
LAMPIRAN
39
TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
RINGKASAN (Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
I. Transaksi Berjalan 2,690 2,377 1,781 3,781 10,628 1,938 1,412 1,208 1,096 5,654 1,926A. Barang 1 6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 8,404
- Ekspor 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 45,701- Impor -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 -37,2971. Nonmigas 4,883 6,033 6,282 8,362 25,560 5,812 5,881 6,605 9,097 27,395 8,317
a. Ekspor 20,530 23,751 25,603 29,145 99,030 28,511 30,298 32,763 37,845 129,416 36,973b. Impor -15,647 -17,718 -19,321 -20,783 -73,470 -22,699 -24,417 -26,158 -28,747 -102,021 -28,656
2. Minyak -571 -439 -2,012 -995 -4,016 -1,663 -2,140 -1,991 -2,859 -8,653 -3,408a. Ekspor 1,798 2,394 2,938 3,660 10,790 3,556 3,840 3,749 4,547 15,691 4,858b. Impor -2,368 -2,833 -4,950 -4,655 -14,806 -5,219 -5,980 -5,740 -7,406 -24,344 -8,266
3. Gas 1,740 1,899 2,661 3,088 9,388 2,805 3,107 2,980 2,994 11,886 3,495a. Ekspor 1,867 2,013 2,748 3,198 9,826 3,022 3,306 3,201 3,438 12,968 3,870b. Impor -127 -113 -87 -110 -438 -217 -200 -222 -444 -1,082 -375
B. Jasa-jasa -1,672 -2,476 -2,249 -3,344 -9,741 -2,105 -2,274 -2,154 -2,787 -9,320 -2,183 1. Ekspor 2,926 3,031 3,549 3,649 13,155 3,873 4,015 4,334 4,544 16,766 4,463 2. Impor -4,598 -5,507 -5,798 -6,993 -22,896 -5,978 -6,289 -6,488 -7,331 -26,086 -6,646
C. Pendapatan -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 -3,993 -4,262 -5,385 -6,652 -20,291 -5,365 1. Penerimaan 557 387 582 395 1,921 444 443 521 482 1,890 579 2. Pembayaran -3,299 -4,163 -4,653 -4,946 -17,061 -4,436 -4,705 -5,906 -7,134 -22,181 -5,944
D. Transfer berjalan 1,051 1,135 1,171 1,221 4,578 1,081 1,100 1,153 1,303 4,637 1,070 1. Penerimaan 1,719 1,790 1,838 1,894 7,241 1,815 1,816 1,883 2,057 7,571 1,829 2. Pembayaran -668 -655 -667 -673 -2,663 -734 -716 -731 -754 -2,934 -759
II. Transaksi Modal & Finansial 1,835 -2,320 2,924 2,414 4,852 5,590 3,697 7,298 9,550 26,134 6,221A. Transaksi Modal 19 29 34 14 96 18 2 4 26 50 1B. Transaksi Finansial 2 1,815 -2,349 2,891 2,399 4,756 5,572 3,695 7,294 9,524 26,084 6,220
- Aset -1,384 -3,454 -6,755 -2,803 -14,395 -3,601 -583 -4,748 2,031 -6,901 -3,116- Kewajiban 3,199 1,105 9,645 5,202 19,151 9,172 4,277 12,042 7,494 32,985 9,336
1. Investasi Langsung 628 575 647 779 2,628 2,484 2,298 1,617 4,241 10,639 2,956a. Ke luar negeri -1,276 -872 -340 239 -2,249 -427 -982 -1,191 -64 -2,664 -1,539b. Di Indonesia (PMA) 1,904 1,447 987 540 4,877 2,911 3,280 2,808 4,305 13,304 4,495
2. Investasi Portofolio 1,950 1,893 2,972 3,521 10,336 6,159 1,089 4,517 1,437 13,202 3,561a. Aset 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -1,597 -353 -2,511 -593b. Kewajiban 1,817 1,532 3,303 3,828 10,480 6,569 1,241 6,114 1,789 15,713 4,154
1) Sektor publik 2,902 1,696 2,597 2,383 9,578 6,556 997 4,820 1,154 13,526 4,3832) Sektor swasta -1,085 -164 706 1,445 902 13 244 1,295 636 2,187 -229
3. Investasi Lainnya -763 -4,817 -728 -1,900 -8,208 -3,072 308 1,160 3,846 2,243 -296 a. Aset -241 -2,943 -6,083 -2,735 -12,002 -2,764 552 -1,960 2,447 -1,725 -984 b. Kewajiban -522 -1,874 5,355 834 3,794 -308 -244 3,120 1,400 3,968 688
1) Sektor publik 0 -2,010 3,084 452 1,526 147 -879 1,093 1,395 1,756 952) Sektor swasta -522 137 2,271 382 2,268 -455 636 2,027 5 2,212 593
III. Total (I + II) 4,524 57 4,705 6,195 15,481 7,528 5,108 8,506 10,646 31,788 8,147IV. Selisih Perhitungan Bersih -570 995 -1,159 -2,241 -2,975 -907 312 -1,551 643 -1,503 -481V. Neraca Keseluruhan (III + IV) 3,955 1,052 3,546 3,954 12,506 6,621 5,421 6,955 11,289 30,285 7,666VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3 -3,955 -1,052 -3,546 -3,954 -12,506 -6,621 -5,421 -6,955 -11,289 -30,285 -7,666
A. Transaksi Cadangan Devisa -3,955 -1,052 -3,546 -3,954 -12,506 -6,621 -5,421 -6,955 -11,289 -30,285 -7,666B. Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1. Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02. Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Memorandum:Posisi Cadangan Devisa 54,840 57,576 62,287 66,105 66,105 71,823 76,321 86,551 96,207 96,207 105,709
dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah 5.4 5.7 6.1 6.5 6.5 5.2 5.6 6.3 7.0 7.0 6.2Transaksi Berjalan (% PDB) 2.37 1.80 1.22 2.47 1.95 1.18 0.81 0.65 0.58 0.79 0.98Rasio Pembayaran Utang (%) 23.3 25.0 19.8 24.6 23.2 21.2 23.2 20.3 23.7 22.2 17.0
a.l. Rasio Pembayaran Utang Pemerintah & Otoritas Moneter (%) 6.1 10.0 5.3 8.5 7.5 5.0 7.2 4.8 6.2 5.8 4.71) Dalam free on board (fob)
2) Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait.3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit.* Angka-angka sementara** Angka-angka sangat sementara- Angka tidak tersediaR Revisi
URAIAN2009R 2010* 2011**
TOTAL TOTAL
40
TABEL 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN BARANG
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1
Barang 1 6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 8,404- Ekspor 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 45,701- Impor -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 -37,297
A. Barang dagangan umum 6,108 7,263 7,397 10,382 31,150 6,995 6,143 7,430 8,881 29,449 7,3501. Ekspor 22,310 26,075 29,386 33,744 111,515 32,686 34,703 37,139 43,100 147,629 42,486
a.l. Minyak & Gas 3,526 4,248 5,529 6,690 19,994 6,349 6,906 6,765 7,752 27,772 8,4402. Impor -16,202 -18,812 -21,990 -23,362 -80,365 -25,691 -28,560 -29,710 -34,219 -118,179 -35,137
a.l. Minyak & Gas -2,478 -2,924 -5,006 -4,707 -15,115 -5,408 -6,137 -5,915 -7,804 -25,264 -8,587B. Barang untuk diolah -487 17 -605 -97 -1,172 -313 147 -80 29 -216 605
1. Ekspor 1,293 1,705 1,526 1,783 6,307 1,909 1,961 2,085 2,089 8,043 2,5652. Impor -1,780 -1,687 -2,131 -1,880 -7,479 -2,222 -1,814 -2,164 -2,060 -8,260 -1,960
C. Barang yang diperbaiki -46 -38 -64 -35 -184 -30 -32 -46 -51 -159 -341. Ekspor 19 25 15 13 72 10 22 14 19 65 112. Impor -66 -63 -79 -48 -256 -40 -54 -60 -70 -224 -45
D. Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut 124 116 70 -3 307 126 177 113 122 538 2571. Ekspor 215 214 223 247 898 293 328 274 343 1,238 399
a.l. Minyak & Gas 139 158 157 168 622 229 240 184 233 886 2892. Impor -91 -98 -153 -250 -591 -167 -151 -161 -221 -700 -142
a.l. Minyak & Gas -18 -23 -31 -58 -130 -27 -42 -47 -47 -162 -55E. Emas nonmoneter 354 135 133 209 831 176 412 176 251 1,016 227
1. Ekspor 358 140 139 217 854 190 430 201 279 1,099 2412. Impor -4 -5 -6 -8 -23 -14 -18 -24 -27 -83 -14
Memorandum:1. Pertumbuhan (%, yoy)
a. Ekspor (fob) -29.7 -24.6 -17.8 20.9 -14.3 45.0 33.0 26.9 27.3 32.1 30.2- Nonmigas -22.2 -14.8 -11.1 17.5 -8.2 38.9 27.6 28.0 29.8 30.7 29.7- Migas -54.2 -53.4 -38.8 38.2 -35.0 79.5 62.2 22.2 16.4 39.0 32.7
b. Impor (fob) -32.5 -35.2 -24.6 -0.2 -24.0 55.1 48.1 31.9 43.2 43.7 32.6- Nonmigas -26.7 -25.3 -22.9 -8.2 -20.8 45.1 37.8 35.4 38.3 38.9 26.2- Migas -54.9 -64.0 -30.7 60.9 -36.3 117.8 109.7 18.3 64.7 66.8 59.0
2. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 41.8 56.9 66.5 73.1 59.6 75.2 76.8 73.8 84.9 77.7 102.23. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0.962 0.941 0.943 0.951 0.949 0.954 0.965 0.950 0.912 0.945 0.908
1) Dalam free on board (fob)* Angka-angka sementara
** Angka-angka sangat sementara- Angka tidak tersedia
R Revisi
2009R 2010* 2011**URAIAN
41
TABEL 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN EKSPOR BARANG MENURUT SEKTOR
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1
Ekspor 1 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 45,701 Produk Pertanian 902 1,035 1,173 1,238 4,347 1,081 1,123 1,385 1,404 4,991 1,266
Kopi 144 245 254 181 825 113 184 272 245 814 281Teh 31 36 37 40 144 38 38 38 37 150 35Rempah-rempah 46 60 63 71 239 60 78 130 142 410 106Tembakau 31 34 17 21 102 20 25 17 16 77 10Coklat 179 202 323 375 1,079 310 206 368 305 1,190 208Udang 208 179 195 204 786 184 217 214 238 853 239Lainnya 262 279 283 347 1,171 355 375 348 421 1,498 386
Produk Manufaktur 15,703 18,283 19,389 22,368 75,742 22,069 23,868 25,184 29,825 100,947 29,231Tekstil & produk tekstil 2,188 2,315 2,421 2,402 9,326 2,589 2,765 2,936 3,030 11,319 3,373Produk kayu olahan 471 551 554 655 2,232 713 706 666 742 2,828 710Minyak sawit 1,691 2,343 2,721 3,525 10,279 2,395 2,356 3,606 5,098 13,454 2,917Bahan kimia 371 500 661 753 2,284 807 889 784 954 3,434 1,049Produk logam 1,556 1,442 1,986 2,206 7,191 2,423 2,149 2,342 2,986 9,900 3,133Peralatan listrik 1,692 2,057 2,372 2,470 8,590 2,419 2,717 2,885 2,953 10,974 2,751Semen 30 48 45 36 158 17 24 27 41 109 34Kertas 770 854 872 940 3,437 943 1,066 993 1,142 4,144 974Produk karet 899 1,079 1,230 1,485 4,693 1,925 2,362 2,279 2,696 9,262 3,580Produk minyak 2 331 460 575 793 2,160 868 943 800 974 3,586 1,141Elpiji 3 0 0 0 48 48 0 0 0 0 0 0Lainnya 5,704 6,633 5,952 7,055 25,344 6,970 7,891 7,867 9,210 31,937 9,571
Produk Pertambangan dan Lainnya 6,999 8,462 10,351 11,921 37,732 11,446 11,673 12,655 13,960 49,733 14,554Tembaga 1,154 969 1,464 1,805 5,393 1,438 1,212 1,919 1,771 6,340 1,433Nikel 31 67 92 102 292 125 125 128 197 576 223Batubara 2,538 3,542 3,715 4,004 13,798 4,224 4,198 4,437 4,984 17,844 5,340Bauksit 32 57 69 83 241 90 111 126 128 455 151Minyak mentah 2 1,328 1,775 2,206 2,699 8,008 2,459 2,656 2,764 3,340 11,219 3,429Gas alam 3 1,867 2,013 2,748 3,150 9,778 3,022 3,306 3,201 3,438 12,968 3,870 a.l. Gas alam cair 1,426 1,448 1,989 2,326 7,189 2,169 2,406 2,325 2,532 9,432 2,747Produk tambang lainnya 46 38 54 74 212 84 62 76 99 322 103Produk sektor lainnya 3 2 3 3 11 2 2 3 2 10 5
Barang lainnya 592 379 377 477 1,824 493 780 488 641 2,402 650Emas nonmoneter 358 140 139 217 854 190 430 201 279 1,099 241Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut 215 214 223 247 898 293 328 274 343 1,238 399Barang yang diperbaiki 19 25 15 13 72 10 22 14 19 65 11
1) Dalam free on board (fob) 2) Merupakan komponen ekspor kelompok minyak 3) Merupakan komponen ekspor kelompok gas
* Angka-angka sementara** Angka-angka sangat sementara- Angka tidak tersediaR Revisi
2010*2009R 2011**URAIAN
42
TABEL 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1
Impor 1 -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 -37,297 Barang Konsumsi -1,946 -2,366 -2,973 -2,689 -9,975 -3,528 -3,896 -3,979 -4,426 -15,829 -5,333
Makanan & minuman primer, untuk rumah tangga -239 -221 -242 -202 -904 -231 -270 -302 -304 -1,107 -364Makanan & minuman diolah, untuk rumah tangga -290 -305 -334 -351 -1,279 -591 -551 -466 -688 -2,296 -997Mobil penumpang -30 -51 -90 -134 -305 -169 -157 -177 -157 -659 -201Alat angkutan lainnya bukan untuk industri -70 -83 -189 -70 -412 -99 -124 -148 -167 -538 -154Barang konsumsi tahan lama -131 -195 -246 -197 -769 -284 -263 -273 -242 -1,063 -271Barang konsumsi setengah tahan lama -159 -213 -235 -255 -861 -256 -316 -339 -358 -1,268 -327Barang konsumsi tidak tahan lama -228 -295 -280 -293 -1,096 -292 -340 -366 -401 -1,400 -353Bahan bakar dan pelumas, diolah, produk minyak 2 -774 -974 -1,297 -1,173 -4,218 -1,563 -1,854 -1,883 -2,025 -7,324 -2,607Barang lainnya -27 -29 -60 -14 -130 -45 -21 -25 -83 -174 -58
Bahan baku/barang penolong -12,119 -14,008 -17,191 -18,382 -61,700 -19,609 -22,072 -22,514 -25,628 -89,823 -26,305Makanan dan minuman primer (untuk industri) -569 -767 -669 -631 -2,636 -778 -742 -671 -919 -3,111 -932Makanan dan minuman diolah (untuk industri) -216 -450 -375 -490 -1,532 -393 -530 -505 -798 -2,227 -808Bahan baku untuk industri -475 -692 -750 -921 -2,838 -849 -1,149 -1,110 -1,285 -4,392 -1,404Bahan penolong untuk industri -5,811 -6,766 -7,747 -8,551 -28,876 -9,293 -10,304 -10,555 -11,048 -41,199 -11,781Suku cadang dan asesori untuk barang modal -2,314 -2,507 -2,925 -3,070 -10,816 -3,174 -3,546 -3,997 -3,912 -14,630 -3,710Suku cadang dan asesori untuk peralatan transportasi -1,004 -838 -975 -1,123 -3,940 -1,233 -1,466 -1,587 -1,829 -6,116 -1,636Bahan bakar dan pelumas, primer -774 -890 -1,542 -1,490 -4,696 -1,723 -1,726 -1,434 -2,682 -7,565 -2,118
a.l. minyak mentah 2 -769 -885 -1,537 -1,485 -4,675 -1,718 -1,720 -1,427 -2,677 -7,543 -2,114Bahan bakar dan pelumas, diolah -957 -1,097 -2,209 -2,104 -6,367 -2,165 -2,608 -2,655 -3,153 -10,582 -3,917
a.l. Produk minyak 2 -808 -952 -2,086 -1,938 -5,784 -1,911 -2,364 -2,383 -2,657 -9,315 -3,490a.l. Elpiji 3 -127 -113 -87 -110 -438 -217 -200 -222 -444 -1,082 -375
Barang Modal -3,917 -4,125 -3,956 -4,171 -16,170 -4,776 -4,405 -5,381 -6,225 -20,787 -5,459Barang modal (kecuali alat angkutan) -2,576 -2,644 -2,915 -2,903 -11,039 -3,475 -3,366 -3,977 -4,756 -15,574 -4,130Mobil penumpang -28 -47 -80 -113 -268 -152 -133 -156 -141 -583 -175Alat angkutan lainnya untuk industri -1,313 -1,434 -961 -1,156 -4,863 -1,148 -906 -1,248 -1,328 -4,631 -1,154
Barang lainnya -160 -166 -238 -306 -870 -221 -223 -245 -319 -1,008 -200Emas nonmoneter -4 -5 -6 -8 -23 -14 -18 -24 -27 -83 -14Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut -91 -98 -153 -250 -591 -167 -151 -161 -221 -700 -142Barang yang diperbaiki -66 -63 -79 -48 -256 -40 -54 -60 -70 -224 -45
1) Dalam free on board (fob) 2) Merupakan komponen impor kelompok minyak 3) Merupakan komponen impor kelompok gas
* Angka-angka sementara** Angka-angka sangat sementara- Angka tidak tersediaR Revisi
URAIAN2009R 2010* 2011**
43
TABEL 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN JASA-JASA (Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1
Jasa-jasa -1,672 -2,476 -2,249 -3,344 -9,741 -2,105 -2,274 -2,154 -2,787 -9,320 -2,183- Ekspor 2,926 3,031 3,549 3,649 13,155 3,873 4,015 4,334 4,544 16,766 4,463- Impor -4,598 -5,507 -5,798 -6,993 -22,896 -5,978 -6,289 -6,488 -7,331 -26,086 -6,646A. Transportasi -711 -854 -1,041 -1,477 -4,083 -1,219 -1,546 -1,616 -1,626 -6,007 -1,839
1. Ekspor 556 593 673 617 2,439 566 664 685 751 2,665 7252. Impor -1,267 -1,447 -1,714 -2,094 -6,522 -1,785 -2,210 -2,300 -2,378 -8,673 -2,564
a. Penumpang -207 -302 -334 -293 -1,136 -288 -382 -388 -320 -1,377 -2431) Ekspor 113 99 126 117 456 128 143 189 200 660 2442) Impor -320 -401 -461 -410 -1,592 -416 -525 -577 -519 -2,037 -487
b. Barang -538 -612 -794 -1,263 -3,206 -985 -1,216 -1,291 -1,356 -4,848 -1,6141) Ekspor 352 386 406 354 1,498 332 394 352 401 1,479 3712) Impor -890 -998 -1,200 -1,617 -4,704 -1,318 -1,610 -1,642 -1,757 -6,327 -1,985
c. Lainnya 33 60 87 79 259 54 52 63 49 217 181) Ekspor 91 108 141 146 485 105 126 144 151 526 1102) Impor -57 -48 -54 -67 -226 -52 -75 -81 -102 -309 -92
B. Perjalanan 228 216 235 -397 282 351 61 283 -133 563 2261. Ekspor 1,228 1,368 1,489 1,513 5,598 1,689 1,554 1,809 1,905 6,958 1,9072. Impor -1,000 -1,152 -1,254 -1,910 -5,316 -1,338 -1,493 -1,526 -2,038 -6,395 -1,681
C. Jasa komunikasi 159 156 150 114 578 115 146 168 149 579 1491. Ekspor 247 280 258 245 1,031 247 282 297 299 1,126 2942. Impor -89 -125 -108 -131 -452 -132 -136 -129 -150 -547 -146
D. Jasa konstruksi -3 -169 -15 -25 -213 -81 -7 6 9 -72 211. Ekspor 215 104 140 127 586 103 112 167 138 520 1122. Impor -218 -273 -155 -153 -798 -184 -119 -161 -128 -592 -91
E. Jasa asuransi -238 -488 -293 -279 -1,298 -330 -281 -252 -264 -1,127 -2581. Ekspor 2 3 4 12 21 2 4 5 12 22 22. Impor -240 -491 -297 -291 -1,318 -332 -284 -256 -276 -1,149 -260
F. Jasa keuangan -23 -63 -83 -59 -227 -92 -32 -27 33 -118 111. Ekspor 38 46 42 52 178 48 81 58 145 332 922. Impor -61 -108 -125 -111 -405 -140 -113 -85 -112 -450 -81
G. Jasa komputer dan informasi -79 -202 -111 -124 -516 -120 -111 -131 -108 -471 -861. Ekspor 36 34 30 26 126 23 33 31 27 114 262. Impor -114 -236 -141 -151 -642 -143 -144 -162 -135 -585 -111
H. Royalti dan imbalan lisensi -314 -396 -401 -381 -1,492 -362 -330 -329 -535 -1,557 -3401. Ekspor 16 11 7 5 38 9 12 20 19 60 222. Impor -330 -407 -408 -385 -1,530 -371 -342 -350 -554 -1,616 -362
I. Jasa bisnis lainnya -783 -725 -734 -757 -2,998 -377 -210 -261 -298 -1,147 -901. Ekspor 420 431 769 907 2,527 1,013 1,100 1,113 1,083 4,309 1,0932. Impor -1,203 -1,156 -1,503 -1,663 -5,525 -1,391 -1,310 -1,375 -1,381 -5,456 -1,183
J. Jasa personal, kultural, dan rekreasi -7 -27 -8 -10 -51 -7 -5 -9 -8 -29 -81. Ekspor 16 17 20 22 75 18 26 26 34 104 302. Impor -23 -44 -27 -32 -126 -25 -31 -35 -42 -133 -38
K. Jasa pemerintah yang tidak dicatat di tempat lain 98 76 51 52 277 16 41 14 -6 65 321. Ekspor 152 144 117 124 537 154 148 123 131 555 1612. Impor -54 -68 -66 -73 -260 -138 -107 -108 -137 -490 -129
Memorandum:Jumlah pelawat (ribuan orang)
- Ke dalam negeri 1,464 1,590 1,671 1,726 6,452 1,642 1,800 1,833 1,842 7,118 1,742- Ke luar negeri -1,192 -1,373 -1,495 -1,881 -5,942 -1,413 -1,573 -1,669 -1,799 -6,454 -1,672
* Angka-angka sementara** Angka-angka sangat sementara- Angka tidak tersediaR Revisi
2009R 2010* 2011**URAIAN
44
TABEL 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN PENDAPATAN
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1
Pendapatan -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 -3,993 -4,262 -5,385 -6,652 -20,291 -5,365- Penerimaan 557 387 582 395 1,921 444 443 521 482 1,890 579- Pembayaran -3,299 -4,163 -4,653 -4,946 -17,061 -4,436 -4,705 -5,906 -7,134 -22,181 -5,944A. Kompensasi tenaga kerja -228 -178 -187 -185 -778 -181 -188 -205 -208 -781 -201
1. Penerimaan 42 48 42 43 175 45 51 42 43 181 472. Pembayaran -271 -226 -229 -228 -953 -226 -239 -248 -251 -962 -247
B. Pendapatan investasi -2,514 -3,598 -3,885 -4,366 -14,362 -3,812 -4,074 -5,179 -6,445 -19,510 -5,1651. Penerimaan 515 339 540 352 1,746 399 392 479 439 1,709 5322. Pembayaran -3,029 -3,937 -4,425 -4,718 -16,108 -4,211 -4,466 -5,658 -6,883 -21,218 -5,697
a. Pendapatan investasi langsung -1,726 -2,054 -2,134 -2,721 -8,635 -2,619 -2,344 -2,959 -4,375 -12,297 -3,568 1) Pendapatan ekuitas -1,694 -2,008 -2,099 -2,683 -8,485 -2,591 -2,301 -2,889 -4,273 -12,053 -3,539 a) Penerimaan 41 39 53 64 198 39 30 25 26 120 47 b) Pembayaran -1,736 -2,048 -2,151 -2,748 -8,682 -2,630 -2,331 -2,914 -4,299 -12,174 -3,586 2) Pendapatan utang (bunga) -32 -46 -35 -38 -151 -28 -43 -70 -102 -243 -29 a) Penerimaan 2 5 4 4 15 2 9 3 6 19 2 b) Pembayaran -34 -51 -39 -42 -165 -29 -51 -73 -109 -262 -31b. Pendapatan investasi portofolio -385 -677 -1,408 -790 -3,260 -809 -988 -1,849 -1,169 -4,814 -1,286 1) Pendapatan ekuitas -129 -399 -918 -367 -1,814 -56 -504 -1,004 -668 -2,232 -179 a) Penerimaan 54 89 85 61 288 111 70 98 79 358 79 b) Pembayaran -183 -488 -1,002 -429 -2,102 -167 -574 -1,102 -747 -2,590 -258 2) Pendapatan utang (bunga) -256 -278 -490 -423 -1,447 -753 -484 -845 -500 -2,582 -1,107 a) Penerimaan 363 143 298 156 961 203 236 302 261 1,002 317 b) Pembayaran -619 -421 -788 -579 -2,407 -956 -720 -1,147 -761 -3,584 -1,424c. Pendapatan investasi lainnya -403 -866 -343 -854 -2,466 -384 -743 -371 -901 -2,399 -311 a) Penerimaan 54 64 101 66 285 44 47 51 67 209 87 b) Pembayaran -457 -930 -444 -921 -2,751 -428 -790 -422 -968 -2,608 -397
* Angka-angka sementara** Angka-angka sangat sementara
- Angka tidak tersediaR Revisi
URAIAN2009R 2010* 2011**
45
TABEL 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN TRANSFER BERJALAN
(Juta USD)
TABEL 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LANGSUNG
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Transfer berjalan 1,051 1,135 1,171 1,221 4,578 1,081 1,100 1,153 1,303 4,637 1,070- Penerimaan 1,719 1,790 1,838 1,894 7,241 1,815 1,816 1,883 2,057 7,571 1,829- Pembayaran -668 -655 -667 -673 -2,663 -734 -716 -731 -754 -2,934 -759A. Pemerintah 4 14 20 52 89 3 18 34 231 287 4
1. Penerimaan 4 14 20 52 89 3 18 34 231 287 62. Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2
B. Sektor lainnya 1,048 1,121 1,150 1,169 4,488 1,079 1,082 1,118 1,072 4,350 1,0651. Remitansi Tenaga Kerja 1,150 1,222 1,236 1,262 4,869 1,218 1,217 1,224 1,199 4,857 1,185
a. Penerimaan 1,566 1,662 1,683 1,707 6,618 1,659 1,681 1,706 1,689 6,735 1,668b. Pembayaran -416 -441 -447 -445 -1,748 -441 -463 -483 -491 -1,877 -483
2. Transfer lainnya -102 -100 -86 -93 -381 -139 -136 -105 -127 -507 -119a. Penerimaan 150 114 135 135 534 154 117 143 136 550 155b. Pembayaran -252 -214 -221 -228 -915 -293 -253 -248 -263 -1,057 -274
Memorandum:- Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) 4,406 4,417 4,373 4,385 4,385 4,379 4,358 4,332 4,201 4,201 4,180- Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) 44 46 45 46 46 47 49 50 51 51 51
* Angka-angka sementara
** Angka-angka sangat sementara
- Angka tidak tersedia
R Revisi
URAIAN2009R 2010* 2011**
TOTAL TOTAL
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Investasi Langsung 628 575 647 779 2,628 2,484 2,298 1,617 4,241 10,639 2,956 A. Ke luar negeri -1,276 -872 -340 239 -2,249 -427 -982 -1,191 -64 -2,664 -1,539
1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali -581 -330 -320 -292 -1,524 -143 -207 -333 -358 -1,041 -981 2. Modal lainnya -695 -542 -20 531 -725 -284 -775 -858 295 -1,623 -558
B. Di Indonesia (PMA) 1,904 1,447 987 540 4,877 2,911 3,280 2,808 4,305 13,304 4,495 1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 1,865 1,432 1,186 498 4,982 2,450 2,607 2,641 4,303 12,001 3,748 2. Modal lainnya 39 14 -199 41 -104 461 673 167 2 1,302 746
a. Penerimaan 2,582 2,063 1,725 2,166 8,536 3,332 3,680 3,808 3,548 14,368 3,670b. Pembayaran -2,543 -2,049 -1,924 -2,124 -8,640 -2,871 -3,008 -3,641 -3,546 -13,066 -2,924
* Angka-angka sementara
** Angka-angka sangat sementara
- Angka tidak tersedia
R Revisi
URAIAN 2009R 2010*TOTAL TOTAL
2011**
46
TABEL 9 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI PORTOFOLIO
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Investasi Portofolio 1,950 1,893 2,972 3,521 10,336 6,159 1,089 4,517 1,437 13,202 3,561A. Aset 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -1,597 -353 -2,511 -593
1. Sektor publik 0 0 0 0 0 0 0 -1,477 -544 -2,021 -293 a. Saham 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 b. Surat utang 0 0 0 0 0 0 0 -1,477 -544 -2,021 -2932. Sektor swasta 133 362 -331 -307 -144 -409 -152 -121 192 -490 -299 a. Saham -58 -16 -184 -105 -363 -63 -37 -17 21 -96 -209 b. Surat utang 191 378 -147 -203 219 -346 -115 -104 171 -394 -91
1) Obligasi dan wesel 285 140 -248 -227 -50 -142 -46 -70 1 -257 -462) Lainnya -94 238 101 24 269 -204 -69 -34 170 -137 -45
B. Kewajiban 1,817 1,532 3,303 3,828 10,480 6,569 1,241 6,114 1,789 15,713 4,1541. Sektor publik 2,902 1,696 2,597 2,383 9,578 6,556 997 4,820 1,154 13,526 4,383 a. Saham N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A b. Surat utang 2,902 1,696 2,597 2,383 9,578 6,556 997 4,820 1,154 13,526 4,383
1) Otoritas moneter 700 420 1,616 822 3,558 2,049 -2,252 2,572 -1,089 1,281 2,5772) Pemerintah 2,202 1,276 981 1,561 6,020 4,507 3,249 2,247 2,242 12,245 1,806
a) denominasi valuta asing 2,920 598 370 0 3,888 1,860 0 0 734 2,594 0b) denominasi rupiah -718 678 611 1,561 2,132 2,647 3,249 2,247 1,508 9,651 1,806
2. Sektor swasta -1,085 -164 706 1,445 902 13 244 1,295 636 2,187 -229 a. Saham -446 418 545 270 787 373 420 1,292 46 2,132 -802 b. Surat utang -639 -582 161 1,175 115 -360 -177 3 589 56 573
1) Obligasi dan wesel -101 -307 -100 558 50 -192 -85 16 387 126 -1992) Lainnya -538 -275 261 617 65 -168 -91 -13 202 -70 772
* Angka-angka sementara
** Angka-angka sangat sementara
- Angka tidak tersediaN/A Tidak dapat diterapkan
R Revisi
URAIAN2009R 2010* 2011**
TOTAL TOTAL
47
TABEL 10 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LAINNYA
(Juta USD)
Mei, 2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Investasi Lainnya -763 -4,817 -728 -1,900 -8,208 -3,072 308 1,160 3,846 2,243 -296A. Aset -241 -2,943 -6,083 -2,735 -12,002 -2,764 552 -1,960 2,447 -1,725 -984
1. Sektor publik 66 -3 40 -3 101 2 2 -3 0 1 -22. Sektor swasta -307 -2,941 -6,124 -2,731 -12,103 -2,766 550 -1,956 2,446 -1,726 -983
a. Pinjaman -15 45 38 -257 -188 -163 27 -110 23 -224 2b. Uang dan simpanan -46 -2,178 -4,876 -1,933 -9,033 -1,731 1,063 -1,470 3,242 1,103 -11c. Aset lainnya -247 -808 -1,285 -542 -2,882 -871 -540 -377 -818 -2,606 -973
B. Kewajiban -522 -1,874 5,355 834 3,794 -308 -244 3,120 1,400 3,968 6881. Sektor publik 0 -2,010 3,084 452 1,526 147 -879 1,093 1,395 1,756 95
a. Pinjaman 0 -2,010 364 451 -1,195 149 -879 -385 852 -264 -1981) Otoritas moneter 1 -45 -7 -5 -11 -68 -8 -13 -11 -17 -48 -17
a) Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0b) Pembayaran -45 -7 -5 -11 -68 -8 -13 -11 -17 -48 -17
2) Pemerintah 45 -2,002 369 461 -1,127 156 -867 -374 870 -215 -181a) Penarikan 992 289 1,362 2,887 5,529 1,095 1,008 546 2,725 5,375 672 (1) Program 315 11 559 2,077 2,962 596 607 130 1,840 3,174 216 (2) Proyek 676 278 803 810 2,567 499 401 416 885 2,200 456 (3) Lainnya 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0b) Pembayaran -946 -2,291 -993 -2,426 -6,656 -939 -1,875 -920 -1,856 -5,590 -853
b. Kewajiban lainnya 0 -1 2,720 1 2,721 -1 0 1,478 543 2,020 2932. Sektor swasta -522 137 2,271 382 2,268 -455 636 2,027 5 2,212 593
a. Utang dagang -81 -18 44 23 -32 51 81 -17 97 211 180b. Pinjaman 559 -288 2,150 646 3,068 -276 321 992 -672 366 1,457
1) Penarikan 2,419 1,919 4,929 4,209 13,477 2,735 3,351 3,559 3,785 13,430 4,1512) Pembayaran -1,860 -2,207 -2,779 -3,563 -10,409 -3,010 -3,029 -2,567 -4,457 -13,064 -2,694
c. Uang dan simpanan -1,000 443 77 -287 -767 -230 234 1,052 580 1,635 -1,044d. Kewajiban lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1) Tidak termasuk penggunaan kredit dan pinjaman IMF
2) Termasuk bantuan pangan, fasilitas kredit ekspor, penjadwalan kembali, dll
* Angka-angka sementara
** Angka-angka sangat sementara
- Angka tidak tersedia
R Revisi
URAIAN2009R 2010* 2011**
TOTAL TOTAL